1
A. PENGERTIAN SURVEILANS
KESEHATAN
Menurut WHO :
Surveilans: Pengumpulan , pengolahan, analisa
data kesehatan secara sistematis dan terus -,
menerus serta diseminasi informasi tepat kepada
pihak berkepentingan sehingga dapat diambil
tindakan yang tepat.
Menurut Murti :
Ilmu yang mempelajari, menganalisis, serta
berusaha memecahkan berbagai masalah
kesehatan pada suatu kelompok populasi tertentu
2
Pengertian Surveilans Epidemiologi
(Kemenkes RI)
kegiatan analisis secara sistematis dan terus menerus
terhadap penyakit dan masalah-masalah kesehatan
serta kondisi yang mempengaruhi risiko terjadinya
peningkatan dan penularan penyakit serta masalah-
masalah kesehatan tersebut agar dapat melakukan
tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien
melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan
penyebaran informasi epidemiologi kepada
penyelenggara program kesehatan
3
B. ASAL KATA SURVEILANS
4
C. SEJARAH SINGKAT
◊ Abad ke 14 dan 15, thn 1348, epidemi Pes di Eropa ( Black
Death ) dimulainya deteksi penyakit ( Surveilans primitif )
◊ Abad ke 16 dan 17, pencatatan kematian dimulai dan seca-
ra ilmiah oleh John Grount th. 1662.
◊ Abad ke 18, kewajiban lapor penderita cacar, demam kuning
dan kolera di negara bagian “Rhode Island”
◊ Abad ke 19, Willian Farr mengumpulkan, mengolah, meng-
analisa dan menginterpretasikan statistik vital dan menye-
bar luaskan dalam bentuk laporan mingguan, bulanan dan
tahunan ( Surveilans modern ).
◊ Abad ke 20, konsep surveilans utk pendekteksian epidemi
dan pencegahan penyakit infeksi mulai dikenal. Thn 1965
didirikan Unit Surveilans Epidemiologi pd divisi PM di WHO
Pusat, Genewa. Sampai skrg terus berkembang.
Sejarah Surveilans gizi Indonesia
Setelah publikasi “metodologi surveilans gizi” (FAO/WHO,
Unicef) 1976, Indonesia mengembangkan “Sistem
Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG)” periode 1979-1985
Kekeringan
Kekeringanpanjang
panjangyang
yangberulang
berulangsetiap
setiap10
10tahun
tahunyang
yang
kemudian
kemudianmenjadi
menjadisetiap
setiap55tahun,
tahun,dan
danmenjadi
menjadilebih
lebihsering
sering
pada
padadekade
dekadesebelum
sebelumperiode
periodeini
ini
Studi
Studiuntuk
untukmengembangkan
mengembangkan“Timely
“TimelyWarning
WarningInformaton
Informaton
and
andIntervention
InterventionSystem
System(TWIIS)”
(TWIIS)”atau
atau“Sistem
“SistemIsyarat
IsyaratDini
Dini
dan
danIntervensi
Intervensi(SIDI)”
(SIDI)”dan
danmetode
metodeperumusannya
perumusannyadi diLombok
Lombok
Tengah
Tengahdan
danBoyolali
Boyolali
mencegah
mencegahakibat
akibatburuk
buruk
dari
darikerawanan
kerawananpangan
pangan
1986-1990 Sistem Isyarat Dini untuk Intervensi
(SIDI) dikembangkan di beberapa propinsi dengan
menggunakan metode pengembangan yang
dihasilkan dari dua kabupaten tersebut di atas.
1990-1997 : system yang diterapkan tidak hanya SIDI
tetapi mencakup aspek yang lebih luas dengan
pertimbangan bahwa masalah gizi dapat terjadi
setiap saat tidak hanya diakibatkan oleh kegagalan
produksi pertanian, SKPG yang kegiatannya
meliputi: SIDI, Pemantauan Status Gizi, dan Jejaring
Informasi Pangan dan Gizi.
7
D. KOMPONEN SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
KESEHATAN/GIZI
9
2. Surveilans Epidemiologi Penyakit Tidak
Menular : analisis terus menerus dan sistematis
terhadap penyakit tidak menular dan faktor risiko
untuk mendukung upaya pemberantasan penyakit
tidak menular. Contoh: jantung, DM dsb
10
4. Surveilans Epidemiologi Masalah Kesehatan
: analisis terus menerus dan sistematis terhadap
masalah kesehatan dan faktor risiko untuk
mendukung program-program kesehatan tertentu.
