PENANGGULANGAN
KLB DAN WABAH
DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI
Landasan Hukum
• UUD 1945 dan Amandemennya
• UU No. 4/1984 ttg Wabah.
• UU No. 36/2009 ttg Kesehatan.
• UU No. 23/2014 ttg Pemerintah Daerah
• PP No. 40/1991 ttg Penanggulangan Wabah Penyakit Menular.
• PP No. 38/2007 ttg Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota
• Permenkes No. 1479/2003 ttg Pedoman Penyelenggaraan STP.
• Kepmenkes No. 949/2004 ttg Pedoman Penyelenggaraan Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian
Luar Biasa
• Permenkes No. 741/2008 ttg SPM Bidang Kesehatan di Kab/Kota
• Permenkes No. 1501 tahun 2010 ttg Jenis Penyakit Menular Tertentu yang dapat Menimbulkan
Wabah dan Upaya Penanggulangan.
• Permenkes 45/2014 ttg Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan.
• Permenkes No. 82/2014 ttg Penanggulangan Penyakit Menular
• UU Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan
Tantangan masalah penyakit
Globalisasi
INFORMASI
Kapasitas yg diperlukan:
Kecepatan mendeteksi secara dini
Kecepatan melakukan respon
Kecepatan berbagi informasi/data
KEBIJAKAN OPERASIONAL
Meningkatkan teknologi
Memberdayakan komunikasi informasi
sumber daya di yang terintegrasi dan
semua tingkatan interaktif
Meningkatkan
profesionalisme Meningkatkan dukungan
tenaga laboratorium
epidemiologi
Meningkatkan
Meningkatkan kualitas jejaring surveilans
respon KLB epidemiologi
Kebijakan
1. Peningkatan
kemampuan surveilans
Mengembangkan
penyakit
Meningkatkan
sistem surveilans 2. Peningkatan mutu data dan
sesuai dengan era kemampuan deteksi informasi
desentralisasi dini KLB dan respon epidemiologi
KLB
Isu Strategis
Koordinasi
dan jejaring
kerja
Kemampuan
deteksi dini
dan respon
Kemampuan
surveilans
(pengamatan)
penyakit
Kerangka Strategi
• Kemampuan Surveilans
• Kemampuan deteksi dini dan respon
• Koordinasi dan Jejaring Kerja
Tanggung jawab:
✓ Pemerintah Pusat
✓ Pemerintah Provinsi
✓ Pemerintah Kab/Kota STATUS
✓ Masyarakat KES.MAS
MENINGKAT
▪ FETP ▪ Surveilans Berbasis Indikator/Kasus
▪ PAEL ✓ SKDR Puskesmas
✓ SKDR Rumah Sakit
▪ Petugas Surveilans Provinsi/Kab/Kota
✓ SKDR di Pintu Masuk Negara
▪ Tim Gerak Cepat ✓ Surveilans Terpadu Penyakit & Faktor
▪ JAFUNG EPIDEMIOLOGI Risiko
▪ PEMBIAYAAN (APBN, APBD, HLN) ▪ Surveilans Berbasis Kejadian
▪ Sarana dan Prasarana ✓ SMS gateway & Rumor Verifikasi
✓ Surv Perubahan Iklim
Pengembangan sistem
Penguatan Jejaring
Penguatan Peraturan
▪ FETPN, TEPHINET
▪ ASEAN PLUS3 on EID
▪ WHO CC ▪ NSPK
▪ Jejaring laboratorium ▪ JUKLAK/JUKNIS
Nasional dan Daerah ▪ PERMENKES
▪ Lintas Program ▪ PERDA (Gubernur,
▪ Lintas Sektoral Walikota/Bupati)
Penyakit Potensial KLB
(PMK 1501/2010)
1. Kholera 10. Avian Influenza H5N1
2. Pes 11. Antraks
3. DBD 12. Leptospirosis
4. Campak 13. Hepatitis
