Anda di halaman 1dari 9

KERANGKA ACUAN KERJA/TERM OF REFERENCE

PELAYANAN KESEHATAN DI PELABUHAN/ BANDARA/ LINTAS BATAS


KANTOR KESEHATAN KELAS I TANJUNG PRIOK
TAHUN ANGGARAN 2023

Kementerian Negara /Lembaga : Kementerian Kesehatan RI


Unit Eselon I / II : Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
/ Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok
Program : Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Sasaran Program : 1. Meningkatnya upaya pencegahan penyakit
2. Menurunnya Infeksi penyakit HIV
3. Menurunnya Insiden TBC
4. Meningkatnya kab/ Kota yang mencapai eliminasi
malaria
5. Meningkatnya kab/ Kota yang mencapai eliminasi Kusta
6. Meningkatnya Pencegahan dan pengendalian penyakit
menular
7. Tidak meningkatnya prevalensi obesitas pada penduduk
usia > 18 tahun
8. Menurunnya persentase merokok penduduk usia 10-18
tahun
9. Meningkatnya jumlah kab/kota sehat
10. Meningkatnya kemampuan surveilans berbasis
laboratorium
11. Meningkatnya pengelolaan kedaruratan kesehatan
masyarakat

Indikator Kinerja Program : 1. Persentase kabupaten/kota yang mencapai target


imunisasi rutin sebesar 85 persen
2. Cakupan penemuan dan pengobatan kasus HIV (ODHA
on ART) sebesar 50 persen,
3. Cakupan penemuan dan pengobatan kasus TBC
sebesar 90 persen,
4. Jumlah kabupaten/kota yang mencapai API < 1/1000
sebanyak 495 kabupaten/kota,
5. Proporsi kasus kusta baru tanpa cacat sebesar 90
persen ,
6. Persentase pengobatan penyakit menular pada balita
sebesar 70 persen,
7. Persentase skrining penyakit menular pada kelompok
berisiko sebesar 100 persen
8. Jumlah kabupaten/kota yang mencapai eliminasi
penyakit tropis terabaikan sebanyak 236 kab/kota,
9. Jumlah kabupaten/kota yang melakukan deteksi dini
faktor risiko PTM sebanyak 514 kab/kota,
10. Jumlah kabupaten/kota yang melakukan pengendalian
faktor risiko sebanyak 63 persen;
11. Persentase kabupaten/kota yang memiliki laboratorium
kesehatan masyarakat dengan kemampuan surveilans
sebesar 58 persen
12. Persentase fasyankes yang telah terintegrasi dalam
sistem informasi surveillans berbasis digital sebesar 90
persen
13. Persentase kabupaten/kota yang memenuhi kualitas
kesehatan lingkungan sebesar 65 persen.
Kegiatan : Dukungan Pelayanan Kekarantinaan di Pintu Masuk Negara
dan Wilayah

Sasaran Kegiatan : Meningkatnya Pelayanan Kekarantinaan di Pintu Masuk

Negara dan Wilayah


Indikator Kinerja Kegiatan : Persentase faktor resiko penyakit di pintu masuk yang
dikendalikan sebesar 97 persen.
Klasifikasi Rincian Output : Pemeriksaan kesehatan masyarakat
Indikator KRO : Jumlah Pemeriksaan kesehatan masyarakat
Rincian Output : Pelayanan Kesehatan di Pelabuhan/ bandara/ lintas batas
(4249.QAA.012)
Indikator RO : Jumlah Pelayanan Kesehatan di Pelabuhan/ bandara/ lintas
batas
Volume RO : 697 (Enam Ratus Sembilan Puluh Tujuh)
Satuan RO : Orang
A. Latar Belakang

