Anda di halaman 1dari 2

Nama : Rahmat Hidayat

Nim : S532008030

Tugas : Mata Kuliah Surveilans Gizi Pertemuan ke-3

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah bertanggung jawab untuk


menyelenggarakan Surveilans Gizi secara terpadu, berjenjang dan berkesinambungan.
Peyelenggara Surveilans Gizi dilakukan oleh pengelola gizi di tingkat puskes, dinas
kesehatan daerah kabupaten / kota, dinas kesehatan daerah provinsi dan kementerian yang
mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintah di bidang kesehatan.
Penyelenggaraan surveilans gizi sebagaimana yang dimaksud dilaksanakan untuk
memberikan gambaran mengenai perubahan pencapaian indikator kinerja perbaikan gizi
secara nasional dan regional.

Pada pelaksanaan teknis dari surveilans gizi dilakukan dengan tiga tahapan yaitu
pengumpulan data, pengolahan data, analisis data dan diseminasi. Beberapa tahapan tadi
dilakukan untuk menghasilkan sebuah informasi yang akan digunakan dalam menyusun
kebijakan, pengambilan keputuasn, perencaan prgoram, penentuan tindakan, dan pelaksanaan
intervensi serta evaluasi terhadap program gizi. Pengumpulan data didapatkan dengan
melalui kegiatan posyandu, fasilitan pelayanan kesehatan masyarakat, bisa juga dari kegiatan
masyarakat yang ada serta fasilitas pendidikan yang beraada di wilayah tersebut. Data yang
dimaksuda dari beberapa kegiatan yang sudah dijelaskan tadi dapat diperoleh data
pemantauan pertumbuhan, pelaporan kasus, pelaporan data rutin, survei dan atau kegiatan
lainnya. Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan beberapa tahapan dari menerapkan
manajemen data melalui perekaman data, validasi, pengkodean, alih bentuk, dan
pengelompokan berdasarkan waktu, tempat dan perseorangan. Sedangkan untuk tahapan
diseminasi yaitu tahapan yang dilakukan untuk menyebar luaskan informasi dari hasil analis
data terkait program perbaikan gizi terhadap pemangku kepentingan. Desiminasi juga dapat
dilakukan melalui musyawarah perencanaan bagunan, lokakarya mini, pertemuan lintas
program atau lintas sektor, forum komunikasi, media elektronik, salinan cetak dan koordinasi
lainnya. Pelaksanaan teknis surveilans gizi harus didukung dengan tersedianya sumber daya
manusia, sarana dan prasarana serta pendanaan.

Pelaksanaan teknis surveilans gizi ada indikator masalah gizi meliputi persentase
balita berat badan kurang (under weight), persentase balita pendek (stunting), persentase
balita gizi kurang (wasting), persentase remaja putri anemia, persentase ibu hamil anemia,
persentase ibu hamil resiko kurang energi kronik (KEK) dan persetase bayi dengan berat
badan lahir rendah (BBLR) sedangkan indikator program gizi meliputi cakupan bayi usia
kurang dari 6 bulan yang mendapatkan ASI Eksklusif, cakupan bayi usia 6 bulan yang
mendapatkan ASI Eksklusif, cakupan ibu hamil yang mendapat tablet tambah darah minimal
90 tablet selama masa kehamilan, cakupan ibu hamil kurang energi kronik yang mendapat
makanan tambahan, cakupan balita kurus yang mendapat makanan tambahan, cakupan
remaja putri (remartri) yang mendapat tablet tambah darah, cakupan bayi baru lahir yang
mendapat insiasi menyusui dini (IMD), cakupan balita yang ditimbang berat badannya,
cakupan balita mempunyai buku kesehatan ibu anak (KIA) / Kartu menuju sehas (KMS),
cakupan balita ditimbang yang naik berat badannya, cakupan balita ditimbang yang tidak
naik berat badannya dua kali berturut-turut, cakupan balita 6-59 bulan mendapat kapsul
vitamin A, cakupan balitan ibu nifas mendapat kapsul vitamin A, cakupan rumah tangga
mengkonsumsi garam beryodium, dan cakupan kasus balita gizi buruk yang mendapat
perawatan. Adapun indikator lain berupa faktor resiko yang mempengaruhi masalah gizi dan
kinerja program gizi meliputi kemiskinan, kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi, praktik
pengasuhan anak yang kurang tepat dan konsumsi makanan bergizi yang rendah.

Anda mungkin juga menyukai