Anda di halaman 1dari 23

Kebijakan Penyelenggaraan Sistem

Kewaspadaan Dini
Kejadian Luar Biasa (KLB)
Mengapa sistem
kewaspadaan dini?
▪ IHR (international health regulation)
▪ GHSA (Global Health Security Agenda)
▪ NAPHS (National Action Plan for Health
Security)
International health
regulation (IHR) - 2005
❑ Peraturan kesehatan yang disepakati dan mengikat negara-negara yang
menyetujui (negara mitra)
❑ Tujuan: mencegah, melindungi, mengendalikan, dan memberikan respons
terhadap penyebaran penyakit lintas negara dengan melakukan tindakan-
tindakan yang sesuai dalam lingkup risiko kesehatan masyarakat yang
dihadapi tanpa menimbulkan gangguan yang berarti bagi lalu lintas dan
perdagangan internasional
❑ Negara anggota wajib segera memberi tahu WHO apabila
terdapat kejadian penyakit yang berat yang berpotensi untuk
tersebar lintas negara (KKMD/PHEIC)

Kriteria KKM-MD:
1.Apakah dampak kesehatan masyarakat dari peristiwa ini berpotensi serius?
2.Apakah peristiwa ini tidak lazim atau tidak terduga?
3.Apakah ada potensi penyebaran internasional?
4.Apakah ada potensi pembatasan perjalanan dan perdagangan?

Jika 2 dari 4 kriteria terpenuhi, negara-negara yang bergabung diwajibkan untuk melapor
kepada WHO dalam waktu 24 jam.
Contoh beberapa kasus penyakit masuk dalam
kriteria penyakit yang harus di laporkan dalam
ke WHO dalam waktu 24 jam
a. penyakit cacar,
b. poliomyelitis →virus polio liar
c. influenza pada manusia yang disebabkan
oleh sub-tipe virus baru,
d. Severe acute respiratory syndrome (SARS),
Yang berwenang untuk memutuskan
Menentukan KKM-MD untuk
apakah satu peristiwa termasuk KKM-MD
dilaporkan ke WHO
adalah Direktorat Jenderal WHO
Kapasitas apa yang
perlu dimiliki negara?
Kegiatan Surveilans dan Respons pada Otoritas Kesehatan Masyarakat

Tujuan: mencegah, melindungi, mengendalikan, dan memberikan respons


terhadap penyebaran penyakit lintas negara dengan melakukan tindakan-tindakan
yang sesuai dalam lingkup risiko kesehatan masyarakat yang dihadapi tanpa
menimbulkan gangguan yang berarti bagi lalu lintas dan perdagangan
internasional
KAPASITAS INTI APA YANG PERLU DIMILIKI
NEGARA?
Surveilans dan Respons pada Surveilans dan Respons di Pintu
Otoritas Kesehatan Masyarakat masuk negara yang telah
ditentukan

Masyarakat, bidan desa,


01 Lokal
Puskesmas, klinik Bandara, pelabuhan, dan titik
perbatasan lainnya
Dinas Kesehatan Provinsi,
02 Menengah
Kabupaten/kota

03 Nasional Kementerian Kesehatan


inisiatif global yang diluncurkan pada 2014 berupa forum kerjasama antar negara
yang bersifat terbuka dan sukarela

Tujuan: memperkuat kapasitas negara-negara dalam penanganan ancaman


penyakit menular dan kesehatan global
Salah satu peran dari GHSA:

Country Assessment Tool yang merupakan penilaian terhadap kapasitas suatu negara
dalam mencegah, mendeteksi, dan respon cepat terhadap risiko kesehatan masyarakat --
> assessment internal + eksternal --> Joint External Evaluation (JEE)

Rekomendasi JEE:
• Inpres 4/2019 tentang Peningkatan Kemampuan dalam Mencegah, Mendeteksi, dan Merespons
Wabah Penyakit, Pandemi Global, dan Kedaruratan Nuklir, Biologi, dan Kimia
⚬ Peningkatan komitmen pemerintah pusat untuk memperkuat sistem kewaspadaan dini
• National Action Plan for Health Security (NAPHS) 2020-2024
NAPHS - Rencana Aksi Nasional
Ketahanan Kesehatan 2020 - 2024
Visi RAN 2020 - 2024:
mendukung secara aktif upaya global dalam mencegah, mendeteksi dan merespons
potensi pandemi akibat agen biologi, kimia dan radio-nuklir.

Untuk mencapai visi tersebut, perlu memperkuat kapasitas nasional dalam


mencegah, mendeteksi dan merespons Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang
Meresahkan Dunia (KKM-MD) serta melakukan kerjasama dengan lembaga
internasional dan organisasi masyarakat dalam menghadapi KKM-MD.
Provinsi, kabupaten/kota
• Meningkatkan kapasitas untuk EWARS dan
Event-based surveilans di tingkat provinsi (38
provinsi·)
• Meningkatkan kapasitas SDM dalam deteksi
dan laporan melalui SIKHNAS di provinsi, dan
Memperkuat kabupaten/kota
• Meningkatkan kemampuan SDM dalam

kapasitas inti manajemen di provinsi dan kabupaten/kota

Rumah Sakit, Laboratorium


• ·Meningkatkan kapasitas untuk EWARS di
laboratorium dan rumah sakit
Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian
Luar Biasa (SKD-KLB)
Visi RAN 2020 - 2024:
mendukung secara aktif upaya global dalam mencegah, mendeteksi dan merespons
potensi pandemi akibat agen biologi, kimia dan radio-nuklir.

Untuk mencapai visi tersebut, perlu memperkuat kapasitas nasional dalam


mencegah, mendeteksi dan merespons Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang
Meresahkan Dunia (KKM-MD) serta melakukan kerjasama dengan lembaga
internasional dan organisasi masyarakat dalam menghadapi KKM-MD.
Wabah penyakit menular, definisi serta hal-hal
01 UU 4/1984 yang perlu dilakukan terkait peristiwa wabah
penyakit menular.
Kewajiban dan wewenang pemerintah dalam
02 UU 36/2009 menetapkan dan mengumumkan penyakit-penyakit
yang berpotensi menular
Sistem
Kekarantinaan kesehatan: definisi, kegiatan, dan
Kewaspadaan Dini 03 UU 6/2018 wewenang pemerintah serta pihak-pihak yang

Kejadian Luar Biasa terkait


definisi operasional, unit-unit yang terlibat, dan kegiatan-
Permenkes
di Indonesia 04 kegiatan yang dilakukan oleh masing-masing unit terkait
949/2004
SKD-KLB.

Permenkes dasar dari pelaksanaan surveilans kesehatan


05
45/2014 dan respons
PERAN MASING-MASING PIHAK DALAM SKD KLB

5
1 2 3 4 Penetapan peraturan,
Kajian epidemiologi
Kewaspadaan dan Peringatan Advokasi dan pengembangan
ancaman
kesiapsiagaan KLB kewaspadaan dini asistensi SKD-KLB teknologi, SKD darurat

Masyarakat, klinik

Puskesmas, RS, Lab

Dinkes Provinsi / Kabupaten / Kota


LOKAL
LOKAL
LOKAL
MENENGAH
MENENGAH
NASIONAL
Rangkuman

Memperkuat SKD-KLB nasional dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kapasitas inti


system surveilans, guna menepati kewajiban sebagai negara anggota IHR 2005

Semua pihak, mulai dari lokal (masyarakat), fasilitas Kesehatan milik pemerintah
(Puskesmas, RSUD, Labkesda, RSUP) maupun swasta (klinik, RS swasta, lab swasta),
memiliki peran dalam mendeteksi dini potensi adanya kejadian luar biasa

Anda mungkin juga menyukai