Anda di halaman 1dari 19

KERANGKA ACUAN KERJA/TERM OF REFERENCE

UPAYA DETEKSI DINI, PREVENTIF DAN RESPON PENYAKIT


PELAKSANAAN BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN
PUSKESMAS SUNGAI RAYA DANA ALOKASI KHUSUS (DAK)
NONFISIK BIDANG KESEHATAN TAHUN ANGGARAN 2022

A. LATAR BELAKANG

1. Dasar Hukum
Berdasar Kan hukum pelaksanaan kegiatan bersumber DAK Non fisik :
1. Permenkes No 210/ Menkes /Per/I/2011 Tentang petunjuk Teknis Bantuan
Operasional Kesehatan tahun 2011.
2. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional;
3. Undang-undang 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah.
4. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
5. Undang–undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan
Reproduksi
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Kesehatan Usia Reproduktif di Pusat kesehatan Masyarakat
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2016 tentang Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019 tentang
Pemenuhan Mutu Pelayanan Standar Pada Standart pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan
10. Peraturan Menteri kesehatan Republik IndonesiaNomor 43 Tahun 2019 Tentang
Pelayanan Puskesmas

2. Gambaran Umum
Berisi gambaran umum terkait kondisi kesehatan di daerah dan program-program
prioritas kesehatan didaerah dana arah pemanfaatan DAK Nonfisik berdasar
kanprioritas kegiatan. Kesehatan Reproduksi adalah Suatu Keadaan sejahtera Fisik,
Mental dan sosial secara utuh tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecatatan
dalam suatu keadaan yang berkaitan dengan sistem repdoduksi, fungsi dan prosesnya
(WHO). Kesehatan reproduksi adalah keadaan sempurna fisik, mental dan keejahteraan
sosial dan tidak semata-mata ketiadaan penyakit atau kelemahan, dalam segala hal yang
berkaitan dengan sistem Reproduksi dan fungsi serta proses ( ICPD, 1994).
Sehat menurut WHO merupakan suatu keadaan sempurna baik fisik, mental,
sosial dan spiritual serta tidak hanya bebas dari penyakit ataupun kelemahan.
Kesehatan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia. Hal ini sangat penting dalam
membantu kita untuk melakukan aktivitas kehidupan serta rutinitas kita sehari-hari.
Bila keadaan kita tidak baik (sakit) maka itu akan mempengaruhi produktifitas kita
juga.
Salah satu modal pembangunan Nasional adalah sumber daya manusia
yang berkualitas yaitu sumber daya manusia yang sehat fisik, mental dan social serta
mempunyai produktivitas yang optimal. Untuk mewujudkan sumber daya manusia
yang sehat fisik, mental dan social serta produktivitas yang optimal diperlukan upaya-
upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan secara terus menerus yang dimulai
sejak dalam kandungan, balita/ usia prasekolah, usia sekolah sampai dengan usia
lanjut.
Kesehatan Reproduksi adalah suatu keadaan sehat mental, fisik dan
kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem
dan fungsi serta proses reproduksi dan bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit
dan kacamata serta dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah, mampu memenuhi
kebutuhan spiritual dan material yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang maha Esa,
spirityal yang memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antara anggota
dengan masyarakat dan lingkungan.
Kesehatan Reproduk adalah kemampuan seseorang untuk dapat memanfaatkan
alat Reproduk dengan mengukur kesuburannya dapat menjalani kehamilannya dan
persalinan serta aman mendapatkan bayi tanpa resiko apapun ( Well Health Mother
Baby ) dan selanjutnya mengembalikan kesehatan dalam batas normal ( IBG
Manuaba ). Kesehatan Reproduksi adalah suatu keadaan sehat secara menyeluruh
mencakup fisik, mental dan kehidupan sosial yang berkaitan dengan alat, fungsi serta
proses Reproduksi yang pemikiran kesehatan reproduksi bukanya kondisi yang bebas
dari penyakit melainkan bagaimana seseorang dapat memiliki kehidupan seksual yang
memuaskan sebelum dan sesudah menikah.

Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya


manusia, meningkatkan kesejahteraan keluarga dan masyarakat, serta untuk
mempertinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat. Upaya perbaikan
kesehatan masyarakat harus ditingkatkan melalui pencegahan dan pemberantasan
penyakit menular, penyehatan lingkungan pemukiman, perbaikan gizi, penyediaan air
bersih, penyuluhan kesehatan dibidang kesehatn lingkungan, Masyarakat Akses Ke
Jamban Sehat melalui pengerakan STBM
Program Penyehatan Lingkungan sesuai Rencana Strategis Kementerian
,maka salah satu aksi nyata yang telah berlangsung adalah peningkatan penyediaan
air minum, sanitasi, meningkatkan perilaku higienis, Menciptan Desa Open Devication
Free ( ODF) masyarakat dengan tujuan utama untuk menurunkan angka penyakit
diare dan penyakit lain yang ditularkan melalui air dan lingkungan

Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor492/MENKES/PER/IV/2010 tentang


