PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN

PENYAKIT AKIBAT GIGITAN HEWAN

BERBISA DAN TANAMAN BERACUN

TIM KERJA PENYAKIT AKIBAT GIGITAN HEWAN BERBISA DAN TANAMAN BERACUN
(PAGHB-TB)
DIREKTORAT P2PM
DIREKTORAT JENDERAL P2P
 SISTEMATIKA
1. PENDAHULUAN
2. TUJUAN
3. KEBIJAKAN DAN STRATEGI
4. KEGIATAN DAN LANGKAH-LANGKAH
5. INDIKATOR DAN TARGET PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN
1. PENDAHULUAN
 DEFINISI
P2 PAGHBTB adalah semua upaya kesehatan yang mencakup
aspek promotif dan preventif, kuratif dan rehabilitatif untuk
melindungi kesehatan masyarakat, menurunkan kasus gigitan,
sengatan hewan berbisa dan keracunan tumbuhan serta
menurunkan angka morbiditas, mortalitas dan disabilitas yang
diakibatkan.
 PENYAKIT AKIBAT GIGITAN HEWAN BERBISA
DAN TANAMAN BERACUN
BUKAN ZOONOSIS

ZOONOSIS ADALAH PENYAKIT YANG DAPAT MENULAR DARI

HEWAN KEPADA MANUSIA ATAU SEBALIKNYA
[PERMENKO PMK No 7 / 2022 /TENTANG PEDOMAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
ZOONOSIS DAN PENYAKIT INFEKSIUS BARU : PASAL 1, AYAT 1 ]

PENYAKIT AKIBAT GIGITAN

HEWAN BERBISA DAN TANAMAN
BERACUN
BUKAN ZOONOSIS
Jenis Penyakit NTDs
 Program
Penyakit Akibat Gigitan Hewan Berbisa dan
Tanaman Beracun (PAGHB & TB)

Meliputi :
• Gigitan Ular Berbisa
• Sengatan Hewan Laut
• Sengatan/Gigitan Insecta dan Hymenoptera
• Keracunan Tumbuhan dan Jamur
 BEBAN PENYAKIT AKIBAT GIGITAN ULAR
 INDONESIA MEMPUNYAI KONDISI GEOGRAFI YANG BERVARIASI DENGAN FLORA DAN
FAUNA YANG BERAGAM
 ESTIMASI : ANGKA INSIDEN KASUS GIGITAN ULAR 135.000 / TAHUN DENGAN KEMATIAN
10% /TAHUN [LAPORAN : INDONESIAN TOXINOLOGY SOCIETY ]
 ANGKA KEMATIAN TINGGI KARENA MENGANGGAP SERUM ANTI BISA ULAR DAPAT
DIGUNAKAN UNTUK SEMUA KASUS GIGITAN ULAR

 GIGITAN ULAR BERBISA TERMASUK DALAM PENYAKIT TROPIS TERABAIKAN (NTD)

 ESTIMASI :
TERJADI 138.000 KEMATIAN DI SELURUH DUNIA SETIAP TAHUN
DENGAN 400.000 ORANG MENGALAMI KECACATAN TETAP
TERMASUK KEBUTAAN DAN KETERBATASAN MOBILITAS
[MARTINS, S.B. et al, 2019]

 GIGITAN ULAR BERBISA MENGAKIBATKAN 81.000- 138.000 KEMATIAN / TAHUN DI DUNIA

DENGAN DISABILITAS FISIK DAN PSIKOL0GI 4X – 5X JUMLAH KEMATIAN
[RESOLUTION 71,5 WHA 2018]

8
 FAKTOR RISIKO
PENYAKIT AKIBAT GIGITAN HEWAN BERBISA DAN TANAMAN BERACUN
Faktor Risiko adalah hal-hal yang mempengaruhi atau berkontribusi
terhadap terjadinya penyakit atau masalah kesehatan

MERUPAKAN BIDANG TUGAS TANGGUNG JAWAB BERBAGAI SEKTOR

LINGKUNGAN EKOSISTEM
PENYAKIT AKIBAT GIGITAN HEWAN TUMBUHAN
HEWAN LILL
BERBISA BERBISA, TUMBUHAN BERACUN BERACUN
PADA MANUSIA DAN HEWAN

