Anda di halaman 1dari 5

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

PENEMUAN KASUS PD3I


PUSKESMAS BUTANG BARU

Kementerian Negara / Lembaga : Kementerian Kesehatan RI


Unit Organisasi/Satuan Kerja : UPTD Puskemas Butang Baru/Dinas Kesehatan
Kabupaten Sarolangun
Program : Surevilans/Pencegahan dan penanggulangan
penyakit menular
Sasaran Program : Menurunnya Penyakit Menular, Penyakit Tidak
Menular, serta Meningkatnya Kesehatan Jiwa
Indikator Kinerja Program : 1. Presentase Kasus Penyakit yang Dapat Dicegah
dengan Imunisasi (PD3I)
2. Presentase Kesiapsiagaan dalam
Penanggulangan Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat yang Berpotensi Wabah.
3. Prevalensi HIV
4. Eliminasi Kusta
5. Prevalensi HbsAg
6. Eliminasi Malaria
7. Prevalensi DBD dan Leptospirosis
Kegiatan : Penemuan kasus PD3I (AFP, campak rubela, dan
PD3I lainnya)
Sasaran Kegiatan : 1. Pemantauan kasus penyakit berpotensi kejadian
luar biasa (KLB) dan melakukan respon
penanggulangan terhadap sinyal KLB untuk
mencegah terjadinya KLB
2. Balita yang sudah dan belum mendapat
imunisasi dasar lengkap.
3. Memandu dan Mengidentifikasi dalam
penggunaan vaksin bagi populasi yang belum
terjangkau dan atau cakupan imunisasi rendah
untuk perbaikan program.
Indikator Kinerja Kegiatan : 1. Persentase kasus dan respon penanggulangan
terhadap sinyal kewaspadaan dini kejadian luar
biasa (KLB) untuk mencegah terjadinya KLB
2. Presentase cakupan imunisasi mencapai
Universal Child Immunization (UCI).
3. Peningkatan mutu imunisasi melalui perbaikan
rantai dingin (cold chain).
Klasifikasi Rincian Output : Deteksi dini terhadap penyakit-penyakit yang dapat
dicegah dengan Imunisasi (PD3I).
Indikator KRO : Pengumpulan data berbasis kasus dan pelaporan
Rincian Output : Penemuan Kasus dan respons cepat dan tepat
waktu terhadap penyakit-penyakit yang dapat
dicegah dengan Imunisasi (PD3I).
Indikator RO : 1. Presentase Penemuan Kasus PD3I
2. Presentase Laporan
Volume RO : 10
Satuan RO : Desa

A. Latar Belakang
1. Dasar Hukum
a. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular
b. Undang-Undang Nomor 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak
c. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
d. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan.
e. PP No. 40 Tahun 1991 Tentang Penanggulangan Wabah Penyakit Menular
f. PP RI Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional
g. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 45 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan
Surveilans Kesehatan
h. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 82 Tahun 2014 Tentang Penanggulangan
Penyakit Menular
i. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan
Imunisasi
j. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan
k. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 8 Tahun 2019 tentang Pemberdayaan
Masyarakat Bidang Kesehatan
l. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas
m. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Nomor 1501/Menkes/Per/X/2010.
Tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu Yang Dapat Menimbulkan Wabah Dan
Upaya Penanggulangan

