Surveilans gizi adalah proses pengamatan masalah dan program gizi secara
terus menerus baik situasi normal maupun darurat, meliputi : pengumpulan,
pengolahan, analisis dan pengkajian data secara sistematis serta
penyebarluasan informasi untuk pengambilan tindakan sebagai respon segera
dan terencana.
Prinsip Dasar Surveilans Gizi
Tujuan Umum :
Terselenggaranya kegiatan surveilans gizi untuk memberikan gambaran
perubahan pencapaian kinerja pembinaan gizi masyarakat dan indikator
khusus lain yang diperlukan secara cepat, akurat, teratur dan berkelanjutan
dalam rangka pengambilan tindakan segera, perencanaan jangka pendek dan
menengah serta perumusan kebijakan.
Tujuan Surveilans Gizi
Tujuan Khusus :
a. Tersedianya informasi secara cepat, akurat, teratur dan berkelanjutan
mengenai perubahan pencapaian kinerja pembinaan gizi:
1) Persentase balita gizi buruk yang mendapat perawatan;
2) Persentase balita yang ditimbang berat badannya;
3) Persentase bayi usia 0-6 bulan mendapat ASI Eksklusif;
4) Persentase rumah tangga mengonsumsi garam beriodium;
5) Persentase balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A;
6) Persentase ibu hamil mendapat 90 tablet Fe;
7) Persentase kabupaten/kota melaksanakan surveilans gizi;
8) Persentase penyediaan bufferstock MP-ASI untuk daerah bencana.
Tujuan Surveilans Gizi
b. Tersedianya informasi indikator gizi lainnya secara berkala jika diperlukan,
seperti:
1) Prevalensi balita gizi kurang berdasarkan antropometri;
2) Prevalensi status gizi anak usia sekolah, remaja dan dewasa;
3) Prevalensi risiko Kurang Energi Kronis (KEK) pada Wanita Usia Subur
( WUS) dan ibu hamil;
4) Prevalensi anemia gizi besi dan Gangguan Akibat Kurang Iodium
(GAKI), Kurang Vitamin A (KVA) dan masalah gizi mikro lainnya;
5) Tingkat konsumsi zat gizi makro (energi dan protein) dan mikro
(defisiensi zat besi, defisiensi iodium);
6) Data pendistribusian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) dan
Pemberian Makanan Tambahan (PMT);
7) Data terkait lainnya yang diperlukan.
Manfaat Surveilans Gizi
Pengumpulan data secara cepat, akurat, teratur dan berkelanjutan dari berbagai
kegiatan surveilans gizi sebagi sumber informasi, yaitu:
Contoh penyajian data dalam bentuk grafik Contoh penyajian data dalam bentuk peta
Diseminasi Informasi
Sosialisasi merupakan penyajian hasil surveilans gizi dalam forum koordinasi atau
forum-forum lainnya sedangkan advokasi merupakan penyajian hasil surveilans
gizi dengan harapan memperoleh dukungan dari pemangku kepentingan.
Masalah Pelaksanaan Surveilans Gizi
di Indonesia
Berdasarkan hasil kajian yang merujuk kepada hasil monitoring pelaksanaan
Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi, masalah dalam pelaksanaan surveilans
gizi dapat diketgorikan menjadi tiga kelompok masalah yaitu:
1) Masalah yang terkait dengan pemangku kepentingan.
2) Masalah yang terkait dengan kapasitas sumber daya manusia pelaksana, dan
3) Masalah disiplin dan tertib pelaporan.
SURVEILANS
PELAYANAN KESEHATAN
Surveilans di Puskesmas
1. Pengumpulan Data
- Jenis Data
Jenis data dan sumber data yang telah dikumpulkan terkait dengan kegiatan
surveilans di Puskesmas dilakukan melalui data register (nama, alamat,
umur) rawat jalan dan rawat inap di poli umum, Pustu, Polindes, Poskesdes
berupa laporan penyakit (data kesakitan) dan laporan pemakaian obat.
- Waktu Pengumpulan Data
Waktu pengumpulan data surveilans di peroleh keterangan bahwa
Puskesmas melakukan pengumpulan data setiap hari kerja berdasarkan
waktu kunjungan pasien ke Puskesmas, setiap minggu yang disebut laporan
W2, dan laporan LB1 yang dikumpulkan awal bulan berikutnya.
Surveilans di Puskesmas
2. Pengolahan Data : Mengolah data kasus penyakit di Puskesmas dilakukan secara manual
dan komputerisasi yang dilaporkan berdasarkan nama, golongan umur dan alamat dalam
bentuk fisik (teks), tabel, dan dalam bentuk grafik.
2. Pengumpulan Data
- Mengumpulkan data surveilans oleh orang yang kompeten, profesional, berpegalaman,
dilakukan oleh IPCN.
- Memilih metode surveilans dan sumber data yang tepat.
- Data yang dikumpulkan dan dilakukan pencatatan meliputi data demografi, faktor risiko,
antimikroba yang digunakan dan hasil kultur resistensi, nama, tanggal lahir, jenis kelamin, nomor
catatan medik, tanggal masuk RS.
- Metode observasi langsung merupakan gold standard.
3. Analisis
Menganalisis incidence rate infeksi: data harus dianalisa dengan cepat dan tepat untuk
mendapatkan informasi apakah ada masalah infeksi rumah sakit yang memerlukan
penanggulangan atau investigasi lebih lanjut.
4. Interpretasi
Interpretasi yang dibuat harus menunjukkan informasi tentang penyimpangan yang terjadi.
Bandingkan angka infeksi rumah sakit apakah ada penyimpangan, dimana terjadi kenaikan
atau penurunan yang cukup tajam. Bandingkan rate infeksi dengan NNIS/CDC/WHO.
Perhatikan dan bandingkan kecenderungan menurut jenis infeksi, ruang perawatan dan
mikroorganisme patogen penyebab bila ada. Jelaskan sebab-sebab peningkatan atau
penurunan angka infeksi rumah sakit dengan melampirkan data pendukung yang relevan
dengan masalah yang dimaksud.
5. Pelaporan
- Laporan dibuat secara periodik, tergantung institusi bisa setiap triwulan, semester, tahunan atau
sewaktu-waktu jika diperlukan.
- Laporan dilengkapi dengan rekomendasi tindak lanjut bagi pihak terkait dengan peningkatan
infeksi.
- Laporan didesiminasikan kepada pihak-pihak terkait agar dapat memanfaatkan informasi
tersebut untuk menetapkan strategi pengendalian infeksi rumah sakit.
6. Evaluasi
- Langkah-langkah proses surveilans
- Ketepatan waktu dari data
- Kualitas data
- Ketepatan analisa
- Hasil penilaian: apakah sistem surveilans sudah sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA
• Indonesian Public Health. 2015. Surveilans AFP Rumah Sakit.
http://www.indonesian-publichealth.com/surveilans-afp-rumah-sakit/#:~:text=Sur
veilans%20Aktif%20RS%20bertujuan%20untuk,akan%20berobat%20ke%20rum
ah%20sakit
. (28 Mei 2022).
• Snars Web. 2022. BAB 4 – Surveilans Infeksi terkait Pelayanan Kesehatan.
https://snars.web.id/ppirs/4-surveilan-infeksi/#:~:text=Surveilans%20kesehatan%
20adalah%20kegiatan%20pengamatan,dan%20memberikan%20informasi%20gu
na%20mengarahkan
. (28 Mei 2022).
THANKS