KECAMATAN RAWALO
TAHUN 2019
PUSKESMAS RAWALO
Jl. H.M Bachroen No.369 Rawalo 53173 Telp.0281-6848090
Email:puskesmasrawalo@banyumaskab.go.id
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke Hadirat Allah SWT, berkat limpahan dan Rahamat-Nya, yang
telah mengizinkan tersusunnya dokumen Profil Kesehatan Kecamatan Rawalo Tahun
2019. Profil Kesehatan Kecamatan Rawalo ini merupakan salah satu alat ukur pemantauan
pencapaian atas keberhasilan pembangunan kesehatan di Kecamatan Rawalo selama
tahun 2019. Keberadaan profil kesehatan Kecamatan Rawalo ini diharapan dapat
menggambarkan situasi dan kondisi seta capaian program kesehatan di Kecamatan
Rawalo serta dapat menjadi sumber informasi yang bermanfaat dan berdayaguna. Selain
itu diharapkan pula dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak sebagai bahan perencanaan,
perumusan kebijakan dalam proses menajemen pembangunan di bidang kesehatan di
Kecamatan Rawalo secara optimal.
Penyusunan profil kesehatan Kecamatan Rawalo tahun 2019 dilakukan melalui
proses pengumpulan data, kemudian diolah dianalisis dan disajikan melalui proses narasi
deskriptif. Penulisan dokumen ini mencakup pendahuluan, gambaran umum Kecamatan
Rawalo, situasi derajat kesehatan di Kecamatan Rawalo, situasi upaya kesehatan,
pencapaian program kesehatan, dan kesimpulan.
Penyusunan Profil Kesehatan Kecamatan Rawalo Tahun 2019 ini tidak mungkin
dapat diselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak, karena itu kepada semua pihak
yang telah terlibat dan membantu dalam penyusunan dokumen ini, kami ucapkan
terimaksih.
Kami menyadari dokumen ini masih banyak kekurangan, baik dari substansi
maupun dari sistematika penulisan, oleh karena itu kami harapkan kritik dan saran yang
membangun demi penyempurnaannya.
Mudah-mudahan Profil Kesehatan Kecamatan Rawalo Tahun 2019 ini bermanfaat
dalam mengisi kebutuhan data dan informasi kesehatan.
i
DAFTAR ISI
ii
4. UPAYA KESEHATAN DASAR ..................................................... 23
a. Kunjungan Ibu Hamil K4 ....................................................... 23
b. Pertolongan Oleh Tenaga Kesehatan ................................... 24
c. Ibu Nifas ............................................................................... 24
d. Imunisasi Pada Ibu Hamil ..................................................... 24
e. Imunisasi Pada Wanita Usia Subur Yang Tidak Hamil .......... 24
f. Kunjungan Neonatus ............................................................ 25
g. Cakupan Pemberian Vitamin A ............................................. 25
h. Pelayanan Keluarga Berencana ............................................ 25
i. Penanganan Komplikasi Kebidanan dan Neonatal ................ 26
j. Angka Kematian Neonatal .................................................... 26
k. Imunisasi Bayi ....................................................................... 26
l. Asi Ekslusif ........................................................................... 27
m. Pelayanan Anak Balita .......................................................... 27
n. Balita Ditimbang .................................................................... 27
o. Balita Gizi Kurang ................................................................. 27
p. Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 1 SD/MI ....................... 27
q. SMP/MTs, dan SMA/MA ....................................................... 28
r. Pelayanan Kesehatan Usia Produktif .................................... 28
s. Penjaringan Kesehatan Usia Lanjut ...................................... 28
t. Kejadian Luar Biasa (KLB) .................................................... 28
u. Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut ................................... 29
v. UKGS (Usaha Kesehatan Gigi Anak Sekolah) ...................... 29
5. AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN ........................ 29
a. Pelayanan Jaminan Kesehatan Prabayar ............................. 29
b. Rawat Jalan .......................................................................... 29
c. Rawat Inap ............................................................................ 30
d. Angka Kematian Pasien ........................................................ 30
e. Indikator Kinerja Pelayanan .................................................. 30
6. PERILAKU HIDUP MASYARAKAT .............................................. 30
7. KEADAAN LINGKUNGAN ........................................................... 30
a. Sarana Air Minum Yang Dilakukan Pengawasan .................. 31
b. Sarana Fasilitas Sanitasi Layak ............................................ 31
c. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) ......................... 31
d. Tempat-Tempat Umum ......................................................... 32
e. Tempat Pengelolaan Makanan ............................................. 32
iii
8. SUMBERDAYA KESEHATAN ...................................................... 33
a. Ketersediaan Menurut Jenis Obat ......................................... 33
b. Posyandu .............................................................................. 33
c. Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat ................... 33
d. Desa Siaga ............................................................................ 34
e. Sumber Daya Manusia (SDM) Puskesmas Rawalo ............... 35
f. Anggaran Puskesmas Rawalo ............................................... 36
BAB V : PENUTUP
A. KESIMPULAN ..................................................................................... 37
B. SARAN ............................................................................................... 37
LAMPIRAN
LAMPIRAN I. Tabel Profil Kesehatan
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Puskesmas adalah bagian dari keseluruhan sistem pelayanan kesehatan yang
dikembangkan melalui rencana pembangunan kesehatan. Pengembangan Puskesmas
tidak dapat dilepaskan dari kebijaksanaan Pembangunan Kesehatan Nasional. Salah
satu upaya pembangunan kesehatan dapat mengutamakan upaya promotif dan
preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitative yang dapat dilakukan di
Puskesmas.
Salah satu cara untuk mengetahui fungsi dan tujuan Puskesmas sudah tercapai
sesuai dengan target dapat dilihat melalui profil kesehatan. Profil Kesehatan
Kecamatan Rawalo adalah gambaran situasi kesehatan di Kecamatan Rawalo yang
diterbitkan secara berkala setiap setahun sekali. Dalam setiap terbitan Profil
Kesehatan Kecamatan Rawalo memuat data tentang kesehatan dan data pendukung
lain yang berhubungan dengan kesehatan.
Sistem informasi kesehatan tidak dapat berdiri sendiri tetapi merupakan bagian dari
integrasi sistem kesehatan. Sistem kesehatan diarahkan untuk mencapai Visi Indonesia
Sehat 2025. Profil kesehatan diformatkan agar dapat menjadi salah satu sarana untuk
menilai pencapaian pembangunan kesehatan dalam rangka mencapai visi tersebut.
Dengan demikian jelaslah bahwa tujuan diterbitkannya profil kesehatan Kecamatan
Rawalo tahun 2019 adalah dalam rangka menyediakan sarana untuk mengevaluasi
pencapaian pembangunan kesehatan Kecamatan Rawalo dengan mengacu kepada
visi Indonesia sehat 2025.
Profil kesehatan Puskesmas Rawalo tahun 2019 ini merupakan gambaran situasi
kesehatan sebagai hasil pembangunan kesehatan selama satu tahun di Kecamatan
Rawalo. Data dan informasi yang termuat antara lain mengenai pencapaian program-
progam kesehatan, masalah kesehatan, fasilitas kesehatan, serta data pendukung
lainnya.
Selain menyajikan informasi kesehatan, profil ini juga dapat dipergunakan sebagai
tolak ukur keberhasilan/kemajuan pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan
selama 2019 dibandingkan dengan target pencapaian yang telah ditetapkan
sebelumnya. Selain itu juga dapat digunakan sebagai bahan acuan penyusunan
Rencana Program Kesehatan untuk satu tahun kedepan.
1
B. TUJUAN
Tujuan disusun Profil kesehatan Kecamatan Rawalo Tahun 2019 adalah guna
mengetahui gambaran umum keadaan kesehatan di wilayah Kecamatan Rawalo, yang
selengkapnya diuraikan sebagai berikut :
1. Menyediakan dokumen tertulis yang berisi data / informasi tentang :
a. Data umum dan lingkungan yang meliputi lingkungan fisik, biologi, perilaku
masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat, data
kependudukan dan sosial ekonomi.
b. Data tentang status kesehatan masyarakat yang meliputi angka kematian,
angka kesakitan dan status gizi masyarakat.
c. Data tengtang upaya kesehatan, yang meliputi cakupan kegiatan dan sumber
daya kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Rawalo.
2. Data yang disajikan dapat memberikan kemudahan bagi pihak-pihak terkait dalam
perencanaan, pengembangan, pengawasan, pengendalian dan penilaian program
maupun kinerja Puskesmas.
3. Tersedianya wadah konsolidasi dan integrasi data yang dikumpulkan dari berbagai
sistem pencernaan dan pelaporan yang ada serta informasi untuk bahan
penyusunan profil di tingkat yang lebih tinggi.
C. SISTEMATIKA PENYAJIAN
Profil Kesehatan Kecamatan Rawalo tahun 2019 disusun dengan sistematika
sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini dijelaskan latar belakang, tujuan dan sistematika
penyajian.
BAB II : GAMBARAN UMUM KECAMATAN RAWALO
Bab ini berisi tentang gambaran umum Kecamatan Rawalo, terdiri dari
keadaan geografi, demografi, sosial ekonomi dan budaya serta
pendidikan penduduk, yang berpengaruh terhadap kondisi kesehatan
masyarakat.
BAB III : PROGRAM KESEHATAN KECAMATAN RAWALO
Berisi tentang uraian visi dan misi Puskesmas Rawalo, strategi
pembangunan kesehatan dan target program.
BAB IV : PENCAPAIAN PROGRAM KESEHATAN MENUJU KECAMATAN
SEHAT
Merupakan uraian tentang multi sektor yang berisi indikator- indikator
kinerja Puskesmas, keluarga berencana dan indikator lain yang
berhubungan dengan pembangunan kesehatan.
2
BAB V : PENUTUP
Berisi kesimpulan tentang keadaan umum maupun pencapaian dan
kinerja pembangunan kesehatan, dan saran-saran tentang
rekomendasi dalam mengatasi masalah yang ada dalam rangka
kelangsungan dan peningkatan kinerja Puskesmas.
3
BAB II
GAMBARAN UMUM KECAMATAN RAWALO
4
Di Kecamatan Rawalo sebagian besar adalah tanah dimanfaatkan sebagai tanah
sawah dengan rincian :
Tanah Sawah : 1385.58 Ha
Tanah Pekarangan : 773 Ha
Tanah Kebun : 1422.9 Ha
Tanah Hutan : 1035.4 Ha
Lain-lain : 243.8 Ha
5
2. Pendidikan Penduduk
Tingkat pendidikan penduduk usia 5 tahun keatas terbanyak yaitu tamat
tidak/belum tamat SD 11.769 orang (27%), SD/MI sebanyak 4.579 orang (10,5%),
tamat SMP/MTs 10.421 orang (24%), tamat SMA/Sederajat 8.462 orang (19,5%),
tamat Akademi/Diploma III 383 (0,9%), S1/Diploma IV 817 orang (1,9%), dan
tamat S2/S3 sebanyak 1 orang (0,002%).
6
BAB III
PROGRAM KESEHATAN KECAMATAN RAWALO
A. VISI PUSKESMAS
Departemen Kesehatan Republik Indonesia menetapkan bahwa Puskesmas
sebagai bagian dari Sistem Kesehatan Nasional, sub sistem dari kesehatan yang
berada di Kabupaten/Kota, Propinsi dan Nasional. Sebagai salah satu sistem yang
harus berjalan, Puskesmas dilengkapi dengan organisasi, memiliki sumberdaya dan
program kegiatan pelayanan kesehatan. Tujuan utamanya adalah meningkatkan
derajat kesehatan masyrakat di wilayah kerja sampai setinggi-tingginya atau dengan
mengambil pengertian dari kesehatan, tujuannya adalah mewujudkan keadaan sehat
fisik-jasmani, mental, rohani-spiritual dan sosial bagi setiap dan ekonomis. Untuk
mempermudah pencapaian tujuan ini, Puskesmas telah menetapkan Visi dan Misi
Program Pelayanan Kesehatan.
Visi Puskesmas Rawalo adalah “Menjadi Puskesmas dengan Pelayanan
Kesehatan Dasar Paripurna Menuju Masyarakat Rawalo Sehat Mandiri”. Visi yang
telah menjadi komitmen tersebut diharapkan mampu menumbuhkan motivasi dan
inspirasi untuk menjawab tantangan dalam mewujudkan tujuan pembangunan
kesehatan. Disamping itu, visi tersebut dapat menjadi pedoman untuk bertindak dan
mampu memberdayakan semua pihak yang berkepentingan (stakeholder) serta
menjadi semakin konkrit pada saat dijabarkan lebih lanjut menjadi misi, tujuan,
sasaran, kebijakan, program dan kegiatan.
B. MISI PUSKESMAS
Untuk mewujudkan VISI tersebut, maka ditetapkan MISI yang diharapkan mampu
mempercepat cita-cita tersebut. Adapun MISI yang dimaksud adalah :
1. Meningkatkan Profesionalisme Sumber Daya Manusia
2. Meningkatkan Kinerja dan Mutu Kelayanan Kesehatan
3. Meningkatkan Kerjasama Lintas Program dan Lintas Sektoral
4. Menyediakan Sarana dan Prasarana yang Memadai
5. Mendorong Kemandirian Masyarakat Untuk Hidup Sehat
6. Meningkatkan Tertib Administrasi dan Keuangan
7
C. STRUKTUR ORGANISASI
8
D. TUGAS POKOK DAN FUNGSI PUSKESMAS
TUGAS DAN TUPOKSI
1. Tujuan
Mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan Nasional yakni
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas.
2. Tugas Pokok
Meningkatkan status kesehatan masyarakat melalui kegiatan promotif,
prenfentif, kuratif dan rehabilitative secara proaktif kepada masyarakat di wilayah
kerja Puskesmas.
3. Fungsi
a) Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan
1) Berupaya menggerakan lintas sektor dan dunia usaha di wilayah kerjanya
agar menyelenggarakan pembangunan yang berwawasan kesehatan
2) Aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari setiap program
pembangunan di wilayah kerjanya
3) Mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa
mengabaikan penyembuhan dan pemulihan
b) Pusat Pemberdayaan Masyarakat
Berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan
masyarakat :
1) Memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan
masyarakat untuk hidup sehat
2) Berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk
pembiayaan
3) Ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan
program kesehatan
c) Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh,
terpadu dan berkesinambungan.
1) Pelayanan kesehatan perorangan
2) Pelayanan kesehatan masyarakat
9
b) Laboratorium
c) Klinik Sanitasi
3. Puskesmas dengan Tempat Perawatan (Puskesmas DTP) dan Puskesmas
mampu persalinan (PONED)
10
G. PERSYARATAN LOKASI
Puskesmas Rawalo dibangun sesuai dengan persyaratan lokasi Puskesmas baik
dari segi geografis, aksesibilitas jalur transportasi, kontur tanah, fasilitas parkir, fasilitas
keamanan, ketersediaan utilitas publik, pengelolaa kesehatan lingkungan dan kondisi
lainnya, sebagaimana diuraikan sebagai berikut :
1. Geografis
Dari segi geografis Puskesmas Rawalo berada di dataran rendah dan tidak
didirikan di lokasi berbahaya yaitu :
a) Tidak di tepi lereng
b) Tidak dekat kaki gunung yang rawan terhadap longsor
c) Tidak dekat anak sungai, sungai atau badan air yang dapat mengikis pondasi
d) Tidak d iatas atau dekat dengan palur patahan aktif
e) Tidak di daerah rawan tsunami
f) Tidak di daerah rawan banjir
g) Tidak dalam zona topan
h) Tidak di daerah rawan badai, dan lain-lain
2. Aksesibilitas Untuk Jalur Transportasi
Puskesmas Rawalo didirikan di lokasi yang mudah dijangkau oleh masyarakat dan
dapat diakses dengan mudah menggunakan transportasi umum. Tersedia jalur
untuk pejalan kaki dan jalur-jalur yang aksesibel untuk penyandang disabilitas.