1. Dasar hukum
a. UU No. 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular
b. UU No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran
c. UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
d. UU No. 6 Tahun 2018 Tentang Kekarantinaan Kesehatan
e. PP 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit Menular
f. PP 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhan
g. Permenkes 560 Tahun 1989 tentang Jenis Penyakit Tertentu Yang Dapat
Menimbulkan Wabah
h. Kepmenkes 1116 Tahun 2003 tentang Pedoman penyelenggaraan Sistem
Survailans Epidemiologi Kesehatan
i. Kepmenkes 1479 Tahun 2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Sistem
j. Kepmenkes 264 Tahun 2004 tentang Kriteria Klasifikasi Kantor Kesehatan
Pelabuhan
k. Kepmenkes 949 Tahun 2004 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem
Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa
Dasar hukum pelaksanaan kegiatan ini adalah Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 33 tahun 2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kantor Kesehatan Pelabuhan. Pasal 5 menyebutkan bahwa KKP mempunyai
tugas melaksanakan pencegahan masuk dan keluarnya penyakit, penyakit
potensial wabah, surveilans epidemiologi, kekarantinaan, pengendalian dampak
kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan, pengawasan OMKABA serta
pengamanan terhadap penyakit baru dan penyakit yang muncul kembali,
bioterorisme, unsur biologi, kimia dan pengamanan radiasi di wilayah kerja
bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara. Pada pasal 5 tersebut
merupakan tugas KKP yang dilakukan sebagai bentuk pengawasan di
Pelabuhan / Bandar udara / PLBDN.Dasar hukum lainnya yaitu Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan dan International Health
Regulation Tahun 2005, Peraturan Menteri Kesehatan No 23 Tahun 2018
tentang pelayanan dan penerbitan sertifikat Vaksinasi Internasional dan
Permenkes RI nomor 67 tahun 2016 tentang Penanggulangan Tuberkulosis.
Selain itu dasar hukum lainnya adalah International Health Regulation (IHR)
tahun 2005.
2. Tugas dan Fungsi Unit Kerja Terkait dan/atau Penugasan Tambahan
Kantor Kesehatan Pelabuhan yang selanjutnya disebut KKP adalah unit
pelaksana teknis di lingkungan Kementerian Kesehatan yang berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Pengendalian dan Pencegahan
Penyakit. KKP mempunyai tugas melaksanakan pencegahan masuk dan
keluarnya penyakit, penyakit potensial wabah, surveilans epidemiologi,
kekarantinaan, pengendalian dampak kesehatan lingkungan, pelayanan
kesehatan, pengawasan OMKABA serta pengamanan terhadap penyakit baru dan
penyakit yang muncul kembali, bioterorisme, unsur biologi, kimia danpengamanan
radiasi di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara.
Dalam melaksanakan tugasnya tersebut, Kantor Kesehatan pelabuhan
menyelenggarakan fungsi yaitu pelaksanaan kekarantinaan, pelaksanaan
pelayanan kesehatan, pelaksanaan pengendalian risiko lingkungan di bandara,
pelabuhan, dan lintas batas darat Negara, pelaksanaan pengamatan penyakit,
penyakit potensial wabah, penyakit baru, dan penyakit yang muncul kembali,
pelaksanaan pengamanan radiasi pengion dan non pengion, biologi, dan kimia,
pelaksanaan sentra/simpul jejaring surveilans epidemiologi sesuai penyakit yang
berkaitan dengan lalu lintas nasional, regional, dan internasional, pelaksanaan,
fasilitasi dan advokasi kesiapsiagaan dan penanggulangan Kejadian Luar Biasa
(KLB) dan bencana bidang kesehatan, serta kesehatan matra termasuk
penyelenggaraan kesehatan haji dan perpindahan penduduk, pelaksanaan,
fasilitasi, dan advokasi kesehatan kerja di lingkungan bandara, pelabuhan, dan
lintas batas darat Negara, pelaksanaan pemberian sertifikat kesehatan obat,
makanan, kosmetika dan alat kesehatan serta bahan adiktif (OMKABA) ekspor
dan mengawasi persyaratan dokumen kesehatan OMKABA impor, pelaksanaan
pengawasan kesehatan alat angkut dan muatannya, pelaksanaan pemberian
pelayanan kesehatan di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat
Negara, pelaksanaan jejaring informasi dan teknologi bidang kesehatan bandara,
pelabuhan, dan lintas batas darat Negara, pelaksanaan jejaring kerja dan
kemitraan bidang kesehatan di bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat
Negara, pelaksanaan kajian kekarantinaan, pengendalian risiko lingkungan, dan
surveilans kesehatan pelabuhan, pelaksanaan pelatihan teknis bidang kesehatan
bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat Negara dan pelaksanaan
ketatausahaan dan kerumahtanggaan KKP.
Dalam pengklasifikasian KKP, KKP Tanjung Priok masuk kedalam kelas I
sehingga susunan organisasi KKP Kelas I Tanjung Priok terdiri dari Bagian Tata
Usaha; Bidang Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi; Bidang
Pengendalian Risiko Lingkungan ; Bidang Upaya Kesehatan dan LintasWilayah;
Instalasi; Wilayah Kerja; dan Kelompok Jabatan Fungsional.
Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan penyusunan
program, pengelolaan informasi, evaluasi, pelaporan, urusan tata usaha,
keuangan, penyelenggaraan pelatihan, kepegawaian, serta perlengkapan dan
rumah tangga. Sedangkan Fungsi dari Bagian tata Usaha yaitu melaksanakan
koordinasi dan penyusunan program, pengelolaan informasi, evaluasi, pelaporan,
urusan tata usaha, keuangan, penyelenggaraan pelatihan, kepegawaian, serta
perlengkapan dan rumah tangga.
Bidang Bidang Upaya Kesehatan dan Lintas Wilayah mernpunyai tugas
melaksanakan perencanaan dan evaluasi serta penyusunan laporan di bidang
pelayanan kesehatan terbatas, kesehatan haji, kesehatan kerja, kesehatan matra,
vaksinasi internasional, pengembangan jejaring kerja, kemitraan, kajian dan
teknologi, serta pendidikan dan pelatihan bidang upaya kesehatan pelabuhan di
wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara. Sedangkan
fungsi dari BIdang UKLW yaitu pelayanan kesehatan terbatas, rujukan dan gawat
darurat medik di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara.
pemeriksaan kesehatan haji, kesehatan kerja, kesehatan matra di wilayah kerja
bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara. pengujian kesehatan
nahkoda/pilot dan anak buah kapal/pesawat udara serta penjamah makanan;
vaksinasi dan penerbitan sertifikat vaksinasi internasional; pelaksanaan jejaring
kerja dan kemitraan di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat
negara; pengawasan pengangkutan orang sakit dan jenazah di wilayah kerja
bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara, serta ketersediaan obat-
obatan/peralatan P3K di kapal/pesawat udara/alat transportasi lainnya; kajian dan
pengembangan teknologi serta pelatihan teknis bidang upaya kesehatan dan
lintas wilayah; penyusunan laporan di bidang upaya kesehatan dan lintas wilayah.

