Deteksi
SISTEM DAN INFRASTRUKTUR
Verifikasi KESMAS ADEKUAT
MEMERLUKAN •Memiliki infrastruktur kesmas yang dapat berfungsi
Investigasi
untuk PENCEGAHAN penyakit menular
Notifikasi •Sistem Kesmas yg EFISIEN; SENSITIF;
MEMADAI utk deteksi; respon fase epidemi;
Respon penyakit baru; penyakit belum terdeteksi
1. TO DETECT (DETEKSI)
MELALUI DETEKSI DINI DAN DIAGNOSIS DINI
2. TO PREVENT (MENCEGAH)
SASARANNYA TERUTAMA UNTUK MENGENDALIKAN
FAKTOR RISIKO (LINGKUNGAN, PERILAKU,
PENGETAHUAN, DAN AWARENESS)
3. TO RESPOND (MERESPON)
ANTARA LAIN MELALUI MENANGANI, MELAPORKAN,
MENGGERAKKAN MASYARAKAT, DLL
PROGRAM KEKARANTINAAN KESEHATAN YANG SINERGI DI PINTU MASUK NEGARA DAN DILUAR PINTU MASUK NEGARA
DAPAT MENJAMIN NEGARA BEBAS DARI ANCAMAN KEDARURATAN KESEHATAN MASYARAKAT
PERSYARATAN KAPASITAS INTI IHR SECARA NASIONAL
3 level : Kejadian
– Nasional
– Provinsi dan Kab/Kota
Di Pintu Masuk Negara dan
– Masyarakat wilayah Daerah
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah bertanggung jawab melindungi kesehatan masyarakat
dari potensi adanya Kedaruratan Kesehatan Masyarakat melalui penyelenggaraan Kekarantinaan
Kesehatan
1. Pintu Masuk : pelabuhan, bandar udara, maupun pos lintas batas darat negara
2. Wilayah
ASAS DAN TUJUAN PENYELENGGARAAN
KEKARANTINAAN KESEHATAN
ASAS :
Kekarantinaan Kesehatan diselenggarakan dengan berasaskan perikemanusiaan, manfaat,
perlindungan, keadilan, non diskriminatif, kepentingan umum, keterpaduan, kesadaran
hukum, dan kedaulatan negara.
TUJUAN :
a)Melindungi masyarakat dari penyakit dan/atau Faktor Risiko Kesehatan Masyarakat yang
berpotensi menimbulkan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat;
b)Mencegah dan menangkal penyakit dan/atau Faktor Risiko Kesehatan Masyarakat yang
berpotensi menimbulkan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat;
c)Meningkatkan ketahanan nasional di bidang kesehatan masyarakat; dan
d)Memberikan perlindungan dan kepastian hukum bagi masyarakat dan petugas kesehatan.
KEBIJAKAN OPERASIONAL
a. Integrasi kegiatan dalam Kerangka Regulasi dan Kebijakan Nasional
b. Pendekatan lintas sektoral baik di pusat maupun di daerah.
c. Pengembangan kapasitas secara bertahap dan berjenjang
d. Membangun komitmen, tanggung jawab dan upaya bersama dalam
mencegah penyebaran penyakit.
e. Upaya pencegahan dalam rangka perlindungan Indonesia dan dunia dari
risiko Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Internasional
f. Penguatan pelaksanaan fungsi surveilans, laboratorium dan rujukan secara
berjenjang
g. Penguatan pencegahan, deteksi dan respond di wilayah dan pintu masuk
negara
PENYELENGGARAAN KEKARANTINAAN KESEHATAN DI WILAYAH
• Dalam rangka melakukan tindakan mitigasi faktor risiko di wilayah pada situasi
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat dilakukan:
a. Karantina Rumah;
b. Karantina Wilayah;
c. Karantina Rumah Sakit; atau
d. Pembatasan Sosial Berskala Besar.
oleh Pejabat Karantina Kesehatan dan harus didasarkan pada pertimbangan
epidemiologis, besarnya ancaman, efektifitas, dukungan sumber daya, teknis
operasional, pertimbangan ekonomi, sosial, budaya dan keamanan.
