Anda di halaman 1dari 74

TOPIK 3

Sub Topik 07

Contributor :
Pardjono Kromoredjo, SKM, MPH
R. Broery Widjonarko, SKM, M.Epid
TOPIK 3

Sub Topik 07

Sub Topik
1. Prinsip-Prinsip Epidemiologi
2. Sejarah Perkembangan
Epidemiologi
3. Pendekatan Epidemiologi
Topik 7
4. Variabel Epidemiologi
5. Ukuran-Ukuran Epidemiologi
6. Prosedur Kerja Epidemiologi
7. Surveilans Epidemiologi
Sub Topik 07
Suatu proses pengumpulan,
pengolahan, analisis data
kesehatan secara sistematis
dan terus menerus, serta
1 diseminasi informasi tepat
waktu kepada pihak pihak
yang perlu mengetahui
sehingga dapat diambil
tindakan yang tepat.(Last,
2001 dalam Bhisma Murti,
2003)
Surveilans adalah :
Pengumpulan, analisis dan
interpretasi data kesehatan
esensial secara sistematis
dan terus menerus, yang
2 diperlukan untuk
perencanaan, implementasi
dan evaluasi upaya kesehatan
masyarakat, diintegrasikan
dengan diseminasi data
secara tepat waktu kepada
pihak pihak yang perlu
mengetahuinya.
Menurut Karyadi (1994), Surveilans epidemiologi adalah :
3 “Pengumpulan data epidemiologi yg akan digunakan sbg.
dasar dari kegiatan-2 dlm. penanggulangan penyakit, sbb.

Perencanaan program pemberantasan penyakit.


Mengenal epidemiologi penyakit berarti mengenal masalah
a yang kita hadapi. Dengan demikian suatu perencanaan
program dapat diharapkan akan berhasil dengan baik

Evaluasi program pemberantasan penyakit. Bila kita tahu


keadaan penyakit sebelum ada program pemberantasannya
b dan kita menentukan keadaan penyakit setelah program ini,
maka kita dapat mengukur dengan angka-angka keberhasilan
dari program pemberantasan penyakit tersebut

Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) / Wabah. Suatu


sistem surveilans yg efektif harus peka thd. perubahan-2 pola
c penyakit di suatu daerah ttt. Setiap kecenderungan peningkatan
insidens, perlu secepatnya dpt diperkirakan dan setiap KLB
secepatnya dpt diketa-hui. Dengan. demikian suatu peningkatan
insidens / perluasan wilayah suatu KLB dpt dicegah”
Undang-undang Nomor 4 Tahun 84
1 tentang Wabah Penyakit Menular

Undang-undang No.36 / 2009 tentang


2 Kesehatan.
Your
Hukum
Dasar

text Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000


here 3 tentang Kewenangan Pemerintah dan
Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonomi.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


4 Nomor 45 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan
Surveilans Kesehatan

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1501/Menkes/


5 Per/X/2010 tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu
yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya
Penanggulangan
Berdasarkan pemahaman terhadap
pengertian surveilans maka konsep dasar
kegiatan surveilans meliputi:

Pengumpulan data
Pengolahan data, analisis dan interpretasi data

Umpan balik dan diseminasi yg baik serta respon


yg. cepat
Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 45
Tahun 2014 Tentang
Penyelenggaraan Surveilans
Kesehatan
Kegiatan pengamatan yang
sistematis dan terus menerus
• terhadap data dan informasi
• tentang kejadian penyakit atau
masalah kesehatan dan kondisi
yang mempengaruhi terjadinya
peningkatan dan penularan
penyakit atau masalah kesehatan
• untuk memperoleh dan memberikan
informasi
• guna mengarahkan tindakan
pengendalian dan penanggulangan
secara efektif dan efisien.
Kejadian Penyakit Guna mengarah-
/ Masalah kan tindak- an
Kesehatan Pengen-dalian Efektif

Thd. Utk.
Data & Memperoleh & Secara
Informasi Memberikan
Info

Dan kondisi yg.


