KATA PENGANTAR
dr.SYAIFUL,MKM
Pembina Utama Muda/IVc
19710724200112 1 004
Profil Kesehatan Tahun 2021.................................. i
Dinas Kesehatan Kota Dumai
DAFTAR ISI
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga dan
Densitas Penduduk Tahun 2021 ................................................... 5
Tabel 1.4 Perkembangan Angka Melek Huruf Kota Dumai Tahun 2016
s/d 2021 ..................................................................................... 10
Tabel 3.5 Daftar Rumah Sakit se Kota Dumai Tahun 2021 ........................... 28
Tabel 3.7 Perincian Puskesmas Pembantu Se Kota Dumai Tahun 2021 .......... 34
Tabel 3.9 Perincian Penyebaran Sepeda Motor se kota Dumai tahun 2021. .... 37
Tabel 4.17 Persebaran Tenaga Yang Bekerja di Dinas Kota Dumai, RSUD dan UPT
Tahun 2021…………………………………………………………………………….. 50
Tabel 4.18 Rasio dan Jumlah Tenaga Kesehatan Per 100.000 Penduduk Berdasarkan
Target dan Pencapaian Tahun 2021 .............................................. 54
Tabel 5.20 Anggaran Kesehatan Kota Dumai berdasarkan sumber biaya Tahun
2021........................................................................................... 57
Tabel 6.22 Angka Harapan Hidup (AHH) Kota Dumai Tahun 2021 ................... 60
Tabel 6.23 Penanganan Komplikasi Kebidanan Kota Dumai Tahun 2021 ........... 77
Tabel 7.24 Cakupan Penemuan Kasus TB Paru Kota Dumai Tahun 2021.. ........ 91
Tabel 7.25 Evaluasi Pengobatan Semua Kasus TB Paru Kota Dumai Tahun 2021
..................................................................................................95
Tabel 8.27 Data pos UKK se-kota Dumai tahun 2021………………………………...... 133
DAFTAR GRAFIK
Grafik 2.8 Cakupan Rawat Inap Rumah Puskesmas Tahun 2012-2021 ............ 20
Grafik 2.12 Cakupan Rawat Inap RSUD Kota Dumai Tahun 2012-2021 ............. 24
Grafik 4.18 Persebaran Tenaga Kesehatan Menurut Jenis Tenaga di RSUD ....... 51
Grafik 6.23 Angka Kematian Ibu Tahun di Kota Dumai / 100.000 KH tahun
2011-2021 ................................................................................. 66
Grafik 6.26 Cakupan Balita Mendapat Kapsul Vitamin A Tahun 2011-2021 ........ 69
Grafik 6.27 Cakupan Ibu Nifas Mendapat Kapsul Vitamin A Tahun 2011-2021.. 70
Grafik 6.28 Cakupan Ibu Hamil Mendapat 90 Tablet Fe Tahun 2011-2021 ........ 71
Grafik 6.29 Bayi Yang Mendapat ASI Eksklusif Tahun 2011-2021 ..................... 72
Grafik 6.31 Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Nakes Tahun 2011-2021 ...... 75
Grafik 6.34 Cakupan Kunjungan Bayi di Kota Dumai Tahun 2011-2021 ............ 79
Grafik 6.35 Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Tahun 2011-2021 ........ 80
Grafik 6.38 Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Tahun 2011-2021 ........ 83
Grafik 7.40 Case Detection Rate (CDR) Pneumonia Pada Balita Kota Dumai
Tahun 2011-2021..................................................................... 87
Grafik 7.42 Case Notification Rate (CNR) TB Paru BTA Tahun 2013-2021……... 92
Grafik 7.43 Case Detection Rate (CDR) Penderita Baru TB Paru BTA Positif Tahun
2011-2021 .................................................................................. 92
Grafik 7.44 Case Detection Rate (CDR) Penderita baru TB Paru BTA Positif
Tahun 2012-2021 ........................................................................ 93
Grafik 7.45 Case Detection Rate (CDR) Penderita baru TB semua Kasus
Tahun 2018-2021 ........................................................................ 93
Grafik 7.46 Kesembuhan Penderita TBC Paru BTA Positif Tahun 2012-2021 ...... 94
Grafik 7.48 Perkembangan Kasus HIV+ dan AIDS Tahun 2009-2021. ............... 97
Grafik 7.49 Kasus Covid 19 dan suspek diperiksa Per Puskesmas tahun 2021. .. 100
Grafik 7.50 Perkembangan Kasus Covid 19 per Bulan Tahun 20121. ................ 100
Grafik 7.51 Proporsi Kasus Covid 19 Berdasarkan Kelompok Umur tahun 2021. 101
Grafik 7.52 Evaluasi Pengobatan Covid 19 Per Puskesmas Tahun 2021. ........... 102
Grafik 7.53 Perkembangan Angka Kematian Covid 19 Tahun 2021. .................. 102
Grafik 7.54 Distribusi Kematian Covid 19 Menurut Kelompok Umur Tahun 2021 103
Grafik 7.57 Perkembangan Angka kesakitan Malaria (API) Tahun 2011-2021. ... 107
Grafik 7.59 Cakupan Pencapaian Imunisasi Dasar Pada Bayi Tahun 2011-2021. 116
Grafik 7.61 Cakupan Pencapaian Imunisai Campak (Catch Up Campak) Anak Sekolah
Dasar Tahun 2011-2021............................................................... 117
Grafik 8.62 Persentase Penduduk Menurut Jenis Sarana Air Bersih Yang Digunakan Di
Kota Dumai Tahun 2021 ............................................................. 119
Grafik 8.64 Persentase Kualitas Air Minum Yang Memenuhi Syarat Di Kota Dumai
Tahun 2015 s/d 2021................................................................... 120