• Untuk Karantina Wilayah dan Pembatasan Sosial Berskala Besar ditetapkan
oleh Menteri.
TINDAKAN KEKARANTINAAN KESEHATAN
Terdiri dari :
Karantina, isolasi, pemberian vaksinasi/ profilaksis, rujukan,
disinfeksi, dan/atau dekontaminasi terhadap orang sesuai indikasi;
Pembatasan Sosial Berskala Besar;
Disinfeksi, dekontaminasi, disinseksi, dan/atau deratisasi terhadap
alat angkut dan barang;
Penyehatan, pengamanan, dan pengendalian terhadap media
lingkungan.
PENYELENGGARAAN KEKARANTINAAN KESEHATAN
Pemerintah Dan Pemerintah Daerah Bertanggung Jawab Melindungi Kesehatan Masyarakat Dari Penyakit Dan/Atau Faktor
Risiko Kesehatan Masyarakat Yang Berpotensi Menimbulkan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Melalui Penyelenggaraan
Kekarantinaan Kesehatan
TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH
DAN PEMERINTAH DAERAH
Pemerintahdan Pemerintah Daerah bertanggung jawab
melindungi kesehatan masyarakat dari penyakit dan/atau Faktor
Risiko Kesehatan Masyarakat yang berpotensi menimbulkan
kedaruratan kesehatan masyarakat melalui penyelenggaraan
Kekarantinaan Kesehatan.
Pemerintah
dan Pemerintah Daerah bertanggung jawab
menyelenggarakan Kekarantinaan Kesehatan secara terpadu.
Pemerintah dan Pemerintah Daerah bertanggung jawab terhadap
ketersediaan sumber daya yang diperlukan dalam
penyelenggaraan kekarantinaan kesehatan.
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH DAERAH PROVINSI DAN
KABUPATEN/KOTA DALAM PROGRAM
KEKARANTINAAN KESEHATAN 26
NATIONAL
COMMITTEE
IHR – NFP
DG P&DC Dinas Kes. Provinsi
Otoritas Terkait
(QICP)
Dinas Kesehatan
Kab/Kota
Otoritas
PoE (Adpel) KKP Puskesmas
Wilker
JEJARING KERJA DALAM PENYELENGGARAAN
KEKARANTINAAN KESEHATAN
INTERNATIONAL PORT
HEALTH
INTERNASIONAL
LINTAS
PROGRAM
WHO KEMENKES
KKP
v
DITJEN P2P
NASIONAL DINKES
BTKLPP, BLK,
RS RUJUKAN Loka Litbang
LINTAS SEKTOR
TERKAIT
PENYIDIKAN
Pelaksana
→ dapat dilakukan oleh PPNS Kekarantinaan Kesehatan
PPNS Kekarantinaan Kesehatan adalah pejabat
pegawai negeri sipil di lingkungan Kementerian Kesehatan
yang diberi wewenang khusus oleh Undang-Undang ini
Penyidika untuk melakukan penyidikan tindak pidana di bidang
Kekarantinaan Kesehatan.
n
Pelaksanaan
Dalam melakukan penyidikan, PPNS Kekarantinaan Kesehatan
berkoordinasi dan bekerja sama dengan penyidik di lingkungan
Kepolisian Negara Republik Indonesia dan dapat berkoordinasi
dan bekerja sama dengan penyidik di lingkungan Tentara
Nasional Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
30
KETENTUAN PIDANA (1)
32
KETENTUAN PIDANA (3)
1
4. Kesimpulan
KESIMPULAN
Program Kekarantinaan Kesehatan Mempunyai Fungsi Strategis Dalam Menjaga
Keselamatan Dan Keamanan Bangsa Dan Negara Dari Risiko Penyakit Yang