Anda di halaman 1dari 30

Infeksi Sistem

Saraf Pusat - 2
Prof. Dr. dr. Kiking Ritarwan,MKT, Sp.S(K)
Dept. Neurologi FK USU/RSUP HAM
Guillain Barre Syndrome
Tn. M, 23 Tahun
Keluhan Utama : Kelemahan keempat anggota gerak

Telaah :
Satu minggu sebelum masuk RS pasien demam, diare, batuk berdahak, pilek dan
radang tenggorokan kemudian pasien minum obat Ciprofloxacin, Intunal F,
Neurodex.
Dua hari sebelum masuk RS keluhan demam membaik, masih batuk berdahak,
kedua telapak kaki kesemutan. Pasien masih bisa mengendarai sepeda motor dan
bekerja seperti biasa. Satu hari sebelum masuk RS, pasien mengeluh kesemutan
semakin meluas hingga tungkai atas disertai rasa kebas dan kesemutan di ujung-
ujung jari kedua tangan. Hari masuk RS, pasien merasa keluhan baal dan
kesemutan meluas hingga perut, juga kelemahan kedua kaki (sulit mengangkat
kaki), masih dapat berjalan tanpa bantuan. Kedua tangan mulai melemah tetapi
masih dapat memegang benda Pasien merasakan kelemahan kedua kaki
memberat, tidak dapat berjalan, kedua tangan dirasa lemas; rasa baal(+). Karena
tidak ada perbaikan, pasien berobat ke RSUD kemudian dirujuk ke RSUP HAM

RPD : Riwayat febris (+), riwayat trauma (-)


Pada pemeriksaan fisik dijumpai kesadaran pasien compos
mentis dengan vital sign, TD : 100/70, HR : 90x/I, RR :20x/I T :
36,9

Tidak dijumpai tanda rangsang meningeal dan kaku kuduk.


Pada pemeriksaan nervus kranialis dalam batas normal, pada
pemeriksaaan refleks fisiologis menurun dengan biseps dan
triseps +1/+1 dan KPR/ APR +1/+1, pada pemeriksaan refleks
patologis tidak dijumpai babinski, terdapat sensori terganggu
yaitu berupa hiperstesi glove stocking. Pada pemeriksaan
otonom tidak dijumpai retensi urin.
Laboratorium,
15 Januari 2019

Pemeriksaan Hasil Nilai normal Pemeriksaan Hasil Nilai normal

Hb 12,5g/dl 13-16 Ureum 13,3mg/dl 16,6-48,6

Ht 38% 40-48 Creatinine 0,59mg/dl 0,67-1,17

Leukosit 21.000/ul 5.000-10.000 Kalium 4,2mmol/l 3,5-6,0


Trombosit 501.000/ul 150.000-400.000 Chlorida 106mmol/l 98-106

Natrium 133mmol/l 136-146 GDS 122mg/dl 60-180 mg/ dl


Laboratorium
15 Januari 2019
Pemeriksaan Hasil Nilai normal Pemeriksaan Hasil Nilai normal

Tanggal 16 / 01/2019 Tanggal 16/ 01/ 2019

AGD
pH 7,45 7,35-7,45
pCO2 33 mmHg 35-45 SGOT 25 u/l ≤ 41

pO2 172 mmHg 93-108 SGPT 29 u/l ≤ 33

HCO3 23 mmol/l 21-29

Total CO2 24 mmol/l 23-27

Saturasi O2 99,1 % 95-98

Kelebihan basa 0,1 mEq/l -2 - 3


Pemeriksaan KHS dan EMG
17/ 01/ 2019
Pemeriksaan elektroneurofisiologi KHS 3 ekstremitas
dan Needle EMG saat ini sesuai dengan gambaran
poliradikulopati sensorik motorik tipe demyelinisasasi
dengan degenerasi aksonal sekunder

(Acute Inflamatory Demyelinating

Poliradiculopaty)
Rontgen Thorax
28 Januari 2019
• Dibandingkan foto tanggal
24/01/ 2019 : tampak
pleuropneumonia bilateral
• Terpasang ETT dengan ujung
distal jarak korpus dari carina
• Terpasang CVC dengan ujung
distal pada proyeksi VCS
DIAGNOSIS
• Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang, ditegakkan:
• Diagnosis klinis : Tetraparesis LMN, disatria , disfagia, ARDS
(acute respiratorik distress syndrome) ec sindrom Guillain Barre
• Diagnosis topis : Akson saraf motorik dan
sensorik, gangguan ventilasi
• Diagnosis etiologis : Idiopatik-autoimun
• Diagnosis patologis : demieliniasasi
• Prognosis pada pasien ini untuk ad vitam adalah dubia ad malam,
untuk ad functionam dubia ad malam, dan untuk ad sanationam
adalah dubia ad malam.
Pertanyaan
1. Sebutkan diagnosa yang tepat pada kasus diatas?