Mempenga- ruhi
dan Efisien
terjadinya peningkatan Penanggu-
& penularan penya- langan
kit atau masa- lah
kesehatan
Tersedianya informasi ttg. situasi
kecenderungan penyakit, dan faktor risikonya
serta masalah kesmas & faktor-2 yg. mempe-
ngaruhinya sbg.bahan pengambilan kpts
Terselenggaranya kewaspadaan dini thd.
kemungkinan terjadinya KLB/Wabah &
dampaknya
Terselenggaranya investigasi dan
penanggulangan KLB/Wabah; dan

Dasar penyampaian informasi kesh. kpd. para


pihak yg. berkepentingan sesuai dgn. pertim-
bangan kesehatan
Program kesehatan yg. ditetap-
1
kan berdasarkan:
a. Prioritas nasional
b. Spesifik lokal atau daerah, bilateral,
regional dan global, serta
c. Program lain yg. dpt. berdampak
thd.kesh.

Program Kesh.tsb. dilaksanakan oleh


2 Instansi Kesh. Pusat, Provinsi, Kab/Kota,
& Instansi Kesh. di pintu masuk negara
Surveilans penyakit menular

Surveilans penyakit tidak menular

Surveilans kesehatan lingkungan

Surveilans kesehatan matra

Surveilans masalah kesehatan lainnya


Surveilans penyakit yang dapat
1 dicegah dengan imunisasi

2 Surveilans penyakit demam berdarah

3 Surveilans malaria

4 Surveilans penyakit zoonosis

5 Surveilans penyakit filariasis

6 Surveilans penyakit tuberkulosis;

7 Surveilans penyakit diare

8 Surveilans penyakit tifoid


Surveilans penyakit kecacingan dan penyakit
9 perut lainnya

10 Surveilans penyakit kusta

11 Surveilans penyakit frambusia

12 Surveilans penyakit HIV/AIDS

13 Surveilans hepatitis;

14 Surveilans penyakit menular seksual;dan

Surveilans penyakit pneumonia, termasuk


penyakit infeksi saluran pernafasan akut
15 berat (severe acute respiratory infection)
Surveilans penyakit jantung
1 dan pembuluh darah

Surveilans diabetes melitus


2 dan penyakit metabolik

SURVEILANS 3 Surveilans penyakit


Kanker
Penyakit Tidak
Menular Surveilans penyakit kronis
4 dan degeneratif

Surveilans penyakit gangguan


5 mental; dan

6 Surveilans penyakit gangguan


mental; dan
1 Surveilans Sarana Air Bersih
2 Surveilans Tempat-Tempat Umum

3 Surveilans Pemukiman dan Lingkungan Perumahan

4 Surveilans Limbah Industri, RS dan Kegiatan lainnya

5 Surveilans Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit

6 Surveilans Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Surveilans Infeksi yg. berhubungan dgn. FASYANKES


7
Pengumpulan data surveilans dari sumber data tersebut harus mendapat
jaminan dapat dilakukan secara teratur dan terus-menerus, apakah dikumpulkan secara mingguan,
bulanan ataupun secara tahunan. menurut Dr. Languir, dalam pelaksanaan surveilans epidemiologi
terdapat berbagai jenis data yang perlu dikumpulkan, agar dapat memberikan informasi
epidemiologi suatu penyakit dengan lengkap. Data yang perlu dikumpulkan adalah sebagai
berikut :
a. Pencatatan Kematian
b. Laporan Penyakit
c. Laporan KLB/Wabah
d. Hasil Pemeriksaan Laboratorium
e. Penyelidikan Kasus
f. Penyelidikan KLB
g. Survei
h. Laporan Penyelidikan Vektor
i. Pemakai Obat atau Vaksin
j. Keterangan Penduduk atau Kondisi Lingkungan
k. Pelaksanaan surveilans suatu penyakit memiliki spesifik data yang dikumpulkan sehingga
masing-masing penyakit hanya memerlukan beberapa jenis data yang dikumpulkan.
1 Surveilans
Kesehatan Haji
Surveilans
Kesehatan
Surveilans Bencana
Matra 2 dan Masalah Sosial

