A. Latar Belakang
1. Dasar Hukum
a. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular
b. Undang-Undang Nomor 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak
c. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
d. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan.
e. PP No. 40 Tahun 1991 Tentang Penanggulangan Wabah Penyakit Menular
f. PP RI Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional
g. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 45 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan
Surveilans Kesehatan
h. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 82 Tahun 2014 Tentang Penanggulangan
Penyakit Menular
i. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan
Imunisasi
j. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan
k. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 8 Tahun 2019 tentang Pemberdayaan
Masyarakat Bidang Kesehatan
l. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas
m. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Nomor 1501/Menkes/Per/X/2010.
Tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu Yang Dapat Menimbulkan Wabah Dan
Upaya Penanggulangan
2. Gambaran Umum
Saat ini Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) masih
merupakan salah satu masalah kesehatan yang mengancam dunia. WHO menyatakan
bahwa imunisasi saat ini mencegah 2-3 juta kematian setiap tahun akibat penyakit
seperti difteri, tetanus, pertusis, influenza, dan campak.
Terdapat berbagai vaksin untuk mencegah lebih dari 20 penyakit yang
mengancam jiwa, membantu orang-orang dari segala usia hidup lebih lama, hidup lebih
sehat. Penyakit-penyakit ini dapat mengakibatkan kesakitan, kecacatan dan bahkan
kematian terutama jika mengenai anak-anak yang belum mendapatkan imunisasi rutin
lengkap. Oleh karena itu maka diperlukan cakupan imunisasi yang tinggi dan merata
untuk mencegah individu dari PD3I dan mencegah penularan di masyarakat.
Berdasarkan data Riskesdas, cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) pada
tahun 2013 baru mencapai 59,2% dan pada tahun 2018 sedikit turun menjadi 57,9%.
Provinsi-provinsi yang menunjukkan penurunan terbesar adalah Gorontalo (19%), Aceh
(18,8%) dan Riau (17,8%). Rendahnya cakupan imunisasi ini menyebabkan munculnya
beberapa penyakit PD3I, seperti campak, difteri dan polio. Faktor yang mempengaruhi
rendahnya cakupan imunisasi mencakup sisi supply maupun demand. Dari sisi supply,
hanya 70% dari cold-chain dalam kondisi yang sempurna, 18% cukup memadai dan
12% membutuhkan perbaikan. Dari sisi demand, ada penolakan terhadap imunisasi
dengan berbagai alasan. Kantung-kantung dengan cakupan imunisasi rendah bisa
menyebabkan munculnya kasus dan bisa menjadi sumber penularan ke daerah lain.
Pengenalan vaksin baru (seperti Mumps dan Rubella, Japanese Encephalitis,
Pneumokokus dan Rotavirus) perlu terus ditingkatkan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bersama dengan negara-negara anggota
dan mitra pembangunan telah menetapkan beberapa Target Global Pengendalian PD3I,
yaitu:
1. Eradikasi Polio pada tahun 2026 Dunia bebas Polio
2. Eliminasi Campak dan Rubela/CRS di regional SEARO pada tahun 2023
3. Eliminasi Tetanus Neonatorum dan Maternal di seluruh region pada tahun 2015 dan
mempertahankan status eliminasi
B. Penerima Manfaat
1. Dinas Kesehatan Kab/Kota
2. Lintas Program/Lintas Sektor
3. Klinik swasta
4. Bidan desa dan bidan praktek mandiri
5. Pos kesehatan desa
6. Posyandu
7. Masyarakat Wilayah Kerja Puskesmas Butang Baru
E. Biaya Penyelenggaraan
Biaya pelaksanaan kegiatan ini dibebankan pada Dana Alokasi Khusus Tahun
Anggaran 2024, sebagaimana RAB terlampir.
Sarodin, SKM
NIP. 19680703 199103 1 004