10000 40,00%
5000 20,00%
0 0,00%
01/03/2020 01/04/2020 01/05/2020 01/06/2020 01/07/2020 01/08/2020 01/09/2020
Materi Inti 1
Surveilans Epidemiologi
Pelatihan Fundamental Epidemiologi
TANTY
Lukitaningsih,SKM,Mkes
❑ EPIDEMIOLOG MADYA /FETP 93-95
No Reg. 1223 821 16-1288758
❑ Profesional
Trainer
❑ASESOR KOMPETENSI
No.Reg.MET 000.000851.2013
❑ KONSULTAN MANAJEMEN
KESEHATAN (IKKESINDO)
No.Reg.KMK 1038 00008 2017
HP/WA: 085946960810
tantylukita55@gmail.com
Deskripsi
Prinsip-prinsip dasar dalam melakukan
surveilans epidemiologi
Belajar tentang :
❑ Dasar-dasar Epidemiologi
❑ Surveilans Epidemiologi
❑ SKD-KLB/ SKDR
❑ Risk assessment
Tujuan Pembelajaran Umum
Hasil Belajar (HB)
Setelah mengikuti
pembelajaran ini perserta
mampu
menjelaskan
Prinsip-prinsip dasar
surveilans
epidemiologi
INDIKATOR HASIL BELAJAR/IHB
( Tujuan Pembelajaran Khusus TPK )
4. Risk
❑ Risk Assesment
assessment
Pokok
Bahasan - 3:
Pokok Materi:
❑ Pendekatan deteksi dini menekankan pada identifikasi adanya KLB sedini mungkin,
sehingga upaya penyelidikan dan penanggulangan dapat segera dilakukan dan korban
sakit atau kematian dapat dicegah atau dikurangi.
❑ pendekatan faktor risiko menekankan pada identifikasi faktor risiko KLB, agar upaya-upaya
pencegahan dan kesiapsiagaan menghadapi kemungkinan terjadinya KLB dapat dilakukan .
2) Indikator
❑ tanda-tanda terjadinya peningkatan kesakitan, kematian, atau perubahan faktor risiko
yang dipantau secara terus menerus dan sistematis untuk mengetahui terjadinya
perubahan atau penyimpangan terhadap kemungkinan terjadinya KLB.
❑ Data yang dilaporkan rutin oleh puskesmas merupakan indikator yang diamati di
puskesmas, Diantara sistem kewaspadaan dini yang sedang diimplementasikan
adalah SKDR.
1) Penetapan Daerah Rawan KLB suatu Penyakit Menular atau keracunan tertentu.
2) Penetapan bulan atau minggu rawan KLB berdasarkan kajian data KLB beberapa tahun sebelumnya.
3) Penetapan unsur dasar penyebab terjadinya KLB suatu penyakit tertentu, berdasarkan hasil kajian data
KLB beberapa tahun sebelumnya dan kondisi saat sekarang.
4) Mengajukan rencana kegiatan (anggaran) untuk menghadapi kemungkinan terjadinya KLB,
5) Pemantauan terhadap peningkatan kasus atau kematian..
6) Pemantauan terhadap kondisi lingkungan pemukiman, kondisi masyarakat dan kondisi pelayanan
kesehatan.
7) Penyelidikan situasi rawan KLB atau ada dugaan terjadinya KLB
8) Kesiapsiagaan menghadapi KLB, pada saat ancaman adanya KLB meningkat :
2. KONSEP DASAR SKDR
❑ Menurut Depkes RI (2012:5) EWARS adalah sebuah sistem yang berfungsi
dalam mendeteksi adanya ancaman indikasi KLB penyakit menular
Temuan Dilapangan
Rencana Tindak Lanjut
Status Verifikasi (Ya/Tidak)
KLB (Ya/Tidak)
Respon kurang dari 24 jam (Ya/Tidak)
Tampilan setelah verifikasi
target 80%.
Kelengkapan Laporan SKDR
❑ Indikator kelengkapan
pelaporan puskesmas memiliki target
90%.