3. Kontur Tanah
Kontur tanah mempunyai pengaruh penting pada perencanaan struktur, dan harus
dipilih sebelum perencanaan awal dapat dimulai. Selain itu kontur tanah juga
berpengaruh terhadap perencanaan sistem drainase, kondisi jalan terhadap tapak
bangunan dan lain-lain.
4. Fasilitas Parkir
Puskesmas Rawalo mempunyai fasilitas parkir yang cukup luas. Terdiri dari
tempat parkir kendaraan khusus karyawan dan tempat parkir kendaraan pasien,
baik rawat jalan maupun rawat inap. Hal ini sudah sesuai dengan perancangan
dan perencanaan sistem drainase, kondisi jalan terhadap tapak bangunan dan
lain-lain.
5. Fasilitas Keamanan
Perancangan dan perancangan prasarana keamanan sangat penting untuk
pencegahan dan penanggulangan keamanan, minimal menggunakan pagar dan
penggunaan kamera CCTV yang sudah terpasang disetiap sudut Puskesmas
Rawalo.
6. Ketersediaan Utilitas Publik
Puskesmas Rawalo sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan
membutuhkan air bersih, pembuangan air kotor/limbah, listrik, dan jalur telepon.
Sumber gali dimana kualitas airnya jernih dan layak komsumsi.
7. Pengelolaan Kesehatan Lingkungan
Puskesmas harus menyediakan fasilitas khusus untuk pengelolaan limbah B
seperti limbah padat dan limbah cair yang bersifat infeksius, serta pemantauan
limbah gas/udara dari emisi inceinerator dan genset.
8. Kondisi Lainnya
Puskesmas tidak didirikan di area sekitar Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT)
dan Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET).
11
H. PERSYARATAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS
1. Arsitektur Bangunan
a) Tata ruang bangunan
Rancangan tata ruang/bangunan agar memperlihatkan fungsi sebagai fasilitas
pelayanan kesehatan.
1) Bangunan harus iselenggarakan sesuai dengan peruntukan lokasi yang
diatur dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota dan
Rencana/Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) yang bersangkutan.
2) Tata ruang puskesamas mengikuti peraturan tata ruang daerah
Ditetapkan nilai Koefiesien Dasar bangunan (KDB) maksimal untuk
Puskesmas adalah 60%.
a. Ditetapkan nilai Koefisien Lantai Bangunan (KLB) maksimal untuk
Puskesmas adalah 1,8.
b. Ditetapkan nilai Koofisien Daerah Hijau (KDH) minimal untuk
Puskesmas adalah 15 %.
c. Garis Sempadan Bangunan (GSB) dan Garis Sempadan Pagar
(GSP).
b) Desain
1) Tata letak ruang pelayanan pada bangunan Puskesmas harus diatur
dengan memperlihatkan zona Puskesmas sebagai bangunan fasilitas
pelayanan kesehatan
2) Tata letak ruangan diatur dan dikelompokkan dengan memperlihatkan
zona infeksius dan non infeksius
3) Zona berdasarkan privasi kegiatan :
a. Area publik, yaitu area yang mempunyai akses langsung dengan
lingkungan luar Puskesmas, misalnya ruang pendaftaran
b. Area semi publik, yaitu area yang tidak berhubungan langsung
dengan lingkungan luar Puskesmas, umumnya merupakan area yang
menerima beban kerja dari area publik, misalnya labiratorium ruang
rapat/diskusi
4) Zona Berdasarkan Pelayanan :
Tata letak ruang diatur dengan memperlihatkan kemudahan pencapaian
antar ruang yang saling memiliki hubungan fungsi, misalnya :
a. Ruang rawat inap pasien letaknya mudah terjangkau dari ruang jaga
petugas
b. Perawatan pasca persalinan antar ibu dan bayi dilakukan dengan
sistem rawat gabung
5) Pencahayaan dan penghawaan yang nyaman dan aman untuk semua
bagian bangunan
6) Harus disediakan fasilitas pendingin untuk penyimpanan obat-obatan
khusus dan vaksin dengan suplai listrik yang tidak boleh terputus.
7) Lebar koridor disarankan 2,40 m dengan tinggi langit-langit minimal
2,80m. koridor sebaiknya lurus. Apabila terdapat perbedaan ketinggian
permukaan pijakan, maka dapat menggunakan ram dengan kemiringan
tidak melebihi 7 derajat.
12
I. SARANA PUSKESMAS DAN JARINGAN
Puskesmas Rawalo memiliki 1 Puskesmas pembantu (PUSTU) dan 8 Pos
Kesehatan Desa (PKD) yang tersebar diseluruh Desa (Menganti, Tambaknegara,
Pesawahan, Banjarparakan, Sanggreman, Sidamulih, Losari, Rawalo, Tipar).
Disamping pelayanan dalam gedung, terdapat juga pelayanan kesehatan di luar
gedung dengan Fasilitas Posbindu (Pos Bidan Terpadu) yang bertujuan untuk
memudahkan dan mendekatkan masyarakat yang jauh dari jangkauan tempat
pelayanan agar dapat memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu.
Untuk jejaring fasilitas pelayanan kesehatan, pada wilayah kerja Puskesmas
Rawalo terdapat 8 (tiga) Bidan praktek swasta, 7 (tujuh) praktek Dokter Umum, 1 (satu)
Praktek Dokter Spesialis Syaraf, 1 (satu) Praktek Dokter Spesialis Paru, serta 1 (satu)
Klinik Pratama Rawat Inap. Dengan demikian memungkinkan seluruh masyarakat di
wilayah Puskesmas Rawalo dapat mengakses tempat-tempat pelayanan kesehatan
dengan mudah.
K. PEMBIAYAAN PUSKESMAS
Rencana pembiayaan Puskesmas Rawalo tahun 2020 adalah :
1. Pendapatan Puskesmas : Rp. 4.469.013.000
2. Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) : Rp. 600.000.000
Dengan demikian total anggaran yang direncanakan untuk seluruh kegiatan di
Puskesmas Rawalo tahun 2020 sebesar Rp. 5.069.013.000 (lima milyar enam puluh
sembilan juta tiga belas ribu rupiah).
L. KEADAAN SARANA/PRASARANA
Kondisi
NO Jenis Sarana/ Prasarana Rusak Rusak
Baik
Ringan Berat
1 Instalasi Listrik √
2 Instalasi Air √
4 Instalasi Gas Oksigen √
5 Instalasi Gas Elpiji √
6 Instalasi Ventilasi √
7 CCTV √
13
BAB IV
PENCAPAIAN PROGRAM KESEHATAN MENUJU
KECAMATAN RAWALO
Hasil – hasil pembangunan kesehatan yang telah dicapai di Kecamatan Rawalo dapat
dilihat dari pencapaian target dari setiap program yang telah disepakati. Hasil-hasil tersebut
adalah sebagai berikut :
A. DERAJAT KESEHATAN
Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa indikator yang
dapat digunakan, seperti kondisi moribitas, mortalitas dan status Gizi. Derajat
kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh multi faktor. Faktor kesehatan seperti
pelayanan kesehatan dan ketersediaan sarana dan prasaran kesehatan sangat
menentukan derajat kesehatan masyarakat. Faktor lain diluar kesehatan yang tidak
kalah penting berperan dalam meningkatkan derajat kesehatan adalah keadaan sosial
ekonomi, pendidikan, lingkungan sosial, keturunan dan faktor lainnya (Depkes, 2010).
Pada bagian ini derajat kesehatan masyarakat digambarkan melalui angka kematian
bayi (AKB), angka kematian ibu (AKI) dan angka morbiditas beberapa penyakit lain
yang ada di Kecamatan Rawalo.
14
Angka kematian bayi baru lahir, bersarkan lapran kegiatan program KIA
selama tahun 2019 tercatat ada 3 Kematian bayi dari 735 Kelahiran, atau
senilai 4,1 per 1.000 kelahiran hidup (tabel 20).
Bila angka tersebut dibandingkan tahun 2019 mengalami peningkatan
kualitas hidup, karena pada tahun 2018 tercatat ada 6 kematian bayi dari 798
kelahiran hidup (7,5 per 1.000 kelahiran hidup). Sedangkan tahun 2017 tercatat
11 Kematian bayi dari 821 kelahiran hidup (13,4 per 1.000 kelahiran hidup).
b. Angka Kematian Ibu Maternal / Angka Kematian Ibu Melahirkan
Angka kematian ibu (AKI) adalah banyaknya wanita yang meninggal pada
tahun dengan penyebab kematian yang terkait gangguan kehamilan atau
penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insdentil) selama
kehamilan, melahirkan dan masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa
perhitungan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup. Indikator ini secara
langsung digunakan untuk memonitor kematian terkait kehamilan. Angka
kematian ibu maternal berguna untuk menggambarkan tingkat kesadaran
perilaku hidup sehat, status gizi, kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan,
tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, waktu melahirkan dan
masa nifas. Keberhasilan pembangunan sektor kesehatan senantiasa
menggunakan indikator AKB dan AKI sebagai indikator utamanya.
Kecamatan Rawalo tahun 2019 tidak didapati kematian ibu hamil, ibu
bersalin maupun ibu nifas (tabel 6). Demikian pula pada tahun 2018 dan 2017.
Ini menunjukkan kualitas pelaynan sangat mudah karena peyebarannya hampir
merata diseluruh wilayah.
Bila terjadi kematian ibu maka akan dilaksanakan (AMP) untuk
mengetahui akar permasalahan penyebab kematian, juga akan dilaksanakan
pembelajaran kasus yang kematian, juga akan dilaksanakan pembelajaran
kasus yang mengakibatkan kematian ibu tersebut. Serta strategi kedepannya
yang akan diambil untuk mengatasi hal ini adalah selain melibatkan lintas
sektor dan lintas program agar ikut bersama-sama memantau ibu hamil,
melahirkan dan masa setelah melahirkan dengan gerakan sayang ibu
diharapkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi di Kecamatan
Rawalo dapat ditekan.
15
a. Penyakit Menular Yang Diamati
1) AFP (Lumpuh Layuh)
Penyakit poliomyelitis merupakan salah satu penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi. Penyebab penyakit tersebut adalah virus polio
yang menyerang sistem syaraf hingga penderita mengalami kelumpuhan.
Kelompok umur 0-3 tahun merupakan kelompok umur yang paling sering
diserang penyakit ini, dengan gejala demam, lelah, sakit kepala, mual,
kaku dileher dan sakit di tungkai dan lengan. AFP merupakan kondisi
abnormal ketika seseorang mengalami penurunan kekuatan otot tanpa
penyebab yang jelas dan kemudian berakhir dengan kelumpuhan. Ditjen
PP&PL Kementrian Kesehatan RI menetapkan indikator surveilans AFP
yaitu ditemukannya Non Polio AFP Rate minimal sebesar 2/100.000 anak
usia < 15 tahun.
Pada tahun 2019, 2018, dan 2017 di Kecamatan Rawalo tidak
ditemukan kasus AFP. Demikian untuk pula untuk kasus Non AFP.
2) TB Paru Sembuh
Penyakit TB Paru merupakan penyakit re-emerging masih terus
ditemukan di Kecamatan Rawalo. Secara nasional TB Paru merupakan
penyakit tropis yang sangat erat kaitannya dengan kemiskinan. TB Paru
merupakan penyakit yang masih tinggi angka kejadiannya bahkan
merupakan yang tertinggi ketiga di dunia. MDGS menetapkan penyakit
TB paru sebagai salah satu target penyakit yang harus diturunkan selain
HIV AIDS dan Malaria. Hasil pengobatan penderita TB Paru dipakai
indicator succes rate, dimana indikator ini dapat dievaluasi setahun
kemudian setelah penderita ditemukan dan diobati. Success rate akan
meningkat bila pasien TB Paru dapat menyelesaikan pengobatan dengan
baik tanpa atau dengan pemeriksaan dahak.
Dari data yang ada pada tahun 2019 angka keberhasilan pengobatan
TB Paru BTA (success rate) sebesar 100% (tabel 51). Angka ini telah
melampaui target IIS 2020 yaitu >78,8%.
Pada tahun 2018 dan 2017 angka keberhasilan pengobatan TB Paru
BTA Positif (Success Rate) juga sebesar 100%.
Meski sucses rate kasus TB Paru dalam kurun waktu 3 tahun terakhir
telah 100%. Namun upaya untuk menurunkan case rate dan
meningkatkan success rate terus harus dilakukan dengan cara
meningkatkan sosialisasi penanggulangan TB paru sesuai menajemen
DOTS melalui jejaring internal maupun eksternal rumah sakit serta sektor
terkait lainnya. Disamping meningkatkan jangkauan pelayanan, upaya
16
yang tidak kalah penting dan perlu dilakukan dalam penanggulangan
penyakit TB Paru adalah meningkatkan kesehatan lingkungan serta
perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat. Kasus TB Paru sangat
dipengaruhi oleh kepadatan pendudukan dan kemiskinan, karena
penularan TB Paru adalah melalui kontak langsung dengan penderita.
Status gizi juga mempengaruhi kasus TB Paru terutama angka
kesembuhannya, dengan status gizi yang baik penderita TB Paru akan
lebih cepat sembuh.
3) TB Paru
Jumlah kasus TB Paru sepanjang tahun 2019 sebanyak 89 orang,
dengan CNR angka penemuan kasus baru TB per 10.000 sebesar 160
jiwa dan perkiraan insiden tuberkulosis (dalam absolut) berdasarkan
modeling tahun 2019 sebesar 113 jiwa (tabel 51).
Untuk tahun 2018 didapati 36 kasus dengan CNR kasus baru 40,74
per 100.000 penduduk, sedangkan untuk tahun 2017 didapati 50 kasus
dengan CNS kasus baru 37,34 per 100.000.
4) Penemuan Penderita Peumonia Balita
Infekis saluran pernapasan akut (ISPA) adalah penyakit infeksi akut
yang menyerang pernapasan mulai dari hidung hingga alveoli. Penyakit
ISPA yang menjadi masalah dan masuk dalam program penanggulangan
penyakit adalah pneumonia karena merupakan salah satu penyebab
kematian anak. Pneumonia adalah infeksi akut yang menyerang jaringan
paru (alveoli). Infeksi ini bisa disebabkan oleh bakteri, jamur, virus atau
kecelakaan karena menghirup cairan atau bahan kimia. Populasi rentan
yang terserang pneumonia adalah anak umur <2 tahun. Penemuan dan
tatalaksana kasus adalah salah satu kegiatan program penanggulangan.
Jumlah kasus pneumonia yang ditemukan dan ditangani pada tahu
2019 sebesar 5 kasus dari 2.252 jumlah balita yang ada (0,9%) (tabel 53).
