Anda di halaman 1dari 243

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI

TAHUN 2020

PEMERINTAH KABUPATEN BANGLI


DINAS KESEHATAN
2021
HALAMAN JUDUL

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 i


KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang
Maha Esa), atas Asung Kerta Wara NugrahaNya sehingga Profil Kesehatan Kabupaten
Bangli Tahun 2020 ini dapat tersusun sesuai dengan petunjuk teknis penyusunan profil
kesehatan kabupaten/kota tahun 2020.
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli merupakan salah satu bagian dari sistem
informasi kesehatan yang penting bagi proses perencanaan sampai dengan evaluasi
program kesehatan dan merupakan bagian penting strategi pembangunan kesehatan
untuk mencapai tujuan keberhasilan pembangunan kesehatan. Namun, hal yang lebih
penting adalah bahwa data-data yang disajikan dalam profil ini dapat dijadikan acuan
dalam melakukan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kinerja khususnya Dinas
Kesehatan Kabupaten Bangli dan masyarakat secara umum.
Profil kesehatan ini disusun dengan menagmbil data dari internal instansi maupun
dari luar instansi seperti rumah sakit pemerintah, rumah sakit swasta, klinik-klinik, Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial, dan Badan Pusat Statistik. Data di Dinas Kesehatan
bersumber dari laporan masing-masing program yang telah dilakukan pemutakhiran data
untuk menghindari terjadinya perbedaan data. Dalam profil kesehatan ini berupaya
menampilkan capaian kinerja maupun data lain yang termuat dalam tabel Standar
Pelayanan Minimal yang merupakan indikator yang dipakai untuk mengukur kemajuan
pembangunan bidang kesehatan. Data-data yang ditampilkan diupayakan dapat
menampilkan fokus masalah kesehatan pada puskesmas maupun unit pelayanan
kesehatan lain yang ada di Kabupaten Bangli. Hal ini penting mengingat peran dan
kontribusi sektor lain termasuk swasta dalam pemberian pelayanan kesehatan di
Kabupaten Bangli cukup besar. Pada Profil tahun 2020 ini juga dicoba untuk
menampilkan data terpilah berdasarkan jenis kelamin, hanya saja belum optimal.
Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019 tersusun atas kerjasama banyak
pihak yang telah turut ambil bagian dalam pengumpulan data serta proses konsultasi yang
memperkaya isi profil. Dalam penyusunan ini, kami yakin tidak semua pihak sepakat
dengan seluruh data ataupun analisa yang disampaikan. Walaupun demikian kami
berharap semoga pembaca profil ini menemukan keseluruhan kajian serta kesimpulan
dalam profil sebagai sumbangan yang berarti dalam wacana pengambilan kebijakan
tentang pembangunan kesehatan Kabupaten Bangli.

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 ii


Upaya penyempurnaan penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun
2020 akan terus dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli terutama dalam
pendataan, mengingat pentingnya data dalam proses manajemen dan pengambilan
keputusan.

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 iii


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii

DAFTAR ISI.................................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL............................................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

A. LATAR BELAKANG ............................................................................................... 1

B. TUJUAN PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI ................................... 2

C. SISTEMATIKA ......................................................................................................... 2

BAB II GAMBARAN UMUM ........................................................................................ 4

1. Luas Wilayah ...................................................................................................... 4

2. Jumlah Desa/ Kelurahan ..................................................................................... 4

3. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dan Kelompok Umur ..................... 6

4. Kepadatan Penduduk/KM2 ................................................................................. 6

5. Rasio Beban Tanggungan ................................................................................... 7

6. Rasio Jenis Kelamin ........................................................................................... 8

7. Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Melek Huruf ............... 9

8. Persentase Penduduk Laki-laki dan Perempuan Berusia 15 Tahun ke Atas


Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan ...................................... 10

BAB III SARANA KESEHATAN ................................................................................. 12

A. SARANA KESEHATAN ........................................................................................ 12

1. Jumlah Sarana Kesehatan Menurut Kepemilikan/ Pengelola ........................... 12

2. Persentase Rumah Sakit dengan kemampuan Pelayanan Gawat Darurat Level


1 13

B. AKSES MUTU DAN PELAYANAN KESEHATAN ............................................ 14

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 iv


1. Cakupan Kunjungan rawat Jalan dan Rawat Inap di Sarana Pelayanan Kesehatan
15

2. Jumlah Kunjungan Gangguan Jiwa di Sarana Pelayanan Kesehatan ............... 16

3. Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit .......................................................... 17

4. Indikator Kinerja Pelayanan di Rumah Sakit ................................................... 18

5. Puskesmas dengan Ketersediaaan Obat dan Vaksin ......................................... 21

C. UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT ......................... 22

1. Cakupan Posyandu Menurut Strata .................................................................. 23

2. Rasio Posyandu per 100 Balita ......................................................................... 25

3. Posbindu PTM (Penyakit Tidak Menular)........................................................ 26

BAB IV TENAGA KESEHATAN ................................................................................. 28

1. Jumlah dan Rasio Tenaga Medis (Dokter Umum, Spesialis, Dokter Gigi) di
Sarana Kesehatan .................................................................................................... 28

2. Jumlah dan Rasio Tenaga Keperawatan (Bidan dan Perawat) di Sarana


Kesehatan ................................................................................................................ 30

3. Jumlah dan Rasio Tenaga Kesehatan Masyarakat, Kesehatan Lingkungan, dan


Gizi di Sarana Kesehatan ........................................................................................ 32

4. Jumlah dan Rasio Tenaga Teknik Biomedika, Keterapian Fisik dan Keteknisan
Medik di Sarana Kesehatan .................................................................................... 36

5. Jumlah dan Rasio Tenaga Kefarmasian (Tenaga Teknis Kefarmasian dan


Apoteker) di Sarana Kesehatan............................................................................... 38

BAB V PEMBIAYAAN KESEHATAN ........................................................................ 40

1. Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan ........................................................ 40

2. Desa yang Memanfaatkan Dana Desa untuk Kesehatan .................................. 42

3. Persentase Anggaran Kesehatan ....................................................................... 42

4. Anggaran Kesehatan Perkapita ......................................................................... 43

BAB VI KESEHATAN KELUARGA ........................................................................... 45

A. Kesehatan Ibu .......................................................................................................... 45

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 v


1. Jumlah dan Angka Kematian Ibu yang dilaporkan........................................... 45

2. Pelayanan Kesehatan Pada Ibu Hamil (Cakupan Kunjungan K1 dan K4) ....... 46

3. Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan ............................... 49

4. Cakupan Pelayanan Nifas ................................................................................. 50

5. Persentase Ibu Nifas Mendapat Vitamin A ...................................................... 52

6. Persentase Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet Tambah Darah .................... 53

7. Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan .................................................. 54

8. Persentase Peserta KB Aktif ............................................................................. 56

9. Persentase Peserta KB Pasca Persalinan........................................................... 58

B. Kesehatan Anak ....................................................................................................... 59

1. Jumlah dan Angka Kematian Neonatal per-1.000 Kelahiran Hidup ................ 59

2. Angka Kematian Bayi dan Balita per 1.000 Kelahiran Hidup ......................... 61

3. Penanganan Komplikasi pada Neonatal ........................................................... 64

4. Persentase Berat Badan Bayi Lahir Rendah ..................................................... 66

5. Cakupan Kunjungan Neonatal 1 (KN1) dan KN Lengkap ............................... 67

6. Persentase Bayi Diberi ASI Eksklusif .............................................................. 69

7. Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi ................................................................ 70

8. Persentase Desa/ Kelurahan UCI ...................................................................... 72

9. Cakupan Imunisasi Campak/ MR pada Bayi .................................................... 72

10. Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Bayi Dan Anak Balita ........................... 73

11. Cakupan Pelayanan Kesehatan Balita .............................................................. 74

12. Persentase Balita Ditimbang ............................................................................. 76

13. Persentase Balita Gizi Kurang (BB/Umur), Pendek (TB/Umur), dan Kurus
(BB/TB) .................................................................................................................. 78

14. Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 1 SD/MI, 7 SMP/MTs, dan 10


SMA/MA ................................................................................................................ 79

15. Pelayanan Kesehatan Pada Usia Pendidikan Dasar .......................................... 81

C. Kesehatan Usia Produktif dan Usia Lanjut .............................................................. 82

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 vi


1. Persentase Pelayanan Kesehatan Usia Produktif .............................................. 82

2. Persentase Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut (60+ tahun) ............................... 83

BAB VII PENGENDALIAN PENYAKIT ..................................................................... 85

A. Pengendalian Penyakit Menular langsung ............................................................... 85

1. Persentase orang terduga TBC mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar


85

2. Case Notification Rate seluruh kasus TBC ...................................................... 86

3. Case Detection Rate TBC ................................................................................. 87

4. Cakupan Penemuan Kasus TBC Anak ............................................................. 87

5. Angka Kesembuhan (Cure Rate) Tuberkulosis Paru Terkonfirmasi


Bakteriologis ........................................................................................................... 88

6. Angka Pengobatan Lengkap (Complete Rate) Semua Kasus Tuberkulosis ..... 89

7. Angka Keberhasilan Pengobatan (Success Rate) Semua Kasus TBC .............. 90

8. Jumlah Kematian Selama Pengobatan Tuberkulosis ........................................ 91

9. Persentase Penemuan Penderita Pneumonia Pada Balita ................................. 92

10. Puskesmas Yang Melakukan Tatalaksana Standar Pneumonia Minimal 60%. 93

11. Jumlah kasus HIV ............................................................................................. 93

12. Jumlah Kematian Karena AIDS ....................................................................... 94

13. Persentase Diare Ditemukan dan Ditangani pada Balita .................................. 95

14. Persentase Diare Ditemukan dan Ditangani pada Semua Umur ...................... 96

15. Angka Penemuan kasus Baru Kusta (NCDR) .................................................. 97

16. Persentase Kasus Baru Kusta Anak 0-14 Tahun .............................................. 98

17. Persentase Cacat Tingkat 0 dan Tingkat 2 ........................................................ 99

18. Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta ........................................................... 99

19. Angka Prevalensi Kusta per 100.000 Penduduk............................................... 99

20. Penderita Kusta PB dan MB Selesai Berobat ................................................. 100

B. Pengendalian Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi ............................ 101

1. Acute Flaccid Paralysis (AFP) non polio per 100.000 Penduduk <15 tahun . 102

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 vii


2. Jumlah dan CFR Difteri .................................................................................. 103

3. Jumlah Pertusis dan Hepatitis B ..................................................................... 103

4. Jumlah dan CFR Tetanus Neonatorum ........................................................... 104

5. Jumlah Suspek Campak .................................................................................. 105

6. Insidens Rate Suspek Campak Per 100.000 Penduduk .................................. 106

7. Persentase KLB ditangani <24 Jam ................................................................ 107

C. Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik ............................................... 108

1. Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) Per 100.000 Penduduk 109

2. Angka Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) ...................................... 110

3. Angka Kesakitan Malaria per 1.000 Penduduk .............................................. 110

4. Persentase Konfirmasi Laboratorium pada Suspek Malaria........................... 111

5. Persentase Pengobatan Standar Kasus Malaria Positif ................................... 112

6. Case Fatality Rate Malaria.............................................................................. 112

7. Penderita Kronis Filariasis.............................................................................. 113

D. Pengendalian Penyakit Tidak Menular .................................................................. 113

1. Persentase Penderita Hipertensi Yang Mendapatkan Pelayanan Kesehatan


Sesuai Standar ....................................................................................................... 113

2. Persentase Penderita DM Yang Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Sesuai


Standar .................................................................................................................. 114

3. Persentase Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara ............ 115

4. Persentase IVA Positif Pada Perempuan Usia 30-50 Tahun .......................... 117

5. Persentase Tumor/ Benjolan Payudara Pada Perempuan 30-50 Tahun Yang


Diskrining ............................................................................................................. 118

6. Persentase Pelayanan Kesehatan Orang Dengan Gangguan Jiwa Berat ........ 119

BAB VII KEADAAN LINGKUNGAN ....................................................................... 120

1. Persentase Sarana Air Minum Dengan Risiko Rendah + Sedang .................. 120

2. Persentase Sarana Air Minum Memenuhi Syarat ........................................... 121

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 viii


3. Persentase Penduduk Dengan Akses Terhadap Sanitasi Yang Layak (Jamban
Sehat) .................................................................................................................... 122

4. Persentase Desa STBM .................................................................................. 123

5. Persentase Tempat-tempat Umum Memenuhi Syarat Kesehatan ................... 124

6. Persentase Tempat Pengolaan Makanan Memenuhi Syarat Kesehatan ......... 126

BAB VIII KESIMPULAN ............................................................................................ 127

A. SIMPULAN ........................................................................................................... 127

B. SARAN .................................................................................................................. 130

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 ix


DAFTAR TABEL

Tabel 1. Nama Desa dan Kelurahan Menurut Kecamatan di Kabupaten Bangli Tahun
2019 5
Tabel 2. Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Bangli Tahun 2019 7
Tabel 3. Rasio Jenis Kelamin Menurut kecamatan di Kabupaten Bangli Tahun 2019 9
Tabel 4. Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan Penduduk Kabupaten Bangli Tahun
2019 10
Tabel 5. Daftar Item Obat dan Vaksin Esensial di Puskesmas Tahun 2019 22

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 x


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Perbandingan Piramida Penduduk Bangli Tahun 2010 dan 2020 6


Gambar 2. Jumlah Sarana Kesehatan Menurut Kepemilikan/Pengelola di Kabupaten Bangli
Tahun 2020 13
Gambar 3. Jumlah Kunjungan Rawat Jalan Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun
2020 15
Gambar 4. Cakupan GDR dan NDR Rumah Sakit di Kabupaten Bangli Tahun 2020 17
Gambar 5. Pencapaian BOR Rumah Sakit di Kabupaten Bangli Tahun 2020 19
Gambar 6. Pencapaian BTO Rumah Sakit di Kabupaten Bangli Tahun 2020 19
Gambar 7. Pencapaian ALOS Rumah Sakit di Kabupaten Bangli Tahun 2020 20
Gambar 8. Pencapaian TOI Rumah Sakit di Kabupaten Bangli Tahun 2020 21
Gambar 9. Cakupan Posyandu Berdasarkan Strata di Kabupaten Bangli Tahun 2020 24
Gambar 10. Rasio Posyandu per 100 Balita Di Kabupaten Bangli Periode Tahun 2015 ±2020
25
Gambar 11. Jumlah Posbindu Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2020 26
Gambar 12. Jumlah Tenaga Medis Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2020 29
Gambar 13. Jumlah Tenaga Medis Menurut Rumah Sakit di Kabupaten Bangli Tahun 2020 29
Gambar 14. Jumlah Tenaga Bidan Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2020 30
Gambar 15. Jumlah Tenaga Bidan Menurut Rumah Sakit di Kabupaten Bangli Tahun 2020 31
Gambar 16. Jumlah Tenaga Perawat Menurut Puskesmas di kabupaten Bangli Tahun 2020 32
Gambar 17. Jumlah Tenaga Perawat Menurut Rumah Sakit di Kabupaten Bangli Tahun 2020 32
Gambar 18. Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli
Tahun 2020 33
Gambar 19. Jumlah Tenaga Kesehatan Lingkungan Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli
Tahun 2020 34
Gambar 20. Jumlah Tenaga Gizi Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2020 35
Gambar 21. Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat, Kesehatan Lingkungan dan Gizi Menurut
Rumah Sakit di Kabupaten Bangli Tahun 2020 35
Gambar 22. Jumlah Tenaga Ahli Laboratorium Medik Menurut Puskesmas di Kabupaten
Bangli Tahun 2020 36
Gambar 23. Jumlah Tenaga Ahli Laboratorium Medik dan Teknik Biomedika Lainnya di
Kabupaten Bangli Tahun 2020 37
Gambar 24. Jumlah Tenaga Keterapian Fisik dan Keteknisian Medik di Kabupaten Bangli
Tahun 2020 38

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 xi


Gambar 25. Jumlah Tenaga Kefarmasian Menurut Puskesmas dan Rumah Sakit di Kabupaten
Bangli Tahun 2020 39
Gambar 26. Persentase Kepesertaan Jaminan Kesehatan Berdasarkan Jenis Kepesertaannya di
Kabupaten Bangli Tahun 2020 42
Gambar 27. Persentase Proporsi Anggaran Kesehatan Berdasarkan Sumber Dana di Kabupaten
Bangli Tahun 2020 43
Gambar 28. Angka Kematian Ibu Maternal (AKI) per 100.000 KH di Kabupaten Bangli Tahun
2010 s/d 2020 45
Gambar 29. Persentase Pelayanan K1 dan K4 Ibu Hamil di Kabupaten Bangli Tahun 2015-2020
47
Gambar 30. Persentase Pelayanan K1 Ibu Hamil Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli
Tahun 2020 48
Gambar 31. Persentase Pelayanan K4 Ibu Hamil Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli
Tahun 2020 48
Gambar 32. Persentase Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan di Kabupaten Bangli Tahun 2015-
2020 49
Gambar 33. Persentase Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Menurut Puskesmas di Kabupaten
Bangli Tahun 2020 50
Gambar 34. Persentase Pelayanan Nifas di Kabupaten Bangli Tahun 2016-2020 51
Gambar 35. Persentase Pelayanan Nifas Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2020
52
Gambar 36. Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Ibu Nifas Menurut Puskesmas di Kabupaten
Bangli Tahun 2020 53
Gambar 37. Persentase Ibu Hamil Yang Mendapat Tablet Fe3 (90Tablet) Menurut Puskesmas
di KabupatenTahun 2020 54
Gambar 38. Persentase Penanganan Komplikasi Kebidanan di Kabupaten Bangli Tahun 2015-
2020 55
Gambar 39. Persentase Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut Puskesmas di Kabupaten
Bangli Tahun 2020 56
Gambar 40. Persentase Peserta KB Aktif di Kabupaten Bangli Tahun 2015-2020 57
Gambar 41. Persentase Peserta KB Aktif Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2020
57
Gambar 42. Persentase KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi di Kabupaten Bangli Tahun 2020
58
Gambar 43. Cakupan Peserta KB Pasca Persalinan Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli
Tahun 2020 59

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 xii


Gambar 44. Angka Kematian Neonatal Per 1.000 Kelahiran Hidup di Kabupaten Bangli Periode
Tahun 2015-2020 60
Gambar 45. Jumlah Kematian Neonatal Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2020
61
Gambar 46. Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 KH di Kabupaten Bangli Tahun 2010 ±
2020 62
Gambar 47. Jumlah Kematian Bayi Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2020 62
Gambar 48. Angka Kematian Balita (AKABA) per 1.000 KH di Kabupaten BangliTahun 2010
±2020 63
Gambar 49. Jumlah Kematian Balita Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2020 64
Gambar 50. Persentase Penanganan Komplikasi Neonatal di Kabupaten Bangli Tahun 2015-
2020 65
Gambar 51. Persentase Penanganan Komplikasi Neonatal Menurut Puskesmas di Kabupaten
Bangli Tahun 2020 66
Gambar 52. Persentase Bayi Berat Badan Lahir Rendah Menurut Puskesmas di Kabupaten
Bangli Tahun 2020 67
Gambar 53. Cakupan Kunjungan Neonatal 1 (KN1) Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli
Tahun 2020 68
Gambar 54. Persentase Kunjungan Neonatal (KN3) di Kabupaten Bangli Tahun 2015-2020 68
Gambar 55. Persentase Kunjungan Neonatal (KN3) Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli
Tahun 2020 69
Gambar 56. Persentase ASI Eksklusif Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2020 70
Gambar 57. Persentase Pelayanan Kesehatan Bayi di Kabupaten Bangli Tahun 2015-2020 71
Gambar 58. Persentase Pelayanan Kesehatan Bayi Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli
Tahun 2020 71
Gambar 59. Persentase Desa/ Kelurahan UCI Per Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2020
72
Gambar 60. Cakupan Imunisasi Campak/ MR Pada Bayi Menurut Puskesmas di Kabupaten
Bangli Tahun 2020 73
Gambar 61. Persentase Pemberian Vitamin A pada Balita (6-59 bulan) Menurut Puskesmas
Tahun 2020 74
Gambar 62. Cakupan Pelayanan Kesehatan Balita di Kabupaten Bangli Tahun 2015-2020 75
Gambar 63. Cakupan Pelayanan Kesehatan Balita Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli
Tahun 2020 76
Gambar 64. Persentase Penimbangan Balita (D/S) Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli
Tahun 2020 77

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 xiii


Gambar 65. Persentase Balita Gizi Kurang, Balita Pendek dan Balita Kurus Menurut Pus
kesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2020 78
Gambar 66. Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 1 SD/MI Menurut Puskesmas Di
Kabupaten Bangli Tahun 2020 79
Gambar 67. Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 1 SMP/MTs Menurut Puskesmas Di
Kabupaten Bangli Tahun 2020 80
Gambar 68. Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 10 SMA/MA Menurut Puskesmas Di
Kabupaten Bangli Tahun 2020 80
Gambar 69. Cakupan Pelayanan Kesehatan Pada Usia Pendidikan Dasar Menurut Puskesmas di
Kabupaten Bangli Tahun 2020 81
Gambar 70. Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Produktif Menurut Puskesmas di Kabupaten
Bangli Tahun 2020 82
Gambar 71. Persentase Pelayanan Kesehatan Usila Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli
Tahun 2020 83
Gambar 72. Jumlah Terduga Tuberkulosis Yang Mendapatkan Pelayanan Sesuai Standar
Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2020 86
Gambar 73. Case Notification Rate Seluruh Kasus TBC Di Kabupaten Bangli Periode Tahun
2015 ±2020 87
Gambar 74. Cakupan Penemuan Tuberkulosis Pada Anak Di Kabupaten Bangli Periode Tahun
2015-2020 88
Gambar 75. Persentase Angka Kesembuhan Tuberkulosis di Kabupaten Bangli Tahun 2015-
2020 89
Gambar 76. Angka Pengobatan Lengkap Pasien Tuberkulosis di Kabupaten Bangli Periode
Tahun 2015-2020 90
Gambar 77. Angka Keberhasilan Pengobatan (Success Rate) Semua Kasus TBC di Kabupaten
Bangli 2015-2020 91
Gambar 78. Kematian Tuberkulosis di Kabupaten Bangli Periode Tahun 2015-2020 91
Gambar 79. Persentase Penemuan Pneumonia pada Balita Menurut Puskesmas di Kabupaten
Bangli Tahun 2020 92
Gambar 80. Proporsi Kasus HIV Berdasarkan Umur di Kabupaten Bangli pada Tahun 2020 94
Gambar 81. Proporsi Kasus AIDS Berdasarkan Umur di Kabupaten Bangli pada Tahun 2020 95
Gambar 82. Persentase Diare Ditemukan dan Ditangani pada Balita Menurut Puskesmas di
Kabupaten Bangli Tahun 2020 96
Gambar 83. Persentase Diare Ditemukan dan Ditangani pada Semua Umur Menurut Puskesmas
di Kabupaten Bangli Tahun 2020 97
Gambar 84. Penemuan Kasus Baru Kusta Per 100.000 Penduduk di Kabupaten Bangli Periode
2015-2020 98

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 xiv


Gambar 85. Angka Prevalensi Kusta Per 10.000 Penduduk di Kabupaten Bangli Periode 2015-
2020 100
Gambar 86. RFT Rate MB di Kabupaten Bangli Periode Tahun 2015-2020 101
Gambar 87. Non Polio AFP Rate Per 100.000 Penduduk Berusia <15 Tahun di Kabupaten
Bangli Periode Tahun 2015-2020 102
Gambar 88. Jumlah Kasus Hepatitis B di Kabupaten Bangli Periode Tahun 2015-2020 104
Gambar 89. Jumlah Kasus Suspek Campak Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun
2019 106
Gambar 90. Insidens Rate Suspek Campak di Kabupaten Bangli Periode 2015-2020 106
Gambar 91. Persentase KLB ditangani <24 Jam di Kabupaten Bangli Periode Tahun 2015-2020
107
Gambar 92. Jumlah Kasus KLB Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2020 108
Gambar 93. Angka Insidens (IR) Kasus DBD Per 100.000 Penduduk di Kabupaten Bangli
Periode Tahun 2015-2020 109
Gambar 94. Angka Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Bangli Periode
Tahun 2015-2020 110
Gambar 95. Angka Kesakitan Malaria Per 1.000 Penduduk di Kabupaten Bangli Periode Tahun
2015-2020 111
Gambar 96. Persentase Konfirmasi Laboratorium Suspek Malaria di Kabupaten Bangli Periode
2015-2020 112
Gambar 97. Persentase Penderita Hipertensi Yang Mendapatkan Pelayanan Sesuai Standar di
Kabupaten Bangli Tahun 2020 114
Gambar 98. Persentase Penderita DM Yang Mendapatkan Pelayanan Sesuai Standar Menurut
Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2020 115
Gambar 99. Persentase Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara (Sadanis)
Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2020 116
Gambar 100. Persentase IVA Positif Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2020 117
Gambar 101. Persentase Tumor/ Benjolan Payudara Pada Perempuan Usia 30-50 Tahun
Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2020 118
Gambar 102. Persentase Pelayanan Kesehatan Pada ODGJ Berat Menurut Puskesmas di
Kabupaten Bangli Tahun 2020 119
Gambar 103. Persentase Sarana Air Minum dengan Risiko Rendah + Sedang Menurut
Puskesmas Di Kabupaten Bangli Tahun 2020 121
Gambar 104. Persentase Air Minum Yang Memenuhi Sayarat Kesehatan Menurut Puskesmas di
Kabupaten Bangli Tahun 2020 122
Gambar 105. Persentase Penduduk Dengan Akses Terhadap Sanitasi Yang Layak Menurut
Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2020 123

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 xv


Gambar 106. Persentase Desa Stop BABS Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun
2020 124
Gambar 107. Persentase TTU Memenuhi Sayarat Kesehatan Menurut Puskesmas di Kabupaten
Bangli Tahun 2020 125
Gambar 108. Persentase TPM Memenuhi Syarat Kesehatan Menurut Puskesmas di Kabupaten
Bangli tahun 2020 126

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 xvi


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 97 Tahun 2015 tentang Peta


jalan Sistem Informasi Kesehatan Tahun 2015-2019, kesehatan merupakan hak asasi
manusia, sehingga pembangunan kesehatan harus dilaksanakan sesuai dengan prinsip
nondiskriminatif, partisipatif, perlindungan, dan berkelanjutan. Pembangunan
kesehatan dilaksanakan oleh seluruh komponen bangsa dalam upaya meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap warga negara sehingga
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya mampu diwujudkan.
Pembangunan kesehatan menjadi salah satu investasi dalam pembangunan sumber
daya manusia yang lebih produktif secara sosial dan ekonomi, terutama untuk
meningkatkan ketahanan dan daya saing bangsa.
Oleh karenanya dalam Pasal 168 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
dinyatakan bahwa informasi kesehatan sangat diperlukan untuk penyelenggaraan
upaya kesehatan yang efektif dan efisien. Informasi kesehatan dimaksud dapat
dilakukan melalui sistem informasi dan melalui lintas sektor. Disamping itu, dengan
sistem informasi ini diharapkan masyarakat mampu mengakses informasi kesehatan
dengan mudah dalam upaya meningkatkan derajat kesehatannya. Informasi kesehatan
diartikan sebagai data kesehatan yang diolah atau diproses menjadi bentuk yang
mengandung nilai dan makna yang berguna untuk meningkatkan pengetahuan dalam
mendukung pembangunan kesehatan. Data dan informasi inilah yang kemudian
menjadi acuan dalam proses manajemen, pengambilan keputusan, perencanaan, dan
akuntabilitas. Namun hingga saat ini sistem informasi kesehatan yang ada belum
mampu menyediakan data dan informasi yang akurat, tepat waktu, dan cepat.
Profil kesehatan sebagai salah satu produk dari hasil pengelolaan data dan
informasi diharapkan dapat memberikan gambaran atau potret kesehatan secara
komprehensif. Profil kesehatan menyajikan data, informasi, dan indikator terkait
kesehatan yang meliputi: (1) Gambaran Umum; (2) Sarana Kesehatan; (3) SDM
Kesehatan; (4) Pembiayaan Kesehatan; (5) Kesehatan Keluarga; (6) Pengendalian
Penyakit; dan (7) Kesehatan Lingkungan. Untuk mendukung Instruksi Presiden

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 1


tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional, sebagian data,
informasi, dan indikator di atas disajikan secara terpilah menurut jenis kelamin.
Profil kesehatan kabupaten/ kota merupakan salah satu hasil keluaran dari data
kesehatan yang telah diolah menjadi suatu informasi dengan penyajian data yang
relatif lengkap yang meliputi data/informasi derajat kesehatan, upaya kesehatan,
sumber daya kesehatan dan data/informasi yang terkait. Profil kesehatan ini disusun
berdasarkan data/informasi yang didapatkan dari pengelola program di lingkungan
Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli dan jaringannya, klinik-klinik, rumah sakit swasta
maupun pemerintahyang berada di wilayah Kabupaten Bangli, serta Lembaga/ Badan
yang terkait seperti Badan Pusat Statistik Kabupaten Bangli, Badan Pemberdayaan
Masyarakat Desa Kabupaten Bangli dan Kantor BPJS Cabang Klungkung.
Pada penyusunan Profil Kesehatan Tahun 2020 ini mengacu pada Petunjuk
Teknis Penyusunan Profil Kesehatan kabupaten/Kota Tahun 2020 yang dikeluarkan
Pusat Data dan Informasi Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.

B. TUJUAN PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI

Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 merupakan


dokumen yang memuat informasi kesehatan masyarkat Bangli secara lengkap
sehingga dapat dijadikan salah satu sarana untuk menggambarkan secara umum
tentang kondisi derajat kesehatan, upaya kesehatan, sumber daya kesehatan dan
faktor-faktor lain yang terkait, serta melaporkan hasil pemantauan dan evaluasi
terhadap pencapaian hasil pembangunan kesehatan, termasuk kinerja dari
penyelenggaraan standar pelayanan minimal di bidang kesehatan, dan perencanaan
target indikator Sustainable Development Goals bidang kesehatan.

C. SISTEMATIKA

Bab I ±Pendahuluan. Bab ini menyajikan tentang acuan diterbitkannya Profil


Kesehatan Kabupaten Bangli ini serta sistimatika penyajiannya.
Bab II ±Gambaran Umum. Bab ini menyajikan tentang gambaran umum
daerah. Selain uraian tentang letak geografis, administratif dan informasi umum
lainnya, bab ini juga mengulas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan.
Bab III ±Sarana Kesehatan. Bab ini berisi uraian tentang fasilitas kesehatan
meliputi Puskesmas (rawat inap dan non rawat inap) beserta jejaringnya, Rumah Sakit

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 2


(baik RS umum maupun RS khusus), sarana produksi dan distribusi kefarmasian serta
Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (Posyandu dan Posbindu PTM).
Bab IV ±Sumber Daya Manusia Kesehatan. Pada bab ini diuraikan tenaga
kesehatan di Puskesmas, Rumah Sakit, dan sarana pelayanan kesehatan lain. Terdiri
dari tenaga medis, tenaga keperawatan dan kebidanan, tenaga kesehatan masyarakat,
kesehatan lingkungan, tenaga gizi, tenaga kefarmasian, dan tenaga kesehatan lain serta
tenaga pendukung/penunjang kesehatan.
Bab V ±Pembiayaan Kesehatan. Bab ini berisi tentang Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan, dana desa untuk kesehatan, dan anggaran kesehatan.
Bab VI ± Kesehatan Keluarga. Bab ini menggambarkan tentang kondisi
kesehatan ibu, kesehatan anak, serta kesehatan pada penduduk usia produktif dan usia
lanjut.
Bab VII ±Pengendalian Penyakit. Bab ini berisi tentang penyakit menular
langsung, penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, penyakit tular vektor dan
zoonotic serta penyakit tidak menular;
Bab VIII ±Kesehatan Lingkungan. Bab ini menggambarkan tentang akses air
minum, akses sanitasi, dan tempat-tempat umum serta tempat pengelolaan makanan
yang memenuhi syarat kesehatan.
Bab IX ±Kesimpulan. Bab ini berisi dengan sajian tentang hal-hal penting
yang perlu disimak dan ditelaah lebih lanjut dari Profil Kesehatan Kabupaten Bangli
Tahun 2018 selain keberhasilan juga diungkap hal-hal yang dianggap masih kurang
dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan.
Lampiran
Pada lampiran ini berisi tabel ringkasan/angka capaian daerah dan 87 tabel data
kesehatan dan yang terkait kesehatan.

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 3


BAB II
GAMBARAN UMUM

Secara geografis Kabupaten Bangli terletak pada posisi antara 115 °13¶´
sampai 115°27¶´ %XMXU °7LPXU
8¶´ VDPSDL
31¶´
GDQ
°
 /LQWDQJ 6HO
Posisinya berada di tengah-tengah Pulau Bali, sehingga merupakan satu-satunya
kabupaten di Bali yang tidak memiliki pantai/laut dengan ketinggian diantara 100-
2.152 m dari permukaan laut. Adapun batas-batas Kabupaten Bangli di sebelah Utara
adalah Kabupaten Buleleng, di sebelah selatan adalah Kabupaten Klungkung, di
sebelah Timur adalah Kabupaten Karangasem dan di sebelah Barat adalah Kabupaten
Gianyar. Kabupaten Bangli secara administrasi terdiri dari empat kecamatan yaitu
Kecamatan Bangli, Kecamatan Tembuku, Kecamatan Susut dan Kecamatan
Kintamani sebagai kecamatan terluas. Batas-batas Kabupaten Bangli. (Bangli Dalam
Angka, 2020)

1. Luas Wilayah
Luas wilayah Kabupaten Bangli 520,81 Km2 atau 9,25% dari luas wilayah
Propinsi Bali. Kabupaten Bangli terbagi menjadi empat kecamatan yaitu Kecamatan
Kintamani memiliki luas terbesar yaitu sebesar 366,9 Km2 atau 70,44% dari luas
kabupaten, diikuti oleh Kecamatan Bangli: 56,3 Km 2(10,81%), Kecamatan Susut 49,3
Km2 (9,47%), Kecamatan Tembuku 48,3 Km2 (9,28%).
Secara fisik di sebelah selatan merupakan daerah dengan dataran rendah dan
daerah sebelah utara adalah daerah pegunungan. Puncak tertinggi adalah Puncak
Penulisan. Di Kabupaten Bangli juga terdapat Gunung Batur dengan kepundannya dan
Danau Batur yang mempunyai luas sekitar 1.067,50 Ha. Jarak dari ibu kota kabupaten
ke ibu kota propinsi sekitar 40 km. (Bangli Dalam Angka, 2020)

2. Jumlah Desa/ Kelurahan


Kabupaten Bangli terbagi menjadi 4 kecamatan dengan 72 desa/kelurahan,
antara lain Kecamatan Bangli terdiri dari 4 kelurahan dan 5 desa, Kecamatan Tembuku
terdiri dari 6 desa, Kecamatan Susut terdiri dari 9 desa, dan Kecamatan Kintamani
yang terdiri dari 48 desa. Berikut merupakan nama desa/ kelurahan menurut
kecamatan di Kabupaten Bangli :

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 4


Tabel 1. Nama Desa dan Kelurahan Menurut Kecamatan di Kabupaten Bangli Tahun 2020

NO KECAMATAN KELURAHAN DESA

1 BANGLI 1. BEBALANG 1. BUNUTIN 5. LANDIH


2. KAWAN 2.TAMAN BALI

3. CEMPAGA 3. KAYUBIHI

4. KUBU 4. PENGOTAN

2 TEMBUKU 1. JEHEM 4. UNDISAN

2. TEMBUKU 5. BANGBANG

3. YANGAPI 6. PENINJOAN

3 SUSUT 1. APUAN 6. TIGA

2. ABUAN 7. PENGLUMBARAN

3. DEMULIH 8. SELAT

4. SUSUT 9. PENGIANGAN

5. SULAHAN

4 KINTAMANI 1. MENGANI 25. BATUR TENGAH

2. BINYAN 26. BATUR UTARA

3. ULIAN 27. KINTAMANI

4. BUNUTIN 28. SERAHI

5. LANGGAHAN 29. MANIKLIYU

6. LEMBEAN 30. AWAN

7. BAYUNGCERIK 31. BELANTIH

8. MANGGUH 32. GUNUNGBAU

9. BELANCAN 33. BELANGA

10. KATUNG 34. BATUKAANG

11. BANUA 35. CATUR

12. ABUAN 36. PENGEJARAN

13. SEKAAN 37. SATRA

14. BAYUNGGEDE 38. SELULUNG

15. SEKARDADI 39. DAUSA

16. KEDISAN 40. DAUP

17. BUAHAN 41. BANTANG

18. SUTER 42. KUTUH

19. ABANG BATU DINDING 43. SUKAWANA

20. ABANG SONGAN 44. SUBAYA

21. TERUNYAN 45. SIYAKIN

22. SONGAN B 46. PINGGAN

23. SONGAN A 47. BELANDINGAN

24. BATUR SELATAN 48. BONYOH

BPS Kabupaten Bangli Tahun 2020

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 5


3. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dan Kelompok Umur
Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010 dan perhitungan proyeksi oleh
badan pusat statistik untuk tahun 2020, jumlah penduduk di Kabupaten Bangli tahun
2020 sebesar 228.400 jiwa. Berikut merupakan keadaan penduduk di Kabupaten
Bangli yang dibedakan menurut jenis kelamin dan kelompok umur berdasarkan hasil
sensus Tahun 2010 dan perhitungan proyeksi untuk penduduk tahun 2020, dapat
diperoleh gambaran piramida penduduk sebagai berikut :
Gambar 1. Perbandingan Piramida Penduduk Bangli Tahun 2010 dan 2020

Piramida Penduduk Bangli Tahun 2020


Hasil Proyeksi Sensus Penduduk 2010
75+
70 - 74
65 - 69
60 - 64
55 - 59
50 - 54
45 - 49
40 - 44
35 - 39
30 - 34
25 - 29
20 - 24
15 - 19
10 - 14
5-9
0-4

Perempuan Laki-laki
(15.000)(10.000)(5.000) 0 5.000 10.000 15.000
Sumber : BPS Kabupaten Bangli Tahun 2020

Berdasarkan gambaran di atas, perubahan komposisi penduduk antara tahun


2010 dengan tahun 2020 sudah mulai terjadi perubahan, terutama pada kelompok
umur 45-54 tahun yang semakin bertambah yang sejalan dengan pertambahan angka
harapan hidup dan pada kelompok umur 0-9 tahun terlihat berkurang dibanding tahun
2010. Perubahan komposisi penduduk ini diperkirakan karena beberapa hal
diantaranya peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan peningkatan cakupan KB
aktif sampai tahun 2020.

4. Kepadatan Penduduk/KM2
Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk di satu wilayah per-km2.
Kepadatan penduduk penting untuk mengetahui persebaran penduduk suatu wilayah
dan penataan ruang khususnya distribusi permukiman, yang merupakan indikator awal
untuk mendeteksi tingkat perkembangan wilayah beserta seluruh kemungkinan
dampak yang ditimbulkan. Wilayah yang memiliki kepadatan yang tinggi umumnya
adalah pusat permukiman, pusat peradaban, dan pusat aktivitas sosial ekonomi.

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 6


Adapun kepadatan penduduk menurut kecamatan di Kabupaten Bangli tahun 2020
adalah sebaagi berikut :
Tabel 2. Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Bangli Tahun 2020
Luas Kepadatan
Penduduk
Kecamatan Wilayah Penduduk/ km2
(Km2) Laki Perempuan Jumlah
1 2 3 4 5 6
Bangli 56,3 26.300 25.990 52.290 928,8
Tembuku 48,3 17.790 17.400 35.190 728,6
Susut 49,3 22.700 22.430 45.130 915,4
Kintamani 366,9 48.710 47.080 95.790 261,1
Tahun 2020 520,8 115.500 112.900 228.400 438,6
Akhir Th 2019 520,8 114.900 112.400 227.300 436,4
Akhir Th 2018 520,8 113.900 111.200 225.100 432,0
Akhir Th 2017 520,8 112.600 110.000 222.600 427,0
Akhr Th 2016 520,8 112.000 109.300 221.300 425,0
Akhir Th 2015 520,8 111.900 109.500 221.400 425,0
Akhir Th 2014 520,8 111.400 108.800 220.200 423,0
Akhir Th 2013

Sumber : Kantor BPS Kabupaten Bangli Tahun 2020


Hasil Proyeksi sensus Penduduk Tahun 2010
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa kepadatan penduduk tertinggi berada
di Kecamatan Bangli yaitu sebesar 928,8 penduduk/ km2 dan terendah adalah di
Kecamatan Kintamani yaitu 261,1 penduduk/ km2. Hal ini dikarenakan Kecamatan
Bangli merupakan pusat Pemerintahan Daerah Kabupaten Bangli, sehingga sebagian
besar aktifitas masyarakat berada di Kecamatan Bangli.

5. Rasio Beban Tanggungan


Rasio Beban Tanggungan (Dependency Ratio) atau rasio tanggungan keluarga
adalah perbandingan antara jumlah penduduk usia tidak produktif (baik penduduk usia
muda dan penduduk usia lanjut) dengan jumlah penduduk usia produktif. Adapun
formula untuk menghitung ratio beban tanggungan adalah sebagai berikut :

Keterangan:
P0-14 = Penduduk usia muda (0-14 tahun)
P65+ =Penduduk usia lanjut (65 tahun ke atas P15-64 = Penduduk usia produktif (15-64
tahun)
Berdasarkan formula di atas diperoleh perhitungan rasio beban tangguangan
sebagai berikut :

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 7


53.000 + 22.800
Rasio Beban Tanggungan = ------------------------- X 100
152.600

= 49,7

Dari hasil perhitungan di atas diperoleh rasio beban tanggungan sebesar 49,7
pada tahun 2020, menurun dari tahun 2019 yaitu sebesar 50,2 jumlah ini menunjukkan
bahwa 100 penduduk pada usia produktif (15-64 tahun) harus membiayai 49 hingga
50 penduduk usia non-produktif (kurang dari 15 tahun dan lebih dari 64 tahun).
Tingginya rasio beban tanggungan dipengaruhi oleh tingginya angka kelahiran atau
fertilitas, sehingga meningkatkan jumlah usia non-produktif yang harus ditanggung
oleh usia produktif. Menurut teori Malthus, preventive check yang dapat diambil
untuk menekan laju pertumbuhan penduduk adalah dengan penekanan angka
kelahiran. Hal ini sudah menjadi agenda pemerintah untuk mengontol TFR yang
diwujudkan dalam program-program Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN). Penekanan angka kelahiran tidak hanya berfungsi untuk
menurunkan rasio beban tanggungan, juga untuk meningkatkan kualitas hidup dan
kesejahteraan masyarakat. Masyarakat perlu mendukung program pemerintah dengan
meningkatkan angka partisipasi.

6. Rasio Jenis Kelamin


Rasio Jenis Kelamin (RJK) atau Sex Ratio (SR) adalah perbandingan jumlah
penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk perempuan per 100 penduduk
perempuan. Data mengenai rasio jenis kelamin berguna untuk pengembangan
perencanaan pembangunan yang berwawasan gender, terutama yang berkaitan dengan
perimbangan pembangunan laki-laki dan perempuan secara adil. Misalnya, karena
adat dan kebiasaan jaman dulu yang lebih mengutamakan pendidikan laki-laki
dibanding perempuan, maka pengembangan pendidikan berwawasan gender harus
memperhitungkan kedua jenis kelamin dengan mengetahui berapa banyaknya laki-laki
dan perempuan dalam umur yang sama. Sex ratio dapat diinterpretasikan sebagai
berikut :
- SR > 100 berarti jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan jumlah
penduduk perempuan
- SR = 100 berarti dengan jumlah penduduk laki-laki sama dengan jumlah penduduk
perempuan

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 8


- SR < 100 berarti jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan de
ngan jumlah penduduk laki-laki.
Adapun sex ratio penduduk di Kabupaten Bangli tahun 2020 menurut
kecamatan adalah sebagai berikut :
Tabel 3. Rasio Jenis Kelamin
Menurut kecamatan di Kabupaten Bangli Tahun 2020
Penduduk
Kecamatan Perempu Sex Ratio
Laki
an
1 2 3 4
Bangli 26.300 25.990 101,2
Tembuku 17.790 17.400 102,2
Susut 22.700 22.430 101,2
Kintamani 48.710 47.080 103,5

Tahun 2020 115.500 112.900 102,3


Sumber: Hasil perhitungan proyeksi BPS kabupaten Bangli
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat Sex Ratio Penduduk Kabupaten Bangli
Tahun 2020 adalah 102,3%, sehingga dapat disimpulkan SR > 100 yang artinya
jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk perempuan.

7. Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Melek Huruf


Angka Melek Huruf (AMH) adalah proporsi penduduk berusia 15 tahun ke
atas yang memiliki kemampuan membaca dan menulis kalimat sederhana dalam huruf
latin, huruf arab, dan huruf lainnya (seperti huruf jawa, kanji, dll) terhadap penduduk
usia 15 tahun ke atas. AMH merupakan indikator penting untuk melihat sejauh mana
penduduk suatu daerah terbuka terhadap pengetahuan.
Kemampuan baca-tulis dianggap penting karena melibatkan pembelajaran
berkelanjutan oleh seseorang sehingga orang tersebut dapat mencapai tujuannya, di
mana hal ini berkaitan langsung bagaimana seseorang mendapatkan pengetahuan,
menggali potensinya, dan berpartisipasi penuh dalam masyarakat yang lebih luas.
Banyak analis kebijakan menganggap angka melek huruf adalah tolak ukur
penting dalam mempertimbangkan kemampuan sumber daya manusia di suatu daerah.
Hal ini didasarkan pada pemikiran yang berdalih bahwa melatih orang yang mampu
baca-tulis jauh lebih murah daripada melatih orang yang buta aksara, dan umumnya
orang-orang yang mampu baca-tulis memiliki status sosial ekonomi, kesehatan, dan
prospek meraih peluang kerja yang lebih baik.
Angka melek huruf berkisar antara 0-100. Tingkat melek huruf yang tinggi
menunjukkan adanya sebuah sistem pendidikan dasar yang efektif dan atau program

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 9


keaksaraan yang memungkinkan sebagian besar penduduk untuk memperoleh
kemampuan menggunakan kata-kata tertulis dalam kehidupan sehari-hari dan
melanjutkan pembelajaran. Angka melek huruf di Kabupaten Bangli Tahun 2020
adalah sebesar 90,4% dengan laki-laki sebesar 92,5% dan perempuan sebesar 88,4%,
meningakt dari tahun 2019 dengan angka melek huruf sebesar 89,06%. Ini artinya
pada tahun 2020 sekitar 90,4% persen penduduk di Kabupaten Bangli yang berumur
15 tahun ke atas dapat membaca dan menulis huruf latin atau huruf lainnya.

8. Persentase Penduduk Laki-laki dan Perempuan Berusia 15 Tahun ke Atas


Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
Pendidikan tertinggi yang ditamatkan adalah mereka yang meninggalkan
sekolah setelah mengikuti pelajaran pada kelas tertinggi suatu tingkatan sekolah
sampai akhir dengan mendapatkan tanda tamat/ijazah baik sekolah negeri maupun
swasta. Pada tingkat sekolah dasar sampai dengan sekolah lanjutan atas, seseorang
yang belum mengikuti pelajaran pada kelas tertinggi, tetapi jika mengikuti ujian dan
lulus, dianggap tamat. Jadi tamat sekolah di sini maksudnya menyelesaikan pelajaran
pada kelas atau tingkat terakhir suatu jenjang sekolah, baik negeri maupun swasta, dan
telah mendapatkan tanda tamat/ijazah. Adapun persentase pendidikan tertinggi yang
ditamatkan oleh Penduduk Bangli tahun 2020 menurut tingkat pendidikan adalah
sebagai berikut :
Tabel 4. Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan
Penduduk Kabupaten Bangli Tahun 2020

PERSENTASE
NO VARIABEL
LAKI-LAKI+
LAKI-LAKI PEREMPUAN
PEREMPUAN
1 2 3 4 5

a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD


13,1 12,6 12,8
b. SD/MI
33,3 43,9 38,6
c. SMP/ MTs
19,7 19,4 19,6
d. SMA/ MA
21,3 16,0 18,7
e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
4,3 3,6 3,9
f. DIPLOMA I/DIPLOMA II
0,6 0,4 0,5
g. AKADEMI/DIPLOMA III
0,3 0,9 0,6
h. S1/DIPLOMA IV
7,3 2,9 5,1
i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR)
0,2 0,4 0,3
Sumber : BPS Kabupaten Bangli Tahun 2020

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 10


Berdasarkan tabel di atas 12,8% penduduk Kabupaten Bangli tidak memiliki
ijazah SD, sebesar 19,6% penduduk yang menyelesaikan pendidikan dasar sampai
dengan SMP/MTs, hanya sebesar 0,6% penduduk yang mampu melanjutkan ke
jenjang diploma III, sebesar 5,1% menyelesaikan pendidikan sampai dengan Sarjana/
Diploma IV, dan sebesar 0,3 telah menyelesaikan pendidikan hingga tingkat Magister/
Doktor. Tingkat pendidikan yang dapat ditamatkan oleh seseorang bisa mencerminkan
tingkat intelektualitas orang tersebut dan juga dapat meningkatkan status sosial
dimasyarakat. Oleh karenanya makin tinggi jenjang pendidikan yang ditamatkan oleh
seseorang maka kemampuan, wawasan, cara berpikir akan lebih luas dan maju.

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 11


BAB III
SARANA KESEHATAN

A. SARANA KESEHATAN

Sarana kesehatan adalah tempat atau sarana yang digunakan dalam


penyelenggaraan upaya kesehatan atau suatu lembaga dalam mata rantai sistem
kesehatan nasional yang mengemban tugas pelayanan kesehatan untuk seluruh
masyarakat.
Sarana pelayanan kesehatan terdiri dari puskesmas, rumah sakit pemerintah
dan sarana kesehatan swasta. Dilihat dari sifat upaya penyelenggaraan pelayanan
kesehatan maka dapat dibedakan menjadi tiga sarana, yaitu:
Sarana Pelayanan Kesehatan Primer (primary care) yaitu sarana pelayanan
tingkat pertama ini merupakan pelayanan kesehatan yang paling dekat dengan
masyarakat dan hanya bisa menangani kasus-kasus ringan. Sarana kesehatan ini
mencakup puskesmas, poliklinik, Dokter Praktek.
Sarana Pelayanan Kesehatan Tingkat Dua (secondary care) yaitu sarana
pelayanan tingkat dua merupakan pelayanan kesehatan rujukan bagi kasus-kasus atau
penyakit-penyakit dari pelayanan kesehatan primer. Sarana kesehatan ini mencakup
Puskesmas Rawat Inap, RS Kabupaten, RS tipe C atau RS tipe D serta RS Bersalin.
Sarana Pelayanan Kesehatan Tingkat Tiga (tertiary care) yaitu sarana
pelayanan tingkat tiga merupakan pelayanan kesehatan rujukan bagi kasus-kasus atau
penyakit penyakit dari pelayanan kesehatan tingkat dua. Sarana kesehatan ini
mencakup RS Provinsi, RS tipe A atau RS tipe B.

1. Jumlah Sarana Kesehatan Menurut Kepemilikan/ Pengelola


Sarana Kesehatan di Kabupaten Bangli Tahun 2019 berdasarkan
kepemilikan/Pengelolanya dibedakan menjadi 4 yaitu sarana kesehatan milik
Pemerintah Provinsi, sarana kesehatan milik Pemerintah Kabupaten/Kota, sarana
kesehatan milik TNI Polri dan sarana kesehatan milik swasta. Adapun gambaran
sarana kesehatan menurut kepemilikan/ pengelola di Kabupaten Bangli tahun 202
adalah sebagai berikut :

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 12


Gambar 2. Jumlah Sarana Kesehatan
Menurut Kepemilikan/Pengelola di Kabupaten Bangli Tahun 2020

12
12
10
8 5
6 4
4 1 1 1
2
0
Pem. Prov Pem.Kab TNI/POLRI Swasta
RS 1 1 1
Puskesmas 12
Klinik Pratama 4 5

RS Puskesmas Klinik Pratama

Sumber: Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020

Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat sarana kesehatan di Kabupaten


Bangli Berdasarkan kepemilikan/pengelolanya yaitu yang dikelola Pemerintah
Provinsi adalah 1 buah rumah sakit yaitu Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali , Pemerintah
Kabupaten memiliki 1 buah rumah sakit yaitu RSUD Bangli dan 12 Puskesmas yang
tersebar di seluruh Kecamatan Bangli, TNI/Polri memiliki 4 klinik yaitu Klinik Polres,
Klinik Rutan, Klinik Lapas Narkotika dan Klinik Kodim, Sedangkan rumah sakit
swasta di Bangli ada 1 buah yaitu Rumah Sakit BMC dan 5 buah klinik swasta yaitu
Klinik Pratama BMC, Klinik Kintamani, Klinik Era Medika, Klinik Bangli Husada
Sejahtera dan Klinik Bali Pratama.

2. Persentase Rumah Sakit dengan kemampuan Pelayanan Gawat Darurat


Level 1
Fasilitas RS dengan kemampuan pelayanan gawat darurat level I adalah
Ketentuan umum pelayanan gawat darurat level 1 mengacu kepada Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 856 tahun 2009 tentang standar Instalasi Gawat Darurat (IGD).
Pelayanan gawat darurat level 1 meliputi diagnosis dan penanganan permasalahan
pada :
- A (airway problem) : jalan nafas
- B (breathing problem) : ventilasi pernafasan
- C (circulation problem) : sirkulasi pembuluh darah
- Melakukan stabilisasi dan evakuasi
Adapun fasilitas rumah sakit di Kabupaten Bangli sebanyak 3 rumah sakit
sebesar 100% sudah mampu memberi pelayanan gawat darurat level 1. Dengan

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 13


demikian semua rumah sakit di Kabupaten Bangli sudah mampu memberikan
pelayanan gawat darurat level 1 yang meliputi diagnosis dan penanganan
permasalahan pada jalan nafas, ventilasi pernafasan dan sirkulasi pembuluh darah,
serta mampu melakukan stabilisasi dan evakuasi.

