Anda di halaman 1dari 16

KERANGKA ACUAN KERJA/TERM OF REFERENCE

LAYANAN PENGENDALIAN FAKTOR RISIKO LINGKUNGAN


KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I TANJUNG PRIOK
TAHUN ANGGARAN 2022

Kementerian Negara / Lembaga : Kementerian Kesehatan


Unit eselon I /II : Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit / Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I
Tanjung Priok
Program : Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Sasaran Program : Menurunnya penyakit menular dan tidak menular
serta meningkatnya kesehatan jiwa
Indikator Kinerja Program :
1) Persentase Orang Dengan HIV-AIDS yang
menjalani Terapi ARV (ODHA on ART) sebesar
50 persen

2) Persentase angka keberhasilan pengobatan TBC


(TBC Succes Rate) sebesar 90 persen
3) Jumlah kabupaten/kota yang mencapai eliminasi
malaria sebanyak 365 kab/kota
4) Jumlah kabupaten/kota dengan eliminasi kusta
sebanayak 458 kab/kota
5) Jumlah kabupaten/kota endemis fillariasis yang
mencapai eliminasi sebanyak 106 kab/kota

6) Jumlah kabupaten/kota yang melakukan


pencegahan perokok usia kurang dari 18 tahun
sebanyak 175 kab/kota

7) Jumlah Kab/kota yang melakukan pencegahan


dan pengendalian PTM sebanyak 232 kab/kota

8) Persentase kabupaten/kota yang mencapai 80%


imunisasi dasar lengkap anak usia 0-11 bulan
sebesar 87,9 persen

9) Jumlah Kab/kota yang melaksanakan deteksi dini


masalah kesehatan jiwa dan penyalahgunaan
Napza 430 kab/kota

10) Persentase kab/kota yang mempunyai kapasitas


dalam pencegahan dan pengendalian KKM
sebesar 74 persen

11) Jumlah kab/kota yang mencapai eliminasi


penyakit infeksi tropis terabaikan sebanyak 283
kab/kota

1
Kegiatan : Dukungan Pelayanan Kekarantinaan di Pintu Masuk
Negara dan Wilayah (4249)
Sasaran Kegiatan : Meningkatnya Pelayanan Kekarantinaan di Pintu
Masuk Negara dan Wilayah
Indikator Kinerja Kegiatan : Persentase faktor resiko penyakit di pintu masuk
yang dikendalikan sebesar 93 persen
Klasifikasi Rincian Output : Pelayanan Publik Lainnya (4249.QAH)
Indikator KRO : Jumlah pelayanan Publik Lainnya
Rincian Output : Layanan pengendalian faktor risiko lingkungan
(4249.QAH.016)
Indikator RO : Jumlah Layanan pengendalian faktor risiko
lingkungan
Volume Keluaran (output) : 162 (seratus enam puluh dua)
Satuan Ukur Keluaran : Layanan
(Output)
Penandaan Anggaran (Tagging) : Prioritas Nasional

A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
a. UU No. 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular
b. UU No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran
c. UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
d. Undang – Undang No 18 Tahun 2012 tentang Pangan
e.
f. UU No. 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan
g. IHR Tahun 2005
h. PP 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit Menular
i. PP 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara
j. PP 82 Tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air
k. PP 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhan
l. PP 66 Tahun 2014 Tentang Kesehatan Lingkungan
m. Permenkes 560 Tahun 1989 tentang Jenis Penyakit Tertentu Yang Dapat Menimbulkan
Wabah
n. Permenkes RI No 1098 tahun 2003 tentang Persyaratan Higiene dan Sanitasi Rumah
Makan dan Restoran
o. Kepmenkes 1479 Tahun 2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Survailans
Epidemiologi Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular Terpadu
p. Kepmenkes RI No 942/Menkes/SK/VII/2003 tentang Pedoman Persyaratan Higiene Sanitasi
Makanan Jajanan
q. Kepmenkes 264 Tahun 2004 tentang Kriteria Klasifikasi Kantor Kesehatan Pelabuhan
r. Permenkes RI No. 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Standart Kualitas Air minum
s. Permenkes RI No. 736 Tahun 2010 Tentang Tata Laksanan Pengawasan Air Minum
t. Permenkes RI No 1096 Tahun 2011 tentang Higiene Sanitasi Jasaboga
u. Permenkes No. 2 Tahun 2013 tentang KLB Keracunan Pangan
v. Permenkes No 34 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Tindakan Hapus Tikus dan Hapus
Serangga pada Alat Angkut di Pelabuhan, Bandar Udara, dan Pos Lintas Batas Darat
w. Permenkes No. 43 Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum
x. Permenkes No. 40 Tahun 2015 tentang Sertifikat Sanitasi Kapal
y. Permenkes RI No. 32 Tahun 2017 Tentang Standart Baku Mutu Kesehatan Linkungan Dan
Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiene Sanitasi
z. Permenkes No. 50 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan
Persyaratan Kesehatan untuk Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit Serta
Pengendaliannya
aa. Permenkes No. 48 Tahun 2016 terhadap perubahan atas Permenkes 1405 Tahun 2002
tentang standar keselamatan dan kesehatan kerja perkantoran
bb.Permenkes No. 32 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan

2
cc. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 77 Tahun 2020 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan
dd.Permenaker 5 Tahun 2018 tentang keselamatan dan kesehatan kerja
ee. Permen LH RI No. P.68/ 2016 tentang baku Mutu Air Limbah

2. Tugas dan Fungsi Unit Kerja Terkait dan / atau Penugasan Tambahan
Kantor Kesehatan Pelabuhan yang selanjutnya disebut KKP adalah unit pelaksana
teknisdi lingkungan Kementerian Kesehatan yang berada di bawah dan bertanggung
jawabkepada Direktur Jenderal Pengendalian dan Pencegahan Penyakit. KKP mempunyai
tugas melaksanakan pencegahan masuk dan keluarnya penyakit, penyakit potensial wabah,
surveilans epidemiologi, kekarantinaan, pengendalian dampak kesehatan lingkungan,
pelayanan kesehatan, pengawasan OMKABA serta pengamanan terhadap penyakit baru dan
penyakit yang muncul kembali, bioterorisme, unsur biologi, kimia danpengamanan radiasi di
wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara.
Dalam melaksanakan tugasnya tersebut, Kantor Kesehatan pelabuhan
menyelenggarakan fungsi yaitu pelaksanaan kekarantinaan, pelaksanaan pelayanan
kesehatan, pelaksanaan pengendalian risiko lingkungan di bandara, pelabuhan, dan lintas
batas daratNegara, pelaksanaan pengamatan penyakit, penyakit potensial wabah, penyakit
baru, dan penyakit yang muncul kembali, pelaksanaan pengamanan radiasi pengion dan non
pengion, biologi, dan kimia, pelaksanaan sentra/simpul jejaring surveilans epidemiologi sesuai
penyakit yang berkaitan dengan lalu lintas nasional, regional, dan internasional, pelaksanaan,
fasilitasi dan advokasi kesiapsiagaan dan penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan
bencana bidang kesehatan, serta kesehatan matra termasuk penyelenggaraan kesehatan haji
dan perpindahan penduduk, pelaksanaan, fasilitasi, dan advokasi kesehatan kerja di
lingkungan bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat Negara, pelaksanaan pemberian
sertifikat kesehatan obat, makanan, kosmetika dan alat kesehatan serta bahan adiktif
(OMKABA) ekspor dan mengawasi persyaratan dokumen kesehatan OMKABA impor,
pelaksanaan pengawasan kesehatan alat angkut dan muatannya, pelaksanaan pemberian
pelayanan kesehatan di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat Negara,
pelaksanaan jejaring informasi dan teknologi bidang kesehatan bandara, pelabuhan, dan lintas
batas darat Negara, pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan bidang kesehatan di bandara,
pelabuhan, dan lintas batas darat Negara, pelaksanaan kajian kekarantinaan, pengendalian
risiko lingkungan, dan surveilans kesehatan pelabuhan, pelaksanaan pelatihan teknis bidang
kesehatan bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat Negara dan pelaksanaan ketatausahaan
dan kerumahtanggaan KKP.
Dalam pengklasifikasian KKP, KKP Tanjung Priok masuk kedalam kelas I sehingga
susunan organisasi KKP Kelas I Tanjung Priok terdiri dari Bagian Tata Usaha; Bidang
Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi; Bidang Pengendalian Risiko
Lingkungan; Bidang Upaya Kesehatan dan LintasWilayah; Instalasi; Wilayah Kerja; dan
Kelompok Jabatan Fungsional.
Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan penyusunan
program, pengelolaan informasi, evaluasi, pelaporan, urusan tata usaha, keuangan,
penyelenggaraan pelatihan, kepegawaian, serta perlengkapan dan rumah tangga. Sedangkan
Fungsi dari Bagian tata Usaha yaitu melaksanakan koordinasi dan penyusunan program,
pengelolaan informasi, evaluasi, pelaporan, urusan tata usaha, keuangan, penyelenggaraan
pelatihan, kepegawaian, serta perlengkapan dan rumah tangga.
Bidang Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi mempunyai tugas
melaksanakan perencanaan dan evaluasi serta penyusunan laporan di bidang kekarantinaan,
surveilans epidemiologi penyakit dan penyakit potensial wabah serta penyakit baru dan
penyakit yang muncul kembali, pengawasan alat angkut dan muatannya, lalu lintas OMKABA,
jejaring kerja, kemitraan, kajian, serta pengembangan teknologi, pendidikan dan pelatihan
bidang. Sedangkan fungsi dari Bidang Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi
yaitu kekarantinaan surveilans epidemiologi penyakit dan penyakit potensial wabah serta
penyakit baru dan penyakit yang muncul kembali; kesiapsiagaan, pengkajian, serta advokasi
penanggulangan KLB dan bencana/pasca bencana bidang kesehatan; pengawasan lalu lintas
OMKABA ekspor dan impor serta alat angkut, termasuk muatannya; kajian dan diseminasi
informasi kekarantinaan di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara;
pendidikan dan pelatihan bidang kekarantinaan; pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan
bidang kekarantinaan; pelaksanaan pengembangan teknologi bidang kekarantinaan di wilayah

