Anda di halaman 1dari 5

KERANGKA ACUAN KEGIATAN/TERM OF REFERENCE

KEGIATAN PELAYANAN DETEKSI, PREVENTIF dan RESPON PENYAKIT


PUSKESMAS BATANG KUIS
TAHUN 2021

Urusan : Wajib Kesehatan


Unit Organisasi : Puskesmas Batang Kuis
Lokasi Kegiatan : 11 Desa di Wilayah Kerja Puskesmas
Sasaran Program : Meningkatnya Pencatatan Kasus
Indikator Kinerja Program : Seluruh Jumlah Rumah Sakit dan Yankes di Wilayah
Kerja Puskesmas Batang Kuis
Kegiatan : Pelayanan Deteksi Dini, Preventif dan Respon
Penyakit
Sasaran Kegiatan : Meningkatnya pelayanan kesehatan surveilen dan
kejadian luar biasa
Indikator Kinerja Kegiatan : Cakupanpelayanan P2P
Keluaran (output) : Terlaksananya kegiatan Deteksi Dini, Preventif dan
Respon Penyakit
Indikator Keluaran (output) : Jumlah pelayanan kesehatan surveilens dan KLB (
37 Yankes di 11 Desa)

A. LATARBELAKANG
a. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1116/MENKES/SK/VIII/2003 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 82 Tahun 2014 tentang Penanggulangan
Penyakit Menular
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 42 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan
Imunisasi
b. Gambaran Umum Kegiatan
Penyakit Menular masih menjadi sorotan bagi Kementerian Kesehatan RI.
Menilik dari Data Riskesdas 2018, prevalensi TB Paru Nasional sebesar 0,4%,
sedangkan untuk prevalensi Malaria Nasional sebesar 0,4%. Indonesia juga masih
memiliki tantangan dari kasus HIV yang meningkat setiap tahunnya. Pada 2017
tecatat 48.300 kasus. Tak hanya itu, ancaman pada penyakit infeksi yang dapat
menimbulkan pandemi antara lain SARS, Poliomyelitis, H1N1, Ebola, MERS-CoV,
Difteri serta TB RO.
Prioritas pencegahan dan pengendalian penyakit menular tertuju pada
pencegahan dan pengendalian penyakit HIV/AIDS, tuberculosis, pneumoni,
hepatitis, malaria, demam berdarah, influenza, flu burung dan penyakit neglected
diseases antara lain kusta,frambusia, filariasis, dan chsitosomiasis. Selain penyakit
tersebut, penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) seperti polio,
campak, difteri, pertusis, hepatitis B, dan tetanus baik pada maternal maupun
neonatal.
Meskipun pada banyak kasus pasien akan dirawat di Rumah Sakit, perlunya
dilaksanakan penjaringan data dari pelayanan kesehatan swasta yang berada di
wilayah kerja Puskesmas untuk dapat melakukan pencegahan dan respon cepat
guna memutus perjalanan penyakit berpotensial KLB, meningkatkan kewaspadaan
dan acuan dalam pelaksanaan penanggulangan penyakit PD3I dan menular
lainnya.
B. PENERIMA MANFAAT
37 Pelayanan Kesehatan Swasta di wilayah kerja Puskesmas dan masyarakat
C. JENIS KEGIATAN
 Surveilens KIPI
 Surveilens aktif rumah sakit dan yankes swasta
 Validasi sasaran BIAS
 Respon cepat system kewaspadaan dini dan respon (SKDR ) KLB
 Pengambilan dan pengiriman specimen penyakit berpotensi KLB
 Penyelidikan epidemiologi (PE) penyakit berpotensi KLB atau masalah
 Surveilens penyakit menular dan tidak menular (PTM ) IVA
 Deteksi Dini Kasus HIV/ AIDS
 Deteksi dini faktor resiko PTM
 Penemuan kasus kontak TB Paru
 Penemuan Kasus gangguan Jiwa
 Palayanan Imunisasi Dasar maupun imunisasi Lanjutan
 Pemberian obat POPM
 Pencegahan Peenyakit dan pengendalian Fakor Resiko
 Pengendalian Penyakit
 Pemberdayaan Masyarakat
D. STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN
1. Metode Pelaksanaan
Metode kegiatan surveilans aktif dilaksanakan dengan:
a. Studi dokumen
b. Pemeriksaan kasus KLB
c. Pemantauan dini kasus berpotensi KLB
d. Wawancara
2. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan
a. Tahapan
 Persiapan: Menentukan dan mengumpulkan informasi sasaran Yankes
Swasta
 Pelaksanaan: Melaksanakan kegiatan surveilens sesuai SOP dan
pemeriksaan kesehatan kasus berpotensi KLB
 Evaluasi: Mengevaluasi hasil pengumpulan dan pengolahan data serta
melaporkan hasil analisa dan interpretasi kegiatan kepada Kepala
Puskesmas
b. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan surveilans aktif dilaksanakan satu kali setiap bulannya
Kegiatan Deteksi Dini dan penemuan kasus dilakukaan setiap 3 bulan
Pencegahan penyakit dilakukan setiap bulan
Pengendalian Penyakit dilakukan setiap bulan
Pemberdayaan masyarakat dilakukan setiap 3 bulan