Bila dibandingkan dengan target IIS 2019 sebesar 60%, maka angka
penemuan kasus pneumonia balita masih sangat jauh di bawah target,
diantaranya karena penemuan penderita yang hanya secara pasif
menunggu pasien berobat ke Puskesmas. Selain itu disebabkan karena
keterbatasan kemampuan petugas dalam mendeteksi kasus pneumonia.
Upaya penemuan penderita oneumonia yang sangat rendah tetap
perlu terus ditingkatkan terutama pada Balita sehingga segera dapat
ditangani. Pneumonia pada balita banyak disebabkan karena faktor
seperti kekurangan gizi, status imunisasi yang tidak lengkap, terlalu sering
membendung anak, kurang memberikan ASI, riwayat penyakit kronis
17
pada orang tua bayi atau balita, sanitasi lingkungan tempat tinggal yang
kurang memenuhi syarat kesehatan, orang tua perokok dan lain
sebagainya. Upaya yang telah dilakukan untuk mengurangi kasus
tersebut pada bayi atau balita adalah dengan menghilangkan faktor
penyebab itu sendiri melalui peningkatan gizi bayi/balita, peningkatan
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), peningkatan sanitasi lingkungan
tempat tinggal serta peningkatan status imunisasi bayi atau balita.
5) HIV/AIDS dan IMS
HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi
Virus Human Immunodeficency. Virus yang menyerang sistem kekebalan
tubuh penderita sehingga mengalami penurunan ketahanan tubuh yang
megakibatkan mudah terinfeksi berbagai macam penyakit yang lain.
Sebelum memasuki fase AIDS, penderita terlebih dahulu dinyatakan
sebagai HIV positif.
Dalam kurung waktu tahun 2019, jumlah penderita HIV yang
terdeteksi Puskesmas Rawalo sebanyak 4 orang, dimana 2 berjenis
kelamin perumpuan dan 2 berjenis kelamin laki-laki (tabel 54).
Untuk kasus AIDS, serta kemungkinan adanya kematian akibat
AIDS, sebelum terdeteksi. Demikian pula dengan kasus syphilis yang juga
belum terdeteksi.
Situasi ini bisa jadi belum menunjukkan kondisi riil dikarenakan
sulitnya penjangkauan menemukan pasien HIV/AIDS dan IMS. Sehingga
tetap hasrus diwaspadai fenomena gunung es.
Sejak tahun 2015 ini telah dibuka klinik IMS dan Klinik VCT yang
dipusatkan di Puskesmas Rawalo. Selain itu diadakan pula VCT mobile
yang dilaksanakan oleh petugas perawat beserta petugas promosi
kesehatan.
Sejak tahun 2016 telah secara rutin diadakan pemeriksaan
laboratorium (cek darah) untuk ibu hamil pada setiap penyelenggaraan
kelas ibu hamil. Namun hingga akhir tahun belum terdeteksi adanya
pengidap HIV-AIDS, baik dari ibu hamil maupun warga masyarakat.
Selain itu telah dibentuk pula WPA (Warga Peduli AIDS) pada 3
Desa (Desa Sidamulih, Desa Tipar, dan Desa Tambaknegara).
6) Penemuan Penderita Diare
Diare dapat didefinisikan sebagai kejadian buang air besar lebih dari
tiga kali namun tidak berdarah dalam 24 jam, bila disertai dengan darah
disebut disentri.
18
Kasus diare pada tahun 2019 tercatat 1.601 jiwa dari jumlah target
penemuan dari semua usia dan balita 509 jiwa, dari jumlah tersebut yang
berhasil dilayani sebanyak 1.168 dari jumlah semua umur (73%)
sedangkan balita 243 (47,8%) (tabel 56). Sedangkan angka kesakitan
diare per 1.000 penduduk sebesar dari semua umur yaitu 843.
Kasus diare pada tahun 2018 tertcatat 1.124 kasus, atau sekitar
70,7% dari 1.591 target penemuan kasus. Sedangkan tahun 2017 tercatat
853 kasus, atau sekitar 67,7 % dari 1.591 target penemuan kasus.
Gejala diare yang terkesan ringan dan dapat diobati sendiri oleh
penderitanya menyebabkan penderita enggan mendatangi sarana
pelayanan kesehatan. Penanggulangan diare dititikberatkan pada
penanganan penderita untuk mencegah kematian dan promosi kesehatan
tetang hiegyne sanitasi dan makanan untuk mencegah Kejadian Luar
Biasa (KLB). Upaya yang dilakukan oleh jajaran kesehatan adalah
meningkatkan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat, kaporitisasi air
minum dan peningkatan sanitasi lingkungan.
Standar pelayanan minimal bidang kesehatan Kabupaten Banyumas
menargetkan penemuan penderita diare pada tahun 2019 100%.
7) Kusta
Kusta adalah penyakit kulit infeksi yang disebabkan oleh
mycobacterium leprae. Bila penyakit kusta tidak ditangani maka dapat
menjadi progresif menyebabkan kerusakan permanan pada kulit, saraf,
mata dan anggota gerak. Strategi global WHO menetapkan indikator
eliminasi kusta adalah angka penemuan penderita / new case detection
rate (NCDR) 0 berarti Rawalo sudah dapat dikategorikan sebagai daerah
denan NCDR 0,50 per 10.000 penduduk sudah dapat dikatakan sebagai
daerah rendah kusta.
Kecamatan Rawalo tahun 2019 tidak didapati kasus kusta (tabel 57,
58, 59, 60, dan 62). Bila angka tersebut dibandingkan tahun 2018 dan
2017 maka mengalami peningkatan kualitas hidup, karena pada tahun
2018 dan 2017 tercatat ada 2 orang yang terkena penyakit kusta.
19
8) Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)
Sepanjang tahun 2019 tidak ditemukan kasus-kasus untuk penyakit
yang dapat dicegah dengan imunisasi (tabel 62). Taget sasaran
penurunan kasus penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I)
tertentu tahun 2019 (IIS) sebesar 40%.
Serupa, sepanjang tahun 2018 dan 2017 juga tidak ditemukan kasus-
kasus untuk penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, seperti diferi,
tetanus, dan polio.
9) Penemuan Penderita Deman Berdarah Dengue (DBD)
Demam berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh
virus Dengue dan ditularkan oleh vektor nyamuk Aedes Aegypty.
Indonesia merupakan Negara tropis yang secaa umum mempunyai resiko
terjangkit penyakit DBD, karena vektor penyebabnya yaitu nyamuk
Aedes Aegypti tersebar luas di kawasan pemukimam maupun tempat-
tempat umum, kecuali wilayah yang terletak pada ketinggian lebih dari
1000 meter di atas permukaan laut. Serangan penyakit DBD berimplikasi
luas terhadap kerugian material dan moral berupa berupa biaya rumah
sakit dan pengobatan pasien, kelhilangan produktivitas kerja dan yang
paling fatal adalah kehilangan nyawa. Perjalanan penyakit demam
berdarah dengue (DBD) cepat dan dapat mengakibatkan kematian dalam
waktu singkat. Penyakit ini merupakan penyakit menular yang sering
menimbulkan kejadian luar biasan (KLB) di Indonesia.
Di sepanjang tahun 2019 terdapat 78 kasus DBD yang terjadi seluruh
Desa di Kecamatan Rawalo tanpa terkecuali, dengan angka kesakitan
DBD per 100.000 penduduk sebesar 140,1 (tabel 65). Angka tersebut
sangatlah besar bahkan terdapat 1 jiwa dari Desa Tambaknegara yang
meninggal dunia.
Di sepanjang tahun 2018 terdapat kasus 4 DBD dengan incidence
rate (IR) sebesar 6,8/100.000 penduduk. Sedangkan tahu 2017 terdapat 2
kasus DBD dengan incidence rate (IR) sebesar 3,4/100.000 penduduk.
Kejadian DBD 2019 di Kecamatan Rawalo yang tinggi terjadi karena
mobiltas masyarakat yang cukup tinggi, hygiene sanitasi masyarakat yang
masih kurang dan kegiatan PSN yang masih perlu ditingkatkan.
Dalam rangka menurunkan angka DBD, Pemerintah Kabupaten
Banyumas telah sekian kali mengadakan kegiatan Pemberantasan
Sarang Nyamuk (PSN), yang mana pelaksanaannya dilakukan secara
serentak di seluruh wilayah Kabupaten banyumas.
20
Tiga hal penting dalam upaya pemberantasan DBD adalah 1)
peningkatan surveilans penyakit dan surveilans vektor , 2) diagnosis dini
dan pengobatan dini, 3) peningkatan upaya pemberantasan vektor
penular penyakit DBD. Upaya pemberantasan vektor yang dilaksanakan
di Kecamatan Rawalo adalah melalui pemberantasan sarang nyamuk
(PSN) melalui 3M plus (menguras, menutup dan mengubur) plus menabur
larvasida. Indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat
keberhasilan pelaksanaan PSN adalah angka bebas jentik (ABJ).
10) Malaria
Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi
masalah kesehatan masyarakat yang memiliki dampak pada penurunan
kualitas sumber daya manusia. Penegakkan diagnose yang tepat serta
penanganan yang cepat merupakan salah satu upaya penting dalam
pengendalian vektor potensial.
Penyakit malaria bukan merupakan penyakit endemis tetapi
merupakan kasus-kasus import dari penduduk yang berasal dari daerah
endemis malaria, misalnya penduduk Kecamatan Rawalo yang pernah
tinggal di daerah endemis malaria NTT, Maluku dan Papua.
Angka kesakitan malaria untuk Jawa dan Bali diukur dengan Annual
Parasite Rate Incedence (API). Berdasarkan data laboratorium di tahun
2019 tidak terdapat kasus malaria klinis maupun malaria dengan
klasifikasi pemeriksaan mikroskopik, dan tidak ada keluhan pasien yang
mengarah pada keluhan malaria (tabel 66).
Untuk tahun 2018 dan 2017 juga tidak ditemukan kasus kesakitan
dan kematian akibat malaria.
11) Filarisis
Filariasis adalah sejumlah infeksi yang disebabkan oleh cacing filaria
dan dapat menyerang hewan maupun manusia. Ada banyak jenis parasit
filaria memiliki ratusan jenis, tapi hanya delapan spesies yang dapat
menyebabkan infeksi pada manusia.
Pengelompokan filariasis umumnya dikategorikan menurut lokasi
habitat cacing dewasa dalam tubuh manusia, yaitu filariasis kulit, limfatik,
dan rongga tubuh. Yang akan dibahas lebih detail filariasis limfatik atau
lebih dikenal dengan .istilah kaki gajah atau elefantiasis.
Pada tahun 2019 tidak ditemukan kasus baru filariasis pada
lingkungan Kecamatan Rawalo, hal ini juga sama dengan seperti tahun
2018 dan 2017 yang tidak ditemukan kasus filariasis.
21
b. Penyakit Tidak Menular Yang Diamati
Menjelang akhir tahun 2015, Puskesmas Rawalo mulai menggiatkan
Posbindu (Pos Pembinaan Terpadu). Posbindu merupakan kegiatan deteksi
dini dan pemantauan faktor risiko penyakit tidak menular utama dan
menindaklanjuti secara dini faktor risiko yang ditemukan melalui konseling
kesehatan serta segera merujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan dasar.
Kegiatan diawali dengan sosialisasi kepada seluruh Aparat Desa,
dengan melibatkan seluruh kader kesehatan. Pelaksanaan Posbindu telah
mulai aktif dilaksanakan pada awal tahun 2016 denga dukukangan SDM,
alkes dan sarpras dari masing masing Desa.
Dalam kegiatan Posbindu untuk dilakukan pemeriksaan terhadap
berbagai jenis penyakit tidak menular, seperti hipertensi, obesitas kolesterol,
gula darah dan sebagainya. Jumlah total Posbindu di Kecamatan Rawalo
sebanyak 17 Pos termasuk juga 1 yang berada di Puskesmas Rawalo (tabel
10).
Selain itu, di tahun 2019 Puskesmas Rawalo juga memberikan
layanan diteksi dini kanker Rahim dengan motode IVA bagi wanita usia subur.
Pada tahun 2019 tercatat sebanyak 578 orang tua wanita (usia 30 -50 tahun)
datang memeriksakan diri dan mendapatkan layanan tersebut, atau hanya
sebesar 21,8% dari total penduduk wanita usia 30-50 tahun sebanyak 2.654.
Hingga saat ini belum ditemukan IVA positif maupun adanya tumor/benjolan
(tabel 70).
Sosialisasi tentang kesehatan kanker serviks kepada masyarakat
khususnya kaum wanita untuk lebih ditingkatkan lagi, tujuannya agar lebih
memahami bahaya kanker serviks dan bersedia memeriksakan diri ke
Puskesmas ataupun fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
22
Bila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya maka ditahun 2018 memang
terjadi penurunan kasus. Tahun 2018 tercatat 75 BBLR dari 809 bayi lahir
hidup (9,5%) dan ditahun 2017 didapati 56 BBLR dari 809 bayi lahir hidup
(6,9%).
b. Status Gizi Balita
Berdasarkan hasil kegiatan program gizi pada tahun 2019 sebanyak
3.059 balita 0-59 bulan berhasil ditimbang dan diambil data berdasarkan
Indeks gizi, Berat Badan, dan Tinggi Badan.
Tercatat terdapat balita berstatus Balita Gizi Kurang sebanyak 231
(7,6%), balita pendek 479 (15,7%), dan balita kurus 139 (4,5%).
23
b. Pertolongan Oleh Tenaga Kesehatan
Komplikasi dan kematian pada ibu maternal serta bayi baru lahir sangat
ditentukan dari penolongan persalinan terutama bidan yang mempunyai
kompetensi. Pertolongan persalinan yang tidak dilakukan oleh nakes di
fasilitas kesehatan akan meningkatkan resiko terjadinya komplikasi maupun
kematian pada ibu bersalin maupun bayi.
Dari 818 ibu hamil yang melakukan persalinan, sebanyak 735 orang
(94,1%) ditolong oleh tenaga kesehatan/melakukan persalinan difasilitasi
kesehatan (tabel 23).
Untuk tahun 2018 dari 774 ibu hamil yang melakukan persalinan
sebanyak 789 orang (101,9%), dari jumlah tersebut memang melampaui
target karena sebagian ibu bersalin berasal dari luar wilayah Kecamatan
Rawalo, sedangkan tahun 2017, dari 801 ibu bersalin, seluruhnya (100%)
ditolong oleh tenaga kesehatan.
c. Ibu Nifas
Cakupan pelayanan ibu nifas di tahun 2019 mencapai 94,1% (tabel 23).
Standar pelayanan minimal bidang kesehatan Kabupaten Banyumas tahun
2019 menargetkan 100%.
Sedangkan cakupan tahun 2018 mencapai 101,9%, hal ini dikarenakan
adanya kunjungan sejumlah ibu nifas dari luar wilayah ke Puskesmas Rawalo,
dan cakupan tahun 2017 hanya mencapai 91,8%.
d. Imunisasi Pada Ibu Hamil
Pada tahun 2019 dari 818 ibu hamil di wilayah Kecamatan Rawalo,
terdapat 328 orang (40,1%) telah mendapatkan imunisasi Td4, 559 orang
(68,3%) medapatkan imunisasi Td5, dan sebanyak 887 orang (108,4%) telah
mendapatkan Td2+ (tabel 24).