3
kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara; penyusunan laporan bidang
pengendalian karantina dan surveilans epidemiologi.
Bidang Pengendalian Risiko Lingkungan mempunyai tugas melaksanakan
perencanaan, pemantauan, dan evaluasi serta penyusunan laporan di bidang Pengendalian
vektor dan binatang penular penyakit, pembinaan sanitasi lingkungan, jejaring kerja, kemitraan,
kajian dan pengembangan teknologi, serta pendidikan dan pelatihan bidang pengendalian
risiko lingkungan di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara.
Sedangkan Fungsi dari Bidang Pengendalian Risiko Lingkungan yaitu pengawasan penyediaan
air bersih, serta pengamanan makanan dan minuman; hygiene dan sanitasi lingkungan
gedung/bangunan; pengawasan pencemaran udara, air dan tanah; pemeriksaan dan
pengawasan higiene dan sanitasi kapal/pesawat/alat transportasi lainnya di lingkungan
bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara; pemberantasan serangga penular
penyakit, tikus dan pinjal di lingkungan bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara;
kajian dan pengembangan teknologi di bidang pengendalian risiko lingkungan bandara,
pelabuhan, dan lintas batas darat negara; pendidikan dan pelatihan bidang pengendalian risiko
lingkungan bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara; pelaksanaan jejaring kerja dan
kemitraan di bidang pengendalian risiko lingkungan bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat
negara; penyusunan laporan di bidang pengendalian risiko lingkungan.
Bidang Bidang Upaya Kesehatan dan Lintas Wilayah mernpunyai tugas
melaksanakan perencanaan dan evaluasi serta penyusunan laporan di bidang pelayanan
kesehatan terbatas, kesehatan haji, kesehatan kerja, kesehatan matra, vaksinasi internasional,
pengembangan jejaring kerja, kemitraan, kajian dan teknologi, serta pendidikan dan pelatihan
bidang upaya kesehatan pelabuhan di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat
negara. Sedangkan fungsi dari BIdang UKLW yaitu pelayanan kesehatan terbatas, rujukan dan
gawat darurat medik di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat
negara.pemeriksaan kesehatan haji, kesehatan kerja, kesehatan matra di wilayah kerja
bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara. pengujian kesehatan nahkoda/pilot dan
anak buah kapal/pesawat udara serta penjamah makanan; vaksinasi dan penerbitan sertifikat
vaksinasi internasional; pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan di wilayah kerja bandara,
pelabuhan, dan lintas batas darat negara; pengawasan pengangkutan orang sakit dan jenazah
di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara, serta ketersediaan obat-
obatan/peralatan P3K di kapal/pesawat udara/alat transportasi lainnya; kajian dan
pengembangan teknologi serta pelatihan teknis bidang upaya kesehatan dan lintas wilayah;
penyusunan laporan di bidang upaya kesehatan dan lintas wilayah.

3. Gambaran Umum
Kemajuan teknologi informasi dan transportasi mengakibatkan makin cepatnya arus
perjalanan orang, barang, dan alat angkut, sehingga penjalaran dan penularan penyakit antar
negara semakin cepat, terutama masalah yang berkaitan dengan kesehatan manusia, seperti
New Emerging Desease seperti Avian Influenza, H7N9, MERS-CoV, SARS, Legionnaires
Disease, Nipah Virus, Paragoniasis Pulmonallis, HFMD, Ebola, Hanta Fewer, Emerging
disease antara lain HIV/AIDS, dan penyakit menular lainnya Dengue Haemoragig Fefer,
Japanese B, Encephalitis, Chikungunya, Cholera, Salmonellosis dan Filariasis. Emerging
Disease yang berpotensi masuk ke Indonesia antara lain HIV/AIDS, Penyakit menular seksual
lainnya, Dengue Haemoragic Fever, Japanese B. Encephalitis, Chikungunya, Cholera,
Salmonellosis, dan Filariasis. Sedangkan Re-emerging desease antara lain: Pes, TBC, Scrub
thypus, Malaria, Anthrax, dan Rabies.
Pelabuhan sebagai pintu gerbang dari dan ke luar daerah/ negara merupakan tempat yang
potensial dalam penyebaran / transmisi faktor resiko maupun penyakit, terjadinya kecelakaan
bahkan KLB. Oleh karena itu, pengawasan terhadap kedatangan kapal, orang barang bawaan
harus cepat, tepat dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.Kantor Kesehatan Pelabuhan
mempunyai tugas pokok dalam mencegah dan menangkal masuk dan keluarnya penyakit
berpotensial wabah dari dan ke Indonesia melalui pelabuhan.
Dikarenakan Pelabuhan Tanjung Priok merupakan salah satu pintu gerbang eksport import di
Indonesia yang mempunyai potensi di dalam masuk dan keluarnya penyakit menular dan KKP
Kelas I Tanjung Priok yang tugas pokok dan fungsi nya adalah mencegah keluar masuknya
penyakit menular di wilayah Pelabuhan Tanjung Priok, maka KKP Kelas I Tanjung Priok
mengadakan kegiatan pencegahan dan pengendalian penyakit menular bagi masyarakat
Pelabuhan Tanjung Priok.