Persyaratan Kualitas Air Minum dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
736/MENKES/PER/VI/2010 tentang Tata Laksana Pengawasan Kualitas Air Minum
Permenkes RI. No.3 tahun 2014 tentang sanitasi total berbasis masyarakat dan Peraturan
Daerah Aceh Timur No:43 tahun 2012,Tentang sanitasi total berbasis masyarakat
( STBM) Pengawasan ini berlaku untuk internal pengelola air minum dan eksternal dari
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota serta Kantor Kesehatan Pelabuhan.
Peraturan perundangan tersebut di atas menjadi acuan bagi Kementerian
Kesehatan cq Direktorat Kesehatan Masyarakat dan Program Penyehatan Lingkungan
untuk membuat upaya-upaya yang bersifat kegiatan di lapangan serta berdampak
langsung bagi masyarakat. Salah satunya yaitu kegiatan-kegiatan Pemberdayaan
masyarakat melalui pemicuan dan penguatan kapasitas petugas dan sosialisasi tentang
penyehatan lingkungan pemukim

Menguraikan masing-masing rincian menu kegiatan:


No RinciaanMenu/Kompoen Uraian
1 Upaya deteksi dini, preventif dan respons penyakit
Surveilans Kejadian Ikutan
Untuk Mengetahui Gambaran kejadian ikutan pasca Imunisasi
1 Paska Imunisasi ( KIPI )
pada anak yang mendapatkan imunisasi dasar Lengkap
Pelaksanaan Imunisasi

Meningkatkan Cakupan Imunisasi dengan cara mencari


Verivikasi Rumor Dugaaan
3 informasi las an sasaran melakukan atau tidak melakukan
KLB
Imunisasi
Kegiatan memastikan adanya tindakan cepat sebagai bentuk
Verifikasi Sinyal dan
antisipasi dan atau penanggulangan terhadap situasi
Respon cepat Sistem
4 mengamcam yang ditimbulakan dari suatu penyakit atau
Kewaspadaan Dini dan
masalah kesehatan yang ditimbulkan dan dapat berdampak
Respon (SKDR)
luas di masyarakat
Pengambilan Dan Pengiriman
Spesimen Penyakit Berpotensi Kegiatan ini Mengirimkan Spesimen Dan Pengiriman Ke
5 KLB Ke Lab.Kesehatan Laboratorium Pemerentah,untuk Memastika n Diagnosa
Daerah Aau Lab.Rujukan Penyakit Berpotensi KLB
Pemerentah
Pelacakan kasus kronis atau Merupakan kegiatan ikutan yang di sebabkan minum
6 ikutan atau hasil reaksi minum obat,mikrofilaria,cacing dewasa yang masih sebagai hasil
obat pada pemberian POPM kerja obat DEC dan ALBENDAZOL

Pengamatan yang dilakukan untuk mengidentifikasi dan


Penyelidikan Epidemiologi
mengenal sifat-sifat penyebab, sumber, proses dan cara
7 (PE) penyakit potensi KLB
penularan serta faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya
dan penanggulangan KLB
kasus penyakit atau wabah dan cara penanggulangannya
Kegiatan proses mencari, mengidentifikasi, menilai dan
Pelacakan kontak kasus mengelola serta memantau orang-orang yang berkontak erat
9
KLB dengan kasus konfirmasi/probable untuk mencegah penularan
selanjutnya

Kegiatan pengamatan yan sistematis dan terus menerus


terhadap data dan informasi tentang kejadian penyakit pada
Surveilans penyakit pada situasi khusus dan bencana atau masalah kesehatan terkait dan
12
situasi khusus dan bencana kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan penyakit
an memberikan informasi guna mengarahkan tindakan
pengendalian

Upaya untuk mengetahui adanya masalah kesehatan sedini


1. Deteksi dini kasus
17. mungkin terkait kasus HIV/AIDS pada ibu hami dan
HIV/AIDS pada lbu hamil
kelompok beresiko

Upaya untuk mengetahui adanya masalah kesehatan sedini


2. Deteksi dini kasus
mungkin terkait kasus Hepatitis pada ibu hami dan kelompok
Hepatitis pada lbu hamil
beresiko

Untuk meningkatkan cakupan TBC dengan cara melakukan


3. Deteksi dini kasus TBC
deteksi dini TBC pada masyarakat.

Untuk meningkatkan cakupan Kusta dengan cara melakukan


4. Deteksi Dini Kusta
deteksi dini Kusta pada masyarakat.

Untuk meningkatkan cakupan Frambusia dengan cara


5. Deteksi Dini Frambusia
melakukan deteksi dini Frambusiapada siswa siswi di SD

Untuk meningkatkan cakupan Diare dengan cara melakukan


6. Deteksi Dini Diare
deteksi dini Diare pada masyarakat

Untuk meningkatkan cakupan Ispa dengan cara melakukan


7. Deteksi Dini Ispa
deteksi dini ispa pada masyarakat

Posbindu PTM merupakan peran serta masyarakat dalam


melakukan kegiatan deteksi dini dan pemantauan faktor resiko
1. Deteksi dini faktor resiko
18. PTM utama yang dilaksanakan secara terpadu,rutin,dan
PTM di Posbindu PTM
priodik, meningkatkan peran serta masyarakat dalam
pencegahan dan penemuan dini faktor resiko PTM.

