Anda di halaman 1dari 21

AKLIMATISASI

NPWSV
15.085
FK UPNVJ
BERDASARKAN SUHU TUBUH, MAHLUK
HIDUP TINGKAT TINGGI SPT MANUSIA
DIBAGI MJD:

 Makhluk hidup yg memiliki suhu tubuh relatif konstan (homeotherms)


 Makhluk hidup yg suhu tubuhnya beradaptasi dg perubahan lingkungan
(poikilotherms)
MEKANISME PENGATURAN
SUHU TUBUH
 Pusat pengaturan suhu (thermoregulatory center)
 Reseptor suhu (thermoreseptor)
 Efektor suhu
SISTEM PENGATURAN SUHU U/
MENURUNKAN PANAS TUBUH KETIKA
SUHUNYA TERLALU TINGGI :

 Vasodilatasi
 Berkeringat
 Penurunan pembentukan panas
DEFINISI
 Kata aklimatisasi merujuk ke adaptasi bertahap yang dilakukan tubuh
untuk mempertahankan homeostasis jangka-panjang sebagai respons
terhadap perubahan fisik berkepanjangan di lingkungan sekitar, misalnya
perubahan suhu.

 Pengertian umum dari aklimatisai merupakan suatu upaya penyesuaian


fisiologis atau adaptasi dari suatu organisme terhadap suatu lingkungan
baru yang akan dimasukinya.
 Hal ini didasarkan pada kemampuan organisme untuk dapat mengatur
morfologi, perilaku, dan jalur metabolisme biokimia di dalam tubuhnya
untuk menyesuaikannya dengan lingkungan.
PRINSIP-PRINSIP UTAMA YANG TERJADI PADA
AKLIMATISASI IALAH :

(1) peningkatan ventilasi paru yang cukup besar,


(2) peningkatan jumlah sel darah merah,
(3) peningkatan kapasitas difusi paru,
(4) peningkatan vaskularisasi jaringan perifer, dan
(5) peningkatan kemampuan sel dalam menggunakan oksigen sekalipun
nilai Po2, rendah.
AKLIMATISASI
TUBUH
TERHADAP
PANAS
 Pada saat olahraga tubuh melakukan aklimatisasi panas.
 Proses aklimatisasi panas juga dapat diartikan sebagai
pembuangan panas tubuh.
 Mekanisme pembuangan panas tubuh ketika olahraga ada
beberapa cara yaitu:
 pembuangan panas secara radiasi (pancaran), konduksi, konveksi, dan
evaporasi (penguapan).
 Kemampuan seseorang u/ beradaptasi dan melakukan latihan pd suhu
lingkungan yg panas (heat acclimatisation/ HA), tergantung pd seberapa
besar perubahan suhu yg diakibatkan o/ perubahan lingkungan dan respon
biologis seseorang, proses aklimatisasi mungkin akan tjd selama bbrp hari
sampai bbrp bulan, berbeda pd satu individu dan individu lainya.
Di antara perubahan fisiologis yang paling penting terjadi selama proses
penyesuaian ini adalah
 peningkatan kecepatan maksimum pengeluaran keringat hingga kira-kira
dua kali lipatnya,
 peningkatan volume plasma, dan