Grafik 8.65 Jumlah Kelurahan Yang Melaksanakan STBM dan Kelurahan SBS (Stop
Buang air Besar Sembarangan) Tahun 2021 .................................. 122
Grafik 8.66 Persentase Penduduk Yang Menggunakan Jamban Sehat Per Puskesmas
Di Kota Dumai Tahun 2021……………………………………………………….. 123
Grafik 8.68 Perkembangan Jumlah Kelurahan Yang telah Stop Buang Air Besar
Sembarangan (SBS) Di Kota Dumai Tahun 2015 s/d 2021… ........... 125
Grafik 8.69 Jumlah Kasus Yang Dirujuk Ke Klinik Sanitasi Tahun 2021.............. 131
Grafik 8.71 Proporsi Pekerja Sakit Dilayani Menurut Jenis Kelamin Kota Dumai
Tahun 2021................................................................................ 134
Grafik 8.72 Pekerja Sakit Dilayani Menurut Kasus Kota Dumai Tahun 2021...... 135
Tabel 2 10 Besar Penyakit Semua Golongan Umur RSUD Kota Dumai Tahun 2021
Tabel 3 10 Peringkat Utama Per DTD/Sebab-Sebab Sakit Pasien Rawat Inap RSUD
Kota Dumai Tahun 2021
Tabel 4 10 Besar Penyebab Kematian Untuk Semua Golongan Umur di RSUD Kota
Dumai Tahun 2021
Tabel 5 10 Besar Penyakit Tidak Menular Terbanyak RSUD Kota Dumai Tahun
2021
Tabel 9 Data UPT (Unit Pelaksana Teknis) Kota Dumai Tahun 2021
BAB I
GAMBARAN UMUM
A. Kondisi Geografis
Kota Dumai terletak di pesisir timur pulau Sumatra berhadapan dengan
pulau Rupat dan Selat Malaka pada posisi antara 1°, 23’- 1°, 24’ Bujur Timur
dan 101°- 23’- 27’,101° - 28’-13’ Lintang Utara. Sejajar pantai terdiri dari
tanah rawa bergambut dengan kedalaman 0 – 0,5 meter dan beberapa
kilometer kearah selatan terdapat dataran dengan kemiringan 0 – 5% dengan
luas wilayah keseluruhan 1.727,38 Km2.
Adapun batas wilayah:
Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Rupat.
Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten
Bengkalis.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Mandau dan Kecamatan
Bukit Batu Kabupaten Bengkalis.
Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Tanah Putih dan Kecamatan
Bangko Kabupaten Rokan Hilir.
a. Jumlah penduduk
Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2020 laju pertumbuhan
penduduk Kota Dumai per tahun sebesar 3,7 persen. Pada tahun 2021 laju
pertumbuhan penduduk Kota Dumai sebesar 0,19% (Data Berita Resmi
Statistik BPS,Kota Dumai Dalam Angka 2021) dan kepadatan jiwa per
kilometer persegi sebesar 181,9. Angka pertumbuhan ini selanjutnya dijadikan
dasar estimasi penduduk pada tahun-tahun berikutnya. Penduduk Kota Dumai
berturut-turut sepuluh tahun terakhir (Tahun 2012 – 2021) menunjukkan
peningkatan atau pertambahan.Penduduk Kota Dumai pada tahun 2021
seperti terlihat dari grafik berikut :
Grafik 1.1. Perkembangan Jumlah Penduduk Kota Dumai Tahun 2012 s/d 2021
350000
300000
316668 316668 314166 321238
250000 298189 302871 297638 303292 308812
273901
200000
Jumlah
150000
100000
50000
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Tahun
Sumber: Estimasi Data Penduduk Sasaran oleh Pusdatin berdasarkan Database SIAK Offline
Kota Dumai Tahun 2020
Tabel 1.1. Luas wilayah, Jumlah penduduk, Jumlah Rumah Tangga dan
Densitas Penduduk di Kota Dumai Tahun 2021.
Jumlah Jumlah
No Kecamatan Luas % % Densitas
Penduduk RT
1 Dumai Timur 47,52 2,75 70.288 21,89 19.619 1.479
2 Dumai Barat 44,98 2,60 44.844 13,95 12.463 997
3 Bukit Kapur 200,00 11,58 50.017 15,56 14.542 250
4 Sungai Sembilan 975,38 56,47 37.681 11,72 11.554 39
5 Medang Kampai 373,00 21,59 14.873 4,62 4.431 40
6 Dumai Kota 13,00 0,75 48.828 15.19 13.282 3.756
7 Dumai Selatan 73,50 4,25 54.707 17,03 15.339 744
Kota Dumai 1.727,38 100 321.238 100 91.230 186,0
Sumber : BPS Kota Dumai dan Estimasi Data Penduduk Sasaran oleh Pusdatin
berdasarkan Database SIAK Offline Kota Dumai Tahun 2020
b. Persebaran Penduduk
Persebaran penduduk di Kota Dumai tidak merata, dimana Kecamatan
Dumai Kota merupakan kecamatan terpadat yang merupakan pusat kota
dengan kepadatan 3.756 jiwa per km2. Sementara Kecamatan Sungai
Sembilan merupakan kecamatan yang penduduknya paling jarang yaitu 38
orang perkm2.
Persebaran penduduk di Kota Dumai berdasarkan kelompok umur
menunjukan bahwa jumlah penduduk terbanyak adalah pada kelompok usia
produktif (umur 15 – 59 tahun) yaitu sebanyak 200.516 orang atau sebesar
62,42%. Sedangkan jumlah penduduk usia non produktif yakni penduduk usia
muda (umur 0 – 14 tahun) dan penduduk usia tua (umur 65+ tahun)
20988
0-4 22058 43046
15504 32122
5-9 16608
10 -14 30851
15655
15 - 19 6731 14122 15196
7391
20 - 24 14500 29677
15177
25 - 29 14515 29701
15186
30 - 34 13656 27946
14290
35 - 39 14745 30170 TOTAL
15425
40 - 44 13291 27203 PEREMPUAN
13912
45 - 49 8489 17410
8921 LAKI - LAKI
50 - 54 6552 13438
6886
55 - 59 5290 10849
5559
60 - 64 29376024
3087
65 - 69 3999
1950
2049
70 - 74 2353
1147
1206
75 + 2337
1139
1198
0 10000 20000 30000 40000 50000
kelahiran real kota Dumai, jumlah kelahiran bayi tahun 2021 sebanyak 8.095
bayi, sehingga CBR kota Dumai sebesar 25,20/1000 penduduk.