4
Sehubungan dengan hal tersebut, Kantor Kesehatan Pelabuhan mempunyai peranan yang
sangat strategis dalam mencegah dan menangkal masuk dan keluarnya penyakit berpotensial
wabah dari dan ke Indonesia melalui pengawasan pelabuhan yang dilakukan secara terus
menerus. Oleh karena itu perlu adanya kegiatan layanan kewaspadaan dini penyakit
berpotensi KLB. Output dari kegiatan ini yaitu 1 layanan. Adapun kegiatan-kegiatan yang
dilakukan berupa:
AA. Pengawasan Pencemaran Udara, Air Limbah, dan Badan Air di Wilayah
Pelabuhan
- Definisi Operasional
Pengawasan Pencemaran Udara, Air LImbah dan badan Air di wilayah
Pelabuhan adalah kegiatan dalam rangka menjalankan salah satu tupoksi KKP
Kelas I Tanjung Priok Bidang Pengendalian Risiko Lingkungan untuk
melakukan pengawasan terhadap adanya pencemaran terhadap udara, air
limbah dan badan air yang ada di wilayah pelabuhan Tanjung Priok

- Latar Belakang
Kantor Kesehatan Pelabuhan sebagai unit pelaksana teknis di lingkungan
Kementerian Kesehatan RI yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Direktur Jenderal Pengendalian dan Pencegahan Penyakit,
mempunyai tugas melaksanakan pencegahan masuk dan keluarnya penyakit
potensial potensial wabah, surveilans epidemiologi, kekarantinaan,
pengendalian dampak kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan,
pengawasan OMKABA serta pengamanan terhadap penyakit baru dan
penyakit yang muncul kembali, bioterorisme, unsur biologi, kimia, dan
pengamanan radiasi di wilayah kerja pelabuhan, bandara dan lintas batas darat
negara. Dalam melaksanakan tugas tersebut di atas bidang pengendalian
risiko lingkungan menyelenggarakan kegiatan antara lain pengawasan
pencemaran udara, air dan limbah karena dalam beberapa tahun terakhir ini
pencemaran lingkungan telah menjadi masalah global yang serius.
Untuk kegiatan pengawasan kualitas lingkungan di wilayah pelabuhan tersebut
di atas maka dilaksanakan pengawasan terhadap udara, air dan limbah yang
digunakan dalam mendukung tugas pokok dan fungsi dari bidang pengendalian
risiko lingkungan khususnya dalam pengawasan kualitas lingkungan di wilayah
pelabuhan. Sehingga diharapkan akan lebih mengoptimalkan kegiatan
pengendalian risiko lingkungan di lingkungan pelabuhan. Kegiatan
pengawasan pencemaran udara dilaksanakan melalui pengukuran sampel
udara. Pengukuran ini dilaksanakan di Pelabuhan Tanjung Priok, Pelabuhan
Sunda Kelapa, Muara Baru Marunda, Kalibaru dan Muara Angke
Pengawasan pencemaran air dilakukan dengan cara melakukan pengambilan
sampel air permukaan dan air limbah. Pengukuran ini dilakukan di Pelabuhan
Tanjung Priok dan juga di ke 5 wilayah kerja. Pencemaran pada air (air
permukaan, air limbah) dapat diketahui dengan mengukur kadar BOD
(Biological Oxygen Demand) dan COD (Chemical Oxygen Demand) dalam air.
Apabila ditemukan kadar BOD dalam air rendah, maka kadar pencemaran
bahan organic dalam air tinggi, karena oksigen dipakai oleh bakteri untuk
menguraikan bahan anorganik tersebut. Sama halnya apabila ditemukan hasil
kadar COD yang rendah, berarti banyak zat pencemar kimia dalam air, karena
oksigen dipakai dalam reaksi penguraian zat pencemar kimia tersebut. Untuk
mendukung dan mendapatkan gambaran parameter serta hasil uji makasampel
yang di ambil kemudian dilakukan pemeriksaan sampel yang dikirim ke
laboratorium BBLK Jakarta untuk dilakukan uji laboratorium. Sama halnya
dengan sampel air permukaan / badan air, sampel air limbah yang diambil dari
perusahaan yang berlokasi di induk dan wilker Pelabuhan Tanjung Priok juga
akan diperlakukan sama.
Pengawasan Pencemaran Udara, Air LImbah dan badan Air di lakukan di 5
lokasi wilayah kerja oleh petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung
Priok Bidang Pengendalian Risiko Lingkungan sebanyak 2 orang dikarenakan
alat dan bahan hanya ada di kantor induk.

5
Kegiatan Pengawasan Pencemaran Udara, Air LImbah dan badan Air di
wilayah Pelabuhan merupakan kegiatan Prioritas Nasional dengan volume
output yaitu 1 layanan.

AB. Pengawasan Penyediaan Sarana Air Bersih / Air Minum di Wilayah pelabuhan

- Definisi Operasional
Pengawasan Penyediaan Sarana Air Bersih / Air Minum di Wilayah pelabuhan
adalah kegiatan dalam rangka menjalankan salah satu tupoksi KKP Kelas I
Tanjung yaitu menjamin kualiatas air di pelabuhan sesuai standart yang di
persyaratkan, sehingga air bersih/air minum di wilayah pelabuhan Tanjung
Priok tidak menjadi faktor risiko penularan berbagai penyakit, Kegiatan
pengawasan meliputi Inspeksi Kesehatan Lingkungan, Pengambilan sampel ai
bersih/minumr, Pemeriksaan sampel air ke Laboratorium, dan menganalisa
hasil pemeiksaan sampel air bersih/minum

- Latar Belakang
International Health Regulation tahun 2005, annex 1B poin d tentang kapasitas
inti pelabuhan menyebutkan bahwa pelabuhan harus menjamin lingkungan
yang aman termasuk menyediakan fasilitas di pintu masuk Negara, antara lain
mencakup air minum. Kantor Kesehatan Pelabuhan sebagai unit pelaksana
teknis di lingkungan Kementerian Kesehatan mempunyai tugas pencegahan
masuk dan keluarnya penyakit menular potensial wabah, kekarantinaan,
pelayanan kesehatan terbatas di wilayah kerja pelabuhan, serta pengendalian
dampak kesehatan lingkungan.
Menurut Teori HL Bloom Derajat Kesehatan masyarakat di tentukan oleh
beberapa faktor yaitu faktor lingkungan, faktor perilaku, faktor pelayanan
kesehatan dan faktor genetika keempat determinan tersebut saling berinteraksi
dan mempengaruhi status derajat kesehatan masyarakat. Lingkungan fisik
salah satunya adalah air, di mana air dapat membawa agent penyakit
(transmisi) kepada host atau pejamu sehingga dapat mengakibatkan suatu
penyakit kepada manusia sebagai host, Maka perlu pengawasan kualitas air
untuk memutus mata rantai penularan penyakit di sebabkan karena air
Dalam melaksanakan tugas tersebut diatas bidang pengendalian risiko
lingkungan menyelenggarakan fungsi pengawasan penyediaan air secara
eksternal.Untuk melindungi masyarakat pelabuhan khususnya dan Indonesia
umumnya dari faktor risiko lingkungan yang akan berdampak pada kesehatan,
salah satunya adalah dengan tersedianya air bersih yang memenuhi syarat
kesehatan baik dari segi kualitas maupun kuantitas, Inspeksi Kesehatan
Lingkungan terhadap penyedia sarana air bersih di pelabuhan meliputi
pendataan dan penilaian terhadap sarana fisik air bersih/air minum di wilayah
Pelabuhan Tanjung Priok. Dari Inspeksi Kesehatan Lingkungan terhadap
penyedia sarana air bersih tersebut juga untuk penentuan titik sampel yang
akan di ambil, Pengambilan sampel air dilakukan oleh tenaga ahli yang sudah
mengikuti pelatihan pengambilan spesimen sampel lingkungan untuk di periksa
di Laboratoorium.
Laboratorium pengujian sampel di BBLK ( Balai Besar Laboratorium Kesehatan
) yang sudah terakreditasi dan Laboratorium KKP Kelas 1 Tanjung Priok yang
alatnya sudah terkalibrasi, Laboratoriukm KKP Kelas 1 Tanjung priok di
samping sebagai pembanding juga untuk memperoleh hasil yang sifatnya
segera (cepat ), Menganalisa hasil laboratorium dengan membandingkan
dengan standart yang di persyaratkan dari hasil analisa tersebut bisa di buat
rekomendasi kepada Penyelenggara penyediaan air bersih/minum.
Menurut Permenkes 736 tahun 2010 tentang Tata laksana Pengawasan air
minum pada Lampiran, frekuensi Inspeksi Kesehatan Lingkungan Penyedia air
bersih/minum untuk jaringan perpipaan dan non perpipaan miminal satu tahun

6
sebanyak 2 kali,dan frekuensi jumlah pangambilan sampel untuk pengawas
eksternal pemeriksaan fisik dan mikrobiologi minimal sebulan sekali
Kantor Kesehatan Kelas 1 Tanjung Priok sebagi pengawasan eksternal untuk
penyediaan air di Wilayah Pelabuhan Tanjung melakukan Tugas pokok dan
fungsinya yaitu melindungi masyarakat pelabuuhan khususnya dan Umumnya
Warga Negara Indonesia dari faktor risiko yang di timbulkan adanya air yang
tidak memenuhi persyaratan
Kegiatan Pengawasan Penyediaan Sarana Air Bersih / Air Minum di Wilayah
pelabuhan merupakan kegiatan Prioritas Nasional dengan volume output yaitu
1 layanan.