 menurunnya pengeluaran garam dalam keringat dan urine sampai hampir


tidak ada  dua efek yang terakhir dihasilkan dari peningkatan sekresi
aldosteron oleh kelenjar adrenal.
LATIHAN PD CUACA PANAS
 pelari marathon yang terkadang harus berlari pada iklim gurun yang
sangat panas, lebih dari 37°C.
 Ketika suhu lingkungan panas, tubuh kita akan meningkatkan pengeluaran
panas dengan mengeluarkan keringat, meningkatkan aliran darah ke kulit,
dan dengan melepaskan atau meminimalkan pakaian yang digunakan.
 Suhu tubuh dapat meningkat, ketika suhu dari lingkungan lebih tinggi
dibanding suhu dari kulit. Selai itu juga, peningkatan kelembaban adalah
suatu penghalang terjadinya pelepasan panas tubuh melalui mekanisme
evaporasi.
 hal tersebut dilakukan dengan menurunkan gradien tekanan uap antara
kelembaban udara dan kelernbaban pada kulit kita (melalui keringat).
ATLET MARATON
 Ketika seseorang berolahraga dalam cuaca panas tanpa beradaptasi secara
bertahap ke lingkungan panas, tubuh dapat menghadapi dilema yang
berbahaya.
 Selama olahraga, banyak darah yang harus dialirkan ke otot untuk
memasok O2 dan nutrien serta mengeluarkan zat sisa yang menumpuk
akibat tingkat aktivitas yang tinggi. Otot yang berolahraga juga
menghasilkan panas.
 Peningkatan panas yang terjadi pada tubuh saat berolahraga akan
menyebabkan rangsangan pada hipotalamus, sebagai respon akhir akan
terjadi vasodilatasi pembuluh darah kulit dan peningkatan produksi
keringat.
 Untuk mempertahankan suhu tubuh dalam menghadapi panas
tambahan ini,
 aliran darah ke kulit ditingkatkan sehingga panas dari darah yang
hangat dapat dikeluarkan melalui kulit ke lingkungan sekitar,
 Jika suhu lingkungan lebih panas daripada suhu tubuh, panas tidak
dapat dikeluarkan dari darah ke lingkungan sekitar meskipun terjadi
vasodilatasi kulit yang maksimal.
 Tubuh malah menerima panas dari lingkungan yang lebih hangat dan hal
ini menambah dilema. Karena aliran darah meningkat ke otot dan kulit saat
seseorang berolahraga pada cuaca panas, darah yang dikembalikan ke
jantung berkurang dan jantung memompa lebih sedikit darah per denyut
sesuai dengan mekanisme Frank-Starling (preload=afterload).
 Karena itu, jantung harus berdenyut lebih cepat dibandingkan jika di
lingkungan dingin untuk mengalirkan darah dalam jumlah yang sama per
menit. Peningkatan kecepatan pemompaan jantung juga menambah
produksi panas.
 Laju berkeringat juga meningkat sehingga dapat terjadi pendinginan
evaporatif untuk membantu mempertahankan suhu tubuh selama periode
penambahan panas berlebihan. Pada orang yang belum teraklimatisasi,
kecepatan keringat maksimal adalah sekitar 1,5 liter per jam.
 Selama berkeringat, garam penahan air serta air keluar. Berkurangnya
volume plasma karena berkeringat semakin mengurangi jumlah darah
yang tersediabagi otot dan untuk pendinginan melalui vasodilatasi kulit.
 Jika olahraga berlanjut, panas tubuh akan terus meningkat, dan dapat
terjadi heat exhaustion (nadi cepat dan lemah; hipotensi, keringat
berlebihan; dan disorientasi) atau heat stroke (kegagalan pusat kontrol
suhu di hipotalamus; kulit panas kering; kebingungan ekstrim atau pingsan;
dan mungkin kematian)
 Faktor memperburuk : Kafein dapat memberikan letupan energi, tetapi
kafein juga bekerja sebagai diuretik dan dapat menyebabkan dehidrasi
sehingga performa menurun, suatu efek yang berkebalikan dengan apa
yang mungkin dipikirkan oleh individu ketika mereka meminumnya.
 Sebaliknya, jika seseorang berolahraga pada cuaca panas selama dua minggu
dengan intensitas aman dan lebih sedikit, tubuh melakukan adaptasi-adaptasi
berikut sehingga setelah aklimatisasi dapat melakukan olahraga cuaca individu
dengan instensitas sama saat dingin:
(1) Volume plasma meningkat hingga 12%. Ekspansi volume plasma
menghasilkan cukup darah untuk dialirkan baik ke otot yang berolahraga
maupun ke kulit untuk pendinginan.
(2) Orang tersebut mulai berkeringat pada suhu yang lebih rendah sehingga
tubuh tidak terlalu panas sebelum proses pendinginan dimulai.
(3) Kecepatan pengeluaran keringat meningkat hingga tiga kali lipat, mencapai
4 liter per jam, dengan distribusi yang lebih merata di seluruh tubuh.
Peningkatan pendinginan evaporatif ini mengurangi kebutuhan pendinginan
oleh vasodilatasi kulit.
(4) Keringat menjadi lebih encer sehingga garam yang keluar melalui keringat
lebih sedikit. Garam yang tertahan di tubuh menimbulkan efek osmotik untuk
menahan air di tubuh dan membantu mempertahankan volume plasma darah.
 Adaptasi-adaptasi ini memerlukan waktu 14 hari dan terjadi hanya jika individu
berolahraga dalam cuaca panas.
 Dengan bersabar hingga perubahan-perubahan ini terjadi, seseorang dapat
berolahraga dengan aman sepanjang musim panas.
FAKTOR2 YG
MEMPENGARUHI
KEMAMPUAN AKLIMATISASI
TUBUH THDP PANAS
 Usia
 Atlet yg lbh tua tdk dpt scr efektif mampu melakukan pemulihan dr dehidrasi,
dihubungkan dg suatu kontrol/mekanisme haus, membuat mereka cenderung lebih
rentan terkena status hypohydrasi kronis, shg menyebabkan kekurangan volume
plasma dr kondisi optimal yg akan mempengaruhi kemampuan thermoregulatory.
 Jenis kelamin, wanita=laki2 hampir sama.

 Lemak Tubuh
 Kelebihan lemak tubuh adalah suatu kewajiban ketika melakukan aktivitas di suatu
lingkungan panas, sebab panas yang dihasilkan oleh lemak lebih besar dibanding
otot. Lagipula insulator lemak memperlambat hantaran panas melalui konduksi ke
permukaan tubuh. Akhirnya orang yang gemuk mempunyai rasio area permukaan
yang lebih kecil untuk penguapan keringat dibandingkan dengan seseorang yang
lebih kecil atau kurus.
 Dianjurkan untuk mengkonsumsi 400 sampai 600ml air, 20 menit sebelum
latihan. Keringat adalah hypotonic kepada cairan tubuh, tujuan menggantikan
air adalah jauh lebih utama untuk menggantikan mineral-mineral tubuh yang
ikut keluar.
 Aklimatisasi terhadap panas oleh tubuh biasanya terjadi dalam kurun waktu 7-
14 hari, karena efek fisiologi utamanya terjadi juga pada rentang waktu
tersebut.
 Untuk memulai latihan pada tempat baru yang lebih panas, sebaiknya
intensitas dan volume latihan dikurangi terlebih dahulu dari porsi normal,
kemudian ditingkatkan sedikit demi sedikit.
 Intensitas dan durasi pemanasan juga harus dikurangi untuk menjaga suhu
inti tubuh dari peningkatan berlebih sebelum latihan penuh.

Anda mungkin juga menyukai