1. GIZI KURANG
Masalah gizi kurang umumnya disebabkan oleh kemiskinan, kurangnya
persediaan pangan, kurang baiknya kualitas lingkungan (sanitasi),
kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi, menu seimbang dan
kesehatan, dan adanya daerah miskin gizi (iodium).
2. GIZI BERLEBIH
Sebaliknya masalah gizi lebih disebabkan oleh kemajuan ekonomi pada
lapisan masyarakat tertentu yang disertai dengan minimnya pengetahuan
tentang gizi, menu seimbang, dan kesehatan
• Malnutrisi diderita pada masa periode dalam kandungan dan periode anak-anak, menghambat
kecerdasan anak
• Malnutrisi pada anak2 tingkat berat mempunyai otak yang lebih kecil daripada ukuran otak rata-
rata dan mempunyai sel otak yang kapasitasnya 15%-20% lebih rendah dibandingkan dengan anak
yang bergizi baik
• Studi di beberapa negara menunjukkan bahwa anak yang pernah menderita gizi salah, hasil tes
mentalnya kurang bila dibandingkan dengan hasil tes mental anak lain yang bergizi baik.
• Anak yang menderita malnutrisi mengalami kelelahan mental serta fisik, dan dengan demikian
mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi di dalam kelas, dan seringkali ia tersisihkan dari
kehidupan sekitarnya.
• Pada akhirnya….. Gizi salah merupakan sebab-sebab penting yang berhubungan dengan tingginya
angka kematian di antara orang dewasa
• Dampak relatif yang ditimbulkan oleh gizi salah ialah melemahkan daya tahan tehadap penyakit
• Status gizi juga berhubungan langsung dengan lamanya waktu yang diperlukan untuk penyembuhan
setelah menderita infeksi, luka, dan operasi yang berat.
AKG
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN
2019
TENTANG
ANGKA KECUKUPAN GIZI YANG DIANJURKAN UNTUK MASYARAKAT
INDONESIA
surveilans merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengawasi kesehatan,
surveilans merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengawasi kesehatan,
baik perorangan maupun komunitas.
Surveilans gizi adalah proses pengamatan masalah dan program gizi secara
terus menerus baik situasi normal maupun darurat, meliputi :
pengumpulan, pengolahan, analisis dan pengkajian data secara sistematis
serta penyebarluasan informasi untuk pengambilan tindakan sebagai respons
segera dan terencana.
Tujuan :
1. Rencana Strategis Program Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA Tahun
2015-2019.
Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan 2015-2019 ini disusun
untuk menjadi acuan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian upaya
Kementerian Kesehatan dalam kurun waktu lima tahun ke depan.