Contoh: Surveilans gizi dan SKPG, kesehatan ibu
dan anak termasuk reproduksi. Lansia dsb
11
F. KAITAN ANTARA SKG DENGAN
SKPG dan SEN
SURVEILANS
SKPG SKG EPIDEMIOLOGI
NASIONAL
(SEN)
13
A. LATAR BELAKANG
Masalah baru yg
mengancam kese-
hatan masyarakat Gizi lebih
14
2. Pemenuhan kebutuhan informasi perkembangan
Status Gizi dan kinerja kegiatan pembinaan gizi
masyarakat dari tahun ke tahun berbasis
komunitas secara nasional maupun regional
3. Informasi dari hasil surveilans diperlukan untuk:
evaluasi kinerja program pembinaan gizi
masyarakat, perumusan atau modifikasi
kebijakan, dan perencanaan tahunan program
perbaikan gizi masyarakat
4. Survei-survei nasional hanya memberikan
informasi gizi dalam selang sekitar 3-5 tahun
sekali seperti Riskesdas, Rifaskes, SDT, SDKI,
Susenas, dsb)
15
B. PRINSIP-PRINSIP DASAR
1. Tersedia data yang akurat dan tepat waktu
2. Ada proses analisis atau kajian data
3. Tersedianya informasi yang sistematis dan
terus menerus
4. Ada proses penyebarluasan informasi,
umpan balik dan pelaporan
5. Ada tindak lanjut sebagai respon terhadap
perkembangan informasi
16
C. TUJUAN SURVEILANS GIZI
17
D. MANFAAT SURVEILNS GIZI
18
Penyediaan
Informasi
- Penyajian informasi
- Diseminasi
- Advokasi - Pengumpulan data
- Analisis data (pemetaan,
peramalan & pengamatan)
a. Mudah Diukur
Mudah diukur secara kuantitatif maupun secara
kualitatif. Contoh: Indikator status gizi berdasarkan
antropometri (BB dan TB mudah diukur)
b. Indikator Proses
1) Frekuensi pemantauan garam beriodium
2) Frekuensi pemantauan pertumbuhan di Posyandu
3) Frekuensi kegiatan edukasi gizi di masyarakat
4) dsb
c. Indikator Output
d. Indikator Outcome
2. Tingkat Masyarakat
1)Angka D/S sbg indikasi tingkat partisipasi masyarakat pada
pemantauan pertumbuhan di Posyandu.
2)Prevalensi masalah gizi balita sbg indikasi besaran masalah
gizi di masyarakat.
3)Cakupan rumah tangga yg menggunakan garam beriodium
mengindikasikan potensi sebaran masalah GAKI.
4. Karakteristik Indikator
32
Sosialisasi: penyajian hasil surveilans gizi
dalam forum koordinasi atau forum-forum
lainnya
Advokasi: penyajian hasil surveilans gizi
dengan harapan memperoleh dukungan
dari pemangku kepentingan.
33
sumber informasi surveilans gizi, yaitu:
a. Kegiatan rutin yaitu penimbangan bulanan,
pemantauan dan pelaporan kasus gizi buruk,
pendistribusian tablet Fe ibu hamil,
pendistribusian kapsul vitamin A balita, dan
pemberian ASI Eksklusif.
b. Kegiatan survei khusus yang dilakukan
berdasarkan kebutuhan, seperti konsumsi garam
beriodium, pendistribusian MP-ASI dan PMT,
pemantauan status gizi anak dan ibu hamil dan
Wanita Usia Subur (WUS) risiko Kurang Energi
Kronis (KEK) atau studi yang berkaitan dengan
masalah gizi lainnya.
34
2. Pemanfaatan Informasi
Perumusan kebijakan, strategi dan pokok-
pokok kegiatan
Pengambilan keputusan tindakan intervensi
Surveilans
36
I. KELEMAHAN DATA SURVEILANS
SECARA UMUM
1. Definisi kasus tidak sama.
contoh: status gizi di Desa Mawar berdasarkan
BB/TB, di Desa Melati berdasarkan BB/U
2. Tidak representatif
contoh: balita yang diukur BB dan TB, hanya
yang bertempat tinggal di dekat puskesmas
3. Tidak semua data dilaporkan
contoh: yang dilaporkan hanya data balita gizi
baik
37
4. Duplikasi
contoh: data status gizi balita yang berasal
dari puskesmas dan pos yandu tidak sama
5. Salah tulis : cara penulisan angka yang
mirip satu dgn yg lain
contoh: berat badan anak balita usia 6
bulan ditulis 70 kg, sebenarnya 10 kg
6. Tidak tepat waktu
contoh: data status gizi bulan Februari
2019 dikirim bulan Juli 2019
38
K. MASALAH SURVEILANS GIZI
39
L. SURVEILANS YANG EFEKTIF
ADALAH SMART
40
41