Anda di halaman 1dari 47

Pembimbing: dr. Reinhard JD Hutahaean, SH. Sp.

F oleh: Eka Widia Pusfitasyari Ika Artini Iki Irwanto

06310049 06310080 05310065

Berasal dari kata thanatos (yang berhubungan dengan kematian) dan logos (ilmu)

Thanatology

Ilmu pengetahuan yang mempelajari perubahan-perubahan tubuh pada seseorang yang telah meninggal

Tanatologi adalah bagian dari ilmu kedokteran forensik yang mempelajari kematian dan perubahan yang terjadi setelah kematian serta faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut.

Menentukan seseorang telah meninggal atau belum

Menentukan kapan seseorang telah meninggal

Membedakan perubahan post mortal dengan kelainan-kelainan yang terjadi saat korban masih hidup

fungsi sistim pernafasan dan peredaran darah

Berhenti Secara lengkap dan permanen

MATI

Somatic death (clinical death)

Molecular death (cellular death)

Terjadi

akibat terhentinya fungsi ketiga sistim penunjang kehidupan, yaitu: susunan saraf pusat, sistim kardiovaskuler dan sistim pernafasan.
kematian yang diperiksa:

Tanda

Hilangnya pergerakan dan sensibilitas Berhentinya pernafasan Berhentinya denyut jantung dan peredaran darah

Pemeriksaan EEG
sensibilitas

pernafasan

Auscultatoir larynx Winslow test Mirror test

kardiovaskuler

Auscultatoir precardial Magnus test Insisi arteri radialis

Terhentinya

ketiga sistim kehidupan diatas yang di tentukan dengan alat kedokteran sederhana. Dengan peralatan kedokteran canggih masih dapat dibuktikan bahwa ketiga sistim tersebut masih berfungsi. Biasanya ditemukan pada:

Kasus keracunan obat tidur Tersengat aliran listrik Tenggelam Kedinginan dsb

Adalah

suatu kematian organ atau jaringan tubuh yang timbul beberapa saat setelah mati somatis.

adalah

suatu kematian akibat kerusakan kedua hemisfer otak yang irreversibel kecuali batang otak dan cerebellum, sedangkan kedua sistem lainnya yaitu sistem pernafasan dan kardiovaskuler masih berfungsi dengan bantuan alat

adalah

bila terjadi kerusakan seluruh isi neuronal intrakranial yang irreversible, termasuk batang otak dan serebelum. Dengan diketahuinya mati otak (mati batang otak) maka dapat dikatakan seseorang secara keseluruhan tidak dapat dinyatakan hidup lagi, sehingga alat bantu dapat dihentikan.

Tanda

kematian dini

Pernafasan berhenti, penilaian >10menit (inspeksi, palpasi, auskultasi) Terhenti sirkulasi, penilaian 15menit, nadi karotis tidak teraba Kulit pucat Tonus otot menghilang dan relaksasi Pembuluh darah retina bersegmentasi beberapa menit pasca kematian Pengeringan kornea menimbulkan kekeruhan dalam waktu 10menit (hilang dengan penyiraman air)

Tanda

kematian lanjut (tanda pasti kematian)


Lebam mayat (livor mortis) Kaku mayat (rigor mortis) Penurunan suhu tubuh (algor mortis) Pembusukan (dekomposi) Adiposera (lilin mayat) Mumifikasi

Merupakan

bercak merah-ungu (livide) pada bagian bawah tubuh karena penumpukan eritrosit pada lokasi terendah akibat pengaruh gravitasi. Mulai tampak 20-30 menit pasca kematian dan menetap setelah 8-12 jam. Warna lebam mayat umumnya adalah merahungu, namun pada beberapa kasus seperti keracunan carbon monoksida lebam mayat akan berwarna merah bata atau cherry red, sedangkan pada keracunan sianida lebam mayat akan berwarna merah terang.

