Anda di halaman 1dari 275

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN

BANGLI TAHUN 2021

PEMERINTAH KABUPATEN BANGLI


DINAS KESEHATAN
2022
KATA PENGANTAR

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli merupakan salah satu bagian dari


sistem informasi kesehatan yang penting bagi proses perencanaan sampai dengan
evaluasi program kesehatan dan merupakan bagian penting strategi pembangunan
kesehatan untuk mencapai tujuan keberhasilan pembangunan kesehatan. Namun,
hal yang lebih penting adalah bahwa data-data yang disajikan dalam profil ini
kinerja khususnya bidang kesehatan di Kabupaten Bangli dan masyarakat secara
umum.
Profil kesehatan ini disusun berdasarkan Petunjuk Teknis Penyusunan
Profil Kesehatan Kabupaten/ Kota Tahun 2021. Data yang dikumpulkan dalam
penyusunan profil kesehatan ini diperoleh dari data internal instansi dan dari luar
instansi seperti rumah sakit pemerintah, rumah sakit swasta, klinik-klinik, Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial, dan Badan Pusat Statistik. Data internal instansi
bersumber dari laporan masing- masing program yang telah dilakukan
pemutakhiran data oleh pemegang program di kabupaten dengan masing-masing
pemegang program di puskesmas untuk menghindari terjadinya perbedaan data.
Dalam profil kesehatan ini berupaya menampilkan capaian kinerja maupun
data lain yang termuat dalam tabel Standar Pelayanan Minimal yang merupakan
indikator yang dipakai untuk mengukur kemajuan pembangunan bidang
kesehatan. Data-data yang ditampilkan diupayakan dapat menampilkan fokus
masalah kesehatan pada puskesmas maupun unit pelayanan kesehatan lain yang
ada di Kabupaten Bangli. Hal ini penting mengingat peran dan kontribusi sektor
lain termasuk swasta dalam pemberian pelayanan kesehatan di Kabupaten Bangli
cukup besar. Pada Profil tahun 2021 ini juga dicoba untuk menampilkan data
terpilah berdasarkan jenis kelamin, hanya saja belum optimal.
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2021 tersusun atas kerjasama
banyak pihak yang telah turut ambil bagian dalam pengumpulan data serta proses
konsultasi yang memperkaya isi profil. Dalam penyusunan ini, kami yakin tidak
semua pihak sepakat dengan seluruh data ataupun analisa yang disampaikan.
Walaupun demikian kami berharap semoga pembaca profil ini menemukan

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 ii
keseluruhan kajian serta kesimpulan dalam profil sebagai sumbangan yang berarti
dalam wacana pengambilan kebijakan tentang pembangunan kesehatan Kabupaten
Bangli.
Upaya penyempurnaan penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Bangli
Tahun 2021 akan terus dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli
terutama dalam pendataan, mengingat pentingnya data dalam proses manajemen
dan pengambilan keputusan.

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 iii


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Tujuan Profil Kesehatan Kabupaten Bangli .................................. 2
C. Sistematika .................................................................................... 3
BAB II GAMBARAN UMUM ......................................................................... 5
1. Luas Wilayah ................................................................................ 5
2. Jumlah Desa/ Kelurahan ............................................................... 5
3. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dan Kelompok Umur 7
4. Kepadatan Penduduk/KM2 ........................................................... 7
5. Rasio Beban Tanggungan ............................................................. 8
6. Rasio Jenis Kelamin ...................................................................... 9
7. Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Melek
Huruf ........................................................................................... 10
8. Persentase Penduduk Laki-laki dan Perempuan Berusia 15 Tahun
ke Atas Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
..................................................................................................... 11
BAB III SARANA KESEHATAN .................................................................. 13
A. Sarana Kesehatan ........................................................................ 13
1. Jumlah Sarana Kesehatan Menurut Kepemilikan/ Pengelola
.............................................................................................. 13
2. Persentase Rumah Sakit dengan kemampuan Pelayanan
Gawat Darurat Level 1 ......................................................... 14

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 iv
B. Akses Mutu Dan Pelayanan Kesehatan....................................... 15
1. Cakupan Kunjungan rawat Jalan dan Rawat Inap di Sarana
Pelayanan Kesehatan............................................................ 16
2. Cakupan Kunjungan Gangguan Jiwa di Sarana Pelayanan
Kesehatan ............................................................................. 17
3. Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit ............................. 18
4. Indikator Kinerja Pelayanan di Rumah Sakit ....................... 20
5. Puskesmas dengan Ketersediaaan Obat dan Vaksin ............ 24
C. Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat ........................... 27
1. Cakupan Posyandu Menurut Strata ...................................... 28
2. Rasio Posyandu per 100 Balita ............................................ 29
3. Posbindu PTM (Penyakit Tidak Menular) ........................... 31
BAB IV TENAGA KESEHATAN .................................................................. 33
1. Jumlah dan Rasio Tenaga Medis (Dokter Umum, Spesialis,
Dokter Gigi) di Sarana Kesehatan............................................... 33
2. Jumlah dan Rasio Tenaga Keperawatan (Bidan dan Perawat) di
Sarana Kesehatan ........................................................................ 35
3. Jumlah dan Rasio Tenaga Kesehatan Masyarakat, Kesehatan
Lingkungan, dan Gizi di Sarana Kesehatan ................................ 38
4. Jumlah dan Rasio Tenaga Teknik Biomedika, Keterapian Fisik
dan Keteknisan Medik di Sarana Kesehatan ............................... 42
5. Jumlah dan Rasio Tenaga Kefarmasian (Tenaga Teknis
Kefarmasian dan Apoteker) di Sarana Kesehatan ....................... 45
BAB V PEMBIAYAAN KESEHATAN ........................................................ 47
1. Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan .................................. 47
2. Desa yang Memanfaatkan Dana Desa untuk Kesehatan ............. 49
3. Persentase Anggaran Kesehatan ................................................. 50
4. Anggaran Kesehatan Perkapita ................................................... 51
BAB VI KESEHATAN KELUARGA ............................................................. 52
A. Kesehatan Ibu .............................................................................. 52
1. Jumlah dan Angka Kematian Ibu yang dilaporkan .............. 52

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 v
2. Pelayanan Kesehatan Pada Ibu Hamil (Cakupan Kunjungan
K1 dan K4) ........................................................................... 53
3. Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan .. 56
4. Cakupan Pelayanan Nifas .................................................... 58
5. Persentase Ibu Nifas Mendapat Vitamin A .......................... 59
6. Persentase Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet Tambah
Darah .................................................................................... 60
7. Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan ..................... 62
8. Persentase Peserta KB Aktif ................................................ 64
9. Persentase Peserta KB Pasca Persalinan .............................. 66
B. Kesehatan Anak .......................................................................... 67
1. Jumlah dan Angka Kematian Neonatal per-1.000 Kelahiran
Hidup .................................................................................... 67
2. Angka Kematian Bayi dan Balita per 1.000 Kelahiran Hidup
.............................................................................................. 69
3. Penanganan Komplikasi pada Neonatal ............................... 73
4. Persentase Berat Badan Bayi Lahir Rendah ........................ 74
5. Cakupan Kunjungan Neonatal 1 (KN1) dan KN Lengkap .. 75
6. Persentase Bayi Diberi ASI Eksklusif ................................. 78
7. Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi .................................... 79
8. Persentase Desa/ Kelurahan UCI ......................................... 80
9. Cakupan Imunisasi Campak/ MR pada Bayi ....................... 81
10. Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Bayi Dan Anak Balita
.............................................................................................. 82
11. Cakupan Pelayanan Kesehatan Balita .................................. 83
12. Persentase Balita Ditimbang ................................................ 85
13. Persentase Balita Gizi Kurang (BB/Umur), Pendek
(TB/Umur), dan Kurus (BB/TB) .......................................... 87
14. Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 1 SD/MI, 7
SMP/MTs, dan 10 SMA/MA ............................................... 88
15. Pelayanan Kesehatan Pada Usia Pendidikan Dasar ............. 90

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 vi
C. Kesehatan Usia Produktif dan Usia Lanjut ................................. 91
1. Persentase Pelayanan Kesehatan Usia Produktif ................. 91
2. Persentase Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut (60+ tahun) .. 93
BAB VII PENGENDALIAN PENYAKIT ........................................................ 95
A. Pengendalian Penyakit Menular langsung .................................. 95
1. Persentase orang terduga TBC mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar....................................................... 95
2. Case Notification Rate seluruh kasus TBC .......................... 96
3. Case Detection Rate TBC .................................................... 97
4. Cakupan Penemuan Kasus TBC Anak................................. 97
5.
AngkaKesembuhan(CureRate)TuberkulosisParuTerkonfirma
si Bakteriologis .................................................................... 99
6. Angka Pengobatan Lengkap (Complete Rate) Semua Kasus
Tuberkulosis ....................................................................... 100
7. Angka Keberhasilan Pengobatan (Success Rate) Semua
Kasus TBC ......................................................................... 100
8. Jumlah Kematian Selama Pengobatan Tuberkulosis ......... 101
9. Persentase Penemuan Penderita Pneumonia Pada Balita ... 102
10. Puskesmas Yang Melakukan Tatalaksana Standar Pneumonia
Minimal 60%...................................................................... 103
11. Jumlah kasus HIV .............................................................. 104
12. Jumlah Kematian Karena AIDS ......................................... 104
13. Persentase Diare Ditemukan dan Ditangani pada Balita ... 105
14. Persentase Diare Ditemukan dan Ditangani pada Semua
Umur .................................................................................. 106
15. Angka Penemuan kasus Baru Kusta (NCDR).................... 107
16. Persentase Kasus Baru Kusta Anak 0-14 Tahun ................ 108
17. Persentase Cacat Tingkat 0 dan Tingkat 2 ......................... 109
18. Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta ............................ 109
19. Angka Prevalensi Kusta per 100.000 Penduduk ................ 110

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 vii


20. Penderita Kusta PB dan MB Selesai Berobat .................... 110
B. Pengendalian Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi
(PD3I)........................................................................................ 112
1. Acute Flaccid Paralysis (AFP) non polio per 100.000
Penduduk <15 tahun .......................................................... 112
2. Jumlah dan CFR Difteri ..................................................... 113
3. Jumlah Pertusis dan Hepatitis B......................................... 114
4. Jumlah dan CFR Tetanus Neonatorum .............................. 115
5. Jumlah Suspek Campak ..................................................... 116
6. Insidens Rate Suspek Campak Per 100.000 Penduduk ...... 117
7. Persentase KLB ditangani <24 Jam ................................... 117
C. Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik .................. 119
1. Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) Per
100.000 Penduduk .............................................................. 120
2. Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) Per
100.000 Penduduk .............................................................. 120
3. Angka Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD).......... 121
4. Angka Kesakitan Malaria per 1.000 Penduduk ................. 122
5. Persentase Konfirmasi Laboratorium pada Suspek Malaria
............................................................................................ 123
6. Persentase Pengobatan Standar Kasus Malaria Positif ...... 124
7. Case Fatality Rate Malaria ................................................. 125
8. Penderita Kronis Filariasis ................................................. 125
D. Pengendalian Penyakit Tidak Menular ..................................... 125
1. Persentase Penderita Hipertensi Yang Mendapatkan
Pelayanan Kesehatan Sesuai Standar ................................. 126
2. Persentase Penderita DM Yang Mendapatkan Pelayanan
Kesehatan Sesuai Standar .................................................. 127
3. Persentase Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker
Payudara ............................................................................. 128
4. Persentase IVA Positif Pada Perempuan Usia 30-50 Tahun

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 viii


............................................................................................ 129
5. Persentase Tumor/ Benjolan Payudara Pada Perempuan 30-
50 Tahun Yang Diskrining ................................................. 131
6. Persentase Pelayanan Kesehatan Orang Dengan Gangguan
Jiwa Berat ........................................................................... 132
BAB VIII KEADAAN LINGKUNGAN .......................................................... 134
1. Persentase Sarana Air Minum Dengan Risiko Rendah + Sedang
................................................................................................... 134
2. Persentase Sarana Air Minum Memenuhi Syarat ..................... 135
3. Persentase Penduduk Dengan Akses Terhadap Sanitasi Yang
Layak (Jamban Sehat) ............................................................... 136
4. Persentase Desa STBM ............................................................. 138
5. Persentase Tempat-tempat Umum Memenuhi Syarat Kesehatan
................................................................................................... 139
6. Persentase Tempat Pengolaan Makanan Memenuhi Syarat
Kesehatan .................................................................................. 140
BAB IX KESIMPULAN ................................................................................ 142
A. Simpulan ................................................................................... 142
B. SARAN ..................................................................................... 145

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 ix
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Nama Desa dan Kelurahan Menurut Kecamatan di Kabupaten Bangli


Tahun 2021 ..............................................................................................6
Tabel 2. Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Bangli Tahun
2021 .........................................................................................................8
Tabel 3. Rasio Jenis Kelamin Menurut kecamatan di Kabupaten Bangli Tahun
2021 .......................................................................................................10
Tabel 4. Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan Penduduk Kabupaten Bangli
Tahun 2021 ............................................................................................12
Tabel 5. Daftar Item Obat dan Vaksin Esensial di Puskesmas Tahun 2021........25

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Perbandingan Piramida Penduduk Bangli Tahun 2010 dan 2021 ... 7
Gambar 2. Jumlah Sarana Kesehatan Menurut Kepemilikan/Pengelola di
Kabupaten Bangli Tahun 2021 ...................................................... 14
Gambar 3. Jumlah Kunjungan Rawat Jalan Menurut Puskesmas di Kabupaten
Bangli Tahun 2021 ........................................................................ 17
Gambar 4. Cakupan GDR dan NDR Rumah Sakit di Kabupaten Bangli Tahun
2021 ............................................................................................... 19
Gambar 5. Pencapaian BOR Rumah Sakit di Kabupaten Bangli Tahun 2021 21
Gambar 6. Pencapaian BTO Rumah Sakit di Kabupaten Bangli Tahun 2021 22
Gambar 7. Pencapaian ALOS Rumah Sakit di Kabupaten Bangli Tahun
2021 ............................................................................................... 23
Gambar 8. Pencapaian TOI Rumah Sakit di Kabupaten Bangli Tahun 2021 . 24
Gambar 9. Cakupan Posyandu Berdasarkan Strata di Kabupaten Bangli
Tahun2021 ..................................................................................... 29
Gambar 10. Rasio Posyandu per 100 Balita di Kabupaten Bangli dari Tahun
2015- 2021 ..................................................................................... 30
Gambar 11. Jumlah Posbindu Menurut Puskesmas dan Dinas Kesehatan di
Kabupaten Bangli Tahun 2021 ...................................................... 31
Gambar 12. Jumlah Tenaga Medis Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli
Tahun 2021 .................................................................................... 34
Gambar 13. Jumlah Tenaga Medis Menurut Rumah Sakit di Kabupaten Bangli
Tahun 2021 .................................................................................... 35
Gambar 14. Jumlah Tenaga Bidan Menurut Puskesmas di
Kabupaten Bangli Tahun 2021 ...................................................... 36
Gambar 15. Jumlah Tenaga Bidan Menurut Rumah Sakit di Kabupaten Bangli
Tahun 2021 .................................................................................... 36
Gambar 16. Jumlah Tenaga Perawat Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli
Tahun 2021 .................................................................................... 37

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 xi
Gambar 17. Jumlah Tenaga Perawat Menurut Rumah Sakit di Kabupaten
Bangli Tahun 2021 ........................................................................ 38
Gambar 18. Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat Menurut Puskesmas di
Kabupaten Bangli Tahun 2021 ...................................................... 39
Gambar 19. Jumlah Tenaga Kesehatan Lingkungan Menurut Puskesmas di
Kabupaten Bangli Tahun 2021 ...................................................... 40
Gambar 20. Jumlah Tenaga Gizi Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli
Tahun 2021 .................................................................................... 41
Gambar 21. Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat, Kesehatan Lingkungan dan
Gizi Menurut Rumah Sakit di Kabupaten Bangli Tahun 2021 ..... 42
Gambar 22. Jumlah Tenaga Ahli Laboratorium Medik Menurut Puskesmas di
Kabupaten Bangli Tahun 2021 ...................................................... 43
Gambar 23. Jumlah Tenaga Ahli Laboratorium Medik dan Teknik Biomedika
Lainnya di Kabupaten Bangli Tahun 2021 .................................... 43
Gambar 24. Jumlah Tenaga Keterapian Fisik dan Keteknisian Medik di
Kabupaten Bangli Tahun 2021 ...................................................... 44
Gambar 25. Jumlah Tenaga Kefarmasian Menurut Puskesmas dan Rumah Sakit
di Kabupaten Bangli Tahun 2021 .................................................. 46
Gambar 26. Persentase Kepesertaan Jaminan Kesehatan Berdasarkan Jenis
Kepesertaannya di Kabupaten Bangli Tahun 2021 ....................... 49
Gambar 27. Persentase Proporsi Anggaran Kesehatan Berdasarkan Sumber
Dana di Kabupaten Bangli Tahun 2021 ........................................ 50
Gambar 28. Angka Kematian Ibu Maternal (AKI) per 100.000 KH di
Kabupaten Bangli Tahun 2010 s/d 2021 ....................................... 52
Gambar 29. Persentase Pelayanan K1 dan K4 Ibu Hamil diKabupaten Bangli
Tahun 2016-2021........................................................................... 54
Gambar 30. Persentase Pelayanan K1 Ibu Hamil Menurut Puskesmas di
Kabupaten Bangli Tahun 2021 ...................................................... 55
Gambar 31. Persentase Pelayanan K4 Ibu Hamil Menurut Puskesmas di
Kabupaten Bangli Tahun 2021 ...................................................... 55

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 xii


Gambar 32. Persentase Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan diKabupaten Bangli
Tahun 2016-2021........................................................................... 56
Gambar 33. Persentase Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Menurut Puskesmas
di Kabupaten Bangli Tahun 2021 .................................................. 57
Gambar 34. Persentase Pelayanan Nifas di Kabupaten Bangli Tahun 2016-2021
....................................................................................................... 58
Gambar 35. Persentase Pelayanan Nifas Menurut Puskesmas di Kabupaten
Bangli Tahun 2021 ........................................................................ 59
Gambar 36. Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Ibu Nifas Menurut Puskesmas
di Kabupaten Bangli Tahun 2021 .................................................. 60
Gambar 37. Persentase Ibu Hamil Yang Mendapat Tablet Fe3 (90Tablet)
Menurut Puskesmas di KabupatenTahun 2021 ............................. 61
Gambar 38. Persentase Penanganan Komplikasi Kebidanan di Kabupaten
Bangli Tahun 2016-2021 ............................................................... 62
Gambar 39. Persentase Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut Puskesmas
di Kabupaten Bangli Tahun 2021 .................................................. 63
Gambar 40. Persentase Peserta KB Aktif di Kabupaten Bangli........................ 64
Gambar 41. Persentase Peserta KB Aktif Menurut Puskesmas di Kabupaten
Bangli Tahun 2021 ........................................................................ 65
Gambar 42. Persentase KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi di Kabupaten
Bangli Tahun 2021 ........................................................................ 65
Gambar 43. Cakupan Peserta KB Pasca Persalinan Menurut Puskesmas di
Kabupaten Bangli Tahun 2021 ...................................................... 66
Gambar 44. Angka Kematian Neonatal Per 1.000 Kelahiran Hidup di
Kabupaten Bangli Periode Tahun 2016-2021 ............................... 68
Gambar 45. Jumlah Kematian Neonatal Menurut Puskesmas diKabupaten
Bangli Tahun 2021 ........................................................................ 68
Gambar 46. Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 KH diKabupaten Bangli
Tahun 2010 – 2021 ........................................................................ 70
Gambar 47. Jumlah Kematian Bayi Menurut Puskesmas diKabupaten Bangli
Tahun 2021 .................................................................................... 70

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 xiii


Gambar 48. Angka Kematian Balita (AKABA) per 1.000 KH di Kabupaten
BangliTahun 2010 – 2021 ............................................................. 71
Gambar 49. Jumlah Kematian Balita Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli
Tahun 2021 .................................................................................... 72
Gambar 50. Persentase Penanganan Komplikasi Neonatal diKabupaten Bangli
Tahun 2015-2021........................................................................... 73
Gambar 51. PersentasePenanganan komplikasiNeonatal Menurut Puskesmas di
Kabupaten Bangli Tahun 2021 ...................................................... 74
Gambar 52. Persentase Bayi Berat Badan Lahir Rendah Menurut Puskesmas di
Kabupaten Bangli Tahun 2021 ...................................................... 75
Gambar 53. Cakupan Kunjungan Neonatal 1 (KN1)Menurut Puskesmas di
Kabupaten Bangli Tahun 2021 ...................................................... 76
Gambar 54. Persentase Kunjungan Neonatal (KN3) di Kabupaten Bangli Tahun
2016-2021 ...................................................................................... 77
Gambar 55. Persentase Kunjungan Neonatal (KN3) Menurut Puskesmas di
Kabupaten Bangli Tahun 2021 ...................................................... 77
Gambar 56. Persentase ASI Eksklusif Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli
Tahun 2021 .................................................................................... 78
Gambar 57. Persentase Pelayanan Kesehatan Bayi di Kabupaten Bangli Tahun
2016-2021 ...................................................................................... 79
Gambar 58. Persentase Pelayanan Kesehatan Bayi Menurut Puskesmas di
Kabupaten Bangli Tahun 2021 ...................................................... 80
Gambar 59. Persentase Desa/ Kelurahan UCI Per Puskesmas di Kabupaten
Bangli Tahun 2021 ........................................................................ 81
Gambar 60. Cakupan Imunisasi Campak/ MR Pada Bayi Menurut Puskesmas di
Kabupaten Bangli Tahun 2021 ...................................................... 82
Gambar 61. Persentase Pemberian Vitamin A pada Balita (6-59 bulan) Menurut
Puskesmas Tahun 2021 ................................................................. 83
Gambar 62. CakupanPelayananKesehatanBalita di Kabipaten Bangli Tahun
2016-2021 ...................................................................................... 84

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 xiv


Gambar 63. Cakupan Pelayanan Kesehatan Balita Menurut Puskesmas di
Kabupaten Bangli Tahun 2021 ...................................................... 85
Gambar 64. Persentase Penimbangan Balita (D/S) Menurut Puskesmas di
Kabupaten Bangli Tahun 2021 ...................................................... 86
Gambar 65. Persentase Balita Gizi Kurang, Balita Pendek dan Balita Kurus
Menurut Pus kesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2021 ............... 87
Gambar 66. Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 1 SD/MI Menurut
Puskesmas Di Kabupaten Bangli Tahun 2021 .............................. 89
Gambar 67. Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 1 SMP/MTs Menurut
Puskesmas Di Kabupaten Bangli Tahun 2021 .............................. 89
Gambar 68. Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 10 SMA/MA
Menurut Puskesmas Di Kabupaten Bangli Tahun 2021................ 90
Gambar 69. Cakupan Pelayanan Kesehatan Pada Usia Pendidikan Dasar
Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2021 ................ 91
Gambar 70. Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Produktif Menurut Puskesmas
di Kabupaten Bangli Tahun 2021 .................................................. 92
Gambar 71. Persentase Pelayanan Kesehatan Usila Menurut Puskesmas di
Kabupaten Bangli Tahun 2021 ...................................................... 93
Gambar 72. Jumlah Terduga Tuberkulosis Yang Mendapatkan Pelayanan
Sesuai Standar Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun
2021 ............................................................................................... 96
Gambar 73. Case Notificat ion Rate Seluruh Kasus TBC Di Kabupaten Bangli
Periode Tahun 2016 – 2021 ........................................................... 97
Gambar 74. Cakupan Penemuan Tuberkulosis Pada Anak Di Kabupaten Bangli
Periode Tahun 2016-2021 ............................................................. 98
Gambar 75. Persentase Angka Kesembuhan Tuberkulosis diKabupaten Bangli
Tahun 2016-2021........................................................................... 99
Gambar 76. Angka Pengobatan Lengkap Pasien Tuberkulosis di Kabupaten
Bangli Periode Tahun 2016-2021 ................................................ 100
Gambar 77. Angka Keberhasilan Pengobatan (Success Rate) Semua Kasus TBC
di Kabupaten Bangli 2016-2021 .................................................. 101

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 xv
Gambar 78. Kematian Tuberkulosis di Kabupaten Bangli Periode Tahun 2016-
2021 ............................................................................................. 102
Gambar 79. Persentase Penemuan Pneumonia pada Balita Menurut Puskesmas
di Kabupaten Bangli Tahun 2021 ................................................ 103
Gambar 80. Proporsi Kasus HIV Berdasarkan Umurdi Kabupaten Bangli pada
Tahun 2021 .................................................................................. 104
Gambar 81. Proporsi Kasus AIDS Berdasarkan Umurdi Kabupaten Bangli pada
Tahun 2021 .................................................................................. 105
Gambar 82. Persentase Diare Ditemukan dan Ditangani pada Balita Menurut
Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2021 ............................. 106
Gambar 83. Persentase Diare Ditemukan dan Ditangani pada Semua
UmurMenurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2021 ..... 107
Gambar 84. Penemuan Kasus Baru Kusta Per 100.000 Penduduk di Kabupaten
Bangli Periode 2016-2021 ........................................................... 108
Gambar 85. Angka Prevalensi Kusta Per 10.000 Penduduk di Kabupaten Bangli
Periode 2016-2021....................................................................... 110
Gambar 86. RFT Rate MB di Kabupaten Bangli Periode Tahun 2015-2021 . 111
Gambar 87. Non Polio AFP Rate Per 100.000 Penduduk Berusia <15 Tahun di
Kabupaten Bangli Periode Tahun 2015-2021 ............................. 113
Gambar 88. Jumlah Kasus Hepatitis B di Kabupaten Bangli Periode Tahun
2015-2021 .................................................................................... 115
Gambar 89. Jumlah Kasus Suspek Campak Menurut Puskesmas di Kabupaten
Bangli Tahun 2019 ...................................................................... 116
Gambar 90. Insidens Rate Suspek Campak di Kabupaten BangliPeriode 2015-
2021 ............................................................................................. 117
Gambar 91. Persentase KLB ditangani <24 Jam di Kabupaten Bangli Periode
Tahun 2015-2021......................................................................... 118
Gambar 92. Jumlah Kasus KLB Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli
Tahun 2021 .................................................................................. 119
Gambar 93. Angka Insidens (IR) Kasus DBD Per 100.000 Penduduk di
Kabupaten Bangli Periode Tahun 2015-2021 ............................. 121

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 xvi


Gambar 94. Angka Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten
Bangli Periode Tahun 2015-2021 ................................................ 122
Gambar 95. Angka Kesakitan Malaria Per 1.000 Penduduk di Kabupaten Bangli
Periode Tahun 2015-2021 ........................................................... 123
Gambar 96. Persentase Konfirmasi Laboratorium Suspek Malaria di Kabupaten
Bangli Periode 2015-2021 ........................................................... 124
Gambar 97. Persentase Penderita Hipertensi Yang Mendapatkan Pelayanan
Sesuai Standar di Kabupaten Bangli Tahun 2021 ....................... 126
Gambar 98. Persentase Penderita DM Yang Mendapatkan Pelayanan Sesuai
Standar Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2021 . 128
Gambar 99. Persentase Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara
(Sadanis) Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2021
..................................................................................................... 129
Gambar 100. Persentase IVA Positif Menurut Puskesmas diKabupaten Bangli
Tahun 2021 .................................................................................. 130
Gambar 101. Persentase Tumor/ Benjolan Payudara Pada Perempuan Usia 30-50
Tahun Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2021 ... 131
Gambar 102. Persentase Pelayanan Kesehatan Pada ODGJ Berat Menurut
Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2021 ............................. 132
Gambar 103. Persentase Sarana Air Minum dengan Risiko Rendah + Sedang
Menurut Puskesmas Di Kabupaten Bangli Tahun 2021.............. 135
Gambar 104. Persentase Air Minum Yang Memenuhi Sayarat Kesehatan
Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2021 .............. 136
Gambar 105. Persentase Penduduk Dengan Akses Terhadap Sanitasi Yang Layak
Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2021 .............. 137
Gambar 106. Persentase Desa Stop BABS Menurut Puskesmas di Kabupaten
Bangli Tahun 2021 ...................................................................... 138
Gambar 107. Persentase TTU Memenuhi Sayarat Kesehatan Menurut Puskesmas
di Kabupaten Bangli Tahun 2021 ................................................ 139
Gambar 108. Persentase TPM Memenuhi Syarat Kesehatan Menurut Puskesmas
di Kabupaten Bangli tahun 2021 ................................................. 140

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 xvii


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 97 Tahun 2015 tentang
Peta Jalan Sistem Informasi Kesehatan Tahun 2015-2019, kesehatan merupakan
hak asasi manusia, sehingga pembangunan kesehatan harus dilaksanakan sesuai
dengan prinsip nondiskriminatif, partisipatif, perlindungan, dan berkelanjutan.
Pembangunan kesehatan dilaksanakan oleh seluruh komponen bangsa dalam
upaya meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap warga negara sehingga derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya mampu diwujudkan. Pembangunan kesehatan menjadi salah satu
investasi dalam pembangunan sumber daya manusia yang lebih produktif secara
sosial dan ekonomi, terutama untuk meningkatkan ketahanan dan daya saing
bangsa.
Oleh karenanya dalam Pasal 168 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
dinyatakan bahwa informasi kesehatan sangat diperlukan untuk penyelenggaraan
upaya kesehatan yang efektif dan efisien. Informasi kesehatan dimaksud dapat
dilakukan melalui sistem informasi dan melalui lintas sektor. Disamping itu,
dengan sistem informasi ini diharapkan masyarakat mampu mengakses informasi
kesehatan dengan mudah dalam upaya meningkatkan derajat kesehatannya.
Informasi kesehatan diartikan sebagai data kesehatan yang diolah atau diproses
menjadi bentuk yang mengandung nilai dan makna yang berguna untuk
meningkatkan pengetahuan dalam mendukung pembangunan kesehatan. Data dan
informasi inilah yang kemudian menjadi acuan dalam proses manajemen,
pengambilan keputusan, perencanaan, dan akuntabilitas. Namun hingga saat ini
sistem informasi kesehatan yang ada belum mampu menyediakan data dan
informasi yang akurat, tepat waktu, dan cepat.
Profil kesehatan sebagai salah satu produk dari hasil pengelolaan data dan
informasi diharapkan dapat memberikan gambaran atau potret kesehatan secara
komprehensif. Profil kesehatan menyajikan data, informasi, dan indikator terkait

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 1
kesehatan yang meliputi: (1) Gambaran Umum; (2) Sarana Kesehatan; (3) SDM
Kesehatan; (4) Pembiayaan Kesehatan; (5) Kesehatan Keluarga; (6) Pengendalian
Penyakit; dan (7) Kesehatan Lingkungan. Untuk mendukung Instruksi PresidenN
tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional, sebagian data,
informasi, dan indikator di atas disajikan secara terpilah menurut jenis kelamin.
Profil kesehatan kabupaten/ kota merupakan salah satu hasil keluaran dari
data kesehatan yang telah diolah menjadi suatu informasi dengan penyajian data
yang relatif lengkap yang meliputi data/informasi derajat kesehatan, upaya
kesehatan, sumber daya kesehatan dan data/informasi yang terkait. Profil
kesehatan ini disusun berdasarkan data/informasi yang didapatkan dari pengelola
program di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli dan jaringannya,
klinik-klinik, rumah sakit swasta maupun pemerintahyang berada di wilayah
Kabupaten Bangli, serta Lembaga/ Badan yang terkait seperti Badan Pusat
Statistik Kabupaten Bangli, Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten
Bangli dan Kantor BPJS Cabang Klungkung.
Pada penyusunan Profil Kesehatan Tahun 2021 ini mengacu pada Petunjuk Teknis
Penyusunan Profil Kesehatan kabupaten/Kota Tahun 2021 yang dikeluarkan Pusat
Data dan Informasi Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.

B. Tujuan Profil Kesehatan Kabupaten Bangli


Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2021 merupakan
dokumen yang memuat informasi kesehatan masyarkat Bangli secara lengkap
sehingga dapat dijadikan salah satu sarana untuk menggambarkan secara umum
tentang kondisi derajat kesehatan, upaya kesehatan, sumber daya kesehatan dan
faktor-faktor lain yang terkait, serta melaporkan hasil pemantauan dan evaluasi
terhadap pencapaian hasil pembangunan kesehatan, termasuk kinerja dari
penyelenggaraan standar pelayanan minimal di bidang kesehatan, dan
perencanaan target indikator Sustainable Development Goals bidang kesehatan.

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 2
C. Sistematika
Bab I – Pendahuluan. Bab ini menyajikan tentang acuan diterbitkannya
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli ini serta sistimatika penyajiannya.
Bab II – Gambaran Umum. Bab ini menyajikan tentang gambaran umum
daerah. Selain uraian tentang letak geografis, administratif dan informasi umum
lainnya, bab ini juga mengulas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
kesehatan.
Bab III – Sarana Kesehatan. Bab ini berisi uraian tentang fasilitas
kesehatan meliputi Puskesmas (rawat inap dan non rawat inap) beserta
jejaringnya, Rumah Sakit(baik RS umum maupun RS khusus), sarana produksi
dan distribusi kefarmasian serta Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
(Posyandu dan Posbindu PTM).
Bab IV – Sumber Daya Manusia Kesehatan. Pada bab ini diuraikan tenaga
kesehatan di Puskesmas, Rumah Sakit, dan sarana pelayanan kesehatan lain.
Terdiri dari tenaga medis, tenaga keperawatan dan kebidanan, tenaga kesehatan
masyarakat, kesehatan lingkungan, tenaga gizi, tenaga kefarmasian, dan tenaga
kesehatan lain serta tenaga pendukung/penunjang kesehatan.
Bab V – Pembiayaan Kesehatan. Bab ini berisi tentang Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan, dana desa untuk kesehatan, dan anggaran kesehatan.
Bab VI – Kesehatan Keluarga. Bab ini menggambarkan tentang kondisi
kesehatan ibu, kesehatan anak, serta kesehatan pada penduduk usia produktif dan
usia lanjut.
Bab VII – Pengendalian Penyakit. Bab ini berisi tentang penyakit tular
langsung, penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, pengendalian penyakit
menular vektor dan zoonotic serta penyakit tidak menular;
Bab VIII – Kesehatan Lingkungan. Bab ini menggambarkan tentang akses
air minum, akses sanitasi, dan tempat-tempat umum serta tempat pengelolaan
makanan yang memenuhi syarat kesehatan.

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 3
Bab IX – Kesimpulan. Bab ini berisi dengan sajian tentang hal-hal penting
yang perlu disimak dan ditelaah lebih lanjut dari Profil Kesehatan Kabupaten
Bangli Tahun 2020 selain keberhasilan juga diungkap hal-hal yang dianggap
masih kurang dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan.
Lampiran
Pada lampiran ini berisi tabel ringkasan/angka capaian daerah dan 87 tabel
data kesehatan dan yang terkait kesehatan.

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 4
BAB II
GAMBARAN UMUM

Secara geografis Kabupaten Bangli terletak pada posisi antara 115°13’48”


sampai 115°27’24” Bujur Timur dan 8°8’30” sampai 8°31’87” Lintang Selatan.
Posisinya berada di tengah-tengah Pulau Bali, sehingga merupakan satu-satunya
kabupaten di Bali yang tidak memiliki pantai/laut dengan ketinggian diantara 100-
2.152 m dari permukaan laut. Adapun batas-batas Kabupaten Bangli di sebelah
Utara adalah Kabupaten Buleleng, di sebelah selatan adalah Kabupaten
Klungkung, di sebelah Timur adalah Kabupaten Karangasem dan di sebelah Barat
adalah Kabupaten Gianyar. Kabupaten Bangli secara administrasi terdiri dari
empat kecamatan yaitu Kecamatan Bangli, Kecamatan Tembuku, Kecamatan
Susut dan Kecamatan Kintamani sebagai kecamatan terluas. Batas-batas
Kabupaten Bangli. (Bangli Dalam Angka, 2021)
1. Luas Wilayah
Luas wilayah Kabupaten Bangli 520,81 Km2 atau 9,25% dari luas wilayah
Propinsi Bali. Kabupaten Bangli terbagi menjadi empat kecamatan yaitu
Kecamatan Kintamani memiliki luas terbesar yaitu sebesar 366,9 Km2 atau
70,44% dari luas kabupaten, diikuti oleh Kecamatan Bangli: 56,3 Km2(10,81%),
Kecamatan Susut 49,3 Km2 (9,47%), Kecamatan Tembuku 48,3 Km2 (9,28%).
Secara fisik di sebelah selatan merupakan daerah dengan dataran rendah dan
daerah sebelah utara adalah daerah pegunungan. Puncak tertinggi adalah Puncak
Penulisan. Di Kabupaten Bangli juga terdapat Gunung Batur dengan kepundannya
dan Danau Batur yang mempunyai luas sekitar 1.067,50 Ha. Jarak dari ibu kota
kabupaten ke ibu kota propinsi sekitar 40 km. (Bangli Dalam Angka, 2021)

2. Jumlah Desa/ Kelurahan


Kabupaten Bangli terbagi menjadi 4 kecamatan dengan 72 desa/kelurahan,
antara lain Kecamatan Bangli terdiri dari 4 kelurahan dan 5 desa, Kecamatan

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 5
Tembuku terdiri dari 6 desa, Kecamatan Susut terdiri dari 9 desa, dan Kecamatan
Kintamani yang terdiri dari 48 desa. Berikut merupakan nama desa/ kelurahan
menurut kecamatan di Kabupaten Bangli :
Tabel 1. Nama Desa dan Kelurahan Menurut Kecamatan di
Kabupaten Bangli Tahun 2021
NO KECAMATAN KELURAHAN DESA

1 BANGLI 1. BEBALANG 1. BUNUTIN 5. LANDIH


2. KAWAN 2. TAMANBALI
3. CEMPAGA 3. KAYUBIHI
4. KUBU 4. PENGOTAN
2 TEMBUKU 1. JEHEM 4. UNDISAN
2. TEMBUKU 5. BANGBANG
3. YANGAPI 6. PENINJOAN
3 SUSUT 1. APUAN 6. TIGA
2. ABUAN 7. PENGLUMBARAN
3. DEMULIH 8. SELAT
4. SUSUT 9. PENGIANGAN
5. SULAHAN
4 KINTAMANI 1. MENGANI 25. BATUR TENGAH
2. BINYAN 26. BATUR UTARA
3. ULIAN 27. KINTAMANI
4. BUNUTIN 28. SERAHI
5. LANGGAHAN 29. MANIKLIYU
6. LEMBEAN 30. AWAN
7. BAYUNGCERIK 31. BELANTIH
8. MANGGUH 32. GUNUNGBAU
9. BELANCAN 33. BELANGA
10. KATUNG 34. BATUKAANG
11. BANUA 35. CATUR
12. ABUAN 36. PENGEJARAN
13. SEKAAN 37. SATRA
14. BAYUNGGEDE 38. SELULUNG
15. SEKARDADI 39. DAUSA
16. KEDISAN 40. DAUP
17. BUAHAN 41. BANTANG
18. SUTER 42. KUTUH
19. ABANG BATU 43. SUKAWANA
DINDING 44. SUBAYA
20. ABANG SONGAN 45. SIYAKIN
21. TERUNYAN 46. PINGGAN
22. SONGAN B 47. BELANDINGAN
23. SONGAN A 48. BONYOH
24. BATUR SELATAN
Sumber : BPS Kabupaten Bangli Tahun 2021

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 6
3. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dan Kelompok Umur
Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010 dan perhitungan proyeksi
oleh badan pusat statistik untuk tahun 2021, jumlah penduduk di Kabupaten
Bangli tahun 2021 sebesar 262.526 jiwa. Berikut merupakan keadaan penduduk di
Kabupaten Bangli yang dibedakan menurut jenis kelamin dan kelompok umur
berdasarkan hasil sensus Tahun 2010 dan perhitungan proyeksi untuk penduduk
tahun 2021, dapat diperoleh gambaran piramida penduduk sebagai berikut :
Gambar 1. Perbandingan Piramida Penduduk Bangli Tahun 2010 dan 2021
Piramida Penduduk Bangli Tahun
2020HasilProyeksiSensusPenduduk2010
75+
70-74
65-69
60-64
55-59
50-54
45-49
40-44
35-39
30-34
25-29
20-24
15-19
10-14
5-9
0-4

Perempuan Laki-
laki(15.000()10.000)(5.000) 0 5.00010.00015.000

Sumber : BPS Tahun 2021


Berdasarkan gambaran di atas, perubahan komposisi penduduk antara
tahun 2010 dengan tahun 2021 sudah mulai terjadi perubahan, terutama pada
kelompok umur 10-14 tahun dan umur 45-54 tahun yang semakin bertambah
yang sejalan dengan pertambahan angka harapan hidup dan pada kelompok umur
0-9 tahun terlihat berkurang dibanding tahun 2010. Perubahan komposisi
penduduk ini diperkirakan karena beberapa hal diantaranya peningkatan derajat
kesehatan masyarakat yaitu meningkatnya angka harapan hidup dan peningkatan
cakupan KB aktif sampai tahun 2021.

4. Kepadatan Penduduk/KM2
Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk di satu wilayah per-km2.
Kepadatan penduduk penting untuk mengetahui persebaran penduduk suatu
wilayah dan penataan ruang khususnya distribusi permukiman, yang merupakan

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 7
indikator awal untuk mendeteksi tingkat perkembangan wilayah beserta seluruh
kemungkinan dampak yang ditimbulkan. Wilayah yang memiliki kepadatan yang
tinggi umumnya adalah pusat permukiman, pusat peradaban, dan pusat aktivitas
sosial ekonomi.
Adapun kepadatan penduduk menurut kecamatan di Kabupaten Bangli
tahun 20201 adalah sebaagi berikut :
Tabel 2. Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Bangli
Tahun 2021
Luas Wilayah Kepadatan
Kecamatan Penduduk/
(Km2) Laki Perempuan Jumlah
km2
1 2 3 4 5 6
Bangli 56,3 27.335 27.559 54.894 929
Tembuku 48,3 22.175 21.847 44.022 729
Susut 49,3 24.627 24.458 49.085 915
Kintamani 366,9 58.072 56.453 114.525 261
Tahun 2021 520,8 132.209 130.317 262526 504
Tahun 2020 520,8 115.500 112.900 228.400 439
Akhir Th 2019 520,8 114.900 112.400 227.300 436
Akhir Th 2018 520,8 113.900 111.200 225.100 432
Akhir Th 2017 520,8 112.600 110.000 222.600 427
Akhr Th 2016 520,8 112.000 109.300 221.300 425
Akhir Th 2015 520,8 111.900 109.500 221.400 425
Akhir Th 2014 520,8 111.400 108.800 220.200 423
Sumber : BPS tahun 2021
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa kepadatan penduduk tertinggi
berada diKecamatan Bangli yaitu sebesar 929 penduduk/ km2 dan terendah adalah
di Kecamatan Kintamani yaitu 261 penduduk/ km2. Hal ini dikarenakan
Kecamatan Bangli merupakan pusat Pemerintahan Daerah Kabupaten Bangli,
sehingga sebagian besar aktifitas masyarakat berada di Kecamatan Bangli.

5. Rasio Beban Tanggungan


Rasio Beban Tanggungan (Dependency Ratio) atau rasio tanggungan
keluarga adalah perbandingan antara jumlah penduduk usia tidak produktif (baik
penduduk usia muda dan penduduk usia lanjut) dengan jumlah penduduk usia
produktif. Adapun formula untuk menghitung ratio beban tanggungan adalah
sebagai berikut :

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 8
Keterangan:
P0-14 = Penduduk usia muda (0-14 tahun)
P65+ = Penduduk usia lanjut (65 tahun ke atas P15-64 = Penduduk usia
produktif (15-64 tahun)
Berdasarkan formula di atas diperoleh perhitungan rasio beban
tangguangan sebagai berikut :
54.003  26519
Rasio Beban Tanggungan = x 100
182004
= 52,7

6. Rasio Jenis Kelamin


Rasio Jenis Kelamin (RJK) atau Sex Ratio (SR) adalah perbandingan
jumlah penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk perempuan per 100
penduduk perempuan. Data mengenai rasio jenis kelamin berguna untuk
pengembangan perencanaan pembangunan yang berwawasan gender, terutama
yang berkaitan dengan perimbangan pembangunan laki-laki dan perempuan
secara adil. Misalnya, karena adat dan kebiasaan jaman dulu yang lebih
mengutamakan pendidikan laki-laki dibanding perempuan, maka pengembangan
pendidikan berwawasan gender harus memperhitungkan kedua jenis kelamin
dengan mengetahui berapa banyaknya laki-laki dan perempuan dalam umur yang
sama. Sex ratio dapat diinterpretasikan sebagai berikut :
- SR > 100 berarti jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan jumlah
penduduk perempuan
- SR = 100 berarti dengan jumlah penduduk laki-laki sama dengan jumlah
penduduk perempuan
- SR < 100 berarti jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan
dengan jumlah penduduk laki-laki.

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 9
Adapun sex ratio penduduk di Kabupaten Bangli tahun 2021 menurut
kecamatan adalah sebagai berikut :
Tabel 3. Rasio Jenis KelaminMenurut kecamatan di Kabupaten Bangli
Tahun 2021
Penduduk
SexRatio
Kecamatan Laki Perempuan
1 2 3 4
Bangli 27.335 27.559 99.2
Tembuku 22.175 21.847 101.5
SusutKintamani 24.627 24.458 100,7
58.072 56.453 102,9
Tahun2021 132.209 130.317 101,5
Sumber: Hasil perhitungan proyeksi BPS kabupaten Bangli
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat Sex Ratio Penduduk Kabupaten
Bangli Tahun 2021 adalah 101,5%, sehingga dapat disimpulkan SR > 100 yang
artinya jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk
perempuan.

7. Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Melek Huruf


Angka Melek Huruf (AMH) adalah proporsi penduduk berusia 15 tahun ke
atas yang memiliki kemampuan membaca dan menulis kalimat sederhana dalam
huruf latin, huruf arab, dan huruf lainnya (seperti huruf jawa, kanji, dll) terhadap
penduduk usia 15 tahun ke atas. AMH merupakan indikator penting untuk melihat
sejauh mana penduduk suatu daerah terbuka terhadap pengetahuan.
Kemampuan baca-tulis dianggap penting karena melibatkan pembelajaran
berkelanjutan oleh seseorang sehingga orang tersebut dapat mencapai tujuannya,
di mana hal ini berkaitan langsung bagaimana seseorang mendapatkan
pengetahuan, menggali potensinya, dan berpartisipasi penuh dalam masyarakat
yang lebih luas.
Banyak analis kebijakan menganggap angka melek huruf adalah tolak
ukur penting dalam mempertimbangkan kemampuan sumber daya manusia di
suatu daerah. Hal ini didasarkan pada pemikiran yang berdalih bahwa melatih
orang yang mampu baca-tulis jauh lebih murah daripada melatih orang yang buta

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 10
aksara, dan umumnya orang-orang yang mampu baca-tulis memiliki status sosial
ekonomi, kesehatan, dan prospek meraih peluang kerja yang lebih baik.
Angka melek huruf berkisar antara 0-100. Tingkat melek huruf yang tinggi
menunjukkan adanya sebuah sistem pendidikan dasar yang efektif dan atau
program keaksaraan yang memungkinkan sebagian besar penduduk untuk
memperoleh kemampuan menggunakan kata-kata tertulis dalam kehidupan sehari-
hari dan melanjutkan pembelajaran. Angka melek huruf di Kabupaten Bangli
Tahun 2021 adalah sebesar 89,2% dengan laki-laki sebesar 94,4% dan perempuan
sebesar 83,9%, menurun dari tahun 2020 dengan angka melek huruf sebesar
90.43%. Ini artinya pada tahun 2021 sekitar 89,2% persen penduduk di Kabupaten
Bangli yang berumur 15 tahun ke atas dapat membaca dan menulis huruf latin
atau huruf lainnya.

8. Persentase Penduduk Laki-laki dan Perempuan Berusia 15 Tahun ke


Atas Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
Pendidikan tertinggi yang ditamatkan adalah mereka yang meninggalkan
sekolah setelah mengikuti pelajaran pada kelas tertinggi suatu tingkatan sekolah
sampai akhir dengan mendapatkan tanda tamat/ijazah baik sekolah negeri maupun
swasta. Pada tingkat sekolah dasar sampai dengan sekolah lanjutan atas, seseorang
yang belum mengikuti pelajaran pada kelas tertinggi, tetapi jika mengikuti ujian
dan lulus, dianggap tamat. Jadi tamat sekolah di sini maksudnya menyelesaikan
pelajaran pada kelas atau tingkat terakhir suatu jenjang sekolah, baik negeri
maupun swasta, dan telah mendapatkan tanda tamat/ijazah. Adapun persentase
pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh Penduduk Bangli tahun 2021 menurut
tingkat pendidikan adalah sebagai berikut

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 11
Tabel 4. Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan Penduduk
Kabupaten Bangli Tahun 2021
PERSENTASE
NO VARIABEL L P L+P
1 a. Tidak memiliki Ijasah 17,93 27,21 22,53
2 b. SD/MI 27,91 29,57 28,74
3 c. SMP/MTS 19,09 18,9 18,99
4 d.SMA 20,88 18,68 16,81
5 e. Sekolah Menengah Kejuruan 5,94 4,35 5,15
6 f. Diploma I/Diploma II 1,55 0,46 1,01
7 g. Akademi / Diploma III 0 1,09 0,54
8 h. Sarjana /Diploma IV 6,26 5,11 5,69
9 i.S2/S3/Master/Dokter 0,3 0,51 0,43
Sumber : BPS Kabupaten Bangli Tahun 2021
Berdasarkan tabel di atas 22,53% penduduk Kabupaten Bangli tidak
memiliki ijazah SD, sebesar 28,74% penduduk yang menyelesaikan pendidikan
dasar sampai dengan SMP/MTs, hanya sebesar 0,54% penduduk yang mampu
melanjutkan ke jenjang diploma III, sebesar 5,69% menyelesaikan pendidikan
sampai dengan Sarjana/ Diploma IV, dan sebesar 0,43 % telah menyelesaikan
pendidikan hingga tingkat Magister/ Doktor. Tingkat pendidikan yang dapat
ditamatkan oleh seseorang bisa mencerminkantingkat intelektualitas orang
tersebut dan juga dapat meningkatkan status sosial dimasyarakat. Oleh karenanya
makin tinggi jenjang pendidikan yang ditamatkan olehseseorang maka
kemampuan, wawasan, cara berpikir akan lebih luas dan maju.

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 12
BAB III
SARANA KESEHATAN

A. Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan adalah tempat atau sarana yang digunakan dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan atau suatu lembaga dalam mata rantai sistem
kesehatan nasional yang mengemban tugas pelayanan kesehatan untuk seluruh
masyarakat.
Sarana pelayanan kesehatan terdiri dari puskesmas, rumah sakit
pemerintah dan sarana kesehatan swasta. Dilihat dari sifat upaya penyelenggaraan
pelayanan kesehatan maka dapat dibedakan menjadi tiga sarana, yaitu:
- Sarana Pelayanan Kesehatan Primer (primary care) yaitu sarana pelayanan
tingkat pertama ini merupakan pelayanan kesehatan yang paling dekat dengan
masyarakat dan hanya bisa menangani kasus-kasus ringan. Sarana kesehatan
ini mencakup puskesmas, poliklinik, Dokter Praktek.
- Sarana Pelayanan Kesehatan Tingkat Dua (secondary care) yaitu sarana
pelayanan tingkat dua merupakan pelayanan kesehatan rujukan bagi kasus-
kasus atau penyakit-penyakit dari pelayanan kesehatan primer. Sarana
kesehatan ini mencakup Puskesmas Rawat Inap, RS Kabupaten, RS tipe C atau
RS tipe D serta RS Bersalin.
- Sarana Pelayanan Kesehatan Tingkat Tiga (tertiary care) yaitu sarana
pelayanan tingkat tiga merupakan pelayanan kesehatan rujukan bagi kasus-
kasus atau penyakit penyakit dari pelayanan kesehatan tingkat dua. Sarana
kesehatan ini mencakup RS Provinsi, RS tipe A atau RS tipe B.
1. Jumlah Sarana Kesehatan Menurut Kepemilikan/ Pengelola
Sarana Kesehatan di Kabupaten Bangli Tahun 2021 berdasarkan
kepemilikan/Pengelolanya dibedakan menjadi 4 yaitu sarana kesehatan milik
Pemerintah Provinsi, sarana kesehatan milik Pemerintah Kabupaten/Kota, sarana
kesehatan milik TNI Polri dan sarana kesehatan milik swasta. Adapun gambaran
sarana kesehatan menurut kepemilikan/ pengelola di Kabupaten Bangli tahun
2021 adalah sebagai berikut :

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 13
Gambar 2.Jumlah Sarana KesehatanMenurut Kepemilikan/Pengelola di
KabupatenBangli Tahun 2021

Sumber: Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2021

Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat sarana kesehatan di Kabupaten


Bangli Berdasarkan kepemilikan/pengelolanya yaitu yang dikelola Pemerintah
Provinsi adalah 1 buah rumah sakit yaitu Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali ,
Pemerintah Kabupaten memiliki 1 buah rumah sakit yaitu RSUD Bangli dan 12
Puskesmas yang tersebar di seluruh Kecamatan Bangli, TNI/Polri memiliki 2
klinik yaitu Klinik Polres, dan Klinik Kodim, sedangkan rumah sakit swasta di
Bangli ada 1 buah yaitu Rumah Sakit BMC dan 5 buah klinik swasta yaitu Klinik
Pratama BMC, Klinik Kintamani, Klinik Era Medika, Klinik Bangli Husada
Sejahtera dan Klinik Bali Pratama.
2. Persentase Rumah Sakit dengan kemampuan Pelayanan Gawat Darurat
Level 1
Fasilitas RS dengan kemampuan pelayanan gawat darurat level I adalah
Ketentuan umum pelayanan gawat darurat level 1 mengacu kepada Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor 856 tahun 2009 tentang standar Instalasi Gawat
Darurat (IGD). Pelayanan gawat darurat level 1 meliputi diagnosis dan
penanganan permasalahan pada :

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 14
- A (airway problem) : jalan nafas
- B (breathing problem) : ventilasi pernafasan
- C (circulation problem) : sirkulasi pembuluh darah
- Melakukan stabilisasi dan evakuasi
Adapun fasilitas rumah sakit di Kabupaten Bangli sebanyak 3 rumah sakit
sebesar 100% sudah mampu memberi pelayanan gawat darurat level 1.
Dengandemikian semua rumah sakit di Kabupaten Bangli sudah mampu
memberikan pelayanan gawat darurat level 1 yang meliputi diagnosis dan
penanganan permasalahan pada jalan nafas, ventilasi pernafasan dan sirkulasi
pembuluh darah, serta mampu melakukan stabilisasi dan evakuasi.

B. Akses Mutu Dan Pelayanan Kesehatan


Kepuasan pasien merupakan kunci penting meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan, pemberi pelayanan kesehatan perlu menyadari bahwa
keuntungan utama sistem pelayanan kesehatan adalah pasien. Pasien yang puas
akan selalu nyaman di sarana kesehatan dalam waktu lama, selalu kembali dan
merekomendasikan kepada orang lain.
Tiga hal tersebut merupakan bagian indikator pengukuran kepuasan pasien
dalam penilaian pelayanan kesehatan, dengan meningkatnya pertumbuhan sarana
kesehatan yang berbanding lurus dengan peningkatan pengetahuan pasien tentang
apa yang seharusnya didapatkan, maka pasien membutuhkan sarana kesehatan
yang menyediakan semua yang dibutuhkan.
Beberapa permasalahan mutu pelayanan kesehatan di Kabupaten Bangli
antara lain lemahnya keterlibatan pasien dalam melaksanakan upaya kesehatan
baik yang bersifat promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif, pelayanan
kesehatan yang tersedia tidak sesuai dengan kebutuhan pasien sehingga
diperlukannya rujukan ke fasilitas kesehatan yang di atasnya, pelayanan kesehatan
yang masih terkotak-kotak atau terfragmentasi dan masih rendahnya kompetensi
dan motivasi petugas dikarenakan masih rendahnya anggaran untuk pelatihan
SDM kesehatan.

