I. PENDAHULUAN
A. PENDAHULUAN
Masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan
kesehatan adalah masyarakat, bangsa dan negara yang
penduduknya hidup dalam lingkungan dengan perilaku yang
sehat, mempunyai kemampuan untuk menjangkau pelayanan
kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh wilayah Republik
Indonesia. Upaya pemerintah perlu didukung dalam
mewujudkan visi pembangunan kesehatan yaitu masyarakat
yang mandiri untuk hidup sehat dengan misi membuat rakyat
sehat dengan berbagai strategi dan program kerjanya. Untuk
itu diperlukan sumber daya manusia dalam bidang kesehatan
yang professional. Agar visi, misi, strategi dan program
pembangunan kesehatan dapat dilakukan secara optimal,
maka diperlukan upaya-upaya dalam bidang kesehatan yang
bermutu sesuai dengan standard dan parameter yang berlaku.
Untuk mewujudkan upaya-upaya yang bermutu tersebut,
maka diperlukan berbagai profesi dalam bidang kesehatan
antara lain Profesi Epidemiolog Kesehatan.
Profesi adalah pekerjaan yang didasarkan pada pendidikan
dan atau keahlian tertentu sehingga yang bersangkutan dapat
membiayai hidup dari pekerjaan tersebut. Keberadaan suatu
profesi ditentukan oleh adanya batang tubuh ilmu, untuk dan
dari mana diperlukan standar kompetensi, dan selanjutnya
standar pendidikan, yang para lulusannya berwenang
melaksanakan suatu kegiatan pelayanan yang standar dengan
menggunakan kode etik. Sumber daya manusia yang
menyandang profesi tersebut dapat tergabung dalam
organisasi profesi yang berada baik pada tingkat nasional
ataupun internasional. Disamping itu satu organisasi profesi
dapat berdekatan atau serumpun dengan organisasi lain.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Standar Profesi Epidemiolog Kesehatan menjadi acuan bagi
para Epidemiolog Kesehatan dalam berperan serta aktif,
terarah dan terpadu dalam pembangunan kesehatan
nasional dan berpartisipasi dalam kegiatan epidemiologi
internasional.
2. Tujuan Khusus
a. Standar Profesi Epidemiolog Kesehatan merupakan
pedoman bagi Perguruan Tinggi untuk menghasilkan
Epidemiolog
Kesehatan
yang
melaksanakan
pekerjaannya sebagai tenaga kesehatan di bidang
epidemiologi sesuai dengan peran, fungsi dan
kompetensinya
b. Standar Profesi Epidemiolog Kesehatan menjadi acuan
bagi Kolegium Epidemiologi untuk melakukan Ujian
Kompetensi kepada Calon Epidemiolog Kesehatan dan
merupakan salah satu acuan untuk peningkatan karir
bagi Epidemiolog Kesehatan
C. Kewenangan Kolegium Epidemiologi
Masing-masing kolegium dalam Majelis Kolegium Kesehatan
Masyarakat Indonesia antara lain Kolegium Epidemiologi
berwenang untuk:
1. Mengembangkan dan menetapkan Kurikulum dan Program
Pendidikan.
2. Merencanakan dan melaksanakan ujian seleksi kepada
mereka yang ingin mendapatkan sertifikasi epidemiolog
kesehatan
3. Melakukan
akreditasi
terhadap
institusi
yang
menyelenggarakan
pendidikan
profesi
epidemiolog
kesehatan
KURIKULUM
Empat Pilar
Pendidikan
UNESCO
Kurikulum Inti
dan Institusional
PT
Learning To Know
Mata Kuliah
Keilmuan dan
Ketrampilan (MKK)
Mata Kuliah
IT/computing
Managing
ambiguity
Oral and written
communication
2-nd language
Sikap:
Kepemimpinan
Teamwork
Can work cross
culturally
Pengenalan Sifat
Pekerjaan terkait:
Terlatih dalam
etika kerja
Memahami
makna globalisasi
Fleksibel
terhadap pilihan
pekerjaan
Learning To Do
Learning To Be
Learning To Live
Together
Keahlian Berkarya
(MKB)
Mata Kuliah
Perilaku Berkarya
(MPB)
Mata
Kualiah
Berkehidupam
Bermasyarakat
(MBB)
Mata
Kuliah
Pengembangan
Kepribadian (MPK)
Pada Tabel 1 terlihat pemadanan persyaratan kerja dengan
Empat Pilar Pendidikan UNESCO dan dengan Kurikulum Inti
dan Institusional Perguruan Tinggi. Empat Pilar Pendidikan
UNESCO ialah Learning To Know, Learning To Do, Learning To
be dan Learning To Live Together. Kurikulm Inti dan
Institusional di Perguruan Tinggi terdiri atas 5 (lima) Kelompok
Mata Kualiah yaitu: Mata Kuliah Keilmuan dan Ketrampilan
(MKK), Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB), Mata Kuliah
Perilaku berkarya (MPB), Mata Kuliah Berkehidupan
Bermasyarakat (MBB) dan Mata Kuliah Pengembangan
Kepribadian. Maisng-masing Kelompok Mata Kuliah ini, sampai
sedemikian jauh, dapat dipadankan dengan Mata Kuliah
Pendekatan Kurikulum Berdasarkan Isi.