Sedangkan pada tahun 2018 Dari 883 ibu hamil, 296 orang (35,5) telah
mendapat imunisasi TT-4, 529 orang (63,5%) mendapat imunisasi TT-5, untuk
imunisasi TT2+ sudah jadi satu dengan DPT3.
Pada tahun 2017, 36,9% mendapatkan TT-4; 64,4% mendapatkan
imunisasi TT-5; dan 139% mendapatkan imunisasi TT2+.
e. Imunisasi Pada Wanita Usia Subur Yang Tidak Hamil
Wanita usia subur sebaiknya diimunisasi. Hal ini selain untuk pencegahan
penyakit pada sang ibu, juga pencegahan penyakit pada anak yang dilahirkan.
Pemberian imunisasi dilakukan sejak wanita berusia 19 tahun hingga masa
menoupouse (15-39 tahun). Hal itu karena, masa tersebut adalah masa usia
perempuan melahirkan. Namun seringkali, perempuan umumnya tidak
memiliki catatan imunisasi yang lengkap sejak kecil.
24
Pada tahun 2019 sebanyak 438 wanita usia subur di wilayah Kecamatan
Rawalo telah melakukan imunisasi Td3 (tabel 25). Untuk Desa yang terbanyak
melakukan imunisasi pada wanita usia subur yaitu pada Desa Tambaknegara
sebanyak 71 orang, dan Desa Pesawahan 25 orang merupakan jumlah orang
yang paling sedikit melakukan imunisasi.
f. Cakupan Kunjungan Neonatus
Cakupan kunjungan neonatus dengan komplikasi yang ditangani selama
tahun 2019 sebanyak 735, dengan kunjungan nonatl 1 kali 735 (100%), dan
kunjungan neonatal 3 kali sebanyak 721 (98,1%) (tabel 34).
Sedangkan pada tahun 2018 sebanyak 129 orang (108,6), dari perkiraan
neonatus risiko tinggi/komplikasi sebanyak 119 orang dan penanganan
neonatus dengan komplikasi di tahun 2017 mencapai 97,2%.
g. Cakupan Pemberian Vitamin A
Pemberian kapsul vitamin A merupakan upaya perbaikan gizi masyarakat,
khususnya pada bayi dan balita serta ibu nifas. Pemberian vitamin A ini
sangat bermanfaat untuk menambah daya tahan tubuh, mencegah dari
berbagai penyakit, meningkatkan kecedasan anak dan lain sebagainnya.
Dari total 1.134 bayi umur 6-11 bulan, seluruhnya (100%) mendapat
kapsul vitamin A (tabel 41).
Untuk balita dengan rentang umur 6-59 bulan, seluruh 4.433 orang
(100%) mendapat kapsul vitamin A. Sedangkan untuk anak balita dengan
rentang umur 12-59 bulan, seluruh 3.299 orang (100%) mendapat kapsul
vitamin A sebanyak 2 kali yaitu pada bulan Februari dan Agustus. Target IIS
2019 untuk balita 12-59 bulan mendapat kapsul vitamin A sebesar 100%.
Cakupan pemberian vitamin A pada tahun 2018 dan 2017, untuk bayi dan
balita 100% untuk ibu nifas juga 100%.
h. Pelayanan Keluarga Berencana
Program KB merupakan bagian dari pelayan kesehatan (Upaya
Kesehatan Wajib Puskesmas) yang dilaksanakan untuk pengendalian jumlah
penduduk, penurunan AKI dan AKB dan peningkatan kesejahteran
masyarakat.
Pasangan usia produktif memiliki peranan penting dalam meningkatkan
jumlah penduduk. Wanita usia subur (WUS) berusia antara 15-49 tahun.
Untuk mengatur jarak kehamilan pada WUS dilakukan menggunakan alat
kontrasepsi.
Sepanjang tahun 2019, tercatat ada 8.032 peserta KB aktif (83,1) dari
total 9.667 pasangan usia subur (tabel 28). Sebagai perbandingan,
pencapaian tahun 2018, tercatat ada 7.647 peserta KB aktif (82,3) dari total
25
9.287 pasangan usia subur, dan tahun 2017 sebesar 80,3 % dan tahun 2016
sebesar 75,9%.
i. Penanganan Komplikasi Kebidanan dan Neonatal
Jumlah ibu hamil di Kecamatan Rawalo sebanyak yaitu 818, untuk
perkiraan ibu hamil dengan komplikasi kebidanan 164, sedangkan untuk
penanganan komplikasi kebidanan yaitu sebesar 440 (268,9%).
Adapun angka jumlah lahir hidup bayi laki-laki dan perempuan 735
dengan perkiraan neonatal komplikasi 110, untuk nilai penanganan komplikasi
neonatal 45 (40,8%) (tabel 30).
j. Angka Kematian Neonatal
Angka Kematian Neonatal adalah kematian yang terjadi sebelum bayi
berumur satu bulan atau 28 hari, per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun
tertentu.
Dari jumlah kematian neonatal, bayi, dan balita di Kecamatan Rawalo
terdapat 3 neonatal diantaranya yaitu balita 1 laki-laki dari Desa
Tambaknegara, 1 balita perempuan dari Desa Rawalo, dan 1 bayi perempuan
dari Desa Tipar. (tabel 31)
k. Imunisasi Bayi
Kegitan imunisasi rutin meliputi pemberian imunisasi untuk bayi umur 0-1
tahun (BCG, DPT, Polio, campak HB), imunisasi untuk wanita usia subur/ibu
hamil (TT) dan imunisasi untuk anak sekolah SD (kelas 1 yaitu DT; kelas 2-3
yaitu TT).
Sepanjang tahun 2019 terdapat 700 bayi (surviving infant). Cakupan
imunisasi bayi untuk DPT-HB-Hib3 sebanyak 764 bayi (109,1%). Cakupan
Polio 4* sejumlah 764 bayi (104,1%). Cakupan campak 789 bayi (112,4%).
Cakupan imunisasi dasar lengkap sebesar 790 (112,9%) (tabel 39).
Sepanjang tahun 2018 terdapat 846 bayi. Cakupan imunisasi bayi untuk
DPT-HB3/DPT-HB-Hib3 sebanyak 798 bayi (94%). Cakupan polio 4* sejumlah
798 bayi (94%). Cakupan campak 828 bayi (98%). Cakupan imunisasi dasar
lengkap sebesar 828 (98%).
Dari 799 kelahiran hidupp, cakupan BCG sejumlah 798 bayi (99,87%);
sedangkan cakupan Hb < 7 hari sebanyak 786 bayi (98,37%).
Sedangkan untuk tahun 2017, cakupan imunisasi bayi untuk DPT-
H3/DPT-HB-Hib3 93,6%. Cakupan Polio 4* 93,7%. Cakupan campak 91,5%.
Imunisasi Dasar Lengkap 91,5%. Cakupan BCG 99,87%. Cakupan Hb < 7
hari 98,37%.
26
l. ASI Ekslusif
Dari total 216 bayi baru lahir usia 0 sampai 6 bulan, sejumlah 216 bayi
(80%) mendapatkan ASI Ekslusif, dan dari total 70 bayi baru lahir
mendapatkan IMD* sebanayak 49 balita (70%) (tabel 35).
Bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, tahun 2018 cakupan
bayi yang diberi ASI ekslusif sebesar 58,7% dan tahun 2017 cakupan bayi
yang diberi ASI ekslusif sebesar 56%.
m. Pelayanan Anak Balita
Selama kurun waktu tahun 2019, di Kecamatan Rawalo terdapat 3.017
anak balita (usia 12-59 bulan). Sejumlah 3.303 anak balita (109,5%)
mendapatkan pelayanan kesehatan (minimal 8x) baik Puskesmas, Posyandu
dan PKD (tabel 42). Melebihi 100% karena melayanai anak balita di luar
wilayah.
Sedangkan pada tahun 2018 terdapat 2.978 anak balita (usia 12-59
bulan). Sejumlah 3.521 anak balita (118,2%) mendapatkan pelayanan
kesehatan (minimal 8x) baik Puskesmas, Posyandu dan PKD. Tahun 2017,
>100% balita mendapat pelayanan kesehatan (minimal 8x).
n. Balita Ditimbang (D/S)
Penimbangan merupakan langkah awal dalam kegiatan utama program
perbaikan gizi anak. Hal ini sebagai upaya masyarakat dalam memantau
pertumbuhan dan perkembangan anak.
Pada tahun 2019 tercatat ada 3.650 balita. Dari jumlah tersebut yang
ditimbang 2.936 balita (80,4%) (tabel 43). Bila dibandingkan maka pencapaian
tahun 2018 dinilai mengalami kenaikan yang cukup berarti karena di tahun
2017 tercatat 78,7%dan tahun 2016 tercatat 77,3%.
Pada tahun 2018 tercatat ada 3.712 balita. Dari jumlah tersebut yang
ditimbang 3.114 balita (85%) dan tahun 2016 tercatat 77,3%.
o. Balita Gizi Kurang
Kurang gizi merupakan awal dari berbagai masalah kesehatan balita dan
menjadi salah satu hal yang dapat menghambat tumbuh kembang balita.
Berdasarkan indeks berat badan dan tinggi badan dari jumlah balita 0 –
59 bulan, di tahun 2019 jumlah balita berhasil ditimbang di Kecamatan Rawalo
5.059 dari hasil tersebut ditemukan gizi kurang sebanyak 231 (7,6%), balita
pendek 479 (15,7%), dan balita kurus 139 (4,5%).
p. Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 1 SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA
Penjaringan kesehatan merupakan salah satu bentuk dari pelayanan
kesehatan yang bertujuan untuk mendeteksi dini siswa yang memiliki masalah
27
kesehatan agar segera mendapatkan penanganan sedini mungkin.
Penjaringan kesehatan dilakukan pada peserta didik kelas 1 SD.
Pada tahun 2019 ini jumlah peserta didik kelas 1 SD/MI Kecamatan
Rawalo yang berhasil terjaring dan mendapat pelayanan kesehatan sebanyak
796 anak (100%) dari 30 jumlah kelas. Kelas 7 SMP/Mts Kecamatan Rawalo
yang berhasil terjaring dan mendapat pelayanan kesehatan sebanyak 1.219
anak (100%) dari 9 jumlah kelas. Sedangkan kelas 10 SMA/MA Kecamatan
Rawalo yang berhasil terjaring dan mendapat pelayanan kesehatan
sebanayak 747 anak (100%) dari 8 jumlah kelas.
q. Pelayanan Kesehatan Usia Produktif
Setiap warga negara Indonesia usia 15–59 tahun mendapatkan skrining
kesehatan sesuai standar. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota wajib
memberikan skrining kesehatan sesuai standar pada warga negara usia 15–
59 tahun di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun.
Pelayanan kesehatan usia produktif di Kecamatan Rawalo mencapai
35.311 orang, dengan mendapat pelayanan skrining kesehatan sesuai
standar 27.732 (78,5%). Adapun penduduk usia 15 – 59 beresiko 7.477
(27,9%) (tabel 48).
r. Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut
Berdasarkan data cakupan pelayanan usia lanjut (60 tahun+) tahun 2019
di Kecamatan Rawalo mencapai 8.406 orang. Total sebanyak 5.928 (70.5%)
telah mendapatkan mendapat skrining kesehatan sesuai standar.
Angka tersebut jauh lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah usia lanjut
(60 tahun+) di Kecamatan Rawalo tahun 2017 yang mencapai 15.493 orang.
Sebanyak 9.959 orang (64%) telah mendapatkan pelayanan kesehatan.
Sedangkan pada tahun 2017, sebesar 67% dari total lansia telah
mendapatkan pelayanan kesehatan (tabel 49).
s. Kejadian Luar Biasa (KLB)
Sepanjang tahun 2019 tidak didapati Kejadian Luar Biasa (KLB) di
wilayah kerja Puskesmas Rawalo. Demikian pula pada tahun 2018 dan 2017
juga tidak didapati Kejadian Luar Biasa (KLB) (tabel 63).
t. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
Puskesmas Rawalo menyelenggarakan pelayanan kesehatan gilut,
dimana pada tahun 2019 telah memberikan pelayanan tumpatan gigi tetap
543 kunjungan, pencabutan gigi tetap 192 kunjungan, dengan rasio
tumpatan/pencabutan sebesar 2,8, jumlah kasus gigi 2.010, jumlah kasus
dirujuk 20 (0,01%) (tabel 46).
28
Dibandingkan dengan tahun sebelumnya 2018 pelayanan tumpatan gigi
tetap 485 kunjungan, pencabutan gigi tetap 226 kunjungan, dengan rasio
tumpatan/pencabutan sebesar 2,1. Tahun 2017 pelayanan tumpatan gigi tetap
456 kunjungan, pencabutan gigi tetap 277 kunjungan rasio
tumpatan/pencabutan sebesar 16.
u. UKGS (Usaha Kesehatan Gigi Anak Sekolah)
Pengertian UKGS (Usaha Kesehatan Gigi Anak Sekolah) adalah upaya
kesehatan masyarakat yang ditujukan untuk memelihara kesehatan gigi dan
mulut peserta didik disekolah binaan, yang ditunjang dengan upaya kesehatan
perorangan berupa upaya kuratif bagi individu yang memerlukan perawatan
kesehatan gigi dan mulut.
Untuk pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada anak SD/setingkatnya,
dari total SD/MI sebanyak 33 sekolah mendapat total jumlah murid sebanyak
5.109 siswa, dan murid yang berhasi diperiksa 2.470 siswa (48,3%).
Sedangkan siswa yang perlu mendapatkan perawatan 834, mendapat
perawatan 198 (23,7%) (tabel 47).
Sedangkan pelayanan UKGS tahun 2018, seluruh SD/MI (33 sekolah)
mendapatkan pelayanan gigi. Dari tptal 5.134 anak. Sebanyak 2.568 anak
(50%) telah mendapatkan pemeriksaan kesehatan gigi. Dari 882 anak yang
memerlukan perawatan, 22 diantaranya (25,2%) telah mendapatkan
perawatan.
Untuk tahun 2017, sebanyak 49,5 % anak mendapatkan pemeriksaan.
Dari 851 anak yang memerlukan perawatan 29,8% telah mendapatkan
perawatan.
29
c. Rawat Inap
Puskesmas Rawalo merupakan Puskesmas dengan tempat tidur
perawatan (Puskesmas DTP) dengan jumlah tempat tidur sebanyak 18 buah.
Jumlah kunjungan pada tahun 2019 total sebanyak 2.286 kunjungan,
diantaranya laki-laki 750 perempuan 1536 dengan cakupan kunjungan 4,1%
(tabel 5).
Sedangkan pada tahun 2018 cakupan kunjungan mencapai 3,8% dan
tahun 2017 cakupan kunjungan mencapai 3,9%.
d. Angka Kematian Pasien
Puskesmas Rawalo memiliki 18 tempat tidur. Tahun 2019 aAngka
kematian kasar (Grows Death Rate / GDR sebesar 8,0% dan Nett Death Rate
(NDR) sebesar 0% (tabel 7).