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PAGHB-TB

PERLU DILAKSANAKAN DENGAN KERJASAMA
HEWAN BERBISA
DAN TUMBUHAN
LINTAS SEKTOR
BERACUN
ADALAH FAKTOR
RISIKO PAGHB-
TB
TANTANGAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN

1. SEBAGIAN BESAR PUSKESMAS DAN RS BELUM MENCATAT KASUS GIGITAN ULAR DENGAN BAIK.
2. MASIH TETAP DIPERLUKAN SOSIALISASI/ PENDAMPINGAN DI LAPANGAN WALAUPUN
PEDOMAN/PANDUAN PRAKTEK KLINIS & SOSIALISASI BAGI PETUGAS KESEHATAN DI FASILITAS
PELAYANAN PRIMER DAN RUJUKAN TELAH DILAKUKAN SEHINGGA TATALAKSANA STANDAR DAPAT
DITERAPKAN DI SEMUA FASKES.
3. SEBAGIAN BESAR KASUS GIGITAN ULAR DIRUJUK KE RS DENGAN ALASAN TIDAK TERSEDIA SERUM
ANTI BISA ULAR (SABU) DI PUSKESMAS. HAL INI MENGGAMBARKAN ADANYA PEMAHAMAN YANG
MASIH KELIRU TERKAIT PENGGUNAAN SABU, SEOLAH-OLAH SABIJ MENJADI PILIHAN TERAPI
TERBAIK UNTUK PENANGANAN AWAL GIGITAN ULAR
4. MASIH ADA PEMAHAMAN MASYARAKAT YANG MENGANGGAP GIGITAN ULAR DAPAT DITANGANI
SECARA TRADISIONAL.
5. PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PAGHB-TB MERUPAKAN PROGRAM BARU YANG INTERVENSINYA
MASIH DIKEMBANGKAN
10
 TUGAS PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PAGHB-TB
1) PENYIAPAN PERUMUSAN KEBIJAKAN DI BIDANG SURVEILANS, DETEKSI DINI,
PENGENDALIAN FAKTOR RISIKO, DAN KOORDINASI UPAYA PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN PAGHB-TB

2) PELAKSANAAN KEBIJAKAN

3) PENYIAPAN PENYUSUNAN NSPK

4) PEMBERIAN BIMBINGAN TEKNIS DAN SUPERVISI PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN

PELAPORAN
2. TUJUAN PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN
 TUJUAN UMUM

Menurunkan Angka Morbiditas, Mortalitas Dan Disabilitas Dari Paghbtb

DENGAN
Meningkatkan Akses Masyarakat Pada Layanan P2 PAGHBTB Yang
Komprehensif Dan Bermutu

13
 TUJUAN KHUSUS
1. MENINGKATKAN KOMITMEN PENGAMBIL KEBIJAKAN PUSAT DAN DAERAH DALAM
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PAGHB-TB
2. MENINGKATKAN KAPASITAS DAN KOMPETENSI FASYANKES DALAM PELAYANAN
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PAGHB-TB
3. MENINGKATKAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PAGHB-TB
4. MENINGKATKAN PERAN SERTA SELURUH JAJARAN LINTAS SEKTOR DI PUSAT DAN
DAERAH SERTA DUKUNGAN SELURUH LAPISAN MASYARAKAT TERMASUK KALANGAN
SWASTA, DUNIA USAHA, AKADEMISI DAN MITRA INTERNASIONAL DALAM
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PAGHB-TB
5. MENGUATKAN SURVEILANS DAN SISTEM INFORMASI PADA PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN PAGHB-TB
6. MENGUATAN DUKUNGAN MANAJEMEN, TERMASUK PERENCANAAN,
PENGORGANISASIAN, PENGGERAKAN PELAKSANAAN, PENGAWASAN, PEMBINAAN
DAN PENILAIAN DALAM RANGKA PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PAGHB-TB

14
3. KEBIJAKAN DAN STRATEGI
Strategi Pengendalian Penyakit Akibat Gigitan Hewan Berbisa & Tanaman Beracun (PAGHB-TB)