Dapat meningkatkan Sikap Mawas Diri kepada masyarakat


2. Deteksi dini Faktor Risiko
terhadap faktor resiko PTM sehingga peningkatan kasus PTM
PTM Posyandu Lansia
dapat di cegah

Kegiatan pencarian dan identifikasi kasus malaria di


19. 1. Penemuan Kasus Malaria
masyarakat
Menurunkan jumlah kasus penyakit yang dapat di cegah
2. Penemuan kasus PD31
dengan imunisasi
3. Penemuan kasus orang Kegiatan ini untuk mengurangi resiko penularan TBC
dengan gangguan jiwa terhadapa keluarga & lingkungan sekitar

4. Penemuan kasus kontak Kegiatan ini untuk mengurangi resiko penularan Kusta
TB terhadapa keluarga & lingkungan sekitar

Konseling dan deteksi dini Uapaya untuk mengetahui adanya masalah kesehatan sedini
21
masalah kesehatan jiwa dan mungkn serta penyulahn atau proses pemberian bantuan
berupa informasi dan arahan yang dilakukan bagi orang yang
napza.
memiliki masalah kesehatan jiwa dan penyalahgunaan napza
a.Pelaksanaan Pelayanan
Imunisasi baik Imunisasi rutin Untuk Melindungi seseorang dari suatu Penyakit dan proses
pengenalan antigen ini di lakukan dengan cara memberikan vaksin yang
22
baru,Imunisasi Tambahan merangsang agar sistim kekebalan tubuh kebal terhadap
maupun kegiatan defaulter penyakit.
tracking
1. Pelaksanaan imuniasi Memberikan pelayanan imunisasi kepada siswa siswi sekolah
tambahan (BIAS) dasar (BIAS)

Memberikan pelayanan imunisasi kepada Masyarakat Dan


2. Pelaksanaan imuniasi
Anak sekolah Untuk Menurunkan Angka Penyebaran Virus
tambahan (Covid 19)
Covid 19

Memberikan Pemahaman kepada Orang Tua tentang


1. SosialisasiPelaksanaan
Pentingnya Imunisasi sehingga meningkatnya kesadaran ibu
23 Imunisasi rutin kepada
untuk membawa anaknya mendapatkan imunisasi dalam
orang tua
upaya pencegahan penyakit.

2. Sosialisasi Pelaksanaan Memberikan Pemahaman kepada Orang Tua Murid dan Guru
Imunisasi BIAS kepada tentang Pentingnya Imunisasi untuk meningkatnya dalam
guru dan wali murid upaya pencegahan penyakit.

1. Pemberian obat Merupakan salah satu masalah kesehatan ,penyelenggaraan


pencegahan masal penanggulangan filariasis yang di laksanakan oleh pemerintah
24
(POPM )di sekolah daerah serta masyarakat

Merupakan salah satu masalah kesehatan ,penyelenggaraan


2. Pemberian obat pencegahan penanggulangan filariasis yang di laksanakan olah
masal (POPM ) di posyandu
pemerintahan daerah serta masyarakat

Sweping untuk meningkatkan


29 cakupan POPM imunisasi Merupakan kunjungan sweping cakupan POPM cacingan
dan penyakit menular lainnya

Pengendalian vektor nyamuk


(pemberantasan sarang
nyamuk, larva, sidasi, Melakukan pengendalian vektor nyamuk, sarang & larva
30
fogging, indoor, residual dengan metode fogging aatau sejenisnya
sprying (IRS), modifikasi
lingkungan)

Pemantauan jentik secara Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan pemantauan jentik
31
berkala secara berkala di lingkuangan penduduk

Survei habitat jentik dan Kegiatan ini untuk mensurvei atau melihat habitat jentik atau
32
nyamuk dewasa nyamuk dewasa di lingkuan penduduk

Penerapan kawasan tanpa


Untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang
37 rokok (KTR) untuk desa tanpa
bahaya asap rokok
asap rokok
Memberikan informasi dan sosialisasi tentang PTM,upaya
pengendalian serta mamfaatnya bagi
Monitoring bimbingan teknis masyarakat,mempersiapkan sarana dan tenaga
pelaksanaan kegiatan pos puskesmas,memastikan ketersediaan sarana,buku pencatatan
39 pembinaan terpadu (posbindu) hasil kegiatan,mempesiapkan mekanisme
penyakit tidak menular oleh pembinaan,Memberikan pengetahuan tentang
petugas puskesmas PTM,Memberikan kemampuan dan keterampilan dalam
memantau faktor resiko PTM,Memberikan keterampilan
dalam melakukan konseling serta tindak lanjut lainnya.

Pengendalian faktor resiko


lainnya yang dapat
Memberikan pemahaman kepada masyarakat sehingga tidak
40 menimbulkan penyakit pada
terjadinya kasus KLB
situasi KLB, situasi khusus
dan bencana

Pada awal perjalanan PTM seringkali tidak bergejala dan tidak


menunjukan tanda klinis secara khusus sehingga datang sudah
telambat atau pada stadium lanjut akibat tidak mengetahui dan
1. Pendampingan penderita
menyadarinya kondisi kelainan yang terjadi pada nya.PTM
42 penyakit tidak menular
dapat dicegah dengan dengan mengendalikan faktor resiko
menahun
nya.Deteksi dini lainnya yang bias dilakukan adalah dengan
melakukan kunjungan rumah atau keperawatan kesehatan
masyarakat.