B. AKSES MUTU DAN PELAYANAN KESEHATAN

Kepuasan pasien merupakan kunci penting meningkatkan kualitas pelayanan


kesehatan, pemberi pelayanan kesehatan perlu menyadari bahwa keuntungan utama
sistem pelayanan kesehatan adalah pasien. Pasien yang puas akan selalu nyaman di
sarana kesehatan dalam waktu lama, selalu kembali dan merekomendasikan kepada
orang lain. Tiga hal tersebut merupakan bagian indikator pengukuran kepuasan pasien
dalam penilaian pelayanan kesehatan, dengan meningkatnya pertumbuhan sarana
kesehatan yang berbanding lurus dengan peningkatan pengetahuan pasien tentang apa
yang seharusnya didapatkan, maka pasien membutuhkan sarana kesehatan yang
menyediakan semua yang dibutuhkan.
Beberapa permasalahan mutu pelayanan kesehatan di Kabupaten Bangli antara
lain lemahnya keterlibatan pasien dalam melaksanakan upaya kesehatan baik yang
bersifat promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif, pelayanan kesehatan yang
tersedia tidak sesuai dengan kebutuhan pasien sehingga diperlukannya rujukan ke
fasilitas kesehatan yang di atasnya, pelayanan kesehatan yang masih terkotak-kotak
atau terfragmentasi dan masih rendahnya kompetensi dan motivasi petugas
dikarenakan masih rendahnya anggaran untuk pelatihan SDM kesehatan.
Akses ke pelayanan kesehatan merupakan pusat dari penyelenggaraan sistem
pelayanan kesehatan di seluruh dunia. Hal ini penting karena pengukuran kegunaan
dan akses dalam pemberian pelayanan merupakan bagian dari sistem kebijakan
kesehatan yang ada.
Akses bisa dilihat dari sumber daya dan karakteristik pengguna. Namun, dalam
rangka meningkatkan pelayanan jangka pendek, sumber daya yang memegang
peranan penting. Pada umumnya, permasalahan biaya, waktu transportasi dan waktu
tunggu lebih direspon secara spesifik daripada permasalahan karakteristik sosial
ekonomi masyarakat seperti pendapatan, sarana transportasi dan waktu luang. Akses
merupakan kesempatan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang tepat sesuai
dengan kebutuhan. Akses bisa digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan, mencari

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 14


dan mendapatkan sumber daya dan menawarkan pelayanan yang tepat sesuai dengan
kebutuhan pengguna.

1. Cakupan Kunjungan rawat Jalan dan Rawat Inap di Sarana Pelayanan


Kesehatan
Kunjungan rawat jalan adalah kunjungan pasien ke fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama dan fasilitas pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjut
milik pemerintah dan swasta untuk mendapatkan pelayanan kesehatan perseorangan
yang meliputi observasi, diagnosa, pengobatan, rehabilitasi medik tanpa tinggal di
ruang rawat inap untuk pertama kalinya dalam satu tahun tertentu. Kunjungan rawat
jalan puskesmas termasuk kunjungan ke jaringan puskesmas, dalam gedung maupun
luar gedung (puskesmas keliling, puskemas pembantu, bidan desa, pemeriksaan anak
sekolah, dsb). Sedangkan kunjungan rawat inap adalah kunjungan pasien ke fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama dan fasilitas pelayanan kesehatan rujukan tingkat
lanjut milik pemerintah dan swasta untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
perseorangan yang meliputi observasi, diagnosa, pengobatan, rehabilitasi medik, dan
tinggal di ruang rawat inap untuk pertama kalinya dalam satu tahun tertentu. Berikut
merupakan jumlah kunjungan rawat jalan menurut fasilitas kesehatan di Kabupaten
Bangli tahun 2019 :
Gambar 3. Jumlah Kunjungan Rawat Jalan
Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2020

28.398

88.859
147.159

Klinik Pratama Puskesmas Rumah Sakit

Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020

Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa kunjungan rawat jalan terbanyak


adalah di rumah sakit yaitu sebesar 147.159 orang, yang kedua terbanyak adalah
puskesmas yaitu sebanyak 88.859 orang. Jika dilihat pada data profil 2019 kunjungan
terbanyak adalah di puskesmas yaitu sebanyak 128.160 orang. Salah satu faktor

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 15


penyebab pergeseran tren kunjungan rawat jalan bisa jadi karena situasi pandemi
COVID-19 yang mengubah pola adaptasi dan akses terhadap pelayanan kesehatan. Di
awal pandemi COVID-19, orang dengan gejala suspek COVID-19 tidak
diperbolehkan berkunjung ke Puskesmas untuk mengurangi risiko penularan terhadap
pasien. Sedangkan untuk kunjungan rawat inap sebagian besar adalah di rumah sakit
yaitu sebesar 14.370 orang, kemudian puskesmas sebanyak 352 orang dan klinik
sebanyak 1 pasien rawat inap.

2. Jumlah Kunjungan Gangguan Jiwa di Sarana Pelayanan Kesehatan


Dalam upaya pemberdayaan ODGJ, pemerintah menerbitkan Undang-undang
Nomor 18 tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa disahkan pada 8 Agustus 2014.
Undang-Undang Nomor 18 tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa ditujukan untuk
menjamin setiap orang agar dapat mencapai kualitas hidup yang baik, serta
memberikan pelayanan kesehatan secara terintegrasi, komprehensif, dan
berkesinambungan melalui upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Secara garis besar, Undang-undang tersebut mengamanatkan tentang: 1)
Perlunya peran serta masyarakat dalam melindungi dan memberdayakan ODGJ dalam
bentuk bantuan berupa: tenaga, dana, fasilitas, pengobatan bagi ODGJ; 2)
Perlindungan terhadap tindakan kekerasan, menciptakan lingkungan yang kondusif,
memberikan pelatihan keterampilan; dan 3) Mengawasi penyelenggaran pelayanan di
fasilitas yang melayani ODGJ.
Kunjungan jiwa adalah kunjungan pasien yang mengalami gangguan kejiwaan
yang meliputi gangguan pada perasaan, proses pikir, dan perilaku yang menimbulkan
penderitaan pada individu dan atau hambatan dalam melaksanakan peran sosialnya.
Masalah kesehatan jiwa di Indonesia merupakan masalah kesehatan masyarakat yang
sangat penting dan harus mendapat perhatian sungguh-sungguh dari seluruh jajaran
lintas sektor Pemerintah baik di tingkat Pusat maupun Daerah, serta perhatian dari
seluruh masyarakat. Adapun jumlah kunjungan jiwa di Kabupaten Bangli tahun 2020
sebanyak 13.239 orang yang terdiri dari kunjungan jiwa di rumah sakit sebanyak
12.664, di puskesmas sebanyak 539 orang, dan di klinik sebanyak 36 orang. Jumlah
kunjungan ini jauh menurun dari tahun 2019 yang total jumlah kunjungannya
sebanyak 24.266 orang. Menurunnya jumlah kunjungan jiwa ini tidak terlepas karena
situasi pandemi yang menyebabkan sebagian masyarakat takut atau enggan untuk
mengakses pelayanan kesehatan, sehingga perlu adanya peningkatan upaya promotif

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 16


preventif, kuratif dan rehabilitatif dalam pelayanan kesehatan jiwa oleh petugas
kesehatan di sarana kesehatan yang ada di wilayah Kabupaten Bangli.

3. Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit


Angka kematian di rumah sakit terdiri dari GDR (Gross Death Rate) atau
angka yaitu jumlah pasien mati seluruhnya dibagi jumlah pasien keluar hidup dan mati
tiap 1.000 pasien keluar, dan NDR (Net Death Rate) yaitu jumlah pasien mati dalam
48 jam atau lebih setelah dirawat dibagi jumlah pasien keluar (hidup + mati) tiap 1.000
pasien keluar. Pasien keluar hidup dan mati adalah pasien Jumlah pasien keluar hidup
GDQNHOXDUPDWL GDODPZDNWXMDPPDX
.
GDR merupakan angka kematian umum untuk tiap-tiap 1.000 pasien keluar.
Nilai GDR sebaiknya tidak lebih dari 45 per 1000. Nilai GDR dari setiap RS dapat
diperoleh dari pelaporan SIRS Online R.L. 1.2 dan 3.1. Pada GDR, tidak melihat
berapa lama pasien berada di rumah sakit dari masuk sampai meninggal. Nilai ideal
GDR adalah < 45 per 1.000 pasien keluar. Sedangkan NDR adalah DQJNDNHPDWLDQ
48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1.000 pasien keluar. Nilai NDR yang dianggap
masih dapat ditolerir yaitu < 25 per 1000. Nilai GDR dari setiap RS dapat diperoleh
dari pelaporan SIRS Online R.L. 1.2 dan 3.1. Indikator ini memberikan gambaran
mutu pelayanan di rumah sakit. Asumsinya jika pasien meninggal setelah
mendapatkan perawatan 48 jam berarti ada faktor pelayanan rumah sakit yang terlibat
dengan kondisi meninggalnya pasien. Namun jika pasien meninggal < 48 jam masa
perawatan, dianggap faktor keterlambatan pasien datang ke rumah sakit yang menjadi
penyebab utama pasien meninggal. Berikut merupakan gambaran cakupan GDR dan
NDR rumah sakit di Kabupaten Bangli :
Gambar 4. Cakupan GDR dan NDR Rumah Sakit di Kabupaten Bangli Tahun 2020

39,8
40,0

30,0 24,0
19,5
20,0 13,9
11,0
10,0 4,4 5,1 5,1

0,0
RSUD Bangli RS BMC UPTD RSJ Kabupaten
Prov. Bali

GDR NDR

Sumber : Bagian Rekam Medis RS di Kabupaten Bangli Kabupaten Bangli Tahun 2020

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 17


Berdasarkan gambar di atas GDR dan NDR tertinggi adalah di RSUD Bangli
yaitu GDR sebesar 39,8 per 1.000 pasien keluar dan NDR sebesar 19,5 per 1.000
pasien keluar. Angka GDR Kabupaten Bangli 24 per 1.000 pasien keluar menurun dari
tahun 2019 yang sebesar 25,2 per 1.000 pasien keluar, angka ini masih ideal yaitu
tidak melebihi angka 45 per 1.000 pasien keluar. Sedangkan nilai NDR di Kabupaten
Bangli adalah 11,0 per 1.000 pasien keluar menurun dari NDR tahun 2019 yaitu
sebesar 15,28 per 1.000 pasien keluar, angka ini juga masih ideal yaitu tidak lebih dari
25 per 1.000 pasien keluar.

4. Indikator Kinerja Pelayanan di Rumah Sakit


Indikator merupakan variabel ukuran atau tolok ukur yang dapat menunjukkan
indikasi-indikasi terjadinya perubahan tertentu. Indikator yang digunakan untuk
menilai perkembangan sarana rumah sakit antara lain dengan melihat perkembangan
fasilitas perawatan yang biasanya diukur dengan menghitung jumlah rumah sakit dan
tempat tidurnya serta rasionya terhadap jumlah penduduk. Jumlah rumah sakit di
Kabupaten Bangli ada 3 buah yaitu 1 rumah sakit umum milik Pemerintah Kabupaten
Bangli yang merupakan rumah sakit tipe B dengan jumlah tempat tidur 150 buah, 1
rumah sakit khusus jiwa milik Pemerintah Propinsi Bali yang merupakan rumah sakit
tipe C dengan 400 buah tempat tidur dan 1 buah rumah sakit swasta BMC yang
merupakan rumah sakit tipe C dengan 113 buah tempat tidur.
Pada tingkat rumah sakit yang dinilai adalah tingkat pemanfaatan sarana, mutu
dan tingkat efisiensi pelayanan. Adapun beberapa indikator terkait yang dinilai dalam
pelayanan kesehatan rumah sakit antara lain pemanfaatan tempat tidur (Bed
Occupancy Rate/BOR), rata-rata lama hari perawatan (Average Lenght of Stay/ALOS),
rata-rata tempat tidur dipakai (Bed Turn Over/BTO) dan rata-rata selang waktu
pemakaian tempat tidur (Turn of Interval/TOI).
Persentase pemanfaatan tempat tidur atau disebut dengan BOR merupakan
persentase pemakaian tempat tidur pada satu-satuan waktu tertentu. Nilai parameter
BOR yang ideal adalah antara 60-85%. Angka BOR yang rendah menunjukkan
kurangnya pemanfaatan fasilitas perawatan rumah sakit oleh masyarakat. Sedangkan
angka BOR yang tinggi (lebih dari 85%) menunjukkan tingkat pemanfaatan tempat
tidur yang tinggi sehingga perlu pengembangan rumah sakit atau penambahan tempat
tidur. Adapun cakupan BOR rumah sakit di Kabupaten Bangli pada tahun 2020 adalah
sebagai berikut :

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 18


Gambar 5. Pencapaian BOR Rumah Sakit di Kabupaten Bangli Tahun 2020

70,0 60,9 59,2


54,9
60,0
50,0
40,0 31,5
30,0
20,0
10,0
0,0
RSUD Bangli RS BMC UPTD RSJ Kabupaten/
Prov. Bali Kota

Sumber : Bagian Rekam Medis RS di Kabupaten Bangli Kabupaten Bangli Tahun 2020

Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa angka pemanfaatan tempat


tidur atau BOR tertinggi adalah di RSUD Bangli yaitu sebesar 60,9% dan terendah di
Rumah Sakit BMC yaitu sebesar 31,5%. Jadi BOR Kabupaten Bangli selama tahun
2020 adalah 54,9%, menurun dari tahun 2019 dengan capaian nilai BOR sebesar
60,5%, dan nilai ini masih di bawah rentang nilai BOR ideal yaitu 60-80 %.
Sedangkan Frekuensi pemakaian tempat tidur atau BTO adalah frekuensi
pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu
satuan waktu (biasanya dalam periode 1 tahun). Nilai parameter BTO yang ideal
adalah 40-50 kali dalam satu tahun. Berikut merupakan gambaran BTO di Kabupaten
Bangli tahun 2020 :
Gambar 6. Pencapaian BTO Rumah Sakit di Kabupaten Bangli Tahun 2020

60,0 52,7

50,0
37,9
40,0

30,0
19,9
20,0

10,0 4,0

0,0
RSUD Bangli RS BMC UPTD RSJ Kabupaten/
Prov. Bali Kota

Sumber : Bagian Rekam Medis RS di Kabupaten Bangli Kabupaten Bangli Tahun 2020

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 19


Berdasarkan gambar di atas BTO rumah sakit di Kabupaten Bangli adalah 19,9
kali dengan BTO tertinggi adalah di Rumah Sakit BMC yaitu sebanyak 52,7 kali dan
terendah adalah Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali yaitu sebanyak 4,0 kali. Frekuensi
pemakaian tempat tidur pada tahun 2020 ini sedikit mengalami penurunan dari tahun
2019 sebanyak 23,5 kali, namun masih di bawah angka ideal satu tahun.
Rata-rata lama rawat seorang pasien tergantung pada diagnosis dan kondisi
pasien. Idealnya rata-rata lama hari rawat pasien atau ALOS adalah 6-9 hari. Indikator
ini memberikan gambaran tentang tingkat efisiensi dan mutu pelayanan, apabila
diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan lebih
lanjut. Berikut merupakan ALOS rumah sakit di Kabupaten Bangli tahun 2020.
Gambar 7. Pencapaian ALOS Rumah Sakit di Kabupaten Bangli Tahun 2020

60,0
52,4

50,0

40,0

30,0

20,0
9,6
10,0 4,7 2,9

0,0
RSUD Bangli RS BMC UPTD RSJ Kabupaten/
Prov. Bali Kota

Sumber : Bagian Rekam Medis RS di Kabupaten Bangli Kabupaten Bangli Tahun 2020

Berdasarkan gambar di atas tampak bahwa ALOS tertinggi adalah di Rumah


Sakit Jiwa Provinsi Bali yaitu rata-rata 52-53 hari, ini dikarenakan pasien jiwa pada
umumnya memerlukan waktu perawatan lebih lama dibanding pasien lainnya,
sedangkan rumah sakit lainnya berkisar 2-5 hari rata-rata hari perawatan dan ALOS
Kabupaten Bangli Tahun 2020 adalah sebesar 9-10 hari menetap dari tahun 2018 yang
juga sebesar 9-10 hari.
Sedangkan TOI adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari
setelah digunakan sampai saat digunakan kembali atau rata-rata lama tempat tidur
kosong antara pasien satu dengan pasien berikutnya. Idealnya tempat tidur kosong
pada kisaran 1-3 hari. Berikut merupakan gambaran TOI rumah sakit di Kabupaten
Bangli tahun 2020 :

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 20


Gambar 8. Pencapaian TOI Rumah Sakit di Kabupaten Bangli Tahun 2020

37,6
40,0

35,0

30,0

25,0

20,0

15,0
8,3
10,0
3,8 4,7
5,0

0,0
RSUD Bangli RS BMC UPTD RSJ Kabupaten/
Prov. Bali Kota

Sumber : Bagian Rekam Medis RS di Kabupaten Bangli Kabupaten Bangli Tahun 2020

Berdasarkan gambar di atas, rumah sakit dengan TOI tertinggi adalah Rumah
Sakit Jiwa Provinsi Bali yaitu sebanyak 37-38 hari, sedangkan rumah sakit yang lain
berkisar antara 3-5 hari. TOI Kabupaten pada tahun 2020 meningkat 8-9 hari dari
tahun 2019 yaitu berkisar 6-7 hari, nilai ini masih melebihi angka ideal TOI dalam
setahun.

5. Puskesmas dengan Ketersediaaan Obat dan Vaksin


Persentase puskesmas dengan ketersediaan obat dan vaksin essensial adalah
persentase puskesmas yang memiliki 80% obat dan vaksin essensial (pemantauan
dilaksanakan terhadap 40 item obat indikator dan 5 item vaksin indikator) sesuai
dengan laporan pada bulan November atau laporan bulan terakhir pada tahun
pelaporan. Obat-obat yang dipilih sebagai obat indikator merupakan obat pendukung
program kesehatan ibu, kesehatan anak, penanggulangan dan pencegahan penyakit,
serta obat pelayanan kesehatan dasar esensial dan terdapat di dalam Formularium
Nasional. Berdasarkan Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan yang
tercantum dalaman RPJMN maupun Renstra Kemenkes Tahun 2020-2024 terdapat 40
item obat indikator dan 5 item vaksin indikator. Adapun item obat dan vaksin
indikator dapat dilihat pada tabel berikut :

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 21


Tabel 5. Daftar Item Obat dan Vaksin Esensial
di Puskesmas Tahun 2020
No Nama Obat Bentuk No Nama Obat Bentuk
Sediaan Sediaan
1 Metilergometrin Maleat
Albendazol /Pirantel Pamoat Tablet 24 Ampul
injeksi 0,200 mg-1 ml
2 Alopurinol Tablet 25 Natrium Diklofenak Tablet
3 Amlodipin/Kaptopril Tablet 26 OAT FDC Kat 1 Paket
4 Amoksisilin 500 mg Tablet 27 Oksitosin injeksi Ampul
5 Parasetamol sirup 120 mg /
Amoksisilin sirup Botol 28 Botol
5 ml
6 Antasida tablet kunyah/ Tablet/
29 Parasetamol 500 mg Tablet
antasida suspensi Botol
7 Asam Askorbat (Vitamin C) Tablet 30 Prednison 5 mg Tablet
8 Asiklovir Tablet 31 Ranitidin 150 mg Tablet
9 Betametason salep Tube 32 Retinol 100.000/200.000 IU Kapsul
10 Tablet/
Deksametason
Vial/ 33 Salbutamol Tablet
tablet/deksametason injeksi
Ampul
11 Salep Mata/Tetes Mata
Diazepam injeksi 5 mg/ml Ampul 34 Tube
Antibiotik
12 Diazepam Tablet 35 Simvastatin Tablet
13 Dihidroartemisin+piperakuin
Tablet 36 Siprofloksasin Tablet
(DHP) dan atau Primaquin
14 Difenhidramin Inj. 10 mg/ml Ampul 37 Tablet Tambah Darah Tablet
15 Epinefrin (Adrenalin) injeksi
Ampul 38 Triheksifenidil Tablet
0,1 % (sebagai HCl)
16 Fitomenadion (Vitamin K)
Ampul 39 Vitamin B6 (Piridoksin) Tablet
injeksi
17 Furosemid 40
Tablet 40 Zinc 20 mg Tablet
mg/Hidroklorotiazid (HCT)
18 Garam Oralit serbuk Kantong 41 Vaksin Hepatitis B Vial
19 Glibenklamid/Metformin Tablet 42 Vaksin BCG Ampul
20 Hidrokortison krim/salep Tube 43 Vaksin DPT-HB-HIB Vial
Kotrimoksazol (dewasa) 44
kombinasi Tablet/
21 Vaksin Polio Vial
tablet/Kotrimoksazol Botol
suspensi
45 Vaksin Campak/Vaksin
22 Lidokain inj Vial Vial/ Ampul
Campak Rubella
23 Magnesium Sulfat injeksi Vial
Sumber : UPT Gudang Farmasi Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020

Adapun persentase puskesmas dengan ketersediaan obat dan vaksin esensial


tahun 2020 adalah 100%. Ini artinya semua puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun
2020 memiliki ketersediaan obat dan vaksin esensial sesuai dengan 40 item obat dan
5 item vaksin pada tabel di atas adalah minimal 80%.

C. UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT

Menurut Permenkes RI No. 65 Tahun 2013, pemberdayaan masyarakat


merupakan segala upaya dalam memfasilitasi masyarakat yang bersifat non instruktif

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 22


agar mampu meningkatkan pengetahuan dan kemampuan, sehingga mampu
mengidentifikasi masalah yang dihadapi, potensi yang dimiliki, merencanakan dan
melakukan pemecahannya dengan memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki.
Sedangkan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan adalah proses dalam
memberikan informasi kepada klien (individu, keluarga dan kelompok) secara terus
menerus dan berkesinambungan mengikuti perkembangan klien, serta proses
membantu klien agar berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek
pengetahuan), dari tahu menjadi mau (aspek sikap), dan dari mau menjadi mampu
melaksanakan perilaku yang diperkenalkan (aspek tindakan). Ditinjau dari konteks
pembangunan kesehatan, partisipasi masyarakat adalah keikutsertaan dan kemitraan
masyarakat dan fasilitator (pemerintah, LSM) dalam pengambilan keputusan,
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan penilaian kegiatan dan program kesehatan
serta memperoleh manfaat dari keikutsertaannya dalam rangka membangun
kemandirian masyarakat.
Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM) adalah wahana
pemberdayaan masyarakat, yang dibentuk atas dasar kebutuhan masyarakat, dikelola
oleh, dari, untuk dan bersama masyarakat, dengan bimbingan dari petugas Puskesmas,
lintas sektor dan lembaga terkait lainnya. Adapun jenis UKBM yang dibahas pada
profil kesehatan ini adalah posyandu yang telah berkembang dengan pesat secara
nasional sejak dari tahun 1982, dan mulai tahun 2011 operasional posyandu di
selenggarakan dan dikelola dari, oleh dan untuk masyarakat.
Berdasarkan Permenkes Nomor 71 Tahun 2015 disebutkan bahwa masyarakat
baik secara perorangan maupun kelompok berperan aktif dalam penanggulangan
penyakit tidak menular (PTM) melalui kegiatan UKBM dengan membentuk dan
mengembangkan Pos Penbinaan Terpadu PTM (Posbindu PTM).

1. Cakupan Posyandu Menurut Strata


Menurut Permendagri Nomor 19 Tahun 2011 Pos Pelayanan Terpadu yang
disingkat menjadi Posyandu adalah salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya
masyarakat yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama
masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh
pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan
bayi.

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 23


Untuk mengetahui tingkat perkembangan Posyandu, telah dikembangkan
Telaah Kemandirian Posyandu yang secara umum dibedakan menjati 4 strata yaitu:
- Posyandu Pratama adalah Posyandu yang belum mantap, dimana posyandu belum
mampu melaksanakan kegiatan bulanan secara rutin serta jumlah kader yang
masih kurang dari 5 orang.
- Posyandu Madya adalah Posyandu yang sudah mampu melaksanakan kegiatan
lebih dari 8 kali per tahun, dengan jumlah kader sebanyak 5 orang atau lebih,
tetapi cakupan kelima kegiatan utama capaiannya masih kurang dari 50%.
- Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan
lebih dari 8 kali per tahun, dengan jumlah kader sebanyak 5 orang atau lebih,
capaian kelima kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu menyelenggarakan
program tambahan, serta telah memperoleh pembiayaan dari dana sehat yang
dikelola oleh masyarakat yang pesertanya masih kurang dari 50% KK di wilayah
kerja.
- Posyandu Mandiri adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan
lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang
atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu
menyelenggarakan kegiatan pengembangan, serta telah memperoleh dana sehat
yang berasal dari swadaya masyarakat dan kelompok usaha bersama (usaha
dikelola oleh masyarakat) yang dipergunakan untuk upaya kesehatan di
Posyandu.
Berikut merupakan cakupan Posyandu berdasarkan strata di Kabupaten Bangli tahun
2020 :
Gambar 9. Cakupan Posyandu Berdasarkan Strata di Kabupaten Bangli Tahun 2020

79
80
70
60
50
40
30
14
20 7
10 -
-
PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI

Sumber : Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kab. Bangli Tahun 2020

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 24


Berdasarkan gambar di atas cakupan posyandu menurut strata adalah sebagian
besar adalah Posyandu Purnama yaitu sebesar 78,7%, Posyandu Madya yaitu sebesar
14,0%, dan 7,3% Posyandu sudah pada Strata Mandiri. Untuk peningkatan strata
posyandu ini sangat diperlukan dukungan dan peran serta masyarakat karena
operasional posyandu sejak tahun 2011 dilakukan oleh masyarakat atau desa dan
sangat diperlukan peran aktif kader posyandu dalam pelaksanaan posyandu. Dalam
hal ini, upaya promosi kesehatan sangat diperlukan untuk memberdayakan masyarakat
agar mampu secara mandiri menolong diri sendiri, serta mengembangkan kegiatan
yang bersumber daya masyarakat sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan
didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.

2. Rasio Posyandu per 100 Balita


Rasio Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Per Satuan Balita Posyandu
merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM)
yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, dalam
rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat
dan memberikan kemudahan kepada masyarakat, dalam memperoleh pelayanan
kesehatan dasar, untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.
Jumlah Posyandu di Kabupaten Bangli pada tahun 2020 sebanyak 356
posyandu dan jumlah balita sebanyak 16.600 jiwa. Dengan demikian rasio Posyandu
adalah 1:47 atau 2,1 per 100 balita. Hal ini berarti bahwa dari 1 posyandu di Kabupaten
Bangli melayani 47 balita. Berikut secara lengkap disajikan data mengenai kondisi
rasio Posyandu di Kabupaten Bangli pada tahun 2015-2020 :

Gambar 10. Rasio Posyandu per 100 Balita


Di Kabupaten Bangli Periode Tahun 2015 ±2020

2,1 2,1 2,1 2,1


2,1

2,1

2,0 2,0
2,0

2,0
2015 2016 2017 2018 2019 2020

Sumber : Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan


Kabupaten Bangli Tahun 2020

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 25


Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa rasio posyandu pada tahun
2015 sampai dengan 2016 adalah 2,0 per 100 balita, meningkat pada tahun 2017
sampai 2020 yaitu 2,1 per 100 balita. Peningkatan ini dikarenakan adanya beberapa
posyandu yg sudah tidak lama aktif diaktifkan kembali oleh.

3. Posbindu PTM (Penyakit Tidak Menular)


Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) merupakan
wujud peran serta masyarakat yang bersifat promotif dan preventif dalam kegiatan
deteksi dini, monitoring dan tindak lanjut dini faktor risiko PTM secara mandiri dan
berkesinambungan. Posbindu PTM menjadi salah satu bentuk upaya kesehatan
masyarakat atau UKM yang selanjutnya berkembang menjadi upaya kesehatan
bersumber daya masyarakat (UKBM) dalam pengendalian faktor risiko PTM di bawah
pembinaan Puskesmas.
Kegiatan Posbindu PTM pada dasarnya merupakan kegiatan milik masyarakat
yang dilaksanakan sepenuhnya dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk
masyarakat. Sektor kesehatan khususnya Puskesmas lebih berperan dalam hal
pembinaan Posbindu PTM dan menerima pelayanan rujukan dari Posbindu PTM di
wilayah kerjanya karena pada prinsipnya kegiatan Posbindu PTM mencakup upaya
promotif dan preventif, maka di dalam kegiatan Posbindu PTM tidak mencakup
pelayanan pengobatan dan rehabilitasi. Berikut merupakan jumlah Posbindu menurut
puskesmas di Kabupaten Bangli tahun 2020 :

Gambar 11. Jumlah Posbindu Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2020
10
10 9
9 8
8 7
7 6 6 6
6 5 5
5
4
3 2 2
2 1
1
0

Sumber : Seksi Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Keswa Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun
2020

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 26


Berdasarkan gambar di atas, jumlah Puksesmas yang mempunyai Posbindu
terbanyak adalah Puskesmas Kintamani III yaitu 10 Posbindu, dan terendah adalah
Puskesmas Tembuku II yaitu 1 Posbindu.

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 27


BAB IV
TENAGA KESEHATAN

Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK) merupakan salah satu subsistem


dalam Sistem Kesehatan Nasional yang mempunyai peranan penting dalam mencapai
tujuan pembangunan kesehatan sebagai pelaksana upaya dan pelayanan kesehatan.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan
Nasional, sumber daya manusia kesehatan adalah tenaga kesehatan (termasuk tenaga
kesehatan strategis) dan tenaga pendukung/penunjang kesehatan yang terlibat dan
bekerja serta mengabdikan dirinya dalam upaya dan manajemen kesehatan. SDM
dalam kesehatan mempunyai berbagai keahlian sesuai dengan profesi masing-masing
seperti dokter, perawat, bidan, tenaga kesehatan masyarakat, fisioterapis, apoteker,
analis farmasi dan sebagainya yang mempunyai pendidikan atau keahlian khusus
untuk melakukan pekerjaan tertentu yang berhubungan dengan jiwa dan fisik manusia,
serta lingkungannya. Menurut Undang-undang Nomor 36 Tahun 2014, tenaga
Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta
memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan
yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
Adapun kondisi SDM Kesehatan Kabupaten Bangli yang melaksanakan kegiatan
pembangunan di bidang kesehatan adalah sebagai berikut :

1. Jumlah dan Rasio Tenaga Medis (Dokter Umum, Spesialis, Dokter Gigi) di
Sarana Kesehatan
Tenaga Medis merupakan sebutan lain dari dokter yang memiliki kemampuan
menangani pasien secara medis dan telah menyelesaikan pendidikannya di fakultas
kedokteran. Tenaga medis terdiri dari dokter umum, dokter gigi, dokter spesialis, dan
dokter gigi spesialis.
Adapun jumlah tenaga medis dokter umum pada tahun 2020 adalah 89 orang
dengan rasio tenaga dokter umum terhadap jumlah penduduk sebesar 39,0 per 100.000
penduduk meningkat dari tahun 2019 yaitu sebesar 34,8 per 100.000 penduduk,
jumlah dokter spesialis tahun 2020 sebanyak 98 dokter spesialis dengan rasio dokter
spesialis sebesar 42,9 per 100.000 penduduk meningkat dari tahun 2019 yang sebesar
40,9 per 100.000 penduduk, jumlah dokter gigi tahun 2020 sebanyak 26 orang dengan

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 28


rasio dokter gigi adalah 11,4 per 100.000 penduduk menurun dari tahun 2019 yang
sebesar 11,9 per 100.000 penduduk, dan tidak tersedia dokter gigi spesialis pada tahun
2020.
Berikut merupakan gambaran persebaran tenaga medis di puskesmas di
Kabupaten Bangli pada tahun 2020 :

Gambar 12. Jumlah Tenaga Medis Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2020
3 3
3
2,5 2 2 22 2 22 2 2
2
1,5 1 1 1 1 1 11 1 11
1
0,5 0 0 0
0

Dokter Umum Dokter Gigi

Sumber : Profil SDMK Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020


Berdasarkan gambar di atas penyebaran tenaga medis dokter umum dan dokter
gigi belum tersebar di semua puskesmas, dan dilihat dari jumlah masih kurang,
sementara untuk tenaga dokter spesialis dan dokter gigi spesialis di tingkat puskesmas
belum tersedia. Hal ini dikarenakan masih rendahnya jumlah tenaga medis di
Kabupaten Bangli, untuk tenaga dokter spesialis hanya tersedia di fasilitas pelayanan
kesehatan rujukan yaitu rumah sakit. Jumlah tenaga medis di fasilitas kesehatan
rujukan dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 13. Jumlah Tenaga Medis Menurut Rumah Sakit
di Kabupaten Bangli Tahun 2020

38
40 34 32
30 25
17
20
8 6
10 1 2
0
Dokter Spesialis Dokter Umum Dokter Gigi

RSUD Bangli RS BMC UPTD RSJ Prov. Bali

Sumber : Rumah Sakit di Lingkungan Kab. Bangli Tahun 2020

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 29


Berdasarkan gambar di atas, tenaga dokter gigi spesialis di Rumah Sakit tidak
tersedia. Masih kurangnya tenaga medis di Kabupaten Bangli dapat berdampak pada
kurang optimalnya pelayanan kesehatan terhadap masyarakat.

2. Jumlah dan Rasio Tenaga Keperawatan (Bidan dan Perawat) di Sarana


Kesehatan
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2017, bidan adalah
seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang telah teregistrasi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Sedangkan menurut Undang-
undang No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan, bidan adalah tenaga kesehatan
yang dikelompokkan ke dalam tenaga kebidanan, memiliki kewenangan untuk
melakukan pelayanan kesehatan ibu, pelayanan kesehatan anak, dan pelayanan
kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana.
Jumlah tenaga bidan di Kabupaten Bangli pada tahun 2020 sebanyak 358
orang dengan rasio 156,7 per 100.000 penduduk meningkat dari tahun 2019 yang
sebesar 125,8 per 100.00 penduduk. Rasio bidan yang tinggi ini dikarenakan masih
tingginya kebutuhan akan pelayanan kesehatan ibu dan anak terutama di wilayah
pedesaan, mengingat kondisi geografis Kabupaten Bangli yang sebagian besar
wilayahnya merupakan daerah pegunungan yang beberapa wilayah masih sulit
dijangkau dan merupakan daerah terpencil. Berikut merupakan gambaran jumlah
bidan di Puskesmas Kabupaten Bangli pada tahun 2020 :

Gambar 14. Jumlah Tenaga Bidan Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2020

30 27
25 25
23
25 19 19 20 20
18
20 16 16
14
15
10
5
0

Sumber : Profil SDMK Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020

Berdasarkan gambar di atas jumlah tenaga bidan di puskesmas cukup tinggi


yaitu paling sedikit 10 orang yaitu di Puskesmas Kintamani VI, hal ini sejalan dengan
kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kebidanan dasar terutama pelayanan

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 30


kesehatan ibu dan anak cukup tinggi. Sedangkan gambaran jumlah bidan di fasilitas
kesehatan rujukan adalah sebagai berikut :

Gambar 15. Jumlah Tenaga Bidan Menurut Rumah Sakit di Kabupaten Bangli Tahun 2020

75
80
60
40
27

20 0
0
RSUD Bangli RS BMC UPTD RSJ Prov.
Bali

Sumber : Rumah Sakit di Lingkungan Kabupaten Bangli Tahun 2020


Berdasarkan gambar di atas jumlah tenaga bidan terbanyak adalah di RSUD
Bangli yaitu 75 orang dan untuk RSJ Provinsi Bali tidak terdapat tenaga bidan. Jumlah
bidan yang cukup tinggi di RSUD bangli dikarenakan RSUD Bangli merupakan
rumah sakit rujukan tipe B, sedangkan RS BMC adalah rumah sakit tipe C.
Menurut Undang-undang Nomor 38 Tahun 2014 tenaga perawatan adalah
seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi Keperawatan, baik di dalam maupun di
luar negeri yang diakui oleh Pemerintah sesuai dengan ketentuan Peraturan
Perundang-undangan. Fungsi perawat yang utama adalah membantu pasien atau klien
dalam kondisi sakit maupun sehat, untuk meningkatkan derajat kesehatan melalui
layanan keperawatan. Sesuai dengan perannya, perawat memiliki kewenangan untuk
memberikan asuhan keperawatan kepada orang lain berdasarkan ilmu dan praktik
yang dimilikinya.
Jumlah tenaga perawat kesehatan memegang peranan yang sangat penting
dalam rangka meningkatkan perawatan kesehatan masyarakat, dikarenakan seorang
perawat pada umumnya memberikan pelayanan langsung baik kuratif maupun
preventif. Jumlah tenaga perawat per 100.000 penduduk dapat memberikan gambaran
tentang pendistribusian tenaga perawatan dalam suatu wilayah kerja. Jumlah tenaga
perawat kesehatan di Kabupaten Bangli tahun 2020 adalah 702 orang dengan rasio
sebesar 307,4 per 100.000 penduduk meningkat dari tahun 2019 yaitu sebesar 302,2
per 100.000 penduduk. Berikut merupakan gambaran distribusi perawat di puskesmas
Kabupaten Bangli Tahun 2020 :

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 31


Gambar 16. Jumlah Tenaga Perawat Menurut Puskesmas di kabupaten Bangli Tahun 2020

20 17 16
14 14 15
13 12
15 9 10 10
8
10 4
5
0 Perawat

Sumber: Profil SDMK Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020

Berdasarkan gambar di atas, tampak bahwa tenaga perawat sudah tersebar di


masing-masing puskesmas namun jumlahnya belum merata, jumlah perawat
terbanyak yaitu 15 orang di Puskesmas Susut I dan jumlah terendah yaitu 4 orang di
Puskesmas Kintamani II. Sedangkan gambaran jumlah tenaga perawat di fasilitas
pelayanan rujukan adalah sebagai berikut :

Gambar 17. Jumlah Tenaga Perawat Menurut Rumah Sakit di Kabupaten Bangli Tahun 2020

278
300
250 187
200
150
78
100
50
0
RSUD Bangli RS BMC UPTD RSJ Prov.
Bali

Sumber : Rumah Sakit di Lingkungan Kab. Bangli Tahun 2020


Pada gambar di atas tampak RSJ Propinsi Bali memiliki jumlah perawat paling
banyak dibandingkan dua rumah sakit lainnya, sedangkan jumlah perawat paling
sedikit adalah RS BMC yaitu sebanyak 78 orang.

3. Jumlah dan Rasio Tenaga Kesehatan Masyarakat, Kesehatan Lingkungan,


dan Gizi di Sarana Kesehatan
Tenaga kesehatan masyarakat merupakan bagian dari sumber daya manusia
kesehatan yang berperan penting dalam meningkatkan kesadaran yang lebih tinggi

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 32


pada pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif. Tenaga kesehatan
berperan penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan
menggerakan pembangunan berwawasan kesehatan. Hal ini didasarkan atas kewajiban
utama tenaga kesehatan masyarakat bersama dengan tenaga kesehatan lainnya adalah
untuk mengupayakan masyarakat agar hidup sehat dan sejahtera baik dari segi fisik,
mental, sosial dan ekonomi. Jumlah tenaga kesehatan masyarakat di Kabupaten Bangli
pada tahun 2020 sebanyak 13 orang dengan rasio tenaga kesehatan masyarakat di
Kabupaten Bangli Tahun 2020 adalah 5,7 per 100.000 penduduk meningkat dari tahun
2019 yang sebesar 4,0 per 100.000 penduduk. Berikut merupakan gambaran jumlah
tenaga kesehatan masyarakat menurut puskesmas di kabupaten Bangli :

Gambar 18. Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat


Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2020
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1
0,9
0,8
0,7
0,6
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1 0
0

Sumber : Profil SDMK Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020

Berdasarkan gambar di atas, tenaga kesehatan masyarakat hampir tersedia di


seluruh Puskesmas kecuali Puskesmas Kintamani V. Kekurangan tenaga kesehatan
masyarakat dalam menjalankan upaya promotif dan preventif, maka pemerintah
melalui dana DAK Non Fisik Puskesmas merekrut tenaga kesehatan masyarakat
sebagai tenaga promotor kesehatan di puskesmas.
Tenaga kesehatan lingkungan adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan
di bidang kesehatan lingkungan sesuai ketentuan peraturan perundangan-undangan.
Tenaga kesehatan lingkungan bertanggung jawab untuk melaksanakan tindakan untuk
melindungi kesehatan masyarakat, termasuk mengelola dan menegakkan undang-
undang yang terkait dengan kesehatan lingkungan dan memberikan dukungan untuk
meminimalkan bahaya kesehatan dan keselamatan kerja. Tenaga kesehatan

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 33


lingkungan juga terlibat dalam memeriksa fasilitas makanan, menyelidiki gangguan
kesehatan masyarakat, dan menerapkan pengendalian penyakit. Petugas kesehatan
lingkungan difokuskan pada pencegahan, konsultasi, investigasi, dan edukasi
masyarakat mengenai risiko kesehatan dan menjaga lingkungan yang aman. Adapun
jumlah tenaga kesehatan lingkungan di Kabupaten Bangli Tahun 2020 adalah
sebanyak 39 orang dengan rasio sebesar 17,1 per 100.000 penduduk menurun dari
tahun 2019 yaitu 18,0 per 100.000 penduduk. Berikut merupakan gambaran jumlah
tenaga kesehatan lingkungan di puskesmas :

Gambar 19. Jumlah Tenaga Kesehatan Lingkungan


Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2020
3 3 3 3
3

2,5
2 2
2

1,5
1 1 1 1 1 1
1

0,5

Sumber : Profil SDMK Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020

Berdasarkan gambar di atas, terlihat penyebaran tenaga kesehatan lingkungan


tidak merata dan namun tiap puskemsas sudah memiliki tenaga kesehatan lingkungan
yaitu Puskesmas Kintamani II. Untuk itu, sejak tahun 2019 Dinas Kesehatan
Kabupaten Bangli melaksanakan rekruitmen tenaga kesehatan lingkungan yang
dibiayai oleh dana DAK Non Fisik.
Tenaga Gizi adalah adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan di bidang
gizi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Menurut Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 374/MENKES/SK/III/2007, disebutkan bahwa ahli gizi adalah
seseorang yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan akademik dalam
bidang gizi sesuai aturan yang berlaku, mempunyai tugas, tanggung jawab dan
wewenang secara penuh untuk melakukan kegiatan funsional dalam bidang pelayanan
gizi, makanan dan dietetik baik di masyarakat, individu atau rumah sakit.

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 34


Pada tahun 2020 jumlah tenaga gizi di Kabupaten Bangli sebanyak 55 orang
dengan rasio sebesar 24,1 per 100.000 penduduk meningkat dari tahun 2019 yang
sebesar 16,3 per 100.000 penduduk. Berikut merupakan gambaran jumlah tenaga gizi
menurut puskesmas di Kabupaten Bangli :

Gambar 20. Jumlah Tenaga Gizi Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2020
3
3

2,5
2 2 2 2 2 2 2
2

1,5
1 1 1 1
1

0,5

Sumber : Profil SDMK Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020

Berdasarkan gambar di atas terlihat semua puskesmas sudah memiliki tenaga


gizi meskipun penyebarannya kurang merata. Sejak tahun 2019, Dinas Kesehatan
Kabupaten Bangli menagadakan rekruitmen tenaga gizi puskesmas dengan
pembiayaan dari DAK Non Fisik. Sedangkan jumlah tenaga kesehatan masyarakat,
kesehatan lingkungan dan gizi di rumah sakit adalah sebagai berikut:

Gambar 21. Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat, Kesehatan Lingkungan dan Gizi
Menurut Rumah Sakit di Kabupaten Bangli Tahun 2020

16
15
16
14
11
12
10
8 6
6
3
4 2
2 0 0 0
0
Kesmas Kesling Gizi

RSUD Bangli RS BMC UPTD RSJ Prov. Bali

Sumber : Rumah Sakit di Lingkungan Kab. Bangli Tahun 2020

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 35


Berdasarkan gambar di atas Rumah Sakit BMC yang berstatus rumah sakit
swasta tipe C tidak mempunyai tenaga kesehatan lingkungan dan tenaga kesehatan
masyarakat, dan jumlah tenaga kesehatan masyarakat tertinggi adalah di RSJ Provinsi
Bali, sedangkan tenaga kesehatan lingkungan paling banyak adalah di RSUD Bangli,
dan tenaga gizi paling banyak di UPTD RSJ Prov Bali.

4. Jumlah dan Rasio Tenaga Teknik Biomedika, Keterapian Fisik dan


Keteknisan Medik di Sarana Kesehatan
Teknik Biomedika dapat didefinisikan sebagai bidang multidisiplin sebagai
sinergi dari berbagai konsep dasar rekayasa (engineering) dalam dunia kedokteran dan
biologi untuk peningkatan kesehatan manusia. Tenaga teknik biomedika terdiri atas
radiografer, elektromedis, ahli teknologi laboratorium medik, fisikawanmedik,
radioterapis, dan ortotik prostetik. Tenaga teknik biomedika yang dibahas dalam profil
kesehatan ini dikelompokkan menjadi 2 yaitu tenaga ahli laboratorium medik dan
tenaga teknik biomedika lainnya. Ahli laboratorium medik di Kabupaten Bangli tahun
2020 sebanyak 25 orang dengan rasio 10,9 per 100.000 penduduk, sedikit menurun
dari tahun 2019 dengan rasio 11,0 per 100.000 penduduk, sedangkan tenaga teknik
biomedika lainnya pada tahun 2020 sebanyak 28 orang dengan rasio 12,3 per 100.000
penduduk, meningkat dari tahun 2019 dengan rasio 6,2 per 100.000 penduduk yang
tersebar di tiga rumah sakit. Adapun gambaran tenaga ahli laboratorium medik
menurut puskesmas di Kabupaten Bangli seperti gambar berikut :
Gambar 22. Jumlah Tenaga Ahli Laboratorium Medik
Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2020
2
2
1,8
1,6
1,4
1,2 1 1 1 1
1
0,8
0,6
0,4
0,2 0 0 0 0 0 0 0
0

Sumber : Profil SDMK Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 36


Berdasarkan gambar di atas, ketersediaan tenaga laboratorium medik di
puskesmas masih sangat kurang, yaitu hanya tersedia di lima puskesmas yaitu
Puskesmas Bangli sebanyak 1 orang, Puskesmas Tembuku I sebanyak 1 orang,
Puskesmas Tembuku II sebanyak 2 orang, Puskesmas Susut I sebanyak 1 orang, dan
Puskesmas Kintamani V sebanyak 1 orang. Sedangakan tenaga teknik biomedik
lainnya tidak tersedia di puskesmas.
Untuk ketersediaan tenaga laboratorium medik dan teknik biomedika lainnya
menurut rumah sakit di Kabupaten Bangli tahun 2020 adalah sebagai berikut :

Gambar 23. Jumlah Tenaga Ahli Laboratorium Medik dan Teknik Biomedika Lainnya
di Kabupaten Bangli Tahun 2020

25 22

20

13
15

8
10
6 6

5
0
0
RSUD Bangli RS BMC UPTD RSJ Prov. Bali

Ahli Teknologi Laboratorium Medik Tenaga Teknik Biomedika Lainnya

Sumber : Rumah Sakit di Lingkungan Kab. Bangli Tahun 2020

Berdasarkan gambar diatas, tenaga ahli laboratorium medik terbanyak adalah


di RSUD Bangli yaitu 13 orang, kemudian diikuti RS BMC sebanyak 8 orang, UPTD
RSJ Prov. Bali sebanyak 6 orang. Sama halnya dengan tenaga teknik biomedika
lainnya terbanyak berada di RSUD Bangli sebanyak 22 orang, UPTD RSJ Prov. Bali
sebanyak 6 orang, dan ada rumah sakit yg tidak memiliki tenaga biomedika lainnya
yaitu RS BMC.
Tenaga keterapian fisik terdiri atas fisioterapis, okupasi terapis, terapis wicara,
dan akupuntur. Sedangkan tenaga keteknisian medik terdiri atas perekam medis dan
informasi kesehatan, teknik kardiovaskuler, teknisi pelayanan darah, refraksionis
optisien / optometris, teknisi gigi, penata anestesi, terapis gigi dan mulut, dan
audiologis. Jumlah tenaga keterapian fisik di Kabupaten Bangli tahun tahun 2020
adalah sebanyak 9 orang dengan rasio 3,9 per 100.000 penduduk meningkat dari tahun

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 37


2019 dengan rasio 2,6 per 100.000 penduduk dan jumlah tenaga keteknisian medis
pada tahun 2020 sebanyak 44 orang dengan rasio 19,3 per 100.000 penduduk
meningkat dari tahun 2019 dengan rasio 20,7 per 100.000 penduduk yang tersebar di
rumah sakit dan puskesmas seperti gambar berikut :

Gambar 24. Jumlah Tenaga Keterapian Fisik dan Keteknisian Medik


di Kabupaten Bangli Tahun 2020

18
18 16
16
14
12
9
10
8 6
6
4 2
1 1
2 0
0
Puskesmas RSUD Bangli RS BMC UPTD RSJ Prov.
Bali

KETERAPIAN FISIK KETEKNISIAN MEDIS

Sumber : Rumah Sakit di Lingkungan Kab. Bangli Tahun 2020

Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa tenaga keterapian fisik paling
banyak adalah di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali yaitu sebanyak 6 orang, sedangkan
di Puskesmas tidak tersedia tenaga keterapian fisik. Untuk tenaga keteknisian medis
paling banyak jumlahnya adalah di RSUD Bangli yaitu sebanyak 18 orang dan
terendah adalah di Rumah Sakit BMC yaitu sebanyak 1 orang.

5. Jumlah dan Rasio Tenaga Kefarmasian (Tenaga Teknis Kefarmasian dan


Apoteker) di Sarana Kesehatan
Tenaga kefarmasian adalah tenaga kesehatan yang telah memenuhi kualifikasi
bidang kefarmasian yang terdiri dari apoteker dan tenaga teknis kefarmasian sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Apoteker adalah Sarjana
Farmasi yang telah lulus sebagai apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan
apoteker. Sedangkan tenaga teknis kefarmasian adalah tenaga yang membantu
apoteker dalam menjalankan pekerjaan kefarmasian, yang terdiri atas sarjana farmasi,
ahli madya farmasi, analis farmasi dan tenaga menengah farmasi/asisten apoteker
(Permenkes Nomor 889/Menkes/Per/V/2011 tentang Registrasi, Izin Praktik, Dan Izin
Kerja Tenaga Kefarmasian).

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 38


Jumlah tenaga kefarmasian tahun 2020 di Kabupaten Bangli adalah 65 orang
dengan rasio 28,6 per 100.000 penduduk, yang terdiri dari apoteker sebanyak 19 orang
dengan rasio 8,4 per 100.000 penduduk dan tenaga teknis kefarmasian sebanyak 46
orang dengan rasio 20,2 per 100.000 penduduk. Angka ini meningkat jika
dibandingkan dengan rasio tenaga kefarmasian tahun 2019 sebanyak 65 orang dengan
rasio 28,6 per 100.000 penduduk. Berikut merupakan gambaran Jumlah tenaga
kefarmasian menurut puskesmas dan rumah sakit di Kabupaten Bangli tahun 2020 :

Gambar 25. Jumlah Tenaga Kefarmasian Menurut Puskesmas dan Rumah Sakit
di Kabupaten Bangli Tahun 2020

13
14
12 10 10
9
10 8
7
8
6
3
4
1
2
0
Puskesmas RSUD Bangli RS BMC UPTD RSJ Prov.
Bali

Tenaga Teknis Kefarmasian Apoteker

Sumber : Profil SDMK Dinas Kesehatan Bangli dan rumah sakit di lingkungan Kab. Bangli Tahun
2020

Berdasarkan gambar di atas, jumlah tenaga apoteker terbanyak adalah di RSJ


Propinsi Bali yaitu sebanyak 8 orang, sedangkan tenaga teknis kefaramasian terbanyak
adalah di RSUD Bangli dan RS BMC yaitu masing-masing sebanyak 13 orang. Untuk
tenaga kefarmasian di puskesmas dari jumlah puskesmas sebanyak 10, hanya tersedia
9 orang tenaga teknik kefarmasian dan 1 orang tenaga apoteker. Ini artinya tenaga
kefarmasian di puskesmas masih kurang, baik tenaga teknik kefarmasian maupun
tenaga apoteker.

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 39


BAB V
PEMBIAYAAN KESEHATAN

Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan pelayanan


kesehatan promotif dan preventif. Pelayanan promotif adalah upaya meningkatkan
kesehatan masyarakat ke arah yang lebih baik lagi dan yang preventif mencegah agar
masyarakat tidak jatuh sakit agar terhindar dari penyakit. Sebab itu pelayanan
kesehatan masyarakat itu tidak hanya tertuju pada pengobatan individu yang sedang
sakit saja, tetapi yang lebih penting adalah upaya-upaya pencegahan (preventif) dan
peningkatan kesehatan (promotif). Sehingga, bentuk pelayanan kesehatan bukan
hanya puskesmas atau rumah sakit saja, tetapi juga bentuk-bentuk kegiatan lain, baik
yang langsung kepada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, maupun yang
secara tidak langsung berpengaruh kepada peningkatan kesehatan
Proses pelayanan kesehatan tidak bisa dipisahkan dengan pembiayaan
kesehatan. Biaya kesehatan ialah besarnya dana yang harus disediakan untuk
menyelenggarakan dan atau memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yang diperlukan
oleh perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat. Implementasi strategi
pembiayaan kesehatan di suatu negara diarahkan kepada beberapa hal pokok yakni;
kesinambungan pembiayaan program kesehatan prioritas, reduksi pembiayaan
kesehatan secara tunai perorangan, menghilangkan hambatan biaya untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan, pemerataan dalam akses pelayanan, peningkatan
efisiensi dan efektifitas alokasi sumber daya serta kualitas pelayanan yang memadai
dan dapat diterima pengguna jasa.

1. Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan


Dalam pencapain Cakupan Kesehatan Semesta, pemerintah telah
mengupayakan jaminan pemeliharaan kesehatan yaitu JKN bagi seluruh rakyat
Indonesia, terutama untuk pegawai negeri sipil, penerima pensiunan PNS dan
TNI/POLRI, veteran, perintis kemerdekaan beserta keluarganya dan badan usaha lain
ataupun masyarakat yang diselenggarakan oleh BPJS.
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikembangkan di Indonesia
merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Sistem Jaminan
Sosial Nasional ini diselenggarakan melalui mekanisme Asuransi Kesehatan Sosial

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 40


yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan Undang -Undang No.40 Tahun 2004
tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Tujuannya adalah agar semua penduduk
Indonesia terlindungi dalam sistem asuransi, sehingga mereka dapat memenuhi
kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak. Peserta JKN meliputi Penerima
Bantuan Iuran (PBI) JKN dan bukan PBI JKN dengan rincian sebagai berikut:
1) Peserta PBI Jaminan Kesehatan meliputi orang yang tergolong fakir miskin dan
orang tidak mampu, serta yang pembiayaannya dibiayai oleh pemerintah yang
terdiri dari PBI APBN dan PBI APBD.
2) Peserta bukan PBI adalah Peserta yang tidak tergolong fakir miskin dan orang tidak
mampu yang terdiri atas:
- Pekerja penerima upah dan anggota keluarganya, yaitu: PNS, anggota TNI, anggota
Polri, pejabat negara, pegawai pemerintah non pegawai negeri, pegawai swasta;
dan pekerja lainnya yang menerima upah.
- Pekerja bukan penerima upah dan anggota keluarganya, yaitu pekerja di luar
hubungan kerja atau pekerja mandiri dan pekerja yang tidak termasuk pekerja
mandiri yang bukan penerima upah, dan termasuk warga negara asing yang bekerja
di indonesia paling singkat 6 (enam) bulan.
- Bukan pekerja dan anggota keluarganya terdiri atas: investor, pemberi kerja,
penerima pensiun, veteran, perintis kemerdekaan; dan bukan pekerja lainnya yang
mampu membayar iuran.
Berdasarkan data dari BPJS Kesehatan Cabang Klungkung, jumlah
kepesertaan jaminan kesehatan di Kabupaten Bangli tahun 2020 sebanyak 254.040
orang yang terdiri dari peserta PBI sebanyak 175.014 orang dan Non PBI sebanyak
79.026 orang. Jumlah ini menurun dari tahun 2019 yaitu dengan jumlah kepesertaan
sebanyak 256.818 orang. Hal ini karena adanya penonaktifan kepesertaan PBI yang
bersumber anggaran APBN. Berikut merupakan persentase kepesertaan jaminan
kesehatan berdasarkan jenis kepesertaannya di Kabupaten Bangli tahun 2020 :

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 41


Gambar 26. Persentase Kepesertaan Jaminan Kesehatan Berdasarkan Jenis Kepesertaannya
di Kabupaten Bangli Tahun 2020

1,3

10,7
30 PBI APBN
PBI APBD
22,6
PPU
PBPU
BP
46,6

Sumber : BPJS Kesehatan Cabang Klungkung Tahun 2020


Berdasarkan gambar di atas, sebagian besar kepesertaan jaminan kesehatan
adalah PBI APBD yaitu sebanyak 46,6%. Ini artinya sebanyak 46,6% penduduk yang
belum mempunyai jaminan kesehatan menjadi peserta Penerima Bantuan Iuaran
APBD yang pembiayaannya dari Pemerintah Kabupaten dengan Provinsi

2. Desa yang Memanfaatkan Dana Desa untuk Kesehatan


Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No: HK.02.02/ Menkes/
52/2015 tentang rencana strategis kementerian kesehatan tahun 2015-2019 salah satu
butirnya adalah mendorong desa untuk mengalokasi dan memanfaatkan dana desa
minimal 10% untuk UKBM. Sehingga pembangungan kesehatan masyarakat harus
lebih dibangkitkan disamping meningkatkan pembangunan infrastruktur di desa.
Supaya penduduk di desa dapat mencapai usia harapan hidup yang panjang dengan
berbagai kegiatan yang bisa dicapai misalnya posyandu, posyandu lansia, program
penekanan angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Adapun jumlah desa yang
memanfaatkan dana desa untuk kesehatan pada tahun 2019 dan 2020 adalah sebanyak
68 desa atau sudah mencapai 100%. Ini artinya semua desa sudah mengalokasikan
dananya untuk kesehatan minimal 10%.

3. Persentase Anggaran Kesehatan


Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan bahwa
tujuan pembangunan kesehatan yaitu meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 42


yang produktif secara sosial dan ekonomis. Untuk mencapai tujuan tersebut, perlu
disusun perencanaan dan penganggaran yang baik. Namun, hingga saat ini kualitas
perencanaan dan penganggaran masih perlu terus ditingkatkan. Adapun total anggaran
kesehatan Kabupaten Bangli tahun 2020 sebesar 19,1% yaitu Rp. 209.263.590.798,81
dari total anggaran kabupaten Rp. 1.096.016.400.199,12. Jumlah ini, menurun dari
tahun 2019 sebesar 17,1% yaitu Rp. 232.224.792.589,63 dari total anggaran kabupaten
Rp. 1.360.106.465.044,43. Berikut merupakan proporsi anggaran kesehatan
berdasarkan sumber dana di Kabupaten Bangli tahun 2020 :

Gambar 27. Persentase Proporsi Anggaran Kesehatan Berdasarkan Sumber Dana


di Kabupaten Bangli Tahun 2020

37,3
40
35
27,5
30
22,8
25
20
12,5
15
10
5
0
Belanja Langsung Belanja Tidak Dana Alokasi BLUD
Langsung Khusus (DAK)

Sumber : Sub Bagian Progaram, Evapor dan Humas Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020
Berdasarkan gambar di atas, sumber anggaran kesehatan tertinggi tahun 2020
adalah dari APBD Kabupaten yaitu sebesar 77,2%. Ini artinya pemerintah daerah
sudah berkontribusi cukup tinggi untuk dalam pencapaian upaya kesehatan, terutama
upaya promotif dan preventif.

4. Anggaran Kesehatan Perkapita


Tingkat kesejahteraan nasional yang diukur berdasarkan gross domestic bruto
sangat berhubungan erat dengan pembiayaan kesehatannya. Semakin besar tingkat
pendapatan perkapitanya, semakin besar pula pembiayaan kesehatannya. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh World Health Organization (WHO) Tahun 2012
bahwa peningkatan pembiayaan kesehatan mempunyai korelasi dengan derajat
kesehatan yang lebih baik. Sehingga besarnya anggaran kesehatan yang tersedia

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 43


menentukan besaran anggaran kesehatan perkapita dalam pencapaian peningkatan
derajat kesehatan.
Anggaran kesehatan perkapita adalah jumlah anggaran yang dialokasikan oleh
Pemerintah (melalui APBN, APBD, dan PHLN) untuk biaya penyelenggaraan upaya
kesehatan per kapita per tahun. Adapun besaran anggaran kesehatan perkapita di
Kabupaten Bangli tahun 2020 adalah sebesar Rp. 131.293.651.161, Jumlah ini
menurun dari tahun 2019 dengan anggaran kesehatan perkapita sebesar Rp.
147.710.078.119,98.

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 44


BAB VI
KESEHATAN KELUARGA

Upaya kesehatan Keluarga terdiri dari upaya kesehatan ibu dan dan keluarga,
keluarga berencana dan gizi masyarakat. Pada bab ini kesehatan keluarga dibedakan
menjadi 3 yaitu Kesehatan ibu, kesehatan anak, kesehatan usia produktif dan usia
lanjut.

A. Kesehatan Ibu
Upaya kesehatan ibu meliputi upaya keehatan pada ibu hamil, melahirkan,
nifas dan keluarga berencana.

1. Jumlah dan Angka Kematian Ibu yang dilaporkan


AKI adalah jumlah kematian ibu selama masa kehamilan, persalinan dan nifas
yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan nifas atau pengelolaannya tetapi
bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan atau terjatuh di setiap 100.000
kelahiran hidup. Indikator ini tidak hanya mampu menilai program kesehatan ibu,
terlebih lagi mampu menilai derajat kesehatan masyarakat, karena sensitifitasnya
terhadap perbaikan pelayanan kesehatan, baik dari sisi aksesibilitas maupun kualitas.
AKI juga dapat menggambarkan kesehatan ibu, status gizi, kesehatan ibu, kesehatan
lingkungan, tingkat kesadaran prilaku hidup sehat, tingkat pelayanan kesehatan waktu
melahirkan dan masa nifas serta kondisi sosial ekonomi masyarakat. Gambaran AKI
di Kabupaten Bangli dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2020 dapat di lihat dari
gambar dibawah ini:
Gambar 28. Angka Kematian Ibu Maternal (AKI) per 100.000 KH
di Kabupaten Bangli Tahun 2010 s/d 2020

200
184 176
161
150 144
135
122
107 111
100
86

50 57
31
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

AKI

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 45


Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Bangli periode 2010-2020
berfluktuasi, pada tahun 2019 mengalami peningkatan menjadi 184 per 100,000 KH
dari tahun 2020 sedikit menurun menjadi 175 per 100.000 KH, dan jika dilihat secara
trend pada gambar grafik di atas terjadi peningkatan AKI yg cukup tinggi pada tahun
2019 dan 2020. Sehingga pada tahun 2019 dan 2020 AKI belum mencapai target yang
ditetapkan yaitu di bawah 102 per 100.000 KH. Sebagain besar kematian ibu
disebabkan oleh penyakit non obstetri yaitu sebanyak 5 kasus dan 1 kasus oleh
penyebab obstetri yaitu karena perdarahan pasca melahirkan. Pentingnya
implementasi pelayanan antenatal secara terpadu perlu ditingkatkan dalam upaya
pencegahan komplikasi obstetri lebih awal sehingga dapat menekan penurunan AKI
dan AKB.

2. Pelayanan Kesehatan Pada Ibu Hamil (Cakupan Kunjungan K1 dan K4)


Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan
seperti pengukuran berat badan dan tekanan darah, pemeriksaan tinggi fundus uteri,
Imunisasi Td (tetanus-diphtheria) serta pemberian tablet besi kepada ibu hamil selama
kehamilannya sesuai pedoman pelayanan antenatal ada dengan titik berat pada
kegiatan promotif dan preventif. Hal ini dilakukan untuk menghindari gangguan sedini
mungkin terhadap segala sesuatu yang membahayakan kesehatan ibu dan janin yang
dikandungnya. Hasil pelayanan dapat dilihat dari cakupan pelayanan kunjungan ibu
hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan
untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan K4 ibu hamil adalah gambaran
besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai dengan standar
serta paling sedikit empat kali kunjungan, dengan distribusi sekali pada trimester
pertama, sekali pada trimester kedua dan dua kali pada trimester ketiga. Angka ini
dapat dimanfaatkan untuk melihat kualitas pelayanan kesehatan pada ibu hamil.
Cakupan K1 dan K4 dalam lima tahun terakhir dapat dilihat pada gambar berikut.

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 46


Gambar 29. Persentase Pelayanan K1 dan K4 Ibu Hamil
di Kabupaten Bangli Tahun 2015-2020

250

200
86,5 90,2
83,8 84,6 81,2 82,1
150

100 93,5 92,6 91,5 94,2 96,7 100,7

50

0
2015 2016 2017 2018 2019 2020
K4 83,8 84,6 81,2 86,5 82,1 90,2
K1 93,5 92,6 91,5 94,2 96,7 100,7

K1 K4

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020
Dari gambar diatas dapat terlihat bahwa ada kesenjangan yang terjadi antara
cakupan K1 dan K4 pada lima tahun terakhir yang mencapai angka 10% pada tahun
2017, menurun di bawah 10% pada tahun 2018, dan meningkat lagi melebihi angka
10% pada tahun 2019 dan tahun 2020. Kesenjangan antara cakupan K1 dan K4
menunjukkan angka drop out K1-K4, dengan kata lain jika kesenjangan K1 dengan
K4 kecil maka hampir semua ibu hamil yang melakukan kunjungan pertama
pelayanan antenatal selalu berkunjung ke pelayanan kesehatan sampai pada kunjungan
ke dua trisemester ketiga kehamilannya dengan kata lain seluruh ibu hamil telah
mendapatkan pelayanan kehamilannya sesuai dengan standar. Rendahnya cakupan K4
yang masih di bawah target 98% dikarenakan sasaran ibu hamil yang tentukan oleh
pusdatin jauh lebih tinggi dengan kenyataan riil di lapangan, padahal kenyataannya di
lapangan hampir semua ibu hamil telah mendapatkan pelayanan antenatal yang sesuai
standar. Dengan pelayanan antenatal yang terstandar dapat meminimalisir kematian
ibu melahirkan. Berikut adalah cakupan pelayanan K1 ibu Hamil menurut puskesmas
di Kabupaten Bangli tahun 2020 :

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 47


Gambar 30. Persentase Pelayanan K1 Ibu Hamil
Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2020

120,0 105,9107,3 105,2 106,3110,2105,5


97,0 100,6 100,9 100,7
92,0 95,5
100,0 88,7

80,0

60,0

40,0

20,0

0,0

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020

Persentase K1 tertinggi tahun 2020 adalah Puskesmas Kintamani V yaitu


sebesar 110,2% sedangkan cakupan K1 terendah adalah Puskesmas Bangli Utara yaitu
sebesar 88,7 %. Hal ini dikarenakan sasaran lebih besar dari ibu hamil yang ada, dan
adanya ibu hamil yang pindah dan tinggal di luar kabupaten sehingga tidak terjangkau
oleh nakes di kabupaten, sama halnya dengan cakupan pelayanan K4 yang juga
rendah. Cakupan pelayanan K4 ibu Hamil menurut puskesmas dapat dilihat pada
gambar berikut:
Gambar 31. Persentase Pelayanan K4 Ibu Hamil
Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2020

150,0
105,2 97,4 99,0
91,9 87,3 84,6 90,0 84,1 87,2 93,6 84,9 84,9 90,2
100,0

50,0

0,0 K4

Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 48


Berdasarkan pada gambar di atas, puskesmas dengan persentase pelayanan K4
tertinggi adalah Puskesmas Tembuku I yaitu sebesar 105,2%, sedangkan yang paling
rendah adalah Puskesmas Kintamani I yang hanya mencapai 84,1%. Sama halnya
dengan cakupan K1, rendahnya cakupan K4 dikarenakan sasaran yang lebih besar dari
jumlah riil ibu hamil di lapangan, adanya mobilisasi ibu hamil ke luar wilayah, dan
masih rendahnya kesadaran ibu hamil untuk secara teratur memeriksakan
kehamilannya. Dalam hal ini, upaya promosi kesehatan sangat diperlukan untuk
meningkatkan kesadaran dan kemandirian masyarakat dalam meningkatkan derajat
kesehatannya.

3. Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan


Permenkes Nomor 97 Tahun 2014 disebutkan bahwa persalinan harus
dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) tidak berarti adanya larangan
bidan untuk melakukan persalinan di luar Fasyankes. Bidan dapat melakukan
persalinan di luar Fasyankes jika Fasyankes tersebut sulit dijangkau oleh warga. Hal
tersebut jelas dikatakan dalam Peraturan Pemerintah No. 61 Tahun 2014. Ketentuan
ini muncul dengan dilatarbelakangi adanya disparitas geografis di negara kita baik dari
sisi alam maupun transportasi yang tidak memungkinkan.
Untuk wilayah Kabupaten Bangli pada tahun 2020 semua persalinan ditolong
oleh tenaga kesehatan di Fasyankes. Adapun cakupan persalinan oleh tenaga
kesehatan dalam beberapa tahun terakhir dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 32. Persentase Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan


di Kabupaten Bangli Tahun 2015-2020

100

98 97,9

96

94 94,2
92,8 92,6
92
91,5
90
89,5
88

86

84
2015 2016 2017 2018 2019 2020

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 49


Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Kabupaten Bangli
cenderung berfluktuasi dari tahun 2015-2020, cakupan tertinggi mencapai 97,9 %
pada tahun 2020 dan cakupan terendah pada tahun 2017 sebesar 89,5%. Cakupan ini
masih dibawah target yang ditetapkan yaitu 100% persalinan ditolong oleh tenaga
kesehatan. Hal ini dikarenakan penetapan sasaran ibu bersalin oleh pusdatin yang lebih
tinggi dari kondisi riil di lapangan, padahal kenyataan di lapangan semua ibu bersalin
di Kabupaten Bangli pada tahun 2020 ditolong oleh tenaga kesehatan baik itu dokter
ataupun bidan, atau dengan kata lain tidak ada persalinan yang ditolong oleh dukun
atau keluarga. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan menurut puskesmas tahun
2020 dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 33. Persentase Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan


Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2020

115,5
120,0 106,1 105,8 106,1 107,6
98,3 95,4 97,9
92,2 93,2
100,0 86,1 87,5 90,7

80,0

60,0

40,0

20,0

0,0

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020
Pada Tahun 2020 puskesmas dengan cakupan persalinan nakes yang tertinggi
adalah Puskesmas Tembuku I yaitu mencapai 115,5% dan terendah adalah Puskesmas
Bangli Utara sebesar 86,1%. Masih belum tercapainya target cakupan persalinan oleh
tenaga kesehatan di Kabupaten Bangli yaitu sebesar 100% disebabkan karena jumlah
sasaran (estimasi) tidak sesuai dengan jumlah persalinan yang sebenarnya ada. Tanpa
melihat sasaran estimasi berdasarkan laporan dari masing-masing bidan desa bahwa
semua ibu bersalin sudah di tolong oleh tenaga kesehatan.

4. Cakupan Pelayanan Nifas


Pelayanan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai
6 jam sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Untuk deteksi dini

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 50


komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan terhadap ibu nifas
dengan melakukan kunjungan nifas minimal sebanyak 3 kali dengan distribusi waktu:
1) kunjungan pertama (KF1) pada 6 jam setelah persalinan sampai 3 hari; 2) kunjungan
nifas (KF2) dilakukan pada minggu ke 2 setelah persalinan; 3) kunjungan nifas ke 3
(KF3) dilakukan pada minggu ke 6 setelah persalinan. Diupayakan kunjungan nifas
ini dilakukan pada saat dilaksanakannya kegiatan di posyandu dan dilakukan
bersamaan pada kunjungan bayi. Cakupan pelayanan nifas dalam beberapa tahun
terakhir dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 34. Persentase Pelayanan Nifas di Kabupaten Bangli Tahun 2016-2020

98
95,6
96

94
91,7 91,9 91,8
92 90,9

90
87,6
88

86

84

82
2015 2016 2017 2018 2019 2020
nifas 90,9 91,7 87,6 91,9 91,8 95,6

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020

Pencapaian pelayanan nifas Kabupaten untuk tahun 2015-2020 cenderung


berfluktuasi, cakupan tertinggi pada tahun 2020 yang mencapai 95,6 % dan terendah
pada tahun 2017 yang hanya mencapai 87,6%. Angka ini masih dibawah target yang
ditetapkan program yaitu sebesar 100%. Rendahnya cakupan ini sama halnya dengan
penetapan sasaran ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas yang lebih tinggi dari kondisi
riil di lapangan. Selain itu untuk Kunjungan Nifas III, masih ada beberapa ibu nifas
masih rendah kesadarannya untuk memeriksakan dirimya ke pelayanan kesehatan
karena tidak ada keluhan. Adapun Persentase pelayanan nifas di masing-masing
puskesmas di Kabupaten Bangli :

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 51


Gambar 35. Persentase Pelayanan Nifas
Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2020

117,1
120,0 106,1103,4
98,6 94,0 102,4 98,1 95,6
93,1 92,3
100,0 83,5 85,1 82,9
80,0
60,0
40,0
20,0
0,0

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020

Berdasarkan gambar di atas, Puskesmas dengan cakupan pelayanan nifas


tertinggi adalah Puskesmas Tembuku I sebesar 117,1% dan terendah adalah
Puskesmas Kintamani II sebesar 82,9%. Cakupan Kunjungan Nifas rendah berkaitan
dengan cakupan persalinan nakes, semakin rendah cakupan persalinan nakes maka
cakupan pelayanan nifas akan semakin rendah. Cakupan pelayanan nifas rendah juga
dikarenakan adanya ibu nifas yang tidak melakukan kunjungan nifas sesuai standar
minimal tiga kali kunjungan.

5. Persentase Ibu Nifas Mendapat Vitamin A


Dosis pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas cukup tinggi, yaitu sekitar
100.000-200.000 SI atau setara dengan bayi yang membutuhkan vitamin A pada usia
6-11 bulan. Apabila dosis pemberian tidak sesuai bisa berdampak buruk pada ibu nifas
dan bayi yang masih dalam tahap ASI. Untuk pemberian vitamin A dosis tinggi ini
pada ibu nifas dianjurkan sebanyak 2 kali, yaitu 1 kapsul diberikan setelah melahirkan,
kemudian 1 kapsul lagi setelah 24 jam setelah pemberian kapsul pertama.
Manfaat pemberian vitamin A pada ibu nifas diantaranya untuk meningkatkan
kandungan vitamin A dalam ASI, bayi lebih kebal dan jarang terserang penyakit
infeksi, dan mempercepat pemulihan kesehatan ibu setelah melahirkan. Berikut
merupakan cakupan pemberian vitamin A pada ibu nifas di Kabupaten Bangli tahun
2019 :

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 52


Gambar 36. Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Ibu Nifas
Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2020

115,5
120,0 103,7 103,8106,6107,6
98,3 95,1 97,3
92,2 93,2
100,0 86,1 86,9 88,2
80,0
60,0
40,0
20,0
0,0

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020

Berdasarkan gambar di atas, puskesmas dengan cakupan pemberian vitamin A


tertinggi adalah Puskesmas Tembuku I yaitu 115,5% dan terendah adalah Puskesmas
Bangli Utara yaitu sebesar 86,1 %.

6. Persentase Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet Tambah Darah


Anemia gizi adalah kekurangan kadar haemoglobin (Hb) dalam darah yang
disebabkan karena kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk pembentukan Hb
tersebut. Di Indonesia sebagian besar anemi ini disebabkan karena kekurangan zat besi
(fe) hingga disebut anemi kekurangan zat besi atau anemi gizi besi dan kelompok yang
paling rentan adalah wanita hamil.
Kebutuhan kandungan zat besi (Fe) pada ibu hamil adalah sekitar 800 mg.
Adapun kebutuhan tersebut terdiri atas 300 mg yang dibutuhkan untuk janin dan 500
gram untuk menambah masa hemoglobin maternal. Kelebihan sekitar 200 mg dapat
diekskresikan melalui usus, kulit, dan urine. Pada makanan ibu hamil, tiap 100 kalori
dapat menghasilkan sebanyak 8-10 mg Fe. Untuk perhitungan makan sebanyak 3 kali,
dengan kalori sebanyak 2500 kal dapat menghasilkan 20-25 mg zat besi setiap harinya.
Selama masa kehamilan lewat perhitungan 288 hari, wanita hamil bisa menghasilkan
zat besi sekitar 100 mg. Dengan demikian, kebutuhan Fe (zat besi) masih kurang pada
wanita hamil sehingga membutuhkan asupan tambahan berupa tablet Fe.
Cakupan ibu hamil yang mendapat tablet Fe3 (90 tablet) di Kabupaten Bangli
tahun 2020 adalah sebesar 93,7%. Capaian ini meningkat dari tahun 2019 dengan

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 53


capaian Fe3 sebesar 90,0%. Berikut merupakan cakupan ibu hamil yang mendapatkan
tablet tambah darah Fe3 tahun 2020 menurut puskesmas adalah sebagai berikut.

Gambar 37. Persentase Ibu Hamil Yang Mendapat Tablet Fe3 (90Tablet)
Menurut Puskesmas di KabupatenTahun 2020
100,0 100,0100,0 100,0
100,0 97,4
95,5
92,8 93,7
95,0
90,1
88,7 89,0
90,0 87,2
85,2
85,0

80,0

75,0

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020
Berdasarkan gambar di atas, ada empat puskesmas yang pencapaian Fe3 sudah
mencapai 100% yaitu Puskesmas Tembuku I, Puskesmas Susut I, Puskesmas Susut II
dan Puskesmas Kintamani IV. Sedangkan pencapaian Fe3 terendah adalah Puskesmas
Kintamani V yaitu sebesar 85,2%. Dari sasaran ibu hamil sebanyak 3.653 orang,
diketahui bahwa dari 98% ibu hamil yang ditargetkan mendapat 90 tablet Fe, hanya
93,7% yang mendapatkan 90 tablet Fe. Masih rendahnya cakupan Fe3 di Kabupaten
Bangli dari sisi ibu hamilnya karena rasa tablet Fe yang menimbulkan efek mual dan
muntah. Dari sisi metode, ada Puskesmas dalam penentuan sasaran belum
menggunakan data sasaran yang tepat, sinkronisasi data kurang dan pemberian tablet
tambah Fe sejenis yang didapat di RS, BPS dan dokter praktek swasta belum tercatat.

7. Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan


Komplikasi Kebidanan adalah kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas,
dan atau janin dalam kandungan, baik langsung maupun tidak langsung,
termasuk penyakit menular dan tidak menular yang dapat mengancam nyawa ibu dan
atau janin, yang tidak disebabkan oleh trauma atau kecelakaan. Diperkirakan 20%
kehamilan akan mengalami komplikasi sehingga perlu dilakukan upaya-upaya untuk
penanganan komplikasi tersebut sehingga kematian ibu dan bayi dapat dicegah.

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 54


Dalam memberikan pelayanan khususnya oleh tenaga bidan di desa dan
puskesmas, ibu hamil yang memiliki risiko tinggi (risti) dan memerlukan pelayanan
kesehatan, karena terbatasnya kemampuan dalam memberikan pelayanan, maka kasus
tersebut perlu dilakukan upaya rujukan ke unit pelayanan kesehatan yang memadai.
Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani dalam beberapa tahun terakhir dapat
dilihat pada gambar berikut :
Gambar 38. Persentase Penanganan Komplikasi Kebidanan
di Kabupaten Bangli Tahun 2015-2020

80
70 70,5
64,8
60 59,7 58,6
50 51,1 52,8

40
30
20
10
0
2015 2016 2017 2018 2019 2020
70,5 64,8 59,7 51,1 52,8 58,6

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020

Persentase penanganan komplikasi kebidanan dalam lima tahun terakhir


cenderung berfluktuasi, persentase tertinggi mencapai 70,5% pada tahun 2015 dan
terendah 51,1% pada tahun 2018. Cakupan komplikasi kebidanan dihitung dengan
jumlah komplikasi yang ditangani dibagi jumlah sasaran ibu hamil risti dikalikan
100%, dimana angka capaian sebesar 58,6% pada tahun 2020, sementara target
program yang ditetapkan adalah sebesar 80%. Padahal kenyataan di lapangan, semua
ibu hamil dengan komplikasi kebidanan mendapat penanganan medis. Rendahnya
cakupan ini dikarenakan oleh sasaran ibu hamil yang ditetapkan cukup tinggi, dimana
sasaran ibu hamil risti adalah 20% dari sasaran ibu hamil, dengan kata lain
diperkirakan 20% dari ibu hamil mengalami komplikasi kebidanan. Adapun cakupan
komplikasi kebidanan yang ditangani menurut puskesmas di Kabupaten Bangli adalah
sebagai berikut :

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 55


Gambar 39. Persentase Penanganan Komplikasi Kebidanan
Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2020

140,0 129,2

120,0 97,5
100,0 82,2
80,0 66,3 62,9 59,6 58,6
50,9
60,0 43,2 38,8 38,6
40,0 27,4
20,0 4,0
0,0

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020

Pada gambar di atas memperlihatkan cakupan penanganan komplikasi


kebidanan menurut Puskesmas tahun 2020, ada tiga puskesmas yang cakupannya
melampaui target program (80%), yaitu Puskesmas Tembuku I sebesar 129,2%,
Puskesmas Susut I sebesar 97,5% dan Puskesmas Kintamani I sebsar 82,2%,
sedangkan yang paling rendah terjadi di Puskesmas Kintamani V yaitu hanya sebesar
4,0 %. Hal ini dikarenakan masih rendahnya pemantauan wilayah setempat, sehingga
deteksi risti belum terpantau secara maksimal. Yang perlu mendapatkan perhatian
bersama terutama pemegang program, untuk puskesmas yang capaiannya masih
dibawah target, agar diberikan perhatian khusus agar penanganan komplikasi
kebidanan terus meningkat, sehingga dapat menurunkan angka kematian ibu.

8. Persentase Peserta KB Aktif


Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2014 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Keluarga Berencana, dan
Sistem Informasi Keluarga menyebutkan bahwa program keluarga berencana (KB)
adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur
kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi
untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas.
KB juga merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk meningkatkan
ketahanan keluarga, kesehatan, dan keselamatan ibu, anak, serta perempuan.
Pelayanan KB meliputi penyediaan informasi, pendidikan, dan cara-cara bagi keluarga

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 56


untuk dapat merencanakan kapan akan mempunyai anak, berapa jumlah anak, berapa
tahun jarak usia antara anak, serta kapan akan berhenti mempunyai anak.
Peserta KB Aktif adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang saat ini
menggunakan salah satu alat kontrasepsi tanpa diselingi kehamilan. Cakupan Peserta
KB Aktif di Kabupaten Bangli dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2020 dapat dilihat
pada gambar dibawa ini :

Gambar 40. Persentase Peserta KB Aktif di Kabupaten Bangli Tahun 2015-2020

100

95 95,3

91,6
90
89
86,5 86,2
85
82,2
80

75
2015 2016 2017 2018 2019 2020

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020

Pencapaian cakupan peserta KB aktif selama periode Tahun 2015-2020 di


Kabupaten Bangli cenderung berfluktuasi dengan capaian tertinggi pada tahun 2018
sebesar 95,3% dan capaian terendah pada tahun 2017 sebesar 82,2 %. Namun angka
ini sudah melampaui target program yaitu sebesar 70%. Berikut adalah cakupan
peserta KB aktif per puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2020 :

Gambar 41. Persentase Peserta KB Aktif Menurut Puskesmas


di Kabupaten Bangli Tahun 2020

100,0 91,5 92,4 90,6 91,9 96,9 92,1


81,6 83,4 81,2 81,2 85,1 86,2
90,0 74,4
80,0
70,0
60,0
50,0
40,0
30,0
20,0
10,0
0,0

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 57


Berdasarkan gambar di atas, cakupan peserta KB aktif tertinggi adalah di
wilayah Puskesmas Kintamani IV yaitu sebesar 96,9%, dan terendah adalah di wilayah
Puskesmas Kintamani V yaitu sebesar 74,4%. Sedangkan persentase KB aktif menurut
jenis kontrasepsi di Kabupaten Bangli tahun 2010 diuraikan pada gambar berikut :

Gambar 42. Persentase KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi


di Kabupaten Bangli Tahun 2020

1,1 3,7 1,6


3,4

42,9
39,2

8,1

Kondom Suntik Pil AKDR MOP MOW Implan

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020
Berdasarkan gambar diatas cakupan akseptor terendah adalah akseptor MOP
yang hanya mencapai 1,1% dari cakupan KB aktif dan yang tertinggi adalah KB
Suntik sebesar 42,9%, sementara AKDR baru mencapai 39,2% sehingga masih perlu
ditingkatkan. Untuk meningkatkan cakupan metode kontrasepsi jangka panjang
seperti AKDR, Implan, MOP dan MOW, Dinas Kesehatan bekerjasama dengan
BKKBN telah melaksanakan kegiatan pelayanan KB gratis khusus untuk metode
kontrasepsi jangka panjang

9. Persentase Peserta KB Pasca Persalinan


KB Pasca Persalinan merupakan upaya pencegahan kehamilan dengan
menggunakan alat dan obat kontrasepsi segera setelah melahirkan sampai dengan 42
hari/ 6 minggu setelah melahirkan. Peningkatan pelayanan KB Pasca Persalinan
sangat mendukung tujuan pembangunan kesehatan dan hal ini juga ditunjang dengan
banyaknya calon peserta KB baru (Ibu hamil dan bersalin) yang sudah pernah kontak
dengan tenaga kesehatan. Seorang ibu yang baru melahirkan bayi biasanya lebih
mudah untuk diajak menggunakan kontrasepsi, sehingga waktu setelah melahirkan
adalah waktu yang paling tepat untuk mengajak ibu menggunakan kontrasepsi.

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 58


Adapun peserta KB pasca salin pada tahun 2020 adalah sebanyak 830 orang dari 3.487
ibu bersalin atau sebesar 23,8%, menurun dari tahun 2019 dengan cakupan sebesar
33,2%. Berikut merupakan cakupan KB pasca persalinan menurut puskesmas di
Kabupaten Bangli :

Gambar 43. Cakupan Peserta KB Pasca Persalinan


Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2020

80,0 74,4
70,0
60,0 50,3
46,6
50,0
35,6
40,0
27,1
30,0 23,8
16,8
20,0 9,5 12,8 11,1
5,6 4,5
10,0 0,0
0,0

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun
2020

Berdasarkan gambar di atas, cakupan peserta KB pasca persalinan paling


tinggi adalah Puskesmas Kintamani VI yaitu 74,4% dan capaian terendah adalah di
wilayah Puskesmas Kintamani IV yaitu sebesar 0%. Untuk meningkatkan capaian KB
pasca persalinan diperlukan upaya promosi kesehatan tentang pentingnya program KB
dalam mengatur jarak dan jumlah kehamilan sehingga anak mampu bertumbuh
kembang secara optimal, dimana anak mendapatkan cukup ASI selama 2 tahun atau
pada 1000 hari pertama kehidupan, serta perencanaan masa depan dan pendidikan
yang baik. Selain itu, penggunaan kontrasepsi pada ibu dapat menurunkan risiko
radang panggul pada ibu akibat persalinan yang sering dan jarak yang terlalu dekat.

B. Kesehatan Anak

1. Jumlah dan Angka Kematian Neonatal per-1.000 Kelahiran Hidup


Kematian neonatal adalah kematian yang terjadi pada bayi usia sampai dengan
28 hari tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan, bencana, cedera atau bunuh diri.
Angka Kematian Neonatal adalah kematian yang terjadi sebelum bayi berumur satu

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 59


bulan atau 28 hari per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu. Kematian
neonatal umumnya disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa anak sejak lahir yang
diperoleh dari masa konsepsi sampai dengan proses persalinan. Oleh karena itu
program-program pelayanan antenatal perlu dioptimalkan, seperti program pemberian
tablet Fe3 pada ibu hamil, pemberian imunisasi Td pada ibu hamil, dan eliminasi
penularan HIV, Sifilis dan Hepatitis B dari ibu ke anak.
Jumlah kematian neonatal di Kabupaten Bangli pada tahun 2019 sebanyak 28
kasus atau 8,6 per 1.000 Kelahiran Hidup. Jumlah ini mengalami peningkatan dari
tahun 2018 yang sebanyak 17 kasus atau 5,2 per 1.000 Kelahiran Hidup. Berikut
merupakan gambaran angka kematian neonatal selama periode 2015-2020:

Gambar 44. Angka Kematian Neonatal Per 1.000 Kelahiran Hidup


di Kabupaten Bangli Periode Tahun 2015-2020

10
9
8,6
8
7 6,9 6,8
6
5 5,2
4 4,3
3,7
3
2
1
0
2015 2016 2017 2018 2019 2020

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020

Berdasarkan gambar di atas, angka kematian neonatal di Kabupaten Bangli


berfluktuasi, angka terendah pada tahun 2017 dengan angka kematian sebesat 3,7 per
1.000 kelahiran hidup meningkat menjadi 5,2 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun
2018, kembali meningkat menjadi 8,6 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2019, dan
tahun 2020 mengalami penurunan menjadi 6,8 per 1.000 kelahiran hidup. Adapun
jumlah kematian neonatal menurut puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2020
adalah sebagai berikut :

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 60


Gambar 45. Jumlah Kematian Neonatal Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2020

7
7
6
5
4 3 3
3 2 2
2 1 1 1 1 1 1
1 0
0

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020

Berdasarkan gambar di atas, jumlah kematian neonatal tertinggi adalah di


wilayah kerja Puskesmas Tembuku I yaitu sebanyak 7 kasus dan terendah di wilayah
Puskesmas Bangli yaitu 0 kasus atau tidak ditemukan kasus kematian neonatal.
Meskipun angka kematian ini tergolong rendah, tetap perlu dilakukan upaya
penceghan atau penurunan angka kematian neonatal melalui upaya promosi kesehatan
kepada ibu hamil dan pasangan usia subur untuk lebih mempersiapkan kehamilannya
sehingga upaya pencegahan dapat dilakukan sejak awal. Adapun penyebab kematian
neonatal pada tahun 2019 adalah sebanyak 11 kasus disebabkan oleh kelainan bawaan,
sebanyak 9 kasus disebabkan oleh BBLR, sebanyak 5 kasus disebabkan oleh asfiksia,
dan sebanyak 3 kasus disebabkan oleh penyebab lain.

2. Angka Kematian Bayi dan Balita per 1.000 Kelahiran Hidup


Kematian Bayi adalah kematian yang terjadi pada bayi usia 0-11 bulan
(termasuk neonatal) tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan, bencana, cedera atau
bunuh diri. Angka Kematian Bayi adalah angka yang menunjukkan banyaknya
kematian bayi usia 0-11 bulan dari setiap 1000 kelahiran hidup pada tahun tertentu
atau dapat dikatakan juga sebagai probabilitas bayi meninggal sebelum mencapai usia
satu tahun (dinyatakan dengan per seribu kelahiran hidup). Angka kematian bayi
merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan tingkat kesehatan
masyarakat. AKB tidak hanya mencerminkan besarnya masalah kesehatan berkaitan
dengan penyakit diare, ISPA, masalah gizi dan penyakit infeksi lainnya tetapi juga
berhubungan dengan tingkat kesehatan ibu, gizi keluarga, tingkat pendidikan ibu, serta

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 61


pendapatan dan sosial ekonomi keluarga. Gambaran perkembangan angka kematian
bayi di Kabupaten Bangli dapat dilihat dari gambar berikut:

Gambar 46. Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 KH


di Kabupaten Bangli Tahun 2010 ±2020

14,0
13,2
12,0 11,7
11,5 11,0
10,0 10,2
8,6 8,5
8,0 7,7 8,0
7,5 7,0
6,0
4,0
2,0
0,0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020

Angka Kematian Bayi di Kabupaten Bangli pada periode tahun 2010-2020


berada dibawah target masksimal yaitu 23 per 1.000 KH, tercatat mengalami
peningkatan secara berturut-turut yaitu pada tahun 2018 sebesar 8,0 per 1.000 KH
meningkat dari tahun 2017 dengan AKB sebesar 7,0 per 1.000 KH, kembali meningkat
pada tahun 2019 dengan AKB sebesar 11,0 per 1.000 KH dan menurun pada tahun
2020 menjadi 8,5 per 1.000 KH. Apabila dilihat dari periode 2010-2020 cenderung
berfluktuasi dan secara trend sedikit menurun. Terlihat pada gambar grafik di atas
tahun 2010 AKB sebesar 11,5 per 1000 KH hingga tahun 2020 menjadi 8,5 per 1000
KH. Adapun jumlah kematian bayi menurut puskesmas di kabupaten Bangli pada
tahun 2020 adalah sebagai berikut :

Gambar 47. Jumlah Kematian Bayi Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2020

7
7
6
5 4
4 3 3
3 2 2 2 2
2 1 1 1 1
1
0

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 62


Kematian Bayi tertinggi terjadi di wilayah kerja Puskesmas Tembuku I
sebanyak 7 kasus kematian bayi dan terendah di wilayah Puskesmas Tembuku II,
Puskesmas Kintamani I, Puskesmas Kintamani IV dan Puskesmas Kintamani V
masing-masing sebanyak 1 kasus. Dalam hal ini, kesehatan ibu waktu hamil sangat
berperanan terhadap besarnya angka kematian bayi. Gangguan perinatal adalah salah
satu dari sekian faktor yang mempengaruhi kondisi kesehatan ibu selama hamil
sedangkan gangguan pernafasan kemungkinan besar disebabkan reflek yang kurang
baik dan berhubungan dengan perkembangan fungsi dan organ janin yang kurang
sempurna, hal-hal tersebut juga berhubungan dengan kesehatan ibu selama hamil serta
asfiksia pada penanganan proses persalinan.
Sedangkan kematian Balita adalah kematian yang terjadi pada bayi/anak usia
0 - 59 bulan (bayi dan anak balita) tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan, bencana,
cedera atau bunuh diri. Angka kematian balita adalah angka yang menunjukkan
banyaknya kematian balita (umur 0-5 tahun) dari setiap 1.000 kelahiran hidup. Angka
kematian balita menggambarkan tingkat permasalahan anak balita pada pelayanan
kesehatan ibu dan anak (KIA) atau posyandu. Dan faktor-faktor lain yang berpengaruh
terhadap kesehatan anak balita seperti gizi, sanitasi, penyakit infeksi dan kecelakaan.
Berikut merupakan gambaran perkembangan angka kematian balita di Kabupaten
Bangli dalam perode tahun 2010-2020:

Gambar 48. Angka Kematian Balita (AKABA) per 1.000 KH


di Kabupaten BangliTahun 2010 ±2020

16
14
13,2 13
14
11,3 11,3
12
9,4 9,8
9,2 8,9 9,1
10 8,4
8
6
4
2
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020

Angka Kematian Balita di Kabupaten Bangli periode tahun 2010-2020 masih


dibawah target maksimal, AKABA pada tahun 2018 sebesar 9,8 per 1000 KH

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 63


mengalami peningkatan dari tahun 2017 dengan AKABA 8,9 per 1.000 KH, kembali
meningkat pada tahun 2019 menjadi 11,3 per 1.000 KH dan menurun pada tahun 2020
menjadi 9,1 per 1.000 KH. Apabila dilihat dari periode tahun 2010-2020 AKABA
secara trend pada gambar grafik di atas, AKABA cenderung mengalami penurunan
yaitu dari tahun 2010 sebesar 13,2 per 1.000 KH menjadi 9,1 per 1.000 KH pada tahun
2020. Berikut ini adalah jumlah kematian balita per puskesmas di Kabupaten Bangli
Tahun 2020 :

Gambar 49. Jumlah Kematian Balita Menurut Puskesmas


di Kabupaten Bangli Tahun 2020
8
8
7
6 5
5
4 3 3
3 2 2 2 2
2 1 1 1 1
1
0

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020
Berdasarkan gambar di atas, AKABA tertinggi adalah di wilayah Puskesmas
Tembuku I yaitu 8 kasus kematian balita dan terendah adalah di wilayah Puskesmas
Tembuku II, Puskesmas Kintamani I, Puskesmas Kintamani IV dan Puskesmas
Kintamani V yaitu masing-masing melaporkan 1 kasus kematian balita.

3. Penanganan Komplikasi pada Neonatal


Neonatus adalah bayi baru lahir sampai dengan usia 28 hari. Pada masa
tersebut terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan di dalam rahim dan terjadi
pematangan organ hampir pada semua sistem. Bayi hingga usia kurang satu bulan
merupakan golongan umur yang memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi dan
berbagai masalah kesehatan bisa muncul. Sehingga tanpa penanganan yang tepat, bisa
berakibat fatal. Beberapa upaya kesehatan dilakukan untuk mengendalikan risiko pada
kelompok ini di antaranya dengan mengupayakan agar persalinan dapat dilakukan

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 64


oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan serta menjamin tersedianya pelayanan
kesehatan sesuai standar pada kunjungan bayi baru.
Jenis - jenis komplikasi neonatal yaitu asfiksia, tetanus neonatorum, sepsis,
trauma lahir, BBLR, sindrom gangguan pernafasan dan kelainan neonatal.
Penanganan neonatus dengan komplikasi dapat dilakukan oleh perawat, bidan dan
dokter baik yang berada di Polides, Puskemas Pembantu, Puskemas dan Rumah Sakit.
Adapun cakupan Penanganan komplikasi neontal dalam beberapa tahun terakhir
adalah sebagai berikut :

Gambar 50. Persentase Penanganan Komplikasi Neonatal


di Kabupaten Bangli Tahun 2015-2020

60

50 50,1 50,9
45,1
40 39,6 40,1 40,7

30

20

10

0
2015 2016 2017 2018 2019 2020

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020

Selama periode lima tahun terakhir (2015-2020) persentase penanganan


komplikasi neonatal tertinggi dicapai pada tahun 2016 sebesar 50,9 % dan pencapaian
terendah pada tahun 2017 sebesar 39,6%. Sama halnya dengan komplikasi kebidanan,
komplikasi neonatal yang ditangani pada tahun 2020 sebesar 45,1% yang jauh
dibawah target yang ditetapkan program yaitu 80%. Ini dikarenakan penetapan sasaran
yang cukup tinggi dibandingkan dengan kenyataan riil di lapangan. Berikut ini adalah
persentase pencapaian penanganan komplikasi neonatal menurut puskesmas se-
Kabupaten Bangli :

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 65


Gambar 51. Persentase Penanganan Komplikasi Neonatal
Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2020

95,6
100,0 85,6
90,0
73,8 70,9
80,0
70,0
60,0 50,3
45,1
50,0 35,4 34,4
29,5 33,9
40,0 27,8
30,0 20,3
20,0 12,3
10,0
0,0

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020
Pada tahun 2020 cakupan penanganan komplikasi neonatal tertinggi adalah di
Puskesmas Bangli yaitu 96,5% dan terendah di Puskesmas Kintamani V sebesar
12,3%. Hal ini dikarenakan pemantauan wilayah setempat mengenai komplikasi pada
neonatus belum maksimal karena masih ada kasus komplikasi yang tidak terlaporkan
oleh bidan koordinator wilayah sehingga mempengaruhi capaian target.

4. Persentase Berat Badan Bayi Lahir Rendah


Menurut WHO, bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir
dengan berat badan kurang dari 2500 gram. Penyebab BBLR ini dipengaruhi oleh
bebrapa faktor antara lain faktor ibu dan faktor janin. Faktor ibu meliputi berat badan
sebelum hamil rendah, penambahan berat badan yang tidak adekuat selama kehamilan,
malnutrisi, riwayat kehamilan dengan berat badan lahir rendah, tinggi badan yang
kurang, paritas yang tinggi, anemia, infeksi pada ibu selama kehamilan, sosial
ekonomi rendah dan stres maternal. Faktor janin dan plasenta yang dapat
menyebabkan BBLR antara lain kehamilan ganda, hidroamnion dan cacat bawaan.
Status pelayanan antenatal (frekuensi dan kualitas pelayanan antenatal, tenaga
kesehatan tempat periksa hamil dan umur saat pertama kali pemeriksaan kehamilan)
juga dapat berisiko melahirkan BBLR.

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 66


Gambar 52. Persentase Bayi Berat Badan Lahir Rendah
Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2020

7,0 6,4 6,2


5,7
6,0
5,0 4,3 4,0
3,7 3,7
4,0 3,3
2,5
3,0
1,6 1,6
2,0
0,7 0,5
1,0
0,0

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020

Berdasarkan gambar di atas, puskesmas dengan persentase BBLR tertinggi


adalah Puskesmas Kintamani III yaitu sebesar 6,4% dan terendah adalah Puskesmas
Kintamani IV yaitu sebesar 0,5%. Tingginya persentse BBLR di beberapa puskesmas
berbanding lurus dengan rendahnya cakupan K1 dan K4, dimana apabila ibu hamil
memeriksakan kehamilannya secara teratur, kejadian BBLR dapat dicegah dengan
pemeriksaan antenatal yang adekuat.

5. Cakupan Kunjungan Neonatal 1 (KN1) dan KN Lengkap


Bayi sampai umur 28 hari merupakan golongan umur yang memiliki risiko
gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi
risiko tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan dan pelayanan kesehatan pada neonatus (0-28 hari) minimal tiga kali, yaitu
pada 6 jam ±48 jam setelah lahir; pada hari ke 3-7 hari, dan hari ke 8 ±28 hari. Dalam
melaksanakan pelayanan neonatal, petugas kesehatan di samping melaksanakan
pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling perawatan bayi kepada ibu.
Pelayanan tersebut meliputi pelayanan kesehatan neonatal dasar (tindakan resusitasi,
pencegahan hipotermia, pemberian ASI dini dan eksklusif, pencegahan infeksi berupa
perawatan mata, tali pusat, kulit dan pemberian imunisasi); pemberian vitamin K;
manajemen terpadu balita muda (MTBM); dan penyuluhan perawatan neonatus di
rumah menggunakan buku KIA.
Cakupan kunjungan neonatal (KN1) pada tahun 2020 adalah sebesar 106,7%,
meningkat dari tahun 2019 yang capaiannya sebesar 100%. Adapun cakupan KN1
menurut puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2020 adalah sebagai berikut :

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 67


Gambar 53. Cakupan Kunjungan Neonatal 1 (KN1)
Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2020

140,0 125,5
116,6 116,5115,8116,6
120,0 107,2104,1 103,2 106,7
100,3 94,0 94,6 97,6
100,0
80,0
60,0
40,0
20,0
0,0

Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020

Berdasarkan gambar di atas cakupan KN1 sudah mencapai 100%, ini artinya
semua bayi berumur 6-48 jam sudah mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar.
Sedangkan untuk kunjungan neonatal lengkap (KN3) pada tahun 2020 adalah sebesar
105,1%, menurun dari tahun 2019 yang capaiannya sebesar 95,2%. Berikut
merupakan capaian KN3 dalam beberapa tahun terakhir
Gambar 54. Persentase Kunjungan Neonatal (KN3)
di Kabupaten Bangli Tahun 2015-2020

110

105 105,2

100 100,3

96,1
95 94,6 95,2

91,8
90

85
2015 2016 2017 2018 2019 2020

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020

Berdasarkan gambar di atas, persentase KN3 tertinggi selama periode 2015-


2020 adalah pada tahun 2020 mencapai 105,2% dan cakupan terendah pada tahun
2017 yang hanya mencapai 91,8% yaitu masih di bawah target program yang
ditetapkan sebesar 95%. Cakupan KN3 yang dibawah target dikarenakan penetapan

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 68


sasaran bayi yang cukup tinggi dari pusdatin dengan kenyataan riil yang ada. Cakupan
kunjungan neonatal (KN3) oleh tenaga kesehatan menurut puskesmas dapat dilihat
pada gambar berikut:

Gambar 55. Persentase Kunjungan Neonatal (KN3)


Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2020

130,2
140,0 120,3
107,2 102,5 107,4 110,7 105,1
120,0 101,4 96,9 100,0 103,2
92,1 95,6
100,0
80,0
60,0
40,0
20,0
0,0

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020
Puskesmas dengan persentase kunjungan neonatus lengkap (KN3) tertinggi
pada tahun 2020 adalah Puskesmas Tembuku I yaitu sebesar 130,2% dan terendah
adalah Puskesmas Kintamani I sebesar 92,1%. Cakupan Kunjungan Neonatal
dipengaruhi oleh persalinan nakes, semakin rendah persalinan nakes maka
kemungkinan kunjungan neonatus juga rendah.

6. Persentase Bayi Diberi ASI Eksklusif


Cara pemberian makaan pada bayi yang baik dan benar adalah menyusui
secara eksklusif sejak lahir sampai dengan umur 6 bulan dan meneruskan menyusui
anak sampai umur 24 bulan. Mulai umur 6 bulan, bayi mendapatkan makanan
pendamping ASI yang bergizi sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembangnya.
Menyusui secara eksklusif menurut WHO adalah tidak memberikan bayi makanan dan
minuman lain, termasuk air putih, selain menyusui (kecuali obat-obatan, vitamin atau
mineral tetes dan ASI perah). WHO merekomendasikan pemberian ASI eksklusif
sampai bayi berumur 6 bulan, dan pemberian ASI dilanjutkan sampai anak berumur 2
tahun. Capaian Asi eksklusif Kabupaten Bangli pada tahun 2020 adalah sebesar
70,6%, meningkat dari tahun 2019 yang capaiannya sebesar 70,3%. Berikut
merupakan capaian ASI eksklusif menurut puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun
2020.

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 69


Gambar 56. Persentase ASI Eksklusif Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2020

83,9
90,0 76,4 76,3 78,8
73,8 70,2 73,4 70,5 73,3 70,6
80,0 65,9
70,0 59,4
60,0 50,6
50,0
40,0
30,0
20,0
10,0
0,0

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020

Puskesmas dengan cakupan ASI eksklusif tertinggi adalah Puskesmas


Kintamani II yaitu mencapai 83,9%, sedangkan terendah adalah Puskesmas Susut I
hanya sebesar 50,6%. Adapun beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya capaian
ASI eksklusif diantaranya adalah masih rendahnya pengetahuan orang tua dan
keluarga tentang pentingnya pemberian ASI ekslusif pada bayi sampai dengan usia 6
bulan, kurangnya dukungan dari keluarga, kesibukan para ibu menyusui di luar rumah
dan rendahnya pengetahuan tentang ASI perah.

7. Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi


Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standar oleh
tenaga kesehatan (dokter, bidan dan perawat) minimal 4 kali dalam setahun, yaitu satu
kali pada umur 29 hari ±3 bulan, 1 kali pada umur 3-6 bulan, 1 kali pada umur 6-9
bulan dan 1 kali pada umur 9-11 bulan. Pelayanan kesehatan yang diberikan meliputi
imunisasi dasar (BCG, DPT / HB1-3, Polio 1-4 dan campak), stimulasi deteksi
intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK) bayi dan penyuluhan perawatan kesehatan
bayi. Indikator ini merupakan penilaian terhadap upaya peningkatan akses bayi
memperoleh pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin adanya kelainan
atau penyakit, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit serta peningkatan
kualitas hidup bayi. Cakupan kunjungan bayi dalam beberapa tahun terakhir adalah
sebagai berikut :

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 70


Gambar 57. Persentase Pelayanan Kesehatan Bayi
di Kabupaten Bangli Tahun 2015-2020

112,0
111,0
110,0 110,3
108,0
106,0 105,6
104,0
102,0 102,3
100,0 99,9
98,0 98,6

96,0
94,0
92,0
2015 2016 2017 2018 2019 2020

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020

Pencapaian pelayanan kesehatan bayi pada periode tahun 2015-2020 tertinggi


mencapai 111,0% pada tahun 2019 dan terendah pada tahun 2020 mencapai 98,9%.
Sedangkan capaian menurut puskesmas di Kabupaten Bangli pada tahun 2020 adalah
sebagai berikut :
Gambar 58. Persentase Pelayanan Kesehatan Bayi
Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2020

115,6
120,0 107,4104,7
95,0 99,6 98,9 96,3 96,8 92,1 101,5 98,6
100,0
80,0 69,5

60,0
40,0
20,0
0,0

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020

Cakupan pelayanan kesehatan bayi terendah pada tahun 2020 adalah di


wilayah kerja Puskesmas Kintamani V yang hanya sebesar 69,5%. Rendahnya
kesadaran masyarakat dalam memeriksakan kesehatan bayinya minimal empat kali
dalam setahun menyebabkan capaian di beberapa puskesmas masih rendah sehingga
perlunya peningkatan pemberdayaan masyarakat.

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 71


8. Persentase Desa/ Kelurahan UCI
Desa/kelurahan UCI (Universal Child Immunization) adalah desa/kelurahan
dimana 80% dari jumlah bayi yang ada di desa tersebut sudah mendapat imunisasi
dasar lengkap dalam waktu satu tahun. Adapaun Capaian desa/ kelurahan UCI pada
tahun 2020 adalah 100%, sama halnya denga tahun 2019 yang pencapaian desa/
kelurahan Uci sebesar 100%. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan dalam bentuk
gambar capaian UCI menurut puskesmas di Kabupaten Bangli tahun 2020, adalah
sebagai berikut :
Gambar 59. Persentase Desa/ Kelurahan UCI Per Puskesmas
di Kabupaten Bangli Tahun 2020

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
100
80
60
40
20
0

Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020
Berdasarkan tabel di atas sudah semua puskesmas mencapai target Desa UCI
100% artinya semua desa telah mencapai imunisasi dasar lengkap di atas 80%.

9. Cakupan Imunisasi Campak/ MR pada Bayi


Diantara penyakit pada balita yang dapat dicegah dengan imunisasi, campak
adalah penyebab utama kematian pada balita. Oleh karena itu pencegahan campak
merupakan faktor penting dalam mengurangi angka kematian balita. Indonesia
berkomitmen untuk mencapai eliminasi penyakit campak (measles) dan pengendalian
penyakit Rubella (Congenital Rubella Syndrome) pada tahun 2020. Dimana penyakit
ini dapat dicegah dengan vaksin Measles Rubella (MR). Imunisasi dengan vaksin MR
diberikan pada anak usia 9 bulan sampai dengan kurang dari 15 tahun selama masa
kampanye. Imunisasi MR masuk ke dalam jadwal imunisasi rutin segera setelah masa
kampanye berakhir, diberikan pada anak usia 9 bulan, 18 bulan dan anak kelas 1
SD/sederajat tanpa dipungut biaya.

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 72


Untuk dapat memutuskan mata rantai penularan penyakit campak dan rubella
maka diperlukan cakupan imunisasi minimal 95%. Dengan cakupan imunisasi MR
yang tinggi pada sasaran usia 9 bulan sampai dengan kurang dari 15 tahun ini juga
dapat melindungi kelompok usia yang lebih besar termasuk ibu hamil agar tidak
tertular virus Rubella, karena sekitar 80% sirkulasi virus campak dan rubella terjadi
pada usia tersebut.
Capaian imunisasi campak/ MR pada bayi tahun 2020 sebesar 101,1%,
menurun dari tahun 2019 yang capaiannya sebesar 105,2%. Berikut merupakan
cakupan imunisasi Campak/ MR pada bayi menurut puskesmas di Kabupaten Bangli
Tahun 2020 :
Gambar 60. Cakupan Imunisasi Campak/ MR Pada Bayi
Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2020

115,0 110,7109,5 110,3


110,0

105,0 101,1
98,6 98,9 99,4 99,3 99,5
100,0 97,1 97,3
95,9 95,7
95,0

90,0

85,0

Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020

Berdasarkan gambar di atas capaian imunisasi campak/MR tertinggi adalah di


Puskesmas Bangli sebesar 110,7% dan terendah adalah di wilayah Puskesmas
Kintamani V yaitu sebesar 95,7%., namun secara total kabupaten sudah mencapai di
atas 100%.

10. Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Bayi Dan Anak Balita


Sasaran pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi adalah bayi (umur 6-11
bulan) diberikan kapsul vitamin A 100.000 SI, anak balita (umur 1-4 tahun) diberikan
kapsul vitamin A 200.000 SI, dan ibu nifas diberikan kapsul vitamin A 200.000 SI,
sehingga bayinya akan memperoleh vitamin A yang cukup melalui ASI. Pada bayi (6-
11 bulan) diberikan setahun sekali pada bulan Februari atau Agustus; dan anak balita

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 73


enam bulan sekali, yang diberikan secara serentak pada bulan Februari dan Agustus.
Sedangkan pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas diharapkan dapat dilakukan
terintegrasi dengan pelayanan kesehatan ibu nifas atau dapat pula diberikan di luar
pelayanan tersebut selama ibu nifas belum mendapatkan kapsul vitamin A.
Cakupan pemberian vitamin A pada balita (6-59 bulan) di Kabupaten Bangli
tahun 2020 adalah sebesar 98,8%, menurun dari tahun 2019 yaitu sebesar 99,8%.
Berikut capaian pemberian vitamin A balita menurut puskesmas tahun 2020 :

Gambar 61. Persentase Pemberian Vitamin A pada Balita (6-59 bulan)


Menurut Puskesmas Tahun 2020

100,0100,0100,0100,0100,0100,0 100,0100,0100,0100,0
100,0 98,8
98,0 96,4
96,0
94,0
92,0 90,0
90,0
88,0
86,0
84,0

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020

Berdasarkan gambar diatas, puskesmas dengan pencapaian pemberian vitamin


A pada balita terendah adalah Puskesmas Kintamani II yaitu sebesar 90,0% dan
sebanyak 10 puskesmas cakupannya sudah mencapai 100%.

11. Cakupan Pelayanan Kesehatan Balita


Pelayanan kesehatan balita adalah pelayanan kesehatan balita berusia 0-59
bulan sesuai standar meliputi pelayanan kesehatan balita sehat dan pelayanan
kesehatan balita sakit. Pelayanan kesehatan balita sehat adalah pelayanan pemantauan
pertumbuhan dan perkembangan menggunakan buku KIA dan skrining tumbuh
kembang, meliputi pelayanan kesehatan balita usia 0 -11 bulan, pelayanan kesehatan
balita usia 12-23 bulan dan pelayanan kesehatan balita usia 24-59 bulan. Sedangkan
pelayanan kesehatan balita sakit adalah pelayanan balita menggunakan pendekatan

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 74


manajemen terpadu balita sakit (MTBS). Adapun ketentuan perhitungan cakupan
pelayanan kesehatan balita dalam profil ini antara lain:
- Balita yang belum mencapai usia 1 tahun di akhir tahun berjalan, tidak di hitung
sebagai cakupan. Perhitungan balita usia 0-11 bulan dilakukan setelah balita
berulang tahun yang pertama (balita genap berusia 1 tahun/12 bulan).
- Balita yang belum mencapai usia 24 bulan di akhir tahun berjalan tidak di hitung
sebagai cakupan balita usia 24-35 bulan. Perhitungan dilakukan setelah balita
berulang tahun yang kedua (balita genap berusia 2 tahun/24 bulan).
- Balita yang belum mencapai usia 36 bulan, di akhir tahun berjalan tidak di hitung
sebagai cakupan balita usia 36-59 bulan. Perhitungan di lakukan setelah balita
berulang tahun yang ketiga (balita genap berusia 3 tahun/36 bulan). Berikut
merupakan gambaran cakupan pelayanan kesehatan balita di Kabupaten Bangli
beberapa tahun terakhir :
Gambar 62. Cakupan Pelayanan Kesehatan Balita
di Kabupaten Bangli Tahun 2015-2020

120
110,3
103,5 104,5
100
86,4 83,5 84,4
80

60

40

20

0
2015 2016 2017 2018 2019 2020

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020
Pada tahun 2020 cakupan pelayanan kesehatan balita sebesar 84,4% menurun
dari tahun 2019 yang sebesar 104,5% dan capaian terendah pada periode lima tahun
terakhir adalah pada tahun 2017 yang hanya mencapai 83,5%. Adapun cakupan
pelayanan kesehatan balita tahun 2020 menurut puskesmas dapat dilihat pada gambar
di bawah ini.

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 75


Gambar 63. Cakupan Pelayanan Kesehatan Balita
Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2020

120,0 103,1 104,3


98,1
93,0 90,6 91,8
100,0 85,6 84,4
80,1 79,7
80,0 69,9 74,4
54,0
60,0

40,0

20,0

0,0

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020

Puskesmas dengan presentase cakupan pelayanan kesehatan balita yang masih


rendah adalah Puskesmas Kintamani VI sebesar 54,0%. Banyaknya balita yang tidak
melakukan kunjungan pemantauan pertumbuhan minimal delapan kali setahun,
sehingga mempengaruhi cakupan kunjungan anak balita. Hal ini dikarenakan masih
rendahnya kesadaran keluarga terutama orang tua untuk membawa anaknya ke
posyandu atau pelayanan kesehatan setelah selesai jadwal imunisasi. Upaya
pemecahan masalah kedepannya adalah dengan kerjasama lintas sektoral untuk lebih
mengaktifkan lagi posyandu untuk dapat meningkatkan pemberdayaan masyarakat.

12. Persentase Balita Ditimbang


Pemantauan pertumbuhan balita sangat penting dilakukan untuk mengetahui
adanya gangguan pertumbuhan (growth faltering) secara dini. Untuk mengetahui
pertumbuhan tersebut, penimbangan balita setiap bulan sangat diperlukan.
Penimbangan balita dapat dilakukan di berbagai tempat seperti Posyandu, Polindes,
Puskesmas atau sarana pelayanan kesehatan yang lain. Pada Riskesdas 2018,
informasi tentang pemantauan pertumbuhan anak diperoleh dari frekuensi
penimbangan anak umur 6-59 bulan selama enam bulan terakhir. Idealnya dalam enam
bulan anak balita ditimbang minimal enam kali. Sedangkan untuk status gizi anak
balita diukur berdasarkan umur, berat badan (BB) dan tinggi badan (TB). Variabel BB
dan TB/PB anak balita disajikan dalam bentuk tiga indeks antropometri, yaitu BB/U,
TB/U, dan BB/TB. Untuk menilai status gizi anak balita, maka angka berat badan dan

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 76


tinggi badan setiap anak balitadikonversikan ke dalam nilai terstandar (Zscore)
menggunakan baku antropometri anak balita WHO 2005.
Cakupan Penimbangan Balita (D/S) merupakan persentase jumlah balita (anak
usia 0-59 bulan) yang ditimbang berat badannya di sarana kesehatan termasuk di
posyandu dan tempat penimbangan lainnya dibagi dengan Jumlah balita yang berasal
dari seluruh posyandu yang melapor disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Cakuapan D/S pada tahun 2020 adalah sebesar 60,7%, jauh menurun dari tahun 2019
yang capaiannya sebesar 80,9%. Berikut merupakan cakupan D/S per puskesmas di
Kabupaten Bangli tahun 2020 :

Gambar 64. Persentase Penimbangan Balita (D/S) Menurut Puskesmas


di Kabupaten Bangli Tahun 2020

78,8
80,0 66,4 69,3
62,3 65,1
70,0 57,8 56,6 59,7 60,7
56,6 56,5 55,2
60,0 51,3
50,0
40,0
30,0
20,0
10,0
0,0

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020

Puskesmas dengan Cakupan D/S tertinggi adalah Puskesmas Kintamani III


yaitu sebesar 78,8% dan terendah adalah Puskesmas Kintamani I yang hanya
mencapai 51,3%. Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan rendahnya D/S paling
banyak disebabkan karena rendahnya kesadaran orang tua balita untuk mengajak
balitanya ke Posyandu, karena beranggapan setelah mendapat imunisasi lengkap balita
sudah mulai jarang dibawa ke Posyandu ditambah kesibukan orang tua bekerja
disamping karena sebagian medan yang sulit menuju Posyandu. Perlunya tenaga
promosi kesehatan di Puskesmas untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat agar
pemanfaatan terhadap Posyandu dan sarana kesehatan lainnya dapat ditingkatkan
sehingga cakupan D/S akan meningkat.

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 77


13. Persentase Balita Gizi Kurang (BB/Umur), Pendek (TB/Umur), dan Kurus
(BB/TB)
Status gizi balita dinilai berdasarkan 3 indeks, yaitu berat badan menurut umur
(BB/Umur), tinggi badan menurut umur (TB/Umur), dan berat badan menurut tinggi
badan (BB/TB). Balita Gizi Kurang adalah status gizi yang didasarkan pada indeks
berat badan menurut umur (BB/U) yang merupakan gabungan dari istilah gizi buruk
dan gizi kurang dengan Z score < -2 standar deviasi. Balita pendek adalah status gizi
yang didasarkan pada indeks tinggi badan menurut umur (TB/U) yang merupakan
gabungan dari istilah sangat pendek dan pendek dengan Z score < -2 standar deviasi.
Sedangkan balita kurus adalah status gizi yang didasarkan pada indeks berat badan
menurut tinggi badan (BB/TB) yang merupakan gabungan dari istilah sangat kurus
dan kurus dengan Z score < -2 standar deviasi. Berikut merupakan persentase balita
gizi kurang, balita pendek dan balita kurus di Kabupaten Bangli pada tahun 2020 :
Gambar 65. Persentase Balita Gizi Kurang, Balita Pendek dan Balita Kurus
Menurut Pus kesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2020

14,5
16,0
14,0 11,3
12,0
11,3
12,0
10,0
8,0 6,2 6,3
4,8 4,54,24,7 4,8
6,0 3,9 4,2 4,2
2,8 3,02,7 3,3 2,9 2,8
4,0 2,1 1,8
2,3 2,02,4 1,82,0 2,1
0,9 1,1 1,4
0,6 0,5 0,5 0,3 0,8 0,7 0,5 0,6
2,0
0,0

Gizi Kurang Pendek Kurus

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020

Berdasarkan gambar di atas, persentase balita pendek cukup tinggi


dibandingkan persentase balita gizi kurang dan kurus. Persentase balita pendek
tertinggi adalah di wilayah Puskesmas Kintamani VI sebesar 14,5% dari balita yang
diukur tinggi badannya, persentase balita kurus tertinggi adalah di wilayah Puskesmas
Kintamani III sebesar 4,7% dari balita yang ditimbang berat badannya dan persentase
balita gizi kurang tertinggi di wialyaah Puskesmas Kintamani I dan Puskesmas
Kintamani V masing-amsing sebesar 4,8% dari balita yang ditimbang berat badannya.
Masalah balita pendek menggambarkan adanya masalah gizi kronis yang dipengaruhi

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 78


oleh kondisi ibu, masa janin dan masa bayi/balita termasuk penyakit yang diderita
selama masa balita. Seperti masalah gizi lainnya tidak hanya terkait masalah
kesehatan, namun kondisi lain yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi
kesehatan.

14. Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 1 SD/MI, 7 SMP/MTs, dan 10


SMA/MA
Penjaringan kesehatan merupakan salah satu bentuk dari pelayanan kesehatan
yang bertujuan untuk mendeteksi dini siswa yang memiliki masalah kesehatan agar
segera mendapatkan penanganan sedini mungkin. Penjaringan kesehatan dilakukan
pada peserta didik kelas 1 SD/MI, kelas 7 SMP/MTs dan Kelas 10 SMA/SMK/MA
yang meliputi pemeriksaan kebersihan perorangan (rambut, kulit dan kuku)
pemeriksaan status gizi melalui pengukuran antropometri, pemeriksaan ketajaman
indera (penglihatan dan pendengaran), pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut,
pemeriksaan laboratorium untuk anemia dan kecacingan, dan pengukuran kebugaran
jasmani. Selain itu pada peserta didik di tingkat SMP/MTs dan SMA/SMK/MA juga
dilakukan skrining melalui kuisioner mengenai keadaan kesehatan umum, kesehatan
mental remaja, intelegensia dan reproduksi melalui self assessment serta bahan
edukasi/konseling. Berikut merupakan gambaran capaian penjaringan pada siswa
didik kelas 1 SD/MI menurut puskesmas di Kabupaten Bangli tahun 2020 :
Gambar 66. Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 1 SD/MI
Menurut Puskesmas Di Kabupaten Bangli Tahun 2020

100,098,9 98,3 99,7 96,7100,0 95,6


100,0 89,6 85,8 89,5
90,0 76,2
80,0
70,0
60,0
50,0
40,0
30,0
20,0
10,0 0,0 0,0
0,0

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020

Berdasarkan gambar di atas, beberapa puskesmas sudah mencapai 100% untuk


penjaringan siswa kelas 1 SD/MI, dan capaian terendah adalah di Puskesmas Bangli

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 79


dan Puskesmas Tembuku II yaitu 0%. Untuk cakupan penjaringan kesehatan pada
siswa kelas 7 SMP/MTs menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli adalah sebagai
berikut :

Gambar 67. Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 1 SMP/MTs


Menurut Puskesmas Di Kabupaten Bangli Tahun 2020

100,099,6 100,0100,0
100,0
90,0
80,0 68,5
70,0
60,0
50,0 41,8
40,0 29,4
30,0
20,0
10,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
0,0

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020

Berdasarkan gambar di atas, capaian tertinggi mencapai 100% untuk cakupan


penjaringan kesehatan pada siswa kelas 1 SMP/MTs yaitu di wilayah Puskesmas
Bangli utara, Puskesmas Kintamani III, dan Puskesmas Kintamani IV. Sedangkan
capaian penjaringan kesehatan untuk siswa kelas 10 SMA/MA menurut puskesmas di
Kabupaten Bangli adalah sebagai berikut :

Gambar 68. Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 10 SMA/MA


Menurut Puskesmas Di Kabupaten Bangli Tahun 2020

100,0 100,0
95,5
100,0
90,0 74,5
80,0
70,0
60,0
50,0 41,4
40,0
30,0
20,0
10,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
0,0

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 80


Berdasarkan gambar di atas, dua puskesmas sudah mencapai 100% dalam
penjaringan kesehatan siswa kelas 10 SMA/MA yaitu Puskesmas Bangli dan
Puskesmas Kintamani III. Untuk puskesmas yang capaiannya pada gambar 0%, ini
dikarenakan terdapat beberapa puskesmas di wilayah kerjanya tidak terdapat sekolah
setingkat SMA/MA.

15. Pelayanan Kesehatan Pada Usia Pendidikan Dasar


Setiap anak pada usia pendidikan dasar mendapatkan skrining kesehatan sesuai
standar. Pelayanan kesehatan usia pendidikan dasar adalah penjaringan kesehatan
yang diberikan kepada anak usia pendidikan dasar, minimal satu kali pada kelas 1 dan
kelas 7 yang dilakukan oleh Puskesmas. Standar pelayanan penjaringan kesehatan
adalah pelayanan yang meliputi penilaian status gizi (tinggi badan, berat badan, tanda
klinis anemia), tanda vital (tekanan darah, frekuensi nadi dan napas), kesehatan gigi
dan mulut, ketajaman indera penglihatan dengan poster snellen, penilaian ketajaman
indera pendengaran dengan garpu tala.
Semua anak usia pendidikan dasar di wilayah kabupaten/kota adalah semua
peserta didik kelas 1 dan kelas 7 di satuan pendidikan dasar yang berada di wilayah
kabupaten/kota. Capaian pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar menurut
puskesmas di kabupaten Bangli pada tahun 2020 adalah sebagai berikut :
Gambar 69. Cakupan Pelayanan Kesehatan Pada Usia Pendidikan Dasar
Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2020

100,0 90,2
90,0
80,0
70,0 59,4
60,0
50,0
34,4 36,9
40,0 25,3
30,0 18,5
20,0 8,3
10,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
0,0

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020
Berdasarkan gambar di atas, cakupan pelayanan kesehatan pada usia
pendidikan dasar tertinggi adalah 90,2% yaitu di wilayah kerja Puskesmas Kintamani
VI, sedangkan yang terendah adalah di wilayah Puskesmas Bangli, Puskesmas

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 81


Tembuku I, Puskesmas Tembuku II, Puskesmas Susut I, Puskesmas Kintamani I dan
Puskesmas Kintamani II yaitu sebesar 0%.

C. Kesehatan Usia Produktif dan Usia Lanjut

1. Persentase Pelayanan Kesehatan Usia Produktif


Setiap warga negara usia 15 tahun sampai 59 tahun mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar dalam bentuk edukasi dan skrining kesehatan di wilayah
kerjanya dalam kurun waktu satu tahun. Pelayanan kesehatan usia produktif sesuai
standar meliputi edukasi kesehatan termasuk keluarga berencana dan skrining faktor
risiko penyakit menular dan penyakit tidak menular. Pelayanan skrining faktor risiko
pada usia produktif adalah skrining yang dilakukan minimal 1 kali dalam setahun
untuk penyakit menular dan tidak menular meliputi : pengukuran tinggi badan, berat
badan dan lingkar perut; pengukuran tekanan darah; pemeriksaan gula darah;
anamnesa perilaku berisiko; tindak lanjut hasil skrining kesehatan yang meliputi
melakukan rujukan jika diperlukan dan memberi penyuluhan kesehatan. Cakupan
pelayanan kesehatan usia produktif menurut puskesmas di Kabupaten Bangli tahun
2020 adalah sebagai berikut :
Gambar 70. Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Produktif
Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2020

49,4
50,0
45,0 41,1
39,2
40,0
33,1
35,0 30,8
29,1
30,0 25,3
23,2
25,0
20,0
13,1 13,9 11,6
15,0 10,9 9,9
10,0
5,0
0,0

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020

Berdasarkan gambar di atas, cakupan pelayanan kesehatan usia produktif


tertinggi adalah di wilayah kerja Puskesmas Susut I yaitu sebesar 49,4% dan terendah

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 82


di wilayah kerja Puskesmas Kintamani II yaitu sebesar 9,9%. Rendahnya cakupan
pelayanan kesehatan usia produktif dikarenakan kesadaran masyarakat untuk
memeriksakan kesehatannya secara teratur ke fasilitas pelayanan kesehatan. Untuk itu
usaha promosi kesehatan sangat diperlukan untuk meningkatkan kesadaran dan
pengetahuan masyarakat tentang pentingnya deteksi dini kesehatan, serta lebih
mengaktifkan pos pembinaan terpadu yang sudah dibentuk di masing-masing desa.

2. Persentase Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut (60+ tahun)


Pelayanan kesehatan usia lanjut adalah pelayanan kesehatan untuk warga
negara usia 60 tahun ke atas dalam bentuk edukasi dan skrining usia lanjut sesuai
standar pada satu wilayah kerja dalam kurun waktu satu tahun. Pelayanan edukasi
dilaksanakan di fasilitas pelayanan kesehatan dan/atau UKBM dan/atau kunjungan
rumah. Pelayanan skrining faktor risiko pada usia lanjut yaitu pelayanan skrining yang
dilakukan minimal 1 kali dalam setahun untuk penyakit menular dan penyakit tidak
menular meliputi pengukuran tinggi badan, berat badan, dan lingkar perut; pengukuran
tekanan darah; pemeriksaan gula darah; pemeriksaan gangguan mental; pemeriksaan
gangguan kognitif; pemeriksaan tingkat kemandirian usia lanjut. Cakupan pelayanan
kesehatan usia lanjut di Kabupaten Bangli pada tahun 2020 sebesar 45,9%, menurun
dari tahun 2019 yang capaiannya sebesar 87,3%. Berikut merupakan cakupan
pelayanan kesehatan usila per puskesmas di Kabupaten Bangli tahun 2020 :

Gambar 71. Persentase Pelayanan Kesehatan Usila


Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2020

74,3
80,0
70,0 62,5
55,7 56,0
60,0 51,3 51,9 51,8
44,3 45,9
50,0 38,3 36,7 38,8
40,0 29,2
30,0
20,0
10,0
0,0

Sumber : Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 83


Puskesmas dengan cakupan pelayanan kesehatan usila tertinggi adalah
Puskesmas Puskesmas Kintamani III yaitu 74,3% dan capaian terendah adalah
Puskesmas Kintamani V yang hanya mencapai 29,2%. Rendahnya pencapaian di
beberapa Puskesmas dikarenakan oleh masih rendahnya pengetahuan lansia tentang
kesehatan, sehingga perlu dilakukan pendataan ulang lansia dan mengaktifkan
kembali posyandu lansia.

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 84


BAB VII
PENGENDALIAN PENYAKIT

Gambaran tentang kondisi umum, potensi dan permasalahan pengendalian


penyakit dipaparkan berdasarkan hasil capaian program, kependudukan, sumber daya
dan perkembangan baru lainnya

A. Pengendalian Penyakit Menular langsung

Prioritas penyakit menular di Indonesia masih tertuju pada penyakit


HIV/AIDS, tuberculosis, malaria, demam berdarah, influenza dan flu burung.
Disamping itu indonesia juga belum sepenuhnya berhasil mengendalikan penyakit
kusta, filariasis, leptospirosis, dan lain-lain. Angka kesakitan dan kematian yang
disebabkan penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi seperti polio,
campak, difteri, pertusis, hepatitis B, dan tetanus baik pada maternal maupun neonatal
sudah sangat menurun. Bahkan pada tahun 2014, Indonesia telah dinyatakan bebas
polio.

1. Persentase orang terduga TBC mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai


standar
Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis, yang dapat menyerang berbagai organ, terutama paru-
paru. Penyakit ini bila tidak mendapat pengobatan dengan tuntas dapat menimbulkan
komplikasi berbahaya hingga kematian.Terduga tuberkulosis adalah seseorang yang
menunjukkan gejala batuk > 2 minggu disertai dengan penurunan badan, badan lemas
dan sering demam pada malam hari. Terduga tuberkulosis mendapat pelayanan
kesehatan sesuai standar dengan penegakan diagnosis tuberkulosis melalui
pemeriksaan bakteriologis dan klinis, dilakukan pemeriksaan penunjang lainnya atau
di rujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjut serta dilakukan
pengobatan sesuai standar jika dinyatakan positif menderita penyakit tuberkulosis.
Pada tahun 2020 jumlah terduga tuberkulosis adalah 184 orang dan yang
mendapatkan pelayanan sesuai standar adalah 184 orang (100%). Adapun jumlah
terduga tuberkulosis menurut puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2020 adalah
sebagai berikut :

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 85


Gambar 72. Jumlah Terduga Tuberkulosis Yang Mendapatkan Pelayanan Sesuai Standar
Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2020

7
7

6
5
5
4 4 4
4

3
2 2 2
2
1 1 1
1
0
0

Sumber : Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun
2020

Berdasarkan gambar di atas, jumlah terduga tuberkulosis tertinggi adalah di


wilayah kerja Puskesmas Susut II sebanyak 7 orang, sedangkan yang terendah adalah
di wilayah Puskesmas Bangli Utara yaitu sebanyak 0 orang. Semakin tinggi penemuan
kasus terduga tuberkulosis, maka semakin besar orang terdiagnosa penyakit
tuberkulosis, sehingga memperkecil terjadi penularan penyakit tuberkulosis di
masyarakat.

2. Case Notification Rate seluruh kasus TBC


Angka notifikasi semua kasus tuberkulosis (Case Notification Rate/CNR)
adalah jumlah semua kasus tuberkulosis yang diobati dan dilaporkan di antara 100.000
penduduk yang ada di suatu wilayah tertentu. Angka notifikasi ini digunakan untuk
menunjukkan kecenderungan peningkatan atau penurunan penemuan kasus
tuberkulosis di suatu wilayah. Angka CNR kasus tuberkulosis di Kabupaten Bangli
tahun 2020 adalah sebesar 14,4 per 100.000 penduduk, menurun dari tahun 2019 yang
capaiannya sebesar 38,7 per 100.000 penduduk. Berikut merupakan capaian CNR di
Kabupaten Bangli selama lima tahun terakhir:

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 86


Gambar 73. Case Notification Rate Seluruh Kasus TBC
Di Kabupaten Bangli Periode Tahun 2015 ±2020

45
40
38,7
35
30 29,8
27,3 27,9
25 23,8
20
15 14,4
10
5
0
2015 2016 2017 2018 2019 2020

Sumber : Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun
2020

Berdasarkan gambar di atas, CNR kasus tuberkulosis tertinggi pada tahun 2019
yaitu 38,7 per 100.000 penduduk dan terendah pada tahun 2020 yaitu sebesar 14,4 per
100.000 penduduk. Semakin tinggi CNR berarti semakin tinggi cakupan penemuan
kasus tuberkulosis. CNR di suatu wilayah selain dipengaruhi oleh upaya penemuan
kasus, juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti kinerja sistem pencatatan dan
pelaporan di wilayah tersebut, jumlah fasyankes yang terlibat layanan DOTS, dan
banyaknya pasien TB yang tidak terlaporkan oleh fasyankes.

3. Case Detection Rate TBC


Cakupan pengobatan semua kasus tuberkulosis (Case Detection Rate/ CDR)
yang diobati adalah jumlah semua kasus tuberkulosis yang diobati dan dilaporkan di
antara perkiraan jumlah semua kasus tuberkulosis (insiden). CDR menggambarkan
seberapa banyak kasus TB yang terjangkau oleh program. Angka CDR kasus
tuberkulosis di Kabupaten Bangli tahun 2020 adalah sebesar 9,5%, menurun dari
tahun 2019 yang capaiannya sebesar 16,5%. CDR sebesar 9,5% artinya sebesar 9,5%
dari total perkiraan kasus TB pada tahun 2020 ditemukan dan dilaporkan oleh
program. Sama halnya dengan CNR, semakin tinggi CDR bararti semakin tinggi
cakupan penemuan kasus TB.

4. Cakupan Penemuan Kasus TBC Anak


Cakupan penemuan kasus tuberkulosis anak adalah jumlah seluruh kasus
tuberkulosis anak yang ditemukan di antara perkiraan jumlah kasus tuberkulosis anak

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 87


yang ada disuatu wilayah dalam periode tertentu. Perkiraan jumlah kasus tuberkulosis
anak adalah 12% dari perkiraan jumlah semua kasus tuberkulosis (insiden) yang ada
di masing-masing kabupaten/kota. Angka kasus tuberkulosis pada anak diharapkan
berkisar 12% pada wilayah dimana seluruh kasus tuberkulosis pada anak ternotifikasi.
Bila kondisi pencatatan dan pelaporan berjalan dengan baik, angka ini dapat
menggambarkan over atau under diagnosis, serta tinggi rendahnya angka penularan
tuberkulosis pada anak. Cakupan penemuan kasus TBC pada anak di Kabupaten
Bangli pada tahun 2020 adalah sebesar 2,4%, meningkat dari tahun 2019 yang
cakupan penemuannya sebesar 0%. Berikut merupakan cakupan penemuan
tuberkulosis pada anak selama periode lima tahun terakhir di Kabupaten Bangli :

Gambar 74. Cakupan Penemuan Tuberkulosis Pada Anak


Di Kabupaten Bangli Periode Tahun 2015-2020

7,0

6,0 6,0
5,4
5,0

4,0
3,3
3,0
2,4
2,0

1,0

0,0 0,0 0,0


2015 2016 2017 2018 2019 2020

Sumber : Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab. Bangli
Tahun 2020

Berdasarkan gambar di atas cakupan penemuan Tuberkulosis pada anak


tertinggi adalah 6,0% pada tahun 2017, namun masih dibawah target yang diharapkan
yaitu sebesar 12%. Rendahnya angka kasus tuberkulosis pada anak di suatu wilayah
belum tentu menggambarkan kondisi yang sebenarnya. Hal ini bisa disebabkan karena
belum semua fasyankes berani mendiagnosa tuberkulosis anak dan belum semua
fasyankes tersedia tuberkulosis test.

5. Angka Kesembuhan (Cure Rate) Tuberkulosis Paru Terkonfirmasi


Bakteriologis
Angka kesembuhan adalah angka yang menunjukkan persentase kasus
tuberkulosis paru terkonfirmasi bakteriologis (TB paru BTA positif) yang sembuh

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 88


setelah selesai masa pengobatan di antara semua kasus tuberkulosis BTA positif yang
diobati dan dilaporkan pada kohort yang sama. Angka kesembuhan dihitung juga
untuk pasien BTA positif pengobatan ulang dengan tujuan untuk mengetahui seberapa
besar kemungkinan kekebalan terhadap obat terjadi di komunitas, untuk mengambil
keputusan program pada pengobatan menggunakan obat lini kedua, dan menunjukkan
prevalensi HIV karena biasanya kasus pengobatan ulang terjadi pada pasien dengan
HIV. Berikut merupakan angka kesembuhan tuberkulosis di Kabupaten Bangli
periode tahun 2015-2020 :

Gambar 75. Persentase Angka Kesembuhan Tuberkulosis


di Kabupaten Bangli Tahun 2015-2020

70

60 59,4
57,1
50
45,5 45,2
42,5
40 38,7

30

20

10

0
2015 2016 2017 2018 2019 2020

Sumber : Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun
2020

Berdasarkan gambar di atas, angka kesembuhan tertinggi adalah pada tahun


2018 yaitu 59,4% dan terendah pada tahun 2019 yaitu sebesar 38,7%. Angka
kesembuhan ini masih berada di bawah target nasional sebesar 85 persen, karenanya
berbagai upaya untuk memberantas penyakit TBC perlu ditingkatkan, seperti
menyediakan fasilitas medis yang lebih memadai dan SDM yang terlatih.

6. Angka Pengobatan Lengkap (Complete Rate) Semua Kasus Tuberkulosis


Angka pengobatan lengkap (complete rate) semua kasus tuberkulosis
menunjukan persentase pasien tuberkulosis yang telah menyelesaikan pengobatan
secara lengkap dimana pada salah satu pemeriksaan sebelum akhir pengobatan
hasilnya negatif namun tanpa disertai bukti hasil pemeriksaan bakteriologis pada akhir
pengobatan di antara semua kasus tuberkulosis yang diobati dan dilaporkan pada

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 89


kohort yang sama. Berikut merupakan capaian angka pengobatan lengkap selama
periode lima tahun terakhir di Kabupaten Bangli :
Gambar 76. Angka Pengobatan Lengkap Pasien Tuberkulosis
di Kabupaten Bangli Periode Tahun 2015-2020

80

70 69,8
64,2 64,0
60

50
45,5
40
35,7 37,5
30

20

10

0
2015 2016 2017 2018 2019 2020

Sumber : Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab.
Bangli 2020
Berdasarkan gambar di atas, persentase pengobatan lengkap kasus tuberkulosis
di Kabupaten Bangli paling tinggi mencapai 69,8% pada tahun 2019 dan terendah
adalah 35,7% pada tahun 2015. Rendahnya capaian pengobatan lengkap di Kabupaten
Bangli dikarenakan beberapa faktor diantaranya adanya pasien meninggal sebelum
selesai pengobatan, mobilisasi pasien ke wilayah lain, dan pasien yang putus
pengobatan.

7. Angka Keberhasilan Pengobatan (Success Rate) Semua Kasus TBC


Angka keberhasilan pengobatan (success rate) semua kasus tuberkulosis
adalah jumlah pasien tuberkulosis semua kasus yang sembuh dan pengobatan lengkap
diantara semua kasus tuberkulosis yang diobati dan dilaporkan. Dengan demikian
angka ini merupakan penjumlahan dari angka kesembuhan semua kasus dan angka
pengobatan lengkap semua kasus, yang menggambarkan kualitas pengobatan
tuberkulosis. Berikut merupakan success rate semua kasus tuberkulosis di Kabupaten
Bangli selama lima tahun terakhir :

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 90


Gambar 77. Angka Keberhasilan Pengobatan (Success Rate) Semua Kasus TBC
di Kabupaten Bangli 2015-2020

120,0
100,0 97,0 100,0
92,9 90,9 91,9
80,0 80,0
60,0
40,0
20,0
0,0
2015 2016 2017 2018 2019 2020

Sumber : Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab. Bangli 2020

Berdasarkan gambar di atas, capaian tertinggi angka keberhasilan pengobatan


semua kasus TBC adalah 100% pada tahun 2019, dan terendah pada tahun 2017
sebesar 80,0%. Tinggi-rendahnya angka keberhasilan pengobatan berbanding lurus
dengan angka pengobatan lengkap dan angka kesembuhan.

8. Jumlah Kematian Selama Pengobatan Tuberkulosis


Jumlah kematian selama pengobatan tuberkulosis adalah jumlah pasien
tuberkulosis yang meninggal oleh sebab apapun selama masa pengobatan
tuberkulosis. Kematian selama pengobatan tuberkulosis merupakan salah satu
penyebab rendahnya capaian angka kesembuhan dan angka pengobatan lengkap.
Kematian tuberkulosis adalah pasien tuberkulosis yang meninggal oleh sebab apapun
selama masa pengobatan tuberkulosis diantara semua kasus tuberkulosis yang diobati
dan dilaporkan. Berikut merupakan kematian tuberkulosis di Kabupaten Bangli
selama lima tahun terakhir :

Gambar 78. Kematian Tuberkulosis di Kabupaten Bangli Periode Tahun 2015-2020

16,0
15,0
14,0
12,0
10,0
8,0 8,1
7,1
6,0 6,1
4,0
3,0
2,0
0,0 0,0
2015 2016 2017 2018 2019 2020

Sumber : Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun
2020

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 91


Berdasarkan gambar di atas kematian tuberkulosis tertinggi pada periode tahun
2015-2019 adalah 15,0% pada tahun 2017 dan terendah adalah 0% pada tahun 2019.
Kematian tuberkulosis ini salah satunya disebabkan karena adanya penyakit penyerta
seperti HIV dan pasien TBC pada usia tua.

9. Persentase Penemuan Penderita Pneumonia Pada Balita


Pneumonia adalah balita mengalami batuk dan atau kesukaran bernapas dan
hasil perhitungan napas, usia 0- EXODQ •
i/menit, usia NDO
2- EXODQ • 
kali/menit, usia 12- EXODQ • NDOLPHQLW
. Penemuan penderita pneumonia balita
adalah balita dengan pneumonia yang ditemukan dan diberikan tatalaksana sesuai
standar di sarana kesehatan di satu wilayah dalam waktu satu tahun. Dimana balita
dengan keluhan batuk dan atau kesukaran bernafas yang berkunjung ke sarana
kesehatan diberikan tatalaksana standar dilakukan hitung napas/ melihat tarikan
dinding dada ke dalam. Cakupan penemuan pneumonia pada balita di Kabupaten
Bangli tahun 2020 adalah sebesar 12,5%, sedikit meningkat dari tahun 2019 yang
capaiannya sebesar 3,2%. Berikut merupakan penemuan pneumonia pada balita
menurut puskesmas di Kabupaten Bangli tahun 2020 :
Gambar 79. Persentase Penemuan Pneumonia pada Balita
Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2020

35,0 32,4

30,0 26,6
23,8
25,0
20,0 15,3
11,7 13,0 12,5
15,0
9,1
10,0
3,7 5,1 4,4
5,0 0,0 0,0
0,0

Sumber : Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun
2020
Berdasarkan gambar di atas persentase tertinggi penemuan pneumonia pada
balita adalah 32,4% di wilayah Puskesmas Susut II dan ada dua puskesmas yang
capaiannya masih 0% diantaranya Puskesmas Kintamani II dan Puskesmas Kintamani

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 92


IV. Penemuan ini perlu ditingkatkan lagi untuk mewujudkan upaya pemerintah dalam
menekan angka kematian akibat pneumonia balita.

10. Puskesmas Yang Melakukan Tatalaksana Standar Pneumonia Minimal


60%
Upaya pemerintah dalam menekan angka kematian akibat pneumonia
diantaranya melalui penemuan kasus pneumonia Balita sedini mungkin di pelayanan
kesehatan dasar, penatalaksanaan kasus dan rujukan. Puskesmas yang melakukan
tatalaksana standar minimal adalah jumlah puskesmas yang melakukan tatalaksana
standar minimal 60%. Misalnya: jika kab ada 10 puskesmas dan yang melaksanakan
tatalaksana standar minimal 60% ada 5 puskesmas, maka jumlah puskesmas yang
melakukan tatalaksana standar adalah 5 puskesmas. Jumlah Puskesmas yang
melakukan tatalaksana Standar minimal 60% di Kabupaten Bangli Tahun 2020 adalah
sebanyak 12 puskesmas atau sebesar 96,6%. Meningkat dari tahun 2019 yang
capaiannya baru 7 puskesmas atau sebesar 83,3%

11. Jumlah kasus HIV


HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah seseorang yang hasil
pemeriksaannya HIV positif dengan pemeriksaan 3 reagen rapid test. Pelayanan
kesehatan terhadap kasus HIV diberikan sesuai standar kepada setiap orang dengan
risiko terinfeksi virus yang melemahkan daya tahan tubuh manusia (HIV) yang
meliputi edukasi perilaku berisiko dan pencegahan penularan skrining dilakukan
dengan pemeriksaan tes cepat HIV minimal 1 kali dalam setahun. Dimana orang
dengan risiko terinfeksi virus HIV antara lain ibu hamil, pasien TBC, pasien infeksi
menular seksual (IMS), penjaja seks, lelaki yang berhubungan seks dengan lelaki
(LSL), transgender/waria, pengguna napza suntik (penasun), dan warga binaan
pemasyarakatan. Berikut merupakan proporsi kasus HIV berdasarkan umur adalah
sebagai berikut :

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 93


Gambar 80. Proporsi Kasus HIV Berdasarkan Umur
di Kabupaten Bangli pada Tahun 2020

57,1
60,0

50,0

40,0

30,0
21,4
20,0 14,3
7,1
10,0
0,0 0,0
0,0
чϰd,hE
5 - 14 15 - 19 20 - 24 25 - 49 шϱϬd,hE
TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN

Sumber : Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab. Bangli

Berdasarkan gambar di atas, kumulatif persentase penderita HIV tertinggi


berada pada rentang usia 25-49 tahun sebesar 57,1% dari total kasus HIV atau
sebanyak 8 orang dari total seluruh kasus 14 orang. Jumlah ini menurun dari tahun
2019 yang sebanyak 16 kasus.

12. Jumlah Kematian Karena AIDS


AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) dewasa bila terdapat dua
gejala mayor dan satu gejala minor dan tidak ada sebab-sebab immunosupresi yang
diketahui seperti kanker, malnutrisi berat atau etiologi lainnya. Kasus pada anak bila
terdapat paling sedikit dua gejala mayor dan dua gejala minor dan tidak ada sebab-
sebab immunosupresi yang diketahui seperti kanker, malnutrisi berat atau etiologi
lainnya. Kasus AIDS di Kabupaten Bangli pada tahun 2020 ditemukan 2 kasus baru
dengan kasus komulatif sebanyak 6 kasus dengan jumlah kematian nol kasus. Berikut
merupakan proporsi kasus AIDS berdasarkan umur di Kabupaten Bangli tahun 2020 :

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 94


Gambar 81. Proporsi Kasus AIDS Berdasarkan Umur
di Kabupaten Bangli pada Tahun 2020

66,7
70,0
60,0
50,0
40,0
30,0
16,7 16,7
20,0
10,0
0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
0,0
<1 1 - 4 5 - 14 15 - 19 20 - 29 30 - 39 40 - 49 50 - 59 шϲϬ
TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN

Sumber : Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun
2020

Berdasarkan gambar di atas, persentase kasus AIDS tertinggi terjadi pada usia
20-29 tahun yaitu 66,7% dari total seluruh kasus AIDS di Kabupaten Bangli dan
terendah atau tidak ada kasus AIDS pada usia 0-14 tahun dan 40 tahun ke atas.

13. Persentase Diare Ditemukan dan Ditangani pada Balita


Diare merupakan penyakit yang terjadi ketika terdapat perubahan konsistensi
feses selain dari frekuensi buang air besar. Seseorang dikatakan menderita diare bila
feses lebih berair dari biasanya, atau bila buang air besar tiga kali atau lebih, atau
buang air besar yang berair tapi tidak berdarah dalam waktu 24 jam.
Penderita diare balita yang dilayani adalah jumlah penderita diare Balita (umur
< 5 Tahun) yang datang dan dilayani di sarana kesehatan di suatu wilayah tertentu
dalam waktu satu tahun. Perkiraan jumlah penderita diare Balita yang datang ke sarana
kesehatan dan kader adalah sebesar 20% dari angka kesakitan dikali jumlah Balita
disatu wilayah kerja dalam waktu satu tahun. Adapun angka kesakitan nasional hasil
Survei Morbiditas Diare Balita tahun 2015 yaitu sebesar 843/1.000 penduduk.
Namun, jika terdapat angka kesakitan kabupaten/kota terkini, maka angka kesakitan
tersebut dapat digunakan. Penemuan kasus diare pada balita di Kabupaten Bangli
tahun 2020 adalah sebanyak 2.643 kasus atau sebesar 117,1% dari target penemuan,
meningkat dari tahun 2019 yang penemuan kasusnya sebesar 31,8%. Berikut
merupakan persentase diare ditemukan dan ditangani menurut puskesmas di
Kabupaten Bangli tahun 2020 :

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 95


Gambar 82. Persentase Diare Ditemukan dan Ditangani pada Balita
Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2020

180,0 169,8
155,3 159,7
160,0 139,4
132,4
140,0
114,2109,2 110,8 117,1
120,0 104,5 108,8
90,4 86,3
100,0
80,0
60,0
40,0
20,0
0,0

Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Tahun 2020

Berdasarkan gambar di atas, penemuan kasus diare pada balita tertinggi adalah
di wilayah Puskesmas Kintamani IV yaitu sebesar 169,8% dan terendah adalah di
wilayah Puskesmas Bangli Utara yaitu 86,3%. Tingginya penemuan kasus diare
karena adanya perbedaan antara target penemuan dan keadaan riil di lapangan.

14. Persentase Diare Ditemukan dan Ditangani pada Semua Umur


Perkiraan jumlah penderita diare semua umur yang datang ke sarana kesehatan
sebesar 10% dari angka kesakitan dikalikan jumlah penduduk disatu wilayah kerja
dalam waktu satu tahun. Angka kesakitan nasional hasil Survei Morbiditas Diare
semua umur tahun 2015 yaitu sebesar 270/1.000 penduduk. Namun, jika terdapat
angka kesakitan kabupaten/kota terkini, maka angka kesakitan tersebut dapat
digunakan. Persentase diare ditemukan ditangani pada semua umur tahun 2020 di
Kabupaten Bangli mencapai 100%, meningkat dari tahun 2019 yang capaiannya
sebesar 52,2%. Berikut merupakan capaian diare ditemukan dan ditangani pada
semua umur menurut puskesmas di Kabupaten Bangli :

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 96


Gambar 83. Persentase Diare Ditemukan dan Ditangani pada Semua Umur
Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2020

100,1
100,2 100,1
100,1
100,0
100,1 100,0 100,0
100,0 100,0
100,0 100,0
100,0
99,9 99,9
100,0 99,9 99,9
99,9
99,9
99,8
99,8

Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Tahun 2020

Berdasarkan gambar di atas, persentase diare ditemukan dan ditangani pada


semua umur tertinggi adalah di wilayah Puskesmas Kintamani VI dan Puskesmas
Kintamani IV yaitu masing-masing sebesar 100,1%. Tinggi rendahnya persentase
penemuan dan penanganan diare di lapangan dipengaruhi oleh kondisi riil dilapangan
dan semua kasus diare yang ditemukan dilapangan sudah mendapatkan penanganan
sesuai standar.

15. Angka Penemuan kasus Baru Kusta (NCDR)


Kusta merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri
Mycobacterium leprae. Penatalaksanaan kasus yang buruk dapat menyebabkan kusta
menjadi progresif, menyebabkan kerusakan permanen pada kulit, saraf, anggota gerak
dan mata. Penderita kusta adalah seseorang yang mempunyai satu dari tanda utama
kusta, diantaranya kelainan kulit/lesi dapat berbentuk bercak putih atau kemerahan
yang mati rasa, adanya basil tahan asam (BTA) di dalam kerokan jaringan kulit (slit
skin smear) dan penebalan saraf tepi yang disertai dengan gangguan fungsi saraf.
Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR/New Case Detection Rate) adalah
kasus kusta baru yang ditemukan pada periode tertentu per 100.000 penduduk.
Penemuan kasus baru kusta di Kabupaten Bangli tahun 2020 adalah sebanyak 0 kasus.
Angka ini menurun dari tahun 2019 yang sebesar 01,3 per 100.000 penduduk atau
sebanyak 3 kasus yaitu di wilayah Puskesmas Bangli sebanyak 2 kasus dan Puskesmas

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 97


Susut I sebanyak 1 kasus. Berikut merupakan angka penemuan kasus baru kusta di
Kabupaten Bangli dalam lima tahun terakhir:
Gambar 84. Penemuan Kasus Baru Kusta Per 100.000 Penduduk
di Kabupaten Bangli Periode 2015-2020

1,4
1,3 1,3 1,3 1,3
1,2

0,8

0,6

0,4 0,4

0,2

0 0,0
2015 2016 2017 2018 2019 2020

Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Tahun 2020

Berdasarkan gambar di atas, angka penemuan kasus baru kusta tertinggi


berturut-turut pada tahun 2015-2017 dan tahun 2019 yaitu sebesar 1,3 per 100.000
penduduk dan terendah pada tahun 2020 yaitu sebesar 0 per 100.000 penduduk. Faktor
yang mempengaruhi penularan kusta adalah salah satunya penderita kusta yang belum
mengonsumsi obat Kusta. Masa inkubasi perlu waktu lama (rata-rata 3-5 tahun) dan
kejadian penyakit ini terbanyak pada negara tropis, dan Indonesia berada pada urutan
ketiga di dunia setelah India dan Brazil dalam jumlah kasus baru yang ditemukan
setahun. Disini letak salah satu peranan penyuluhan kesehatan kepada penderita untuk
menganjurkan penderita berobat secara teratur.

16. Persentase Kasus Baru Kusta Anak 0-14 Tahun


Kasus baru kusta anak 0-14 tahun adalah kasus kusta baru anak usia 0-<15
tahun. Kasus baru kusta pada anak di Kabupaten Bangli selama lima tahun terakhir
tidak ditemukan. Indonesia sebenarnya sudah mencapai target eliminasi kusta di
tingkat nasional, yaitu angka prevalensi < 1 / 10.000 penduduk pada tahun 2000.
Angka prevalensi kusta di Indonesia saat ini adalah 0,78 per 10.000 penduduk. Prestasi
tersebut tetap harus dilanjutkan dengan pencapaian eliminasi kusta di tingkat provinsi
dan kabupaten. Di Kabupaten Bangli pada tahun 2020 tidak ditemukan kasus kusta
pada anak sama halnya dengan periode tahun sebelumnya yaitu sebanyak nol kasus.

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 98


17. Persentase Cacat Tingkat 0 dan Tingkat 2
Cacat kusta dapat dibedakan berdasarkan tingkat keparahan cacat yang terjadi.
Tiap organ yang terpengaruh infeksi kusta (mata, tangan, dan kaki) diberi tingkat cacat
tersendiri. Adapun tingkat cacat kusta menurut organisasi kesehatan dunia (WHO)
yaitu :
- Tingkat 0 : pada tingkat ini organ seperti mata, tangan, dan kaki tidak mengalami
kelainan apapun.
- Tingkat 1 : tingkatan ini ditandai dengan kerusakan pada kornea mata. Selain itu
terdapat gangguan ketajaman penglihatan tetapi tidak dalam tahap yang parah.
Biasanya penderita masih dapat melihat sesuatu dari jarak 6 meter. Selain itu terjadi
kelemahan otot dan mati rasa pada tangan dan kaki.
- Tingkat 2 : tingkatan ini ditandai dengan kelopak mata tidak dapat menutup dengan
sempurna. Tak hanya itu, penglihatan sangat terganggu karena biasanya pasien
dengan tingkatan ini tidak lagi mampu melihat sesuatu dari jarak 6 meter dan
selebihnya. Kemudian terjadi juga kecacatan pada tangan dan kaki seperti luka
terbuka dan jari membengkok permanen.
Persentase cacat tingkat 0 penderita kusta pada tahun 2020 adalah 0% dan
cacat tingkat 2 adalah 0%, hal ini karena pada tahun 2020 tidak ditemukan kasus kusta.

18. Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta


Angka kesakitan cacat tingkat 2 adalah jumlah penderita kusta baru dengan
cacat tingkat 2 pada wilayah dan waktu tertentu per 100.000 penduduk. Pada periode
lima tahun terakhir yaitu tahun 2015-2020 tidak ditemukan kasus cacat tingkat 2
penderita kusta. Jadi angka kesakitan cacat tingkat 2 penderita adalah nol, karena tidak
ditemukan kasus kusta pada tahun 2020.

19. Angka Prevalensi Kusta per 100.000 Penduduk


Angka prevalensi kasus kusta terdaftar (kasus baru dan kasus lama) per 10.000
penduduk pada wilayah dan kurun waktu tertentu. Indonesia telah mencapai status
eliminasi kusta yaitu prevalensi kusta < 1 per 10.000 penduduk pada tahun 2000.
Setelah itu Indonesia masih bisa menurunkan angka kejadian kusta meskipun relatif
lambat. Angka prevalensi kusta di Kabupaten Bangli pada tahun 2019 adalah 0,1 per
10.000 penduduk. Selain itu, ada beberapa provinsi yang prevalensinya masih di atas
1 per 10.000 penduduk sehingga provinsi tersebut belum bisa dinyatakan bebas kusta.