1 Pencegahan 2 Surveilans 3 Penanganan Kasus

• Edukasi masyarakat untuk perubahan
• Peningkatan penemuan
perilaku
• Pengendalian faktor risiko kasus
• Sistem dan manajemen data
• Penguatan sistem
kewaspadaan dini dan respon
• Pengamatan dan mapping
kasus
• Surveilans hewan berbisa
• Pemanfaatan teknologi digital
dalam system informasi
• Tatalaksana (diagnosis dan
pengobatan) sesuai standar
-First aid di Puskesmas
-Peningkatan kompetensi dan
kapasitas RS serta penguatan
sistem rujukan
-Pengadaan anti venom yang
sesuai dengan jeni ular di
masing-masing wilayah

4 Penguatan Sistem Kesehatan

• Penguatan manajemen program • Peningkatan komitmen dan koordinasi lintas program

• dan lintas sektor

5 Pengembangan Penelitian dan Inovasi

• Pengembangan anti venom dan Pusat Racun Nasional
 SURVEILANS
SURVEILANS PENCEGAHANPAGHBTB
DAN PENGENDALIAN
PENYAKIT BERBASIS LABORATORIUM
PENGUMPULAN DATA PAGHB-TB DAN FAKTOR
RISIKONYA SECARA SISTEMATIS DAN
BERKELANJUTAN UNTUK DIOLAH, DIANALISIS DAN
DIDISEMINASIKAN KEPADA PIHAK TERKAIT GUNA
PENGAMBILAN KEPUTUSAN, TINDAKAN, DAN
KEBIJAKAN

AGAR DIPEROLEH DATA DAN INFORMASI AKURAT, SAHIH,DAPAT

DIANDALKAN, DAN REALTIME

DETEKSI, PENCEGAHAN, PENGENDALIAN

[DETECT, PREVENT, RESPOND]
 SURVEILANS PAGHB-TB

FASYANKES/LAYANAN

DATA LAIN + KLINIK + HASIL LAB

DIAGNOSIS/TERAPI/
TINDAK LANJUT
KASUS PAGHB-TB
FAKTOR RISIKO
KRITERIA DIAGNOSIS DAN TERAPI :
 SOP
 PNPK
APLIKASI : SISTEM INFORMASI PAGHB-TB  ORGANISASI PROFESI
NASIONAL
DAN INTERNASIONAL

PENGELOLA PROGRAM/ SURVEILANS

PUSAT
RACUN
NASIONAL ?
PENENTU KEBIJAKAN ?
Laporan Kasus PAGHBTB Rekapan Provinsi
LAPORAN KASUS GIGITAN ULAR

PROVINSI : Jawa Barat

BULAN : Januari
TAHUN : 2023

JENIS KELAMIN / UMUR

LAKI - LAKI PEREMPUAN JUMLAH JUMLAH KASUS
NO Kab/Kota NAMA FASYANKES KET
KASUS MENINGGAL
<5 5-9 10 - 1415 - 1920 - 45 46 - 64 > 64 Jumlah <5 5-9 10 - 14 15 - 19 20 - 45 46 - 64 > 64 Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
1 Bogor RS Cibinong 1 1 1 3 1 1 4
2 Sukabumi 0 0 0
3 Cianjur 0 0 0
4 Bandung 0 0 0
5 Garut RSHS 1 1 2 0 2 Perbaikan
6 Tasikmalaya 0 0 0
7 Ciamis PKM Cipaku 1 1 2 1 1 3
8 Kuningan 0 0 0
9 Cirebon 0 0 0
10 Majalengka 0 0 0
11 Sumedang RSHS 1 1 0 1 Sembuh
12 Indramayu 0 0 0
13 Subang 0 0 0
14 Purwakarta RS. Banyu Asih 1 1 0 1
15 Karawang 0 0 0
16 Bekasi 0 0 0
17 Bandung Barat 0 0 0
18 Pangandaran 0 0 0

