Anda di halaman 1dari 25

UNDANG UNDANG

NO. 6 TAHUN 2018


TENTANG KEKARANTINAAN KESEHATAN

Subdit Kekarantinaan Kesehatan


Direktorat Surveilans Karantina Kesehatan
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Pokok Pembahasan

1. LATAR BELAKANG & TUJUAN


2. TANGGUNG JAWAB, HAK dan KEWAJIBAN
3. KEDARURATAN KESEHATAN MASYARAKAT
4. PENYELENGGARAAN KEKARANTINAAN KESEHATAN DI PINTU MASUK
5. PENYELENGGARAAN KEKARANTINAAN KESEHATAN DI WILAYAH
6. SUMBER DAYA KEKARANTINAAN KESEHATAN
7. PENYIDIKAN, SANKSI ADMINISTRASI, dan KETENTUAN PIDANA
8. PENUTUP & TINDAK LANJUT UU KEKARANTINAAN KESEHATAN

2
LATAR BELAKANG
1. Pelindungan kesehatan bagi seluruh masyarakat Indonesia

2. Kemajuan teknologi transportasi dan era perdagangan bebas


dapat berisiko menimbulkan masalah kesehatan kesehatan,
penyakit dan penyebarannya

3. Indonesia sebagai bagian dari masyarakat dunia, berkomitmen


melaksanakan regulasi internasional di bidang kesehatan

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1962 tentang Karantina Laut


dan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1962 tentang Karantina
Udara sudah tidak relevan lagi

Sehingga menuntut adanya upaya cegah tangkal penyakit dan faktor risiko
kesehatan yang komprehensif dan terkoordinasi melalui regulasi
UU NO. 6 TAHUN 2018 TENTANG KEKARANTINAAN KESEHATAN
3
INTERNATIONAL HEALTH REGULATION
IHR (2005)

IHR (2005) ADALAH PERATURAN KESEHATAN INTERNASIONAL YANG “DISEPAKATI DAN


MENGIKAT” NEGARA – NEGARA ANGGOTANYA (194 NEGARA) UNTUK MEMBANTU
MENYELAMATKAN KEHIDUPAN DARI PENYEBARAN PENYAKIT SECARA INTERNASIONAL
MELALUI:

 DETEKSI PERISTIWA – PERISTIWA PENYAKIT


 PENANGGULANGAN RISIKO – RISIKO DAN KEDARURATAN KESEHATAN “YANG DAPAT
BERDAMPAK BURUK PADA KESEHATAN MANUSIA DAN RODA EKONOMI” DENGAN
MENGHINDARI HAMBATAN YANG TIDAK PERLU TERHADAP “PERJALANAN DAN
PERDAGANGAN INTERNASIONAL”
 MENGURANGI RISIKO PENYEBARAN PENYAKIT DI PINTU – PINTU MASUK
INTERNASIONAL

4
UU No. 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan

1. Ketentuan Umum
2. Tanggung Jawab Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah
3. Hak dan Kewajiban
14BAB
14 BAB 4. Kedaruratan Kesehatan Masyarakat
5. Kekarantinaan Kesehatan di Pintu Masuk dan
Wilayah
6. Penyelenggaraan Kekarantinaan Kesehatan di
Pintu Masuk
7. Penyelenggaraan Kekarantinaan Kesehatan di
Wilayah
8. Dokumen Karantina Kesehatan
9. Sumber Daya Kekarantinaan Kesehatan
98 PASAL 10. Informasi Kekarantinaan Kesehatan
11. Pembinaan Dan Pengawasan
12. Penyidikan
13. Ketentuan Pidana
14. Ketentuan Penutup

5
Tujuan Penyelenggaraan Kekarantinaan Kesehatan
( Pasal 3 UU No 6 th 2018)

Melindungi masyarakat dari


1 penyakit dan/atau faktor risiko
Kesmas yang berpotensi
menimbulkan KKM
Mencegah dan menangkal penyakit
2 dan/atau faktor risiko Kesmas yang 1. Pemerintah Pusat
2. Pemerintah Daerah
berpotensi menimbulkan KKM
3. Lintas Program dan Lint
SUBJEK as Sektor Terkait
Meningkatkan ketahanan nasional HUKUM 4. Pelaku perjalanan, pel
3 di bidang Kesmas aku dunia usaha, dan
masyarakat
Memberikan perlindungan dan
4 kepastian hukum bagi masyarakat
dan petugas kesehatan