AC. Pengamanan Makanan / Minuman di Pelabuhan

- Definisi Operasional
Kegiatan Pengamanan makanan / minuman di pelabuhan adalah kegiatan
dalam rangka menjalankan salah satu tupoksi KKP Kelas I Tanjung Priok
Bidang Pengendalian Risiko Lingkungan untuk melakukan pengawasan
pengamanan makanan dan minuman di wilayah Pelabuhan Tanjung Priok

- Latar Belakang
Kantor Kesehatan Pelabuhan sebagai unit pelaksana teknis di lingkungan
Kementerian Kesehatan mempunyai tugas pencegahan masuk dan keluarnya
penyakit menular potensial wabah, kekarantinaan, pelayanan kesehatan
terbatas di wilayah kerja pelabuhan, serta pengendalian dampak kesehatan
lingkungan. Dalam melaksanakan tugas tersebut diatas Bidang Pengendalian
Risiko Lingkungan menyelenggarakan fungsi pengawasan pengamanan
makanan dan minuman.
Untuk melindungi masyarakat pelabuhan dari faktor risiko lingkungan yang
akan berdampak pada kesehatan, salah satunya adalah terselenggaranya
pengawasan terhadap tempat pengelolaan pangan yang memenuhi
persyaratan kesehatan. Kegiatan ini dilakukan melalui pembinaan
danPengawasan terhadap pengelola dan penjamah makanan pada tempat
Pengelolaan pangan di wilayah kerja Pelabuhan seperti yang tercantum dalam
Permenkes Nomor 942 tahun 2003 tentang Pedoman Persayaratan HIgiene
Sanitasi Makanan Jajanan.
Berdasarkan Permenkes Nomor 942 tahun 2003 tentang Pedoman
Persayaratan HIgiene Sanitasi Makanan Jajanan Kegiatan pengawasan
pengamanan makanan/minuman ini dengan cara inspeksi sanitasi secara
berkala dan penerapan HACCP secra bertahap dilaksanakan. Untuk
penegasan / konfirmasi inspeksi sanitasi dilakukan pengujian sampel makanan
dan specimen di laboratorium. Oleh karena itu dianggarkan transport bagi
petugas wilayah kerja untuk pengiriman sampel makanan dan pengambilan
hasil pemeriksaan sampel makanan di Balai Besar Laboratoium Kesehatan
Jakarta dan dilakukan minimal setiap bulan untuk pengawasan rutin sesuai
dengan Permenkes Nomor 942 tahun 2003 tentang Pedoman Persayaratan
HIgiene Sanitasi Makanan Jajanan.
Kegiatan pengamanan makanan/minuman di Wilayah pelabuhan merupakan
kegiatan Prioritas Nasional dengan volume output yaitu 1 layanan.

AD. Laik Sehat Jasaboga

- Definisi Operasional
Kegiatan Laik sehat Jasaboga adalah kegiatan dalam rangka menjalankan
salah satu tupoksi KKP Kelas I Tanjung Priok Bidang Pengendalian Risiko
Lingkungan untuk melakukan pengawasan pengamanan makanan dan
minuman di wilayah Pelabuhan Tanjung Priok

- Latar Belakang
Kantor Kesehatan Pelabuhan sebagai unit pelaksana teknis di lingkungan
Kementerian Kesehatan yang mempunyai tugas pencegahan masuk dan

7
keluarnya penyakit menular potensial wabah, kekarantinaan, pelayanan
kesehatan terbatas di wilayah kerja pelabuhan, serta pengendalian dampak
kesehatan lingkungan. Dalam melaksanakan tugas tersebut diatas Bidang
Pengendalian Risiko Lingkungan menyelenggarakan fungsi pengawasan
pengamanan makanan dan minuman.
Berdasarkan Permenkes 1096 tentang Higiene Sanitasi jasaboga, Perusahaan
Jasaboga yang beroperasi di wilayah Pelabuhan Tanjung Priok jika ingin
mengikuti tender di Pelabuhan tanjung priok harus mempunyai sertifikat laik
higiene sanitasi baik dari dinas kesehatan setempat maupun dari KKP Kelas I
Tanjung Priok dan surat rekomendasi dari KKP Kelas I Tanjung Priok. Kegiatan
Laik sehat jasaboga dimulai dari inspeksi sanitasi jasaboga kemudian hasil
inspeksi sanitasi menjadi acuan diterbitkannya surat rekomendasi dari KKP
Kelas I Tanjung Priok.
Lokasi pengawasan sesuai dengan domisili perusahaan jasa boga di luar area
Pelabuhan Tanjung Priok dengan petugas pelaksana dari Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok Bidang Pengendalian Risiko Lingkungan
sebanyak 1 orang.
Kegiatan Laik sehat jasaboga merupakan kegiatan Prioritas Nasional dengan
volume output yaitu 1 layanan.

AE. Pengawasan Supplier Bahan Makanan Kapal

- Definisi Operasional
Pengawasan Supplier Bahan Makanan Kapal adalah kegiatan dalam rangka
menjalankan salah satu tupoksi KKP Kelas I Tanjung Priok Bidang
Pengendalian Risiko Lingkungan untuk melakukan pengawasan pengamanan
makanan dan minuman di wilayah Pelabuhan Tanjung Priok

- Latar Belakang
Kantor Kesehatan Pelabuhan sebagai unit pelaksana teknis di lingkungan
Kementerian Kesehatan yang mempunyai tugas pencegahan masuk dan
keluarnya penyakit menular potensial wabah, kekarantinaan, pelayanan
kesehatan terbatas di wilayah kerja pelabuhan, serta pengendalian dampak
kesehatan lingkungan. Dalam melaksanakan tugas tersebut diatas Bidang
Pengendalian Risiko Lingkungan menyelenggarakan fungsi pengawasan
pengamanan makanan dan minuman.
Untuk melindungi masyarakat pelabuhan dari faktor risiko lingkungan yang
akan berdampak pada kesehatan terutama dalam hal pengamanan pangan
perlu diperhatikan prinsip hygiene sanitasi makanan yang diperlukan untuk
mengendalikan kontaminasi makanan antara lain dimulai dari pemilihan bahan
baku makanan, penyimpanan bahan makanan, pengolahan makanan,
pengangkutan makanan, penyimpanan makanan serta penyajian makanan.
Salah satunya pengamanan pangan pada tahap pemilihan bahan pangan
adalah melalui pengawasan leveransir/supplier bahan makanan ke kapal.
Kegiatan ini dikhususkan bagi leveransir/supplier bahan makanan yang akan
mensuplai bahan makanan ke kapal agar kualitas makanan yang disuplai
dalam kondisi baik sehingga tidak menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan
atau terjadinya KLB Keracunan Pangan.
Kegiatan pengawasan leveransir/supplier bahan makanan dilaksanakan di luar
jam kerja dan hari libur menyesuaikan dengan jadwal kedatangan kapal
penumpang dengan petugas pelaksana dari Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas I Tanjung Priok Bidang Pengendalian Risiko Lingkungan sebanyak 2
orang.
Penerima manfaat dari kegiatan ini adalah perusahaan supplier bahan
makanan kapal yang secara tidak langsung memberikan manfaat pula bagi
penumpang dan krew kapal yang disuplai bahan makanannya.
Kegiatan ini dianggarkan sebanyak 12 kali dalam setahun, untuk
mengakomodir kapal pelni yang akan mensuplai bahan makanan di pelabuhan
tanjung Priok dengan sistem sampling. Kegiatan Pengawasan Supplier Bahan

