KABUPATEN KUDUS
TAHUN 2019
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan Rahmat
dan KaruniaNya, Buku Profil Kesehatan Kabupaten Kudus Tahun 2019 dapat
diterbitkan. Profil Kesehatan Kabupaten 2019 merupakan salah satu kinerja
pengelolaan data, pengembangan sistem informasi dan gambaran hasil
pelaksanaan program kesehatan yang dilaksanakan di Kabupaten Kudus.
Sumber data Profil Kesehatan Kabupaten Kudus berasal dari berbagai
unit kerja baik lintas program di lingkungan bidang kesehatan maupun lintas
sektor di luar bidang kesehatan. Supaya data yang diterima valid, akurat, dan
relevan, data dari Puskesmas atau pelayanan kesehatan lainnya di konfirmasi
oleh pemegang program di Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus.
Data yang ditampilkan pada Profil Kesehatan Kabupaten Kudus Tahun
2019 dapat membantu kita dalam melihat cakupan pelaksanaan program yang
dilaksanakan, dan dapat dijadikan pertimbangan dalam penyusunan
perencanaan program pembangunan kesehatan selanjutnya.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan buku
Profil Kesehatan tahun 2019, kritik dan saran kami harapkan untuk
penyempurnaan profil yang akan datang. Buku Profil ini disajikan dalam bentuk
cetakan dan dapat diunduh di www.dinkes.kuduskab.go.id.
Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, baik
pemerintah, organisasi profesi, akademisi dan sektor terkait.
Kepada semua pihak yang telah membantu dan berkontribusi dalam
penyusunan buku Profil Kesehatan Kabupaten Kudus Tahun 2019, kami
ucapkan
banyak terima kasih.
Kudus, Juni2020
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI..................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... viii
BAB I DEMOGRAFI......................................................................................... 1
A. Keadaan Penduduk ............................................................................ 1
1. Pertumbuhan dan Persebaran Penduduk .................................... 1
2. Rasio Jenis Kelamin .................................................................... 2
3. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur .......................... 2
4. Angka Beban Tanggungan........................................................... 3
5. Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Yang Melek Huruf ............. 4
BAB II SARANA KESEHATAN ....................................................................... 6
A. Pusat Kesehatan Masyarakat............................................................. 6
B. Rumah Sakit ....................................................................................... 9
1. Jenis Rumah Sakit ....................................................................... 9
2. Kelas Rumah Sakit ....................................................................... 10
3. Akreditasi Rumah Sakit ................................................................ 11
C. Ketersediaan Obat dan Vaksin Esensial untuk Puskesmas ............... 12
D. Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat................................ 13
1. Posyandu ..................................................................................... 14
2. Posbindu PTM .............................................................................. 14
BAB III SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN .......................................... 16
A. Jumlah Tenaga Kesehatan ................................................................. 16
1. Dokter Umum ............................................................................... 17
2. Dokter Gigi ................................................................................... 18
3. Dokter Spesialis ........................................................................... 18
4. Dokter Gigi Spesialis .................................................................... 18
5. Perawat ........................................................................................ 19
6. Bidan ............................................................................................ 19
7. Apoteker ....................................................................................... 19
Halaman
Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Usia produktif di Kabupaten
Kudus Tahun 2019 .......................................................................................... 3