Lebam mayat
Lokasi Penekanan Pembengkakan Pengirisan Tanda intravital Bagian tubuh terendah Lazim hilang Ada Darah intravaskuler Tidak ada

Luka memar
Sembarang tempat Tidak hilang Tidak ada Darah extravasculer ada

Adalah

kekakuan yang terjadi pada otot yang kadang disertai dengan sedikit pemendekan serabut otot, yang terjadi setelah periode pelemasan/relaksasi primer. Kaku mayat mulai tampak 2jam setelah mati klinis, arahnya sentripetal, menjadi lengkap dalam 12jam, dipertahankan dalam 12jam, kemudian menghilang sesuai urutan terbentuknya.

Faktor yang mempercepat terjadinya kaku mayat:


Aktifitas fisik pra-kematian Suhu tubuh yang tinggi Tubuh kurus Suhu lingkungan yang tinggi

Kaku mayat berbeda dengan cadaveric spasme (kekakuan yang terjadi saat kematian dan menetap), heat stiffening (kekakuan otot akibat koagulasi protein otot oleh panas) atau cold stiffening (kekakuan sendi akibat paparan dingin).

Terjadi

karena proses pemindahan panas dari tubuh yang panas ke lingkungan yang lebih dingin dengan cara radiasi, konduksi, evavorasi dan konveksi. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan penurunan suhu mayaat:

Faktor lingkungan Suhu tubuh sebelum kematian Keadaan fisik tubuh serta menutupinya

pakaian

yang

Rumus

perkiraan saat kematian berdasarkan penurunan suhu mayat pada suhu lingkungan sebesar 70oF (21oC) adalah sbb:
Saat kematian = (98,6oF suhu rektal) : 1,5

Hilangnya

elastisitas kulit Lebam mayat yang berwarna merah kebiruan Kelainan yang dikenal sebagai cutis anserina bebagai akibat kontraksi Mm.Erector pillae.

Refleks

kornea dan refleks cahaya menghilang, kornea menjadi keruh beberapa saat setelah kematian, jika mata tetap dalam keadaan terbuka maka kekeruhan seluruh kornea akan tampak dalam waktu 10-20 jam pasca kematian. Tetap terbukannya mata juga menyebabkan perubahan pada sklera, dimana tampak sebagai daerah segi tiga yang berwarna coklat dengan alas tepi kornea dan puncaknya menghadap kesudut mata sebelah dalam (taches noires sclerotiques)

taches noires sclerotiques

Merupakan

proses degradasi jaringan akibat autolisis dan kerja bakteri. Pembusukan lazimnya dimulai 18- 24 jam pasca kematian. Tanda-tanda pembusukan al:

Warna kehijauan pada dinding perut daerah caecum kemudian menyebar ke bagian perut lainnya lalu dada dan sekitarnya. Wajah dan bibir bengkak Vulva dan scrotum membengkak Abdomen membengkak, sebagai akibat dari gas pembusukan dalam usus, mengakibatkan keluarnya feces dari anus dan isi lambung dari mulut dan lubang hidung.

Tanda-tanda

pembusukan... (lanjutan)

Vena superfisialis akan berwarna kehijauan (MARBLING) Pembentukan gas di bawah lapisan epidermis dan membentuk BULLAE Akibat tekanan gas pembusukan maka gas dalam paru akan terdesak dan menyebabkan darah keluar dari hidung dan mulut Bola mata menonjol keluar akbat gas pembusukan dalam orbita Kuku dan rambut mudah terlepas, serta dinding perut dapat pecah

cepat
lambat paling lambat

Lambung dan usus Uterus post partum

Jantung Paru Ginjal

Prostat Uterus yang tdk hamil

Sterilitas
Suhu

sekitar Kelembaban Medium udara : Air : Tanah = 1:2:8 Faktor dari dalam

Adalah

perubahan post mortem berupa terbentuknya bahan berwarna keputihan, lunak atau berminyak, berbau tengik dalam jaringan lunak tubuh pascamati. Pertama kali terbentuk pada lemak bagian superfisial.