Jenis Kelamin
No Kelompok Umur Jumlah %
Laki-Laki Perempuan
1 Lahir mati (KJDK) 20 26 46 3,36
2 0 - 28 25 19 44 3,22
3 > 1 bln - < 1 th 17 8 25 1,83
4 1 - 5 th 6 7 13 0,95
5 > 5 - < 10 3 4 7 0,51
6 10- 19 12 8 20 1,46
7 20 - < 45 120 122 242 17,69
8 45 - 59 182 211 393 28,73
9 > 60 311 267 578 42,25
Jumlah 696 672 1368 100.00
28,73%
16,23
7,02
45,54
5,92
4,09
3,95
3,95
3,58
3,14 3,22 3,36
Jenis kelamin
No Penyebab kematian Jumlah Persentase
Laki-Laki Perempuan
1 Covid 19 104 118 222 16,23
2 Jantung 63 33 96 7,02
3 Diabetes Mellitus 26 55 81 5,92
4 Death On Arrival (DOA) 39 17 56 4,09
5 Broncopneumoni 24 30 54 3,95
6 Hypertensi 22 32 54 3,95
7 Faktor Usia/ usia tua 26 23 49 3,58
8 KJDK 20 26 46 3,36
9 Komplikasi 19 25 44 3,22
10 Ginjal 20 23 43 3,14
11 Penyebab lain 333 290 623 45,54
Jumlah 696 672 1368 100.00
D. Sosial Ekonomi
Penduduk Kota Dumai pada umumnya bekerja di perdagangan dan
sektor jasa, juga industri dan pertanian/ perkebunan. Sebagai wilayah
yangberdekatan dengan Malaysia dan Singapura, Dumai merupakan daerah
transit dengan keragaman suku dan budaya penduduknya. Komposisi
penduduk Kota Dumai yang dirinci menurut etnis menunjukkan bahwa suku
melayu merupakan jumlah yang paling besar yaitu 32%, sedangkan sisanya
merupakan suku jawa/sunda sebesar 22%, Tapanuli/Batak 13% dan suku
lainnya 8%. Sedangkan persebaran penduduk Kota Dumai menurut agama
menunjukan bahwa mayoritas penduduk Dumai (85%) adalah beragama
islam (muslim).
E. Pendidikan
Kondisi pendidikan merupakan salah satu indikator yang kerap ditelaah
dalam mengukur tingkat pembangunan manusia suatu negara. Melalui
pengetahuan, pendidikan berkontribusi terhadap perubahan perilaku
kesehatan. Pengetahuan yang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan
merupakan salah satu faktor pencetus yang berperan dalam mempengaruhi
keputusan seseorang untuk berperilaku sehat.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Propinsi Riau tahun 2021,pencapaian
Angka Melek Huruf Kota Dumai tersebut lebih tinggi dari pencapaian Angka
Melek Huruf Provinsi Riau seperti terlihat pada tabel berikut ini:
Tabel 1.4 Perkembangan Angka Melek Huruf Kota Dumai
Tahun 2016 s/d 2021
IPM
Perkembangan IPM Kota Dumai dari tahun 2011 hingga tahun 2021, tahun
2021 mengalami peningkatan sebesar 0,35 persen.. Pencapaian IPM kota
Dumai tahun 2021 sebesar 74,75 termasuk dalam kelompok tinggi.
G. Perilaku Masyarakat
1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Perilaku hidup bersih dan sehat di rumah tangga adalah upaya untuk
memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu
mempraktekan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam
gerakan kesehatan di masyarakat. Kriteria penilaian/indikator rumah tangga
yang berperilaku hidup bersih dan sehat meliputi 10 indikator, yakni:
1. Persalinan oleh nakes
2. ASI eksklusif
3. Balita ditimbang setiap bulan
4. Gunakan air bersih
5. Cuci tangan dengan air bersih dan sabun
6. Gunakan jamban sehat
7. Berantas jentik di rumah sekali seminggu
8. Makan sayur dan buah tiap hari
9. Lakukan aktifitas fisik tiap hari
10. Tidak merokok dalam rumah
Apabila salah satu indikator dari sepuluh kriteria penilaian/indikator rumah
tangga yang berperilaku hidup bersih dan sehat tidak dilakukan oleh rumah
tangga, maka rumah tangga tersebut tidak dapat dikatakan ber PHBS.
Pada tahun 2021, dari 35.734 rumah tangga yang dibina, diperoleh
hasil jumlah rumah tangga yang ber-PHBS sebanyak 8.758 rumah tangga
atau sebesar 24,51%. Rata–rata rumah tangga yang disurvei tidak
memenuhi indikator ke 2, 7 dan ke 10 dari indikator PHBS. Bila
dibandingkan dengan target sasaran yakni 40%, maka angka tersebut
belum mencapai target.
Grafik 1.6
Hasil pemantauan rumah tangga yang ber-PHBS berdasarkan wilayah kerja
puskesmas di Kota Dumai Tahun 2021
19651
20000
18000
16000
14000
12000
10000
8000 Jlh dibina
6000 3643 4259 jlh ber PHBS
4000 1953 11851873 2098
1752
2000 509 992
544 799 620 596 1114
558 720 854 595
187
0
BAB II
SITUASI UPAYA KESEHATAN
tersedianya sanitasi dasar dalam lingkungan sosial dan budaya yang kondusif.