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 15
Akses ke pelayanan kesehatan merupakan pusat dari penyelenggaraan
sistem pelayanan kesehatan di seluruh dunia. Hal ini penting karena pengukuran
kegunaan dan akses dalam pemberian pelayanan merupakan bagian dari sistem
kebijakan kesehatan yang ada.
Akses bisa dilihat dari sumber daya dan karakteristik pengguna. Namun,
dalam rangka meningkatkan pelayanan jangka pendek, sumber daya yang
memegang peranan penting. Pada umumnya, permasalahan biaya, waktu
transportasi dan waktu tunggu lebih direspon secara spesifik daripada
permasalahan karakteristik sosial ekonomi masyarakat seperti pendapatan, sarana
transportasi dan waktu luang. Akses merupakan kesempatan untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan yang tepat sesuai dengankebutuhan. Akses bisa digunakan
untuk mengidentifikasi kebutuhan, mencaridan mendapatkan sumber daya dan
menawarkan pelayanan yang tepat sesuai dengan kebutuhan pengguna.
1. Cakupan Kunjungan rawat Jalan dan Rawat Inap di Sarana Pelayanan
Kesehatan
Kunjungan rawat jalan adalah kunjungan pasien ke fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama dan fasilitas pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjut
milik pemerintah dan swasta untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
perseorangan yang meliputi observasi, diagnosa, pengobatan, rehabilitasi medik
tanpa tinggal di ruang rawat inap untuk pertama kalinya dalam satu tahun tertentu.
Kunjungan rawat jalan puskesmas termasuk kunjungan ke jaringan puskesmas,
dalam gedung maupun luar gedung (puskesmas keliling, puskemas pembantu,
bidan desa, pemeriksaan anak sekolah, dsb). Sedangkan kunjungan rawat inap
adalah kunjungan pasien ke fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama dan
fasilitas pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjut milik pemerintah dan swasta
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan perseorangan yang meliputi observasi,
diagnosa, pengobatan, rehabilitasi medik, dan tinggal di ruang rawat inap untuk
pertama kalinya dalam satu tahun tertentu. Berikut merupakan jumlah kunjungan
rawat jalan menurut fasilitas kesehatan di Kabupaten Bangli tahun 2021 :

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 16
Gambar 3.Jumlah Kunjungan Rawat Jalan Menurut Puskesmas
diKabupaten Bangli Tahun 2021

52%

19%
1,4

Puskesmas klinik pratama Rumah sakit

Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2021

Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa kunjungan rawat jalan


terbanyak adalah di Pukesmas yaitu sebesar 88346 orang, yang kedua terbanyak
adalah Rumah Sakit yaitu sebanyak 48144 orang. Jika dilihat pada data profil
2021 kunjungan terbanyak adalah di Rumah Sakit yaitu sebanyak 147.159 orang.
Salah satu faktorpenyebab pergeseran tren kunjungan rawat jalan bisa jadi karena
Puskesmas adalah sebagai pusat pelayanan kesehatan masyarakat yang paling
mudah diakses oleh masyarakat di sekitar Puskesmas yang membawahi wilayah
kerjanya,dan juga di karenakan oleh kebijakan sistem rujukan dari BPJS
kesehatan dimana kontak pertama pasien harus ke FKTP dahulu jika pasien
memerlukan perawatan khusus maka baru dirujuk ke RS. Sedangkan untuk
kunjungan rawat inap sebagian besar adalah di rumah sakit yaitu sebesar 9899
orang, kemudian puskesmas sebanyak 308 orang dan klinik sebanyak 134 pasien
rawat inap.
2. Cakupan Kunjungan Gangguan Jiwa di Sarana Pelayanan Kesehatan
Dalam upaya pemberdayaan ODGJ, pemerintah menerbitkan Undang-
undang 3) Nomor 18 tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa disahkan pada 8 Agustus
2014. Undang-Undang Nomor 18 tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa ditujukan
untuk menjamin setiap orang agar dapat mencapai kualitas hidup yang baik, serta

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 17
memberikan pelayanankesehatansecaraterintegrasi,komprehensif,dan
berkesinambungan melalui upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Secara garis besar, Undang-undang tersebut mengamanatkan tentang: 1) Perlunya
peran serta masyarakat dalam melindungi dan memberdayakan ODGJ dalam
bentuk bantuanberupa: tenaga, dana, fasilitas, pengobatan bagi ODGJ; 2)
Perlindunganterhadap tindakan kekerasan, menciptakan lingkungan yang
kondusif, memberikan pelatihan keterampilan; dan Mengawasi penyelenggaran
pelayanan di fasilitas yang melayani ODGJ.
Kunjungan jiwa adalah kunjungan pasien yang mengalami gangguan
kejiwaan yang meliputi gangguan pada perasaan, proses pikir, dan perilaku yang
menimbulkan penderitaan pada individu dan atau hambatan dalam melaksanakan
peran sosialnya. Masalah kesehatan jiwa di Indonesia merupakan masalah
kesehatan masyarakat yang sangat penting dan harus mendapat perhatian
sungguh-sungguh dari seluruh jajaran lintas sektor Pemerintah baik di tingkat
Pusat maupun Daerah, serta perhatian dariseluruh masyarakat.
Adapun jumlah kunjungan jiwa di Kabupaten Bangli tahun 2021 sebanyak
11.817 orang yang terdiri dari kunjungan jiwa di rumah sakit sebanyak 11204, di
puskesmas sebanyak 607 orang, dan di klinik sebanyak 6 orang. Jumlah
kunjungan ini jauh menurun dari tahun 2020 yang total jumlah kunjungannya
sebanyak 13.239 orang. Menurunnya jumlah kunjungan jiwa ini tidak terlepas
karenasituasi pandemi yang menyebabkan sebagian masyarakat takut atau enggan
untukmengakses pelayanan kesehatan, sehingga perlu adanya peningkatan upaya
promotif preventif, kuratif dan rehabilitatif dalam pelayanan kesehatan jiwa oleh
petugaskesehatan di sarana kesehatan yang ada di wilayah Kabupaten Bangli.
3. Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit
Angka kematian di rumah sakit terdiri dari GDR (Gross Death Rate) atau
angka yaitu jumlah pasien mati seluruhnya dibagi jumlah pasien keluar hidup dan
mati tiap 1.000 pasien keluar, dan NDR (Net Death Rate) yaitu jumlah pasien
mati dalam 48 jam atau lebih setelah dirawat dibagi jumlah pasien keluar (hidup +
mati) tiap 1.000 pasien keluar. Pasien keluar hidup dan mati adalah Jumlah
pasien keluar hidup dan keluar mati (dalam waktu < 48 jam maupun ≥ 48 jam
dirawat ) selama 1 tahun.

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 18
GDR merupakan angka kematian umum untuk tiap-tiap 1.000 pasien
keluar. Nilai GDR sebaiknya tidak lebih dari 45 per 1000. Nilai GDR dari setiap
RS dapat diperoleh dari pelaporan SIRS Online R.L. 1.2 dan 3.1. Pada GDR, tidak
melihat berapa lama pasien berada di rumah sakit dari masuk sampai meninggal.
Nilai ideal GDR adalah < 45 per 1.000 pasien keluar. Sedangkan NDR adalah
angka kematian ≥ 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1.000 pasien keluar. Nilai
NDR yang dianggap masih dapat ditolerir yaitu < 25 per 1000. Nilai GDR dari
setiap RS dapat diperoleh dari pelaporan SIRS Online R.L. 1.2 dan 3.1. Indikator
ini memberikan gambaran mutu pelayanan di rumah sakit. Asumsinya jika pasien
meninggal setelah mendapatkan perawatan 48 jam berarti ada faktor pelayanan
rumah sakit yang terlibat dengan kondisi meninggalnya pasien. Namun jika pasien
meninggal < 48 jam masa perawatan, dianggap faktor keterlambatan pasien
datang ke rumah sakit yang menjadi penyebab utama pasien meninggal. Berikut
merupakan gambaran cakupan GDR dan NDR rumah sakit di Kabupaten Bangli :
Gambar 4.Cakupan GDR dan NDR Rumah Sakit di Kabupaten Bangli
Tahun 2021

94
100
90 78,5
80
70 59
60 48,1
50 34,4
40
30 21,5
20 5 5
10
0
RSU Bangli RS. Jiwa Prov. RS. BMC Kab.Bangli
Bangli

GDR NDR

Sumber:BagianRekamMedisRSdiKabupatenBangliKabupatenBangliTahun2021

Berdasarkan gambar di atas GDR dan NDR tertinggi adalah di RSUD


Bangli yaitu GDR sebesar 78,5 per 1.000 pasien keluar dan NDR sebesar 21,5 per
1.000 pasien keluar. Angka GDR Kabupaten Bangli 48,1 per 1.000 pasien keluar
meningkatdaritahun 2020 yang sebesar 39,8 per 1.000 pasien keluar, angka ini

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 19
melebihi angka 45 per 1.000 pasien keluar. Sedangkan nilai NDR di
KabupatenBangli adalah 34,5,per 1.000 pasien keluar meningkat dari NDR tahun
2020 yaitu sebesar 11 per 1.000 pasien keluar, angka ini melebihi dari 25 per
1.000 pasien keluar.
4. Indikator Kinerja Pelayanan di Rumah Sakit
Indikator merupakan variabel ukuran atau tolok ukur yang dapat
menunjukkan indikasi-indikasi terjadinya perubahan tertentu. Indikator yang
digunakan untuk menilai perkembangan sarana rumah sakit antara lain dengan
melihat perkembangan fasilitas perawatan yang biasanya diukur dengan
menghitung jumlah rumah sakit dan tempat tidurnya serta rasionya terhadap
jumlah penduduk. Jumlah rumah sakit di Kabupaten Bangli ada 3 buah yaitu 1
rumah sakit umum milik Pemerintah Kabupaten Bangli yang merupakan rumah
sakit tipe B dengan jumlah tempat tidur 157 buah, 1 rumah sakit khusus jiwa
milik Pemerintah Propinsi Bali yang merupakan rumah sakit tipe B dengan 400
buah tempat tidur dan 1 buah rumah sakit swasta BMC yang merupakan rumah
sakit tipe C dengan 100 buah tempat tidur.
Pada tingkat rumah sakit yang dinilai adalah tingkat pemanfaatan sarana,
mutu dan tingkat efisiensi pelayanan. Adapun beberapa indikator terkait yang
dinilai dalampelayanan kesehatan rumah sakit antara lain pemanfaatan tempat
tidur (Bed Occupancy Rate/BOR), rata-rata lama hari perawatan (Average Lenght
of Stay/ALOS), rata-rata tempat tidur dipakai (Bed Turn Over/BTO) dan rata-rata
selang waktu pemakaian tempat tidur (Turn of Interval/TOI).
Persentase pemanfaatan tempat tidur atau disebut dengan BOR merupakan
persentase pemakaian tempat tidur pada satu-satuan waktu tertentu. Nilai
parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85%. Angka BOR yang rendah
menunjukkan kurangnya pemanfaatan fasilitas perawatan rumah sakit oleh
masyarakat. Sedangkan angka BOR yang tinggi (lebih dari 85%) menunjukkan
tingkat pemanfaatan tempat tidur yang tinggi sehingga perlu pengembangan
rumah sakit atau penambahan tempat tidur. Adapun cakupan BOR rumah sakit di
Kabupaten Bangli pada tahun 2021 adalah sebagai berikut:

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 20
Gambar 5.Pencapaian BOR Rumah Sakit di Kabupaten Bangli Tahun 2021

BOR
70

60

50

40

30 58,5
52,9
42,4 46,9
20

10

0
RSU Bangli RS Jiwa Prov. RS BMC KAB. Bangli
BALI

Sumber: Bagian Rekam Medis RS di Kabupaten Bangli Tahun 2021

Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa angka pemanfaatan tempat


tidur atau BOR tertinggi adalah di RS Jiwa Prov Bali yaitu sebesar 58,5% dan
terendah di RSU Bangli yaitu sebesar 46,9%. Jadi BOR Kabupaten Bangli selama
tahun 2021 adalah 52,9 %, mengalami penurunan dari tahun 2020 dengan capaian
nilai BOR sebesar 54,9%, dan nilai ini masih di bawah rentang nilai BOR ideal
yaitu 60-80 %.
Sedangkan Frekuensi pemakaian tempat tidur atau BTO adalah frekuensi
pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam
satu satuan waktu (biasanya dalam periode 1 tahun). Nilai parameter BTO yang
ideal adalah 40-50 kali dalam satu tahun. Berikut merupakan gambaran BTO di
Kabupaten Bangli tahun 2021 :

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 21
Gambar 6.Pencapaian BTO Rumah Sakit di Kabupaten Bangli Tahun 2021

BTO
60

50

40

30
54
20
29
10
11
0 4
RSU Bangli RS. Jiwa Bangli RS.BMC Kab. Bangli
BTO

Sumber : Bgian Rekam Medis RS di Kabupaten Bangli Kabupaten Bangli Tahun 2021

Berdasarkan gambar di atas BTO rumah sakit di Kabupaten Bangli adalah


11kali dengan BTO tertinggi adalah di Rumah Sakit BMC yaitu sebanyak 54 kali
dan terendah adalah Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali yaitu sebanyak 4,0 kali.
Frekuensi pemakaian tempat tidur pada tahun 2021 ini mengalami penurunan dari
tahun 2020 sebanyak 19,9kali, namun angka tersebut lebih rendah dari angka
ideal satu tahun.
Rata-rata lama rawat seorang pasien tergantung pada diagnosis dan
kondisi pasien. Idealnya rata-rata lama hari rawat pasien atau ALOS adalah 6-9
hari. Indikator ini memberikan gambaran tentang tingkat efisiensi dan mutu
pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang
perlu pengamatan lebih lanjut. Berikut merupakan ALOS rumah sakit di
Kabupaten Bangli tahun 2021.

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 22
Gambar 7.Pencapaian ALOS Rumah Sakit di Kabupaten Bangli Tahun
2021

ALOS
50

40

30
47
20

10
15
5 3
0
RSU BANGLI RS JIWA PROV. RS BMC KAB. BANGLI
ALOS

Sumber : Bagian Rekam Medis RS di Kabupaten Bangli Kabupaten Bangli Tahun 2021

Berdasarkan gambar di atas tampak bahwa ALOS tertinggi adalah di


Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali yaitu rata-rata 47 hari, ini dikarenakan pasien
jiwa pada umumnya memerlukan waktu perawatan lebih lama dibanding pasien
lainnya, sedangkan rumah sakit lainnya berkisar 2-5 hari rata-rata hari perawatan
dan ALOS Kabupaten Bangli Tahun 2021 adalah sebesar 15 hari meningkat dari
tahun 2020 yang rata- rata hari perawatannya sebesar 9-10 hari.
Sedangkan TOI adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati
dari setelah digunakan sampai saat digunakan kembali atau rata-rata lama tempat
tidur kosong antara pasien satu dengan pasien berikutnya. Idealnya tempat tidur
kosong pada kisaran 1-3 hari. Berikut merupakan gambaran TOI rumah sakit di
Kabupaten Bangli tahun 2021 :

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 23
Gambar 8.Pencapaian TOI Rumah Sakit di Kabupaten Bangli Tahun 2021

TOI
45
40
35
30
25
20 39
15
10
16
5
0 4 4
RSU BANGLI RS JIWA PROV RS BMC KAB BANGLI

TOI

Sumber:BagianRekamMedisRSdiKabupatenBangli2021

Berdasarkan gambar di atas, rumah sakit dengan TOI tertinggi adalah


Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali yaitu sebanyak 39 hari, sedangkan rumah sakit
yang lain berkisar antara hari 4. TOI Kabupaten pada tahun 2021 meningkat 16
hari dari tahun 2020 yaitu berkisar 8- 9 hari, nilai ini masih melebihi angka ideal
TOI dalam setahun.
5. Puskesmas dengan Ketersediaaan Obat dan Vaksin
Persentase puskesmas dengan ketersediaan obat dan vaksin essensial
adalah persentase puskesmas yang memiliki 80% obat dan vaksin essensial
(pemantauan dilaksanakan terhadap 40 item obat indikator dan 5 item vaksin
indikator) sesuai dengan laporan pada bulan November atau laporan bulan
terakhir pada tahun pelaporan. Obat-obat yang dipilih sebagai obat indikator
merupakan obat pendukung program kesehatan ibu, kesehatan anak,
penanggulangan dan pencegahan penyakit, serta obat pelayanan kesehatan dasar
esensial dan terdapat di dalam Formularium Nasional. Berdasarkan Tata Kelola
Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan yang tercantum dalaman RPJMN maupun
Renstra Kemenkes Tahun 2020-2024 terdapat 40 item obat indikator dan 5 item
vaksin indikator. Adapun item obat dan vaksin indikator dapat dilihat pada tabel
berikut :

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 24
Tabel 5. Daftar Item Obat dan Vaksin Esensial di Puskesmas Tahun 2021
Bentuk Bentuk
No NamaObat No NamaObat
Sediaan Sediaan
1 Metilergometrin Maleat
Albendazol/PirantelPamoat Tablet 24 Ampul
injeksi0,200mg-1ml
2 Alopurinol Tablet 25 NatriumDiklofenak Tablet
3 Amlodipin/Kaptopril Tablet 26 OAT FDCKat1 Paket
4 Amoksisilin500 mg Tablet 27 Oksitosininjeksi Ampul
5 Parasetamolsirup120mg/5
Amoksisilinsirup Botol 28 Botol
ml
6 Antasida tablet Tablet/
29 Parasetamol500mg Tablet
kunyah/ Botol
antasidasuspensi
7 AsamAskorbat(VitaminC) Tablet 30 Prednison5mg Tablet
8 Asiklovir Tablet 31 Ranitidin150mg Tablet
9 Betametasonsalep Tube 32 Retinol100.000/200.000IU Kapsul
10 Tablet/V
Deksametasontablet/deksam
ial/ 33 Salbutamol Tablet
etason injeksi
Ampul
11 Salep Mata/Tetes
Diazepaminjeksi5mg/ml Ampul 34 Tube
MataAntibiotik
12 Diazepam Tablet 35 Simvastatin Tablet
13 Dihidroartemisin+piperakui
Tablet 36 Siprofloksasin Tablet
n
(DHP) danatauPrimaquin
14 DifenhidraminInj.10 mg/ml Ampul 37 TabletTambahDarah Tablet
15 Epinefrin(Adrenalin)injeksi
Ampul 38 Triheksifenidil Tablet
0,1 %(sebagaiHCl)
16 Fitomenadion(VitaminK)
Ampul 39 VitaminB6(Piridoksin) Tablet
injeksi
17 Furosemid 40
Tablet 40 Zinc20mg Tablet
mg/Hidroklorotiazid(HCT)
18 GaramOralitserbuk Kantong 41 VaksinHepatitisB Vial
19 Glibenklamid/Metformin Tablet 42 VaksinBCG Ampul
20 Hidrokortisonkrim/salep Tube 43 VaksinDPT-HB-HIB Vial
Kotrimoksazol 44
(dewas Tablet/B
21 VaksinPolio Vial
a)kombinasitablet/Kotrimo otol
ksazol
suspensi
45 Vaksin
22 Lidokaininj Vial Vial/
Campak/Vaksin
Ampul
Campak Rubella
23 MagnesiumSulfatinjeksi Vial
Sumber : UPT Gudang Farmasi Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2021

Adapun persentase puskesmas dengan ketersediaan obat dan vaksin


esensial tahun 2021 adalah 100%. Ini artinya semua puskesmas di Kabupaten
Bangli Tahun 2021 memiliki ketersediaan obat dan vaksin esensial sesuai dengan
40 item obat dan 5 item vaksin pada tabel di atas adalah minimal 80%.

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 25
ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 26
C. Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
Menurut Permenkes RI No. 65 Tahun 2013, pemberdayaan masyarakat
merupakan segala upaya dalam memfasilitasi masyarakat yang bersifat non
instruktifagar mampu meningkatkan pengetahuan dan kemampuan, sehingga
mampu mengidentifikasi masalah yang dihadapi, potensi yang dimiliki,
merencanakan dan melakukan pemecahannya dengan memanfaatkan sumberdaya
yang dimiliki. Sedangkan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan adalah
proses dalam memberikan informasi kepada klien (individu, keluarga dan
kelompok) secara terus menerus dan berkesinambungan mengikuti perkembangan
klien, serta proses membantu klien agar berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau
sadar (aspek pengetahuan), dari tahu menjadi mau (aspek sikap), dan dari mau
menjadi mampu melaksanakan perilaku yang diperkenalkan (aspek tindakan).
Ditinjau dari konteks pembangunan kesehatan, partisipasi masyarakat adalah
keikutsertaan dan kemitraan masyarakat dan fasilitator (pemerintah, LSM) dalam
pengambilan keputusan, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan penilaian
kegiatan dan program kesehatan serta memperoleh manfaat dari keikutsertaannya
dalam rangka membangun kemandirian masyarakat.
Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM) adalah wahana
pemberdayaan masyarakat, yang dibentuk atas dasar kebutuhan masyarakat,
dikelola oleh, dari, untuk dan bersama masyarakat, dengan bimbingan dari
petugas Puskesmas, lintas sektor dan lembaga terkait lainnya. Adapun jenis
UKBM yang dibahas pada profil kesehatan ini adalah posyandu yang telah
berkembang dengan pesat secara nasional sejak dari tahun 1982, dan mulai tahun
2011 operasional posyandu di selenggarakan dan dikelola dari, oleh dan untuk
masyarakat.
Berdasarkan Permenkes Nomor 71 Tahun 2015 disebutkan bahwa
masyarakat baik secara perorangan maupun kelompok berperan aktif dalam
penanggulangan penyakit tidak menular (PTM) melalui kegiatan UKBM dengan
membentuk dan mengembangkan Pos Penbinaan Terpadu PTM (Posbindu PTM).

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 27
1. Cakupan Posyandu Menurut Strata
Menurut Permendagri Nomor 19 Tahun 2011 Pos Pelayanan Terpadu yang
disingkat menjadi Posyandu adalah salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber
daya masyarakat yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama
masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat
dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan
angka kematian ibu dan bayi.
Untuk mengetahui tingkat perkembangan Posyandu, telah dikembangkan
Telaah Kemandirian Posyandu yang secara umum dibedakan menjati 4 strata
yaitu:
- Posyandu Pratama adalah Posyandu yang belum mantap, dimana posyandu
belum mampu melaksanakan kegiatan bulanan secara rutin serta jumlah kader
yang masih kurang dari 5 orang.
- Posyandu Madya adalah Posyandu yang sudah mampu melaksanakan kegiatan
lebih dari 8 kali per tahun, dengan jumlah kader sebanyak 5 orang atau lebih,
tetapi cakupan kelima kegiatan utama capaiannya masih kurang dari 50%.
- Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan
lebih dari 8 kali per tahun, dengan jumlah kader sebanyak 5 orang atau lebih,
capaian kelima kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu menyelenggarakan
program tambahan, serta telah memperoleh pembiayaan dari dana sehat yang
dikelola oleh masyarakat yang pesertanya masih kurang dari 50% KK di
wilayah kerja.
- Posyandu Mandiri adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan
lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang
atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu
menyelenggarakan kegiatan pengembangan, serta telah memperoleh dana sehat
yang berasal dari swadaya masyarakat dan kelompok usaha bersama (usaha
dikelola oleh masyarakat) yang dipergunakan untuk upaya kesehatan di
Posyandu.

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 28
Berikut merupakan cakupan Posyandu berdasarkan strata di Kabupaten
Bangli tahun 2021 :
Gambar 9. Cakupan Posyandu Berdasarkan Strata di Kabupaten Bangli
Tahun 2021

80

70

60

50

40
74,4
30

20

10 22,2

0 0 3,4
PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI

Sumber : Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan


Kabupaten Bangli Tahun 2021

Berdasarkan gambar di atas cakupan posyandu menurut strata adalah


sebagian besar adalah Posyandu Purnama yaitu sebesar 74,4%, Posyandu Madya
yaitu sebesar 22,2,0%, dan 3,4% Posyandu sudah pada Strata Mandiri. Untuk
peningkatan strata posyandu ini sangat diperlukan dukungan dan peran serta
masyarakat karena operasional posyandu sejak tahun 2011 dilakukan oleh
masyarakat atau desa dan sangat diperlukan peran aktif kader posyandu dalam
pelaksanaan posyandu. Dalam hal ini, upaya promosi kesehatan sangat diperlukan
untuk memberdayakan masyarakat agar mampu secara mandiri menolong diri
sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat sesuai
dengan kondisi sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang
berwawasan kesehatan
2. Rasio Posyandu per 100 Balita
Rasio Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Per Satuan Balita Posyandu
merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 29
(UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama
masyarakat, dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat,
dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar, untuk mempercepat penurunan
angka kematian ibu dan bayi.
Jumlah Posyandu di Kabupaten Bangli pada tahun 2020 sebanyak 356
posyandu dan jumlah balita sebanyak 16.600 jiwa. Dengan demikian rasio
Posyandu adalah 1:47 atau 2,1 per 100 balita. Hal ini berarti bahwa dari 1
posyandu di Kabupaten Bangli melayani 47 balita. Berikut secara lengkap
disajikan data mengenai kondisi rasio Posyandu di Kabupaten Bangli pada tahun
2015-2021 :
Gambar 10.Rasio Posyandu per 100 Balita di Kabupaten Bangli dari Tahun
2015- 2021

2,12

2,1

2,08

2,06

2,04

2,02 2,1 2,1 2,1 2,1 2,1

1,98
2 2
1,96

1,94
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Sumber :Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaaan Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli
Tahun 2021

Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa rasio posyandu pada tahun
2015 sampai dengan 2016 adalah 2,0 per 100 balita, meningkat pada tahun 2017
sampai 2021 yaitu 2,1 per 100 balita. Peningkatan ini dikarenakan adanya
beberapa posyandu yg sudah tidak lama aktif diaktifkan kembali oleh.

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 30
3. Posbindu PTM (Penyakit Tidak Menular)
Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM)
merupakan wujud peran serta masyarakat yang bersifat promotif dan preventif
dalam kegiatan deteksi dini, monitoring dan tindak lanjut dini faktor risiko PTM
secara mandiri dan berkesinambungan. Posbindu PTM menjadi salah satu bentuk
upaya kesehatan masyarakat atau UKM yang selanjutnya berkembang menjadi
upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) dalam pengendalian faktor
risiko PTM di bawah pembinaan Puskesmas.
Kegiatan Posbindu PTM pada dasarnya merupakan kegiatan milik
masyarakat yang dilaksanakan sepenuhnya dari masyarakat, oleh masyarakat dan
untuk masyarakat. Sektor kesehatan khususnya Puskesmas lebih berperan dalam
hal pembinaan Posbindu PTM dan menerima pelayanan rujukan dari Posbindu
PTM di wilayah kerjanya karena pada prinsipnya kegiatan Posbindu PTM
mencakup upaya promotif dan preventif, maka di dalam kegiatan Posbindu PTM
tidak mencakup pelayanan pengobatan dan rehabilitasi. Berikut merupakan
jumlah Posbindu menurut puskesmas di Kabupaten Bangli tahun 2021 :
Gambar 11.Jumlah Posbindu Menurut Puskesmas dan Dinas Kesehatan di
Kabupaten Bangli Tahun 2021

12

10

6
10
9
4 8
7
6 6
5 5 5
2 4
2
1 1
0

posbindu

Sumber : Seksi Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Keswa Dinas Kesehatan Kab. Bangli
Tahun 2021

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 31
Berdasarkan gambar di atas, jumlah Puksesmas yang mempunyai
Posbindu terbanyak adalah Puskesmas Kintamani III yaitu 10 Posbindu, dan
terendah adalah Puskesmas Tembuku II Dinas Kesehatan yaitu 1 Posbindu.

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 32
BAB IV
TENAGA KESEHATAN

Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK) merupakan salah satu


subsistem dalam Sistem Kesehatan Nasional yang mempunyai peranan penting
dalam mencapai tujuan pembangunan kesehatan sebagai pelaksana upaya dan
pelayanan kesehatan. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012
tentang Sistem Kesehatan Nasional, sumber daya manusia kesehatan adalah
tenaga kesehatan (termasuk tenaga kesehatan strategis) dan tenaga
pendukung/penunjang kesehatan yang terlibat dan bekerja serta mengabdikan
dirinya dalam upaya dan manajemen kesehatan. SDM dalam kesehatan
mempunyai berbagai keahlian sesuai dengan profesi masing-masing seperti
dokter, perawat, bidan, tenaga kesehatan masyarakat, fisioterapis, apoteker, analis
farmasi dan sebagainya yang mempunyai pendidikan atau keahlian khusus untuk
melakukan pekerjaan tertentu yang berhubungan dengan jiwa dan fisik manusia,
serta lingkungannya. Menurut Undang-undang Nomor 36 Tahun 2014, tenaga
Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan
serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang
kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan
upaya kesehatan. Adapun kondisi SDM Kesehatan Kabupaten Bangli yang
melaksanakan kegiatan pembangunan di bidang kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Jumlah dan Rasio Tenaga Medis (Dokter Umum, Spesialis, Dokter Gigi)
di Sarana Kesehatan
Tenaga Medis merupakan sebutan lain dari dokter yang memiliki
kemampuan menangani pasien secara medis dan telah menyelesaikan
pendidikannya di fakultas kedokteran. Tenaga medis terdiri dari dokter umum,
dokter gigi, dokter spesialis, dan dokter gigi spesialis.
Adapun jumlah tenaga medis dokter umum pada tahun 2021 adalah
107orang dengan rasio tenaga dokter umum terhadap jumlah penduduk sebesar
46,8 per 100.000 penduduk meningkat dari tahun 2020 yaitu sebesar 39 per
100.000 penduduk, jumlah dokter spesialis tahun 2021 sebanyak 95 dokter

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 33
spesialis dengan rasio dokter spesialis sebesar 41,2 per 100.000 penduduk
menurun dari tahun 2020 yang sebesar 42,9 per 100.000 penduduk, jumlah dokter
gigi tahun 2021 sebanyak 34 orang denganrasio dokter gigi adalah 14,9 per
100.000 penduduk meningkat dari tahun 2020 yang sebesar 11,4 per 100.000
penduduk, dan tidak tersedia dokter gigi spesialis pada tahun 2021.
Berikut merupakan gambaran persebaran tenaga medis di puskesmas di
Kabupaten Bangli pada tahun 2021 :
Gambar 12. Jumlah Tenaga Medis Menurut Puskesmas di Kabupaten
Bangli Tahun 2021
4
4
3,5 3 3
3
2,5 2 22 22 2 2 2
2
1,5 1 1 11 11 1 11 11 11
1
0,5
0

dokter umum dokter gigi

Sumber : Profil SDMK Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2021

Berdasarkan gambar di atas penyebaran tenaga medis dokter umum dan


dokter gigi belum tersebar di semua puskesmas, dan dilihat dari jumlah masih
kurang, sementara untuk tenaga dokter spesialis dan dokter gigi spesialis di
tingkat puskesmas belum tersedia. Hal ini dikarenakan masih rendahnya jumlah
tenaga medis di Kabupaten Bangli, untuk tenaga dokter spesialis hanya tersedia di
fasilitas pelayanan kesehatan rujukan yaitu rumah sakit. Jumlah tenaga medis di
fasilitas kesehatan rujukan dapat digambarkan sebagai berikut:

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 34
Gambar 13. Jumlah Tenaga Medis Menurut Rumah Sakit di Kabupaten
Bangli Tahun 2021

39 38
40
32
27
30
18
20 13

10 6
2 1 0
0 0
0
RS Umum RS Jiwa Prov RS BMC
dokter spesialis dokter Umum dokter Gigi sokter gigi spesialis

Sumber : Rumah Sakit di Lingkungan Kab. Bangli Tahun 2021

Berdasarkan gambar di atas, tenaga dokter gigi spesialis di Rumah Sakit


tidak tersedia. Masih kurangnya tenaga medis di Kabupaten Bangli dapat
berdampak pada kurang optimalnya pelayanan kesehatan terhadap masyarakat.
2. Jumlah dan Rasio Tenaga Keperawatan (Bidan dan Perawat) di Sarana
Kesehatan
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2017, bidan
adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang telah teregistrasi
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Sedangkan menurut
Undang- undang No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan, bidan adalah
tenaga kesehatan yang dikelompokkan ke dalam tenaga kebidanan, memiliki
kewenangan untuk melakukan pelayanan kesehatan ibu, pelayanan kesehatan
anak, dan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana.
Jumlah tenaga bidan di Kabupaten Bangli pada tahun 2021 sebanyak 346orang
dengan rasio 151,5 per 100.000 penduduk mengalami penurunan dari tahun 2020
yang sebesar 156,7 per 100.00 penduduk. Rasio bidan yang tinggi ini dikarenakan
masih tingginya kebutuhan akan pelayanan kesehatan ibu dan anak terutama di
wilayah pedesaan, mengingat kondisi geografis Kabupaten Bangli yang sebagian
besar wilayahnya merupakan daerah pegunungan yang beberapa wilayah masih
sulit dijangkau dan merupakan daerah terpencil. Berikut merupakan gambaran
jumlah bidan di Puskesmas Kabupaten Bangli pada tahun 2021 :

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 35
Gambar 14. Jumlah Tenaga Bidan Menurut Puskesmas di Kabupaten
Bangli Tahun 2021

30
25
20
15 27 24 25 25
10 18 19 19 17 17 20
16
5 12
0

Bidan

Sumber : Profil SDMK Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2021


Berdasarkan gambar di atas jumlah tenaga bidan di puskesmas cukup
tinggi yaitu paling sedikit 12 orang yaitu di Puskesmas Kintamani VI, hal ini
sejalan dengan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kebidanan dasar
terutama pelayanankesehatan ibu dan anak cukup tinggi. Sedangkan gambaran
jumlah bidan di fasilitas kesehatan rujukan adalah sebagai berikut :
Gambar 15. Jumlah Tenaga Bidan Menurut Rumah Sakit di Kabupaten
Bangli Tahun 2021

bidan
80
60
40 74
20
26
0 2
RSU Bangli RS BMC RS Jiwa Prov Bali

bidan

Sumber : Rumah Sakit di Lingkungan Kabupaten Bangli Tahun 2021


Berdasarkan gambar di atas jumlah tenaga bidan terbanyak adalah di
RSUD Bangli yaitu 74 orang dan Jumlah Bidan tersedikit di RSJ Provinsi Bali
sebanyak 2 orang. Jumlah bidan yang cukup tinggi di RSUD bangli dikarenakan
RSUD Bangli merupakan rumah sakit rujukan tipe B, sedangkan RS BMC adalah
rumah sakit tipe C.

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 36
Menurut Undang-undang Nomor 38 Tahun 2014 tenaga perawatan adalah
seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi Keperawatan, baik di dalam maupun
di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah sesuai dengan ketentuan Peraturan
Perundang-undangan. Fungsi perawat yang utama adalah membantu pasien atau
klien dalam kondisi sakit maupun sehat, untuk meningkatkan derajat kesehatan
melalui layanan keperawatan. Sesuai dengan perannya, perawat memiliki
kewenangan untuk memberikan asuhan keperawatan kepada orang lain
berdasarkan ilmu dan praktik yang dimilikinya.
Jumlah tenaga perawat kesehatan memegang peranan yang sangat penting
dalam rangka meningkatkan perawatan kesehatan masyarakat, dikarenakan
seorang perawat pada umumnya memberikan pelayanan langsung baik kuratif
maupun preventif. Jumlah tenaga perawat per 100.000 penduduk dapat
memberikan gambaran tentang pendistribusian tenaga perawatan dalam suatu
wilayah kerja. Jumlah tenaga perawat kesehatan di Kabupaten Bangli tahun 2021
adalah 739 orang dengan rasio sebesar 323,6 per 100.000 penduduk meningkat
dari tahun 2020 yaitu sebesar 307,4per 100.000 penduduk.
Berikut merupakan gambaran distribusi perawat di puskesmas Kabupaten
Bangli Tahun 2021 :
Gambar 16.Jumlah Tenaga Perawat Menurut Puskesmas di Kabupaten
Bangli Tahun 2021

20
18
16
14
12
10
17 18 18
8 15
13 13 14 14
6
9 10
4 7
2 4
0

perawat

Sumber: Profil SDMK Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2021

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 37
Berdasarkan gambar di atas, tampak bahwa tenaga perawat sudah tersebar
di masing-masing puskesmas namun jumlahnya belum merata, jumlah
perawatterbanyak yaitu 18 orang di Puskesmas Susut I dan Puskesmas Kintamani
V dan jumlah terendah yaitu 4 orang di Puskesmas Kintamani II. Sedangkan
gambaran jumlah tenaga perawat di fasilitas pelayanan rujukan adalah sebagai
berikut :
Gambar 17.Jumlah Tenaga Perawat Menurut Rumah Sakit di Kabupaten
Bangli Tahun 2021

350
300
250
200
150 299
100 184
50 94
0
RSU Bangli RS BMC RS Jiwa Prov Bali

Perawat

Sumber : Rumah Sakit di Lingkungan Kab. Bangli Tahun 2021

Pada gambar di atas tampak RSJ Propinsi Bali memiliki jumlah perawat
paling banyak dibandingkan dua rumah sakit lainnya, sedangkan jumlah perawat
paling sedikit adalah RS BMC yaitu sebanyak 94 orang.
3. Jumlah dan Rasio Tenaga Kesehatan Masyarakat, Kesehatan
Lingkungan, dan Gizi di Sarana Kesehatan
Tenaga kesehatan masyarakat merupakan bagian dari sumber daya
manusia kesehatan yang berperan penting dalam meningkatkan kesadaran yang
lebih tinggipada pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif.
Tenaga kesehatan berperan penting dalam meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat dengan menggerakan pembangunan berwawasan kesehatan. Hal ini
didasarkan atas kewajiban utama tenaga kesehatan masyarakat bersama dengan
tenaga kesehatan lainnya adalah untuk mengupayakan masyarakat agar hidup
sehat dan sejahtera baik dari segi fisik, mental, sosial dan ekonomi. Jumlah tenaga
kesehatan masyarakat di Kabupaten Bangli pada tahun 2021 sebanyak 24 orang

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 38
dengan rasio tenaga kesehatan masyarakat di Kabupaten Bangli Tahun 2020
adalah10,5 per 100.000 penduduk meningkat dari tahun 2020 yang sebesar 5,7 per
100.000 penduduk. Berikut merupakan gambaran jumlah tenaga kesehatan
masyarakat menurut puskesmas di kabupaten Bangli :
Gambar 18. Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat Menurut Puskesmas di
Kabupaten Bangli Tahun 2021

1,2

0,8

0,6
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0,4

0,2

kesmas

Sumber : profil SDMK Dinas Kesehatan Kab. BangliTahun 2021

Berdasarkan gambar di atas, tenaga kesehatan masyarakat hampir tersedia


di seluruh Puskesmas. Kekurangan tenaga kesehatan masyarakat dalam
menjalankan upaya promotif dan preventif, maka pemerintah melalui dana DAK
Non Fisik Puskesmas merekrut tenaga kesehatan masyarakat sebagai tenaga
promotor kesehatan di puskesmas.
Tenaga kesehatan lingkungan adalah setiap orang yang telah lulus
pendidikan di bidang kesehatan lingkungan sesuai ketentuan peraturan
perundangan-undangan. Tenaga kesehatan lingkungan bertanggung jawab untuk
melaksanakan tindakan untuk melindungi kesehatan masyarakat, termasuk
mengelola dan menegakkan undang- undang yang terkait dengan kesehatan
lingkungan dan memberikan dukungan untuk meminimalkan bahaya kesehatan
dan keselamatan kerja. Tenaga kesehatanlingkungan juga terlibat dalam
memeriksa fasilitas makanan, menyelidiki gangguan kesehatan masyarakat, dan

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 39
menerapkan pengendalian penyakit. Petugas kesehatan lingkungan difokuskan
pada pencegahan, konsultasi, investigasi, dan edukasi masyarakat mengenai risiko
kesehatan dan menjaga lingkungan yang aman. Adapun jumlah tenaga kesehatan
lingkungan di Kabupaten Bangli Tahun 2021 adalah sebanyak 39 orang dengan
rasio sebesar 17,1 per 100.000 penduduk hal ini masih sama seperti di tahun 2020
yaitu 17,1 per 100.000 penduduk. Berikut merupakan gambaran jumlah tenaga
kesehatan lingkungan di puskesmas :
Gambar 19. Jumlah Tenaga Kesehatan Lingkungan Menurut Puskesmas di
Kabupaten Bangli Tahun 2021

3,5
3
2,5
2
1,5 3 3 3 3
1 2 2
0,5 1 1 1 1 1 1
0

kesling

Sumber : Profil SDMK Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2021

Berdasarkan gambar di atas, terlihat penyebaran tenaga kesehatan


lingkungan tidak merata dan namun tiap puskemsas sudah memiliki tenaga
kesehatan lingkungan yaitu Puskesmas Kintamani II. Untuk itu, sejak tahun 2019
Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli melaksanakan rekruitmen tenaga kesehatan
lingkungan yang dibiayai oleh dana DAK Non Fisik.
Tenaga Gizi adalah adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan di
bidang gizi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Menurut Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor 374/MENKES/SK/III/2007, disebutkan bahwa ahli
gizi adalah seseorang yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan
akademik dalam bidang gizi sesuai aturan yang berlaku, mempunyai tugas,

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 40
tanggung jawab dan wewenang secara penuh untuk melakukan kegiatan funsional
dalam bidang pelayanan gizi, makanan dan dietetik baik di masyarakat, individu
atau rumah sakit.
Pada tahun 2021 jumlah tenaga gizi di Kabupaten Bangli sebanyak 55
orang dengan rasio sebesar 24,1 per 100.000 penduduk jumlahnya sama di tahun
2020 yang sebesar 24,1 per 100.000 penduduk. Berikut merupakan gambaran
jumlah tenaga gizi menurut puskesmas di Kabupaten Bangli :
Gambar 20.Jumlah Tenaga Gizi Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli
Tahun 2021
3
3

2,5
2 2 2 2 2 2 2
2

1,5
1 1 1 1
1

0,5

Sumber : Profil SDMK Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2021

Berdasarkan gambar di atas terlihat semua puskesmas sudah memiliki


tenaga gizi meskipun penyebarannya kurang merata. Sejak tahun 2019, Dinas
Kesehatan Kabupaten Bangli menagadakan rekruitmen tenaga gizi puskesmas
dengan pembiayaan dari DAK Non Fisik. Sedangkan jumlah tenaga kesehatan
masyarakat, kesehatan lingkungan dan gizi di rumah sakit adalah sebagai berikut:

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 41
Gambar 21. Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat, Kesehatan Lingkungan
dan Gizi Menurut Rumah Sakit di Kabupaten Bangli Tahun 2021

20 16
12
10
8
10
3
1 0 1 0
0
RSU Bangli RS BMC RS Jiwa Prov.
Bali
kesmas kesling gizi

Sumber : Rumah Sakit di Lingkungan Kab. Bangli Tahun 2021

Berdasarkan gambar di atas Rumah Sakit BMC yang berstatus rumah sakit
swasta tipe C tidak mempunyai tenaga kesehatan masyarakat, sedangkan jumlah
tenaga kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan dan Gizi tertinggi
adalah di RS Umum Bangli
4. Jumlah dan Rasio Tenaga Teknik Biomedika, Keterapian Fisik dan
Keteknisan Medik di Sarana Kesehatan
Teknik Biomedika dapat didefinisikan sebagai bidang multidisiplin
sebagai sinergi dari berbagai konsep dasar rekayasa (engineering) dalam dunia
kedokteran dan biologi untuk peningkatan kesehatan manusia. Tenaga teknik
biomedika terdiri atas radiografer, elektromedis, ahli teknologi laboratorium
medik, fisikawanmedik, radioterapis, dan ortotik prostetik. Tenaga teknik
biomedika yang dibahas dalam profil kesehatan ini dikelompokkan menjadi 2
yaitu tenaga ahli laboratorium medik dan tenaga teknik biomedika lainnya. Ahli
laboratorium medik di Kabupaten Bangli tahun 2021 sebanyak 40 orang dengan
rasio 17,5 per 100.000 penduduk, meningkat dari tahun 2020 dengan rasio 10,9
per 100.000 penduduk, sedangkan tenaga teknik biomedika lainnya pada tahun
2021 sebanyak 18 orang dengan rasio 7,9per 100.000 penduduk, jumlahnya
menurun dari tahun 2020 dengan rasio 13,0 per 100.000 penduduk yang tersebar
di tiga rumah sakit. Adapun gambaran tenaga ahli laboratorium medik menurut
puskesmas di Kabupaten Bangli seperti gambar berikut :

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 42
Gambar 22. Jumlah Tenaga Ahli Laboratorium Medik Menurut Puskesmas
di Kabupaten Bangli Tahun 2021
2
2

1,5
1 1 1 1 1
1

0,5
0 00 0 0 0 0 00 00 00 00 0 00
0

Tenaga lab. Medik Tenaga Biomedika

Sumber : Profil SDMK Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2021

Berdasarkan gambar di atas, ketersediaan tenaga laboratorium medik di


puskesmas masih sangat kurang, yaitu hanya tersedia di 6 puskesmas yaitu
Puskesmas Bangli 1 orang , Puskesmas Tembuku I sebanyak 1 orang, Puskesmas
Tembuku II sebanyak 2 orang, Puskesmas Susut I sebanyak 1 orang, Puskesmas
Susut II 1 orang dan Puskesmas Kintamani V sebanyak 1 orang. Sedangakan
tenaga teknik biomedik lainnya tidak tersedia di puskesmas.
Untuk ketersediaan tenaga laboratorium medik dan teknik biomedika
lainnya menurut rumah sakit di Kabupaten Bangli tahun 2021 adalah sebagai
berikut :
Gambar 23.Jumlah Tenaga Ahli Laboratorium Medik dan Teknik
Biomedika Lainnya di Kabupaten Bangli Tahun 2021

12 12
11
12
9
10
8 6
6
4
2 0
0
RSU Bangli RS. BMC RS Jiwa Prov

Tenaga Lab. Medik Tenaga Biomedika

Sumber : Rumah Sakit di Lingkungan Kab. Bangli Tahun 2021

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 43
Berdasarkan gambar diatas, tenaga ahli laboratorium medik terbanyak
adalah di RSUD Bangli yaitu 12orang, kemudian diikuti RS Jiwa Provinsi bali
sebanyak 11 orang, RS BMC sebanyak 9 orang. Sama halnya dengan tenaga
teknik biomedika lainnya terbanyak berada di RSUD Bangli sebanyak 12 orang,
UPTD RSJ Prov. Bali sebanyak 6 orang, dan ada rumah sakit yg tidak memiliki
tenaga biomedika lainnya yaitu RS BMC.
Tenaga keterapian fisik terdiri atas fisioterapis, okupasi terapis, terapis
wicara, dan akupuntur. Sedangkan tenaga keteknisian medik terdiri atas perekam
medis dan informasi kesehatan, teknik kardiovaskuler, teknisi pelayanan darah,
refraksionis optisien / optometris, teknisi gigi, penata anestesi, terapis gigi dan
mulut, dan audiologis. Jumlah tenaga keterapian fisik di Kabupaten Bangli tahun
tahun 2021 adalah sebanyak 9 orang dengan rasio 3,9 per 100.000 penduduk
masih sama dengan jumlah di tahun 2020 dengan rasio 3,9 per 100.000 penduduk
dan jumlah tenaga keteknisian medis pada tahun 2021 sebanyak 44 orang dengan
rasio 19,3 per 100.000 penduduk jumlahnya sama dengan tahun 2020 dengan
rasio 19,3 per 100.000 penduduk yang tersebar di rumah sakit dan puskesmas
seperti gambar berikut :
Gambar 24. Jumlah Tenaga Keterapian Fisik dan Keteknisian Medik di
Kabupaten Bangli Tahun 2021

15
16
14
12
10
7
8 6
6 4
4 2
2 0
0
RSU Bangli RS. BMC RS jiwa Prov

Tenaga Keterapian fisik Tenaga keterapian medis

Sumber : Rumah Sakit di Lingkungan Kab. Bangli Tahun 2021

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 44
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa tenaga keterapian fisik
paling banyak adalah di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali sebanyak 7 orang,
sedangkan di Puskesmas tidak tersedia tenaga keterapian fisik. Untuk tenaga
keteknisian medis paling banyak jumlahnya adalah di RS Jiwa Provinsi Banli
yaitu sebanyak 15 orang dan terendah adalah di Rumah Sakit BMC yaitu
sebanyak 0 orang.
5. Jumlah dan Rasio Tenaga Kefarmasian (Tenaga Teknis Kefarmasian dan
Apoteker) di Sarana Kesehatan
Tenaga kefarmasian adalah tenaga kesehatan yang telah memenuhi
kualifikasi bidang kefarmasian yang terdiri dari apoteker dan tenaga teknis
kefarmasian sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Apoteker adalah Sarjana Farmasi yang telah lulus sebagai apoteker dan telah
mengucapkan sumpah jabatan apoteker. Sedangkan tenaga teknis kefarmasian
adalah tenaga yang membantu apoteker dalam menjalankan pekerjaan
kefarmasian, yang terdiri atas sarjana farmasi, ahli madya farmasi, analis farmasi
dan tenaga menengah farmasi/asisten apoteker (Permenkes Nomor
889/Menkes/Per/V/2011 tentang Registrasi, Izin Praktik, Dan Izin Kerja Tenaga
Kefarmasian).
Jumlah tenaga kefarmasian tahun 2021 di Kabupaten Bangli adalah
86orang dengan rasio 37,7 per 100.000 penduduk, yang terdiri dari apoteker
sebanyak 29orang dengan rasio 12,7 per 100.000 penduduk dan tenaga teknis
kefarmasian sebanyak 57 orang dengan rasio 25,0 per 100.000 penduduk. Angka
ini meningkat jika dibandingkan dengan rasio tenaga kefarmasian tahun 2020
sebanyak 65 orang dengan rasio 28,6 per 100.000 penduduk. Berikut merupakan
gambaran Jumlah tenaga kefarmasian menurut puskesmas dan rumah sakit di
Kabupaten Bangli tahun 2021 :

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 45
Gambar 25.Jumlah Tenaga Kefarmasian Menurut Puskesmas dan Rumah
Sakit di Kabupaten Bangli Tahun 2021

25 21
20
15 12
10 10
10 7 7

5 2

0
Puskesmas RSU Bangli RS. BMC RS. Jiwa
Provinsi

Tenaga Teknis Kefarmasian apoteker

Sumber : Profil SDMK Dinas Kesehatan Bangli dan rumah sakit di lingkungan Kab. Bangli
Tahun 2021

Berdasarkan gambar di atas, jumlah tenaga apoteker terbanyak adalah di


RSJ Propinsi Bali yaitu sebanyak 8 orang, sedangkan tenaga teknis kefaramasian
terbanyak adalah di RS BMC yaitu masing-masing sebanyak 21 orang. Untuk
tenaga kefarmasian di puskesmas dari jumlah puskesmas sebanyak 14, hanya
tersedia 12 orang tenaga teknik kefarmasian dan 2orang tenaga apoteker. Ini
artinya tenaga kefarmasian di puskesmas masih kurang, baik tenaga teknik
kefarmasian maupun tenaga apoteker.

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 46
BAB V
PEMBIAYAAN KESEHATAN

Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan


pelayanan kesehatan promotif dan preventif. Pelayanan promotif adalah upaya
meningkatkan kesehatan masyarakat ke arah yang lebih baik lagi dan yang
preventif mencegah agar masyarakat tidak jatuh sakit agar terhindar dari penyakit.
Sebab itu pelayanan kesehatan masyarakat itu tidak hanya tertuju pada
pengobatan individu yang sedang sakit saja, tetapi yang lebih penting adalah
upaya-upaya pencegahan (preventif) dan peningkatan kesehatan (promotif).
Sehingga, bentuk pelayanan kesehatan bukan hanya puskesmas atau rumah sakit
saja, tetapi juga bentuk-bentuk kegiatan lain, baik yang langsung kepada
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, maupun yang secara tidak
langsung berpengaruh kepada peningkatan kesehatan.
Proses pelayanan kesehatan tidak bisa dipisahkan dengan pembiayaan
kesehatan. Biaya kesehatan ialah besarnya dana yang harus disediakan untuk
menyelenggarakan dan atau memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yang
diperlukan oleh perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat. Implementasi
strategi pembiayaan kesehatan di suatu negara diarahkan kepada beberapa hal
pokok yakni; kesinambungan pembiayaan program kesehatan prioritas, reduksi
pembiayaan kesehatan secara tunai perorangan, menghilangkan hambatan biaya
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, pemerataan dalam akses pelayanan,
peningkatan efisiensi dan efektifitas alokasi sumber daya serta kualitas pelayanan
yang memadai dan dapat diterima pengguna jasa.
1. Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Dalam pencapain Cakupan Kesehatan Semesta, pemerintah telah
mengupayakan jaminan pemeliharaan kesehatan yaitu JKN bagi seluruh rakyat
Indonesia, terutama untuk pegawai negeri sipil, penerima pensiunan PNS dan
TNI/POLRI, veteran, perintis kemerdekaan beserta keluarganya dan badan usaha
lain ataupun masyarakat yang diselenggarakan oleh BPJS.

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 47
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikembangkan di Indonesia
merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Sistem Jaminan
Sosial Nasional ini diselenggarakan melalui mekanisme Asuransi Kesehatan
Sosialyang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan Undang -Undang No.40
Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Tujuannya adalah agar
semua penduduk Indonesia terlindungi dalam sistem asuransi, sehingga mereka
dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak. Peserta JKN
meliputi Penerima Bantuan Iuran (PBI) JKN dan bukan PBI JKN dengan rincian
sebagai berikut:
1) Peserta PBI Jaminan Kesehatan meliputi orang yang tergolong fakir miskin dan
orang tidak mampu, serta yang pembiayaannya dibiayai oleh pemerintah yang
terdiri dari PBI APBN dan PBI APBD.
2) Peserta bukan PBI adalah Peserta yang tidak tergolong fakir miskin dan orang
tidak mampu yang terdiri atas:
- Pekerja penerima upah dan anggota keluarganya, yaitu: PNS, anggota TNI,
anggota Polri, pejabat negara, pegawai pemerintah non pegawai negeri,
pegawai swasta; dan pekerja lainnya yang menerima upah.
- Pekerja bukan penerima upah dan anggota keluarganya, yaitu pekerja di luar
hubungan kerja atau pekerja mandiri dan pekerja yang tidak termasuk
pekerja mandiri yang bukan penerima upah, dan termasuk warga negara
asing yang bekerja di indonesia paling singkat 6 (enam) bulan.
- Bukan pekerja dan anggota keluarganya terdiri atas: investor, pemberi kerja,
penerima pensiun, veteran, perintis kemerdekaan; dan bukan pekerja lainnya
yang mampu membayar iuran.
Berdasarkan data dari BPJS Kesehatan Cabang Klungkung, jumlah
kepesertaan jaminan kesehatan di Kabupaten Bangli tahun 2020 sebanyak
254.040 orang yang terdiri dari peserta PBI sebanyak 175.014 orang dan Non PBI
sebanyak79.026 orang. Jumlah ini menurun dari tahun 2019 yaitu dengan jumlah
kepesertaan sebanyak 256.818 orang. Hal ini karena adanya penonaktifan
kepesertaan PBI yang bersumber anggaran APBN. Berikut merupakan persentase

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 48
kepesertaan jaminan kesehatan berdasarkan jenis kepesertaannya di Kabupaten
Bangli tahun 2021 :
Gambar 26.Persentase Kepesertaan Jaminan Kesehatan Berdasarkan Jenis
Kepesertaannya di Kabupaten Bangli Tahun 2021

9,48% 1,45%
31,62%
23,18%

45,96%

PBI APBN PBIAPBD PPU PBPU BP

Sumber : BPJS Kesehatan Cabang Klungkung Tahun 2021

Berdasarkan gambar di atas, sebagian besar kepesertaan jaminan kesehatan


adalah PBI APBD yaitu sebanyak 45,96%. Ini artinya sebanyak 45,96% penduduk
yang belum mempunyai jaminan kesehatan menjadi peserta Penerima Bantuan
Iuaran APBD yang pembiayaannya dari Pemerintah Kabupaten dengan Provinsi
2. Desa yang Memanfaatkan Dana Desa untuk Kesehatan
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No: HK.02.02/ Menkes/
52/2015 tentang rencana strategis kementerian kesehatan tahun 2015-2019 salah
satu butirnya adalah mendorong desa untuk mengalokasi dan memanfaatkan dana
desa minimal 10% untuk UKBM. Sehingga pembangungan kesehatan masyarakat
harus lebih dibangkitkan disamping meningkatkan pembangunan infrastruktur di
desa. Supaya penduduk di desa dapat mencapai usia harapan hidup yang panjang
dengan berbagai kegiatan yang bisa dicapai misalnya posyandu, posyandu lansia,
program penekanan angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Adapun jumlah desa
yang memanfaatkan dana desa untuk kesehatan pada tahun 2020 dan 2021 adalah
sebanyak 68 desa atau sudah mencapai 100%. Ini artinya semua desa sudah
mengalokasikan dananya untuk kesehatan minimal 10%.

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 49
3. Persentase Anggaran Kesehatan
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan
bahwa tujuan pembangunan kesehatan yaitu meningkatkan kesadaran, kemauan,
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber
daya manusiayang produktif secara sosial dan ekonomis. Untuk mencapai tujuan
tersebut, perlu disusun perencanaan dan penganggaran yang baik. Namun, hingga
saat ini kualitas perencanaan dan penganggaran masih perlu terus ditingkatkan.
Adapun total anggaran kesehatan Kabupaten Bangli tahun 2021 sebesar 39,5%
yaitu Rp. 513.706.903.696. dari total anggaran kabupaten Rp.
1.300.517.899.508,00. Jumlah ini, meningkat dari tahun 2020 sebesar 19,1%
yaitu Rp. 209.263.590.798,81 dari total anggaran kabupaten Rp.
1.096.016.400.199,12 Berikut merupakan proporsi anggaran kesehatan
berdasarkan sumber dana di Kabupaten Bangli tahun 2021 :
Gambar 27. Persentase Proporsi Anggaran Kesehatan Berdasarkan Sumber
Dana di Kabupaten Bangli Tahun 2021

120
100
80
60
40
20
0
APBD KOTA APBD PROVINSI APBN

sumber Dana

Sumber : Sub Bagian Progaram, Evapor dan Humas Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2021

Berdasarkan gambar di atas, sumber anggaran kesehatan tertinggi tahun


20201adalah dari APBD Kabupaten yaitu sebesar 97,49 %. Ini artinya pemerintah
daerah sudah berkontribusi cukup tinggi untuk dalam pencapaian upaya
kesehatan, terutama upaya promotif dan preventif.