Surveilans Kesehatan
3 Matra Laut dan
Udara
Surveilans Kes.Usila
Surveilans
kesehatan
Surveilans
dalam rangka
penyalahgunaan obat,
kekarantinaan
narkotika, Psikotropika,
zat adiktif dan
Surveilans gizi
Psikotropika, zat adiktif
dan SKPG Surv
dan bahan berbahaya;
Mslh
Surveilans gizi Kesh Surveilans penggunaan
mikro kurang Lain obat, obat tradisional,
yod., anemia gizi kosmetika, alat kesh.,
besi, kurang Vit.A serta perbekalan kesh.
rumah tangga;
Surveilans gizi lebih
Surveilans kualitas
makanan dan bahan
Surveilans
tambahan makanan
KIA+Reproduksi
Penyelenggaraan
Surveilans Kesehatan

Digunakan Pedoman Penetapan


1. Besaran masalah
Dilakukan 2. Faktor risiko
melalui 3. Endemisitas
1. Pengumpulan data, 4. Patogenitas, viru-
2. Pengolahan data, lensi & mutasi
3. Analisis data, & 5. Status
4. Diseminasi KLB/wabah
6. Kualitas
Pedoman pelayanan;
Pengambilan Keputusan
7. Kinerja program,
dan/atau
Objektif & terukur
dapat diperbandingkan 8. Dampak program
antar waktu,
antar wilayah, dan
antar kelompok masyarakat dimensi Waktu, Tempat
dan 0rang.
SURVEILANS bertujuan
memberikan INFORMASI
TEPAT tentang masalah
kesehatan populasi, sehingga
penyakit dan faktor resiko dapat
dideteksi dini dan dapat
dilakukan respon YANKES
dengan lebih efektif
Memonitor kecenderungan (trends) penyakit
Mendeteksi perubahan mendadak insiden penyakit
untuk mendeteksi dini outbreak

Memantau kesehatan populasi, menaksir besarnya


beban penyakit pada populasi

Menentukan kebutuhan kesh. prioritas, membantu peren-


canaan, implementasi, monev program kesehatan

Mengevaluasi cakupan dan efektivitas program


kesehatan

Mengidentifikasi kebutuhan riset


SISTEM SURVEILANS
Surveilans Individu (individual surveillance)
Surveilans Sindromik (multiple disease
surveillance)
Surveilans Sindromik (multiple disease
surveillance)
Surveilans Berbasis Laboratorium

Surveilans Terpadu (integrated surveillance)