Kinjungan Rumh Untuk


Untuk Melakukan Pemantauan Dan Pengawasan Terhadap
44 Tatalaksa/Manajemen Kasus
Penderita Filariasis
Filariasis

1. Follow up tatalaksana dan


Merupakan iñata laksanaan ISPA dapat berupa kompres air
45.a pencegahan penyakit
hangat,perbanyak minum air putih dan terapi medikan entosa.
menular (Ispa)

2. Follow up tatalaksana dan Merupakan kegiatan untuk mengetahui tingkat penyembuhan


45.b
pencegahan TBC. pasien TBC.

Monitoring dan bimbingan


Memberikan bimbingan dan pemahaman kepada kader
50 teknis kader kesehatan oleh
kesehatan
petugas puskesmas

Kordinasi Terpadu Lintas


Untuk Mengkoordinasikan Permasalahn Program Ttg p2p Di
51 Program /Lintas Sektor TTg
Tingkat Puskesmas Dan Lintas Terkait
p2p Tingkat Puskesmas

B. PENERIMA MANFAAT
Menggambarkansiapapenerimamanfaatmisalnya,ibuhamil,ibubersalin,bayibarulahir,kaderposyandu,t
okohmasyakarakat,lintas sektordan lain-lain.

Penerima
No NamaKegiatan Jumlah
Manfaat
1 Upaya deteksi dini, preventif dan respons penyakit
Penerima
No NamaKegiatan Jumlah
Manfaat
Surveilans Kejadian Ikutan Paska Imunisasi ( KIPI ) Bayi Balita Yang
1 32
Pelaksanaan Imunisasi Imunisasi

2 Validasi sasaran hasil Cakupan Imunisasi dan RCA 30 Bayi Balita

Verifikasi Sinyal dan Respon cepat Sistem Kewaspadaan


4 5 Masyarakat
Dini dan Respon (SKDR)
Pelacakan kasus kronis atau ikutan atau hasil reaksi minum
6 5 Masyarakat
obat pada pemberian POPM
Penyelidikan Epidemiologi (PE) penyakit potensi KLB dan
7 20 Masyarakat
penanggulangan KLB
Analisa hasil Penyelidikan Epidemiologi (PE) dan
8 5 Masyarakat
diseminasi informasi di wilayah kerja puskesmas

9 Pelacakan kontak kasus KLB 5 Masyarakat


Surveilans Penyakit Tidak Menular (PTM) dan penyakit
11 berpotensi KLB termasuk Penyakit lnfeksi Emerging (PIE) di 10 Masyarakat
masvarakat
12 Surveilans penyakit pada situasi khusus dan bencana 5 Masyarakat

Validasi sasaran hasil cakupan GME, Depresi, ODGJ berat,


16
Penyalahgunaan Napza, dan Bunuh diri

17. 1. Deteksi dini kasus HIV/AIDS pada lbu hamil 58 Bumil

2. Deteksi dini kasus Hepatitis pada lbu hamil 58 Bumil

3. Deteksi dini kasus TBC 60 Kasus TBC

4. Deteksi Dini Kusta 25 Kasus Kusta

5. Deteksi Dini Frambusia 16 Kasus Frambusia

18. 1. Deteksi dini faktor resiko PTM di Posbindu PTM 64 Masyarakat

2. Deteksi dini Faktor Risiko PTM Posyandu Lansia 64 Lansia

19. 1. Penemuan Kasus Malaria 5 Kasus Malaria

2. Penemuan kasus PD31 64 Bayi & Balita

Penderita Gangguan
3. Penemuan kasus orang dengan gangguan jiwa 5
Jiwa

4. Penemuan kasus kontak TB 5 Pasien TBC

21 Konseling dan deteksi dini masalah kesehatan jiwa dan napza. 72 Masyarakat
1. Pelaksanaan Pelayanan Imunisasi baik Imunisasi rutin
22 pengenalan antigen baru,Imunisasi Tambahan maupun 252 Bayi Balita
kegiatan defaulter tracking
2. Pelaksanaan imuniasi tambahan (BIAS) 135 Anak Sekolah

23 1. SosialisasiPelaksanaan Imunisasi rutin kepada orang tua 60 Masyrakat

2. Sosialisasi Pelaksanaan Imunisasi BIAS kepada guru dan


25 Anak Sekolah
wali murid

1. Pemberian obat pencegahan masal (POPM )di sekolah 175 Masyarakat


24

2. Pemberian obat pencegahan masal (POPM ) di posyandu 20 Anak Sekolah

27 Pendataan sasaran POPM

Sweping untuk meningkatkan cakupan POPM imunisasi dan


28 5 Masyarakt
penyakit menular lainnya
Pengendalian vektor nyamuk (pemberantasan sarang nyamuk,
29 larva, sidasi, fogging, indoor, residual sprying (IRS), 5 Rumah Tangga
modifikasi lingkungan)

30 Pemantauan jentik secara berkala 10 Rumah Tangga

31 Survei habitat jentik dan nyamuk dewasa 5 Rumah Tangga

Penerapan kawasan tanpa rokok (KTR) untuk desa tanpa asap


36 5 Desa
rokok
Monitoring bimbingan teknis pelaksanaan kegiatan pos
38 pembinaan terpadu (posbindu) penyakit tidak menular oleh 10 Masyarakat
petugas puskesmas
Pengendalian faktor resiko lainnya yang dapat menimbulkan
39 5 Masyarakat
penyakit pada situasi KLB, situasi khusus dan bencana
1. Pendampingan penderita penyakit tidak menular
41 35 Lansia Resti
menahun

