Anda di halaman 1dari 8

KERANGKA ACUAN KERJA/TERM OF REFERENCE

PELAKSANAAN BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN (BOK) PUSKESMAS


MENU KEGIATAN UPAYA DETEKSI DINI,
PREVENTIF DAN RESPON PENYAKIT
DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) NONFISIK
BIDANG KESEHATAN TAHUN ANGGARAN 2022

A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum

a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;


b. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
c. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004 tetang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;
d. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;
e. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
f. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah;
g. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan;
h. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah;
i. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat
j. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor Tahun
2021 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Non Fisik
Bidang Kesehatan Tahun 2022;
k. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standart Pelayanan
Minimal
l. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2020 tentang rencana strategis
kemetrian kesehatan Tahun 2020 – 2024
m. Surat edaran Sekretariat Jendral Kementerian Kesehatan RI nomor
PR.01.01/I/18370/2021 tentang Penyampaian Rincian Kegiatan DAK Non
Fisik Bidang Kesehatan TA 2022
n. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 6 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah.

2. Gambaran Umum

Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan nasional


dalam rangka mewujudkan visi misi Presiden dan implementasi Nawa Cita yang
kelima yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.

Untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya,


diselenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, dengan
pendekatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif secara terpadu, menyeluruh, dan
berkesinambungan.

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara


Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, mengamanatkan Dana Alokasi Khusus (DAK)
sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi daerah dalam pelaksanaan desentralisasi,
diantaranya untuk meningkatkan pembangunan kesehatan, sehingga Pemerintah baik
Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah dapat menyediakan pelayanan kesehatan yang
merata, terjangkau dan berkualitas.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, pada Pasal 298
ayat (7) menyebutkan belanja DAK diprioritaskan untuk mendanai kegiatan fisik dan dapat
digunakan untuk kegiatan nonfisik. Dengan anggaran DAK Bidang Kesehatan Tahun 2021
nantinya diharapkan dapat mendukung pembangunan kesehatan di daerah yang sinergis
dengan prioritas nasional.

Dalam konsep pembangunan nasional, Kementerian Kesehatan bertanggungjawab


melaksanakan Program Indonesia Sehat yang bertujuan untuk;
1) meningkatkan pengetahuan, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
dalam lingkungan hidup yang sehat agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
optimal melalui terciptanya perilaku hidup sehat sehingga terwujudnya bangsa yang mandiri,
maju dan sejahtera; 2) terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat di bidang kesehatan dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setinggi- tingginya. Pelaksanaan program
Indonesia Sehat ini memerlukan kerangka regulasi dan kebijakan pembiayaan pembangunan
kesehatan yang komprehensif antar pemerintahan dan antar pelaku pembangunan kesehatan.

BOK Puskesmas merupakan merupakan salah satu dukungan pemerintah pusat kepada
pemerintah daerah untuk mendukung operasional Puskesmas/jaringannya dalam rangka
pencapaian program kesehatan prioritas nasional, khususnya kegiatan promotif dan preventif
sebagai bagian dari upaya kesehatan masyarakat. BOK diarahkan untuk mendekatkan
petugas kesehatan kepada masyarakat dan memberdayakan masyarakat untuk berperan aktif
dalam pembangunan kesehatan. Termasuk dalam upaya deteksi dini , upaya preventif dan
respon penyakit.

Sebagai gambaran terdapat menu program dan kegiatan yang lebih fokus pada tahun
2022 yang menjadi acuan dalam mencapai target indikator program dan kegiatan seperti
tabel di bawah ini :

No Rinciaan Uraian
Menu/Kompoen
4 Upaya deteksi dini, preventil dan respons penyakit
a Upaya deteksi dini, preventif, Merupakan kegiatan peningkatan pencegahan dan
dan respons penyakit pengendalian penyakit menular, tidak menular dan masalah
kesehatan jiwa dan napza serta operasional kegiatan
kewaspadaan dini penanggulangan Kejadian Luar Biasa dan
Kegiatan lainya yang terkait prioritas nasional