Tabel 1.2 Angka Beban Tanggungan Kabupaten Kudus Tahun 2019 ............. 4
Tabel 1.3 Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Melek Huruf Menurut Jenis
Kelamin di Kabupaten Kudus Tahun 2019 ....................................................... 5
Tabel 3.1 Rasio Tenaga Kesehatan di Kabupaten Kudus Tahun 2019 ............ 32
Halaman
Gambar 2.1 Daftar Puskesmas Rawat Inap dan Non Rawat Inap di Kabupaten
Kudus Tahun 2019 ........................................................................................... 8
Gambar 2.2 Fasilitas Kesehatan Rumah Sakit Menurut Kepemilikan di Kabupaten
Kudus Tahun 2019 ........................................................................................... 10
Gambar 2.3 Persentase Rumah Sakit Menurut Kelas di Kabupaten Kudus ..... 11
Gambar 2.4 Rumah Sakit Menurut Akreditasi di Kabupaten Kudus Tahun 2019
12
Gambar 2.5 Jumlah Posbindu PTM Menurut Wilayah Kerja Puskesmas di
Kabupaten Kudus Tahun 2019 ......................................................................... 15
Gambar 3.1 Jumlah Tenaga Kesehatan Menurut Jenis di Kabupaten Kudus Tahun
2019 ................................................................................................................. 17
Gambar 4.1 Proporsi Anggaran Kesehatan Menurut Sumber Biaya di Kabupaten
Kudus Tahun 2019 ........................................................................................... 33
Gambar 5.1 Cakupan Pelayanan Ibu Hamil K1 dan K4 Menurut Wilayah Kerja
Puskesmas Kabupaten Kudus Tahun 2019 ..................................................... 38
Gambar 5.2 Cakupan Pelayanan Persalinan Menurut Wilayah kerja Puskesmas
Kabupaten Kudus Tahun 2019 ......................................................................... 39
Gambar 5.3 Cakupan Pelayanan Nifas Menurut Wilayah Kerja Puskesmas
Kabupaten Kudus Tahun 2019 ......................................................................... 40
Gambar 5.4 Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut Wilayah Kerja
Puskesmas Kabupaten Kudus Tahun 2019 ..................................................... 41
Gambar 5.5 Pelayanan Balita Menurut Wilayah Kerja Puskesmas Kabupaten
Kudus Tahun 2019 ........................................................................................... 46
Gambar 5.6 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD/MI Menurut Wilayah
Kerja Puskesmas Kabupaten Kudus Tahun 2019 ............................................ 47
Gambar 5.7 Persentase Pemeberian ASI Ekslusif Menurut Wilayah Kerja
Puskesmas Kabupaten Kudus Tahun 2019 ..................................................... 49
Gambar 5.8 Cakupan Pemberian Vitamin A Menurut Wilayah Kerja Puskesmas
Kabupaten Kudus 2019 .................................................................................... 50
A. KEADAAN PENDUDUK
1. Pertumbuhan dan Persebaran Penduduk
Berdasarkan data dari Dinas Dukcapil Kabupaten Kudus Semester
1 Tahun 2019, jumlah penduduk Kabupaten Kudus pada tahun 2019
sebanyak 857.415 jiwa, dengan luas wilayah sebesar 42.515 kilometer
persegi (km²), rata-rata kepadatan penduduk sebesar 20,17 jiwa per km².
Pada tabel 1.1. dapat dilihat bahwa jumlah penduduk tahun 2018
bila dibandingkan dengan tahun 2019, kelompok usia produktif (15-64
tahun) mengalami peningkatan 1 persen untuk laki – laki dan 0,94
persen untuk perempuan, kelompok usia belum produktif (0-14 tahun)
mengalami peningkatan 4 persen untuk laki-laki dan 4,39 persen untuk
perempuan, sedangkan kelompok usia (65 tahun +) mengalami
peningkatan 2 persen untuk laki-laki dan 0,61 persen untuk perempuan.
Tabel 1.2
Angka Beban Tanggungan Kabupaten Kudus Tahun 2019
Laki-laki &
Usia Laki-laki Perempuan
Perempuan
0 – 14 tahun 104050 97467 201517
15 – 64 tahun 298493 302936 601429
65 tahun ke atas 23942 30527 54469
Angka Beban
42.9 42.3 43
Tanggungan
Sumber: Dinas Dukcapil Kabupaten Kudus 2018-2019
Dapat dilihat pada tabel 1.3, penduduk berumur 15 tahun ke atas yang
melek huruf untuk laki-laki sebanyak 322.435 dan perempuan sebanyak
333.463 jadi tahun 2019 penduduk Kabupaten Kudus 100 % penduduk yang
berumur 15 tahun ke atas sudah melek huruf semua.
B. RUMAH SAKIT
Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat selain
upaya promotif dan preventif, diperlukan juga upaya kuratif dan rehabilitatif.