Surveilans Kesehatan Masyarakat Global


(Individual Surveillance)
1. Mendeteksi dan memonitor individu-individu yang
mengalami kontak dengan penyakit serius
2. Penyakit serius : Pes, cacar, tuberkulosis, tifus, demam
kuning, sifilis.
3. Memungkinkan dilakukannya isolasi institusional segera
terhadap kontak, sehingga penyakit yang dicurigai dapat
dikendalikan.
4. Sebagai contoh, karantina merupakan isolasi institusional
yang membatasi gerak dan aktivitas orang-orang atau
binatang yang sehat tetapi telah terpapar oleh suatu
kasus penyakit menular selama periode menular.
(Disease Surveillance)
Melakukan pengawasan terus-menerus
terhadap distribusi dan kecenderungan
insidensi penyakit, melalui
a. Pengumpulan sistematis,
b. Konsolidasi,
c. Evaluasi terhadap laporan-laporan penyakit
dan kematian, serta data relevan lainnya.
d. Fokus perhatian surveilans penyakit adalah
penyakit, bukan individu.
(Multiple Disease Surveillance)
1. Melakukan pengawasan terus-menerus terhadap
sindroma (kumpulan gejala) penyakit, bukan masing-
masing penyakit)
2. Mengandalkan deteksi indikator-indikator kesehatan
individual maupun populasi yang bisa diamati sebelum
konfirmasi diagnosis.
3. Mengamati indikator-indikator individu sakit, seperti
pola perilaku, gejala-gejala, tanda, atau temuan
laboratorium, yang dapat ditelusuri dari aneka
sumber, sebelum diperoleh konfirmasi laboratorium
tentang suatu penyakit.
1. Digunakan untuk mendeteksi dan menonitor penyakit
infeksi.
2. Sebagai contoh, pada penyakit yang ditularkan
melalui makanan seperti salmonellosis,
3. Penggunaan sebuah laboratorium sentral untuk
mendeteksi strain bakteri tertentu memungkinkan
deteksi outbreak penyakit dengan lebih cepat dan
lengkap
Kegiatan pengamatan yang
sistematis dan terus menerus
• terhadap data dan informasi
• tentang kejadian penyakit atau
masalah kesehatan dan kondisi
yang mempengaruhi terjadinya
peningkatan dan penularan
penyakit atau masalah kesehatan
• untuk memperoleh dan memberikan
informasi
• guna mengarahkan tindakan
pengendalian dan penanggulangan
secara efektif dan efisien.
(Global Public Health Surveillance)
Perdagangan dan perjalanan internasional di abad
modern,
1. Migrasi manusia dan binatang serta organisme,
memudahkan transmisi penyakit infeksi lintas
negara.
2. Konsekunsinya, masalah-masalah yang dihadapi
negara-negara berkembang dan negara maju di
dunia makin serupa dan bergayut.
Surveilans Pasif
Memantau dan Menggunakan Data Penyakit Secara Pasif berdasarkan
Laporan di Fasyankes
1. Kelebihan :
Relatif Murah dan Mudah utk. Dilakukan. dari Laporan Wajib
Sejumlah Penyakit Infeksi, dan Langsung Pengolahan & Analisis Data
3. Kekurangan :
a. Kurang sensitif dalam mendeteksi kecenderungan penyakit.
b. Data yang dihasilkan cenderung under-reported, karena tidak
semua kasus datang ke Fasyankes formal.
c. Tingkat pelaporan dan kelengkapan laporan biasanya rendah
Kejadian Penyakit Guna mengarah-
/ Masalah kan tindak- an
Kesehatan Pengen-dalian Efektif

Thd. Utk.
Data & Memperoleh & Secara
Informasi Memberikan
Info

Dan kondisi yg.


Mempenga- ruhi
dan Efisien
terjadinya peningkatan Penanggu-
& penularan penya- langan
kit atau masa- lah
kesehatan
Karakteristik surveilans yang efektif:
1. Kecepatan
a) Informasi yang diperoleh dengan cepat (rapid) dan
tepat waktu (timely)
b) Memungkinkan tindakan segera untuk mengatasi
masalah yang diidentifikasi.
2. Akurasi
a) Memiliki sensitivitas tinggi, yakni sekecil mungkin
terjadi hasil negatif palsu.
b) Aspek akurasi lainnya adalah spesifisitas, yakni
sejauh mana terjadi hasil positif palsu.
Karakteristik surveilans yang efektif:
3. Standar, seragam, reliabel, kontinu.
Definisi kasus, alat ukur, maupun prosedur yang standar penting
dalam sistem surveilans agar diperoleh informasi yang konsisten.

4. Representatif dan Lengkap


Sistem surveilans diharapkan memonitor situasi yang
sesungguhnya terjadi pada populasi. Konsekuensinya, data yang
dikumpulkan perlu representatif dan lengkap.

