Anda di halaman 1dari 70

Gizi Buruk

Listya Eko Wulandari


MASALAH KURANG GIZI DALAM SIKLUS KEHIDUPAN

IMR, perkemb mental,


risiko penyakit kronis
pada usia dewasa
Tumbuh
USIA LANJUT kembang
KURANG GIZI terhambat

BBLR
BALITA KEP

K EK
S
WU K EK
U MIL AN BB REMAJA &
B
N AIK AH) USIA SEKOLAH
(KE END
R

Sumber : Gangguan Pertumbuhan,


Nutrition Throughout The MMR meningkat prestasi & produktivitas
Life Cycle. 1999
Kurang/ rendah
PENYEBAB MASALAH KURANG GIZI
STATUS GIZI

ASUPAN GIZI PENYAKIT INFEKSI Penyebab


Langsung

Ketersediaan Pelayanan
Perilaku/asuhan Penyebab
Pangan tingkat Kesehatan
Ibu dan Anak Tak
Rumah Tangga & sanitasi Langsung

KEMISKINAN, PENDIDIKAN RENDAH, Masalah


KETERSEDIANAN PANGAN, KESEMPATAN KERJA Utama

KRISIS EKONOMI, POLITIK DAN Masalah


SOSIAL Dasar
3
Sumber : The State of the World Children , UNICEF, 1998
Kriteria diagnosis
Indikator <6 6-59 >59
bulan bulan bulan
BB/TB <- 3 SD* √ √

LLA <115 mm* √

BMI/U <-3 SD* √


Edema bilateral √ √

* WHO Child Growth Standard 2006


Kriteria diagnosis

“Visible severe wasting”


(anak tampak sangat kurus) tidak lagi
digunakan untuk mendiagnosis
gizi buruk, karena tidak dapat
menjadi kriteria diagnostik tunggal
yang valid

(masih dianjurkan untuk diperiksa,


untuk mendeteksi komplikasi medis)
Klasifikasi Gizi Buruk

Panduan WHO tidak membedakan


MAB menjadi:
• marasmus
• kwashiorkor
• marasmic-kwashiorkor
Anjuran cara merujuk
Petugas lapangan (posyandu)
terlatih mengukur LLA dan bilateral
pitting edema

Petugas puskesmas/ RS mengukur


LLA dan BB/TB serta memeriksa bilateral
pitting edema

Petugas puskesmas/ RS menentukan


anak menderita gizi buruk/ tidak dan memerlukan
rawat inap atau rawat jalan
Anak 6-59 bulan
Indikasi rawat inap gizi buruk
• dengan kelainan medis, atau
• edema berat (+++), atau
• nafsu makan turun, atau
• dengan satu atau lebih
“danger sign versi IMCI”

* kejang
kesadaran menurun
tidak mau minum
memuntahkan segalanya
Derajat edema

Derajat I : kedalaman 1- 3 mm dengan waktu kembali


3 detik
Derajat II : kedalaman 3-5 mm dengan waktu kembali
5 detik
Derajat III : kedalaman 5-7 mm dengan waktu kembali
7 detik
Derajat IV : kedalaman 7 mm atau lebih dengan waktu
kembali 7 detik
Indikasi rawat jalan gizi buruk

• Bilateral pitting edema +/++


• Tanpa komplikasi medis
• Masih mau makan
T h e s e s t e p s a r e a c c o m p lis h e d in t w o p h a s e s : a n in it ia l s t a b ilis a t io n p h a s e
w h e r e t h e a c u t e m e d ic a l c o n d it io n s a r e m a n a g e d ; a n d a lo n g e r r e h a b i l i t a t i o n
p h a s e . N o te t h a t t r e a tm e n t p r o c e d u r e s a r e s im ila r f o r m a r a s m u s a n d
Fase tata laksana (10 langkah)
k w a s h io r k o r . T h e a p p r o x im a t e tim e - s c a le is g iv e n in th e b o x b e lo w :