Kegiatan yang dilaksanakan dalam upaya deteksi dini,


pencegahan dan respons penyakit sebagai berikut :
1) Surveilans Kejadian Ikutan Paska Imunisasi (KIPI)
pelaksanaan imunisasi
2) Validasi sasaran, hasil cakupan imunisasi dan Rapid
Convinience Assessment (RCA
3) Verifikasi rumor dugaan KLB
4) Verifikasi Sinyal dan Respon cepat Sistem
Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR).
5) Pengambilan dan Pengiriman spesimen penyakit
berpotensi KLB ke laboratorium kesehatan daerah
atau laboratorium rujukan pemerintah di kab/kota
6) Pelacakan kasus Kronis atau kasus ikutan atau hasil
reaksi minum obat pada Pemberian Obat Pencegah
Masal (POPM).
7) Penyelidikan Epidemiologi (PE) penyakit potensi
KLB dan penanggulangan KLB.
8) Analisa hasil Penyelidikan Epidemiologi (PE) dan
diseminasi informasi di wilayah kerja puskesmas.
9) Pelacakan kontak kasus KLB
10) Pelaksanaan surveilans migrasi malaria.
11) Surveilans Penyakit Tidak Menular (PTM) dan
penyakit berpotensi KLB termasuk Penyakit Infeksi
Emerging (PIE) di masyarakat
12) Surveilans penyakit pada situasi khusus dan bencana.
13) Survei anak sekolah dalam rangka pencegahan dan
pengendalian penyakit
14) Surveilans binatang pembawa penyakit serta
pengiriman spesimen untuk konfirmasi.
15) Belanja Alat Pelindung Diri (APD) untuk surveilans
dalam rangka Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
terutama untuk penyelidikan epidemiologi dan
pelacakan kontak
16) Validasi sasaran, hasil cakupan GME, Depresi, ODGJ
Berat, Penyalahgunaan Napza dan Bunuh Diri
17) Deteksi dini kasus HIV/AIDS, TBC, Hepatitis,
Malaria dan penyakit menular lainnya pada Ibu hamil
dan kelompok berisiko.
18) Deteksi dini faktor risiko PTM di posbindu PTM dan
Posyandu lansia.
19) Penemuan kasus PD3I, kasus kontak TB dan kasus
mangkir, kasus kontak kusta serta orang dengan
gangguan jiwa serta penyakit lainnya.
20) Kunjungan ulang kasus Acute Flaccyd Paralysis
(AFP).
21) Konseling dan deteksi dini masalah kesehatan jiwa
dan napza.
22) Pelaksanaan pelayanan imunisasi baik imunisasi rutin,
pengenalan antigen baru, imunisasi tambahan,
maupun kegiatan defaulter tracking.
23) Sosialisasi pelaksanaan imunisasi rutin kepada
orangtua dan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)
kepada guru dan wali murid.
24) Pemberian Obat Pencegah Masal (POPM) untuk
pencegahan penyakit.
25) Advokasi/sosialisasi/lokakarya/rapat koordinasi
Lintas Sektor (LS)/ Lintas Program (LP) terkait
pencegahan dan pengendalian penyakit.
26) Penyediaan bahan media Komunikasi, Informasi dan
Edukasi (KIE).
27) Pendataan sasaran POPM.
28) Pengambilan obat POPM ke dinas kesehatan
kabupaten/kota.
29) Sweeping untuk meningkatkan cakupan POPM,
imunisasi dan penyakit menular lainnya.
30) Pengendalian vektor nyamuk (Pemberantasan Sarang
Nyamuk, larvasidasi, fogging, Indoor Residual
Spraying (IRS), modifikasi lingkungan).
31) Pemantauan jentik secara berkala.
32) Survei habitat jentik dan nyamuk dewasa.
33) Distribusi kelambu ke kelompok sasaran di desa.
34) Monitoring penggunaan kelambu malaria.
35) Pengawasan standar baku mutu pengendalian vektor
dan binatang pembawa penyakit.
36) Evaluasi pengendaian vektor dan binatang
pembawa penyakit.
37) Penerapan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) untuk Desa
Tanpa Asap Rokok
38) Pelatihan petugas konseling Upaya Berhenti Merokok
(UBM) di Puskesmas bagi kader kesehatan
masyarakat.
39) Monitoring, bimbingan teknis pelaksanaan kegiatan
pos pembinaan terpadu (posbindu) penyakit tidak
menular oleh petugas puskesmas.
40) Pengendalian faktor risiko lainnya yang dapat
menimbulkan penyakit pada situasi KLB, situasi
khusus dan bencana.
41) Pelaksanaan Dukungan Kesehatan Jiwa dan
Psikososial pada Bencana
42) Pendampingan penderita penyakit menular menahun
dan penyakit tidak menular
43) Validasi data laporan hasil POPM dan manajemen
kasus filariasis.
44) Kunjungan rumah untuk tatalaksana/manajemen kasus
filariasis
45) Follow up tatalaksana dan pencegahan cacat kasus
kusta dan penyakit menular lainnya serta gangguan
jiwa.
46) Pendampingan rujukan kasus gangguan jiwa dan
napza
47) Pembentukan dan pengaktifan, serta pembinaan kader
kesehatan program P2P serta masalah kesehatan jiwa
dan Napza.
48) Orientasi/pembekalan/peningkatan kapasitas SDM
bagi kader kesehatan untuk peningkatan P2P.
49) Pertemuan berkala kader kesehatan untuk P2P.
50) Monitoring dan bimbingan teknis kader kesehatan
oleh petugas puskesmas.
51) Koordinasi terpadu lintas program/lintas sektor
tentang pencegahan dan pengendalian penyakit
tingkat puskesmas