Seangkan tahun 2018 angka kematian kasar (Grows Death Rate / GDR
sebesar 2,3% dan Nett Death Rate (NDR) sebesar 0%, pada tahun 2017 GDR
2,6% dan NDR 0%.
e. Indikator Kinerja Puskesmas
Sepanjang tahun 2019 Puskesmas Rawalo melayani pasien rawat inap
2.264 orang dengan 4.136 hari perawatan. BOR mencapai 63%; BTO 126;
dan TOI 1.
Sedangkan tahun 2018 Puskesmas Rawalo melayani pasien rawat inap
2.221 orang dengan 4.060 hari perawatan. BOR mencapai 60,6%; BTO 10,3;
dan TOI 2,9.
Tahun 2017 jumlah pasien rawat inap sebanyak 2.277 orang dengan
4.293 hari perawatan. BOR 64,1%;BTO 10,5%; TOI 2,8.
30
Perlu digalakkan upaya untuk meningkatkan cakupan rumah tangga ber-
PHBS dengan meningkatkan pembinaan PHBS di rumah tangga dengan
menggerakkan dan memberdayakan keluarga atau anggota rumah tangga untuk
hidup bersih dan hidup sehat melalui penyuluhan baik secara individu maupun
berkelompok agar setiap orang, kelompok atau keluarga tahu, mau dan mampu
menolong diri sendiri di bidang kesehatan. PHBS yang baik merupakan kunci
keberhasilan pembangunan bidang kesehatan karena perilaku merupakan faktor
yang bisa mempengaruhi derajat kesehatan baik individu maupun masyarakat.
7. KEADAAN LINGKUNGAN
a. Sarana Air Minum Yang Dilakukan Pengawasan
Di wilayah kerja Puskesmas Rawalo, diperoleh data mengenai
persentase sarana air minum yang dilakukan pengawasan. Dari total 19
sarana air minum yang berhasil di periksa didapati jumlah sarana air minum
dengan inspeksi kesehatan lingkungan 18, sedangkan jumlah sarana air
minum dengan desiko rendah + sedang 10.
Selain itu ada pula pemeriksaan sarana air minum dengan jumlah
sarana air minum diambil sampel sebanyak 18 (94,7%), dan jumlah sarana air
minum memenuhi syarat sebanyak 10 (55,6%) (tabel 72).
31
Untuk tahun 2017, Desa losari juga menjadi sasaran pelaksanaan
STBM sekaligus sebagai pilot project berikutnya untuk pemberantasan buang
air besar sembarangan.
Desa rawalo, banjarparakan, dan pesawahan menyusul melaksanakan
STBM pada tahun 2018, sekaligus program pemberantasan Buang Air Besar
Sembarangan.
Pada saat ini tahun 2019 STBM terus ditingkatkan, akan tetapi hanya
Desa Banjarparakan masih tetap melaksanakan STBM seperti tahun 2018.
Sedangkan untuk Desa Stop Buang Air Besar Sembarangan sudah
dilaksanakan dihampir seluruh Desa Kecamatan Rawalo kecuali Desa
Sidamulih (tabel 74).
d. Tempat-Tempat Umum
Dari total 226 tempat tempat umum yang bertebaran di Kecamatan
Rawalo (sarana pendidikan, sarana kesehatan dan pasar) telah ditemukan
pemeriksaan persyaratan kesehatan. Diperoleh informasi bahwa 108 (47,8%)
tempat-tempat umum tersebut telah memenuhi persyaratan kesehatan (tabel
75).
Pencapaian ini masih rata-rata bila dibandingkan tahun 2018 total dari
52 tempat umum diperoleh informasi 40 (76%) telah memenuhi persyaratan
kesehatan, sedangkan tahun 2017 sebesar 77%.
e. Tempat Pengelolaan Makanan
Pemeriksaan terhadap tempat-tempat umum dan tempat pengolaan
makanan (TPM) secara berkala meliputi hotel, restoran atau rumah makan,
pasar serta TPM lainya. Pemeriksaan bertujuan untuk menjamin agar tetap
terjaganya kesehatan lingkungan di tempat-tempat yang bersangkutan dan
lingkungan sekitarnya.
Puskesmas Rawalo telah mengadakan pembinaan terhadap 64 tempat-
tempat pengelolaan makanan seperti jasa boga, rumah makan/lestoran, depot
air minum, serta makanan/jajanan. Tercatat sejumlah 26 TPM (40,6%) yang
hingga akhir tahun 2019 telah memenuhi syarat hygiene sanitasi (tabel 76)
Jumlah yang lebih sedikit jika dibandingkan pada tahun 2018 ada
setidaknya 117 yang diperiksa, dan tercatat sejumlah 54 TPM (46%). Capaian
tersebut menunjukan penuruan bila dibandingkan lagi dengan tahun 2017
yang mencapai 65%.
32
8. SUMBER DAYA KESEHATAN
a. Kesediaan Menurut Jenis Obat
Dalam perannya sebagai penyedia layanan kesehatan, Puskesmas
Rawalo mendapatkan bantuan droping obat-obatan dan perbekalan farmasi
dari dinas kesehatan. Selain itu, kebutuhan obat juga dipenuhi dari
pengadaan di Puskesmas, baik pengadaan mlalui e-katalog, maupun
pengadaan secara biasa. Selengkapnya dapat dilihat pada (tabel 6).
b. Posyandu
Posyandu merupakan salah satu upaya kesehatan bersumber daya
(UKBM). Keberadaan Posyandu sampai saat ini masih memiliki peranan yang
sangat penting dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
khususnya pada golongan balita.
Pada tahun 2019 diwilayah kerja Puskesmas Rawalo terdapat 73
Posyandu yang terdiri dari :
- Posyandu Pratama : 0 (0%)
- Posyandu Madya : 12 (16,4%)
- Posyandu Purnama : 27 (37%)
- Posyandu Mandiri : 34 (46%)
Angka posyandu aktif (Posyandu Strata Purnama Dan Mandiri) sebesar
83,6% (61 buah) sedangkan untuk rasio Posyandu per 100 balita sebesar
2 (tabel 10).
c. Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat
Pos Kesehatan Desa (PKD) adalah Upaya Kesehatan Bersumber Daya
Masyarakat (UKBM) yang dibentuk di Desa dalam rangka mendekatkan atau
menyediakan pelayanan kesehatan dasar masyarakat Desa. Pelayanan
pokesdes meliputi upaya promotif, preventif dan kuantif yang dilaksanakan
oleh tenaga kesehatan terutama bidan dengan melibatkan kader atau tenaga
sukarela. Wilayah kerja Puskesmas Rawalo terdiri dari 9 Desa, dan saat ini
telah memiliki 8 PKD (Pos Kesehatan Desa).
Posbindu PTM (Penyakit Tidak Menular), yang juga merupakan
UKBM, adalah bentuk peran serta masyarakat dalam upaya promotif dan
preventif untuk mendeteksi dan pengendalian dini keberadaan faktor resiko
penyakit tidak menular secara terpadu. Tujuan Posbindu PTM adalah
meningkatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan penemuan
faktor resiko PTM. Sedangkan sasarannya adalah kelompok masyarakat
sehat, beresiko dan penyandang PTM atau orang dewasa yang berumur 15
tahun keatas. Antara lain, penyakit tidak menular yang semakin
33
mengkhawatirkan adalah diabetes, hipertensi, obesitas, bahkan penyakit
jantung.
Pada tahun 2019 Posbindu telah berhasil dibentuk di seluruh Desa di
wilayah Kecamatan Rawalo yang berjumlah 17 pos. Hingga akhir tahun,
tercatat 9 Desa yang sudah secara aktif menyelenggarakan program
Posbindu.
d. Desa siaga
Desa siaga merupakan Desa yang penduduknya memiliki kesiapan
sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan
mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan
kesehatan secara mandiri.
Desa siaga aktif merupakan pengembangan dari Desa Siaga, yaitu
Desa atau Kelurahan yang :
1) Penduduknya dapat mengakses dengan mudah pelayanan kesehatan
yang memberikan pelayanan setiap hari melalui Poskesdes, Pustu,
Puskesmas, atau sarana kesehatan lainnya yang ada di wilayah tersebut.
2) Penduduknya mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber Daya
Masyarakat (UKBM) dan melaksanakan surveilans berbasis masyarakat,
kedaruratan kesehatan dan penanggulangan bencana, serta penyehatan
lingkungan sehingga menyarakatnya menerapkan perilaku hidup bersih
dan sehat (PHBS)
Kriteria Desa Siaga Aktif yaitu :
a) Kepedulian Pemerintahan Desa atau Kelurahan dan pemuka
masyarakat terhadap Desa dan Kelurahan siaga aktif yang tercermin
dari keberadaan dan keaktifan forum Desa.
b) Keberadaan Kader Pemberdayaan Masyarakat/kader teknis Desa
Siaga Aktif.
c) Kemudahan akses masyarakat terhadap pelayana kesehatan dasar
yang buka atau memberikan pelayanan setiap hari.
d) Eberadaan UKBM yang dapat melaksanakan (a) penanggulangan
dan kegawat garuratan kesehatan, (b) seurveilans berbasis
masyarakat (c) penyehatan lingkungan.
Saat ini 9 Desa di Kecamatan Rawalo seluruhnya sudah berstatus
sebagai Desa siaga aktif purnama.
34
e. Sumber Daya Manusia (SDM) Puskesmas Rawalo
Puskesmas Rawalo bertugas menyelenggarakan pelayanan masyarakat
di bidang kesehatan yang dapat terlaksana berkat adanya dukungan
sumberdaya manusia yang terdiri dari jenis Tenaga Kesehatan dan Tenaga
Non Kesehatan, berikut adalah rinciannya :
35
f. Anggaran Puskesmas Rawalo
Puskesmas Rawalo pada tahun 2019 telah meyandang status
sebagaimana Badan Layanan Usaha Daerah (BLUD) Penuh. Pendapatan
Puskesmas secara garis besar bersumber dari pendapatan BLUD serta
anggaran APBN (dana BOK) dengan rincian sebagai berikut :
Pagu BLUD : Rp. 4.021.682.000
Dana BOK : Rp. 710.000.000
Pendapatan Puskesmas ini digunakan untuk membiayai seluruh
kegiatan operasional Puskesmas, baik untuk pelayanan kesehatan kepada
masyarakat (promotif / preventif / kuratif) maupun untuk peningkatan mutu.
36
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Profil kesehatan Kecamatan Rawalo disusun berdasarkan hasil kegiatan
sepanjang tahun 2019. Berbagai peningkatan telah dicapai sebagai hasil dari
pembangunan kesehatan, sejalan dengan perbaikan kondisi umum serta keadaan
sosial ekonomi masyarakat Kecamatan Rawalo.
Gambaran tersebut merupakan fakta yang layak dikomunikasikan baik kepada
para penentu kebijakan, kepada pengelola program kesehatan maupun kepada
instansi lintas sektor, serta kepada masyarakat umum yang disajikan dalam format
buku Profil Kesehatan Kecamatan Rawalo.
Oleh karena data dan informasi merupakan sumber daya yang strategis dalam
pelaksanaan manajemen program kesehatan dan lintas sektor maka penyediaan
data dan informasi yang berkualitas sangat diperlukan sebagai bahan masukan
dalam proses pengambilan keputusan dan dalam perencaan program kesehatan.
Di bidang kesehatan penyelenggaraan sistem informasi kesehatan mempunyai
salah satu iuran utama yaitu data dan informasi dalam format buku Profil
Kesehatan. Namun disadari bahwa dalam penyajian sampai saat ini belum dapat
memenuhi segala kebutuhan data dan informasi kesehatan secara optimal. Hal ini
berimplikasi pada kualitas data yang disajikan dalam profil kesehatan ini belum
dapat memenuhi harapan semua pihak namun tetap dapat memberikan gambaran
umum dan menyeluruh tentang seberapa jauh perubahan dan perbaikan keadaan
kesehatan masyarakat yang telah dicapai.
Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan kualitas profil kesehatan
Kecamatan Rawalo, perlu terus dilakukan sesuatu terobosan dalam hal mekanisme
pengumpulan data dan informasi secara cepat dan akurat untuk mengisi
ketidaksediaan data khususnya yang bersumber dari masing-masing pengelola
program serta dari sektor lain yang terkait.
Diharapkan sistem informasi kesehatan telah dapat menerapkan Information
dan Communication Teknology secara maksimal sampai ke tingkat Puskesmas.
B. SASARAN
1. Dari hasil-hasil tersebut diatas, dapat dilihat bahwa masih ada pelaksanaan
program yang belum mencapai hasil yang optimal. Hal tersebut menunjukkan
masih perlunya perhatian dan penanganan yang lebih serius karena
37
pembangunan kesehatan tetap merupakan kebutuhan masyarakat yang perlu
ditingkatkan secara terus menerus sesuai dengan perkembangan
pembangunan nasional.
2. Perlu ditingkatkannya komitmen antara seluruh pemegang program dalam
menyepakati target dan sasaran program ditiap tahunnya.
3. Perlu adanya komitmen dan kerja sama dari semua pihak, baik lintas program
maupun lintas sektor untuk bersama-sama meningkatkan capaian program
sesuai dengan target yang sudah ada, mengingat bahwa keberhasilan
pembangunan kesehatan bukan hanya menjadi tanggung jawab sektor
kesehatan saja, tapi seluruh elemen pemerintah dan masyarakat.
4. Perlu adannya manajemen data yang lebih baik sehingga apa yang disajikan
dalam Profi Kesehatan merupakan sumber informasi yang akurat dan dapat
dipercaya.
5. Perlu meningkatkan kemampuan / keterampilan pengelola data dan pemegang
program dalam mencermati data guna peningkatan validitas data dan tidak
selalu terulang adanya data-data yang tidak akurat.
6. Kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas.
a. Lebih meningkatkan monitoring dan evaluasi terhadap program-program
yang dilaksanakan di Puskesmas, sehingga apabila ada program-program
yang belum dilaksanakan secara optimal bisa dilakukan pembinaan secara
lebih dini.
b. Lebih meningkatkan pelatihan-pelatihan, termasuk kegiatan refresing /
pembinaan untuk petugas pelaksana program sehingga tidak terjadi
program yang tidak berjalan karena ketidaktahuan petugas tentang
pelaksanaan program tersebut.