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 99


Adapun angka prevalensi kusta di Kabupaten Bangli Tahun 2020 adalah 0 per
10.000 penduduk. Berikut merupakan angka prevalensi kusta selama lima tahun
terakhir :

Gambar 85. Angka Prevalensi Kusta Per 10.000 Penduduk


di Kabupaten Bangli Periode 2015-2020

0,25

0,2 0,2

0,15

0,1 0,1 0,1 0,1 0,1

0,05

0 0,0
2015 2016 2017 2018 2019 2020

Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Tahun 2020

Berdasarkan gambar di atas, prevalensi tertinggi kusta adalah sebesar 0,2 per
10.000 penduduk pada tahun 2015 dan terendah adalah 0 per 10.000 penduduk pada
tahun 2020. Dengan demikian, Kabupaten Bangli dapat dinyatakan bebas kusta, yaitu
angka prevalensi sudah di bawah 1 per 10.000 penduduk.

20. Penderita Kusta PB dan MB Selesai Berobat


Penderita Kusta selesai berobat (Release from Treatment/ RFT) terdiri dari
RFT pausi basiler (PB)/ kusta kering dan RFT multi basiler (MB)/ kusta basah.
Penderita kusta selesai berobat pada kusta PB (RFT PB) adalah jumlah kasus baru PB
dari periode kohort satu tahun yang sama yang menyelesaikan pengobatan tepat waktu
(6 blister dalam 6-9 bulan). Penderita kusta PB merupakan penderita pada kohort yang
sama, yaitu diambil dari penderita baru yang masuk dalam kohort yang sama 1 tahun
sebelumnya, misalnya: untuk mencari RFT rate tahun 2020, maka dapat dihitung dari
penderita baru tahun 2019 yang menyelesaikan pengobatan tepat waktu. Sedangkan
penderita kusta selesai berobat pada kusta MB (RFT MB) adalah jumlah kasus baru
MB dari periode kohort satu tahun yang sama yang menyelesaikan pengobatan tepat
waktu (12 blister dalam 12-18 bulan). Penderita kusta MB merupakan penderita pada
kohort yang sama, yaitu diambil dari penderita baru yang masuk dalam kohort yang

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 100


sama 2 tahun sebelumnya, misalnya: untuk mencari RFT rate tahun 2020, maka dapat
dihitung dari penderita baru tahun 2018 yang menyelesaikan pengobatan tepat waktu.
RFT rate PB adalah persentase kasus baru kusta PB yang menyelesaikan
pengobatan 6 blister dalam 6-9 bulan dari jumlah seluruh kasus baru PB yang mulai
multi drug therapy (MDT) pada periode kohort yang sama. Pada tahun 2020 tidak
ditemukan kasus kusta PB sehingga RFT rate PB di Kabupaten Bangli tahun 2019
adalah nol. Sama halnya dalam lima tahun terakhir tidak ditemukan kasus kusta PB
sehingga RFT rate PB adalah nol.
RFT rate MB adalah persentase kasus baru kusta MB yang menyelesaikan
pengobatan 12 blister dalam 12-18 bulan dari jumlah seluruh kasus baru MB yang
mulai MDT pada periode kohort yang sama. RFT rate MB di Kabupaten Bangli tahun
2020 adalah 100%. Berikut merupakan RFT rate MB di Kabupaten Bangli selama lima
tahun terakhir :

Gambar 86. RFT Rate MB di Kabupaten Bangli Periode Tahun 2015-2020

120,0

100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0

80,0

60,0

40,0

20,0

0,0 0,0
2015 2016 2017 2018 2019 2020

Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Tahun 2020

Berdasarkan gambar di atas, RFT rate MB selama lima tahun terakhir sudah
mencapai 100%, walaupun sebelumnya RFT rate MB masih nol. Konseling terhadap
penderita kusta tentang pentingnya menyelesaikan pengobatan perlu dipertahankan
agar capaian RFT tetap 100%, sehingga kemungkinan penularan sangat kecil terjadi.

B. Pengendalian Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I)

Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi merupakan penyakit yang dapat
dicegah dengan vaksin yang ada untuk memberikan perlindungan sebagian atau
lengkap. Yang disebut dengan PD3I adalah penyakit-penyakit yang sudah tersedia

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 101


vaksinnya untuk upaya pencegahannya. Vaksin tersebut apabila diberikan kepada
sasaran akan memberikan perlindungan baik sebagian maupun secara keseluruhan
kepada sasaran tersebut. Penyakit-penyakit tersebut merupakan target Program
Pengembangan Imunisasi (PPI).

1. Acute Flaccid Paralysis (AFP) non polio per 100.000 Penduduk <15 tahun
Acute Flacid Paralysis (AFP) adalah kelumpuhan pada anak berusia <15 tahun
yang bersifat layuh (flaccid) terjadi secara akut/ mendadak (<14 hari) dan bukan
disebabkan oleh ruda paksa. Non polio AFP rate per 100.000 penduduk usia <15 tahun
adalah jumlah kasus AFP non polio yang ditemukan diantara 100.000 penduduk
berusia <15 tahun di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Pada tahun 2018
di Kabupaten Bangli ditemukan 2 kasus atau non polio AFP rate sebesar 0,9 per
100.000 penduduk berusia < 15 tahun, yang masing-masing berada di wilayah kerja
Puskesmas Bangli Utara dan Puskesmas Kintamani I. Berikut merupakan AFP non
polio di Kabupaten Bangli selama lima tahun terakhir :

Gambar 87. Non Polio AFP Rate Per 100.000 Penduduk Berusia <15 Tahun
di Kabupaten Bangli Periode Tahun 2015-2020

5,0
4,5 4,4
4,0
3,6 3,7
3,5
3,0
2,5
2,0 1,9
1,8 1,8
1,5
1,0
0,5
-
2015 2016 2017 2018 2019 2020

Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020

Berdasarkan gambar di atas, penemuan kasus AFP non polio tertinggi sebesar
4,4 per 100.000 penduduk berusia < 15 tahun pada tahun 2020, dan terendah adalah
sebesar 1,8 per 100.000 penduduk berusia< 15 tahun. Dengan demikian penemuan
kasus AFP non polio pada tahun 2016, 2018 dan 2020 sudah mencapai target nasional
yaitu non polio AFP rate > 2 per 100.000 anak usia kurang dari 15 tahun, sedangkan
pada tahun 2015, tahun 2017 dan tahun 2019 penemuan masih di bawah target.

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 102


Penemuan yang di bawah target ini dikarenakan kenyataan riil di lapangan tidak sesuai
dengan target indikator.

2. Jumlah dan CFR Difteri


Penyakit difteri adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh kuman
Corynebacterium diphtheria ditandai dengan adanya peradangan pada tempat infeksi,
terutama pada selaput bagian dalam saluran pernapasan bagian atas, hidung, dan juga
kulit.
Imunisasi untuk mencegah difteri sudah termasuk ke dalam program nasional
imunisasi dasar lengkap, meliputi tiga dosis imunisasi dasar DPT-HB-Hib (Difteri,
Pertusis, Tetanus, Hepatitis-B dan Haemofilus influensa tipe b) pada usia 2, 3 dan 4
bulan, satu dosis imunisasi lanjutan DPT-HB-Hib saat usia 18 bulan, satu dosis
imunisasi lanjutan DT (Difteri Tetanus) bagi anak kelas 1 SD/sederajat, satu dosis
imunisasi lanjutan Td (Tetanus difteri) bagi anak kelas 2 SD/sederajat, dan satu dosis
imunisasi lanjutan Td bagi anak kelas 5 SD/sederajat. Imunisasi difteri merupakan
upaya preventif yang spesifik terhadap penyakit yang dimulai sejak anak usia 2, 3, dan
4 bulan. Kemudian untuk meningkatkan antibodinya, harus diulang di usia 2 tahun, 5
tahun dan usia sekolah dasar. Dalam periode lima tahun terakhir tidak ditemukan
penyakit difteri di wilayah Kabupaten Bangli, sehingga CFR difteri adalah nol.

3. Jumlah Pertusis dan Hepatitis B


Pertusis dan Hepatitis B merupakan dua dari beberapa penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi. Penyakit pertusis adalah penyakit menular yang di
sebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis yang menyerang saluran pernafasan dan
biasanya terjadi pada anak berusia dibawah 1 tahun. Pertusis dapat dikenali dari
rentetan batuk keras secara terus-menerus yang diawali tarikan napas panjang lewat
mulut. Seseorang bisa menderita pertusis hingga tiga bulan lamanya, sehingga
penyakit ini juga biasa disebut batuk seratus hari.
Pemberian imunisasi pertusis bersamaan dengan pemberian meliputi tiga dosis
imunisasis dasar yaitu DPT-HB-Hib . Kasus penyakit pertusis di Kabupaten Bangli
tidak ditemukan selama lima tahun terakhir, ini berbanding lurus dengan pencapaian
Desa UCI di Kabupaten Bangli yang sudah mencapai 100%.
Hepatitis B merupakan peradangan pada sel-sel hati, yang disebabkan oleh
infeksi virus Hepatitis B dari golongan virus DNA. Pemberian imunisasi Hepatitis B

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 103


disesuaikan dengan usia anak yaitu bayi berusia kurang dari 24 jam diberikan
imunisasi Hepatitis B (HB-0), usia 2 bulan diberikan (DPT-HB-Hib 1 dan Polio 2),
usia 3 bulan diberikan (DPT-HB-Hib 2 dan Polio 3), usia 4 bulan diberikan (DPT-HB-
Hib 3, Polio 4 dan IPV atau Polio suntik), Untuk imunisasi lanjutan, bayi bawah dua
tahun (Baduta) usia 18 bulan diberikan imunisasi (DPT-HB-Hib dan Campak/MR).
Vaksin Hepatitis B (HB) diberikan untuk mencegah penyakit Hepatitis B yang dapat
menyebabkan pengerasan hati yang berujung pada kegagalan fungsi hati dan kanker
hati. Pada tahun 2020 tidak ditemukan kasus Hepatitis B di Kabupaten Bangli. Berikut
merupakan jumlah kasus hepatitis B di Kabupaten Bangli selama lima tahun terakhir:

Gambar 88. Jumlah Kasus Hepatitis B di Kabupaten Bangli Periode Tahun 2015-2020

1,2

1 1

0,8

0,6

0,4

0,2

0 0 0 0 0 0
2015 2016 2017 2018 2019 2020

Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020

Berdasarkan gambar di atas, pada periode tahun 2015-020 hanya ditemukan 1


kasus hepatitis B yaitu pada tahun 2017 yaitu di wilayah Puskesmas Bangli Utara.

4. Jumlah dan CFR Tetanus Neonatorum


Tetanus neonatorum dalah penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus (0-28
hari) yang disebabkan oleh Clostridium tetani, yaitu kuman yang mengeluarkan toksin
(racun) dan menyerang sistem saraf pusat. Semua umur rentan terhadap infeksi
tetanus, namun penyakit ini lebih sering dan lebih serius terjadi pada neonatus yang
disebut disebut tetanus neonatorum. Tetanus neonatorum lebih sering terjadi didaerah
pedesaan dimana pertolongan persalinan biasanya tidak memperhatikan prosedur
sterilisasi.

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 104


Tetanus dapat dicegah dengan memberikan imunisasi tetanus toksoid kepada
ibu hamil atau wanita usia subur sebelum mereka hamil. Vaksin dengan tetanus
toksoid ini akan memberikan perlindungan kepada ibu dan antiodi yang terbentuk
akan diberikan kepada bayi yang dikandung.Seseorang yang sembuh dari infeksi
tetanus tidak memiliki kekebalan alamiah terhadap tetanus. Mereka dapat terinfeksi
lagi, karenanya perlu diimunisasi agar dapat terlindungi seumur hidup terhadap
tetanus. Seseorang perlu mendapat tiga kali suntikan DPT sewaktu bayi, diikuti
dengan booster vaksin yang berisi TT pada usia sekolah (4±7 tahun), pada usia remaja
(12±15 tahun) dan pada usia dewasa muda.
Kasus tetanus neonatorum tidak ditemukan di Kabupaten Bangli pada lima
tahun terakhir. Sehingga CFR tetanus neonatorum adalah nol atau tidak ada kematian
karena kasus tetanus neonatorum. Kondisi ini berbanding lurus dengan cakupan Td2+
pada ibu hamil dan cakupan persalinan nakes.

5. Jumlah Suspek Campak


Suspek campak adalah penyakit yang sangat menular (infeksius) disebabkan
oleh virus RNA dari genus Morbilivirus, dari keluarga Paramyxoviridae yang mudah
mati karena panas dan cahaya. Gejala klinis campak adalah demam (panas) dan ruam
(rash) ditambah dengan batuk/pilek atau mata merah. Penyakit ini akan sangat
berbahaya bila disertai dengan komplikasi pneumonia, diare, meningitis, bahkan dapat
menyebabkan kematian. Seperti juga campak, rubella disebabkan oleh virus. Rubella
pada anak sering hanya menimbulkan gejala demam ringan atau kadang tanpa gejala
sehingga sering tidak terlaporkan. Rubella pada wanita hamil terutama pada
kehamilan trimester pertama dapat mengakibatkan keguguran atau bayi lahir dengan
cacat bawaan yang disebut congenital rubell syndrome (CRS). Pada tahun 2019
ditemukan 3 kasus suspek campak, sementara pada tahun 2020 tidak ditemukan kasus
suspek campak. Berikut merupakan gambaran kasus suspek campak pada tahun 2019:

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 105


Gambar 89. Jumlah Kasus Suspek Campak Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019

3
3
2,5
2
1,5
1
0,5
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0

Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

Berdasarkan gambar di atas, kasus suspek campak sebanyak 3 kasus


ditemukan di puskesmas yaitu Puskesmas Susut II. Program imunisasi rutin campak
ini berjalan, cakupan yang dicapai belum merata di seluruh wilayah sehingga
menyisakan daerah kantong yang berpotensi terjadi kejadian luar biasa.

6. Insidens Rate Suspek Campak Per 100.000 Penduduk


Insidens rate suspek campak adalah jumlah kasus suspek campak yang terjadi
per 100.000 penduduk di suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu. Incidens rate
(IR) suspek campak pada tahun 2020 sebesar 0,0 per 100.000 penduduk, menurun dari
tahun 2019 yang capaiannya sebesar 1,3 per 100.000 penduduk. Berikut merupakan
insidens rate suspek campak di Kabupaten Bangli selama lima tahun terakhir :
Gambar 90. Insidens Rate Suspek Campak di Kabupaten Bangli Periode 2015-2020

30,0

25,0 25,3

20,0

15,0

10,0

5,0 4,9

0,4 1,3
0,0 0,0 0,0
2015 2016 2017 2018 2019 2020

Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020

Berdasarkan gambar di atas, insidens rate suspek campak tertinggi adalah pada
tahun 2017 sebesar 25,3 per 100.000 penduduk dan terendah pada tahun 2015 dan

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 106


2020 yaitu tidak ditemukan kasus suspek campak. Campak dinyatakan sebagai KLB
apabila di suatu daerah terdapat 5 atau lebih kasus suspek campak dalam waktu 4
minggu berturut-turut yang terjadi secara mengelompok dan dibuktikan adanya
hubungan epidemiologis.

7. Persentase KLB ditangani <24 Jam


Kejadian luar biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian
kesakitan dan/atau kematian yang bermakna secara epidemiologi pada suatu daerah
dalam kurun waktu tertentu, dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada
terjadinya wabah. Disamping penyakit menular, penyakit yang juga dapat
menimbulkan KLB adalah penyakit tidak menular dan keracunan.
Penanggulangan KLB dilaksanakan kurang dari 24 jam sejak laporan W1
diterima sampai penyelidikan epidemiologi dilakukan dengan catatan selain formulir
W1 dapat juga berupa faximile atau telepon. Penyelidikan dilakukan untuk mengenal
penyebab, sifat-sifat penyebab, sumber dan cara penularan/penyebaran serta faktor
yang dapat mempengaruhi timbulnya penyakit atau masalah kesehatan yang dilakukan
untuk memastikan adanya KLB atau setelah terjadi KLB. Sedangkan penanggulangan
KLB adalah upaya yang meliputi penyelidikan epidemiologi (penatalaksanaan
penderita, yang mencakup kegiatan pemeriksaan, pengobatan, perawatan dan isolasi
penderita, termasuk tindakan karantina), pencegahan dan pengebalan, pemusnahan
penyebab penyakit, penanganan jenazah akibat KLB, penyuluhan kepada masyarakat,
dan upaya penanggulangan lainnya. Berikut merupakan gambaran persentase KLB
ditangani <24 jam di Kabupaten Bangli selama periode lima tahun terakhir :
Gambar 91. Persentase KLB ditangani <24 Jam di Kabupaten Bangli Periode Tahun
2015-2020

120

100 100 100 100 100 100 100

80

60

40

20

0
2015 2016 2017 2018 2019 2020

Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 107


Berdasarkan gambar di atas KLB yang terjadi di Kabupaten Bangli sudah
ditangani < 24 jam sejak laporan W1 diterima. Berdasarkan jenisnya, KLB yang
terjadi pada tahun 2020 diantaranya 4 KLB AFP yang tersebar di wilayah Puskesmas
Tembuku I sebanyak 1 kasus dan sebanyak 3 kasus di wilayah Puskesmas Kintamani
IV. Berikut sebaran kasus KLB menurut wilayah puskesmas :

Gambar 92. Jumlah Kasus KLB Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2020

3
3
2,5
2
1,5
1
1
0,5
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0

Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020

Bersadasrkan gambar di atas, jumlah kasus KLB tertinggi adalah di wilayah


Puskesmas Kintamani IV sebanyak 3 kasus. Adapaun sebaran kasus AFP menurut
pada kelompok umur yaitu sebanyak 2 kasus pada kelompok umur 1-4 tahun dan
sebanyak 2 kasus pada kelompok umur 5-9 tahun.

C. Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik

Penyakit tular vektor dan zoonotik juga masih merupakan masalah kesehatan
penting di Indonesia. Lebih dari 60% kasus penyakit menular di dunia merupakan
penyakit zoonosis dan sekitar 70% diantara penyakit zoonosis berasal dari satwa liar.
Di seluruh dunia, ada lebih dari 250 jenis hewan berpotensi menularkan penyakitnya
ke manusia. Sementara di Indonesia, terdapat 132 spesies mikro-organisme patogen
yang bersifat zoonotik. Indonesia adalah negara tropis yang kaya akan
keanekaragaman satwa. Karena itu, Indonesia berisiko menjadi sumber penularan
penyakit hewan baru dan penyakit zoonosis baru yang bersumber satwa liar.

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 108


1. Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) Per 100.000 Penduduk
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah infeksi yang disebabkan oleh virus
dengue. Dengue adalah virus penyakit yang ditularkan dari nyamuk Aedes sp, nyamuk
yang paling cepat berkembang di dunia yang telah menyebabkan hampir 390 juta
orang terinfeksi setiap tahunnya. Penderita DBD biasanya demam tinggi mendadak
berlangsung 2-7 hari, disertai manifestasi perdarahan (antara lain uji tourniqet positif,
petekie, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis dan/atau melena, dsb)
GLWDPEDK WURPERVLWRSHQLD WURPERVLW ” 
SHQLQJNDWDQKHPDWRNULW•
.
Angka kesakitan DBD atau angka insidens DBD di Kabupaten Bangli tahun
2021 sebesar 181,7 per 100.000 penduduk, meningkat dari tahun 2019 yang sebesar
101,2 per 100.000 penduduk. Berikut merupakan angka insidens DBD di Kabupaten
Bangli selama lima tahun terakhir :
Gambar 93. Angka Insidens (IR) Kasus DBD Per 100.000 Penduduk di Kabupaten Bangli
Periode Tahun 2015-2020

600
559,0
500

400

300

200
181,7
155,9 142,2
100 101,2

0 15,9
2015 2016 2017 2018 2019 2020

Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Tahun 2020

Berdasarkan gambar di atas, angka insidens DBD tertinggi terjadi pada tahun
2016 sebesar 559 per 100.000 penduduk dan terendah pada tahun 2018 sebsar 15,9 per
100.000 penduduk. Besarnya penurunan angka kesakitan DBD dari tahun 2017 sampai
dengan 2018, salah satunya adalah dengan pengendalian secara lingkungan melalui
program 3M (menguras, menutup, dan mengubur) dengan tujuan membatasi ruang
nyamuk untuk berkembangbiak.

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 109


2. Angka Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD)
Angka kematian (Case fatality rate/CFR) DBD adalah jumlah kematian yang
disebabkan oleh DBD dalam kurun waktu tertentu diantara penyakit DBD yang
ditemukan dalam kurun waktu yang sama. Pada tahun 2019 tidak ditemukan kematian
karena kasus DBD. Berikut merupakan CFR DBD di kabupaten Bangli periode 2015-
2019 :
Gambar 94. Angka Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD)
di Kabupaten Bangli Periode Tahun 2015-2020

0,1

0,1 0,1

0,1

0,1

0,0

0,0

0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0


2015 2016 2017 2018 2019 2020

Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Tahun 2019

Berdasarkan gambar di atas, kematian yang disebabkan oleh DBD pada


periode tahun 2015-2019 terjadi pada tahun 2016 sebanyak 1 kasus dengan CFR
sebesar 0,1 % dari penderita DBD pada tahun 2016. Angka kematian di Kabupaten
Bangli cukup rendah, namun demikian penanganan terhadap kasus DBD perlu
dioptimalkan sehingga tidak ada kematian karena DBD pada periode tahun
berikutnya. Upaya penurunan DBD dapat dilakukan melalui pelatihan manajemen
kasus terhadap petugas, penyediaan sarana dan prasarana untuk deteksi dini
danpenanganan yang tepat dan cepat.

3. Angka Kesakitan Malaria per 1.000 Penduduk


Penderita malaria adalah seseorang dengan hasil pemeriksaan sediaan darah
positif malaria berdasarkan pengujian mikroskopis ataupun Rapid Diagnostic Test
(RDT). Kasus malaria konfirmasi terbagi menjadi kasus malaria indigenous, kasus
malaria impor dan kasus malaria konfirmasi asimtomatis. Bali merupakan salah satu
dari tiga provinsi yang pencapaian eliminasi penyakit malaria sudah 100% pada tahun

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 110


2019. Berikut merupakan angka kesakitan malaria di Kabupaten Bangli selama lima
tahun terakhir :
Gambar 95. Angka Kesakitan Malaria Per 1.000 Penduduk
di Kabupaten Bangli Periode Tahun 2015-2020

1,0
0,9
0,8
0,7
0,6
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1
0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
2015 2016 2017 2018 2019 2020

Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Tahun 2020

Berdasarkan gambar di atas, pada periode lima tahun terakhir kasus malaria di
Kabupaten Bangli tidak ditemukan dengan angka kesakitan sebesar 0,0 per 1.000
penduduk, demikian halnya dengan Provinsi Bali yang bukan merupakan daerah
endemis malaria.

4. Persentase Konfirmasi Laboratorium pada Suspek Malaria


Suspek malaria adalah setiap individu yang tinggal di daerah endemik malaria
yang menderita demam atau memiliki riwayat demam dalam 48 jam terakhir atau
tampak anemi, wajib diduga malaria tanpa mengesampingkan penyebab demam yang
lain. Setiap individu yang tinggal di daerah non endemik malaria yang menderita
demam atau riwayat demam dalam 7 hari terakhir dan memiliki risiko tertular malaria
wajib diduga malaria. Risiko tertular malaria termasuk riwayat bepergian ke daerah
endemik malaria atau adanya kunjungan individu dari daerah endemik malaria di
lingkungan tempat tinggal penderita. Pada tahun 2019 ditemukan suspek malaria
sebanyak 11 kasus, namun setelah konfiramsi laboratorium semua hasilnya negatif.
Berikut merupakan gambaran konfimasi laboratorium suspek malaria selama lima
tahun terakhir di Kabupaten Bangli :

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 111


Gambar 96. Persentase Konfirmasi Laboratorium Suspek Malaria di Kabupaten Bangli
Periode 2015-2020

120

100 100 100

80

60

40

20

0 0 0 0 0
2015 2016 2017 2018 2019 2020

Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Tahun 2019

Berdasarkan gambaran di atas, pada tahun 2020 konfirmasi laboratorium


suspek malaria adalah 100% dengan jumlah 7 kasus suspek malaria. Sedangkan pada
tahun 2015 sampai dengan 2018, kasus suspek malaria tidak ditemukan sehingga tidak
dilakukan konfirmasi laboratorium.

5. Persentase Pengobatan Standar Kasus Malaria Positif


Pengobatan malaria harus dilakukan secara efektif. Pemberian jenis obat harus
benar dan cara meminumnya harus tepat waktu yang sesuai dengan acuan program
pengendalian malaria.
Pengobatan efektif adalah pemberian ACT (Artemicin-based Combination
Therapy) pada 24 jam pertama pasien panas dan obat harus diminum habis. Pemberian
kombinasi ini untuk meningkatkan efektifitas dan mencegah resistensi. Malaria tanpa
komplikasi diobati dengan pemberian ACT secara oral. Malaria berat diobati dengan
injeksi artesunat dilanjutkan dengan ACT oral. Di samping itu diberikan primakuin
sebagai gametosidal dan hipnozoidal. Persentase pengobatan standar kasus malaria
adalah jumlah kasus malaria positif yang mendapat pengobatan sesuai standar
program dari semua kasus malaria positif di wilayah tertentu dalam kurun waktu yang
sama. Pada tahun 2019 di Kabupaten Bangli tidak ada kasus malaria, sama halnya
dengan tahun 2018 yang juga tidak ditemukan kasus malaria positif.

6. Case Fatality Rate Malaria


Case fatality rate malaria adalah persentase kasus meninggal karena malaria
diantara jumlah malaria positif di wilayah dan kurun waktu yang sama. Di Kabupaten

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 112


Bangli selama periode lima tahun terakhir tidak terdapat kasus kematian karena
malaria.

7. Penderita Kronis Filariasis


Filariasis adalah penyakit yang disebabkan oleh cacing filaria yang dapat
menular dengan perantara nyamuk sebagai vektor. Penyakit filaria bersifat menahun
dan bila tidak mendapat pengobatan dapat menimbulkan cacat menetap seumur hidup
berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin baik perempuan maupun laki-laki
yang dapat menimbulkandampak psikologis bagi penderita dan keluarganya.
Penderita kronis filariasis adalah penderita yang telah menunjukkan gejala
klinis kronis filariasis, seperti limfedema pada tungkai atau lengan, pembesaran
payudara, dan hidrokel. Di Kabupaten Bangli selama periode lima tahun terakhir tidak
ditemukan kasus filariasis.

D. Pengendalian Penyakit Tidak Menular

Penyakit Tidak Menular (PTM) sekarang menjadi masalah kesehatan


masyarakat yang utama di Indonesia karena angka kesakitan dan kematian tertinggi
disebabkan oleh penyakit tidak menular. Dalam waktu bersamaan morbiditas dan
mortalitas PTM makin meningkat merupakan beban ganda dalam pelayanan kesehatan
yang merupakan tantangan yang harus dihadapi dalam pembangunan bidang
kesehatan di Indonesia. Angka kesakitan dan kematian yang tinggi dengan
pembiayaan kesehatan yang besar menjadi beban ekonomi saat ini.

1. Persentase Penderita Hipertensi Yang Mendapatkan Pelayanan Kesehatan


Sesuai Standar
Pelayanan kesehatan penderita hipertensi adalah pelayanan kesehatan sesuai
standar kepada seluruh penderita hipertensi usia 15 tahun ke atas sebagai upaya
pencegahan sekunder di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun meliputi
pengukuran tekanan darah dilakukan minimal satu kali sebulan di fasilitas pelayanan
kesehatan, edukasi perubahan perubahan gaya hidup dan/atau kepatuhan minum obat.
Persentase penderita hipertensi yang mendapatkan pelayanan sesuai standar
adalah persentase jumlah penderita hipertensi yang berusia 15 tahun ke atas yang
mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar diantara jumlah estimasi penderita
hipertensi berusia 15 tahun ke atas berdasarkan angka prevalensi kabupaten/kota

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 113


dalam kurun waktu yang sama. Pada tahun 2020, persentase penderita hipertensi di
Kabupaten Bangli yang mendapat pelayanan kesehatan sesuai standar adalah sebesar
7,8%, menurun dari tahun 2019 yang sebesar 31,9%. Berikut merupakan cakupan
penderita hipertensi yang mendapat pelayanan kesehatan sesuai standar menurut
puskesmas di Kabupaten Bangli tahun 2020 :

Gambar 97. Persentase Penderita Hipertensi Yang Mendapatkan Pelayanan Sesuai Standar
di Kabupaten Bangli Tahun 2020

18,0 16,3
16,0 13,2 13,7 13,2
14,0 12,1
12,0
10,0 7,8 8,0 7,8
8,0 6,3
6,0 4,2 4,6
4,0 2,2 2,6
2,0
0,0

Sumber : Seksi Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Keswa Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun
2020
Berdasarkan gambar di atas, persentase penderita hipertensi yang mendapat
pelayanan tertinggi sebesar 16,3% di Puskesmas Kintamani V dan terendah di
Puskesmas Bangli yang sebesar 2,2%. Hal ini perlu mendapatkan perhatian khusus
karena dimana penyakit menular belum teratasi, namun di sisi lain penyakit tidak
menular semakin meningkat (Double Burden of Disease), sehingga Posbindu PTM
perlu dibentuk dan diaktifkan sehingga deteksi dini dapat ditingkatkan.

2. Persentase Penderita DM Yang Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Sesuai


Standar
Penderita DM yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar adalah
pelayanan kesehatan sesuai standar kepada seluruh penderita Diabetes Melitus (DM)
usia 15 tahun ke atas. Upaya pencegahan sekunder meliputi pengukuran gula darah
dilakukan minimal satu kali sebulan di fasilitas pelayanan kesehatan, edukasi
perubahan gaya hidup dan atau nutrisi dan melakukan rujukan jika diperlukan.

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 114


Persentase penderita DM yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
standar adalah persentase penderita DM usia di atas 15 tahun di wilayah kerja yang
mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar diantara jumlah penderita DM usia
di atas 15 tahun yang berada di wilayah kerja berdasarkan angka prevalensi kabupaten/
kota dalam kurun waktu yang sama. Persentase penderita DM di Kabupaten Bangli
tahun 2020 yang mendapat pelayanan kesehatan sesuai standar sebesar 35,9%
menurun dari tahun 2019 yang capaiannya hanya sebesar 83,4%. Berikut merupakan
persentase penderita DM yang mendapat pelayanan sesuai standar menurut puskesmas
di kabupaten Bangli tahun 2020 :

Gambar 98. Persentase Penderita DM Yang Mendapatkan Pelayanan Sesuai Standar


Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2020

90,0 81,3
76,3
80,0
70,0 58,2
60,0 52,9
50,0 40,8 42,7
32,9 35,9
40,0 29,9
30,0 21,8
20,0 12,7 9,0
6,9
10,0
0,0

Sumber : Seksi Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Keswa Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun
2020
Berdasarkan gambar di atas persentase penderita DM yang mendapatkan
pelayanan sesuai standar yang tertinggi adalah di Puskesmas Tembuku II sebesar
81,3% dan terendah di Puskesmas Bangli sebesar 6,9%.

3. Persentase Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara


Puskesmas melaksanakan deteksi dini IVA dan sadanis adalah puskesmas
yang melakukan pemeriksaan deteksi dini untuk payudara dengan sadanis
(pemeriksaan payudara klinis) dan kanker leher rahim dengan metode IVA pada
perempuan usia 30-50 tahun. Perempuan usia 30-50 tahun yang dimaksud adalah
perempuan usia subur berusia 30-50 tahun dan sudah melakukan kontak seksual
aktif/menikah. Persentase deteksi dini kanker leher rahim dan kanker payudara
dihitung berdasakan jumlah perempuan usia 30-50 tahun yang dilakukan deteksi dini

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 115


kanker leher rahim (IVA) dan kanker payudara (sadanis) di suatu wilayah di antara
jumlah perempuan usia 30-50 tahun pada wilayah dan periode waktu yang sama.
Pada tahun 2020 cakupan deteksi dini kanker leher rahim dan kanker payudara
(sadanis) di Kabupaten Bangli adalah sebesar 1,5%, menurun dari tahun 2019 yang
capaiannya sebesar 5,1%. Berikut merupakan gambaran capaian deteksi dini kanker
leher rahim dan kanker payudara menurut puskesmas di Kabupaten Bangli tahun
2020:
Gambar 99. Persentase Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara (Sadanis)
Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2020

6,0
5,1 4,9
5,0

4,0
3,1
3,0 2,4
1,8
2,0 1,5
1,0 0,8
1,0 0,4 0,6
0,3
0,0 0,0
0,0

Sumber : Seksi Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Keswa Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun
2020

Berdasarkan gambar di atas persentase deteksi dini kanker leher rahim dan
kanker payudara tertinggi adalah di wilayah Puskesmas Kintamani II yaitu 5,1% dan
terendah adalah 0% di wilayah Puskesmas Susut I dan Puskesmas Kintamani V.
Capaian yang rendah ini salah satunya disebabkan masih rendahnya kesadaran
masyarakat terutama wanita usia produktif yang memeriksakan dirinya secara teratur
untuk deteksi dini kanker leher rahim dan deteksi kanker payudara ke fasilitas
kesehatan. Peran promotor kesehatan sangat diperlukan agar masyarakat mengetahui
pentingnya dilakukan deteksi dini kanker leher rahim dan kanker payudara sehingga
pabila ditemukan tanda-tanda yang mengarah ke kanker leher rahim atau kanker
payudara dapat dilakukan tindakan secepatnya.

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 116


4. Persentase IVA Positif Pada Perempuan Usia 30-50 Tahun
Pemeriksaan inspeksi visual dengan asam asetat (IVA) adalah pemeriksaan
dengan cara mengamati dengan menggunakan spekulum, melihat leher rahim yang
telah dipulas dengan asam asetat atau asam cuka (3-5%). Pada lesi prakanker akan
menampilkan warna bercak putih yang disebut acetowhite epithelium. Deteksi dini
yang dimaksud dapat dilakukan di puskesmas dan jaringannya, di dalam maupun di
luar gedung. Hasil pemeriksaan IVA dinyatakan positif apabila ditemukan bercak
putih (lesi pra kanker) dengan pemeriksaan aplikasi asam asetat.
Persentase IVA positif diperoleh dari hasil perhitungan jumlah perempuan
berusia 30-50 tahun dengan IVA positif diantara jumlah penduduk usia 30-50 tahun
yang dilakukan deteksi dini kanker leher rahim dengan metode IVA. Pada tahun 2020
persentase IVA positif di Kabupaten Bangli sebesar 2,7%, menurun dari tahun 2019
yang persentasenya sebesar 6,0%. Berikut merupakan persentase IVA positif menurut
puskesmas di Kabupaten Bangli :

Gambar 100. Persentase IVA Positif Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2020

6,0 5,2 5,0


5,0
4,0
2,7
3,0 2,4
1,9
2,0
1,0
0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
0,0

Sumber : Seksi Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Keswa Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun
2020
Berdasarkan gambar di atas, persentase IVA positif tertinggi berada di
Puskesmas Kintamani I sebesar 5,2%, yaitu 5 dari 97 pasien yang dilakukan IVA
hasilnya keduanya IVA positif, sedangakan terendah adalah 0% di delapan wilayah
puskesmas. Pasien dengan IVA positif perlu dilakukan pemeriksaan konfirmasi,
karena IVA merupakan pemeriksaan diagnostik awal. Dengan pemeriksaan IVA ini
diharapkan risiko kematian akibat kanker seviks bisa dicegah karena penyakit yang
ditemukan pada stadium awal besar kemungkinan untuk keberhasilan pengobatan.

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 117


5. Persentase Tumor/ Benjolan Payudara Pada Perempuan 30-50 Tahun Yang
Diskrining
Tumor/ benjolan payudara adalah benjolan tidak normal pada payudara
melalui pemeriksaan klinis payudara oleh petugas kesehatan terlatih. Persentase
tumor/benjolan pada payudara dihitung berdasarkan jumlah perempuan usia 30-50
tahun yang ditemukan tumor atau benjolan pada payudara diantara perempuan usia
30-50 tahun yang dilakukan deteksi kanker payudara (sadanis) di suatu wilayah
tertentu pada tahun yang sama.
Pada tahun 2020 persentase tumor / benjolan payudara pada perempuan 30-50
tahun di Kabupaten Bangli sebesar 0,2% dari 510 perempuan usia 30-50 tahun yang
dilakukan pemeriksaan sadanis. Menurun dari tahun 2019 yang persentase tumor/
benjolan payudara sebesar 0,5% dari 1.727 perempuan usia 30-50 tahun yang
dilakukan pemeriksaan sadanis. Berikut merupakan persentase tumor/benjolan pada
perempuan usia 30-50 tahun menurut puskesmas di Kabupaten Bangli tahun 2020 :

Gambar 101. Persentase Tumor/ Benjolan Payudara Pada Perempuan Usia 30-50 Tahun
Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2020

1,4 1,2
1,2
1,0
0,8
0,6
0,4 0,2
0,2 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
0,0

Sumber : Seksi Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Keswa Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun
2020

Berdasarkan gambar di atas, persentase tumor/benjolan payudara tertinggi


adalah sebesar 1,2% di wilayah Puskesmas Kintamani IV dan puskesmas lain 0%.
Deteksi dini ini bertujuan apabila kasus ditemukan pada stadium awal kemungkinan
keberhasilan pengobatan lebih besar, sehingga kematian akibat kanker payudara dapat
diturunkan.

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 118


6. Persentase Pelayanan Kesehatan Orang Dengan Gangguan Jiwa Berat
Pelayanan kesehatan jiwa pada orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) berat
adalah pelayanan kesehatan sesuai standar kepada seluruh orang dengan gangguan
jiwa (ODGJ) berat (psikotik akut dan skizofrenia) sebagai upaya pencegahan
sekunder, meliputi pemeriksaan kesehatan jiwa dan edukasi. Persentase pelayanan
kesehatan pada ODGJ berat dihitung berdasarkan jumlah ODGJ berat yang
mendapatkan pelayanan kesehatan jiwa sesuai standar pada suatu wilayah dibagi
jumlah perkiraan ODGJ berat berdasarkan hasil proyeksi di suatu kabupaten/ kota
pada tahun yang sama.
Pada tahun 2020, persentase pelayanan kesehatan pada ODGJ berat di
Kabupaten Bangli sebesar 74,6% dari 682 sasaran ODGJ berat, meningkat dari tahun
2019 yang capaiannya sebesar 62,5%. Berikut merupakan persentase pelayanan
kesehatan pada ODGJ berat menurut puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2020:

Gambar 102. Persentase Pelayanan Kesehatan Pada ODGJ Berat


Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2020

115,9
120,0 98,1 100,0 95,5
100,0 87,8
78,9 74,6
80,0 61,6 62,7 60,6 58,1
60,0 45,5
35,1
40,0
20,0
0,0

Sumber : Seksi Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Keswa Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun
2020

Berdasarkan gambar di atas, persentase tertinggi pelayanan kesehatan pada


ODGJ Berat adalah sebesar 115,9% di wilayah Puseksmas Susut I, dan terendah
35,1% di wilayah Puskesmas Kintamani IV. Rendahnya capaian pelayanan kesehatan
pada ODGJ berat di wilayah Puskesmas Kintamani IV disebabkan perbedaan antara
sasaran proyeksi dengan jumlah riil di lapangan. Kondisi sebenarnyan di lapangan,
semua pasien ODGJ berat sudah mendapatkan pelayanan kesehatan jiwa sesuai
standar.

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 119


BAB VII
KEADAAN LINGKUNGAN

Dalam menggambarkan keadaan lingkungan untuk pembangunan kesehatan


yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya,
sebagai investasi bagi pembangunan sumberdaya manusia yang produktif secara sosial
dan ekonomis, ada beberapa indikator sebagai berikut:

1. Persentase Sarana Air Minum Dengan Risiko Rendah + Sedang


Sarana air minum adalah penyelenggara air minum yang meliputi
PDAM/BPAM/PT yang terdaftar di persatuan perusahaan air minum seluruh
Indonesia, sarana air minum perpipaan non PDAM, sarana air minum bukan jaringan
perpipaan komunal seperti sumur gali, sumur bor dengan pompa, penampungan air
hujan, mata air terlindung, terminal air/ tangki air dan depot air minum.
Sarana air minum di IKL (inspeksi kesehatan lingkungan) adalah sarana air
minum yang diperiksa dan diamati secara langsung fisik sarana dan kualitas air
minumnya yang mengacu pada lampiran Permenkes No 736 Tahun 2010 tentang Tata
Laksana Pengawasan Kualitas Air Minum. Sarana air minum dikatakan berisiko
rendah adalah sarana air minum yang berdasarkan hasil inspeksi kesehatan lingkungan
pada parameter negatif kualitas fisik air minum memenuhi jawaban ya < 25%.
Sedangkan sarana air minum dikatakan mempunyai risiko sedang jika sarana air
minum berdasarkan hasil inspeksi kesehatan lingkungan pada parameter negatif
kualitas fisik air minum memenuhi jawaban ya 25%-50%. Persentase sarana air
minum dengan risiko rendah + sedang dihitung berdasarkan persentase sarana air
miunm dengan risiko rendah dan sedang diantara jumlah sarana air minum di IKL
(Inspeksi Kesehatan Lingkungan). Persentase sarana air minum dengan risiko rendah
+ sedang di Kabupaten Bangli pada tahun 2020 adalah sebesar 86,6% dari 2.349 IKL
yang terdapat di Kabupaten Bangli, angka ini menurun dari tahun 2019 yang mencapai
mencapai 95,9%. Adapun persentase sarana air minum dengan risiko rendah sedang
menurut puskesmas di Kabupaten Bangli tahun 2020 adalah sebagai berikut :

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 120


Gambar 103. Persentase Sarana Air Minum dengan Risiko Rendah + Sedang
Menurut Puskesmas Di Kabupaten Bangli Tahun 2020

100,0100,0100,0100,0100,0100,0100,0100,0100,0100,0 100,0
100,0 86,6
90,0
80,0 70,6
70,0
60,0
50,0
40,0
30,0
20,0
10,0
0,0

Sumber: Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga Dinas Kesehatan kab. Bangli
Tahun 2020

Berdasarkan gambar di atas, hampir semua puskesmas persentase sarana air


minum dengan risiko rendah + sedang sudah mencapai 100%, kecuali Puskesmas
Kintamani V yang baru mencapai 70,6%.

2. Persentase Sarana Air Minum Memenuhi Syarat


Sarana air minum memenuhi syarat adalah sarana air minum yang masuk
dalam kategori tinggi dan amat tinggi berdasarkan hasil inspeksi kesehatan lingkungan
telah dilakukan tindakan perbaikan dan atau sarana air minum yang masuk dalam
kategori rendah dan sedang berdasarkan hasil inspeksi kesehatan lingkungan telah
diambil dan diperiksa (diujikan) sampel airnya berdasarkan parameter fisik, kimia,
mikrobiologi yang mana hasil pemeriksaannya memenuhi standar persyaratan kualitas
air minum berdasarkan Permenkes No. 492 Tahun 2010 tentang persyaratan kualitas
air minum.
Persentase sarana air minum memenuhi syarat mikrobilogi, fisik dan kimia
dihitung berdasarkan persentase sampel air minum pada penyelenggara air minum
yang diuji kualitas air minumnya dan memenuhi syarat parameter mikrobiologi, fisik,
kimia dari jumlah seluruh sampel air minum pada penyelenggara air minum yang diuji
parameternya di suatu wilayah pada periode waktu yang sama. Persentase air minum
yang memenuhi syarat di Kabupaten Bangli tahun 2020 adalah sebesar 98,0%,
meningkat dari tahun 2019 yang sebesar 70,3%. Berikut merupakan persentase air

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 121


minum yang memenuhi syarat kesehatan menurut puskesmas di Kabupaten Bangli
tahun 2020 sebagai berikut :

Gambar 104. Persentase Air Minum Yang Memenuhi Sayarat Kesehatan


Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2020

100,0100,0100,0100,0 100,0 98,0


100,0
90,0
80,0
70,0
60,0 50,0
50,0
40,0
30,0
20,0
10,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
0,0

Sumber: Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga Dinas Kesehatan kab. Bangli
Tahun 2020

Beradasarkan gambar di atas, persentase air minum yang memenuhi syarat


kesehatan tertinggi dari 6 puskesmas yang diambil sampel airnya untuk dilakukan
pemeriksaan adalah Puskesmas Tembuku II, Puskesmas Susut I, Puskesmas Susut II,
dan Puskesmas Kintamani I dan Puskesmas Kintamani IV yaitu 100% dan terendah
adalah Puskesmas Bangli Utara yaitu 50%.

3. Persentase Penduduk Dengan Akses Terhadap Sanitasi Yang Layak


(Jamban Sehat)
Fasilitas sanitasi yang sehat (jamban sehat) adalah fasilitas sanitasi yang
memenuhi syarat kesehatan antara lain dilengkapi dengan leher angsa, tangki
septik/Sistem Pengolahan Air Limbah (SPAL), yang digunakan sendiri atau bersama.
Fasilitas sanitasi yang dimaksud antara lain sharing/ komunal, jamban komunal,
jamban sehat permanen dan jamban sehat semi permanen
Persentase penduduk dengan akses terhadap sanitasi yang layak dihitung
berdasarkan persentase penduduk dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak
(jamban sehat) di anatara jumlah penduduk di wilayah tertentu pada periode waktu
yang sama. Persentase penduduk dengan akses terhadap sanitasi yang layak di
Kabupaten Bangli tahun 2020 adalah sebesar 90,5%, sedikit meningkat dari tahun
2019 yang capaiannya sebesar 89,8%. Berikut merupakan persentase penduduk

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 122


dengan akses terhadap sanitasi yang layak menurut puskesmas di Kabupaten Bangli
Tahun 2020 :

Gambar 105. Persentase Penduduk Dengan Akses Terhadap Sanitasi Yang Layak
Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2020

99,9 98,6 99,6 96,4 99,4 97,3 97,0


100,0 90,3 91,8 90,5
90,0
80,0 72,3 71,3
70,0 58,3
60,0
50,0
40,0
30,0
20,0
10,0
0,0

Sumber: Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga Dinas Kesehatan kab. Bangli
Tahun 2020

Berdasarkan gambar di atas, persentase penduduk dengan akses terhadap


sanitasi yang layak tertinggi adalah di wilayah Puskesmas Bangli yaitu 99,9% dan
terendah di wilayah Puskesmas Kintamani V yaitu sebesar 58,3%. Akses terhadap
Jamban Sehat di Kecamatan Kintamani rendah dikarenakan oleh keadaan geografis
yang menyebabkan sulit air dan masih banyak masyarakat yang belum paham
pentingnya manfaat jamban. Beberapa upaya yang ditempuh dalam peningkatan akses
sanitasi adalah pemicuan perubahan perilaku melalui strategi STBM, sehingga
diharapkan penduduk mau mengakses jamban sehat dan pada akhirnya mau
membangun sarana sanitasinya sendiri.

4. Persentase Desa STBM


Sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) adalah pendekatan yang dilakukan
untuk mengubah perilaku hygiene dan sanitasi meliputi 5 pilar yaitu tidak buang air
besar (BAB) sembarangan, mencuci tangan pakai sabun, mengelola air minum dan
makanan yang aman, mengelola sampah dengan benar, mengelola limbah cair rumah
tangga dengan aman melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan.
Desa melaksanakan STBM jika suatu desa sudah melakukan pemicuan minimal 1
dusun, mempunyai tim kerja masyarakat/Natural Leader, dan telah mempunyai
rencana tindak lanjut/ rencana kerja masyarakat untuk menuju sanitasi total.

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 123


Sedangkan Desa STBM adalah desa yang telah mencapai 100% penduduk
melaksanakan 5 pilar STBM.
Persentase Desa STBM yaitu persentase desa STBM dari jumlah seluruh desa
di suatu wilayah pada periode waktu yang sama. Pada tahun 2019, pencapaian desa
STBM di Kabupaten Bangli masih sama dengan tahun-tahun sebelumnya yaitu 0%
dari 72 desa yang ada. Sedangakan persentase desa yang stop BABS pada tahun 2020
adalah 20,8%, meningkat dari tahun 2019 yang capaiannya 16,7%. Berikut merupakan
persentase desa stop BABS menurut puskemas di Kabupaten Bangli tahun 2020, yaitu:

Gambar 106. Persentase Desa Stop BABS Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2020

50,0 50,0
50,0
42,9
45,0
40,0
33,3
35,0
30,0
25,0 20,0 20,8
20,0 14,3
15,0
10,0
5,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
0,0

Sumber: Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga Dinas Kesehatan kab. Bangli
Tahun 2020

Berdasarkan gambar di atas, persentase desa stop BABS tertinggi adalah


Puskesmas Bangli dan Puskesmas Tembuku I yaitu masing-masing sebesar 50,0%,
sedangkan 6 puskesmas capaiannya masih 0%. Masih rendahnya persentase desa stop
BABS sangat berpengaruh terhadap capaian desa STBM. Hal ini dikarenakan
pertambahan jumlah penduduk dan mobilitas penduduk di Kabupaten Bangli tidak
diikuti dengan penyediaan sarana sanitasi (jamban). Disisi lain perilaku penduduk
yang masih BABS menjadi kendala yang penting untuk segera diselesaikan.

5. Persentase Tempat-tempat Umum Memenuhi Syarat Kesehatan


Tempat-tempat umun (TTU) adalah tempat atau sarana yang diselenggarakan
pemerintah/swasta atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan bagi masyarakat
yang meliputi sarana kesehatan (rumah sakit, puskesmas), sarana sekolah (SD/MI,

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 124


SMP/MTs, SMA/MA), tempat ibadah, dan pasar. TTU yang memenuhi syarat
kesehatan adalah TTU yang memenuhi standar berdasarkan peraturan perundangan
yang berlaku.
Persentase TTU memenuhi syarat kesehatan dihitung berdasarkan persentase
TTU sehat dari semua TTU yang ada di suatu wilayah dalam kurun waktu yang sama.
Pada tahun 2020 persentase TTU yang memenuhi syarat kesehatan di Kabupaten
Bangli sebesar 82,4%, sedikit menurun dari tahun 2019 yang capaiannya sebesar
82,5%. Berikut merupakan persentase TTU memenuhi syarat kesehatan menurut
puskesmas di Kabupaten Bangli tahun 2020 :

Gambar 107. Persentase TTU Memenuhi Sayarat Kesehatan


Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2020

100,0 97,5 98,1 97,7


100,0 93,5 95,1 95,7 94,8 95,2
89,1 88,4
90,0 82,4
80,0
70,0
60,0
50,0
40,0
30,0
20,0 9,7
10,0
0,0

Sumber: Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga Dinas Kesehatan kab. Bangli
Tahun 2020

Berdasarkan gambar di atas, persentase TTU memenuhi syarat tertinggi adalah


100% di wilayah Puskemas Susut I dan terendah adalah 9,7% di wilayah Puskesmas
Kintamani II. Rendahnya capaian TTU memenuhi syarat di Puskesmas Kintamani II
adalah terdapat 157 tempat ibadah yang tidak memenuhi syarat kesehatan. Untuk itu
diperlukan kerjasama lintas sektor dalam pemenuhan syarat TTU sehat, seperti
kerjasama dengan tokoh masyarakat dalam penyediaan fasilitas sanitasi penyediaan
air bersih, bak sampah, WC/ urinoir, kamar mandi, pembuangan limbah.

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 125


6. Persentase Tempat Pengolaan Makanan Memenuhi Syarat Kesehatan
Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) adalah usaha pengelolaan makanan yang
meliputi jasa boga atau katering, rumah makan dan restoran, depot air minum, kantin,
dan makanan jajanan. TPM memenuhi persyaratan higiene sanitasi dengan bukti
dikeluarkannya sertifikat layak higiene sanitasi.
Persentase TPM memenuhi syarat kesehatan dihitung berdasarkan persentase
TPM memenuhi syarat kesehatan dari seluruh TPM yang di suatu wilayah dalam
periode waktu yang sama. Pada tahun 2020 persentase TPM memenuhi syarat
kesehatan di Kabupaten Bangli hanya sebesar 7,3%, menetap dari tahun 2019 yang
capaiannya juga sebesar 7,3%. Berikut merupakan capaian TPM memenuhi syarat
kesehatan menurut puskesmas di Kabupaten Bangli :

Gambar 108. Persentase TPM Memenuhi Syarat Kesehatan


Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli tahun 2020

29,4
30,0

25,0

20,0

15,0
10,0
10,0 7,6 7,9 8,2 7,3
5,4 5,7
4,5 4,5
5,0 2,8
1,5
0,0
0,0

Sumber: Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga Dinas Kesehatan kab. Bangli
Tahun 2020
Berdasarkan gambar di atas, capaian TPM yang memenuhi syarat kesehatan
tertinggi adalah di wilayah Puskesmas Bangli yaitu 29,4% dan terendah adalah di
wilayah Puskesmas Kintamani V yaitu 0%.
Ruang lingkup meliputi persyaratan lokasi dan bangunan yang meliputi
halaman, konstruksi, tata ruang, lantai, dinding, atap dan langit-langit, pintu & jendela,
ventilasi, pencahayaan, ruangan pengolahan, tempat cuci alat dan bahan makanan,
tempat cuci tangan, air bersih, jamban & peturasan, kamar mandi, tempat sampah,
locker dan cara pembersihan dan pemeliharaanya.