Upaya kesehatan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif dapat diperoleh
melalui rumah sakit yang juga berfungsi sebagai penyedia pelayanan
kesehatan rujukan.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56/Menkes/PER/I/2014 tentang
Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit mengelompokkan rumah sakit
berdasarkan penyelenggaraan, yaitu rumah sakit pemerintah, rumah sakit
pemerintah daerah dan rumah sakit swasta. Rumah sakit pemerintah adalah
unit pelaksana teknis dari instansi pemerintah (Kementerian Kesehatan,
Kepolisian, Tentara Nasional Indonesia dan Kementerian Lainnya). Rumah
sakit daerah adalah pelaksana teknis dari daerah (pemerintah provinsi,
pemerintah kabupaten dan pemerintah kota). Sedangkan rumah sakit swasta
adalah badan hukum yang bersifat nirlaba.
1. Jenis Rumah Sakit
Rumah sakit di Kabupaten Kudus tahun 2019 berjumlah 9 rumah
sakit, terdiri dari 7 rumah sakit umum dan 2 rumah sakit ibu dan anak.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56/Menkes/PER/I/2014
mengelompokkan rumah sakit berdasarkan jenis pelayanan yang
diberikan menjadi rumah sakit umum dan rumah sakit khusus. Rumah
sakit umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan
pada semua bidang dan jenis penyakit. Adapun rumah sakit khusus
adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan utama pada satu
bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu,
golongan umur, organ, jenis penyakit, atau kekhususan lainnya.
Pemilikan/Pengelola
Fasiltas Kesehatan
Pem. Kab/Kota TNI/Polri Swasta
RSU 'Aisyiyah v
Gambar 2.5
Jumlah Posbindu PTM Menurut Wilayah Kerja Puskesmas di Kabupaten
Kudus Tahun 2019
1. Dokter Umum
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
2052/MENKES/PER/X/2011 tentang Ijin Praktik dan Pelaksanaan Praktik
Kedokteran, yang dimaksud Dokter adalah lulusan pendidikan
kedokteran baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh
Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. Jumlah dokter umum yang tersedia di seluruh unit
kerja/fasilitas pelayanan kesehatan adalah 283 dokter umum terdiri dari
111 dokter laki-laki dan 172 dokter perempuan. Jumlah tersebut
2. Dokter Gigi
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 2052/MENKES/PER/X/2011
tentang Ijin Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran, yang dimaksud
Dokter Gigi adalah lulusan pendidikan kedokteran gigi baik di dalam
maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia
sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Jumlah dokter gigi yang
tersedia di seluruh unit kerja/fasilitas pelayanan kesehatan adalah 57
dokter gigi, yang terdiri dari 19 dokter gigi di puskesmas, 15 dokter gigi di
rumah sakit dan 23 dokter gigi di fasilitas pelayanan kesehatan lain.
3. Dokter Spesialis
Dokter spesialis adalah dokter yang mengkhususkan diri dalam
suatu bidang ilmu kedokteran tertentu. Seorang dokter harus menjalani
pendidikan profesi dokter pascasarjana (spesialisi) untuk dapat menjadi
dokter spesialis. Pendidikan dokter spesialis merupakan program
pendidikan profesi lanjutan dari program pendidikan dokter dan dokter
gigi setelah dokter umum dan dokter gigi menyelesaikan wajib kerja
sarjananya dan atau langsung setelah menyelesaikan pendidikan dokter
atau dokter gigi.
Jumlah spesialis yang tersedia di seluruh unit kerja/fasilitas
pelayanan kesehatan di Kabupaten Kudus adalah 188 di rumah sakit
yang terdiri dari 121 dokter spesialis laki – laki dan 67 dokter spesialis
perempuan.
6. Bidan
Regulasi yang mengatur tentang penyelenggaraan pelayanan
kebidanan adalah Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 28 tahun 2017
tentang Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktik Bidan. Berdasarkan
pemetaan SDM Kesehatan, jumlah bidan yang tersedia di seluruh unit
kerja/fasilitas pelayanan kesehatan adalah 758, yang tersedia di
puskesmas sejumlah 381 bidan, rumah sakit sejumlah 289 bidan dan
sarana pelayanan kesehatan lain sejumlah 88 bidan.