38
LAMPIRAN
RESUME PROFIL KESEHATAN
KABUPATEN/KOTA BANYUMAS
TAHUN 2019
ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
I GAMBARAN UMUM
1 Luas Wilayah 50 Km2 Tabel 1
2 Jumlah Desa/Kelurahan 9 Desa/Kelurahan Tabel 1
3 Jumlah Penduduk 28.206 27.476 55.682 Jiwa Tabel 2
4 Rata-rata jiwa/rumah tangga 3,2 Jiwa Tabel 1
5 Kepadatan Penduduk /Km2 1121,7 Jiwa/Km2 Tabel 1
6 Rasio Beban Tanggungan 46,2 per 100 penduduk produktif Tabel 2
7 Rasio Jenis Kelamin 102,7 Tabel 2
8 Penduduk 15 tahun ke atas melek huruf 0,0 0,0 0,0 % Tabel 3
9 Penduduk 15 tahun yang memiliki ijazah tertinggi
a. SMP/ MTs 24,6 23,4 24,0 % Tabel 3
b. SMA/ MA 21,8 17,1 19,5 % Tabel 3
c. Sekolah menengah kejuruan 0,0 0,0 0,0 % Tabel 3
d. Diploma I/Diploma II 0,0 0,0 0,0 % Tabel 3
e. Akademi/Diploma III 0,8 0,9 0,9 % Tabel 3
f. S1/Diploma IV 1,9 1,9 1,9 % Tabel 3
g. S2/S3 (Master/Doktor) 0,0 0,0 0,0 % Tabel 3
II SARANA KESEHATAN
II.1 Sarana Kesehatan
10 Jumlah Rumah Sakit Umum 0 RS Tabel 4
11 Jumlah Rumah Sakit Khusus 0 RS Tabel 4
12 Jumlah Puskesmas Rawat Inap 1 Puskesmas Tabel 4
13 Jumlah Puskesmas non-Rawat Inap 0 Puskesmas Tabel 4
14 Jumlah Puskesmas Keliling 1 Puskesmas keliling Tabel 4
15 Jumlah Puskesmas pembantu 1 Pustu Tabel 4
16 Jumlah Apotek 4 Apotek Tabel 4
17 RS dengan kemampuan pelayanan gadar level 1 0,0 % Tabel 6
ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
II.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan
18 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan 57,1 65,3 61,2 % Tabel 5
19 Cakupan Kunjungan Rawat Inap 2,7 5,5 4,1 % Tabel 5
20 Angka kematian kasar/Gross Death Rate (GDR) di RS 8,0 2,6 4,4 per 1.000 pasien keluar Tabel 7
21 Angka kematian murni/Nett Death Rate (NDR) di RS 0,0 0,0 0,0 per 1.000 pasien keluar Tabel 7
22 Bed Occupation Rate (BOR) di RS 63,0 % Tabel 8
23 Bed Turn Over (BTO) di RS 125,8 Kali Tabel 8
24 Turn of Interval (TOI) di RS 1,1 Hari Tabel 8
25 Average Length of Stay (ALOS) di RS 0,1 Hari Tabel 8
26 Puskesmas dengan ketersediaan obat vaksin & essensial 0,0 % Tabel 9
V KESEHATAN KELUARGA
V.1 Kesehatan Ibu
49 Jumlah Lahir Hidup 380 352 732 Orang Tabel 20
50 Angka Lahir Mati (dilaporkan) 2,6 5,6 4,1 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 20
51 Jumlah Kematian Ibu 0 Ibu Tabel 21
52 Angka Kematian Ibu (dilaporkan) #DIV/0! per 100.000 Kelahiran Hidup Tabel 21
53 Kunjungan Ibu Hamil (K1) 108,2 % Tabel 23
54 Kunjungan Ibu Hamil (K4) 94,3 % Tabel 23
55 Ibu hamil dengan imunisasi Td2+ 108,4 % Tabel 24
56 Ibu Hamil Mendapat Tablet Tambah Darah 90 108,2 % Tabel 27
57 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan 94,1 % Tabel 23
58 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan di Fasyankes 94,1 % Tabel 23
59 Pelayanan Ibu Nifas KF3 92,2 % Tabel 23
60 Ibu Nifas Mendapat Vitamin A 94,1 % Tabel 23
61 Penanganan komplikasi kebidanan 268,9 % Tabel 30
62 Peserta KB Aktif 83,1 % Tabel 28
63 Peserta KB Pasca Persalinan #DIV/0! % Tabel 29
ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
V.2 Kesehatan Anak
64 Jumlah Kematian Neonatal 0 2 3 neonatal Tabel 31
65 Angka Kematian Neonatal (dilaporkan) 0,0 5,7 4,1 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 31
66 Jumlah Bayi Mati 1 0 1 bayi Tabel 31
67 Angka Kematian Bayi (dilaporkan) 2,6 0,0 1,4 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 31
68 Jumlah Balita Mati 1 0 1 Balita Tabel 31
69 Angka Kematian Balita (dilaporkan) 2,6 0,0 1,4 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 31
70 Penanganan komplikasi Neonatal 26,2 56,5 40,8 % Tabel 30
71 Bayi baru lahir ditimbang 100,0 100,0 100,0 % Tabel 33
72 Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) 5,2 8,8 6,9 % Tabel 33
73 Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) 100,0 100,0 100,0 % Tabel 34
74 Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) 96,9 99,4 98,1 % Tabel 34
75 Bayi yang diberi ASI Eksklusif 80,0 % Tabel 35
76 Pelayanan kesehatan bayi 100,0 100,0 100,0 % Tabel 36
77 Desa/Kelurahan UCI 100,0 % Tabel 37
78 Cakupan Imunisasi Campak/MR pada Bayi 112,4 113,1 112,7 % Tabel 39
79 Imunisasi dasar lengkap pada bayi 112,4 113,4 112,9 % Tabel 39
80 Bayi Mendapat Vitamin A 100,0 % Tabel 41
81 Anak Balita Mendapat Vitamin A 100,0 % Tabel 41
82 Pelayanan kesehatan balita 112,7 106,1 109,5 % Tabel 42
83 Balita ditimbang (D/S) 79,2 81,8 80,4 % Tabel 43
84 Balita gizi kurang (BB/umur) 7,6 % Tabel 44
85 Balita pendek (TB/umur) 15,7 % Tabel 44
86 Balita kurus (BB/TB) 4,5 Tabel 44
87 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 1 SD/MI 100,0 % Tabel 45
88 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 7 SMP/MTs 100,0 %
Tabel 45
89 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 10 SMA/MA 100,0 %
Tabel 45
90 Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar 100,0 % Tabel 45
ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
V.3 Kesehatan Usia Produktif dan Usia Lanjut
91 Pelayanan Kesehatan Usia Produktif 76,7 80,4 78,5 % Tabel 48
92 Pelayanan Kesehatan Usila (60+ tahun) 49,3 92,2 70,5 % Tabel 49
VI PENGENDALIAN PENYAKIT
VI.1 Pengendalian Penyakit Menular Langsung
93 Persentase orang terduga TBC mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar 100,00 % Tabel 51
94 CNR seluruh kasus TBC 160 per 100.000 penduduk Tabel 51
95 Case detection rate TBC 78,76 % Tabel 51
96 Cakupan penemuan kasus TBC anak 44,25 % Tabel 51
97 Angka kesembuhan BTA+ 0,0 0,0 0,0 % Tabel 52
98 Angka pengobatan lengkap semua kasus TBC 0,0 0,0 0,0 % Tabel 52
99 Angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) semua
kasus TBC 0,0 0,0 0,0 % Tabel 52
100 Jumlah kematian selama pengobatan tuberkulosis 0,0 per 100.000 penduduk Tabel 52
101 Penemuan penderita pneumonia pada balita 24,7 % Tabel 53
102 Puskesmas yang melakukan tatalaksana standar
pneumonia min 60% 1,0 % Tabel 53
103 Jumlah Kasus HIV 2 2 4 Kasus Tabel 54
104 Jumlah Kasus Baru AIDS 0 0 0 Kasus Tabel 55
105 Jumlah Kematian akibat AIDS 0 0 0 Jiwa Tabel 55
106 Persentase Diare ditemukan dan ditangani pada balita 47,8 % Tabel 56
107 Persentase Diare ditemukan dan ditangani pada semua umur 73,0 % Tabel 56
108 Jumlah Kasus Baru Kusta (PB+MB) 0 0 0 Kasus Tabel 57
109 Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) 0 0 0 per 100.000 penduduk Tabel 57
110 Persentase Kasus Baru Kusta anak 0-14 Tahun #DIV/0! % Tabel 58
111 Persentase Cacat Tingkat 0 Penderita Kusta #DIV/0! % Tabel 58
112 Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta #DIV/0! % Tabel 58
113 Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 0,0 per 100.000 penduduk Tabel 58
114 Angka Prevalensi Kusta 0,0 per 10.000 Penduduk Tabel 59
115 Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! % Tabel 60
116 Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! % Tabel 60
ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
VI.2 Pengendalian Penyakit yang Dapat Dicegah dengan
Imunisasi
117 AFP Rate (non polio) < 15 tahun #DIV/0! per 100.000 penduduk <15 tahun Tabel 61
118 Jumlah kasus difteri 0 0 0 Kasus Tabel 62
119 Case fatality rate difteri #DIV/0! % Tabel 62
120 Jumlah kasus pertusis 0 0 0 Kasus Tabel 62
121 Jumlah kasus tetanus neonatorum 0 0 0 Kasus Tabel 62
122 Case fatality rate tetanus neonatorum #DIV/0! % Tabel 62
123 Jumlah kasus hepatitis B 0 0 0 Kasus Tabel 62
124 Jumlah kasus suspek campak 0 0 0 Kasus Tabel 62
125 Insiden rate suspek campak 0,0 0,0 0,0 per 100.000 penduduk Tabel 62
126 KLB ditangani < 24 jam 0,0 % Tabel 63
JUMLAH PERSENTASE
NO VARIABEL LAKI-LAKI+ LAKI-LAKI+
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN
PEREMPUAN PEREMPUAN
1 2 3 4 5 6 7 8
2 PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF 0 0,0 0,0 0,0
PEMILIKAN/PENGELOLA
NO FASILITAS KESEHATAN
KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9
RUMAH SAKIT
1 RUMAH SAKIT UMUM -
2 RUMAH SAKIT KHUSUS -
PUSKESMAS DAN JARINGANNYA
1 PUSKESMAS RAWAT INAP 1 1
- JUMLAH TEMPAT TIDUR 18 18
2 PUSKESMAS NON RAWAT INAP -
3 PUSKESMAS KELILING 1 1
4 PUSKESMAS PEMBANTU 1 1
SARANA PELAYANAN LAIN
1 RUMAH BERSALIN -
2 KLINIK PRATAMA 1 1
3 KLINIK UTAMA -
4 BALAI PENGOBATAN -
5 PRAKTIK DOKTER BERSAMA -
6 PRAKTIK DOKTER UMUM PERORANGAN 7 7
7 PRAKTIK DOKTER GIGI PERORANGAN -
8 PRAKTIK DOKTER SPESIALIS PERORANGAN 2 2
9 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL -
10 BANK DARAH RUMAH SAKIT -
11 UNIT TRANSFUSI DARAH -
12 LABORATORIUM KESEHATAN
SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN
1 INDUSTRI FARMASI -
2 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL -
3 USAHA MIKRO OBAT TRADISIONAL -
4 PRODUKSI ALAT KESEHATAN -
5 PEDAGANG BESAR FARMASI -
6 APOTEK 4 4
7 APOTEK PRB -
8 TOKO OBAT -
9 TOKO ALKES -
JUMLAH KUNJUNGAN PASIEN BARU RAWAT JALAN, RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
KABUPATEN/KOTA BANYUMAS
TAHUN 2019
SUB JUMLAH II 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PERSENTASE RUMAH SAKIT DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I
KABUPATEN BANYUMAS
TAHUN 2019
KABUPATEN/KOTA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 PUSKESMAS RAWALO 18 2.264 4.136 127 63,0 126 1 0
2 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
3 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
4 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
5 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
1 2 4
1 Rawalo √
2 Tambaknegara √
3 Banjarparakan √
4 Menganti √
5 Losari √
6 Sanggreman √
7 Tipar √
8 Pesawahan √
9 Sidamulih √
DOKTER
NO UNIT KERJA DR SPESIALIS a DOKTER UMUM TOTAL DOKTER GIGI
GIGI SPESIALIS
TOTAL
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Puskesmas Rawalo 0 2 1 3 2 1 3 1 1 0 0 1 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 RS ………… 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
dst. (mencakup RS Pemerintah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
dan swasta dan termasuk 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
pula Rumah Bersalin) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
b
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUKb 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
b) Tenaga kesehatan yang bertugas di lebih dari satu tempat, hanya dihitung satu kali
TABEL 12
a
PERAWAT
NO UNIT KERJA BIDAN
L P L+P
1 2 3 4 5 6
1 Puskesmas Rawalo 5 7 12 20
0
0
0
0
0
0
0
0
1 RS ………… 0
dst. (mencakup RS Pemerintah 0
dan swasta dan termasuk 0
pula Rumah Bersalin) 0
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0
b
JUMLAH (KAB/KOTA) 0
b
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 0,0 0,0
JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT, KESEHATAN LINGKUNGAN, DAN GIZI DI FASILITAS KESEHATAN
KABUPATEN BANYUMAS
TAHUN 2019
JUMLAH TENAGA TEKNIK BIOMEDIKA, KETERAPIAN FISIK, DAN KETEKNISAN MEDIK DI FASILITAS KESEHATAN
KABUPATEN BANYUMAS
TAHUN 2019
TENAGA KEFARMASIAN
TENAGA TEKNIS
NO UNIT KERJA APOTEKER TOTAL
KEFARMASIANa
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Puskesmas ……… 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0
0 0 0 0 0
0 0 0 0 0
0 0 0 0 0
0 0 0 0 0
0 0 0 0 0
0 0 0 0 0
0 0 0 0 0
0 0 0 0 0
1 RS ………… 0 0 0 0 0
dst. (mencakup RS Pemerintah 0 0 0 0 0
dan swasta dan termasuk 0 0 0 0 0
pula Rumah Bersalin) 0 0 0 0 0
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0 0 0 0
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 0 0
b
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0
b
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 0,0 0,0 0,0
NON PBI
PERSENTASE DESA YANG MEMANFAATKAN DANA DESA UNTUK KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN BANYUMAS
TAHUN 2019
DESA
NO DESA YG MEMANFAATKAN DANA
JUMLAH %
DESA UNTUK KESEHATAN
1 2 4 5 6
1 Rawalo 2.866.017.970 163.964.000 5,7
2 Tambaknegara 1.340.744.000 21.230.000 1,6
3 Banjarparakan 3.186.156.622 113.716.000 3,6
4 Menganti 2.803.526.207 49.000.000 1,7
5 Losari 1.500.000.000 328.283.000 21,9
6 Sanggreman 1.780.000.000 115.000.000 6,5
7 Tipar 577.088.622 99.442.000 17,2
8 Pesawahan 92.990.000 64.000.000 68,8
9 Sidamulih 1.334.931.000 174.981.000 13,1