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 50
4. Anggaran Kesehatan Perkapita
Tingkat kesejahteraan nasional yang diukur berdasarkan gross domestic
bruto sangat berhubungan erat dengan pembiayaan kesehatannya. Semakin besar
tingkat pendapatan perkapitanya, semakin besar pula pembiayaan kesehatannya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh World Health Organization (WHO)
Tahun 2012 bahwa peningkatan pembiayaan kesehatan mempunyai korelasi
dengan derajat kesehatan yang lebih baik. Sehingga besarnya anggaran kesehatan
yang tersediamenentukan besaran anggaran kesehatan perkapita dalam pencapaian
peningkatan derajat kesehatan.
Anggaran kesehatan perkapita adalah jumlah anggaran yang dialokasikan
oleh Pemerintah (melalui APBN, APBD, dan PHLN) untuk biaya
penyelenggaraan upaya kesehatan per kapita per tahun. Adapun besaran anggaran
kesehatan perkapita di Kabupaten Bangli tahun 2020 adalah sebesar Rp.
1.956.784.87 Jumlah ini menurun dari tahun 2020 dengan anggaran kesehatan
perkapita sebesar Rp. 131.293.651.161.

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 51
BAB VI
KESEHATAN KELUARGA

Upaya kesehatan Keluarga terdiri dari upaya kesehatan ibu dan dan
keluarga, keluarga berencana dan gizi masyarakat. Pada bab ini kesehatan
keluarga dibedakan menjadi 3 yaitu Kesehatan ibu, kesehatan anak, kesehatan
usia produktif dan usia lanjut.

A. Kesehatan Ibu
Upaya kesehatan ibu meliputi upaya keehatan pada ibu hamil, melahirkan,
nifas dan keluarga berencana.
1. Jumlah dan Angka Kematian Ibu yang dilaporkan
AKI adalah jumlah kematian ibu selama masa kehamilan, persalinan dan
nifas yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan nifas atau pengelolaannya
tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan atau terjatuh di setiap
100.000 kelahiran hidup. Indikator ini tidak hanya mampu menilai program
kesehatan ibu, terlebih lagi mampu menilai derajat kesehatan masyarakat, karena
sensitifitasnya terhadap perbaikan pelayanan kesehatan, baik dari sisi aksesibilitas
maupun kualitas. AKI juga dapat menggambarkan kesehatan ibu, status gizi,
kesehatan ibu, kesehatan lingkungan, tingkat kesadaran prilaku hidup sehat,
tingkat pelayanan kesehatan waktu melahirkan dan masa nifas serta kondisi sosial
ekonomi masyarakat. Gambaran AKI di Kabupaten Bangli dari tahun 2010
sampai dengan tahun 2020 dapat di lihat dari gambar dibawah ini:
Gambar 28. Angka Kematian Ibu Maternal (AKI) per 100.000 KH di
Kabupaten Bangli Tahun 2010 s/d 2021
200
150
100
50
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
AKI 107 135 111 161 57 144 85 12 31 184 176 147
Target AKI 102 102 102 102 102 102 102 102 102 102 102 102

AKI Target AKI

Sumber :Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 52
Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Bangli periode 2010-2021
berfluktuasi, pada tahun 2019 mengalami peningkatan menjadi 184 per 100,000
KH dari tahun 2021 sedikit menurun menjadi 147 per 100.000 KH, dan jika
dilihat secara trend pada gambar grafik di atas terjadi peningkatan AKI yg cukup
tinggi pada tahun 2019 sampai 2021. Sehingga pada tahun 2019 sampai 2021 AKI
belum mencapai target yang ditetapkan yaitu di bawah 102 per 100.000 KH.
Sebagain besar kematian ibu disebabkan oleh penyakit non obstetri yaitu
sebanyak 5 kasus dan 1 kasus oleh penyebab obstetri yaitu karena perdarahan
pasca melahirkan. Pentingnya implementasi pelayanan antenatal secara terpadu
perlu ditingkatkan dalam upaya pencegahan komplikasi obstetri lebih awal
sehingga dapat menekan penurunan AKI dan AKB.
2. Pelayanan Kesehatan Pada Ibu Hamil (Cakupan Kunjungan K1 dan K4)
Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga
kesehatan seperti pengukuran berat badan dan tekanan darah, pemeriksaan tinggi
fundus uteri, Imunisasi Td (tetanus-diphtheria) serta pemberian tablet besi kepada
ibu hamil selama kehamilannya sesuai pedoman pelayanan antenatal ada dengan
titik berat pada kegiatan promotif dan preventif. Hal ini dilakukan untuk
menghindari gangguan sedini mungkin terhadap segala sesuatu yang
membahayakan kesehatan ibu dan janin yang dikandungnya. Hasil pelayanan
dapat dilihat dari cakupan pelayanan kunjungan ibu hamil yang telah melakukan
kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan
pelayanan antenatal. Sedangkan K4 ibu hamil adalah gambaran besaran ibu hamil
yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai dengan standar serta paling
sedikit empat kali kunjungan, dengan distribusi sekali pada trimester pertama,
sekali pada trimester kedua dan dua kali pada trimester ketiga. Angka ini dapat
dimanfaatkan untuk melihat kualitas pelayanan kesehatan pada ibu hamil.
Cakupan K1 dan K4 dalam lima tahun terakhir dapat dilihat pada gambar berikut.

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 53
Gambar 29. Persentase Pelayanan K1 dan K4 Ibu Hamil di Kabupaten
Bangli Tahun 2016-2021

120
96,7 100,7 96,2
92,6 91,5 94,2
100

80 90,2
84,6 86,5 89,1
81,2 82,1
60

40

20

0
2016 2017 2018 2019 2020 2021
K4 84,6 81,2 86,5 82,1 90,2 89,1
K1 92,6 91,5 94,2 96,7 100,7 96,2

K4 K1

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun
2021

Dari gambar diatas dapat terlihat bahwa ada kesenjangan yang terjadi
antara cakupan K1 dan K4 pada lima tahun terakhir yang mencapai angka 10%
pada tahun 2017, menurun di bawah 10% pada tahun 2018, dan meningkat lagi
melebihi angka 10% pada tahun 2019 dan tahun 2020. Kesenjangan antara
cakupan K1 dan K4 menunjukkan angka drop out K1-K4, dengan kata lain jika
kesenjangan K1 dengan K4 kecil maka hampir semua ibu hamil yang melakukan
kunjungan pertama pelayanan antenatal selalu berkunjung ke pelayanan kesehatan
sampai pada kunjungan ke dua trisemester ketiga kehamilannya dengan kata lain
seluruh ibu hamil telah mendapatkan pelayanan kehamilannya sesuai dengan
standar. Rendahnya cakupan K4 yang masih di bawah target 98% dikarenakan
sasaran ibu hamil yang tentukan oleh pusdatin jauh lebih tinggi dengan kenyataan
riil di lapangan, padahal kenyataannya di lapangan hampir semua ibu hamil telah
mendapatkan pelayanan antenatal yang sesuai standar. Dengan pelayanan
antenatal yang terstandar dapat meminimalisir kematian ibu melahirkan. Berikut
adalah cakupan pelayanan K1 ibu Hamil menurut puskesmas di Kabupaten Bangli
tahun 2021 :

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 54
Gambar 30. Persentase Pelayanan K1 Ibu Hamil Menurut Puskesmas di
Kabupaten Bangli Tahun 2021

120,0
100,0 113,7113,1
80,0 97,1 94,0 94,8 97,6100,0 100,996,2
89,2 84,1 87,0 89,1
60,0
40,0
20,0
0,0

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan


Kab. Bangli Tahun 2021

Persentase K1 tertinggi tahun 2021 adalah Puskesmas Kintamani IV yaitu


sebesar 113,7% sedangkan cakupan K1 terendah adalah Puskesmas Bangli Utara
yaitu sebesar 84,1%. Hal ini dikarenakan sasaran lebih besar dari ibu hamil yang
ada, dan adanya ibu hamil yang pindah dan tinggal di luar kabupaten sehingga
tidak terjangkau oleh nakes di kabupaten, sama halnya dengan cakupan pelayanan
K4 yang juga rendah. Cakupan pelayanan K4 ibu Hamil menurut puskesmas dapat
dilihat pada gambar berikut:
Gambar 31. Persentase Pelayanan K4 Ibu Hamil Menurut Puskesmas di
Kabupaten Bangli Tahun 2021

120
100
80
60
40 83,7 76,4 84,5 95,4 89,2 95,9 83 90,9 87,4 96,7 93,4 99,1 89,1
20
0

K4

Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan


Kab. Bangli Tahun 2021

Berdasarkan pada gambar di atas, puskesmas dengan persentase pelayanan


K4 tertinggi adalah Puskesmas Kintamani VI yaitu sebesar 99,1%, sedangkan

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 55
yang paling rendah adalah Puskesmas Bangli Utara yang hanya mencapai 76,4%.
Sama halnya dengan cakupan K1, rendahnya cakupan K4 dikarenakan sasaran
yang lebih besar dari jumlah riil ibu hamil di lapangan, adanya mobilisasi ibu
hamil ke luar wilayah, dan masih rendahnya kesadaran ibu hamil untuk secara
teratur memeriksakan kehamilannya. Dalam hal ini, upaya promosi kesehatan
sangat diperlukan untuk meningkatkan kesadaran dan kemandirian masyarakat
dalam meningkatkan derajat kesehatannya.
3. Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan
Permenkes Nomor 97 Tahun 2014 disebutkan bahwa persalinan harus
dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) tidak berarti adanya
larangan bidan untuk melakukan persalinan di luar Fasyankes. Bidan dapat
melakukan persalinan di luar Fasyankes jika Fasyankes tersebut sulit dijangkau
oleh warga. Hal tersebut jelas dikatakan dalam Peraturan Pemerintah No. 61
Tahun 2014. Ketentuan ini muncul dengan dilatarbelakangi adanya disparitas
geografis di negara kita baik dari sisi alam maupun transportasi yang tidak
memungkinkan.
Untuk wilayah Kabupaten Bangli pada tahun 2021 semua persalinan
ditolong oleh tenaga kesehatan di Fasyankes. Adapun cakupan persalinan oleh
tenaga kesehatan dalam beberapa tahun terakhir dapat dilihat pada gambar
berikut:
Gambar 32. Persentase Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan di Kabupaten
Bangli Tahun 2016-2021

100 97,9 97,3


98
96 94,2
94 92,6
91,5
92 89,5
90
88
86
84
2016 2017 2018 2019 2020 2021

Persalinan oleh Nakes

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan


Kab. Bangli Tahun 2020

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 56
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Kabupaten
Bangli cenderung berfluktuasi dari tahun 2016-2021, cakupan tertinggi mencapai
97,9 % pada tahun 2020 dan cakupan terendah pada tahun 2017 sebesar 89,5%.
Cakupan ini masih dibawah target yang ditetapkan yaitu 100% persalinan ditolong
oleh tenaga kesehatan. Hal ini dikarenakan penetapan sasaran ibu bersalin oleh
pusdatin yang lebih tinggi dari kondisi riil di lapangan, padahal kenyataan di
lapangan semua ibu bersalin di Kabupaten Bangli pada tahun 2020 ditolong oleh
tenaga kesehatan baik itu dokter ataupun bidan, atau dengan kata lain tidak ada
persalinan yang ditolong oleh dukun atau keluarga. Cakupan persalinan oleh
tenaga kesehatan menurut puskesmas tahun 2020 dapat dilihat pada gambar
berikut:
Gambar 33. Persentase Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Menurut
Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2021

120,0
100,0
80,0
107,7 102,5102,8108,4101,1109,897,3
91,2 88,0 89,7 95,9 91,0 90,3
60,0
40,0
20,0
0,0

Persalinan oleh nakes

Sumber; Seksi kesehatan keluarga dan gizi masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli 2021

Pada Tahun 2021 puskesmas dengan cakupan persalinan nakes yang


tertinggi adalah Puskesmas kintamani VI yaitu mencapai 109,8% dan terendah
adalah Puskesmas Bangli Utara sebesar 88%. Masih belum tercapainya target
cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di Kabupaten Bangli yaitu sebesar
100% disebabkan karena jumlah sasaran (estimasi) tidak sesuai dengan jumlah
persalinan yang sebenarnya ada. Tanpa melihat sasaran estimasi berdasarkan
laporan dari masing-masing bidan desa bahwa semua ibu bersalin sudah di tolong
oleh tenaga kesehatan.

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 57
4. Cakupan Pelayanan Nifas
Pelayanan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu
mulai 6 jam sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Untuk deteksi
dinikomplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan terhadap ibu
nifas dengan melakukan kunjungan nifas minimal sebanyak 3 kali dengan
distribusi waktu:1) kunjungan pertama (KF1) pada 6 jam setelah persalinan
sampai 3 hari; 2) kunjungan nifas (KF2) dilakukan pada minggu ke 2 setelah
persalinan; 3) kunjungan nifas ke 3 (KF3) dilakukan pada minggu ke 6 setelah
persalinan. Diupayakan kunjungan nifas ini dilakukan pada saat dilaksanakannya
kegiatan di posyandu dan dilakukan bersamaan pada kunjungan bayi. Cakupan
pelayanan nifas dalam beberapa tahun terakhir dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 34. Persentase Pelayanan Nifas di Kabupaten Bangli Tahun 2016-
2021

98 95,6 95,4
96
94 91,7 91,9 91,8
92
90 87,6
88
86
84
82
2016 2017 2018 2019 2020 2021
pelayanan Nifas 91,7 87,6 91,9 91,8 95,6 95,4

pelayanan Nifas

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli
Tahun 2021

Pencapaian pelayanan nifas Kabupaten untuk tahun 2016-2021 cenderung


berfluktuasi, cakupan tertinggi pada tahun 2020 yang mencapai 95,6 % dan
terendah pada tahun 2017 yang hanya mencapai 87,6%. Angka ini masih dibawah
target yang ditetapkan program yaitu sebesar 100%. Rendahnya cakupan ini sama
halnya dengan penetapan sasaran ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas yang lebih
tinggi dari kondisi riil di lapangan. Selain itu untuk Kunjungan Nifas III, masih
ada beberapa ibu nifas masih rendah kesadarannya untuk memeriksakan dirimya

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 58
ke pelayanan kesehatan karena tidak ada keluhan. Adapun Persentase pelayanan
nifas di masing-masing puskesmas di Kabupaten Bangli :
Gambar 35. Persentase Pelayanan Nifas Menurut Puskesmas di Kabupaten
Bangli Tahun 2021

120
100
80
60
40
20
91,2 88 89,795,9 91107,790,3102,5
102,8
108,4
101,1
109,8 97,3
0

Pelayanan Nifas di Puskesmas

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli
Tahun 2021

Berdasarkan gambar di atas, Puskesmas dengan cakupan pelayanan nifas


tertinggi adalah Puskesmas Kintamani VI sebesar 109,8% dan terendah adalah
Puskesmas Bangli Utara sebesar 88 %. Cakupan Kunjungan Nifas rendah
berkaitan dengan cakupan persalinan nakes, semakin rendah cakupan persalinan
nakes maka cakupan pelayanan nifas akan semakin rendah. Cakupan pelayanan
nifas rendah juga dikarenakan adanya ibu nifas yang tidak melakukan kunjungan
nifas sesuai standar minimal tiga kali kunjungan.
5. Persentase Ibu Nifas Mendapat Vitamin A
Dosis pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas cukup tinggi, yaitu
sekitar 100.000-200.000 SI atau setara dengan bayi yang membutuhkan vitamin A
pada usia 6-11 bulan. Apabila dosis pemberian tidak sesuai bisa berdampak buruk
pada ibu nifas dan bayi yang masih dalam tahap ASI. Untuk pemberian vitamin A
dosis tinggi ini pada ibu nifas dianjurkan sebanyak 2 kali, yaitu 1 kapsul diberikan
setelah melahirkan, kemudian 1 kapsul lagi setelah 24 jam setelah pemberian
kapsul pertama.
Manfaat pemberian vitamin A pada ibu nifas diantaranya untuk
meningkatkan kandungan vitamin A dalam ASI, bayi lebih kebal dan jarang
terserang penyakit infeksi, dan mempercepat pemulihan kesehatan ibu setelah

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 59
melahirkan. Berikut merupakan cakupan pemberian vitamin A pada ibu nifas di
Kabupaten Bangli tahun 2020:
Gambar 36. Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Ibu Nifas Menurut
Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2021
120
100
80
60 111,9101,1102,9
40 91,2 82,8 89,7 95,9 87,2 107,7 87,6 102,5102,3 96
20
0

ibu nifas mendapatkan vit A

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli
Tahun 2021

Berdasarkan gambar di atas, puskesmas dengan cakupan pemberian


vitamin A tertinggi adalah Puskesmas Kintamani IV yaitu 111,9% dan terendah
adalah PuskesmasBangli Utara yaitu sebesar 82,8 %
6. Persentase Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet Tambah Darah
Anemia gizi adalah kekurangan kadar haemoglobin (Hb) dalam darah
yang disebabkan karena kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk pembentukan
Hb tersebut. Di Indonesia sebagian besar anemi ini disebabkan karena kekurangan
zat besi (fe) hingga disebut anemi kekurangan zat besi atau anemi gizi besi dan
kelompok yang paling rentan adalah wanita hamil.
Kebutuhan kandungan zat besi (Fe) pada ibu hamil adalah sekitar 800 mg.
Adapun kebutuhan tersebut terdiri atas 300 mg yang dibutuhkan untuk janin dan
500 gram untuk menambah masa hemoglobin maternal. Kelebihan sekitar 200 mg
dapat diekskresikan melalui usus, kulit, dan urine. Pada makanan ibu hamil, tiap
100 kalori dapat menghasilkan sebanyak 8-10 mg Fe. Untuk perhitungan makan
sebanyak 3 kali, dengan kalori sebanyak 2500 kal dapat menghasilkan 20-25 mg
zat besi setiap harinya. Selama masa kehamilan lewat perhitungan 288 hari,

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 60
wanita hamil bisa menghasilkan zat besi sekitar 100 mg. Dengan demikian,
kebutuhan Fe (zat besi) masih kurang pada wanita hamil sehingga membutuhkan
asupan tambahan berupa tablet Fe.
Cakupan ibu hamil yang mendapat tablet Fe3 (90 tablet) di Kabupaten
Bangli tahun 2021 adalah sebesar 94,6%. Capaian ini meningkat dari tahun 2020
dengancapaian Fe3 sebesar 90,0%. Berikut merupakan cakupan ibu hamil yang
mendapatkan tablet tambah darah Fe3 tahun 2021 menurut puskesmas adalah
sebagai berikut.
Gambar 37. Persentase Ibu Hamil Yang Mendapat Tablet Fe3 (90Tablet)
Menurut Puskesmas di KabupatenTahun 2021

105
100
95
90
85 97,2 98,3 100 100 94,8 94,4 100 98,2
94,6
92,6 91,2
80 85,5 85
75

Ibu Hamil Mendapatkan TTD 90 tablet

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli
Tahun 2021

Berdasarkan gambar di atas, ada empat puskesmas yang pencapaian Fe3


sudah mencapai 100% yaitu Puskesmas Susut I, Puskesmas Susut II dan
Puskesmas Kintamani III. Sedangkan pencapaian Fe3 terendah adalah Puskesmas
Kintamani IV yaitu sebesar 85%. Dari sasaran ibu hamil sebanyak 3.516 orang,
diketahui bahwa dari 98% ibu hamil yang ditargetkan mendapat 90 tablet Fe,
hanya 94,6% yang mendapatkan 90 tablet Fe. Masih rendahnya cakupan Fe3 di
Kabupaten Bangli dari sisi ibu hamilnya karena rasa tablet Fe yang menimbulkan
efek mual dan muntah. Dari sisi metode, ada Puskesmas dalam penentuan sasaran
belum menggunakan data sasaran yang tepat, sinkronisasi data kurang dan
pemberian tablet tambah Fe sejenis yang didapat di RS, BPS dan dokter praktek
swasta belum tercatat.

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 61
7. Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan
Komplikasi Kebidanan adalah kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu
nifas, dan atau janin dalam kandungan, baik langsung maupun tidak langsung,
termasuk penyakit menular dan tidak menular yang dapat mengancam nyawa ibu
dan atau janin, yang tidak disebabkan oleh trauma atau kecelakaan. Diperkirakan
20% kehamilan akan mengalami komplikasi sehingga perlu dilakukan upaya-
upaya untuk penanganan komplikasi tersebut sehingga kematian ibu dan bayi
dapat dicegah.
Dalam memberikan pelayanan khususnya oleh tenaga bidan di desa dan
puskesmas, ibu hamil yang memiliki risiko tinggi (risti) dan memerlukan
pelayanan kesehatan, karena terbatasnya kemampuan dalam memberikan
pelayanan, maka kasus tersebut perlu dilakukan upaya rujukan ke unit pelayanan
kesehatan yang memadai. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani dalam
beberapa tahun terakhir dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 38. Persentase Penanganan Komplikasi Kebidanan di Kabupaten
Bangli Tahun 2016-2021

80 64,8 68,1
70 59,7 58,6
51,1 52,8
60
50
40
30
20
10
0
2016 2017 2018 2019 2020 2021
Komplikasi
Kebidanan yang di 64,8 59,7 51,1 52,8 58,6 68,1
tangani

Komplikasi Kebidanan yang di tangani

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli
Tahun 2021

Persentase penanganan komplikasi kebidanan dalam lima tahun terakhir


cenderung berfluktuasi, persentase tertinggi mencapai 68,1% pada tahun 2021 dan
terendah 64,8% pada tahun 2016. Cakupan komplikasi kebidanan dihitung dengan
jumlah komplikasi yang ditangani dibagi jumlah sasaran ibu hamil risti dikalikan
100%, dimana angka capaian sebesar 68,1% pada tahun 2021, sementara target

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 62
program yang ditetapkan adalah sebesar 80%. Padahal kenyataan di lapangan,
semua ibu hamil dengan komplikasi kebidanan mendapat penanganan medis.
Rendahnya cakupan ini dikarenakan oleh sasaran ibu hamil yang ditetapkan cukup
tinggi, dimana sasaran ibu hamil risti adalah 20% dari sasaran ibu hamil, dengan
kata lain diperkirakan 20% dari ibu hamil mengalami komplikasi kebidanan.
Adapun cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani menurut puskesmas di
Kabupaten Bangli adalah sebagai berikut :
Gambar 39. Persentase Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut
Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2021

150
100
50 125
81,3 72,4 83 91 80,7 85,1 62,8 68,1
38,1 29,1 37,9 17,1
0

Komplikasi kebidanan yang ditangani Puskesmas

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli
Tahun 2021

Pada gambar di atas memperlihatkan cakupan penanganan komplikasi


kebidanan menurut Puskesmas tahun 2021, ada enam puskesmas yang
cakupannya melampaui target program (80%), yaitu Puskesmas Tembuku I
sebesar 125%, Puskesmas Tembuku II sebesar 83,3% ,Puskesmas Susut I sebesar
91,7% dan Puskesmas bangli sebesar 81,3%,Puskesmas Kintamani I sebesar
80,7%,dan Puskesmas Kintamani II sebesar 85,1% sedangkan yang paling rendah
terjadi di Puskesmas Kintamani V yaitu hanya sebesar 17,1 %. Hal ini
dikarenakan masih rendahnya pemantauan wilayah setempat, sehingga deteksi
risti belum terpantau secara maksimal. Yang perlu mendapatkan perhatian
bersama terutama pemegang program, untuk puskesmas yang capaiannya masih
dibawah target, agar diberikan perhatian khusus agar penanganan komplikasi
kebidanan terus meningkat, sehingga dapat menurunkan angka kematian ibu.

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 63
8. Persentase Peserta KB Aktif
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2014 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Keluarga Berencana,
dan Sistem Informasi Keluarga menyebutkan bahwa program keluarga berencana
(KB) adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan,
mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai dengan
hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas.
KB juga merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk
meningkatkan ketahanan keluarga, kesehatan, dan keselamatan ibu, anak, serta
perempuan. Pelayanan KB meliputi penyediaan informasi, pendidikan, dan cara-
cara bagi keluargauntuk dapat merencanakan kapan akan mempunyai anak,
berapa jumlah anak, berapa tahun jarak usia antara anak, serta kapan akan
berhenti mempunyai anak.
Peserta KB Aktif adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang saat ini
menggunakan salah satu alat kontrasepsi tanpa diselingi kehamilan. Cakupan
Peserta KB Aktif di Kabupaten Bangli dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2021
dapat dilihat pada gambar dibawa ini :
Gambar 40. Persentase Peserta KB Aktif di Kabupaten Bangli
Tahun 2016-2021

100
95,3
95
89
90
86,5 86,2
85 82,2
79,6
80

75

70
2016 2017 2018 2019 2020 2021
peserta KB aktif 89 82,2 95,3 86,5 86,2 79,6

peserta KB aktif

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli
Tahun 2021

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 64
Pencapaian cakupan peserta KB aktif selama periode Tahun 2016-2021 di
Kabupaten Bangli cenderung berfluktuasi dengan capaian tertinggi pada tahun
2018 sebesar 95,3% dan capaian terendah pada tahun 2021 sebesar 79,6 %.
Namun angka ini sudah melampaui target program yaitu sebesar 70%. Berikut
adalah cakupan peserta KB aktif per puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2021:
Gambar 41. Persentase Peserta KB Aktif Menurut Puskesmas di Kabupaten
Bangli Tahun 2021

120
100
80
60
96 91,7 88,7 89,2
40 76,5 61,3 77,2 68,5 81,9 91,2 85,2 75,9 79,6
20
0

Peserta KB aktif

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli
Tahun 2021

Berdasarkan gambar di atas, cakupan peserta KB aktif tertinggi adalah di


wilayah Puskesmas Kintamani III yaitu sebesar 96,0%, dan terendah adalah di
wilayah Puskesmas Bangli Utara yaitu sebesar 61,3%. Sedangkan persentase KB
aktif menurut jenis kontrasepsi di Kabupaten Bangli tahun 2021 diuraikan pada
gambar berikut :
Gambar 42. Persentase KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi di Kabupaten
Bangli Tahun 2021

3,81,3
1,4 4,8
13,9
37

kondom suntik pil AKDR MOP MOW Implan

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli
Tahun 2021

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 65
Berdasarkan gambar diatas cakupan akseptor terendah adalah akseptor
Kondom yang hanya mencapai 1,3% dari cakupan KB aktif dan yang tertinggi
adalah KB Suntik sebesar 37,0%, sementara AKDR baru mencapai 39,2%
sehingga masih perlu ditingkatkan. Untuk meningkatkan cakupan metode
kontrasepsi jangka panjang seperti AKDR, Implan, MOP dan MOW, Dinas
Kesehatan bekerjasama dengan BKKBN telah melaksanakan kegiatan pelayanan
KB gratis khusus untuk metode kontrasepsi jangka panjang.
9. Persentase Peserta KB Pasca Persalinan
KB Pasca Persalinan merupakan upaya pencegahan kehamilan dengan
menggunakan alat dan obat kontrasepsi segera setelah melahirkan sampai dengan
42 hari/ 6 minggu setelah melahirkan. Peningkatan pelayanan KB Pasca
Persalinan sangat mendukung tujuan pembangunan kesehatan dan hal ini juga
ditunjang dengan banyaknya calon peserta KB baru (Ibu hamil dan bersalin) yang
sudah pernah kontak dengan tenaga kesehatan. Seorang ibu yang baru melahirkan
bayi biasanya lebih mudah untuk diajak menggunakan kontrasepsi, sehingga
waktu setelah melahirkan adalah waktu yang paling tepat untuk mengajak ibu
menggunakan kontrasepsi.
Adapun peserta KB pasca salin pada tahun 2021 adalah sebanyak 1186
orang dari 3.486 ibu bersalin atau sebesar 34,0%, meningkat dari tahun 2020
dengan cakupan sebesar 23,8 %. Berikut merupakan cakupan KB pasca persalinan
menurut puskesmas di Kabupaten Bangli :
Gambar 43. Cakupan Peserta KB Pasca Persalinan Menurut Puskesmas di
Kabupaten Bangli Tahun 2021

90
80
70
60
50
40 77,7 81,4
30 70,1 63,6
20 43,4 34
10 23,4 25,2
13,2 7,5 14,5
0 2 0

KB Pasca Bersalin

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli
Tahun 2021

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 66
Berdasarkan gambar di atas, cakupan peserta KB pasca persalinan paling
tinggi adalah Puskesmas Kintamani VI yaitu 81,4% dan capaian terendah adalah
di wilayah Puskesmas Kintamani IV yaitu sebesar 0%. Untuk meningkatkan
capaian KB pasca persalinan diperlukan upaya promosi kesehatan tentang
pentingnya program KB dalam mengatur jarak dan jumlah kehamilan sehingga
anak mampu bertumbuh kembang secara optimal, dimana anak mendapatkan
cukup ASI selama 2 tahun atau pada 1000 hari pertama kehidupan, serta
perencanaan masa depan dan pendidikan yang baik. Selain itu, penggunaan
kontrasepsi pada ibu dapat menurunkan risiko radang panggul pada ibu akibat
persalinan yang sering dan jarak yang terlalu dekat.

B. Kesehatan Anak
1. Jumlah dan Angka Kematian Neonatal per-1.000 Kelahiran Hidup
Kematian neonatal adalah kematian yang terjadi pada bayi usia sampai
dengan 28 hari tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan, bencana, cedera atau
bunuh diri. Angka Kematian Neonatal adalah kematian yang terjadi sebelum bayi
berumur satubulan atau 28 hari per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu.
Kematian neonatal umumnya disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa anak
sejak lahir yang diperoleh dari masa konsepsi sampai dengan proses persalinan.
Oleh karena itu program-program pelayanan antenatal perlu dioptimalkan, seperti
program pemberian tablet Fe3 pada ibu hamil, pemberian imunisasi Td pada ibu
hamil, dan eliminasi penularan HIV, Sifilis dan Hepatitis B dari ibu ke anak.
Jumlah kematian neonatal di Kabupaten Bangli pada tahun 2021sebanyak
33 kasus atau 9,7 per 1.000 Kelahiran Hidup. Jumlah ini mengalami peningkatan
dari tahun 2020 yang sebanyak 23 kasus atau 6,8 per 1.000 Kelahiran Hidup.
Berikut merupakan gambaran angka kematian neonatal selama periode 2016-2021

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 67
Gambar 44. Angka Kematian Neonatal Per 1.000 Kelahiran Hidup di
Kabupaten Bangli Periode Tahun 2016-2021

12
9,7
10 8,6
8 6,9 6,8
5,2
6
3,7
4
2
0
2016 2017 2018 2019 2020 2021

Kematian Neonatal

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli
Tahun 2021

Berdasarkan gambar di atas, angka kematian neonatal di Kabupaten Bangli


berfluktuasi, angka terendah pada tahun 2017 dengan angka kematian sebesat 3,7
per1.000 kelahiran hidup meningkat menjadi 5,2 per 1.000 kelahiran hidup pada
tahun 2018, kembali meningkat menjadi 8,6 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun
2019, dan tahun 2020 mengalami penurunan menjadi 6,8 per 1.000 kelahiran
hidup serta pada tahun 2021 mengalami peningkatan menjadi 9,7 per 1000
kelahiran hidup. Adapun jumlah kematian neonatal menurut puskesmas di
Kabupaten Bangli Tahun 2021 adalah sebagai berikut :
Gambar 45. Jumlah Kematian Neonatal Menurut Puskesmas di Kabupaten
Bangli Tahun 2021

35
30
25
20
15 33
10
5
4 2 1 4 3 1 3 2 5 1 5 2
0

jumlah kematian neonatal

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli
Tahun 2021

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 68
Berdasarkan gambar di atas, jumlah kematian neonatal tertinggi adalah di
wilayah kerja Puskesmas Kintamani IIIyaitu sebanyak 5 kasus dan Puskesmas
Kintamani V sebanyak 5 kasus serta terendah di wilayah Puskesmas Tembuku I,
Puskesmas Susut II dan Puskesmas Kintamani IV yaitu 1 kasus . Meskipun angka
kematian ini tergolong rendah, tetap perlu dilakukan upaya penceghan atau
penurunan angka kematian neonatal melalui upaya promosi kesehatan kepada ibu
hamil dan pasangan usia subur untuk lebih mempersiapkan kehamilannya
sehingga upaya pencegahan dapat dilakukan sejak awal. Adapun penyebab
kematian neonatal pada tahun 2021 adalah sebanyak 19 kasus disebabkan BBLR,
sebanyak 1 kasus disebabkan oleh asfiksia, sebanyak 3 kasus disebabkan oleh
sepsis, dan sebanyak 6 kasus disebabkan oleh kelainan bawaan serta 4 kasus oleh
penyebab lainnya.
2. Angka Kematian Bayi dan Balita per 1.000 Kelahiran Hidup
Kematian Bayi adalah kematian yang terjadi pada bayi usia 0-11 bulan
(termasuk neonatal) tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan, bencana, cedera
atau bunuh diri. Angka Kematian Bayi adalah angka yang menunjukkan
banyaknya kematian bayi usia 0-11 bulan dari setiap 1000 kelahiran hidup pada
tahun tertentu atau dapat dikatakan juga sebagai probabilitas bayi meninggal
sebelum mencapai usia satu tahun (dinyatakan dengan per seribu kelahiran hidup).
Angka kematian bayi merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan
tingkat kesehatan masyarakat. AKB tidak hanya mencerminkan besarnya masalah
kesehatan berkaitan dengan penyakit diare, ISPA, masalah gizi dan penyakit
infeksi lainnya tetapi juga berhubungan dengan tingkat kesehatan ibu, gizi
keluarga, tingkat pendidikan ibu, sertapendapatan dan sosial ekonomi keluarga.
Gambaran perkembangan angka kematian bayi di Kabupaten Bangli dapat dilihat
dari gambar berikut:

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 69
Gambar 46. Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 KH diKabupaten Bangli
Tahun 2010 – 2021

14 13,2
11,5 11,7 11,8
11
12 10,2
10 8,6 8 8,5
7,7 7,5 7
8
6
4
2
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Angka Kematian Bayi

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli
Tahun 2020

Angka Kematian Bayi di Kabupaten Bangli pada periode tahun 2010-2021


berada dibawah target masksimal yaitu 23 per 1.000 KH, tercatat mengalami
peningkatan secara berturut-turut yaitu pada tahun 2018 sebesar 8,0 per 1.000 KH
meningkat dari tahun 2017 dengan AKB sebesar 7,0 per 1.000 KH, kembali
meningkat pada tahun 2019 dengan AKB sebesar 11,0 per 1.000 KH dan menurun
pada tahun 2020 menjadi 8,5 per 1.000 KH Kemudian meningkat lagi di tahun
2021 menjadi 11,8 per 1000 KH. Apabila dilihat dari periode 2010-2021
cenderung berfluktuasi. Adapun jumlah kematian bayi menurut puskesmas di
kabupaten Bangli pada tahun 2021 adalah sebagai berikut :
Gambar 47. Jumlah Kematian Bayi Menurut Puskesmas di Kabupaten
Bangli Tahun 2021

50
40
30
20 40
10
4 2 4 3 3 4 3 7 5 3
0 1 1

Angka Kematian Bayi

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli
Tahun 2021

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 70
Kematian Bayi tertinggi terjadi di wilayah kerja Puskesmas Kintamani III
sebanyak 5 kasus kematian bayi dan terendah di wilayah Puskesmas Tembuku I,
Puskesmas Kintamani IV, masing-masing sebanyak 1 kasus. Dalam hal ini,
kesehatan ibu waktu hamil sangat berperanan terhadap besarnya angka kematian
bayi. Gangguan perinatal adalah salah satu dari sekian faktor yang mempengaruhi
kondisi kesehatan ibu selama hamil sedangkan gangguan pernafasan
kemungkinan besar disebabkan reflek yang kurang baik dan berhubungan dengan
perkembangan fungsi dan organ janin yang kurang sempurna, hal-hal tersebut
juga berhubungan dengan kesehatan ibu selama hamil serta asfiksia pada
penanganan proses persalinan.
Sedangkan kematian Balita adalah kematian yang terjadi pada bayi/anak
usia 0 - 59 bulan (bayi dan anak balita) tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan,
bencana, cedera atau bunuh diri. Angka kematian balita adalah angka yang
menunjukkan banyaknya kematian balita (umur 0-5 tahun) dari setiap 1.000
kelahiran hidup. Angka kematian balita menggambarkan tingkat permasalahan
anak balita pada pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA) atau posyandu. Dan
faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap kesehatan anak balita seperti gizi,
sanitasi, penyakit infeksi dan kecelakaan. Berikut merupakan gambaran
perkembangan angka kematian balita di Kabupaten Bangli dalam perode tahun
2010-2021:
Gambar 48. Angka Kematian Balita (AKABA) per 1.000 KH di Kabupaten
BangliTahun 2010 – 2021

16 14
13,2 13
14
11,3 11,3
12 9,4 9,8
9,2 8,9 9,1
10 8,4
8
6
4
2 0,3
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

AKABA

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli
Tahun 2021

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 71
Angka Kematian Balita di Kabupaten Bangli periode tahun 2010-2021
masih dibawah target maksimal, AKABA pada tahun 2018 sebesar 9,8 per 1000
KHmengalami peningkatan dari tahun 2017 dengan AKABA 8,9 per 1.000 KH,
kembali meningkat pada tahun 2019 menjadi 11,3 per 1.000 KH dan menurun
pada tahun 2020 menjadi 9,1 per 1.000 KH dan juga mengalami penurunan di
tahun 2021 menjadi 0,3 per 1000 KH. Apabila dilihat dari periode tahun 2010-
2021 AKABA secara trend pada gambar grafik di atas, AKABA cenderung
mengalami penurunan yaitu dari tahun 2010 sebesar 13,2 per 1.000 KH menjadi
0,3 per 1.000 KH pada tahun 2021. Berikut ini adalah jumlah kematian balita per
puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2021 :
Gambar 49. Jumlah Kematian Balita Menurut Puskesmas di Kabupaten
Bangli Tahun 2021

1,2
1
0,8
0,6
1
0,4
0,2
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

AKABA

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli
Tahun 2021

Berdasarkan gambar di atas, AKABA tertinggi adalah di wilayah


Puskesmas Susut II yaitu 1 kasus kematian balita dan terendah adalah di wilayah
Puskesmas Bangli, Puskesmas Bangli Utara, Puskesmas Tembuku I, Puskesmas
Tembuku II, Puskesmas Susut I ,Puskesmas Kintamani I, Puskesmas Kintamani
II, Puskesmas Kintamani III , Puskesmas Kintamani IV, Puskesmas Kintamani V
dan Puskesmas Kintamani VI yaitu masing-masing melaporkan 0 kasus kematian
balita artinya di wilayah kerja di puskesmas tersebut tidak ada kematian balita.

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 72
3. Penanganan Komplikasi pada Neonatal
Neonatus adalah bayi baru lahir sampai dengan usia 28 hari. Pada masa
tersebut terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan di dalam rahim dan
terjadi pematangan organ hampir pada semua sistem. Bayi hingga usia kurang
satu bulan merupakan golongan umur yang memiliki risiko gangguan kesehatan
paling tinggi dan berbagai masalah kesehatan bisa muncul. Sehingga tanpa
penanganan yang tepat, bisa berakibat fatal. Beberapa upaya kesehatan dilakukan
untuk mengendalikan risiko pada kelompok ini diantaranya dengan
mengupayakan agar persalinan dapat dilakukanoleh tenaga kesehatan di fasilitas
kesehatan serta menjamin tersedianya pelayanan kesehatan sesuai standar pada
kunjungan bayi baru.
Jenis - jenis komplikasi neonatal yaitu asfiksia, tetanus neonatorum,
sepsis, trauma lahir, BBLR, sindrom gangguan pernafasan dan kelainan neonatal.
Penanganan neonatus dengan komplikasi dapat dilakukan oleh perawat, bidan dan
dokter baik yang berada di Polides, Puskemas Pembantu, Puskemas dan Rumah
Sakit. Adapun cakupan Penanganan komplikasi neontal dalam beberapa tahun
terakhir adalah sebagai berikut :
Gambar 50. Persentase Penanganan Komplikasi Neonatal di Kabupaten
Bangli Tahun 2015-2021

60 50,9 52,7
50 45,1
39,6 40,1 40,7
40
30
20
10
0
2016 2017 2018 2019 2020 2021

Penanganan Komplikasi

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab.Bangli
Tahun 2021

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 73
Selama periode lima tahun terakhir (2016-2021) persentase penanganan
komplikasi neonatal tertinggi dicapai pada tahun 2021 sebesar 50,9 % dan
pencapaian terendah pada tahun 2017 sebesar 39,6%. Sama halnya dengan
komplikasi kebidanan, komplikasi neonatal yang ditangani pada tahun 2020
sebesar 45,1% yang jauh dibawah target yang ditetapkan program yaitu 80%. Ini
dikarenakan penetapan sasaran yang cukup tinggi dibandingkan dengan kenyataan
riil di lapangan. Berikut ini adalah persentase pencapaian penanganan komplikasi
neonatal menurut puskesmas se- Kabupaten Bangli :
Gambar 51. PersentasePenanganan komplikasiNeonatal Menurut
Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2021

100
80
60
81,6 93,3
40 73,1
69 60,9 52,7
46,9 52,3
20 33,7 36,8 44,7
18,2 15,8
0

penanganan komplikasi neonatal

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli
Tahun 2020

Pada tahun 2021 cakupan penanganan komplikasi neonatal tertinggi


adalah di Puskesmas Tembuku I yaitu 93,3% dan terendah di Puskesmas
Kintamani V sebesar 15,8%. Hal ini dikarenakan pemantauan wilayah setempat
mengenai komplikasi pada neonatus belum maksimal karena masih ada kasus
komplikasi yang tidak terlaporkan oleh bidan koordinator wilayah sehingga
mempengaruhi capaian target.
4. Persentase Berat Badan Bayi Lahir Rendah
Menurut WHO, bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang
lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram. Penyebab BBLR ini dipengaruhi
oleh beberapa faktor antara lain faktor ibu dan faktor janin. Faktor ibu meliputi
berat badan sebelum hamil rendah, penambahan berat badan yang tidak adekuat

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 74
selama kehamilan, malnutrisi, riwayat kehamilan dengan berat badan lahir rendah,
tinggi badan yang kurang, paritas yang tinggi, anemia, infeksi pada ibu selama
kehamilan, sosial ekonomi rendah dan stres maternal. Faktor janin dan plasenta
yang dapat menyebabkan BBLR antara lain kehamilan ganda, hidroamnion dan
cacat bawaan. Status pelayanan antenatal (frekuensi dan kualitas pelayanan
antenatal, tenaga kesehatan tempat periksa hamil dan umur saat pertama kali
pemeriksaan kehamilan) juga dapat berisiko melahirkan BBLR.
Gambar 52. Persentase Bayi Berat Badan Lahir Rendah Menurut
Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2021

10
8
6
4 8,2 7
6,2 6,6 6,1
2 5,3 4,6 4,7
3,7 3,6
1,9 1,8 1,9
0

BBLR

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli
Tahun 2021

Berdasarkan gambar di atas, puskesmas dengan persentase BBLR tertinggi


adalah Puskesmas Bangli Utara yaitu sebesar 8,2% dan terendah adalah
Puskesmas Kintamani IV yaitu sebesar 1,8 %. Tingginya persentse BBLR di
beberapa puskesmas berbanding lurus dengan rendahnya cakupan K1 dan K4,
dimana apabila ibu hamil memeriksakan kehamilannya secara teratur, kejadian
BBLR dapat dicegah dengan pemeriksaan antenatal yang adekuat.
5. Cakupan Kunjungan Neonatal 1 (KN1) dan KN Lengkap
Bayi sampai umur 28 hari merupakan golongan umur yang memiliki risiko
gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk
mengurangi risiko tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan
oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada neonatus (0-28 hari) minimal
tiga kali, yaitu pada 6 jam – 48 jam setelah lahir; pada hari ke 3-7 hari, dan hari ke

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 75
8 – 28 hari. Dalam melaksanakan pelayanan neonatal, petugas kesehatan di
samping melaksanakan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling
perawatan bayi kepada ibu. Pelayanan tersebut meliputi pelayanan kesehatan
neonatal dasar (tindakan resusitasi, pencegahan hipotermia, pemberian ASI dini
dan eksklusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali pusat, kulit dan
pemberian imunisasi); pemberian vitamin K; manajemen terpadu balita muda
(MTBM); dan penyuluhan perawatan neonatus di rumah menggunakan buku KIA.
Cakupan kunjungan neonatal (KN1) pada tahun 2021 adalah sebesar 105,5%,
mengalami penurunan sedkit dari tahun 20120 yang capaiannya sebesar 106,7.
Adapun cakupan KN1 menurut puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2021
adalah sebagai berikut :
Gambar 53. Cakupan Kunjungan Neonatal 1 (KN1)Menurut Puskesmas di
Kabupaten Bangli Tahun 2021

150
100
50 99,3 94,2 96,8 104,8 96,9 117 98,4 111,4112,4120,2108,3119,9105,5
0

KN I

Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2021

Berdasarkan gambar di atas cakupan KN1 sudah mencapai 100%, ini


artinya semua bayi berumur 6-48 jam sudah mendapatkan pelayanan kesehatan
sesuai standar. Sedangkan untuk kunjungan neonatal lengkap (KN3) pada tahun
2021 adalah sebesar 104,5%, menurun dari tahun 2020 yang capaiannya sebesar
105,1%. Berikut merupakan capaian KN3 dalam beberapa tahun terakhir.

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 76
Gambar 54. Persentase Kunjungan Neonatal (KN3) di Kabupaten Bangli
Tahun 2016-2021

110
105,2 104,5
105
100,3
100 96,1 95,2
95 91,8

90

85
2016 2017 2018 2019 2020 2021

KN3

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli
Tahun 2021

Berdasarkan gambar di atas, persentase KN3 tertinggi selama periode


2016- 2021 adalah pada tahun 2020 mencapai 105,2% dan cakupan terendah pada
tahun 2017 yang hanya mencapai 91,8% yaitu masih di bawah target program
yang ditetapkan sebesar 95%. Cakupan KN3 yang dibawah target dikarenakan
penetapansasaran bayi yang cukup tinggi dari pusdatin dengan kenyataan riil yang
ada. Cakupan kunjungan neonatal (KN3) oleh tenaga kesehatan menurut
puskesmas dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 55. Persentase Kunjungan Neonatal (KN3) Menurut Puskesmas di
Kabupaten Bangli Tahun 2021

140
120
100
80
60 116,9 119,1110,9117,2
40
98 95,12103,2103,7 92,8 96,1 107,6105,2 104,5

20
0

KN 3

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli
Tahun 2021

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 77
Puskesmas dengan persentase kunjungan neonatus lengkap (KN3)
tertinggi pada tahun 2021 adalah Puskesmas Kintamani IV yaitu sebesar 119,1%
dan terendah adalah Puskesmas Susut I sebesar 92,8%. Cakupan Kunjungan
Neonatal dipengaruhi oleh persalinan nakes, semakin rendah persalinan nakes
maka kemungkinan kunjungan neonatus juga rendah.
6. Persentase Bayi Diberi ASI Eksklusif
Cara pemberian makaan pada bayi yang baik dan benar adalah menyusui
secara eksklusif sejak lahir sampai dengan umur 6 bulan dan meneruskan
menyusui anak sampai umur 24 bulan. Mulai umur 6 bulan, bayi mendapatkan
makanan pendamping ASI yang bergizi sesuai dengan kebutuhan tumbuh
kembangnya. Menyusui secara eksklusif menurut WHO adalah tidak memberikan
bayi makanan dan minuman lain, termasuk air putih, selain menyusui (kecuali
obat-obatan, vitamin atau mineral tetes dan ASI perah). WHO merekomendasikan
pemberian ASI eksklusif sampai bayi berumur 6 bulan, dan pemberian ASI
dilanjutkan sampai anak berumur 2 tahun. Capaian Asi eksklusif Kabupaten
Bangli pada tahun 2021adalah sebesar 77,0%, meningkat dari tahun 2020 yang
capaiannya sebesar 70,6%. Berikut merupakan capaian ASI eksklusif menurut
puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2021.
Gambar 56. Persentase ASI Eksklusif Menurut Puskesmas di Kabupaten
Bangli Tahun 2021

100
80
60
40 88,5 88,7 87,3
62 74,6 71,5 75,1 76,2 74,8 75,1 79,7 78,7 77
20
0

ASI Eksklusif

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli
Tahun 2021

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 78
Puskesmas dengan cakupan ASI eksklusif tertinggi adalah Puskesmas
Tembuku II yaitu mencapai 88,7%, sedangkan terendah adalah Puskesmas Bangli
hanya sebesar 62 %. Adapun beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya
capaian ASI eksklusif diantaranya adalah masih rendahnya pengetahuan orang tua
dan keluarga tentang pentingnya pemberian ASI ekslusif pada bayi sampai dengan
usia 6 bulan, kurangnya dukungan dari keluarga, kesibukan para ibu menyusui di
luar rumah dan rendahnya pengetahuan tentang ASI perah.
7. Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi
Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standar oleh
tenaga kesehatan (dokter, bidan dan perawat) minimal 4 kali dalam setahun, yaitu
satu kali pada umur 29 hari – 3 bulan, 1 kali pada umur 3-6 bulan, 1 kali pada
umur 6-9 bulan dan 1 kali pada umur 9-11 bulan. Pelayanan kesehatan yang
diberikan meliputi imunisasi dasar (BCG, DPT / HB1-3, Polio 1-4 dan campak),
stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK) bayi dan
penyuluhan perawatan kesehatan bayi. Indikator ini merupakan penilaian terhadap
upaya peningkatan akses bayi memperoleh pelayanan kesehatan dasar,
mengetahui sedini mungkin adanya kelainan atau penyakit, pemeliharaan
kesehatan dan pencegahan penyakit serta peningkatan kualitas hidup bayi.
Cakupan kunjungan bayi dalam beberapa tahun terakhir adalah sebagai berikut :
Gambar 57. Persentase Pelayanan Kesehatan Bayi di Kabupaten Bangli
Tahun 2016-2021

115 110,3 111 110,7


110
105 102,3
99,9 98,6
100
95
90
2016 2017 2018 2019 2020 2021

Pelayanan Kesehatan Bayi

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli
Tahun 2021

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 79
Pencapaian pelayanan kesehatan bayi pada periode tahun 2016-2021
tertinggi mencapai 111,0% pada tahun 2019 dan terendah pada tahun 2020
mencapai 98,9%. Sedangkan capaian menurut puskesmas di Kabupaten Bangli
pada tahun 2021 adalah sebagai berikut :
Gambar 58. Persentase Pelayanan Kesehatan Bayi Menurut Puskesmas di
Kabupaten Bangli Tahun 2021

140
120
100
80
60
40
20 122,1 118,8 133,2 104 120,1 108,7 94,4 99,3 111,9 109,3 106,2 96,8
0

Cakupan pelayanan Kesehatan Bayi

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli
Tahun 2021

Cakupan pelayanan kesehatan bayi terendah pada tahun 2021 adalah di


wilayah kerja Puskesmas Kintamani I yang hanya sebesar 94,4%. Rendahnya
kesadaran masyarakat dalam memeriksakan kesehatan bayinya minimal empat
kali dalam setahun menyebabkan capaian di beberapa puskesmas masih rendah
sehingga perlunya peningkatan pemberdayaan masyarakat.
8. Persentase Desa/ Kelurahan UCI
Desa/kelurahan UCI (Universal Child Immunization) adalah
desa/kelurahan dimana ≥ 80% dari jumlah bayi yang ada di desa tersebut sudah
mendapat imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun. Adapaun Capaian
desa/ kelurahan UCI pada tahun 2021 adalah 100%, sama halnya denga tahun
2020 yang pencapaian desa/ kelurahan Uci sebesar 100%. Untuk lebih jelasnya
berikut disajikan dalam bentuk gambar capaian UCI menurut puskesmas di
Kabupaten Bangli tahun 2021, adalah sebagai berikut :

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 80
Gambar 59. Persentase Desa/ Kelurahan UCI Per Puskesmas di Kabupaten
Bangli Tahun 2021

100100100100100100100100100100100100 100
100
80
60
40
20
0

Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2021

Berdasarkan tabel di atas sudah semua puskesmas mencapai target Desa


UCI 100% artinya semua desa telah mencapai imunisasi dasar lengkap di atas
80%.
9. Cakupan Imunisasi Campak/ MR pada Bayi
Diantara penyakit pada balita yang dapat dicegah dengan imunisasi,
campak adalah penyebab utama kematian pada balita. Oleh karena itu pencegahan
campak merupakan faktor penting dalam mengurangi angka kematian balita.
Indonesia berkomitmen untuk mencapai eliminasi penyakit campak (measles) dan
pengendalian penyakit Rubella (Congenital Rubella Syndrome) pada tahun 2020.
Dimana penyakit ini dapat dicegah dengan vaksin Measles Rubella (MR).
Imunisasi dengan vaksin MR diberikan pada anak usia 9 bulan sampai dengan
kurang dari 15 tahun selama masa kampanye. Imunisasi MR masuk ke dalam
jadwal imunisasi rutin segera setelah masa kampanye berakhir, diberikan pada
anak usia 9 bulan, 18 bulan dan anak kelas 1 SD/sederajat tanpa dipungut biaya.
Untuk dapat memutuskan mata rantai penularan penyakit campak dan
rubella maka diperlukan cakupan imunisasi minimal 95%. Dengan cakupan
imunisasi MR yang tinggi pada sasaran usia 9 bulan sampai dengan kurang dari
15 tahun ini juga dapat melindungi kelompok usia yang lebih besar termasuk ibu
hamil agar tidak tertular virus Rubella, karena sekitar 80% sirkulasi virus campak
dan rubella terjadi pada usia tersebut.

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 81
Capaian imunisasi campak/ MR pada bayi tahun 2021 sebesar 104,7%,
meningkat dari tahun 2020 yang capaiannya sebesar 101,1%. Berikut merupakan
cakupan imunisasi Campak/ MR pada bayi menurut puskesmas di Kabupaten
Bangli Tahun 2021 :
Gambar 60. Cakupan Imunisasi Campak/ MR Pada Bayi Menurut
Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2021

140
120
100
80
60 119,9 116,5
97,2 110,2 106,8 110,3 97 100 98,4 100,6 96,1 106,4 104,7
40
20
0

Capaian Campak/MR

Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2021

Berdasarkan gambar di atas capaian imunisasi campak/MR tertinggi


adalah di Puskesmas Tembuku I sebesar 119,9% dan terendah adalah di wilayah
Puskesmas Kintamani V yaitu sebesar 96,1%., namun secara total kabupaten
sudah mencapai di atas 100%.
10. Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Bayi Dan Anak Balita
Sasaran pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi adalah bayi (umur 6-11
bulan) diberikan kapsul vitamin A 100.000 SI, anak balita (umur 1-4 tahun)
diberikan kapsul vitamin A 200.000 SI, dan ibu nifas diberikan kapsul vitamin A
200.000 SI, sehingga bayinya akan memperoleh vitamin A yang cukup melalui
ASI. Pada bayi (6- 11 bulan) diberikan setahun sekali pada bulan Februari atau
Agustus; dan anak balitaenam bulan sekali, yang diberikan secara serentak pada
bulan Februari dan Agustus. Sedangkan pemberian kapsul vitamin A pada ibu
nifas diharapkan dapat dilakukan terintegrasi dengan pelayanan kesehatan ibu
nifas atau dapat pula diberikan di luar pelayanan tersebut selama ibu nifas belum
mendapatkan kapsul vitamin A.