8
Makanan Kapal merupakan kegiatan Prioritas Nasional dengan volume output
yaitu 1 layanan.

AF. Pengawasan Higiene Sanitasi Gedung/Bangunan di Wilayah Pelabuhan

- Definisi Operasional
Pengawasan sanitasi bangunan/ gedung dan perkantoran di Wilayah
pelabuhan adalah kegiatan dalam rangka menjalankan salah satu tupoksi KKP
Kelas I Tanjung yaitu menjamin kualitas bangunan/ gedung dan perkantoran di
pelabuhan sesuai standart yang di persyaratkan, sehingga bangunan/gedung
dan perkantoran di wilayah pelabuhan Tanjung Priok tidak menimbulkan faktor
risiko penularan berbagai penyakit dan kenyamanan bagi pengunjung maupun
karyawannya, dan kegiatan pengawasan meliputi Inspeksi Kesehatan
Lingkungan.
- Latar Belakang
Suatu kondisi lingkungan kerja dikatakan sebagai lingkungan kerja yang baik
apabila manusia bisa melaksanakan kegiatannya dengan optimal, sehat, aman
dan selamat. Ketidaksesuaian lingkungan kerja dapat terlihat akibatnya dalam
waktu yang lama. Keadaan lingkungan yang kurang baik dapat menuntut
tenaga dan waktu yang lebih banyak sehingga tidak mendukung diperolehnya
rancangan sistem kerja yang efisien dan produktif.
Pengendalian dan penanganan faktor-faktor lingkungan kerja seperti
kebisingan, temperatur, getaran dan pencahayaan merupakan suatu masalah
yang harus ditangani secara serius dan berkesinambungan. Suara yang bising,
temperatur yang panas, getaran dan pencahayaan yang kurang di dalam
tempat kerja merupakan sumber yang mengakibatkan tekanan kerja dan
penurunan produktivitas kerja dan masih banyak faktor – faktor yang lainnya.
Salah satu Tugas Pokok Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok
adalah melakukan pengawasan terhadap higiene sanitasi bangunan/ gedung
dengan berdasarkan pada Permenkes No. 48 Tahun 2016 terhadap
perubahan atas Permenkes 1405 Tahun 2002 tentang standar keselamatan
dan kesehatan kerja perkantoran yaitu meliputi : pengawasan persyaratan air,
udara, limbah, pencahayaan, kebisingan, getaran, radiasi, vektor penyakit,
persyaratan kesehatan lokasi, ruang dan bangunan, toilet dan instalasi, dan
ergonomi bagi karyawannya.Dan berdasarkan Permenaker 5 Tahun 2022
untuk pengawasan higiene sanitasi bangunan/ gedung ini dapat dilakukan
minimal dua kali setahun setiap satu bangunan yang diperiksa.
Dengan kegiatan ini diharapkan Bangunan gedung dan perkantoran di Wilayah
Pelabuhan Tanjung Priok dapat senantiasa terpantau dan terlindungi.Kegiatan
Pengawasan sanitasi bangunan/ gedung dan perkantoran di Wilayah
pelabuhan merupakan kegiatan Prioritas Nasional dengan volume output yaitu
1 layanan.

AG. Pengawasan tempat Pengelolaan Pestisida (TP2) di Wilayah pelabuhan

- Definisi Operasional
Pengawasan Tempat Pengelolaan Pestisida (TP2) di wilayah pelabuhan
adalah kegiatan untuk melakukan pengawasan terhadap tempat pengelolaan
pestisida (TP2) yang melaksanakan kegiatannya di wilayah pelabuhan tanjung
priok agar tidak mencemari dan menimbulkan dampak kesehatan di
lingkungan sekitar tempat pengelolaan pestisida (TP2) tersebut.
- Latar Belakang
Kantor Kesehatan Pelabuhan sebagai unit pelaksana teknis dilingkungan
Kementerian Kesehatan mempunyai tugas pencegahan masuk dan keluarnya
penyakit menular potensial wabah, kekarantinaan, pelayanan kesehatan
terbatas di wilayah kerja pelabuhan, serta pengendalian dampak kesehatan
lingkungan. Dalam melaksanakan tugas tersebut diatas bidang pengendalian
risiko lingkungan menyelenggarakan fungsi pengawasan pestisida yang
dipakai dalam pemberantasan vektor penular penyakit. Sesuai dengan Kep

9
MenKes RI Nomor 1350 tahun 2001, bahwa penggunaan pestisida untuk
pemberantasan vektor penyakit dan hama semakin meningkat dan dapat
menimbulkan pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan masyarakat
apabila pengelolaan pestisida tidak memenuhi syarat kesehatan.
Oleh karena itu perlu upaya untuk melindungi masyarakat dari gangguan
kesehatan yang diakibatkan oleh dampak buruk pestisida tersebut. Kegiatan
pengawasan pengelolaan pestisida dilakukan dengan cara pendataan dan dan
survei Tempat Pengelolaan Pestisida (TP2) di wilayah Pelabuhan dengan
menggunakan instrumen berupa lembar inspeksi sanitasi TP2. Selain itu
pengawasan pestisida juga dilakukan terhadap Badan Usaha Swasta (BUS)
yang melakukan perpanjangan sertifikasi tindakan bebas hapus tikus dan
hapus serangga.
Lokasi pengawasan sesuai dengan domisili perusahaan/badan usaha swasta
di luar area Pelabuhan Tanjung Priok dengan petugas pelaksana pengawasan
dari Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok Bidang Pengendalian
Risiko Lingkungan sebanyak 3 orang.
Kegiatan Pengawasan Tempat Pengelolaan Pestisida (TP2) di wilayah
pelabuhan merupakan kegiatan Prioritas Nasional dengan volume output yaitu
1 layanan.

AH. Operasional Tindakan Disinfeksi dalam rangka Pelaksanaan dan pengawasan


Covid 19

- Definisi Operasional
Kegiatan Operasional Tindakan Disinfeksi dalam rangka Pelaksanaan dan
pengawasan Covid 19 adalah kegiatan untuk memutus mata rantai penularan
Covid-19 di wilayah pelabuhan melalui kegiatan suci hama deesinfeksi
terhadap alat angkut, barang, ruangan dan petugas yang dilakukan oleh
Bidang Pengendalian Risiko Lingkungan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I
Tanjung Priok.
- Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular,
Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang Penangulangan Wabah
Penyakit Menular, dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1501/Menkes/Per/X/2010 tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu Yang Dapat
Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangan. Untuk itu dalam rangka
upaya penanggulangan dini wabah COVID19, Menteri Kesehatan telah
mengeluarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.01.07/MENKES/104/2020 tentang Penetapan Infeksi Novel Coronavirus
(Infeksi 2019-nCoV) sebagai Jenis Penyakit Yang Dapat Menimbulkan Wabah
dan Upaya Penanggulangannya. Penetapan didasari oleh pertimbangan
bahwa Infeksi Novel Coronavirus (Infeksi 2019-nCoV) telah dinyatakan WHO
sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia
(KKMMD)/Public Health Emergency of International Concern (PHEIC). Selain
itu meluasnya penyebaran COVID-19 ke berbagai negara dengan risiko
penyebaran ke Indonesia terkait dengan mobilitas penduduk, memerlukan
upaya penanggulangan terhadap penyakit tersebut.
Kementerian Kesehatan yang mempunyai tugas pencegahan masuk dan
keluarnya penyakit menular potensial wabah, kekarantinaan, pelayanan
kesehatan terbatas di wilayah kerja pelabuhan, serta pengendalian dampak
kesehatan lingkungan. Dalam melaksanakan tugas tersebut diatas Bidang
Pengendalian Risiko Lingkungan menyelenggarakan fungsi pengamanan
media lingkungan agar tidak menjadi media penularan penyakit menular dalam
hal ini Covid-19 dengan melakukan kegiatan untuk memutus mata rantai
penularan Covid-19 di wilayah pelabuhan melalui kegiatan suci
hama(desinfeks)i terhadap alat angkut, barang, ruangan dan petugas
Kegiatan desinfeksi ini dilakukan di seluruh wilayah kerja Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok , dengan petugas pelaksana desinfeksi dari
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok Bidang Pengendalian
Risiko Lingkungan sebanyak 2 orang.