3. Gambaran Umum
Kemajuan teknologi informasi dan transportasi mengakibatkan makin cepatnya
arus perjalanan orang, barang, dan alat angkut, sehingga penjalaran dan
penularan penyakit antar negara semakin cepat, terutama masalah yang berkaitan
dengan kesehatan manusia, seperti New Emerging Desease seperti Avian
Influenza, H7N9, MERS-CoV, SARS, Legionnaires Disease, Nipah Virus,
Paragoniasis Pulmonallis, HFMD, Ebola, Hanta Fewer, Emerging disease antara
lain HIV/AIDS, dan penyakit menular lainnya Dengue Haemoragig Fefer,
Japanese B, Encephalitis, Chikungunya, Cholera, Salmonellosis dan Filariasis.
Emerging Disease yang berpotensi masuk ke Indonesia antara lain HIV/AIDS,
Penyakit menular seksual lainnya, Dengue Haemoragic Fever, Japanese B.
Encephalitis, Chikungunya, Cholera, Salmonellosis, dan Filariasis. Sedangkan Re-
emerging desease antara lain: Pes, TBC, Scrub thypus, Malaria, Anthrax, dan
Rabies.
Pelabuhan sebagai pintu gerbang dari dan ke luar daerah/ negara merupakan
tempat yang potensial dalam penyebaran / transmisi faktor resiko maupun
penyakit, terjadinya kecelakaan bahkan KLB. Oleh karena itu, pengawasan
terhadap kedatangan kapal, orang barang bawaan harus cepat, tepat dan
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Kantor Kesehatan Pelabuhan mempunyai
tugas pokok dalam mencegah dan menangkal masuk dan keluarnya penyakit
berpotensial wabah dari dan ke Indonesia melalui pelabuhan.
Sehubungan dengan hal tersebut, Kantor Kesehatan Pelabuhan mempunyai
peranan yang sangat strategis dalam mencegah dan menangkal masuk dan
keluarnya penyakit berpotensial wabah dari dan ke Indonesia melalui pengawasan
pelabuhan yang dilakukan secara terus menerus. Oleh karena itu perlu adanya
kegiatan layanan kewaspadaan dini penyakit berpotensi KLB. Adapun kegiatan-
kegiatan yang dilakukan berupa:
Pelabuhan Tanjung Priok yang digunakan sebagai pintu masuk dan lalu lintas
orang dan barang dari dan ke luar negeri mempunyai potensi yang besar untuk
tempat keluar masuknya penyakit.
Dikarenakan Pelabuhan Tanjung Priok merupakan salah satu pintu gerbang
eksport import di Indonesia yang mempunyai potensi di dalam masuk dan
keluarnya penyakit menular dan KKP Kelas I Tanjung Priok yang tugas pokok dan
fungsi nya adalah mencegah keluar masuknya penyakit menular di wilayah
Pelabuhan Tanjung Priok, maka KKP Kelas I Tanjung Priok mengadakan kegiatan
pencegahan dan pengendalian penyakit menular bagi masyarakat Pelabuhan
Tanjung Priok.
Untuk mencapai output dari kegiatan ini, KKP Kelas I Tanjung Priok mengadakan
kegiatan:

4249.QAA.012 Pelayanan Kesehatan di Pelabuhan/ Bandara/ Lintas Batas


BA. Pengendalian Covid-19
Dalam rangka pengendalian pandemi covid-19 KKP Kelas I Tanjung Priok
melaksanakan kegiatan pemeriksaan RDT dan PCR covid-19 di Lingkungan
Pelabuhan Tanjung Priok khususnya, baik pada pelaku perjalanan maupun
kepada masyarakat Wilayah Pelabuhan Tanjung Priok. Petugas yang
melaksanakan kegiatan pemeriksaan RDT dan PCR covid-19 terdiri dari 3 orang
dengan rincian, Petugas laboratorium 1 orang, petugas administrasi 1 orang dan
1 orang supir. kegiatan dilaksanakan sebanyak 6 kali dalam 3 bulan pertama.
Selain pelaksanaan di DKI Jakarta, kegiatan pemeriksaan RDT dan PCR Covid-
19 juga dianggarkan untuk pelaksanaan di provinsi Jawa Barat. Pemeriksaan
RDT dan PCR Covid-19 untuk Jawa Barat dilaksanakan oleh 3 orang petugas,
dengan rincian, Petugas laboratorium 1 orang, petugas administrasi 1 orang dan
1 orang supir, kegiatan pemeriksaan RDT dan PCR Covid-19 untuk provinsi Jawa
Barat dilaksanakan sebanyak 3 kali dalam kurun waktu 3 bulan pertama. Kegiatan
tersebut bertujuan untuk mencegah penyebaran penyakit Covid-19 sehingga
diharapkan dapat memutuskan mata rantai penyakit Covid-19.

BB. Verifikasi Rumah Sakit/Klinik Pratama dalam rangka penerbitan buku ICV
Pengawasan dan Verifikasi penerbitan buku ICV yang dikeluarkan oleh Rumah
Sakit/Klinik perlu dilakukan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung
Priok dalam rangka memastikan proses vaksinasi dan penerbitan buku ICV sesuai
dengan Peraturan Menteri Kesehatan no 23 Tahun 2018, hingga bulan Oktober
tahun 2022 Rumah sakit/ Klinik Pratama yang sudah diberikan ijin sebanyak 122
Rumah sakit/ Klinik Pratama diantaranya, Wilayah DKI Jakarta sebanyak 63
Rumah sakit/ Klinik Pratama sedangkan Wilayah Jawa Barat sebanyak 59 Rumah
sakit/ Klinik Pratama. Verifikasi dan visitasi akan dilaksanakan di Wilayah DKI
Jakarta sebanyak 57 kali dan Jawa Barat sebanyak 50 kali. Verifikasi dan visitasi
dilaksanakan oleh tenaga dokter, perawat dan administrasi.