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 82
Cakupan pemberian vitamin A pada balita (6-59 bulan) di Kabupaten Bangli
tahun 2021 adalah sebesar 99,9%, meningkat dari tahun 2020 yaitu sebesar
98,8%. Berikut capaian pemberian vitamin A balita menurut puskesmas tahun
2021 :
Gambar 61. Persentase Pemberian Vitamin A pada Balita (6-59 bulan)
Menurut Puskesmas Tahun 2021

100,5
100
99,5
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 99,9
99 99,6
99
98,5

Cakupan Vit A pada Balita (6-59 bln)

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli
Tahun 2021

Berdasarkan gambar diatas, puskesmas dengan pencapaian pemberian


vitamin A pada balita terendah adalah Puskesmas bangli yaitu sebesar 99,0% dan
sebanyak 10 puskesmas cakupannya sudah mencapai 100%.
11. Cakupan Pelayanan Kesehatan Balita
Pelayanan kesehatan balita adalah pelayanan kesehatan balita berusia 0-59
bulan sesuai standar meliputi pelayanan kesehatan balita sehat dan pelayanan
kesehatan balita sakit. Pelayanan kesehatan balita sehat adalah pelayanan
pemantauan pertumbuhan dan perkembangan menggunakan buku KIA dan
skrining tumbuh kembang, meliputi pelayanan kesehatan balita usia 0 -11 bulan,
pelayanan kesehatan balita usia 12-23 bulan dan pelayanan kesehatan balita usia
24-59 bulan. Sedangkan pelayanan kesehatan balita sakit adalah pelayanan balita
menggunakan pendekatanmanajemen terpadu balita sakit (MTBS). Adapun
ketentuan perhitungan cakupan pelayanan kesehatan balita dalam profil ini antara
lain:

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 83
- Balita yang belum mencapai usia 1 tahun di akhir tahun berjalan, tidak di
hitung sebagai cakupan. Perhitungan balita usia 0-11 bulan dilakukan setelah
balita berulang tahun yang pertama (balita genap berusia 1 tahun/12 bulan).
- Balita yang belum mencapai usia 24 bulan di akhir tahun berjalan tidak di
hitung sebagai cakupan balita usia 24-35 bulan. Perhitungan dilakukan setelah
balita berulang tahun yang kedua (balita genap berusia 2 tahun/24 bulan).
- Balita yang belum mencapai usia 36 bulan, di akhir tahun berjalan tidak di
hitung sebagai cakupan balita usia 36-59 bulan. Perhitungan di lakukan setelah
balita berulang tahun yang ketiga (balita genap berusia 3 tahun/36 bulan).
Berikut merupakan gambaran cakupan pelayanan kesehatan balita di
Kabupaten Bangli beberapa tahun terakhir :
Gambar 62. CakupanPelayananKesehatanBalita di Kabipaten Bangli Tahun
2016-2021

120 110,3
104,5
100 86,4 91,1
83,4 84,4
80
60
40
20
0
2016 2017 2018 2019 2020 2021

cakupan pelayanan Kesehatan Balita

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli
Tahun 2021

Pada tahun 2021 cakupan pelayanan kesehatan balita sebesar 91,1%


meningkat dari tahun 2020 yang sebesar 84,4 % dan capaian terendah pada
periode lima tahun terakhir adalah pada tahun 2017 yang hanya mencapai 83,5%.
Adapun cakupan pelayanan kesehatan balita tahun 2021 menurut puskesmas dapat
dilihat pada gambar di bawah ini.

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 84
Gambar 63. Cakupan Pelayanan Kesehatan Balita Menurut Puskesmas di
Kabupaten Bangli Tahun 2021

140
120
100
80
60 121,8
104,6 100 101,5 101,1 94,6 85 91,1
40 76,9 77,6 73,1 78,3 81,6
20
0

Cakupan pelayanan kesehatan Balita

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli
Tahun 2021

Puskesmas dengan presentase cakupan pelayanan kesehatan balita yang


masih rendah adalah Puskesmas Kintaman I sebesar 73,1%. Banyaknya balita
yang tidak melakukan kunjungan pemantauan pertumbuhan minimal delapan kali
setahun, sehingga mempengaruhi cakupan kunjungan anak balita. Hal ini
dikarenakan masih rendahnya kesadaran keluarga terutama orang tua untuk
membawa anaknya ke posyandu atau pelayanan kesehatan setelah selesai jadwal
imunisasi. Upaya pemecahan masalah kedepannya adalah dengan kerjasama lintas
sektoral untuk lebih mengaktifkan lagi posyandu untuk dapat meningkatkan
pemberdayaan masyarakat.
12. Persentase Balita Ditimbang
Pemantauan pertumbuhan balita sangat penting dilakukan untuk
mengetahui adanya gangguan pertumbuhan (growth faltering) secara dini. Untuk
mengetahui pertumbuhan tersebut, penimbangan balita setiap bulan sangat
diperlukan. Penimbangan balita dapat dilakukan di berbagai tempat seperti
Posyandu, Polindes, Puskesmas atau sarana pelayanan kesehatan yang lain. Pada
Riskesdas 2018, informasi tentang pemantauan pertumbuhan anak diperoleh dari
frekuensi penimbangan anak umur 6-59 bulan selama enam bulan terakhir.
Idealnya dalam enam bulan anak balita ditimbang minimal enam kali. Sedangkan
untuk status gizi anak balita diukur berdasarkan umur, berat badan (BB) dan

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 85
tinggi badan (TB). Variabel BB dan TB/PB anak balita disajikan dalam bentuk
tiga indeks antropometri, yaitu BB/U, TB/U, dan BB/TB. Untuk menilai status
gizi anak balita, maka angka berat badan dantinggi badan setiap anak
balitadikonversikan ke dalam nilai terstandar (Zscore) menggunakan baku
antropometri anak balita WHO 2005.
Cakupan Penimbangan Balita (D/S) merupakan persentase jumlah balita
(anak usia 0-59 bulan) yang ditimbang berat badannya di sarana kesehatan
termasuk di posyandu dan tempat penimbangan lainnya dibagi dengan Jumlah
balita yang berasal dari seluruh posyandu yang melapor disuatu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu. Cakuapan D/S pada tahun 2021 adalah sebesar 77,0%,
meningkat dari tahun 2020 yang capaiannya sebesar 60,7%. Berikut merupakan
cakupan D/S per puskesmas di Kabupaten Bangli tahun 2021 :
Gambar 64. Persentase Penimbangan Balita (D/S) Menurut Puskesmas di
Kabupaten Bangli Tahun 2021

100
80
60
40 87,6 85,8 82,5 82,4 86,6 81 81,5
75,6 79,6 64,7 68,4 77
58,3
20
0

D/S

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli
Tahun 2021

Puskesmas dengan Cakupan D/S tertinggi adalah Puskesmas Tembuku I


yaitu sebesar 87,6% dan terendah adalah Puskesmas Kintamani V yang hanya
mencapai 58,3%. Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan rendahnya D/S
paling banyak disebabkan karena rendahnya kesadaran orang tua balita untuk
mengajak balitanya ke Posyandu, karena beranggapan setelah mendapat imunisasi
lengkap balita sudah mulai jarang dibawa ke Posyandu ditambah kesibukan orang
tua bekerja disamping karena sebagian medan yang sulit menuju Posyandu.

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 86
Perlunya tenaga promosi kesehatan di Puskesmas untuk meningkatkan
pemberdayaan masyarakat agar pemanfaatan terhadap Posyandu dan sarana
kesehatan lainnya dapat ditingkatkan sehingga cakupan D/S akan meningkat.
13. Persentase Balita Gizi Kurang (BB/Umur), Pendek (TB/Umur), dan
Kurus (BB/TB)
Status gizi balita dinilai berdasarkan 3 indeks, yaitu berat badan menurut
umur (BB/Umur), tinggi badan menurut umur (TB/Umur), dan berat badan
menurut tinggi badan (BB/TB). Balita Gizi Kurang adalah status gizi yang
didasarkan pada indeks berat badan menurut umur (BB/U) yang merupakan
gabungan dari istilah gizi buruk dan gizi kurang dengan Z score < -2 standar
deviasi. Balita pendek adalah status gizi yang didasarkan pada indeks tinggi badan
menurut umur (TB/U) yang merupakan gabungan dari istilah sangat pendek dan
pendek dengan Z score < -2 standar deviasi. Sedangkan balita kurus adalah status
gizi yang didasarkan pada indeks berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) yang
merupakan gabungan dari istilah sangat kurus dan kurus dengan Z score < -2
standar deviasi. Berikut merupakan persentase balita gizi kurang, balita pendek
dan balita kurus di Kabupaten Bangli pada tahun 2021 :
Gambar 65. Persentase Balita Gizi Kurang, Balita Pendek dan Balita Kurus
Menurut Pus kesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2021

18,7
20 16,7
13,8
15
8,7
10 7,3
6,4 6,4 5,6
4,3 5 4 4,7
5 2,72 2,5
2,6 2,12 3 2,6 3,1 2,2
2,2 1,7 2,5 3,5
1,6 2,4 3
0,7 1,2
0

Balita Gizi Kurang Balita pendek Balita Kurus

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli
Tahun 2021

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 87
Berdasarkan gambar di atas, persentase balita pendek cukup tinggi
dibandingkan persentase balita gizi kurang dan kurus. Persentase balita pendek
tertinggi adalah di wilayah Puskesmas Tembuku I sebesar 18,5% dari balita yang
diukur tinggi badannya, persentase balita kurus tertinggi adalah di wilayah
Puskesmas Tembuku I sebesar 5,5% dari balita yang ditimbang berat badannya
dan persentase balita gizi kurang tertinggi di wialyaah Puskesmas Tembuku II
sebesar 6,4 % dari balita yang ditimbang berat badannya. Masalah balita pendek
menggambarkan adanya masalah gizi kronis yang dipengaruhioleh kondisi ibu,
masa janin dan masa bayi/balita termasuk penyakit yang diderita selama masa
balita. Seperti masalah gizi lainnya tidak hanya terkait masalah kesehatan, namun
kondisi lain yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi kesehatan.
14. Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 1 SD/MI, 7 SMP/MTs, dan
10 SMA/MA
Penjaringan kesehatan merupakan salah satu bentuk dari pelayanan
kesehatan yang bertujuan untuk mendeteksi dini siswa yang memiliki masalah
kesehatan agar segera mendapatkan penanganan sedini mungkin. Penjaringan
kesehatan dilakukan pada peserta didik kelas 1 SD/MI, kelas 7 SMP/MTs dan
Kelas 10 SMA/SMK/MA yang meliputi pemeriksaan kebersihan perorangan
(rambut, kulit dan kuku) pemeriksaan status gizi melalui pengukuran
antropometri, pemeriksaan ketajaman indera (penglihatan dan pendengaran),
pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut, pemeriksaan laboratorium untuk anemia
dan kecacingan, dan pengukuran kebugaran jasmani. Selain itu pada peserta didik
di tingkat SMP/MTs dan SMA/SMK/MA juga dilakukan skrining melalui
kuisioner mengenai keadaan kesehatan umum, kesehatan mental remaja,
intelegensia dan reproduksi melalui self assessment serta bahan
edukasi/konseling. Berikut merupakan gambaran capaian penjaringan pada siswa
didik kelas 1 SD/MI menurut puskesmas di Kabupaten Bangli tahun 2021 :

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 88
Gambar 66. Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 1 SD/MI
Menurut Puskesmas Di Kabupaten Bangli Tahun 2021

102
100
98
96
94
92
90 100 100 100 100 100 100 100 100 100
96 97,75
88
86 91
89
84
82

penjaringan kelas 1

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli
Tahun 2021

Berdasarkan gambar di atas, beberapa puskesmas sudah mencapai 100%


untuk penjaringan siswa kelas 1 SD/MI, dan capaian terendah adalah di
Puskesmas KintamaniIyaitu sebesar 89 %.Untuk cakupan penjaringan kesehatan
pada siswa kelas 7 SMP/MTs menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli adalah
sebagai berikut :
Gambar 67. Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 1 SMP/MTs
Menurut Puskesmas Di Kabupaten Bangli Tahun 2021

102
100
98
96
94 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 98,93
92 96
90 93
88

penjaringan kelas 7

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli
Tahun 2021

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 89
Berdasarkan gambar di atas, Beberapa Puskesmas capaian tertingginya
sudah mencapai 100% , dan Capaian terendah cakupan penjaringan kesehatan
pada siswa kelas 1 SMP/MTs yaitu di wilayah Puskesmas Kintamani I yaitu 93
%Sedangkan capaian penjaringan kesehatan untuk siswa kelas 10 SMA/MA
menurut puskesmas di Kabupaten Bangli adalah sebagai berikut :
Gambar 68. Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 10 SMA/MA
Menurut Puskesmas Di Kabupaten Bangli Tahun 2021

120
100
80
60
100 100 100 100 100 100 100 95 100 99,78
40
20
0 0 0 0

Penjaringan kelas 10

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli
Tahun 2021

Berdasarkan gambar di atas, beberapa puskesmas sudah mencapai 100%


dalam penjaringan kesehatan siswa kelas 10 SMA/MA. Untuk puskesmas yang
capaiannya pada gambar 0%, ini dikarenakan terdapat beberapa puskesmas di
wilayah kerjanya tidak terdapat sekolah setingkat SMA/MA.
15. Pelayanan Kesehatan Pada Usia Pendidikan Dasar
Setiap anak pada usia pendidikan dasar mendapatkan skrining kesehatan
sesuai standar. Pelayanan kesehatan usia pendidikan dasar adalah penjaringan
kesehatan yang diberikan kepada anak usia pendidikan dasar, minimal satu kali
pada kelas 1 dan kelas 7 yang dilakukan oleh Puskesmas. Standar pelayanan
penjaringan kesehatan adalah pelayanan yang meliputi penilaian status gizi (tinggi
badan, berat badan, tanda klinis anemia), tanda vital (tekanan darah, frekuensi
nadi dan napas), kesehatan gigi dan mulut, ketajaman indera penglihatan dengan
poster snellen, penilaian ketajaman indera pendengaran dengan garpu tala.

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 90
Semua anak usia pendidikan dasar di wilayah kabupaten/kota adalah
semua peserta didik kelas 1 dan kelas 7 di satuan pendidikan dasar yang berada di
wilayah kabupaten/kota. Capaian pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar
menurut puskesmas di kabupaten Bangli pada tahun 2021 adalah sebagai berikut :
Gambar 69. Cakupan Pelayanan Kesehatan Pada Usia Pendidikan Dasar
Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2021

120
100
80
60
100 100 100
40 76
58 52 62 60,2
20 34 43 45
24 28
0

pelayanan kesehatan pada usia Sekolah Dasar

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli
Tahun 2021

Berdasarkan gambar di atas, cakupan pelayanan kesehatan pada usia


pendidikan dasar tertinggi adalah 100% yaitu di wilayah kerja Puskesmas
Kintamani VI, Puskesmas Bangli Utara dan Puskesmas Tembuku II sedangkan
yang terendah adalah di wilayah Puskesma Susut II. dengan nilai capaian sebesar
24%.

C. Kesehatan Usia Produktif dan Usia Lanjut


1. Persentase Pelayanan Kesehatan Usia Produktif
Setiap warga negara usia 15 tahun sampai 59 tahun mendapatkan
pelayanan kesehatan sesuai standar dalam bentuk edukasi dan skrining kesehatan
di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun. Pelayanan kesehatan usia
produktif sesuai standar meliputi edukasi kesehatan termasuk keluarga berencana
dan skrining faktor risiko penyakit menular dan penyakit tidak menular.
Pelayanan skrining faktor risiko pada usia produktif adalah skrining yang
dilakukan minimal 1 kali dalam setahun untuk penyakit menular dan tidak

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 91
menular meliputi : pengukuran tinggi badan, berat badan dan lingkar perut;
pengukuran tekanan darah; pemeriksaan gula darah; anamnesa perilaku berisiko;
tindak lanjut hasil skrining kesehatan yang meliputi melakukan rujukan jika
diperlukan dan memberi penyuluhan kesehatan. Cakupan pelayanan kesehatan
usia produktif menurut puskesmas di Kabupaten Bangli tahun 2021 adalah
sebagai berikut :
Gambar 70. Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Produktif Menurut
Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2021

70
60
50
40
30
20
10
0

Cakupan pelayanan Kesehatan Usia Produktif

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli
Tahun 2021

Berdasarkan gambar di atas, cakupan pelayanan kesehatan usia produktif


tertinggi adalah di wilayah kerja Puskesma Tembuku I yaitu sebesar 61,1% dan
terendah di wilayah kerja Puskesmas Bangli dengan persentase cakupan sebesar
7,5%.
Rendahnya cakupan pelayanan kesehatan usia produktif dikarenakan
kesadaran masyarakat untuk memeriksakan kesehatannya secara teratur ke
fasilitas pelayanan kesehatan. Untuk itu usaha promosi kesehatan sangat
diperlukan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang
pentingnya deteksi dini kesehatan, serta lebih mengaktifkan pos pembinaan
terpadu yang sudah dibentuk di masing-masing desa.

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 92
2. Persentase Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut (60+ tahun)
Pelayanan kesehatan usia lanjut adalah pelayanan kesehatan untuk warga
negara usia 60 tahun ke atas dalam bentuk edukasi dan skrining usia lanjut sesuai
standar pada satu wilayah kerja dalam kurun waktu satu tahun. Pelayanan edukasi
dilaksanakan di fasilitas pelayanan kesehatan dan/atau UKBM dan/atau
kunjungan rumah. Pelayanan skrining faktor risiko pada usia lanjut yaitu
pelayanan skrining yang dilakukan minimal 1 kali dalam setahun untuk penyakit
menular dan penyakit tidak menular meliputi pengukuran tinggi badan, berat
badan, dan lingkar perut; pengukuran tekanan darah; pemeriksaan gula darah;
pemeriksaan gangguan mental; pemeriksaan gangguan kognitif; pemeriksaan
tingkat kemandirian usia lanjut. Cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut di
Kabupaten Bangli pada tahun 2021 sebesar 86,15%, meningkat dari tahun 2020
yang capaiannya sebesar 45,9%. Berikut merupakan cakupan pelayanan kesehatan
usila per puskesmas di Kabupaten Bangli tahun 2021 :
Gambar 71. Persentase Pelayanan Kesehatan Usila Menurut Puskesmas di
Kabupaten Bangli Tahun 2021

120

100

80

60
92,29 85,58 87,83 91,81 88,77 91,16 89,71 96,17
40 81,01 88,99 86,64 71,96
86,15

20

Cakupan pelayanan Kesehatan Usia Lanjut

Sumber : Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli
Tahun 2021

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 93
Puskesmas dengan cakupan pelayanan kesehatan usila tertinggi adalah
Puskesmas Puskesmas Kintamani VI yaitu 96,17 % dan capaian terendah adalah
Puskesmas Kintamani Vyang hanya mencapai 71,96%. Rendahnya pencapaian di
beberapa Puskesmas dikarenakan oleh masih rendahnya pengetahuan lansia
tentang kesehatan, sehingga perlu dilakukan pendataan ulang lansia dan
mengaktifkan kembali posyandu lansia.

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 94
BAB VII
PENGENDALIAN PENYAKIT

Gambaran tentang kondisi umum, potensi dan permasalahan pengendalian


penyakit dipaparkan berdasarkan hasil capaian program, kependudukan, sumber
daya dan perkembangan baru lainnya

A. Pengendalian Penyakit Menular langsung


Prioritas penyakit menular di Indonesia masih tertuju pada penyakit
HIV/AIDS, tuberculosis, malaria, demam berdarah, influenza dan flu burung.
Disamping itu indonesia juga belum sepenuhnya berhasil mengendalikan penyakit
kusta, filariasis, leptospirosis, dan lain-lain. Angka kesakitan dan kematian yang
disebabkan penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi seperti polio,
campak, difteri, pertusis, hepatitis B, dan tetanus baik pada maternal maupun
neonatal sudah sangat menurun. Bahkan pada tahun 2014, Indonesia telah
dinyatakan bebas polio.
1. Persentase orang terduga TBC mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
standar
Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis, yang dapat menyerang berbagai organ, terutama
paru- paru. Penyakit ini bila tidak mendapat pengobatan dengan tuntas dapat
menimbulkan komplikasi berbahaya hingga kematian.Terduga tuberkulosis adalah
seseorang yang menunjukkan gejala batuk > 2 minggu disertai dengan penurunan
badan, badan lemas dan sering demam pada malam hari. Terduga tuberkulosis
mendapat pelayanan kesehatan sesuai standar dengan penegakan diagnosis
tuberkulosis melalui pemeriksaan bakteriologis dan klinis, dilakukan pemeriksaan
penunjang lainnya atau di rujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan rujukan tingkat
lanjut serta dilakukan pengobatan sesuai standar jika dinyatakan positif menderita
penyakit tuberkulosis.
Pada tahun 2021 jumlah terduga tuberkulosis adalah 188 orang dan yang
mendapatkan pelayanan sesuai standar adalah 183 orang (97%). Adapun jumlah

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 95
terduga tuberkulosis menurut puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2021 adalah
sebagai berikut :
Gambar 72. Jumlah Terduga Tuberkulosis Yang Mendapatkan Pelayanan
Sesuai Standar Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2021

12
10
8
6
4 10 9 9
6 7
2 4 3 3 4
0 1 2 2

jumlah terduga tubercolosis yang mendapatkan pelayanan sesuai


standar

Sumber : Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab. Bangli
Tahun 2021

Berdasarkan gambar di atas, jumlah terduga tuberkulosis tertinggi adalah


di wilayah kerja Puskesmas Bangli sebanyak 10 orang, sedangkan yang terendah
adalah di wilayah Puskesmas Kintamani I yaitu sebanyak 1 orang. Semakin
tinggi penemuan kasus terduga tuberkulosis, maka semakin besar orang
terdiagnosa penyakit tuberkulosis, sehingga memperkecil terjadi penularan
penyakit tuberkulosis di masyarakat.
2. Case Notification Rate seluruh kasus TBC
Angka notifikasi semua kasus tuberkulosis (Case Notification Rate/CNR)
adalah jumlah semua kasus tuberkulosis yang diobati dan dilaporkan di antara
100.000 penduduk yang ada di suatu wilayah tertentu. Angka notifikasi ini
digunakan untuk menunjukkan kecenderungan peningkatan atau penurunan
penemuan kasus tuberkulosis di suatu wilayah. Angka CNR kasus tuberkulosis di
Kabupaten Bangli tahun 2021 adalah sebesar 13,6 per 100.000 penduduk,
menurun dari tahun 2020yang capaiannya sebesar 14,4 per 100.000 penduduk.
Berikut merupakan capaian CNR di Kabupaten Bangli selama lima tahun terakhir:

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 96
Gambar 73. Case Notificat ion Rate Seluruh Kasus TBC Di Kabupaten
Bangli Periode Tahun 2016 – 2021

50
38,7
40 29,8
27,3 27,9
30
20 14,4 13,59
10
0
2016 2017 2018 2019 2020 2021

Sumber : Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab. Bangli
Tahun 2021

Berdasarkan gambar di atas, CNR kasus tuberkulosis tertinggi pada tahun


2019 yaitu 38,7 per 100.000 penduduk dan terendah pada tahun 2021 yaitu
sebesar 13,59 per100.000 penduduk. Semakin tinggi CNR berarti semakin tinggi
cakupan penemuan kasus tuberkulosis. CNR di suatu wilayah selain dipengaruhi
oleh upaya penemuan kasus, juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti
kinerja sistem pencatatan dan pelaporan di wilayah tersebut, jumlah fasyankes
yang terlibat layanan DOTS, dan banyaknya pasien TB yang tidak terlaporkan
oleh fasyankes.
3. Case Detection Rate TBC
Cakupan pengobatan semua kasus tuberkulosis (Case Detection Rate/
CDR) yang diobati adalah jumlah semua kasus tuberkulosis yang diobati dan
dilaporkan di antara perkiraan jumlah semua kasus tuberkulosis (insiden). CDR
menggambarkan seberapa banyak kasus TB yang terjangkau oleh program. Angka
CDR kasus tuberkulosis di Kabupaten Bangli tahun 2021 adalah sebesar 11,2%,
meningkat dari tahun 2020 yang capaiannya sebesar 9,5%. CDR sebesar 11,2%
artinya sebesar 11,2% dari total perkiraan kasus TB pada tahun 2021 ditemukan
dan dilaporkan oleh program. Sama halnya dengan CNR, semakin tinggi CDR
bararti semakin tinggi cakupan penemuan kasus TB.
4. Cakupan Penemuan Kasus TBC Anak
Cakupan penemuan kasus tuberkulosis anak adalah jumlah seluruh kasus
tuberkulosis anak yang ditemukan di antara perkiraan jumlah kasus tuberkulosis
anakyang ada disuatu wilayah dalam periode tertentu. Perkiraan jumlah kasus

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 97
tuberkulosis anak adalah 12% dari perkiraan jumlah semua kasus tuberkulosis
(insiden) yang ada di masing-masing kabupaten/kota. Angka kasus tuberkulosis
pada anak diharapkan berkisar 12% pada wilayah dimana seluruh kasus
tuberkulosis pada anak ternotifikasi. Bila kondisi pencatatan dan pelaporan
berjalan dengan baik, angka ini dapat menggambarkan over atau under diagnosis,
serta tinggi rendahnya angka penularan tuberkulosis pada anak. Cakupan
penemuan kasus TBC pada anak di Kabupaten Bangli pada tahun 2021 adalah
sebesar 0 %, menurun dari tahun 2020 yang cakupan penemuannya sebesar 2,4 %.
Berikut merupakan cakupan penemuan tuberkulosis pada anak selama periode
lima tahun terakhir di Kabupaten Bangli :
Gambar 74. Cakupan Penemuan Tuberkulosis Pada Anak Di Kabupaten
Bangli Periode Tahun 2016-2021

7 6
6 5,4
5
4 3,3
3 2,4
2
1 0 0
0
2016 2017 2018 2019 2020 2021

Kasus TB pada anak

Sumber : Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab. Bangli
Tahun 2021

Berdasarkan gambar di atas cakupan penemuan Tuberkulosis pada anak


tertinggi adalah 6,0% pada tahun 2017, namun masih dibawah target yang
diharapkan yaitu sebesar 12%. Rendahnya angka kasus tuberkulosis pada anak di
suatu wilayah belum tentu menggambarkan kondisi yang sebenarnya. Hal ini bisa
disebabkan karena belum semua fasyankes berani mendiagnosa tuberkulosis anak
dan belum semua fasyankes tersedia tuberkulosis test.

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 98
5. AngkaKesembuhan(CureRate)TuberkulosisParuTerkonfirmasi
Bakteriologis
Angka kesembuhan adalah angka yang menunjukkan persentase kasus
tuberkulosis paru terkonfirmasi bakteriologis (TB paru BTA positif) yang
sembuhsetelah selesai masa pengobatan di antara semua kasus tuberkulosis BTA
positif yang diobati dan dilaporkan pada kohort yang sama. Angka kesembuhan
dihitung juga untuk pasien BTA positif pengobatan ulang dengan tujuan untuk
mengetahui seberapa besar kemungkinan kekebalan terhadap obat terjadi di
komunitas, untuk mengambil keputusan program pada pengobatan menggunakan
obat lini kedua, dan menunjukkan prevalensi HIV karena biasanya kasus
pengobatan ulang terjadi pada pasien dengan HIV. Berikut merupakan angka
kesembuhan tuberkulosis di Kabupaten Bangli periode tahun 2016-2021:
Gambar 75. Persentase Angka Kesembuhan Tuberkulosis di Kabupaten
Bangli Tahun 2016-2021

80
59,4
60 45,5 45,2
42,5 38,7
40

20
0
0
2016 2017 2018 2019 2020 2021

angka kesembuhan TB

Sumber : Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab. Bangli
Tahun 2021

Berdasarkan gambar di atas, angka kesembuhan tertinggi adalah pada


tahun 2018 yaitu 59,4% dan terendah pada tahun 2021 yaitu sebesar 0% hal ini
disebabkan oleh keadaan penderita TB di tahun 2021 semua masih dalam proses
pengobatan.. Angka kesembuhan ini masih berada di bawah target nasional
sebesar 85 persen, karenanya berbagai upaya untuk memberantas penyakit TBC
perlu ditingkatkan, seperti menyediakan fasilitas medis yang lebih memadai dan
SDM yang terlatih.

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 99
6. Angka Pengobatan Lengkap (Complete Rate) Semua Kasus Tuberkulosis
Angka pengobatan lengkap (complete rate) semua kasus tuberkulosis
menunjukan persentase pasien tuberkulosis yang telah menyelesaikan pengobatan
secara lengkap dimana pada salah satu pemeriksaan sebelum akhir pengobatan
hasilnya negatif namun tanpa disertai bukti hasil pemeriksaan bakteriologis pada
akhir pengobatan di antara semua kasus tuberkulosis yang diobati dan dilaporkan
padakohort yang sama. Berikut merupakan capaian angka pengobatan lengkap
selama periode lima tahun terakhir di Kabupaten Bangli :
Gambar 76. Angka Pengobatan Lengkap Pasien Tuberkulosis di Kabupaten
Bangli Periode Tahun 2016-2021

100 89,2

80 69,8
64,2 64
60 45,5
37,5
40

20

0
2016 2017 2018 2019 2020 2021

pengobatan lengkap pasien TB

Sumber : Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab.Bangli
Tahun 2021

Berdasarkan gambar di atas, persentase pengobatan lengkap kasus


tuberkulosis di Kabupaten Bangli paling tinggi mencapai 89,2% pada tahun 2021
dan terendah adalah 35,7% pada tahun 2015. Rendahnya capaian pengobatan
lengkap di Kabupaten Bangli dikarenakan beberapa faktor diantaranya adanya
pasien meninggal sebelum selesai pengobatan, mobilisasi pasien ke wilayah lain,
dan pasien yang putus pengobatan.
7. Angka Keberhasilan Pengobatan (Success Rate) Semua Kasus TBC
Angka keberhasilan pengobatan (success rate) semua kasus tuberkulosis
adalah jumlah pasien tuberkulosis semua kasus yang sembuh dan pengobatan
lengkap diantara semua kasus tuberkulosis yang diobati dan dilaporkan. Dengan
demikian angka ini merupakan penjumlahan dari angka kesembuhan semua kasus

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 100


dan angka pengobatan lengkap semua kasus, yang menggambarkan kualitas
pengobatan tuberkulosis. Berikut merupakan success rate semua kasus
tuberkulosis di Kabupaten Bangli selama lima tahun terakhir :
Gambar 77. Angka Keberhasilan Pengobatan (Success Rate) Semua Kasus
TBC di Kabupaten Bangli 2016-2021

120

100

80

60
97 100 91,9
90,9 89,2
40 80

20

0
2016 2017 2018 2019 2020 2021

angka keberhasilan pengobatan TB

Sumber : Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab. Bangli
Tahun 2021

Berdasarkan gambar di atas, capaian tertinggi angka keberhasilan


pengobatan semua kasus TBC adalah 100% pada tahun 2019, dan terendah pada
tahun 2017 sebesar 80,0%. Tinggi-rendahnya angka keberhasilan pengobatan
berbanding lurus dengan angka pengobatan lengkap dan angka kesembuhan.
8. Jumlah Kematian Selama Pengobatan Tuberkulosis
Jumlah kematian selama pengobatan tuberkulosis adalah jumlah pasien
tuberkulosis yang meninggal oleh sebab apapun selama masa pengobatan
tuberkulosis. Kematian selama pengobatan tuberkulosis merupakan salah satu
penyebab rendahnya capaian angka kesembuhan dan angka pengobatan lengkap.
Kematian tuberkulosis adalah pasien tuberkulosis yang meninggal oleh sebab
apapun selama masa pengobatan tuberkulosis diantara semua kasus tuberkulosis
yang diobati dan dilaporkan. Berikut merupakan kematian tuberkulosis di
Kabupaten Bangli selama lima tahun terakhir :

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 101


Gambar 78. Kematian Tuberkulosis di Kabupaten Bangli Periode Tahun
2016-2021

20 15
10,8
6,1 8,1
10 3
0
0
2016 2017 2018 2019 2020 2021

Angka kematian TB

Sumber : Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab. Bangli
Tahun 2021

Berdasarkan gambar di atas kematian tuberkulosis tertinggi pada periode


tahun 2016-2021 adalah 15,0% pada tahun 2017 dan terendah adalah 0% pada
tahun 2019. Kematian tuberkulosis ini salah satunya disebabkan karena adanya
penyakit penyerta seperti HIV dan pasien TBC pada usia tua.
9. Persentase Penemuan Penderita Pneumonia Pada Balita
Pneumonia adalah balita mengalami batuk dan atau kesukaran bernapas
dan hasil perhitungan napas, usia 0-2 bulan ≥60 kali/menit, usia 2-12 bulan ≥ 50
kali/menit, usia 12-59 bulan ≥40 kali/menit. Penemuan penderita pneumonia
balita adalah balita dengan pneumonia yang ditemukan dan diberikan tatalaksana
sesuai standar di sarana kesehatan di satu wilayah dalam waktu satu tahun.
Dimana balita dengan keluhan batuk dan atau kesukaran bernafas yang
berkunjung ke sarana kesehatan diberikan tatalaksana standar dilakukan hitung
napas/ melihat tarikan dinding dada ke dalam. Cakupan penemuan pneumonia
pada balita di Kabupaten Bangli tahun 2021adalah sebesar 2,1 %, menurun dari
tahun 2020 yang capaiannya sebesar 12,5%. Berikut merupakan penemuan
pneumonia pada balita menurut puskesmas di Kabupaten Bangli tahun 2021 :

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 102


Gambar 79. Persentase Penemuan Pneumonia pada Balita Menurut
Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2021

9
8
7
6
5
4 8,1
3 5,4 5,5
2 3,5
3,1
1
0 0 0,4 0 0,4 0 0 0

Cakupan pneumonia

Sumber : Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab. Bangli
Tahun 2021

Berdasarkan gambar di atas persentase tertinggi penemuan pneumonia


pada balita adalah 8,1% di wilayah Puskesmas Kintamani III dan ada lima
puskesmas yang capaiannya masih 0% diantaranya Puskesmas Kintamani II dan
Puskesmas KintamaniIV, Kintamani V, Puskesmas Tembuku I dan Puskesmas
Bangli. Penemuan ini perlu ditingkatkan lagi untuk mewujudkan upaya
pemerintah dalam menekan angka kematian akibat pneumonia balita.
10. Puskesmas Yang Melakukan Tatalaksana Standar Pneumonia Minimal
60%
Upaya pemerintah dalam menekan angka kematian akibat pneumonia
diantaranya melalui penemuan kasus pneumonia Balita sedini mungkin di
pelayanan kesehatan dasar, penatalaksanaan kasus dan rujukan. Puskesmas yang
melakukan tatalaksana standar minimal adalah jumlah puskesmas yang
melakukan tatalaksana standar minimal 60%. Misalnya: jika kab ada 10
puskesmas dan yang melaksanakan tatalaksana standar minimal 60% ada 5
puskesmas, maka jumlah puskesmas yang melakukan tatalaksana standar adalah 5
puskesmas. Jumlah Puskesmas yang melakukan tatalaksana Standar minimal 60%
di Kabupaten Bangli Tahun 2021 adalah sebanyak 12 puskesmas atau sebesar
100%. Meningkat dari tahun 2020 yang capaiannya 12 Puskesmas sebesar 96,6%

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 103


11. Jumlah kasus HIV
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah seseorang yang hasil
pemeriksaannya HIV positif dengan pemeriksaan 3 reagen rapid test. Pelayanan
kesehatan terhadap kasus HIV diberikan sesuai standar kepada setiap orang
dengan risiko terinfeksi virus yang melemahkan daya tahan tubuh manusia (HIV)
yang meliputi edukasi perilaku berisiko dan pencegahan penularan skrining
dilakukan dengan pemeriksaan tes cepat HIV minimal 1 kali dalam setahun.
Dimana orang dengan risiko terinfeksi virus HIV antara lain ibu hamil, pasien
TBC, pasien infeksi menular seksual (IMS), penjaja seks, lelaki yang
berhubungan seks dengan lelaki (LSL), transgender/waria, pengguna napza suntik
(penasun), dan warga binaan pemasyarakatan. Berikut merupakan proporsi kasus
HIV berdasarkan umur adalah sebagai berikut :
Gambar 80. Proporsi Kasus HIV Berdasarkan Umurdi Kabupaten Bangli
pada Tahun 2021

60

40
50
20
25 25
0 0 0 0
≤ 4 tahun 5─14 tahun 15─19 20─24 25─49 ≥50 tahun
tahun tahun tahun

proporsi kasus HIV

Sumber : Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab. Bangli
Tahun 2021

Berdasarkan gambar di atas, kumulatif persentase penderita HIV tertinggi


berada pada rentang usia 25-49 tahun sebesar 50 % dari total kasus HIV atau
sebanyak 2 orang dari total seluruh kasus 4 orang. Jumlah ini menurun dari tahun
2020 yang sebanyak 14 kasus
12. Jumlah Kematian Karena AIDS
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) dewasa bila terdapat dua
gejala mayor dan satu gejala minor dan tidak ada sebab-sebab immunosupresi
yang diketahui seperti kanker, malnutrisi berat atau etiologi lainnya. Kasus pada
anak bila terdapat paling sedikit dua gejala mayor dan dua gejala minor dan tidak

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 104


ada sebab- sebab immunosupresi yang diketahui seperti kanker, malnutrisi berat
atau etiologi lainnya. Kasus AIDS di Kabupaten Bangli pada tahun 2021 tidak ada
kasus baru dengan, berikutmerupakan proporsi kasus AIDS berdasarkan umur di
Kabupaten Bangli tahun 2021 :
Gambar 81. Proporsi Kasus AIDS Berdasarkan Umurdi Kabupaten Bangli
pada Tahun 2021

80
60
40
60
20
20 20
0 0 0 0 0 0 0
< 1 1— 4 5— 14 15— 20— 30— 40— 50— ≥ 60
tahun tahun tahun 19 29 39 49 59 tahun
tahun tahun tahun tahun tahun

proposi kasus AIDS

Sumber : Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab. Bangli
Tahun 2021

Berdasarkan gambar di atas, persentase kasus AIDS tertinggi terjadi pada


usia 20-29 tahun yaitu 60 % dari total seluruh kasus AIDS di Kabupaten Bangli
dan terendah atau tidak ada kasus AIDS pada usia 0-14 tahun dan 40 tahun ke
atas.
13. Persentase Diare Ditemukan dan Ditangani pada Balita
Diare merupakan penyakit yang terjadi ketika terdapat perubahan
konsistensi feses selain dari frekuensi buang air besar. Seseorang dikatakan
menderita diare bila feses lebih berair dari biasanya, atau bila buang air besar tiga
kali atau lebih, atau buang air besar yang berair tapi tidak berdarah dalam waktu
24 jam.
Penderita diare balita yang dilayani adalah jumlah penderita diare Balita
(umur< 5 Tahun) yang datang dan dilayani di sarana kesehatan di suatu wilayah
tertentu dalam waktu satu tahun. Perkiraan jumlah penderita diare Balita yang
datang ke sarana kesehatan dan kader adalah sebesar 20% dari angka kesakitan
dikali jumlah Balita disatu wilayah kerja dalam waktu satu tahun. Adapun angka
kesakitan nasional hasil Survei Morbiditas Diare Balita tahun 2015 yaitu sebesar

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 105


843/1.000 penduduk. Namun, jika terdapat angka kesakitan kabupaten/kota
terkini, maka angka kesakitan tersebut dapat digunakan. Target Penemuan kasus
diare pada balita di Kabupaten Bangli tahun 2021adalah sebanyak 2.643
kasus,sedangkan jumlah penderita / kasus deare balita sebesar 429kasus atau
16,2% dari target penemuan, menurun dari tahun 2020 yang penemuan kasusnya
sebesar 117,1%. Berikut merupakan persentase diare ditemukan dan ditangani
menurut puskesmas di Kabupaten Bangli tahun 2021 :
Gambar 82. Persentase Diare Ditemukan dan Ditangani pada Balita
Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2021

35
30
25
20
15 31,7 30,1
27,1
10 22,5 25,6
12,3 11,3 16,2
5 7,8 9,1 10 9,9
5,4
0

Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Tahun 2021

Berdasarkan gambar di atas, penemuan kasus diare pada balita tertinggi


adalah di wilayah Puskesmas Kintamani V yaitu sebesar 31,7% dan terendah
adalah di wilayah Puskesmas Bangli Utara yaitu 5,4%. Tinggi rendahnya
penemuan kasus diare karena adanya perbedaan antara target penemuan dan
keadaan riil di lapangan.
14. Persentase Diare Ditemukan dan Ditangani pada Semua Umur
Perkiraan jumlah penderita diare semua umur yang datang ke sarana
kesehatan sebesar 10% dari angka kesakitan dikalikan jumlah penduduk disatu
wilayah kerja dalam waktu satu tahun. Angka kesakitan nasional hasil Survei
Morbiditas Diare semua umur tahun 2015 yaitu sebesar 270/1.000 penduduk.
Namun, jika terdapat angka kesakitan kabupaten/kota terkini, maka angka
kesakitan tersebut dapat digunakan. Persentase diare ditemukan ditangani pada
semua umur tahun 2021 di Kabupaten Bangli mencapai28,7 % menurun dari

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 106


tahun 2020 yang capaiannya sebesar100% Berikut merupakan capaian diare
ditemukan dan ditangani pada semua umur menurut puskesmas di Kabupaten
Bangli :
Gambar 83. Persentase Diare Ditemukan dan Ditangani pada Semua
UmurMenurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2021

60

50

40

30 56,6
50,8
20 44,5 44,7
39,8
28,6 33,4 28,7
10 18,7 20,2 18,4 22,2
7,3
0

Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Tahun 2021

Berdasarkan gambar di atas, persentase diare ditemukan dan ditangani


pada semua umur tertinggi adalah di wilayah Puskesmas Kintamani VI sebesar
56,9%. Tinggi rendahnya persentase penemuan dan penanganan diare di lapangan
dipengaruhi oleh kondisi riil dilapangan dan semua kasus diare yang ditemukan
dilapangan sudah mendapatkan penanganan sesuai standar.

15. Angka Penemuan kasus Baru Kusta (NCDR)


Kusta merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri
Mycobacterium leprae. Penatalaksanaan kasus yang buruk dapat menyebabkan
kusta menjadi progresif, menyebabkan kerusakan permanen pada kulit, saraf,
anggota gerak dan mata. Penderita kusta adalah seseorang yang mempunyai satu
dari tanda utama kusta, diantaranya kelainan kulit/lesi dapat berbentuk bercak
putih atau kemerahan yang mati rasa, adanya basil tahan asam (BTA) di dalam
kerokan jaringan kulit (slit skin smear) dan penebalan saraf tepi yang disertai
dengan gangguan fungsi saraf.

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 107


Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR/New Case Detection Rate)
adalah kasus kusta baru yang ditemukan pada periode tertentu per 100.000
penduduk. Penemuan kasus baru kusta di Kabupaten Bangli tahun 2021 adalah
sebanyak 1 kasus Angka ini meningkat dari tahun 2020 yang sebesar 0 kasus
Berikut merupakan angka penemuan kasus baru kusta di Kabupaten
Bangli dalam lima tahun terakhir:
Gambar 84. Penemuan Kasus Baru Kusta Per 100.000 Penduduk di
Kabupaten Bangli Periode 2016-2021

1,4 1,3 1,3 1,3

1,2
1
0,8
0,6 0,4
0,4
0,14
0,2 0
0
2016 2017 2018 2019 2020 2021

Column1

Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Tahun 2021

Berdasarkan gambar di atas, angka penemuan kasus baru kusta tertinggi


berturut-turut pada tahun 2016-2017 dan tahun 2019 yaitu sebesar 1,3 per 100.000
penduduk dan terendah pada tahun 2020 yaitu sebesar 0 per 100.000 penduduk.
Faktor yang mempengaruhi penularan kusta adalah salah satunya penderita kusta
yang belum mengonsumsi obat Kusta. Masa inkubasi perlu waktu lama (rata-rata
3-5 tahun) dan kejadian penyakit ini terbanyak pada negara tropis, dan Indonesia
berada pada urutan ketiga di dunia setelah India dan Brazil dalam jumlah kasus
baru yang ditemukan setahun. Disini letak salah satu peranan penyuluhan
kesehatan kepada penderita untuk menganjurkan penderita berobat secara teratur.
16. Persentase Kasus Baru Kusta Anak 0-14 Tahun
Kasus baru kusta anak 0-14 tahun adalah kasus kusta baru anak usia 0-<15
tahun. Kasus baru kusta pada anak di Kabupaten Bangli selama lima tahun
terakhir tidak ditemukan. Indonesia sebenarnya sudah mencapai target eliminasi
kusta di tingkat nasional, yaitu angka prevalensi < 1 / 10.000 penduduk pada

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 108


tahun 2000. Angka prevalensi kusta di Indonesia saat ini adalah 0,78 per 10.000
penduduk. Prestasi tersebut tetap harus dilanjutkan dengan pencapaian eliminasi
kusta di tingkat provinsi dan kabupaten. Di Kabupaten Bangli pada tahun 2021
tidak ditemukan kasus kusta pada anak sama halnya dengan periode tahun
sebelumnya yaitu sebanyak nol kasus.
17. Persentase Cacat Tingkat 0 dan Tingkat 2
Cacat kusta dapat dibedakan berdasarkan tingkat keparahan cacat yang
terjadi. Tiap organ yang terpengaruh infeksi kusta (mata, tangan, dan kaki) diberi
tingkat cacat tersendiri. Adapun tingkat cacat kusta menurut organisasi kesehatan
dunia (WHO) yaitu :
- Tingkat 0 : pada tingkat ini organ seperti mata, tangan, dan kaki tidak
mengalami kelainan apapun.
- Tingkat 1 : tingkatan ini ditandai dengan kerusakan pada kornea mata. Selain
itu terdapat gangguan ketajaman penglihatan tetapi tidak dalam tahap yang
parah. Biasanya penderita masih dapat melihat sesuatu dari jarak 6 meter.
Selain itu terjadi kelemahan otot dan mati rasa pada tangan dan kaki.
- Tingkat 2 : tingkatan ini ditandai dengan kelopak mata tidak dapat menutup
dengan sempurna. Tak hanya itu, penglihatan sangat terganggu karena
biasanya pasien dengan tingkatan ini tidak lagi mampu melihat sesuatu dari
jarak 6 meter dan selebihnya. Kemudian terjadi juga kecacatan pada tangan dan
kaki seperti luka terbuka dan jari membengkok permanen.
Persentase cacat tingkat 0 penderita kusta pada tahun 2021adalah 100%
dan cacat tingkat 2 adalah 0%, hal ini karena pada tahun 2021 ditemukan 1 kasus
kusta.
18. Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta
Angka kesakitan cacat tingkat 2 adalah jumlah penderita kusta baru
dengan cacat tingkat 2 pada wilayah dan waktu tertentu per 100.000 penduduk.
Pada periode lima tahun terakhir yaitu tahun 20162021 tidak ditemukan kasus
cacat tingkat 2 penderita kusta. Jadi angka kesakitan cacat tingkat 2 penderita
adalah nol.

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 109


19. Angka Prevalensi Kusta per 100.000 Penduduk
Angka prevalensi kasus kusta terdaftar (kasus baru dan kasus lama) per
10.000 penduduk pada wilayah dan kurun waktu tertentu. Indonesia telah
mencapai status eliminasi kusta yaitu prevalensi kusta < 1 per 10.000 penduduk
pada tahun 2000. Setelah itu Indonesia masih bisa menurunkan angka kejadian
kusta meskipun relatif lambat. Angka prevalensi kusta di Kabupaten Bangli pada
tahun 2019 adalah 0,1 per10.000 penduduk. Selain itu, ada beberapa provinsi
yang prevalensinya masih di atas 1 per 10.000 penduduk sehingga provinsi
tersebut belum bisa dinyatakan bebas kusta.
Adapun angka prevalensi kusta di Kabupaten Bangli Tahun 2020 adalah 0
per10.000 penduduk. Berikut merupakan angka prevalensi kusta selama lima
tahun terakhir :
Gambar 85. Angka Prevalensi Kusta Per 10.000 Penduduk di Kabupaten
Bangli Periode 2016-2021

0,12
0,1 0,1 0,1 0,1
0,1

0,08

0,06

0,04

0,02
0 0
0
2016 2017 2018 2019 2020 2021

Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Tahun 2021

Berdasarkan gambar di atas, prevalensi tertinggi kusta adalah sebesar 0,2


per10.000 penduduk pada tahun 2015 dan terendah adalah 0 per 10.000 penduduk
pada tahun 2020 dan tahun2021 . Dengan demikian, Kabupaten Bangli memiliki
prevalensi di bawah 1 per 10.000 penduduk.
20. Penderita Kusta PB dan MB Selesai Berobat
Penderita Kusta selesai berobat (Release from Treatment/ RFT) terdiri dari
RFT pausi basiler (PB)/ kusta kering dan RFT multi basiler (MB)/ kusta basah.
Penderita kusta selesai berobat pada kusta PB (RFT PB) adalah jumlah kasus baru

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 110


PB dari periode kohort satu tahun yang sama yang menyelesaikan pengobatan
tepat waktu (6 blister dalam 6-9 bulan). Penderita kusta PB merupakan penderita
pada kohort yang sama, yaitu diambil dari penderita baru yang masuk dalam
kohort yang sama 1 tahun sebelumnya, misalnya: untuk mencari RFT rate tahun
2020, maka dapat dihitung dari penderita baru tahun 2019 yang menyelesaikan
pengobatan tepat waktu. Sedangkan penderita kusta selesai berobat pada kusta
MB (RFT MB) adalah jumlah kasus baru MB dari periode kohort satu tahun yang
sama yang menyelesaikan pengobatan tepat waktu (12 blister dalam 12-18 bulan).
Penderita kusta MB merupakan penderita pada kohort yang sama, yaitu diambil
dari penderita baru yang masuk dalam kohort yangsama 2 tahun sebelumnya,
misalnya: untuk mencari RFT rate tahun 2020, maka dapat dihitung dari penderita
baru tahun 2018 yang menyelesaikan pengobatan tepat waktu. RFT rate PB adalah
persentase kasus baru kusta PB yang menyelesaikan pengobatan 6 blister dalam 6-
9 bulan dari jumlah seluruh kasus baru PB yang mulai multi drug therapy (MDT)
pada periode kohort yang sama. Pada tahun 2020 tidak ditemukan kasus kusta PB
sehingga RFT rate PB di Kabupaten Bangli tahun 2019 adalah nol. Sama halnya
dalam lima tahun terakhir tidak ditemukan kasus kusta PBsehingga RFT rate PB
adalah nol.
RFT rate MB adalah persentase kasus baru kusta MB yang menyelesaikan
pengobatan 12 blister dalam 12-18 bulan dari jumlah seluruh kasus baru MB yang
mulai MDT pada periode kohort yang sama. RFT rate MB di Kabupaten Bangli
tahun 2021 adalah 100%. Berikut merupakan RFT rate MB di Kabupaten Bangli
selama lima tahun terakhir :
Gambar 86. RFT Rate MB di Kabupaten Bangli Periode Tahun 2015-2021

150
100 100 100 100 100 100
100

50
0
0
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Tahun 2021

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 111


Berdasarkan gambar di atas, RFT rate MB selama lima tahun terakhir
sudah mencapai 100%, walaupun sebelumnya RFT rate MB masih nol. Konseling
terhadap penderita kusta tentang pentingnya menyelesaikan pengobatan perlu
dipertahankan agar capaian RFT tetap 100%, sehingga kemungkinan penularan
sangat kecil terjadi.

B. Pengendalian Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I)


Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi merupakan penyakit yang
dapat dicegah dengan vaksin yang ada untuk memberikan perlindungan sebagian
atau lengkap. Yang disebut dengan PD3I adalah penyakit-penyakit yang sudah
tersediavaksinnya untuk upaya pencegahannya. Vaksin tersebut apabila diberikan
kepada sasaran akan memberikan perlindungan baik sebagian maupun secara
keseluruhan kepada sasaran tersebut. Penyakit-penyakit tersebut merupakan target
Program Pengembangan Imunisasi (PPI).
1. Acute Flaccid Paralysis (AFP) non polio per 100.000 Penduduk <15 tahun
Acute Flacid Paralysis (AFP) adalah kelumpuhan pada anak berusia <15
tahun yang bersifat layuh (flaccid) terjadi secara akut/ mendadak (<14 hari) dan
bukan disebabkan oleh ruda paksa. Non polio AFP rate per 100.000 penduduk
usia <15 tahun adalah jumlah kasus AFP non polio yang ditemukan diantara
100.000 penduduk berusia <15 tahun di satu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu. Pada tahun 2018 di Kabupaten Bangli ditemukan 2 kasus atau non polio
AFP rate sebesar 0,9 per100.000 penduduk berusia < 15 tahun, yang masing-
masing berada di wilayah kerja Puskesmas Bangli Utara dan Puskesmas
Kintamani I. Berikut merupakan AFP non polio di Kabupaten Bangli selama lima
tahun terakhir :

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 112


Gambar 87. Non Polio AFP Rate Per 100.000 Penduduk Berusia <15 Tahun
di Kabupaten Bangli Periode Tahun 2015-2021

5 4,4
4,5
3,6 3,7
4
3,5
3
2,5 1,9
1,8 1,8
2
1,5 0,9
1
0,5
0
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Series 1

Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2021

Berdasarkan gambar di atas, penemuan kasus AFP non polio tertinggi


sebesar 4,4 per 100.000 penduduk berusia < 15 tahun pada tahun 2020, dan
terendah adalah sebesar 0,9 per 100.000 penduduk berusia< 15 tahun di tahun
2021. Dengan demikian penemuan kasus AFP non polio pada tahun 2016, 2018
dan 2020 sudah mencapai target nasional yaitu non polio AFP rate > 2 per
100.000 anak usia kurang dari 15 tahun, sedangkan pada tahun 2015, tahun 2017,
tahun 2019 dan 2021penemuan masih di bawah target.
Penemuan yang di bawah target ini dikarenakan kenyataan riil di lapangan
tidak sesuai dengan target indikator.
2. Jumlah dan CFR Difteri
Penyakit difteri adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh kuman
Corynebacterium diphtheria ditandai dengan adanya peradangan pada tempat
infeksi, terutama pada selaput bagian dalam saluran pernapasan bagian atas,
hidung, dan juga kulit.
Imunisasi untuk mencegah difteri sudah termasuk ke dalam program
nasional imunisasi dasar lengkap, meliputi tiga dosis imunisasi dasar DPT-HB-
Hib (Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis-B dan Haemofilus influensa tipe b) pada
usia 2, 3 dan 4 bulan, satu dosis imunisasi lanjutan DPT-HB-Hib saat usia 18
bulan, satu dosis imunisasi lanjutan DT (Difteri Tetanus) bagi anak kelas 1

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 113


SD/sederajat, satu dosis imunisasi lanjutan Td (Tetanus difteri) bagi anak kelas 2
SD/sederajat, dan satu dosis imunisasi lanjutan Td bagi anak kelas 5 SD/sederajat.
Imunisasi difteri merupakan upaya preventif yang spesifik terhadap penyakit yang
dimulai sejak anak usia 2, 3, dan 4 bulan. Kemudian untuk meningkatkan
antibodinya, harus diulang di usia 2 tahun, 5 tahun dan usia sekolah dasar. Dalam
periode lima tahun terakhir tidak ditemukan penyakit difteri di wilayah Kabupaten
Bangli, sehingga CFR difteri adalah nol.
3. Jumlah Pertusis dan Hepatitis B
Pertusis dan Hepatitis B merupakan dua dari beberapa penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi. Penyakit pertusis adalah penyakit menular yang di
sebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis yang menyerang saluran pernafasan
dan biasanya terjadi pada anak berusia dibawah 1 tahun. Pertusis dapat dikenali
dari rentetan batuk keras secara terus-menerus yang diawali tarikan napas panjang
lewat mulut. Seseorang bisa menderita pertusis hingga tiga bulan lamanya,
sehingga penyakit ini juga biasa disebut batuk seratus hari.
Pemberian imunisasi pertusis bersamaan dengan pemberian meliputi tiga
dosis imunisasis dasar yaitu DPT-HB-Hib . Kasus penyakit pertusis di Kabupaten
Bangli tidak ditemukan selama lima tahun terakhir, ini berbanding lurus dengan
pencapaian Desa UCI di Kabupaten Bangli yang sudah mencapai 100%.
Hepatitis B merupakan peradangan pada sel-sel hati, yang disebabkan oleh
infeksi virus Hepatitis B dari golongan virus DNA. Pemberian imunisasi Hepatitis
Bdisesuaikan dengan usia anak yaitu bayi berusia kurang dari 24 jam diberikan
imunisasi Hepatitis B (HB-0), usia 2 bulan diberikan (DPT-HB-Hib 1 dan Polio
2), usia 3 bulan diberikan (DPT-HB-Hib 2 dan Polio 3), usia 4 bulan diberikan
(DPT-HB- Hib 3, Polio 4 dan IPV atau Polio suntik), Untuk imunisasi lanjutan,
bayi bawah dua tahun (Baduta) usia 18 bulan diberikan imunisasi (DPT-HB-Hib
dan Campak/MR). Vaksin Hepatitis B (HB) diberikan untuk mencegah penyakit
Hepatitis B yang dapat menyebabkan pengerasan hati yang berujung pada
kegagalan fungsi hati dan kanker hati. Pada tahun 2021 tidak ditemukan kasus
Hepatitis B di Kabupaten Bangli. Berikut merupakan jumlah kasus hepatitis B di
Kabupaten Bangli selama lima tahun terakhir:

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 114


Gambar 88. Jumlah Kasus Hepatitis B di Kabupaten Bangli Periode Tahun
2015-2021

1,2
1
1

0,8

0,6

0,4

0,2
0 0 0 0 0 0
0
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2021

Berdasarkan gambar di atas, pada periode tahun 2015-2021 hanya


ditemukan 1 kasus hepatitis B yaitu pada tahun 2017 yaitu di wilayah Puskesmas
Bangli Utara.
4. Jumlah dan CFR Tetanus Neonatorum
Tetanus neonatorum dalah penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus (0-
28 hari) yang disebabkan oleh Clostridium tetani, yaitu kuman yang
mengeluarkan toksin (racun) dan menyerang sistem saraf pusat. Semua umur
rentan terhadap infeksi tetanus, namun penyakit ini lebih sering dan lebih serius
terjadi pada neonatus yang disebut disebut tetanus neonatorum. Tetanus
neonatorum lebih sering terjadi didaerah pedesaan dimana pertolongan persalinan
biasanya tidak memperhatikan prosedur sterilisasi.
Tetanus dapat dicegah dengan memberikan imunisasi tetanus toksoid
kepada ibu hamil atau wanita usia subur sebelum mereka hamil. Vaksin dengan
tetanus toksoid ini akan memberikan perlindungan kepada ibu dan antiodi yang
terbentuk akan diberikan kepada bayi yang dikandung.Seseorang yang sembuh
dari infeksi tetanus tidak memiliki kekebalan alamiah terhadap tetanus. Mereka
dapat terinfeksi lagi, karenanya perlu diimunisasi agar dapat terlindungi seumur
hidup terhadap tetanus. Seseorang perlu mendapat tiga kali suntikan DPT sewaktu
bayi, diikuti dengan booster vaksin yang berisi TT pada usia sekolah (4–7 tahun),
pada usia remaja (12–15 tahun) dan pada usia dewasa muda.