P HA S E
S T A B IL IS A T IO N R E H A B IL I T A T I O N

S te p D a y s 1 -2 D a y s 3 -7 W e e k s 2 -6

1. H y p o g ly c a e m ia
2. H y p o t h e r m ia
3. D e h y d r a tio n
4. E le c t r o ly t e s
5. I n f e c t io n
n o ir o n w it h ir o n
6. M ic r o n u t r ie n t s
7. C a u t io u s f e e d in g
8. C a tc h -u p g ro w th
9. S e n s o r y s t im u l a t i o n
10. P r e p a r e fo r f o llo w - u p
Hipoglikemia*
• Hipoglikemia (+) atau tidak diukur,
dan penderita sadar  berikan
glukose 10% 50 ml/ sukrose 50 ml**
atau F-75 dosis pertama***
secara oral/NGT

* Gula darah sewaktu <3 mmol/l atau 54 mg/dl


** 1 sendok the gula pasir dalam 3,5 sendok makan air
STEP 1 *** 11 ml/kg F-75
Hipoglikemia*
• Hipoglikemia (+) atau tidak diukur,
penderita tidak sadar  berikan
glukose 10%, 5 ml/kg IV, atau
glukose 10%, 50 ml NGT, atau
sukrose, 50 ml NGT
• Pemeriksaan gula darah diulang
setiap 30 menit dan bila masih
hipoglikemia pemberian gula atau
F-75 dilanjutkan
STEP 1
Hipotermia*
Hipotermia atau tidak diukur 
• menyelimuti dan menutupi kepala
dengan topi,
• mendekatkan pada lampu
penghangat (tidak boleh dengan
air panas dalam botol),
• skin to skin contact dengan ibu
atau pengasuh
STEP 2 * Suhu aksilar <35°C, ukur dengan termometer
rektal  suhu <35,5°C
Hipotermia*
• suhu badan perlu diperhatikan
apalagi waktu malam hari
• anak harus dalam kondisi kering
(gantilah popok yang basah)
• jangan dimandikan
• hindari pemeriksaan tubuh lama
dengan membuka baju
• bayi sebaiknya tidur dengan ibu
• suhu badan diukur setiap 2 jam
STEP 2
sampai normal
Manajemen cairan pada Gizi Buruk
• Bila anak menderita dehidrasi
(tidak berat atau berat) tanpa syok,
diberikan rehidrasi dengan ReSoMal
5-10 ml/kg/jam sampai maksimum
12 jam secara oral/NGT pelan-pelan
• Oralit WHO (Na 75 mmol/l) tidak
boleh digunakan pada anak gizi buruk
dengan dehidrasi, kecuali pada
kasus kolera dan diare cair berat
STEP 3
Managemen cairan pada gizi buruk
• Bila tidak tersedia, ReSoMal dapat
diganti dengan oralit WHO
diencerkan 2 kali dengan ditambah
kalium dan glukose*

* Larutkan 1 sachet oralit untuk 1000 ml


Dengan air 1000 ml + mineral mix
40 ml + 50 g gula pasir

STEP 3
Syok pada gizi buruk
• Prinsip tatalaksana (oksigen, jalan
nafas) sama dengan anak bukan
gizi buruk
• Satu-satunya indikasi cairan IV ialah
pada kasus syok hipovolemik/ septik*
dengan kesadaran menurun
(disingkirkan syok kardiogenik)

* Ada tanda dehidrasi, tanpa diare, ada


STEP 3 hipotermia, hipoglikemia, edema +
tanda dehidrasi
Syok pada gizi buruk
Prioritas cairan (sesuai urutan):
1. Half strength Darrow’s solution+5%dextrose
2. Ringer lactate + 5% dextrose
3. D5% ½ S (dextrose 5% + NaCl 0,45%)
Diberikan cairan di atas 15 ml/kg/jam
Dipantau setiap 5-10 menit tanda overhidrasi
dan gagal jantung  (+)  stop!
Setelah 1 jam tidak ada perbaikan  transfusi
10 ml/kg dihabiskan ≥3 jam
Indikasi transfusi lain: Hb <4 g/dl atau
STEP 3 Hb <6 g/dl bila ada distres pernafasan
Transfusi diberikan <24 jam pertama
Gizi buruk dengan diare
• Perlu diberi zinc seperti anak gizi
baik (10-20 mg/hari, 10-14 hari),
kecuali bila mendapat F-75/
F-100/RUTF yang mengandung
zinc sejak awal
• Belum ada bukti manfaat probiotik
pada anak gizi buruk dengan diare
• ASI diteruskan