7. Apoteker
Regulasi yang mengatur tentang pekerjaan pelayanan apoteker
ada dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 31 tahun 2016
tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
889/MENKES/PER/V/2011 tentang Registrasi, Izin Praktik dan Izin Kerja
Tenaga Kefarmasian. Selain itu juga ada peraturan Menteri Kesehatan
RI Nomor 73 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
apotek. Jumlah apoteker yang tersedia di seluruh unit kerja/fasilitas
pelayanan kesehatan adalah 85 apoteker, yang tersedia di puskesmas
sejumlah 16 apoteker, rumah sakit sejumlah 45 apoteker dan sarana
pelayanan kesehatan lain sejumlah 24 apoteker.
DOKTER UMUM
NO UNIT KERJA
(Keadaan) (Standar) (+) (-)
1 Puskesmas Kaliwungu 4 2 2 0
2 Puskesmas Sidorekso 3 2 1 0
3 Puskesmas Wergu Wetan 2 1 1 0
4 Puskesmas Purwosari 2 1 1 0
5 Puskesmas Rendeng 3 1 2 0
6 Puskesmas Jati 2 1 1 0
7 Puskesmas Ngembal Kulon 2 1 1 0
8 Puskesmas Undaan 3 2 1 0
9 Puskesmas Ngemplak 2 1 1 0
10 Puskesmas Mejobo 3 2 1 0
11 Puskesmas Jepang 4 2 2 0
12 Puskesmas Jekulo 5 2 3 0
13 Puskesmas Tanjungrejo 3 2 1 0
14 Puskesmas Bae 2 1 1 0
15 Puskesmas Dersalam 3 1 2 0
16 Puskesmas Gribig 4 2 2 0
17 Puskesmas Gondosari 3 1 2 0
18 Puskesmas Dawe 3 2 1 0
19 Puskesmas Rejosari 4 2 2 0
DOKTER GIGI
NO UNIT KERJA
(Keadaan) (Standar) (+) (-)
1 Puskesmas Kaliwungu 1 1 0 0
2 Puskesmas Sidorekso 1 1 0 0
3 Puskesmas Wergu Wetan 1 1 0 0
4 Puskesmas Purwosari 1 1 0 0
5 Puskesmas Rendeng 1 1 0 0
6 Puskesmas Jati 1 1 0 0
7 Puskesmas Ngembal Kulon 1 1 0 0
8 Puskesmas Undaan 1 1 0 0
9 Puskesmas Ngemplak 1 1 0 0
10 Puskesmas Mejobo 1 1 0 0
11 Puskesmas Jepang 1 1 0 0
12 Puskesmas Jekulo 1 1 0 0
13 Puskesmas Tanjungrejo 1 1 0 0
14 Puskesmas Bae 1 1 0 0
15 Puskesmas Dersalam 1 1 0 0
16 Puskesmas Gribig 1 1 0 0
17 Puskesmas Gondosari 1 1 0 0
18 Puskesmas Dawe 1 1 0 0
19 Puskesmas Rejosari 1 1 0 0
3. Perawat
Ketersediaan perawat yang bekerja di 19 puskesmas Kabupaten
Kudus yaitu 219 orang terdiri dari 83 perawat laki-laki dan 136 perawat
perempuan. Semua puskesmas sudah mempunyai perawat namun
demikian masih ada yang perlu disesuaikan lagi dengan Standar
Ketenagaan Minimal, meskipun total 18 puskesmas dari 19 puskesmas
sudah melebihi dari yang minimal diwajibkan harus ada di kabupaten
Kudus menunjukkan kebutuhan berdasarkan Standar Ketenagaan
Minimal adalah 125 perawat. Adapun rinciannya bisa di lihat pada tabel
dibawah ini :
4. Bidan
Ketersediaan bidan yang bekerja di 19 puskesmas Kabupaten
Kudus yaitu 381 orang, Semua puskesmas sudah mempunyai bidan
namun demikian masih ada yang perlu disesuaikan lagi dengan Standar
Ketenagaan Minimal, meskipun sudah melebihi dari yang minimal
diwajibkan harus ada di kabupaten Kudus menunjukkan kebutuhan
berdasarkan Standar Ketenagaan Minimal adalah 106 bidan. Adapun
rinciannya bisa di lihat pada tabel dibawah ini :
5. Tenaga Kefarmasian
Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 36 tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan, yang dimaksud Tenaga Kefarmasian terdiri dari
Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian. Ketersediaan apoteker yang
bekerja di yaitu 16 orang, sedangkan jumlah Tenaga Teknis Kefarmasian
ada 23 orang. Standar Ketenagaan Minimal masih berdasarkan tenaga
Kefarmasian, sehingga dengan total 39 jumlah tersebut mencukupi untuk
19 puskesmas di Kabupaten Kudus. Untuk jenis tenaga ini masih
minimal yang dibutuhkan yaitu 1 orang untuk masing-masing puskesmas
non rawat inap dan 2 orang untuk masing-masing puskesmas rawat inap.