2. Pendampingan penderita penyakit menular menahun 20 Lansia Resti

1. Follow up tatalaksana dan pencegahan penyakit menular


45 10 Anak, Bayi Balita
(Ispa)

2. Follow up tatalaksana dan pencegahan TBC. 30 Penderita TBC

Monitoring dan bimbingan teknis kader kesehatan oleh


50 1 Kader
petugas puskesmas

C. STRATEGI PECAPAIAN KELUARAN


Output Metode
Tahapan
No RincianMenu/Komponen Pelaksanaa
Satuan Volume Pelaksana
n
1 Upaya Deteksi Dini Preventiv dan Respon Penyakit

1. PersiapanAdmini
strasi
2. PelaksanaanKegia
Surveilans Kejadian Ikutan
1 Paska Imunisasi ( KIPI ) Kegiatan 32 Swakelola tan
Pelaksanaan Imunisasi 3. Waktu
Pelaksanaan
( Januari -
Desember )

1. PersiapanAdmini
strasi
2. PelaksanaanKegia
Validasi sasaran hasil Cakupan tan
2 Kegiatan 30 Swakelola
Imunisasi dan RCA 3. Waktu
Pelaksanaan
(Januari –
Desember )

Verifikasi Sinyal dan 1. Persiapan


Respon cepat Sistem 2. Pelaksanaan
4 Kegiatan 5 Swakelola
Kewaspadaan Dini dan Respon Kegiatan
(SKDR) 3. Evaluasi
1. PersiapanAdmini
strasi
Pelacakan kasus kronis atau 2. PelaksanaanKegia
6 kasus ikutan /hasil reaksi Kegiatan 5 Swakelola tan
minum obat pencegahan POPM 3. Waktu
1. Pelaksanaan(nov
ember)
2. Persiapan
Penyelidikan Epidemiologi 3. Pelaksanaan
7 (PE) penyakit potensi KLB dan Kegiatan 20 Swakelola
Kegiatan
penanggulangan KLB
4. Evaluasi

Analisa hasil Penyelidikan 1. Persiapan


Epidemiologi (PE) dan 2. Pelaksanaan
8 Kegiatan 5 Swakelola
diseminasi informasi di Kegiatan
wilayah kerja puskesmas 3. Evaluasi

1. Persiapan
2. Pelaksanaan
9 Pelacakan kontak kasus KLB Kegiatan 5 Swakelola
Kegiatan
3. Evaluasi

Surveilans Penyakit Tidak 1. Persiapan


Menular (PTM) dan penyakit 2. Pelaksanaan
11 berpotensi KLB termasuk Kegiatan 10 Swakelola
Kegiatan
Penyakit lnfeksi Emerging
(PIE) di masvarakat 3. Evaluasi
1. Persiapan
Surveilans penyakit pada 2. Pelaksanaan
12 Kegiatan 5 Swakelola
situasi khusus dan bencana Kegiatan
3. Evaluasi

Validasi sasaran,hasil cakupan 1. Persiapan


GME, Depresi,ODGJ Berat, 2. Pelaksanaan
16 Kegiatan 5 Swakelola
Penyalahgunaan Napza Kegiatan
dan Bunuh Diri 3. Evaluasi

1. Persiapan
1. Deteksi dini kasus 2. Pelaksanaan
17 Kegiatan 48 Swakelola
HIV/AIDS pada lbu hamil Kegiatan
3. Evaluasi

1. Persiapan
2. Deteksi dini kasus 2. Pelaksanaan
Kegiatan 48 Swakelola
Hepatitis pada lbu hamil Kegiatan
3. Evaluasi

1. PersiapanAdmini
strasi
2. PelaksanaanKegia
tan
3. Deteksi dini kasus TBC Kegiatan 60 Swakelola
3. Waktu
Pelaksanaan
(Januari –
Desember )
1. PersiapanAdmini
strasi
2. PelaksanaanKegia
tan
4. Deteksi Dini Kusta Kegiatan 20 Swakelola
3. Waktu
Pelaksanaan
(Januari –
Desember )
1. PersiapanAdmini
strasi
2. PelaksanaanKegia
5. Deteksi Dini Frambusia Kegiatan 16 Swakelola tan
3. WaktuPelaksana
an (Januari –
Desember )

1. PersiapanAdmini
strasi
2. PelaksanaanKegia
1. Deteksi dini faktor resiko tan
18 Kegiatan 64 Swakelola
PTM di Posbindu PTM
3. Waktu
Pelaksanaan(Janu
ari -Desember)
1. PersiapanAdmini
strasi
2. PelaksanaanKegia
2. Deteksi dini Faktor Risiko
Kegiatan 64 Swakelola tan
PTM di Posyandu Lansia
3. Waktu
Pelaksanaan(Jan
uari -Desember)

1. PersiapanAdmini
strasi
2. PelaksanaanKegia
1. Penemuan Kasus
19 Kegiatan 5 Swakelola tan
Penyakit(Malaria)
3. Waktu
Pelaksanaan(Jan
uari -Desember)

1. PersiapanAdmini
strasi
2. PelaksanaanKegia
2. Penemuan kasus PD31 Kegiatan 64 Swakelola tan
3. Waktu
Pelaksanaan(Jan
uari -Desember)