STEP 3
Elektrolit
• Gizi buruk mengalami kelebihan natrium
dalam tubuhnya walaupun kadar
natrium serum mungkin rendah
• terjadi hipokalemia dan
hipomagnesemia
Cara mengoreksi gangguan
keseimbangan elektrolit:
• Tambahan K 3-4 mmol/kg/hari
• Tambahan Mg 0,4-0,6 mmol/kg/hari
STEP 4 • rehidrasi dengan ReSoMal
• makanan rendah garam
Elektrolit
• Defisiensi elektrolit menyebabkan
edema,  jangan memberi diuretik
untuk mengurangi edemanya
• Jangan memberi natrium dosis tinggi,
(dapat membunuh pasien)
• Tambahan kalium dan magnesium
dapat diberikan dalam bentuk larutan
mineral (mineral mix)
STEP 4
Mineral mix

Bahan Berat (g) Konsentrasi dalam 20 ml

Kalium klorida (KCl 224 24 mmol


Tripotasium citrate: C6H5K3O7.H2O81 2 mmol
Magnesium klorida: MgCl2.6H2O 76 3 mmol
Zinc asetat: Zn(CH3COO)2.H2O 8,2 300 µmol
Copper sulphate: CuSO4.5H2O 1,4 45 µmol
Air: tambahkan sampai dengan 2500 ml

Kalau tersedia tambahkan selenium (natrium selenat: NaSeO 4.10H2O: 0,028 g, dan iod
(kalium iodida: KI, 0,012 g) untuk setiap 2500 ml larutan.

 
STEP 4
Resep ReSoMal
Bahan Jumlah

Air matang yang didinginkan 2000 ml


Oralit WHO 1 sachet (kemasan 1 liter)
atau 5 sachet (kemasan
200 ml)
Gula 50 g
Mineral mix 40 ml

STEP 4
Antibiotik untuk Gizi buruk*
• Gizi buruk tanpa komplikasi medis atau
yang dirawat jalan diberi antibiotik
oral, misal amoksisilin
• MAB dengan syok septik,
hipotermia, hipoglikemia, infeksi
kulit, infeksi saluran kemih,
infeksi saluran nafas memerlukan
antibiotik IM/IV
STEP 5
*Anak gizi kurang tanpa bukti infeksi tidak memerlukan antibiotik
*Perlu memperhatikan pola resistensi kuman
Antibiotik parenteral
• ampisilin IM atau IV selama 2 hari
50 mg/kg/6 jam, diteruskan dengan
amoksisilin oral 15 mg/kg/8 jam
selama 5 hari,
• kalau amoksisilin tidak tersedia
dapat diganti dengan ampisilin oral
50 mg/kg/6 jam;
• dikombinasi dengan gentamisin IM
STEP 5 atau IV 7,5 mg/kg/hari selama 7 hari
Antibiotik parenteral
• Bila dalam waktu evaluasi 48 jam
tidak ada perubahan,
tambahkan kloramfenikol
25 mg/kg/8 jam IM/IV selama 5 hari