JUMLAH KELAHIRAN
HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Rawalo 46 46 49 1 50 95 1 96
2 Tambaknegara 57 1 58 51 51 108 1 109
3 Banjarparakan 47 47 40 40 87 0 87
4 Menganti 21 21 21 21 42 0 42
5 Losari 49 49 46 46 95 0 95
6 Sanggreman 38 38 53 53 91 0 91
7 Tipar 53 53 39 1 40 92 1 93
8 Pesawahan 16 16 17 17 33 0 33
9 Sidamulih 53 53 36 36 89 0 89
KEMATIAN IBU
JUMLAH LAHIR JUMLAH KEMATIAN IBU HAMIL JUMLAH KEMATIAN IBU BERSALIN JUMLAH KEMATIAN IBU NIFAS JUMLAH KEMATIAN IBU
NO DESA
HIDUP < 20 20-34 < 20 20-34 < 20 20-34 < 20 20-34
≥35 tahun JUMLAH ≥35 tahun JUMLAH ≥35 tahun JUMLAH ≥35 tahun JUMLAH
tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Rawalo
2 Tambaknegara
3 Banjarparakan
4 Menganti
5 Losari
6 Sanggreman
7 Tipar
8 Pesawahan
9 Sidamulih
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN) #DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 0
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN PADA IBU HAMIL, IBU BERSALIN, DAN IBU NIFAS MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN BANYUMAS
TAHUN 2019
JUMLAH (KAB/KOTA) 818 885 108,2 771 94,3 781 735 94,1 735 94,1 735 94,1 730 93,5 720 92,2 735 94,1
JUMLAH (KAB/KOTA) 818 0 0,0 0 0,0 0 0,0 328 40,1 559 68,3 887 108,4
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI Td PADA WANITA USIA SUBUR YANG TIDAK HAMIL MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN BANYUMAS
TAHUN 2019
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI Td PADA WANITA USIA SUBUR (HAMIL DAN TIDAK HAMIL) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN BANYUMAS
TAHUN 2019
JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET TAMBAH DARAH (TTD) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN BANYUMAS
TAHUN 2019
PESERTA KB AKTIF
JUMLAH
NO DESA
PUS
KONDOM % SUNTIK % PIL % AKDR % MOP % MOW % IMPLAN % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Rawalo 1.152 52 4,9 479 45,4 96 9,1 177 16,8 5 0,5 91 8,6 149 14,1 1.054 91,5
2 Tambaknegara 1.942 17 1,3 537 40,6 236 17,9 385 29,1 2 0,2 28 2,1 115 8,7 1.322 68,1
3 Banjarparakan 1.013 5 0,5 329 34,0 75 7,7 241 24,9 5 0,5 29 3,0 279 28,8 968 95,6
4 Menganti 523 16 4,7 163 48,2 32 9,5 79 23,4 0 0,0 22 6,5 26 7,7 338 64,6
5 Losari 1.416 8 0,8 578 61,4 140 14,9 113 12,0 1 0,1 52 5,5 49 5,2 942 66,5
6 Sanggreman 1.005 13 1,5 278 31,2 205 23,0 227 25,5 0 0,0 18 2,0 149 16,7 890 88,6
7 Tipar 1.126 36 3,4 371 35,0 234 22,1 200 18,9 1 0,1 64 6,0 152 14,4 1.059 94,0
8 Pesawahan 422 4 1,0 236 58,4 12 3,0 91 22,5 1 0,2 24 5,9 35 8,7 404 95,7
9 Sidamulih 1.068 7 0,7 455 42,4 88 8,2 142 13,2 3 0,3 62 5,8 313 29,2 1.073 100,5
JUMLAH (KAB/KOTA) 9.667 158 2,0 3.426 42,7 1.118 13,9 1.655 20,6 18 0,2 390 4,9 1.267 15,8 8.032 83,1
CAKUPAN DAN PROPORSI PESERTA KB PASCA PERSALINAN MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN BANYUMAS
TAHUN 2019
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0,0 15 7,0 0 0,0 148 69,5 0 0,0 15 7,0 35 16,4 213 #DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA) 818 164 440 268,9 381 354 735 57 53 110 15 26,2 30 56,5 45 40,8
JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN BANYUMAS
TAHUN 2019
JUMLAH KEMATIAN
LAKI - LAKI PEREMPUAN LAKI - LAKI + PEREMPUAN
NO DESA BALITA BALITA BALITA
NEONATAL ANAK JUMLAH NEONATAL ANAK JUMLAH NEONATAL ANAK JUMLAH
a a a
BAYI BAYI BAYI
BALITA TOTAL BALITA TOTAL BALITA TOTAL
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Rawalo 0 1 0 1 0 0 0
2 Tambaknegara 1 1 0 1 1 0 1
3 Banjarparakan 0 0 0 0 0 0
4 Menganti 0 0 0 0 0 0
5 Losari 0 0 0 0 0 0
6 Sanggreman 0 0 0 0 0 0
7 Tipar 0 1 0 1 0 1 0
8 Pesawahan 0 0 0 0 0 0
9 Sidamulih 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 1 0 1 2 0 0 0 3 1 1 1
ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN)
0,0 2,6 0,0 2,6 5,7 0,0 0,0 0,0 4,1 1,4 1,4 1,4
JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN ANAK BALITA MENURUT PENYEBAB UTAMA, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN BANYUMAS
TAHUN 2019
PENYEBAB KEMATIAN NEONATAL (0-28 HARI) PENYEBAB KEMATIAN POST NEONATAL (29 HARI-11 BULAN) PENYEBAB KEMATIAN ANAK BALITA (12-59 BULAN)
TETANUS KELAINAN
NO DESA KELAINAN LAIN- PNEUMO KELAINAN PNEUMO
BBLR ASFIKSIA NEONAT SEPSIS DIARE MALARIA TETANUS SALURAN LAIN-LAIN DIARE MALARIA CAMPAK DEMAM DIFTERI LAIN-LAIN
BAWAAN LAIN NIA SARAF NIA
ORUM CERNA
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
1 Rawalo 1
2 Tambaknegara 1
3 Banjarparakan
4 Menganti
5 Losari
6 Sanggreman
7 Tipar
8 Pesawahan 1 1
9 Sidamulih
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN BANYUMAS
TAHUN 2019
JUMLAH (KAB/KOTA) 381 354 735 381 100,0 354 100,0 735 100,0 20 5,2 31 8,8 51 6,9
JUMLAH (KAB/KOTA) 381 354 735 381 100,0 354 100,0 735 100,0 369 96,9 352 99,4 721 98,1
BAYI BARU LAHIR MENDAPAT IMD* DAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI < 6 BULAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN BANYUMAS
TAHUN 2019
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN BANYUMAS
TAHUN 2019
JUMLAH (KAB/KOTA) 364 336 700 364 100,0 336 100 700 100,0
CAKUPAN DESA/KELURAHAN UNIVERSAL CHILD IMMUNIZATION (UCI) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN BANYUMAS
TAHUN 2019
1 2 4 5 6
1 Rawalo 113 115 101,8
2 Tambaknegara 115 107 93,0
3 Banjarparakan 92 93 101,1
4 Menganti 49 44 89,8
5 Losari 109 97 89,0
6 Sanggreman 91 97 106,6
7 Tipar 100 107 107,0
8 Pesawahan 33 35 106,1
9 Sidamulih 87 94 108,0
CAKUPAN IMUNISASI HEPATITIS B0 (0 -7 HARI) DAN BCG PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN BANYUMAS
TAHUN 2019
BAYI DIIMUNISASI
HB0
JUMLAH LAHIR HIDUP BCG
NO DESA < 24 Jam 1 - 7 Hari
L P L+P L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 Rawalo 46 50 96 7 15,2 8 16,0 15 15,6 35 76,1 45 90,0 80 83,3 49 106,5 52 104,0 101 105,2
2 Tambaknegara 58 51 109 5 8,6 11 21,6 16 14,7 47 81,0 41 80,4 88 80,7 58 100,0 49 96,1 107 98,2
3 Banjarparakan 47 40 87 3 6,4 8 20,0 11 12,6 37 78,7 30 75,0 67 77,0 44 93,6 44 110,0 88 101,1
4 Menganti 21 21 42 18 85,7 18 85,7 36 85,7 1 4,8 1 4,8 2 4,8 20 95,2 20 95,2 40 95,2
5 Losari 49 46 95 3 6,1 6 13,0 9 9,5 41 83,7 36 78,3 77 81,1 49 100,0 48 104,3 97 102,1
6 Sanggreman 38 53 91 31 81,6 47 88,7 78 85,7 0 0,0 0 0,0 0 0,0 46 121,1 57 107,5 103 113,2
7 Tipar 53 40 93 42 79,2 41 102,5 83 89,2 0 0,0 0 0,0 0 0,0 51 96,2 49 122,5 100 107,5
8 Pesawahan 16 17 33 10 62,5 15 88,2 25 75,8 3 18,8 2 11,8 5 15,2 14 87,5 18 105,9 32 97,0
9 Sidamulih 53 36 89 6 11,3 5 13,9 11 12,4 41 77,4 26 72,2 67 75,3 49 92,5 35 97,2 84 94,4
JUMLAH (KAB/KOTA) 381 354 735 125 32,8 159 44,9 284 38,6 205 53,8 181 51,1 386 52,5 380 99,7 372 105,1 752 102,3
CAKUPAN IMUNISASI DPT-HB-Hib 3, POLIO 4*, CAMPAK/MR, DAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN BANYUMAS
TAHUN 2019
BAYI DIIMUNISASI
JUMLAH BAYI
DPT-HB-Hib3 POLIO 4* CAMPAK/MR IMUNISASI DASAR LENGKAP
NO DESA (SURVIVING INFANT)
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 Rawalo 69 42 111 45 65,2 62 147,6 107 96,4 45 65,2 62 147,6 107 96,4 71 102,9 44 104,8 115 103,6 71 102,9 44 104,8 115 103,6
2 Tambaknegara 48 46 94 54 112,5 53 115,2 107 113,8 54 112,5 53 115,2 107 113,8 55 114,6 52 113,0 107 113,8 55 114,6 53 115,2 108 114,9
3 Banjarparakan 44 40 84 56 127,3 38 95,0 94 111,9 56 127,3 38 95,0 94 111,9 58 131,8 35 87,5 93 110,7 58 131,8 35 87,5 93 110,7
4 Menganti 15 19 34 22 146,7 19 100,0 41 120,6 22 146,7 19 100,0 41 120,6 18 120,0 26 136,8 44 129,4 18 120,0 26 136,8 44 129,4
5 Losari 46 35 81 51 110,9 51 145,7 102 125,9 51 110,9 51 145,7 102 125,9 51 110,9 46 131,4 97 119,8 51 110,9 46 131,4 97 119,8
6 Sanggreman 37 50 87 40 108,1 57 114,0 97 111,5 40 108,1 57 114,0 97 111,5 40 108,1 57 114,0 97 111,5 40 108,1 57 114,0 97 111,5
7 Tipar 57 50 107 68 119,3 43 86,0 111 103,7 68 119,3 43 86,0 111 103,7 51 89,5 56 112,0 107 100,0 51 89,5 56 112,0 107 100,0
8 Pesawahan 11 23 34 15 136,4 13 56,5 28 82,4 15 136,4 13 56,5 28 82,4 15 136,4 20 87,0 35 102,9 15 136,4 20 87,0 35 102,9
9 Sidamulih 37 31 68 42 113,5 35 112,9 77 113,2 42 113,5 35 112,9 77 113,2 50 135,1 44 141,9 94 138,2 50 135,1 44 141,9 94 138,2
JUMLAH (KAB/KOTA) 364 336 700 393 108,0 371 110,4 764 109,1 393 108,0 371 110,4 764 109,1 409 112,4 380 113,1 789 112,7 409 112,4 381 113,4 790 112,9
CAKUPAN IMUNISASI LANJUTAN DPT-HB-Hib 4 DAN CAMPAK/MR2 PADA ANAK USIA DIBAWAH DUA TAHUN (BADUTA)
MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN BANYUMAS
TAHUN 2019
BADUTA DIIMUNISASI
JUMLAH BADUTA DPT-HB-Hib4 CAMPAK/MR2
NO DESA
L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Rawalo 60 57 117 63 105,0 52 91,2 115 98,3 59 98,3 52 91,2 111 94,9
2 Tambaknegara 56 45 101 61 108,9 55 122,2 116 114,9 72 128,6 43 95,6 115 113,9
3 Banjarparakan 40 52 92 48 120,0 40 76,9 88 95,7 55 137,5 36 69,2 91 98,9
4 Menganti 23 15 38 25 108,7 15 100,0 40 105,3 25 108,7 15 100,0 40 105,3
5 Losari 52 57 109 65 125,0 54 94,7 119 109,2 52 100,0 57 100,0 109 100,0
6 Sanggreman 48 38 86 34 70,8 34 89,5 68 79,1 28 58,3 30 78,9 58 67,4
7 Tipar 45 55 100 51 113,3 54 98,2 105 105,0 40 88,9 39 70,9 79 79,0
8 Pesawahan 15 21 36 22 146,7 23 109,5 45 125,0 20 133,3 20 95,2 40 111,1
9 Sidamulih 40 36 76 45 112,5 29 80,6 74 97,4 49 122,5 31 86,1 80 105,3
JUMLAH (KAB/KOTA) 379 376 755 414 109,2 356 94,7 770 102,0 400 105,5 323 85,9 723 95,8
CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI DAN ANAK BALITA MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN BANYUMAS
TAHUN 2019
BAYI 6-11 BULAN ANAK BALITA (12-59 BULAN) BALITA (6-59 BULAN)
NO DESA MENDAPAT VIT A MENDAPAT VIT A MENDAPAT VIT A
JUMLAH BAYI JUMLAH JUMLAH
S % S % S %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Rawalo 149 149 100,0 470 470 100,0 619 619 100,0
2 Tambaknegara 165 165 100,0 470 470 100,0 635 635 100,0
3 Banjarparakan 117 117 100,0 336 336 100,0 453 453 100,0
4 Menganti 60 60 100,0 196 196 100,0 256 256 100,0
5 Losari 193 193 100,0 492 492 100,0 685 685 100,0
6 Sanggreman 135 135 100,0 374 374 100,0 509 509 100,0
7 Tipar 149 149 100,0 374 374 100,0 523 523 100,0
8 Pesawahan 49 49 100,0 167 167 100,0 216 216 100,0
9 Sidamulih 117 117 100,0 420 420 100,0 537 537 100,0
JUMLAH (KAB/KOTA) 1.134 1.134 100,0 3.299 3.299 100,0 4.433 4.433 100,0
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN BANYUMAS
TAHUN 2019
1 Rawalo 230 252 482 214 93,0 225 89,3 439 91,1
2 Tambaknegara 217 202 419 282 130,0 232 114,9 514 122,7
3 Banjarparakan 143 144 287 141 98,6 108 75,0 249 86,8
4 Menganti 100 80 180 91 91,0 78 97,5 169 93,9
5 Losari 231 227 458 216 93,5 222 97,8 438 95,6
6 Sanggreman 172 136 308 197 114,5 150 110,3 347 112,7
7 Tipar 176 177 353 299 169,9 280 158,2 579 164,0
8 Pesawahan 67 78 145 91 135,8 80 102,6 171 117,9
9 Sidamulih 212 173 385 213 100,5 184 106,4 397 103,1
JUMLAH (KAB/KOTA) 1.548 1.469 3.017 1.744 112,7 1.559 106 3.303 109,5
BALITA
DITIMBANG
NO DESA JUMLAH SASARAN BALITA (S)
JUMLAH (D) % (D/S)
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Rawalo 277 246 523 235 210 445 84,8 85,4 85,1
2 Tambaknegara 254 252 506 197 215 412 77,6 85,3 81,4
3 Banjarparakan 214 159 373 175 136 311 81,8 85,5 83,4
4 Menganti 117 98 215 103 88 191 88,0 89,8 88,8
5 Losari 298 253 551 180 163 343 60,4 64,4 62,3
6 Sanggreman 218 202 420 172 156 328 78,9 77,2 78,1
7 Tipar 212 217 429 164 179 343 77,4 82,5 80,0
8 Pesawahan 89 87 176 81 75 156 91,0 86,2 88,6
9 Sidamulih 253 204 457 223 184 407 88,1 90,2 89,1
JUMLAH (KAB/KOTA) 1.932 1.718 3.650 1.530 1.406 2.936 79,2 81,8 80,4
STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEKS BB/U, TB/U, DAN BB/TB MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN BANYUMAS
TAHUN 2019
JUMLAH (KAB/KOTA) 3.059 231 7,6 3.059 479 15,7 3.059 139 4,5
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN PESERTA DIDIK SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA SERTA USIA PENDIDIKAN DASAR MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN BANYUMAS
TAHUN 2019
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 Rawalo 148 148 100,0 55 55 100,0 104 104 100,0 1.091 1.091 100,0 6 6 100,0 1 1 100,0 1 1 100,0