1. PersiapanAdmini
strasi
2. PelaksanaanKegia
3. Penemuan Kasus Orang
Kegiatan 5 Swakelola tan
Dengan Gangguan Jiwa
3. Waktu
Pelaksanaan(Jan
uari -Desember)

1. PersiapanAdmini
strasi
2. PelaksanaanKegia
4. Penemuan Kasus Kontak tan
Kegiatan 5 Swakelola
TB 3. Waktu
Pelaksanaan
( Januari –
Desember )
1. PersiapanAdmini
strasi
2. PelaksanaanKegia
Konseling dan deteksi dini tan
21 masalah kesehatan jiwa dan Kegiatan 72 Swakelola
3. Waktu
napza. Pelaksanaan
( Januari –
Desember )
1. PersiapanAdmini
strasi
1. Pelaksanaan Pelayanan 2. PelaksanaanKegia
Imunisasi baik Imunisasi tan
22 Kegiatan 192 Swakelola
rutin pengenalan antigen 3. Waktu
baru,Imunisasi Tambahan Pelaksanaan
( Januari –
Desember )
1. PersiapanAdmini
strasi
2. PelaksanaanKegia
2. Pelaksanaan pelayanan tan
imunisasi Tambahan Kegiatan 24 Swakelola
3. Waktu
( BIAS ) Pelaksanaan
( Januari –
Desember )

1. PersiapanAdmini
strasi
2. PelaksanaanKegia
1. Sosialisasi Pelaksanaan tan
23 Imunisasi rutin kepada Kegiatan 30 Swakelola
3. Waktu
orang tua
Pelaksanaan
( Januari –
Desember )

1. PersiapanAdmini
strasi
2. Sosialisasi pelaksanaan 2. PelaksanaanKegia
imunisasi Bulan lmunisasi tan
Kegiatan 16 Swakelola
Anak Sekolah (BIAS) 3. Waktu
kepada guru dan wali murid. Pelaksanaan
( Januari –
Desember )

1.Persiapan
administrasi
1. Pemberian obat pencegah 2.Pelaksanaan
24 Kegiatan 32 Swakelola
masal POPM di Posyandu kegiatan
3.Waktu pelaksanaan
( oktober)

1.Persiapan
administrasi
2. Pemberian obat pencegah 2.Pelaksanaan kegiatan
Kegiatan 20 Swakelola
masal POPM di Sekolah 3.Waktu pelaksanaan
( november)
1.Persiapan
administrasi
27 Pendataan sasaran POPM. Kegiatan 5 Swakelola 2.Pelaksanaan kegiatan
3.Waktu pelaksanaan
( november)

1.Persiapan
Sweeping untuk
administrasi
meningkatkan cakupan
28 Kegiatan 5 2.Pelaksanaan kegiatan
POPM, imunisasi dan
3.Waktu pelaksanaan
penyakit menular lainnya.
( november)

Pengendalian vektor nyamuk 1.Persiapan


(Pemberantasan Sarang administrasi
29 Nyamuk, larvasidasi, fogging, Kegiatan 5 2.Pelaksanaan kegiatan
Indoor Residual Spraying 3.Waktu pelaksanaan
(IRS),modifikasi lingkungan). ( november)

1. PersiapanAdmini
strasi
2. PelaksanaanKegia
Pemantauan jentik secara tan
30 Kegiatan 10 Swakelola
berkala. 3. Waktu
Pelaksanaan
( Januari –
Desember )

1. PersiapanAdmini
strasi
2. PelaksanaanKegia
Survei habitat jentik dan tan
31 Kegiatan 5 Swakelola
nyamuk dewasa 3. Waktu
Pelaksanaan
( Januari –
Desember )

1. PersiapanAdmini
strasi
2. PelaksanaanKegia
Penerapan Kawasan Tanpa tan
36 Rokok (KTR) Kegiatan 5 Swakelola
3. Waktu
untuk Desa Tanpa Asap Rokok
Pelaksanaan
( Januari –
Desember )
1. PersiapanAdmini
Monitoring bimbingan teknis strasi
pelaksanaan kegiatan pos 2. PelaksanaanKegia
38. pembinaan terpadu (posbindu) Kegiatan 10 Swakelola tan
penyakit tidak menular oleh 3. Waktu
petugas puskesmas Pelaksanaan(Janu
ari -Desember)

1. PersiapanAdmini
Pengendalian faktor risiko strasi
lainnya yang dapat 2. PelaksanaanKegia
39 menimbulkan penyakit pada Kegiatan 5 Swakelola tan
situasi KLB, situasi khusus 3. Waktu
dan bencana. Pelaksanaan(Jan
uari -Desember)

1. PersiapanAdmini
strasi
1. Pendampingan penderita 2. PelaksanaanKegia
41. penyakit tidak menular Kegiatan 35 Swakelola tan
menahun 3. Waktu
Pelaksanaan(Janu
ari -Desember)

1. PersiapanAdmini
strasi
2. PelaksanaanKegia
2. Pendampingan penderita
Kegiatan 20 Swakelola tan
penyakit menular menahun
3. Waktu
Pelaksanaan(Jan
uari -Desember

1. PersiapanAdmini
strasi
1. Follow up tatalaksana dan 2. PelaksanaanKegia
45. pencegahan penyakit Kegiatan 10 Swakelola tan
menular (ISPA). 3. Waktu
Pelaksanaan(Jan
uari -Desember)