10
Operasional Tindakan Disinfeksi dalam rangka Pelaksanaan dan pengawasan
Covid 19 merupakan kegiatan Prioritas Nasional dengan volume output yaitu 1
layanan.

AI. Pelaksanaan Monitoring Resistensi/Efikasi 2 Jenis Bahan Aktif Insektisida

- Definisi Operasional
monitoring resistensi / efikasi 2 jenis bahan aktif insektisida adalah kegiatan untuk
mengetahui status kerentanan vektor yang ada di pelabuhan Tanjung Priok
terhadap insektisida yang selama ini dipakai

- Latar Belakang
Pelabuhan merupakan wilayah yang memiliki aktivitas cukup komplek segala
macam kegiatan terdapat di dalam pelabuhan, hal ini menyebabkan mobilisasi
manusia dan barang sangat tinggi, kondisi tersebut merupakan peluang
terjadinya perubahan kondisi lingkungan. Untuk mengantisipasi perubahan yang
dapat terjadi Kantor Kesehatan pelabuhan Kelas I Tanjung Priok sebagai unit
pelaksana teknis Kementerian Kesehatan yang mempunyai tugas pencegahan
masuk dan keluarnya penyakit menular potensial wabah, kekarantinaan,
pelayanan kesehatan terbatas di wilayah kerja pelabuhan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 50 Tahun 2017 tentang
Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Untuk
Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit Serta Pengendaliannya dalam Pasal 6
ayat (1) huruf b disebutkan bahwa Dalam melaksanakan Pengendalian Vektor dan
Binatang Pembawa Penyakit harus dilengkapi dengan: Manajemen Resistensi.
Dalam Pasal 6 ayat 3 disebutkan Manajemen Resistensi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b ditujukan agar pengendalian Vektor dan Binatang Pembawa
Penyakit terarah dan tepat sasaran.
Perkembangan ilmu dan teknologi yang sangat pesat menuntut KKP untuk
senantiasa meningkatkan kompetensi dan pengetahuan di bidangnya, salah
satunya dengan uji resistensi insektisida.
Selain itu uji resistensi insektisida ini diperlukan untuk mengetahui status
kerentanan vektor yang ada di pelabuhan tanjung priok terhadap insektisida yang
selama ini dipakai, sehingga dapat meningkatkan efektifitas pengendalian secara
kimiawi yang dilakukan oleh KKP Kelas I Tanjung Priok.
Kegiatan uji resistensi insektisida merupakan kegiatan Prioritas Bidang dengan
volume output yaitu 1 layanan.

AJ. Pengawasan Tindakan Penyehatan Alat Angkut

- Definisi Operasional
Kegiatan Pengawasan tindakan penyehatan alat angkut adalah kegiatan
pengawasan pemberantasan atau membunuh tikus atau vektor dan binatang
pembawa penyakit yang ditemukan di kapal.

- Latar Belakang
Pelabuhan merupakan titik simpul pertemuan atau aktifitas keluar masuk kapal,
barang dan orang, sekaligus sebagai pintu gerbang transformasi penyebaran
penyakit. Dan merupakan ancaman global terhadap kesehatan masyarakat karena
adanya penyakit karantina, penyakit menular baru (new emerging diseases), maupun
penyakit menular lama yang timbul kembali (re-emerging diseases). Ancaman
penyakit tersebut merupakan dampak negatif dari diberlakukannya pasar bebas atau
era globalisasi, dan dapat menimbulkan kerugian besar baik pada sektor ekonomi,
perdagangan, sosial budaya, maupun politik yang berdampak besar kepada suatu
negara atau daerah.

11
Berdasarkan Permenkes No 34 Tahun 2013 tentang penyelenggaraan hapus tikus
dan hapus serangga pada alat angkut bahwa hapus tikus di kapal dilakukan
berdasarkan hasil pemeriksaan adanya tanda – tanda kehidupan tikus dan / atau
tikus atas dasar permintaan pihak kapal (nahkoda/pemilik kapal) dalam rangka
perpanjangan masa berlaku sertifikat sanitasi kapal dan/atau hasil pemeriksaan
terhadap kapal yang doking dan ditemukan adanya tanda – tanda kehidupan tikus
dan / atau tikus. Dan prosedur pada saat pelaksanaan harus diawasi oleh pengawas
KKP. Sehingga KKP Kelas I Tanjung Priok merencanakan anggaran untuk
melaksanakan pengawasan tindakan penyehatan alat angkut.
Lokasi pelaksanaan tindakan penyehatan alat angkut dilakukan di zona karantina/di
luar batas dam pelabuhan.
Kegiatan pengawasan tindakan penyehatan alat angkut. merupakan kegiatan
Prioritas Nasional dengan volume output yaitu 1 layanan.

AK. Simulasi Self Assesment Komite Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan


(K2L)/Pelabuhan Sehat

- Definisi Operasional
Kegiatan simulasi self assesment Komite Keselamatan Kesehatan dan
Lingkungan (K2L)/Pelabuhan Sehat merupakan kegiatan koordinasi antara KKP
Kelas I Tanjung Priok dan para stake holeder yang ada di lingkungan Pelabuhan
Tanjung priok, Sunda Kelapa dan Muara Baru

- Latar Belakang
Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya
dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan
kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar berlabuh,
naik turun penumpang maupun bongkar muat barang yang dilengkapi dengan
fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta
sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi. Kantor
Kesehatan Pelabuhan adalah unit pelaksana teknis yang mempunyai tugas
pencegahan masuk dan keluarnya penyakit menular potensial wabah,
kekarantinaan, pelayanan kesehatan terbatas di wilayah kerja pelabuhan, serta
pengendalian dampak kesehatan lingkungan. Pelabuhan Tanjung Priok
merupakan salah satu pelabuhan umum yang tersibuk di Indonesia, dimana 70%
total arus barang secara nasional diangkut melaui Pelabuhan Tanjung Priok.
Dengan melihat kondisi tersebut menunjukkan bahwa Pelabuhan Tanjung Priok
dari segi lalu lintas/ arus barang dan alat angkut sangat penting dan padat, di
lain pihak sangat berpotensi besar menimbulkan dampak lain menjadi sumber
infeksi atau sumber kontaminasi yang merupakan risiko bagi kesehatan
masyarakat, penyebaran penyakit, pencemaran lingkungan serta gangguan
keamanan dan ketertiban. Pada dasarnya Pelabuhan Sehat merupakan suatu
kondisi pelabuhan yang bersih, aman, nyaman dan sehat yang harus dijaga
secara terus menerus dan berkelanjutan untuk komunitas pelabuhan (pekerja
dan masyarakat), dalam melakukan aktivitasnya, yang dicapai melalui
peningkatan kegiatan yang terintegrasi yang disepakati komunitas pelabuhan
dan otoritas pelabuhan serta sektor terkait.
Dalam rangka mewujudkan kawasan Pelabuhan Tanjung Priok yang bersih,
aman, nyaman dan sehat di Pelabuhan diperlukan suatu upaya kerjasama lintas
program, lintas sektor dan stakeholder. Pelaksanaan kegiatan Pelabuhan Sehat
di Pelabuhan Tanjung Priok yang telah diawali sejak tahun 2010, sedikit demi
sedikit namun pasti sudah menunjukkan geliatnya. Kawasan Pelabuhan Tanjung
Priok sudah menghijau, perbaikan sarana dan fasilitas umum sudah tampak,
telah terjadi perubahan ke arah yang lebih baik, hingga nanti diharapkan benar-
benar terwujud kawasan Pelabuhan Sehat di Pelabuhan Tanjung Priok.
Kegiatan ini diadakan 2 kali yaitu di Pelabuhan Tanjung Priok dan di Pelabuhan
Wilayah Kerja (gabungan pelabuhan Muara Baru dan Sunda Kelapa) dengan
narasumber pada kegiatan ini 2 orang berasal dari Kementerian Perhubungan
yaitu Otoitas Pelabuhan dan Syahbandar masing-masing Pelabuhan.