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 126


BAB VIII
KESIMPULAN

A. SIMPULAN

Perbandingan antara cakupan program yang dicapai di Kabupaten Bangli


berdasarkan laporan program dengan target Standar Pelayanan Minimal (SPM),
cakupan program secara nasional untuk setiap indikator, maka dapat diketahui
kemajuan yang telah dicapai oleh Kabupaten Bangli dari tahun ke tahun, distribusi
keberhasilan pembangunan kesehatan pada setiap puskesmas dan juga posisi tingkat
kinerja Kabupaten Bangli dibandingkan dengan Kabupaten lainnya secara nasional
dalam keberhasilan pembangunan kesehatan. Perbandingan ini juga memperlihatkan
kinerja masing-masing program, kelemahan-kelemahan yang terjadi pada pelaksanaan
program serta hal-hal yang perlu mendapatkan penekanan-penekanan sehingga ke
depannya akan menjadi lebih baik. Kabupaten Bangli telah melaksanakan berbagai
program yang diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara
keseluruhan. Program-program yang telah dilaksanakan itu telah menampakkan hasil
sebagai berikut :
1) Cakupan K1 pada Tahun 2020 adalah sebesar 100,7% dan K4 sebesar 90,4%
kesenjangan yang terjadi antara cakupan K1 dan K4 pada tahun 2020 melebihi
angka 10%. Kesenjangan antara cakupan K1 dan K4 menunjukkan angka drop
out K1-K4, dengan kata lain jika kesenjangan K1 dengan K4 kecil maka
hampir semua ibu hamil yang melakukan kunjungan pertama pelayanan
antenatal selalu berkunjung ke pelayanan kesehatan sampai pada kunjungan ke
dua trisemester ketiga kehamilannya dengan kata lain seluruh ibu hamil telah
mendapatkan pelayanan kehamilannya sesuai dengan standar.
2) Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Kabupaten Bangli
cenderung berfluktuasi dari tahun 2015-2020, cakupan tertinggi mencapai 97,9
% pada tahun 2020 dan cakupan terendah pada tahun 2017 sebesar 89,5%.
Cakupan ini masih dibawah target yang ditetapkan yaitu 100% persalinan
ditolong oleh tenaga kesehatan. Hal ini dikarenakan penetapan sasaran ibu
bersalin oleh pusdatin yang lebih tinggi dari kondisi riil di lapangan, padahal
kenyataan di lapangan semua ibu bersalin di Kabupaten Bangli pada tahun

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 127


2020 ditolong oleh tenaga kesehatan baik itu dokter ataupun bidan, atau
dengan kata lain tidak ada persalinan yang ditolong oleh dukun atau keluarga.
3) Cakupan KN3 tertinggi selama periode 2015-2020 adalah pada tahun 2020
mencapai 105,23% dan cakupan terendah pada tahun 2017 yang hanya
mencapai 91,8% yaitu masih di bawah target program yang ditetapkan sebesar
95%. Pada tahun 2020, puskesmas dengan persentase kunjungan neonatus
lengkap (KN3) tertinggi adalah Puskesmas Tembuku I yaitu sebesar 130,2%
dan terendah adalah Puskesmas Kintamani I sebesar 92,1%. Cakupan
Kunjungan Neonatus dipengaruhi oleh persalinan nakes, semakin rendah
persalinan nakes maka kemungkinan kunjungan neonatus juga rendah. Selain
itu cakupan yang rendah dikarenakan kunjungan neonatus yang tidak sesuai
standar yaitu minimal tiga kali kunjungan.
4) Pada tahun 2020 cakupan pelayanan kesehatan balita sebesar 84,4% menurun
dari tahun 2019 yang sebesar 104,5% dan capaian terendah pada periode lima
tahun terakhir adalah pada tahun 2017 yang hanya mencapai 83,5%.
Puskesmas dengan presentase cakupan pelayanan kesehatan balita yang masih
rendah pada tahun 2020 adalah Puskesmas Kintamani VI sebesar 54,0%.
Banyaknya balita yang tidak melakukan kunjungan pemantauan pertumbuhan
minimal delapan kali setahun, sehingga mempengaruhi cakupan kunjungan
anak balita. Hal ini dikarenakan masih rendahnya kesadaran keluarga terutama
orang tua untuk membawa anaknya ke posyandu atau pelayanan kesehatan
setelah selesai jadwal imunisasi.
5) Cakupan pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar tertinggi pada tahun
2020 adalah 90,2% yaitu di wilayah kerja Puskesmas Kintamani VI, sedangkan
yang terendah adalah di wilayah Puskesmas Bangli, Puskesmas Tembuku I,
Puskesmas Tembuku II, Puskesmas Susut I, Puskesmas Kintamani I dan
Puskesmas Kintamani II yaitu sebesar 0%. Pelayanan kesehatan usia dasar
diberikan pada semua peserta didik kelas 1 dan kelas 7 di satuan pendidikan
dasar yang berada di wilayah kabupaten Bangli.
6) Cakupan pelayanan kesehatan usia produktif tertinggi pada tahun 2020 adalah
di wilayah kerja Puskesmas Susut I yaitu sebesar 49,4% dan terendah di
wilayah kerja Puskesmas Kintamani II yaitu sebesar 9,9%. Rendahnya
cakupan pelayanan kesehatan usia produktif dikarenakan kesadaran
masyarakat untuk memeriksakan kesehatannya secara teratur ke fasilitas

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 128


pelayanan kesehatan. Untuk itu usaha promosi kesehatan sangat diperlukan
untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang
pentingnya deteksi dini kesehatan, serta lebih mengaktifkan pos pembinaan
terpadu yang sudah dibentuk di masing-masing desa.
7) Cakupan pelayanan kesehatan usila tertinggi pada tahun 2020 adalah
Puskesmas Kintamani III yaitu 74,3% dan capaian terendah adalah Puskesmas
Kintamani V yang hanya mencapai 29,2%. Rendahnya pencapaian di beberapa
Puskesmas dikarenakan oleh masih rendahnya pengetahuan lansia tentang
kesehatan, sehingga perlu dilakukan pendataan ulang lansia dan mengaktifkan
kembali posyandu lansia. Selain itu pada stuasi pandemi COVID-19 ini,
kegiatan yang menyebabkan perkumpulan banyak orang seperti posyandu
dibatasi sesuai protokol kesehatan.
8) Cakupan penderita hipertensi yang mendapat pelayanan kesehatan pada tahun
2020 tertinggi sebesar 16,3% di Puskesmas Kintamani V dan terendah di
Puskesmas Bangli yang sebesar 2,2%. Hal ini perlu mendapatkan perhatian
khusus karena dimana penyakit menular belum teratasi, namun di sisi lain
penyakit tidak menular semakin meningkat (Double Burden of Disease),
sehingga Posbindu PTM perlu dibentuk dan diaktifkan sehingga deteksi dini
dapat ditingkatkan.
9) Cakupan penderita DM yang mendapatkan pelayanan sesuai standar pada
tahun 2020 yang tertinggi adalah di Puskesmas Tembuku II sebesar 81,3% dan
terendah di Puskesmas Bangli Utara sebesar 6,9%. Rendahnya capaian di
Puskesmas Bangli Utara karena masih rendahnya skrining terhadap DM dan
kesadaran masyarakat yang berisiko untuk memeriksakan kesehatannya ke
tenaga kesehatan secara teratur.
10) Pada tahun 2020 persentase tertinggi pelayanan kesehatan pada ODGJ Berat
adalah sebesar 115,1% di wilayah Puseksmas Susut I, dan terendah 35,1% di
wilayah Puskesmas Kintamani IV. Rendahnya capaian pelayanan kesehatan
pada ODGJ berat di wilayah Puskesmas Kintamani IV disebabkan perbedaan
antara sasaran proyeksi dengan jumlah riil di lapangan. Kondisi sebenarnya di
lapangan, semua pasien ODGJ berat sudah mendapatkan pelayanan kesehatan
jiwa sesuai standar.

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 129


11) Berdasarkan data lima tahun terakhir, Case Notification Rate (CNR) kasus
tuberkulosis tertinggi pada tahun 2019 yaitu 38,7 per 100.000 penduduk dan
terendah pada tahun 2020 yaitu sebesar 14,4 per 100.000 penduduk. Semakin
tinggi CNR brarti semakin tinggi cakupan penemuan kasus tuberkulosis.
Sedangkan untuk capaian tertinggi angka keberhasilan pengobatan semua
kasus TBC adalah 100% pada tahun 2019, dan terendah pada tahun 2017
sebesar 80,0%. Tinggi-rendahnya angka keberhasilan pengobatan berbanding
lurus dengan angka pengobatan lengkap dan angka kesembuhan.
12) Kumulatif persentase penderita HIV tertinggi pada tahun 2020 berada pada
rentang usia 25-49 tahun sebesar 57,1% dari total kasus HIV atau sebanyak 8
orang dari total seluruh kasus 14 orang. Jumlah ini menurun dari tahun 2019
yang sebanyak 16 kasus.

B. SARAN

1) Perlu ditingkatkannya program-program penyuluhan tentang pentingnya ANC


(Ante Natal Care), PNC (Post Natal Care) dan kunjungan neonatal dalam
upaya peningkatkan capaian program kesehatan ibu dan anak.
2) Dalam pengendalian penyakit tidak menular, skrining terhadap penyakit tidak
menular perlu ditingkatkan melalui puskesmas dan posbindu, sehingga perlu
diaktifkan dan dibentuk lebih banyak posbindu, minimal satu desa satu
posbindu.
3) Perlu ditingkatkannya skrining terhadap HIV/AIDS terutama Pencegahan
Penularan Ibu ke Anak (PPIA) pada ibu hamil. `
4) Surveilans penemuan kasus TBC perlu ditingkatkan lagi untuk memperkecil
penularan penderita ke orang lain.
5) Perlu ditingkatkannya kompetensi SDM Kesehatan melalui pelatihan dan
workshop bidang medis maupun non medis, serta penambahan SDM untuk
tenaga kesehatan yang masih kurang di masing-masing puskesmas.
6) Perlu penambahan anggaran kesehatan agar program-program kesehatan dapat
berjalan dengan optimal, sehingga caapaian-capaian program yang masih
rendah dapat ditingkatkan.

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 130


7) Perlunya penambahan alat-alat kesehatan untuk puskesmas dan jaringannya
sehingga petugas mampu memberikan pelayanan kesehatan yang lebih optimal
dan sesuai standar.

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020 131


RESUME PROFIL KESEHATAN
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2020

ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
I GAMBARAN UMUM
1 Luas Wilayah 521 Km2 Tabel 1
2 Jumlah Desa/Kelurahan 72 Desa/Kelurahan Tabel 1
3 Jumlah Penduduk 115.500 112.900 228.400 Jiwa Tabel 2
4 Rata-rata jiwa/rumah tangga 3,86* Jiwa Tabel 1
5 Kepadatan Penduduk /Km2 438,6 Jiwa/Km2 Tabel 1
6 Rasio Beban Tanggungan 49,7 per 100 penduduk produktif Tabel 2
7 Rasio Jenis Kelamin 102,3 Tabel 2
8 Penduduk 15 tahun ke atas melek huruf 92,5 88,4 90,4 % Tabel 3
9 Penduduk 15 tahun yang memiliki ijazah tertinggi
a. SMP/ MTs 19,7 19,4 19,6 % Tabel 3
b. SMA/ MA 21,3 16,0 18,7 % Tabel 3
c. Sekolah menengah kejuruan 4,3 3,6 3,9 % Tabel 3
d. Diploma I/Diploma II 0,6 0,4 0,5 % Tabel 3
e. Akademi/Diploma III 0,3 0,9 0,6 % Tabel 3
f. S1/Diploma IV 7,3 2,9 5,1 % Tabel 3
g. S2/S3 (Master/Doktor) 0,2 0,4 0,3 % Tabel 3

II SARANA KESEHATAN
II.1 Sarana Kesehatan
10 Jumlah Rumah Sakit Umum 2 RS Tabel 4
11 Jumlah Rumah Sakit Khusus 0 RS Tabel 4
12 Jumlah Puskesmas Rawat Inap 5 Puskesmas Tabel 4
13 Jumlah Puskesmas non-Rawat Inap 7 Puskesmas Tabel 4
14 Jumlah Puskesmas Keliling 17 Puskesmas keliling Tabel 4
15 Jumlah Puskesmas pembantu 57 Pustu Tabel 4
16 Jumlah Apotek 16 Apotek Tabel 4
17 RS dengan kemampuan pelayanan gadar level 1 100,0 % Tabel 6

II.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan


18 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan 120,8 110,6 115,8 % Tabel 5
19 Cakupan Kunjungan Rawat Inap 6,4 6,5 6,4 % Tabel 5
ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
20 Angka kematian kasar/Gross Death Rate (GDR) di RS 27,5 20,8 24,0 per 1.000 pasien keluar Tabel 7
21 Angka kematian murni/Nett Death Rate (NDR) di RS 13,9 8,3 11,0 per 1.000 pasien keluar Tabel 7
22 Bed Occupation Rate (BOR) di RS 54,9 % Tabel 8
23 Bed Turn Over (BTO) di RS 19,9 Kali Tabel 8
24 Turn of Interval (TOI) di RS 8,3 Hari Tabel 8
25 Average Length of Stay (ALOS) di RS 9,6 Hari Tabel 8
26 Puskesmas dengan ketersediaan obat vaksin & essensial 1,0 % Tabel 9

II.3 Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)


27 Jumlah Posyandu 356 Posyandu Tabel 10
28 Posyandu Aktif 86,0 % Tabel 10
29 Rasio posyandu per 100 balita 2,1 per 100 balita Tabel 10
30 Posbindu PTM 67 Posbindu PTM Tabel 10

III SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN


31 Jumlah Dokter Spesialis 60 29 89 Orang Tabel 11
32 Jumlah Dokter Umum 45 53 98 Orang Tabel 11
33 Rasio Dokter (spesialis+umum) 39 per 100.000 penduduk Tabel 11
34 Jumlah Dokter Gigi + Dokter Gigi Spesialis 7 19 26 Orang Tabel 11
35 Rasio Dokter Gigi (termasuk Dokter Gigi Spesialis) 11 per 100.000 penduduk Tabel 11
36 Jumlah Bidan 358 Orang Tabel 12
37 Rasio Bidan per 100.000 penduduk 157 per 100.000 penduduk Tabel 12
38 Jumlah Perawat 263 439 702 Orang Tabel 12
39 Rasio Perawat per 100.000 penduduk 307 per 100.000 penduduk Tabel 12
40 Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat 4 9 13 Orang Tabel 13
41 Jumlah Tenaga Sanitasi 18 21 39 Orang Tabel 13
42 Jumlah Tenaga Gizi 11 44 55 Orang Tabel 13
43 Jumlah Tenaga Kefarmasian 11 53 64 Orang Tabel 15

IV PEMBIAYAAN KESEHATAN
44 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan 94,7 % Tabel 17
45 Desa yang memanfaatkan dana desa untuk kesehatan 100,0 % Tabel 18
46 Total anggaran kesehatan Rp209.263.590.799 Rp Tabel 19
47 APBD kesehatan terhadap APBD kab/kota 19,1 % Tabel 19
48 Anggaran kesehatan perkapita Rp131.293.651.161 Rp Tabel 19

V KESEHATAN KELUARGA
ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
V.1 Kesehatan Ibu
49 Jumlah Lahir Hidup 1.743 1.661 3.404 Orang Tabel 20
50 Angka Lahir Mati (dilaporkan) 11,9 9,5 10,8 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 20
51 Jumlah Kematian Ibu 6 Ibu Tabel 21
52 Angka Kematian Ibu (dilaporkan) 176,3 per 100.000 Kelahiran Hidup Tabel 21
53 Kunjungan Ibu Hamil (K1) 100,7 % Tabel 23
54 Kunjungan Ibu Hamil (K4) 90,2 % Tabel 23
55 Ibu hamil dengan imunisasi Td2+ 79,9 % Tabel 24
56 Ibu Hamil Mendapat Tablet Tambah Darah 90 93,7 % Tabel 27
57 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan 97,9 % Tabel 23
58 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan di Fasyankes 97,9 % Tabel 23
59 Pelayanan Ibu Nifas KF3 95,6 % Tabel 23
60 Ibu Nifas Mendapat Vitamin A 97,3 % Tabel 23
61 Penanganan komplikasi kebidanan 58,6 % Tabel 30
62 Peserta KB Aktif 86,2 % Tabel 28
63 Peserta KB Pasca Persalinan 23,8 % Tabel 29

V.2 Kesehatan Anak


64 Jumlah Kematian Neonatal 15 8 23 neonatal Tabel 31
65 Angka Kematian Neonatal (dilaporkan) 8,6 4,8 6,8 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 31
66 Jumlah Bayi Mati 18 11 29 bayi Tabel 31
67 Angka Kematian Bayi (dilaporkan) 10,3 6,6 8,5 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 31
68 Jumlah Balita Mati 20 11 31 Balita Tabel 31
69 Angka Kematian Balita (dilaporkan) 11,5 6,6 9,1 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 31
70 Penanganan komplikasi Neonatal 47,4 42,9 45,1 % Tabel 30
71 Bayi baru lahir ditimbang 108,5 104,9 106,7 % Tabel 33
72 Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) 3,3 3,3 3,3 % Tabel 33
73 Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) 108,5 104,9 106,7 % Tabel 34
74 Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) 107,1 103,2 105,1 % Tabel 34
75 Bayi yang diberi ASI Eksklusif 89,3 % Tabel 35
76 Pelayanan kesehatan bayi 99,1 98,1 98,6 % Tabel 36
77 Desa/Kelurahan UCI 100,0 % Tabel 37
78 Cakupan Imunisasi Campak/MR pada Bayi 104,0 98,2 101,1 % Tabel 39
79 Imunisasi dasar lengkap pada bayi 103,9 98,2 101,0 % Tabel 39
80 Bayi Mendapat Vitamin A 99,4 % Tabel 41
81 Anak Balita Mendapat Vitamin A 98,6 % Tabel 41
82 Pelayanan kesehatan balita 85,0 83,8 84,4 % Tabel 42
ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
83 Balita ditimbang (D/S) 60,8 60,7 60,7 % Tabel 43
84 Balita gizi kurang (BB/umur) 2,8 % Tabel 44
85 Balita pendek (TB/umur) 6,3 % Tabel 44
86 Balita kurus (BB/TB) 1,4 Tabel 44
87 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 1 SD/MI 76,2 % Tabel 45
88 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 7 SMP/MTs 41,8 %
Tabel 45
89 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 10 SMA/MA 41,4 %
Tabel 45
90 Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar 18,5 % Tabel 45

V.3 Kesehatan Usia Produktif dan Usia Lanjut


91 Pelayanan Kesehatan Usia Produktif 22,5 28,3 25,3 % Tabel 48
92 Pelayanan Kesehatan Usila (60+ tahun) 49,1 42,7 45,9 % Tabel 49

VI PENGENDALIAN PENYAKIT
VI.1 Pengendalian Penyakit Menular Langsung
93 Persentase orang terduga TBC mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar 100,00 % Tabel 51
94 CNR seluruh kasus TBC 14 per 100.000 penduduk Tabel 51
95 Case detection rate TBC 9,54 % Tabel 51
96 Cakupan penemuan kasus TBC anak 2,41 % Tabel 51
97 Angka kesembuhan BTA+ 39,5 36,8 38,7 % Tabel 52
98 Angka pengobatan lengkap semua kasus TBC 62,1 67,9 64,0 % Tabel 52
99 Angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) semua
kasus TBC 91,4 92,9 91,9 % Tabel 52
100 Jumlah kematian selama pengobatan tuberkulosis 8,1 per 100.000 penduduk Tabel 52
101 Penemuan penderita pneumonia pada balita 12,5 % Tabel 53
102 Puskesmas yang melakukan tatalaksana standar
pneumonia min 60% 1,0 % Tabel 53
103 Jumlah Kasus HIV 8 6 14 Kasus Tabel 54
104 Jumlah Kasus Baru AIDS 1 1 2 Kasus Tabel 55
105 Jumlah Kematian akibat AIDS 0 0 0 Jiwa Tabel 55
106 Persentase Diare ditemukan dan ditangani pada balita 117,1 % Tabel 56
107 Persentase Diare ditemukan dan ditangani pada semua umur 100,0 % Tabel 56
108 Jumlah Kasus Baru Kusta (PB+MB) 0 0 0 Kasus Tabel 57
ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
109 Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) 0 0 0 per 100.000 penduduk Tabel 57
110 Persentase Kasus Baru Kusta anak 0-14 Tahun 0,0 % Tabel 58
111 Persentase Cacat Tingkat 0 Penderita Kusta 0,0 % Tabel 58
112 Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 0,0 % Tabel 58
113 Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 0,0 per 100.000 penduduk Tabel 58
114 Angka Prevalensi Kusta 0,0 per 10.000 Penduduk Tabel 59
115 Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) 0,0 0,0 0,0 % Tabel 60
116 Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) 100,0 0,0 100,0 % Tabel 60

VI.2 Pengendalian Penyakit yang Dapat Dicegah dengan


Imunisasi
117 AFP Rate (non polio) < 15 tahun 4,4 per 100.000 penduduk <15 tahun Tabel 61
118 Jumlah kasus difteri 0 0 0 Kasus Tabel 62
119 Case fatality rate difteri 0,0 % Tabel 62
120 Jumlah kasus pertusis 0 0 0 Kasus Tabel 62
121 Jumlah kasus tetanus neonatorum 0 0 0 Kasus Tabel 62
122 Case fatality rate tetanus neonatorum 0,0 % Tabel 62
123 Jumlah kasus hepatitis B 0 0 0 Kasus Tabel 62
124 Jumlah kasus suspek campak 0 0 0 Kasus Tabel 62
125 Insiden rate suspek campak 0,0 0,0 0,0 per 100.000 penduduk Tabel 62
126 KLB ditangani < 24 jam 100,0 % Tabel 63

VI.3 Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik


127 Angka kesakitan (incidence rate) DBD 103,3 78,4 181,7 per 100.000 penduduk Tabel 65
128 Angka kematian (case fatality rate) DBD 0,0 0,0 0,0 % Tabel 65
129 Angka kesakitan malaria (annual parasit incidence ) 0,0 0,0 0,0 per 1.000 penduduk Tabel 66
130 Konfirmasi laboratorium pada suspek malaria 100,0 % Tabel 66
131 Pengobatan standar kasus malaria positif 0,0 % Tabel 66
132 Case fatality rate malaria 0,0 0,0 0,0 % Tabel 66
133 Penderita kronis filariasis 0 0 0 Kasus Tabel 67

VI.4 Pengendalian Penyakit Tidak Menular


135 Penderita Hipertensi Mendapat Pelayanan Kesehatan 7,4 8,2 7,8 % Tabel 68
136 Penyandang DM mendapatkan pelayanan kesehatan
sesuai standar 35,9 % Tabel 69
138 Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara 1,5 % perempuan usia 30-50 tahun Tabel 70
ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
139 Persentase IVA positif pada perempuan usia 30-50 tahun 2,7 % Tabel 70
140 % tumor/benjolan payudara pada perempuan 30-50 tahun 0,2 % Tabel 70
141 Pelayanan Kesehatan Orang dengan Gangguan Jiwa Berat 74,6 % Tabel 71

VIIKESEHATAN LINGKUNGAN
142 Sarana air minum dengan risiko rendah dan sedang 86,6 % Tabel 72
143 Sarana air minum memenuhi syarat 98,0 % Tabel 72
144 KK dengan akses terhadap sanitasi yang layak (jamban 90,5
sehat) % Tabel 73
145 Desa STBM 0,0 % Tabel 74
146 Tempat-tempat umum memenuhi syarat kesehatan 82,4 % Tabel 75
147 Tempat pengelolaan makanan memenuhi syarat kesehatan 7,3 % Tabel 76
TABEL 1

LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA,


DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2020

LUAS JUMLAH JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN


JUMLAH
NO KECAMATAN WILAYAH DESA + RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK
2 DESA KELURAHAN PENDUDUK 2
(km ) KELURAHAN TANGGA TANGGA per km
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Bangli 56,3 5 4 9 52.290 928,8
2 Tembuku 48,3 6 0 6 35.190 728,6
3 Susut 49,3 9 0 9 45.130 915,4
4 Kintamani 366,9 48 0 48 95.790 261,1

KABUPATEN/KOTA 520,8 68 4 72 228.400 55742* 3,86* 438,6

* : Data tahun 2010


Sumber: - Kantor Statistik Kabupaten/Kota Bangli (Hasil proyeksi sensus penduduk tahun 2010)
TABEL 2

JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR


KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2020

JUMLAH PENDUDUK
NO KELOMPOK UMUR (TAHUN)
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN RASIO JENIS KELAMIN
1 2 3 4 5 6

1 0-4 8.500 8.100 16.600 104,9


2 5-9 8.800 8.500 17.300 103,5
3 10 - 14 9.800 9.300 19.100 105,4
4 15 - 19 9.000 7.800 16.800 115,4
5 20 - 24 7.100 6.800 13.900 104,4
6 25 - 29 8.300 8.000 16.300 103,8
7 30 - 34 8.400 7.700 16.100 109,1
8 35 - 39 7.900 7.700 15.600 102,6
9 40 - 44 7.300 7.600 14.900 96,1
10 45 - 49 8.300 8.400 16.700 98,8
11 50 - 54 8.500 8.900 17.400 95,5
12 55 - 59 6.900 6.900 13.800 100,0
13 60 - 64 5.600 5.500 11.100 101,8
14 65 - 69 4.100 4.200 8.300 97,6
15 70 - 74 3.300 3.400 6.700 97,1
16 75+ 3.700 4.100 7.800 90,2

KABUPATEN/KOTA 115.500 112.900 228.400 102,3


ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO) 50

Sumber: - Kantor Statistik Kabupaten/kota Bangli (Hasil Proyeksi Sensus Penduduk 2010)
TABEL 3

PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF


DAN IJAZAH TERTINGGI YANG DIPEROLEH MENURUT JENIS KELAMIN
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2020

JUMLAH PERSENTASE
NO VARIABEL LAKI-LAKI+ LAKI-LAKI+
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN
PEREMPUAN PEREMPUAN
1 2 3 4 5 6 7 8

1 PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS 88.400 87.000 175.400

2 PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF 0 92,5 88,4 90,4

3 PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN:

a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 0 13,1 12,6 12,8


b. SD/MI 0 33,3 43,9 38,6
c. SMP/ MTs 0 19,7 19,4 19,6
d. SMA/ MA 0 21,3 16,0 18,7
e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 0 4,3 3,6 3,9
f. DIPLOMA I/DIPLOMA II 0 0,6 0,4 0,5
g. AKADEMI/DIPLOMA III 0 0,3 0,9 0,6
h. S1/DIPLOMA IV 0 7,3 2,9 5,1
i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) 0 0,2 0,4 0,3

Sumber: Kantor Statistik Kabupaten/ Kota Bangli (Susenas 2020)


TABEL 4

JUMLAH FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN


KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2020

PEMILIKAN/PENGELOLA
NO FASILITAS KESEHATAN
KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9
RUMAH SAKIT
1 RUMAH SAKIT UMUM 0 0 1 0 0 1 2
2 RUMAH SAKIT KHUSUS 0 1 0 0 0 0 1
PUSKESMAS DAN JARINGANNYA
1 PUSKESMAS RAWAT INAP 0 0 5 0 0 0 5
- JUMLAH TEMPAT TIDUR 0 0 45 0 0 0 45
2 PUSKESMAS NON RAWAT INAP 0 0 7 0 0 0 7
3 PUSKESMAS KELILING 0 0 17 0 0 0 17
4 PUSKESMAS PEMBANTU 0 0 57 0 0 0 57
SARANA PELAYANAN LAIN
1 RUMAH BERSALIN 0 0 0 0 0 0 0
2 KLINIK PRATAMA 0 0 0 4 0 5 9
3 KLINIK UTAMA 0 0 0 0 0 0 0
4 BALAI PENGOBATAN 0 0 0 0 0 0 0
5 PRAKTIK DOKTER BERSAMA 0 0 0 0 0 0 0
6 PRAKTIK DOKTER UMUM PERORANGAN 0 0 0 0 0 43 43
7 PRAKTIK DOKTER GIGI PERORANGAN 0 0 0 0 0 9 9
8 PRAKTIK DOKTER SPESIALIS PERORANGAN 0 0 0 0 0 15 15
9 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL 0 0 0 0 0 0 0
10 BANK DARAH RUMAH SAKIT 0 0 1 0 0 0 1
11 UNIT TRANSFUSI DARAH 0 0 1 0 0 0 1
12 LABORATORIUM KESEHATAN 0 0 0 0 0 2 2
0
1 INDUSTRI FARMASI 0 0 0 0 0 0 0
2 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL 0 0 0 0 0 0 0
3 USAHA MIKRO OBAT TRADISIONAL 0 0 0 0 0 0 0
4 PRODUKSI ALAT KESEHATAN 0 0 0 0 0 0 0
5 PEDAGANG BESAR FARMASI 0 0 0 0 0 0 0
6 APOTEK 0 0 0 0 0 16 16
7 APOTEK PRB 0 0 0 0 0 1 1
8 TOKO OBAT 0 0 0 0 0 7 7
9 TOKO ALKES 0 0 0 0 0 0 0

Sumber: '- Dinas Penanaman Modal dan PSTP Kabupaten Bangli Tahun 2020
TABEL 5

JUMLAH KUNJUNGAN PASIEN BARU RAWAT JALAN, RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2020

JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA


NO SARANA PELAYANAN KESEHATAN RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
JUMLAH KUNJUNGAN 139.510 124.906 264.416 7.400 7.323 14.723 8.432 4.807 13.239
JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA 115.500 112.900 228.400 115.500 112.900 228.400
CAKUPAN KUNJUNGAN (%) 120,8 110,6 115,8 6,4 6,5 6,4
A Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
1 Puskesmas
1. Bangli 1.642 1.400 3.042 0 0 0 30 15 45
2. Bangli utara 1.517 2.345 3.862 0 0 0 15 30 45
3. Tembuku I 4.933 4.445 9.378 0 0 0 20 42 62
4. Tembuku II 7.115 7.071 14.186 30 74 104 10 35 45
5. Susut I 6.246 6.447 12.693 3 17 20 50 30 80
6. Susut II 4.896 5.104 10.000 0 0 0 15 25 40
7. Kintamani I 4.433 4.623 9.056 0 74 74 30 21 51
8. Kintamani II 2.483 3.338 5.821 0 0 0 20 23 43
9. Kintamani III 1.511 1.289 2.800 34 86 120 20 28 48
10. Kintamani IV 3.281 3.713 6.994 0 0 0 5 8 13
11. Kintamani V 2.008 1.828 3.836 10 24 34 20 22 42
12. Kintamani VI 3.234 3.957 7.191 0 0 0 20 5 25
Total Puskesmas 43.299 45.560 88.859 77 275 352 255 284 539

2 Klinik Pratama
1. Klinik Bangli Usadha Sejahtera 612 552 1.164 0 0 0 0 0 0
2. Klinik Kintamani 1.962 2.708 4.670 0 0 0 0 0 0
3. Kinik Era Medika 3.149 4.186 7.335 0 0 0 0 0 0
4. Klinik BMC 1.152 1.101 2.253 0 0 0 0 0 0
5. Klini Polres Bangli 1.517 1.359 2.876 0 0 0 2 0 2
6. Klinik Rutan 413 120 533 0 1 1 12 6 18
7. Klinik Lapas narkotika 8.440 0 8.440 0 0 0 16 0 16
8. Klinik Kodim Bangli 773 354 1.127 0 0 0 0 0 0

Total Klinik 18.018 10.380 28.398 0 1 1 30 6 36

3 Praktik Mandiri Dokter


1 0 0 0
2 0 0 0
3 0 0 0
dst 0 0 0
4 Praktik Mandiri Dokter Gigi
1 0 0 0
2 0 0 0
3 0 0 0
dst 0 0 0
5 Praktik Mandiri Bidan
1 0 0 0
2 0 0 0
3 0 0 0
dst 0 0 0

SUB JUMLAH I 61.317 55.940 117.257 77 276 353 285 290 575
B Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Lanjut
1 Klinik Utama
1 0 0 0
2 0 0 0
3 0 0 0
dst 0 0 0
2 RS Umum
1. RSUD Bangli 33.608 27.199 60.807 2.521 3.255 5.776 0 0 0
2. RS BMC 36.893 37.122 74.015 1.993 2.505 4.498 587 550 1.137
3 0 0 0
dst 0 0 0
3 RS Khusus
1. UPTD RSJ Provinsi Bali 7692 4645 12.337 2.809 1.287 4.096 7560 3967 11.527
2 0 0 0
3 0 0 0
dst 0 0 0
4 Praktik Mandiri Dokter Spesialis
1 0 0 0
2 0 0 0
3 0 0 0
dst 0 0 0

SUB JUMLAH II 78.193 68.966 147.159 7.323 7.047 14.370 8.147 4.517 12.664

Sumber: Seksi Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020
Seksi Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020
Catatan: Puskesmas non rawat inap hanya melayani kunjungan rawat jalan
TABEL 6

PERSENTASE RUMAH SAKIT DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2020

MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR LEVEL I


NO RUMAH SAKIT JUMLAH
JUMLAH %
1 2 3 4 5

1 RUMAH SAKIT UMUM 2 2 100,0

2 RUMAH SAKIT KHUSUS 1 1 100,0

KABUPATEN/KOTA 3 3 100,0

Sumber: Seksi Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020
TABEL 7

ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT


KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2020

PASIEN KELUAR PASIEN KELUAR MATI


NAMA RUMAH JUMLAH PASIEN KELUAR MATI Gross Death Rate Net Death Rate
NO (HIDUP + MATI) ≥ 48 JAM DIRAWAT
SAKITa TEMPAT TIDUR
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 RSUD Bangli 150 2.476 3.209 5.685 113 113 226 64 47 111 45,6 35,2 39,8 25,8 14,6 19,5
2 RS BMC 113 2.732 3.223 5.955 53 30 83 17 9 26 19,4 9,3 13,9 6,2 2,8 4,4
3 UPTD RSJ Prov. Bali 400 1.036 546 1.582 6 2 8 6 2 8 5,8 3,7 5,1 5,8 3,7 5,1

KABUPATEN/KOTA 663 6.244 6.978 13.222 172 145 317 87 58 145 27,5 20,8 24,0 13,9 8,3 11,0

Sumber: Seksi Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020
Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta
TABEL 8

INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT


KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2020

NAMA RUMAH JUMLAH PASIEN KELUAR JUMLAH HARI JUMLAH LAMA


NO BOR (%) BTO (KALI) TOI (HARI) ALOS (HARI)
SAKITa TEMPAT TIDUR (HIDUP + MATI) PERAWATAN DIRAWAT

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 RSUD Bangli 150 5.685 33.330 26.550 60,9 37,9 3,8 4,7
2 RS BMC 113 5.955 13.007 17.498 31,5 52,7 4,7 2,9
3 UPTD RSJ Prov. Bali 400 1.582 86.459 82.940 59,2 4,0 37,6 52,4

KABUPATEN/KOTA 663 13.222 132.796 126.988 54,9 19,9 8,3 9,6

Sumber: Seksi Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020
Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta
TABEL 9

PERSENTASE PUSKESMAS DENGAN KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN ESENSIAL


KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2020

KETERSEDIAAN OBAT & VAKSIN


NO KECAMATAN PUSKESMAS
ESENSIAL*
1 2 3 4
1 Bangli Bangli V
2 Bangli Utara V
3 Tembuku Tembuku I V
4 Tembuku II V
5 Susut Susut I V
6 Susut II V
7 Kintamani Kintamani I V
8 Kintamani II V
9 Kintamani III V
10 Kintamani IV V
11 Kintamani V V
12 Kintamani VI V

JUMLAH PUSKESMAS YANG MEMILIKI 80% OBAT DAN VAKSIN ESENSIAL 12


JUMLAH PUSKESMAS YANG MELAPOR 12
% PUSKESMAS DENGAN KETERSEDIAAN OBAT & VAKSIN ESENSIAL 100,0%

Sumber: UPT Gudang Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2020
Keterangan: *) beri tanda "V" jika puskesmas memiliki obat dan vaksin esensial ≥80%
*) beri tanda "X" jika puskesmas memiliki obat dan vaksin esensial <80%
*) jika puskesmas tersebut tidak melapor, mohon dikosongkan atau tidak memberi tanda "V" maupun "X"
TABEL 10

JUMLAH POSYANDU DAN POSBINDU PTM* MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS


KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2020

STRATA POSYANDU JUMLAH


POSYANDU AKTIF*
NO KECAMATAN PUSKESMAS PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI POSBINDU
JUMLAH
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % PTM**
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Bangli Bangli 0 0,0 0 0,0 31 96,9 1 3,1 32 32 100,0 6
2 Bangli Utara 0 0,0 0 0,0 34 91,9 3 8,1 37 37 100,0 5
3 Tembuku Tembuku I 0 0,0 0 0,0 32 91,4 3 8,6 35 35 100,0 2
4 Tembuku II 0 0,0 0 0,0 27 96,4 1 3,6 28 28 100,0 1
5 Susut Susut I 0 0,0 0 0,0 32 94,1 2 5,9 34 34 100,0 6
6 Susut II 0 0,0 0 0,0 20 90,9 2 9,1 22 22 100,0 5
7 Kintamani Kintamani I 0 0,0 0 0,0 32 100,0 0 0,0 32 32 100,0 8
8 Kintamani II 0 0,0 4 15,4 13 50,0 9 34,6 26 22 84,6 7
9 Kintamani III 0 0,0 6 18,8 22 68,8 4 12,5 32 26 81,3 10
10 Kintamani IV 0 0,0 8 27,6 21 72,4 0 0,0 29 21 72,4 6
11 Kintamani V 0 0,0 31 88,6 4 11,4 0 0,0 35 4 11,4 2
12 Kintamani VI 0 0,0 1 7,1 12 85,7 1 7,1 14 13 92,9 9

JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0,0 50 14,0 280 78,7 26 7,3 356 306 86,0 67
RASIO POSYANDU PER 100 BALITA 2,1

Sumber: Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kab. Bangli Tahun 2020


TABEL 11

JUMLAH TENAGA MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN


KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2020

DOKTER
NO UNIT KERJA DR SPESIALIS a DOKTER UMUM TOTAL DOKTER GIGI
GIGI SPESIALIS
TOTAL
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Puskesmas Bangli 0 0 0 1 2 3 1 2 3 1 1 2 0 0 0 1 1 2
2 Puskesmas Bangli Utara 0 0 0 0 2 2 0 2 2 1 0 1 0 0 0 1 0 1
3 Puskesmas Tembuku I 0 0 0 1 1 2 1 1 2 0 2 2 0 0 0 0 2 2
4 Puskesmas Tembuku II 0 0 0 0 2 2 0 2 2 1 0 1 0 0 0 1 0 1
5 Puskesmas Susut I 0 0 0 2 1 3 2 1 3 0 1 1 0 0 0 0 1 1
6 Puskesmas Susut II 0 0 0 1 1 2 1 1 2 0 2 2 0 0 0 0 2 2
7 Puskesmas Kintamani I 0 0 0 1 1 2 1 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 Puskesmas Kintamani II 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1
9 Puskesmas Kintamani III 0 0 0 2 0 2 2 0 2 1 0 1 0 0 0 1 0 1
10 Puskesmas Kintamani IV 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1
11 Puskesmas Kintamani V 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 Puskesmas Kintamani VI 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1
Total Puskesmas 0 0 0 10 11 21 10 11 21 5 8 13 0 0 0 5 8 13
1 RSUD Bangli 27 11 38 10 15 25 37 26 63 1 5 6 0 0 0 1 5 6
2 RS BMC 24 10 34 3 5 8 27 15 42 1 0 1 0 0 0 1 0 1
3 UPTD RSJ Prov. Bali 9 8 17 14 18 32 23 26 49 - 2 2 0 0 0 0 2 2
Total Rumah Sakit 60 29 89 27 38 65 87 67 154 2 7 9 0 0 0 2 7 9
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
1 Kilinik Kintamani 0 0 0 2 0 2 2 0 2 0 1 1 0 0 0 0 1 1
2 Klinik Era Medika 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Klinik Pratama BMC 0 0 0 0 2 2 0 2 2 0 1 1 0 0 0 0 1 1
4 Klinik Rutan 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Klinik Polres 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1
6 Klinik Kodim 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Klinik Lapas Narkotika 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 Klinik Bangli Husada Sejahtera 0 0 0 3 0 3 3 0 3 0 1 1 0 0 0 0 1 1
Total Klinik 0 0 0 8 4 12 8 4 12 0 4 4 0 0 0 0 4 4
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA)b 60 29 89 45 53 98 105 82 187 7 19 26 0 0 0 7 19 26
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUKb 39,0 42,9 81,9 11,4 0,0 11,4

Sumber: -Profil SDMK Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020

-Sub Bagian Kepegawaian Rumah Sakit di Kabupaten Bangli Tahun 2020

-Klinik di Kabupaten Bangli Tahun 2020

Keterangan : a) Jumlah termasuk S3;

b) Tenaga kesehatan yang bertugas di lebih dari satu tempat, hanya dihitung satu kali
TABEL 12

JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN DI FASILITAS KESEHATAN


KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2020

PERAWATa
NO UNIT KERJA BIDAN
L P L+P
1 2 3 4 5 6
1 Puskesmas Bangli 6 11 17 18
2 Puskesmas Bangli Utara 7 6 13 19
3 Puskesmas Tembuku I 4 8 12 19
4 Puskesmas Tembuku II 7 7 14 27
5 Puskesmas Susut I 5 11 16 23
6 Puskesmas Susut II 2 12 14 16
7 Puskesmas Kintamani I 6 9 15 25
8 Puskesmas Kintamani II 4 0 4 16
9 Puskesmas Kintamani III 5 4 9 25
10 Puskesmas Kintamani IV 6 4 10 20
11 Puskesmas Kintamani V 0 10 10 20
12 Puskesmas Kintamani VI 2 6 8 14
Total Puskesmas 54 88 142 242
1 RSUD Bangli 68 119 187 75
2 RS BMC 17 61 78 27
3 UPTD RSJ Prov. Bali 116 162 278 0
Total Rumah Sakit 201 342 543 102
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
1 Kilinik Kintamani 1 1 2 2
2 Klinik Era Medika 0 1 1 6
3 Klinik Pratama BMC 0 2 2 0
4 Klinik Rutan 1 1 2 0
5 Klinik Polres 1 2 3 1
6 Klinik Kodim 4 0 4 0
7 Klinik Lapas Narkotika 1 0 1 0
8 Klinik Bangli Husada Sejahtera 0 2 2 5
Total Klinik 8 9 17 14
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0
JUMLAH (KAB/KOTA)b 263 439 702 358
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUKb 307,4 156,7

Sumber: -Profil SDMK Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020


TABEL 13

JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT, KESEHATAN LINGKUNGAN, DAN GIZI DI FASILITAS KESEHATAN
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2020

KESEHATAN MASYARAKAT KESEHATAN LINGKUNGAN GIZI


NO UNIT KERJA
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Puskesmas Bangli 0 1 1 1 2 3
2 Puskesmas Bangli Utara 0 1 1 2 1 3
3 Puskesmas Tembuku I 1 0 1 2 1 3
4 Puskesmas Tembuku II 0 1 1 1 1 2
5 Puskesmas Susut I 0 1 1 1 0 1
6 Puskesmas Susut II 0 1 1 1 0 1
7 Puskesmas Kintamani I 1 0 1 0 1 1
8 Puskesmas Kintamani II 0 1 1 0 1 1
9 Puskesmas Kintamani III 1 0 1 0 1 1
10 Puskesmas Kintamani IV 1 0 1 1 0 1
11 Puskesmas Kintamani V 0 0 0 2 1 3
12 Puskesmas Kintamani VI 0 1 1 2 0 2
Total Puskesmas 4 7 11 13 9 22
1 RSUD Bangli 0 0 0 3 8 11
2 RS BMC 0 0 0 0 0 0
3 UPTD RSJ Prov. Bali 0 2 2 2 4 6
Total Rumah Sakit 0 2 2 5 12 17
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0
1 Kilinik Kintamani 0 0 0 0 0 0
2 Klinik Era Medika 0 0 0 0 0 0
3 Klinik Pratama BMC 0 0 0 0 0 0
4 Klinik Rutan 0 0 0 0 0 0
5 Klinik Polres 0 0 0 0 0 0
6 Klinik Kodim 0 0 0 0 0 0
7 Klinik Lapas Narkotika 0 0 0 0 0 0
8 Klinik Bangli Husada Sejahtera 0 0 0 0 0 0
Total Klinik 0 0 0 0 0 0
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0
a
JUMLAH (KAB/KOTA) 4 9 13 18 21 39
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUKa 5,7 17,1

Sumber: -Profil SDMK Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020


TABEL 14

JUMLAH TENAGA TEKNIK BIOMEDIKA, KETERAPIAN FISIK, DAN KETEKNISAN MEDIK DI FASILITAS KESEHATAN
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2020

AHLI TEKNOLOGI TENAGA TEKNIK


NO UNIT KERJA KETERAPIAN FISIK KETEKNISIAN MEDIS
LABORATORIUM MEDIK BIOMEDIKA LAINNYA
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 Puskesmas Bangli 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 3 3
2 Puskesmas Bangli Utara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
3 Puskesmas Tembuku I 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1
4 Puskesmas Tembuku II 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Puskesmas Susut I 0 1 1 0 0 0 0 0 0 3 1 4
6 Puskesmas Susut II 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 4
7 Puskesmas Kintamani I 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 Puskesmas Kintamani II 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 Puskesmas Kintamani III 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
10 Puskesmas Kintamani IV 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
11 Puskesmas Kintamani V 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 Puskesmas Kintamani VI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
Total Puskesmas 0 6 6 0 0 0 0 0 0 7 9 16
1 RSUD Bangli 4 9 13 10 12 22 1 0 1 3 15 18
2 RS BMC 1 7 8 0 0 0 2 0 2 1 0 1
3 UPTD RSJ Prov. Bali 2 4 6 4 2 6 1 5 6 1 8 9
Total Rumah Sakit 7 20 27 14 14 28 4 5 9 5 23 28
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
1 Kilinik Kintamani 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Klinik Era Medika 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Klinik Pratama BMC 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Klinik Rutan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Klinik Polres 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Klinik Kodim 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Klinik Lapas Narkotika 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 Klinik Bangli Husada Sejahtera 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA)a 7 26 33 14 14 28 4 5 9 12 32 44
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUKa 14,4 12,3 3,9 19,3

Sumber: -Profil SDMK Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020


-Sub Bagian Kepegawaian Rumah Sakit di Kabupaten Bangli Tahun 2020
-Klinik di Kabupaten Bangli Tahun 2020
Keterangan : a) Tenaga kesehatan yang bertugas di lebih dari satu tempat, hanya dihitung satu kali
TABEL 15

JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DI FASILITAS KESEHATAN


KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2020

TENAGA KEFARMASIAN
TENAGA TEKNIS
NO UNIT KERJA APOTEKER TOTAL
KEFARMASIAN
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Puskesmas Bangli 1 1 2 0 0 0 1 1 2
2 Puskesmas Bangli Utara 0 0 0 0 1 1 0 1 1
3 Puskesmas Tembuku I 1 1 2 0 0 0 1 1 2
4 Puskesmas Tembuku II 0 1 1 0 0 0 0 1 1
5 Puskesmas Susut I 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Puskesmas Susut II 1 0 1 0 0 0 1 0 1
7 Puskesmas Kintamani I 0 1 1 0 0 0 0 1 1
8 Puskesmas Kintamani II 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 Puskesmas Kintamani III 0 1 1 0 0 0 0 1 1
10 Puskesmas Kintamani IV 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 Puskesmas Kintamani V 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 Puskesmas Kintamani VI 0 1 1 0 0 0 0 1 1
Total Puskesmas 3 6 9 0 1 1 3 7 10
1 RSUD Bangli 0 10 10 3 4 7 3 14 17
2 RS BMC 0 13 13 0 3 3 0 16 16
3 UPTD RSJ Prov. Bali 2 8 10 3 5 8 5 13 18
Total Rumah Sakit 2 31 33 6 12 18 8 43 51
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
1 Kilinik Kintamani 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Klinik Era Medika 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Klinik Pratama BMC 0 0 0 0 1 1 0 1 1
4 Klinik Rutan 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Klinik Polres 0 1 1 0 0 0 0 1 1
6 Klinik Kodim 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Klinik Lapas Narkotika 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 Klinik Bangli Husada Sejahtera 0 0 0 0 1 1 0 1 1
Total Klinik 0 1 1 0 2 2 0 3 3
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
JUMLAH (KAB/KOTA)b 5 38 43 6 15 21 11 53 64
b
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 18,8 9,2 28,0

Sumber: -Profil SDMK Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020


-Sub Bagian Kepegawaian Rumah Sakit di Kabupaten Bangli Tahun 2020
-Klinik di Kabupaten Bangli Tahun 2020
Keterangan : a) Termasuk analis farmasi, asisten apoteker, dan sarjana farmasi;
b) Tenaga kesehatan yang bertugas di lebih dari satu tempat, hanya dihitung satu kali
TABEL 16

JUMLAH TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN DI FASILITAS KESEHATAN


KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2020

TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN

TENAGA DUKUNGAN TOTAL


NO UNIT KERJA PEJABAT STRUKTURAL TENAGA PENDIDIK
MANAJEMEN

L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 Puskesmas Bangli 0 1 1 0 0 0 0 3 3 0 4 4
2 Puskesmas Bangli Utara 2 0 2 0 0 0 0 1 1 2 1 3
3 Puskesmas Tembuku I 1 1 2 0 0 0 1 7 8 2 8 10
4 Puskesmas Tembuku II 1 1 2 0 0 0 3 3 6 4 4 8
5 Puskesmas Susut I 0 0 0 0 0 0 1 4 5 1 4 5
6 Puskesmas Susut II 1 0 1 0 0 0 0 6 6 1 6 7
7 Puskesmas Kintamani I 2 0 2 0 0 0 2 3 5 4 3 7
8 Puskesmas Kintamani II 1 0 1 0 0 0 2 2 4 3 2 5
9 Puskesmas Kintamani III 2 0 2 0 0 0 5 0 5 7 0 7
10 Puskesmas Kintamani IV 2 0 2 0 0 0 0 0 0 2 0 2
11 Puskesmas Kintamani V 2 0 2 0 0 0 0 0 0 2 0 2
12 Puskesmas Kintamani VI 0 0 0 0 0 0 1 2 3 1 2 3
Total Puskesmas 14 3 17 0 0 0 15 31 46 29 34 63
1 RSUD Bangli 15 10 25 0 0 0 74 102 176 89 112 201
2 RS BMC 0 0 0 0 0 0 8 33 41 8 33 41
3 UPTD RSJ Prov. Bali 14 7 21 0 0 0 98 91 189 112 98 210
Total Rumah Sakit 29 17 46 0 0 0 180 226 406 209 243 452
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0 0 0 0 0
1 Kilinik Kintamani 0 0 0 0 0 0 1 1 2 1 1 2
2 Klinik Era Medika 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Klinik Pratama BMC 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Klinik Rutan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Klinik Polres 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Klinik Kodim 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Klinik Lapas Narkotika 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 Klinik Bangli Husada Sejahtera 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total Klinik 0 0 0 0 0 0 1 1 2 1 1 2
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
JUMLAH (KAB/KOTA)a 43 20 63 0 0 0 196 258 454 239 278 517

Sumber: -Profil SDMK Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020


TABEL 17

CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN PENDUDUK MENURUT JENIS JAMINAN


KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2020

PESERTA JAMINAN KESEHATAN


NO JENIS KEPESERTAAN
JUMLAH %
1 2 3 4

PENERIMA BANTUAN IURAN (PBI)

1 PBI APBN 68.560 30,0

2 PBI APBD 106.454 46,6

SUB JUMLAH PBI 175.014 76,6

NON PBI

1 Pekerja Penerima Upah (PPU) 51.695 22,6

Pekerja Bukan Penerima Upah


2 24.467 10,7
(PBPU)/mandiri

3 Bukan Pekerja (BP) 2.864 1,3

SUB JUMLAH NON PBI 79.026 34,6

JUMLAH (KAB/KOTA) 254.040 94,7

Sumber: BPJS Kesehatan Kedeputian Bali, NTB dan NTT Tahun 2020
TABEL 18

PERSENTASE DESA YANG MEMANFAATKAN DANA DESA UNTUK KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2020

DESA
NO KECAMATAN PUSKESMAS YG MEMANFAATKAN DANA
JUMLAH %
DESA UNTUK KESEHATAN
1 2 3 4 5 6
1 Bangli Bangli 2 2 100,0
2 Bangli Utara 3 3 100,0
3 Tembuku Tembuku I 4 4 100,0
4 Tembuku II 2 2 100,0
5 Susut Susut I 5 5 100,0
6 Susut II 4 4 100,0
7 Kintamani Kintamani I 8 8 100,0
8 Kintamani II 7 7 100,0
9 Kintamani III 14 14 100,0
10 Kintamani IV 6 6 100,0
11 Kintamani V 4 4 100,0
12 Kintamani VI 9 9 100,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 68 68 100,0

Sumber: Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020
TABEL 19

ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN


KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2020

ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN


NO SUMBER BIAYA
Rupiah %
1 2 3 4

ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:

1 APBD KAB/KOTA Rp161.569.221.620,81 77,2


a. Belanja Langsung Rp57.512.078.982,81
b. Belanja Tidak Langsung Rp77.969.939.638,00
c. Dana Alokasi Khusus (DAK) Rp26.087.203.000,00
- DAK fisik Rp18.285.590.000,00
1. Reguler Rp16.243.483.000,00
2. Penugasan Rp2.042.107.000,00
3. Afirmasi
- DAK non fisik Rp7.801.613.000,00
1. BOK Rp7.801.613.000,00
2. Akreditasi
3. Jampersal
4. Insentif Nakes
5. Stunting
2 APBD PROVINSI Rp0,00 0,0
a. Belanja Langsung
b. Belanja Tidak Langsung
c. Dana Alokasi Khusus (DAK) : BOK

3 APBN : Rp0,00 0,0


a. Dana Dekonsentrasi
b. Lain-lain (sebutkan), misal bansos kapitasi

4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN) 0,0


(sebutkan project dan sumber dananya)

5 SUMBER PEMERINTAH LAIN* (BLUD) Rp47.694.369.178,00 22,8

TOTAL ANGGARAN KESEHATAN Rp209.263.590.798,81


TOTAL APBD KAB/KOTA Rp1.096.016.400.199,12
% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA 19,1
ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA Rp 131.293.651.161

Sumber: -Sub Bagian Program, Evapor dan Humas Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020
TABEL 20

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2020

JUMLAH KELAHIRAN
NAMA LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN
NO KECAMATAN
PUSKESMAS
HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Bangli Bangli 148 4 152 146 1 147 294 5 299


