Anda di halaman 1dari 21

SURVEILLANS GIZI

Annisa Yuri Ekaningrum, SKM, MSi


Wardina Humayrah, SGz,MSi
PENDAHULUAN
Menurut Global Nutrition Report, Indonesia termasuk di dalam 17 diantara 117
negara yang mempunyai masalah stunting, wasting, dan overweight. Laporan
tsb juga menyebutkan bahwa Indonesia termasuk 47 dari 112 negara yang
memiliki masalah stunting pada balita dan anemia pada WUS

Surveillans Gizi diperlukan untuk memantau konsumsi dan status gizi secara
terus menerus agar dapat diambil keputusan yang tepat

Surveillans gizi diperkenalkan pertama kali pada Kongres Pangan Sedunia


1974 di Roma. Hasilnya ditindaklanjuti dengan pertemuan gabungan para ahli
FAO/UNICEF dengan hasil metodologi surveillans gizi pada tahun 1976
PERKEMBANGAN SEJARAH SURVEILLANS GIZI DI INDONESIA
AWAL SEJARAH
SURVEILLANS
• Sejarah surveilans dimulai pada periode 1986-1990 yang disebut dengan istilah Sistem Informasi Dini
(SIDI), sebagai suatu respons dini munculnya masalah gizi.

SIDI
• Semula SIDI dikembangkan di beberapa provinsi, dan pada periode 1990-1997 berkembang
mencakup aspek yang lebih luas, dengan pertimbangan bahwa masalah gizi dapat terjadi setiap
saat tidak hanya diakibatkan oleh kegagalan produksi pertanian.

SKPG
• Sistem yang dikembangkan ini disebut Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) yang
kegiatannya meliputi: SIDI, Pemantauan Status Gizi, dan Jejaring Informasi Pangan dan Gizi. Tahun
1990-an kegiatan SKPG sudah ada di seluruh provinsi, tetapi pamornya memudar. Akhirnya, pada
saat Indonesia mengalami krisis multidimensi pada tahun 1998 dilakukan upaya revitalisasi sehingga
SKPG meliputi: (1) pemetaan situasi pangan dan gizi tingkat kabupaten/kota, provinsi dan nasional,
(2) memperkirakan situasi pangan dan gizi di tingkat kecamatan, (3) pemantauan status gizi
kelompok rentan serta kegiatan Pemantauan Status Gizi (PSG) dan Pemantauan Konsumsi Gizi
(PKG), dan (4) Surveilans Gizi Buruk.
Dasar Kebijakan Program Gizi
• Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan.
• Peraturan Preseden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010 – 2014.
• Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2010 Tentang Program
Pembangunan yang Berkeadilan; Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun
2010 – 2014.
• Rencana Aksi Pembinaan Gizi Masyarakat tahun 2010 – 2014;
• Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi (RAN-PG) 2010 – 2015
• Rencana Pembangunan di bidang kesehatan oleh Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia pada periode 2015-2019 adalah Program Indonesia Sehat
Definisi Surveillans
•Surveillans adalah proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi data secara sistematis,
terus menerus, dan penyebarluasan kepada pihak terkait untuk melakukan tindakan pencegahan
dan penanggulangan yang tepat

•Surveilans gizi adalah proses pengamatan masalah dan program gizi secara terus menerus baik
situasi normal maupun darurat, meliputi : pengumpulan, pengolahan, analisis dan pengkajian data
secara sistematis serta penyebarluasan informasi untuk pengambilan tindakan sebagai respon
segera dan terencana.

•Surveilans gizi sangat berguna untuk mendapatkan informasi keadaan gizi masyarakat secara cepat,
akurat, teratur dan berkelanjutan, yang dapat digunakan untuk menetapkan kebijakan gizi. Informasi
yang digunakan mencakup indikator pencapaian gizi masyarakat serta informasi lain yang belum
tersedia dari laporan rutin
Sistem Surveillans
Tujuan Surveillans Gizi

Sebagai peringatan dan intervensi tepat waktu

Menghubungkan masalah daerah rawan, dengan otoritas yang lebih tinggi


pada tingkat daerah dan pusat

Memberikan indikator yang berfungsi sebagai mekanisme deteksi dini untuk


krisis pangan

Membimbing tindakan cepat untuk mengatasi penurunan ketersediaan pangan


dan konsumsi, khususnya di kalangan rumah tangga miskin
Prinsip Dasar
1. Tersedianya informasi yang sistematis dan terus menerus
2. Tersedianya data yang akurat dan tepat waktu
3. Adanya proses analisis dan pengkajian data
4. Adanya proses penyebarluasan informasi, umpan balik, dan
pelaporan
5. Ada tindak lanjut sebagai respons terhadap perkembangan
informasi
Metode
Survei-survei Survei skala
dalam skala kecil dan Survei sentinel
besar berulang

Pemantauan
Survei data
pertumbuhan
sekolah
balita
Pengguna Informasi
Pemilik Kepentingan Tujuan
Pemerintah Gizi: Pedoman pangan dan gizi, target dan sasaran gizi,
strategi gizi
Kesehatan: Strategi dan promosi kesehatan, advokasi
Pangan: Pengembangan, pemantauan, dan penerapan
peraturan tentang pangan, advokasi pada pihak berwenang
tentang pangan
Sektor kesehatan Program (pendidikan gizi, promosi kesehatan, keamanan
pangan), pelayanan, pendidikan pasien
LSM Kebijakan dan program-program, promosi kesehatan
Institusi pendidikan Pembelajaran, arah penelitian, data penelitian
Industri pangan Label pangan, pemasaran pangan
SYARAT-SYARAT INDIKATOR
1. Indikator harus mudah diukur secara kualitatif maupun kuantitatif. Mudah diukur itu

seperti berat badan, tinggi badan, konsumsi pangan dan lain sebagainya.

2. Indikator harus jelas untuk dipahami dan dapat secara langsung mengukur keadaan.

Misalnya kenaikan berat badan secara 2 kali berturut-turut.

3. Indikator harus akurat dan relevan dengan masalah yang ingin diukur.

4. Indikator harus sensitif. Artinya, jika ada masalah atau perubahan yang terjadi, maka masalah dapat
dideteksi dengan baik oleh indikator tersebut.

5. Indikator harus tepat waktu. Indikator yang diperlukan harus dapat dikumpulkan dalam waktu yang
tepat dan singkat, sehingga dapat diambil tindakan segera untuk memecahkan masalah yang akan
timbul.
Sumber Data
SUMBER
DATA
SURVEILLANS
GIZI
KATEGORI
TINGKAT
MASALAH GIZI
MENURUT
WHO
Indikator
Beberapa Faktor
Terjadinya
Masalah Gizi
ALUR
PELAPORAN
HASIL
SURVEILLANS
GIZI
Pemantauan Status Gizi
• Kemenkes mulai pada tahun 2014 melaksanakan PSG di 151 Kabupaten/Kota
terpilih, yang merupakan salah satu bentuk pelaksanaan surveillans di
Indonesia.
• Kegiatan ini melibatkan kerjasama Direktorat Bina Gizi, Badan Penleitian dan
Pengembangan Gizi, Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan di seluruh Indonesia
dan beberapa universitas di Indonesia
• PSG ini bertujuan untuk memberikan gambaran perubahan pencapaian
kinerja pembinaan gizi masyarakat dan indikator khusus lain yang diperlukan
secara cepat, akurat, teratur, dan berkelanjutan dalam rangka pengambilan
tindakan segera, perencanaan jangka pendek jangka menengah serta
perumusan kebijakan

Anda mungkin juga menyukai