PENDAHULUAN
peraturan-peraturan Organisasi
Ikatan
Apoteker
Indonesia ( IAI )
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
suatu
panitia
persiapan
untuk
mempersiapkan
dan
I.
Para
Apoteker
Indonesia
berhasil
melaksanakan
ialah :
Urgensi
Program
Penyusunan
Daftar
Kebutuhan
Obat,
: Drs. E. Looho
: Drs. Yap Tjwan Bing, Drs. Liem Tjae Ho, Drs. Kho Han Yao,
dan Drs Zakaria Raib
Alamat sekretariat : Jl. Teuku Umar 66, Jakarta Muktamar II. Muktamar ke
II IKA berlangsung di Jakarta tahun 1956 dengan mengambil tempat di
Gedung PB IDI , Jl. Sam Ratulangi.
Pada muktamar tersebut dilakukan pengesahan Anggaran Rumah
Tangga yang tidak sempat disahkan dalam Muktamar I. Muktamar juga
berhasil memilih Pengurus Baru, yakni : Drs. E Looho, Drs. M. Kamal
( penulis ), Drs. Tio Tiang Hoey ( bendahar I ), Drs. Liem Oie Yam Djien
(bendahara II), Drs, Zakaria Raib ( anggota ), dan Drs. Liem Tjae Ho
(anggota ). Sekretariat masih di Jl. Teuku Umar 66, Jakarta ( Rumah Drs.
M. Kamal ).
Muktamar
III.
Muktamar
ke
III
IKA
dilangsungkan
digedung
Tengan
pada
tahun
1958
dan
memindahkan
Redaksi
dan
pimpinan DR. Poey Seng Bouw. Muktamar ke III IKA ini menghasilak
pengurus baru sebagai berikut :
Drs. Zakaria Raib ( ketua ), Drs. Soemartojo ( wakil ketua ), Drs. Agus
Garmana ( penulis ), Drs. Liem Oie Yam Djien (bendahara), Drs. M. Kamal
(anggota), Drs. Liem Tjae Ho (anggota), dan Drs. Ruskanda ( anggota ).
Alamat Sekretariat pengurus IKA pindah ke Jl. Tebah III no.25, Blok E,
Kebayoran Baru, Jakarta.
Muktamar IV. Muktamar ke IV IKA diselenggarakan di Salatiga Jawa
Tangah Tahun 1958. Tidak ada dokumen tnentang hasil keputusannya.
Muktamar V. Muktamar V IKA dan Lustrum I IKA dilangsungkan di
Cipayung pada 19 sampai dengan 22 agustus 1960. Pada acara tersebut
di tetapkan program kerja di bidang Organisasi, Pendidikan, Produksi dan
Distribusi Obat, Undang Undang Farmasi, Farmakope Indonesia dan
Penyebaran tenaga apoteker. Muktamar berhasil memilih pengurus baru
sebagai berikut :
Drs. Zakaria Raib ( ketua ), Drs. E Looho ( wakil ketua ), Drs. Purnomo
Singgih ( penulis ), Drs Tjoa Kian Kie ( bendahara ), Drs. Liem Tjae Ho
(anggota), Drs. Sri Sugati Sjamsuhidajat ( anggota ), Drs. Goei Tjong Tik
( anggota ), dan Drs. Surastomo Hadisumarno ( anggota ). Juga ditetapkan
tempt Muktamar ke IV : Jawa Timur.
Muktamar VI. Muktamar ke IV dilangsungkan di Murnayati
Lawang ( Jawa Timur ) pada 31 agustus 4 september 1961, dan memilih
pengurus besar baru yang terdiri dari Drs. Zakaria Raib ( ketua ), Drs. E
Looho ( wakil ketua ), Drs. Purnomo Singgih ( penulis ), Drs Tjoa Kian Kie
(
bendahara
),
Drs.
Liem
Tjae
Ho
komisaris
umum
).
mampu
menjalankan
praktek
kefarmsian
secara
bertanggung jawab
3. Memperjuangkan dan melindungi kepentingan anggota dalam
menjalankan praktek profesinya
4. Mengembangkan kerja sama dengan dengan organisasi profesi
lainnya baik nasional maupun internasional.
ilmiah
yang
bersifat
lokal,
nasional,
dan
internasional
5. Memantapkan peran anggotan dalam usaha :
1. Melindungi masyarakat terhadap pencemaran profesi, bahaya
narkotika dan penyalahgunaan obat.
2. Pengawasan
pengamanan
kesehatan
obat,
lingkungan,
makanan,
minuman,
pemanfaatan
kosmetika
dan
dan
obat
tradisional
a. Memberikan
advokasi
kepada
anggota
berkaitan
dengan
masalah yurisprudensi
b. Mengadakan berbagai kegiatan lain dipandang perlu untuk
mencapai visi dan misi organisasi.