Perilaku masyarakat yang diharapkan adalah yang bersifat proaktif untuk
memelihara, meningkatkan dan melindungi diri dari ancaman penyakit
dengan membudayakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
Dalam rangka pencapaian Visi Pemerintah Kota Dumai dan Visi Dinas
Kesehatan yang telah ditetapkan dan juga sebagai penjabaran salah satu Misi
Pemerintah Kota Dumai yang berkaitan dengan bidang kesehatan yakni Misi
Kedua :
Target Pencapaian
Dumai sebanyak 666 kunjungan. Rata-rata kunjungan rawat inap puskesmas per
hari sebesar 2 orang. Sedangkan persentase cakupan rawat inap puskesmas di
Kota Dumai selama tahun 2021 adalah sebesar 0,21%. Bila dibandingkan dengan
target sasaran tahun 2021 yakni sebesar 1,5%, maka angka tersebut tidak
mencapai target. Rendahnya cakupan rawat inap di puskesmas disebabkan
masyarakat Kota Dumai umumnya langsung ke RSUD Kota Dumai bila harus
mendapatkan pelayanan rawat inap. Hal ini dikarenakan jarak RSUD Kota Dumai
yang tidak terlalu jauh untuk ditempuh dan lebih lengkapnya sarana dan tenaga
yang tersedia.
Grafik 2.8 Cakupan Rawat Inap Puskesmas di Kota Dumai Dari Tahun
2012 s/d 2021
1,6 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5
1,5 1,5
1,4
1,2 1,25
1
Persentase
0,8
0,75 0,75
0,6 0,63
0,4 0,31 0,3 0,34 0,45 0,42
0,34 0,38
0,2 0,19 0,21
0
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Tahun
Target Pencapaian
Myalgia 8,85
Dyspepsia 18,09
Hipertensi Esensial 20,31
Acute Nasopharingitis (Common… 25,68
0 10 20 30
50 45,9
40 35,7 37,3
34,61 33,42 33,6 33,4
30 29,38 29,45 31,2 29,1
20 16,3 17,09 16,9 16,6 18,2
11,7 13,8
10 10,87
3 4
2,16 2,01 2,4 2,66 2,6 1,9 2 2
0
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
BOR 62,15 65,14 62,11 58,83 64,4 70,3 71,8 68,7 61,8 58,4
ALOS 3,55 3,76 3,14 3,08 3,76 3,56 4 4 5 5
TOI 2,16 2,01 2,4 2,66 2,6 1,9 2 2 3 4
GDR 29,38 29,45 34,61 33,42 35,7 33,6 31,2 37,3 45,9 53,5
NDR 10,87 11,7 16,3 17,09 16,9 13,8 16,6 18,2 29,1 33,4
Dari grafik tersebut di atas terlihat indikator BOR rumah sakit di Kota
Dumai termasuk parameter tidak ideal (58,4) antara 60 – 85%, indikator ALOS (5
hari) parameter belum ideal (parameter ALOS ideal 6 – 9 hari). Indikator TOI (4
hari) tidak ideal, (parameter ideal 1 – 3 hari). Indikator GDR (53,5/1000)
melebihi dari nilai yang ditolerir 45/1000, Indikator NDR (33,4/1000) melebih
dari nilai yang ditolerir < 25/1000.
Grafik 2.11. Perkembangan Jumlah Tempat Tidur, Pencapaian BOR, ALOS &
TOI RSUD Kota Dumai Dari Tahun 2012 s/d 2021
2021 5 58,4
2020 4,34 61,8 323
Indikator Pencapaian RS
Persentase/Jumlah
Pada tahun 2021, jumlah kunjungan kasus baru rawat jalan RSUD Kota
Dumai sebanyak 114.779 orang. Dengan demikian cakupan kunjungan kasus
baru rawat jalan ke rumah sakit sebesar 35,73%. Bila dibandingkan dengan
target sasaran tahun 2021 yakni sebesar 15%, maka angka tersebut telah
melebihi target. Rata-rata kunjungan rawat jalan baru RSUD Kota Dumai per hari
sebesar 383 orang. Sedangkan jumlah kunjungan rawat inap RSUD Kota Dumai
sebanyak 16.907 kunjungan, mengalami peningkatan dari tahun 2020 (14.449
kunjungan rawat inap). Rata-rata kunjungan rawat inap RSUD per hari sebesar
46 orang dan persentase cakupan rawat inap RSUD Kota Dumai sebesar 5,3%.
Bila dibandingkan dengan target sasaran tahun 2021 yakni sebesar 1,5%, maka
angka tersebut telah melebihi target.
7 6,21
5,6 6,47 6,31
6
5,07 5,7
5 4,99 5,3
Persentase
4,55 4,6
4
3
2 1,5 1,5 1,5 1,5
1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5
1
0
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Tahun
Target Pencapaian
Pada tahun 2021 jumlah kunjungan baru rawat jalan di rumah sakit
umum Kota Dumai sebanyak 114.779 orang. Dari kunjungan baru rawat
jalan di rumah sakit umum Kota Dumai tersebut diperoleh 10 (sepuluh)
pola penyakit terbesar, dengan penyakit terbesar adalah Dispepsia
sebesar 2,42% diikuti Myopia (1,18%), Hipertensi esensial sebesar 1,13%,
di ikuti katarak sebesar 0,73%, Presbiopia (0,69%), Bronkopneumonia
0
Penyakit Lainnya 0,29
Penyakit jantung Hipertensi tanpa… 0,29
Infeksi Saluran pernafasan atas akut 0,29
Non Insulin Dependent Diabetes… 0,32
Bronkopneomonia,tidak spesifik 0,34
Proporsi
Presbiopia 0,38
Katarak 0,5
Hipertensi esensial 0,52
Myopia 0,95
Dispepsia 2,42
BAB III
SARANA KESEHATAN
Sejak berdirinya Kota Dumai pada tahun 1999 sampai dengan tahun
2021 telah terjadi peningkatan jumlah sarana pelayanan kesehatan di Kota
Dumai, baik itu rumah sakit, puskesmas, puskesmas pembantu, dan
puskesmas keliling serta sarana Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat
(UKBM) seperti Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), Pos Kesehatan
Desa/Kelurahan (Poskeskel), dan Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK). Hal
tersebut menunjukan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dasar
dan pelayanan kesehatan rujukan di rumah sakit sudah meningkat.