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 115


Kasus tetanus neonatorum tidak ditemukan di Kabupaten Bangli pada lima
tahun terakhir. Sehingga CFR tetanus neonatorum adalah nol atau tidak ada
kematian karena kasus tetanus neonatorum. Kondisi ini berbanding lurus dengan
cakupan Td2+ pada ibu hamil dan cakupan persalinan nakes.
5. Jumlah Suspek Campak
Suspek campak adalah penyakit yang sangat menular (infeksius)
disebabkan oleh virus RNA dari genus Morbilivirus, dari keluarga
Paramyxoviridae yang mudah mati karena panas dan cahaya. Gejala klinis
campak adalah demam (panas) dan ruam (rash) ditambah dengan batuk/pilek atau
mata merah. Penyakit ini akan sangat berbahaya bila disertai dengan komplikasi
pneumonia, diare, meningitis, bahkan dapat menyebabkan kematian. Seperti juga
campak, rubella disebabkan oleh virus. Rubella pada anak sering hanya
menimbulkan gejala demam ringan atau kadang tanpa gejala sehingga sering tidak
terlaporkan. Rubella pada wanita hamil terutama pada kehamilan trimester
pertama dapat mengakibatkan keguguran atau bayi lahir dengan cacat bawaan
yang disebut congenital rubell syndrome (CRS). Pada tahun 2019 ditemukan 3
kasus suspek campak, sementara pada tahun 2021 tidak ditemukan kasus suspek
campak. Berikut merupakan gambaran kasus suspek campak pada tahun 2019:
Gambar 89. Jumlah Kasus Suspek Campak Menurut Puskesmas di
Kabupaten Bangli Tahun 2019
3
3
2,5
2
1,5
1
0,5
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0

Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 116


Berdasarkan gambar di atas, kasus suspek campak sebanyak 3 kasus
ditemukan di puskesmas yaitu Puskesmas Susut II. Program imunisasi rutin
campak ini berjalan, cakupan yang dicapai belum merata di seluruh wilayah
sehingga menyisakan daerah kantong yang berpotensi terjadi kejadian luar biasa.
6. Insidens Rate Suspek Campak Per 100.000 Penduduk
Insidens rate suspek campak adalah jumlah kasus suspek campak yang
terjadi per 100.000 penduduk di suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu.
Incidens rate (IR) suspek campak pada tahun 2020 sebesar 0,0 per 100.000
penduduk, menurun dari tahun 2019 yang capaiannya sebesar 1,3 per 100.000
penduduk. Berikut merupakan insidens rate suspek campak di Kabupaten Bangli
selama lima tahun terakhir :
Gambar 90. Insidens Rate Suspek Campak di Kabupaten Bangli Periode
2015-2021

25,3

4,9
0 0,4 1,5 0 0
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020

Berdasarkan gambar di atas, insidens rate suspek campak tertinggi adalah


pada tahun 2017 sebesar 25,3 per 100.000 penduduk dan terendah pada tahun
2015 dan2020 serta tahun 2021 yaitu tidak ditemukan kasus suspek campak.
Campak dinyatakan sebagai KLB apabila di suatu daerah terdapat 5 atau lebih
kasus suspek campak dalam waktu 4 minggu berturut-turut yang terjadi secara
mengelompok dan dibuktikan adanya hubungan epidemiologis.
7. Persentase KLB ditangani <24 Jam
Kejadian luar biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian
kesakitan dan/atau kematian yang bermakna secara epidemiologi pada suatu
daerah dalam kurun waktu tertentu, dan merupakan keadaan yang dapat menjurus

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 117


pada terjadinya wabah. Disamping penyakit menular, penyakit yang juga dapat
menimbulkan KLB adalah penyakit tidak menular dan keracunan.
Penanggulangan KLB dilaksanakan kurang dari 24 jam sejak laporan W1
diterima sampai penyelidikan epidemiologi dilakukan dengan catatan selain
formulir W1 dapat juga berupa faximile atau telepon. Penyelidikan dilakukan
untuk mengenal penyebab, sifat-sifat penyebab, sumber dan cara
penularan/penyebaran serta faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya penyakit
atau masalah kesehatan yang dilakukan untuk memastikan adanya KLB atau
setelah terjadi KLB. Sedangkan penanggulangan KLB adalah upaya yang meliputi
penyelidikan epidemiologi (penatalaksanaan penderita, yang mencakup kegiatan
pemeriksaan, pengobatan, perawatan dan isolasi penderita, termasuk tindakan
karantina), pencegahan dan pengebalan, pemusnahan penyebab penyakit,
penanganan jenazah akibat KLB, penyuluhan kepada masyarakat, dan upaya
penanggulangan lainnya. Berikut merupakan gambaran persentase KLB ditangani
<24 jam di Kabupaten Bangli selama periode lima tahun terakhir :
Gambar 91.Persentase KLB ditangani <24 Jam di Kabupaten Bangli
Periode Tahun 2015-2021

100 100 100 100 100 100 100

2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2021

Berdasarkan gambar di atas KLB yang terjadi di Kabupaten Bangli sudah


ditangani < 24 jam sejak laporan W1 diterima. Berdasarkan jenisnya, KLB yang
terjadi pada tahun 2021 yaitu 2 KLB AFP yang terjadi di wilayah Puskesmas
Kintamani V.

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 118


Berikut sebaran kasus KLB menurut wilayah puskesmas :
Gambar 92. Jumlah Kasus KLB Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli
Tahun 2021

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

KLB

Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2021

Bersadasrkan gambar di atas, jumlah kasus KLB tertinggi adalah di


wilayah Puskesmas Kintamani V sebanyak 2 kasus. Adapaun sebaran kasus AFP
menurut pada kelompok umur yaitu sebanyak 1 kasus pada kelompok umur 1-4
tahun dan sebanyak 1 kasus pada kelompok umur 5-9 tahun.

C. Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik


Penyakit tular vektor dan zoonotik juga masih merupakan masalah
kesehatan penting di Indonesia. Lebih dari 60% kasus penyakit menular di dunia
merupakan penyakit zoonosis dan sekitar 70% diantara penyakit zoonosis berasal
dari satwa liar. Di seluruh dunia, ada lebih dari 250 jenis hewan berpotensi
menularkan penyakitnya ke manusia. Sementara di Indonesia, terdapat 132
spesies mikro-organisme patogen yang bersifat zoonotik. Indonesia adalah negara
tropis yang kaya akan keanekaragaman satwa. Karena itu, Indonesia berisiko
menjadi sumber penularan penyakit hewan baru dan penyakit zoonosis baru yang
bersumber satwa liar.

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 119


1. Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) Per 100.000
Penduduk
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah infeksi yang disebabkan oleh
virus dengue. Dengue adalah virus penyakit yang ditularkan dari nyamuk Aedes
sp, nyamuk yang paling cepat berkembang di dunia yang telah menyebabkan
hampir 390 juta orang terinfeksi setiap tahunnya. Penderita DBD biasanya demam
tinggi mendadak berlangsung 2-7 hari, disertai manifestasi perdarahan (antara lain
uji tourniqet positif, petekie, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis
dan/atau melena, dsb) ditambah trombositopenia (trombosit ≤ 100.000 /mm³) dan
hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit ≥ 20%).
Angka kesakitan DBD atau angka insidens DBD di Kabupaten Bangli
tahun 2021 sebesar 181,7 per 100.000 penduduk, meningkat dari tahun 2019 yang
sebesar 101,2 per 100.000 penduduk. Berikut merupakan angka insidens DBD di
Kabupaten Bangli selama lima tahun terakhir :
2. Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) Per 100.000
Penduduk
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah infeksi yang disebabkan oleh
virus dengue. Dengue adalah virus penyakit yang ditularkan dari nyamuk Aedes
sp, nyamuk yang paling cepat berkembang di dunia yang telah menyebabkan
hampir 390 juta orang terinfeksi setiap tahunnya. Penderita DBD biasanya demam
tinggi mendadak berlangsung 2-7 hari, disertai manifestasi perdarahan (antara lain
uji tourniqet positif, petekie, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis
dan/atau melena, dsb) ditambah trombositopenia (trombosit ≤ 100.000 /mm³) dan
hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit ≥ 20%).
Angka kesakitan DBD atau angka insidens DBD di Kabupaten Bangli
tahun 2021 sebesar 81 per 100.000 penduduk, menurun dari tahun 2020 yang
sebesar 181,7 per 100.000 penduduk. Berikut merupakan angka insidens DBD di
Kabupaten Bangli selama lima tahun terakhir :

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 120


Gambar 93. Angka Insidens (IR) Kasus DBD Per 100.000 Penduduk di
Kabupaten Bangli Periode Tahun 2015-2021

559

181,7
155,9 142,2
101,1
81

15,9
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Column1

Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Tahun 2021

Berdasarkan gambar di atas, angka insidens DBD tertinggi terjadi pada


tahun 2016 sebesar 559 per 100.000 penduduk dan terendah pada tahun 2018
sebsar 15,9 per100.000 penduduk. Besarnya penurunan angka kesakitan DBD dari
tahun 2017 sampai dengan 2018, salah satunya adalah dengan pengendalian
secara lingkungan melalui program 3M (menguras, menutup, dan mengubur)
dengan tujuan membatasi ruang nyamuk untuk berkembangbiak.
3. Angka Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD)
Angka kematian (Case fatality rate/CFR) DBD adalah jumlah kematian
yang disebabkan oleh DBD dalam kurun waktu tertentu diantara penyakit DBD
yang ditemukan dalam kurun waktu yang sama. Pada tahun 2019 tidak ditemukan
kematian karena kasus DBD. Berikut merupakan CFR DBD di kabupaten Bangli
periode 2015- 2021 :

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 121


Gambar 94. Angka Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di
Kabupaten Bangli Periode Tahun 2015-2021

0,12
0,1
0,1

0,08

0,06

0,04

0,02
0 0 0 0 0 0
0
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Tahun 2021

Berdasarkan gambar di atas, kematian yang disebabkan oleh DBD pada


periode tahun 2015-2021 terjadi pada tahun 2016 sebanyak 1 kasus dengan CFR
sebesar 0,1 % dari penderita DBD pada tahun 2016. Angka kematian di
Kabupaten Bangli cukup rendah, namun demikian penanganan terhadap kasus
DBD perlu dioptimalkan sehingga tidak ada kematian karena DBD pada periode
tahun berikutnya. Upaya penurunan DBD dapat dilakukan melalui pelatihan
manajemen kasus terhadap petugas, penyediaan sarana dan prasarana untuk
deteksi dini danpenanganan yang tepat dan cepat.
4. Angka Kesakitan Malaria per 1.000 Penduduk
Penderita malaria adalah seseorang dengan hasil pemeriksaan sediaan
darah positif malaria berdasarkan pengujian mikroskopis ataupun Rapid
Diagnostic Test (RDT). Kasus malaria konfirmasi terbagi menjadi kasus malaria
indigenous, kasus malaria impor dan kasus malaria konfirmasi asimtomatis. Bali
merupakan salah satu dari tiga provinsi yang pencapaian eliminasi penyakit
malaria sudah 100% pada tahun2019. Berikut merupakan angka kesakitan malaria
di Kabupaten Bangli selama lima tahun terakhir :

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 122


Gambar 95. Angka Kesakitan Malaria Per 1.000 Penduduk di Kabupaten
Bangli Periode Tahun 2015-2021

0,12
0,1
0,1

0,08

0,06

0,04

0,02
0 0 0 0 0 0
0
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Tahun 2021

Berdasarkan gambar di atas, pada periode lima tahun terakhir kasus


malaria di Kabupaten Bangli tidak ditemukan dengan angka kesakitan sebesar 0,0
per 1.000 penduduk, demikian halnya dengan Provinsi Bali yang bukan
merupakan daerah endemis malaria.
5. Persentase Konfirmasi Laboratorium pada Suspek Malaria
Suspek malaria adalah setiap individu yang tinggal di daerah endemik
malaria yang menderita demam atau memiliki riwayat demam dalam 48 jam
terakhir atau tampak anemi, wajib diduga malaria tanpa mengesampingkan
penyebab demam yang lain. Setiap individu yang tinggal di daerah non endemik
malaria yang menderita demam atau riwayat demam dalam 7 hari terakhir dan
memiliki risiko tertular malaria wajib diduga malaria. Risiko tertular malaria
termasuk riwayat bepergian ke daerah endemik malaria atau adanya kunjungan
individu dari daerah endemik malaria di lingkungan tempat tinggal penderita.
Pada tahun 2021 ditemukan suspek malaria sebanyak 9 kasus, namun setelah
konfiramsi laboratorium semua hasilnya negatif. Berikut merupakan gambaran
konfimasi laboratorium suspek malaria selama lima tahun terakhir di Kabupaten
Bangli :

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 123


Gambar 96. Persentase Konfirmasi Laboratorium Suspek Malaria di
Kabupaten Bangli Periode 2015-2021

120
100 100 100
100

80

60

40

20
0 0 0 0
0
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Series 1

Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Tahun 2021

Berdasarkan gambaran di atas, pada tahun 2021 konfirmasi laboratorium


suspek malaria adalah 100% dengan jumlah 9 kasus suspek malaria. Sedangkan
pada tahun 2015 sampai dengan 2018, kasus suspek malaria tidak ditemukan
sehingga tidak dilakukan konfirmasi laboratorium.
6. Persentase Pengobatan Standar Kasus Malaria Positif
Pengobatan malaria harus dilakukan secara efektif. Pemberian jenis obat
harus benar dan cara meminumnya harus tepat waktu yang sesuai dengan acuan
program pengendalian malaria.
Pengobatan efektif adalah pemberian ACT (Artemicin-based Combination
Therapy) pada 24 jam pertama pasien panas dan obat harus diminum habis.
Pemberian kombinasi ini untuk meningkatkan efektifitas dan mencegah resistensi.
Malaria tanpa komplikasi diobati dengan pemberian ACT secara oral. Malaria
berat diobati dengan injeksi artesunat dilanjutkan dengan ACT oral. Di samping
itu diberikan primakuin sebagai gametosidal dan hipnozoidal. Persentase
pengobatan standar kasus malaria adalah jumlah kasus malaria positif yang
mendapat pengobatan sesuai standar program dari semua kasus malaria positif di
wilayah tertentu dalam kurun waktu yang sama. Pada tahun 2021 di Kabupaten

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 124


Bangli tidak ada kasus malaria, sama halnya dengan tahun 2020 yang juga tidak
ditemukan kasus malaria positif.
7. Case Fatality Rate Malaria
Case fatality rate malaria adalah persentase kasus meninggal karena
malaria diantara jumlah malaria positif di wilayah dan kurun waktu yang sama. Di
KabupatenBangli selama periode lima tahun terakhir tidak terdapat kasus
kematian karena malaria.
8. Penderita Kronis Filariasis
Filariasis adalah penyakit yang disebabkan oleh cacing filaria yang dapat
menular dengan perantara nyamuk sebagai vektor. Penyakit filaria bersifat
menahun dan bila tidak mendapat pengobatan dapat menimbulkan cacat menetap
seumur hidup berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin baik perempuan
maupun laki-laki yang dapat menimbulkandampak psikologis bagi penderita dan
keluarganya.
Penderita kronis filariasis adalah penderita yang telah menunjukkan gejala
klinis kronis filariasis, seperti limfedema pada tungkai atau lengan, pembesaran
payudara, dan hidrokel. Di Kabupaten Bangli selama periode lima tahun terakhir
tidak ditemukan kasus filariasis.

D. Pengendalian Penyakit Tidak Menular


Penyakit Tidak Menular (PTM) sekarang menjadi masalah kesehatan
masyarakat yang utama di Indonesia karena angka kesakitan dan kematian
tertinggi disebabkan oleh penyakit tidak menular. Dalam waktu bersamaan
morbiditas dan mortalitas PTM makin meningkat merupakan beban ganda dalam
pelayanan kesehatan yang merupakan tantangan yang harus dihadapi dalam
pembangunan bidang kesehatan di Indonesia. Angka kesakitan dan kematian yang
tinggi dengan pembiayaan kesehatan yang besar menjadi beban ekonomi saat ini.

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 125


1. Persentase Penderita Hipertensi Yang Mendapatkan Pelayanan
Kesehatan Sesuai Standar
Pelayanan kesehatan penderita hipertensi adalah pelayanan kesehatan
sesuai standar kepada seluruh penderita hipertensi usia 15 tahun ke atas sebagai
upaya pencegahan sekunder di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun
meliputi pengukuran tekanan darah dilakukan minimal satu kali sebulan di
fasilitas pelayanan kesehatan, edukasi perubahan perubahan gaya hidup dan/atau
kepatuhan minum obat.
Persentase penderita hipertensi yang mendapatkan pelayanan sesuai
standar adalah persentase jumlah penderita hipertensi yang berusia 15 tahun ke
atas yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar diantara jumlah
estimasi penderita hipertensi berusia 15 tahun ke atas berdasarkan angka
prevalensi kabupaten/kotadalam kurun waktu yang sama. Pada tahun 2021,
persentase penderita hipertensi di Kabupaten Bangli yang mendapat pelayanan
kesehatan sesuai standar adalah sebesar 11,3%, meningkat dari tahun 2020 yang
sebesar 7,8 %. Berikut merupakan cakupan penderita hipertensi yang mendapat
pelayanan kesehatan sesuai standar menurut puskesmas di Kabupaten Bangli
tahun 2021 :
Gambar 97. Persentase Penderita Hipertensi Yang Mendapatkan Pelayanan
Sesuai Standar di Kabupaten Bangli Tahun 2021 114

30

25

20

15
26,2
10
16,2 17,9
12,7 11,3
5 9,2
7,2 7,4 8,1 7
3,7 2,4
0

Sumber : Seksi Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Keswa Dinas Kesehatan Kab. Bangli
Tahun 2021

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 126


Berdasarkan gambar di atas, persentase penderita hipertensi yang
mendapat pelayanan tertinggi sebesar 26,2% di Puskesmas Kintamani I dan
terendah di Puskesmas Tembuku I yang sebesar 2,4%. Hal ini perlu mendapatkan
perhatian khusus karena dimana penyakit menular belum teratasi, namun di sisi
lain penyakit tidak menular semakin meningkat (Double Burden of Disease),
sehingga Posbindu PTM perlu dibentuk dan diaktifkan sehingga deteksi dini dapat
ditingkatkan.
2. Persentase Penderita DM Yang Mendapatkan Pelayanan Kesehatan
Sesuai Standar
Penderita DM yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar
adalah pelayanan kesehatan sesuai standar kepada seluruh penderita Diabetes
Melitus (DM) usia 15 tahun ke atas. Upaya pencegahan sekunder meliputi
pengukuran gula darah dilakukan minimal satu kali sebulan di fasilitas pelayanan
kesehatan, edukasi perubahan gaya hidup dan atau nutrisi dan melakukan rujukan
jika diperlukan.
Persentase penderita DM yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
standar adalah persentase penderita DM usia di atas 15 tahun di wilayah kerja
yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar diantara jumlah penderita
DM usia di atas 15 tahun yang berada di wilayah kerja berdasarkan angka
prevalensi kabupaten/ kota dalam kurun waktu yang sama. Persentase penderita
DM di Kabupaten Bangli tahun 2021 yang mendapat pelayanan kesehatan sesuai
standar sebesar 31,7% menurun dari tahun 2010 yang capaiannya hanya sebesar
35,9%. Berikut merupakan persentase penderita DM yang mendapat pelayanan
sesuai standar menurut puskesmas di Kabupaten Bangli tahun 2021 :

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 127


Gambar 98. Persentase Penderita DM Yang Mendapatkan Pelayanan Sesuai
Standar Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2021

140
120
100
80
60 126,3

40
58,2
20 35,9 35,3 25,2 31,7
20,3 21,1 10,5 16,7 19,3 28,8
13,6
0

DM yang mendapatkan Pelayanan kesehatan

Sumber : Seksi Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Keswa Dinas Kesehatan Kab. Bangli
Tahun 2021

Berdasarkan gambar di atas persentase penderita DM yang mendapatkan


pelayanan sesuai standar yang tertinggi adalah di Puskesmas Kintamani VI
sebesar 126,3% dan terendah di Puskesmas Kintamani II sebesar 13,6%.
3. Persentase Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara
Puskesmas melaksanakan deteksi dini IVA dan sadanis adalah puskesmas
yang melakukan pemeriksaan deteksi dini untuk payudara dengan sadanis
(pemeriksaan payudara klinis) dan kanker leher rahim dengan metode IVA
padaperempuan usia 30-50 tahun. Perempuan usia 30-50 tahun yang dimaksud
adalah perempuan usia subur berusia 30-50 tahun dan sudah melakukan kontak
seksual aktif/menikah. Persentase deteksi dini kanker leher rahim dan kanker
payudara dihitung berdasakan jumlah perempuan usia 30-50 tahun yang dilakukan
deteksi dinikanker leher rahim (IVA) dan kanker payudara (sadanis) di suatu
wilayah di antara jumlah perempuan usia 30-50 tahun pada wilayah dan periode
waktu yang sama.
Pada tahun 2021 cakupan deteksi dini kanker leher rahim dan kanker
payudara (sadanis) di Kabupaten Bangli adalah sebesar 2,1%, meningkat dari
tahun 2020 yang capaiannya sebesar 1,5 %. Berikut merupakan gambaran capaian

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 128


deteksi dini kanker leher rahim dan kanker payudara menurut puskesmas di
Kabupaten Bangli tahun 2021:
Gambar 99. Persentase Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker
Payudara (Sadanis) Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2021

10
9
8
7
6
5
9
4
3
2
2,7 2,6 3,1
1 2,1 1,7 1,7 2 2,1
1 1,2 0,6 0,8
0

Sadanis

Sumber : Seksi Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Keswa Dinas Kesehatan Kab. Bangli
Tahun 2020

Berdasarkan gambar di atas persentase deteksi dini kanker leher rahim dan
kanker payudara tertinggi adalah di wilayah Puskesmas Kintamani II yaitu 9,0%
dan terendah adalah 0,6% di wilayah Puskesmas Kintamani IV. Capaian yang
rendah ini salah satunya disebabkan masih rendahnya kesadaran masyarakat
terutama wanita usia produktif yang memeriksakan dirinya secara teratur untuk
deteksi dini kanker leher rahim dan deteksi kanker payudara ke fasilitas
kesehatan. Peran promotor kesehatan sangat diperlukan agar masyarakat
mengetahui pentingnya dilakukan deteksi dini kanker leher rahim dan kanker
payudara sehingga pabila ditemukan tanda-tanda yang mengarah ke kanker leher
rahim atau kanker payudara dapat dilakukan tindakan secepatnya.
4. Persentase IVA Positif Pada Perempuan Usia 30-50 Tahun
Pemeriksaan inspeksi visual dengan asam asetat (IVA) adalah
pemeriksaan dengan cara mengamati dengan menggunakan spekulum, melihat
leher rahim yang telah dipulas dengan asam asetat atau asam cuka (3-5%). Pada
lesi prakanker akan menampilkan warna bercak putih yang disebut acetowhite

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 129


epithelium. Deteksi dini yang dimaksud dapat dilakukan di puskesmas dan
jaringannya, di dalam maupun di luar gedung. Hasil pemeriksaan IVA dinyatakan
positif apabila ditemukan bercak putih (lesi pra kanker) dengan pemeriksaan
aplikasi asam asetat.
Persentase IVA positif diperoleh dari hasil perhitungan jumlah perempuan
berusia 30-50 tahun dengan IVA positif diantara jumlah penduduk usia 30-50
tahun yang dilakukan deteksi dini kanker leher rahim dengan metode IVA. Pada
tahun 2020 persentase IVA positif di Kabupaten Bangli sebesar 2,7%, menurun
dari tahun 2019 yang persentasenya sebesar 6,0%. Berikut merupakan persentase
IVA positif menurut puskesmas di Kabupaten Bangli :
Gambar 100. Persentase IVA Positif Menurut Puskesmas di Kabupaten
Bangli Tahun 2021

2,5

1,5

1 2
1,8 1,7
0,5
0,6 0,7
0 0 0 0 0 0 0 0 0

IVA positif

Sumber : Seksi Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Keswa Dinas Kesehatan Kab. Bangli
Tahun 2021

Berdasarkan gambar di atas, persentase IVA positif tertinggi berada di


Puskesmas Susut II sebesar 2%, yaitu 2 dari 34 pasien yang dilakukan IVA
hasilnya keduanya IVA positif, sedangakan terendah adalah 0% di tujuh wilayah
puskesmas. Pasien dengan IVA positif perlu dilakukan pemeriksaan konfirmasi,
karena IVAmerupakan pemeriksaan diagnostik awal. Dengan pemeriksaan IVA
ini diharapkan risiko kematian akibat kanker seviks bisa dicegah karena penyakit
yang ditemukan pada stadium awal besar kemungkinan untuk keberhasilan
pengobatan.

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 130


5. Persentase Tumor/ Benjolan Payudara Pada Perempuan 30-50 Tahun
Yang Diskrining
Tumor/ benjolan payudara adalah benjolan tidak normal pada payudara
melalui pemeriksaan klinis payudara oleh petugas kesehatan terlatih. Persentase
tumor/benjolan pada payudara dihitung berdasarkan jumlah perempuan usia 30-50
tahun yang ditemukan tumor atau benjolan pada payudara diantara perempuan
usia 30-50 tahun yang dilakukan deteksi kanker payudara (sadanis) di suatu
wilayah tertentu pada tahun yang sama.
Pada tahun 2020 persentase tumor / benjolan payudara pada perempuan
30-50 tahun di Kabupaten Bangli sebesar 0,2% dari 510 perempuan usia 30-50
tahun yang dilakukan pemeriksaan sadanis. Menurun dari tahun 2019 yang
persentase tumor/ benjolan payudara sebesar 0,5% dari 1.727 perempuan usia 30-
50 tahun yang dilakukan pemeriksaan sadanis. Berikut merupakan persentase
tumor/benjolan pada perempuan usia 30-50 tahun menurut puskesmas di
Kabupaten Bangli tahun 2021 :
Gambar 101. Persentase Tumor/ Benjolan Payudara Pada Perempuan Usia
30-50 Tahun Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2021

0,7
0,6
0,5
0,4
0,3 0,6 0,6
0,2
0,1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Column1

Sumber : Seksi Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Keswa Dinas Kesehatan Kab. Bangli
Tahun 2021

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 131


Berdasarkan gambar di atas, persentase tumor/benjolan payudara tertinggi
adalah sebesar 0,6 % di wilayah Puskesmas Kintamani II dan puskesmas lain 0%.
Deteksi dini ini bertujuan apabila kasus ditemukan pada stadium awal
kemungkinan keberhasilan pengobatan lebih besar, sehingga kematian akibat
kanker payudara dapat diturunkan.
6. Persentase Pelayanan Kesehatan Orang Dengan Gangguan Jiwa Berat
Pelayanan kesehatan jiwa pada orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) berat
adalah pelayanan kesehatan sesuai standar kepada seluruh orang dengan gangguan
jiwa (ODGJ) berat (psikotik akut dan skizofrenia) sebagai upaya pencegahan
sekunder, meliputi pemeriksaan kesehatan jiwa dan edukasi. Persentase pelayanan
kesehatan pada ODGJ berat dihitung berdasarkan jumlah ODGJ berat yang
mendapatkan pelayanan kesehatan jiwa sesuai standar pada suatu wilayah dibagi
jumlah perkiraan ODGJ berat berdasarkan hasil proyeksi di suatu kabupaten/ kota
pada tahun yang sama.
Pada tahun 2020, persentase pelayanan kesehatan pada ODGJ berat di
Kabupaten Bangli sebesar 74,6% dari 682 sasaran ODGJ berat, meningkat dari
tahun 2019 yang capaiannya sebesar 62,5%. Berikut merupakan persentase
pelayanan kesehatan pada ODGJ berat menurut puskesmas di Kabupaten Bangli
Tahun 2021:
Gambar 102. Persentase Pelayanan Kesehatan Pada ODGJ Berat Menurut
Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2021

120
100
80
60 110,5
95,7 98,1 95,5
40 76,1
63,6 60,5
20 47,9 49 47,9 37,8
33,8
0

Pelayanan ODGJ

Sumber : Seksi Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Keswa Dinas Kesehatan Kab. Bangli
Tahun 2021

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 132


Berdasarkan gambar di atas, persentase tertinggi pelayanan kesehatan pada
ODGJ Berat adalah sebesar 110,5% di wilayah Puseksmas Tembuku II, dan
terendah 33,8% di wilayah Puskesmas Bangli Utara. Rendahnya capaian
pelayanan kesehatan pada ODGJ berat disebabkan perbedaan antara sasaran
proyeksi dengan jumlah riil di lapangan. Kondisi sebenarnya di lapangan, semua
pasien ODGJ berat sudah mendapatkan pelayanan kesehatan jiwa sesuai standar.

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 133


BAB VIII
KEADAAN LINGKUNGAN

Dalam menggambarkan keadaan lingkungan untuk pembangunan kesehatan yang


bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya,
sebagai investasi bagi pembangunan sumberdaya manusia yang produktif secara
sosial dan ekonomis, ada beberapa indikator sebagai berikut:

1. Persentase Sarana Air Minum Dengan Risiko Rendah + Sedang


Sarana air minum adalah penyelenggara air minum yang meliputi
PDAM/BPAM/PT yang terdaftar di persatuan perusahaan air minum seluruh
Indonesia, sarana air minum perpipaan non PDAM, sarana air minum bukan
jaringan perpipaan komunal seperti sumur gali, sumur bor dengan pompa,
penampungan air hujan, mata air terlindung, terminal air/ tangki air dan depot air
minum.
Sarana air minum di IKL (inspeksi kesehatan lingkungan) adalah sarana
air minum yang diperiksa dan diamati secara langsung fisik sarana dan kualitas air
minumnya yang mengacu pada lampiran Permenkes No 736 Tahun 2010 tentang
Tata Laksana Pengawasan Kualitas Air Minum. Sarana air minum dikatakan
berisiko rendah adalah sarana air minum yang berdasarkan hasil inspeksi
kesehatan lingkungan pada parameter negatif kualitas fisik air minum memenuhi
jawaban ya < 25%. Sedangkan sarana air minum dikatakan mempunyai risiko
sedang jika sarana air minum berdasarkan hasil inspeksi kesehatan lingkungan
pada parameter negatif kualitas fisik air minum memenuhi jawaban ya 25%-50%.
Persentase sarana air minum dengan risiko rendah + sedang dihitung berdasarkan
persentase sarana air miunm dengan risiko rendah dan sedang diantara jumlah
sarana air minum di IKL (Inspeksi Kesehatan Lingkungan). Persentase sarana air
minum dengan risiko rendah+ sedang di Kabupaten Bangli pada tahun 2021
adalah sebesar 25,6% dari IKL 9803 yang terdapat di Kabupaten Bangli, angka ini
menurun dari tahun 2020 yang mencapai mencapai 86,6%. Adapun persentase

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 134


sarana air minum dengan risiko rendah sedang menurut puskesmas di Kabupaten
Bangli tahun 2021 adalah sebagai berikut :
Gambar 103. Persentase Sarana Air Minum dengan Risiko Rendah +
Sedang Menurut Puskesmas Di Kabupaten Bangli Tahun 2021

120
100
80
60
100 90,5 100 100 100
40 70 70
66,7 64
20
0 0,3 0,5 1,9

Sumber: Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga Dinas Kesehatan
Kab. Bangli Tahun 2021

Berdasarkan gambar di atas, puskesmas persentase sarana air minum


dengan risiko rendah + sedang sudah mencapai 100%, adalah Puskesmas
Kintamani IV,Puskesmas Kintamani II, Puskesmas Susut II dan Puskesmas
Bangli .

2. Persentase Sarana Air Minum Memenuhi Syarat


Sarana air minum memenuhi syarat adalah sarana air minum yang masuk
dalam kategori tinggi dan amat tinggi berdasarkan hasil inspeksi kesehatan
lingkungan telah dilakukan tindakan perbaikan dan atau sarana air minum yang
masuk dalam kategori rendah dan sedang berdasarkan hasil inspeksi kesehatan
lingkungan telah diambil dan diperiksa (diujikan) sampel airnya berdasarkan
parameter fisik, kimia, mikrobiologi yang mana hasil pemeriksaannya memenuhi
standar persyaratan kualitas air minum berdasarkan Permenkes No. 492 Tahun
2010 tentang persyaratan kualitas air minum.
Persentase sarana air minum memenuhi syarat mikrobilogi, fisik dan kimia
dihitung berdasarkan persentase sampel air minum pada penyelenggara air minum
yang diuji kualitas air minumnya dan memenuhi syarat parameter mikrobiologi,
fisik, kimia dari jumlah seluruh sampel air minum pada penyelenggara air minum

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 135


yang diuji parameternya di suatu wilayah pada periode waktu yang sama.
Persentase air minum yang memenuhi syarat di Kabupaten Bangli tahun 2021
adalah sebesar 90,0%, menurun dari tahun 2020 yang sebesar 98,0%. Berikut
merupakan persentase airminum yang memenuhi syarat kesehatan menurut
puskesmas di Kabupaten Bangli tahun 2021 sebagai berikut :
Gambar 104. Persentase Air Minum Yang Memenuhi Sayarat Kesehatan
Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2021

120

100

80

60
100 100 100 94,4
88,4 89,7 83,3 88,2 90 85,7 87,5 90
40 80

20

Sumber: Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga Dinas Kesehatan
Kab. Bangli Tahun 2021

Beradasarkan gambar di atas, persentase air minum yang memenuhi syarat


kesehatan tertinggi dari 12 puskesmas yang diambil sampel airnya untuk
dilakukan pemeriksaan adalah Puskesmas Bangli, Puskesmas Tembuku I, dan
Puskesmas Kintamani III yaitu 100% dan terendah adalah Puskesmas Tembuku II
yaitu 80 %.

3. Persentase Penduduk Dengan Akses Terhadap Sanitasi Yang Layak


(Jamban Sehat)
Fasilitas sanitasi yang sehat (jamban sehat) adalah fasilitas sanitasi yang
memenuhi syarat kesehatan antara lain dilengkapi dengan leher angsa, tangki
septik/Sistem Pengolahan Air Limbah (SPAL), yang digunakan sendiri atau
bersama. Fasilitas sanitasi yang dimaksud antara lain sharing/ komunal, jamban
komunal, jamban sehat permanen dan jamban sehat semi permanen.

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 136


Persentase penduduk dengan akses terhadap sanitasi yang layak dihitung
berdasarkan persentase penduduk dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang
layak (jamban sehat) di anatara jumlah penduduk di wilayah tertentu pada periode
waktu yang sama. Persentase penduduk dengan akses terhadap sanitasi yang layak
di Kabupaten Bangli tahun 2021 adalah sebesar 92,18%, sedikit meningkat dari
tahun 2021 yang capaiannya sebesar 90,5% .Berikut merupakan persentase
pendudukdengan akses terhadap sanitasi yang layak menurut puskesmas di
Kabupaten Bangli Tahun 2021 :
Gambar 105. Persentase Penduduk Dengan Akses Terhadap Sanitasi Yang
Layak Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2021

120
100
80
60
100 94,62 99,2 96,7599,4397,27 96,93
40 86,8788,8792,31 90,5
71,34 63,9
20
0

Series 1

Sumber: Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga Dinas Kesehatan
Kab. Bangli Tahun 2021

Berdasarkan gambar di atas, persentase penduduk dengan akses terhadap


sanitasi yang layak tertinggi adalah di wilayah Puskesmas Bangli yaitu 100 % dan
terendah di wilayah Puskesmas Kintamani V yaitu sebesar 63,9%. Akses terhadap
Jamban Sehat di Kecamatan Kintamani rendah dikarenakan oleh keadaan
geografis yang menyebabkan sulit air dan masih banyak masyarakat yang belum
paham pentingnya manfaat jamban. Beberapa upaya yang ditempuh dalam
peningkatan akses sanitasi adalah pemicuan perubahan perilaku melalui strategi
STBM, sehingga diharapkan penduduk mau mengakses jamban sehat dan pada
akhirnya mau membangun sarana sanitasinya sendiri.

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 137


4. Persentase Desa STBM
Sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) adalah pendekatan yang
dilakukan untuk mengubah perilaku hygiene dan sanitasi meliputi 5 pilar yaitu
tidak buang air besar (BAB) sembarangan, mencuci tangan pakai sabun,
mengelola air minum dan makanan yang aman, mengelola sampah dengan benar,
mengelola limbah cair rumahtangga dengan aman melalui pemberdayaan
masyarakat dengan metode pemicuan. Desa melaksanakan STBM jika suatu desa
sudah melakukan pemicuan minimal 1 dusun, mempunyai tim kerja
masyarakat/Natural Leader, dan telah mempunyai rencana tindak lanjut/ rencana
kerja masyarakat untuk menuju sanitasi total.Sedangkan Desa STBM adalah desa
yang telah mencapai 100% penduduk melaksanakan 5 pilar STBM.
Persentase Desa STBM yaitu persentase desa STBM dari jumlah seluruh
desa di suatu wilayah pada periode waktu yang sama. Pada tahun 2021,
pencapaian desa STBM di Kabupaten Bangli masih sama dengan tahun-tahun
sebelumnya yaitu100, % dari 72 desa yang ada. Sedangakan persentase desa yang
stop BABS pada tahun 2021 adalah 20,8%, sama dengan capaian tahun 2020 yang
capaiannya 20,8% Berikut merupakan persentase desa stop BABS menurut
puskemas di Kabupaten Bangli tahun 2021, yaitu:
Gambar 106. Persentase Desa Stop BABS Menurut Puskesmas di
Kabupaten Bangli Tahun 2021

60

50

40

30

20

10

Sumber: Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga Dinas Kesehatan
Kab. Bangli Tahun 2021

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 138


Berdasarkan gambar di atas, persentase desa stop BABS tertinggi adalah
Puskesmas Bangli dan Puskesmas Tembuku I yaitu masing-masing sebesar
50,0%, sedangkan 6 puskesmas capaiannya masih 0%. Masih rendahnya
persentase desa stop BABS sangat berpengaruh terhadap capaian desa STBM. Hal
ini dikarenakan pertambahan jumlah penduduk dan mobilitas penduduk di
Kabupaten Bangli tidak diikuti dengan penyediaan sarana sanitasi (jamban). Disisi
lain perilaku penduduk yang masih BABS menjadi kendala yang penting untuk
segera diselesaikan.

5. Persentase Tempat-tempat Umum Memenuhi Syarat Kesehatan


Tempat-tempat umun (TTU) adalah tempat atau sarana yang
diselenggarakan pemerintah/swasta atau perorangan yang digunakan untuk
kegiatan bagi masyarakat yang meliputi sarana kesehatan (rumah sakit,
puskesmas), sarana sekolah (SD/MI,SMP/MTs, SMA/MA), tempat ibadah, dan
pasar. TTU yang memenuhi syarat kesehatan adalah TTU yang memenuhi standar
berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku.
Persentase TTU memenuhi syarat kesehatan dihitung berdasarkan
persentase TTU sehat dari semua TTU yang ada di suatu wilayah dalam kurun
waktu yang sama. Pada tahun 2021 persentase TTU yang memenuhi syarat
kesehatan di Kabupaten Bangli sebesar 95,9%, meningkat dari tahun 2020 yang
capaiannya sebesar 82,4%. Berikut merupakan persentase TTU memenuhi syarat
kesehatan menurut puskesmas di Kabupaten Bangli tahun 2021 :
Gambar 107. Persentase TTU Memenuhi Sayarat Kesehatan Menurut
Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2021

150
100
50 97,8 78,8 95,7 100 99 127,7 99
71 88 90,1 92 95,9
50
0

Column1

Sumber: Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga Dinas Kesehatan
Kab. Bangli Tahun 2021

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 139


Berdasarkan gambar di atas, persentase TTU memenuhi syarat tertinggi adalah
100% di wilayah Puskemas Tembuku II dan terendah adalah 50 % di wilayah
Puskesmas Kintamani V. Rendahnya capaian TTU memenuhi syarat di
Puskesmas Kintamani V adalah terdapat 15 tempat tempat umum yang tidak
memenuhi syarat kesehatan. Untuk itu diperlukan kerjasama lintas sektor dalam
pemenuhan syarat TTU sehat, seperti kerjasama dengan tokoh masyarakat dalam
penyediaan fasilitas sanitasi penyediaan air bersih, bak sampah, WC/ urinoir,
kamar mandi, pembuangan limbah.

6. Persentase Tempat Pengolaan Makanan Memenuhi Syarat Kesehatan


Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) adalah usaha pengelolaan makanan
yang meliputi jasa boga atau katering, rumah makan dan restoran, depot air
minum, kantin, dan makanan jajanan. TPM memenuhi persyaratan higiene
sanitasi dengan bukti dikeluarkannya sertifikat layak higiene sanitasi.
Persentase TPM memenuhi syarat kesehatan dihitung berdasarkan
persentase TPM memenuhi syarat kesehatan dari seluruh TPM yang di suatu
wilayah dalam periode waktu yang sama. Pada tahun 2021 persentase TPM
memenuhi syarat kesehatan di Kabupaten Bangli hanya sebesar 58,9%, meningkat
dari tahun 2020 yang capaiannya juga sebesar 7,3%. Berikut merupakan capaian
TPM memenuhi syarat kesehatan menurut puskesmas di Kabupaten Bangli :
Gambar 108. Persentase TPM Memenuhi Syarat Kesehatan Menurut
Puskesmas di Kabupaten Bangli tahun 2021

100
80
60
83,6 75 94,1 86 81,7 89,5
40 73,8
57,6 48,1 58,9
20
21,8
0 9,9 9,7

TMP memenuhi syarat

Sumber: Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga Dinas Kesehatan
Kab. Bangli Tahun 2021

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 140


Berdasarkan gambar di atas, capaian TPM yang memenuhi syarat
kesehatan tertinggi adalah di wilayah Puskesmas Kintamani VI yaitu 89,5% dan
terendah adalah di wilayah Puskesmas Kintamani I yaitu 9,7 %.
Ruang lingkup meliputi persyaratan lokasi dan bangunan yang meliputi
halaman, konstruksi, tata ruang, lantai, dinding, atap dan langit-langit, pintu &
jendela, ventilasi, pencahayaan, ruangan pengolahan, tempat cuci alat dan bahan
makanan, tempat cuci tangan, air bersih, jamban & peturasan, kamar mandi,
tempat sampah, locker dan cara pembersihan dan pemeliharaanya.

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 141


BAB IX
KESIMPULAN

A. Simpulan
Perbandingan antara cakupan program yang dicapai di Kabupaten Bangli
berdasarkan laporan program dengan target Standar Pelayanan Minimal (SPM),
cakupan program secara nasional untuk setiap indikator, maka dapat diketahui
kemajuan yang telah dicapai oleh Kabupaten Bangli dari tahun ke tahun, distribusi
keberhasilan pembangunan kesehatan pada setiap puskesmas dan juga posisi
tingkat kinerja Kabupaten Bangli dibandingkan dengan Kabupaten lainnya secara
nasional dalam keberhasilan pembangunan kesehatan. Perbandingan ini juga
memperlihatkan kinerja masing-masing program, kelemahan-kelemahan yang
terjadi pada pelaksanaan program serta hal-hal yang perlu mendapatkan
penekanan-penekanan sehingga ke depannya akan menjadi lebih baik. Kabupaten
Bangli telah melaksanakan berbagai program yang diharapkan dapat
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Program-
program yang telah dilaksanakan itu telah menampakkan hasil sebagai berikut :
1) Cakupan K1 pada Tahun 2021 adalah sebesar 96,2% dan K4 sebesar 89,1%
kesenjangan yang terjadi antara cakupan K1 dan K4 pada tahun 2021 melebihi
angka 10%. Kesenjangan antara cakupan K1 dan K4 menunjukkan angka drop
out K1-K4, dengan kata lain jika kesenjangan K1 dengan K4 kecil maka
hampir semua ibu hamil yang melakukan kunjungan pertama pelayanan
antenatal selalu berkunjung ke pelayanan kesehatan sampai pada kunjungan
ke dua trisemester ketiga kehamilannya dengan kata lain seluruh ibu hamil
telah mendapatkan pelayanan kehamilannya sesuai dengan standar.
2) Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Kabupaten Bangli
cenderung berfluktuasi dari tahun 2015-2021, cakupan tertinggi mencapai
105,5% pada tahun 2021 dan cakupan terendah pada tahun 2017 sebesar
89,5%. Cakupan ini sudah mencapai target yang ditetapkan yaitu 100%
persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan.

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 142


3) Cakupan KN3 tertinggi selama periode 2015-2021 adalah pada tahun 2021
mencapai 104,5% dan cakupan terendah pada tahun 2017 yang hanya
mencapai 91,8% yaitu masih di bawah target program yang ditetapkan sebesar
95%. Pada tahun 2021, puskesmas dengan persentase kunjungan neonatus
lengkap (KN3) tertinggi adalah Puskesmas Kintamani IV yaitu sebesar
119,1% dan terendah adalah Puskesmas Susut I sebesar 92,8%. Cakupan
Kunjungan Neonatus dipengaruhi oleh persalinan nakes, semakin rendah
persalinan nakes maka kemungkinan kunjungan neonatus juga rendah. Selain
itu cakupan yang rendah dikarenakan kunjungan neonatus yang tidak sesuai
standar yaitu minimal tiga kali kunjungan.
4) Pada tahun 2021 cakupan pelayanan kesehatan balita sebesar 91,1%
meningkat dari tahun 2020 yang sebesar 84,4% dan capaian terendah pada
periode lima tahun terakhir adalah pada tahun 2017 yang hanya mencapai
83,5%. Puskesmas dengan presentase cakupan pelayanan kesehatan balita
yang masih rendah pada tahun 2021 adalah Puskesmas Kintamani I sebesar
73,1%. Banyaknya balita yang tidak melakukan kunjungan pemantauan
pertumbuhan minimal delapan kali setahun, sehingga mempengaruhi cakupan
kunjungan anak balita. Hal ini dikarenakan masih rendahnya kesadaran
keluarga terutama orang tua untuk membawa anaknya ke posyandu atau
pelayanan kesehatan setelah selesai jadwal imunisasi.
5) Cakupan pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar tertinggi pada tahun
2021adalah beberapa Puskesmas sudah mencapai 100 %. Cakupan terendah
89 %yaitu di wilayah kerja Puskesmas Kintamani I. Pelayanan kesehatan usia
dasar diberikan pada semua peserta didik kelas 1 dan kelas 7 di satuan
pendidikan dasar yang berada di wilayah kabupaten Bangli.
6) Cakupan pelayanan kesehatan usia produktif tertinggi pada tahun 2021adalah
di wilayah kerja Puskesmas Tembuku II yaitu sebesar 61,1% dan terendah di
wilayah kerja Puskesmas Bangli yaitu sebesar 7,5%. Rendahnya cakupan
pelayanan kesehatan usia produktif dikarenakan kesadaran masyarakat untuk
memeriksakan kesehatannya secara teratur ke fasilitaspelayanan kesehatan.
Untuk itu usaha promosi kesehatan sangat diperlukan untuk meningkatkan

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 143


kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya deteksi dini
kesehatan, serta lebih mengaktifkan pos pembinaan terpadu yang sudah
dibentuk di masing-masing desa.
7) Cakupan pelayanan kesehatan usila tertinggi pada tahun 2021 adalah
Puskesmas Kintamani VI yaitu 96,7% dan capaian terendah adalah Puskesmas
Kintamani V yang hanya mencapai 71,96%. Rendahnya pencapaian di
beberapa Puskesmas dikarenakan oleh masih rendahnya pengetahuan lansia
tentang kesehatan, sehingga perlu dilakukan pendataan ulang lansia dan
mengaktifkan kembali posyandu lansia. Selain itu pada stuasi pandemi
COVID-19 ini, kegiatan yang menyebabkan perkumpulan banyak orang
seperti posyandu dibatasi sesuai protokol kesehatan.
8) Cakupan penderita hipertensi yang mendapat pelayanan kesehatan pada tahun
2021 tertinggi sebesar 27,1% di Puskesmas Kintamani VI dan terendah di
Puskesmas Bangli yang sebesar 3,7%. Hal ini perlu mendapatkan perhatian
khusus karena dimana penyakit menular belum teratasi, namun di sisi lain
penyakit tidak menular semakin meningkat (Double Burden of Disease),
sehingga Posbindu PTM perlu dibentuk dan diaktifkan sehingga deteksi dini
dapat ditingkatkan.
9) Cakupan penderita DM yang mendapatkan pelayanan sesuai standar pada
tahun 2021 yang tertinggi adalah di Puskesmas Kintamani VI sebesar 126,3%
dan terendah di Puskesmas Kintamani II sebesar 13,6%.Rendahnya capaian di
Puskesmas Bangli Utara karena masih rendahnya skrining terhadap DM dan
kesadaran masyarakat yang berisiko untuk memeriksakan kesehatannya ke
tenaga kesehatan secara teratur.
10) Pada Tahun 2021cakupan tertinggi pelayanan kesehatan pada ODGJ Berat
adalah sebesar 110,5% di wilayah Puseksmas Tembuku II, dan terendah
33,8% di wilayah Puskesmas Bangli Utara. Rendahnya capaian pelayanan
kesehatan pada ODGJ berat disebabkan perbedaan antara sasaran proyeksi
dengan jumlah riil di lapangan. Kondisi sebenarnya di lapangan, semua pasien
ODGJ berat sudah mendapatkan pelayanan kesehatan jiwa sesuai standar.

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 144


11) Berdasarkan data 5 tahun terakhir, CNR kasus tuberkulosis tertinggi pada
tahun 2019 yaitu 38,7 per 100.000 penduduk dan terendah pada tahun 2021
yaitu sebesar 13,59 per100.000 penduduk. Semakin tinggi CNR berarti
semakin tinggi cakupan penemuan kasus tuberkulosis. CNR di suatu wilayah
selain dipengaruhi oleh upaya penemuan kasus, juga dipengaruhi oleh faktor-
faktor lain seperti kinerja sistem pencatatan dan pelaporan di wilayah tersebut,
jumlah fasyankes yang terlibat layanan DOTS, dan banyaknya pasien TB yang
tidak terlaporkan oleh Fasyankes.
12) Kumulatif persentase penderita HIV tertinggi pada tahun 2021 berada pada
rentang usia 25-49 tahun sebesar 50% dari total kasus HIV atau sebanyak 2
orang dari total seluruh kasus 4 orang. Jumlah ini menurun dari tahun
2020yang sebanyak 8 kasus

B. SARAN
1) Perlu ditingkatkannya program-program penyuluhan tentang pentingnya
ANC (Ante Natal Care), PNC (Post Natal Care) dan kunjungan neonatal
dalam upaya peningkatkan capaian program kesehatan ibu dan anak.
2) Dalam pengendalian penyakit tidak menular, skrining terhadap penyakit
tidak menular perlu ditingkatkan melalui puskesmas dan posbindu,
sehingga perlu diaktifkan dan dibentuk lebih banyak posbindu, minimal
satu desa satu posbindu.
3) Perlu ditingkatkannya skrining terhadap HIV/AIDS terutama Pencegahan
Penularan Ibu ke Anak (PPIA) pada ibu hamil. `
4) Surveilans penemuan kasus TBC perlu ditingkatkan lagi untuk
memperkecil penularan penderita ke orang lain.
5) Perlu ditingkatkannya kompetensi SDM Kesehatan melalui pelatihan dan
workshop bidang medis maupun non medis, serta penambahan SDM untuk
tenaga kesehatan yang masih kurang di masing-masing puskesmas.

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 145


6) Perlu penambahan anggaran kesehatan agar program-program kesehatan
dapat berjalan dengan optimal, sehingga caapaian-capaian program yang
masih rendah dapat ditingkatkan.
7) Perlunya penambahan alat-alat kesehatan untuk puskesmas dan
jaringannya sehingga petugas mampu memberikan pelayanan kesehatan
yang lebih optimal dan sesuai standar.