6
TANGGUNG JAWAB
PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH
1. Pemerintah Pusat bertanggung jawab menyelenggarakan Kekarantinaan
Kesehatan di pintu masuk dan di wilayah secara terpadu. Dalam
penyelenggaraannya Pemerintah Pusat dapat melibatkan Pemerintah Daerah.
2. Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah bertanggung jawab terhadap
ketersediaan sumber daya yang diperlukan dalam penyelenggaraan
Kekarantinaan Kesehatan.

HAK DAN KEWAJIBAN


Setiap orang mempunyai Hak
1. Memperoleh perlakuan yang sama dalam penyelenggaraan Kekarantinaan Kesehatan.
2. Mendapatkan pelayanan kesehatan dasar sesuai kebutuhan medis, kebutuhan pangan,
dan kebutuhan kehidupan sehari-hari lainnya selama Karantina.

Setiap orang mempunyai Kewajiban


1. Mematuhi penyelenggaraan Kekarantinaan Kesehatan.
2. Ikut serta dalam penyelenggaraan Kekarantinaan Kesehatan.

Pasal 4 – 9 UU Kekarantinaan Kesehatan 7


KEDARURATAN KESEHATAN MASYARAKAT

KEDARURATAN KESEHATAN MASYARAKAT ADALAH KEJADIAN


KESEHATAN MASYARAKAT YANG BERSIFAT LUAR BIASA DENGAN
DITANDAI PENYEBARAN PENYAKIT MENULAR DAN/ATAU KEJADIAN
YANG DISEBABKAN OLEH RADIASI NUKLIR, PENCEMARAN BIOLOGI,
KONTAMINASI KIMIA, BIOTERORISME, DAN PANGAN YANG
MENIMBULKAN BAHAYA KESEHATAN DAN BERPOTENSI MENYEBAR
LINTAS WILAYAH ATAU LINTAS NEGARA.

DITETAPKAN DAN DICABUT OLEH PEMERINTAH PUSAT, YANG SEBELUMNYA DITETAPKAN


1. JENIS PENYAKIT DAN FAKTOR RISIKO YANG DAPAT MENIMBULKAN KEDARURATAN
KESEHATAN MASYARAKAT

2.
PENYELENGGARAAN KEKARANTINAAN KESEHATAN PADA KEDARURATAN KESEHATAN
MASYARAKAT DILAKSANAKAN OLEH PEMERINTAH PUSAT SECARA CEPAT DAN TEPAT, DAN
DAPAT BERKOORDINASI DAN BEKERJA SAMA DENGAN DUNIA INTERNASIONAL

Pasal 10 – 14 UU Kekarantinaan Kesehatan

8
KEKARANTINAAN KESEHATAN
DI PINTU MASUK DAN DI WILAYAH

Kekarantinaan Kesehatan di 1. Kekarantinaan Kesehatan di Pintu Masuk dan di wilayah


dilakukan melalui :
Pintu Masuk dan di Wilayah
a. kegiatan pengamatan penyakit dan faktor risiko
kesehatan masyarakat terhadap alat angkut, orang,
Kekarantinaan Kesehatan di barang, dan/atau lingkungan
Pintu Masuk diselenggarakan di b. respons terhadap Kedaruratan Kesehatan Masyarakat
Pelabuhan, Bandar Udara, dan dalam bentuk tindakan Kekarantinaan Kesehatan.
Pos Lintas Batas Darat Negara. 2. Tindakan Kekarantinaan Kesehatan:
a. Karantina, Isolasi, pemberian vaksinasi atau
profilaksis, rujukan, disinfeksi, dan/atau
Kekarantinaan Kesehatan di dekontaminasi terhadap orang sesuai indikasi;
wilayah diselenggarakan di b. Pembatasan Sosial Berskala Besar;
tempat atau lokasi yang diduga c. Disinfeksi, dekontaminasi, disinseksi, dan/atau
terjangkit penyakit menular deratisasi terhadap Alat Angkut dan Barang; dan/atau
dan/atau terpapar faktor risiko d. Penyehatan, pengamanan, dan pengendalian
kesehatan masyarakat yang terhadap media lingkungan
dapat menimbulkan KKM.
3. Tindakan Kekarantinaan Kesehatan ditetapkan dan
(karantina wilayah dapat berupa
dilaksanakan oleh pejabat karantina kesehatan
rumah, area, dan rumah sakit)