Diharapkan dengan meningkatnya jumlah sarana pelayanan kesehatan
tersebut sebagian besar masyarakat akan memanfaatkannya secara optimal.
Namun akses terhadap pelayanan kesehatan belum merata di seluruh
Kota Dumai terutama di beberapa daerah terpencil yang berada di Kecamatan
Bukit Kapur, Medang Kampai, dan Sungai Sembilan, karena kondisi geografis
yang sulit dan masih terbatasnya transportasi dan infrastruktur.
A. Fasilitas Kesehatan
a. Rumah Sakit
Pada tahun 2021 jumlah rumah sakit yang ada di Kota Dumai
sebanyak 3 rumah sakit yang terdiri dari 1 rumah sakit milik pemerintah
Kota Dumai, RSUD dengan tipe B . Rumah sakit milik BUMN tipe D yakni
RS Pertamina dan 1 rumah sakit milik TNI/POLRI yakni RS Bhayangkara.
Total jumlah tempat tidur rumah sakit sebesar 405 yang terdiri dari RSUD
Kota Dumai sebanyak 321 tempat tidur, RS Pertamina sebanyak 58 tempat
tidur dan RS Bhayangkara sebanyak 26 tempat tidur. Rasio jumlah rumah
sakit per 100.000 penduduk adalah 1 per 107.079 penduduk.Hal ini berarti
setiap 107.079 penduduk dilayani oleh 1 rumah sakit.
Tabel 3.5. Daftar Rumah Sakit Se Kota Dumai Tahun 2021
N KODE RS JUMLAH NAMA
RUMAH SAKIT KEPEMILIKAN
0 TEMPAT TIDUR DIREKTUR
RSUD Kota Dumai 1473001
Jl. Tanjung Jati No.4Dumai 323 RS Pemerintah Drg.Ridhonaldi
1.
RSU Pertamina Dumai 1473002
2. 36 RS BUMN dr. Indra Darma
Jl. Raya Bukit Datuk Dumai
RS Bhayangkara 1473004
3. Jl. Hang Tuah No. 01 23 RS TNI/POLRI dr.Carolina
Dumai
b. Puskesmas
Pada awal berdirinya Kota Dumai jumlah puskesmas yang ada
sebanyak 3 (tiga) buah dan merupakan hibah dari Kabupaten Bengkalis
yakni Puskesmas Dumai Timur (sekarang bernama Puskesmas Dumai
Kota), Puskesmas Dumai Barat dan Puskesmas Bukit Kapur. Dari tahun ke
tahun jumlah puskesmas yang ada terus berkembang dan pada saat ini
jumlah puskesmas yang ada di Kota Dumai sebanyak 10 puskesmas. Sejak
bulan Oktober 2014 Puskesmas Bukit Kayu Kapur (puskesmas baru yang
dibangun tahun 2013 dengan menggunakan dana budget sharing
propinsi)sudah mulai beroperasi. Puskesmas baru Bukit Kayu Kapur pada
awalnya adalah puskesmas pembantu yang kemudian ditingkatkan
statusnya menjadi puskesmas. Pada umumnya pembangunan puskesmas-
puskesmas di Kota Dumai menggunakan anggaran bersumber non
APBDKota Dumai seperti dana Budget Sharing Propinsi Riau, dana APBN
(DAK Kesehatan) dan dana bantuan luar negeri (DHS ADB).
Pada tahun 2019, melalui dana DAK tahun 2019 dilaksanakan
Relokasi Pembangunan Puskesmas Bukit Timah ke jalan Gatot Subroto Km
7 Kelurahan Mekar Sari dan Rehab sedang berat Puskesmas Bukit Kapur
melalui anggaran DAK tahun 2019, puskesmas perawatan yang berada di
Bukit Nenas disatukan dengan puskesmas induk. Tahun 2020 dilaksanakan
5
4
3
2
1
0
Tahun
4 1473020203 Purnama Jl. Raja Ali Haji Dumai Barat a. Kelurahan Purnama
Dumai
6 1473030202 Bumi Ayu Jl Budi Utomo
Selatan a. Kelurahan Bumi Ayu
Kelurahan Bumi Ayu b. Kelurahan Ratu Sima
Telp. (0765)
7007287 c. Kelurahan Bukit Datuk
1473030203 Jaya Mukti Jl. K.H. Nasution Dumai Timur a. Kelurahan Jaya Mukti
Kelurahan Jaya
7
Mukti b. Kelurahan Tanjung Palas
Telp. (0765) 439956 c. Kelurahan Bukit Batrem
d. Kelurahan Teluk Binjai
e. Kelurahan Buluh Kasap
d. Kelurahan Pelintung
c. Puskesmas Pembantu
Puskesmas pembantu berfungsi meluaskan jangkauan pelayanan
puskesmas dan mendekatkan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat.Pada awal berdirinya Kota Dumai jumlah puskesmas
pembantu yang ada sebanyak 10 (sepuluh) buah. Dari tahun ke tahun
perkembangan jumlah puskesmas pembantu yang ada berfluktuasi dan
cenderung turun seperti terlihat pada grafik berikut ini:
Grafik 3.15.Perkembangan Jumlah Puskesmas Pembantu
Di Kota Dumai Tahun 2008 s/d 2021
16 16
16
14 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13
12
12
10
Jumlah
8
6
4
2
0
Tahun
e. Sepeda Motor
Sampai dengan tahun 2021 jumlah kendaran bermotor roda dua (sepeda
motor) dinas yang ada sebanyak 75 unit yang tersebar di puskesmas dan
jaringannya. Sebagian besar pengadaan sepeda motor tersebut bersumber
dari dana APBN (DAK Kesehatan) yang digunakan untuk operasional bidan
desa khususnya dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak
kepada masyarakat Kota Dumai. Adapun kondisi sepeda motor tersebut
sebanyak 65 unit (86,67%) dalam kondisi baik, sebanyak 6 buah (8,00%)
dalam kondisi rusak ringan, dan sebanyak 4 buah (5,33%) dalam kondisi
rusak berat.