BAB III
PEMBAHASAN
ijazah
Pendidikan
Program
Profesi
Apoteker yang
dilegalisir
IKATAN APOTEKER INDONESIA
B. REGISTRASI BARU
1. Registrasi ini ditujukan bagi apoteker yang baru lulus dan yang
belum terdaftar sebagai anggota Ikatan Apoteker Indonesia
2. Pemohon mengajukan permohonan secara perorangan atau kolektif
kepada Pengurus Daerah setempat dimana
Perguruan Tinggi
b.
c.
d.
e.
10
iuran
tahunan
anggota
kepada
masing-masing
Cabang
memberikan
laporan
penarikan
dan
Tanda
Anggota
diberikan
kepada
anggota
yang
telah
11
kegiatan
Pengurus
yang
berada
12
kegiatan
Kongres
Nasional
Ikatan
Apoteker
Indonesia
d. Mengikuti kegiatan rapat kerja Nasional Ikatan Apoteker
indonesia
e. Mengikuti
kegiatan
lain
dalam
lingkuporganisasi
Ikatan
atas
persetujuan
Pengurus
Daerah
Ikatan
Apoteker
Indonesia setempat
2. Kabupaten atau kota yang memiliki kurang dari 6 orang apoteker
dapat bergabung dengan Pengurus Cabang di Kabupaten / Kota
terdekat
3. Sekretariat Pengurus Cabang berada di Ibukota Kabupaten atau Kota
setempat
4. Pengurus cabang memiliki kewenangan untuk :
a. Membina anggota
b. Mengikuti kegiatan Konferda, Rakerda, Kongres nasional dan
Rakernas Ikatan Apoteker Indonesia
c. Mengeluarkan Surat Keterangan Lolos Butuh antar Kabupaten
/Kota dalam satu propinsi
d. Mengeluarkan rekomendasi untuk Surat Ijin Praktek atau Kerja
13
e. Melakukan
advokasi
mengkoordinasikannya
ke
instansi
dengan
Pengurus
terkait
dan
Daerah
sesuai
kebutuhannya.
3.1.5
Peraturan
pengambilan
suara
dalam
Ikatan
Apoteker
Indonesia
Menurut UU Pasal 21 ayat 2 tentang Pengambilan keputusan dalam
IAI pada dasarnya diusahakan sejauh mungkin secara musyawarah untuk
mufakat dan apabila hal ini tidak mungkin, maka keputusan di ambil
berdasarkan
mengambil
suara
terbanyak.
keputusan
tentang
dalam
hal
pemilihan
kongres
atau
kepemimpinan,
konferensi
sekurang
( sekretaris )
( wakil sekjen )
( wakil sekjen )
( wakil sekjen )
( wakil sekjen )
14
( bendahara )
( wakil bendahara )
10.
11.
( wakil bendahara )
( wakil ketua apoteker
komunitas )
12.
rumah sakit )
13.
distribusi )
14.
15.
antar lembaga )
16.
18.
19.
pengabdian masyarakat)
20.
kegiatan ilmiah )
15
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Ikatan Apoteker Indonesia atau Ikatan Sarjana Farmasi
Indonesia adalah satu satunya organisasi profesi kefarmasian di
indonesia yang di tetapkan dengan Surat Keputusan Menteri
Kesehatan RI No. 41846/KMB/121 tertanggal 16 september 1965.
Nama Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia di tetapkan dalam kongres
VII Ikatan Apoteker Indonesia di jakarta pada tanggal 26 februari
1965 dan merupakan kelanjutan dari Ikatan Apoteker Indonesia
yang di dirikan pada tanggal 18 juni 1955, untuk jangka waktu yang
tidak di tentukan.
Demokrasi dalam Ikatan Apoteker Indonesia salah satunya adalah
pengambilan suara atau keputusan. Menurut UU Pasal 21 ayat 2
tentang Pengambilan keputusan dalam IAI pada dasarnya
diusahakan sejauh mungkin secara musyawarah untuk mufakat dan
apabila hal ini tidak mungkin, maka keputusan di ambil berdasarkan
suara terbanyak. dalam hal kongres atau konferensi mengambil
keputusan tentang pemilihan kepemimpinan, sekurang kurangnya
2/3 dari jumlah peserta harus hadir.
16
4.2 Saran
Organisasi Ikatan Apoteker Indonesia perlu dipelajari lebih seksama
untuk
lebih
memahaminya.
Namun,
semoga
dengan
adanya
DAFTAR PUSTAKA
http://www.ikatanapotekerindonesia.net/about-iai/all-about-iai/3sejarah-organisasi-ikatan-apoteker-indonesia.html
https://wanprabu.wordpress.com/tag/pengambilan-suara/
http://nurlinda08.blogspot.com/2012/12/ikatan-apotekerindonesia.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Apoteker
17