Adapun rinciannya bisa di lihat pada tabel dibawah ini :
1 Puskesmas Kaliwungu 2 2 0 0
2 Puskesmas Sidorekso 2 2 0 0
3 Puskesmas Wergu Wetan 2 1 1 0
4 Puskesmas Purwosari 2 1 1 0
5 Puskesmas Rendeng 1 1 0 0
6 Puskesmas Jati 2 1 1 0
7 Puskesmas Ngembal Kulon 2 1 1 0
8 Puskesmas Undaan 2 2 0 0
9 Puskesmas Ngemplak 2 1 1 0
10 Puskesmas Mejobo 2 2 0 0
11 Puskesmas Jepang 2 2 0 0
12 Puskesmas Jekulo 3 2 1 0
13 Puskesmas Tanjungrejo 2 2 0 0
14 Puskesmas Bae 1 1 0 0
15 Puskesmas Dersalam 2 1 1 0
16 Puskesmas Gribig 2 2 0 0
17 Puskesmas Gondosari 2 1 1 0
18 Puskesmas Dawe 3 2 1 0
19 Puskesmas Rejosari 3 2 1 0
8. Tenaga Gizi
Ketersediaan tenaga gizi yang bekerja di 19 puskesmas Kabupaten
Kudus yaitu 20 orang. Jumlah yang ada tersebut masih dibawah jumlah
puskesmas yang ada karena berdasarkan standar ketenagaan minimal
membutuhkan 2 orang untuk masing-masing puskesmas rawat inap dan
1 orang masing-masing puskesmas non rawat inap. Secara global
jumlah kekurangan yaitu 9 tenaga gizi. Adapun rinciannya bisa di lihat
pada tabel dibawah ini :
Salah satu sub sistem dalam kesehatan nasional adalah sub sistem
pembiayaan kesehatan. Pembiayaan kesehatan sendiri merupakan besarnya
dana yang harus disediakan untuk menyelenggarakan dan atau memanfaatkan
berbagai upaya kesehatan yang diperlukan oleh perorangan, keluarga, kelompok,
dan masyarakarat. Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009
menyebutkan bahwa pembiayaan kesehatan bertujuan untuk penyediaan
pembiayaan kesehatan yang berkesinambungan dengan jumlah yang mencukupi,
teralokasi secara adil, dan termanfaatkan. Secara umum, sumber biaya kesehatan
dapat dibedakan menjadi pembiayaan yang bersumber dari anggaran pemerintah
dan pembiayaan yang bersumber dari anggaran masyarakat.
Di dalam bab ini akan dibahas mengenai persentase anggaran kesehatan
dalam APBD dan anggaran kesehatan per kapita. Selain itu, juga dijelaskan
mengenai Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
A. PERSENTASE ANGGARAN KESEHATAN DALAM APBD
Pada tahun 2019, jumlah total anggaran kesehatan di Kabupaten
Kudus sebesar Rp. 306.771.465.000,-. Anggaran tersebut bersumber dari :
APBD kabupaten yang terdiri dari belanja langsung, belanja tidak langsung
dan dana alokasi khusus (DAK).
Gambar 4.1
Proporsi Anggaran Kesehatan Menurut Sumber Biaya
di Kabupaten Kudus tahun 2019
5. Pelayanan Kontrasepsi
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2014
tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga,
Keluarga Berencana, dan Sistem Informasi Keluarga menyebutkan
bahwa program keluarga berencana (KB) adalah upaya mengatur
kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan,
melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak
reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas.