Tabel 3.9.
Perincian Penyebaran Sepeda Motor
Se Kota Dumai Tahun 2021
(Pos UKK), Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren) dan Pos Binaan Terpadu
(Posbindu) sebagai wujud nyata dari peran serta masyarakat.
b) Posyandu
Pada awal berdirinya Kota Dumai jumlah posyandu balita yang ada
sebanyak 121 buah. Dari tahun ke tahun perkembangan jumlah posyandu
yang ada cenderung meningkat. Pada tahun 2021, jumlah posyandu yang
ada di Kota Dumai sebanyak 197 posyandu, dengan perincian 192
posyandu mandiri dan 5 posyandu purnama.
Melalui revitalisasi posyandu, konsep posyandu balita yang semula
100 balita per posyandu dikembangkan menjadi 1 posyandu untuk 1
wilayah dengan jumlah kepala keluarga 250 s/d 500. Satu wilayah
dipantau oleh para kader posyandu, dimana setiap 1 kader posyandu
memantau 50 s/d 100 kepala keluarga.Saat ini jumlah kader posyandu
balita sebanyak 985 orang.
Tabel 3.10. Penyebaran Jumlah Posyandu Menurut Puskesmas
Di Kota Dumai Tahun 2021
Jumlah Posyandu
No Nama Puskesmas
Purnama Mandiri Jumlah
1. Dumai Kota 0 34 34
2. Bumi Ayu 0 18 18
3. Dumai Barat 0 11 11
4. Bukit Timah 0 11 11
5. Bukit Kapur 0 13 13
6. Sungai Sembilan 2 27 29
7. Medang Kampai 1 13 14
8. Jaya Mukti 1 38 39
9. Purnama 0 12 12
10. Bukit Kayu Kapur 1 15 16
Total Kota Dumai 5 192 197
Rasio jumlah posyandu per 100 balita adalah 0,46 per 100 Balita.
Hal ini berarti bahwa 1 posyandu melayani 1.631 penduduk atau 464
Kepala Keluarga (KK). Apabila dibandingkan dengan jumlah puskesmas
maka rata – rata setiap Puskesmas membina 19-20 Posyandu.
190
188 186 186
186
184
182
180
Tahun
c) Polindes
Pada awal berdirinya Kota Dumai jumlah polindes yang ada
sebanyak 13 unit. Jumlah polindes mengikuti jumlah bidan PTT yang ada
pada saat itu. Pada tahun 2019, jumlah polindes yang ada di Kota Dumai
sebanyak 27 polindes. Saat ini jumlah bangunan polindes yang permanen
sebanyak 7 unit. Sedangkan sebanyak 20 polindes yang lain status
bangunannya menumpang pada sarana kesehatan yang ada, menyewa
rumah penduduk, atau menumpang pada sarana kelurahan setempat.
Pada tahun 2021 Polindes di Kota Dumai berjumlah 4 unit, karna Polindes
yang ada di Puskesmas lain di kota Dumai tidak efektif lagi karena
Poskeskel sudah ada di setiap kelurahan dengan fungsi yang sama. 4 unit
polindes yang ada berada di wilayah Puskesmas Sungai Sembilan antara
lain : Polindes Bangsal Aceh, Sungai Geniot, Teluk Dalam, Santa Hulu.
Keterangan
No Wilayah Kerja Nama Polindes
Puskesmas
Menumpang
1 Sungai Sembilan Kelurahan Bangsal Aceh Bangsal aceh di Posyandu
Rumah
Kelurahan Sungai Geniot Sungai Geniot Pribadi
Bangunan
statis
Kelurahan Teluk Dalam Teluk Dalam (APBD)
Bangunan
statis
Kelurahan Batu Teritip Santa Ulu (APBD)
Jumlah 4 unit
dengan jumlah peserta sebanyak 579 orang dan jumlah kader 141 orang,
dengan status Pos UKK masih Pratama.
Tabel 3.13. Jumlah Pos UKK Menurut Puskesmas di Kota Dumai Tahun 2021
JMH TINGKAT
N TAHUN JENIS
KECAMATAN PUSKESMAS NAMA POS KELURAHAN PESERTA KEMANDI
O TERBENTUK PEKERJAAN
(ORG) RIAN
DUMAI
1 1. Paromount Jaya Mukti 24 Juni 2011 20 Pabrik Roti Pratama
TIMUR
2.Siomay Usaha
Jaya Mukti 20 Pratama
Aswad siomay
JAYA MUKTI 9 Januari
3.Tahu Tempe B . Batrem 50 Pabrik tahu Pratama
2018
4.Nelayan Tj.Palas 17 Des 2018 15 Nelayan Pratama
2.Jamu
DUMAI DUMAI Pkl.Sesai Jamu Pratama
2 Gendong
BARAT BARAT
Desember
3. Tenun Ceria Purnama 15 tenun Pratama
2016
20 april
4.Merawai Purnama 15 batubata Pratama
2011
22 Maret Tani
1. Bukit Mekar Bukit Datuk 18 Pratama
2012 Sayuran
BUMI AYU
DUMAI
3 2. Bunga 23 Maret Tani
SELATAN Bukit Datuk 19 Pratama
Tanjung 2012 Sayuran
BUKIT Tani dan
1. Pomroy Bukit Timah 30 Des 2009 80 Pratama
TIMAH Ternak
BAB IV
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
A. Tenaga Kesehatan
Pada tahun 2021 total tenaga yang ada di sarana kesehatan milik
pemerintah Kota Dumai sebanyak 1.986 orang, terdiri dari tenaga PNS
sebanyak 710 orang (35,75%), 7 orang tenaga PTT sebanyak (0,35%) dan
Tenaga Kerja Sukarela (TKS) sebanyak 1.269 orang (63,90%). Berdasarkan
unit kerja, jumlah tenaga terbanyak berada di RSUD Kota Dumai yakni
sebanyak 1.019 orang (51,31%), disusul dengan puskesmas sebanyak 852
orang (42,90%) dan Dinas Kesehatan Kota Dumai dan UPT ( IFK dan Labkes
kls A) sebanyak 115 orang (5,79%).