2 Bangli Utara 145 2 147 154 0 154 299 2 301
3 Tembuku Tembuku I 155 5 160 140 0 140 295 5 300
4 Tembuku II 144 2 146 139 0 139 283 2 285
5 Susut Susut I 167 2 169 166 3 169 333 5 338
6 Susut II 153 0 153 163 2 165 316 2 318
7 Kintamani Kintamani I 152 0 152 148 0 148 300 0 300
8 Kintamani II 146 0 146 142 5 147 288 5 293
9 Kintamani III 120 1 121 100 0 100 220 1 221
10 Kintamani IV 117 1 118 86 3 89 203 4 207
11 Kintamani V 188 3 191 192 0 192 380 3 383
12 Kintamani VI 108 1 109 85 2 87 193 3 196

JUMLAH (KAB/KOTA) 1.743 21 1.764 1.661 16 1.677 3.404 37 3.441


ANGKA LAHIR MATI PER 1.000 KELAHIRAN (DILAPORKAN) 11,9 9,5 10,8

Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020
Keterangan : Angka Lahir Mati (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan Angka Lahir Mati yang sebenarnya di populasi
TABEL 21

JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2020

KEMATIAN IBU
JUMLAH LAHIR JUMLAH KEMATIAN IBU HAMIL JUMLAH KEMATIAN IBU BERSALIN JUMLAH KEMATIAN IBU NIFAS JUMLAH KEMATIAN IBU
NO KECAMATAN PUSKESMAS
HIDUP < 20 20-34 < 20 20-34 < 20 20-34 < 20 20-34
≥35 tahun JUMLAH ≥35 tahun JUMLAH ≥35 tahun JUMLAH ≥35 tahun JUMLAH
tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 Bangli Bangli 294 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 2


2 Bangli Utara 299 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
3 Tembuku Tembuku I 295 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Tembuku II 283 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
5 Susut Susut I 333 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1
6 Susut II 316 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Kintamani Kintamani I 300 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 Kintamani II 288 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 Kintamani III 220 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 Kintamani IV 203 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 Kintamani V 380 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
12 Kintamani VI 193 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 3.404 0 2 2 4 0 0 0 0 0 2 0 2 0 4 2 6


ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN) 176

Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020
Keterangan:
- Jumlah kematian ibu = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas
- Angka Kematian Ibu (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi
TABEL 22

JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT PENYEBAB, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2020

PENYEBAB KEMATIAN IBU


GANGGUAN
HIPERTENSI
NO KECAMATAN PUSKESMAS SISTEM GANGGUAN
PERDARAHAN DALAM INFEKSI LAIN-LAIN
PEREDARAN METABOLIK**
KEHAMILAN
DARAH *
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Bangli Bangli 1 0 0 0 0 1
2 Bangli Utara 0 0 0 1 0 0
3 Tembuku Tembuku I 0 0 0 0 0 0
4 Tembuku II 0 0 0 0 0 1
5 Susut Susut I 0 0 0 0 0 1
6 Susut II 0 0 0 0 0 0
7 Kintamani Kintamani I 0 0 0 0 0 0
8 Kintamani II 0 0 0 0 0 0
9 Kintamani III 0 0 0 0 0 0
10 Kintamani IV 0 0 0 0 0 0
11 Kintamani V 0 0 0 0 0 1
12 Kintamani VI 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 1 0 0 1 0 4

Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020
* Jantung, Stroke, dll
** Diabetes Mellitus, dll
TABEL 23

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN PADA IBU HAMIL, IBU BERSALIN, DAN IBU NIFAS MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2020

IBU HAMIL IBU BERSALIN/NIFAS


PERSALINAN PERSALINAN DI IBU NIFAS
K1 K4* KF1 KF2 KF3
NO KECAMATAN PUSKESMAS DITOLONG NAKES FASYANKES** MENDAPAT VIT A
JUMLAH JUMLAH
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

1 Bangli Bangli 334 324 97,0 307 91,9 320 295 92,2 295 92,2 295 92,2 294 91,9 298 93,1 295 92,2
2 Bangli Utara 362 321 88,7 316 87,3 346 298 86,1 298 86,1 298 86,1 273 78,9 289 83,5 298 86,1
3 Tembuku Tembuku I 271 287 105,9 285 105,2 258 298 115,5 298 115,5 298 115,5 225 87,2 302 117,1 298 115,5
4 Tembuku II 302 324 107,3 294 97,4 288 283 98,3 283 98,3 283 98,3 284 98,6 284 98,6 283 98,3
5 Susut Susut I 364 335 92,0 308 84,6 348 332 95,4 332 95,4 331 95,1 327 94,0 327 94,0 331 95,1
6 Susut II 310 326 105,2 279 90,0 297 315 106,1 315 106,1 315 106,1 235 79,1 304 102,4 308 103,7
7 Kintamani Kintamani I 359 361 100,6 302 84,1 343 300 87,5 300 87,5 300 87,5 295 86,0 292 85,1 298 86,9
8 Kintamani II 336 321 95,5 293 87,2 321 291 90,7 291 90,7 290 90,3 268 83,5 266 82,9 283 88,2
9 Kintamani III 219 221 100,9 205 93,6 208 220 105,8 220 105,8 220 105,8 208 100,0 204 98,1 216 103,8
10 Kintamani IV 207 220 106,3 205 99,0 197 209 106,1 209 106,1 210 106,6 209 106,1 209 106,1 210 106,6
11 Kintamani V 371 409 110,2 315 84,9 354 381 107,6 381 107,6 381 107,6 209 59,0 366 103,4 381 107,6
12 Kintamani VI 218 230 105,5 185 84,9 207 193 93,2 193 93,2 193 93,2 193 93,2 191 92,3 193 93,2

JUMLAH (KAB/KOTA) 3.653 3.679 100,7 3.294 90,2 3.487 3.415 97,9 3.415 97,9 3.414 97,9 3.020 86,6 3.332 95,6 3.394 97,3

Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020
TABEL 24

CAKUPAN IMUNISASI Td PADA IBU HAMIL MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS


KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2020

IMUNISASI Td PADA IBU HAMIL


JUMLAH IBU
NO KECAMATAN PUSKESMAS Td1 Td2 Td3 Td4 Td5 Td2+
HAMIL
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Bangli Bangli 334 0 0,0 0 0,0 0 0,0 80 24,0 2 0,6 82 24,6
2 Bangli Utara 362 0 0,0 0 0,0 0 0,0 184 50,8 193 53,3 377 104,1
3 Tembuku Tembuku I 271 0 0,0 0 0,0 0 0,0 268 98,9 0 0,0 268 98,9
4 Tembuku II 302 0 0,0 0 0,0 0 0,0 135 44,7 167 55,3 302 100,0
5 Susut Susut I 364 0 0,0 0 0,0 0 0,0 161 44,2 124 34,1 285 78,3
6 Susut II 310 0 0,0 0 0,0 0 0,0 14 4,5 16 5,2 30 9,7
7 Kintamani Kintamani I 359 0 0,0 0 0,0 0 0,0 62 17,3 296 82,5 358 99,7
8 Kintamani II 336 0 0,0 0 0,0 0 0,0 89 26,5 168 50,0 257 76,5
9 Kintamani III 219 0 0,0 0 0,0 0 0,0 14 6,4 0 0,0 14 6,4
10 Kintamani IV 207 0 0,0 0 0,0 0 0,0 188 90,8 209 101,0 397 191,8
11 Kintamani V 371 0 0,0 0 0,0 0 0,0 98 26,4 219 59,0 317 85,4
12 Kintamani VI 218 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 230 105,5 230 105,5

JUMLAH (KAB/KOTA) 3.653 0 0,0 0 0,0 0 0,0 1.293 35,4 1.624 44,5 2.917 79,9

Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020
TABEL 25

PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI Td PADA WANITA USIA SUBUR YANG TIDAK HAMIL MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2020

JUMLAH WUS IMUNISASI Td PADA WUS TIDAK HAMIL


NO KECAMATAN PUSKESMAS TIDAK HAMIL Td1 Td2 Td3 Td4 Td5
(15-39 TAHUN) JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 Bangli Bangli 3.375 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0


2 Bangli Utara 4.563 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
3 Tembuku Tembuku I 4.563 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
4 Tembuku II 2.348 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
5 Susut Susut I 3.399 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
6 Susut II 2.862 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
7 Kintamani Kintamani I 3.807 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
8 Kintamani II 2.836 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
9 Kintamani III 15.123 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
10 Kintamani IV 2.144 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
11 Kintamani V 4.563 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
12 Kintamani VI 2.048 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 51.631 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020
TABEL 26

PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI Td PADA WANITA USIA SUBUR (HAMIL DAN TIDAK HAMIL) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2020

IMUNISASI Td PADA WUS


JUMLAH WUS
NO KECAMATAN PUSKESMAS Td1 Td2 Td3 Td4 Td5
(15-39 TAHUN)
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 Bangli Bangli 3.709 0 0,0 0 0,0 0 0,0 80 2,2 2 0,1
2 Bangli Utara 4.925 0 0,0 0 0,0 0 0,0 184 3,7 193 3,9
3 Tembuku Tembuku I 4.834 0 0,0 0 0,0 0 0,0 268 5,5 0 0,0
4 Tembuku II 2.650 0 0,0 0 0,0 0 0,0 135 5,1 167 6,3
5 Susut Susut I 3.763 0 0,0 0 0,0 0 0,0 161 4,3 124 3,3
6 Susut II 3.172 0 0,0 0 0,0 0 0,0 14 0,4 16 0,5
7 Kintamani Kintamani I 4.166 0 0,0 0 0,0 0 0,0 62 1,5 296 7,1
8 Kintamani II 3.172 0 0,0 0 0,0 0 0,0 89 2,8 168 5,3
9 Kintamani III 15.342 0 0,0 0 0,0 0 0,0 14 0,1 0 0,0
10 Kintamani IV 2.351 0 0,0 0 0,0 0 0,0 188 8,0 209 8,9
11 Kintamani V 4.934 0 0,0 0 0,0 0 0,0 98 2,0 219 4,4
12 Kintamani VI 2.266 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 230 10,2

JUMLAH (KAB/KOTA) 55.284 0 0,0 0 0,0 0 0,0 1.293 2,3 1.624 2,9

Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020
TABEL 27

JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET TAMBAH DARAH (TTD) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2020

TTD (90 TABLET)


NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH IBU HAMIL
JUMLAH %
1 2 3 4 5 6
1 Bangli Bangli 334 319 95,5
2 Bangli Utara 362 326 90,1
3 Tembuku Tembuku I 271 271 100,0
4 Tembuku II 302 294 97,4
5 Susut Susut I 364 364 100,0
6 Susut II 310 310 100,0
7 Kintamani Kintamani I 359 333 92,8
8 Kintamani II 336 298 88,7
9 Kintamani III 219 195 89,0
10 Kintamani IV 207 207 100,0
11 Kintamani V 371 316 85,2
12 Kintamani VI 218 190 87,2

JUMLAH (KAB/KOTA) 3.653 3.423 93,7

Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020
TABEL 28

PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2020

PESERTA KB AKTIF
JUMLAH
NO KECAMATAN PUSKESMAS
PUS
KONDOM % SUNTIK % PIL % AKDR % MOP % MOW % IMPLAN % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Bangli Bangli 4.450 64 1,8 959 26,4 154 4,2 2.195 60,4 9 0,2 153 4,2 90 2,5 3.633 81,6
2 Bangli Utara 5.118 101 2,2 1.877 40,1 240 5,1 2.009 42,9 119 2,5 173 3,7 47 1,0 4.685 91,5
3 Tembuku Tembuku I 3.859 17 0,5 1.250 38,9 150 4,7 1.509 46,9 14 0,4 130 4,0 133 4,1 3.217 83,4
4 Tembuku II 2.889 45 1,9 1.135 48,4 291 12,4 673 28,7 15 0,6 73 3,1 99 4,2 2.346 81,2
5 Susut Susut I 4.017 70 2,1 1.449 44,4 237 7,3 1.189 36,5 70 2,1 118 3,6 59 1,8 3.262 81,2
6 Susut II 5.146 29 0,7 1.477 33,7 159 3,6 2.552 58,3 2 0,0 93 2,1 67 1,5 4.381 85,1
7 Kintamani Kintamani I 4.353 80 2,0 1.429 35,5 320 8,0 1.800 44,8 41 1,0 151 3,8 158 3,9 4.020 92,4
8 Kintamani II 3.664 61 1,8 1.526 46,0 497 15,0 602 18,1 65 2,0 229 6,9 276 8,3 3.321 90,6
9 Kintamani III 3.131 88 3,1 906 31,5 336 11,7 1.249 43,4 55 1,9 108 3,8 81 2,8 2.878 91,9
10 Kintamani IV 4.481 75 1,7 2.946 67,8 692 15,9 349 8,0 22 0,5 62 1,4 174 4,0 4.342 96,9
11 Kintamani V 3.056 0 0,0 1.303 57,3 63 2,8 644 28,3 20 0,9 91 4,0 134 5,9 2.275 74,4
12 Kintamani VI 2.870 37 1,4 1.125 42,5 141 5,3 1.137 43,0 10 0,4 137 5,2 47 1,8 2.644 92,1

JUMLAH (KAB/KOTA) 47.034 667 1,6 17.382 42,9 3.280 8,1 15.908 39,2 442 1,1 1.518 3,7 1.365 3,4 40.562 86,2

Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020
Keterangan:
AKDR: Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
MOP : Metode Operasi Pria
MOW : Metode Operasi Wanita
TABEL 29

CAKUPAN DAN PROPORSI PESERTA KB PASCA PERSALINAN MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2020

JUMLAH IBU PESERTA KB PASCA PERSALINAN


NO KECAMATAN PUSKESMAS
BERSALIN
KONDOM % SUNTIK % PIL % AKDR % MOP % MOW % IMPLAN % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Bangli Bangli 320 0 0,0 8 44,4 0 0,0 10 55,6 0 0,0 0 0,0 0 0,0 18 5,6
2 Bangli Utara 346 0 0,0 139 79,9 3 1,7 12 6,9 0 0,0 15 8,6 5 2,9 174 50,3
3 Tembuku Tembuku I 258 9 12,9 36 51,4 1 1,4 7 10,0 0 0,0 17 24,3 0 0,0 70 27,1
4 Tembuku II 288 0 0,0 13 100,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 13 4,5
5 Susut Susut I 348 0 0,0 12 36,4 1 3,0 2 6,1 0 0,0 15 45,5 3 9,1 33 9,5
6 Susut II 297 0 0,0 28 73,7 3 7,9 5 13,2 0 0,0 2 5,3 0 0,0 38 12,8
7 Kintamani Kintamani I 343 0 0,0 14 36,8 1 2,6 12 31,6 1 2,6 9 23,7 0 0,0 38 11,1
8 Kintamani II 321 0 0,0 24 44,4 7 13,0 7 13,0 0 0,0 8 14,8 8 14,8 54 16,8
9 Kintamani III 208 10 13,5 30 40,5 10 13,5 14 18,9 0 0,0 8 10,8 2 2,7 74 35,6
10 Kintamani IV 197 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
11 Kintamani V 354 2 1,2 110 66,7 6 3,6 27 16,4 0 0,0 3 1,8 17 10,3 165 46,6
12 Kintamani VI 207 5 3,2 85 55,2 5 3,2 39 25,3 0 0,0 18 11,7 2 1,3 154 74,4

JUMLAH (KAB/KOTA) 3.487 26 3,1 499 60,1 37 4,5 135 16,3 1 0,1 95 11,4 37 4,5 830 23,8

Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020
TABEL 30

JUMLAH DAN PERSENTASE PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN DAN KOMPLIKASI NEONATAL


MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2020

PENANGANAN PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL


PERKIRAAN PERKIRAAN NEONATAL
KOMPLIKASI JUMLAH LAHIR HIDUP
BUMIL KOMPLIKASI
JUMLAH KEBIDANAN L P L+P
NO KECAMATAN PUSKESMAS DENGAN
IBU HAMIL
KOMPLIKASI
KEBIDANAN S % L P L+P L P L+P S % S % S %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 Bangli Bangli 334 67 34 50,9 151 142 293 23 21 44 24 106,0 18 84,5 42 95,6
2 Bangli Utara 362 72 48 66,3 164 154 318 25 23 48 11 44,7 13 56,3 24 50,3
3 Tembuku Tembuku I 271 54 70 129,2 122 113 235 18 17 35 17 92,9 9 53,1 26 73,8
4 Tembuku II 302 60 38 62,9 135 129 264 20 19 40 5 24,7 6 31,0 11 27,8
5 Susut Susut I 364 73 71 97,5 164 156 320 25 23 48 8 32,5 9 38,5 17 35,4
6 Susut II 310 62 17 27,4 139 132 271 21 20 41 4 19,2 10 50,5 14 34,4
7 Kintamani Kintamani I 359 72 59 82,2 152 164 316 23 25 47 8 35,1 6 24,4 14 29,5
8 Kintamani II 336 67 29 43,2 158 137 295 24 21 44 3 12,7 6 29,2 9 20,3
9 Kintamani III 219 44 17 38,8 86 102 188 13 15 28 8 62,0 12 78,4 20 70,9
10 Kintamani IV 207 41 16 38,6 83 94 177 12 14 27 7 56,2 2 14,2 9 33,9
11 Kintamani V 371 74 3 4,0 160 166 326 24 25 49 4 16,7 2 8,0 6 12,3
12 Kintamani VI 218 44 26 59,6 91 96 187 14 14 28 15 109,9 9 62,5 24 85,6

JUMLAH (KAB/KOTA) 3.653 731 428 58,6 1.605 1.585 3.190 241 238 479 114 47,4 102 42,9 216 45,1

Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020
TABEL 31

JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2020

JUMLAH KEMATIAN
LAKI - LAKI PEREMPUAN LAKI - LAKI + PEREMPUAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS BALITA BALITA BALITA
NEONATAL ANAK JUMLAH NEONATAL ANAK JUMLAH NEONATAL ANAK JUMLAH
BAYIa BAYIa BAYIa
BALITA TOTAL BALITA TOTAL BALITA TOTAL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Bangli Bangli 0 1 0 1 0 1 0 1 0 2 0 2
2 Bangli Utara 2 2 0 2 0 0 0 0 2 2 0 2
3 Tembuku Tembuku I 6 6 1 7 1 1 0 1 7 7 1 8
4 Tembuku II 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1
5 Susut Susut I 2 3 1 4 1 1 0 1 3 4 1 5
6 Susut II 1 1 0 1 0 1 0 1 1 2 0 2
7 Kintamani Kintamani I 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1
8 Kintamani II 0 0 0 0 3 3 0 3 3 3 0 3
9 Kintamani III 1 1 0 1 1 1 0 1 2 2 0 2
10 Kintamani IV 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1
11 Kintamani V 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1
12 Kintamani VI 1 2 0 2 0 1 0 1 1 3 0 3
JUMLAH (KAB/KOTA) 15 18 2 20 8 11 0 11 23 29 2 31
ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN) 8,6 10,3 1,1 11,5 4,8 6,6 0,0 6,6 6,8 8,5 0,6 9,1

Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020
Keterangan : - Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKN/AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi
TABEL 32

JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN ANAK BALITA MENURUT PENYEBAB UTAMA, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2020

PENYEBAB KEMATIAN NEONATAL (0-28 HARI) PENYEBAB KEMATIAN POST NEONATAL (29 HARI-11 BULAN) PENYEBAB KEMATIAN ANAK BALITA (12-59 BULAN)
TETANUS KELAINAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS KELAINAN LAIN- PNEUMO KELAINAN PNEUMO
BBLR ASFIKSIA NEONATO SEPSIS DIARE MALARIA TETANUS SALURAN LAIN-LAIN DIARE MALARIA CAMPAK DEMAM DIFTERI LAIN-LAIN
BAWAAN LAIN NIA SARAF NIA
RUM CERNA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

1 Bangli Bangli 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0
2 Bangli Utara 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Tembuku Tembuku I 4 2 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
4 Tembuku II 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Susut Susut I 2 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1
6 Susut II 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Kintamani Kintamani I 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 Kintamani II 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 Kintamani III 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 Kintamani IV 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 Kintamani V 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 Kintamani VI 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 11 3 0 0 4 5 2 0 0 0 0 0 4 0 0 0 0 0 0 2

Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020
TABEL 33

BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2020

BAYI BARU LAHIR DITIMBANG BBLR


JUMLAH LAHIR HIDUP
L P L+P L P L+P
NO KECAMATAN PUSKESMAS
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 Bangli Bangli 151 142 293 148 98,0 146 102,8 294 100,3 7 4,7 4 2,7 11 3,7
2 Bangli Utara 164 154 318 145 88,4 154 100,0 299 94,0 5 3,4 8 5,2 13 4,3
3 Tembuku Tembuku I 122 113 235 155 127,0 140 123,9 295 125,5 6 3,9 5 3,6 11 3,7
4 Tembuku II 135 129 264 144 106,7 139 107,8 283 107,2 5 3,5 2 1,4 7 2,5
5 Susut Susut I 164 156 320 167 101,8 166 106,4 333 104,1 11 6,6 8 4,8 19 5,7
6 Susut II 139 132 271 153 110,1 163 123,5 316 116,6 3 2,0 2 1,2 5 1,6
7 Kintamani Kintamani I 152 164 316 152 100,0 147 89,6 299 94,6 5 3,3 7 4,8 12 4,0
8 Kintamani II 158 137 295 146 92,4 142 103,6 288 97,6 0 0,0 2 1,4 2 0,7
9 Kintamani III 86 102 188 119 138,4 100 98,0 219 116,5 6 5,0 8 8,0 14 6,4
10 Kintamani IV 83 94 177 117 141,0 88 93,6 205 115,8 0 0,0 1 1,1 1 0,5
11 Kintamani V 160 166 326 188 117,5 192 115,7 380 116,6 3 1,6 3 1,6 6 1,6
12 Kintamani VI 91 96 187 108 118,7 85 88,5 193 103,2 7 6,5 5 5,9 12 6,2

JUMLAH (KAB/KOTA) 1.605 1.585 3.190 1.742 108,5 1.662 104,9 3.404 106,7 58 3,3 55 3,3 113 3,3

Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020
TABEL 34

CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2020

KUNJUNGAN NEONATAL 1 KALI (KN1) KUNJUNGAN NEONATAL 3 KALI (KN LENGKAP)*


JUMLAH LAHIR HIDUP
NO KECAMATAN PUSKESMAS L P L+P L P L+P

L P L +P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Bangli Bangli 151 142 293 148 98,0 146 102,8 294 100,3 155 102,6 142 100,0 297 101,4
2 Bangli Utara 164 154 318 145 88,4 154 100,0 299 94,0 157 95,7 151 98,1 308 96,9
3 Tembuku Tembuku I 122 113 235 155 127,0 140 123,9 295 125,5 155 127,0 151 133,6 306 130,2
4 Tembuku II 135 129 264 144 106,7 139 107,8 283 107,2 144 106,7 139 107,8 283 107,2
5 Susut Susut I 164 156 320 167 101,8 166 106,4 333 104,1 156 95,1 172 110,3 328 102,5
6 Susut II 139 132 271 153 110,1 163 123,5 316 116,6 157 112,9 169 128,0 326 120,3
7 Kintamani Kintamani I 152 164 316 152 100,0 147 89,6 299 94,6 154 101,3 137 83,5 291 92,1
8 Kintamani II 158 137 295 146 92,4 142 103,6 288 97,6 153 96,8 129 94,2 282 95,6
9 Kintamani III 86 102 188 119 138,4 100 98,0 219 116,5 108 125,6 94 92,2 202 107,4
10 Kintamani IV 83 94 177 117 141,0 88 93,6 205 115,8 99 119,3 78 83,0 177 100,0
11 Kintamani V 160 166 326 188 117,5 192 115,7 380 116,6 175 109,4 186 112,0 361 110,7
12 Kintamani VI 91 96 187 108 118,7 85 88,5 193 103,2 106 116,5 87 90,6 193 103,2

JUMLAH (KAB/KOTA) 1.605 1.585 3.190 1.742 108,5 1.662 104,9 3.404 106,7 1.719 107,1 1.635 103,2 3.354 105,1

Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020
Keterangan: *KN Lengkap sama dengan indikator SPM "Persentase bayi baru lahir mendapatkan pelayanan kesehatan bayi baru lahir"
TABEL 35

BAYI BARU LAHIR MENDAPAT IMD* DAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI < 6 BULAN MENURUT KECAMATAN DAN
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2020

BAYI BARU LAHIR BAYI USIA < 6 BULAN


NO KECAMATAN PUSKESMAS MENDAPAT IMD DIBERI ASI
JUMLAH JUMLAH
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Bangli Bangli 294 213 72,4 295 255 86,4
2 Bangli Utara 299 176 58,9 315 280 88,9
3 Tembuku Tembuku I 295 82 27,8 275 245 89,1
4 Tembuku II 283 165 58,3 282 251 89,0
5 Susut Susut I 333 181 54,4 332 267 80,4
6 Susut II 316 136 43,0 313 281 89,8
7 Kintamani Kintamani I 299 188 62,9 306 270 88,2
8 Kintamani II 288 144 50,0 298 282 94,6
9 Kintamani III 219 8 3,7 205 189 92,2
10 Kintamani IV 205 28 13,7 199 176 88,4
11 Kintamani V 380 166 43,7 338 318 94,1
12 Kintamani VI 193 52 26,9 204 187 91,7

JUMLAH (KAB/KOTA) 3.404 1.539 45,2 3.362 3.001 89,3

Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020
Keterangan: IMD = Inisiasi Menyusui Dini
TABEL 36

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2020

PELAYANAN KESEHATAN BAYI


JUMLAH BAYI
NO KECAMATAN PUSKESMAS L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Bangli Bangli 151 142 293 136 90,1 135 95,1 271 92,5
2 Bangli Utara 164 154 318 163 99,4 139 90,3 302 95,0
3 Tembuku Tembuku I 122 113 235 118 96,7 116 102,7 234 99,6
4 Tembuku II 135 129 264 144 106,7 117 90,7 261 98,9
5 Susut Susut I 164 156 320 161 98,2 147 94,2 308 96,3
6 Susut II 139 132 271 140 100,7 151 114,4 291 107,4
7 Kintamani Kintamani I 152 164 316 162 106,6 169 103,0 331 104,7
8 Kintamani II 158 137 295 174 110,1 167 121,9 341 115,6
9 Kintamani III 86 102 188 83 96,5 99 97,1 182 96,8
10 Kintamani IV 83 94 177 66 79,5 97 103,2 163 92,1
11 Kintamani V 160 166 326 174 108,8 157 94,6 331 101,5
12 Kintamani VI 91 96 187 69 75,8 61 63,5 130 69,5

JUMLAH (KAB/KOTA) 1.605 1.585 3.190 1.590 99,1 1.555 98,1 3.145 98,6

Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020
TABEL 37

CAKUPAN DESA/KELURAHAN UNIVERSAL CHILD IMMUNIZATION (UCI) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2020

JUMLAH DESA/KELURAHAN % DESA/KELURAHAN


NO KECAMATAN PUSKESMAS
DESA/KELURAHAN UCI UCI

1 2 3 4 5 6
1 Bangli Bangli 4 4 100,0
2 Bangli Utara 5 5 100,0
3 Tembuku Tembuku I 4 4 100,0
4 Tembuku II 2 2 100,0
5 Susut Susut I 5 5 100,0
6 Susut II 4 4 100,0
7 Kintamani Kintamani I 8 8 100,0
8 Kintamani II 7 7 100,0
9 Kintamani III 14 14 100,0
10 Kintamani IV 6 6 100,0
11 Kintamani V 4 4 100,0
12 Kintamani VI 9 9 100,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 72 72 100,0

Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020
TABEL 38

CAKUPAN IMUNISASI HEPATITIS B0 (0 -7 HARI) DAN BCG PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2020

BAYI DIIMUNISASI
HB0
BAYI LAHIR HIDUP BCG
NO KECAMATAN PUSKESMAS < 24 Jam 1 - 7 Hari
L P L+P L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

1 Bangli Bangli 170 162 332 125 73,5 148 91,4 273 82,2 5 2,9 2 1,2 7 2,1 132 77,6 151 93,2 283 85,2
2 Bangli Utara 153 152 305 147 96,1 135 88,8 282 92,5 1 0,7 5 3,3 6 2,0 137 89,5 128 84,2 265 86,9
3 Tembuku Tembuku I 140 134 274 139 99,3 135 100,7 274 100,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 135 96,4 157 117,2 292 106,6
4 Tembuku II 123 141 264 143 116,3 140 99,3 283 107,2 0 0,0 0 0,0 0 0,0 137 111,4 139 98,6 276 104,5
5 Susut Susut I 170 164 334 162 95,3 150 91,5 312 93,4 17 10,0 15 9,1 32 9,6 167 98,2 170 103,7 337 100,9
6 Susut II 143 139 282 152 106,3 166 119,4 318 112,8 1 0,7 0 0,0 1 0,4 145 101,4 164 118,0 309 109,6
7 Kintamani Kintamani I 156 173 329 170 109,0 154 89,0 324 98,5 0 0,0 0 0,0 0 0,0 184 117,9 151 87,3 335 101,8
8 Kintamani II 163 145 308 145 89,0 140 96,6 285 92,5 8 4,9 10 6,9 18 5,8 164 100,6 143 98,6 307 99,7
9 Kintamani III 82 102 184 114 139,0 109 106,9 223 121,2 7 8,5 2 2,0 9 4,9 110 134,1 101 99,0 211 114,7
10 Kintamani IV 92 89 181 116 126,1 88 98,9 204 112,7 0 0,0 0 0,0 0 0,0 113 122,8 83 93,3 196 108,3
11 Kintamani V 165 175 340 232 140,6 211 120,6 443 130,3 6 3,6 4 2,3 10 2,9 252 152,7 221 126,3 473 139,1
12 Kintamani VI 95 92 187 105 110,5 86 93,5 191 102,1 0 0,0 0 0,0 0 0,0 98 103,2 90 97,8 188 100,5

JUMLAH (KAB/KOTA) 1.652 1.668 3.320 1.750 105,9 1.662 99,6 3.412 102,8 45 2,7 38 2,3 83 2,5 1.774 107,4 1.698 101,8 3.472 104,6

Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020
TABEL 39

CAKUPAN IMUNISASI DPT-HB-Hib 3, POLIO 4*, CAMPAK/MR, DAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2020

BAYI DIIMUNISASI
JUMLAH BAYI
DPT-HB-Hib3 POLIO 4* CAMPAK/MR IMUNISASI DASAR LENGKAP
NO KECAMATAN PUSKESMAS (SURVIVING INFANT)
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 Bangli Bangli 147 146 293 113 76,9 111 76,0 224 76,5 123 83,7 120 82,2 243 82,9 147 100,0 142 97,3 289 98,6 147 100,0 141 96,6 288 98,3
2 Bangli Utara 164 154 318 160 97,6 152 98,7 312 98,1 160 97,6 152 98,7 312 98,1 193 117,7 159 103,2 352 110,7 193 117,7 159 103,2 352 110,7
3 Tembuku Tembuku I 134 107 241 134 100,0 130 121,5 264 109,5 134 100,0 130 121,5 264 109,5 133 99,3 131 122,4 264 109,5 133 99,3 131 122,4 264 109,5
4 Tembuku II 123 141 264 138 112,2 122 86,5 260 98,5 138 112,2 122 86,5 260 98,5 149 121,1 112 79,4 261 98,9 149 121,1 112 79,4 261 98,9
5 Susut Susut I 164 156 320 176 107,3 165 105,8 341 106,6 182 111,0 172 110,3 354 110,6 150 91,5 157 100,6 307 95,9 150 91,5 157 100,6 307 95,9
6 Susut II 139 132 271 158 113,7 165 125,0 323 119,2 158 113,7 165 125,0 323 119,2 149 107,2 150 113,6 299 110,3 149 107,2 150 113,6 299 110,3
7 Kintamani Kintamani I 152 164 316 189 124,3 141 86,0 330 104,4 212 139,5 161 98,2 373 118,0 172 113,2 142 86,6 314 99,4 172 113,2 142 86,6 314 99,4
8 Kintamani II 158 137 295 166 105,1 140 102,2 306 103,7 166 105,1 140 102,2 306 103,7 161 101,9 132 96,4 293 99,3 161 101,9 132 96,4 293 99,3
9 Kintamani III 82 102 184 100 122,0 88 86,3 188 102,2 100 122,0 88 86,3 188 102,2 94 114,6 89 87,3 183 99,5 92 112,2 89 87,3 181 98,4
10 Kintamani IV 87 88 175 84 96,6 87 98,9 171 97,7 84 96,6 87 98,9 171 97,7 71 81,6 99 112,5 170 97,1 71 81,6 99 112,5 170 97,1
11 Kintamani V 160 166 326 172 107,5 190 114,5 362 111,0 168 105,0 187 112,7 355 108,9 148 92,5 164 98,8 312 95,7 148 92,5 164 98,8 312 95,7
12 Kintamani VI 95 92 187 100 105,3 82 89,1 182 97,3 100 105,3 82 89,1 182 97,3 102 107,4 80 87,0 182 97,3 102 107,4 80 87,0 182 97,3

JUMLAH (KAB/KOTA) 1.605 1.585 3.190 1.690 105,3 1.573 99,2 3.263 102,3 1.725 107,5 1.606 101,3 3.331 104,4 1.669 104,0 1.557 98,2 3.226 101,1 1.667 103,9 1.556 98,2 3.223 101,0

Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020
Keterangan:
*khusus untuk provinsi DIY, diisi dengan imunisasi IPV dosis ke 3
MR = measles rubella
TABEL 40

CAKUPAN IMUNISASI LANJUTAN DPT-HB-Hib 4 DAN CAMPAK/MR2 PADA ANAK USIA DIBAWAH DUA TAHUN (BADUTA)
MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2020

BADUTA DIIMUNISASI
JUMLAH BADUTA DPT-HB-Hib4 CAMPAK/MR2
NO KECAMATAN PUSKESMAS
L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 Bangli Bangli 173 159 332 197 113,9 166 104,4 363 109,3 132 76,3 121 76,1 253 76,2
2 Bangli Utara 182 175 357 168 92,3 172 98,3 340 95,2 149 81,9 139 79,4 288 80,7
3 Tembuku Tembuku I 91 107 198 161 176,9 124 115,9 285 143,9 162 178,0 124 115,9 286 144,4
4 Tembuku II 136 111 247 143 105,1 115 103,6 258 104,5 150 110,3 125 112,6 275 111,3
5 Susut Susut I 173 146 319 134 77,5 126 86,3 260 81,5 134 77,5 127 87,0 261 81,8
6 Susut II 129 132 261 154 119,4 116 87,9 270 103,4 170 131,8 142 107,6 312 119,5
7 Kintamani Kintamani I 187 155 342 119 63,6 113 72,9 232 67,8 102 54,5 100 64,5 202 59,1
8 Kintamani II 160 144 304 145 90,6 113 78,5 258 84,9 106 66,3 91 63,2 197 64,8
9 Kintamani III 87 88 175 78 89,7 103 117,0 181 103,4 75 86,2 93 105,7 168 96,0
10 Kintamani IV 95 96 191 65 68,4 80 83,3 145 75,9 54 56,8 72 75,0 126 66,0
11 Kintamani V 161 145 306 129 80,1 129 89,0 258 84,3 134 83,2 133 91,7 267 87,3
12 Kintamani VI 98 92 190 97 99,0 81 88,0 178 93,7 101 103,1 92 100,0 193 101,6

JUMLAH (KAB/KOTA) 1.672 1.550 3.222 1.590 95,1 1.438 92,8 3.028 94,0 1.469 87,9 1.359 87,7 2.828 87,8

Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020
TABEL 41

CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI DAN ANAK BALITA MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2020

BAYI 6-11 BULAN ANAK BALITA (12-59 BULAN) BALITA (6-59 BULAN)
NO KECAMATAN PUSKESMAS MENDAPAT VIT A MENDAPAT VIT A MENDAPAT VIT A
JUMLAH BAYI JUMLAH JUMLAH
S % S % S %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Bangli Bangli 331 331 100,0 1.100 1.048 95,3 1.431 1.379 96,4
2 Bangli Utara 267 267 100,0 1.180 1.180 100,0 1.447 1.447 100,0
3 Tembuku Tembuku I 374 374 100,0 980 980 100,0 1.354 1.354 100,0
4 Tembuku II 212 212 100,0 1.025 1.025 100,0 1.237 1.237 100,0
5 Susut Susut I 297 297 100,0 1.275 1.275 100,0 1.572 1.572 100,0
6 Susut II 363 363 100,0 1.115 1.115 100,0 1.478 1.478 100,0
7 Kintamani Kintamani I 314 314 100,0 1.137 1.137 100,0 1.451 1.451 100,0
8 Kintamani II 290 268 92,4 1.083 968 89,4 1.373 1.236 90,0
9 Kintamani III 267 267 100,0 937 937 100,0 1.204 1.204 100,0
10 Kintamani IV 207 207 100,0 222 222 100,0 429 429 100,0
11 Kintamani V 349 349 100,0 1.313 1.313 100,0 1.662 1.662 100,0
12 Kintamani VI 208 208 100,0 778 778 100,0 986 986 100,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 3.479 3.457 99,4 12.145 11.978 98,6 15.624 15.435 98,8

Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020
Keterangan: Pelaporan pemberian vitamin A dilakukan pada Februari dan Agustus, maka perhitungan bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A dalam setahun
dihitung dengan mengakumulasi bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A di bulan Februari dan yang mendapat vitamin A di bulan Agustus.
Untuk perhitungan anak balita 12-59 bulan yang mendapat vitamin A menggunakan data bulan Agustus.
TABEL 42

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2020

JUMLAH BALITA PELAYANAN KESEHATAN BALITA*


NO KECAMATAN PUSKESMAS USIA 12-59 BULAN L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Bangli Bangli 792 790 1.582 588 74,2 518 65,6 1.106 69,9
2 Bangli Utara 852 832 1.684 675 79,2 578 69,5 1.253 74,4
3 Tembuku Tembuku I 566 558 1.124 578 102,1 467 83,7 1.045 93,0
4 Tembuku II 459 439 898 416 90,6 398 90,7 814 90,6
5 Susut Susut I 692 664 1.356 692 100,0 706 106,3 1.398 103,1
6 Susut II 691 699 1.390 595 86,1 519 74,2 1.114 80,1
7 Kintamani Kintamani I 655 630 1.285 521 79,5 579 91,9 1.100 85,6
8 Kintamani II 477 447 924 477 100,0 487 108,9 964 104,3
9 Kintamani III 431 407 838 381 88,4 388 95,3 769 91,8
10 Kintamani IV 316 257 573 273 86,4 289 112,5 562 98,1
11 Kintamani V 474 462 936 365 77,0 381 82,5 746 79,7
12 Kintamani VI 405 391 796 228 56,3 202 51,7 430 54,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 6.810 6.576 13.386 5.789 85,0 5.512 84 11.301 84,4

Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020
Keterangan: *cakupan pelayanan kesehatan balita sama dengan indikator SPM "cakupan pelayanan kesehatan balita sesuai standar"
Pelayanan kesehatan balita = Balita usia 12-23 bulan yang mendapat pelayanan kesehatan sesuai standar + Balita usia 24-35 bulan mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar
+ Balita usia 36-59 bulan mendapakan pelayanan sesuai standar
TABEL 43

JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


KABUPATEN/KOTA
TAHUN 2020

BALITA
DITIMBANG JUMLAH BALITA
CAKUPAN BALITA JUMLAH BALITA YANG JUMLAH BALITA
JUMLAH SASARAN BALITA JUMLAH BALITA YANG KEBERHASILAN TIDAK NAIK 2 KALI
NO KECAMATAN PUSKESMAS MEMILIKI BUKU KIA NAIK BERAT BADANNYA DITIMBANG % (2T/D')
(S) JUMLAH (D) % (D/S) PUNYA KARTU (K) PROGRAM (N/D') BERTURUT- TURUT
(K/S) (N) TERKOREKSI (D')
(2T)
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
1 Bangli Bangli 723 709 1.432 422 405 827 58,4 57,1 57,8 723 709 1.432 100 100 100 276 274 550 329 320 649 83,9 85,6 84,7 17 20 37 5,2 6,3 5,7
2 Bangli Utara 750 705 1.455 429 395 824 57,2 56,0 56,6 750 705 1.455 100 100 100 295 273 568 369 342 711 79,9 79,8 79,9 17 18 35 4,6 5,3 4,9
3 Tembuku Tembuku I 619 556 1.175 414 366 780 66,9 65,8 66,4 619 556 1.175 100 100 100 323 268 591 325 271 596 99,4 98,9 99,2 0 0 0 0,0 0,0 0,0
4 Tembuku II 677 574 1.251 377 331 708 55,7 57,7 56,6 677 574 1.251 100 100 100 316 279 595 352 309 661 89,8 90,3 90,0 3 3 6 0,9 1,0 0,9
5 Susut Susut I 797 751 1.548 447 428 875 56,1 57,0 56,5 797 751 1.548 100 100 100 264 246 510 334 322 656 79,0 76,4 77,7 10 9 19 3,0 2,8 2,9
6 Susut II 810 709 1.519 502 444 946 62,0 62,6 62,3 810 709 1.519 100 100 100 351 290 641 413 360 773 85,0 80,6 82,9 21 20 41 5,1 5,6 5,3
7 Kintamani Kintamani I 726 694 1.420 371 357 728 51,1 51,4 51,3 726 694 1.420 100 100 100 230 217 447 275 266 541 83,6 81,6 82,6 1 1 2 0,4 0,4 0,4
8 Kintamani II 709 638 1.347 497 437 934 70,1 68,5 69,3 709 638 1.347 100 100 100 334 303 637 374 340 714 89,3 89,1 89,2 1 1 2 0,3 0,3 0,3
9 Kintamani III 559 553 1.112 449 427 876 80,3 77,2 78,8 559 553 1.112 100 100 100 397 377 774 406 384 790 97,8 98,2 98,0 7 6 13 1,7 1,6 1,6
10 Kintamani IV 492 480 972 288 292 580 58,5 60,8 59,7 492 480 972 100 100 100 259 270 529 271 280 551 95,6 96,4 96,0 0 0 0 0,0 0,0 0,0
11 Kintamani V 742 753 1.495 411 414 825 55,4 55,0 55,2 742 753 1.495 100 100 100 313 318 631 331 331 662 94,6 96,1 95,3 1 1 2 0,3 0,3 0,3
12 Kintamani VI 510 454 964 325 303 628 63,7 66,7 65,1 510 454 964 100 100 100 207 189 396 279 260 539 74,2 72,7 73,5 13 10 23 4,7 3,8 4,3

JUMLAH (KAB/KOTA) 8.114 7.576 15.690 4.932 4.599 9.531 60,8 60,7 60,7 8114 7576 15690 100 100 100 3565 3304 6869 4058 3785 7843 87,9 87,3 87,6 91 89 180 2,2 2,4 2,3

Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020
TABEL 44

STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEKS BB/U, TB/U, DAN BB/TB MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2020

JUMLAH BALITA JUMLAH BALITA JUMLAH


0-59 BULAN BALITA GIZI KURANG (BB/U) 0-59 BULAN BALITA PENDEK (TB/U) BALITA BALITA KURUS (BB/TB)
NO KECAMATAN PUSKESMAS
YANG YANG DIUKUR 0-59 BULAN
DITIMBANG JUMLAH % TINGGI BADAN JUMLAH % YANG DIUKUR JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Bangli Bangli 1.260 26 2,1 1.260 49 3,9 1.257 11 0,9
2 Bangli Utara 1.236 34 2,8 1.236 52 4,2 1.236 7 0,6
3 Tembuku Tembuku I 1.092 33 3,0 1.092 29 2,7 1.092 5 0,5
4 Tembuku II 974 32 3,3 974 110 11,3 974 5 0,5
5 Susut Susut I 1.416 25 1,8 1.412 87 6,2 1.412 16 1,1
6 Susut II 955 3 0,3 955 22 2,3 955 8 0,8
7 Kintamani Kintamani I 1.032 50 4,8 1.032 124 12,0 1.031 7 0,7
8 Kintamani II 1.129 6 0,5 1.127 23 2,0 1.128 27 2,4
9 Kintamani III 799 36 4,5 793 33 4,2 794 37 4,7
10 Kintamani IV 833 15 1,8 832 17 2,0 833 5 0,6
11 Kintamani V 1.188 57 4,8 1.185 134 11,3 1.187 34 2,9
12 Kintamani VI 839 35 4,2 816 118 14,5 815 17 2,1

JUMLAH (KAB/KOTA) 12.753 352 2,8 12.714 798 6,3 12.714 179 1,4

Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020
TABEL 45

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN PESERTA DIDIK SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA SERTA USIA PENDIDIKAN DASAR MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2020

PESERTA DIDIK SEKOLAH SEKOLAH


USIA PENDIDIKAN DASAR*
KELAS 1 SD/MI KELAS 7 SMP/MTS KELAS 10 SMA/MA SD/MI SMP/MTS SMA/MA

NO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH MENDAPAT JUMLAH MENDAPAT JUMLAH MENDAPAT MENDAPAT MENDAPAT MENDAPAT MENDAPAT
PESERTA PELAYANAN % PESERTA PELAYANAN % PESERTA PELAYANAN % JUMLAH PELAYANAN % JUMLAH PELAYANAN % JUMLAH PELAYANAN % JUMLAH PELAYANAN %
DIDIK KESEHATAN DIDIK KESEHATAN DIDIK KESEHATAN KESEHATAN KESEHATAN KESEHATAN KESEHATAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 Bangli Bangli 442 0 0,0 234 0 0,0 615 0 0,0 3.461,0 0,0 0,0 18 0 0,0 1 0 0,0 4 0 0,0
2 Bangli Utara 461 461 100,0 770 770 100,0 868 868 100,0 4.566,0 378,0 8,3 17 17 100,0 6 6 100,0 5 5 100,0
3 Tembuku Tembuku I 263 260 98,9 263 262 99,6 557 0 0,0 2.502,0 0,0 0,0 17 17 100,0 2 2 100,0 3 0 0,0
4 Tembuku II 304 0 0,0 365 0 0,0 0 0 0,0 2.692,0 0,0 0,0 12 0 0,0 3 0 0,0 0 0 0,0
5 Susut Susut I 292 287 98,3 125 0 0,0 0 0 0,0 2.256,0 0,0 0,0 15 15 100,0 2 2 100,0 0 0 0,0
6 Susut II 296 295 99,7 432 0 0,0 388 0 0,0 3.122,0 1.854,0 59,4 15 15 100,0 2 0 0,0 3 3 100,0
7 Kintamani Kintamani I 386 346 89,6 444 0 0,0 0 0 0,0 3.659,0 0,0 0,0 15 15 100,0 2 0 0,0 0 0 0,0
8 Kintamani II 281 241 85,8 255 0 0,0 267 0 0,0 2.693,0 0,0 0,0 13 13 100,0 3 0 0,0 1 0 0,0
9 Kintamani III 246 238 96,7 178 178 100,0 73 73 100,0 1.647,0 416,0 25,3 15 15 100,0 2 2 100,0 1 1 100,0
10 Kintamani IV 154 154 100,0 68 68 100,0 0 0 0,0 1.255,0 432,0 34,4 10 10 100,0 1 1 100,0 0 0 0,0
11 Kintamani V 447 400 89,5 344 101 29,4 149 111 74,5 3.679,0 1.356,0 36,9 11 11 100,0 4 3 75,0 1 1 100,0
12 Kintamani VI 203 194 95,6 279 191 68,5 287 274 95,5 1.955,0 1.764,0 90,2 9 9 100,0 1 1 100,0 1 1 100,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 3.775 2.876 76,2 3.757 1.570 41,8 3.204 1.326 41,4 33.487 6.200 18,5 167 137 82,0 29 17 58,6 19 11 57,9

Sumber: Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan kab. Bangli Tahun 2020
TABEL 46

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS


KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2020

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT


NO KECAMATAN PUSKESMAS TUMPATAN GIGI PENCABUTAN GIGI RASIO TUMPATAN/ JUMLAH KASUS JUMLAH KASUS
% KASUS DIRUJUK
TETAP TETAP PENCABUTAN GIGI DIRUJUK
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Bangli Bangli 0 7 0,0 779 18 2,3
2 Bangli Utara 0 55 0,0 320 2 0,6
3 Tembuku Tembuku I 9 3 3,0 270 3 1,1
4 Tembuku II 0 18 0,0 321 13 4,0
5 Susut Susut I 0 52 0,0 1.452 38 2,6
6 Susut II 0 45 0,0 664 20 3,0
7 Kintamani Kintamani I 11 17 0,6 701 0 0,0
8 Kintamani II 0 30 0,0 315 2 0,6
9 Kintamani III 15 11 1,4 168 0 0,0
10 Kintamani IV 2 7 0,3 309 4 1,3
11 Kintamani V 0 14 0,0 114 3 2,6
12 Kintamani VI 0 70 0,0 942 8 0,8

JUMLAH (KAB/ KOTA) 37 329 0,1 6.355 111 1,7

Sumber: Seksi Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020
Keterangan: pelayanan kesehatan gigi meliputi seluruh fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah kerja puskesmas
TABEL 47

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2020

UPAYA KESEHATAN GIGI SEKOLAH (UKGS)

JUMLAH JUMLAH JUMLAH MURID SD/MI MURID SD/MI DIPERIKSA PERLU PERAWATAN MENDAPAT PERAWATAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH SD/MI DGN SD/MI
% %
SD/MI SIKAT GIGI MENDAPAT
MASSAL YAN. GIGI
L P L+P L % P % L+P % L P L+P L % P % L+P %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 Bangli Bangli 18 7 38,9 7 38,9 1.328 1.250 2.578 387 29,1 339 27,1 726 28,2 185 221 406 130 70,3 165 74,7 295 72,7
2 Bangli Utara 17 6 35,3 10 58,8 532 492 1.024 500 94,0 450 91,5 950 92,8 50 37 87 0 0,0 0 0,0 0 0,0
3 Tembuku Tembuku I 17 0 0,0 0 0,0 862 891 1.753 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
4 Tembuku II 12 12 100,0 12 100,0 941 918 1.859 84 8,9 82 8,9 166 8,9 84 82 166 84 100,0 82 100,0 166 100,0
5 Susut Susut I 15 15 100,0 0 0,0 970 931 1.901 157 16,2 130 14,0 287 15,1 63 77 140 12 19,0 16 20,8 28 20,0
6 Susut II 15 5 33,3 5 33,3 921 901 1.822 52 5,6 45 5,0 97 5,3 12 11 23 12 100,0 11 100,0 23 100,0
7 Kintamani Kintamani I 15 15 100,0 15 100,0 196 190 386 182 92,9 164 86,3 346 89,6 142 144 286 0 0,0 0 0,0 0 0,0
8 Kintamani II 13 3 23,1 13 100,0 1.012 876 1.888 159 15,7 142 16,2 301 15,9 80 63 143 0 0,0 0 0,0 0 0,0
9 Kintamani III 15 14 93,3 15 100,0 777 699 1.476 136 17,5 102 14,6 238 16,1 25 22 47 25 100,0 22 100,0 47 100,0
10 Kintamani IV 10 10 100,0 10 100,0 546 529 1.075 82 15,0 72 13,6 154 14,3 45 57 102 0 0,0 0 0,0 0 0,0
11 Kintamani V 11 0 0,0 0 0,0 1.310 1.285 2.595 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
12 Kintamani VI 9 9 100,0 9 100,0 657 607 1.264 657 100,0 607 100,0 1.264 100,0 173 172 345 173 100,0 172 100,0 345 100,0

JUMLAH (KAB/ KOTA) 167 96 57,5 96 57,5 10.052 9.569 19.621 2.396 23,8 2.133 22,3 4.529 23,1 859 886 1.745 436 50,8 468 52,8 904 51,8

Sumber: Seksi Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020
TABEL 48

PELAYANAN KESEHATAN USIA PRODUKTIF MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2020

PENDUDUK USIA 15-59 TAHUN


MENDAPAT PELAYANAN SKRINING KESEHATAN SESUAI STANDAR BERISIKO
JUMLAH
NO KECAMATAN PUSKESMAS LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN

LAKI-LAKI +
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
PEREMPUAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Bangli Bangli 7.970 7.780 15.750 846 10,6 1.223 15,7 2.069 13,1 22 2,6 21 1,7 43 2,1
2 Bangli Utara 7.762 7.577 15.339 1.041 13,4 1.084 14,3 2.125 13,9 247 23,7 214 19,7 461 21,7
3 Tembuku Tembuku I 6.487 6.333 12.820 643 9,9 751 11,9 1.394 10,9 92 14,3 100 13,3 192 13,8
4 Tembuku II 4.395 4.290 8.685 1.642 37,4 1.929 45,0 3.571 41,1 415 25,3 426 22,1 841 23,6
5 Susut Susut I 7.300 7.126 14.426 3.432 47,0 3.698 51,9 7.130 49,4 738 21,5 660 17,8 1.398 19,6
6 Susut II 6.754 6.593 13.347 2.074 30,7 2.038 30,9 4.112 30,8 185 8,9 176 8,6 361 8,8
7 Kintamani Kintamani I 7.336 7.162 14.498 2.086 28,4 3.595 50,2 5.681 39,2 432 20,7 528 14,7 960 16,9
8 Kintamani II 4.380 4.276 8.656 294 6,7 562 13,1 856 9,9 83 28,2 131 23,3 214 25,0
9 Kintamani III 5.615 5.482 11.097 1.290 23,0 1.283 23,4 2.573 23,2 152 11,8 196 15,3 348 13,5
10 Kintamani IV 3.606 3.520 7.126 906 25,1 1.456 41,4 2.362 33,1 168 18,5 340 23,4 508 21,5
11 Kintamani V 5.059 4.940 9.999 663 13,1 495 10,0 1.158 11,6 56 8,4 55 11,1 111 9,6
12 Kintamani VI 4.545 4.437 8.982 1.083 23,8 1.529 34,5 2.612 29,1 109 10,1 172 11,2 281 10,8

JUMLAH (KAB/KOTA) 71.209 69.516 140.725 16.000 22,5 19.643 28,3 35.643 25,3 2.699 16,9 3.019 15,4 5.718 16,0

Sumber: Seksi Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Keswa Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020
TABEL 49