5. Sederhana, fleksibel, dan akseptabel


Sistem surveilans yang efektif perlu sederhana dan praktis, baik
dalam organisasi, struktur, maupun operasi. Data yang
dikumpulkan harus relevan dan terfokus.
Berdasarkan bentuk penyelenggaraan,
Surveilans Kesehatan terdiri atas:
1.Surveilans berbasis indikator
Untuk memperoleh gambaran penyakit, Faktor Risiko dan
masalah kesehatan dan/atau masalah yang berdampak
terhadap kesehatan (Indikator Program)
2.Surveilans berbasis kejadian
Untuk menangkap dan memberikan informasi secara
cepat tentang suatu Penyakit, Faktor Risiko, dan
Masalah Kesehatan
Diperkuat dengan:
❑ Uji Laboratorium, dan
❑ Pemeriksaan Penunjang Lainnya.
Fasilitas
Pelayanan
Cara Kesehatan
mendapatkan
data secara
langsung dari Masyarakat
atau sumber
data lainnya
MELALUI
❑Kegiatan Penyelidikan Epidemiologi,
❑Surveilans aktif Puskesmas/Rumah Sakit,
Survei Khusus, dan Kegiatan lainnya
FASYANKES

MENERIMA
data dari Masyarakat atau
Sumber data
lainnya
Rekam Medis
Buku register pasien
laporan data
kesakitan/kematian
Laporan kegiatan

Laporan masyarakat, &


Bentuk lainnya
Pendekatan Dengan 5M
Sistem 1. Man,
2. Material,
A. Input,
3. Methode
B. Proses dan 4. Money,
dan
C. Out-put 5. Marketing
(Manajemen Program Surveilans)
1 Dokumen Perencanaan Tahunan

❑ Dokumen usulan/ rencana kegiatan


sekaligus komponen pembiayaannya.
❑ Daftar/ Listing kegiatan unit surveilans
❑ Persiapan: Pelaksanaan, Monitoring, dan
Evaluasi.
2 Dukungan Sarana (Material)
Sarana pengolah data dan komunikasi:
❑ Komputer khusus utk. pengolahan data, admin dan keg. lapangan.
❑ Memiliki perangkat lunak: Epi Info, Epi Map, Calculator
❑ SIG-PPM
❑ ATK (untuk komputer dan kegiatan rutin)
❑ Buku pedoman/petunjuk teknis
❑ Formulir pengumpulan data surveilans
❑ Perlengkapan surveilans Puskesmas (Surveillance Kits)
❑ Calculator Scientific
❑ Kertas Grafik
❑ Formulir perekam, pengolahan dan laporan
❑ Mesin ketik
❑ Telpon dan faksimile atau alat komunikasi lainnya
❑ Komputer untuk pengolahan data dan program aplikasi
❑ Overhead Proyector
❑ Infocus
3 Dukungan Sarana (Material)

❑ Dana Program (APBD, APBN, Block Grant)


❑ Bantuan :
▪ Luar Negeri
▪ Swasta/ LSM
4

❑ Prioritas : Bidang epidemiologi,


perencanaan dan komunikasi
❑ Tujuan : Memperkuat kemampuan dalam
pengumpulan data, pengolahan data, kajian
epidemiologi dan penyebaran informasi.
5 Cara: Metode
❑ Pendidikan (FETP, Perencanaan, Informasi,
dan lain-lain
❑ Pelatihan (PAEL, SIG, Pelatihan Petugas
Puskesmas, Petugas RS, dan lain-lain.)
❑ Kala Karya
(Manajemen Program Surveilans)
Proses Pelaaks. Keg. Surveilans disesuaikan
dgn. Perencanaan Tahunan, sbb.:

1. Pengumpulan Data
2. Pengolahan Data
3. Kajian Data
4. Desiminasi Informasi
5. Penyelidikan KLB
6. Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa
7. Seminar
8. Surveilans AFP (buku pedoman surveilans AFP)
9. Surveilans Campak (buku pedoman Reduksi Campak)
10.Surveilans TN (buku pedoman Eliminasi TN)
11.Surveilans PTM
12.Surveilans IN
13.Surveilans HVB
14.Surveilans Pariwisata
a KEGIATAN di PUSKESMAS
1) Pengumpulan, validasi data (agar data menjadi
sahih dan akurat) dan pengolahan data serta
pembuatan laporan.
2) Pengiriman laporan.
3) Pemantauan kecenderungan terjadinya KLB dgn.
PWS (Mingguan), penyakit dan program.
4) Konfirmasi dugaan adanya KLB (SKD-KLB).
5) Pertemuan analisis data surveilans.
6) Surveilans aktif ke pelayanan swasta.
7) Buku data surveilans Puskesmas (Penyajian Profil
Data Surveilans Puskesmas).
b KEGIATAN di RUMAH SAKIT

❑ Pengumpulan dan pengolahan data


serta pemhuatan laporan.

❑ Pengiriman laporan.

❑ Seminar/analisis data kesakitan dan


kematian.
c KEGIATAN di LABORATORIUM

❑ Pengumpulan data, pengolahan data


dan pembuatan laporan.
❑ Pengiriman iaporan
❑ Seminar/analisis data hasil
laboratorium
d KEGIATAN di LABORATORIUM
❑ Monitoring kelengkapan data
Puskesmas/RS/Lab/Swasta

❑ Umpan balik: kelengkapan data, data epid., hasil kajian


pada unit pelapor : RS, Lab., Pusk., dan Swasta.

❑ Surveilans aktif penyakit tertentu

❑ Surveilans aktif pada unit-unit pelapor yang


kelengkapan laporan rendah dan atau datanya
meragukan.
e PENGOLAHAN DATA

❑ Pemutakhiran validasi data Puskesmas, RS,


Lab., Swasta. Pembersihan data (data
cleaning)
❑ Mengkoordinir pelaksanaan perekaman data
program melalui SIG - PPM khususnya di
daerah ICDC.
Kajian data dapat dilakukan
f
oleh unit surveilans dan TEK
❑ Unit surveilans melakukan kajian data untuk
pemantauan ru-tin (PWS, SKD-KLB, KLB) dan yang
menjadi tanggung jawab unit surveilans.
❑ Unit surveilans memberikan fasilitasi pada
penyelenggaraan kajian oleh TEK.
❑ Pertemuan/penentuan priori tas masalah yang akan
dikaji dan jadwal kajian.
g Penyelenggaraan Kajian oleh TEK
Penyediaan referensi masalah terkait utk
mendukung masalah yg dianalisis
Mengirim/mengikuti seminar yg berhubungan
dengan masalah yg akan dikaji
Pengumpulan laporan/data tambahan (studi
epidemiologi)
Kesekretariatan (kegiatan rutin, ATK,
dokumentasi dan pengarsipan)

Menyelenggarakan kegiatan kesekretariatan


(Manajemen Program Surveilans)
c Diseminasi Informasi

❑ Laporan khusus
❑ Data, informasi dan hasil kajian
didisseminasikan
1. Untuk mengetahui keberhasilan maupun kendala dalam
manajemen kegiatan surveilans
2. Monitoring dilakukan terhadap proses dan
keluaran/output kegiatan Surveilans secara keseluruhan.
3. Dengan monitoring kelemahan akan segera diketahui dan
segera dilakukan perbaikan,
4. Melalui evaluasi dapat ditentukan strategi penyusunan
perencanaan unit surveilans tahun berikutnya.
MONEV, melalui:
1.Pertemuan/Review
2.Kunjungan
3.Penerapan kendali mutu (quality assurance)
4.Seminar
Indikator penilaian monitoring dan evaluasi kinerja
unit surveilans, meliputi:
a. Indilcator input
➢ Ada/tidaknya dokumen perencanaan
➢ Ada/tidaknya tim epidemiologi (yang melakukan kajian
berkala)
➢ Ada/tidaknya dukungan dana untuk operasional
b. lndikator Proses
➢ Frekuensi pertemuan kajian data oleh tim epidemiologi
➢ Jumlah rekomendasi yang dihasilkan
c. Indikator out-put
➢ Jumlah buletin (edisi) yang terbit dalam satu tahun.
➢ Jumlah kegiatan yang tertulis dalam dokumen perencanaan
tahunan yang didasari atas rekomendasi tim epidemiologi.
1.Fungsi Utama Sistem Surveilan :
adalah menyediakan informasi epidemiologi yang peka
terhadap perubahan yang terjadi dalam pelaksanaan
program pemberantasan penyakit yang menjadi prioritas
pembangunan.