Status Tenaga
No. Unit Kerja Jumlah
PNS PTT TKS
1. Puskesmas + Dinkes + UPT 427 7 533 967
2. RSUD Kota Dumai 283 - 736 1.019
Jumlah 710 7 1.269 1.986
Dari jumlah total jumlah tenaga yang bekerja pada instansi Dinas
Kesehatan dan sarana pelayanan kesehatan milik pemerintah Kota Dumai
yaitu Puskesmas dan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Dumai tersebut,
sebanyak 1.390 orang (74,29%) adalah tenaga kesehatan, sedangkan tenaga
non kesehatan sebanyak 481 orang (25,71%). Persebaran rinciannya dapat
dilihat dari grafik berikut ini.
Status Tenaga
No. Unit Kerja Jumlah
PNS PTT TKS
1. Dinas Kesehatan Kota Dumai 51 0 39 90
2. RSUD Kota Dumai 283 0 736 1.019
3. Puskesmas Dumai Barat 48 0 45 93
4 Puskesmas Bumi Ayu 36 0 38 74
5 Puskesmas Bukit Kayu Kapur 25 0 55 80
6 Puskesmas Jaya Mukti 47 0 42 89
7 Puskesmas Bukit Kapur 37 2 39 78
8 Puskesmas Medang Kampai 27 1 44 72
9 Puskesmas Purnama 25 0 60 85
10 Puskesmas Dumai Kota 46 0 48 94
11 Puskesmas Sungai Sembilan 46 4 75 125
12 Puskesmas Bukit Timah 27 0 35 62
13 Instalasi Farmasi Kesehatan 4 0 6 10
14 Laboratorium Kesehatan PKA
8 0 7 15
Kelas A
Jumlah 710 7 1.269 1.986
30,55% 36,39%
1) Tenaga Medis
Pada tahun 2021 total tenaga medis yang ada di sarana pelayanan
kesehatan milik Pemerintah Kota Dumai (RSUD Kota Dumai dan Puskesmas
se Kota Dumai) sebanyak 176 orang yang terdiri dari dokter spesialis
sebanyak 43 orang (termasuk 39 orang dokter spesialis, 4 orang spesialis
gigi), dokter umum sebanyak 114 orang dan dokter gigi sebanyak 19 orang,
Dengan demikian rasio dokter spesialis sebesar 13,38 per 100.000 penduduk,
rasio dokter umum sebesar 35,49 per 100.000 penduduk dan rasio dokter
gigi sebesar 5,91 per 100.000 penduduk.
Program Dokter Internship dilaksanakan di kota Dumai sejak tahun 2011.
Sesuai dengan UU Nomor 29 tahun 2004, program internship dilaksanakan di
fasilitas kesehatan rumah sakit dan puskesmas yang telah memenuhi
4) Tenaga Kefarmasian
Tenaga kefarmasian adalah tenaga kesehatan yang telah memenuhi
kualifikasi bidang kefarmasian yang terdiri dari apoteker dan tenaga teknis
kefarmasian sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku.
Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai apoteker.
menjalankan kefarmasian terdiri atas sarjana farmasi, ahli madya farmasi.
Tenaga teknis kefarmasian adalah tenaga yang membantu apoteker dalam
analis farmasi dan tenaga menengah farmasi/asisten apiteker.
Pada tahun 2021 total tenaga kefarmasian yang ada di sarana pelayanan
kesehatan milik Pemerintah Kota Dumai (RSUD Kota Dumai dan Puskesmas
se Kota Dumai) sebanyak 58 orang yang terdiri dari apoteker sebanyak 20
orang, dan tenaga teknis kefarmasian sebanyak 38 orang. Rasio apoteker
sebanyak 13 orang. Tenaga ini hanya ada di RSUD Kota Dumai. Dengan
demikian rasio keterapian fisik sebesar 4,05 per 100.000 penduduk. Tenaga
terapi fisik terdiri dari fisioterapis, okupasi terapis, terapi wicara, dan
akupunktur.
10) Ahli Laboratorium Medik
Pada tahun 2021 total tenaga ahli laboratorium medik di sarana pelayanan
kesehatan milik pemerintah berjumlah 42 orang, 12 orang di Puskesmas
dan 30 0rang di RSUD. Rasio ahli laboratorium medik sebesar 13,07 per
100.000 penduduk.
11) Tenaga Teknik Biomedik
Tabel 4.18. Rasio dan Jumlah Tenaga Kesehatan Milik Pemerintah Per 100.000
Kesehatan.
10. 9,8 31 10,50 46 Berlebih
Masyarakat
Ahli
11. 20 64 13,07 42 Masih kurang
Laboratorium
12. Teknisi Medis 22,7 73 11,83 61 Masih kurang
13. Teknik Biomedik 8 26 0,62 2 Masih kurang
14. Keterapian Fisik 4,2 14 4,05 13 Masih kurang
BAB V
PEMBIAYAAN KESEHATAN
A. Pembiayaan Kesehatan
Pada tahun 2021 didapati besaran total anggaran kesehatan Kota Dumai
(RSUD Kota Dumai, Dinas Kesehatan dan Puskesmas se Kota Dumai) sebesar Rp.