1. PersiapanAdmini
strasi
2. PelaksanaanKegia
2. Follow up tatalaksana dan
Kegiatan 30 Swakelola tan
pencegahan kasus TB
3. Waktu
Pelaksanaan(Jan
uari -Desember)
1. PersiapanAdmini
strasi
Monitoring dan bimbingan 2. PelaksanaanKegia
50 teknis kader kesehatan oleh Kegiatan 1 Swakeloal tan
Petugas puskesmas. 3. Waktu
Pelaksanaan(Jan
uari -Desember)

D. KURUN WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN


Menggambarkankurunwaktupencapaianpelaksanaankegiatan, misalnya6 bulanatau1tahun

Upaya Deteksi Dini Preventiv dan Respon Penyakit

BULAN
No Uraian Kegiatan
J F M A M J J A S O N D
Surveilans Kejadian Ikutan Paska Imunisasi (
1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
KIPI ) Pelaksanaan Imunisasi
Validasi sasaran hasil Cakupan Imunisasi
2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
dan RCA
Verifikasi Sinyal dan Respon cepat
3 Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon √ √ √ √ √
(SKDR).
Pelacakan kasus Kronis atau kasus
4 ikutan atau hasil reaksi minum obat pada √
Pemberian Obat Pencegah Masai (POPM).
Penyelidikan Epidemiologi (PE) penyakit
5 √ √ √ √ √ √
potensi KLB dan penanggulangan KLB.
Analisa hasil Penyelidikan Epidemiologi
6 (PE) dan diseminasi informasi di wilayah √ √
kerja puskesmas.
7 Pelacakan kontak kasus KLB √ √ √ √ √
Surveilans Penya kit Tidak Menular
(PTM) dan penyakit berpotensi KLB
8 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
termasuk Penyakit lnfeksi Emerging (PIE)
di masvarakat.
Surveilans penyakit pada situasi khusus dan
9 √ √ √ √ √
bencana.
Validasi sasaran,hasil cakupan GME,
Depresi,ODGJ Berat, Penyalahgunaan
10 √ √ √ √ √
Napza
dan Bunuh Diri
1. Deteksi dini kasus HIV/AIDS pada
11 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
lbu hamil

2. Deteksi dini kasus Hepatitis pada lbu √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √


hamil
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3. Deteksi dini kasus TBC
√ √ √ √ √
4. Deteksi dini kasus Kusta

5. Deteksi dini kasus Frambusia √

1. Deteksi dini faktor risiko PTM di


12 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
posbindu PTM

2. Deteksi dini faktor risiko PTM di


√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Posyandu lansia.

13 1. Penemuan kasus Penyakit ( Malaria ) √ √ √ √ √

2. Penemuan kasus PD31 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

3. Penemuan kasus orang dengan


√ √ √ √ √
gangguan jiwa

4. Penemuan kasus kontak TB √ √ √ √ √

Konseling dan deteksi dini masalah


14 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
kesehatan jiwa dan napza.

a. Pelaksanaan Pelayanan Imunisasi


15 baik Imunisasi rutin pengenalan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
antigen baru,Imunisasi Tambahan

b. Pelaksanaan pelayanan imunisasi


√ √
Tambahan ( BIAS )

1. Sosialisasi Pelaksanaan Imunisasi rutin


16. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
kepada orang tua

2. Sosialisasi Pelaksanaan Imunisasi BIAS


√ √
kepada guru dan wali murid
1. Pemberian Obat Pencegah Massal
17 (POPM) untuk pencegahan penyakit di √
Posyandu
2. Pemberian Obat Pencegah Massal
(POPM) untuk pencegahan penyakit di √
Posyandu

18 Pendataan sasaran POPM. √

Sweeping untuk meningkatkan


19 cakupan POPM, imunisasi dan penyakit √
menular lainnya.
Pengendalian vektor nyamuk
(Pemberantasan Sarang Nyamuk,
20 √ √ √ √ √
larvasidasi, fogging, Indoor Residual
Spraying (IRS),modifikasi lingkungan).

21 Pemantauan jentik secara berkala. √ √ √ √ √

Survei habitat jentik dan nyamuk


22 √ √ √ √ √
dewasa.

23 Penerapan Kawasan Tanpa Rokok √ √ √ √


(KTR)
untuk Desa Tanpa Asap Rokok
Monitoring, bimbingan teknis
pelaksanaan kegiatan pos pembinaan
24 √ √
terpadu (posbindu) penyakit tidak
menular oleh petugas puskesrnas.
Pengendalian faktor risiko lainnya yang
dapat menimbulkan penyakit pada
25 √ √ √
situasi KLB, situasi khusus dan
bencana.
1. Pendampingan penderita Penyakit
26 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
tidak menular menahun

2. Pendampingan penderita Penyakit


√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
menular menahun

1. Follow up tatalaksana dan Pencegahan


27 √ √ √ √ √
penyakit menular ( Ispa )

2. Follow up tatalaksana dan Pencegahan


√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
kasus TBC

Monitoring dan bimbingan teknis


28 √
kader kesehatan oleh Petugas puskesmas.