Adalah

proses penguapan cairan atau dehidrasi jaringan yang cukup cepat sehingga terjadi pengeringan jaringan yg selanjutnya dapat menghentikan pembusukan. Jaringan berubah menjadi keras-kering, keriput, gelap dan tidak membusuk. Terjadi pada suhu yang hangat, kelembaban rendah, aliran udara yang baik, tubuh yang dehidrasi dan waktu yang lama (12-14 minggu)

Tanda

yang dipakai untuk memperkirakan saat kematian:


Penurunan suhu mayat, lebam mayat, kaku mayat, dekomposisi dan hal-hal lain yang ditemukan baik saat pemeriksaan TKP maupun saat otopsi.

Larva lalat

Siklus

Telur 8-14jam Larva 9-12hari Kepompong >12hari Lalat dewasa

Syarat pemeriksaan

Tidak boleh ada lalat dewasa/kepompong Di cari larva lalat paling besar

Proses pencernaan makanan dalam lambung


Jika lambung berisi makanan kasar, artinya korban meninggal 2-4jam seTelah makan terakhir Jika lambung kosong, sedangkan usus halus berisi makanan yang telah tercerna artinya korban meninggal >2-4jam setelah makan terakhir Harus diketahui kapan terakhir korban mencukur rambut/jenggot. Pertumbuhan rambut adalah 0,5mm/hari dan setelah korban meninggal rambut tidak tumbuh lagi. Dan rambut terlepas setelah 14hari. Kuku akan terlepas setelah 21 hari

Rambut dan jenggot

Keadaan kuku

Eutanasia

(Bahasa Yunani: eu yang artinya baik, dan thanatos yang berarti kematian). Adalah salah satu bentuk dari pembunuhan, dimana seseorang dimatikan dengan maksud untuk mengakhiri penderitaan orang tadi.

pasif aktif

adalah menghentikan atau mencabut segala tindakan atau pengobatan yang sedang berlangsung utk mempertahankan hidupnya.

adalah perbuatan yang dilakukan dengan sengaja secara medis melalui intervensi aktif oleh seorang petugas kesehatan atau dokter dengan tujuan untuk mengakhiri hidup manusia (pasien)

voluntir
euthanasia yang dilakukan oleh petugas medis berdasarkan permintaan dari pasien sendiri.

involuntir
euthanasia yang dilakukan oleh petugas medis kepada pasien yang sudah tidak sadar. Biasanya permintaan dilakukan oleh keluarga pasien, dengan berbagai alasan, antara lain: biaya perawatan, kasihan kepada penderitaan (pasien) dsb

Pasal 338 berbunyi sebagai berikut : Barang siapa sengaja merampas nyawa orang lain, diancam, karena pembunuhan, dengan pidana penjara paling lama 15 tahun. (Pasal ini penghalang bagi dokter untuk melakukan euthanasia aktif).
Pasal 344 berbunyi : Barang siapa merampas nyawa orang lain atas permintaan orang itu sendiri yang jelas dinyatakan dengan kesungguhan hati, diancam dengan pidana penjara paling lama 12 tahun. (Pasal ini menghalangi dokter untuk melakukan voluntary euthanasia )

Dalam

KUHP Bab XV, tentang meninggalkan orang yang perlu ditolong. Dalam hal ini pasal 304 dan pasal 306 ayat 2, akan menghadapkan dokter pada kedudukan yang sulit, oleh karena pasal tersebut dapat berkaitan dengan euthanasia pasif. Jelas bagi kalangan kedokteran bila melihat kepada pasal-pasal yang terdapat dalam KUHP, maka pelaksanaan euthanasia apapun jenisnya tidak mungkin dilaksanakan

Medical ethics must be pro-life, not pro-death.

doctor is life savers, not life judgers

Anda mungkin juga menyukai