STEP 5
Antibiotik pada gizi buruk
• Ada yang menganjurkan menambah
antibiotik untuk mengatasi infeksi
anaerob, memperbaiki mukosa usus,
dan mengurangi risiko kerusakan
akibat proses oksidasi dan infeksi
sistemik pada semua anak dengan
gizi buruk, yaitu dengan
metronidazol 7,5 mg/kg/8 jam
STEP 5 selama 7 hari.
Antibiotik pada gizi buruk
• Perbaikan infeksi dan pemantauan
antibiotik dilakukan dengan penilaian
nafsu makan: bila sampai hari ke 7
anak masih anoreksia  antibiotik
diteruskan sampai hari ke 10
• Bila sampai dengan hari ke 10
masih anoreksia  evaluasi
pemberian antibiotik,
kemungkinan resistensi, dan cek
STEP 5 apakah vitamin dan mineral
diberikan sesuai dengan protokol.
Antibiotik pada gizi buruk
• Bila dijumpai infeksi spesifik
(malaria, tuberkulosis, meningitis dan
sebagainya)  antibiotik yang sesuai
• Bila anak >6 bulan dan belum pernah
mendapat vaksin campak, berikan
vaksin campak (pemberian vaksin
campak ditunda selama anak masih
dalam kondisi syok)
STEP 5
Antibiotik pada gizi buruk
• Bila anak gizi buruk dirawat jalan
(karena tidak ada indikasi rawat inap)
 antibiotik: amoksisilin oral
Catatan:
• Anak dengan gizi kurang
tidak harus diberi antibiotik,
kecuali menunjukkan tanda klinis
infeksi bakterial
STEP 5
Mikronutrien
• Semua anak dengan gizi buruk mengalami
defisiensi mikronutrien diberi
mikronutrien sejak dirawat,
kecuali besi
• Besi mulai diberikan setelah tanda
infeksi menghilang (anak mulai
meningkat nafsu makannya,
dan berat badannya mulai naik,
pada umumnya mulai minggu kedua),
STEP 6 walaupun anak menderita defisiensi
besi
Vitamin A untuk gizi buruk
• Vitamin A dosis rendah (5000 IU)
yang diberikan setiap hari sampai
dihentikan 10 langkah lebih baik
dibanding dosis tinggi sekali
pemberian (hari pertama)
• Vitamin A 5000 IU diperoleh dari
makanan atau suplemen (cek
kandungan vitamin A)
STEP 6
Vitamin A untuk gizi buruk
• Vitamin A dosis tinggi (50.000 IU-
200.000 IU) diberikan pada hari ke 1
pada anak dengan diare, tidak
mendapat vitamin A dosis rendah
• Vitamin A dosis tinggi untuk anak
dengan klinis defisiensi vitamin A
dan campak diberikan: hari 1, 2 dan
15 (atau waktu stop 10 langkah)
STEP 6
Mikronutrien
Multivitamin, minimal selama 2 minggu:
• Asam folat 5 mg/hari pada hari
pertama, diteruskan dengan
1 mg/hari pada hari berikutnya
• Zinc 2 mg/kg/hari
• Copper 0,3 mg/kg/hari
• Besi 3 mg/kg/hari

STEP 6
Mikronutrien
• Selama anak mendapat mineral mix,
zinc dan copper tidak perlu
diberikan secara tersendiri
(karena telah ada dalam mineral mix)
• Multivitamin, asam folat, besi,
copper, zinc, dan besi dapat diberikan
dengan sediaan komersial,
namun perlu dicek dosisnya.
STEP 6
Mikronutrien
San-B-Plex Baby Drop
Vitamin Jumlah per 0,6 ml Kebutuhan
Vitamin A 5.000 IU 5.000 IU*
Vitamin D 400 IU 400-600 IU**
Vitamin B1 1 mg 0,2-0,6 mg**
Vitamin B2 1,2 mg 0,3-0,6 mg**
Vitamin B6 1 mg 0,1-0,6 mg**
Nicotinamide 10 mcg 2-8 mg**
Pantothenic acid 5 mg 1,7-3 mg**
Vitamin C 50 mg 15-50 mg**