B. PENERIMA MANFAAT

Nama Penerima
No Jumlah
Kegiatan Manfaat
4 Upaya deteksi dini, preventif dan Petugas usrvailans, masyarakat,
respons penyakit penderita penyakit menular dan tidak
35 Puskesmas
menular termasuk ODGJ,
Lintas sektor terkait di wilayah kerja
puskesmas, kader kesehatan, tokoh
agama dan tokoh masyarakat

C. STRATEGI PECAPAIAN KELUARAN

Metode
Output Pelaks Tahapan Pelaksana
No Rinciaan Menu/Kompoen anaan
Satuan Volume

1 Upaya deteksi dini, 1. Persiapan


Preventif dan respons Administrasi
penyakit 2. Pelaksanaan
Kegiatan
Dokumen
Laporan, 35 Swake- 3. Waktu
orang/hari Puskesmas lola Pelaksanaan
, (Januari s.d
desember
2022)
4. Pembuatan
LaporanAkhir

D. KURUN WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN

Keluaran kegiatan ini diharapkan dapat dicapai dalam kurun waktu 12 bulan yaitu mulai
Januari s.d Desember tahun 2022

E. BIAYA YANG DIPERLUKAN

Biaya yang diperlukan untuk pencapaian keluaran kegiatan ini dibebankan pada DAK
Non Fisik Bidang Kesehatan (BOK Puskesmas) pada Dinas Kesehatan Kab. Lombok
Timur Tahun 2022 sebesar Rp. 11.284.719.593,- ( sebelas milyar dua ratus delapan
puluh empat juta tujuh ratus sembilan belas ribu lima ratus sembilan puluh tiga rupiah)
dengan kebutuhan rincian menu kegiatan sebagai berikut :

