2
LATAR BELAKANG
1. Pelindungan kesehatan bagi seluruh masyarakat Indonesia
Sehingga menuntut adanya upaya cegah tangkal penyakit dan faktor risiko
kesehatan yang komprehensif dan terkoordinasi melalui regulasi
UU NO. 6 TAHUN 2018 TENTANG KEKARANTINAAN KESEHATAN
3
INTERNATIONAL HEALTH REGULATION
IHR (2005)
4
UU No. 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan
1. Ketentuan Umum
2. Tanggung Jawab Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah
3. Hak dan Kewajiban
14BAB
14 BAB 4. Kedaruratan Kesehatan Masyarakat
5. Kekarantinaan Kesehatan di Pintu Masuk dan
Wilayah
6. Penyelenggaraan Kekarantinaan Kesehatan di
Pintu Masuk
7. Penyelenggaraan Kekarantinaan Kesehatan di
Wilayah
8. Dokumen Karantina Kesehatan
9. Sumber Daya Kekarantinaan Kesehatan
98 PASAL 10. Informasi Kekarantinaan Kesehatan
11. Pembinaan Dan Pengawasan
12. Penyidikan
13. Ketentuan Pidana
14. Ketentuan Penutup
5
Tujuan Penyelenggaraan Kekarantinaan Kesehatan
( Pasal 3 UU No 6 th 2018)
6
TANGGUNG JAWAB
PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH
1. Pemerintah Pusat bertanggung jawab menyelenggarakan Kekarantinaan
Kesehatan di pintu masuk dan di wilayah secara terpadu. Dalam
penyelenggaraannya Pemerintah Pusat dapat melibatkan Pemerintah Daerah.
2. Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah bertanggung jawab terhadap
ketersediaan sumber daya yang diperlukan dalam penyelenggaraan
Kekarantinaan Kesehatan.
2.
PENYELENGGARAAN KEKARANTINAAN KESEHATAN PADA KEDARURATAN KESEHATAN
MASYARAKAT DILAKSANAKAN OLEH PEMERINTAH PUSAT SECARA CEPAT DAN TEPAT, DAN
DAPAT BERKOORDINASI DAN BEKERJA SAMA DENGAN DUNIA INTERNASIONAL
8
KEKARANTINAAN KESEHATAN
DI PINTU MASUK DAN DI WILAYAH
objek objek
3. Pengawasan
Kekarantinaan Kesehatan di
Pos Lintas Batas Darat
Negara
2. Pengawasan (pada saat kedatangan dan
Kekarantinaan Kesehatan keberangkatan kendaraan darat) 4. Pengawasan
di Bandar Udara Kekarantinaan Kesehatan
(pada saat kedatangan dan terhadap Awak, Personel,
keberangkatan pesawat udara) dan Penumpang Alat angkut
4. Pengawasan pada setiap awak, personel, dan penumpang yang akan berangkat.
Adakah ditemukan penyakit yang berpotensi menimbulkan Kedaruratan
Kesehatan Masyarakat, dan/atau tidak dipenuhi persyaratan kesehatan
penerbangan atau pelayaran.
Pasal 38 – 43 UU Kekarantinaan Kesehatan 13
PENGAWASAN BARANG
1. Pengawasan barang yang memiliki faktor risiko kesehatan masyarakat dalam alat
angkut yang berada dalam status karantina.
2. Pemeriksaan dokumen penyebab kematian pada Jenazah dan/atau abu jenazah
dalam Alat Angkut.
a. Dokumen tidak lengkap, penanggung jawab Alat Angkut harus melengkapi
dokumen sesuai dengan persyaratan yang berlaku;
b. Jenazah dan/atau abu jenazah tidak sesuai dengan dokumen, Pejabat Karantina
Kesehatan dapat berkoordinasi dengan pihak yang terkait;
c. Terdapat faktor risiko kesehatan masyarakat, Pejabat Karantina Kesehatan
melakukan tindakan Kekarantinaan Kesehatan.
d. Jika tidak didapatkan faktor risiko kesehatan masyarakat atau telah dilakukan
tindakan kekarantinaan kesehatan, Pejabat Karantina Kesehatan memberikan
surat persetujuan keluar atau masuk jenazah dan/atau abu jenazah dari
Pelabuhan, Bandar Udara, atau Pos Lintas Batas Darat Negara.
3. Pemeriksaan jenazah awak, personel, dan/atau penumpang yang meninggal dalam
Alat Angkut yang datang. Jika penyebab kematian merupakan penyakit yang
memiliki risiko Kedaruratan Kesehatan Masyarakat, dilakukan tindakan
Kekarantinaan Kesehatan
Pasal 44 – 47 UU Kekarantinaan Kesehatan 14
PENYELENGGARAAN KEKARANTINAAN KESEHATAN
DI WILAYAH
Karantina Rumah adalah pembatasan penghuni dalam suatu ruma
h beserta isinya yang diduga terinfeksi penyakit dan/atau terkonta
minasi sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebara
n penyakit atau kontaminasi.
• Kebutuhan hidup dasar bagi orang dan makanan hewan ternak yang berada dalam Karantina Rumah
dan karantina wilayah menjadi tanggung jawab Pemerintah Pusat
• Dalam tindakan Karantina Rumah Sakit, kebutuhan hidup dasar seluruh orang yang berada di rumah
sakit menjadi tanggung jawab Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah.
DOKUMEN KARANTINA KESEHATAN
Dokumen Karantina Kesehatan harus dimiliki oleh setiap Alat Angkut, orang, dan Barang yang masuk
dan/atau keluar dari dalam atau luar wilayah negara Indonesia, dimaksudkan sebagai alat pengawasan
dan pencegahan masuk dan/atau keluarnya penyakit dan Faktor Risiko Kesehatan Masyarakat yang
menjadi sumber penularan penyakit yang dapat menimbulkan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat.
Menteri dapat menetapkan perubahan atau penambahan Dokumen Karantina Kesehatan tertentu dengan
mempertimbangkan hasil pengawasan dan evaluasi serta masukan dari berbagai pemangku kepentingan kekarantinaan
kesehatan masyarakat.
SUMBER DAYA KEKARANTINAAN KESEHATAN
I. FASILITAS DAN PERBEKALAN KESEHATAN II. PEJABAT KARANTINA KESEHATAN
1. Pejabat Karantina Kesehatan merupakan pejabat fungsional di
Fasilitas dalam penyelenggaraan bidang kesehatan yang memiliki kompetensi dan kualifikasi di
Kekarantinaan Kesehatan meliputi:
bidang Kekarantinaan Kesehatan serta ditugaskan di instansi
a. Peralatan deteksi dan respons cepat
Kekarantinaan Kesehatan di Pintu Masuk dan di wilayah.
b. Ruang wawancara atau observasi;
c. Ruang diagnosis; 2. Perekrutan Pejabat Karantina Kesehatan dalam penyelenggaraan
d. Asrama karantina kesehatan;
Kekarantinaan Kesehatan diselenggarakan melalui pendidikan dan
e. Ruang isolasi;
pelatihan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat.
f. Rumah sakit rujukan; 3. Pemerintah Pusat mengatur penempatan Pejabat Karantina
g. Laboratorium rujukan; dan Kesehatan di Pintu Masuk dalam rangka penyelenggaraan
h. Transportasi evakuasi penyakit Kekarantinaan Kesehatan.
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat.
4. Pemerintah Daerah mengatur penempatan Pejabat Karantina
Kesehatan di wilayah dalam rangka penyelenggaraan Kekarantinaan
III. PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN Kesehatan.
5. Kewenangan Pejabat Karantina Kesehatan:
Penelitian dan pengembangan dilaksanakan • melakukan tindakan Kekarantinaan Kesehatan;
untuk menapis dan menetapkan ilmu • menetapkan tindakan Kekarantinaan Kesehatan;
pengetahuan dan teknologi tepat guna yang
• menerbitkan surat rekomendasi deportasi atau penundaan keberangkatan
dipergunakan dalam rangka penyelenggaraan
kepada instansi yang berwenang; dan
Kekarantinaan Kesehatan
• menerbitkan surat rekomendasi kepada pejabat yang berwenang untuk
menetapkan karantina di wilayah.
IV. PENDANAAN
Pendanaan kegiatan penyelenggaraan Kekarantinaan Kesehatan bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara, anggaran
pendapatan dan belanja daerah, dan/atau masyarakat.
Pelaksana
dapat dilakukan oleh PPNS Kekarantinaan Kesehatan
PPNS Kekarantinaan Kesehatan adalah pejabat
pegawai negeri sipil di lingkungan Kementerian Kesehatan
yang diberi wewenang khusus oleh Undang-Undang ini
Penyidikan untuk melakukan penyidikan tindak pidana di bidang
Kekarantinaan Kesehatan.
Pelaksanaan
Dalam melakukan penyidikan, PPNS Kekarantinaan Kesehatan
berkoordinasi dan bekerja sama dengan penyidik di lingkungan
Kepolisian Negara Republik Indonesia dan dapat berkoordinasi
dan bekerja sama dengan penyidik di lingkungan Tentara
Nasional Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
18
Pasal 84, 89 UU Kekarantinaan Kesehatan
SANKSI PELANGGARAN KEKARANTINAAN KESEHATAN
Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, semua peraturan pelaksanaan yang mengatur
karantina udara dan karantina laut tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan/ atau
belum diganti dengan peraturan yang baru berdasarkan Undang-Undang ini.
Peraturan Pelaksanaan UU
Kekarantinaan Kesehatan
Tata cara pengenaan sanksi administratif bagi nakhoda, kapten Pembinaan terhadap semua kegiatan yang berkaitan dengan penyelenggaraan kekarantinaan
kesehatan di pintu masuk dan pembinaan terhadap semua kegiatan yang berkaitan dengan
penerbang, dan pengemudi atau penanggung jawab kendaraan penyelenggaraan kekarantinaan kesehatan di wilayah dengan melibatkan pemerintah daerah
darat Pengawasan terhadap semua kegiatan yang berkaitan dengan penyelenggaraan kekarantinaan
kesehatan di pelabuhan, bandar udara, dan pos lintas batas darat negara
Kriteria dan pelaksanaan karantina rumah, karantina wilayah,
Kekarantinaan Kesehatan terhadap pesawat udara perang, pesawat udara negara, dan pesawat udara
karantina rumah sakit, dan pembatasan sosial berskala besar tamu negara
Ketentuan mengenai tata laksana vaksinasi dan pemberian sertifikat vaksinasi internasional