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2020

USIA LANJUT (60TAHUN+)


NO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH MENDAPAT SKRINING KESEHATAN SESUAI STANDAR
L P L+P L % P % L+P %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Bangli Bangli 2.665 2.876 5.541 1.489 55,9 965 33,6 2.454 44,3
2 Bangli Utara 2.633 2.309 4.942 973 37,0 918 39,8 1.891 38,3
3 Tembuku Tembuku I 2.409 2.712 5.121 944 39,2 934 34,4 1.878 36,7
4 Tembuku II 1.419 1.434 2.853 779 54,9 810 56,5 1.589 55,7
5 Susut Susut I 1.856 1.668 3.524 780 42,0 588 35,3 1.368 38,8
6 Susut II 1.655 1.747 3.402 890 53,8 855 48,9 1.745 51,3
7 Kintamani Kintamani I 1.413 1.250 2.663 788 55,8 595 47,6 1.383 51,9
8 Kintamani II 1.084 1.070 2.154 730 67,3 617 57,7 1.347 62,5
9 Kintamani III 778 851 1.629 626 80,5 585 68,7 1.211 74,3
10 Kintamani IV 1.267 1.610 2.877 628 49,6 984 61,1 1.612 56,0
11 Kintamani V 2.306 2.066 4.372 777 33,7 500 24,2 1.277 29,2
12 Kintamani VI 1.380 1.565 2.945 834 60,4 691 44,2 1.525 51,8

JUMLAH (KAB/KOTA) 20.865 21.158 42.023 10.238 49,1 9.042 42,7 19.280 45,9

Sumber: Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan kab. Bangli Tahun 2020
TABEL 50

PUSKESMAS YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN PELAYANAN KESEHATAN KELUARGA


KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2020

PUSKESMAS
MELAKSANAKAN MELAKSANAKAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS MELAKSANAKAN MELAKSANAKAN
MELAKSANAKAN MELAKSANAKAN PENJARINGAN PENJARINGAN
KEGIATAN PENJARINGAN
KELAS IBU HAMIL ORIENTASI P4K KESEHATAN KELAS 7 KESEHATAN KELAS 1,
KESEHATAN REMAJA KESEHATAN KELAS 1
DAN 10 7, 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Bangli Bangli v v v
2 Bangli Utara v v v v v v
3 Tembuku Tembuku I v v v v v v
4 Tembuku II v v v
5 Susut Susut I v v v v v v
6 Susut II v v v v
7 Kintamani Kintamani I v v v
8 Kintamani II v v v v
9 Kintamani III v v v v v
10 Kintamani IV v v v v v v
11 Kintamani V v v v v v
12 Kintamani VI v v v v v v

JUMLAH (KAB/KOTA) 12 9 12 12 10 7 7
PERSENTASE 75,0 100,0 100,0 83,3 58,3 58,3

Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020
catatan: diisi dengan tanda "V"
TABEL 51

JUMLAH TERDUGA TUBERKULOSIS, KASUS TUBERKULOSIS, KASUS TUBERKULOSIS ANAK, CASE NOTIFICATION RATE (CNR) PER 100.000 PENDUDUK
DAN CASE DETECTION RATE (CDR) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2020

JUMLAH TERDUGA JUMLAH SEMUA KASUS TUBERKULOSIS


TUBERKULOSIS YANG KASUS
NO KECAMATAN PUSKESMAS MENDAPATKAN LAKI-LAKI PEREMPUAN TUBERKULOSIS
LAKI-LAKI +
PELAYANAN SESUAI ANAK 0-14 TAHUN
JUMLAH % JUMLAH % PEREMPUAN
STANDAR

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Bangli Bangli 10 2 40,0 3 60,0 5 0


2 Bangli Utara 10 0 0,0 0 0,0 0 0
3 Tembuku Tembuku I 18 3 75,0 1 25,0 4 0
4 Tembuku II 18 2 50,0 2 50,0 4 0
5 Susut Susut I 26 1 50,0 1 50,0 2 0
6 Susut II 23 5 71,4 2 28,6 7 0
7 Kintamani Kintamani I 20 0 0,0 1 100,0 1 0
8 Kintamani II 10 3 75,0 1 25,0 4 1
9 Kintamani III 13 1 100,0 0 0,0 1 0
10 Kintamani IV 7 2 100,0 0 0,0 2 0
11 Kintamani V 16 2 100,0 0 0,0 2 0
12 Kintamani VI 13 1 100,0 0 0,0 1 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 184 22 66,7 11 33,3 33 1


JUMLAH TERDUGA TUBERKULOSIS 184
% ORANG TERDUGA TUBERKULOSIS (TBC) MENDAPATKAN PELAYANAN TUBERKULOSIS SESUAI STANDAR 100,0
CNR SEMUA KASUS TUBERKULOSIS PER 100.000 PENDUDUK 14,4
PERKIRAAN INSIDEN TUBERKULOSIS (DALAM ABSOLUT) BERDASARKAN MODELING TAHUN 2020 346
CASE DETECTION RATE (%) 0,184782609 9,5
CAKUPAN PENEMUAN KASUS TUBERKULOSIS ANAK (%) 2,4

Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020
Keterangan:
Jumlah pasien adalah seluruh pasien Tuberkulosis yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di RS, BBKPM/BPKPM/BP4, Lembaga Pemasyarakatan,
Rumah Tahanan, Dokter Praktek Mandiri, Klinik dll
TABEL 52

ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP SERTA KEBERHASILAN PENGOBATAN TUBERKULOSIS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2020

JUMLAH KASUS JUMLAH SEMUA KASUS


ANGKA KESEMBUHAN (CURE RATE) TUBERKULOSIS ANGKA PENGOBATAN LENGKAP ANGKA KEBERHASILAN PENGOBATAN (SUCCESS JUMLAH
TUBERKULOSIS PARU TUBERKULOSIS
PARU TERKONFIRMASI BAKTERIOLOGIS (COMPLETE RATE) SEMUA KASUS TUBERKULOSIS RATE/SR) SEMUA KASUS TUBERKULOSIS KEMATIAN
TERKONFIRMASI TERDAFTAR DAN
SELAMA
NO KECAMATAN PUSKESMAS BAKTERIOLOGIS YANG DIOBATI*) PENGOBATAN
TERDAFTAR DAN LAKI-LAKI + LAKI-LAKI + LAKI-LAKI +
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN TUBERKULOSIS
DIOBATI*) PEREMPUAN PEREMPUAN PEREMPUAN

L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
1 Bangli Bangli 4 1 5 4 4 8 3 75,0 0 0,0 3 60,0 2 50,0 3 75,0 5 62,5 5 125,0 3 75,0 8 100,0 0 0,0
2 Bangli Utara 2 1 3 3 1 4 0 0,0 1 100,0 1 33,3 3 100,0 0 0,0 3 75,0 3 100,0 1 100,0 4 100,0 0 0,0
3 Tembuku Tembuku I 4 3 7 6 5 11 2 50,0 3 100,0 5 71,4 4 66,7 2 40,0 6 54,5 6 100,0 5 100,0 11 100,0 0 0,0
4 Tembuku II 2 0 2 4 0 4 1 50,0 0 0,0 1 50,0 3 75,0 0 0,0 3 75,0 4 100,0 0 0,0 4 100,0 0 0,0
5 Susut Susut I 7 2 9 10 3 13 3 42,9 0 0,0 3 33,3 4 40,0 3 100,0 7 53,8 7 70,0 3 100,0 10 76,9 3 23,1
6 Susut II 5 6 11 6 6 12 3 60,0 2 33,3 5 45,5 3 50,0 4 66,7 7 58,3 6 100,0 6 100,0 12 100,0 0 0,0
7 Kintamani Kintamani I 6 0 6 6 0 6 2 33,3 0 0,0 2 33,3 2 33,3 0 0,0 2 33,3 4 66,7 0 0,0 4 66,7 2 33,3
8 Kintamani II 2 1 3 4 1 5 1 50,0 0 0,0 1 33,3 3 75,0 1 100,0 4 80,0 4 100,0 1 100,0 5 100,0 0 0,0
9 Kintamani III 0 0 0 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
10 Kintamani IV 0 1 1 0 2 2 0 0,0 1 100,0 1 100,0 0 0,0 1 50,0 1 50,0 0 0,0 2 100,0 2 100,0 0 0,0
11 Kintamani V 9 4 13 13 5 18 2 22,2 0 0,0 2 15,4 10 76,9 4 80,0 14 77,8 12 92,3 4 80,0 16 88,9 2 11,1
12 Kintamani VI 2 0 2 2 1 3 0 0,0 0 0,0 0 0,0 2 100,0 1 100,0 3 100,0 2 100,0 1 100,0 3 100,0 0 0,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 43 19 62 58 28 86 17 39,5 7 36,8 24 38,7 36 62,1 19 67,9 55 64,0 53 91,4 26 92,9 79 91,9 7 8,1

Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020
Keterangan:
*) Kasus Tuberkulosis terdaftar dan diobati berdasarkan kohort yang sama dari kasus yang dinilai kesembuhan dan pengobatan lengkap
Jumlah pasien adalah seluruh pasien Tuberkulosis yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di RS, BBKPM/BPKPM/BP4, Lembaga Pemasyarakatan,
Rumah Tahanan, Dokter Praktek Mandiri, Klinik dll
TABEL 53

PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2020

BALITA BATUK ATAU KESUKARAN BERNAPAS REALISASI PENEMUAN PENDERITA PNEUMONIA PADA BALITA

PERSENTASE PERKIRAAN BATUK BUKAN PNEUMONIA


DIBERIKAN PNEUMONIA
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH BALITA YANG PNEUMONIA PNEUMONIA JUMLAH
TATALAKSANA BERAT
JUMLAH KUNJUNGAN DIBERIKAN BALITA %
STANDAR (DIHITUNG
NAPAS / LIHAT TDDK*)
TATALAKSANA
STANDAR L P L P L P L+P L P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 Bangli Bangli 2.495 57 70 122,8 51 6 0 0 0 6 0 6 11,7 40 35


2 Bangli Utara 2.662 29 29 100,0 55 1 1 0 0 1 1 2 3,7 18 8
3 Tembuku Tembuku I 1.912 141 146 103,5 39 1 1 0 0 1 1 2 5,1 151 131
4 Tembuku II 1.919 112 112 100,0 39 3 3 0 0 3 3 6 15,3 67 39
5 Susut Susut I 2.233 203 145 71,4 46 2 0 0 0 2 0 2 4,4 85 66
6 Susut II 2.257 74 74 100,0 46 11 4 0 0 11 4 15 32,4 34 24
7 Kintamani Kintamani I 2.462 576 561 97,4 50 4 4 2 2 6 6 12 23,8 289 217
8 Kintamani II 1.789 44 76 172,7 37 0 0 0 0 0 0 0 0,0 35 42
9 Kintamani III 1.614 103 102 99,0 33 1 1 0 1 1 2 3 9,1 50 50
10 Kintamani IV 1.161 16 21 131,3 24 0 0 0 0 0 0 0 0,0 16 12
11 Kintamani V 1.499 460 410 89,1 31 4 0 0 0 4 0 4 13,0 202 206
12 Kintamani VI 1.465 225 225 100,0 30 7 1 0 0 7 1 8 26,6 81 36

JUMLAH (KAB/KOTA) 23.467 2.040 1.971 96,6 481 40 15 2 3 42 18 60 12,5 1.068 866
Prevalensi pneumonia pada balita (%) 2
Jumlah Puskesmas yang melakukan tatalaksana Standar minimal 60% 12
Persentase Puskesmas yang melakukan tatalaksana standar minimal 60% 100,0%

Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020
Keterangan:
TABEL 54

JUMLAH KASUS HIV MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR


KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2020

HIV
NO KELOMPOK UMUR
PROPORSI KELOMPOK
L P L+P
UMUR

1 2 3 4 5 6

1 ≤ 4 TAHUN 1 0 1 7,1

2 5 - 14 TAHUN 0 0 0 0,0

3 15 - 19 TAHUN 0 0 0 0,0

4 20 - 24 TAHUN 1 2 3 21,4

5 25 - 49 TAHUN 5 3 8 57,1

6 ≥ 50 TAHUN 1 1 2 14,3

JUMLAH (KAB/KOTA) 8 6 14

PROPORSI JENIS KELAMIN 57,1 42,9

Jumlah estimasi orang dengan risiko terinfeksi HIV 3653

Jumlah orang dengan risiko terinfeksi HIV yang mendapatkan pelayanan sesuai standar 3146

Persentase orang dengan risiko terinfeksi HIV mendapatkan pelayanan deteksi dini HIV sesuai standar 86,1

Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020
Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus baru yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 55

JUMLAH KASUS DAN KEMATIAN AKIBAT AIDS MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2020

KASUS BARU AIDS KASUS KUMULATIF AIDS JUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDS
PROPORSI PROPORSI
NO KELOMPOK UMUR
L P L+P KELOMPOK L P L+P KELOMPOK L P L+P
UMUR UMUR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 < 1 TAHUN 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0 0 0


2 1 - 4 TAHUN 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0 0 0
3 5 - 14 TAHUN 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0 0 0
4 15 - 19 TAHUN 0 0 0 0,0 1 0 1 16,7 0 0 0
5 20 - 29 TAHUN 1 1 2 100,0 2 2 4 66,7 0 0 0
6 30 - 39 TAHUN 0 0 0 0,0 1 0 1 16,7 0 0 0
7 40 - 49 TAHUN 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0 0 0
8 50 - 59 TAHUN 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0 0 0
9 ≥ 60 TAHUN 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0 0 0
10 TIDAK DIKETAHUI 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 1 1 2 4 2 6 0 0 0

PROPORSI JENIS KELAMIN 50,0 50,0 66,7 33,3 0,0 0,0

Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020
Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus baru ditemukan yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 56

KASUS DIARE YANG DILAYANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2020

DIARE
JUMLAH TARGET
DILAYANI MENDAPAT ORALIT MENDAPAT ZINC
JUMLAH PENEMUAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS SEMUA UMUR BALITA SEMUA UMUR BALITA BALITA
PENDUDUK
SEMUA
BALITA JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
UMUR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Bangli Bangli 25.968 701 267 701 100,0 241 90,4 701 100,0 241 100,0 13 5,4
2 Bangli Utara 26.129 705 284 705 99,9 245 86,3 705 100,0 245 100,0 15 6,1
3 Tembuku Tembuku I 10.824 292 190 292 99,9 198 104,5 292 100,0 198 100,0 1 0,5
4 Tembuku II 19.192 518 151 518 100,0 211 139,4 518 100,0 211 100,0 0 0,1
5 Susut Susut I 22.331 603 229 603 100,0 261 114,2 603 100,0 261 100,0 2 0,8
6 Susut II 22.570 609 234 609 99,9 256 109,2 609 100,0 256 100,0 7 2,7
7 Kintamani Kintamani I 24.619 665 217 665 100,0 240 110,8 665 100,0 240 100,0 2 0,6
8 Kintamani II 17.886 483 156 483 100,0 242 155,3 483 100,0 242 100,0 19 7,7
9 Kintamani III 15.378 415 141 415 100,0 187 132,4 415 100,0 187 100,0 5 2,9
10 Kintamani IV 10.914 295 97 295 100,1 164 169,8 295 100,0 164 100,0 17 10,2
11 Kintamani V 18.647 503 158 503 99,9 252 159,7 503 100,0 252 100,0 12 4,8
12 Kintamani VI 13.612 368 134 368 100,1 146 108,8 368 100,0 146 100,0 3 2,2

JUMLAH (KAB/KOTA) 228.070 6.158 2.257 6.157 100,0 2.643 117,1 6.157 100,0 2.643 100,0 96 3,6
ANGKA KESAKITAN DIARE PER 1.000 PENDUDUK 270 843

Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020
TABEL 57

URUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2020

KASUS BARU
NO KECAMATAN PUSKESMAS Pausi Basiler (PB)/ Kusta kering Multi Basiler (MB)/ Kusta Basah PB + MB
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Bangli Bangli 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Bangli Utara 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Tembuku Tembuku I 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Tembuku II 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Susut Susut I 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Susut II 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Kintamani Kintamani I 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 Kintamani II 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 Kintamani III 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 Kintamani IV 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 Kintamani V 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 Kintamani VI 0 0 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PROPORSI JENIS KELAMIN 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE ) PER 100.000 PENDUDUK 0,0 0,0 0,0

Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020
TABEL 58

KASUS BARU KUSTA CACAT TINGKAT 0, CACAT TINGKAT 2, PENDERITA KUSTA ANAK<15 TAHUN,
MENURUT KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2020

KASUS BARU
PENDERITA
KUSTA
ANAK<15
PENDERITA KUSTA ANAK
NO KECAMATAN PUSKESMAS PENDERITA CACAT TINGKAT 0 CACAT TINGKAT 2 TAHUN
<15 TAHUN
KUSTA DENGAN
CACAT
TINGKAT 2
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Bangli Bangli 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0
2 Bangli Utara 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0
3 Tembuku Tembuku I 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0
4 Tembuku II 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0
5 Susut Susut I 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0
6 Susut II 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0
7 Kintamani Kintamani I 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0
8 Kintamani II 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0
9 Kintamani III 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0
10 Kintamani IV 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0
11 Kintamani V 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0
12 Kintamani VI 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0


ANGKA CACAT TINGKAT 2 PER 1.000.000 PENDUDUK 0,0

Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020
TABEL 59

JUMLAH KASUS TERDAFTAR DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT TIPE/JENIS, JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2020

KASUS TERDAFTAR
NO KECAMATAN PUSKESMAS Pausi Basiler/Kusta kering Multi Basiler/Kusta Basah JUMLAH

L P L+P L P L+P L P L+P


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Bangli Bangli 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Bangli Utara 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Tembuku Tembuku I 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Tembuku II 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Susut Susut I 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Susut II 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Kintamani Kintamani I 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 Kintamani II 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 Kintamani III 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 Kintamani IV 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 Kintamani V 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 Kintamani VI 0 0 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 0 0 0 0
ANGKA PREVALENSI PER 10.000 PENDUDUK 0,0

Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020
TABEL 60

PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT (RELEASE FROM TREATMENT/RFT) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2020

KUSTA (PB) KUSTA (MB)


TAHUN 2019 TAHUN 2018
RFT PB RFT MB
NO KECAMATAN PUSKESMAS PENDERITA PBa PENDERITA MBb
L P L+P L P L+P

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 Bangli Bangli 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
2 Bangli Utara 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
3 Tembuku Tembuku I 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
4 Tembuku II 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
5 Susut Susut I 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
6 Susut II 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
7 Kintamani Kintamani I 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
8 Kintamani II 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
9 Kintamani III 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
10 Kintamani IV 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
11 Kintamani V 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
12 Kintamani VI 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 1 0 1 1 0,0 0 0,0 1 0,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 1 0 1 1 100,0 0 0,0 1 100,0

Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020
Keterangan :
a= Penderita kusta PB merupakan penderita pada kohort yang sama, yaitu diambil dari penderita baru yang masuk dalam kohort yang sama 1 tahun sebelumnya,
misalnya: untuk mencari RFT rate tahun 2018, maka dapat dihitung dari penderita baru tahun 2017 yang menyelesaikan pengobatan tepat waktu
b= Penderita kusta MB merupakan penderita pada kohort yang sama, yaitu diambil dari penderita baru yang masuk dalam kohort yang sama 2 tahun sebelumnya,
misalnya: untuk mencari RFT rate tahun 2018, maka dapat dihitung dari penderita baru tahun 2016 yang menyelesaikan pengobatan tepat waktu
TABEL 61

JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS


KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2020

JUMLAH PENDUDUK JUMLAH KASUS AFP


NO KECAMATAN PUSKESMAS
<15 TAHUN (NON POLIO)
1 2 3 4 5
1 Bangli Bangli 10.177 0
2 Bangli Utara 10.740 0
3 Tembuku Tembuku I 7.658 1
4 Tembuku II 6.418 0
5 Susut Susut I 8.933 0
6 Susut II 9.119 0
7 Kintamani Kintamani I 8.546 0
8 Kintamani II 6.561 0
9 Kintamani III 6.084 0
10 Kintamani IV 4.642 3
11 Kintamani V 6.624 0
12 Kintamani VI 5.858 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 91.360 4


AFP RATE (NON POLIO) PER 100.000 PENDUDUK USIA < 15 TAHUN 4,4

Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020
Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 62

JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2020

JUMLAH KASUS PD3I


DIFTERI TETANUS NEONATORUM HEPATITIS B
NO KECAMATAN PUSKESMAS PERTUSIS SUSPEK CAMPAK
JUMLAH KASUS JUMLAH KASUS JUMLAH KASUS
MENINGGAL MENINGGAL
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Bangli Bangli 0 0 0 0 0
2 Bangli Utara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Tembuku Tembuku I 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Tembuku II 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Susut Susut I 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Susut II 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Kintamani Kintamani I 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 Kintamani II 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 Kintamani III 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 Kintamani IV 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 Kintamani V 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 Kintamani VI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
CASE FATALITY RATE (%) 0,0 0,0

INSIDENS RATE SUSPEK CAMPAK 0,0 0,0 0,0

Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020
TABEL 63

KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DI DESA/KELURAHAN YANG DITANGANI < 24 JAM


KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2020

KLB DI DESA/KELURAHAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH DITANGANI <24 JAM %
1 2 3 4 5 6
1 Bangli Bangli 0 0 0,0
2 Bangli Utara 0 0 0,0
3 Tembuku Tembuku I 1 1 100,0
4 Tembuku II 0 0 0,0
5 Susut Susut I 0 0 0,0
6 Susut II 0 0 0,0
7 Kintamani Kintamani I 0 0 0,0
8 Kintamani II 0 0 0,0
9 Kintamani III 0 0 0,0
10 Kintamani IV 3 3 100,0
11 Kintamani V 0 0 0,0
12 Kintamani VI 0 0 0,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 4 4 100,0

Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020
TABEL 64

JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2020

YANG TERSERANG JUMLAH PENDUDUK


WAKTU KEJADIAN (TANGGAL) JUMLAH PENDERITA KELOMPOK UMUR PENDERITA JUMLAH KEMATIAN ATTACK RATE (%) CFR (%)
JENIS KEJADIAN TERANCAM
NO JUMLAH JUMLAH
LUAR BIASA
KEC DESA/KEL 0-7 8-28 1-11 1-4 5-9 10-14 15-19 20-44 45-54 55-59 60-69 70+
DIKETAHUI DITANGGU-LANGI AKHIR L P L+P HARI HARI BLN THN THN THN THN THN THN THN THN THN L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
AFP 1 1 25/08/2020 26/08/2020 25/10/2020 0 1 1 1 0 0 0 615 622 1.237 0,0 0,2 0,1 0,0 0,0 0,0
1 1 02/11/2020 03/11/2020 02/01/2021 1 0 1 1 0 0 0 533 511 1.044 0,2 0,0 0,1 0,0 0,0 0,0
1 06/11/2020 07/11/2020 06/01/2021 1 0 1 1 0 0 0 306 302 608 0,3 0,0 0,2 0,0 0,0 0,0
1 30/11/2020 30/11/2020 30/01/2021 0 1 1 1 0 0 0 568 543 1.111 0,0 0,2 0,1 0,0 0,0 0,0

Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020
TABEL 65

KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2020

DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)


NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH KASUS MENINGGAL CFR (%)
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Bangli Bangli 83 67 150 0 0 0 0,0 0,0 0,0
2 Bangli Utara 47 43 90 0 0 0 0,0 0,0 0,0
3 Tembuku Tembuku I 19 13 32 0 0 0 0,0 0,0 0,0
4 Tembuku II 13 4 17 0 0 0 0,0 0,0 0,0
5 Susut Susut I 23 16 39 0 0 0 0,0 0,0 0,0
6 Susut II 13 13 26 0 0 0 0,0 0,0 0,0
7 Kintamani Kintamani I 11 3 14 0 0 0 0,0 0,0 0,0
8 Kintamani II 3 5 8 0 0 0 0,0 0,0 0,0
9 Kintamani III 2 3 5 0 0 0 0,0 0,0 0,0
10 Kintamani IV 8 1 9 0 0 0 0,0 0,0 0,0
11 Kintamani V 8 6 14 0 0 0 0,0 0,0 0,0
12 Kintamani VI 6 5 11 0 0 0 0,0 0,0 0,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 236 179 415 0 0 0 0,0 0,0 0,0


ANGKA KESAKITAN DBD PER 100.000 PENDUDUK 103,3 78,4 181,7

Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020
Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 66

KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2020

MALARIA
KONFIRMASI LABORATORIUM POSITIF MENINGGAL CFR
% KONFIRMASI %
NO KECAMATAN PUSKESMAS RAPID PENGOBATA
SUSPEK LABORATORIU PENGOBATA
MIKROSKOPIS DIAGNOSTIC TOTAL L P L+P N STANDAR L P L+P L P L+P
M N STANDAR
TEST (RDT)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 Bangli Bangli 3 3 0 3 100,0 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0,0 0,0
2 Bangli Utara 4 4 0 4 100,0 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0,0 0,0
3 Tembuku Tembuku I 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0,0 0,0
4 Tembuku II 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0,0 0,0
5 Susut Susut I 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0,0 0,0
6 Susut II 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0,0 0,0
7 Kintamani Kintamani I 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0,0 0,0
8 Kintamani II 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0,0 0,0
9 Kintamani III 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0,0 0,0
10 Kintamani IV 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0,0 0,0
11 Kintamani V 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0,0 0,0
12 Kintamani VI 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0,0 0,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 7 7 0 7 100,0 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0,0 0,0


ANGKA KESAKITAN (ANNUAL PARASITE INCIDENCE ) PER 1.000 PENDUDUK 0,0 0,0 0,0

Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020
Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 67

PENDERITA KRONIS FILARIASIS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2020

PENDERITA KRONIS FILARIASIS

NO KECAMATAN PUSKESMAS KASUS KRONIS TAHUN KASUS KRONIS BARU JUMLAH SELURUH KASUS
KASUS KRONIS PINDAH KASUS KRONIS MENINGGAL
SEBELUMNYA DITEMUKAN KRONIS
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Bangli Bangli 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Bangli Utara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Tembuku Tembuku I 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Tembuku II 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Susut Susut I 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Susut II 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Kintamani Kintamani I 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 Kintamani II 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 Kintamani III 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 Kintamani IV 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 Kintamani V 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 Kintamani VI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020
Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 68

PELAYANAN KESEHATAN PENDERITA HIPERTENSI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2020

MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN


JUMLAH ESTIMASI PENDERITA HIPERTENSI
BERUSIA ≥ 15 TAHUN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS

LAKI-LAKI +
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
PEREMPUAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Bangli Bangli 3.739 3.650 7.389 70 1,9 95 2,6 165 2,2


2 Bangli Utara 3.319 3.240 6.559 286 8,6 224 6,9 510 7,8
3 Tembuku Tembuku I 2.872 2.803 5.675 71 2,5 78 2,8 149 2,6
4 Tembuku II 2.067 2.017 4.084 260 12,6 280 13,9 540 13,2
5 Susut Susut I 3.050 2.977 6.027 382 12,5 347 11,7 729 12,1
6 Susut II 2.718 2.653 5.371 98 3,6 127 4,8 225 4,2
7 Kintamani Kintamani I 2.722 2.658 5.380 131 4,8 209 7,9 340 6,3
8 Kintamani II 2.093 2.044 4.137 64 3,1 128 6,3 192 4,6
9 Kintamani III 2.137 2.086 4.223 150 7,0 186 8,9 336 8,0
10 Kintamani IV 1.126 1.100 2.226 115 10,2 191 17,4 306 13,7
11 Kintamani V 1.840 1.797 3.637 294 16,0 300 16,7 594 16,3
12 Kintamani VI 1.672 1.633 3.305 244 14,6 192 11,8 436 13,2

JUMLAH (KAB/KOTA) 29.355 28.658 58.013 2.165 7,4 2.357 8,2 4.522 7,8

Sumber: Seksi Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Keswa Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020
TABEL 69

PELAYANAN KESEHATAN PENDERITA DIABETES MELITUS (DM) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2020

PENDERITA DM YANG MENDAPATKAN


JUMLAH PENDERITA PELAYANAN KESEHATAN SESUAI STANDAR
NO KECAMATAN PUSKESMAS
DM
JUMLAH %
1 2 3 4 5 6
1 Bangli Bangli 432 30 6,9
2 Bangli Utara 384 115 29,9
3 Tembuku Tembuku I 332 42 12,7
4 Tembuku II 240 195 81,3
5 Susut Susut I 353 116 32,9
6 Susut II 314 166 52,9
7 Kintamani Kintamani I 316 129 40,8
8 Kintamani II 243 53 21,8
9 Kintamani III 248 106 42,7
10 Kintamani IV 173 132 76,3
11 Kintamani V 155 14 9,0
12 Kintamani VI 213 124 58,2

JUMLAH (KAB/KOTA) 3.403 1.222 35,9

Sumber: Seksi Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Keswa Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020
TABEL 70

CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE IVA DAN KANKER PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN KLINIS (SADANIS)
MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2020

PUSKESMAS PEMERIKSAAN LEHER


PEREMPUAN IVA POSITIF CURIGA KANKER TUMOR/BENJOLAN
MELAKSANAKAN RAHIM DAN PAYUDARA
NO KECAMATAN PUSKESMAS USIA 30-50
KEGIATAN DETEKSI DINI
TAHUN JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
IVA & SADANIS*
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 Bangli Bangli V 3.706 66 1,8 0 0,0 0 0,0 0 0,0


2 Bangli Utara V 3.907 16 0,4 0 0,0 0 0,0 0 0,0
3 Tembuku Tembuku I V 2.786 8 0,3 0 0,0 0 0,0 0 0,0
4 Tembuku II V 2.335 14 0,6 0 0,0 0 0,0 0 0,0
5 Susut Susut I V 3.249 1 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
6 Susut II V 3.317 32 1,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
7 Kintamani Kintamani I V 3.109 97 3,1 5 5,2 0 0,0 0 0,0
8 Kintamani II V 2.386 121 5,1 6 5,0 0 0,0 0 0,0
9 Kintamani III V 2.213 54 2,4 1 1,9 0 0,0 0 0,0
10 Kintamani IV V 1.689 83 4,9 2 2,4 0 0,0 1 1,2
11 Kintamani V V 2.410 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
12 Kintamani VI V 2.131 18 0,8 0 0,0 0 0,0 0 0,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 12 33.238 510 1,5 14 2,7 0 0,0 1 0,2

Sumber: Seksi Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Keswa Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020
Keterangan: IVA: Inspeksi Visual dengan Asam asetat
* diisi dengan checklist (V)
TABEL 71

PELAYANAN KESEHATAN ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA (ODGJ) BERAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2020

PELAYANAN KESEHATAN ODGJ BERAT


NO KECAMATAN PUSKESMAS
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
SASARAN ODGJ BERAT
JUMLAH %
1 2 3 4 5 6
1 Bangli Bangli 73 45 61,6
2 Bangli Utara 77 35 45,5
3 Tembuku Tembuku I 67 42 62,7
4 Tembuku II 57 45 78,9
5 Susut Susut I 69 80 115,9
6 Susut II 66 40 60,6
7 Kintamani Kintamani I 52 51 98,1
8 Kintamani II 49 43 87,8
9 Kintamani III 48 48 100,0
10 Kintamani IV 37 13 35,1
11 Kintamani V 44 42 95,5
12 Kintamani VI 43 25 58,1

JUMLAH (KAB/KOTA) 682 509 74,6

Sumber: Seksi Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Keswa Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020
TABEL 72

PERSENTASE SARANA AIR MINUM YANG DILAKUKAN PENGAWASAN


KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2020

INSPEKSI KESEHATAN LINGKUNGAN (IKL) PEMERIKSAAN


JUMLAH
NO KECAMATAN PUSKESMAS SARANA AIR JUMLAH
JUMLAH SARANA JUMLAH
MINUM JUMLAH SARANA AIR
AIR MINUM DGN SARANA AIR
SARANA AIR % % % MINUM %
RESIKO RENDAH+ MINUM DIAMBIL
MINUM DI IKL MEMENUHI
SEDANG SAMPEL
SYARAT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Bangli Bangli 7 7 100,0 7 100,0 0 0,0 0 0,0
2 Bangli Utara 1.181 4 0,3 4 100,0 4 0,3 2 50,0
3 Tembuku Tembuku I 44 12 27,3 12 100,0 0 0,0 0 0,0
4 Tembuku II 536 14 2,6 14 100,0 8 1,5 8 100,0
5 Susut Susut I 105 95 90,5 95 100,0 67 63,8 67 100,0
6 Susut II 37 13 35,1 13 100,0 13 35,1 13 100,0
7 Kintamani Kintamani I 1.473 8 0,5 8 100,0 8 0,5 8 100,0
8 Kintamani II 192 12 6,3 12 100,0 0 0,0 0 0,0
9 Kintamani III 86 40 46,5 40 100,0 0 0,0 0 0,0
10 Kintamani IV 2.589 8 0,3 8 100,0 2 0,1 2 100,0
11 Kintamani V 2.994 1.072 35,8 757 70,6 0 0,0 0 0,0
12 Kintamani VI 2.400 1.064 44,3 1.064 100,0 0 0,0 0 0,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 11.644 2.349 20,2 2.034 86,6 102 0,9 100 98,0

Sumber: Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga Dinas Kesehatan kab. Bangli Tahun 2020
TABEL 73

JUMLAH KK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI YANG LAYAK (JAMBAN SEHAT) MENURUT KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2020

JAMBAN SEHAT SEMI JAMBAN SEHAT PERMANEN


SHARING/KOMUNAL KELUARGA DENGAN
PERMANEN (JSSP) (JSP)
AKSES TERHADAP
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH KK JUMLAH JUMLAH JUMLAH
FASILITAS SANITASI YANG
JUMLAH JUMLAH JUMLAH LAYAK (JAMBAN SEHAT)
KK KK KK
SARANA SARANA SARANA
PENGGUNA PENGGUNA PENGGUNA
JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Bangli Bangli 6.073 124 124 100 100 5.844 5.844 6.068 99,9
2 Bangli Utara 6.903 1.362 1.362 0 0 5.441 5.441 6.803 98,6
3 Tembuku Tembuku I 6.251 662 662 0 0 5.566 5.566 6.228 99,6
4 Tembuku II 5.202 1.365 1.365 77 77 3.571 3.571 5.013 96,4
5 Susut Susut I 6.876 1.193 1.193 0 0 5.644 5.644 6.837 99,4
6 Susut II 6.826 478 478 642 642 5.523 5.523 6.643 97,3
7 Kintamani Kintamani I 6.217 267 267 0 0 4.226 4.226 4.493 72,3
8 Kintamani II 6.116 457 457 42 42 5.024 5.024 5.523 90,3
9 Kintamani III 4.617 86 86 0 0 4.152 4.152 4.238 91,8
10 Kintamani IV 3.583 546 546 3 3 2.006 2.006 2.555 71,3
11 Kintamani V 4.781 217 217 0 0 2.568 2.568 2.785 58,3
12 Kintamani VI 3.459 278 278 2 2 3.075 3.075 3.355 97,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 66.904 7.035 7.035 866 866 52.640 52.640 60.541 90,5

Sumber: Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga Dinas Kesehatan kab. Bangli Tahun 2020
TABEL 74

DESA YANG MELAKSANAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT


KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2020

SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)


JUMLAH DESA/ DESA MELAKSANAKAN DESA STOP BABS
NO KECAMATAN PUSKESMAS DESA STBM
KELURAHAN STBM (SBS)
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Bangli Bangli 4 4 100,0 2 50,0 0 0,0
2 Bangli Utara 5 5 100,0 1 20,0 0 0,0
3 Tembuku Tembuku I 4 4 100,0 2 50,0 0 0,0
4 Tembuku II 2 2 100,0 0 0,0 0 0,0
5 Susut Susut I 5 5 100,0 0 0,0 0 0,0
6 Susut II 4 4 100,0 0 0,0 0 0,0
7 Kintamani Kintamani I 8 8 100,0 0 0,0 0 0,0
8 Kintamani II 7 7 100,0 1 14,3 0 0,0
9 Kintamani III 14 14 100,0 6 42,9 0 0,0
10 Kintamani IV 6 6 100,0 0 0,0 0 0,0
11 Kintamani V 4 4 100,0 0 0,0 0 0,0
12 Kintamani VI 9 9 100,0 3 33,3 0 0,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 72 72 100,0 15 20,8 0 0,0

Sumber: Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga Dinas Kesehatan kab. Bangli Tahun 2020
* SBS (Stop Buang Air Besar Sembarangan)
TABEL 75

PERSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM (TTU) MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2020

TTU YANG ADA TTU MEMENUHI SYARAT KESEHATAN


SARANA SARANA PENDIDIKAN SARANA KESEHATAN
SARANA PENDIDIKAN JUMLAH TEMPAT IBADAH PASAR JUMLAH TOTAL
N KESEHATAN SD/MI SMP/MTs SMA/MA PUSKESMAS RUMAH SAKIT
KECAMATAN PUSKESMAS TEMPAT TTU
O RUMAH IBADAH PASAR YANG
SMP/MT PUSKES
SD/MI SMA/MA SAKIT ADA ∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ %
s MAS
UMUM
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 Bangli Bangli 18 1 4 1 3 63 3 93 15 83,3 1 100,0 3 75,0 1 100,0 3 100,0 63 100,0 1 33,3 87,0 93,5
2 Bangli Utara 17 6 5 1 0 48 5 82 17 100,0 6 100,0 5 100,0 1 100,0 0 0,0 48 100,0 1 20,0 78,0 95,1
3 Tembuku Tembuku I 17 2 3 1 0 66 4 93 17 100,0 2 100,0 3 100,0 1 100,0 0 0,0 66 100,0 0 0,0 89,0 95,7
4 Tembuku II 12 3 0 1 0 100 3 119 12 100,0 3 100,0 1 0,0 1 100,0 0 0,0 89 89,0 0 0,0 106,0 89,1
5 Susut Susut I 15 2 0 1 0 77 2 97 15 100,0 3 150,0 - 0,0 1 100,0 0 0,0 77 100,0 1 50,0 97,0 100,0
6 Susut II 15 2 3 1 0 58 2 81 15 100,0 2 100,0 3 100,0 1 100,0 0 0,0 58 100,0 0 0,0 79,0 97,5
7 Kintamani Kintamani I 15 2 0 1 0 37 3 58 15 100,0 2 100,0 - 0,0 1 100,0 0 0,0 37 100,0 0 0,0 55,0 94,8
8 Kintamani II 13 3 1 1 0 157 0 175 13 100,0 2 66,7 1 100,0 1 100,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 17,0 9,7
9 Kintamani III 15 2 1 1 0 86 1 106 14 93,3 2 100,0 1 100,0 1 100,0 0 0,0 86 100,0 0 0,0 104,0 98,1
10 Kintamani IV 10 1 0 1 0 117 2 131 9 90,0 1 100,0 - 0,0 1 100,0 0 0,0 117 100,0 0 0,0 128,0 97,7
11 Kintamani V 11 4 1 1 0 26 0 43 8 72,7 2 50,0 1 100,0 1 100,0 0 0,0 26 100,0 0 0,0 38,0 88,4
12 Kintamani VI 9 1 1 1 0 67 4 83 9 100,0 1 100,0 1 100,0 1 100,0 0 0,0 67 100,0 0 0,0 79,0 95,2

JUMLAH (KAB/KOTA) 167 29 19 12 3 902 29 1.161 159 95,2 27 93,1 19 100,0 12 100,0 3 100,0 734 81,4 3 10,3 957 82,4

Sumber: Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga Dinas Kesehatan kab. Bangli Tahun 2020
TABEL 76

TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN (TPM) MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2020

TPM YANG ADA TPM MEMENUHI SYARAT KESEHATAN


MAKANAN MAKANAN
JAJANAN/ RUMAH MAKAN/ DEPOT AIR MINUM JAJANAN/KANTIN/SEN
RUMAH JASA BOGA
NO KECAMATAN PUSKESMAS DEPOT AIR KANTIN/ JUMLAH TPM RESTORAN (DAM) TRA MAKANAN
JASA BOGA MAKAN/REST
MINUM (DAM) SENTRA YANG ADA JAJANAN
ORAN
MAKANAN
JAJANAN JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Bangli Bangli 0 31 1 131 163 0 0,0 6 19,4 1 100,0 41 31,3
2 Bangli Utara 1 0 1 140 142 0 0,0 0 0,0 0 0,0 4 2,9
3 Tembuku Tembuku I 0 4 0 167 171 0 0,0 0 0,0 0 0,0 13 7,8
4 Tembuku II 0 0 0 149 149 0 0,0 0 0,0 0 0,0 8 5,4
5 Susut Susut I 0 0 0 152 152 0 0,0 0 0,0 0 0,0 12 7,9
6 Susut II 0 0 0 130 130 0 0,0 0 0,0 0 0,0 2 1,5
7 Kintamani Kintamani I 0 50 0 145 195 0 0,0 6 12,0 0 0,0 10 6,9
8 Kintamani II 0 0 0 89 89 0 0,0 0 0,0 0 0,0 4 4,5
9 Kintamani III 0 0 0 67 67 0 0,0 0 0,0 0 0,0 3 4,5
10 Kintamani IV 0 5 0 136 141 0 0,0 3 60,0 0 0,0 5 3,7
11 Kintamani V 1 0 0 285 286 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
12 Kintamani VI 0 0 0 180 180 0 0,0 0 0,0 0 0,0 18 10,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 2 90 2 1.771 1.865 0 0,0 15 16,7 1 50,0 120 6,8


TABEL 77

CAKUPAN KASUS BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN
KABUPATEN BANGLI
TAHUN 2020

BALITA GIZI BURUK


MENDAPAT PERAWATAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH DITEMUKAN
L P L+P
L P L+P Σ % Σ % Σ %
1 Bangli Bangli 1 0 1 1 100,0 0 0,0 1 100,0
2 Bangli Utara 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
3 Tembuku Tembuku I 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
4 Tembuku II 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
5 Susut Susut I 0 2 2 0 0,0 2 100,0 2 100,0
6 Susut II 0 1 1 0 0,0 1 100,0 1 100,0
7 Kintamani Kintamani I 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
8 Kintamani II 1 1 2 1 100,0 1 100,0 2 100,0
9 Kintamani III 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
10 kintamani IV 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
11 Kintamani V 1 0 1 1 100,0 0 0,0 1 100,0
12 Kintamani VI 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
JUMLAH 3 4 7 3 100,0 4 100,0 7 100,0

Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020
TABEL 78

PERSENTASE RUMAH TANGGA MENGKONSUMSI GARAM BERYODIUM


KABUPATEN BANGLI
TAHUN 2020

KONSUMSI GARAM BERYODIUM


NO KECAMATAN PUSKESMAS RUMAH TANGGA
DIPERIKSA %
DENGAN GARAM
1 2 3 4 5 6
1 Bangli 20 20 100,0
2 Bangli Utara 20 20 100,0
3 Tembuku I 20 20 100,0
4 Tembuku II 20 15 75,0
5 Susut I 20 20 100,0
6 Susut II 20 20 100,0
7 Kintamani I 30 24 80,0
8 Kintamani II 30 30 100,0
9 Kintamani III 30 28 93,3
10 Kintamani IV 30 22 73,3
11 Kintamani V 30 22 73,3
12 Kintamani VI 30 15 50,0
JUMLAH 300 256 85,3

Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020
TABEL 79

PERSENTASE IBU HAMIL KEK MENDAPAT PMT MENURUT KABUPATEN/KOTA


KABUPATEN BANGLI
TAHUN 2020

JUMLAH IBU JUMLAH IBU HAMIL % IBU HAMIL KEK


NO KECAMATAN PUSKESMAS
HAMIL KEK KEK YANG MENDAPAT PMT YANG MENDAPAT PMT
1 2 3 4 5 6
1 Bangli Bangli 17 17 100,0
2 Bangli Utara 4 4 100,0
3 Tembuku Tembuku I 13 13 100,0
4 Tembuku II 13 13 100,0
5 Susut Susut I 23 23 100,0
6 Susut II 12 12 100,0
7 Kintamani Kintamani I 22 22 100,0
8 Kintamani II 11 11 100,0
9 Kintamani III 2 2 100,0
10 kintamani IV 0 0 0,0
11 Kintamani V 14 14 100,0
12 Kintamani VI 20 20 100,0
JUMLAH 151 151 100,0

Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020
TABEL 80
PRESENTASE BALITA KURUS MENDAPAT PMT, MENURUT KABUPATEN
DI KABUPATEN BANGLI
TAHUN 2020

JUMLAH BALITA JUMLAH BALITA KURUS % BALITA KURUS


NO KECAMATAN PUSKESMAS
KURUS YANG MENDAPAT PMT YANG MENDAPAT PMT
1 2 3 4 5 6
1 Bangli Bangli 15 15 100,0
2 Bangli Utara 6 6 100,0
3 Tembuku Tembuku I 8 8 100,0
4 Tembuku II 15 15 100,0
5 Susut Susut I 16 16 100,0
6 Susut II 27 27 100,0
7 Kintamani Kintamani I 90 90 100,0
8 Kintamani II 27 27 100,0
9 Kintamani III 2 2 100,0
10 kintamani IV 23 23 100,0
11 Kintamani V 28 28 100,0
12 Kintamani VI 110 110 100,0
JUMLAH 367 367 100,0

Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020
Ket : Sasaran riil
TABEL 81
PRESENTASE REMAJA PUTRI 12-18 TAHUN YANG MENDAPAT TABLET TAMBAH DARAH MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
DI KABUPATEN BANGLI
TAHUN 2020

JUMLAH REMAJA JUMLAH REMAJA PUTRI % REMAJA PUTRI


NO KECAMATAN PUSKESMAS
PUTRI YANG ADA YANG MENDAPAT TTD YANG MENDAPAT TTD
1 2 3 4 5 6
1 Bangli Bangli 1481 656 44,3
2 Bangli Utara 2113 528 25,0
3 Tembuku Tembuku I 1044 261 25,0
4 Tembuku II 471 118 25,0
5 Susut Susut I 162 41 25,0
6 Susut II 1237 309 25,0
7 Kintamani Kintamani I 618 155 25,0
8 Kintamani II 866 178 20,5
9 Kintamani III 1711 428 25,0
10 kintamani IV 107 27 25,0
11 Kintamani V 727 182 25,0
12 Kintamani VI 810 169 20,8
JUMLAH 11347 3049 26,9

Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020
Ket : Sasaran riil
APAT TTD
TABEL 82
PRESENTASE IBU HAMIL KEK MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2020

PROSENTASE IBU HAMIL KEK


JUMLAH IBU
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH IBU HAMIL
HAMIL % IBU HAMIL KEK
KEK
DIPERIKSA LILA
1 2 3 4 5 6
1 Bangli Bangli 324 17 5,2
2 Bangli Utara 321 4 1,2
3 Tembuku Tembuku I 287 13 4,5
4 Tembuku II 324 13 4,0
5 Susut Susut I 335 23 6,9
6 Susut II 326 12 3,7
7 Kintamani Kintamani I 361 22 6,1
8 Kintamani II 321 11 3,4
9 Kintamani III 221 2 0,9
10 kintamani IV 220 0 0,0
11 Kintamani V 409 14 3,4
12 Kintamani VI 230 20 8,7
JUMLAH 3679 151 4,1

Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020
Ket : Sasaran riil
TABEL 83
PRESENTASE IBU HAMIL ANEMIA MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/ KOTA BANGLI
TAHUN 2020

PRESENTASE IBU HAMIL ANEMIA


JUMLAH IBU
NO KECAMATAN PUSKESMAS HAMIL JUMLAH IBU % IBU HAMIL
DIPERIKSA HAMIL ANEMIA ANEMIA
HB
1 2 3 4 5 6
1 Bangli Bangli 324 16 4,9
2 Bangli Utara 321 1 0,3
3 Tembuku Tembuku I 287 17 5,9
4 Tembuku II 324 1 0,3
5 Susut Susut I 335 15 4,5
6 Susut II 326 3 0,9
7 Kintamani Kintamani I 361 14 3,9
8 Kintamani II 321 1 0,3
9 Kintamani III 221 3 1,4
10 kintamani IV 220 0 0,0
11 Kintamani V 409 25 6,1
12 Kintamani VI 230 45 19,6
JUMLAH 3679 141 3,8

Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020
Ket : Sasaran riil
TABEL 84
PRESENTASE BAYI DENGAN BBLR MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/ KOTA BANGLI
TAHUN 2020

PRESENTASE BAYI BBLR


JUMLAH BAYI
NO KECAMATAN PUSKESMAS LAHIR HIDUP JUMLAH BAYI % BAYI
YANG DENGAN BBLR BBLR
DITIMBANG
1 2 3 4 5 6
1 Bangli Bangli 294 11 3,7
2 Bangli Utara 299 13 4,3
3 Tembuku Tembuku I 295 11 3,7
4 Tembuku II 283 7 2,5
5 Susut Susut I 333 19 5,7
6 Susut II 316 5 1,6
7 Kintamani Kintamani I 299 12 4,0
8 Kintamani II 288 2 0,7
9 Kintamani III 219 14 6,4
10 kintamani IV 205 1 0,5
11 Kintamani V 380 6 1,6
12 Kintamani VI 193 12 6,2
JUMLAH 3404 113 3,3

Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020
Ket : Sasaran riil
TABEL 85 TABEL 85
CAPAIANIMUNISASI ANAK SEKOLAH (BIAS) DT DAN Td PADA ANAK SEKOLAH KELAS 1,2 DAN KELAS 5 MENURUT JENIS KELAMIN, PUSKESMAS, DAN KECAMATAN
KABUPATEN/KOTA BANGLI
TAHUN 2020

NO KECAMATAN NAMA PUSKESMAS JUMLAH SEKOLAH SASARAN CAPAIAN


SD MI LAIN- TOTAL KELAS 1 KELAS 2 KELAS 5 DT KELAS 1 Td KELAS 2 Td KELAS 5
LAIN L P JUMLAH L P JUMLAH L P JUMLAH L % P % JUMLAH % L % P % JUMLAH % L % P
1 Bangli Bangli 18 0 0 18 229 213 442 219 204 423 260 237 497 229 100,0 213 100,0 442 100,0 219 100,0 204 100,0 423 100,0 260 100,0 237
2 Bangli Utara 17 0 0 17 188 173 361 204 190 394 210 177 387 188 100,0 173 100,0 361 100,0 204 100,0 190 100,0 394 100,0 210 100,0 177
3 Tembuku Tembuku I 17 0 0 17 124 139 263 152 136 288 133 166 299 124 100,0 139 100,0 263 100,0 152 100,0 136 100,0 288 100,0 133 100,0 166
4 Tembuku II 12 0 0 12 155 149 304 150 153 303 139 146 285 155 100,0 149 100,0 304 100,0 150 100,0 153 100,0 303 100,0 139 100,0 146
5 Susut Susut I 15 0 0 15 160 139 299 142 149 291 184 164 348 160 100,0 139 100,0 299 100,0 142 100,0 149 100,0 291 100,0 184 100,0 164
6 Susut II 15 0 0 15 146 148 294 165 157 322 158 152 310 145 99,3 148 100,0 293 99,7 165 100,0 157 100,0 322 100,0 158 100,0 152
7 Kintamani Kintamani I 15 0 0 15 192 191 383 197 144 341 223 201 424 178 92,7 175 91,6 353 92,2 176 89,3 139 96,5 315 92,4 198 88,8 180
8 Kintamani II 13 0 0 13 135 138 273 183 138 321 157 124 281 135 100,0 138 100,0 273 100,0 183 100,0 138 100,0 321 100,0 157 100,0 124
9 Kintamani III 15 0 0 15 141 101 242 107 121 228 150 145 295 141 100,0 101 100,0 242 100,0 107 100,0 121 100,0 228 100,0 150 100,0 145
10 kintamani IV 10 0 0 10 111 117 228 98 88 186 103 86 189 111 100,0 117 100,0 228 100,0 98 100,0 88 100,0 186 100,0 103 100,0 86
11 Kintamani V 11 0 0 11 226 220 446 224 215 439 212 214 426 222 98,2 217 98,6 439 98,4 221 98,7 211 98,1 432 98,4 209 98,6 211
12 Kintamani VI 9 0 0 9 114 94 208 93 117 210 114 94 208 114 100,0 95 101,1 209 100,5 93 100,0 117 100,0 210 100,0 114 100,0 94
KABUPATEN 167 0 0 167 1921 1822 3743 1934 1812 3746 2043 1906 3949 1902 99,0 1804 99,0 3706 99,0 1910 98,8 1803 99,5 3713 99,1 2015 98,6 1882

Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020
Td KELAS 5
% JUMLAH %
100,0 497 100,0
100,0 387 100,0
100,0 299 100,0
100,0 285 100,0
100,0 348 100,0
100,0 310 100,0
89,6 378 89,2
100,0 281 100,0
100,0 295 100,0
100,0 189 100,0
98,6 420 98,6
100,0 208 100,0
98,7 3897 98,7
TABEL 86

KASUS COVID-19 MENURUT KABUPATEN/KOTA


KABUPATEN BANGLI
TAHUN 2020

ANGKA ANGKA
KASUS
NO KABUPATEN/KOTA SEMBUH MENINGGAL KESEMBUHAN KEMATIAN
KONFIRMASI
(RR) (CFR)
1 2 3 4 5 7 8
1 BANGLI 952 912 40 95,8 4,2

952 912 40 95,8 4,2

Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020
TABEL 87
KASUS COVID-19 BERDASARKAN JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR
KABUPATEN/ KOTA BANGLI
TAHUN 2020

0-2 TAHUN 3-6 TAHUN 7-12 TAHUN 13-15 TAHUN 16-18 TAHUN 19-30 TAHUN 31-45 TAHUN 46-59 TAHUN 60+ TAHUN TOTAL
NO KABUPATEN/ KOTA
L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
1 BANGLI 6 8 8 3 11 14 7 4 6 9 103 110 118 133 124 105 104 79 487 465

6 8 8 3 11 14 7 4 6 9 103 110 118 133 124 105 104 79 487 465

Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2020

Anda mungkin juga menyukai