Pasal 15 - 18 UU Kekarantinaan Kesehatan 9


PENYELENGGARAAN
KEKARANTINAAN KESEHATAN

Pintu Masuk Wilayah


Pelabuhan Karantina Rumah
Karantina Wilayah
Bandar Udara
Karantina RS
PLBDN Pembatasan Sosial

objek objek

Alat angkut, orang, barang, dan/atau lingkungan

Pemerintah Pusat bertanggung jawab menyelenggarakan Kekarantinaan


Kesehatan di pintu masuk dan di wilayah secara terpadu.
Dalam penyelenggaraannya Pemerintah Pusat melibatkan Pemerintah Daerah.

Pasal 15 - 60 UU Kekarantinaan Kesehatan


PEJABAT KARANTINA KESEHATAN

1. Merupakan pejabat fungsional di bidang kesehatan yang memiliki


kompetensi dan kualifikasi di bidang Karkes serta ditugaskan di instansi
Karkes di Pintu Masuk dan di wilayah.
2. Rekrutmen diaksanakan melalui DIKLAT oleh Pemerintah Pusat
3. Penempatan Pejabat Karantina Kesehatan di pintu masuk dan PLBDN diatur
oleh pemerintah Pusat
4. Penempatan Pejabat Karantina Kesehatan di Wilayah di atur oleh
Pemerintah Daerah
5. Kewenangan Pejabat Karantina Kesehatan:
• melakukan tindakan Kekarantinaan Kesehatan;
• menetapkan tindakan Kekarantinaan Kesehatan;
• menerbitkan surat rekomendasi deportasi atau penundaan keberangkatan
kepada instansi yang berwenang; dan
• menerbitkan surat rekomendasi kepada pejabat yang berwenang untuk
menetapkan karantina di wilayah.

Pasal 71 - 78 UU Kekarantinaan Kesehatan 11


PENYELENGGARAAN KEKARANTINAAN
KESEHATAN DI PINTU MASUK

3. Pengawasan
Kekarantinaan Kesehatan di
Pos Lintas Batas Darat
Negara
2. Pengawasan (pada saat kedatangan dan
Kekarantinaan Kesehatan keberangkatan kendaraan darat) 4. Pengawasan
di Bandar Udara Kekarantinaan Kesehatan
(pada saat kedatangan dan terhadap Awak, Personel,
keberangkatan pesawat udara) dan Penumpang Alat angkut

1. Pengawasan Penyelenggaraan 5. Pengawasan


Kekarantinaan Kesehatan Kekarantinaan Kekarantinaan Kesehatan
di Pelabuhan Laut Kesehatan di
Pintu Masuk
terhadap Barang di Alat
(pada saat kedatangan dan Angkut
keberangkatan kapal)

Dilakukan oleh Pejabat Karantina Kesehatan

Pasal 19 - 47 UU Kekarantinaan Kesehatan 12


PENGAWASAN AWAK, PERSONEL, DAN PENUMPANG

1. Pemeriksaan kesehatan terhadap awak, personel, dan penumpang yang


terjangkit dan/atau terpapar (berdasarkan deklarasi kesehatan) pada saat
kedatangan
2. Pengawasan pada setiap orang yang datang dari negara dan/atau wilayah
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD)
dan/atau endemis.
3. Vaksinasi
Setiap awak personel dan penumpang yang datang dari atau akan berangkat ke
negara endemis, negara terjangkit, dan/atau negara yang mewajibkan adanya
vaksinasi wajib memiliki sertifikat vaksinasi internasional yang masih berlaku.