2. Gambaran Umum
Saat ini Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) masih
merupakan salah satu masalah kesehatan yang mengancam dunia. WHO menyatakan
bahwa imunisasi saat ini mencegah 2-3 juta kematian setiap tahun akibat penyakit
seperti difteri, tetanus, pertusis, influenza, dan campak.
Terdapat berbagai vaksin untuk mencegah lebih dari 20 penyakit yang
mengancam jiwa, membantu orang-orang dari segala usia hidup lebih lama, hidup lebih
sehat. Penyakit-penyakit ini dapat mengakibatkan kesakitan, kecacatan dan bahkan
kematian terutama jika mengenai anak-anak yang belum mendapatkan imunisasi rutin
lengkap. Oleh karena itu maka diperlukan cakupan imunisasi yang tinggi dan merata
untuk mencegah individu dari PD3I dan mencegah penularan di masyarakat.
Berdasarkan data Riskesdas, cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) pada
tahun 2013 baru mencapai 59,2% dan pada tahun 2018 sedikit turun menjadi 57,9%.
Provinsi-provinsi yang menunjukkan penurunan terbesar adalah Gorontalo (19%), Aceh
(18,8%) dan Riau (17,8%). Rendahnya cakupan imunisasi ini menyebabkan munculnya
beberapa penyakit PD3I, seperti campak, difteri dan polio. Faktor yang mempengaruhi
rendahnya cakupan imunisasi mencakup sisi supply maupun demand. Dari sisi supply,
hanya 70% dari cold-chain dalam kondisi yang sempurna, 18% cukup memadai dan
12% membutuhkan perbaikan. Dari sisi demand, ada penolakan terhadap imunisasi
dengan berbagai alasan. Kantung-kantung dengan cakupan imunisasi rendah bisa
menyebabkan munculnya kasus dan bisa menjadi sumber penularan ke daerah lain.
Pengenalan vaksin baru (seperti Mumps dan Rubella, Japanese Encephalitis,
Pneumokokus dan Rotavirus) perlu terus ditingkatkan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bersama dengan negara-negara anggota
dan mitra pembangunan telah menetapkan beberapa Target Global Pengendalian PD3I,
yaitu:
1. Eradikasi Polio pada tahun 2026 Dunia bebas Polio
2. Eliminasi Campak dan Rubela/CRS di regional SEARO pada tahun 2023
3. Eliminasi Tetanus Neonatorum dan Maternal di seluruh region pada tahun 2015 dan
mempertahankan status eliminasi

B. Penerima Manfaat
1. Dinas Kesehatan Kab/Kota
2. Lintas Program/Lintas Sektor
3. Klinik swasta
4. Bidan desa dan bidan praktek mandiri
5. Pos kesehatan desa
6. Posyandu
7. Masyarakat Wilayah Kerja Puskesmas Butang Baru

C. Strategi dan Pencapaian Keluaran


1. Metode Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan secara swakelola dalam bentuk kerja lapangan
dengan melakukan deteksi dini, pemantauan dan dilakukan penyelidikan
epidemiologi bila terdapat kasus.
2. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan
a. Tahapan Pelaksanaan
1) Persiapan:
 Laporan Masyarakat/kader kesehatan/bidan desa
 Persiapan Administrasi
 Koordinasi dengan bidan desa dan perangkat desa
2) Pelaksanaan kegiatan
 Melakukan Identifikasi
 Melakukan wawancara
 Pengambilan sampel apabila ada kasus
3) Penyusunan laporan kegiatan
b. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan ini akan dilaksanakan pada bulan Januari, Maret, Mei, Juli, September,
November 2024
c. Output dan outcome kegiatan
1) Output kegiatan
a. Tersedianya informasi tentang situasi, kecenderungan penyakit, dan faktor
risikonya serta masalah kesehatan masyarakat dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya sebagai bahan pengambilan keputusan;
b. Terselenggaranya kewaspadaan dini terhadap kemungkinan terjadinya
KLB/Wabah dan dampaknya;
c. Terselenggaranya investigasi dan penanggulangan KLB/Wabah

D. Kurun Waktu Pencapaian Keluaran


Kegiatan direncanakan akan dilaksanakan selama satu tahun dalam tahun 2024,
waktu tersebut sudah termasuk persiapan, pelaksanaan dan pembuatan laporan.

E. Biaya Penyelenggaraan
Biaya pelaksanaan kegiatan ini dibebankan pada Dana Alokasi Khusus Tahun
Anggaran 2024, sebagaimana RAB terlampir.

Kepala UPT Puskesmas Butang baru

Sarodin, SKM
NIP. 19680703 199103 1 004

Anda mungkin juga menyukai