Anda di halaman 1dari 25

CL Tanatologi

Kelompok 5
Diana Lilian F
Heryanto Butar-butar
Intan Yulia Prasiska
Mutiara Muslimah
Nada Edwina
Nurliza Aini
Sindy Mutiara Irawati
Yohana Novelia
TANATOLOGI
Bagian dari ilmu kedokteran forensik yang mempelajari kematian dan
perubahan yang terjadi setelah kematian serta faktor yang
mempengaruhi perubahan tersebut
DEFINISI MATI
1. Mati Somatis (Mati Klinis)
Terhentinya 3 sistem penunjang kehidupan yaitu Sistem Saraf Pusat, Sistem
Kardiovaskular, dan sistem pernafasan yang menetap/ irreversibel
2. Mati Suri ( Suspended Animation/ Apparent Death)
Mirip kematian somatis tetapi bersifat sementara dengan alat kedokteran yang canggih
masih dapat dibuktikan ketiga sistem vital tersebut masih berfungsi
3. Mati Seluler ( Mati Molekuler)
Kematian organ atau jaringan tubuh yang timbul beberapa saat setelah kematian
somatis.
4. Mati Serebral
Kerusakan kedua hemisfer otak yang bersifat irreversibel kecuali batang otak dan
serebelum sedangkan sistem pernafasan dan kardiovaskular masih berfungsi dengan
bantuan alat
5. Mati Otak (Mati Batang Otak)
Kerusakan seluruh isi neuronal intrakranial yang irreversibel termasuk batang otak dan
serebelum
Tanda kematian tidak pasti
• Pernafasan berhenti, dinilai selama lebih dari 10 menit (inspeksi,
palpasi, auskultasi).
• Terhentinya sirkulasi, dinilai selama 15 menit, nadi karotis tidak
teraba.
• Kulit pucat, tetapi bukan merupakan tanda yang dapat dipercaya,
karena mungkin terjadi spasme agonal sehingga wajah tampak
kebiruan.
• Tonus otot menghilang dan relaksasi.
• Pembuluh darah retina mengalami segmentasi beberapa menit
setelah kematian.
• Pengeringan kornea menimbulkan kekeruhan dalam waktu 10
menit yang masih dapat dihilangkan dengan meneteskan air.
Tanda Kematian Pasti
Lebam mayat (livor mortis)
• Biasanya mulai tampak 20-30 menit setelah mati
• Makin lama intensitasnya bertambah dan menjadi lengkap
dan menetap setelah 8-12 jam
• Menetapnya lebam mayat karena bertimbunnya sel-sel darah
yang cukup banyak dan adanya kekauan otot-otot dinding
pembuluh darah sehingga sukar berpindah lagi
Lebam mayat sebagai perkiraan sebab
kematian
• Cherry-pink pada keracunan karbon monoksida
• Slaty pada keracunan anilin, nitrit, nitrat, sulfonal
• Bright red pada keracunan sianida
Rigor Mortis
• Kekakuan otot setelah
kematian.
• 3 fase otot otot tubuh
setelah kematian
• Flacciditas primer
• Rigor mortis
• Flacciditas sekunder
Mekanisme Rigor Mortis
• Molekul ATP berhenti bekerja
karena kurangnya oksigen yang
dihasilkan dari reaksi kimia.
• Sel-sel yang memompa kalsium
kehilangan energi mereka, dan
konsentrasi kalsium otot-otot
meningkat.
• Peningkatan konsentrasi kalsium
pada otot menyebabkan mereka
tetap dalam keadaan kontraksi.
Juga, karena tidak ada ATP yang
tersedia, myosin dan aktin tidak
dapat bergeser satu sama lain
• Rigor mortis akan terlihat sekitar 1-2 jam setelah kematian
• Rigor mortis timbul pada seluruh tubuh sekitar 9-12 jam setelah
kematian
• Bertahan selama sekitar 12 jam dan kemudian hilang secara bertahap
• Muncul pertama kali di otot-otot kelopak mata pada 1-2 jam setelah
kematian , berlanjut ke otot wajah, leher, rahang bawah, otot dada,
tungkai atas, perut dan tungkai bawah.