4. Pengawasan pada setiap awak, personel, dan penumpang yang akan berangkat.
Adakah ditemukan penyakit yang berpotensi menimbulkan Kedaruratan
Kesehatan Masyarakat, dan/atau tidak dipenuhi persyaratan kesehatan
penerbangan atau pelayaran.
Pasal 38 – 43 UU Kekarantinaan Kesehatan 13
PENGAWASAN BARANG
1. Pengawasan barang yang memiliki faktor risiko kesehatan masyarakat dalam alat
angkut yang berada dalam status karantina.
2. Pemeriksaan dokumen penyebab kematian pada Jenazah dan/atau abu jenazah
dalam Alat Angkut.
a. Dokumen tidak lengkap, penanggung jawab Alat Angkut harus melengkapi
dokumen sesuai dengan persyaratan yang berlaku;
b. Jenazah dan/atau abu jenazah tidak sesuai dengan dokumen, Pejabat Karantina
Kesehatan dapat berkoordinasi dengan pihak yang terkait;
c. Terdapat faktor risiko kesehatan masyarakat, Pejabat Karantina Kesehatan
melakukan tindakan Kekarantinaan Kesehatan.
d. Jika tidak didapatkan faktor risiko kesehatan masyarakat atau telah dilakukan
tindakan kekarantinaan kesehatan, Pejabat Karantina Kesehatan memberikan
surat persetujuan keluar atau masuk jenazah dan/atau abu jenazah dari
Pelabuhan, Bandar Udara, atau Pos Lintas Batas Darat Negara.
3. Pemeriksaan jenazah awak, personel, dan/atau penumpang yang meninggal dalam
Alat Angkut yang datang. Jika penyebab kematian merupakan penyakit yang
memiliki risiko Kedaruratan Kesehatan Masyarakat, dilakukan tindakan
Kekarantinaan Kesehatan
Pasal 44 – 47 UU Kekarantinaan Kesehatan 14
PENYELENGGARAAN KEKARANTINAAN KESEHATAN
DI WILAYAH
Karantina Rumah adalah pembatasan penghuni dalam suatu ruma
h beserta isinya yang diduga terinfeksi penyakit dan/atau terkonta
minasi sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebara
n penyakit atau kontaminasi.

Karantina Rumah Sakit adalah pembatasan seseorang dalam ruma


h sakit yang diduga terinfeksi penyakit dan/atau terkontaminasi se
demikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyaki
t atau kontaminasi.
KARANTINA
WILAYAH Karantina Wilayah adalah pembatasan penduduk dalam suatu wil
ayah termasuk wilayah Pintu Masuk beserta isinya yang diduga teri
Untuk karantina
nfeksi penyakit dan/atau terkontaminasi sedemikian rupa untuk m
encegah kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi. wilayah dan pem
batasan sosial ber
skala besar
Pembatasan Sosial Berskala Besar adalah pembatasan kegiatan te ditetapkan oleh
rtentu penduduk dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi penya MENTERI
kit dan/atau terkontaminasi sedemikian rupa untuk mencegah ke
Pasal 49 – 60 mungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi. (Contoh: pelib
uran sekolah dan kerja, pembatasan kegiatan keagamaan)
UU Kekarantinaan Kesehatan

• Kebutuhan hidup dasar bagi orang dan makanan hewan ternak yang berada dalam Karantina Rumah
dan karantina wilayah menjadi tanggung jawab Pemerintah Pusat
• Dalam tindakan Karantina Rumah Sakit, kebutuhan hidup dasar seluruh orang yang berada di rumah
sakit menjadi tanggung jawab Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah.
DOKUMEN KARANTINA KESEHATAN
Dokumen Karantina Kesehatan harus dimiliki oleh setiap Alat Angkut, orang, dan Barang yang masuk
dan/atau keluar dari dalam atau luar wilayah negara Indonesia, dimaksudkan sebagai alat pengawasan
dan pencegahan masuk dan/atau keluarnya penyakit dan Faktor Risiko Kesehatan Masyarakat yang
menjadi sumber penularan penyakit yang dapat menimbulkan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat.