2. Penggunaan Surveilans :
menentukan prioritas, kebijaksanaan, perencanaan,
pelaksanaan dan mcnggerakkan sumber daya program
pembangunan kesehatan, serta prcdiksi dan deteksi dini
kejadian luar hiasa

3. Surveilans juga digunakan :


monitoring. evaluasi atau peningkatan program
penyakit, sehingga surveilans menjadi alat dalam
mengamhil keputusan masalah kesehatan.
Lampiran 1

Jenis Penyakit Menular, dan


Jenis Penyakit Tidak Menular
dalam
Penyelenggaraan
Surveilans Terpadu Penyakit
1 Kolera 15 Malaria Klinis
2 Diare 16 Malaria Vivax
3 Diare berdarah 17 Malaria Falcifarum
4 Tifus Perut klinis 18 Malaria Mix
5 Tifus perut (widal/kultur) 19 Demam Berdarah Dengue
6 TB. Paru BTA (+) 20 Demam Dengue
7 TB. Paru Klinis 21 Pneumonia
8 Kusta PB 22 Sifilis
9 Kusta MB 23 Gonorrea
10 Campak 24 Frambusia
11 Difteri 25 Filariasis
12 Batuk Rejan 26 Influensa
13 Hepatitis Klinis 27 Ensefalitis
14 Hepatitis HBsHg 28 Meningitis
Jenis Penyakit Tidak Menular (1)

Jenis Penyakit Tidak Menular di Rumah Sakit


Sentinel Mengikuti Klasitikasi Diagnose 1CD X
No Penyakit ICD-X
29 Angina pektoris 1.20
30 Infark miokard akut 1.21
31 Infark miokard subsekuen 1.22
32 Hipertensi esensial (primer) 1.10
33 Jantung hipertensi 1.11
34 Ginjai hipertensi 1.12
Jenis Penyakit Tidak Menular (2)
35 Jantung dan ginjal hipertensi 1.13
36 Hipertensi sekunder 1.15
37 Diabetes melitus (DM) bergantung insulin E.10
38 Diabetes melitus (DM) tidak bergantung insulin E.1 I
39 Diabetes melitus (DM) berhubungan malnutrisi E. 12
40 Diabetes melitus (DM) YTD lainnya E. 13
4I Diabetes melitus (DM) YIT E. 14
42 Neoplasma ganas serviks uteri C.53
43 Neoplasma ganas payudara C.50
Neoplasma ganas hati dan saluran empedu
44 C.22
intrahepatik
45 Neoplasma ganas bronkhus dan paru C.34
46 Paru obstruksi menahun J.44.9
47 Kecelakaan lalu lintas adalah dirawat karena V89.9
kecelakakan lalu lintas (tratTict accident)
48 Psikosis
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 45 Tahun
2014 Tentang Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan

Ray M. Merrill, Introduction to Epidemiology, ISBN: 978-1-4496-


4517-5, 6th Edition, Jones & Bartlett Publishers, Provo-Utah 2013

Surveilans Epidemiologi Penyakit (PEP): Panduan Praktis, Edisi I,


614.4 Ind p, Ditjen PPM dan PL, Depkes RI, 2003

U.S. Department of Health and Human Services Centers for


Disease Control , Principles of Epidemiology in Public Health
Practice: An Introduction to Applied Epidemiology and
Biostatistics, 3rd Edition, Self-study Course SS1978 , CDC Georgia,
Atlanta 30333, October 2006, Updated May 2012.
https://stacks.cdc.gov/view/cdc/6914/cdc_6914_DS1.pdf
pardjono.2000@gmail.com widyamaxima77@gmail.com
72
e-BOOK-Sci Templates Slide PPT
In digital PPT slides Bundle 1 – 8 (8 bundles)
• Workload Indicator Staffing Need
Analysis
• Policy Implementation Analysis
• Experimental Study