E. KURUN WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN

BULAN
N
KEGIATAN
O JA MA DES
FEB APR MEI JUN JUL AGST SEPT OKT NOV
N R

1 Persiapan
2
Surveilens KIPI
3 Surveilens aktif
rumah sakit dan
yankes swasta
4 Validasi sasaran
BIAS
5 Respon cepat
system
kewaspadaan
dini dan respon
(SKDR ) KLB
6 Pengambilan
dan pengiriman
specimen
penyakit
berpotensi KLB
7 Penyelidikan
epidemiologi
(PE) penyakit
berpotensi KLB
atau masalah
8 Surveilens
penyakit
menular dan
tidak menular
(PTM ) IVA
Deteksi dini
9 Kasus HIV/
AIDS pada Ibu
Hamil
10 Deteksi Dini
Faktor Resiko
PTM
11 Penemuan
Kasus Kontak
TB
Deteksi dini dan
konseling
gangguan jiwa
12 Pelayanan
Dasar Imunisasi
13 Sosialisasi
Peelaksanaan
Imunisasi Rutin
dan BIAS pada
orangtua dan
Guru
14 Pemebrian Obat
POPM
15 Distribusi Obat
ke Pos minum
obat
16 Pemberantasan
Sarang nyamuk
17 Pemantauan
jentik secara
Berkala
18 Penerapan
Kawasan Tanpa
Rokok di
Sekolah
19 Monitoring
Pelaksanaan
kegiatan
Posbindu
20 Pendampingan
Penderita
Penyakit TB
Paru
21 Pendampingan
penderita
penyakit
gangguan jiwa
22 Follow Up
Tatalaksana
penderita
gangguan jiwa
23 Pembentukan
Kader
Kesehatan
Program P2P
24 Orientasi
Pembekalan
kader
Kesehatan P2P
25 Monitoring dan
bimbingan
teknis kader
kesehatan oleh
pet Pusk

26 Kordinasi Lintas
Sektor / Lintas
Program tg
pengendalian
Penyakit

F. BIAYA YANG DIPERLUKAN


Biaya yang diperlukan untuk kegiatan pelayanan Deteksi Dini, Preventif danRespon
Penyakit adalah sebesar Rp.359.266.000,- (Tiga Ratus Lima Puluh Sembilan Juta Dua Raus
Enam Puluh Enam Ribu Rupiah)

Batang Kuis, 22 Juni 2020


Diketahui Pengelola Program P2P
Kepala Puskesmas Batang kis Puskesmas Batang Kuis

dr. Aguswan Marsini, SKM


Nip. 19780819 201001 1 011 Nip. 19670911 199702 2 006

lt lt

Anda mungkin juga menyukai