40% - 80%
20% - 40%
0 % - 30%
sistem
Peran
1. Melakukan
Identifikasi
dan
Pemecahan
Masalah
2. Merencanaka
n,
melaksanaka
n dan menilai
sistem
surveilans
3. Merencanaka
n dan
melaksanaka
n
Kewaspadaan
Dini dan
Penyelidikan
KLB
4. Merencanaka
n,
melaksanaka
n, memantau
dan menilai
program
kesehatan
5. Merencanaka
n
dan
melaksanaka
n manajemen
Kurikulu
m Inti
Kompeten
si Utama
Kurikulum
Institusional
Kompeten Kompeten
si
si Lain
Pendukun
g
(audit)
6. Merencanaka
n,
melaksanaka
n dan menilai
pendidikan
dan pelatihan
termasuk
pemberdayaa
n masyarakat
7. Berperilaku
sebagai
Komunikator
dan
Advokator
8. Menguasai
Teknologi
Informasi
Peran
1. Melakukan
identifikasi dan
pemecahan masalah
2. Merencanakan,
melaksanakan dan
menilai sistem
surveilans
3. Merencanakan dan
melaksanakan
kewaspadaan dini dan
penyelidikan KLB
4. Merencanakan dan
melaksanakan
MKB
MKB
MPB
MPB
MBB
MKB
MKB
MPB
MPB
MBB
5.
6.
7.
8.
manajemen (Audit)
Merencanakan,
melaksanakan,
memantau dan
menilai program
kesehatan
Merencanakan,
melaksanakan dan
menilai pendidikan
dan pelatihan
termasuk
pemberdayaan
masyarakat
Berperilaku sebagai
Komunikator dan
Advokator
Menguasai teknologi
informasi
MKB
MKB
MPB
MPB
MBB
MKB
MKB
MKB
MKB
MKB
MPB
MPB
MBB
MKK
MKB
MKK
MKB
penyakit
atau
rekomendasi
untuk
hasil
intervensi.
Input Mahasiswa
Software Input
Hardware Input, dan
External Input
1. Input Mahasiswa
Diperkirakan bahwa PS Pep akan menerima mahasiswa
dari lulusan 3 Program Studi (PS) yaitu:
a. Program Studi SKM yang bersifat generalis (PS SKM G)
Mahasiswa dari program studi ini sudah mendapatkan
mata kuliah epidemiologi yang termasuk dalam MKK.
Dalam PS Pep, mahasiswa dari PS SKM G ini harus
mendapat beberapa mata kuliah epidemiologi yang ada
dalam MKK, termasuk Teknologi Informasi. Beberapa
mata kuliah epidemiologi yang termasuk dalam MKB
yang dapat diberikan di ruang kuliah dan laboratorium
yang memakan waktu selama 1 semester yaitu di
semester 1. Kemudian para mahasiswa mendapat
beberapa mata kuliah baik yang sepadan dengan
kompetensi utama ataupun kompetensi pendukung yang
termasuk dalam MKB dan MBB yang dilaksanakan di
lapangan yang mungkin di Wilayah Dinas Kesehatan
Kabupaten atau di wilayah Puskesmas Kecamatan
selama 1 semester di Semester II. Untuk kegiatan pada
Semester II, para mahasiswa bergabung dengan
mahasiswa yang berasal dari PS SKM Pep atau P SEp.
b. Program Studi SKM Peminatan Epidemiologi (PS SKM
Pep)
Mahasiswa dari program studi ini ,masuk ke PS Pep
dalam Semester II. Jumlah mahasiswa yang diterima
minimal 8 orang dan maksimal 15 orang. Dalam bulan
2. Software Input
Yang termasuk software input adalah Kurikulum, dosen,
perpustakaan, teknologi informasi dan lain-lain. Kurikulum
telah dibicarakan seperti tersebut di atas. Dosen seharusnya
terdiri atas mereka yang menguasai MKK dan MKB yang
berasal dari perguruan tinggi dan mereka yang menguasai
MPB dan MBB baik yang berasal dari perguruan tinggi
ataupun praktisi dari Departemen Kesehatan dan instansi
lainnya. Perpustakaan betul-betul harus dilengkapi
sesempurna mungkin karena dalam Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK), mahasiswa harus sangat aktif dan
karena keterbatasan waktu, para mahasiswa jangan
dibiarkan mencari kepustakaan keluar dari kampus atau
daerah Binaan. Demikian pula teknologi informasi perlu
pula dilengkapi.
3. Hardware Input
Yang termasuk hardware input adalah gedung kelas,
laboratorium, kantor dan lain-lain yang dipunyai
perguruan tinggi atau instansi tertentu dimana dilakukan
proses belajar-mengajar untuk mata kuliah termasuk MKK
dan MKB. Disamping itu diperlukan daerah Binaan
setingkat wilayah Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
dimana para mahasiswa dan dosen dapat melakukan proses
belajar-mengajar untuk mata kuliah yang termasuk MPB
dan MBB.
4. External Input
Bantuan untuk sistem pendidikan di perguruan tinggi yang
menghasilkan profesi Epidemiolog Kesehatan dapat berasal
dari dalam negeri seperti: Departemen Kesehatan,
Departemen Pendidikan Nasional dan lainnya. Juga dapat
berasal dari luar negeri seperti WHO, Perguruan Tinggi dan
Donor Agency. Bantuan dapat berupa software ataupun
hardware.
Kesehatan
Terhadap
Kesehatan
terhadap
IV. PENUTUP
Seorang Epidemiolog Kesehatan dalam melaksanakan hak dan
kewajibannya senantiasa dilandasi oleh kode etik dan selalu
menjunjung tinggi ketentuan yang dicanangkan oleh profesi.
Untuk melaksanakan tugas dan fungsi dalam pengabdiannya
berpedoman pada Standar Kompetensi dan senantiasa terus
dilengkapi dengan perangkat-perangkat keprofesian yang lain.
Kantor Pusat
Jalan Percetakan Negara No. 29 Johar Baru
Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Indonesia 10560
Telp./Fax.
: +6221 4247608
Email
: penguruspusat@paei.or.id
Website
: www.paei.or.id