Prosedur pengolahan data SKDR
Menurut Kemenkes RI (2012 :7-9) prosedur pengolahan data sebagai bentuk pengawasan
terhadap penyakit yang berpotensial KLB sbb :
1) Unit Pelapor
❑ Unit pelapor :Puskesmas
❑ Kelengkapan dan ketepatan laporan dari unit pelapor dihitung
berdasarkan jumlah Puskesmas di setiap kabupaten dan
provinsi (otomatis dihitung oleh aplikasi software)
2) Alur Data
Alur data berupa periode mingguan
(minggu-sabtu),
Alur data SKDR periode mingguan (minggu-sabtu):
Proses pengiriman data pelaksanaan SKDR
Peran Unit Pelaksana SKDR (EWARS ) 4
5
3
Provinsi Lab.Prov
2
Kab/Kota ❑ Rekam data ke PC,
❑ ambil 2 sampel
import file elektronik
dari jenis
yang dikirim
1 Puskesmas ❑ Terima SMS dari kab/kota
spesimen yg
sama ketika KLB
Puskesmas. ❑ Cek data yg telah
atau adanya
❑ Buat transkrip diimport
❑ Terima SMS dari Mingguan
sinyal/alert.
❑ Hubungi petugas
Pustu/Bidan Desa Pustu/Bidan/dll → ❑ Kirim File ke petugas
❑ Cek label dan
kab/kota yg belum
,dibuat transkrip SE Provinsi dg email
semua informasi
kirirm file tepat
dlm format ❑ Buat Output lap
yg diminta
waktu
Saptu : mingguan masing-2
Mingguan ❑ Bantu kab/kota
❑ Isi format ❑ Hubungi unit yg spesimen sesuai
❑ Chek indicator ketika terjadi KLB
mingguan dari tdk tepat waktu petunjuk
kelengkapan dan ❑ Kumpulkan semua
register harian ❑ Siapkan format ❑ 1 set sampel
ketepatan file elektronik dari
❑ Kirim ke mingguan Pusk diperiksa/disimpa
❑ Bila ada Alert, lakukan setiap kab/kota dan
Puskesmas dg berisi agregat dari n di lab prov. & 1
respon dan control krim ke pusat Subdit
SMS unit pelapor set sampel dikirim
sesuai SOP Surveilans dan
❑ Check bila ada ❑ Bila ada indikasi KLB,
ke lab. pusat
Respon KLB
kesalahan (rujukan)
maka ambil dan kirim ❑ Buat bulletin
❑ Pusk kirim form spesimen ke lab. ❑ sampaikan
mingguan dan kirim
mingguan ke rujukan sesuai SOP informasi segera
ke kab/kota
Dinkes Kab/Kota ❑ Konsultasi hasil dg Lab pd Dinkes
dan ke petugas SE ❑ Buat Buletin mingguan Kab/Kota &
Pusat Prov.tentang hasil
lab.
Analisis data sederhana dengan PWS
PWS pertama kali di gunakan di Indonesia pada tahun 1985 yang di kenal dengan nama Local Area
Monitoring (LAM). LAM telah terbukti efektif dan kemudian diakui oleh WHO untuk diperkenalkan di
negara lain. Grafik LAM kemudian disempurnakan menjadi Pemantauan Wilayah
Setempat (PWS)seperti yang saat ini digunakan.
Distribusi Penderita Diare di Desa Jambu Hilir ❑ PWS dapat digunakan untuk
Kec. Kandangan Kab.HSS Minggu 1 s/d 12 Tahun 2006
memantau perkembangan
20 penyakit di suatu wilayah
20
18
seperti program Diare atau
17
16 16
15
program lainnya.
14
12 ❑ PWS merupakan bagian dari
Kasus
10 10
8 8 SKD - KLB yang dilaksanakan
8 7 7
6 6 6 oleh Petugas kesehatan.
4 4
2 ❑ Melalui PWS akan terlihat
0 kecenderungan peningkatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
suatu penyakit.
Minggu
Contoh PWS KLB Tifus perut per minggu ,RS Islam Jakarta
Kita lanjut ke
POKOK BAHASAN 4
RISK ASSESMENT