19
 Laporan Individu Bulanan PAGHBTB rekapan Kab/Kota

YANG
TERJADI
PADA
MAKAN KELUMP RESPIRA
BAGIAN BINATAN KELUHA PARALISI KESULIT PEMBES
AKTIVITAS MEKANISM TERAKHI PERDAR NYERI NYERI TANDA OPTALM DILATASI UHAN TORIK TANDA
JENIS TANGGAL LOKASI JUMLAH TUBUH TINDAKA G(MATI/L SPESIME UPLOAD ALERGI RPO N PTOSIS( TRISMUS S OTOT AN EKIMOSI RUBOR( EDEMA(Y LASERAS NEKROSI BULLA(Y/ ULKUS(Y/ ARAN
No NAMA UMUR ALAMAT LENGKAP SAAT E RPD (Y/T) R (jam AHAN(Y/ OTOT(Y/ PERUT(Y SYOK(Y/ OPLEGIA PUPIL(Y/ SARAF PARADO GIGITAN( LAIN-LAIN
KELAMIN KEJADIAN KEJADIAN GIGITAN YANG N AWAL ARI/TDK N (Y/T) FOTO (Y/T) (Y/T) SEKARA Y/T) (Y/T) FLEXOR( MENELA S(Y/T) Y/T) /T) I(Y/T) S(Y/T) T) T) LIMFE(Y/
KEJADIAN KEJADIAN dan jenis T) T) /T) T) (Y/T) T) CRANIAL KSAL(Y/T Y/T)
TERKENA DPT NG Y/T) N(Y/T) T)
makanan) (Y/T) )
DIOBSER
VASI/DIB
UNUH)

JARI BAWA KE
PERUM KORPRI RT 01 RW 13, JEMPOL RS
RUMAH KEL. PUDAK PAYUNG KEC. TANGAN BANYUM BENGKA
1TN. DJATI SUSILO 52L 19/11/2021 TETANGGA BANYUMANIK KOTA SEMARANG BEKERJA TERGIGIT 3 KANAN ANIK T T T T K, NYERI T Y T T T T T T T T T T Y Y Y Y T T T T T T
BAWA KE
KALILATENG TIMUR RT 01 RW 03, JARI KE 4 RS
KEL. MLUWEH KEC. UNGARAN TANGAN BANYUM BENGKA
2TN. SUWANDI 49L 07/06/2021 TIMUR KAB. SEMARANG TERGIGIT KIRI ANIK T T T T K, NYERI T Y T T T T T T T T T T Y Y Y Y T T T T T T
BAWA KE
GEDAWANG, RT 07 RW 01 KEL. TUNGKAI RS
GEDAWANG KEC. BANYUMANIK KAKI BANYUM BENGKA
3NY. SRI JULAENAH 52P 01/10/2021 KOTA SEAMARANG TERGIGIT KANAN ANIK T T T T K, NYERI T Y T T T T T T T T T T Y Y Y Y T T T T T T

20
4. KEGIATAN PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN

21
Tahun 2023

Dengan telah selesainya Pedoman Penanganan

Gigitan, Sengatan Hewan Berbisa & Keracunan
Tumbuhan & Jamur:
▪ Launching dan sosialisasi sudah dilaksanakan
tanggal 9 Mei dan 16 Mei 2023, dalam 2 sesi
(Indonesia Barat & Timur) dengan mengundang
Dinkes Provinsi/Kabupaten/Kota, Rumah Sakit dan
Puskesmas

22
 Pengadaan AV dan AC di Pusat

Nama Antivenom Revisi usulan jumlah (vial)

No.
(sesuai DOEN) per 17 April 2023**
1. King Cobra Antivenin 135
2. Russell’s Viper Antivenin [Daboia siamensis] 71
3. Sea Snake Antivenom 40
4. Green Pit Viper Antivenin 545
5. Hemato Polyvalent Snake Antivenin [Polihemato Thai] 335
6. Neuro Polyvalent Snake Antivenin [Polineuro Thai] 253
7. Polyvalent Snake Antivenom [Polineuro Australia] 64
TOTAL 1443

23
Distribusi
Antivenom
2023
CAPAIAN INDIKATOR

● Tahun 2023, Indikator Program PAGHB &TB masih mengikuti Program

Zoonosis, yaitu Jumlah Kabupaten/Kota yang mencapai eliminasi Rabies

25
● Jumlah kasus gigitan ular berbisa tahun 2015 – Agustus 2023 di Indonesia
Data tertinggi tercatat pada tahun 2021
800

713
700

611
600 585

500 472

400

300

200

100
100 82 79 85
54

0
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 Agust 2023

Jumlah Kasus

26
27
● Jumlah kasus dan kematian akibat gigitan ular berbisa Januari-Agustus 2023 di Indonesia
Kasus tertinggi ada di Provinsi Banten, dengan gigitan terbanyak disebabkan oleh gigitan
Calloselasma rhodostoma (Ular Tanah)