BC. Layanan Mobile Vaksinasi Covid-19


Virus Corona (Covid-19) telah menjadi salah satu perhatian serius bagi semua
negara sejak akhir 2019 hingga saat ini, bahkan hingga beberapa tahun ke depan
dan memiliki dampak yang luar biasa. Atas dasar hal tersebut berbagai upaya
dilakukan oleh pemerintah dengan mengeluarkan kebijakan-kebijakan untuk
menanggulanginya diantaranya pelaksanaan vaksinasi akan dilaksanakan di
fasilitas pelayanan kesehatan milik pemerintah pusat, daerah, swasta yang
memenuhi persyaratan.
Dalam rangka percepatan pelaksanaan vaksinasi covid-19, pelayanan vaksinasi
dapat dilakukan dengan upaya pelaksanaan vaksinasi mobile ke Institusi
pemerintah/ Lembaga, BUMN dan sentra vaksinasi massal. Pelaksanaan mobile
vaksin bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dan Suku
Dinas Kesehatan Jakarta Utara. Pada tahun 2023 diperkirakan vaksinasi Covid-19
hanya diberikan untuk vaksinasi Booster (pengulangan) yang sasarannya adalah
masyarakat umum. Kegiatan vaksinasi mobile dilaksanakan oleh 7 orang per Tim
yang terdiri dari petugas administrasi sebanyak 3 orang, dokter sebanyak 1 orang,
perawat sebanyak 2 orang dan supir ambulans 1 orang. Anggaran mobile Vaksin
akan dianggarkan untuk DKI Jakarta sebanyak 12 kali dan Jawa Barat sebanyak
4 kali layanan. Selain Pelayanan mobile vaksin, pengambilan vaksin di dinas
Kesehatan setempat juga dianggarkan sebanyak 16 kali dengan 2 orang petugas.
Kegiatan layanan mobile vaksinasi dianggarkan untuk 3 bulan pertama.

A. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat dari kegiatan ini adalah pegawai Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas I Tanjung Priok, pengguna jasa, stake holder, masyarakat/komunitas
pelabuhan dan sekitarnya

B. STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN


1. Pelaksana
4249.QAA.012
Pengendalian Covid-19, Verifikasi Rumah Sakit/Klinik Pratama Dalam Rangka
Penerbitan Buku ICV, Layanan Mobile Vaksinasi Covid-19, dilaksanakan oleh
Bidang Upaya Kesehatan dan Lintas Wilayah
2. Metode Pelaksanaan
Pengendalian Covid-19, Verifikasi Rumah Sakit/Klinik Pratama Dalam Rangka
Penerbitan Buku ICV, Layanan Mobile Vaksinasi Covid-19 kegiatan tersebut
diatas dilaksanakan secara swakelola
3. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan
4249.QAA.012 Pelayanan Kesehatan di Pelabuhan/ Bandara/ Lintas Batas
BA. Pengendalian Covid-19
• Menyusun SK atau surat tugas
• Menyusun jadwal
• Pelaksanaan kegiatan
• Menyusun laporan kegiatan
BB. Verifikasi Rumah Sakit/Klinik Pratama Dalam Rangka Penerbitan Buku ICV
• Menerima berkas pengajuan permohonan untuk melaksanakan pelayanan
vaksinasi dan penerbitan ICV
• Telaah berkas dari Klinik/ Rumah Sakit yang masuk ke KKP Kelas I
Tanjung Priok
• Persiapan
• Pelaksanaan kegiatanPengawasan dan VerifikasiKlinik/ RumahSakit
• Penyusunan Laporan
BC. Layanan Mobile Vaksinasi Covid-19
• Menyusun jadwal
• Pelaksanaan kegiatan
• Menyusun laporan kegiatan

Timetable

Tahapan Jadwal
Akun Kategori
(komponen/Sub Sub Komponen/Item Pelaksanaan Penarikan
Belanja (U/P)
Komponen) Bulan Minggu Bulan Minggu
4249.QAA.012 Pelayanan Kesehatan di Pelabuhan/ Bandara/ Lintas Batas
BA Pengendalian Covid- Jan-Mar
52 Belanja Jan-Mar
19 U I-IV I-IV
perjalanan
BB Verifikasi Rumah
Sakit/Klinik Pratama 52 Belanja
U Jan-Des I-IV Jan-Des I-IV
Dalam Rangka perjalanan
Penerbitan Buku ICV
BC Layanan Mobile 52 Belanja Jan-Mar Jan-Mar
U I-IV I-IV
Vaksinasi Covid-19 perjalanan

C. KURUN WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN


Waktu yang diperlukan untuk tercapainya keluaran pada tahun anggaran
2023 ini adalah Januari – Desember 2023.
D. BIAYA YANG DIBUTUHKAN
Biaya pelaksanaan kegiatan pelayanan Kesehatan di Pelabuhan/ Bandara/ Lintas
Batas adalah Rp. 200.680.000,- (Dua Ratus Juta Enam Ratus Delapan Puluh
Ribu Rupiah), sebagaimana RAB terlampir dan bersumber dari PNBP.
Demikian kerangka acuan kerja dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Penanggung jawab kegiatan

dr. Iqbal Djakaria


NIP 197212232002121001

Anda mungkin juga menyukai