STEP 6 * Panduan WHO


** Dietary Reference Intake
Belum ada: asam folat, zinc, copper, besi
Makanan awal
• Setelah kondisi hemodinamik stabil,
makanan segera diberikan (sejak
fase stabilisasi) untuk menjamin
proses fisiologis
Karakteristik makanan awal adalah:
• Porsi kecil
• Lebih sering diberikan
• Rendah laktose
• Osmolaritas rendah
STEP 7
Makanan awal
• Diberikan secara oral atau dengan
nasogastrik (tidak dengan parenteral)
• Kandungan nutrien:
energi 100 kcal/kg/hari,
protein 1-1,5 g/kg/hari,
cairan 130 ml/kg/hari
(kecuali bila ada edema berat
hanya 100 ml/kg/hari)
• Makanan yang sesuai dengan syarat
STEP 7 di atas ialah F-75 (75 kcal/100 ml
dan 0,9 g protein/100 ml)
Resep F-75 dan F-100
Bahan F-75 F-100
Skimmed milk kering (g) 25 80
Gula (g) 100 50
Minyak sayur [(g atau ml)] 30 (35) 60 (70)
Mineral mix (ml) 20 20
Air sampai dengan (ml) 1000 1000
 
Kandungan per 100 ml
Energi (kcal) 75 100
Protein (g) 0,9 2,9
Laktose (g) 1,3 4,2
Kalium (mmol) 4 6,3
Natrium (mmol) 0,6 1,9
Magnesium (mmol) 0,43 0,73
Zinc (mg) 2 2,3
Copper (mg) 0,25 0,25
Energi asal dari protein (%) 5 12
STEP 7 Energi asal dari lemak (%) 36 53
Osmolaritas (mOsml/l) 413 419
Jadwal dan volume F-75

Hari ke Frekuensi Volume/kg*/kali Volume/kg/hari


pemberian

1-2 2 jam sekali 11 ml 130 ml


3-5 3 jam sekali 16 ml 130 ml
6+ 4 jam sekali 22 ml 130 ml

* BB hari pertama

STEP 7
Makanan awal
• ASI diteruskan, tetapi harus diyakinkan
bahwa jumlahnya cukup
• Pemberian F-75 ≤100 ml/kg/hari
• Bila dengan oral tidak cukup, sisanya
diberikan melalui NGT
• BB pada fase stabilisasi mungkin
turun karena berkurangnya edema

STEP 7
Makanan tumbuh kejar
• Setelah fase stabilisasi dilewati, anak
masuk fase rehabilitasi
• Tanda-tanda fase rehabilitasi ialah
nafsu makan mulai membaik dan
terjadi kenaikan BB yang baik,
yaitu >10 g/kg/hari
• Sebelum fase rehabilitasi,
diperlukan fase transisi untuk
mencegah anak mengalami komplikasi
karena mendapatkan makanan dengan
STEP 8 kandungan energi yang lebih tinggi
(gagal jantung, refeeding syndrome)
Fase transisi
• Ganti F-75 dengan F-100 (mengandung
100 kcal dan 2,9 g protein/100 ml) dan
berikan dengan volume yang sama
selama 48 jam
• Tingkatkan volume F-100 sebanyak
10 ml/kali makan, sampai anak menyisakan
F-100 (tidak termakan), awas bila pemberian
dengan NGT (maksimum 30 ml/kg/kali makan
setara dengan 200 ml/kg/hari,
cek selalu residu)
STEP 8
Fase transisi
• Pantau tanda gagal jantung (kenaikan nadi
dan laju respirasi);
• bila terdapat tanda gagal jantung pemberian
F-100 dikurangi menjadi 16 ml/kg/4 jam
selama 24 jam,
kemudian ditingkatkan secara
perlahan-lahan menjadi 19 ml/kg/4 jam
selama 24 jam,
22 ml/kg/4 jam selama 48 jam,
kemudian ditingkatkan 10 ml/tiap kali
STEP 8
makan seperti di atas
Fase rehabilitasi
• Pantau tanda gagal jantung (kenaikan nadi
dan laju respirasi);
• bila terdapat tanda gagal jantung pemberian
F-100 dikurangi menjadi 16 ml/kg/4 jam
selama 24 jam,
kemudian ditingkatkan secara
perlahan-lahan menjadi 19 ml/kg/4 jam
selama 24 jam,
22 ml/kg/4 jam selama 48 jam,
kemudian ditingkatkan 10 ml/tiap kali
STEP 8
makan seperti di atas
Fase rehabilitasi
• Jumlah sesuai dengan kemauan anak
(“tidak dibatasi”), paling tidak
setiap 4 jam sekali.
• Sebagai panduan kebutuhan kalori
adalah 150-220 kcal/kg/hari dan
protein 4-6 g/kg/hari
• Bila anak masih menyusu,
teruskan pemberian ASI
STEP 8
Fase rehabilitasi
• ASI saja tidak mencukupi kebutuhan
nutrien untuk anak dengan gizi buruk
• Pemantauan dilakukan dengan
menimbang BB setiap pagi sebelum
makan, hitung perubahan BB sehingga
didapatkan angka
perubahan BB/kg/hari =