Total Kasus :611

Kasus Kematian : 5
275
2.25

251

225
1.75

175

1.25

125
111
99
0.75
75

54

0.25
25 22
6 17 15
0 0 11 7
5 2 0 0 0 4 0 0 0 0 1 0 0 3 0 3 0 0 0 0 0 0
Aceh Sum Sum Riau Kepr Jam Sum Ba- Ben Lam DKI Ban- Jaba Jate DI Ja- Bali NTB NTT Kalb Kalte Kals Kalti Kalta Sulut Goro Sul- Sul- Suls Sul- Malu Malu Pap Pap
ut bar i bi sel bel gkul pung Jaka ten r ng Yo- tim ar ng el m ra ntalo teng bar el tra ku ku ua ua
u rta gyak Utar Bara
arta a t
G 5 2 0 0 0 0 0 4 6 0 0 251 111 54 0 99 22 0 1 0 0 3 17 11 0 3 7 0 15 0 0 0 0 0
i
g Gigitan Kematian
i
t
a
n
K 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
e
m
a
t
i
a
n

28
 UPAYA YANG TELAH DILAKUKAN

● Penyusunan Pedoman Penanganan Gigitan, Sengatan Hewan Berbisa dan Keracunan Tumbuhan dan
Jamur
● Penyusunan Rancangan Permenkes tentang Penanggulangan Penyakit Akibat Hewan Berbisa,
Tumbuhan, dan Jamur Beracun
● Sosialisasi dan launching Pedoman Penanganan Gigitan, Sengatan Hewan Berbisa dan Keracunan
Tumbuhan dan Jamur secara daring (Nasional, 2 batch, NTT)
- batch 1: zoom : 1000 orang
youtube : 3271 viewer
- batch 2 : zoom : 700 orang
● Sosialisasi Pedoman Penanganan Gigitan,
Sengatan Hewan Berbisa dan Keracunan Tumbuhan dan
Jamur (secara luring):
- Kab. Lebak, Banten
- Kab. Gorontalo, Gorontalo
- Papua (Pertemuan Binwil Papua)
29
● Pendistribusian antivenom (7 jenis) ke seluruh Provinsi:
- Antivenom dari Thailand (Polineuro, Polihemato, Green Pit Viper, King
Cobra dan Daboia siamensis): tgl 20 Juni 2023 untuk Jawa,
Sumatera, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku
- Antivenom dari Australia (Polineuro): tgl 26 Juni 2023 untuk Papua
dan Maluku
- Antivenom dari Australia ( Sea Snake) : tgl 11 Juli 2023 untuk Aceh ,
Sumatera Utara, Kepri, Kep. Bangka Belitung, Pulau Jawa, Bali, NTB,
NTT, Kalsel, Sulut, Sul-Tenggara, Sul- Sel, Maluku, Maluku Utara,
Papua Barat Daya, Papua Selatan, Papua Tengah, Papua , Papua
Barat

● Penyelesaian media KIE:

- Video Pengendalian Sengatan Ubur-ubur
- Video Tutorialutorial Pengendalian Sengatan Tawon
- Roll Banner First Aid Gigitan Ular & Sengatan Ubur-ubur dan
Kegawatannya
- Leaflet First Aid Ular
30
- Leaflet Pengendalian Sengatan Tawon
 1. Mengajukan usulan penambahan 2 jenis antivenom
(Polineuro Thailand dan Green Pit Viper), di 14
TINDAK LANJUT Provinsi dengan kasus terbanyak
2. Melakukan penguatan program dan tatalaksana,
mengundang 34 provinsi masing-masing provinsi
diwakili oleh 2 orang yaitu pengelola program
provinsi dan dokter RSUD, minggu ke-2 September
2023 (secara luring)
3. Melakukan sosialisasi luring Pedoman Penanganan
Gigitan, Sengatan Hewan Berbisa dan Keracunan
Tumbuhan dan Jamur di Provinsi dengan kasus
terbanyak
4. Melakukan koordinasi dengan BKPK mengenai
rencana pembentukan Pusat Racun dan rencana
pelatihan Zero Mortality di Papua, Papua Barat
Daya, Maluku
31