Full Text Version: Pdf / Word Version: Slides Ppt


1. Workload Indicator of Staffing Need, Dicentralised 16. ABK SDMK Puskesmas se Kab. Flotim, Prov.NTT
Application in NTT Province – Indonesia (Presented in 17. ABK SDMK RSUD Kabupaten Jombang, Prov. Jatim
International Conference) 18. ABK SDMK Puskesmas se Kab. TTS, Prov. NTT
2. Pendekatan Desentralisasi dari Metode WISN bagi 19. ABK SDMK Puskesmas se Kab. Sumba Timur, Prov.
perencanaan kebutuhan Tenaga Kesehatan di Puskesmas
NTT
di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia (Studi Kasus)
20. ABK SDMK Puskesmas se Kab. Ende, Prov. NTT
ABK SDMK Puskesmas se Kab. Flotim, Prov.NTT
3. Decentralization Approach of WISN methodology for 21. ABK SDMK Puskesmas se Kab. Sikka, Prov. Prov.
Planning Health Workforce Needs in the Health Centers NTT
in Province of Nusa Tenggara Timur, Indonesia (A case 22. ABK SDMK Puskesmas se Kab.TTU, Provinsi Prov.
study) NTT
4. ABK SDMK Puskesmas se Kab. Sumba Timur, NTT 23. ABK SDMK Puskesmas se Kab. Rote nDau Prov. NTT
5. ABK SDMK Puskesmas se Kab. Ende, Prov. NTT 24. Kajian Uraian Kegiatan dan Norma Waktu Kegiatan
6. ABK SDMK Puskesmas se Kab. Sikka, Prov. NTT SDM Kes di Dinas Kesehatan, Rumah Sakit, dan
7. ABK SDMK Puskesmas se Kab.TTU, Provinsi NTT Puskesmas di DKI, Jawa Timur, dan Sulawesi Utara
8. Analisis Beban Kerja (ABK) RSUD Prof.Dr. Johannes 25. ABK SDMK Puskesmas se Kab. TTS, Prov. NTT
Kupang – NTT Procince - Indonesia
26. ABK SDMK Puskesmas se Kota Kupang, Prov. NTT
9. Kajian Uraian Kegiatan dan Norma Waktu Kegiatan SDM
27. Review Kepmenkes No. 84 / 2004 Perencanaan
Kesehatan di Dinas Kesehatan, Rumah Sakit, dan
Puskesmas di DKI, Jawa Timur, dan Sulawesi Utara Kebutuhan SDM Kesehatan di Indonesia
10. WISN (Workload Indicator Staffing Need) Tool Kits (Ver: 28. Analisis Beban Kerja (ABK) RSUD Prof.Dr.
Indonesian) Johannes Kupang – Prov. NTT - Indonesia
11. WISN (Workload Indicator Staffing Need) Tool Kits (Ver:
English)
12. Review Kepmenkes No. 84 / 2004 Perencanaan Available 3 Digital Products
Kebutuhan SDM Kesehatan di Indonesia
13. Assesing Water Quality (Bacteriology), Simple Method 1 2 3
H2S Test e-BOOK- Template Case
14. Pedoman (Rekomendasi) Uraian Tugas dan Norma Waktu
SDM/SDMK di 3 Provinsi di Indonesia Sci (Ppt s Ppt Studies in
15. ABK SDMK RSUD Kabupaten Jombang, Prov. Jatim slides) Slide Health

Anda mungkin juga menyukai