(selisih BB antara waktu 1 dan waktu 2)


STEP 8

(jumlah hari x rata-rata BB1 dan BB2)


Perubahan BB fase rehabilitasi
• jelek, bila <5 g/kg/hari,
perlu asesmen ulang
• sedang, bila antara 5-10 g/kg/hari,
evaluasi asupan makanan atau
ada infeksi yang belum teratasi
• baik, bila >10 g/kg/hari,
staf dan orang tua dipuji atas
keberhasilannya
STEP 8
Perubahan BB fase rehabilitasi
• BB masuk = 6,0 kg
• BB 7 hari = 6,4 kg
• Rata-rata BB masuk dan 7 hari = 6,2 kg
• Selisih BB 7 hari dan waktu masuk =
0,4 kg = 400 g
• Lama rawat inap = 7 hari
• Kenaikan BB = 400/(7 x 6,2) =
9,2 g/kg/hari
STEP 8
• Kenaikan BB disebut sedang
Stimulasi sensoris & dukungan emosional

Anak dengan gizi buruk mengalami keterlambatan


perkembangan mental dan perilaku,
sehingga memerlukan stimulasi berupa:
• perawatan dengan penuh kasih sayang
• lingkungan yang mendukung
• permainan terstruktur 15-30 menit/hari
• melakukan aktivitas fisik sedini mungkin
• melibatkan ibu/ orang tua sewaktu
merawat anak (memandikan,
memasang pakaian, memberi makan,
STEP 9
ikut dalam permainan)
Mempersiapkan rawat jalan/ pulang

• Ibu atau keluarga mampu merawat anak


di rumah dan memberikan makanan
serta suplemen
• Anak telah mendapat imunisasi yang
seharusnya diterima

STEP 10
Indikasi rawat jalan
setelah rawat inap*

• Komplikasi medis memungkinkan


rawat jalan
• Edema berkurang/ hilang
• Nafsu makan baik
• Orang tua mampu memberi makan
di rumah
• Kesadaran baik
STEP 10
*Tidak menggunakan indikator antropometrik (BB/TB dan LLA)
Kriteria stop 10 langkah*

• BB/TB ≥ - 2 SD, dan


• Edema hilang minimal 2 minggu
berturut-turut, atau
• LLA ≥125 mm, dan
• Edema hilang minimal 2 minggu
berturut-turut

STEP 10 *Indikator antropometrik (BB/TB dan LLA) yang digunakan


untuk kriteria stop dan menegakkan diagnosis harus sama
Kontrol setelah terapi stop