Dalam pelaksanaannya, sasaran pelaksanaan program KB yaitu
Pasangan Usia Subur (PUS). Pasangan Usia Subur (PUS) adalah
pasangan suami-istri yang terikat dalam perkawinan yang sah, yang
istrinya berumur antara 15 sampai dengan 49 tahun.
KB merupakan salah satu strategi untuk mengurangi kematian ibu
khususnya ibu dengan kondisi 4T yaitu Terlalu muda melahirkan (di
bawah usia 20 tahun), Terlalu sering melahirkan, Terlalu dekat jarak
C. GIZI
1. Pemberian ASI Eksklusif
Cara pemberian makanan pada bayi yang baik dan benar adalah
menyusui bayi secara eksklusif sejak lahir sampai dengan umur 6 bulan
dan meneruskan menyusui anak sampai umur 24 bulan. Mulai umur 6
bulan, bayi mendapat makanan pendamping ASI yang bergizi sesuai
dengan kebutuhan tumbuh kembangnya. ASI merupakan makanan
terbaik untuk bayi yang mengandung sel darah putih, protein dan zat
kekebalan yang cocok untuk bayi. ASI membantu pertumbuhan dan
perkembangan anak secara optimal serta melindungi terhadap penyakit.
Sumber : Seksi Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Dan Kesehatan
Jiwa Tahun 2019
2. Pneumonia
Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru
(alveoli). Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus maupun jamur.
Pneumonia juga dapat terjadi akibat kecelakaan karena menghirup
cairan atau bahan kimia. Populasi yang rentan terserang Pneumonia
adalah anak-anak usia kurang dari 2 tahun, usia lanjut lebih dari 65
tahun, atau orang yang memiliki masalah kesehatan (malnutrisi,
gangguan imunologi).
Penemuan penderita pneumonia pada balita di Kabupaten Kudus
tahun 2019 sebesar 26,3 persen. Gambaran penemuan penderita
pneumonia pada balita dapat dilihat pada gambar 6.3.
3. HIV/AIDS
HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi
virus Human Immunodeficiency Virus yang menyerang sistem kekebalan
tubuh. Infeksi tersebut menyebabkan penderita mengalami penurunan
ketahanan tubuh sehingga sangat mudah untuk terinfeksi berbagai
macam penyakit lain. Sebelum memasuki fase AIDS, penderita terlebih
dulu dinyatakan sebagai HIV positif. Jumlah HIV positif yang ada di
masyarakat dapat diketahui melalui 3 metode, yaitu pada layanan
Voluntary, Conselling, and Testing (VCT), sero survey dan Survei
Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP).
a. Jumlah Kasus HIV
Jumlah kasus HIV tahun 2019 sebanyak 146 kasus. Penemuan
kasus HIV pada laki-laki lebih banyak dibandingkan pada perempuan
(Laki-laki sebanyak 91 orang dan perempuan sebanyak 55 orang)
Bila dilihat berdasarkan umur maka penderita HIV dapat menimpa
umur dari usia dini hingga umur tua. Perderita HIV terbanyak
berturut-turut sebagai berikut : umur 25-49 tahun sebesar 96 kasus,
kemudian umur ≥ 50 tahun sebesar 29 kasus dan umur diatas 20-24
tahun 16 kasus.
Gambar 6.4
Jumlah Kasus HIV di Kabupaten Kudus Tahun 2019
4. Diare
Proporsi kasus diare semua umur yang dilayani di Kabupaten Kudus
tahun 2019 sebesar 19 persen atau 4.283 orang. Kasus diare yang
mendapat oralit sebesar 424 persen atau 18.143 orang. Persentase
kasus diare yang mendapat oralit lebih banyak karena setiap kasus dikali
3-5 kali.
5. Kusta
a. Angka Penemuan Kasus Baru (NCDR – New Case Detection
Rate)
Penyakit Kusta disebut juga sebagai penyakit Lepra yang
disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Bakteri ini
mengalami proses pembelahan cukup lama antara 2–3 minggu.