2. Sebutkan kriteria diagnosis GBS?

3. Jelaskan klasifikasi GBS?

4. Sebutkan tatalaksana pasien dengan GBS?


Toksoplasmosis
Seorang Laki-laki (OA), 26 tahun, suku Batak, agama Kristen
Protestan, pekerjaan pegawai swasta, belum menikah, datang ke
Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik Medan
tanggal 18 Desember 2020 pukul 13.26 WIB.
Keluhan Utama : Nyeri kepala

Telaah : Hal ini dialami pasien sejak ± 1 minggu ini secara perlahan-
lahan. Keluhan ini diikuti sulit bicara namun masih mengerti apa yang
diperintahkan.
Riwayat Nyeri kepala dijumpai sejak 2 minggu ini, nyeri dialami hampir
diseluruh bagian kepala, secara terus menerus dan semakin lama semakin
berat, nyeri berkurang dengan obat pereda nyeri biasa.
Riwayat muntah menyembur disangkal.
Riwayat Kejang dijumpai 1 hari yang lalu, kejang bersifat kaku seluruh tubuh,
durasi 3-5 menit dengan frekuensi ± 3 kali. Sebelum kejang pasien sadar, saat
kejang tidak sadar setelah kejang tidak lama dari kejang pasien sadar kembali.
Riwayat perubahan perilaku dijumpai sejak sekitar 2 minggu yang lalu, sering
bengong/ melamun.
Pasien juga mengeluh batuk sudah sejak lama dan sudah berobat di nyatakan
tidak ada masalah di bagian paru, riw. Penggunaan OAT disangkal.
Riwayat demam dijumpai 2 hari yang lalu namun saat ini pasien tidak demam.
• Riwayat penurunan berat badan disangkal. Pasien mengalami
sariawan dan lidah berwarna putih. Pasien merupakan rujukan
dari RS USU dengan HIV (+) yang baru diketahui 1 Hari yang
lalu.Riwayat penggunaan narkoba disangkal, pergaulan bebas
tidak jelas. Riwayat trauma disangkal, Riwayat tumor disangkal.
• RPT : HIV
• RPO :-
PEMERIKSAAN FISIK

Pada pemeriksaan fisik dijumpai


Sensorium Compos mentis,
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 88 x/menit, reguler
Pernafasan : 22 x/menit
Temperatur : 37,2oC

Pada pemeriksaan neurologis tidak dijumpai adanya tanda rangsang


meningeal, dijumpai tanda peningkatan TIK berupa nyeri kepala dan kejang.
Pada pemeriksaan nervus kranialis tidak dijumpai kelainan.
.

Laboratorium
Pemeriksaan Hematologi (18 Desember 2020)
Darah Lengkap
Hemoglobin : 13,6 g/dL (12-16)
Leukosit : 5.970/μL (4.000-11.000)
Hematrokit : 41,1% (36-47)
Trombosit : 189.000/μL (150.000-450.000)
Kimia Klinik
Glukosa darah sewaktu : 162 mg/dL (<200)
Ureum : 35 mg/dL (15-40)
Kreatinin : 0.74 mg/dL (0.6-1.1)
Natrium (Na) : 140 mEq/L (135-155)
Kalium (K) : 3.7 mEq/L (3.6-5.5)
Klorida (Cl) : 101 mEq/L (96-106)
Foto Thoraks AP (17 Desember 2020)
Inspirasi kurang. CTR > 50%, jantung kesan membesar. Aorta
baik, mediastinum superior tidak melebar. Trakea di tengah,
hilus tidak menebal. Tampak infiltrat pada retrokardial kiri.
Sudut kostofrenikus kanan-kiri lancip dan diafragma licin.
Tulang-tulang dada baik.