Faktor yang mempengaruhi onset dan durasi
Rigor Mortis
• Temperature
• kekakuan timbul lebih lambat dan durasinya lebih lama pada cuaca dingin,
dan timbul lebih cepat dan durasinya pendek pada cuaca panas.
• Cara kematian
• Kondisi otot sebelum kematian
• Onset lambat dan durasi lama pada otot sehat dan kuat serta otot istirahat
sebelum mati.
• Onset cepat jika otot kelelahan atau letih sebelum kematian
• Usia
• Rigor mortis tidak timbul pada janin kurang dari 7 bulan, tapi dapat
ditemukan pada bayi yang lahir mati.
Kekakuan pada mayat yang menyerupai Rigor
Mortis
• Heat stiffening
• Semua protein otot dalam tubuh terkoagulasi pada suhu diatas 149C
• Cold stiffening
• Pemadatan lemak dan otot subkutan setiap pengurangan suhu mayat
dibawah 3,5C
• Cadaveric spasm
Penurunan Suhu Tubuh ( Algor Mortis )
Dipengaruhi oleh :
Suhu keliling, aliran dan kelembapan udara
Bentuk tubuh
Posisi tubuh
Pakaian
Menurut Marshall dan Hoare (1962)
Penurunan suhu 0,55 derajat Celcius 3 jam pertama. 1,1 derajat Celcius
6 jam berikutnya. Kira-kira 0,8 derajat tiap jam pada periode
selanjutnya.
Pembusukan ( Decomposition )
• Proses degradasi jaringan yang terjadi akibat autolisis dan kerja
bakteri
• Pembusukan gas-gas alkana, H2S dan HCN serta asam amino
dan asam lemak
• Baru tampak kira-kira 24 jam pasca mati
Tanda-tanda Pembusukan pada Mayat
• Sulfmethemoglobin kehijauan pada kanan bawah
• Pelebaran pembuluh darah vena superfisial
• Kulit terkelupas atau membentuk gelembung berisi cairan kemerahan berbau
busuk
• Pugilistic attitude
• Keluar darah dari hidung dan mulut
• Skrotum dan payudara membengkak
• Rambut mudah dicabut dan kuku mudah terlepas
• Wajah menggembung
• Kelopak mata dan lidah membengkak
• Bibir menebal
Adiposera (lilin mayat)
• Terbentuknya bahan yang berwarna keputihan, lunak atau berminyak,
berbau tengik yang terjadi didalam jaringan lunak tubuh pasca mati.
• Dapat terlihat di pipi, payudara atau bokong dan ekstremitas
• Faktor-faktor yang mempermudah terbentuk kelembapan, lemak
tubuh, suhu hangat
• Faktor yang menghambat air yang mengalir yang membuang
elektrolit, udara dingin.
• Pembusukan akan terhambat oleh adanya adiposera karna derajat
keasaman dan dehidrasi jaringan bertambah
Proses penguapan cairan atau
dehidrasi jaringan yang cukup
Mummifikasi cepat sehingga terjadi
pengeringan jaringan yang
selanjutnya dapat
menghentikan pembusukan.
• Jaringan keras dan kering, berwarna gelap, berkeriput dan tidak
membusuk.
• Terjadi bila suhu hangat, kelembapan rendah, aliran udara yang
baik,tubuh yang dehidrasi dan waktu yang lama (12-14 week)
PERKIRAAN SAAT KEMATIAN
1. Perubahan pada mata
2. Perubahan dalam Lambung
Kecepatan pengosongan lambung  tidak memberikan petunjuk
pasti waktu antara makan terakhir dan saat mati
3. Perubahan Rambut
4. Pertumbuhan Kuku
5. Perubahan dalam cairan serebrospinal
• Kadar nitrogen asam amino <14mg% : kemarian belum lewat 10 jam
• Kadar nitrohen non-protein <80 mg% : kematian belum 24 jam
• Kadar kreatin <5mg% dan 10mg% : kematian belum mencapai 10 jam dan 30
jam
6. Dalam cairan vitreus terjadi peningkatan kadar kalium.
7. Kadar semua komponen darah berubahsetelah kematian.
8. Reaksi supravital

Anda mungkin juga menyukai