2 Tambaknegara 89 89 100,0 226 226 100,0 159 159 100,0 1.257 1.257 100,0 4 4 100,0 1 1 100,0 1 1 100,0
3 Banjarparakan 81 81 100,0 251 251 100,0 36 36 100,0 926 926 100,0 3 3 100,0 2 2 100,0 2 2 100,0
4 Menganti 38 38 100,0 235 235 100,0 0 0 #DIV/0! 967 967 100,0 1 1 100,0 1 1 100,0 0 0 #DIV/0!
5 Losari 103 103 100,0 48 48 100,0 0 0 #DIV/0! 981 981 100,0 4 4 100,0 1 1 100,0 0 0 #DIV/0!
6 Sanggreman 87 87 100,0 0 0 #DIV/0! 0 0 #DIV/0! 840 840 100,0 5 5 100,0 0 0 #DIV/0! 0 0 #DIV/0!
7 Tipar 118 118 100,0 91 91 100,0 0 0 #DIV/0! 537 537 100,0 4 4 100,0 1 1 100,0 0 0 #DIV/0!
8 Pesawahan 42 42 100,0 171 171 100,0 448 448 100,0 765 765 100,0 2 2 100,0 1 1 100,0 4 4 100,0
9 Sidamulih 90 90 100,0 142 142 100,0 0 0 #DIV/0! 740 740 100,0 1 1 100,0 1 1 100,0 0 0 #DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA) 796 796 100,0 1.219 1.219 100,0 747 747 100,0 8.104 8.104 100,0 30 30 100,0 9 9 100,0 8 8 100,0
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN BANYUMAS
TAHUN 2019
JUMLAH (KAB/ KOTA) 33 33 100,0 33 100,0 2.645 2.464 5.109 1.305 49,3 1.165 47,3 2.470 48,3 449 385 834 116 25,8 82 21,3 198 23,7
PELAYANAN KESEHATAN USIA PRODUKTIF MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN BANYUMAS
TAHUN 2019
LAKI-LAKI +
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
PEREMPUAN
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Rawalo 3.108 2.909 6.017 2.278 73,3 2.325 79,9 4.603 76,5 654 28,7 738 31,7 1.392 30,2
2 Tambaknegara 3.439 3.266 6.705 2.457 71,4 2.573 78,8 5.030 75,0 471 19,2 556 21,6 1.027 20,4
3 Banjarparakan 1.509 1.468 2.977 1.125 74,6 1.042 71,0 2.167 72,8 325 28,9 367 35,2 692 31,9
4 Menganti 1.025 934 1.959 935 91,2 774 82,9 1.709 87,2 273 29,2 311 40,2 584 34,2
5 Losari 1.925 1.831 3.756 1.472 76,5 1.431 78,2 2.903 77,3 367 24,9 473 33,1 840 28,9
6 Sanggreman 1.797 2.093 3.890 1.336 74,3 1.840 87,9 3.176 81,6 351 26,3 520 28,3 871 27,4
7 Tipar 2.194 2.074 4.268 1.873 85,4 1.676 80,8 3.549 83,2 383 20,4 562 33,5 945 26,6
8 Pesawahan 869 1.007 1.876 746 85,8 737 73,2 1.483 79,1 212 28,4 248 33,6 460 31,0
9 Sidamulih 1.968 1.895 3.863 1.458 74,1 1.654 87,3 3.112 80,6 478 32,8 458 27,7 936 30,1
JUMLAH (KAB/KOTA) 17.834 17.477 35.311 13.680 76,7 14.052 80,4 27.732 78,5 3.514 25,7 4.233 30,1 7.747 27,9
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN BANYUMAS
TAHUN 2019
JUMLAH (KAB/KOTA) 4.250 4.156 8.406 2.096 49,3 3.832 92,2 5.928 70,5
PUSKESMAS
MELAKSANAKAN MELAKSANAKAN
NO KECAMATAN MELAKSANAKAN MELAKSANAKAN
MELAKSANAKAN MELAKSANAKAN PENJARINGAN PENJARINGAN
KEGIATAN PENJARINGAN
KELAS IBU HAMIL ORIENTASI P4K KESEHATAN KELAS 7 KESEHATAN KELAS 1,
KESEHATAN REMAJA KESEHATAN KELAS 1
DAN 10 7, 10
1 2 4 5 6 7 8 9
1 Rawalo v v v v v
2 Tambaknegara v v v v v v
3 Banjarparakan v v v v v
4 Menganti v v v v v v
5 Losari v v v v v
6 Sanggreman v v v v v
7 Tipar v v v v v
8 Pesawahan v v v v v v
9 Sidamulih v v v v v v
JUMLAH (KAB/KOTA) 9 9 4 9 9 9
PERSENTASE #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF!
Sumber:
catatan: diisi dengan tanda "V"
TABEL 51
JUMLAH TERDUGA TUBERKULOSIS, KASUS TUBERKULOSIS, KASUS TUBERKULOSIS ANAK, CASE NOTIFICATION RATE (CNR) PER 100.000 PENDUDUK
DAN CASE DETECTION RATE (CDR) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN BANYUMAS
TAHUN 2019
JUMLAH TERDUGA
JUMLAH SEMUA KASUS TUBERKULOSIS
TUBERKULOSIS YANG KASUS
NO KECAMATAN MENDAPATKAN LAKI-LAKI PEREMPUAN TUBERKULOSIS
LAKI-LAKI +
PELAYANAN SESUAI ANAK 0-14 TAHUN
JUMLAH % JUMLAH % PEREMPUAN
STANDAR
1 2 4 5 6 7 8 9 10
ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP SERTA KEBERHASILAN PENGOBATAN TUBERKULOSIS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN BANYUMAS
TAHUN 2019
L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
1 Rawalo
2 Tambaknegara
3 Banjarparakan
4 Menganti
5 Losari
6 Sanggreman
7 Tipar
8 Pesawahan
9 Sidamulih
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN BANYUMAS
TAHUN 2019
BALITA BATUK ATAU KESUKARAN BERNAPAS REALISASI PENEMUAN PENDERITA PNEUMONIA PADA BALITA
HIV
NO KELOMPOK UMUR
PROPORSI KELOMPOK
L P L+P
UMUR
1 2 3 4 5 6
1 ≤ 4 TAHUN 0 0,0
2 5 - 14 TAHUN 0 0,0
3 15 - 19 TAHUN 0 0,0
4 20 - 24 TAHUN 0 0,0
5 25 - 49 TAHUN 2 2 4 100,0
6 ≥ 50 TAHUN 0 0,0
JUMLAH (KAB/KOTA) 2 2 4
Jumlah orang dengan risiko terinfeksi HIV yang mendapatkan pelayanan sesuai standar 881
Persentase orang dengan risiko terinfeksi HIV mendapatkan pelayanan deteksi dini HIV sesuai standar 86,0
JUMLAH KASUS DAN KEMATIAN AKIBAT AIDS MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR
KABUPATEN BANYUMAS
TAHUN 2019
KASUS BARU AIDS KASUS KUMULATIF AIDS JUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDS
PROPORSI PROPORSI
NO KELOMPOK UMUR
L P L+P KELOMPOK L P L+P KELOMPOK L P L+P
UMUR UMUR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 < 1 TAHUN
2 1 - 4 TAHUN
3 5 - 14 TAHUN
4 15 - 19 TAHUN
5 20 - 29 TAHUN
6 30 - 39 TAHUN
7 40 - 49 TAHUN
8 50 - 59 TAHUN
9 ≥ 60 TAHUN
10 TIDAK DIKETAHUI
JUMLAH (KAB/KOTA)
KASUS DIARE YANG DILAYANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN BANYUMAS
TAHUN 2019
DIARE
JUMLAH TARGET MENDAPAT ZINC
DILAYANI MENDAPAT ORALIT
PENEMUAN
NO DESA JUMLAH PENDUDUK SEMUA UMUR BALITA SEMUA UMUR BALITA BALITA
SEMUA
BALITA JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
UMUR
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Rawalo 8.251 223 81 209 93,8 31 38,1 209 100,0 31 100,0 31 100,0
2 Tambaknegara 9.897 267 71 154 57,6 30 42,5 154 100,0 30 100,0 30 100,0
3 Banjarparakan 5.692 154 48 126 82,0 32 66,1 126 100,0 32 100,0 32 100,0
4 Menganti 3.691 100 30 92 92,3 27 89,0 92 100,0 27 100,0 27 100,0
5 Losari 7.002 189 77 149 78,8 30 38,9 149 100,0 30 100,0 30 100,0
6 Sanggreman 6.994 189 52 103 54,5 25 48,1 103 100,0 25 100,0 25 100,0
7 Tipar 7.507 203 60 170 83,9 29 48,7 170 100,0 29 100,0 29 100,0
8 Pesawahan 3.031 82 24 87 106,3 19 77,7 87 100,0 19 100,0 13 68,4
9 Sidamulih 7.221 195 65 78 40,0 20 30,8 78 100,0 25 125,0 25 125,0
JUMLAH (KAB/KOTA) 59.286 1.601 509 1.168 73,0 243 47,8 1.168 100,0 248 102,1 242 99,6
ANGKA KESAKITAN DIARE PER 1.000 PENDUDUK 270 843
KASUS BARU
NO KECAMATAN PUSKESMAS Pausi Basiler (PB)/ Kusta kering Multi Basiler (MB)/ Kusta Basah PB + MB
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Rawalo
2 Tambaknegara
3 Banjarparakan
4 Menganti
5 Losari
6 Sanggreman
7 Tipar
8 Pesawahan
9 Sidamulih
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PROPORSI JENIS KELAMIN #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE ) PER 100.000 PENDUDUK 0,0 0,0 0,0
KASUS BARU KUSTA CACAT TINGKAT 0, CACAT TINGKAT 2, PENDERITA KUSTA ANAK<15 TAHUN,
MENURUT KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN BANYUMAS
TAHUN 2019
KASUS BARU
PENDERITA
KUSTA
ANAK<15
PENDERITA KUSTA ANAK
NO DESA PENDERITA CACAT TINGKAT 0 CACAT TINGKAT 2 TAHUN
<15 TAHUN
KUSTA DENGAN
CACAT
TINGKAT 2
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Rawalo
2 Tambaknegara
3 Banjarparakan
4 Menganti
5 Losari
6 Sanggreman
7 Tipar
8 Pesawahan
9 Sidamulih
JUMLAH KASUS TERDAFTAR DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT TIPE/JENIS, JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN BANYUMAS
TAHUN 2019
KASUS TERDAFTAR
NO KECAMATAN PUSKESMAS Pausi Basiler/Kusta kering Multi Basiler/Kusta Basah JUMLAH
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Rawalo
2 Tambaknegara
3 Banjarparakan
4 Menganti
5 Losari
6 Sanggreman
7 Tipar
8 Pesawahan
9 Sidamulih
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 0 0 0 0
ANGKA PREVALENSI PER 10.000 PENDUDUK 0,0
PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT (RELEASE FROM TREATMENT/RFT) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN BANYUMAS
TAHUN 2019
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0
AFP RATE (NON POLIO) PER 100.000 PENDUDUK USIA < 15 TAHUN #DIV/0!
JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN BANYUMAS
TAHUN 2019
1 Rawalo 0 0 0 0 0
2 Tambaknegara 0 0 0 0 0
3 Banjarparakan 0 0 0 0 0
4 Menganti 0 0 0 0 0
5 Losari 0 0 0 0 0
6 Sanggreman 0 0 0 0 0
7 Tipar 0 0 0 0 0
8 Pesawahan 0 0 0 0 0
9 Sidamulih 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
CASE FATALITY RATE (%) #DIV/0! #DIV/0!
INSIDENS RATE SUSPEK CAMPAK 0,0 0,0 0,0
KLB DI DESA/KELURAHAN
NO DESA
JUMLAH DITANGANI <24 JAM %
1 2 4 5 6
1 Rawalo
2 Tambaknegara
3 Banjarparakan
4 Menganti
5 Losari
6 Sanggreman
7 Tipar
8 Pesawahan
9 Sidamulih
JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
KABUPATEN BANYUMAS
TAHUN 2019
KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN BANYUMAS
TAHUN 2019
KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN BANYUMAS
TAHUN 2019
MALARIA
KONFIRMASI LABORATORIUM POSITIF MENINGGAL CFR
% KONFIRMASI %
NO DESA RAPID PENGOBATA
SUSPEK MIKROSKOPI LABORATORIU PENGOBATA
DIAGNOSTIC TOTAL L P L+P N STANDAR L P L+P L P L+P
S M N STANDAR
TEST (RDT)
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 Rawalo
2 Tambaknegara
3 Banjarparakan
4 Menganti
5 Losari
6 Sanggreman
7 Tipar
8 Pesawahan
9 Sidamulih
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PELAYANAN KESEHATAN PENDERITA HIPERTENSI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN BANYUMAS
TAHUN 2019
LAKI-LAKI +
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
PEREMPUAN
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Rawalo 2.748 2.628 5.376 957 34,8 1.359 51,7 2.316 43,1
2 Tambaknegara 3.019 3.397 6.416 1.142 37,8 2.388 70,3 3.530 55,0
3 Banjarparakan 1.877 1.880 3.757 769 41,0 1.259 67,0 2.028 54,0
4 Menganti 1.306 1.205 2.511 526 40,3 820 68,1 1.346 53,6
5 Losari 2.337 2.284 4.621 1.012 43,3 1.241 54,3 2.253 48,8
6 Sanggreman 2.291 2.256 4.547 1.132 49,4 1.472 65,2 2.604 57,3
7 Tipar 2.473 2.448 4.922 1.023 41,4 1.684 68,8 2.707 55,0
8 Pesawahan 1.003 994 1.997 615 61,3 723 72,7 1.338 67,0
9 Sidamulih 2.386 2.350 4.736 897 37,6 1.459 62,1 2.356 49,7
JUMLAH (KAB/KOTA) 19.442 19.442 38.884 8.073 41,5 12.405 63,8 20.478 52,7
PELAYANAN KESEHATAN PENDERITA DIABETES MELITUS (DM) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN BANYUMAS
TAHUN 2019
CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE IVA DAN KANKER PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN KLINIS (SADANIS)
MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN BANYUMAS
TAHUN 2019
PELAYANAN KESEHATAN ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA (ODGJ) BERAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN BANYUMAS
TAHUN 2019
JUMLAH KK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI YANG LAYAK (JAMBAN SEHAT) MENURUT KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN BANYUMAS
TAHUN 2019
PERSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM (TTU) MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN BANYUMAS
TAHUN 2019
JUMLAH (KAB/KOTA) 30 9 8 6 0 171 2 226 21 70,0 5 55,6 4 50,0 1 16,7 0 #DIV/0! 75 43,9 2 100,0 108 47,8
TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN (TPM) MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN BANYUMAS
TAHUN 2019