Kesimpulan radiologis:
Kardiomegali + susp Bronkopneumonia
Diagnosa Fungsional : Afasia Motorik + Secondary Headcahe +
obs Konvulsi + Hemiparese Sinistra

Diagnosa Anatomi : Kedua hemisfer Serebri (Lobus frontoparietal


kanan dan kiri, lobus oksipital, Ganglia basalis kanan dan kiri)

Diagnosa Etiologi : Infection

Diagnosa Kerja : Afasia Motorik + Secondary Headache


+ obs Konvulsi + Hemiparese Sinistra ec Susp. TE + HIV std
IV + Candidiasis Oral + Pneumonia DD TB Paru
PENATALAKSANAAN
• Head up 30 derajat
• IVFD R- Sol 20 gtt/i
• Inj. Diazepam 10 mg bolus pelan bila kejang
• Inj Deksametason 5 mg/6 jam /IV tap off/ 3 hari
• Inj ranitidine 50 mg/12 jam /IV
• Drip PCT 1 gr / 8 jam /IV
• Fenitoin 2 x 100 mg (oral)
• Pirimetamin dosis awal 200 mg, selanjutnya 3 x 25 mg
(oral)
• Klindamicin 4 x 600 mg (oral )
• Kotrimoxazole 1 x 960 mg (oral)
• R/ cek CD4, hiv Elisa, TORCH
• Konsul PTI
• Konsul Paru
Pertanyaan
• 1. Bagaimana siklus hidup Toxoplasma Gondii?
• 2. Jelaskan Pemeriksaan Penunjang apa saja yang bisa dilakukan
pada pasien ini beserta interpretasinya?
• 3. jelaskan Algoritma Penatalaksanaan Tokso pada HIV?
Tetanus
Dihadapkan seorang pria usia 55 tahun, sudah menikah,
masuk rumah sakit dengan keluhan utama kaku saat
membuka mulut. Hal ini dialami pasien sejak 3 hari SMRS.
Sejak 4 hari SMRS pasien sulit menelan. Sejak 2 jam SMRS
pasien mengeluh kaku pada perut. Pasien juga mengeluh
kaku pada seluruh tubuhnya. Riwayat demam dijumpai.
Riwayat jari tangan kanan tertusuk bambu dijumpai 12 hari
SMRS. Riwayat injeksi antitetanus setelah luka tidak
dijumpai. Riwayat kejang disangkal. Riwayat vaksinasi
tetanus sebelumnya tidak jelas.
Pasien lalu dibawa ke RSUD oleh keluarga dan
dilakukan debridemen dan eksplorasi luka dengan lokal
anestesi, serta injeksi tetagam 3000 IU (single dose). Namun
pasien mengalami perburukan sehingga dirujuk ke RS yang
lebih lengkap.
Pada pemeriksaan fisik dijumpai sensorium compos
mentis, tekanan darah 110/70 mm Hg, nadi 81 x/menit,
pernapasan 14-16 x/menit, temperature 36,7 ◦ C.
Pemeriksaan neurologi dijumpai sensorium GCS
E4M6V5, tidak dijumpai tanda peningkatan tekanan
intrakranial, tidak dijumpai tanda rangsang meningeal.
Pada pemeriksaan dijumpai meningismus (+), trismus
(+) 1 cm, opistotonus (+), rhisus sardonicus (+). Perut
pasien teraba keras seperti papan. Tidak ditemukan
kelainan pada jantung, paru, abdomen, dan sistem
urogenital. Dijumpai vulnus ictum region manus dextra
digiti V.
Pada pemeriksaan laboratorium dijumpai:

Darah lengkap: WBC 14,33 x 103 /µL, RBC 6,55 x 106 /µL, Hb
18,1 g/dl, HCT 54,2 %, PLT 145. 10 3 /µL

Elektrolit: Ca 6,54 mg/dL/Mg 4,9 mg/dL/K 4,40 mmol/L

EKG: VES Trigemini

Kimia Darah: Alb 4,31 g/dL, SGPT 12,3 U/L, SGOT 23,1 U/L,
GD puasa 94 mg/dL, BUN 12 mg/dL
Diagnosis
• Tetanus Generalisata ec Vulnus Ictum Region Manus Dextra
Digiti V
Terapi di Ruang Intensif
• Head up 30
• NGT terpasang, diet sonde
• IVFD Ringer laktat 20 tpm, drip Aminofusin L600 1000 cc/hari
• Drip Fentanyl 300 mcg / 24 jam
• Injeksi Diazepam 20 mg/24 jam via syringe pump
• Drip Paracetamol 1 gr/8 jam/iv
• Inj Heparin 5000 unit/ 12 jam sc
• Inj Ceftriaxon 1gr/12jam/iv
• Drip Metronidazole 500 mg/8 jam/iv
• Inj Ranitidin 50 mg/12 jam/iv.
• Inj MgSo4 2 gr / jam
• Apakah diagnosa yang tepat pada pasien ini dan alasannya?
• Jelaskan patogenesis terjadinya tetanus?
• Sebutkan grading tetanus?
• Jelaskan Klasifikasi Tetanus
• Jelaskan Prinsip Penatalaksanaan Tetanus?
• Jelaskan Pemberian imunisasi pada tetanus?

Anda mungkin juga menyukai