12
Kegiatan Pertemuan Komite Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan
(K2L)/Pelabuhan Sehat merupakan kegiatan Prioritas Nasional dengan volume
output yaitu 1 layanan.

AL. Verifikasi Lapangan Penilaian Komite Keselamatan Kesehatan Dan Lingkungan


(K2l)/Pelabuhan Sehat
- Definisi Operasional
Verifikasi lapangan komite keselamatan kesehatan dan lingkungan
(K2L)/Pelabuhan Sehat adalah kegiatan untuk mengetahui efektifitas, capaian
apa saja yang sudah berhasil dilakukan dan kekurangan dari kegiatan komite
keselamatan kesehatan dan lingkungan tersebut selama satu tahun berjalan
- Latar Belakang
Kegiatan verifikasi lapangan diperlukan pada setiap kegiatan sehingga dapat
diketahui efektifitas dari kegiatan tersebut, capaian apa saja yang sudah berhasil
dilakukan dan kekurangan kegiatan tersebut selama satu tahun berjalan.
Sehingga pada tahun kedepannya kegiatan yang dilakukan akan lebih baik
dengan melihat pelaksanaan pada tahun sebelumnya, sasaran yang ingin
dicapai dan kegiatan prioritas agar jalannya kegiatan lebih terarah. Untuk itulah
kegiatan K2L/Pelabuhan Sehat pada tahun 2020 juga butuh Evaluasi dan
kegiatan harus tetap berkesinambungan sehingga apa yang menjadi cita-cita
Pelabuhan Tanjung Priok sebagai pelabuhan yang aman, nyaman, bersih dan
sehat semakin cepat terwujud.
Kegiatan ini diadakan 3 kali yaitu di Pelabuhan Tanjung Priok, Sunda Kelapa dan
Muara Baru dengan narasumber pada kegiatan ini 2 orang berasal dari
Kementerian Perhubungan yaitu Otoitas Pelabuhan dan Syahbandar masing-
masing Pelabuhan.
Kegiatan Verifikasi Lapangan Koordinasi Komite Keselamatan Kesehatan dan
Lingkungan (K2L)/Pelabuhan Sehat merupakan kegiatan Prioritas Nasional
dengan volume output yaitu 1 layanan.

AM. Pengawasan Higiene Sanitasi Gedung/Bangunan di Wilayah Pelabuhan


- Definisi Operasional
Pengawasan sanitasi bangunan/ gedung dan perkantoran di Wilayah pelabuhan
adalah kegiatan dalam rangka menjalankan salah satu tupoksi KKP Kelas I
Tanjung yaitu menjamin kualitas bangunan/ gedung dan perkantoran di
pelabuhan sesuai standart yang di persyaratkan, sehingga bangunan/gedung
dan perkantoran di wilayah pelabuhan Tanjung Priok tidak menimbulkan faktor
risiko penularan berbagai penyakit dan kenyamanan bagi pengunjung maupun
karyawannya, dan kegiatan pengawasan meliputi Inspeksi Kesehatan
Lingkungan.
- Latar Belakang
Suatu kondisi lingkungan kerja dikatakan sebagai lingkungan kerja yang baik
apabila manusia bisa melaksanakan kegiatannya dengan optimal, sehat, aman
dan selamat. Ketidaksesuaian lingkungan kerja dapat terlihat akibatnya dalam
waktu yang lama. Keadaan lingkungan yang kurang baik dapat menuntut tenaga
dan waktu yang lebih banyak sehingga tidak mendukung diperolehnya rancangan
sistem kerja yang efisien dan produktif.
Pengendalian dan penanganan faktor-faktor lingkungan kerja seperti kebisingan,
temperatur, getaran dan pencahayaan merupakan suatu masalah yang harus
ditangani secara serius dan berkesinambungan. Suara yang bising, temperatur
yang panas, getaran dan pencahayaan yang kurang di dalam tempat kerja
merupakan sumber yang mengakibatkan tekanan kerja dan penurunan
produktivitas kerja dan masih banyak faktor – faktor yang lainnya.
Salah satu Tugas Pokok Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok
adalah melakukan pengawasan terhadap higiene sanitasi bangunan/ gedung
dengan berdasarkan pada Permenkes No. 48 Tahun 2016 terhadap perubahan
atas Permenkes 1405 Tahun 2002 tentang standar keselamatan dan kesehatan
kerja perkantoran yaitu meliputi : pengawasan persyaratan air, udara, limbah,
pencahayaan, kebisingan, getaran, radiasi, vektor penyakit, persyaratan
kesehatan lokasi, ruang dan bangunan, toilet dan instalasi, dan ergonomi bagi

13
karyawannya.Dan berdasarkan Permenaker 5 Tahun 2022 untuk pengawasan
higiene sanitasi bangunan/ gedung ini dapat dilakukan minimal dua kali setahun
setiap satu bangunan yang diperiksa.
Dengan kegiatan ini diharapkan Bangunan gedung dan perkantoran di Wilayah
Pelabuhan Tanjung Priok dapat senantiasa terpantau dan terlindungi. Kegiatan
Pengawasan sanitasi bangunan/ gedung dan perkantoran di Wilayah pelabuhan
merupakan kegiatan Prioritas Nasional dengan volume output yaitu 1 layanan.

AN. Pengambilan Sampel Ginjal dari Tikus untuk deteksi leptospirosis


- Definisi Operasional
Pemasangan perangkap tikus di Wilayah pelabuhan adalah kegiatan dalam
rangka menjalankan salah satu tupoksi KKP Kelas I Tanjung Priok. Tikus
merupakan binatang pembawa penyakit antara lain penyakit Pes serta penyakit
leptospirosis. kegiatan ini meliputi pemasangan perangkap tikus, pembedahan
dan pengambilan ginjal tikus, dan pengiriman sampel ginjal.
- Latar Belakang
Leptospirosis merupakan salah satu penyakit zoonosa yang menjadi masalah
kesehatan masyarakat di Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri
yang berbentuk spiral dari genus Leptospira yang pathogen, menyerang hewan
dan manusia.
Beberapa wilayah di Indonesia merupakan daerah endemis untuk Leptospirosis
dan sampai saat ini Leptospirosis masih menjadi ancaman bagi kesehatan
masyarakat dengan terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) di beberapa wilayah di
Indonesia berkaitan dengan keberadaan faktor risiko yaitu tingginya populasi
tikus (rodent) sebagai reservoar Leptospirosis, buruknya sanitasi lingkungan
serta semakin meluasnya daerah banjir di Indonesia.
Pemasangan perangkap tikus di Wilayah pelabuhan adalah kegiatan dalam
rangka menjalankan salah satu tupoksi KKP Kelas I Tanjung Priok. Tikus
merupakan binatang pembawa penyakit antara lain penyakit Pes serta penyakit
leptospirosis. kegiatan ini meliputi pemasangan perangkap tikus, pembedahan
dan pengambilan ginjal tikus, dan pengiriman sampel ginjal.
Dengan kegiatan ini diharapkan memiliki data awal untuk penanganan penyakit
leptospirosis di Wilayah Pelabuhan Tanjung Priok. Kegiatan Pengambilan
Sampel Ginjal dari Tikus untuk deteksi leptospirosis di Wilayah pelabuhan
merupakan kegiatan Prioritas Nasional dengan volume output yaitu 1 layanan.