5. Polio 14. Influenza A (H1N1)
6. Difteri 15 Meningitis
7. Pertusis 16. Yellow Fever
8. Rabies 17. Chikungunya
9. Malaria
PENYELENGGARAAN
SURVEILANS KESEHATAN
Tersedianya informasi
tentang situasi,
kecenderungan penyakit, Terselenggaranya Dasar penyampaian
dan faktor risikonya serta
kewaspadaan dini
Terselenggaranya informasi kesehatan
masalah kesehatan
terhadap kemungkinan investigasi dan kepada para pihak yang
masyarakat dan faktor- berkepentingan sesuai
faktor yang terjadinya KLB/Wabah penanggulangan
KLB/Wabah dengan pertimbangan
mempengaruhinya sebagai dan dampaknya
bahan pengambilan
kesehatan
keputusan
Kapasitas Inti IHR (2005)
Kapasitas Inti:
- Kebijakan dan Legislasi – Deteksi
- Komunikasi risiko – Verifikasi
- Koordinasi – Investigasi
- Surveilans
– Notifikasi
- Sumber daya manusia
- Laboratorium – Respon
- Respon
▪ Pemutakhiran
informasi & Sharing ▪ SDM terlatih dan
kompeten • Tata laksana kasus
Informasi Pengawasan • Karantina / Isolasi
(termasuk ✓Orang ▪ Sarana dan • Pemberian vaksinasi
perkembangan ✓Barang Prasarana (alat • Rujukan
gobal penyakit) ✓Alat Angkut dan bahan) • PE, contact tracing
▪ Penguatan • Pemusnahan
▪ PHEOC ✓Lingkungan barang/hewan
▪ Analisis data koordinasi LP/LS • Tindakan penngebalan
▪ Pendanaan • Tindakan pengendalian
risiko lingkungan
Respon
SURVEILANS DI WILAYAH
KEWASPADAAN DAN DETEKSI DINI →peningkatan kegiatan surveilans
berbasis indikator atau surveilans rutin dan berbasis kejadian (event
based surveillance) yang dilakukan secara pasif maupun aktif.
Mengirimkan surat kewaspadaan dini ke seluruh kabupaten/kota
RESPONS → mulai dari tingkat PKM, RS, Dinkes kab/kota, Provinsi dan pusat
Sistem kewaspadaan dini & Respon KLB di Prov Bali
Sasaran
1. MEMPERKUAT SISTEM SURVEILANS DI SETIAP
UNIT PELAKSANA PROGRAM KESEHATAN
2. MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS DAN
REKOMENDASI EPIDEMIOLOGI YANG
BERKUALITAS DAN BERMANFAAT
3. MENGGALANG DAN MENINGKATKAN KERJASAMA
DAN KEMITRAAN UNIT SURVEILANS DALAM
PERTUKARAN SERTA PENYEBARAN INFORMASI
4. MEMPERKUAT SDM DIBIDANG EPIDEMIOLOGI UTK
MANAJER & FUNGSIONAL
TUJUAN SKDR KLB
Dinkes Prov
Dinkes
DSO
Kab/Kota
Puskesmas
Melakukan verifikasi
melaporkan
Kemenkes
(Posko KLB)
Jejaring dalam penyelidikan epidemiologi KLB :
1. Dalam penyelidikan Lapangan mulai di tingkat Puskesmas, Dikes Kab/kota,
Dikes Prov, Kemenkes (jika diperlukan)
2. Dalam penegakan diagnosis melalui pemeriksaan
laboratorium :
• BLK Prov Bali
• BLK Surabaya
• BBTKL Surabaya
• Litbangkes Kemenkes RI
• Lab Biomol FK UNUD & FKIK UNIVERSITAS WARMADEWA
• BPOM Denpasar
3. Dalam Penanganan penderita
• Klinik swasta
• Puskesmas
• RSUD
• RS Sanglah → merupakan rumah sakit rujukan penyakit
potensial KLB
4. Dalam Penanggulangan lintas batas
• KKP Denpasar
TERIMA KASIH