ProfilKesehatanKabupatenBangliTahun 2021 146


Lampiran
RESUME PROFIL KESEHATAN
KABUPATEN/KOTABANGLI
TAHUN2021
ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
I GAMBARAN UMUM
1 Luas Wilayah 521 Km2 Tabel 1
2 Jumlah Desa/Kelurahan 73 Desa/Kelurahan Tabel 1
3 Jumlah Penduduk 116 114 262.526 Jiwa Tabel 2
4 Rata-rata jiwa/rumah tangga #DIV/0! Jiwa Tabel 1
5 Kepadatan Penduduk /Km2 442,0 Jiwa/Km2 Tabel 1
6 Rasio Beban Tanggungan 209,3 per 100 penduduk produktif Tabel 2
7 Rasio Jenis Kelamin 102,2 Tabel 2
8 Penduduk 15 tahun ke atas melek huruf 94,4 83,4 88,9 % Tabel 3
9 Penduduk 15 tahun yang memiliki ijazah tertinggi
a. SMP/ MTs 0,2 18,9 19,0 % Tabel 3
b. SMA/ MA 0,2 12,7 16,8 % Tabel 3
c. Sekolah menengah kejuruan 0,1 0,5 5,2 % Tabel 3
d. Diploma I/Diploma II 0,1 0,5 1,0 % Tabel 3
e. Akademi/Diploma III 0,1 1,1 0,5 % Tabel 3
f. S1/Diploma IV 0,1 0,1 5,7 % Tabel 3
g. S2/S3 (Master/Doktor) 0,1 0,0 0,0 % Tabel 3

II SARANA KESEHATAN
II.1 Sarana Kesehatan
10 Jumlah Rumah Sakit Umum 1 RS Tabel 4
11 Jumlah Rumah Sakit Khusus 1 RS Tabel 4
12 Jumlah Puskesmas Rawat Inap 5 Puskesmas Tabel 4
13 Jumlah Puskesmas non-Rawat Inap 7 Puskesmas Tabel 4
14 Jumlah Puskesmas Keliling 12 Puskesmas keliling Tabel 4
ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
15 Jumlah Puskesmas pembantu 57 Pustu Tabel 4
16 Jumlah Apotek 21 Apotek Tabel 4
17 RS dengan kemampuan pelayanan gadar level 1 100,0 % Tabel 6

II.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan


18 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan 92714,1 89194,9 181908,9 orang Tabel 5
19 Cakupan Kunjungan Rawat Inap 5602,0 5987,0 11589,0 orang Tabel 5
20 Angka kematian kasar/Gross Death Rate (GDR) di RS 64,9 32,2 #REF! per 1.000 pasien keluar Tabel 7
21 Angka kematian murni/Nett Death Rate (NDR) di RS 50,1 19,7 #REF! per 1.000 pasien keluar Tabel 7
22 Bed Occupation Rate (BOR) di RS 52,9 % Tabel 8
23 Bed Turn Over (BTO) di RS 11,1 Kali Tabel 8
24 Turn of Interval (TOI) di RS 15,5 Hari Tabel 8
25 Average Length of Stay (ALOS) di RS 14,7 Hari Tabel 8
26 Puskesmas dengan ketersediaan obat vaksin & essensial 100% % Tabel 9

II.3 Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)


27 Jumlah Posyandu 356 Posyandu Tabel 10
28 Posyandu Aktif 77,8 % Tabel 10
29 Rasio posyandu per 100 balita 110,4 per 100 balita Tabel 10
30 Posbindu PTM 69 Posbindu PTM Tabel 10

III SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN


31 Jumlah Dokter Spesialis 0 0 95 Orang Tabel 11
32 Jumlah Dokter Umum 0 0 72 Orang Tabel 11
33 Rasio Dokter (spesialis+umum) 42 per 100.000 penduduk Tabel 11
34 Jumlah Dokter Gigi + Dokter Gigi Spesialis 0 0 34 Orang Tabel 11
35 Rasio Dokter Gigi (termasuk Dokter Gigi Spesialis) 15 per 100.000 penduduk Tabel 11
36 Jumlah Bidan 151 346 Orang Tabel 12
37 Rasio Bidan per 100.000 penduduk 0 151 per 100.000 penduduk Tabel 12
38 Jumlah Perawat 0 0 739 Orang Tabel 12
ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
39 Rasio Perawat per 100.000 penduduk 324 per 100.000 penduduk Tabel 12
40 Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat 1 2 24 Orang Tabel 13
41 Jumlah Tenaga Sanitasi 2 4 39 Orang Tabel 13
42 Jumlah Tenaga Gizi 0 4 55 Orang Tabel 13
43 Jumlah Tenaga Kefarmasian 0 0 86 Orang Tabel 15

IV PEMBIAYAAN KESEHATAN
44 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan 111,7 % Tabel 17
45 Desa yang memanfaatkan dana desa untuk kesehatan 100,0 % Tabel 18
46 Total anggaran kesehatan Rp0 Rp Tabel 19
47 APBD kesehatan terhadap APBD kab/kota 0,0 % Tabel 19
48 Anggaran kesehatan perkapita Rp0 Rp Tabel 19

V KESEHATAN KELUARGA
V.1 Kesehatan Ibu
49 Jumlah Lahir Hidup 181 186 3.393 Orang Tabel 20
50 Angka Lahir Mati (dilaporkan) 0,0 1,0 6,4 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 20
51
Jumlah Kematian Ibu 0 5 Ibu Tabel 21
52 per 100.000 Kelahiran
Angka Kematian Ibu (dilaporkan) 1,0 147,4 Hidup Tabel 21
53 Kunjungan Ibu Hamil (K1) 96,2 96,2 % Tabel 23
54 Kunjungan Ibu Hamil (K4) 93,4 89,1 % Tabel 23
55 Ibu hamil dengan imunisasi Td2+ 145,1 0,0 % Tabel 24
56 Ibu Hamil Mendapat Tablet Tambah Darah 90 91,2 94,6 % Tabel 27
57 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan 101,1 97,3 % Tabel 23
58 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan di Fasyankes 101,1 97,3 % Tabel 23
59 Pelayanan Ibu Nifas KF3 101,9 95,4 % Tabel 23
60 Ibu Nifas Mendapat Vitamin A 101,1 96,0 % Tabel 23
61 Penanganan komplikasi kebidanan 17,1 52,7 % Tabel 30
ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
62 Peserta KB Aktif 79,6 % Tabel 28
63 Peserta KB Pasca Persalinan 34,0 % Tabel 29

V.2 Kesehatan Anak


64 Jumlah Kematian Neonatal 3 2 41 neonatal Tabel 31
65 Angka Kematian Neonatal (dilaporkan) 1,0 1,0 12,1 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 31
66 Jumlah Bayi Mati 3 2 40 bayi Tabel 31
67 Angka Kematian Bayi (dilaporkan) 2,0 1,0 11,8 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 31
68 Jumlah Balita Mati 3 2 1 Balita Tabel 31
69 Angka Kematian Balita (dilaporkan) 2,0 1,0 0,3 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 31
70 Penanganan komplikasi Neonatal 24,0 7,8 52,7 % Tabel 30
71 Bayi baru lahir ditimbang 108,4 108,8 105,5 % Tabel 33
72 Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) 3,3 0,5 4,7 % Tabel 33
73 Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) 107,8 108,8 105,5 % Tabel 34
74 Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) 105,4 116,4 104,5 % Tabel 34
75 Bayi yang diberi ASI Eksklusif 90,2 % Tabel 35
76 Pelayanan kesehatan bayi 115,0 97,7 110,7 % Tabel 36
77 Desa/Kelurahan UCI 100,0 % Tabel 37
78 Cakupan Imunisasi Campak/MR pada Bayi 6,2 101,5 104,7 % Tabel 39
79 Imunisasi dasar lengkap pada bayi 106,9 101,0 104,0 % Tabel 39
80 Bayi Mendapat Vitamin A 99,9 % Tabel 41
81 Anak Balita Mendapat Vitamin A 99,9 % Tabel 41
82 Pelayanan kesehatan balita 76,7 79,8 91,1 % Tabel 42
83 Balita ditimbang (D/S) 77,0 % Tabel 43
84 Balita gizi kurang (BB/umur) 3,0 % Tabel 44
85 Balita pendek (TB/umur) 1,0 % Tabel 44
86 Balita kurus (BB/TB) 1,2 Tabel 44
87 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 1 SD/MI 97,8 % Tabel 45
88 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 7 SMP/MTs 98,9 % Tabel 45
89 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 10 SMA/MA 99,8 % Tabel 45
ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
90 Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar 60,2 % Tabel 45

V.3 Kesehatan Usia Produktif dan Usia Lanjut


91 Pelayanan Kesehatan Usia Produktif 45,7 64,2 36,2 % Tabel 48
92 Pelayanan Kesehatan Usila (60+ tahun) 57,4 88,2 86,2 % Tabel 49

VI PENGENDALIAN PENYAKIT
VI.1 Pengendalian Penyakit Menular Langsung
93 Persentase orang terduga TBC mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar 97 % Tabel 51
94 CNR seluruh kasus TBC 1.383 per 100.000 penduduk Tabel 51
95 Case detection rate TBC 11,24 % Tabel 51
96 Cakupan penemuan kasus TBC anak 0,00 % Tabel 51
97 Angka kesembuhan BTA+ 0,0 0,0 0,0 % Tabel 52
98 Angka pengobatan lengkap semua kasus TBC 92,0 83,3 89,2 % Tabel 52
99 Angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) semua kasus
TBC 92,0 83,3 89,2 % Tabel 52
100 Jumlah kematian selama pengobatan tuberkulosis 0,0 per 100.000 penduduk Tabel 52
101 Penemuan penderita pneumonia pada balita 2,1 % Tabel 53
102 Puskesmas yang melakukan tatalaksana standar pneumonia
min 60% 100% % Tabel 53
103 Jumlah Kasus HIV 4 0 4 Kasus Tabel 54
104 Jumlah Kasus Baru AIDS 0 0 0 Kasus Tabel 55
105 Jumlah Kematian akibat AIDS 0 0 0 Jiwa Tabel 55
106 Persentase Diare ditemukan dan ditangani pada balita 16,2 % Tabel 56
107 Persentase Diare ditemukan dan ditangani pada semua umur 28,7 % Tabel 56
108 Jumlah Kasus Baru Kusta (PB+MB) 1 0 1 Kasus Tabel 57
109 Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) 30 15 15 per 100.000 penduduk Tabel 57
110 Persentase Kasus Baru Kusta anak 0-14 Tahun 0,0 % Tabel 58
111 Persentase Cacat Tingkat 0 Penderita Kusta 100,0 % Tabel 58
ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
112 Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 0,0 % Tabel 58
113 Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 0,0 per 100.000 penduduk Tabel 58
114 Angka Prevalensi Kusta 0,0 per 10.000 Penduduk Tabel 59
115 Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) 0,0 0,0 0,0 % Tabel 60
116 Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) 0,0 0,0 0,0 % Tabel 60

VI.2 Pengendalian Penyakit yang Dapat Dicegah dengan


Imunisasi
117 per 100.000 penduduk <15
AFP Rate (non polio) < 15 tahun 0,9 tahun Tabel 61
118 Jumlah kasus difteri 0 0 0 Kasus Tabel 62
119 Case fatality rate difteri #DIV/0! % Tabel 62
120 Jumlah kasus pertusis 0 0 0 Kasus Tabel 62
121 Jumlah kasus tetanus neonatorum 0 0 0 Kasus Tabel 62
122 Case fatality rate tetanus neonatorum #DIV/0! % Tabel 62
123 Jumlah kasus hepatitis B 0 0 0 Kasus Tabel 62
124 Jumlah kasus suspek campak 0 0 0 Kasus Tabel 62
125 Insiden rate suspek campak 0,0 0,0 0,0 per 100.000 penduduk Tabel 62
126 KLB ditangani < 24 jam #DIV/0! % Tabel 63

VI.3 Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik


127 Angka kesakitan (incidence rate)DBD 42,0 39,0 81,0 per 100.000 penduduk Tabel 65
128 Angka kematian (case fatality rate) DBD 0,0 0,0 0,0 % Tabel 65
129 Angka kesakitan malaria (annual parasit incidence) 0,0 0,0 0,0 per 1.000 penduduk Tabel 66
130 Konfirmasi laboratorium pada suspek malaria 0,0 % Tabel 66
131 Pengobatan standar kasus malaria positif 0,0 % Tabel 66
132 Case fatality rate malaria 0,0 0,0 0,0 % Tabel 66
133 Penderita kronis filariasis 0 0 0 Kasus Tabel 67
ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
VI.4 Pengendalian Penyakit Tidak Menular
135 Penderita Hipertensi Mendapat Pelayanan Kesehatan 3080,0 3468,0 27,1 % Tabel 68
136 Penyandang DM mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
standar 31,7 % Tabel 69
138 % perempuan usia 30-50
Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara 2,1 tahun Tabel 70
139 Persentase IVA positif pada perempuan usia 30-50 tahun 0,7 % Tabel 70
140 % tumor/benjolan payudara pada perempuan 30-50 tahun 0,1 % Tabel 70
141 Pelayanan Kesehatan Orang dengan Gangguan Jiwa Berat 67,9 % Tabel 71

VII KESEHATAN LINGKUNGAN


142 Sarana air minum dengan risiko rendah dan sedang 25,6 % Tabel 72
143 Sarana air minum memenuhi syarat 90,0 % Tabel 72
144 KK dengan akses terhadap sanitasi yang layak (jamban sehat) 63,9 % Tabel 73
145 Desa STBM 0,0 % Tabel 74
146 Tempat-tempat umum memenuhi syarat kesehatan 95,9 % Tabel 75
147 Tempat pengelolaan makanan memenuhi syarat kesehatan 58,9 % Tabel 76
Tabel 1
LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA,
DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2021

LUAS JUMLAH JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN


JUMLAH
NO KECAMATAN WILAYAH DESA + RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK
2 DESA KELURAHAN PENDUDUK 2
(km ) KELURAHAN TANGGA TANGGA per km
1 2 3 5 6 7 8 9 10 11
1 SUSUT 49.3 9 0 9 49,085 995.6
2 BANGLI 56.3 5 4 9 54,894 975.0
3 TEMBUKU 48.3 7 0 7 44022 1136.5
4 KINTAMANI 366.6 48 0 48 114,525 312.4
KABUPATEN/KOTA 520.5 69 4 73 262,534 - 442.0

Sumber:
Catatan : *)
Tabel 2
JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR
KABUPATEN/KOTAKABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2021
( x 1000)
Jumlah Penduduk
No Kelompok Umur Rasio Jenis Kelamin
Laki-Laki Perempuan Laki-Laki +Perempuan
1 0-4 8617 8089 16706 107
2 5-9 9157 8861 18018 103
3 10-14 9940 9339 19279 106
4 15-19 10542 9778 20320 108
5 20-24 10196 9867 20063 103
6 25-29 10261 9841 20102 104
7 30-34 10403 10243 20646 102
8 35-39 10431 9976 20407 105
9 40-44 10214 9953 20167 103
10 45-49 9275 9045 18320 103
11 50-54 7338 7599 14937 97
12 55-59 6960 7278 14238 96
13 60-64 6241 6563 12804 95
14 65-69 4768 4962 9730 96
15 70-75 3453 3700 7153 93
16 75+ 4413 5223 9636 84
Kabupaten Bangli 132209 130317 262526 101
KABUPATEN/KOTA 116.24 113.76 262,526.00 102.18
ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO)
209.35

Sumber:
Catatan : *)
Tabel 3
PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF
DAN IJAZAH TERTINGGI YANG DIPEROLEH MENURUT JENIS KELAMIN
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN2021

JUMLAH PERSENTASE
NO VARIABEL LAKI-LAKI+ LAKI-LAKI+
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN
PEREMPUAN PEREMPUAN
1 2 3 4 5 6 7 8

1 PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS 90.65 89.55 180.2 77.99 78.72 78.35

2 PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF 94.37 83.41 88.94

3 PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN:


a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH 17.93 27.21 22.53
b. SD/MI 27.00 29.57 28.74
c. SMP/ MTs 0.19 18.9 18.99
d. SMA/ MA 0.21 12.68 16.81
e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 0.06 4.35 5.15
f. DIPLOMA I/DIPLOMA II 0.06 0.46 1.01
g. AKADEMI/DIPLOMA III 0.06 1.09 0.54
h. S1/DIPLOMA IV 0.06 5.11 5.69
i. PROFESI 0.06 0.13 0.13
j. S2 ( MASTER) 0.06 0.51 0.40
k. S3 (DOKTOR) 0.06 0 0.00
Tabel 4.

JUMLAH FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN


KABUPATEN/KOTABANGLI
TAHUN 2021

PEMILIKAN/PENGELOLA
NO FASILITAS KESEHATAN PEM. PEM.KAB/ TNI/ LAIN-
KEMENKES BUMN SWASTA JUMLAH
PROV KOTA POLRI LAIN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
RUMAH SAKIT
1 RUMAH SAKIT UMUM 1 1
2 RUMAH SAKIT KHUSUS 1 1
3 RUMAH SAKIT SWASTA 1 1
PUSKESMAS DAN JARINGANNYA
1 PUSKESMAS RAWAT INAP 5 5
- JUMLAH TEMPAT TIDUR 41 41
2 PUSKESMAS NON RAWAT INAP 7 7
3 PUSKESMAS KELILING 12 12
4 PUSKESMAS PEMBANTU 57 57
5 POSKESDES 26 26
6 POLINDES 9 9
SARANA PELAYANAN LAIN
1 RUMAH BERSALIN -
2 KLINIK PRATAMA 1 5 6
3 KLINIK UTAMA -
4 BALAI PENGOBATAN -
5 PRAKTIK DOKTER BERSAMA 3 3
6 PRAKTIK DOKTER UMUM PERORANGAN 40 40
7 PRAKTIK DOKTER GIGI PERORANGAN 10 10
8 PRAKTIK DOKTER SPESIALIS PERORANGAN 13 13
9 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL 169 169
10 BANK DARAH RUMAH SAKIT -
11 UNIT TRANSFUSI DARAH 1 1
12 LABORATORIUM KESEHATAN 1 1 2
SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN
1 INDUSTRI FARMASI -
2 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL -
3 USAHA MIKRO OBAT TRADISIONAL -
4 PRODUKSI ALAT KESEHATAN DAN PKRT -
5 PEDAGANG BESAR FARMASI -
6 PENYALUR ALAT KESEHATAN -
7 APOTEK 21 21
8 APOTEK PRB 2 2
9 TOKO OBAT 5 5
10 TOKO ALKES -
11 OPTIK 3 3

Sumber :
Tabel 5

JUMLAH KUNJUNGAN PASIEN BARU RAWAT JALAN, RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA
DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2021

JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN


JIWA
NO SARANA PELAYANAN KESEHATAN
RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
JUMLAH KUNJUNGAN
92,714 89,195 181,909 5,602 5,987 11,589 7,833 4,781 12,614
JUMLAH PENDUDUK PROVINSI 112.40 114 230 112 114 230
CAKUPAN KUNJUNGAN (%) 82,485.8 78,406.2 79,090.8 4,984.0 5,251.8 5,038.7
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat
I
Pertama
1 BANGLI 4,454 4,874 9,328 0 0 0 10 7 17
BANGLI UTARA 3,131 4,380 7,511 0 27 9 36
SUSUT I 7,325 8,036 15,361 2 13 15 40 40 80
SUSUT II 6,349 4,684 11,033 0 0 0 53 35 88
TEMBUKU I 3,727 4,520 8,247 0 0
TEMBUKU II 3,745 4,567 8,312 35 116 151 40 49 89
KINTAMANI I 2,924 3,173 6,097 0 42 42 103 85 188
KINTAMANI II 2,098 3,270 5,368 0 0 0 21 20 41
KINTAMANI III 650 648 1,298 7 54 61 16 7 23
KINTAMANI IV
KINTAMANI V 3,993 5,316 9,309 0 39 39 7 8 15
KINTAMANI VI 2,936 3,546 6,482 0 0 0 17 13 30
41,332 47,014 88,346 44 264 308 334 273 607

2 Klinik Pratama 7,476 8,288 15,764 10 57 67 0 3 3


Klinik Pratama BMC 933 905 1,838 0 0 0 0
Poskes 09.10.06 Bangli 502 249 751 0 0 0 0
Klinik Polres Bangli 1,257 1,731 2,988 0 0 0 0 0 0
Klinik Kintamani 3.029 2.926 5.955 2 13 15 0
Klinik ISO Medika 305 338 643 1 15 16 0
Klinik Era Medika 2,741 3,657 6,398 6 24 30 0 3 3
Klinik BHS 771 669 1,440 0 0 0
Klinik Bali Pratama 964 736 1,700 1 5 6 0
14,952 16,576 31,528 20 114 134 0 6 6

3 Praktik Mandiri Dokter 0 0 0 0 0 0 0 0 0


0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0

4 Praktik Mandiri Dokter Gigi 0 0 0 0 0 0 0 0 0


0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0

5 Praktik Mandiri Bidan 0 0 0 0 0 0 0 0 0


0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0 0
0 0 0
SUB JUMLAH I 56,284 63,590 119,874 10 57 67 10 10 20

II Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat


Lanjut

A Rumah Sakit Umum


Bangli 27,619 20,525 48,144 4,473 5,426 9,899 675 715 1,390
31 RSUD Bangli 22,980 16,323 39,303 2,110 2,448 4,558 0 0 0
32 RSU Bangli Medika Canti 4,639 4,202 8,841 2,363 2,978 5,341 675 715 1,390
27,619 20,525 48,144 4,473 5,426 9,899 675 715 1,390

B Rumah Sakit Khusus 0 0 0 0 0 0 0 0 0


Bangli 8,811 5,080 13,891 1,119 504 1,623 7,148 4,056 11,204
7 RS Jiwa Provinsi Bali 8811 5080 13891 1119 504 1623 7148 4056 11204

C Praktik Mandiri Dokter Spesialis 0 0 0 0 0 0 0 0 0


0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0

SUB JUMLAH II 36,430 25,605 62,035 5,592 5,930 11,522 7,823 4,771 12,594
Sumber: Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan Dan pelayanan Kesehatan Primer Dinas kesehatan Prov Bali Th.2021.
Catatan: Puskesmas non rawat inap hanya melayani kunjungan rawat jalan
Tabel 6

PERSENTASE RUMAH SAKIT DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2021

MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR LEVEL


NO RUMAH SAKIT JUMLAH I
JUMLAH %
1 2 3 4 5

1 RUMAH SAKIT UMUM 2 2 100.0

2 RUMAH SAKIT KHUSUS 1 1 100.0

KABUPATEN/KOTA 3 3 100.0

Sumber :
Tabel 7

ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

PASIEN
PASIEN KELUAR PASIEN KELUAR KELUAR MATI
JUMLAH Gross Death Rate Net Death Rate
NAMA RUMAH (HIDUP + MATI) MATI ≥48 JAM
NO TEMPAT
SAKITa DIRAWAT
TIDUR L+ L+
L P L+P L P L P L P L+P L P L+P
P P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 RS Umum Bangli 157 2,110 2,448 4,558 308 148 456 258 100 358 56.6 21.9 78.5 50.0 48.0 98.0

2 RS Jiwa Prov Bali 400 1,128 496 1,624 3 2 5 3 2 5 3.0 2.0 5.0 3.0 2.0 5.0

3 RS BMC 100 2,374 2,994 5,368 53 41 94 20 15 35 33.0 26.0 59.0 53.0 41.0 94.0

KABUPATEN/KOTA 657 5,612 5,938 11,550 364 191 555 281 117 398 64.9 32.2 48.1 50.1 19.7 34.5

Sumber:
Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta
Tabel 8

INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT


KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2021

JUMLAH
a PASIEN KELUAR JUMLAH HARI JUMLAH LAMA ALOS
NO NAMA RUMAH SAKIT TEMPAT BOR (%) BTO (KALI) TOI (HARI)
(HIDUP + MATI) PERAWATAN DIRAWAT (HARI)
TIDUR

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2 RS Umum Bangli 157 292 42.4 29 4 5
24270 19491
3 RS Jiwa Prov Bali 400 1,632 85,381 76,218 58.5 4 39 47

4 RS BMC 100 5,368 17,107 11,739 46.9 54 4 3

KABUPATEN/KOTA 657 7,292 126,758 107,448 52.9 11 16 15


Sumber: Seksi pelayanan Kesehatan Rujukan Dinas Kesehatan Prov Bali Th.2021.
Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta
Tabel 9

PERSENTASE PUSKESMAS DENGAN KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN ESENSIAL


KABUPATEN/KOTA
TAHUN 2021

KETERSEDIAAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS OBAT & VAKSIN
ESENSIAL*
1 2 3 4
1 BANGLI BANGLI 1044
2 BANGLI UTARA 954
3 TEMBUKU TEMBUKU I 1095
4 TEMBUKU II 1099
5 SUSUT SUSUT I 1052
6 SUSUT II 1040
7 KINTAMANI KINTAMANI I 1088
8 KINTAMANI II 1017
9 KINTAMANI III 992
10 KINTAMANI IV 1110
11 KINTAMANI V 1056
12 KINTAMANI VI 1,094
JUMLAH PUSKESMAS YANG MEMILIKI 80% OBAT DAN VAKSIN ESENSIAL V
JUMLAH PUSKESMAS YANG MELAPOR V
% PUSKESMAS DENGAN KETERSEDIAAN OBAT & VAKSIN ESENSIAL 100.00%
Sumber: Seksi Kefarmasian .
Keterangan: *) beri tanda "V" jika puskesmas memiliki obat dan vaksin esensial ≥80%
*) beri tanda "X" jika puskesmas memiliki obat dan vaksin esensial <80%
*) jika puskesmas tersebut tidak melapor, mohon dikosongkan atau tidak memberi tanda "V" maupun "X"
Tabel 10

JUMLAH POSYANDU DAN POSBINDU PTM* MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS


KABUPATEN/KOTA #REF!
TAHUN 2021

STRATA POSYANDU POSYANDU JUMLAH


NO KECAMATAN PUSKESMAS PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI AKTIF* POSBIND
JUMLAH
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % U PTM**
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 BANGLI BANGLI 0 0.0 0 0.0 31 96.9 1 3.1 32 32 100.0 5
2 BANGLI UTARA 0 0.0 0 0.0 34 91.9 3 8.1 37 37 100.0 5
3TEMBUKU TEMBUKU I 0 0.0 0 0.0 33 100.0 0 0.0 33 33 100.0 2
4 TEMBUKU II 0 0.0 0 0.0 19 86.4 3 13.6 22 22 100.0 1
5SUSUT SUSUT I 0 0.0 0 0.0 33 94.3 2 5.7 35 35 100.0 6
6 SUSUT II 0 0.0 0 0.0 27 96.4 1 3.6 28 28 100.0 5
7KINTAMANI KINTAMANI I 0 0.0 0 0.0 32 100.0 0 0.0 32 32 100.0 8
8 KINTAMANI II 0 0.0 16 64.0 9 36.0 0 0.0 25 9 100.0 7
9 KINTAMANI III 0 0.0 6 17.6 26 76.5 2 5.9 34 28 100.0 10
10 KINTAMANI IV 0 0.0 26 89.7 3 10.3 0 0.0 29 3 100.0 6
11 KINTAMANI V 0 0.0 31 88.6 4 11.4 0 0.0 35 4 100.0 4
12 KINTAMANI VI 0 0.0 0 0.0 14 100.0 0 0.0 14 14 100.0 9
Dinkes 1
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0.0 79 22.2 265 74.4 12 3.4 356 277 77.8 69
RASIO POSYANDU PER 100 BALITA 110.4
Sumber: Seksi Promkes
*Posyandu aktif: posyandu purnama + mandiri
**PTM: Penyakit Tidak Menular
Tabel 11

JUMLAH TENAGA MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN


KABUPATEN/KOTA 0
TAHUN 2021

DOKTER
DR SPESIALIS a DOKTER UMUM TOTAL DOKTER GIGI TOTAL
NO UNIT KERJA GIGI SPESIALIS
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
I FKTP
1 BANGLI 0 0 0 1 3 4 1 3 4 1 1 2 0 0 0 1 1 2
2 BANGLI UTARA 0 0 0 1 1 2 1 1 2 1 1 2 0 0 0 1 1 2
3 TEMBUKU I 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 2 3 0 0 0 1 2 3
4 TEMBUKU II 0 0 0 0 2 2 0 2 2 2 0 2 0 0 0 2 0 2
5 SUSUT I 0 0 0 1 1 2 1 1 2 0 1 1 0 0 0 0 1 1
6 SUSUT II 0 0 0 2 0 2 2 0 2 1 2 3 0 0 0 1 2 3
7 KINTAMANI I 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1
8 KINTAMANI II 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1
9 KINTAMANI III 0 0 0 2 0 2 2 0 2 1 0 1 0 0 0 1 0 1
10 KINTAMANI IV 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1
11 KINTAMANI V 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1
12 KINTAMANI VI 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1

SUB JUMLAH I 0 0 0 12 8 20 12 8 20 10 9 19 0 0 0 10 9 19
II SARANA KESEHATAN 65 30 95 30 42 72 95 72 167 3 6 9 0 0 0 3 6 9
1 RSU Bangli 27 12 39 9 18 27 36 30 66 2 4 6 0 0 0 2 4 6
2 RS BMC 28 10 38 7 6 13 35 16 51 1 0 1 0 0 0 1 0 1
3 RS Jiwa Provinsi Bali 10 8 18 14 18 32 24 26 50 0 2 2 0 0 0 0 2 2
SUB JUMLAH II 65 30 95 30 42 72 95 72 167 3 6 9 0 0 0 3 6 9
SARANA KESEHATAN LAINNYA 0 0 0 12 3 15 12 3 15 1 5 6 0 0 0 1 5 6
1 Klinik Iso Medika 0 0 0 3 0 3 3 0 3 0 1 1 0 0 0 0 1 1
2 Klinik BMC 0 0 0 2 1 3 2 1 3 0 1 1 0 0 0 0 1 1
3 Klinik Er4 Medika 0 0 0 2 0 2 2 0 2 1 0 1 0 1 0 1
4 Klinik Kintamani 0 0 0 2 0 2 2 0 2 0 1 1 0 0 0 0 1 1
5 Klinik BHS 0 0 0 3 0 3 3 0 3 0 1 1 0 0 0 0 1 1
6 Klinik Polres Bangli 0 0 0 0 2 2 0 2 2 0 1 1 0 0 0 0 1 1
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SDMK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
b
JUMLAH (KAB/KOTA) 65 30 95 54 53 107 119 83 202 14 20 34 0 0 0 14 20 34
b
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 41.6 46.8 88.4 14.9 0.0 14.9
Sumber: Seksi SDMK
Keterangan : a) Jumlah termasuk S3;
b) Tenaga kesehatan yang bertugas di lebih dari satu tempat, hanya dihitung satu kali
Tabel 12

JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN DI FASILITAS KESEHATAN


KABUPATEN/KOTA 0
TAHUN 2021

PERAWATa
NO UNIT KERJA BIDAN
L P L+P
1 2 3 4 5 6
FKTP Bangli 6 11 17 18
1 BANGLI UTARA 7 6 13 19
2 TEMBUKU I 5 8 13 19
3 TEMBUKU II 8 6 14 27
4 SUSUT I 5 13 18 24
5 SUSUT II 2 12 14 16
6 KINTAMANI I 6 9 15 25
7 KINTAMANI II 4 0 4 17
9 KINTAMANI III 5 4 9 25
10 KINTAMANI IV 6 4 10 17
11 KINTAMANI V 7 11 18 20
12 KINTAMANI VI 2 5 7 12
total puskesmas 63 89 152 239
11 SARANA KESEHATAN 200 377 577 102
12 RSU Bangli 66 118 184 74
13 RS BMC 17 77 94 26
14 RS Jiwa Provinsi Bali 117 182 299 2
total rumah sakit 200 377 577 102
SARANA KESEHATAN LAINNYA
1 klinik kintamani 1 1 2 2
2 klinik era medika 0 1 1 6
3 klinik pratama BMC 0 2 2 0
4 klinik Rutan 1 1 2 0
5 Klinik polres 1 2 3 1
6 klinik kodim 4 0 4 0
7 klinik lapas narkoba 1 0 1 0
8 klinik bangli husada sejahtera 0 2 2 5
total sarana lain 8 9 17 14
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0
SDMK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 4 6 10 5
JUMLAH (KAB/KOTA)b 267 472 739 346
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUKb 323.6 151.5

Sumber: seksi SDMK


Keterangan : a) Jumlah termasuk S3; b) Tenaga kesehatan yang bertugas di lebih dari satu tempat, hanya dihitung satu kali
Tabel 13

JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT, KESEHATAN LINGKUNGAN, DAN GIZI DI FASILITAS KESEHATAN
KABUPATEN/KOTA 0
TAHUN 2021

KESEHATAN KESEHATAN
GIZI
NO UNIT KERJA MASYARAKAT LINGKUNGAN
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
I FKTP
1 BANGLI 0 1 1 1 2 3 0 2 2
2 BANGLI UTARA 0 1 1 2 1 3 0 2 2
3 TEMBUKU I 1 0 1 2 1 3 1 1 2
4 TEMBUKU II 0 1 1 1 1 2 0 2 2
5 SUSUT I 0 1 1 1 1 2 0 1 1
6 SUSUT II 0 1 1 1 0 1 0 1 1
7 KINTAMANI I 1 0 1 0 1 1 0 2 2
8 KINTAMANI II 0 1 1 0 1 1 1 0 1
9 KINTAMANI III 1 0 1 0 1 1 1 2 3
10 KINTAMANI IV 1 0 1 1 0 1 0 2 2
11 KINTAMANI V 0 1 1 2 1 1 0 1 1
12 KINTAMANI VI 0 1 1 1 0 3 0 1 1

Jumlah 4 8 12 12 10 22 3 17 20
12 SARANA KESEHATAN 4 5 9 3 8 11 7 24 31
0 RSU Bangli 0 1 1 3 7 10 4 12 16
0 RS BMC 0 0 0 0 1 1 0 3 3
II RS Jiwa Provinsi Bali 4 4 8 0 3 9 12
4 5 9 3 8 11 7 24 31
SARANA KESEHATAN LAINNYA 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 klinik kintamani 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 klinik era medika 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 klinik pratama BMC 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 klinik rutan 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Klinik Polres Bangli 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 klinik kodim 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 klinik lapas narkoba 0 0 0 0 0 0
8 klinik bangli husada sejahtera 0 0 0 0 0 0
total klinik 0 0 0 0 0 0 0 0 0
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SDMK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 1 2 3 2 4 6 0 4 4
JUMLAH (KAB/KOTA)a 9 15 24 17 22 39 10 45 55
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUKa 10.5 17.1 24.1

Sumber: Seksi SDMK


Keterangan : a) Tenaga kesehatan yang bertugas di lebih dari satu tempat, hanya dihitung satu kali
Tabel 14

JUMLAH TENAGA TEKNIK BIOMEDIKA, KETERAPIAN FISIK, DAN KETEKNISAN MEDIK DI FASILITAS KESEHATAN
KABUPATEN/KOTA 0
TAHUN2021

AHLI
TENAGA TEKNIK
TEKNOLOGI KETEKNISIAN
NO UNIT KERJA BIOMEDIKA KETERAPIAN FISIK
LABORATORIUM MEDIS
LAINNYA
MEDIK
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
I FKTP
1 BANGLI 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 3 3
2 BANGLI UTARA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
3 TEMBUKU I 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1
4 TEMBUKU II 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 SUSUT I 0 1 1 0 0 0 0 0 0 3 1 4
6 SUSUT II 0 1 1 0 0 0 0 0 0 2 2 4
7 KINTAMANI I 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
8 KINTAMANI II 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 KINTAMANI III 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
10 KINTAMANI IV 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
9 KINTAMANI V 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 KINTAMANI VI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
0 7 7 0 0 0 0 0 0 8 9 17
12 SARANA KESEHATAN 9 23 32 15 3 18 3 6 9 10 16 26
0 RSU Bangli 7 5 12 9 3 12 1 1 2 1 3 4
0 RS BMC 0 9 9 0 0 0 0 0 0 6 1 7
II RS Jiwa Provinsi Bali 2 9 11 6 0 6 2 5 7 3 12 15
total 9 23 32 15 3 18 3 6 9 10 16 26
SARANA KESEHATAN LAINNYA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 Klinik Kintamani 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 klinik era medika 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 klinik Pratama BMC 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Klinik Rutan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Klinik Polres 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 KlinikKodim 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Klinik Lapas Narkoba 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 Klinik Bangli Husada 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SDMK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1
JUMLAH (KAB/KOTA)a 9 31 40 15 3 18 3 6 9 19 25 44
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUKa 17.5 7.9 3.9 19.3

Sumber: Seksi SDMK


Keterangan : a) Tenaga kesehatan yang bertugas di lebih dari satu tempat, hanya dihitung satu kali
Tabel 15

JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DI FASILITAS KESEHATAN


KABUPATEN/KOTA 0
TAHUN 2021

TENAGA KEFARMASIAN
TENAGA TEKNIS
NO UNIT KERJA APOTEKER TOTAL
KEFARMASIANa
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
I FKTP
1 BANGLI 1 1 2 0 0 0 1 1 2
2 BANGLI UTARA 0 1 1 0 1 1 0 2 2
3 TEMBUKU I 1 2 3 0 0 0 1 2 3
4 TEMBUKU II 0 1 1 0 0 0 0 1 1
5 SUSUT I 1 0 1 0 0 0 1 0 1
6 SUSUT II 1 2 3 0 0 0 1 2 3
7 KINTAMANI I 0 1 1 0 0 0 0 1 1
8 KINTAMANI II 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 KINTAMANI III 0 1 1 0 1 1 0 2 2
10 KINTAMANI IV 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 KINTAMANI V 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 KINTAMANI VI 0 1 1 0 0 0 0 1 1
total puskesmas 3 9 12 0 2 2 3 11 14
12 SARANA KESEHATAN 2 39 41 7 15 22 9 54 63
0 RSU Bangli 0 10 10 3 4 7 3 14 17
0 RS BMC 0 21 21 0 7 7 0 28 28
II RS Jiwa Provinsi Bali 2 8 10 4 4 8 6 12 18
Total Rs 2 39 41 7 15 22 9 54 63
SARANA KESEHATAN LAINNYA 1 3 4 1 3 4 2 6 8
1 Klinik Iso Medika 0 1 1 1 1 2 1 2 3
2 Klinik BMC 0 2 2 0 1 1 0 3 3
3 klinik BHS 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Klinik Kintamani 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Klinik BHS 0 0 0 0 1 1 0 1 1
6 Klinik Polres Bangli 1 0 1 0 0 0 1 0 1
7 klinik rutan 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 klinik kodim 0 0 0 0 0 0 0 0 0
total klinik 1 3 4 1 3 4 2 6 8
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0
SDMK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 0 1 1 0 1 1
JUMLAH (KAB/KOTA)b 6 51 57 8 21 29 14 72 86
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUKb 25.0 12.7 37.7
Keterangan : a) Termasuk analis farmasi, asisten apoteker, dan sarjana farmasi;
b) Tenaga kesehatan yang bertugas di lebih dari satu tempat, hanya dihitung satu kali
Tabel 16

JUMLAH TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN DI FASILITAS KESEHATAN


KABUPATEN/KOTA 0
TAHUN 2021

TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN


PEJABAT TENAGA DUKUNGAN TOTAL
NO UNIT KERJA TENAGA PENDIDIK
STRUKTURAL MANAJEMEN
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
I FKTP
1 BANGLI 0 1 1 0 0 0 0 4 4 0 5 5
2 BANGLI UTARA 2 0 2 0 0 0 0 1 1 2 1 3
3 TEMBUKU I 0 1 1 0 0 0 1 8 9 1 9 10
4 TEMBUKU II 1 1 2 0 0 0 3 5 8 4 6 10
5 SUSUT I 0 0 0 0 0 0 1 5 6 1 5 6
6 SUSUT II 1 0 1 0 0 0 1 7 8 2 7 9
7 KINTAMANI I 2 0 2 0 0 0 2 3 5 4 3 7
8 KINTAMANI II 1 0 1 0 0 0 2 3 5 3 3 6
9 KINTAMANI III 2 0 2 0 0 0 5 1 6 7 1 8
10 KINTAMANI IV 2 0 2 0 0 0 0 1 1 2 1 3
9 KINTAMANI V 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 2
12 KINTAMANI VI 0 0 0 0 0 0 1 3 4 1 3 4
12 3 15 0 0 0 16 42 58 28 45 73
12 SARANA KESEHATAN 29 34 63 0 0 0 127 139 266 156 173 329
0 RSU Bangli 10 1 11 0 0 0 11 28 39 21 29 50
0 RS BMC 12 19 31 0 0 0 26 39 65 38 58 96
II RS Jiwa Prov Bali 7 14 21 0 0 0 90 72 162 97 86 183
1 RSU Bangli 0 0 0 0 0 0
2 RS BMC 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 RS Jiwa Provinsi Bali 0 0 0 0 0 0
4 0 0 0 0 0 0
5 0 0 0 0 0 0
6 0 0 0 0 0 0
7 0 0 0 0 0 0
8 0 0 0 0 0 0
9 0 0 0 0 0 0
10 0 0 0 0 0 0
11 0 0 0 0 0 0
12 0 0 0 0 0 0
13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 0 0 0 0 0 0
15 0 0 0 0 0 0
16 0 0 0 0 0 0
17 0 0 0 0 0 0
18 0 0 0 0 0 0
19 0 0 0 0 0 0
20 0 0 0 0 0 0
21 0 0 0 0 0 0
22 0 0 0 0 0 0
23 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
24 0 0 0 0 0 0
25 0 0 0 0 0 0
26 0 0 0 0 0 0
27 0 0 0 0 0 0
28 0 0 0 0 0 0
29 0 0 0 0 0 0
30 0 0 0 0 0 0
31 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
32 0 0 0 0 0 0
33 0 0 0 0 0 0
34 0 0 0 0 0 0
35 0 0 0 0 0 0
36 0 0 0 0 0 0
37 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
38 0 0 0 0 0 0
39 0 0 0 0 0 0
40 0 0 0 0 0 0
41 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
42 0 0 0 0 0 0
43 0 0 0 0 0 0
44 0 0 0 0 0 0
45 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
46 0 0 0 0 0 0
47 0 0 0 0 0 0
48 0 0 0 0 0 0
49 0 0 0 0 0 0
50 0 0 0 0 0 0
51 0 0 0 0 0 0
52 0 0 0 0 0 0
53 0 0 0 0 0 0
54 0 0 0 0 0 0
55 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
56 0 0 0 0 0 0
57 0 0 0 0 0 0
58 0 0 0 0 0 0
59 0 0 0 0 0 0
60 0 0 0 0 0 0
61 0 0 0 0 0 0
62 0 0 0 0 0 0
63 0 0 0 0 0 0
64 0 0 0 0 0 0
65 0 0 0 0 0 0
66 0 0 0 0 0 0
67 0 0 0 0 0 0
68 0 0 0 0 0 0
69 0 0 0 0 0 0
70 0 0 0 0 0 0
71 0 0 0 0 0 0
72 0 0 0 0 0 0
73 0 0 0 0 0 0
74 0 0 0 0 0 0
75 0 0 0 0 0 0
76 0 0 0 0 0 0
#REF! 29 34 63 0 0 0 127 139 266 156 173 329
SARANA KESEHATAN LAINNYA 0 0 0 0 0 0 1 3 4 1 3 4
1 Klinik Iso Medika 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Klinik BMC 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Klinik Er4 Medika 0 0 0 0 0 0 1 1 2 1 1 2
4 Klinik Kintamani 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Klinik BHS 0 0 0 0 0 0 0 2 2 0 2 2
6 Klinik Polres Bangli 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 0 0 0 0 0 0
8 0 0 0 0 0 0
11 0 0 0 0 0 0
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SDMK DINAS KESEHATAN
10 7 17 0 0 0 14 24 38 24 31 55
KAB/KOTA
JUMLAH (KAB/KOTA)a 51 44 95 0 0 0 158 208 366 209 252 461
Sumber: Seksi SDMK
Keterangan : a) Tenaga penunjang/pendukung kesehatan yang bertugas di lebih dari satu tempat, hanya dihitung satu kali
Tabel 17

CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN PENDUDUK MENURUT JENIS JAMINAN


KABUPATEN/KOTA 0
TAHUN 2021

PESERTA JAMINAN KESEHATAN


NO JENIS KEPESERTAAN
JUMLAH %
1 2 3 4
PENERIMA BANTUAN IURAN (PBI)
1 PBI APBN 72,715 31.62
2 PBI APBD 105,714 45.96
SUB JUMLAH PBI 178,429 77.58
NON PBI
1 Pekerja Penerima Upah (PPU) 53,311 23.18
2 Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU)/mandiri 21,811 9.48
3 Bukan Pekerja (BP) 3,331 1.45
SUB JUMLAH NON PBI 78,453 34.11
JUMLAH (KABUPATEN/KOTA) 256,882 111.69
Sumber: Subbag Suneva
Tabel 18

PERSENTASE DESA YANG MEMANFAATKAN DANA DESA UNTUK KESEHATAN MENURUT KABUPATEN/KOTA
KABUPATEN/KOTA #REF!
TAHUN 2021

DESA
YG MEMANFAATKAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH DANA DESA UNTUK %
KESEHATAN
1 2 3 4 5 6
1 BANGLI BANGLI 2 2 100.0
2 BANGLI UTARA 3 3 100.0
3 TEMBUKU TEMBUKU I 4 4 100.0
4 TEMBUKU II 2 2 100.0
5 SUSUT SUSUT I 5 5 100.0
6 SUSUT II 4 4 100.0
7 KINTAMANI KINTAMANI I 8 8 100.0
8 KINTAMANI II 7 7 100.0
9 KINTAMANI III 14 14 100.0
10 KINTAMANI IV 6 6 100.0
11 KINTAMANI V 4 4 100.0
12 KINTAMANI VI 9 9 100.0

JUMLAH 68
68 100.0
Sumber: Seksi Promkes
Tabel 19

ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN


KABUPATEN/KOTA Bangli
TAHUN 2022

ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN


NO SUMBER BIAYA
Rupiah %
1 2 3 4

ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:

1 APBD KAB/KOTA Rp 500,802,716,543 97.49


a. BELANJA OPERASI Rp 248,464,749,982
1) Belanja Pegawai Rp 106,296,657,883
2) Belanja Barang Jasa Rp 139,309,305,016
3) Belanja Bunga Rp 2,135,777,083
b. BELANJA MODAL Rp 226,873,103,436
c. Dana Alokasi Khusus (DAK) Rp 25,464,863,125
- DAK fisik Rp 11,906,919,000
1. Reguler
2. Penugasan
3. Afirmasi
- DAK non fisik Rp 13,577,872,125
1. BOK
2. Akreditasi
3. Jampersal
2 APBD PROVINSI Rp 12,904,187,153 2.51
a. BELANJA OPERASI
1) Belanja Pegawai
2) Belanja Barang Jasa
b. BELANJA MODAL
c. Dana Alokasi Khusus (DAK) : BOK

3 APBN : Rp - 0.00
a. Dana Dekonsentrasi
b. Lain-lain (sebutkan), misal bansos kapitasi

4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN) Rp - 0.00


(sebutkan project dan sumber dananya)

Rp
5 SUMBER PEMERINTAH LAIN* 0.00
-

TOTAL ANGGARAN KESEHATAN Rp 513,706,903,696


TOTAL APBD KAB/KOTA Rp 1,300,517,899,508
% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA 39.5
ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA Rp 1,956,785 .87
Tabel 20

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


KABUPATEN BANGLI
TAHUN 2021

JUMLAH KELAHIRAN
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN
NAMA
NO KECAMATAN
PUSKESMAS
HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Bangli Bangli 133 0 133 159 0 159 292 0 292
2 Bangli Utara 157 0 157 134 5 139 291 5 296
3 Tembuku Tembuku I 121 0 121 121 1 122 242 1 243
4 Tembuku II 140 0 140 143 1 144 283 1 284
5 Susut Susut I 167 1 168 142 4 146 309 5 314
6 Susut II 169 0 169 155 0 155 324 0 324
7 Kintamani Kintamani I 138 0 138 163 0 163 301 0 301
8 Kintamani II 170 2 172 153 2 155 323 4 327
9 Kintamani III 115 2 117 103 0 103 218 2 220
10 Kintamani IV 115 0 115 105 0 105 220 0 220
11 Kintamani V 181 1 182 186 2 188 367 3 370
12 Kintamani VI 124 0 124 99 1 100 223 1 224

JUMLAH (KAB/KOTA) 1,730 6 1,736 1,663 16 1,679 3,393 22 3,415


ANGKA LAHIR MATI PER 1.000 KELAHIRAN
3.5 9.5 6.4
(DILAPORKAN)
Sumber: ………. (sebutkan)
Keterangan : Angka Lahir Mati (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan Angka Lahir Mati yang sebenarnya di populasi
TABEL 21

JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


KABUPATEN BANGLI
TAHUN 2021

KEMATIAN IBU
JUMLAH JUMLAH KEMATIAN IBU HAMIL JUMLAH KEMATIAN IBU BERSALIN JUMLAH KEMATIAN IBU NIFAS JUMLAH KEMATIAN IBU
NO KECAMATAN PUSKESMAS
LAHIR HIDUP < 20 20-34 < 20 20-34 < 20 20-34 < 20 20-34
≥35 tahun JUMLAH ≥35 tahun JUMLAH ≥35 tahun JUMLAH ≥35 tahun JUMLAH
tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 Bangli Bangli 292 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1


2 Bangli Utara 291 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
3 Tembuku Tembuku I 242 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Tembuku II 283 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Susut Susut I 309 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1
6 Susut II 324 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Kintamani Kintamani I 301 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1
8 Kintamani II 323 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 Kintamani III 218 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 Kintamani IV 220 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 Kintamani V 367 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 Kintamani VI 223 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1

JUMLAH (KAB/KOTA) 3,393 0 1 0 1 0 0 0 0 1 3 0 4 1 4 0 5


ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN) 147

Sumber: ………. (sebutkan)


Keterangan:
- Jumlah kematian ibu = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas
- Angka Kematian Ibu (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi
TABEL 22

JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT PENYEBAB, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


KABUPATEN BANGLI
TAHUN 2021

PENYEBAB KEMATIAN IBU


GANGGUAN
HIPERTENSI
NO KECAMATAN PUSKESMAS SISTEM GANGGUAN
DALAM INFEKSI LAIN-LAIN
PERDARAHAN PEREDARAN METABOLIK**
KEHAMILAN
DARAH *
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Bangli Bangli 0 0 0 0 0 1
2 Bangli Utara 0 0 0 0 0 1
3 Tembuku Tembuku I 0 0 0 0 0 0
4 Tembuku II 0 0 0 0 0 0
5 Susut Susut I 0 0 0 1 0 0
6 Susut II 0 0 0 0 0 0
7 Kintamani Kintamani I 0 0 0 0 0 1
8 Kintamani II 0 0 0 0 0 0
9 Kintamani III 0 0 0 0 0 0
10 Kintamani IV 0 0 0 0 0 0
11 Kintamani V 0 0 0 0 0 0
12 Kintamani VI 0 0 0 0 0 1

JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 1 0 4
Sumber: ………. (sebutkan)
* Jantung, Stroke, dll
** Diabetes Mellitus, dll
TABEL 23

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN PADA IBU HAMIL, IBU BERSALIN, DAN IBU NIFAS MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN BANGLI
TAHUN 2021
IBU HAMIL IBU BERSALIN/NIFAS
PERSALINAN
PERSALINAN DI IBU NIFAS
K1 K4* DITOLONG KF1 KF2 KF3
NO KECAMATAN PUSKESMAS FASYANKES** MENDAPAT VIT A
JUMLAH JUMLAH NAKES
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

1 Bangli Bangli 332 296 89.2 278 83.7 318 290 91.2 290 91.2 290 91.2 289 90.9 289 90.9 290 91.2
2 Bangli Utara 352 296 84.1 269 76.4 332 292 88.0 292 88.0 292 88.0 292 88.0 291 87.7 275 82.8
3 Tembuku Tembuku I 284 247 87.0 240 84.5 273 245 89.7 245 89.7 245 89.7 230 84.2 237 86.8 245 89.7
4 Tembuku II 306 297 97.1 292 95.4 293 281 95.9 281 95.9 281 95.9 279 95.2 279 95.2 281 95.9
5 Susut Susut I 360 323 89.7 321 89.2 344 313 91.0 313 91.0 313 91.0 292 84.9 302 87.8 300 87.2
6 Susut II 315 296 94.0 302 95.9 300 323 107.7 323 107.7 323 107.7 320 106.7 329 109.7 323 107.7
7 Kintamani Kintamani I 347 329 94.8 288 83.0 330 298 90.3 298 90.3 298 90.3 298 90.3 287 87.0 289 87.6
8 Kintamani II 329 321 97.6 299 90.9 314 322 102.5 322 102.5 322 102.5 322 102.5 311 99.0 322 102.5
9 Kintamani III 223 223 100.0 195 87.4 214 220 102.8 220 102.8 219 102.3 219 102.3 211 98.6 219 102.3
10 Kintamani IV 211 240 113.7 204 96.7 202 219 108.4 219 108.4 226 111.9 219 108.4 206 102.0 226 111.9
11 Kintamani V 381 431 113.1 356 93.4 365 369 101.1 369 101.1 369 101.1 360 98.6 372 101.9 369 101.1
12 Kintamani VI 215 217 100.9 213 99.1 204 224 109.8 224 109.8 224 109.8 213 104.4 213 104.4 210 102.9

JUMLAH (KAB/KOTA) 3,655 3,516 96.2 3,257 89.1 3,489 3,396 97.3 3,396 97.3 3,402 97.5 3,333 95.5 3,327 95.4 3,349 96.0
Sumber: ………. (sebutkan)
Keterangan: *cakupan K4 sama dengan indikator SPM ""persentase ibu hamil mendapatkan pelayanan kesehatan ibu hamil""
** persalinan di fasyankes sama dengan indikator SPM ""persentase ibu bersalin mendapatkan pelayanan persalinan""

note:
k1 Status capaian K1 tahun 2022 baik, dengan Capaian paling banyak ada di wilayah Kintamani, terutama di puskesmas kintamani IV dan kintamani V,karena ada beberapa desa yang mobilitas penduduknya
tinggi, selama pandemi kembali ke desa mereka, sehingga meningkatkan jumlah ibu hamil, serta untuk meningkatkan cakupan PPIA triple eliminasi, dari jejaring menyarankan lebih maksimal utk pemeriksaan
ke puskesmas.
k4 cakupan K4 mengalami penurunan sehingga status K4 buruk, dikarenakan meningkatnya kasus abortus (38,2%) serta prematur (7,3%) di tahun 2021 dan masih adanya ibu hamil yang melakukan pelayanan
ANC di atas TW 1. Capaian paling kecil ada di Puskesmas Bangli Utara dengan jumlah abortus yang paling banyak yaitu 18 orang (6%) dan terdapat ibu hamil pindah ke luar wilayah. Selisih K1 dengan K4
mencapai 7,1% dimana capaiannya lebih dari 2%, disebabkan karena banyaknya kasus abortus (38,2%), pindah (4,6%), prematur (7,3%), DO (6,9%) serta masih banyak yang belum waktunya K4 (54,1%).
Puskesmas yang paling banyak selisihnya adalah di Puskesmas Kintamani V, dikarenakan masih banyaknya ibu hamil yang memang belum waktunya K4 (12,7%), dan terdapat ibu hamil abortus sebanyak
0,6%, serta masih banyaknya ibu hamil yang tidak mendapat pelayanan sesuai standar (2,7%), dikarenakan banyak ibu hamil yang baru memeriksakan kehamilannya lewat pada TW I. Karena pandemi covid-
19 juga mempengaruhi ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya, terutama di wilayah kintamani V dengan wilayah geografis yang cukup sulit .
Capaian persalinan Kab.Bangli di tahun 2021 (90.9%) mengalami menurunan dari tahun sebelumnya (97,9%), sehingga berada pada status buruk. Hal tersebut dikarenakan peningkatankasus abortus (38,2%)
Pn
serta prematur (7,3%) di tahun 2021.
Capaian Nifas tahun 2021 belum mencapai yaitu sebesar 95,4%, dimana mengalami penurunan dari capaian tahun 2020 (95,5%) dengan status buruk. Hal tersebut karena terdapat kematian ibu yang tinggi
Nifas yaitu 147/100.000 KH di Kabupaten Bangli tahun 2021 yang belebihi target SDGz (70/100.000 KH). Hal tersebut juga dikarenakan mobitas penduduk yang cukup tinggi selama pandemi, dimana terdapat ibu
hamil yang pindag ke luar wilayah (7,3%).
Dengan mobilisasi penduduk yang tidak menentu, setelah bersalin ibu nifas kembali ke daerah rantauan, serta tidak terdistribusinya vit A nifas ke BPM, kunjungan rumah yang belum maksimal, sehingga
Vit A nifas
mempengaruhi pemberian vit A nifas pada ibu nifas, karena terdapat beberapa ibu nifas yang tidak mendapat vit A nifas di wilayah
TABEL 24

CAKUPAN IMUNISASI Td PADA IBU HAMIL MENURUT KABUPATEN/KOTA


KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN2021

IMUNISASI Td PADA IBU HAMIL


JUMLAH IBU
NO KECAMATAN PUSKESMAS Td1 Td2 Td3 Td4 Td5 Td2+
HAMIL
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 BANGLI BANGLI 334 0 0.0 0 0.0 0 0.0 82 24.6 195 58.4 277 82.9
2 0 BANGLI UTARA 336 0 0.0 0 0.0 0 0.0 307 91.4 312 92.9 619 184.2
3 TEMBUKU TEMBUKU I 271 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 247 91.1 247 91.1
4 0 TEMBUKU II 302 0 0.0 0 0.0 0 0.0 59 19.5 153 50.7 212 70.2
5 SUSUT SUSUT I 364 0 0.0 0 0.0 0 0.0 226 62.1 1,502 412.6 1,728 474.7
6 0 SUSUTII 310 0 0.0 0 0.0 0 0.0 149 48.1 155 50.0 304 98.1
7 KINTAMANI KINTAMANI I 359 0 0.0 0 0.0 0 0.0 44 12.3 279 77.7 323 90.0
KINTAMANI II 336 0 0.0 0 0.0 0 0.0 150 44.6 204 60.7 354 105.4
KINTAMANI III 219 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 211 96.3 211 96.3
8 0 KINTAMANI IV 207 0 0.0 0 0.0 0 0.0 189 91.3 184 88.9 373 180.2
11 0 KINTAMANI V 371 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 381 102.7 381 102.7
KINTAMANI VI 218 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 233 106.9 233 106.9
JUMLAH 3,627 0 0.0 0 0.0 0 0.0 1,206 33.3 4,056 111.8 5,262 145.1
Sumber :
TABEL 25

PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI Td PADA WANITA USIA SUBUR YANG TIDAK HAMIL MENURUT KABUPATEN/KOTA
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2021

JUMLAH IMUNISASI Td PADA WUS TIDAK HAMIL


WUS Td1 Td2 Td3 Td4 Td5
TIDAK
NO KECAMATAN PUSKESMAS
HAMIL
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
(15-39
TAHUN)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 BANGLI BANGLI 4,425 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
2 0 BANGLI UTARA 3,881 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
3 TEMBUKU TEMBUKU I 2,917 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
4 0 TEMBUKU II 3,092 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
5 SUSUT SUSUT I 3,531 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
6 0 SUSUT II 3,295 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
7 KINTAMANI KINTAMANI I 3,954 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
KINTAMANI II 2,946 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
KINTAMANI III 3,500 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
KINTAMANI IV 2,227 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
KINTAMANI V 3,421 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
KINTAMANI VI 2,353 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
JUMLAH 39,542 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0
Sumber :
TABEL 26

PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI Td PADA WANITA USIA SUBUR (HAMIL DAN TIDAK HAMIL) MENURUT KABUPATEN/KOTA
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2021

JUMLAH IMUNISASI Td PADA WUS (HAMIL DAN TIDAK HAMIL )


WUS Td1 Td2 Td3 Td4 Td5
NO KECAMATAN PUSKESMAS
(15-39
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
TAHUN)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 BANGLI BANGLI 4,759 0.0 0.0 0.0 82 1.7 195 4.10
2 0 BANGLI UTARA 4,217 0.0 0.0 0.0 307 7.3 312 7.40
3 TEMBUKU TEMBUKU I 3,188 0.0 0.0 0.0 0 0.0 247 7.75
4 0 TEMBUKU II 3,994 0.0 0.0 0.0 59 1.5 153 3.83
5 SUSUT SUSUT I 3,895 0.0 0.0 0.0 226 5.8 1,502 38.56
6 0 SUSUT II 4,264 0.0 0.0 0.0 149 3.5 155 3.6
7 KINTAMANI KINTAMANI I 4,313 0.0 0.0 0.0 44 1.0 279 6.5
KINTAMANI II 3,282 0.0 0.0 0.0 150 4.6 204 6.2
8 0 KINTAMANI III 3,719 0.0 0.0 0.0 0 0.0 211 5.67
KINTAMANI IV 2,434 0.0 0.0 0.0 189 7.8 184 7.56
11 0 KINTAMANI V 3,792 0.0 0.0 0.0 0 0.0 381 10.05
KINTAMANI VI 2571 0.0 0.0 0.0 0 0.0 233 9.1
JUMLAH 44,428 0 0.0 0 0.0 0 0.0 1,206 2.7 4,056 9.13
Sumber :
TABEL 27

JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET TAMBAH DARAH (TTD) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN BANGLI/KOTA BANGLI
TAHUN 2021

JUMLAH IBU FE 3 (90 TABLET)


NO KECAMATAN PUSKESMAS
HAMIL JUMLAH %
1 2 3 4 5 6
1 Bangli Bangli 296 274 92.6
2 Bangli Utara 296 253 85.5
3 Tembuku Tembuku I 247 240 97.2
4 Tembuku II 297 292 98.3
5 Susut Susut I 323 323 100.0
6 Susut II 296 296 100.0
7 Kintamani Kintamani I 329 312 94.8
8 Kintamani II 321 303 94.4
9 Kintamani III 223 223 100.0
10 kintamani IV 240 204 85.0
11 Kintamani V 431 393 91.2
12 Kintamani VI 217 213 98.2
JUMLAH 3516 3326 94.6
Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat
Ket : Sasaran Proyeksi
TABEL 28

PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


KABUPATEN BANGLI
TAHUN 2021

PESERTA KB AKTIF
JUMLAH
NO KECAMATAN PUSKESMAS
PUS
KONDOM % SUNTIK % PIL % AKDR % MOP % MOW % IMPLAN % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Bangli Bangli 4,354 67 2.0 866 26.0 154 4.6 2,000 60.0 10 0.3 175 5.3 50 1.5 3,332 76.5
2 Bangli Utara 4,595 2 0.1 245 8.7 101 3.6 2,009 71.4 119 4.2 173 6.1 47 1.7 2,815 61.3
3 Tembuku Tembuku I 3,277 10 0.4 725 28.6 90 3.6 1,400 55.3 15 0.6 145 5.7 131 5.2 2,531 77.2
4 Tembuku II 2,747 4 0.2 812 43.1 250 13.3 600 31.9 17 0.9 83 4.4 100 5.3 1,883 68.5
5 Susut Susut I 3,822 73 2.3 1,500 47.9 247 7.9 1,000 31.9 71 2.3 110 3.5 58 1.9 3,130 81.9
6 Susut II 3,902 29 0.8 1,300 36.5 150 4.2 1,925 54.1 2 0.1 81 2.3 69 1.9 3,558 91.2
7 Kintamani Kintamani I 3,657 66 2.1 1,243 39.9 300 9.6 1,160 37.3 29 0.9 110 3.5 177 5.7 3,114 85.2
8 Kintamani II 2,808 27 1.3 674 31.6 312 14.6 680 31.9 68 3.2 112 5.3 189 8.9 2,130 75.9
9 Kintamani III 2,604 66 2.6 800 32.0 250 10.0 1,096 43.8 50 2.0 108 4.3 81 3.2 2,501 96.0
10 Kintamani IV 1,987 26 1.4 1,107 60.7 184 10.1 252 13.8 21 1.2 76 4.2 136 7.5 1,823 91.7
11 Kintamani V 2,835 10 0.4 1,323 52.6 70 2.8 777 30.9 27 1.1 160 6.4 120 4.8 2,514 88.7
12 Kintamani VI 2,510 25 1.1 925 41.3 80 3.6 999 44.6 10 0.4 161 7.2 30 1.3 2,240 89.2

JUMLAH (KAB/KOTA) 39,098 405 1.3 11,520 37.0 2,188 7.0 13,898 44.6 439 1.4 1,494 4.8 1,188 3.8 31,132 79.6

Sumber: ……………….. (sebutkan)


Keterangan:
AKDR: Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
MOP : Metode Operasi Pria
MOW : Metode Operasi Wanita
TABEL 29

CAKUPAN DAN PROPORSI PESERTA KB PASCA PERSALINAN MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN BANGLI
TAHUN2021

JUMLAH IBU PESERTA KB PASCA PERSALINAN


NO KECAMATAN PUSKESMAS
BERSALIN
KONDOM % SUNTIK % PIL % AKDR % MOP % MOW % IMPLAN % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Bangli Bangli 318 0 0.0 24 57.1 0 0.0 14 33.3 0 0.0 1 2.4 3 7.1 42 13.2
2 Bangli Utara 332 1 0.7 113 78.5 8 5.6 20 13.9 0 0.0 1 0.7 1 0.7 144 43.4
3 Tembuku Tembuku I 273 0 0.0 39 60.9 0 0.0 13 20.3 0 0.0 11 17.2 1 1.6 64 23.4
4 Tembuku II 293 5 22.7 17 77.3 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 22 7.5
5 Susut Susut I 344 0 0.0 2 28.6 0 0.0 0 0.0 1 14.3 2 28.6 1 14.3 7 2.0
6 Susut II 300 0 0.0 230 98.7 0 0.0 1 0.4 0 0.0 2 0.9 0 0.0 233 77.7
7 Kintamani Kintamani I 330 0 0.0 24 50.0 4 8.3 13 27.1 0 0.0 5 10.4 2 4.2 48 14.5
8 Kintamani II 314 1 1.3 38 48.1 7 8.9 6 7.6 0 0.0 12 15.2 15 19.0 79 25.2
9 Kintamani III 214 8 5.3 57 38.0 39 26.0 23 15.3 0 0.0 7 4.7 16 10.7 150 70.1
10 Kintamani IV 202 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0
11 Kintamani V 365 3 1.3 113 48.7 6 2.6 51 22.0 0 0.0 11 4.7 48 20.7 232 63.6
12 Kintamani VI 204 13 7.8 92 55.4 10 6.0 41 24.7 0 0.0 9 5.4 1 0.6 166 81.4

JUMLAH (KAB/KOTA) 3,489 31 2.6 749 63.2 74 6.2 182 15.3 1 0.1 61 5.1 88 7.4 1,186 34.0
Sumber :
TABEL 30

JUMLAH DAN PERSENTASE PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN DAN KOMPLIKASI NEONATAL


MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN BANGLI
TAHUN2021

PERKIRAAN PENANGANAN
PERKIRAAN NEONATAL PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL
BUMIL KOMPLIKASI JUMLAH LAHIR HIDUP
JUMLAH KOMPLIKASI
NO KECAMATAN PUSKESMAS DENGAN KEBIDANAN L P L+P
IBU HAMIL
KOMPLIKASI
KEBIDANAN S % L P L+P L P L+P S % S % S %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 Bangli Bangli 332 66 54 81.3 152 142 294 23 21 44 17 74.6 19 89.2 36 81.6
2 Bangli Utara 352 70 51 72.4 159 150 309 24 23 46 16 67.1 16 71.1 32 69.0
3 Tembuku Tembuku I 284 57 71 125.0 129 121 250 19 18 38 17 87.9 18 99.2 35 93.3
4 Tembuku II 306 61 51 83.3 142 128 270 21 19 41 8 37.6 11 57.3 19 46.9
5 Susut Susut I 360 72 66 91.7 162 157 319 24 24 48 20 82.3 15 63.7 35 73.1
6 Susut II 315 63 24 38.1 143 134 277 21 20 42 7 32.6 7 34.8 14 33.7
7 Kintamani Kintamani I 347 69 56 80.7 150 156 306 23 23 46 9 40.0 15 64.1 24 52.3
8 Kintamani II 329 66 56 85.1 154 136 290 23 20 44 10 43.3 6 29.4 16 36.8
9 Kintamani III 223 45 13 29.1 95 99 194 14 15 29 4 28.1 9 60.6 13 44.7
10 Kintamani IV 211 42 16 37.9 90 93 183 14 14 27 3 22.2 2 14.3 5 18.2
11 Kintamani V 381 76 13 17.1 167 171 338 25 26 51 6 24.0 2 7.8 8 15.8
12 Kintamani VI 215 43 27 62.8 96 90 186 14 14 28 9 62.5 8 59.3 17 60.9

JUMLAH (KAB/KOTA) 3,655 731 498 68.1 1,639 1,577 3,216 246 237 482 126 51.3 128 54.1 254 52.7
Sumber :
Note :
kompli neo dan obs Belum mencapai target dikarenakan situasi pandemi yang membatasi gerak tenaga kesehatan dalam pemantauan pada
ibu hamil dan neonatus komplikasi, sehingga banyak kasus yang tidak mendapat pelayanan komplikasi obs dan
neonatus. Capaian paling kecil ada di wil pusk kinta V, karena geografis yang memang sulit di wil tersebut, serta kurang
maksimalnya kegiatan kelas balita dan posyandu di wilayah yang menyebabkan pemantauan kurang maksimal.
TABEL 31

JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN BANGLI
TAHUN 2021

JUMLAH KEMATIAN
LAKI - LAKI PEREMPUAN LAKI - LAKI + PEREMPUAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS BALITA BALITA BALITA
NEONATA NEONATA
NEONATAL ANAK JUMLAH ANAK JUMLAH ANAK JUMLAH
a L a L a
BAYI BALITA TOTAL BAYI BALITA TOTAL BAYI BALITA TOTAL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Bangli Bangli 2 2 0 2 2 2 0 2 4 4 0 4
2 Bangli Utara 0 0 0 0 2 2 0 2 2 2 0 2
3 Tembuku Tembuku I 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1
4 Tembuku II 3 3 0 3 1 1 0 1 4 4 0 4
5 Susut Susut I 2 2 0 2 1 1 0 1 3 3 0 3
6 Susut II 0 1 1 2 1 2 0 2 1 3 1 4
7 Kintamani Kintamani I 0 1 0 1 3 3 0 3 3 4 0 4
8 Kintamani II 2 2 0 2 0 1 0 1 2 3 0 3
9 Kintamani III 3 4 0 4 2 3 0 3 5 7 0 7
10 Kintamani IV 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1
11 Kintamani V 3 3 0 3 2 2 0 2 5 5 0 5
12 Kintamani VI 1 2 0 2 1 1 0 1 2 3 0 3
JUMLAH (KAB/KOTA) 17 21 1 22 16 19 0 19 33 40 1 41
ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN) 9.8 12.1 0.6 12.7 9.6 11.4 0.0 11.4 9.7 11.8 0.3 12.1
Sumber :
Keterangan : - Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKN/AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi
- a : kematian bayi termasuk kematian pada neonatal
TABEL 32

JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN ANAK BALITA MENURUT PENYEBAB UTAMA, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN BANGLI
TAHUN 2021
PENYEBAB KEMATIAN NEONATAL (0-28 HARI) PENYEBAB KEMATIAN POST NEONATAL (29 HARI-11 BULAN) PENYEBAB KEMATIAN ANAK BALITA (12-59 BULAN)

TETANUS KELAINAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS BBLR ASFIKSIA NEONATO SEPSIS KELAINAN
LAIN- PNEUMO
DIARE MALARIA TETANUS
KELAINAN
SALURAN LAIN-LAIN
PNEUMO
DIARE MALARIA CAMPAK DEMAM DIFTERI LAIN-LAIN
LAIN NIA SARAF NIA
RUM BAWAAN CERNA

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

1 Bangli Bangli 2 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Bangli Utara 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Tembuku Tembuku I 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Tembuku II 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Susut Susut I 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Susut II 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0
7 Kintamani Kintamani I 2 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
8 Kintamani II 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 Kintamani III 2 0 0 0 1 2 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 1
10 Kintamani IV 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 Kintamani V 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 Kintamani VI 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 19 1 0 3 6 4 1 0 0 0 0 0 6 0 0 0 0 0 0 1

Sumber :
TABEL 33

BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN BANGLI
TAHUN2021

BAYI BARU LAHIR DITIMBANG BBLR


JUMLAH LAHIR HIDUP
NO KECAMATAN PUSKESMAS L P L+P L P L+P

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 Bangli Bangli 152 142 294 133 87.5 159 112.0 292 99.3 9 6.8 9 5.7 18 6.2
2 Bangli Utara 159 150 309 157 98.7 134 89.3 291 94.2 14 8.9 10 7.5 24 8.2
3 Tembuku Tembuku I 129 121 250 121 93.8 121 100.0 242 96.8 11 9.1 5 4.1 16 6.6
4 Tembuku II 142 128 270 140 98.6 143 111.7 283 104.8 9 6.4 6 4.2 15 5.3
5 Susut Susut I 162 157 319 167 103.1 142 90.4 309 96.9 11 6.6 8 5.6 19 6.1
6 Susut II 143 134 277 169 118.2 155 115.7 324 117.0 6 3.6 6 3.9 12 3.7
7 Kintamani Kintamani I 150 156 306 138 92.0 163 104.5 301 98.4 9 6.5 12 7.4 21 7.0
8 Kintamani II 154 136 290 170 110.4 153 112.5 323 111.4 3 1.8 3 2.0 6 1.9
9 Kintamani III 95 99 194 115 121.1 103 104.0 218 112.4 3 2.6 7 6.8 10 4.6
10 Kintamani IV 90 93 183 115 127.8 105 112.9 220 120.2 2 1.7 2 1.9 4 1.8
11 Kintamani V 167 171 338 181 108.4 186 108.8 367 108.6 6 3.3 1 0.5 7 1.9
12 Kintamani VI 96 90 186 124 129.2 99 110.0 223 119.9 4 3.2 4 4.0 8 3.6

JUMLAH (KAB/KOTA) 1,639 1,577 3,216 1,730 105.6 1,663 105.5 3,393 105.5 87 5.0 73 4.4 160 4.7
Sumber :
Note:
- Semua bayi baru lahir sudah di timbang, karena semua bersalin di faskes dan di tolong oleh nakes
TABEL 34

CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


KABUPATEN BANGLI
TAHUN2021

KUNJUNGAN NEONATAL 1 KALI (KN1) KUNJUNGAN NEONATAL 3 KALI (KN LENGKAP)*


JUMLAH LAHIR HIDUP
NO KECAMATAN PUSKESMAS L P L+P L P L+P
L P L +P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Bangli Bangli 152 142 294 133 87.5 159 112.0 292 99.3 129 84.9 159 112.0 288 98.0
2 Bangli Utara 159 150 309 150 94.3 141 94.0 291 94.2 149 93.7 145 96.7 294 95.1
3 Tembuku Tembuku I 129 121 250 122 94.6 120 99.2 242 96.8 134 103.9 124 102.5 258 103.2
4 Tembuku II 142 128 270 140 98.6 143 111.7 283 104.8 136 95.8 144 112.5 280 103.7
5 Susut Susut I 162 157 319 167 103.1 142 90.4 309 96.9 162 100.0 134 85.4 296 92.8
6 Susut II 143 134 277 169 118.2 155 115.7 324 117.0 168 117.5 155 115.7 323 116.6
7 Kintamani Kintamani I 150 156 306 138 92.0 163 104.5 301 98.4 133 88.7 161 103.2 294 96.1
8 Kintamani II 154 136 290 170 110.4 153 112.5 323 111.4 167 108.4 145 106.6 312 107.6
9 Kintamani III 95 99 194 115 121.1 103 104.0 218 112.4 109 114.7 95 96.0 204 105.2
10 Kintamani IV 90 93 183 115 127.8 105 112.9 220 120.2 109 121.1 109 117.2 218 119.1
11 Kintamani V 167 171 338 180 107.8 186 108.8 366 108.3 176 105.4 199 116.4 375 110.9
12 Kintamani VI 96 90 186 124 129.2 99 110.0 223 119.9 120 125.0 98 108.9 218 117.2

JUMLAH (KAB/KOTA) 1,639 1,577 3,216 1,723 105.1 1,669 105.8 3,392 105.5 1,692 103.2 1,668 105.8 3,360 104.5

Sumber: ………. (sebutkan)


Keterangan: *KN Lengkap sama dengan indikator SPM ""Persentase bayi baru lahir mendapatkan pelayanan kesehatan bayi baru lahir""
NB: Capaian KNI sudah mencapai target (105%) bahkan melebihi target, akan tetapi terjadi penurunan dari tahun 2020 (106%) dengan status kurang, dikarenakan
menurunnya jumlah persalinan pada tahun 2021 (97,3%), serta adanya kelahiran mati/IUFD sebanyak 6,4%. Capaian KN Lengkap Tahun 2021 sudah mencapai target
(104%),akan tetapi mengalami penurunan juga dari tahun 2020 (105%)(Status kurang), dikarenakan menurunnya KNI tahun 2021, sehingga secara otomatis mempengaruhi
penurunan pelayanan KNL. Selain itu terdapat kematian neonatal yang cukup tinggi (9,7/1000 KH), yang belum mendapatkan pelayanan neonatal lengkap.
TABEL 35

BAYI BARU LAHIR MENDAPAT IMD DAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI < 6 BULAN MENURUT
KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2021

BAYI BARU LAHIR


BAYI USIA < 6 BULAN JUMLAH BAYI UMUR 5 BULAN
MENDAPAT IMD
NO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH DIBERI ASI EKSKLUSIF DIBERI ASI EKSKLUSIF
JUMLAH % JUMLAH JUMLAH
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Bangli Bangli 292 220 75.3 304 249 81.9 313 194 62.0
2 Bangli Utara 291 190 65.3 298 284 95.3 303 226 74.6
3 Tembuku Tembuku I 242 190 78.5 263 229 87.1 200 177 88.5
4 Tembuku II 283 218 77.0 284 271 95.4 292 259 88.7
5 Susut Susut I 309 173 56.0 321 273 85.0 319 228 71.5
6 Susut II 324 276 85.2 322 301 93.5 293 220 75.1
7 Kintamani Kintamani I 301 212 70.4 303 266 87.8 311 237 76.2
8 Kintamani II 323 251 77.7 311 266 85.5 286 214 74.8
9 Kintamani III 218 134 61.5 214 190 88.8 289 217 75.1
10 kintamani IV 220 110 50.0 208 196 94.2 187 149 79.7
11 Kintamani V 367 209 56.9 375 350 93.3 352 277 78.7
12 Kintamani VI 223 62 27.8 200 194 97.0 220 192 87.3
JUMLAH 3,393 2,245 66.2 3,403 3,069 90.2 3,365 2,590 77.0

Ket : Sasarn Riil


Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat
TABEL 36

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN BANGLI
TAHUN 2021

PELAYANAN KESEHATAN BAYI


JUMLAH BAYI
NO KECAMATAN PUSKESMAS L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Bangli Bangli 152 142 294 191 125.7 168 118.3 359 122.1
2 Bangli Utara 159 150 309 184 115.7 183 122.0 367 118.8
3 Tembuku Tembuku I 129 121 250 166 128.7 167 138.0 333 133.2
4 Tembuku II 142 128 270 142 100.0 141 110.2 283 104.8
5 Susut Susut I 162 157 319 202 124.7 181 115.3 383 120.1
6 Susut II 143 134 277 158 110.5 143 106.7 301 108.7
7 Kintamani Kintamani I 150 156 306 142 94.7 147 94.2 289 94.4
8 Kintamani II 154 136 290 143 92.9 145 106.6 288 99.3
9 Kintamani III 95 99 194 114 120.0 103 104.0 217 111.9
10 Kintamani IV 90 93 183 105 116.7 95 102.2 200 109.3
11 Kintamani V 167 171 338 192 115.0 167 97.7 359 106.2
12 Kintamani VI 96 90 186 100 104.2 80 88.9 180 96.8

JUMLAH (KAB/KOTA) 1,639 1,577 3,216 1,839 112.2 1,720 109 3,559 110.7

Sumber: ………. (sebutkan)

note:
Capaian kunjungan bayi sudah mencapai target (110%). Dibandingkan dengan capaian kunjungan bayi tahun 2020 (98,5%), capaian tahun
2021 lebih besar, sehingga status baik. Hal tersebut dikarenakan meningkatnya capaian kunjungan balita ke posyandu tahun 2021 (77%), dari
tahun 2020 sebesar 60,7% sehingga pemantauan kesehatan bayi bisa lebih maksimal di tahun 2021.
TABEL 37

CAKUPAN DESA/KELURAHAN UNIVERSAL CHILD IMMUNIZATION (UCI) MENURUT KABUPATEN/KOTA


KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2021

%
JUMLAH DESA/KELURAHAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS DESA/KELURAHAN
DESA/KELURAHAN UCI
UCI

1 2 3 4 5 6
1 BANGLI BANGLI 9 9 100.0
2 0 BANGLI UTARA
3 TEMBUKU TEMBUKU I 7 7 100.0
4 0 TEMBUKU II
5 SUSUT SUSUT I 9 9 100.0
6 0 SUSUTII
7 KINTAMANI KINTAMANI I 48 48 100.0
KINTAMANI II
KINTAMANI III
8 0 KINTAMANI IV
11 0 KINTAMANI V
KINTAMANI VI
JUMLAH 12 73 73 100.0
Sumber :
TABEL 38

CAKUPAN IMUNISASI HEPATITIS B0 (0 -7 HARI) DAN BCG PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2021
BAYI DIIMUNISASI
HB0
JUMLAH LAHIR HIDUP BCG
NO KECAMATAN PUSKESMAS < 24 Jam 1 - 7 Hari
L P L+P L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

1 BANGLI BANGLI UTARA 174 160 334 173 99.43 145 90.63 318 95.21 0 0.00 0 0.0 0 0.0 163 93.68 143 89.38 306 91.62
2 0 BANGLI 160 147 307 109 68.13 156 106.12 265 86.32 4 2.50 0 0.0 4 1.3 102 63.75 137 93.20 239 77.85
3 TEMBUKU TEMBUKU I 129 116 245 113 87.60 119 102.59 232 94.69 0 0.00 0 0.0 0 0.0 125 96.90 127 109.48 252 102.86
4 0 TEMBUKU II 143 132 275 139 97.20 140 106.06 279 101.45 0 0.00 0 0.0 0 0.0 140 97.90 140 106.06 280 101.82
5 SUSUT SUSUT I 174 161 335 169 97.13 137 85.09 306 91.34 4 2.30 4 2.5 8 2.4 179 102.87 140 86.96 319 95.22
6 0 SUSUT II 146 136 282 171 117.12 150 110.29 321 113.83 1 0.68 0 0.0 1 0.4 172 117.81 154 113.24 326 115.60
7 KINTAMANI KINTAMANII 160 170 330 155 96.88 179 105.29 334 101.21 0 0.00 0 0.0 0 0.0 162 101.25 188 110.59 350 106.06
8 KINTAMANI II 163 145 308 172 105.52 135 93.10 307 99.68 6 3.68 6 4.1 12 3.9 159 97.55 136 93.79 295 95.78
KINTAMANI III 90 103 193 105 116.67 96 93.20 201 104.15 1 1.11 3 2.9 4 2.1 107 118.89 100 97.09 207 107.25
8 0 KINTAMANI IV 86 94 180 106 123.26 97 103.19 203 112.78 3 3.49 1 1.1 4 2.2 106 123.26 98 104.26 204 113.33
11 0 KINTAMANI V 170 172 342 207 121.76 175 101.74 382 111.70 6 3.53 9 5.2 15 4.4 220 129.41 193 112.21 413 120.76
KINTAMANI VI 95 97 192 120 126.32 101 104.12 221 115.10 0 0.00 0 0.0 0 0.0 112 117.89 96 98.97 208 108.33
JUMLAH 1,690 1,633 3,323 1,739 102.90 1,630 99.82 3,369 101.38 25 1.48 23 1.4 48 1.4 1,747 103.37 1,652 101.16 3,399 102.29

Sumber :
TABEL 39

CAKUPAN IMUNISASI DPT-HB-Hib 3, POLIO 4*, CAMPAK/MR, DAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI MENURUT JENIS
KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2021
BAYI DIIMUNISASI
JUMLAH BAYI
DPT-HB-Hib3 POLIO 4* CAMPAK/MR IMUNISASI DASAR LENGKAP
NO KECAMATAN PUSKESMAS (SURVIVING INFANT)
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 BANGLI BANGLI UTARA 167 155 322 157 94.0 147 94.8 304 94.4 157 94.0 147 94.8 304 94.4 154 61.4 159 102.6 313 97.2 154 92.2 159 102.6 313 97.2
2 0 BANGLI 152 142 294 107 70.4 146 102.8 253 86.1 108 71.1 147 103.5 255 86.7 156 77.8 168 118.3 324 110.2 156 102.6 168 118.3 324 110.2
3 TEMBUKU TEMBUKUI 125 111 236 140 112.0 125 112.6 265 112.3 140 112.0 125 112.6 265 112.3 147 98.0 136 122.5 283 119.9 147 117.6 136 122.5 283 119.9
4 0 TEMBUKU II 138 128 266 135 97.8 139 108.6 274 103.0 135 97.8 139 108.6 274 103.0 160 84.9 150 117.2 310 116.5 146 105.8 141 110.2 287 107.9
5 SUSUT SUSUT I 167 155 322 169 101.2 149 96.1 318 98.8 171 102.4 149 96.1 320 99.4 186 61.0 158 101.9 344 106.8 186 111.4 158 101.9 344 106.8
6 0 SUSUT II 142 131 273 159 112.0 155 118.3 314 115.0 157 110.6 153 116.8 310 113.6 153 79.6 148 113.0 301 110.3 153 107.7 148 113.0 301 110.3
7 KINTAMANI KINTAMANI I 155 165 320 144 92.9 154 93.3 298 93.1 144 92.9 154 93.3 298 93.1 170 55.1 141 85.5 311 97.0 170 109.7 141 85.5 311 97.2
8 0 KINTAMANI II 161 137 298 147 91.3 123 89.8 270 90.6 147 91.3 123 89.8 270 90.6 161 62.1 137 100.0 298 100.0 161 100.0 138 100.7 299 100.3
KINTAMANI III 88 101 189 98 111.4 91 90.1 189 100.0 98 111.4 91 90.1 189 100.0 90 108.0 96 95.0 186 98.4 90 102.3 96 95.0 186 98.4
KINTAMANI IV 85 93 178 102 120.0 80 86.0 182 102.3 106 124.7 84 90.3 190 106.7 102 97.4 77 82.8 179 100.6 102 120.0 77 82.8 179 100.6
11 0 KINTAMANI V 163 167 330 178 109.2 138 82.6 316 95.8 179 109.8 139 83.2 318 96.4 174 52.5 143 85.6 317 96.1 174 106.7 143 85.6 317 96.1
KINTAMANI VI 96 92 188 114 118.8 87 94.6 201 106.9 114 118.8 87 94.6 201 106.9 112 99.6 88 95.7 200 106.4 113 117.7 88 95.7 201 106.9
JUMLAH 1,650 100.7 1,534 97.3 3,184 99.0 1,656 101.0 1,538 97.5 3,194 99.3 1,765 6.2 1,601 101.5 3,366 104.7 1,752 106.9 1,593 101.0 3,345 104.0

Sumber: Seksi Surveilance dan Imunisasi


Keterangan:
*khusus untuk provinsi DIY, diisi dengan imunisasi IPV dosis ke 3
MR = measles rubella
TABEL 40

CAKUPAN IMUNISASI LANJUTAN DPT-HB-Hib 4 DAN CAMPAK/MR2 PADA ANAK USIA DIBAWAH DUA TAHUN (BADUTA)
MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2021

BADUTA DIIMUNISASI
JUMLAH BADUTA DPT-HB-Hib4 CAMPAK/MR2
NO KECAMATAN PUSKESMAS
L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 BANGLI BANGLI UTARA 172 148 320 122 70.9 96 64.9 218 68.1 128 74.4 106 71.6 234 73.1
2 0 BANGLI 147 130 277 98 66.7 73 56.2 171 61.7 74 50.3 66 50.8 140 50.5
3 TEMBUKU TEMBUKU I 125 127 252 130 104.0 144 113.4 274 108.7 130 104.0 144 113.4 274 108.7
4 0 TEMBUKU II 137 140 277 131 95.6 103 73.6 234 84.5 126 92.0 91 65.0 217 78.3
5 SUSUT SUSUT I 172 144 316 148 86.0 130 90.3 278 88.0 148 86.0 136 94.4 284 89.9
6 0 SUSUT II 128 130 258 133 103.9 131 100.8 264 102.3 137 107.0 130 100.0 267 103.5
7 KINTAMANI KINTAMANI I 185 153 338 156 84.3 120 78.4 276 81.7 153 82.7 118 77.1 271 80.2
KINTAMANI II 159 142 301 125 78.6 111 78.2 236 78.4 99 62.3 90 63.4 189 62.8
KINTAMANI III 86 87 173 68 79.1 61 70.1 129 74.6 72 83.7 62 71.3 134 77.5
8 0 KINTAMANI IV 94 95 189 64 68.1 71 74.7 135 71.4 60 63.8 72 75.8 132 69.8
11 0 KINTAMANI V 159 143 302 105 66.0 120 83.9 225 74.5 109 68.6 120 83.9 229 75.8
KINTAMANI VI 96 91 187 100 104.2 82 90.1 182 97.3 97 101.0 83 91.2 180 96.3
JUMLAH 1,660 1,530 3,190 1,380 83.1 1,242 81.2 2,622 82.2 1,333 80.3 1,218 79.6 2,551 80.0

Sumber: Seksi Surveilance dan Imunisasi


TABEL 41

CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI DAN ANAK BALITA MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2021

BAYI 6-11 BULAN ANAK BALITA (12-59 BULAN) BALITA (6-59 BULAN) IBU NIFAS MENDAPAT VITAMIN A
NO KECAMATAN PUSKESMAS MENDAPAT VIT A MENDAPAT VIT A MENDAPAT VIT A MENDAPAT VIT A
JUMLAH BAYI JUMLAH JUMLAH JUMLAH
∑ % ∑ % ∑ % ∑ %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Bangli Bangli 353 350 99.2 982 971 98.9 1335 1321 99.0 290 290 100.0
2 Bangli Utara 320 320 100.0 1117 1117 100 1437 1437 100.0 292 275 94.2
3 Tembuku Tembuku I 428 428 100.0 937 937 100.0 1365 1365 100.0 245 245 100.0
4 Tembuku II 271 271 100.0 1044 1044 100 1315 1315 100.0 281 281 100.0
5 Susut Susut I 352 352 100.0 1262 1262 100 1614 1614 100.0 313 300 95.8
6 Susut II 472 472 100.0 1085 1085 100.0 1557 1557 100.0 323 323 100.0
7 Kintamani Kintamani I 282 282 100.0 1147 1147 100 1429 1429 100.0 298 298 100.0
8 Kintamani II 290 290 100.0 1060 1055 99.5 1350 1345 99.6 322 322 100.0
9 Kintamani III 335 335 100.0 832 832 100 1167 1167 100.0 219 219 100.0
10 Kintamani IV 216 216 100.0 821 821 100 1037 1037 100.0 226 226 100.0
11 Kintamani V 337 337 100.0 1510 1510 100 1847 1847 100.0 369 369 100.0
12 Kintamani VI 230 230 100.0 748 748 100.0 978 978 100.0 224 210 93.8
JUMLAH 3886 3883 99.9 12545 12529 99.9 16431 16412 99.9 3402 3358 98.7
Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat
TABEL 42

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN BANGLI
TAHUN 2021

JUMLAH BALITA PELAYANAN KESEHATAN BALITA*


NO KECAMATAN PUSKESMAS USIA 12-59 BULAN L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Bangli Bangli 768 773 1,541 622 81.0 563 72.8 1,185 76.9
2 Bangli Utara 828 815 1,643 682 82.4 593 72.8 1,275 77.6
3 Tembuku Tembuku I 542 541 1,083 628 115.9 505 93.3 1,133 104.6
4 Tembuku II 435 422 857 431 99.1 426 100.9 857 100.0
5 Susut Susut I 668 647 1,315 823 123.2 779 120.4 1,602 121.8
6 Susut II 667 683 1,350 733 109.9 637 93.3 1,370 101.5
7 Kintamani Kintamani I 631 614 1,245 452 71.6 458 74.6 910 73.1
8 Kintamani II 453 431 884 460 101.5 438 101.6 898 101.6
9 Kintamani III 408 391 799 378 92.6 378 96.7 756 94.6
10 Kintamani IV 293 241 534 230 78.5 224 92.9 454 85.0
11 Kintamani V 451 446 897 346 76.7 356 79.8 702 78.3
12 Kintamani VI 382 375 757 336 88.0 282 75.2 618 81.6

JUMLAH (KAB/KOTA) 6,526 6,379 12,905 6,121 93.8 5,639 88 11,760 91.1

Sumber: ………. (sebutkan)


"Keterangan: *cakupan pelayanan kesehatan balita sama dengan indikator SPM ""cakupan pelayanan kesehatan balita sesuai standar""
Pelayanan kesehatan balita = Balita usia 12-23 bulan yang mendapat pelayanan kesehatan sesuai standar + Balita usia 24-35 bulan mendapatkan pelayanan kesehatan
sesuai standar
+ Balita usia 36-59 bulan mendapakan pelayanan sesuai standar
note: Capaian pelayanan kesehatan balita belum mencapai target, akan tetapi meningkat dari tahun 2020 (84,4%), dikarenakan situasi pandemi untuk pelayanan balita
kurang maksimal. Peningkatan capaian kunjungan balita ke posyandu tahun 2021 cukup baik (77%), dari tahun 2020 sebesar 60,7% akan tetapi masih belum bisa
lebih maksimal di tahun 2021.
TABEL 43

JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA

JUMLAH JUMLAH JUMLAH


JUMLAH
JUMLAH BALITA JUMLAH BALITA BARU BALITA KEBERHASIL
JUMLAH CAKUPAN BALITA TIDAK
BALITA YANG YANG NAIK BALITA PERTAMA DITIMBAN AN
NO KECAMATAN PUSKESMAS SASARAN BALITA JUMLAH (D) % (D/S) BALITA MEMILIKI DITIMBANG
PUNYA BERAT TIDAK NAIK KALI G PROGRAM
(S) BUKU KIA (K/S) BULAN LALU
KARTU (K) BADANNYA (T) DITIMBANG TERKORE (N/D')
(O)
(N) (B) KSI (D')

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 Bangli Bangli 1,407 1,064 75.6 1,407 100 629 179 235 25 807 77.9
2 Bangli Utara 1,434 1,142 79.6 1,434 100 721 255 120 46 976 73.9
3 Tembuku Tembuku I 1,282 1,123 87.6 1,282 100 887 6 217 196 890 99.7
4 Tembuku II 1,386 889 64.1 1,386 100 770 87 9 24 857 89.8
5 Susut Susut I 1,569 1,346 85.8 1,569 100 949 85 76 27 1,034 91.8
6 Susut II 1,547 1,277 82.5 1,547 100 951 131 158 43 1,082 87.9
7 Kintamani Kintamani I 1,414 967 68.4 1,414 100 618 235 102 12 853 72.4
8 Kintamani II 1,412 1,163 82.4 1,412 100 996 97 84 29 1,093 91.1
9 Kintamani III 986 854 86.6 986 100 692 140 26 9 832 83.2
10 Kintamani IV 963 780 81.0 963 100 659 88 28 8 747 88.2
11 Kintamani V 1,711 997 58.3 1,711 100 747 7 126 35 754 99.1
12 Kintamani VI 898 732 81.5 898 100 447 187 85 12 635 70.5
JUMLAH 16,009 12,333 77.0 16,009 100 9,066 1,497 1,266 466 10,559 85.9
Sumber: Seksi kesehatan keluarga Dan Gizi Masayarakat Dikes Prov Bali Th 2021.
TABEL 44

STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEKS BB/U, TB/U, DAN BB/TB MENURUT KABUPATEN/KOTA
KABUPATEN BANGLI
TAHUN 2021

BADUTA SANGAT BADUTA PENDEK JUMLAH BALITA SANGAT BALITA PENDEK


BALITA GIZI JUMLAH BADUTA BALITA PENDEK BALITA KURUS
JUMLAH PENDEK (TB/U) (<- (TB/U) BALITA PENDEK (TB/U) (TB/U)
JUMLAH BALITA KURANG (BB/U) 3 SD) (<-2 - (-3) SD)
PENDEK (TB/U)
(<-3 SD) (<-2 - (-3) SD)
(TB/U) JUMLAH (BB/TB)
BADUTA 0-59 BULAN
0-59 BULAN BALITA
NO KECAMATAN PUSKESMAS 0-23 BULAN YANG
YANG 0-59 BULAN
YANG DIUKUR DIUKUR
DITIMBANG JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % YANG DIUKUR JUMLAH %
TINGGI BADAN TINGGI
BADAN
1 2 3 4 5 6 8 9 8 9 8 9 8 9 8 9 8 9 10 11 12
1 Bangli Bangli 1,141 30 2.6 398 1 0.3 5 1.3 6 1.5 1141 3 0.3 28 2.5 31 2.7 1,139 4 0.4
2 Bangli Utara 946 24 2.5 373 0 0.0 3 0.8 3 0.8 946 4 0.4 16 1.7 20 2.1 945 2 0.2
3 Tembuku Tembuku I 838 36 4.3 307 2 0.7 7 2.3 9 2.9 830 4 0.5 49 5.9 53 6.4 830 46 5.5
4 Tembuku II 439 28 6.4 165 7 4.2 13 7.9 20 12.1 390 15 3.8 58 14.9 73 18.7 390 8 2.1
5 Susut Susut I 1,529 40 2.6 617 0 0.0 5 0.8 5 0.8 1529 3 0.2 31 2.0 34 2.2 1,528 11 0.7
6 Susut II 658 11 1.7 182 3 1.6 3 1.6 6 3.3 653 5 0.8 15 2.3 20 3.1 656 14 2.1
7 Kintamani Kintamani I 1,131 25 2.2 497 6 1.2 16 3.2 22 4.4 1130 19 1.7 79 7.0 98 8.7 1,129 4 0.4
8 Kintamani II 990 16 1.6 68 2 2.9 9 13.2 11 16.2 989 11 1.1 14 1.4 25 2.5 990 8 0.8
9 Kintamani III 430 15 3.5 167 6 3.6 20 12.0 26 15.6 419 10 2.4 60 14.3 70 16.7 419 15 3.6
10 Kintamani IV 867 21 2.4 318 0 0.0 2 0.6 2 0.6 866 0 0.0 6 0.7 6 0.7 866 1 0.1
11 Kintamani V 1,010 40 4.0 438 8 1.8 25 5.7 33 7.5 1008 18 1.8 56 5.6 74 7.3 1,009 11 1.1
12 Kintamani VI 645 30 4.7 291 4 1.4 18 6.2 22 7.6 645 13 2.0 76 11.8 89 13.8 643 7 1.1
JUMLAH 10,624 316 3.0 3,821 39 1.0 126 3.3 165 4.3 10,546 105 1.0 488 4.6 593 5.6 10,544 131 1.2

Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dikes Prov Bali Th 2021.
TABEL 45

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN PESERTA DIDIK SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA SERTA


USIA PENDIDIKAN DASAR MENURUT KABUPATEN/KOTA
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2021

PESERTA DIDIK SEKOLAH SEKOLAH

USIA PENDIDIKAN DASAR*


KELAS 1 SD/MI KELAS 7 SMP/MTS KELAS 10 SMA/MA SD/MI SMP/MTS SMA/MA

NO KECAMATAN PUSKESMAS
MENDAPAT MENDAPAT MENDAPAT
JUMLAH MENDAPAT JUMLAH MENDAPAT JUMLAH PELAYANA MENDAPAT MENDAPAT PELAYANA PELAYANA
PESERTA PELAYANAN % PESERTA PELAYANAN % PESERTA N % JUMLAH PELAYANAN % JUMLAH PELAYANAN % JUMLAH N % JUMLAH N %
DIDIK KESEHATAN DIDIK KESEHATAN DIDIK KESEHATA KESEHATAN KESEHATAN KESEHATA KESEHATA
N N N

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 Bangli P. Bangli 405 405 100 234 234 100 678 678 100 3,305 1,111 34 18 18 100 1 1 100 4 4 100
2 P. Bangli Utara 358 358 100 688 688 100 605 605 100 4,392 4,392 100 18 18 100 6 5 83 5 4 80
3 Tembuku P. Tembuku I 235 235 100 233 233 100 537 537 100 2,155 1,247 58 17 17 100 2 2 100 3 3 100
4 P. Tembuku II 311 311 100 346 346 100 105 105 100 657 657 0 12 12 100 3 3 100 1 0 0
5 Susut P. Susut I 282 282 100 143 143 100 0 0 0 2,196 1,136 52 15 15 100 2 2 100 0 0 0
6 P. Susut II 292 292 100 450 450 100 410 410 100 3,101 742 24 15 15 100 2 2 100 3 3 100
7 Kintamani P. Kintamani I 389 346 89 359 334 93 0 0 0 3,570 2,202 62 15 15 100 2 2 100 0 0 0
8 P. Kintamani II 314 314 100 298 298 100 219 219 100 2,849 1,239 43 13 13 100 3 3 100 1 1 100
9 P. Kintamani III 248 225 91 198 198 100 53 53 100 2,092 937 45 15 15 100 2 2 100 1 1 100
10 P. Kintamani IV 168 168 100 52 52 100 0 0 0 1,224 341 28 10 10 100 1 1 100 0 0 0
11 P. Kintamani V 375 360 96 382 368 96 153 146 95 3,684 2,795 76 11 11 100 4 4 100 1 1 100
12 P. Kintamani VI 230 230 100 274 274 100 357 357 100 2,034 2,034 100 9 9 100 1 1 100 1 1 100

JUMLAH 3,607 3,526 97.75 3,657 3,618 98.93 3,117 3,110 99.78 31,259 18,833 60.2 168 168 100.00 29 28 96.55 20 18 90.00

Sumber: Seksi Kesehatan keluarga dan Gizi Masayarakat


Keterangan :
* merupakan indikator SPM ""Persentase anak usia pendidikan dasar yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar""
TABEL 46

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT KABUPATEN/KOTA

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT


JUMLAH
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS TUMPATAN PENCABUTAN RASIO TUMPATAN/ JUMLAH % KASUS
KASUS
GIGI TETAP GIGI TETAP PENCABUTAN KASUS GIGI DIRUJUK
DIRUJUK
1 2 3 4 5 6 7 8 9
BANGLI 10 32 0.3 42 0 0.0
BANGLI UTARA 22 0.0 59 0.0
SUSUT I 0 8 0.0 779 13 1.7
SUSUT II 0 35 0.0 851 20 2.4
TEMBUKU I 0 25 0.0 615 13 2.1
TEMBUKU II 0 47 0.0 855 16 1.9
KINTAMANI I 0 42 0.0 770 0 0.0
KINTAMANI II 0 51 0.0 359 5 1.4
KINTAMANI III 26 13 2.0 274 0 0.0
KINTAMANI IV 2 23 0.1 288 3 1.0
KINTAMANI V 0 8 0.0 105 0 0.0
KINTAMANI VI 0 30 0.0 572 2 0.3
JUMLAH 38 336 0.1 5,569 72 1.3

Sumber: Seksi Pelayanan Kesehatan Primer Dikes Prov Bali Th 2021.


Keterangan: pelayanan kesehatan gigi meliputi seluruh fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah kerja puskesmas
TABEL 47

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
UPAYA KESEHATAN GIGI SEKOLAH (UKGS)

JUMLAH JUMLAH MURID SD/MI MURID SD/MI DIPERIKSA PERLU PERAWATAN MENDAPAT PERAWATAN
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS JUMLAH SD/MI
JUMLAH SD/MI
DGN SIKAT GIGI % %
SD/MI MENDAPAT
MASSAL
YAN. GIGI
L P L+P L % P % L+P % L P L+P L % P % L+P %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
BANGLI 16 16 100.0 0.0 190 182 372 195 102.6 192 105.5 387 104.0 195 192 387 195 100.0 192 100.0 387 100.0
BANGLI UTARA 18 0 0.0 0.0 994 920 1,914 0.0 0.0 0 0.0 0 0.0 0.0 0 0.0
SUSUT I 15 0 0.0 0 0.0 950 940 1,890 139 14.6 143 15.2 282 14.9 87 79 166 0 0.0 0 0.0 0 0.0
SUSUT II 15 0 0.0 15 100.0 926 885 1,811 206 22.2 197 22.3 403 22.3 5 6 11 5 100.0 6 100.0 11 100.0
TEMBUKU I 17 0 0.0 0 0.0 834 815 1,649 29 3.5 26 3.2 55 3.3 3 7 10 3 100.0 7 100.0 10 100.0
TEMBUKU II 12 0 0.0 12 100.0 741 1,110 1,851 741 100.0 1,110 100.0 1,851 100.0 185 171 356 185 100.0 171 100.0 356 100.0
KINTAMANI I 15 0 0.0 15 100.0 1,267 1,088 2,355 205 16.2 100 9.2 305 13.0 23 33 56 23 100.0 33 100.0 56 100.0
KINTAMANI II 12 0 12 0 0 0 21 20 20 #DIV/0! 21 100.0 41 205.0 13 15 28 13 15.0 15 100.0 28 100.0
KINTAMANI III 15 0 0.0 15 100.0 772 734 1,506 112 14.5 136 18.5 248 16.5 61 102 163 64 104.9 40 39.2 104 63.8
KINTAMANI IV 10 10 100.0 10 100.0 544 507 1,051 87 16.0 81 16.0 168 16.0 56 70 126 0 0.0 0.0 0 0.0
KINTAMANI V 11 7 63.6 11 100.0 1,283 1,222 2,505 190 14.8 170 13.9 360 14.4 75 55 130 0 0.0 0 0.0 0 0.0
KINTAMANI VI 9 0 0.0 9 100.0 649 617 1,266 213 32.8 212 34.4 425 33.6 150 170 320 123 82.0 135 79.4 258 80.6

JUMLAH 165 33 20.0 87 52.7 9,150 9,041 18,190 2,137 23.4 2,388 26.4 4,525 24.9 853 900 1,753 611 71.6 599 66.6 1,210 69.0

Sumber: Seksi Pelayanan Kesehatan Primer Dikes prov Bali Th 2021


TABEL 48

PELAYANAN KESEHATAN USIA PRODUKTIF MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA

PENDUDUK USIA 15-59 TAHUN


MENDAPAT PELAYANAN SKRINING KESEHATAN SESUAI STANDAR BERISIKO
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH LAKI-LAKI + LAKI-LAKI +
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN
PEREMPUAN PEREMPUAN
LAKI-LAKI +
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
PEREMPUAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 BangIi bangi 7,952 7,792 15,744 385 4.8 788 10.1 1,173 7.5 87 22.6 160 20.3 247 21.1
2 Bangi Utara 7,577 7,577 15,339 3,648 48.1 3,595 47.4 7,243 47.2 411 11.3 385 10.7 796 11.0
3 Tembuku Tembuku I 6,487 6,333 12,820 560 8.6 675 10.7 1,235 9.6 116 20.7 133 19.7 249 20.2
4 Tembuku II 4,395 4,290 8,685 2,808 63.9 2,498 58.2 5,306 61.1 781 27.8 243 9.7 1,024 19.3
5 Susut susut I 7,300 7,126 14,426 3,851 52.8 4,098 57.5 7,949 55.1 953 24.7 1,026 25.0 1,979 24.9
6 Susut II 6,540 6,807 13,347 4,065 62.2 3,835 56.3 7,900 59.2 343 8.4 353 9.2 699 8.8
7 Kintamani Kintamani I 7,336 7,162 14,498 2,037 27.8 3,069 42.9 5,106 35.2 605 29.7 483 15.7 1,088 21.3
8 kintamani II 4,380 4,276 8,656 233 5.3 727 17.0 930 10.7 61 26.2 199 27.4 260 28.0
9 Kintamani III 5,615 5,482 11,097 1,416 25.2 1,503 27.4 2,919 26.3 204 14.4 266 17.7 470 16.1
10 Kintamani IV 3,696 3,615 7,311 765 20.7 1,115 30.8 1,880 25.7 158 20.7 214 19.2 372 19.8
11 Kintamani V 5,059 4,940 9,999 1,897 37.5 2,423 49.0 4,320 43.2 108 5.7 97 4.0 205 4.7
12 Kntamani VI 4,545 4,437 8,982 2,077 45.7 2,850 64.2 4,927 54.9 121 5.8 218 7.6 339 6.9
JUMLAH 70,882 69,837 140,719 23,742 33.5 27,176 38.9 50,918 36.2 3,948 16.6 3,777 13.9 7,728 15.2
Sumber :
TABEL 49

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA


KABUPATEN/KOTA
TAHUN 2021

USIA LANJUT (60TAHUN+)


NO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH MENDAPAT SKRINING KESEHATAN SESUAI STANDAR
L P L+P L % P % L+P %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 BANGLI BANGLI 2,665 2,876 5,541 2,210 82.9 2,279 79.2 4,489 81.01
2 BANGLI UTARA 1,408 1,536 2,944 1,303 92.5 1,317 85.7 2,620 88.99
3 TEMBUKU TEMBUKU I 2,409 2,712 5,121 2,102 87.3 2,335 86.1 4,437 86.64
4 TEMBUKU II 1,419 1,434 2,853 1,200 84.6 1,433 99.9 2,633 92.29
5 SUSUT SUSUT I 1,856 1,668 3,524 1,529 82.4 1,487 89.1 3,016 85.58
6 SUSUT II 1,655 1,747 3,402 1,473 89.0 1,515 86.7 2,988 87.83
7 KINTAMANI KINTAMANI I 1,413 1,250 2,663 1,340 94.8 1,105 88.4 2,445 91.81
8 KINTAMANI II 1,084 1,070 2,154 970 89.5 942 88.0 1,912 88.77
9 KINTAMANI III 778 851 1,629 666 85.6 819 96.2 1,485 91.16
10 KINTAMANI IV 1,267 1,610 2,877 1,035 81.7 1,546 96.0 2,581 89.71
11 KINTAMANI V 2,306 2,066 4,372 1,323 57.4 1,823 88.2 3,146 71.96
12 KINTAMANI VI 1,009 923 1,932 991 98.2 867 93.9 1,858 96.17
JUMLAH 19,269 19,743 39,012 16,142 83.77 17,468 88.48 33,610 86.15
Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat
TABEL 50

PUSKESMAS YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN PELAYANAN KESEHATAN KELUARGA


KABUPATEN BANGLI
TAHUN 2021

PUSKESMAS

MELAKSANAKAN MELAKSANAKAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS MELAKSANAKAN MELAKSANAKAN
MELAKSANAKAN MELAKSANAKAN PENJARINGAN PENJARINGAN
KEGIATAN PENJARINGAN
KELAS IBU HAMIL ORIENTASI P4K KESEHATAN KELAS 7 KESEHATAN KELAS
KESEHATAN REMAJA KESEHATAN KELAS 1
DAN 10 1, 7, 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Bangli Bangli v v V V V
2 Bangli Utara v v V V V
3 Tembuku Tembuku I v v V V V
4 Tembuku II v v V
5 Susut Susut I v v v V
6 Susut II v v V V V
7 Kintamani Kintamani I v v v V
8 Kintamani II v V V V
9 Kintamani III v v V V V
10 Kintamani IV v v V
11 Kintamani V v v V V V
12 Kintamani VI v v V V V

JUMLAH (KAB/KOTA) 12 11 12 2 12 8 8
PERSENTASE 91.7 100.0 16.7 100.0 66.7 66.7
Sumber:
catatan: diisi dengan tanda "V"
TABEL 51

JUMLAH TERDUGA TUBERKULOSIS, KASUS TUBERKULOSIS, KASUS TUBERKULOSIS ANAK, CASE NOTIFICATION RATE (CNR) PER
100.000 PENDUDUKDAN CASE DETECTION RATE (CDR) MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2021

JUMLAH TERDUGA
JUMLAH SEMUA KASUS TUBERKULOSIS
TUBERKULOSIS YANG KASUS
NO KECAMATAN PUSKESMAS MENDAPATKAN TUBERKULOSIS
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI +
PELAYANAN SESUAI ANAK 0-14 TAHUN
JUMLAH % JUMLAH % PEREMPUAN
STANDAR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Bangli Bangli 21 5 50.0 5 50.0 10 0
2 Bangli Utara 10 4 100.0 0 0.0 4 0
3 Tembuku Tembuku I 19 6 100.0 0 0.0 6 0
4 Tembuku II 24 5 55.6 4 44.4 9 0
5 Susut Susut I 26 7 77.8 2 22.2 9 0
6 Susut II 22 2 66.7 1 33.3 3 0
7 Kintamani Kintamani I 7 1 100.0 0 0.0 1 0
8 Kintamani II 8 3 100.0 0 0.0 3 0
9 Kintamani III 10 2 50.0 2 50.0 4 0
10 Kintamani IV 16 1 50.0 1 50.0 2 0
11 Kintamani V 5 4 57.1 3 42.9 7 0
12 Kintamani VI 15 2 100.0 0 0.0 2 0
JUMLAH 183 42 70.0 18 30.0 60 0
JUMLAH TERDUGA TUBERKULOSIS 188
% ORANG TERDUGA TUBERKULOSIS (TBC) MENDAPATKAN PELAYANAN TUBERKULOSIS SESUAI STANDAR 97
CNR SEMUA KASUS TUBERKULOSIS PER 100.000 PENDUDUK (188/1383x100% )=13,59 1383
PERKIRAAN INSIDEN TUBERKULOSIS (DALAM ABSOLUT) BERDASARKAN MODELING TAHUN 2021 534
CASE DETECTION RATE (%) 11.2
CAKUPAN PENEMUAN KASUS TUBERKULOSIS ANAK (% ) 0.0
Sumber: Seksi P2PM
Keterangan:
Jumlah pasien adalah seluruh pasien Tuberkulosis yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di RS,
BBKPM/BPKPM/BP4, Lembaga Pemasyarakatan, Rumah Tahanan, Dokter Praktek Mandiri, Klinik dll
TABEL 52

ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP SERTA KEBERHASILAN PENGOBATAN TUBERKULOSIS MENURUT JENIS
KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2021
JUMLAH KASUS JUMLAH SEMUA KASUS ANGKA KESEMBUHAN (CURE RATE) ANGKA PENGOBATAN LENGKAP
ANGKA KEBERHASILAN PENGOBATAN (SUCCESS JUMLAH
TUBERKULOSIS PARU TUBERKULOSIS TUBERKULOSIS PARU TERKONFIRMASI (COMPLETE RATE) SEMUA KASUS
RATE/SR) SEMUA KASUS TUBERKULOSIS KEMATIAN
TERKONFIRMASI TERDAFTAR DAN BAKTERIOLOGIS TUBERKULOSIS
BAKTERIOLOGIS YANG *) SELAMA
NO KECAMATAN PUSKESMAS DIOBATI PENGOBATAN
TERDAFTAR DAN LAKI-LAKI + LAKI-LAKI + LAKI-LAKI +
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN TUBERKULOSIS
DIOBATI*) PEREMPUAN PEREMPUAN PEREMPUAN

L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
1 Bangli Bangli 2 1 3 2 3 5 0 0.0 0 0.0 0 0.0 2 100.0 3 100.0 5 100.0 2 100.0 3 100.0 5 100.0 0 0.0
1 Bangli Utara 0 0 0 0 0 0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0
2 Tembuku Tembuku I 1 0 1 2 1 3 0 0.0 0 0.0 0 0.0 2 100.0 1 100.0 3 100.0 2 100.0 1 100.0 3 100.0 0 0.0
3 Tembuku II 0 1 1 2 2 4 0 0.0 0 0.0 0 0.0 2 100.0 2 100.0 4 100.0 2 100.0 2 100.0 4 100.0 0 0.0
4 Susut Susut I 1 1 2 3 1 4 0 0.0 0 0.0 0 0.0 3 100.0 1 100.0 4 100.0 3 100.0 1 100.0 4 100.0 0 0.0
5 Susut II 1 1 2 4 3 7 0 0.0 0 0.0 0 0.0 2 50.0 1 33.3 3 42.9 2 50.0 1 33.3 3 42.9 4 57.1
6 Kintamani Kintamani I 0 1 1 0 1 1 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 1 100.0 1 100.0 0 0.0 1 100.0 1 100.0 0 0.0
7 Kintamani II 3 1 4 3 1 4 0 0.0 0 0.0 0 0.0 3 100.0 1 100.0 4 100.0 3 100.0 1 100.0 4 100.0 0 0.0
8 Kintamani III 1 0 1 1 0 1 0 0.0 0 0.0 0 0.0 1 100.0 0 0.0 1 100.0 1 100.0 0 0.0 1 100.0 0 0.0
10 Kintamani IV 1 0 1 2 0 2 0 0.0 0 0.0 0 0.0 2 100.0 0 0.0 2 100.0 2 100.0 0 0.0 2 100.0 0 0.0
11 Kintamani V 5 0 5 5 0 5 0 0.0 0 0.0 0 0.0 5 100.0 0 0.0 5 100.0 5 100.0 0 0.0 5 100.0 0 0.0
12 Kintamani VI 1 0 1 1 0 1 0 0.0 0 0.0 0 0.0 1 100.0 0 0.0 1 100.0 1 100.0 0 0.0 1 100.0 0 0.0
JUMLAH 16 6 22 25 12 37 0 0.0 0 0.0 0 0.0 23 92.0 10 83.3 33 89.2 23 92.0 10 83.3 33 89.2 4 10.8

Sumber: Seksi P2PM


Keterangan:
*) Kasus Tuberkulosis terdaftar dan diobati berdasarkan kohort yang sama dari kasus yang dinilai kesembuhan dan pengobatan lengkap
Jumlah pasien adalah seluruh pasien Tuberkulosis yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di RS,
BBKPM/BPKPM/BP4, Lembaga Pemasyarakatan,Rumah Tahanan, Dokter Praktek Mandiri, Klinik dll
TABEL 53

PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA


KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2021

BALITA BATUK ATAU KESUKARAN BERNAPAS REALISASI PENEMUAN PENDERITA PNEUMONIA PADA BALITA
BATUK BUKAN
PERSENTASE PERKIRAAN PNEUMONIA
DIBERIKAN PNEUMONIA
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH BALITA YANG PNEUMONIA PNEUMONIA JUMLAH
JUMLAH TATALAKSANA BERAT
DIBERIKAN BALITA %
KUNJUNGAN STANDAR (DIHITUNG
TATALAKSAN
NAPAS / LIHAT TDDK*) L P L P L P L+P L P L+P
A STANDAR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

1 Bangli Bangli 1,581 111 107 96.4 249 0 0 0 0 0 0 0 0.0 58 55 113


2 Bangli Utara 1,496 27 27 100.0 266 0 1 0 0 0 1 1 0.4 10 17 27
3 Tembuku Tembuku I 1,459 284 266 93.7 191 0 0 0 0 0 0 0 0.0 129 155 284
4 Tembuku II 1,301 200 191 95.5 192 2 3 0 1 2 4 6 3.1 113 85 198
5 Susut Susut I 1,319 55 55 100.0 223 8 4 0 0 8 4 12 5.4 66 41 107
6 Susut II 1,454 197 196 99.5 226 5 3 0 0 5 3 8 3.5 106 84 190
7 Kintamani Kintamani I 1,183 451 449 99.6 246 1 0 0 0 1 0 1 0.4 244 207 451
8 Kintamani II 1,683 87 87 100.0 179 0 0 0 0 0 0 0 0.0 42 45 87
9 Kintamani III 1,405 119 99 83.2 161 8 5 0 0 8 5 13 8.1 35 56 91
10 Kintamani IV 984 86 85 98.8 116 0 0 0 0 0 0 0 0.0 45 43 88
11 Kintamani V 956 313 313 100.0 150 0 0 0 0 0 0 0 0.0 151 158 309
12 Kintamani VI 1,437 168 142 84.5 146 8 0 0 0 8 0 8 5.5 107 81 188
JUMLAH 16,258 2,098 2,017 96.1 2,345 32 16 0 1 32 17 49 2.1 1,106 1,027 2,133
Prevalensi pneumonia pada balita (% ) 96
Jumlah Puskesmas yang melakukan tatalaksana Standar minimal 60% 12
Persentase Puskesmas yang melakukan tatalaksana standar minimal 60% 100.0%

Sumber: Seksi P2PM


Keterangan:
* TDDK = tarikan dinding dada ke dalam
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
Persentase perkiraan kasus pneumonia pada balita berbeda untuk setiap provinsi, sesuai hasil riskesdas
TABEL 54

JUMLAH KASUS HIV MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR


KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2021

HIV
NO KELOMPOK UMUR PROPORSI KELOMPOK
L P L+P
UMUR
1 2 3 4 5 6
1 ≤ 4 TAHUN 0 0 0 0.0
2 5 - 14 TAHUN 0 0 0 0.0
3 15 - 19 TAHUN 0 0 0 0.0
4 20 - 24 TAHUN 1 0 1 25.0
5 25 - 49 TAHUN 2 0 2 50.0
6 ≥ 50 TAHUN 1 0 1 25.0

JUMLAH 4 0 4
PROPORSI JENIS KELAMIN 100.0 0.0
Jumlah estimasi orang dengan risiko terinfeksi HIV 3810
Jumlah orang dengan risiko terinfeksi HIV yang mendapatkan pelayanan sesuai standar 2994
Persentase orang dengan risiko terinfeksi HIV mendapatkan
78.6
pelayanan deteksi dini HIV sesuai standar
Sumber: Seksi P2PM
Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus baru yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 55

JUMLAH KASUS DAN KEMATIAN AKIBAT AIDS MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2021

JUMLAH KEMATIAN
KASUS BARU AIDS KASUS KUMULATIF AIDS
AKIBAT AIDS
NO KELOMPOK UMUR PROPORSI PROPORSI
L P L+P KELOMPOK L P L+P KELOMPOK L P L+P
UMUR UMUR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 < 1 TAHUN 0 0.0 0 0.0 0
2 1 - 4 TAHUN 0 0.0 0 0.0 0
3 5 - 14 TAHUN 0 0.0 0 0.0 0
4 15 - 19 TAHUN 0 0.0 1 1 0.0 0
5 20 - 29 TAHUN 0 0.0 2 1 3 0.0 0
6 30 - 39 TAHUN 0 0.0 1 1 0.0 0
7 40 - 49 TAHUN 0 0.0 0 0.0 0
8 50 - 59 TAHUN 0 0.0 0 0.0 0
9 ≥60 TAHUN 0 0.0 0 0.0 0
10 TIDAK DIKETAHUI 0 0.0 0 0.0 0

JUMLAH 0 0 0 4 1 5 0 0 0
PROPORSI JENIS
0.0 0 80.0 20.0 0.0 0.0
KELAMIN
Sumber: Seksi P2PM
Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus baru ditemukan yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang
ditemukan di RS
TABEL 56

KASUS DIARE YANG DILAYANI MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA


KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2021
DIARE
JUMLAH TARGET
DILAYANI MENDAPAT ORALIT MENDAPAT ZINC
JUMLAH PENEMUAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS SEMUA UMUR BALITA SEMUA UMUR BALITA BALITA
PENDUDUK
SEMUA
BALITA JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
UMUR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1 Bangli Bangli 25,968 701 241 51 7.3 13 5.4 51 100.0 13 100.0 6 46.2
Bangli Utara 26,129 705 245 132 18.7 19 7.8 132 100.0 19 100.0 10 52.6
2 Tembuku Tembuku I 10,824 292 198 130 44.5 18 9.1 130 100.0 18 100.0 9 50.0
Tembuku II 19,192 518 211 148 28.6 21 10.0 148 100.0 21 100.0 10 47.6
3 Susut Susut I 22,331 603 261 122 20.2 32 12.3 122 100.0 32 100.0 14 43.8
Susut II 22,570 609 256 112 18.4 29 11.3 112 100.0 29 100.0 26 89.7
4 Kintamani Kintamani I 24,619 665 240 222 33.4 65 27.1 222 100.0 65 100.0 32 49.2
Kintamani II 17,886 483 242 107 22.2 24 9.9 107 100.0 24 100.0 12 50.0
Kintamani III 15,378 415 187 165 39.8 42 22.5 165 100.0 42 100.0 24 57.1
Kintamani IV 10,914 295 164 150 50.8 42 25.6 150 100.0 42 100.0 10 23.8
Kintamani VI 18,647 503 252 225 44.7 80 31.7 225 100.0 80 100.0 23 28.8
Kintamani VI 13,612 368 146 204 56.9 44 30.1 204 100.0 44 100.0 22 50.0
JUMLAH 228,070 6,157 2,643 1,768 28.7 429 16.2 1,768 100.0 429 100.0 198 46.2
ANGKA KESAKITAN DIARE PER 1.000 PENDUDUK
Sumber: Seksi P2PM
Ket: - Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
- Persentase perkiraan jumlah kasus diare yang datang ke fasyankes besarnya sesuai dengan perkiraan daerah, namun
jika tidak tersedia maka menggunakan perkiraan 10% dari perkiraan jumlah penderita untuk semua umur dan 20% untuk balita
TABEL 57

KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA


PROVINSI BALI
TAHUN 2021

KASUS BARU
Pausi Basiler (PB)/ Kusta
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS Multi Basiler (MB)/ Kusta Basah PB + MB
kering
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Jembrana 10 0 0 0 0 0
2 Tabanan 20 0 0 0 0 0
3 Badung 13 0 0 0 0 0
4 Gianyar 13 0 0 0 0 0
5 Klungkung 9 0 0 0 0 0
6 Bangli 12 0 0 0 1 0 1 1 0 1
7 Karangasem 12 0 0 0 0 0
8 Buleleng 20 0 0 0 0 0
9 Kota Denpasar 11 0 0 0 0 0

JUMLAH 0 0 0 1 0 1 1 0 1
PROPORSI JENIS KELAMIN 100.0 0.0 100.0 0.0
ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE) PER 100.000 PENDUDUK 30.3 0.0 14.9

Sumber :
TABEL 58

KASUS BARU KUSTA CACAT TINGKAT 0, CACAT TINGKAT 2, PENDERITA KUSTA ANAK<15 TAHUN,
MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI BALI
TAHUN 2021

KASUS BARU
PENDERITA KUSTA
PENDERITA
CACAT CACAT ANAK<15 TAHUN
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS PENDERITA KUSTA ANAK
TINGKAT 0 TINGKAT 2 DENGAN CACAT
KUSTA <15 TAHUN
TINGKAT 2
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Jembrana 10 0
2 Tabanan 20 0
3 Badung 13 0
4 Gianyar 13 0
5 Klungkung 9 0
6 Bangli 12 0 1
7 Karangasem 12 0
8 Buleleng 20 0
9 Kota Denpasar 11 0

JUMLAH 0 1 0 0 0
ANGKA CACAT TINGKAT 2 PER 1.000.000 PENDUDUK
Sumber :
TABEL 59

JUMLAH KASUS TERDAFTAR DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT TIPE/JENIS, JENIS KELAMIN,
KABUPATEN/KOTA
KABUPATEN/KOTA 0
TAHUN 2021

KASUS TERDAFTAR

NO KECAMATAN PUSKESMAS Pausi Basiler/Kusta kering Multi Basiler/Kusta Basah JUMLAH

L P L+P L P L+P L P L+P


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 BANGLI Bangli 0 0 0 0 0
2 0 Bangli Utara 0 0 0 0 0
3 TEMBUKU Tembuku I 0 0 0 0 0
4 0 Tembuku II 0 0 0 0 0
5 SUSUT Susut I 0 0 0 0
6 0 Susut II 0 0 0 0 0
7 KINTAMANI Kintamani I 0 0 0 0 0
kintamani II
8 0 Kintamani III 0 0 0 0 0
Kintamani IV
11 0 Kintamani V 0 0 0 0 0
kintamani VI
JUMLAH 12 0 0 0 0 0 0 0 0 0
ANGKA PREVALENSI PER 10.000 PENDUDUK 0.0
Sumber: Seksi P2PM
TABEL 60

PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT (RELEASE FROM TREATMENT/RFT) MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
PROVINSI BALI
TAHUN 2021
KUSTA (PB) KUSTA (MB)
TAHUN TAHUN 2019
KABUPATEN/ RFT PB RFT MB
NO PUSKESMAS PENDERITA PB
a
PENDERITA MB
b
KOTA L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 Bangli Bangli 0 0 2 2 0.0 0 0.0
2 Bangli Utara 0 0 0 0
3 Tembuku Tembuku I 0 0 0 0
4 Tembuku II 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Susut Susut I 0 0 1 1 0.0 0 0.0
6 Susut II 0 0 0 0
7 Kintamani Kintamani I 0 0 0 0
8 Kintamani II 0 0 0 0
9 Kintamani III 0 0 0 0
10 Kintamani IV 0 0 0 0
11 Kintamani V 0 0 0 0
12 Kintamani VI 0 0 0 0
JUMLAH 0 0 0 0 0 0 2 1 3 0 0.0 0 0.0 0 0.0
Sumber: Seksi P2PM Dikes Prov Bali Th 2021.
Keterangan :
a = Penderita kusta PB merupakan penderita pada kohort yang sama, yaitu diambil dari penderita baru yang masuk dalam kohort yang sama
1 tahun sebelumnya, misalnya: untuk mencari RFT rate tahun 2018, maka dapat dihitung dari penderita baru tahun 2017 yang
menyelesaikan pengobatan tepat waktu
b= Penderita kusta MB merupakan penderita pada kohort yang sama, yaitu diambil dari penderita baru yang masuk dalam kohort yang sama
2 tahun sebelumnya, misalnya: untuk mencari RFT rate tahun 2018, maka dapat dihitung dari penderita baru tahun 2016 yang
menyelesaikan pengobatan tepat waktu
TABEL 61

JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) MENURUT KABUPATEN/KOTA


KABUPATEN/KOTA 0
TAHUN 2021

JUMLAH PENDUDUK JUMLAH KASUS AFP


NO KECAMATAN PUSKESMAS
<15 TAHUN (NON POLIO)

1 2 3 4 5
1 BANGLI BANGLI 25,703 0
2 BANGLI UTARA 27,120 0
3 TEMBUKU TEMBUKUI 19,365 0
4 TEMBUKU II 16,245 0
5 SUSUT SUSUT I 22,573 0
6 SUSUT II 23,042 0
7 KINTAMANI KINTAMANI I 21,598 0
KINTAMANI II 16,604 0
KINTAMANI III 15,406 0
8 KINTAMANI IV 11,779 0
11 KINTAMANI V 16,764 2
KINTAMANI VI 14,851 0
JUMLAH 231050 2
AFP RATE (NON POLIO) PER 100.000 PENDUDUK USIA < 15 TAHUN 0.9
Sumber: Seksi Surveilance dan Imunisasi
Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 62

JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
KABUPATEN/KOTA 0
TAHUN 2021
JUMLAH KASUS PD3I
DIFTERI TETANUS NEONATORUM HEPATITIS B
NO KECAMATAN PUSKESMAS PERTUSIS SUSPEK CAMPAK
JUMLAH KASUS JUMLAH KASUS JUMLAH KASUS
MENINGGAL MENINGGAL
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 BANGLI BANGLI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 BANGLI UTARA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 TEMBUKU TEMBUKU I 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 0 TEMBUKU II 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 SUSUT SUSUT I 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 0 SUSUT II 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 KINTAMANI KINTAMANI I 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
KINTAMANI II 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
KINTAMANI III 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 0 KINTAMANIIV 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 0 KINTAMANI V 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
KINTAMANI VI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
CASE FATALITY RATE (%)

INSIDENS RATE SUSPEK CAMPAK 0.0 0.0 0.0

Sumber: Seksi Surveilance dan Imunisasi


TABEL 63

KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DI DESA/KELURAHAN YANG DITANGANI < 24 JAM


KABUPATEN/KOTA 0
TAHUN 2021

KLB DI DESA/KELURAHAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH DITANGANI <24 JAM %
1 2 3 4 5 6
1 BANGLI BANGLI 0 0
2 0 BANGLI UTARA 0 0
3 TEMBUKU TEMBUKU I 0 0 0.0
4 0 TEMBUKU II 0 0 0.0
5 SUSUT SUSUT I 0 0
6 0 SUSUT II 0 0
7 KINTAMANI KINTAMANI I 0 0
KINTAMANI II 0 0
KINTAMANI III 0 0
8 0 KINTAMANI IV 0 0
11 0 KINTAMANI V 2 2 100.0
KINTAMANI VI 0 0
JUMLAH 2 2 100.0
Sumber: Seksi Surveilance dan Imunisasi
TABEL 64

JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
KABUPATEN/KOTA 0
TAHUN 2021
YANG TERSERANG JUMLAH PENDUDUK
WAKTU KEJADIAN (TANGGAL) JUMLAH PENDERITA KELOMPOK UMUR PENDERITA JUMLAH KEMATIAN ATTACK RATE (%) CFR (%)
JENIS KEJADIAN LUAR JUMLAH TERANCAM
NO JUMLAH
BIASA DESA/KE DITANGGU- 0-7 8-28 1-11 1-4 5-9 10-14 15-19 20-44 45-54 55-59 60-69 70+
KEC DIKETAHUI AKHIR L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
L LANGI HARI HARI BLN THN THN THN THN THN THN THN THN THN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34

1 AFP 1 2 04/05/2021 04/05/2021 04/06/2021 2 2 1 1 0 0 0 3.181 3.057 6.238 0.1 0.0 0.0 0.0 #DIV/0! 0.0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0

2 Kematian DBD

1 Keracunan Makanan 0 0 0

0 0 0
0 0 0

2 AFP 0 0 0
0 0 0
0 0 0

MSS ( Meningitis
3 0 0 0
Streptococcus Suis

Nihil 0 0 0

Nihil 0 0 0

1 AFP 0 0 0
0 0 0
2 DBD 0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
YANG TERSERANG JUMLAH PENDUDUK
WAKTU KEJADIAN (TANGGAL) JUMLAH PENDERITA KELOMPOK UMUR PENDERITA JUMLAH KEMATIAN ATTACK RATE (%) CFR (%)
JENIS KEJADIAN LUAR JUMLAH TERANCAM
NO JUMLAH
BIASA DESA/KE DITANGGU- 0-7 8-28 1-11 1-4 5-9 10-14 15-19 20-44 45-54 55-59 60-69 70+
KEC DIKETAHUI AKHIR L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
L LANGI HARI HARI BLN THN THN THN THN THN THN THN THN THN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34

1 AFP 0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0

1 AFP 0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0

2 RABIES 0 0 0
0 0 0

3 HFMD 0 0 0

1 AFP 0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0

1 AFP 0 0 0

Sumber: Seksi Surveilance dan Imunisasi Dikes Prov Bali Th 2021.


TABEL 65

KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2021

DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)


NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH KASUS MENINGGAL CFR (%)
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Bangli Bangli 16 17 33 0 0 0 0.0 0.0 0.0
2 Bangli Utara 10 8 18 0 0 0 0.0 0.0 0.0
3 Tembuku Tembuku I 4 2 6 0 0 0 0.0 0.0 0.0
4 Tembuku II 4 1 5 0 0 0 0.0 0.0 0.0
5 Susut Susut I 1 1 2 0 0 0 0.0 0.0 0.0
6 Susut II 3 2 5 0 0 0 0.0 0.0 0.0
7 Kintamani Kintamani I 2 2 4 0 0 0 0.0 0.0 0.0
8 Kintamani II 1 0 1 0 0 0 0.0 0.0 0.0
9 Kintamani III 0 1 1 0 0 0 0.0 0.0 0.0
10 Kintamani IV 0 0 0 0 0 0 0.0 0.0 0.0
11 Kintamani V 0 3 3 0 0 0 0.0 0.0 0.0
12 Kintaamni VI 1 2 3 0 0 0 0.0 0.0 0.0

JUMLAH (KAB/KOTA) 42 39 81 0 0 0 0.0 0.0 0.0


ANGKA KESAKITAN DBD PER 100.000 PENDUDUK
Sumber: …………….. (sebutkan)
Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 66

KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA


PROVINSI BALI
TAHUN 2021
MALARIA
KONFIRMASI LABORATORIUM POSITIF MENINGGAL CFR
KABUPATEN/K % KONFIRMASI %
NO PUSKESMAS RAPID PENGOBATA
OTA SUSPEK MIKROSKOPI LABORATORIU PENGOBATA
DIAGNOSTIC TOTAL L P L+P N STANDAR L P L+P L P L+P
S M N STANDAR
TEST (RDT)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 Bangli Bangli 5 5 5 100.0 0 0
2 Bangli Utara 4 4 4 100.0 0 0
3 Tembuku Tembuku I 0 0 0
4 Tembuku II 0 0 0
5 Susut Susut I 0 0 0
6 Susut II 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Kintamani Kintamani I 0 0 0
8 Kintamani II 0 0 0
9 Kintamani III 0 0 0
10 Kintamani IV 0 0 0
11 Kintamani V 0 0 0
12 Kintamani VI 0 0 0

JUMLAH 9 9 0 9 100.0 0 0 0 0 0 0 0
ANGKA KESAKITAN (ANNUAL PARASITE INCIDENCE ) PER 1.000 PENDUDUK
Sumber: …………….. (sebutkan)
Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 67

PENDERITA KRONIS FILARIASIS MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA


KABUPATEN/KOTA 0
TAHUN 2021

PENDERITA KRONIS FILARIASIS

NO KECAMATAN PUSKESMAS KASUS KRONIS KASUS KRONIS BARU KASUS KRONIS KASUS KRONIS JUMLAH SELURUH
TAHUN SEBELUMNYA DITEMUKAN PINDAH MENINGGAL KASUS KRONIS
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 BANGLI BANGLI UTARA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 BANGLI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 TEMBUKU TEMBUKU I 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 0 TEMBUKU II 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 SUSUT SUSUT I 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 0 SUSUTII 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 KINTAMANI KINTAMANI I 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
KINTAMANI II 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
KINTAMANI III 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 0 KINTAMANI IV 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 0 KINTAMANI V 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
KINTAMANI VI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Sumber: Seksi P2PM


Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 68

PELAYANAN KESEHATAN PENDERITA HIPERTENSI MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA


TAHUN 2021

MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN


JUMLAH ESTIMASI PENDERITA
LAKI-LAKI +
HIPERTENSI BERUSIA ≥ 15 TAHUN LAKI-LAKI PEREMPUAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS PEREMPUAN
LAKI-LAKI +
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
PEREMPUAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Bangli Bangli 3,739 3,650 7,389 102 2.7 170 4.7 272 3.7
2 Bangli Utara 3,319 3,240 6,559 325 9.8 281 8.7 606 9.2
3 Tembuku Tembuku I 2,872 2,803 5,675 67 2.3 67 2.4 134 2.4
4 Tembuku II 2,067 2,017 4,084 136 6.6 160 7.9 296 7.2
5 Susut Susut I 3,050 2,977 6,027 470 15.4 505 17.0 975 16.2
6 Susut II 2,632 2,739 5,371 219 8.3 176 6.4 395 7.4
7 Kintamani Kintamani I 2,722 2,658 5,380 576 21.2 835 31.4 1,411 26.2
8 Kintamani II 2,093 2,044 4,137 152 7.3 182 8.9 334 8.1
9 Kintamani III 2,137 2,086 4,223 142 6.6 153 7.3 295 7.0
10 Kintamani IV 1,126 1,100 2,226 123 10.9 159 14.5 282 12.7
11 Kintamani V 1,840 1,797 3,637 322 17.5 330 18.4 652 17.9
12 Kintamani VI 1,672 1,633 3,305 446 26.7 450 27.6 896 27.1
JUMLAH 29,269 28,744 58,013 3,080 10.5 3,468 12.1 6,548 11.3
Sumber: Seksi P2PTM
TABEL 69

PELAYANAN KESEHATAN PENDERITA DIABETES MELITUS (DM) MENURUT KABUPATEN/KOTA

PENDERITA DM YANG MENDAPATKAN


JUMLAH PENDERITA PELAYANAN KESEHATAN SESUAI
NO KECAMATAN PUSKESMAS
DM STANDAR
JUMLAH %
1 2 3 4 5 6
1 Bangli Bangli 433 88 20.3
2 Bangli Utara 384 81 21.1
3 Tembuku Tembuku I 332 35 10.5
4 Tembuku II 240 40 16.7
5 Susut Susut I 353 68 19.3
6 Susut II 316 184 58.2
7 Kintamani Kintamani I 316 91 28.8
8 Kintamani II 243 33 13.6
9 Kintamani III 248 89 35.9
10 Kintamani IV 173 61 35.3
11 Kintamani V 155 39 25.2
12 Kintamani VI 213 269 126.3
JUMLAH 3,406 1,078 31.7

Sumber: Seksi P2PTM


TABEL 70

CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE IVA DAN KANKER PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN KLINIS
(SADANIS)
MENURUT KABUPATEN/KOTA

PUSKESMAS PEMERIKSAAN LEHER


PEREMPUAN IVA POSITIF CURIGA KANKER TUMOR/BENJOLAN
MELAKSANAKAN RAHIM DAN PAYUDARA
NO KECAMATAN PUSKESMAS USIA 30-50
KEGIATAN DETEKSI DINI
TAHUN JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
IVA & SADANIS*
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 Bangli Bangli 11 4,047 108 2.7 0 0.0 0 0.0 0 0.0


2 Bangli Utara 2 3,204 68 2.1 0 0.0 0 0.0 0 0.0
3 Tembuku Tembuku I 1 3,204 55 1.7 1 1.8 0 0.0 0.0
4 Tembuku II 2 3,204 32 1.0 0.0 0 0.0 0 0.0
5 Susut Susut I 2 1,682 43 2.6 0 0.0 0 0.0 0 0.0
6 Susut II 2 3,317 102 3.1 2 2.0 0 0.0 0 0.0
7 Kintamani Kintamani I 1 3,485 59 1.7 1 1.7 1 1.7 0 0.0
8 Kintamani II 6 1,730 155 9.0 1 0.6 0 0.0 1 0.6
9 Kintamani III 1 2,864 35 1.2 0 0.0 0 0.0 0 0.0
10 Kintamani IV 2 3,365 21 0.6 0 0.0 0 0.0 0 0.0
11 Kintamani V 2 4,526 36 0.8 0 0.0 0 0.0 0 0.0
12 Kintamani VI 3 2,058 42 2.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0
JUMLAH 35 36,686 756 2.1 5 0.7 1 0.1 1 0.1
Sumber: Seksi P2PTM
Keterangan: IVA: Inspeksi Visual dengan Asam asetat
* diisi dengan checklist (V)
TABEL 71

PELAYANAN KESEHATAN ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA (ODGJ) BERAT MENURUT KABUPATEN/KOTA

PELAYANAN KESEHATAN ODGJ BERAT


NO KECAMATAN PUSKESMAS MENDAPAT PELAYANAN
SASARAN ODGJ
KESEHATAN
BERAT
JUMLAH %
1 2 3 4 5 6
1 Bangi BangIi 73 35 47.9
2 BangIi Utara 77 26 33.8
3 Tembuku Tembuku I 67 51 76.1
4 Tembuku II 57 63 110.5
5 Susut Susut I 69 66 95.7
6 Susut II 66 42 63.6
7 Kintamani Kintamani I 52 51 98.1
8 Kintamani II 49 24 49.0
9 Kintamani III 48 23 47.9
10 Kintamani IV 37 14 37.8
11 KintamaniV 44 42 95.5
12 KintamaniVI 43 26 60.5
JUMLAH 682 463 67.9
Sumber: Seksi P2PTM
TABEL 72

PERSENTASE SARANA AIR MINUM YANG DILAKUKAN PENGAWASAN


KABUPATEN BANGLI
TAHUN 2021

INSPEKSI KESEHATAN LINGKUNGAN (IKL) PEMERIKSAAN


JUMLAH
JUMLAH JUMLAH SARANA
JUMLAH JUMLAH SARANA SARANA AIR
NO PUSKESMAS SARANA AIR AIR MINUM DGN
SARANA AIR % % AIR MINUM DI AMBIL % MINUM %
MINUM RESIKO RENDAH
MINUM DI IKL SAMPEL MEMENUHI
+ SEDANG
SYARAT
1 BANGLI 7 7 100.0 7 100.0 4 57.1 4 100.0
2 BANGLI UTARA 1185 4 0.3 4 0.3 43 3.6 38 88.4
3 TEMBUKU I 18 12 66.7 12 66.7 5 27.8 5 100.0
4 TEMBUKU II 20 20 100.0 14 70.0 5 25.0 4 80.0
5 SUSUT I 105 95 90.5 95 90.5 39 37.1 35 89.7
6 SUSUT II 20 20 100.0 20 100.0 12 60.0 10 83.3
7 KINTAMANI I 1473 8 0.5 8 0.5 34 2.3 30 88.2
8 KINATAMNI II 28 28 100.0 28 100.0 20 71.4 18 90.0
9 KINTAMANI III 86 55 64.0 55 64.0 10 11.6 10 100.0
10 KINTAMANI IV 14 14 100.0 14 100.0 7 50.0 6 85.7
11 KINTAMANI V 3119 2349 75.3 2183 70.0 24 0.8 21 87.5
12 KINATAMNI VI 3728 98 2.6 71 1.9 36 1.0 34 94.4

KABUPATEN 9803 2710 27.6 2511 25.6 239 2.4 215 90.0
TABEL 73

KK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI YANG LAYAK (JAMBAN SEHAT) MENURUT KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN BANGLI TAHUN 2021

JAMBAN SEHAT KK DENGAN AKSES


JAMBAN SEHAT
SHARING/KOMUNAL SEMI PERMANEN
PERMANEN (JSP) TERHADAP
(JSSP)
FASILITAS SANITASI
JUMLAH YANG LAYAK
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH
JUMLAH JUMLAH
KK JUMLAH JUMLAH KK JUMLAH KK (JAMBAN SEHAT)
KK
SARANA SARANA PENGGU SARANA PENGGU
PENGGUNA
NA NA JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 BANGLI BANGLI 7,576 2 126 0 0 7,576 7,576 7,702 100.00
2 BANGLI UTARA 7,533 271 544 0 0 6584 6584 7,128 94.62
3 TEMBUKU TEMBUKU I 6,410 0 0 0 0 5694 6359 6,359 99.20
4 TEMBUKU II 5,202 1,365 1,365 77 77 3,591 3,591 5,033 96.75
5 SUSUT SUSUT I 6,876 721 1,193 0 0 5644 5644 6,837 99.43
6 SUSUT II 6,703 478 478 752 752 5290 5290 6,520 97.27
7 KINTAMANI KINTAMANI I 6,003 515 515 0 0 4700 4700 5,215 86.87
8 KINATAMNI II 5,734 434 434 0 0 4656 4656 5,090 88.77
9 KINTAMANI III 4,916 0 0 0 0 4,091 4,538 4,538 92.31
10 KINTAMANI IV 3,583 355 378 0 0 1,926 2,178 2,556 71.34
11 KINTAMANI V 4,781 221 296 0 0 2,759 2,759 3,055 63.90
12 KINATAMNI VI 3681 174 200 2 2 3254 3366 3,568 96.93

JUMLAH (KAB/KOTA) 68,998 4,536 5,529 831 831 55,765 57,241 63,601 92.18
TABEL 74

DESA YANG MELAKSANAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT


KABUPATEN BANGLI TAHUN 2021

SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)

JUMLAH DESA/
NO PUSKESMAS DESA MELAKSANAKAN
KEL DESA STOP BABS (SBS) DESA STBM
STBM

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %


1 2 4 5 6 7 8 9 10
1 BANGLI 4 4 100 2 50.0 0 0
2 BANGLI UTARA 5 5 100 1 20.0 0 0
3 TEMBUKU I 4 4 100 2 50.0 0 0
4 TEMBUKU II 2 2 100 0 - 0 0
5 SUSUT I 5 5 100 0 - 0 0
6 SUSUT II 4 4 100 0 - 0 0
7 KINTAMANI I 8 8 100 0 - 0 0
8 KINTAMANI II 7 7 100 1 14.3 0 0
9 KINTAMANI III 14 14 100 6 42.9 0 0
10 KINTAMANI IV 6 6 100 0 - 0 0
11 KINTAMANI V 4 4 100 0 - 0 0
12 KINTAMANI VI 9 9 100 3 33.3 0 0

TOTAL KABUPATEN 72 72 100 15 20.8 0 0


TABEL 75

PERSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM (TTU) MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KABUPATEN BANGLI
TAHUN 2021

TTU YANG ADA TTU MEMENUHI SYARAT KESEHATAN

SARANA
NO PUSKESMAS SARANA PENDIDIKAN SARANA PENDIDIKAN SARANA KESEHATAN
KESEHATAN JUMLAH TEMPAT
TEMPAT PASAR JUMLAH TOTAL
RUMAH PASAR TTU YANG IBADAH
PUSKESM IBADAH SD/MI SMP/MTs SMA/MA PUSKESMAS RUMAH SAKIT
SD/MI SMP/MTs SMA/MA SAKIT ADA
AS
UMUM ∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ %

1 BANGLI 18 1 4 1 3 63 3 93 18 100.0 1 100.0 4 100.0 1 100 3 100 63 100.0 1 33.3 91 97.8


2 BANGLI UTARA 18 6 5 1 0 48 2 80 18 100.0 6 100.0 5 100.0 1 100 0 33 68.8 0 0.0 63 78.8
3 TEMBUKU I 17 2 3 1 0 66 4 93 17 100.0 2 100.0 3 100.0 1 100 0 66 100.0 0 0.0 89 95.7
4 TEMBUKU II 12 3 1 1 0 100 3 120 12 100.0 3 100.0 1 100.0 1 100 0 100 100.0 3 100.0 120 100.0
5 SUSUT I 15 2 0 1 0 77 2 97 15 100.0 2 100.0 0 1 100 0 77 100.0 1 50.0 96 99.0
6 SUSUT II 15 2 3 1 0 43 2 66 15 100.0 2 100.0 3 100.0 1 100 0 26 60.5 0 0.0 47 71.2
7 KINTAMANI I 15 2 0 1 0 29 4 51 15 100.0 2 100.0 0 1 100 0 24 82.8 3 75.0 45 88.2
8 KINATAMNI II 13 3 1 1 0 119 0 137 13 100.0 3 100.0 1 100.0 1 100 0 157 131.9 0 175 127.7
9 KINTAMANI III 15 2 1 1 0 80 1 100 15 100.0 2 100.0 1 100.0 1 100 0 79 98.8 1 100.0 99 99.0
10 KINTAMANI IV 10 1 0 1 0 117 2 131 9 90.0 1 100.0 0 1 100 0 107 91.5 0 0.0 118 90.1
11 KINTAMANI V 11 4 1 1 0 13 0 30 9 81.8 2 50.0 1 100.0 1 100 0 2 15.4 0 15 50.0
12 KINATAMNI VI 9 1 1 1 0 67 4 83 9 100.0 1 100.0 1 100.0 1 100 0 67 100.0 0 0.0 79 95.2

KABUPATEN 168 29 20 12 3 822 27 1081 165 98.2 27 93.1 20 100.0 12 100 3 100 801 97.4 9 33.3 1037 95.9
TABEL 76

TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN (TPM) MEMENUHI SYARAT KESEHATAN


KABUPATEN BANGLI
TAHUN 2021

TPM YANG ADA TPM MEMENUHI SYARAT KESEHATAN

MAKANAN
MAKANAN
RUMAH DEPOT JUMLAH JAJANAN/ JUMLAH TPM
JAJANAN/KA
NO PUSKESMAS MAKAN/R AIR TPM RUMAH DEPOT AIR KANTIN/ MEMENUHI
JASA BOGA NTIN/SENTRA JASA BOGA
ESTORA MINUM YANG MAKAN/RESTORANT MINUM SENTRA SYARAT
MAKANAN
NT (DAM) ADA MAKANAN KESEHATAN
JAJANAN
JAJANAN

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 BANGLI 0 24 0 117 142 0 0.0 6 25.0 0 0.0 25 21.4 31 21.8


2 BANGLI UTARA 1 1 3 139 144 1 100.0 1 100.0 1 33.3 80 57.6 83 57.6
3 SUSUT I 0 4 0 167 171 0 0.0 4 100.0 0 0.0 139 83.2 143 83.6
4 SUSUT II 0 0 0 132 132 0 0.0 0 0.0 0 0.0 99 75.0 99 75.0
5 TEMBUKU I 0 0 0 152 152 0 0.0 0 0.0 0 0.0 15 9.9 15 9.9
6 TEMBUKU II 0 0 0 152 152 0 0.0 0 0.0 0 0.0 143 94.1 143 94.1
7 KINTAMANI I 0 50 0 145 195 0 0.0 6 12.0 0 0.0 13 9.0 19 9.7
8 KINTAMANI II 0 0 0 121 121 0 0.0 0 0.0 0 0.0 104 86.0 104 86.0
9 KINTAMANI III 0 0 0 82 82 0 0.0 0 0.0 0 0.0 70 85.4 67 81.7
10 KINTAMANI IV 0 5 0 140 145 0 0.0 4 80.0 0 0.0 103 73.6 107 73.8
11 KINTAMANI V 0 0 0 214 214 0 0.0 0 0.0 0 0.0 103 48.1 103 48.1
12 KINTAMANI VI 0 0 0 180 180 0 0.0 0 0.0 0 0.0 161 89.4 161 89.4

TOTAL (DINAS KESEHATAN) 1 84 3 1,741 1,830 1 100.0 21 25.0 1 33.3 1055 60.6 1078 58.9
TABEL 77

CAKUPAN KASUS BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN
KABUPATEN BANGLI
TAHUN 2021

KASUS BALITA GIZI BURUK 6 - 59 KASUS BALITA GIZI BURUK 0 - 59


KASUS GIZI BURUK 0 - 5 BULAN
BULAN BULAN
NO KECAMATAN KABUPATEN
MENDAPAT JUMLAH MENDAPAT JUMLAH MENDAPAT
JUMLAH DITEMUKAN % % %
PERAWATAN DITEMUKAN PERAWATAN DITEMUKAN PERAWATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 7 8 9

1 Bangli Bangli 0 0 0 0 0 0
2 Bangli Utara 0 0 0 0 0 0
3 Tembuku Tembuku I 0 0 0 0 0 0
4 Tembuku II 0 0 2 2 100 2 2 100
5 Susut Susut I 0 0 2 2 100 2 2 100
6 Susut II 0 0 1 1 100 1 1 100
7 Kintamani Kintamani I 0 0 1 1 100 1 1 100
8 Kintamani II 0 0 2 2 100 2 2 100
9 Kintamani III 0 0 0 0 0 0
10 kintamani IV 0 0 0 0 0 0
11 Kintamani V 0 0 1 1 100 1 1 100
12 Kintamani VI 0 0 1 1 100 1 1 100
JUMLAH 0 0 10 10 100 10 10 100
CAKUPAN KASUS BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN
KABUPATEN BANGLI
TAHUN 2020

BALITA GIZI BURUK


MENDAPAT PERAWATAN
NO KECAMATAN KABUPATEN JUMLAH DITEMUKAN
L P L+P
L P L+P Σ % Σ % Σ %
1 Bangli Bangli 1 0 1 1 100 0 1 100
2 Bangli Utara 0 0 0 0 0 0
3 Tembuku Tembuku I 0 0 0 0 0 0
4 Tembuku II 0 0 0 0 0 0
5 Susut Susut I 0 2 2 0 2 100 2 100
6 Susut II 0 1 1 0 1 100 1 100
7 Kintamani Kintamani I 0 0 0 0 0 0
8 Kintamani II 1 1 2 1 100 1 100 2 100
9 Kintamani III 0 0 0 0 0 0
10 kintamani IV 0 0 0 0 0 0
11 Kintamani V 1 0 1 1 100 0 1 100
12 Kintamani VI 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 3 4 7 3 100 4 100 7 100
TABEL 78

PERSENTASE RUMAH TANGGA MENGKONSUMSI GARAM BERYODIUM


KABUPATEN BANGLI
TAHUN 2021

KONSUMSI GARAM BERYODIUM


NO PUSKESMAS RUMAH TANGGA
DIPERIKSA %
DENGAN GARAM
1 Bangli 0 0
2 Bangli Utara 20 20 100.0
3 Tembuku I 20 19 95.0
4 Tembuku II 20 17 85.0
5 Susut I 20 20 100.0
6 Susut II 0 0
7 Kintamani I 0 0
8 Kintamani II 0 0
9 Kintamani III 140 140 100.0
10 Kintamani IV 30 22 73.3
11 Kintamani V 0 0
12 Kintamani VI 90 62 68.9
JUMLAH 340 300 88.2
TABEL 79

PERSENTASE IBU HAMIL KEK MENDAPAT PMT MENURUT KABUPATEN/KOTA


KABUPATEN BANGLI
TAHUN 2021

JUMLAH IBU HAMIL % IBU HAMIL KEK


JUMLAH IBU
NO KECAMATAN PUSKESMAS KEK YANG MENDAPAT YANG MENDAPAT
HAMIL KEK
PMT PMT
1 2 3 4 5 6
1 Bangli Bangli 25 25 100.0
2 Bangli Utara 7 7 100.0
3 Tembuku Tembuku I 5 5 100.0
4 Tembuku II 24 24 100.0
5 Susut Susut I 21 21 100.0
6 Susut II 15 15 100.0
7 Kintamani Kintamani I 20 20 100.0
8 Kintamani II 9 9 100.0
9 Kintamani III 9 9 100.0
10 kintamani IV 6 6 100.0
11 Kintamani V 18 18 100.0
12 Kintamani VI 9 9 100.0
JUMLAH 168 168 100.0
TABEL 80

PRESENTASE BALITA GIZI KURANG MENDAPAT PMT, MENURUT KABUPATEN


DI KABUPATEN BANGLI
TAHUN 2021

JUMLAH JUMLAH BALITA GIZI KURANG % BALITA GIZI KURANG


BALITA
NO KECAMATAN PUSKESMAS
GIZI YANG MENDAPAT PMT YANG MENDAPAT PMT
KURANG
1 2 3 4 5 6
1 Bangli Bangli 27 27 100.0
2 Bangli Utara 6 6 100.0
3 Tembuku Tembuku I 12 12 100.0
4 Tembuku II 2 2 100.0
5 Susut Susut I 27 27 100.0
6 Susut II 0 0 0.00
7 Kintamani Kintamani I 8 8 100.0
8 Kintamani II 5 5 100.0
9 Kintamani III 15 15 100.0
10 kintamani IV 8 8 100.0
11 Kintamani V 84 84 100.0
12 Kintamani VI 30 30 100.0
JUMLAH 224 224 100.0

Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat


Ket : Sasaran riil
TABEL 81

PERSENTASE REMAJA PUTRI 12 - 18 TAHUN YANG MENDAPAT TABLET TAMBAH DARAH


KABUPATEN BANGLI
TAHUN 2021

JUMLAH REMAJA PUTRI YANG MENDAPAT TTD JUMLAH REMAJA PUTRI YANG MINUM TTD
JUMLAH 1 - 26 TABLET 27 - 51 > 52 1 - 26 TABLET 27 - 51 > 52
NO KECAMATAN PUSKESMAS REMAJA PUTRI
% REMATRI % REMATRI % REMATRI % REMATRI % REMATRI % REMATRI
YANG ADA JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH
MENDAPAT TTD MENDAPAT TTD MENDAPAT TTD MINUM TTD MINUM TTD MINUM TTD

1 Bangli Bangli 2,041 2,041 100 - - - - - - - - - -

2 Bangli Utara 2,058 - - 2,058 100 - - - - 2,058 100 - -

3 Tembuku Tembuku I 2,041 2,041 100 - - - - - - - - - -

4 Tembuku II 521 281 54 240 46 - - 281 54 240 46 - -

5 Susut Susut I 171 - - 171 100 - - - - 171 100 - -

6 Susut II - - - - - - -

7 Kintamani Kintamani I 569 569 100 - - - - 569 100 - - - -

8 Kintamani II 748 228 30 238 32 282 38 228 30 225 30 273 36

9 Kintamani III 9,045 3,978 44 4,320 48 747 8 3,978 44 4,320 48 747 8

10 kintamani IV 2,171 2,101 97 70 3 - - 60 3 70 3 - -

11 Kintamani V - - - - - - -

12 Kintamani VI 20,392 20,392 100 - - - - 828 4 - - - -

JUMLAH 39,757 31,631 80 7,097 18 1,029 3 5,944 15 7,084 18 1,020 3

Sumber: Laporan Bulanan Kab/Kota


TABEL 82

PRESENTASE IBU HAMIL KEK


MENURUT KABUPATEN DI KABUPATEN BANGLI
TAHUN 2021

PROSENTASE IBU HAMIL KEK


NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH IBU HAMIL
JUMLAH IBU HAMIL KEK % IBU HAMIL KEK
DIPERIKSA LILA
1 2 3 4 5 6
1 Bangli Bangli 296 25 8.4
2 Bangli Utara 296 7 2.4
3 Tembuku Tembuku I 247 5 2.0
4 Tembuku II 297 24 8.1
5 Susut Susut I 323 21 6.5
6 Susut II 296 15 5.1
7 Kintamani Kintamani I 329 20 6.1
8 Kintamani II 321 9 2.8
9 Kintamani III 223 9 4.0
10 kintamani IV 240 6 2.5
11 Kintamani V 431 18 4.2
12 Kintamani VI 217 9 4.1
JUMLAH 3516 168 4.8
Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat
Ket : Sasaran riil
TABEL 83

PRESENTASE IBU HAMIL ANEMIA


MENURUT KABUPATEN DI KABUPATEN BANGLI
TAHUN 2021

PROSENTASE IBU HAMIL ANEMIA


NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH IBU HAMIL JUMLAH IBU HAMIL
% IBU HAMIL ANEMIA
DIPERIKSA HB ANEMIA
1 2 3 4 5 6
1 Bangli Bangli 296 26 8.8
2 Bangli Utara 296 2 0.7
3 Tembuku Tembuku I 247 6 2.4
4 Tembuku II 297 14 4.7
5 Susut Susut I 323 4 1.2
6 Susut II 296 8 2.7
7 Kintamani Kintamani I 329 4 1.2
8 Kintamani II 321 0 0.0
9 Kintamani III 223 0 0.0
10 kintamani IV 240 0 0.0
11 Kintamani V 431 40 9.3
12 Kintamani VI 217 8 3.7
JUMLAH 3516 112 3.2
Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat
Ket : Sasaran riil
TABEL 84

PRESENTASE BAYI DENGAN BBLR


MENURUT KABUPATEN DI KABUPATEN BANGLI
TAHUN 2021

PROSENTASE BAYI BBLR


NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH BAYI LAHIR HIDUP JUMLAH BAYI DENGAN
% BAYI BBLR
YANG DITIMBANG BBLR
1 2 3 4 5 6
1 Bangli Bangli 292 18 6.2
2 Bangli Utara 291 24 8.2
3 Tembuku Tembuku I 242 16 6.6
4 Tembuku II 283 15 5.3
5 Susut Susut I 309 19 6.1
6 Susut II 324 12 3.7
7 Kintamani Kintamani I 301 21 7.0
8 Kintamani II 323 6 1.9
9 Kintamani III 218 10 4.6
10 kintamani IV 220 4 1.8
11 Kintamani V 367 7 1.9
12 Kintamani VI 223 8 3.6
JUMLAH 3,393 160 4.7
Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat
Ket : Sasaran riil
TABEL 85

CAKUPAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH BIAS) DT DAN Td PADA ANAK SEKOLAH KELAS 1, 2
DAN KELAS 5 MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA
KABUPATEN/KOTA
TAHUN 2021
JUMLAH SEKOLAH SASARAN CAPAIAN
KELAS 1 KELAS 2 KELAS 5 DT KELAS 1 Td KELAS 2 Td KELAS 5
NO. KECAMATAN LAIN
SD MI TOTAL
LAIN
L P JML L P JML L P JML L % P % JML % L % P % JML % L % P % JML %

1 BANGLI 18 0 0 18 197 204 401 190 197 387 234 196 430 197 100.00 204 100.00 401 100.00 190 100.00 197 100.00 387 100.00 234 100.00 196 100.00 430 100.00

2 BANGLI UTARA 18 0 0 18 180 177 357 204 189 393 197 186 383 180 100.00 177 100.00 357 100.00 204 100.00 189 100.00 393 100.00 197 100.00 186 100.00 383 100.00

3 TEMBUKU I 17 0 0 17 130 106 236 124 140 264 148 146 294 130 100.00 104 98.11 234 99.15 122 98.39 136 97.14 258 97.73 148 100.00 146 100.00 294 100.00

4 TEMBUKU II 12 0 0 12 151 149 300 155 150 305 160 183 343 151 100.00 149 100.00 300 100.00 155 100.00 150 100.00 305 100.00 160 100.00 183 100.00 343 100.00

5 SUSUT I 15 0 0 15 139 155 294 151 157 308 178 158 336 139 100.00 155 100.00 294 100.00 150 99.34 157 100.00 307 99.68 178 100.00 157 100.00 335 99.70

6 SUSUT II 15 0 0 15 143 148 291 146 150 296 148 146 294 143 100.00 148 100.00 291 100.00 145 99.32 150 100.00 295 99.66 148 100.00 145 99.32 293 99.66

7 KINTAMANI I 15 0 0 15 231 175 406 196 188 384 196 186 382 216 93.51 171 97.71 387 95.32 186 94.90 180 95.74 366 95.31 193 98.47 180 91.84 373 97.64

KINTAMANI II 13 0 0 13 149 148 297 140 140 280 203 166 369 138 92.62 148 100.00 286 96.30 140 100.00 140 100.00 280 100.00 203 100.00 162 79.80 365 98.92

KINTAMANI III 15 0 0 15 119 138 257 133 112 245 136 133 269 119 100.00 138 100.00 257 100.00 133 100.00 112 100.00 245 100.00 136 100.00 133 97.79 269 100.00

KINTAMANI IV 10 0 0 10 87 81 168 76 83 159 81 92 173 87 100.00 81 100.00 168 100.00 76 100.00 83 100.00 159 100.00 81 100.00 92 113.58 173 100.00

8 KINTAMANI V 11 0 0 11 202 173 375 223 234 457 228 245 473 202 99.49 173 100.00 375 100.00 223 100.00 234 100.00 457 100.00 228 100.00 245 100.00 473 100.00

9 KINTAMANI VI 9 0 0 9 121 109 230 117 93 210 98 100 198 121 100.00 109 100.00 230 100.00 117 100.00 93 100.00 210 100.00 98 100.00 100 100.00 198 100.00

KABUPATEN/KOTA 168 0 0 168 1849 1763 3612 1,855 1,833 3,688 2,007 1,937 3,944 1,823 98.59 1,757 99.66 3,580 99.11 35,878 1,934.12 33,106 1,806.11 68,984 1,870.50 2,004 99.85 1,925 99.38 3,929 99.62

Sumber : Laporan rutin imunisasi Th. 2021


TABEL 86

KASUS COVID-19 MENURUT KABUPATEN/KOTA


KABUPATEN/KOTA
TAHUN 2021

ANGKA ANGKA
KASUS
NO KECAMATAN SEMBUH MENINGGAL KESEMBUHAN KEMATIAN
KONFIRMASI
(RR) (CFR)
1 2 3 4 5 7 8
1 BANGLI 1192 1114 20 93.46 1.68
2 SUSUT 1090 1068 12 97.98 1.10
3 TEMBUKU 1017 955 98 93.90 9.64
4 KINTAMANI 1008 957 78 94.94 7.74
5
6
7
8
9
KABUPATEN/KOTA 4307 4094 208 95.05 4.83
Sumer :
TABEL 87

JUMLAH LABORATORIUM DAN PEMERIKSAAN SPESIMEN COVID-19 MENURUT KABUPATEN/KOTA


KABUPATEN/KOTA …………
TAHUN 2021

JUMLAH
JUMLAH SPESIMEN JUMLAH
JUMLAH JUMLAH ORANG
JUMLAH LAB YANG MEMERIKSA ORANG JUMLAH POSITIVIT
NO KECAMATAN LAB YANG ORANG DIPERIKSA/
DIPERIKSA PENDUDUK Y RATE (%)
RT-PCR MELAPOR DIPERIKSA 1 JUTA
RT-PCR TCM DIPERIKSA POSITIF NEGATIF INKONKLUSIF INVALID POSITIF
DAN TCM PENDUDUK
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1 BANGLI 2 1 1 2 1192 2982 8508 1192 58519 145389 14.0

2 SUSUT 2 2 1000 2680 7977 1000 50643 157514 12.5

3 TEMBUKU 2 2 917 2384 7908 917 39709 199149 11.6

4 KINTAMANI 6 4 908 2282 7716 908 105867 72884 11.8

KABUPATEN/KOTA….................. 12 1 1 10 17756 4017 10328 0 8 32109 4017 254738 126047 12.5

Sumber :
Catatan: kolom E bukan merupakan penjumlahan C dan D
TABEL 88

KASUS COVID-19 BERDASARKAN JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR


KABUPATEN/KOTA
TAHUN 2021

0-2 TAHUN 3-6 TAHUN 7-12 TAHUN 13-15 TAHUN 16-18 TAHUN 19-30 TAHUN 31-45 TAHUN 46-60 TAHUN 60+ TAHUN TOTAL
NO KABUPATEN/ KOTA
L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
1 BANGLI 20 30 22 16 30 34 19 28 20 30 105 125 132 134 107 150 81 109 536 656

2 SUSUT 12 10 12 9 22 18 12 13 17 25 98 101 121 126 193 106 129 66 616 474

3 TEMBUKU 10 10 12 8 24 22 12 11 10 12 87 99 109 116 150 130 107 88 521 496

4 KINTAMANI 9 8 11 6 29 18 9 12 29 8 76 98 107 104 159 122 121 82 550 458

0 0

0 0

Kabupaten/kota 51 58 57 39 105 92 52 64 76 75 366 423 469 480 609 508 438 345 2223 2084
Sumber :
TABEL 89

SPM KABUPATEN/KOTA
TAHUN 2021

No. Jenis Layanan Sasaran Capaian Persentase


PELAYANAN KESEHATAN IBU HAMIL
1. Jumlah ibu hamil yang mendapatkan pelayanan K4 di fasilitas pelayanan kesehatan milik
pemerintah dan swasta 3655 3257 89.11
PELAYANAN KESEHATAN IBU BERSALIN
2 Jumlah ibu bersalin yan g mendapatkan pelayanan persalinan sesuai standar dalam kurun waktu 1
th 3489 3396 97.33
PELAYANAN KESEHATAN BAYI BARU LAHIR
3 Jumlah bayi baru lahir usia 0-28 hari yang mendapatkan pelayanan kesehatan bayi baru lahir
sesuai dengan standar 3216 3392 105.47
PELAYANAN KESEHATAN BALITA
4 Jumlah balita 0-59 bulan yang mendapat pelayanan kesehatan balita sesuai standar
15319
dalam kurun waktu satu tahun 16121 95.03
PELAYANAN KESEHATAN PADA USIA PENDIDIKAN DASAR
5 Jumlah anak usia pendidikan dasar kelas 1 dan 7 yang mendapat pelayanan skrining
7144
kesehatan di satuan pendidikan dasar 7144 100
PELAYANAN KESEHATAN PADA USIA PRODUKTIF
6 Jumlah pengunjung usia 15-59 tahun mendapat pelayanan skrining kesehatan sesuai
50,918
dalam kurun waktu satu tahun 140719 36.18
PELAYANAN KESEHATAN PADA USIA LANJUT
Jumlah pengunjung berusia 60 tahun ke atas yang mendapat skrining kesehatan sesuai
33610
7 standar minimal 1 kali dalam kurun waktu satu tahun 39012 86.15
PELAYANAN KESEHATAN PENDERITA HIPERTENSI
Jumlah penderita Hipertensi yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar
6548
8 dalam kurun waktu satu tahun 58013 11.29
PELAYANAN KESEHATAN PENDERITA DIABETES MELITUS (DM)
Jumlah penyandang DM yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar dalam
1078
9 kurun waktu satu tahun 3406 31.65
PELAYANAN KESEHATAN ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA (ODGJ) BERAT
Jumlah ODGJ berat (psikotik) di wilayah kerja kab/kota yang mendapat pelayanan
463
10 kesehatan jiwa promotif preventif standar dalam kurun waktu satu tahun 682 67.89
PELAYANAN KESEHATAN ORANG DENGAN TUBERKULOSIS (TB)
Jumlah orang yang mendapatkan pelayanan TB sesuai standar dalam kurun waktu satu
60
11 tahun 137 43.80
PELAYANAN KESEHATAN ORANG DENGAN RISIKO TERINFEKSI HIV
Jumlah orang berisiko terinfeksi HIV yang mendapatkan pemeriksaan HIV sesuai standar
2994
12 di fasyankes dalam kurun waktu satu tahun 3655 81.92
TABEL 90

PERSENTASE KABUPATEN/KOTA MELAKSANAKAN SURVEILANS GIZI


DI KABUPATEN BANGLI
TAHUN 2021

PERSENTASE KAB/KOTA MELAKSANAKAN SURVEILANS GIZI


NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH %KAB KOTA
SASARAN
BALITA YANG % INPUT DATA MELAKSANAKAN
BALITA
DIUKUR SURVEILANS GIZI
1 2 3 4 5 6
1 Bangli Bangli 1,459 1,141 78.2 100
2 Bangli Utara 1,437 946 65.8 100
3 Tembuku Tembuku I 1,301 838 64.4 100
4 Tembuku II 1,319 439 33.3 0
5 Susut Susut I 1,581 1,529 96.7 100
6 Susut II 1,496 658 44.0 0
7 Kintamani Kintamani I 1,454 1,131 77.8 100
8 Kintamani II 1,405 990 70.5 100
9 Kintamani III 1,183 430 36.3 0
10 kintamani IV 984 867 88.1 100
11 Kintamani V 1,683 1,010 60.0 0
12 Kintamani VI 956 645 67.5 100
JUMLAH 16,258 10,624 65.3 66.7
Sumber: Laporan Bulanan Kab/Kota
TABEL 91

PERSENTASE PUSKESMAS UPLOAD SOP TATALAKSANA GIZI BURUK


DI KABUPATEN BANGLI
TAHUN 2021

PERSENTASE PUSKESMAS UPLOAD TATALAKSANA GIZI


BURUK
JUMLAH
NO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH PUSKESMAS % SURVEILANS
PUSKESMAS MENGUPLOAD 4 GIZI
ATAU 5 SOP
1 2 3 5
1 Bangli Bangli 1 1 100
2 Bangli Utara 1 1 100
3 Tembuku Tembuku I 1 1 100
4 Tembuku II 1 1 100
5 Susut Susut I 1 1 100
6 Susut II 1 - -
7 Kintamani Kintamani I 1 1 100
8 Kintamani II 1 - -
9 Kintamani III 1 1 100
10 kintamani IV 1 1 100
11 Kintamani V 1 1 100
12 Kintamani VI 1 1 100
JUMLAH 12 10 83.33
Sumber: Laporan Bulanan Kab/Kota

Anda mungkin juga menyukai