ALAT ANGKUT ORANG BARANG


1. Deklarasi Kesehatan 1. surat izin
2. Sertifikat Persetujuan Karantina 1. Sertifikat Vaksinasi pengangkutan
Kesehatan (persetujuan bebas jenazah atau abu
Internasional
karantina /free pratique dan
jenazah dari
persetujuan karantina
2. surat keterangan Pelabuhan atau
terbatas/restricted pratique)
3. Sertifikat Sanitasi
pengangkutan orang Bandar Udara
4. Sertifikat Obat-obatan dan Alat sakit
Kesehatan 2. sertifikat kesehatan
5. Buku Kesehatan Untuk Kapal untuk bahan
6. Surat Persetujuan Berlayar berbahaya
Karantina Kesehatan (Port Health
Quarantine Clearance) untuk
Kapal Pasal 61 – 70 UU Kekarantinaan Kesehatan

Menteri dapat menetapkan perubahan atau penambahan Dokumen Karantina Kesehatan tertentu dengan
mempertimbangkan hasil pengawasan dan evaluasi serta masukan dari berbagai pemangku kepentingan kekarantinaan
kesehatan masyarakat.
SUMBER DAYA KEKARANTINAAN KESEHATAN
I. FASILITAS DAN PERBEKALAN KESEHATAN II. PEJABAT KARANTINA KESEHATAN
1. Pejabat Karantina Kesehatan merupakan pejabat fungsional di
Fasilitas dalam penyelenggaraan bidang kesehatan yang memiliki kompetensi dan kualifikasi di
Kekarantinaan Kesehatan meliputi:
bidang Kekarantinaan Kesehatan serta ditugaskan di instansi
a. Peralatan deteksi dan respons cepat
Kekarantinaan Kesehatan di Pintu Masuk dan di wilayah.
b. Ruang wawancara atau observasi;
c. Ruang diagnosis; 2. Perekrutan Pejabat Karantina Kesehatan dalam penyelenggaraan
d. Asrama karantina kesehatan;
Kekarantinaan Kesehatan diselenggarakan melalui pendidikan dan
e. Ruang isolasi;
pelatihan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat.
f. Rumah sakit rujukan; 3. Pemerintah Pusat mengatur penempatan Pejabat Karantina
g. Laboratorium rujukan; dan Kesehatan di Pintu Masuk dalam rangka penyelenggaraan
h. Transportasi evakuasi penyakit Kekarantinaan Kesehatan.
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat.
4. Pemerintah Daerah mengatur penempatan Pejabat Karantina
Kesehatan di wilayah dalam rangka penyelenggaraan Kekarantinaan
III. PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN Kesehatan.
5. Kewenangan Pejabat Karantina Kesehatan:
Penelitian dan pengembangan dilaksanakan • melakukan tindakan Kekarantinaan Kesehatan;
untuk menapis dan menetapkan ilmu • menetapkan tindakan Kekarantinaan Kesehatan;
pengetahuan dan teknologi tepat guna yang
• menerbitkan surat rekomendasi deportasi atau penundaan keberangkatan
dipergunakan dalam rangka penyelenggaraan
kepada instansi yang berwenang; dan
Kekarantinaan Kesehatan
• menerbitkan surat rekomendasi kepada pejabat yang berwenang untuk
menetapkan karantina di wilayah.

IV. PENDANAAN
Pendanaan kegiatan penyelenggaraan Kekarantinaan Kesehatan bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara, anggaran
pendapatan dan belanja daerah, dan/atau masyarakat.

Pasal 71 - 78 UU Kekarantinaan Kesehatan 17


PENYIDIKAN

Pelaksana
 dapat dilakukan oleh PPNS Kekarantinaan Kesehatan
PPNS Kekarantinaan Kesehatan adalah pejabat
pegawai negeri sipil di lingkungan Kementerian Kesehatan
yang diberi wewenang khusus oleh Undang-Undang ini
Penyidikan untuk melakukan penyidikan tindak pidana di bidang
Kekarantinaan Kesehatan.