• Kontrol diperlukan setelah


tata laksana dihentikan untuk
mendeteksi kemungkinan
kambuh

STEP 10
Tata laksana khusus
Bayi <6 bulan
Kekhususan <6 bulan
• Penyebab utama: masalah menyusu,
BBLR, diare persisten, infeksi berulang
• Fokus tata laksana: memperbaiki
laktasi, kalau perlu penggunaan susu
formula dan MPASI (dini)
• Fungsi termoregulasi dan sistem
tubuh masih imatur
• Tanda dehidrasi dan infeksi tidak
jelas
Indikasi rawat inap
• Ada kondisi serius atau komplikasi
medis seperti anak >6 bulan
• Saat ini mengalami penurunan BB
atau FTT
• Masalah menyusui setelah diobservasi
selama 15-20 menit
• Ada pitting edema
• Ada masalah medis dan sosial yang
memerlukan dukungan (disabilitas,
ibu cemas, dan lain-lain)
Antibiotik
• Bayi yang dirawat inap diberikan
antibiotik parenteral untuk terapi
kemungkinan sepsis
• Terapi lain dipertimbangkan untuk
kemungkinan HIV, TB, dan koreksi
bedah
• Bayi yang dirawat jalan diberikan
antibiotik spektrum luas per oral
misalnya amoksisilin
Feeding
• ASI diutamakan, atasi masalah
laktasi
• Bila cukup tidak diperlukan formula,
bila ASI memang kurang, usahakan
ASI donor atau susu formula
• Pilihan lain ialah F-75 atau F-100
yang diencerkan (tambahkan air
30%) – F-100 tanpa diencerkan
tidak boleh diberikan (dehidrasi
hipernatremik, gangguan fungsi
ginjal)
Perubahan rawat inap
ke rawat jalan

• Semua kondisi medis atau komplikasi


termasuk edema telah hilang, dan
• Nafsu minum dan kesadaran baik
• Kenaikan BB >5 g/kg/hari minimal
selama 3 hari berturut-turut atau
kenaikan BB >median growth
velocity, dan
• Imunisasi dll sudah dilengkapi, dan
• Ibu dapat kontak dengan puskesmas
Perubahan rawat inap
ke rawat jalan

• Semua kondisi medis atau komplikasi


termasuk edema telah hilang, dan
• Nafsu minum dan kesadaran baik
• Kenaikan BB >5 g/kg/hari minimal
selama 3 hari berturut-turut atau
kenaikan BB >median growth
velocity, dan
• Imunisasi dll sudah dilengkapi, dan
• Ibu dapat kontak dengan puskesmas
Setelah stop tata laksana

• Kontrol seminggu sekali untuk


mengevaluasi berat badan
• Bila BB tidak naik atau bahkan
turun, anak dirawat inap kembali
• Jangan lupa dukungan moral
untuk ibu dan pengasuh
HIV pada gizi buruk
• Semua anak dengan giizi buruk di daerah
dengan prevalensi tinggi (>1%) harus
diskrining HIV
• Semua anak dengan infeksi HIV umur
<24 bulan diterapi dengan ARV tanpa
melihat stadium dan CD4 dan diberi
profilaksi dengan co-trimoxazole
• Anak dengan infeksi HIV umur
2-5 tahun diberi ARV bila CD4 <25%
atau CD4 <750 sel/mm3 atau stadium
3 atau 4
HIV pada gizi buruk
• Anak yang tinggal dengan penderita
infeksi HIV yang mengalami kurus
(BB tidak naik), demam, batuk, kontak
dengan penderita TB perlu dilacak
kemungkinan TB
• Terapi ARV pada anak HIV dengan
MAB dilakukan sedini mungkin
setelah selesai fase stabilisasi dan
sepsis membaik
• Jenis dan dosis ARV sama dengan
untuk anak gizi baik/ kurang
HIV pada gizi buruk
• Anak yang mendapat ARV harus
dipantau ketat 6-8 minggu pertama
terapi untuk mendeteksi komplikasi
metabolisme dan infeksi oportunistik
• Diberi terapi diet sama dengan anak
bukan HIV
• Diberi vitamin A dosis tinggi pada
hari ke-1 kecuali telah mendapat
vitamin A yang cukup dari makanan
atau suplemen
HIV pada gizi buruk
• Anak dengan HIV yang diare diberi
zinc sama dengan anak bukan HIV,
kecuali mendapat zinc dari sumber
lain
• Anak dengan diare persisten yang
tidak membaik dengan terapi
standar perlu dilacak kemungkinan
intoleransi karbohidrat dan infeksi
lain
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai