TIM PENYUSUN
Penanggung Jawab
Ketua
Anggota
Kontributor
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah
sehingga profil Puskesmas Gu Tahun 2021 telah dapat diterbitkan. Profil Kesehatan merupakan salah
satu sarana informasi untuk mengetahui hasil pelaksanaan program kesehatan yang telah dilaksanakan.
Profil Kesehatan Puskesmas disusun sebagai bahan dukungan untuk penyusunan Profil Kesehatan
Kabupaten/Kota, Profil Kesehatan Propinsi dan Profil Kesehatan Indonesia. Profil Kesehatan Puskesmas
menyajikan data/informasi yang relative lengkap meliputi sarana kesehatan, sumber daya manusia
kesehatan, pembiayaan kesehatan, kesehatan keluarga dan pengendalian penyakit serta kesehatan
lingkungan yang terkait dengan kesehatan di wilayah binaan. Selanjutnya profil kesehatan dapat
digunakan sebagai alat monitoring untuk melihat capaian kinerja pelayanan kesehatan dari tahun ke tahun
serta dapat dijadikan sistim informasi kesehatandalam analisis perencanaan dan tindak lanjut pelaksanaan
dimasa yang akan datang.
Profil Kesehatan yang telah disusun ini masih jauh dari sempurna. Kami mohon partisipasi semua
pihak yang terkait untuk menyumbangkan pikiran maupun masukan guna meningkatkan mutu profil
kesehatan tahun berikutnya.
Kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan profil kesehatan ini. Semoga profil Puskesmas GU Tahun 2021
ini dapat bermanfaat dalam mengisi kebutuhan data dan informasi kesehatan sesuai yang kita harapkan.
Kritik dan saran membangun kami harapkan untuk penyusunan profil yang akan datang.
Penyusun
DAFTAR ISI
TIM PENYUSUN ii
…………………………………………………………………………………………………
KATA PENGANTAR …….……………………………………………………………………….................... iii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………………………….. iv
DAFTAR TABEL ………………………………………………………………………….............................. v
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………………………………………... vi
DAFTAR LAMPIRAN-LAMPIRAN
TABEL 1 LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH
TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK DI UPTD PUSKESMAS GU TAHUN 2021
TABEL 2 JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR DI UPTD
GU TAHUN 2021
TABEL 3 PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF DAN IJAZAH
TERINGGI YANG DIPEROLEH MENURUT JENIS KELAMIN DI UPTD PUSKESMAS GU
TAHUN 2021
TABEL 5 JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN, RAWAT INAP DAN KUNJUNGAN GANGGUAN
JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN DI UPTD PUSKESMAS
TABEL 10 JUMLAH POSYANDU DAN POSBINDU PTM DI UPTD PUSKESMAS GU TAHUN 2021
TABEL 14 JUMLAH TENAGA TEHNIK BIOMEDIK, KETERAPIAN FISIK, DAN KETEKNISIAN MEDIK
DI UPTD PUSKESMAS GU TAHUN 2021
TABEL 23 CAKUPAN PELAYANAN IBU HAMIL, IBU PERSALINAN DN IBU NIFAS DI UPTD
PUSKESMAS GU TAHUN 2021
TABEL 25 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI Td PADA WANITA USIA SUBUR YANG TIDAK
HAMIL DI UPTD PUSKESMAS GU TAHUN 2021
TABEL 26 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI Td PADA WANITA USIA SUBUR (HAMIL DAN
TIDAK HAMIL DI UPTD PUSKESMAS GU TAHUN 2021
TABEL 27 JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET TAMBAH DARAH (TTD) DI UPTD
PUSKESMAS GU TAHUN 2021
TABEL 29 CAKUPAN DAN PROPORSI PESERTA KAB PASCA PERSALINAN MENURUT JENIS
KONTRASEPSI DI UPTD PUSKESMAS GU TAHUN 2021
TABEL 31 JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, DI
UPTD PUSKESMAS GU TAHUN 2021
TABEL 32 JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI DAN BALITA MENURUT PENYEBAB UTAMA, DI
UPTD PUSKESMAS GU TAHUN 2021
TABEL 33 BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT JENIS KELAMIN, DI UPTD
PUSKESMAS GU TAHUN 2021
TABEL 35 BAYI BARU LAHIR MENDAPAT IMD DAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA BAYI <6
BULAN, DI UPTD PUSKESMAS GU TAHUN 2021
TABEL 38 CAKUPAN IMUNISASI HEPATITIS B0 (0 - 7 HARI) DAN BCG PADA BAYI DI UPTD
PUSKESMAS GU TAHUN 2021
TABEL 41 CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI DAN ANAK BALITA DI UPTD
PUSKESMAS GU TAHUN 2021
TABEL 44 STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEKS BB/U, TB/U DAN BB/TB DI UPTD
PUSKESMAS GU TAHUN 2021
TABEL 46 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI UPTD PUSKESMAS GU TAHUN 2021
TABEL 47 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT DI
UPTD PUSKESMAS GU TAHUN 2021
TABEL 51 JUMLAH TERDUGA TB, KASUS TB, KASUS TB ANAK, CASE NOTIFICATION RATE
(CNR) PER 100.000 PENDUDUK DAN CASE DETECTION RATE (CDR) MENURUT
JENIS KELAMIN, DI UPTD PUSKESMAS GU TAHUN 2021
TABEL 54 JUMLAH KASUS HIV MENURUT JENIS KELAMIN, DI UPTD PUSKESMAS GU TAHUN
2021
TABEL 55 JUMLAH KASUS DAN KEMATIAN AIDS MENURUT JENIS KELAMIN, DI UPTD
PUSKESMAS GU TAHUN 2021
TABEL 56 KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, DI UPTD PUSKESMAS
GU TAHUN 2021
TABEL 57 JUMLAH KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, DI UPTD PUSKESMAS
GU TAHUN 2021
TABEL 58 KASUS BARU KUSTA CACAT TINGKAT 0, DAN CACAT TINGKAT 2 PENDERITA KUSTA
ANAK< 15 TAHUN, DI UPTD PUSKESMAS GU TAHUN 2021
TABEL 61 JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO), DI UPTD PUSKESMAS GU TAHUN 2021
TABEL 62 JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I)
MENURUT JENIS KELAMIN, DI UPTD PUSKESMAS GU TAHUN 2021
TABEL 63 KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DI DESA/KELURAHAN YANG DITANGANI < 24 JAM DI
UPTD PUSKESMAS GU TAHUN 2021
TABEL 64 JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KEJADIAN LUAR
BIASA (KLB) DI UPTD PUSKESMAS GU TAHUN 2021
TABEL 65 JUMLAH KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MENURUT JENIS KELAMIN, DI
UPTD PUSKESMAS GU TAHUN 2021
TABEL 66 KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN, DI UPTD
PUSKESMAS GU TAHUN 2021
TABEL 70 CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE IVA DAN
KANKER PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN KLINIS (SADANIS) DI UPTD
PUSKESMAS GU TAHUN 2021
TABEL 72 PRESENTASE SARANA AIR MINUM YANG DILAKUKAN PENGAWASAN OLEH UPTD
PUSKESMAS GU TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan juga tidak terlepas dari komitmen Indonesia sebagai warga
masyarakat dunia untuk ikut merealisasikan tercapainya Sustainable Development Goals (SDGs). Di
dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
mengamanatkan bahwa pembangunan kesehatan harus ditujukan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Setiap orang berhak
atas kesehatan dan setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber
daya di bidang kesehatan. Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi
untuk mencapai keberhasilan pembangunan bangsa. Oleh karena itu, diselenggarakan pembangunan
di bidang kesehatan secara menyeluruh dan berkesinambungan, dengan tujuan meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya. Derajat kesehatan yang rendah juga berpengaruh terhadap
rendahnya produktifitas kerja yang pada akhirnya menjadi beban masyarakat dan pemerintah.
Pembangunan Nasional di bidang kesehatan pada dasarnya ditujukan kepada semua lapisan
masyarakat. Namun pada operasionalnya ditujukan untuk golongan tertentu dan dilakukan secara
bertahap sesuai dengan skala prioritas.
Untuk menjalan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas mempunyai Visi dan Misi yaitu VISI
Puskesmas GU adalah ““Terwujudnya Pelayanan Kesehatan yang bermutu menuju Kecamatan Gu
sehat dalam 2021 ” dan MISI yang ditetapkan Puskesmas GU untuk mencapai visi tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Mendorong kemandirian masyarakat untuk membudidayakan perilaku teratur dan sehat
2. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau
3. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia guna mewujudkan tenaga kesehatan yang profesional
Upaya-upaya kesehatan untuk mencapai Visi dan Misi diatas telah dilakukan, namun hasilnya
belum optimal. Pengelolaan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan
dilakukan melalui sistem manajemen kesehatan yang didukung oleh sistem informasi kesehatan agar
lebih berhasil guna dan berdaya guna.
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas GU tahun 2021 diharapkan dapat memberikan data yang
akurat, untuk mengambil keputusan berdasarkan fakta. Selain itu profil ini dapat digunakan sebagai
penyedia data dan informasi dalam rangka evaluasi perencanaan, pencapaian Program kegiatan di
UPTD Puskesmas GU tahun 2021
B. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Tersedianya data atau informasi yang akurat, tepat waktu dan sesuai kebutuhan dalam rangka
meningkatkan kemampuan manajemen kesehatan secara berhasil guna dan berdayaguna..
2. Tujuan Khusus :
a. Tersedianya acuan dan bahan rujukan dalam rangka pengumpulan data, pengolahan, analisis
serta pengemasan informasi.
b. Tersedianya wadah integrasi berbagai data yang telah dikumpulkan oleh berbagai sistim
pencatatan dan pelaporan di unit-unit kesehatan.
c. Memberikan analisis-analisis yang mendukung penyediaan informasi dalam menyusun
alokasi dana/anggaran program kesehatan.
d. Tersedianya bahan untuk penyusunan profil kesehatan Kabupaten dan Provinsi.
Profil kesehatan UPTD Puskesmas Gu berisi narasi dan gambaran analisis situasi umum,
situasi upaya pelayanan kesehatan, situasi sumber daya dan pembiayaan kesehatan, situasi
kesehatan keluarga,situasi pengendalian penyakit dan lingkungan yang mempengaruhi kesehatan.
Disamping narasi juga berisi tabel, grafik dan diagram untuk sajian distribusi frekuensi
menggambarkan perkembangan atau perbandingan pencapaian program.
D. Sistimatika Penyajian
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan dibuatnya isi ringkasan
Profil Kesehatan dan sistematika penyajian.
BAB II GAMBARAN UMUM
Bab ini menyajikan tentang gambaran umum UPTD Puskesmas Gu baik letak
geografis, demografi, keadaan sosial ekonomi serta informasi umum lainnya.
BAB III SARANA KESEHATAN
Bab ini menguraikan tentang Sarana kesehatan, Akses dan Mutu pelayanan
kesehatan serta upaya kesehatan Bersumberdaya Masyarakat.
BAB IV SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
Bab ini menguraikan tentang tenaga medis, keperawatan dan kebidanan,
kesehatan masyarakat, kesehatan lingkungan dan gizi dan teknik biomedik,
keterapian fisik dan keteknisan, kefarmasian dan tenaga penunjang lainnya.
BAB V PEMBIAYAAN KESEHATAN
Bab ini menguraikan tentang anggaran kesehatan di UPTD Puskesmas Gu
berupa Dana BOK, Jampersal dan Dana Kapitasi serta Dana lainnya.
BAB VI KESEHATAN KELUARGA
Bab ini menguraikan tentang Kesehatan ibu, kesehatan anak, kesehatan usia
produktif dan usia lanjut serta pelayanan kesehatan keluarga.
BAB VII PENGENDALIAN PENYAKIT DAN KESEHATAN LINGKUNGAN
Bab ini menguraikan tentang pengendalian penyakit menular langsung dan tidak
menular, penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dan kesehatan
lingkungan.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB II
GAMBARAN UMUM
A. Keadaan Geografis
Lokasi UPTD Puskesmas GU berada Jalan Jendral Sudirman yang merupakan jalan utama
Kecamatan Gu . Transportasi antar wilayah dihubungkan dengan jalan darat. Jalan utama desa
sebagian besar sudah beraspal dan mudah dijangkau dengan sarana transportasi. Tetapi akses
jalan dalam satu desa masih banyak yang belum beraspal dan masih sulit diangkau oleh sarana
transportasi darat, hal ini akibat kondisi jalan yang menanjak, berliku, sempit dan sebagian besar
jalannya masih berupa jalan tani.
Luas wilayah kerja UPTD Puskesmas Gu sekitar 45,92 Km2 Km2 yang terdiri dari 5 desa dan 7
kelurahan.
Tabel 2.1
Luas Wilayah per Desa/kelurahan Tahun 2021
Jarah tempuh ke
No Luas wilayah puskesmas
Desa/kelurahan Jumlah Dusun
. (Km2) Km Waktu
Tempuh
1. Watulea 32.0 23 2 15
2. Bombonawulu 7,5 18 1 5
3. Walando 7,5 6 1 5
4. Waliko 8,5 4 3 10
5. Lakapera 6,0 4 10 15
6. Bantea 4.0 3 12 20
7. Lowu-Lowu 4.0 4 9 25
Jumlah 69.5 62
Sumber : Data Pis PK UPTD Puskesmas Gu tahun 2021
3. Batas Wilayah
Wilayah kerja UPTD Puskesmas Gu sebagian besar merupakan daerah dataran rendah dan
sebagian kecil merupakan dataran tinggi. Adapun batas-batas wilayah UPTD Puskesmas Gu
adalah sebagai berikut:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Muna.
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Buton dan Wilayah kerja Puskesmas Rahia
Kecamatan Gu
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Puskesmas Wilayah Kecamatan Lakudo.
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Wilayah Kerja Puskesmas Wamolo kecamatan Lakudo
dan Wilayah Kabupaten Muna
Gambar Peta wilayah Kerja UPTD Puskesmas GU
B. Keadaan Demografis
Tabel 2.2
Distribusi penduduk menurut kelompok umur
di wilayah Puskesmas Gu Tahun 2021
Jenis Kelamin
Kelompok
No. Perempua
Umur (Tahun) Laki-Laki Jumlah
n
1. 0–4 1103 1114 2217
2. 5–9 1106 1071 2177
3. 10 – 14 1171 1183 2354
4. 15 – 19 576 573 1149
5. 20 – 24 642 652 1294
6. 25 – 29 476 456 932
7. 30 – 34 453 443 896
8. 35 – 39 653 654 1307
9. 40 – 44 362 374 736
10. 45 – 49 476 487 963
11. 50 – 54 365 374 739
12. 55 – 59 434 468 902
13. 60 – 64 398 324 722
14. 65 – 69 354 387 741
15. 70 – 74 297 378 675
16. 75+ 169 170 339
Total 9.035 9.108 18.143
Sumber : Data PIS PK UPTD Puskesmas Gu Tahun 2021
Adapun distribusi penduduk menurut jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 2.3 di bawah ini.
Tabel 2.3
Distribusi penduduk menurut jenis kelamin per desa/kelurahan di Kecamatan Gu
Tahun 2021
Laki-laki Perempuan Jumlah
No. Kelurahan/desa Jumlah
(Jiwa) (jiwa) KK
1. BOMBONAWULU 2035 2317 4352 717
2. WATULEA 3110 4665 7775 1615
3. WALANDO 875 966 1841 461
4. LAKAPERA 566 849 1415 116
5. BANTEA 299 346 645 157
6. WALIKO 456 678 1130 203
7. LOWU-LOWU 441 544 985 174
7. Total 9.035 9.108 18.143 2292
Sumber : Data PIS PK UPTD Puskesmas GU tahun 2021
Jumlah Penduduk di Wilayah Puskesmas Gu tahun 2021, menurut data dari Profil
Kecamatan Gu sebanyak 18.143 jiwa. Sedangkan jumlah keluarga prasejahtera sebanyak 4,908
jiwa (27,05%). Jumlah Penduduk tertinggi di Kelurahan Watulea yang berjumlah 7775 jiwa,
sedangkan yang terendah di Desa Bantea yaitu 645 jiwa.
a) Kepadatan Penduduk
Kepadatan Penduduk di Wilayah Puskesmas Gu tahun 2021 adalah 261,1 jiwa/ Km2, dengan
jumlah penduduk per KK rata-rata 4 orang.
b) Sex Ratio
Sex Ratio penduduk di wilayah kerja Puskesmas Gu tahun 2021 bahwa jumlah penduduk
perempuan lebih banyak 9.108 jiwa (50,20%) dibandingkan dengan jumlah penduduk Laki-laki
9.035 jiwa (49,79%).
Tabel 2.4.
Kelompok Umur dan Jumlah Penduduk
Tahun 2021
No. Kelompok Umur Jumlah
Penduduk
1 Anak usia >1 tahun 314
2. Balita 2217
4. Anak SD kelas 1 290
5. Anak SD kelas 1-6 2.169
6. Remaja 575
7. WUS 3.217
8. PUS 3317
9. Ibu Hamil 340
10. Ibu Nifas 324
11. Pra Usia lanjut 1.072
12. Usia Lanjut 1.355
1. Adat Istiadat
Penduduk yang berada di wilayah kerja UPTD Puskesmas Gu sebagian besar adalah suku Buton
yang hampir sebagian besar penganut agama Islam. Sedangkan bahasa pengantar dalam
pergaulan sehari-hari adalah bahasa Muna
2. Mata Pencaharian
Untuk memenuhi kebutuhan penduduk sehari-hari, sebagian besar mata pencaharian penduduk
adalah bertani dan nelayan.
Tabel 2.5
Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan
Tahun 2021
Tabel 2.5
Distribusi jumlah sarana pendidikan di wilayah Kerja Puskesmas Gu
Tahun 2021
Jumlah jumlah siswa/mahasiswa di wilayah kerja Puskesmas Gu yang juga menjadi sasaran
kegiatan yang dilakukan oleh Puskesmas dapat dilihat pada tabel 2.6 di bawah:
Tabel 2.6
Distribusi Penduduk berdasarkan tingkat Pendidikan
Di wilayah Kerja Puskesmas Gu
Tahun 2021
Pada tabel tersebut dapat dilihat berdasarkan kelompok pendidikan paling tinggi Tingkat Pendidikan tidak
tamat SLTA/MA sebanyak 28,42%
BAB III
SARANA KESEHATAN
Sarana Kesehatan di Kecamatan Gu terdiri dari Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)
yang merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Kesehatan, Puskesmas Pembantu dan
Pos Kesehatan Desa.
A. Sarana Kesehatan
a. Puskesmas
Puskesmas atau Pusat Kesehatan Masyarakat merupakan salah satu unit pelaksana
teknis Dinas Kesehatan Kabupaten. Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan tingkat
pertama dan terdepan dalam sistem pelayanan kesehatan, harus melakukan upaya
kesehatan wajib (basic six) dan beberapa upaya kesehatan pilihan yang disesuikan dengan
kondisi, kebutuhan, tuntutan, kemampuan dan inovasi serta kebijakan pemerintah daerah
setempat.
Tabel 3.1
Fasilitas Pelayanan dan Ruangan Di Puskesmas Gu
Tahun 2021
No. Ruangan Jumlah ruang Keterangan
1. Ruang Pendaftaran dan Informasi 1 Baik
2. Ruang Unit Gawat Darurat (UGD) 1 baik
3. Ruang Pelayanan Pemeriksaan Umum 1 baik
4. Ruang Pelayanan Kesehatan Gigi dan mulut 1 baik
5. Ruang Pelayanan Kesehatan Ibu,KB dan 1 Baik
IVA
6. Poli KB dan Pemeriksaan IVA 1 baik
7. Ruang Pelayanan Imunisasi dan Anak 1 baik
(MTBS)
8. Ruang Promosi Kesehatan 1 baik
9. Ruang Yankestradkom 0
10. Ruang Persalinan 1 Baik
11. Ruang Kepala Puskesmas 1 Baik
12. Ruang Subbag Tata Usaha 1 Baik
13. Ruang Administrasi Kantor 0
14. Ruang Program 0
15. Ruang Rapat 0
16. Ruang Dapur 0
17. Ruang Laboratorium 1 Baik
18. Ruang Pelayanan Farmasi 1 Baik
19. Ruang Rekam Medik 1 Baik
20. Ruang Sterilisasi 0
21. Ruang Rawat Inap 1 Baik
22. Ruang Pasca Persalinan 1 Baik
23. Gudang Umum 1 Baik
24. Gudang Farmasi 1 Baik
25. Ruang Menyusi/ASI 1
26. Ruang Jaga Petugas 1 Baik
27. Ruang TB DOTS 0
28. Ruang Satuan Pengaman 0
Tabel 3.2
Sarana Penunjang di Puskesmas GU Tahun 2021
Kondisi
No Jenis Sarana/Prasarana Jumlah Rusak Rusak Rusak Ket
Ringan Sedang Berat
A. Sarana Kesehatan
1. Puskesmas Pembantu 1 1
2. Rumah Dinas Dokter 1
3. Rumah Dinas Bidan 1
4. Rumah Dinas Perawat 3
5. Polindes 1
6. Poskesdes 3
7. Posyandu 17
8. Posbindu PTM 7
9. Kenderaan roda 4 (Ambulance) 1
10. Kenderaan roda 2 13
B. Sarana Penunjang
Komputer PC 7
Laptop 5
Televisi besar/kecil 1
Handy cam 0
Kamera Digital 1
Lemari pendingin besar/kecil 1
Frezeer 0
Vakum Clener 0
Lemari es vaksin buka atas 1
Lemari es vaksin buka samping 0
Sound system 1
Layar Proyektor 1
Proyektor 1
Lemari Kaca
Meja Biro 5
Kursi Sofa 1
Kursi kerja
Kursi tunggu pasien 8
Kursi Roda 1
Kursi putar
AC 2
Rak TV 1
Tempat Tidur pasien 6
Tempat Tidur besi 0
Alat Pemadam Kebakaran 0
Sterilisator Listrik 0
Incinerator 0
IPAL 1
Sumber : Data Sub Bagian Tata Usaha Puskesmas Selemadeg Barat tahun 2021
b. Puskesmas Pembantu
Jumlah Pustu di wilayah kerja UPTD Puskesmas Gu tahun 2021 ada 1 Pustu yaitu Pustu
Lakapera
c. Posyandu
Pos Obat Desa (POD) merupakan wujud peran serta masyarakat dalam hal pengobatan
sederhana, terutama untuk penyakit yang sering terjadi pada masyarakat setempat. Jumlah
pos obat desa (POD) yang pada di wilayah kerja Puskesmas Gu tahun 2021 tidak ada
Jumlah sarana produksi dan distribusi kefarmasian pemilik/pengelola pada tahun 2021 di
wilayah Kerja Puskesmas Gu hanya terdapat 2 kepemilikan/pengelolaan yaitu Pemerintah
Kabupaten Buton Tengah dan swasta. (Lihat lampiran profilTabel 4).
Jumlah kunjungan di Puskesmas Gu pada tahun 2021 sebanyak 6812 orang sedangkan
untuk kunjungan rawat inap sebanyak 120 orang. Adapun jumlah rata-rata kunjungan per hari di
Puskesmas pada tahun 2021 sebanyak 1 kunjungan/Puskesmas/hari (asumsi hari kerja 250
hari). (Lihat Lampiran profilTabel 5)
Adapun cakupan setiap indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) tahun 2021 di UPTD
Puskesmas Gu Kabupaten Buton Tengah (Lihat Lampiran profilTabel 8)
Tabel 3.2
Indikator Pelayanan Kesehatan sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Di Puskesmas Gu Kabupaten Buton Tengah tahun 2021
1. Posyandu :
Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat berbagai upaya
dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat. Posyandu
merupakan salah satu bentuk UKBM yang paling dikenal oleh masyarakat. Posyandu
menyelenggarakan minimal 5 program prioritas, yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga
berencana, perbaikan gizi, imunisasi dan penanggulangan diare. Untuk memantau
perkembangannya posyandu dikelompokkan menjadi 4 strata, yaitu posyandu pratama,
posyandu madya, posyandu purnama dan posyandu mandiri.
a. Jumlah Posyandu
Di wilayah kerja Puskesmas Gu tahun 2021, bahwa jumlah seluruh posyandu termasuk
posyandu lansia yang ada sebanyak 17 buah yaitu
1) 1 Posyandu di Desa Bantea
2) 2 Posyandu di Desa Lakapera
3) 5 Posyandu di Kelurahan Watulea
4) 2 Posyandu di Desa Walando
5) 3 Posyandu lansia di Kelurahan Bombonawulu
6) 2 Posyandu Di Desa Waliko
7) 2 Posyandu Di Desa Lowu-Lowu
Dengan rincian posyandu pratama 0 buah (0 %), posyandu madya 8 buah (47,1 %),
posyandu purnama 0 buah (0 %), dan posyandu mandiri 9 buah (52,9 %).(Lihat lampiran
profilTabel 10).
b. Posyandu Aktif
2. Posbindu PTM
Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) merupakan salah satu
upaya kesehatan berbasis masyarakat yang bersifat promotif dan preventif dalam rangka deteksi
dini dan pemantauan faktor risiko PTM Utama yang dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan
periodik. Faktor risiko PTM meliputi merokok, konsumsi minuman beralkohol, pola makan tidak
sehat, kurang aktifitas fisik, obesitas, stres, hipertensi, hiperglikemi, hiperkolesterol serta
menindaklanjuti secara dini faktor risiko yang ditemukan melalui konseling kesehatan dan segera
merujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan dasar. Kelompok PTM Utama adalah diabetes melitus
(DM), kanker, penyakit jantung dan pembuluh darah (PJPD), penyakit paru obstruktif kronis
(PPOK), dan gangguan akibat kecelakaan dan tindak kekerasan.
Di wilayah kerja Puskesmas Gu tahun 2021, bahwa jumlah seluruh posbindu PTM yang ada
sebanyak 7 buah yaitu
a. 1 Posbindu di Desa Bantea
b. 1 Posbindu di Desa Lakapera
c. 1 Posbindu di Desa Kelurahan Watulea
d. 1 Posbindu di Desa Walando
e. 1 Posbindu di Kelurahan Bombonawulu
f. 1 Posbindu di Desa waliko
g. 1 Posbindu di Desa Lowu-Lowu
Hingga saat ini sudah ada 7 Posbindu PTM dari 7 desa di wilayah kerja Puskesmas UPTS
Gu tahun 2021 dan diharapkan akhir 2021 nanti seluruh desa sudah ada Posbindu PTM-nya.
(Lihat lampiran profil Tabel 10)
BAB IV
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
Penyelenggaraan upaya kesehatan tidak akan berjalan dengan baik jika tidak didukung oleh
ketersediaan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu
unsur terpenting dalam organisasi. Jalan tidaknya suatu organisasi sangat tergantung dari keberadaan
SDM. SDM Kesehatan yang memiliki kompetensi tentu akan menunjang keberhasilan pelaksanaan
kegiatan, program dan pelayanan kesehatan.
Dalam menjalankan fungsinya sebagai pemberi pelayanan kesehatan tingkat pertama UPTD
Puskesmas Gu telah dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang memadai dan didukung oleh tenaga
dokter umum, dokter gigi, bidan, perawat, perawat gigi tenaga analis kesehatan, Sanitarian, ahli gizi,
apoteker.
Jenis dan Jumlah tenaga kesehatan di UPTD Puskesmas Gu pada tahun 2021 sebanyak 71
orangyang terdiri dari 39 Orang PNS dan 32 Orang Non PNS dengan rincian seperti pada tabel 4.1. .(Lihat
lampiran profil Tabel 11 s/d 16).
Adapun Jenis dan Jumlah tenaga kesehatan di UPTD Puskesmas Gu pada tahun 2021 dapat dilihat pada
table berikut.
Tabel 4.1
Jumlah Tenaga kesehatan di UPTD Puskesmas Gu
Kabupaten Buton Tengah Tahun 2021
Status Kegawaian
Standar
No. Tenaga kesehatan PNS PTT NS Magang Jumlah
Tenaga
Daerah
1. Dokter spesialis 0 0 0 0 0
2. Dokter umum 0 2 0 0 2
3. Dokter gigi 0 0 0 0 0
4. Perawat 15 0 0 7 22
5. Perawat Gigi 1 0 0 0 1
6. Bidan 12 0 0 8 20
7. Apoteker 1 0 0 0 1
8. Tehnik Kefarmasian 0 0 0 0 0
9. Kesehatan Masyarakat 2 0 0 3 5
10. Kesehatan Lingkungan / 2 0 0 0 2
sanitarian
11. Tenaga Gizi (Nutrisionis dan 3 0 0 0 3
Dietisien)
12. Tenaga Laboratorium / analis 1 0 0 0 1
kesehatan
13. Tenaga keterapian fisik : 0 0 0 0 0
a. Fisioterapi 0 0 0 0 0
b. Terapi Okupasi 0 0 0 0 0
c. Akupuntur 0 0 0 0 0
14. Tenaga keteknisan medis : 0 0 0 0 0
a. Radiografer 0 0 0 0 0
b. Teknik Elektromedik 0 0 0 0 0
c. Rekam medic 0 0 0 0 0
15. Tenaga penunjang /non medis : 0 0 0 0 0
a. Sopir 0 0 0 0 0
b. Securuty 0 0 0 0 0
c. Clening Servis 0 0 0 0 0
Status Kegawaian
Standar
No. Tenaga kesehatan PNS PTT NS Magang Jumlah
Tenaga
Daerah
d. Admin 0 0 0 0 0
Total Tenaga 37 2 0 18 57
Sumber : Data Subbag Tata UsahaPuskesmas Gu , 2021
Tabel 4.2
Tenaga Kesehatan Menurut Pendidikan di Puskesmas Gu
Tahun 2021
Persentase
No. Jenjang Pendidikan Jumlah Keterangan
(%)
1. Sarjana 18 25,35
2. Diploma IV 1 1,40
3. Diploma III 51 71,83
4. SLTA/SPK/sederajat 1 1,40
Total 71 100
Sumber : Data Subbag Tata UsahaPuskesmas Gu, 2021
Yang tergolong tenaga medis adalah dokter spesialis, dokter umum, dokter gigi spesialis dan dokter
gigi. Sampai dengan tahun 2021 jumlah tenaga medis di Puskesmas Gu sebanyak 1 orang. Bila
dilihat per jenis tenaga medis terlihat bahwa jumlah dokter umum sebanyak 1 orang dengan rasio
penduduk sebanayak 0,0 per 100.000 penduduk dan jumlah dokter gigi sebanyak 1 orang dengan
rasio penduduk sebanyak 0,0 per 100.000 penduduk. Puskesmas Gu masih kekurangan dokter bila
dibanding dengan orang sakit(Lihat lampiranprofil Tabel 11).
1. Tenaga perawat
Jumlah tenaga perawat di Puskesmas Gu tahun 2021 sebanyak 24 orang. Rasio perawat dengan
jumlah penduduk mencapai 10,3 per 100.000 penduduk, maka Puskesmas Gu masih
membutuhkantenaga perawat.(Lihat lampiranprofil Tabel 12).
2. Tenaga bidan
Jumlah tenaga kebidanan di Puskesmas Gu tahun 2021 sebanyak 13 orang dengan Rasio
bidan di dengan jumlah penduduk mencapai 10,3 per 100.000 penduduk, kondisi tersebut
Puskesmas Gu kebutuhan tenaga bidan sudah memenuhi target tenaga penolong persalinan.
(Lihat lampiran profilTabel 12)
F. Tenaga dan rasio Kesehatan Masyarakat, Kesehatan Lingkungan dan Gizi di Fasilitas Kesehatan
Tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas Gu tahun 2021 yaitu untuk kesehatan lingkungan
sebanyak 1 tenaga dengan rasio 0,0 per 100.000 penduduk dan 1 tenaga kesmas dengan rasio 0,0
per 100.000 penduduk. Tenaga Gizi di fasilitas kesehatan sebanyak 3 orang dengan rasio 0,0
per100.000 penduduk. (Lihat lampiranprofil Tabel 13)
G. Tenaga dan rasioTeknik Biomedik, Keterapian fisik dan Keteknisan Medik di Fasilitas Kesehatan
Tenaga keterapian fisik yang ada di Puskesmas Gu tahun 2021 yaitu tenaga keterapian fisik terdiri
dari Fisioterapis, Okupasi terapis,Terapi wicara di Tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas Gu
tahun 2021 yaitu belum punya tenaga tersebut. (Lihat lampiran profilTabel 14)
Tenaga keteknisan medis yang ada di Puskesmas Gu tahun 2021 yaitu tenaga Keteknisian medis
sebanyak 1 orang dengan rasio 0,0 per100.000 penduduk yang terdiri atas Radiografer sejumlah 0
orang, Teknisi elektromedis 0 orang, Analis kesehatan 1 orang, Rekam medis dan informasi 0
orang, dan Teknisi Transfusi darah 0 orang. (Lihat lampiran Tabel 14)
Tenaga kefarmasian yang ada di Puskesmas Gu tahun 2021 yaitu Tenaga Teknis Kefarmasian
sebanyak 0 orang dengan rasio 0,0 per 100.000 penduduk; 1 tenaga apoteker dengan rasio 0,0
per100.000 penduduk. (Lihat lampiran Tabel 15)
Tidak ada Tenaga penunjang kesehatan yang ada di Puskesmas Gu tahun 2021
Bila dilihat dari jumlah dan kualifikasi tenaga kesehatan yang ada kebutuhan tenaga di
Puskesmas Gu boleh dikatakan belum cukup memadai untuk melakukan pelayanan yang sesuai
dengan prosedur yang ada. Hanya saja yang masih menjadi kendala adalah tenaga programmer dan
administrasi, khususnya administrasi keuangan. Oleh karena keterbatasan ini maka untuk administrasi
keuangan di percayakan kepada tenaga perawat dan bidan .
BAB V
PEMBIAYAAN KESEHATAN
Program ini sangat penting karena sebagaian besar penduduk di Kabupaten Buton Tengah
berada pada garis kemiskinan. Melalui program ini diharapkan dapat membebaskan mereka dari
beban biaya kesehatan dan problema kesehatan. Pemerintah menanggung biaya Pelayanan
Kesehatan untuk penduduk yang miskin.
Jumlah penduduk miskin di Wilayah Puskesmas Gu tahun 2021 adalah berjumlah 13.420 jiwa
yaitu (73,96 %) dari penduduk Kecamatan Gu yang berjumlah 18.143 jiwa. Berdasarkan data tahun
2021, sebahagian penduduk miskin di Wilayah Kerja Puskesmas Gu telah mempunyai jaminan
pemeliharaan kesehatan yakni peserta BPJS Kesehatan sebanyak 13420 orang (74 %).(Lihat
lampiran profilTabel 17)
Sekitar 10% dana desa harus dialokasikan untuk program kesehatan hal ini sesuai dengan
Keputusan Menteri Kesehatan RI No : HK.02.02/Menkes/52/2015 tentang rencana strategis
kementerian kesehatan yang mendorong desa untuk mengalokasi dan memanfaatkan dana desa
minimal 10% untuk Usaha Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)
Di wilayah kerja Puskesmas Gu tahun 2021, desa-desa yang menfaatkan Dana Desa untuk
kesehatan yaitu Desa Walando sebanyak 70.695,000,- (Lihat lampiran profilTabel 18)
Tabel 5.1
Sumber dan Jumlah Pendapatan Puskesmas Gu
tahun 2018 sampai 2021
Dana ini digunakan untuk membiayai kegiatan-kegiatan Puskesmas yang bersifat penunjang
operasional puskesmas khususnya untuk keperluan administrasi kantor dan pembelian alat
kebersihan kantor yang dilaksanakan di Puskesmas dan jaringannya.
Dana ini digunakan untuk membiayai kegiatan-kegiatan Puskesmas yang bersifat kuratif dan
rehabilitative khususnya untuk masyarakat miskin dan seluruh persalinan yang dilaksanakan di
Puskesmas dan jaringannya.
Dana yang ada kemudian digunakan untuk membiayai kegiatan-kegiatan Puskesmas antara
lain :
a. Upaya kesehatan di Puskesmas yang meliputi
1) Kesehatan Ibu dan Anak termasuk Keluarga Berencana
2) Imunisasi
3) Perbaikan Gizi Masyarakat
4) Promosi Kesehatan
5) Kesehatan Lingkungan
6) Pengendalian Penyakit
b. Kegiatan penunjang upaya kesehatan yang merupakan kegiatan dalam rangka mendukung
upaya kesehatan dan penyelenggaraan manajeman BOK di Puskesmas. Kegiatan penunjang
ini antara lain : kegiatan di Poskesdes dan Posyandu, pengelolaan administrasi BOK, rapat
koordinasi dengan lintas sector, tokoh masyarakat, tokoh agama, kader kesehatan, dan
sebagainya.
d. Barang Penunjang Upaya Kesehatan yang meliputi pemeliharaan ringan di Puskesmas untuk
meningkatkan kualitas pelayanan di Puskesmas.
BAB VI
KESEHATAN KELUARGA
A. Kesehatan Ibu
Sedangkan Angka kematian (Mortality Rate) adalah bilangan yang menunjukkan jumlah
kematian dari tiap seribu penduduk dalam waktu satu tahun. Angka Kematian secara umum
berkaitan erat dengan tingkat Angka Kesakitan dan Status Gizi. Indikator untuk menilai
keberhasilan program pembangunan kesehatan dapat dilihat dari perkembangan Angka Kematian.
Kriteria angka kematian termasuk tinggi apabila di atas 19, angka kematian tergolong
sedang apabila antara 14-18, dan angka kematian tergolong rendah apabila di bawah 13.
Contohnya, angka kematian disuatu negara adalah 6. Hal ini berarti tiap seribu penduduk dalam
satu tahun terjadi kematian sebanyak 6 orang. Untuk jumlah lahir mati di wilayah kerja Puskesmas
Gu tahun 2021 sebanyak 4 .orang. Dan jumlah angka Lahir Mati per 1.000 kelahiran sebesar 12.6
persen.(Lihat lampiran profil Tabel 20).
Angka kematian ibu (AKI) atau Maternal Mortality Rate (MMR) adalah banyaknya wanita
yang meninggal pada tahun tertentu dengan penyabab kematian yang terkait gangguan kehamilan
atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan,
melahirkan dan masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan
per 100.000 kelahiran hidup.
Indikator ini secara langsung digunakan untuk memonitor kematian terkait kehamilan. Angka
Kematian Ibu Maternal berguna untuk menggambarkan tingkat kesadaran perilaku hidup sehat,
status gizi, kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama
untuk ibu hamil, waktu melahirkan dan masa nifas.Keberhasilan pembangunan sektor kesehatan
senantiasa menggunakan indikator AKB dan AKI sebagai indikator utamanya.
Kematian ibu di wilayah kerja Puskesmas Gu tahun 2021 dalam satu tahun terakhir ini tidak
ditemukan .(Lihat Lampiran profil Tabel 21),
Ini menunjukkan bahwa kwalitas pelayanan kesehatan pada ibu hamil di Puskesmas Gu
cukup baik. Disamping itu pula akses terhadap sarana pelayanan sangat mudah karena
penyebarannya bidan praktek swasta sebagai jaringan yang dimiliki oleh Puskesmas Gu hampir
merata di wilayah kerja Puskesmas.
Pelayanan diwujudkan dalam Antenatal Care (ANC) minimal 4 kali selama masa kehamilan yaitu 1
kali pada trimester pertama ( 0-12 bln), 1 kali pada trimester ke 2 (12-24 minggu) dan 2 kali pada
trimester ke 3 ( 24-36 minggu ). Pemeriksaan ini untuk memantau dan skrining resiko tinggi ibu
hamil, pencegahan dan penangangan dini komplikasi kehamilan. Selama masa kehamilannya ibu
dilakukan pemeriksanaanterhadap ukur tinggi badan, ukur tekanan darah, pemberian immunisasi
TT, ukur tinggi fundus uteri, dan pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama masa kehamilan.
Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan K1 dan K4.
Hasil pencapian tahun 2021 di Puskesmas Gu terhadap cakupan K1 sebesar 93,5% dan
cakupan K4 sebesar 86.2 %. Capaian ini /sudah mencapai target serta ada kesenjangan antara K1
dan K4 dengan harapan seluruh ibu hamil mendapat pelayanan paripurna dengan pelayanan ANC
terpadu yang terjadwal dan kelas ibu hamil.(Lihat lampiran profilTabel 23).
4. Ibu hamil dengan Imunisasi Td pada Ibu Hamil dan Wanita Usia Subur (WUS)
a. Cakupan Imunisasi Td pada Ibu Hamil dan Wanita Usia Subur (WUS)
Vaksin Td ibu hamil dilakukan untuk mencegah penyakit tetanus, difteri padaibu hamil
dan janin. Idealnya, imunisasi ini sebaiknya dilakukan ketika ibu memasukitrimester tiga.
Namun, Td tetap bisa didapatkan ibu hamil antara 27-36 minggu usiakehamilan.
Cakupan Imunisasi Tetanus Toksoid pada ibu hamil padaPuskesmas Gu tahun 2021
sebanyak 340 ibu adalah Td-1 = 15 %, Td-2 = 12,6 %, Td-3 = 6,2%, Td-4 = 3,8 %, Td-5 =
5,3% dan TT2+ = 27,9 %. (Lihat Lampiran profil Tabel 24)
Vaksin Td pada wanita usia subur (WUS) diberikan pada wanita usia subur yang tidak
hamil dengan umur 15-39 tahun.
Cakupan immunisasi Td pada WUS di Puskesmas Gu Tahun 2021 adalah Td1=0,6%,
Td2=0,00%, Td3=0,00%, Td4=0,00% dan Td5=0,00% dengan sasaran wanita usia subur
tidak hamil umur 15-39 tahun sebanyak 3.217 orang. (Lihat Lampiran profil Tabel 25)
b. Cakupan Imunisasi Td pada Wanita Usia Subur (WUS) yang Hamil dan Tidak Hamil
Imunisasi Td juga diberikan pada Wanita Usia Subur (Hamil dan Tidak Hamil) dengan
sasaran wanita usia subur tidak hamil umur 15-39 tahunsebanyak 3217 orang. Adapun
cakupannya sebanyak Td-1 = 2.1 %, Td-2 = 1,3%, Td-3 = 0.7%, Td-4 = 0,4%, dan Td-5 =
0,6%. (Lihat Lampiran profil Tabel 26)
Kekurangan atau kelebihan makanan pada masa hamil dapat berakibat kurang baik bagi ibu, janin
yang dikandung serta jalannya persalinan. Oleh karena itu, perhatian terhadap gizi dan
pengawasan berat badan (BB) selama hamil merupakan salah satu hal penting dalam
pengawasan kesehatan pada masa hamil. Selama hamil, calon ibu memerlukan lebih banyak zat-
zat gizi daripada wanita yang tidak hamil, karena makanan ibu hamil dibutuhkan untuk dirinya dan
janin yang dikandungnya, bila makanan ibu terbatas janin akan tetap menyerap persediaan
makanan ibu sehingga ibu menjadi kurus, lemah, dan pucat.
Status gizi ibu hamil dapat dilihat dari tingkat kecukupan zat gizi besi (Fe) dengan tujuan
menekan prevalensi anemia zat gizi besi bagi ibu hamil. Kebijakan yang ditetapkan adalah
pemberian tablet tambah darah 90 tablet selama kehamilan.
Pelayanan gizi pada ibu hamil salah satunya adalah pemberian tablet besi. Pemberian tablet
besi pada ibu hamil dapat dibedakan menjadi Fe1 yaitu yang mendapat 30 tablet atau 1 bungkus
dan Fe3 yaitu yang mendapat 90 tablet atau 3 bungkus selama masa kehamilan.
Pada tahun 2021 di wilayah kerja Puskesmas Gu terdapat 340 ibu hamil, cakupan
pemberian cakupan pemberian 90 tablet Fe (Fe3) pada ibu hamil mencapai 86,2 %. (Lihat
lampiran profilTabel 27)
Anemia merupakan salah satu faktor risiko terjadinya kematian ibu melahirkan. Upaya
pencegahan anemia pada ibu hamil, di Puskesmas Gu dilaksanakan melalui program pemberian
Tablet Fe kepada ibu hamil sebanyak 90 tablet yang terbagi dalam tiga kali pemberian selama
kehamilannya.
Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di Puskesmas Gu tahun 2021 adalah 96,06%.
(Lihat lampiran profil Tabel 23).
Untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan tenaga kesehatan yang berkompeten dalam bidang
kebidanan maka Puskesmas GU melakukan berbagai upaya antara lain :
a. Pelatihan Asuhan persalinan normal
b. Workshop penyegaran PONED
c. Pemantapan tim PONEK dan PONED
d. Pembinaan PONEK ke PONED
e. Simulasi kegawatan Maternal Neonatal
f. Pencegahan penularan HIV Aids ibu ke anak
g. Melibatkan Ayah peduli atau Man Care
h. Supervisi Fasilitatif
Pelayanan kesehatan ibu nifas merupakan pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan
pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan sesuai standar yang
dilakukan sekurang kurangnya 3 kali sesuai jadwal yang dianjurkan yaitu 6 jam sampai dengan 3
hari pasca persalinan, pada hari ke 4 sampai ke 28 pasca persalinan dan ke 29 sampai ke 42
pasca persalianan.
Pelayanan kesehatan ibu nifas yang diberikan meliputi: (a) pemeriksaan tekanan darah, nadi,
respirasi dan suhu; (b) pemeriksaan tinggifundus uteri; (c) pemeriksaan lokhia dan pengeluaran
pervagina lainnya; (d) pemeriksaan payudara dan anjuran ASI Ekslusif 6 bulan; (e) pemberian
kapsul vitamin A 200.000 IU sebanyak dua kali; dan (f) pelayanan KB pasca persalinan.
Cakupan pelayanan ibu nifas Puskesmas Gu tahun 2021 yaitu 324. Pemberian vitamin A
untuk ibu nifas tahun 2021 cakupannya sebesar 98,1 %.(Lihat lampiranprofil Tabel 23)
Ibu hamil dengan komplikasi atau resiko tinggi adalah ibu hamil dengan keadaan
penyimpangan dari normal yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian bagi ibu
maupun bayinya.Komplikasi kebidanan adalah Kesakitan pada ibu hamil, ibubersalin, ibu nifas
yang dapat mengancam jiwa ibu dan/atau bayi. Penanganan komplikasi kebidanan adalah Ibu
hamil, bersalin dan nifasdengan komplikasi yang mendapatkan pelayanan sesuai standar
padatingkat pelayanan dasar dan rujukan.
Komplikasi dalam kehamilan diantaranya (a) abortus, (b ) Hyperemesis Gavidarum, (c)
Perdarahan pervagina, (d) Hipertensi dalam kehamilan (preeklamsia, eklampsia), (e) Pasca
persalinan (masa nifas) berpeluang untuk terjadinya kematian ibu maternal, sehingga perlu
mendapatkan pelayanan kesehatan masa nifas dengan dikunjungi oleh tenaga kesehatan minimal
3 (tiga) kali sejak persalinan.
Di Puskesmas Gu tahun 2021 jumlah ibu hamil sebanyak 340 ibu hamil dan ditemukan 26
ibu hamil yang memiliki risiko tinggi/komplikasi dan sebanyak 68 ibu hamil (27.9%) mendapat
penanganankomplikasi oleh bidan dan dokter di puskesmas/puskesmas perawatan. Dan sisanya
ada sekitar 49 bumil diantaranya dirujuk oleh bidan desa ke Puskesmas atau ke rumah sakit
(RSUD Kota Baubau dan RS Seloan Baubau). Rujukan ini dilaksanakan agar bumil resti tersebut
mendapatkan perawatan lebih lanjut dan memadai karena keterbatasan peralatan dan tenaga
untuk penanganan bumil resti atau komplikasi. (Lihat lampiran profil Tabel 30)
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk meningkatkan
ketahanan keluarga, kesehatan, dan keselamatan ibu, anak, serta perempuan. Pelayanan KB
menyediakan informasi, pendidikan dan cara-cara bagi laki-laki dan perempuan untuk dapat
merencanakan kapan akan mempunyai anak, berapa jumlah anak, berapa tahun jarak usia antara
anak, serta kapan akan berhenti mempunyai anak.
Sasaran program KB adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang lebih dititikberatkan pada
kelompok Wanita Usia Subur (WUS)yang berada pada kisaran usia 15-39 tahun dan ibu pasca
persalinan
Tingkat pencapaian pelayanan KB dapat dilihat dari cakupan Pasangan Usia Subur (PUS)
yang menggunakan metode kontrasepsi, cakupan peserta KB yang baru menggunakan alat
kontrasepsi, tempat pelayanan KB, dan jenis kontrasepsi yang digunakan oleh akseptor KB.
a. Peserta KB aktif
Jumlah peserta KB Aktif di Puskesmas GU sebanyak 1429 akseptor (43,1%) dengan metode
kontrasepsi yang terbanyak adalah suntik (53,3%). Adapun metode kontrasepsi yang tidak
dipilih adalah obat vagina.(Lihat lampiran profil Tabel 28 )
Hal ini disebabkan antara lain karena masih tingginya kasus Drop Out (DO) KB dan
penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang masih kurang pada peserta KB aktif.
B. Kesehatan Anak
Pelayanan kesehatan pada neonatus minimal 3 kali yaitu 2 kali pada usia 0-7 hari dan 1 kali pada
usia 8-28 hari, pelayanan ini biasa disebut KN lengkap, hal ini untuk melihat jangkauan dan
kualitas pelayanan kesehatan neonatal. Cakupan kunjungan neonatus di Puskesmas Gu tahun
2021 untuk KN1 sebesar 99,7%. Sedangkan KN 3 (lengkap) sebesar 98,8 %. Pelayanan KN
Lengkap meliputi ASI eksklusif, Perawatan mata, tali pusat, pemberian vitamin.K injeksi,
imunisasi hepatitis B, MTBM.(Lihat lampiran profil Tabel 34)
Berat Badan Lahir Rendah (kurang dari 2.500 gram) merupakan salah satu faktor utama
yang berpengaruh terhadap kematian Perinatal dan Neonatal. BBLR dibedakan dalam 2 kategori
yaitu BBLR karena Premature atau BBLR karena Intrauterine Growth Reterdation (IUGR), yaitu
bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat badannya kurang. Di negara berkembang banyak BBLR
dengan IUGR karena ibu berstatus Gizi Buruk, Anemia, Malaria dan menderita penyakit Menular
Seksual (PMS) sebelum konsepsi atau pada saat kehamilan.
Berdasarkan kohort bayi, jumlah BBLR di wilayah kerja Puskesmas Gu yang dilaporkan
tahun 2021 sebanyak 10 bayi (3,2 %) dari jumlah bayi lahir yang ditimbang (314 bayi). Kasus
BBLR ini menjadi perhatian khusus karena seringkali menyebabkan kematian bayi. Lampiran profil
Tabel 33)
3. Angka Kematian neonatal, bayi dan balita
Jumlah Kematian bayi di Puskesmas Gu tahun 2021 adalah 1 orang dan Jumlah
kelahiran adalah 309 orang sehingga Angka Kematian Bayi tahun 2021 adalah 3,2 per 1000
kelahiran hidup.(Lihat Lampiran profilTabel 31)
Beberapa hal yang dapat mempengaruhi AKB secara umum adalah tingkat kesakitan
dan status gizi, kesehatan ibu waktu hamil dan proses penangan persalinan. Gangguan
perinatal merupakan salah satu dari sekian faktor yang mempengaruhi kondisi kesehatan ibu
selama hamil yang mempengaruhi perkembangan fungsi dan organ janin.
b. Angka Kematian Balita (AKABA)
Angka kematian balita (AKABA) adalah jumlah anak yang meninggal sebelum mencapai usia
5 tahun yang dinyatakan dalam angka per 1.000 kelahiran hidup. Angka kematian balita
dihitung dengan menjumlahkan kematian bayi dengan kematian balita. Secara Nasional
ditetapkan AKABA sebesar 40/1000 KH.
AKABA merupakan gambaran tingkat permasalahan kesehatan dan faktor – faktor
lingkungan terhadap kesehatan anak balita antara lain : sanitasi, gizi, pendidikan, penyakit
menular dan kecelakaan. Usia balita maengalami pertumbuhan berat badan, perkembangan
otak dan peningkatan daya tahan tubuh terhdap penyakit. Namun demikian tetap mempunyai
resiko tinggi dan kemungkinan lebih banyak terpapar oleh kesakitan dan kematian. Adapun
jumlah Angka Kematian Balita di wilayah Puskesmas Gu pada tahun 2021 sebanyak 1 balita.
(Lihat Lampiran profilTabel 31)
Di Puskesmas Gu tahun 2021 jumlah bayi baru lahir sebanyak 314 bayi, sedangkan
perkiraan neonatal komplikasi sebanyak 47 neonatus dan sebanyak 4 neonatus (8,5%) mendapat
penanganankomplikasi oleh bidan dan dokter di puskesmas/puskesmas perawatan. (Lihat
lampiran profilTabel 30).
Salah satu kelompok yang rentan terhadap gangguan kesehatan maupun serangan penyakit
adalah bayi. Pelayanan kesehatan bayi termasuk salah satu indikator ukuran keberhasilan upaya
peningkatan kesehatanbayi dan balita. Pelayanan kesehatan bayi ditujukan pada bayi usia 29 hari
– 11 bulan dengan memberikan pelayanan kesehatan sesuai standar oleh tenaga kesehatan yang
memiliki kompetensi klinis kesehatan dokter, bidan dan perawat) minimal 4 kali, yaitu pada 29 hari
- 2 bulan, 3 – 5 bulan, 6 – 8 bulan, dan 9 – 12 bulan.Tujuannya adalah supaya bayi mendapat
pelayanan kesehatan dasar serta diketahui sejak dini adanya kelainan atau penyakit dan
pemelihaaraan kesehatan dan pencegahan penyakit serta peningkatan kualitas hidup bayi.
Cakupan pelayanan kesehatan bayi di Puskesmas Gu tahun 2021 adalah sebesar 106,1%
mencapai target SPM sebesar 100%.(Lihat lampiran Tabel 36).
Pelayanan kesehatan bayi yang diberikan antara lain: penimbangan berat badan,
pemberian imunisasi dasar (BCG, DPT/HB1-3, Polio1-4, dan Campak), Stimulasi Deteksi
Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) bayi, pemberian Vitamin A, dan penyuluhan
perawatan bayi dan pemberian ASI Eksklusif serta pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-
ASI).
6. Pemberian ASI Ekslusif pada bayi
ASI mengandung kolostrum yang kaya akan antibodi karena mengandung protein untuk daya
tahan tubuh dan pembunuh kuman dalam jumlah tinggi sehingga pemberian ASI eksklusif dapat
mengurangi resiko kematian pada bayi.
ASI Eksklusif adalah memberikan ASI (Air Susu Ibu) saja dari bayi umur 0-6 bulan tanpa
memberikan makanan dan atau minuman lain kecuali sirup obat. Pemberian ASI secara Ekslusif
dapat menurunan angka kematian bayi dan sekaligus meningkatkan status gizi masyarakat
menuju tercapainya kwalitas sumberdaya manusia yang memadai.Pemantauan terhadap
pemberian ASI Ekslusif di Puskesmas Gu tahun 2021 diperoleh hasil cakupannya sebesar 54,1
%. (Lihat lampiranprofil Tabel 35).
7. Pelayanan Imunisasi
Pelayanan imunisasi adalah bagian dari upaya pencegahan dan pemutusan mata rantai
penularan pada penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.Program imunisasi diberikan pada
populasi yang dianggap rentan terjangkit penyakit menular yaitu bayi, balita, anak-anak, wanita
usia subur dan wanita hamil.Beberapa penyakit menular yangtermasuk ke dalam penyakit yang
dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I)antara lain : Difteri, Tetanus, Hepatitis B, Meningitis,
Rubella, TBC,Campak, pertusis dan polio.
a. Desa/Kelurahan UCI
Indikator untuk menilai keberhasilan imunisasi adalah angka UCI ( Universal Child
Immunization).
Pencapaian angkaUniversal Child Immunization pada dasarnya merupakan suatu gambaran
terhadap cakupan sasaran bayi yang telah mendapat imunisasi secara lengkap. Bila cakupan
UCI dikaitkan dengan batasan wilayah tertentu, berarti dalam wilayah tersebut dapat
digambarkan besarnya tingkat kekebalan masyarakat terhadap penularan PD3I.
Di Puskesmas Gu tahun 2021 ada sebanyak 7 desa dan desa yang telah mencapai
Universal Child Imunization (UCI) sebanyak 7 desa.(Lihat lampiran Tabel 37)
Imunisasi melindungi anak terhadap beberapa penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
(PD3I). Seorang anak diimunisasi dengan vaksin yang disuntikkan pada lokasi tertentu atau
diteteskan melalui mulut.
Setiap bayi wajib mendapatkan imunisasi dasar lengkap yang terdiri dari : 1 dosis BCG, 3
dosis DPT-HB dan atau DT-HB-Hib, 4 dosis polio dan 1 dosis Campak. Dari imunisasi dasar
lengkap yang diwajibkan tersebut, campak/MR merupakan imunisasi yang mendapat
perhatian lebih. Hal ini terkait dengan realita bahwa campak adalah salah satu penyebab
utama kematian pada balita.
Sehingga pemerintah berkomitmen untuk mempertahankan cakupan imunisasi campak
sebesar 90% secara tinggi dan merata.Di Puskesmas Gu tahun 2021 cakupan Imunisasi
campak telah mencapai 270. (Lihat lampiran profil Tabel 39)
Program imunisasi pada bayi mengharapkan agar setiap bayi mendapatkan imunisasi
dasar secara lengkap. Keberhasilan seorang bayi dalam mendapatkan imunisasi dasar
tersebut diukur melalui indikator imunisasi dasar lengkap . Capaian imunisasi dasar secara
lengkap di Puskesmas GU tahun 2021 adalah 270 anak. (Lihat lampiran profil Tabel 39)
Vitamin A adalah salah satu zat gizi penting yang larut dalam lemak disimpan dalam hati dan
tidak dapat diproduksi oleh tubuh sehingga harus dipenuhi dari luar. Anak memerlukan vitamin A
untuk membantu melawan penyakit, melindungi penglihatan mereka serta mengurangi risiko
meninggal. Anak yang kekurangan vitamin A kurang mampu melawan berbagai potensi penyakit
yang fatal dan berisiko rabun senja. Oleh karena itu dilakukan pemberian kapsul vitamin A dalam
rangka mencegah dan menurunkan prevalensi kekurangan vitamin A (KVA) pada balita.
Vitamin A dosis tinggi diberikan dua kali dalam setahun kepada bayi usia 6-12 bulan dan
balita usia 1-5 tahun. Suplemen vitamin A dosis tinggi harus diberikan pada anak yang menderita
diare, Campak dan kekurangan gizi, karena penyakit diare dan campak dapat menguras vitamin A
dari tubuh anak. Pemberian kapsul vitamin A dilakukan terhadap bayi (6-11 bulan) dengan dosis
100.000 SI, anak balita (12-59 bulan) dengan dosis 200.000 SI, dan ibu nifas diberikan kapsul
vitamin A 200.000 SI, sehingga bayinya akan memperoleh vitamin A yang cukup melalui ASI.
Pemberian kapsul vitamin A diberikan secara serentak setiap bulan Februari dan Agustus pada
bayi dan balita usia 6-59 bulan.Cakupan pemberian kapsul vitamin A di Puskesmas Gu tahun
2021 pada bayi 6-11 bulan sebesar 99,7% dan balita 6-59 bulan di sudah mencapai 99,1%. (Lihat
lampiran profil Tabel 41)
Pelayanan kesehatan anak dan balita adlah pelayanan keehatan pada anak 12-59 bulan minmal 8
kali dalam upaya meningkatkan kualitas hidup anak dan balita diantaranya adalah melakukan
pemantauan pertumbuhan dan perkembangan serta stimulasi tumbuh kembang pada anak dengan
menggunakan instrumen SDIDTK, pembinaan posyandu, Pendidikan anak usia dini (PAUD),
konseling keluarga, Pemberian ASI sampai 2 tahun, makanan gizi seimbang dan vitamin A.
Setiap anak berusia 12-59 bulan memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan setiap
bulan minimal 8 kali dalam setahun yang tercatat dalam kohort anak balita dan pra sekolah, Buku
KIA/KMS atau buku pencatatan dan pelaporan lainnya.
Pemantauan pertumbuhan adalah pengukuran berat badan per Tinggi Badan (BB/TB). Di
tingkat masyarakat pemantauan pertumbuhan adalah pengukuran berat badan per umur (BB/U)
setiap bulan di Posyandu, Taman Beramin, Pos PAUD, TPA dan TK dll. Bila berat badan tidak naik
dalam 2 bulan berturut-turut atau berat badan anak balita dibawah garis merah harus dirujuk ke
sarana pelayanan kesehatan untuk menentukan status gizi dan upaya tindak lanjut.
Cakupan penimbangan balita di Posyandu (D/S) adalah jumlah balita yang ditimbang di seluruh
posyandu yang melapor di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu dibagi jumlah seluruh
balita yang ada di seluruh posyandu yang melapor di suatu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu. Manfaat penimbangan balita diantaranya untuk : 1) megetahui kesehatan, 2)
mengetahui dan mencegah gangguan pertumbuhan, 3) mengetahui balita sakit atau berat badan
dua bulan tidak naik, berat badannya BGM, 4) mengetahui balita gizi buruk sehingga dapat dirujuk
ke puskesmas, 5) mengetahui kelengkapan imunisasi dan 6) mendapatkan penyuluhan tentang
gizi.
Status gizi balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan tingkat status gizi
masyarakat. Salah satu cara penilaian status gizi balita adalah dengan pengukuran antopometri
yang menggunakan Indeks Masa Tubuh (IMT) yaitu pengukuran tubuh dibandingkan umur, berat
badan/ umur (BB/U), berat badan per tinggi badan (BB/TB), atau tinggi badan per umur (TB/U).
Di wilayah kerja Puskesmas Gu tahun 2021 jumlah Balita 0-59 bulan, yang ditimbang
sebanyak 963 balita dengan Balita Gizi kurang sebanyak 1 balita (0,1 %). Balita pendek sebanyak
9.orang (0,9 %) sedangkan Balita Kurus sebanyak 3 orang (0,3 %). Semua kasus dengan
gangguan gizi yang ditemukan di wilayah kerja Puskesmas mendapat perawatan. (Lihat Lampiran
profil Tabel 44)
Intervensi yang telah dilakukan pada Balita gizi kurang adalah Pemberian Makanan
Tambahan (PMT). Pemulihan dengan menggunakan anggaran APBD Kabupaten Buton Tengah.
Selanjutnya untuk perawatan khusus bagi Balita gizi kurang sesuai dengan standar Berat Badan
menurut Tinggi Badan (BB/TB) mencapai 100%.
Penjaringan kesehatan siswa adalah pemeriksaan kesehatan terhadap siswa SD/MI kelas 1,
SMP/MTs kelas 7 dan SMA/MA kelas 10 yang meliputi pengukuran tinggi badan, berat badan,
pemeriksaan ketajaman mata, ketajaman pendengaran, kesehatan gigi, kelainan mental emosional
dan kebugaran jasmani. Pelaksanaan penjaringan kesehatan dikoordinir oleh puskesmas bersama
dengan guru sekolah dan kader kesehatan/konselor kesehatan. Setiap puskesmas mempunyai
tugas melakukan penjaringan kesehatan siswa SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA di wilayah kerjanya
dan dilakukan satu kali pada setiap awal tahun ajaran baru sekolah.
Cakupan penjaringan kesehatan siswa di Puskesmas Gu tahun 2021 meliputi siswa SD/MI
kelas 1 sebesar 100 %, siswa SMP/MTs kelas 7 sebesar 100%, siswa SMA/MA kelas 10 sebesar
100 %.(Lihat lampiran profil Tabel 45)
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut di puskesmas meliputi kegiatan pelayanan dasar gigi dan
upaya kesehatan gigi sekolah. Kegiatan pelayanan dasar gigi adalah tumpatan (penambahan)
gigi tetap dan pencabutan gigi tetap. Indikasi dari perhatian masyarakat adalah bila tumpatan
gigi tetap semakin bertambah banyak berarti masyarakat lebih memperhatikan kesehatan gigi
yang merupakan tindakan preventif, sebelum gigi tetap betul rusak dan dicabut. Pencabutan
gigi tetap adalah tindakan kuratif dan rehabilitative yang merupakan tindakan terakhir yang
harus diambil oleh seorang pasien.
Cakupan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas Gu tahun 2021 untuk
tumpatan gigi tetap sebanyak 62 kasus, pencabutan gigi tetap sebanyak 43 kasus dan rasio
tambal/cabut sebesar 1,4 (Lihat Lampiran profil Tabel 46)
Untuk Program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah kegiatannya lebih banyakbersifat Promotif dan
Preventif. Pelayanan kesehatan gigi melalui Upaya Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) sudah
dilaksanakan di seluruh sekolah SD/MI di wilayah kerja Puskesmas Gu.
Dari sasaran usia produktif sebanyak 8.918 jiwa di Puskesmas Gu tahun 2021, yang
mendapat pelayanan skrening kesehatan sesuai standar adalah 1.455 orang (16,3%) dengan
kelompok beresiko yang teridentifikasi sebanyak 1134 orang (77.9%). (Lihat Lampiran profil Tabel
48)
Usia lanjut adalah orang yang berumur 60 tahun ke atas,untuk wilayah kerja Puskesmas Gu
tahun 2021 berjumlah 1.355 orang dan mendapat pelayanan kesehatan sebanyak 705 orang atau
52,0%. Jika dilihat berdasarkan jenis kelamin, lansia perempuan lebih banyak (269 orang)
mendapat pelayanan kesehatan di bandingkan lansia laki-laki.). (Lihat Lampiran profil Tabel 49)
Upaya yang telah dilaksanakan untuk kesehatan lansia adalahdengan pendekatan terhadap
keluarga dan masyarakat lansia serta lebihmemprioritaskan upaya memelihara dan menjaga agar
lansia tetap sehatserta merawat lansia yang sakit agar menjadi sehat.Sebagai bentukimplementasi
dari pelayanan pro aktif, Puskesmas memberikan pelayanankesehatan dengan menitikberatkan
pada upaya promotif dan preventif.Pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh kader dengan
pendampingan olehtenaga kesehatan Puskesmas. Kelompok lansia mempunyai wadah
yangdisebut Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu), dimana kegiatannya antaralain : pelayanan
pemeriksaan kesehatan dasar, kegiatan penunjanglainnya seperti senam lansia, pembinaan
keterampilan dan pembinaankeagamaan. Idealnya jumlah Posbindu adalah 1 per 100 penduduk
lansia/ pralansia. Jumlah Posbindu di wilayah Puskesmas Gu Tahun 2021 adalah sebanyak 7
Posbindu.
D. Pelayanan kesehatan Keluarga di Puskesmas
Pelayanan kesehatan keluarga meliputi pelaksanaan kelas ibu hamil,pelaksanaan orientasi P4K,
pelaksanaan kegiatan kesehatan remaja, pelaksanaanpenjaringan kesehatan keluarga, penjaringan
kesehatan kelas 1, penjaringankesehatan kelas 7 dan 10 dan penjaringan kesehatan kelas1, 7 dan
10. Kegiatankesehatan keluarga ini untuk memenuhi kebutuhan data standar pelayanan minimalpada
indikator pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar dengan pernyataanstandar setiap anak
pada usia pendidikan dasar mendapatkan pelayanan kesehatansesuai standar.
1. Melaksanakan kelas ibu hamil
Prioritas pada upaya peningkatan derajat kesehatan Ibu dan anak, terutama pada kelompok yang
paling rentan kesehatan yaitu ibu hamil, bersalin dan bayi pada masa perinatal.
Peserta kelas ibu hamil sebaiknya ibu hamil pada umur kehamilan 20 s/d 32 minggu, karena
pada umur kehamilan ini kondisi ibu sudah kuat, tidak takut terjadi keguguran, efektif untuk
melakukan senam hamil. Jumlah peserta kelas ibu hamil maksimal sebanyak 10 orang setiap
kelas. Suami/keluarga ikut serta minimal 1 kali pertemuan sehingga dapat mengikuti berbagai
materi yang penting, misalnya materi tentang persiapan persalinan atau materi yang lainnya.
Di puskesmas Gu tahun 2021 yang telah melaksanakan Kelas Ibu Hamil sebanyak 28 kali
pertemuan, dilakukan terhadap desa bantea, desa Lakapera, Kelurahan Watulea, desa
Walando, Kelurahan Bombonawulu, desa Waliko dan Desa Lowu-Lowu (Lihat Lampiran
profilTabel 50)
Program Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dengan Stiker adalah
merupakan suatu kegiatan yang di fasilitasi oleh Bidan di desa dalam rangka peran aktif suami,
keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman dan persiapan
menghadapi komplikasi bagi ibu hamil, termasuk perencanaan penggunaan KB pasca persalinan
dengan menggunakan stiker sebagai media notifikasi sasaran dalam rangka meningkatkan
cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi baru lahir.
Di puskesmas Gu tahun 2021 yang telah melaksanakan Orientasi P4K sebanyak 1 kali
pertemuan, dilakukan di desa Walando dengean kepesertaan melibatkan 5 desa dan 2
kelurahan (Lihat Lampiran profilTabel 50)
Penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala peserta didik SD/MI, SMP/MTs dan
SMA/SMK/MA termasuk Sekolah Luar Biasa (SLB) meliputi: Pengisian Kuesioner yang diisi oleh
peserta didik/orang tua/wali peserta didik dan Pemeriksaan Kesehatan yang diisi oleh tenaga
Puskesmas/guru/kader kesehatan sekolah
BAB VII
PENGENDALIAN PENYAKIT DAN KESEHATAN LINGKUNGAN
A. Pengendalian Penyakit
Tuberkulosis Paru merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri
Mycobacterium tuberkulosis. Penyakit ini menyebar melalui droplet orang yang
telahterinfeksi basil tuberkulosis. Salah satu indikator yang digunakan dalam pengendalian
TB adalah CaseDetection Rate (CDR), yaitu proporsi jumlah pasien baru BTA positif
yangditemukan dan diobati terhadap jumlah pasien baru BTA positif yangdiperkirakan ada
dalam wilayah tersebut.
b. Pneumonia
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit infeksi akut yang
menyerang pernapasan mulai dari hidung hingga alveoli. Penyakit ISPA yang
menjadimasalah dan masuk dalam program penanggulangan penyakit adalah pneumonia
karenamerupakan salah satu penyebab kematian anak. Infeksi Saluran Pernafanan Akut
merupakan penyakit rakyat yang kasusnya tinggi dan menempati 10 penyakit terbanyak di
Puskesmas GU
Pneumonia adalah infeksi akut yangmenyerang jaringan paru (alveoli). Infeksi ini
bisa disebabkan oleh bakteri, jamur, virusatau kecelakaan karena menghirup cairan atau
bahan kimia. Populasi rentan yang terserangpneumonia adalah anak umur < 2 tahun.
Penemuan dan tatalaksana kasus adalah salah satukegiatan program
penanggulangan.Jumlah penderita pneumonia balita di Puskesmas Gu tahun 2021
sebanyak 000 bayi dan ditangani oleh petugas kesehatan sebanyak 000 balita (000 %) .
(Lihat Lampiranprofil Tabel 53)
Pneumonia pada balita lebih banyak disebabkan karena faktor seperti kurang gizi,
status imunisasi yang tidak lengkap, terlalu sering membendung anak, kurang diberikan
ASI, riwayat penyakit kronis pada orang tua bayi atau balita, sanitasi lingkungan tempat
tinggal yang kurang memenuhi syarat kesehatan, orang tua perokok dan lain sebagainya.
Upaya yang telah dilakukan untuk menanggulangi kasus pneumonia pada bayi atau balita
adalah menghilangkan faktor penyebab itu sendiri melalui peningkatan status gizi
bayi/balita, peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), peningkatan sanitasi
lingkungan tempat tinggal serta peningkatan status imunisasi bayi atau balita.
d. Penyakit Diare
Diare adalah buang air besar lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi lembek atau
cair. Kasus ini biasanya meningkat pada musim kemarau yang disebabkan karena
terbatasnya air bersih dan pada saat permulaan musim hujan karena sumber-sumber air
bersih tercemar oleh berbagai hal.Serangan penyakit yang bersifat akut mendorong
penderitanya untuk segera mencari pengobatan ke pelayanan kesehatan. Dalam
perjalanan alamiahnya sebagian besar penderita sembuh sempurna.
Penyakit diare sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat,
walaupun secara umum angka kesakitan masih fluktuatif. Diare pada balita merupakan hal
yang sangat berbahaya karena bisa mengakibatkan kematian. Adapun hasil penemuan
penderita diare di Puskesmas Gu tahun 2021 adalah sebanyak 25 kasus. (Lihat lampiran
Tabel profil56)
Gejala diare yang terkesan ringan dan dapat diobati sendiri oleh penderitanya
menyebabkan penderita enggan mendatangi sarana pelayanan kesehatan.
Penanggulangan diare dititikberatkan pada penanganan penderita untuk mencegah
kematian dan promosi kesehatan tentang hiegyne sanitasi dan makanan untuk mencegah
Kejadian Luar Biasa (KLB). Upaya yang dilakukan oleh jajaran kesehatan baik oleh
Puskesmas maupun dinas kesehatan adalah meningkatkan penyuluhan kesehatan kepada
masyarakat, kaporitisasi air minum dan peningkatan sanitasi lingkungan.
Kusta adalah penyakit kulit infeksi yang disebabkan oleh mycobacterium leprae.Bila
penyakit kusta tidak ditangani maka dapat menjadi progresif menyebabkan kerusakan
permanen pada kulit, saraf, mata dan anggota gerak. Strategi global WHO
menetapkanindicator eliminasi kusta adalah angka penemuan penderita/ new case
detection rate(NCDR). Dengan NCDR 0,0005 per 10.000 penduduk sudah dapat
dikatagorikan sebagai daerah rendah kusta dengan mengacu pada indikator pusat bahwa
daerah dengan NCDR 0,50 per 10.000 penduduk sudah dapat dikatakan sebagai daerah
rendah kusta.
Angka penemuan kasus baru(CDR= Case Detection Rate) adalah jumlah kasus
yang baru ditemukanpada periode satu tahun per 100.000 penduduk, merupakan
indikatoryang paling bermanfaat dalam menetapkan besarnya masalah dantransmisi
yang sedang berlangsung.
Prevalensi adalah jumlah kasus terdaftar pada suatu saat tertentu. Angka prevalensi
adalah jumlah kasus kusta terdaftar PB dan MB pada suatu saat tertentu per10.000
penduduk.
Angka prevalensi kusta di Puskesmas Gu tahun 2021 sebesar 2,2 per 10.000
penduduk. (Lihat Lampiran profil Tabel 59)
Selama tiga tahun terakhir tidak ditemukan kasus polio di wilayah kerja Puskesmas
Gu . Hal ini menunjukkan kinerja Puskesmas GU sudah baik..(Lihat lampiran profil Tabel
61)
b. Penyakit Difteri
Difteri adalah penyakit menular akut yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium
diptheriae dengan gejala awal adalah demam 38 0C, pseudomembrane (selaput tipis) putih
ke abuan-abuan pada tenggorok (laring, faring, tonsil) yang tak mudah lepas dan mudah
berdarah.
Difteri adalah penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi, pada tahun
2021 tidak ditemukan kasus difteri di Puskesmas GU. (Lihat lampiran profilTabel 62)
Upaya pencegahan yang dilakukan adalah imunisasi dasar pada bayi, pemberian
DT pada anak kelas 1 SD dan Td pada kelas 2 dan 3 SD serta pelaksanaan ORI
(Outbreak Response Immunization) Difteri.
c. Penyakit Pertusis
Pertusis atau batuk rejan adalah penyakit yang disebabkan bakteri Bardetella pertusis
dengan gejala batuk beruntun disertai tarikan nafas hup (whoop) yang khas dan muntah.
Lama batuk bisa 1-3 bulan sehingga disebut batuk 100 hari. Penyakit ini biasanya terjadi
pada anak berusia dibawah 4 tahun dan penularannya melalui droplet atau batuk penderita
Seperti penyakit difteri pada tahun 2021 tidak ditemukan kasus pertusis yang
dilaporkan. (Lihat lampiran profilTabel 62)
d. Tetanus Neonatorum
Tetanus neonatorum (TN) disebabkan oleh basil Clostridium tetani , yang masuk ketubuh
melalui luka. Penyakit ini dapat menginfeksi bayi baru lahir apabila pemotongan talipusat
tidak dilakukan dengan steril.
e. Penyakit Hepatitis B
Hepatitis B adalah infeksi serius pada hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV).
Hepatitis B bisa menyebabkan kondisi akut dan kronis pada pasien. Jika sudah memasuki
level kronis, penyakit ini bisa membahayakan nyawa penderitanya. Virus ini biasanya
berkembang selama 1-5 bulan sejak terjadi pajanan terhadap virus sampai kemunculan
gejala pertama.
Kasus Hepatitis B yang dilaporkan selama tahun 2021 ditemukan kasus. Namun
kasus Hepatitis B digambarkan sebagai fenomena gunung es, dimana sulit sekali
menemukan kasusnya. (Lihat lampiranprofil Tabel 62)
f. Penyakit Campak
Penyakit campak adalah penyakit akut yang mudah menular baik pada balita, anak-
anakmaupun orang dewasa yang disebabkan oleh virus campak. Penularan campak
dapatterjadi melalui udara yang terkontaminasi dan secret orang yang terinfeksi. Campak
merupakan penyakit menular yang sering menyebabkan kejadian luar biasa.
Pada tiga tahun terakhir ini di Puskesmas Gu tidak ditemukan kejadian campak.
Keberhasilan menekan kasus campak tidak terlepas dari pelaksanaan imunisasi campak
secara rutin baik di tingkat Puskesmas dan sarana kesehatan lainnya, penyediaan sarana
vaksin yang sudah memadai, tenaga yang mencukupi serta kesadaran masyarakat untuk
mendapatkan imunisasi campak bagi bayi/balitanya. (Lihat lampiranprofil Tabel 62)
Selama tahun 2021 di wilayah kerja Puskesmas Gu tidak ada laporan kejadian
Luar Biasa (KLB).(Lihat lampiranprofil Tabel 63)
3. Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik
Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue
danditularkan oleh vector nyamuk aedes aegypty. Indonesia merupakan negara tropis
yang secaraumum mempunyai risiko terjangkit penyakit DBD, karena vektor penyebabnya
yaitu nyamuk Aedesaegypti tersebar luas di kawasan pemukiman maupun tempat-tempat
umum, kecuali wilayah yangterletak pada ketinggian lebih dari 1000 meter di atas
permukaan laut.
Serangan penyakit DBD berimplikasi luas terhadap kerugian material dan moral
berupa biaya rumah sakit dan pengobatan pasien, kehilangan produktivitas kerja dan yang
paling fatal adalah kehilangan nyawa. Perjalanan Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) cepat dan dapat mengakibatkan kematian dalam waktu singkat. Penyakit ini
merupakan penyakit menular yang sering menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) di
Indonesia. Pada tahun 2021, tidak terjadi kasus DBD.(Lihat lampiran profil Tabel 65)
.
Tiga hal penting dalam upaya pemberantasan DBD adalah 1) Peningkatan
surveilans penyakit dan surveilans vektor, 2) diagnosis dini dan pengobatan dini, 3)
peningkatan upaya pemberantasan vektor penular penyakit DBD. Upaya pemberantasan
vektor yang telah dilaksanakan melalui pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui 3M
plus (Menguras,menutup dan mengubur) plus menabur larvasida. Indikator yang dapat
digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan pelaksanaan PSN adalah angka bebas
jentik (ABJ).Penyuluhan DBD serta kerjasama lintas sektor dan masyarakat baik
perorangan maupun kelompok, melakukan fogging focus, pemberian abate pada
masyarakat.
b. Penyakit Malaria
Kasus Malaria di Puskesmas Gu tahun 2021 dengan jumlah kasus Malaria positif
sebanyak 10 orang dari hasil pemeriksaan secara klinis terhadap 307 sampel darah.(Lihat
lampiran profilTabel 66)
c. Penyakit Filariasis
Penyakit ini bersifat menahun (kronis) dan bila tidak mendapatkan pengobatan
dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin baik
perempuan maupun laki-laki. Akibatnya penderita tidak dapat bekerja secara optimal
bahkan hidupnya tergantung kepada orang lain sehingga memnjadi beban keluarga,
masyarakat dan negara.
Penyakit filariasis di wilayah Puskesmas Gu pada tahun 2021 tidak ada kasus
filariasis yang dilaporkan. (Lihat lampiran profilTabel 67)
Corona virus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada
banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun,
virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat,seperti infeksi paru-paru
(pneumonia). Virus ini menular melalui percikan dahak (droplet) dari saluran pernapasan,
misalnya ketika berada di ruang tertutup yang ramai dengan sirkulasi udara yang kurang baik
atau kontak langsung dengan droplet.
Selain virus SARS-CoV-2 atau virus Corona, virus yang juga termasuk dalam
kelompok ini adalah virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan virus
penyebab Middle-East Respiratory Syndrome (MERS). Meski disebabkan oleh virus
dari kelompok yang sama, yaitu coronavirus, COVID-19 memiliki beberapa perbedaan
dengan SARS dan MERS, antara lain dalam hal kecepatan penyebaran dan keparahan
gejala.
Secara umum, ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang terinfeksi virus
Corona, yaitu:
a. Demam (suhu tubuh di atas 38 derajat Celsius)
b. Batuk kering
c. Sesak napas
Ada beberapa gejala lain yang juga bisa muncul pada infeksi virus
Corona meskipun lebih jarang, yaitu:
a. Diare
b. Sakit kepala
c. Konjungtivitis
d. Hilangnya kemampuan mengecap rasa
e. Hilangnya kemampuan untuk mencium bau (anosmia)
f. Ruam di kulit
Gejala-gejala COVID-19 ini umumnya muncul dalam waktu 2 hari sampai 2 minggu
setelah penderita terpapar virus Corona. Sebagian pasien yang terinfeksi virus Corona
bisa mengalami penurunan oksigen tanpa adanya gejala apapun. Kondisi ini
disebut happy hypoxi
Jumlah kasus covid-19 di UPTD Puskesmas GU tahun 2021 yang terkonvirmasi
positive berjumlah 44 Orang dengan pasien sembuh 43 orang (87,5%) dan meninggal 1 orang
(12,5%). (Lihat lampiran profil Covid-1)
Jumlah kasus Covid-19 di UPTD Puskesmas GU berdasarkan jenis kelamin dan
kelompok umur tahun 2021 yang terbanyak adalah usia 31-45 tahun dengan jenis kelamin
perempuan sebanyak 9 orang (20,45%) dan usia 46-59 tahun dengan jenis kelamin laki-laki
sebanyak 9 orang (20,45%). (Lihat lampiran profil Covid-1)
a. Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi umum di mana kekuatan aliran dari
darah terhadap dinding arteri Anda cukup tinggi. Hipertensi akan meningkatkan risiko
penyakit jantung dan stroke.Faktor risiko penyebab hipertensi termasuk obesitas, terlalu
banyak minum alkohol, merokok, dan riwayat keluarga.
b. Diabetes Melitus.
Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis adalah suatu kumpulan gejala yang timbul
pada sesseorang karena adanya peningkatan kadar gula dalam darah akibat kekurangan
insulin, baik absolute maupun relatif. DM merupakan penyakit kronis yang tidak dapat
disembuhkan tetapi dapat dikendalikan.
Di Puskesmas GU tahun 2021 penderita Diabetes Melitus dari kunjungan rawat
jalan cukup banyak yaitu 298 Penderita. (Lihat lampiran profilTabel 69)
Kanker serviks adalah kanker yang muncul pada leher rahim wanita. Leher rahim sendiri
berfungsi sebagai pintu masuk menuju rahim dari vagina. Semua wanita dari berbagai
usia berisiko menderita kanker serviks. Tapi, penyakit ini cenderung menghinggapi
wanita yang aktif secara seksual. Sedangkan Kanker Payudara adalah kanker yang
terbentuk dari lemak, jaringan kuat, dan ribuan lobulus (kelenjar kecil penghasil air susu).
Di Puskesmas Gu tahun 2021 penderita kanker leher rahim sebesar 0 ibu (0%)
sedangkan kanker payudara sebesar 0 ibu (0%) dari kunjungan rawat jalan.(Lihat
lampiran profil Tabel 70)
d. Gangguan Jiwa
Tabel 7.1
Sepuluh Besar Penyakit Semua Golongan Umur
di Puskesmas GU Tahun 2021
Berdasarkan data 10 besar penyakit kasus rawat jalan di Puskesmas GU tahun 2021
penyakit yang paling banyak diderita pada semua kelompok umur masih di dominasi oleh penyakit
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas) yaitu sebanyak 707. kasus. Angka kesakitan baik insiden
maupun prevalen dari suatu penyakit disebut morbiditas. Morbiditas menggambarkan kejadian
penyakit dalam suatu populasi pada kurun waktu tertentu dan berperan dalam penilaian terhadap
derajat kesehatan masyarakat.
C. Kesehatan Lingkungan
Air minum yang aman bagi kesehatan adalah air minum yang memenuhipersayaratan
secara fisik, mikrobiologis, kimia dan radioaktif. Secara fisik air minumyang sehat adalah tidak
berbau, tidak berasa dan tidak berwarna serta memiliki totalzat padat terlarut. Secara
mikrobiologis air minum yang sehat harus bebas dari bakteri E Coli dan total bakteri Coliform.
Secara kimiawi, zat kimia yang terkandung dalam airminum harus dibawah ambang batas yang
ditentukan.
Penduduk di wilayah Puskesmas GU menggunakan sumber air minum yang bervariasi,
sepertisumur gali terlindung (SGT), sumur gali dengan pompa (SGP), sumur bor dengan
pompa(SBP), terminal air (TA), mata air terlindung (MAT), penampungan air hujan (PAH) dan
PDAM.
Di Puskesmas Gu tahun 2021, jumlah sarana air minum yang dilakukan pengawasan
sebesar 28 sarana. Sedangkan jumlah sarana air minum yang dilakukan infspeksi kesehatan di
lingkungan (IKL) sebesar 26 (100%). Untuk jumlah sarana air minum diambil sampel air
dilakukan pemeriksaan belum satupun sarana air miunumnya diperiksa. (Lihat Lampiranprofil
Tabel 72 )
Dengan adanya seluruh masyarakat yang sudah bisamengakses air bersih, diharapkan
penyakit-penyakit menular melalui air ( water borne desease)dapat dicegah atau sedapat mungkin
diturunkan kasusnya.
Akses terhadap sanitasi layak merupakan salah satu pondasi inti dari masyarakatyang
sehat. Sanitasi berhubungan dengan kesehatan lingkunganyang mempengaruhiderajat
kesehatan masyarakat. Buruknya kondisi sanitasi akan berdampak negatif dibanyak aspek
kehidupan, mulai dari turunnya kualitas lingkungan hidupmasyarakat,tercemarnya sumber air
minum bagi masyarakat, meningkatnya kasus diare danmunculnya beberapa penyakit.
Dengan jumlah kepala keluarga di wilayah kerja Puskesmas GU tahun 2021 sebesar
3.286 KK (kepala Keluarga). Capaian kepala keluarga dengan akses Sanitasi layak (Jamban
Sehat) untuk jumlah Sharin/komunal sebesar 55 KK, jumlah penguna Jamban sehat semi
permanen sebesar 8 KK, dan jumlah penguna Jamban sehat permanen sebesar 2324 dari 2181
KK. Sedangkan keluarga dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak (jamban sehat
sebesar 2244 KK (68,3%). (Lihat Lampiran profil Tabel 73)
STBM adalah pendekatan untuk mengubah perilaku higienis dan saniter melaluipemberdayaan
masyarakat dengan cara pemicuan. Penyelenggaraan STBMbertujuan untuk mewujudkan
perilaku yang higienis dan saniter secara mandiri dalamrangka meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya.
Desa melaksanakan STBM adalah desa yang sudah melakukan pemicuanminimal 1 dusun,
mempunyai tim kerja masyarakat/natural leader, dan telahmempunyai rencana tindak lanjut untuk
menuju Sanitasi Total, sedangkan DesaSTBM adalah desa yang telah mencapai 100% penduduk
melaksanakan 5 pilar STBM yaitu:
a. Stop BABS (Buang Air Besar Sembarangan),
b. Cuci tangan pakai sabun,
c. Pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga,
d. Pengamanan sampah rumah tangga, dan
e. Pengamanan limbah cair rumah tangga.
Desa STBM adalah desa yang sudah Stop BABS minimal 1 dusun, mempunyai timkerja
STBM atau natural leader, dan telah mempunyai rencana kerja STBM ataurencana tindak lanjut.
Di wilayah kerja Puskesmas Gu tahun 2021, desa yang telah melaksanakan STBM
sebanyak 7 desa (100%) dari jumlah 7 desa/kelurahan.(Lihat LampiranprofilTabel 74)
Tempat tempat umum (TTU) adalah tempat atau sarana yang diselenggarakan
pemerintah/swasta atau perorangan yang digunaan untuk kegiatan bagi masyarakat yang
meliputi sarana kesehatan, sarana pendidikan dan hotel. Apabila kualitas lingkungan TTU tidak
memenuhi standar persyaratan kesehatan tentunya akan menimbulkan ketidaknyamanan dalam
menggunakan fasilitas tersebut juga dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Oleh sebab itu
perlu dilakukan pembinaan dan pengawasan kualitas lingkungannya sehingga tidak
menyebabkan gangguan terhadap masyarakat.
TTU di Puskesmas Gu tahun 2021 berjumlah 54 sarana dan yang memenuhi syarat
kesehatan sebesar 99,5 % (Lihat lampiran profil Tabel 75).
Tempat pengelolaan Makanan adalah usaha pengelolaan makanan yang meliputi jasa boga atau
katering, rumah makan dan restoran, depot air minum, kantin dan makanan jajanan. TPM
memenuhi syarat higiene sanitasi adalah TPM yang memenuhi persyaratan higiene sanitasi
dengan bukti dikeluarkannya laik higiene sanitasi.
Pemeriksaan terhadap tempat pengelolaan makanan secara berkala meliputi jasa boga
atau katering, rumah makan dan restoran, depot air minum, kantin dan makanan jajanan lainnya.
Pemeriksaan bertujuan untuk menjamin agar tetap terjaganya kesehatanlingkungan di tempat-
tempat yang bersangkutan dan lingkungan sekitarnya.
Di Puskesmas Gu tahun 2021 terdapat 21 jumlah TPM, dan 9 TPM (42,9%) yang
memenuhi syarat kesehatan. (Lihat lampiran profil Tabel 76).
BAB VI
PENUTUP
Dengan tersusunnya Profil Kesehatan UPTD Puskemas Gu Tahun 2021, maka diharapkan dapat
digunakan sebagai acuan dalam peningkatan kinerja sekaligus Evaluasi pencapaian program pelayanan
kesehatan di UPTD Puskesmas Gu dibidang kesehatan dengan menilai derajat kesehatan dari beberapa
aspek diantaranya angka kematian, angka kesakitan dan status gizi. Aspek ini dipengaruhi oleh upaya
kesehatan yang dilakukan melalui upaya peningkatan dan pemerataan pelayanan kesehatan.
Sedangkan upaya kesehatan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu sumber daya manusia,
sumber daya sarana dan prasarana dan sumber dana.
Diera Desentralisasi, data dan Informasi kesehatan sangat penting artinya baik dalam menunjang
perencanaan kesehatan maupun sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Untuk
menjawab kepentingan diatas, maka profil ini disusun setiap tahunnya yang memberikan gambaran
tentang kondisi kesehatan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Gu dalam bentuk persentase Pencapaian
Upaya Program Puskesmas.
Profil ini disajikan dalam bentuk teks, lampiran beberapa table dan grafik, untuk mempermudah
menganalisis masalah kesehatan. Progam kesehatan diera Desentralisasi terjadi beberapa perubahan
terutama dalam hal perencanaan kesehatan yang berbasis bottom up untuk mengetahui kebutuhan oleh
masing tingkatan pelayanan kesehatan. Sementara dalam hal pendanaan kondisinya semakin memadai
dari anggaran yang cukup layak untuk bidang kesehatan
A. Kesimpulan
Profil Puskesmas ini berisi hasil kegiatan program selama satu tahun yaitu tahun 2021. Analisa
dilakukan pada program prioritas dan yang masih dibawah target. Dalam laporan ini analisa dibuat berupa
perumusan masalah, penyebab masalah, alternatif pemecahan dan rencana strategis dengan harapan
ditahunmendatang hasilnya dapat ditingkatkan melalui Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK : POA).
B. Saran
Untuk seluruh staf Puskesmas UPTD Puskesmas GU diharapkan lebih memahami program yang
menjadi tanggung jawabnya sehingga target tercapai dan kinerja meningkat. Selalu melakukan koordinasi
dan meningkatkan kerjasama yang lebih baik sehingga kegiatan program bisa dilaksanakan sesuai dengan
perencanaan. Kepada Dinas Kesehatan Kab.Buton Tengah dimohonkan agar selalu memberikan
bimbingan teknis/ monitoring laporan bulanan kepada pemegang program sehingga dapat meminimalkan
kesalahan dan meningkatkan pencapaian program.
Profil Puskesmas ini tentunya masih jauh dari sempurna sehingga bimbingan dari Dinas
Kesehatan Kabupaten sangat kami perlukan demi kesempurnaannya.
1. Ketenagaan, sarana dan prasarana yang memadai akan sangat membantu meningkatkan derajat
kesehatan di wilayah kerja Puskesmas UPTD Puskesmas GU
2. Peningkatan kerjasama tim dalam berkoordinasi untuk pelaksanaan program (Lintas Program),
Lintas sektor dan peran serta aktif masyarakat dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
di wilayah kerja UPTD Puskesmas GU
3. Diperlukan peningkatan kemampuan dan kompetensi petugas kesehatan dan dianggarkan dalam
APBD
4. Peningkatan kelengkapan pendataan untuk penyusunan laporan terutama Laporan Tahunan per
program mempermudah penyusunan Profil Puskesmas.