Kebutuhan
No Rincian Menu Kegiatan
Biaya
1 Surveilans Kejadian Ikutan Paska Imunisasi (KIPI) 84.987.000
pelaksanaan imunisasi
2 Validasi sasaran hasil scakupan imunisasi dan Rapid Convinience 4.460.600
Asesment ( RCA ) 4.460.
3 Verifikasi Rumor dugaan KLB 0
4 Verifikasi Sinyal dan Respon Cepat Sisitem Kewaspadaan Dini dan 25.900.000
Respon ( SKDR )
5 Pengambilan dan pengiriman specimen penyakit berpotensi KLB ke 2.800.000
Laboratorium kesehatan Daerah atau Laboratorium Rujukan Pemerintah
Kabupaten/ Kota
6 Pelacakan kasus kronis atau kasus ikutan atau hasil reaksi minum obat 7.000.000
pada Pemberian Obat Pencegah masal (POPM )
7 Penyelidikan Epidemiologi ( PE) Penyakit Potensi KLB dan 229.276.900
penanggulangan KLB
8 Analisis hasil PE dan desiminasi informasi diwilayah kerja Puskesmas 29.075.000
9 Pelacakan Kontak Kasus KLB 38.460.000
10 Pelaksanaan surveilan migrasi malaria 163.629.160
11 Surveilans Penyakit Tidak Menular (PTM) dan penyakit berpotensi KLB 176.110.000
termasuk Penyakit Infeksi Emerging (PIE) di masyarakat
12 Surveilans penyakit pada situasi khusus dan bencana. 2.700.000
13 Survei anak sekolah dalam rangka pencegahan dan 315.852.000
pengendalian penyakit
14 Surveilans binatang pembawa penyakit serta pengiriman spesimen untuk 1.500.000
konfirmasi.
15 Belanja Alat Pelindung Diri (APO) untuk surveilans dalam rangka 393.424.758
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit terutama untuk penyelidikan
epidemiologi dan pelacakan kontak.
16 Validasi sasaran, hasil cakupan GME, Depresi, ODGJ Berat, 27.035.000
Penyalahgunaan Napza dan Bunuh Diri
17 Deteksi dini kasus HIV/AIDS, TBC, Hepatitis, Malaria dan penyakit 1.043.864.700
menular lainnya pada lbu hamil dan kelompok berisiko
18 Deteksi dini faktor risiko PTM di posbindu PTM dan Posyandu Lansia 2.289.753.300
19 Penemuan kasus PD3I, kasus kontak TB dan kasus mangkir, kasus 889.501.000
kontak kusta serta orang dengan gangguan jiwa serta penyakit lainnva.
20 Kunjungan ulang kasus Acute Flaccyd Paralysis (AFP). 50.442.000
21 Konseling dan deteksi dini masalah kesehatan jiwa dan napza 525.692.950
22 Pelaksanaan pelayanan imunisasi baik imunisasi rutin, pengenalan 1.755.897.600
antigen baru, imunisasi tambahan, maupun kegiatan defaulter tracking
23 Sosialisasi pelaksanaan imunisasi rutin kepada orangtua dan 244.398.000
Bulan lmunisasi Anak Sekolah (BIAS) kepada guru dan wali murid
24 Pemberian Obat Pencegah Masai (POPM) untuk pencegahan penyakit. 248.305.000
25 Advokasi/sosialisasi/Lokakarya/rapat koordinasi lintas sektor/ Lintas 400.450.000
Sektor terkait pencegahan dan pengendalian penyakit
26 Penyediaan bahan media Komunikasi, lnformasi dan Edukasi -
(KIE).
27 Pendataan sasaran POPM 25.500.000
28 Pengambilan obat POPM ke dinas kesehatan kabupaten/kota 13.720.000
29 Sweeping untuk meningkatkan cakupan POPM, imunisasi dan 44.210.000
penyakit menular lainnya
30 Pengendalian vektor nyamuk (Pemberantasan Sarang Nyamuk, 150.118.000
larvasidasi, fogging, Indoor Residual Spraying (IRS), modifikasi
lingkungan
31 Pemantauan jentik secara berkala. 148.654.000
32 Survei habitat jentik dan nyamuk dewasa 79.489.200
33 Distribusi kelambu ke kelompok sasaran di desa 1.200.000
34 Monitoring penggunaan kelambu malaria. 400.000
35 Pengawasan standar baku mutu pengendalian vektor dan binatang 1.800.000
pembawa penyakit
36 Evaluasi pengendaian vektor dan binatang pembawa penyakit. 13.280.000
37 Penerapan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) untuk Desa Tanpa Asap 62.626.200
Rokok
38 Pelatihan petugas konseling Upaya Berhenti Merokok (UBM) di 16.720.000
Puskesmas bagi kader kesehatan masyarakat
39 Monitoring, bimbingan teknis pelaksanaan kegiatan pos pembinaan 35.752.000
terpadu (posbindu) penyakit tidak menular oleh petugas puskesmas
40 Pengendalian faktor risiko lainnya yang dapat menimbulkan penyakit 41.650.000
pada situasi KLB, situasi khusus dan bencana
41 Pelaksanaan Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial pada Bencana 9.326.000
42 Pendampingan penderita penyakit menular menahun dan penyakit 247.396.400
tidak menular
43 Validasi data laporan hasil POPM dan manajemen kasus filariasis -
44 Kunjungan rumah untuk tatalaksana/manajemen kasus filariasis. -
45 Follow up tatalaksana dan pencegahan cacat kasus kusta dan penyakit 455.592.900
menular lainnya serta gangguan jiwa.
46 Pendampingan rujukan kasus gangguan jiwa dan napza 85.232.000
47 Pembentukan dan pengaktifan, serta pembinaan kader kesehatan 98.742.475
program P2P serta masalah kesehatan jiwa dan Napza
48 Orientasi/pem bekalan/peningkatan kapasitas SOM bagi kader kesehatan 115.694.000
untuk peningkatan P2P.
49 Pertemuan berkala kader kesehatan untuk P2P 25.477.000
50 Monitoring dan bimbingan teknis kader kesehatan oleh petugas 109.729.200
puskesmas.
51 Koordinasi terpadu lintas program/lintas sektor tentang pencegahan dan 551.804.750
pengendalian penyakit tingkat puskesmas
Total 11.284.719.593

Rincian Anggaran Biaya (RAB) terlampir

Selong, 10 Agustus 2022


Kepala Puskesmas......

(....................................................)

Anda mungkin juga menyukai