BA. Pengelolaan Limbah Medis


Kantor Kesehatan Pelabuhan Tanjung Priok khususnya bidang UKLW melakukan
pelayanan kesehatan antara lain pelayanan vaksinasi dan sarana penunjang seperti
laboratorium dan poli gigi, dimana pelayanan ini ada limbah medis yang harus dikelola.
Pengelolaan Limbah Medis ini dilaksanakan dengan menggunakan Bahan penampung
berupa jerigen untuk menampung limbah medis cair sedangkan limbah medis non cair
seperti Jarum suntik; Kaca sediaan (preparat glass), Ampul/vial obat, dll.menggunakan
safety box biohazard dilakukan 4 (empat) bulan sekali, pemusnahan limbah medis bekerja
dengan pihak ketiga. Limbah medis ini dikumpulkan dari Pos kesehatan Terminal
Nusantara Pura II Pelabuhan Tanjung Priok, Wilayah Kerja dan Kantor Induk KKP Kelas I
Tanjung Priok. Pada tahun 2018 jumlah pengelolaan limbah medis sebanyak 1500 kg,
sedangkan untuk tahun 2019 sebanyak 1500 kg dan tahun 2020 sebanyak 1000 dan
tahun 2021 dianggarkan sebanyak 1500 kg dengan estimasi limbah medis dari pelayanan
vaksinasi berkurang dengan adanya pelayanan vaksinasi di rumah sakit dan klinik lainnya.

B. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat dari kegiatan ini adalah pegawai Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung
Priok, pengguna jasa, stake holder, masyarakat/komunitas pelabuhan dan sekitarnya

C. STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN


1. Pelaksana
4249.QAH.016 Layanan Pengendalian Factor Risiko Lingkungan

14
051. Pemeriksaan Sanitasi Lingkungan
a. Pengawasan Pencemaran Udara, Air Limbah, dan Badan Air di Wilayah Pelabuhan
dilaksanakan oleh Bidang pengendalian Risiko Lingkungan
b. Pengawasan Penyediaan Sarana Air Bersih / Air Minum di Wilayah
pelabuhandilaksanakan oleh Bidang pengendalian Risiko Lingkungan
c. Pengamanan Makanan / Minuman di Pelabuhandilaksanakan oleh Bidang
pengendalian Risiko Lingkungan
d. Laik Sehat Jasaboga dilaksanakan oleh Bidang pengendalian Risiko Lingkungan
e. Pengawasan Supplier Bahan Makanan Kapal dilaksanakan oleh Bidang
pengendalian Risiko Lingkungan
f. Pengawasan Higiene Sanitasi Gedung/Bangunan di Wilayah Pelabuhan
dilaksanakan oleh Bidang pengendalian Risiko Lingkungan
g. Pengawasan tempat Pengelolaan pestisida (TP2) di Wilayah
pelabuhandilaksanakan oleh Bidang pengendalian Risiko Lingkungan
h. Operasional Tindakan Disinfeksi dalam rangka Pelaksanaan dan pengawasan
Covid 19
i. Pelaksanaan Monitoring Resistensi/Efikasi 2 Jenis Bahan Aktif Insektisida
dilaksanakan oleh Bidang pengendalian Risiko Lingkungan
j. Pengawasan Tindakan Penyehatan Alat Angkut
k. Pertemuan Komite Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan (K2L)/Pelabuhan
Sehat
l. Evaluasi Komite Keselamatan Kesehatan Dan Lingkungan (K2l)/Pelabuhan Sehat
m. Pengawasan Higiene Sanitasi Gedung/Bangunan di Wilayah Pelabuhan
n. Pengambilan Sampel Ginjal dari Tikus untuk deteksi leptospirosis
BA. Pengelolaan Limbah Medis

2. Metode Pelaksanaan
a. Pengawasan Pencemaran Udara, Air Limbah, dan Badan Air di Wilayah Pelabuhan,
Pengawasan Penyediaan Sarana Air Bersih / Air Minum di Wilayah pelabuhan, Pengamanan
Makanan / Minuman di Pelabuhan, Laik Sehat Jasaboga, Pengawasan Supplier Bahan
Makanan Kapal, Pengawasan Higiene Sanitasi Gedung/Bangunan di Wilayah Pelabuhan,
Pengawasan tempat Pengelolaan pestisida (TP2) di Wilayah pelabuhan, Operasional
Tindakan Disinfeksi dalam rangka Pelaksanaan dan pengawasan Covid 19, Pelaksanaan
Monitoring Resistensi/Efikasi 2 Jenis Bahan Aktif Insektisida, Pengawasan Tindakan
Penyehatan Alat Angkut, Pelabuhan Sehat Pertemuan Komite Keselamatan Kesehatan dan
Lingkungan (K2L)/Pelabuhan Sehat, Evaluasi Komite Keselamatan Kesehatan Dan
Lingkungan (K2l)/Pelabuhan Sehat dan Pengawasan Higiene Sanitasi Gedung/Bangunan di
Wilayah Pelabuhan, Pengambilan Sampel Ginjal dari Tikus untuk deteksi leptospirosis serta
pengelolaan limbah medis dilaksanakan secara swakelola.

3. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan


Pengawasan Pencemaran Udara, Air Limbah, dan Badan Air di Wilayah Pelabuhan,
Pengawasan Penyediaan Sarana Air Bersih / Air Minum di Wilayah pelabuhan, Pengamanan
Makanan / Minuman di Pelabuhan, Laik Sehat Jasaboga, Pengawasan Supplier Bahan
Makanan Kapal, Pengawasan Higiene Sanitasi Gedung/Bangunan di Wilayah Pelabuhan,
Pengawasan tempat Pengelolaan pestisida (TP2) di Wilayah pelabuhan, Operasional Tindakan
Disinfeksi dalam rangka Pelaksanaan dan pengawasan Covid 19, Pelaksanaan Monitoring
Resistensi/Efikasi 2 Jenis Bahan Aktif Insektisida, Pengawasan Tindakan Penyehatan Alat
Angkut, Pelabuhan Sehat Pertemuan Komite Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan
(K2L)/Pelabuhan Sehat, Evaluasi Komite Keselamatan Kesehatan Dan Lingkungan
(K2l)/Pelabuhan Sehat dan Pengawasan Higiene Sanitasi Gedung/Bangunan di Wilayah
Pelabuhan serta pengelolaan limbah medis, menggunakan jenis biaya utama, tahap dan waktu
pelaksanaanya sebagai berikut:
 Persiapan
 Pelaksanaan
 Penyusunan laporan

Timetable

Strategi Pencapaian / Metode Pelaksanaan

15
Jadwal
Tahapan
Akun Kategori Pelaksanaan Penarikan
(KRO/ RO/Item
Belanja (U/P) Bulan Minggu Bulan Mingg
Komponen)
u
Layanan 522191, U Januari s.d 1 Januari 4
pengendalian 524113, Desember s.d
Layanan Publik faktor risiko 521211, Desemb
Lainnya lingkungan 524113, er
521811,
521219

D. Kurun Waktu Pencapaian Keluaran


Kurun waktu yang diperlukan untuk tercapainya keluaran pada tahun anggaran 2022 ini dari bulan
Januari hingga Desember 2022.

E. Biaya yang Diperlukan


Biaya yang diperlukan untuk mencapai output ini berjumlah Rp. 347.578.000 (tiga ratus empat puluh
tujuh juta lima ratus tujuh puluh delapan ribu rupiah) sebagaimana RAB terlampir dan bersumber
dari PNBP.

Jakarta, Januari 2022


Koordinator PRL,

Wahyuni, SKM, M.Kes


NIP 19630722211986032006

16

Anda mungkin juga menyukai