Pelaksanaan
Dalam melakukan penyidikan, PPNS Kekarantinaan Kesehatan
berkoordinasi dan bekerja sama dengan penyidik di lingkungan
Kepolisian Negara Republik Indonesia dan dapat berkoordinasi
dan bekerja sama dengan penyidik di lingkungan Tentara
Nasional Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
18
Pasal 84, 89 UU Kekarantinaan Kesehatan
SANKSI PELANGGARAN KEKARANTINAAN KESEHATAN

dikenai sanksi administratif


berupa:
Sanksi a. Peringatan;
Administratif b. Denda administratif;
dan/atau
c. Pencabutan izin.

Pidana penjara paling lama 10 TAHUN


atau denda paling banyak 15 MILYAR

Pidana penjara paling lama 1 TAHUN


Ketentuan dan/atau pidana denda paling banyak
Pidana 100 JUTA

Pidana bagi KORPORASI denda


maksimum ditambah dengan pidana
pemberatan 2/3 (DUA PERTIGA).
Pasal 48, Pasal 90- 94 UU Kekarantinaan Kesehatan 19
SANKSI ADMINISTRATIF

1. Nakhoda Kapal yang tidak memberikan


Deklarasi Kesehatan Maritim pada saat
kedatangan kapal atau tidak memberitahukan
status karantina dikenai sanksi administratif
2. Kapten Penerbang yang tidak memberikan berupa:
dokumen Deklarasi pada saat kedatangan a. peringatan;
pesawat udara atau tidak melaporkan b. denda administratif;
mengenai keadaan status karantina dan/atau
3. Setiap pengemudi atau penanggung jawab c. pencabutan izin.
kendaraan darat yang tidak melengkapi
Dokumen Karantina Kesehatan sehingga tidak
diberikan persetujuan Karantina Kesehatan

Nakhoda kapal dan kapten penerbang yang


tidak melengkapi Dokumen Karantina dikenai
Kesehatan sehingga dikeluarkan persetujuan denda administratif
karantina terbatas
20
Pasal 48 UU Kekarantinaan Kesehatan
KETENTUAN PIDANA
1. Nakhoda yang menurunkan atau menaikkan orang dan/atau Barang sebelum memperoleh Persetujuan Karantina
Kesehatan berdasarkan hasil pengawasan Kekarantinaan Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (3)
dengan maksud menyebarkan penyakit dan/atau faktor risiko kesehatan yang menimbulkan Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun atau denda paling banyak
Rp15.000.000.000,00 (lima belas miliar rupiah).
2. Kapten Penerbang yang menurunkan atau menaikkan orang dan/atau Barang sebelum memperoleh Persetujuan
Karantina Kesehatan berdasarkan hasil pengawasan Kekarantinaan Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
30 ayat (1) dengan maksud menyebarkan penyakit dan/atau faktor risiko kesehatan yang menimbulkan Kedaruratan
Kesehatan Masyarakat dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun atau denda paling banyak
Rp15.000.000.000,00 (lima belas miliar rupiah).
3. Pengemudi Kendaraan Darat yang menurunkan atau menaikkan orang dan/atau Barang sebelum dilakukan
pengawasan Kekarantinaan Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (2) dengan maksud menyebarkan
penyakit dan/atau faktor risiko kesehatan yang menimbulkan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat dipidana dengan
pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun atau denda paling banyak Rp15.000.000.000,00 (lima belas miliar
rupiah).
4. Setiap orang yang tidak mematuhi penyelenggaraan Kekarantinaan Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9
ayat (1) dan/atau menghalang-halangi penyelenggaraan Kekarantinaan Kesehatan sehingga menyebabkan
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana
denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
5. Pidana pokok yang dijatuhkan terhadap korporasi adalah pidana denda maksimum ditambah dengan pidana
pemberatan 2/3 (dua pertiga).
6. Dalam hal tindak pidana dilakukan atau diperintahkan oleh personel pengendali korporasi atau pengurus korporasi,
pidana pokok yang dijatuhkan adalah pidana penjara maksimum dan pidana denda maksimum yang masing-masing
ditambah dengan pidana pemberatan 2/3 (dua pertiga).

Pasal 90- 94 UU Kekarantinaan Kesehatan 21


KETENTUAN PENUTUP

Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, semua peraturan pelaksanaan yang mengatur
karantina udara dan karantina laut tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan/ atau
belum diganti dengan peraturan yang baru berdasarkan Undang-Undang ini.

Peraturan Pelaksanaan UU
Kekarantinaan Kesehatan

1. Peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang ini harus telah ditetapkan


paling lambat 3 (tiga) tahun terhitung sejak Undang-Undang ini
diundangkan.
2. Pemerintah Pusat harus melaporkan pelaksanaan Undang-Undang ini
kepada Dewan Perwakilan Rakyat paling lambat 3 (tiga) tahun sejak
Undang-Undang ini berlaku.

Pasal 95 - 98 UU Kekarantinaan Kesehatan


TINDAK LANJUT UU NO. 6 TAHUN 2018
TENTANG KEKARANTINAAN KESEHATAN
PERATURAN
PELAKSANAAN UU
PERATURAN PEMERINTAH PERATURAN MENTERI KESEHATAN
5 Amanat Peraturan Pemerintah 13 Amanat Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan
Tindakan kekarantinaan kesehatan
Tata cara penetapan dan pencabutan kedaruratan kesehatan
Tata laksana pengawasan kekarantinaan kesehatan di pelabuhan
masyarakat dan pintu masuk dan/atau wilayah di dalam negeri
Tata laksana pengawasan kekarantinaan kesehatan di bandar udara
yang terjangkit kedaruratan kesehatan masyarakat
Tindakan kekarantinaan kesehatan di pos lintas batas darat negara

Pengawasan barang dalam alat angkut


Penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat
Bentuk, isi, tata cara pengajuan dan penerbitan, dan pembatalan dokumen karantina kesehatan
Tata cara pelaksanaan karantina wilayah di pintu masuk dalam Tata cara pelaksanaan kewenangan pejabat karantina kesehatan dalam menyelenggarakan
keadaan kedaruratan kesehatan masyarakat yang meresahkan kekarantinaan kesehatan
dunia Kekarantinaan Kesehatan terhadap kapal perang, kapal negara, dan kapal tamu negara

Tata cara pengenaan sanksi administratif bagi nakhoda, kapten Pembinaan terhadap semua kegiatan yang berkaitan dengan penyelenggaraan kekarantinaan
kesehatan di pintu masuk dan pembinaan terhadap semua kegiatan yang berkaitan dengan
penerbang, dan pengemudi atau penanggung jawab kendaraan penyelenggaraan kekarantinaan kesehatan di wilayah dengan melibatkan pemerintah daerah
darat Pengawasan terhadap semua kegiatan yang berkaitan dengan penyelenggaraan kekarantinaan
kesehatan di pelabuhan, bandar udara, dan pos lintas batas darat negara
Kriteria dan pelaksanaan karantina rumah, karantina wilayah,
Kekarantinaan Kesehatan terhadap pesawat udara perang, pesawat udara negara, dan pesawat udara
karantina rumah sakit, dan pembatasan sosial berskala besar tamu negara

Ketentuan mengenai tata laksana vaksinasi dan pemberian sertifikat vaksinasi internasional

Ketentuan mengenai penelitian dan pengembangan


(simplifikasi menjadi 1 RPP)
(simplifikasi menjadi 4 RPM)

RPP PENYELENGGARAAN KEKARANTINAAN 1. RPM Kekarantinaan Kesehatan di Pelabuhan


KESEHATAN 2. RPM Kekarantinaan Kesehatan di Bandar Udara
3. RPM Kekarantinaan Kesehatan di PLBDN
4. RPM Kekarantinaan Kesehatan di Wilayah
TINDAK LANJUT UU NO. 6 TAHUN 2018
TENTANG KEKARANTINAAN KESEHATAN

Amanat UU Simplifikasi menjadi

5 Rancangan Peraturan 1 RPP PENYELENGGARAAN KEKARANTINAAN


Pemerintah (RPP) KESEHATAN

13 Rancangan Peraturan 1.RPM Kekarantinaan Kesehatan di Pelabuhan


Menteri Kesehatan (RPM) 2.RPM Kekarantinaan Kesehatan di Bandar Udara
3.RPM Kekarantinaan Kesehatan di PLBDN
4.RPM Kekarantinaan Kesehatan di Wilayah
Terima Kasih
25

Anda mungkin juga menyukai