E.BIAYA YANG DI PERLUKAN


Biaya yang di perlu kan untuk pencapaian keluaran Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas dalam Upaya
Deteksi Dini, Preventif dan Respons Penyakit sebesar Rp 204.768.500,- (Dua ratus empat juta tujuh
ratus enam puluh delapan ribu lima ratus rupiah) dengan kebutuhan per rincian menu kegiatan sebagai
berikut:

N
RincianMenuKegiatan KebutuhanBiaya
o
Upaya Deteksi Dini, Preventif dan Respons Penyakit Rp. 204.768.500

Surveilans Kejadian Ikutan Paska Imunisasi ( KIPI ) Pelaksanaan Rp. 3.640.000


1
Imunisasi

2 Validasi sasaran hasil Cakupan Imunisasi dan RCA Rp. 1.820.000


Verifikasi Sinyal dan Respon cepat Sistem Kewaspadaan Dini
3 Rp. 1.820.000
dan Respon (SKDR).
Pengambilan dan Pengiriman spesimen penyakit berpotensi KLB ke
4 laboratorium kesehatan daerah atau laboratorium rujukan pemerintah Rp. 16.800.000
di kab/kota
Pelacakan kasus Kronis atau kasus ikutan atau hasil reaksi
5 Rp. 7.560.000
minum obat pada Pemberian Obat Pencegah Masai (POPM).
Penyelidikan Epidemiologi (PE) penyakit potensi KLB dan
5 Rp. 3.640.000
penanggulangan KLB
Analisa hasil Penyelidikan Epidemiologi (PE) dan diseminasi
6 Rp. 2.800.000
informasi di wilayah kerja puskesmas
7 Pelacakan kontak kasus KLB Rp. 3.640.000
Surveilans Penya kit Tidak Menular (PTM) dan penyakit
8 berpotensi KLB termasuk Penyakit lnfeksi Emerging (PIE) di Rp. 2.800.000
masvarakat.
9 Surveilans penyakit pada situasi khusus dan bencana. Rp. 1.820.000
11 Deteksi dini kasus HIV/AIDS pada lbu hamil Rp. 5.600.000
12 Deteksi dini kasus Hepatitis pada lbu hamil Rp 6.070.000
13 Deteksi dini kasus TBC Rp. 7.280.000
14 Deteksi dini kasus Kusta Rp. 7.280.000
15 Deteksi dini kasus Frambusia Rp. 2.240.000
16 Deteksi dini kasus ISPA Rp. 3.640.000
15 Deteksi dini kasus Diare Rp. 3.640.000
16 Deteksi dini faktor risiko PTM di posbindu PTM Rp. 7.280.000
17 Deteksi dini faktor risiko PTM di Posyandu lansia Rp. 7.280.000
18 Penemuan kasus Penyakit ( Malaria ) Rp. 700.000
19 Penemuan kasus PD31 Rp. 3.640.000
20 Penemuan kasus orang dengan gangguan jiwa Rp. 2.240.000
21 Penemuan kasus kontak TB Rp. 3.640.000
22 Konseling dan deteksi dini masalah kesehatan jiwa dan napza. Rp. 2.520.000
Pelaksanaan Pelayanan Imunisasi baik Imunisasi rutin pengenalan
23 Rp 53.366.000
antigen baru,Imunisasi Tambahan
24 Sosialisasi Pelaksanaan Imunisasi BIAS kepada guru dan wali murid Rp. 5.600.000
Pemberian Obat Pencegah Massal (POPM) untuk pencegahan
25 Rp 7.484.500
penyakit di Posyandu
Sweeping untuk meningkatkan cakupan POPM, imunisasi dan
26 Rp. 5.460.000
penyakit menular lainnya.
Pengendalian vektor nyamuk (Pemberantasan Sarang Nyamuk,
28 larvasidasi, fogging, Indoor Residual Spraying (IRS),modifikasi Rp. 1.400.000
lingkungan).
29 Pemantauan jentik secara berkala. Rp . 7.280.000
30 Survei habitat jentik dan nyamuk dewasa. Rp 700.000
Penerapan Kawasan Tanpa Rokok (KTR)
31 Rp. 2.800.000
untuk Desa Tanpa Asap Rokok
Monitoring, bimbingan teknis pelaksanaan kegiatan pos pembinaan
32 Rp. 1.400.000
terpadu (posbindu) penyakit tidak menular oleh petugas puskesrnas.
Pengendalian faktor risiko lainnya yang dapat menimbulkan penyakit
33 Rp. 840.000
pada situasi KLB, situasi khusus dan bencana.
34 Pendampingan penderita Penyakit tidak menular menahun Rp. 1.400.000

35 Kunjungan rumah untuk tatalaksana/manajemen kasus filariasis. Rp 1.820.000

36 Follow up tatalaksana dan Pencegahan penyakit menular ( Ispa ) Rp. 1.400.000


37 Follow up tatalaksana dan Pencegahan kasus TBC Rp. 2.100.000
Monitoring dan bimbingan teknis kader kesehatan oleh Petugas
puskesmas. Rp. 11.480.000
Koordinasi terpadu lintas program/lintas sektor tentang pencegahan
38 Rp. 2.380.000
dan pengendalian penyaklttingkatpuskesmas
35

Total Rp. 204.768.500


RincianAnggaranBiaya(RAB)terlampir
Kepala UPTD Puskesmas Sungai Raya

Khairul Anwar,Skm
Nip.19720403 99303 1 004

Anda mungkin juga menyukai