Daya tahan hidup kuman kusta mencapai 9 hari di luar tubuh
manusia. Kuman kusta memiliki masa inkubasi 2–5 tahun bahkan
juga dapat memakan waktu lebih dari 5 tahun. Penatalaksanaan
kasus yang buruk dapat menyebabkan kusta menjadi progresif,
menyebabkan kerusakan permanen pada kulit, saraf, anggota gerak,
2. Filariasis
Program eliminasi filariasis di Indonesia dilakukan atas dasar
kesepakatan global tahun 2000 yaitu “The Global Goal of Elimination of
Lymphatic Filariasis as a Public Health Problem the year 2020” yang
merupakan realisasi dari resolusi WHA pada tahun 1997. Program
eliminasi dilaksanakan melalui dua pilar kegiatan yaitu: pemberian obat
pencegahan massal (POPM) filariasis kepada seluruh penduduk di
kabupaten endemis filariasis, kedua dengan tatalaksana kasus klinis
filariasis guna mencegah dan mengurangi kecacatan. Pada tahun 2019
Kabupaten Kudus tidak ditemukan kasus penderita kronis filariasis.
3. Malaria
Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi
masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, termasuk di Jawa Tengah,
karena menyebabkan tingginya angka kesakitan dan kematian serta
sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB). Dari 19 puskesmas di
Kabupaten Kudus, terdapat 4 puskesmasyang melaporkan adanya kasus
2. Tetanus Neonatorum
Tetanus Neonatorum umumnya terjadi pada bayi yang baru lahir.
Tetanus Neonatorum menyerang bayi yang baru lahir karena dilahirkan
di tempat yang tidak bersih dan steril, terutama jika tali pusar terinfeksi.
Tetanus Neonatorum dapat menyebabkan kematian pada bayi dan
banyak terjadi di negara berkembang. Sedangkan di negara-negara
maju, dimana kebersihan dan teknik melahirkan yang sudah maju tingkat
kematian akibat infeksi tetanus dapat ditekan. Pada tahun 2019 tidak
ditemukan adanya kasus tetanus neonatorum di Kabupaten Kudus.
3. Campak
Campak adalah penyakit yang sangat menular yang dapat
disebabkan oleh sebuah virus yang bernama Virus Campak. Penularan
melalui udara ataupun kontak langsung dengan penderita. Gejala-
gejalanya adalah demam, batuk, pilek, dan bercak-bercak merah pada
permukaan kulit 3 – 5 hari setelah anak menderita demam. Bercak mula-
mula timbul dipipi bawah telinga yang kemudian menjalar ke muka, tubuh
dan anggota tubuh lainnya. Komplikasi dari penyakit Campak ini adalah
radang paru-paru, infeksi pada telinga, radang pada saraf, radang pada
4. Hepatitis B
Penyakit hepatitis disebabkan oleh virus hepatitis tipe B yang
menyerang kelompok risiko secara vertikal yaitu bayi dan ibu pengidap,
sedangkan secara horizontal tenaga medis dan para medis, pecandu
narkoba, pasien yang menjalani hemodialisa, petugas laboratorium,
pemakai jasa atau petugas akupunktur.
Gambar 6.19 berikut ini menunjukkan penemuan kasus Hepatitis B
di Kabupaten Kudus menurut kelompok jenis kelamin di wilayah kerja
puskesmas.
Gambar 6.19
Kasus Hepatitis B Menurut Jenis Kelamin, Wilayah Kerja Puskesmas di
Kabupaten Kudus Tahun 2019
D. IMUNISASI
Dalam Undang - Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 dinyatakan
bahwa setiap anak berhak memperoleh imunisasi dasar sesuai dengan
Sumber : Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja Dan Olah Raga Tahun 2019
Sumber : Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja Dan Olah Raga Tahun 2019
Sumber : Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja Dan Olah Raga Tahun 2019
Sumber : Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja Dan Olah Raga Tahun 2019
Sumber : Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja Dan Olah Raga Tahun 2019
E. KEAMANAN PANGAN
Sasaran pengawasan Tempat Pengolahan Makanan meliputi Jasa
boga, Rumah Makan/Restoran, Depot Air Minum, dan Makanan Jajanan.
Pada tahun 2019 capaian Tempat Pengolahan Makanan memenuhi syarat di
Kabupaten Kudus sebesar 64,0 persen.
Sumber : Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja Dan Olah Raga Tahun 2019