404.113.707.505,dimana sebesar Rp 152.540.995.994 (37,75%) adalah anggaran
untuk Dinas Kesehatan Kota Dumai termasuk puskesmas. Sedangkan sisanya
sebesar Rp 251.572.711.511 (62.25%) merupakan anggaran RSUD Kota Dumai
termasuk BLUD. Proporsi dana transfer daerah Anggaran kesehatan Kota Dumai
sebesar 136.050.735.830 (33,67%). Perincian pembiayaan kesehatan Kota
Dumai berasal dari berbagai sumber biaya dengan perincian sebagai berikut:
Tabel 5.19. Perincian Pembiayaan Kesehatan Kota Dumai Berdasarkan
Sumber Anggaran dan Unit Kerja Tahun 2021
Unit Kerja
No. Sumber Anggaran Dinkes (Rp) RSUD Kota Dumai Jumlah %
(Rp)
1. APBD Kota Dumai 127.092.800.669 208.980.580.921 336.073.381.590 99,98
BAB VI
KESEHATAN KELUARGA
Tabel 6.22. Angka Harapan Hidup (AHH) Kota Dumai Tahun 2011-2021
Pada tahun 2021 angka harapan hidup waktu lahir (umur harapan hidup)
di Kota Dumai sebesar 70.98 tahun. Bila dibandingkan dengan pencapaian tahun
2020, dimana angka harapan hidup waktu lahir sebesar 70.93 tahun, terlihat
angka harapan hidup waktu lahir Kota Dumai mengalami peningkatan.
Sedangkan bila dibandingkan dengan target indikator Kota Dumai tahun 2021
yakni sebesar 71,04 tahun, maka pencapaian angka harapan hidup waktu lahir
dibawah target. Perkembangan angka harapan hidup waktu lahir di Kota Dumai
dari tahun 2011 sampai dengan 2021 dapat di lihat pada grafik berikut ini
Grafik 6.19. Perkembangan angka harapan hidup waktu lahir Kota Dumai
Tahun 2011 – 2021
72,5 72 72
72 71,6
71,3
71,5 71 71 71,02 71,04
71,04
71
70,5 70,08 70,82 70,93 70,98
70,06
70,55
70 69,95 70,02 70,04
70,25 70,31 70,37
69,5 70,05
69
68,5
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Tahun
Pencapaian Target
Berdasarkan jenis kelamin, kematian neonatal lebih banyak terjadi pada laki-
laki yakni sebanyak 32 orang (82,05%). Sedangkan berdasarkan penyebab
kematian, penyebab kematian neonatal terbanyak adalah BBLR (20 kasus,
45,45%) dan Asfiksia ( 12 kasus 27,27%), kemudian disusul dengan Sepsis
yakni sebanyak 3 kasus (6,82%). Hal ini disebabkan karena lamanya proses
persalinan serta berat badan bayi yang rendah yang dapat menyebabkan
asfiksia, dan permasalahan gizi selama kehamilan.
23 23 23 23 23 23 23 22
25 21
19 18
20 14,7 13,08 14,09
15 10,49 11,09 13,73 11,63 7,1
10 7,3 8,3
7,2
5
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Tahun
Pencapaian Target
AKABA adalah jumlah kematian anak umur kurang dari 5 tahun per
1.000 kelahiran hidup. AKABA menggambarkan tingkat permasalahan
kesehatan anak dan faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap kesehatan
anak balita seperti gizi, sanitasi, penyakit infeksi dan kecelakaan.
Berdasarkan Laporan Kematian Bulanan Rumah Sakit dan Puskesmas pada
tahun 2021 jumlah kematian balita di Kota Dumai sebanyak 82 orang,
sehingga angka kematian balita di Kota Dumai sebesar 9,8 per 1000
kelahiran hidup. Bila dibandingkan dengan pencapaian 2020, dimana angka
kematian balita sebesar 8,8 per 1000 kelahiran hidup, terlihat adanya
peningkatan angka kematian balita pada tahun 2021. Pencapaian angka
kematian balita tersebut lebih tinggi bila dibandingkan dengan target
indikator Kota Dumai dan target Nasional tahun 2021 yakni <25 per 1000
kelahiran hidup(yang berarti tingkat pencapaiannya baik).
Berdasarkan jenis kelamin, kematian balita lebih banyak terjadi pada
laki-laki yakni sebanyak 50 orang (61%). Sedangkan berdasarkan penyebab
kematian, penyebab kematian balita terbanyak adalah karena yakni BBLR
sebanyak 20 orang (24,10%), disusul dengan Asfiksia 12 orang (14,46%) ,
32 32 32 32 32 32 32
30 30
28
26 25
Pencapaian
20
Target
16,9 15,87 16,64 16,88
13,36 13,9 13,44
10 9,2 9,8
9 8,8
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Grafik 6.23. Angka Kematian Ibu di Kota Dumai /100.000 KH tahun 2011 - 2021
300
263
250
200 200
185
172,41
150 155 145,75 120
142,16
118 118 118 115 110
100 114,29 109,32 124,55 102
84,26 102
64,49 63 37
50
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Tahun
Pencapaian Target
tahun 2021 diperoleh status gizi balita sebagai berikut: persentase balita dengan
gizi buruk sebesar 0,03% (6 penderita) 3 penderita di wilayah kerja Puskesmas
Bukit Kayu Kapur, 2 penderita di wilayah kerja Puskesmas Dumai Kota, 1
penderita di Puskesmas Sungai Sembilan, persentase balita dengan gizi kurang
sebesar 0,4% (85 penderita), dan persentase balita pendek sebesar 0,4% ( 82
penderita), balita kurus sebanyak 71 penderita (0,3%). Bila dibandingkan dengan
target sasaran tahun 2021 dimana persentase balita dengan gizi buruk sebesar <
1% dan persentase balita dengan gizi kurang sebesar < 3%, maka pencapaian
status gizi balita masih lebih rendah dari target.
2018 86,4892,47
96,01
2017 85,9 93,82
96,2
2016 91,56
87,78
95,4
2015 83,18 92,67
90,9
2014 92,23
87,41
94,77
90,4
2013 86,5
95,7
2012 85,62 90,62
94,7
2011 83,6 91,6
92,1
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110
Persentase
N/D D/S K/S
Balita yang hasil penimbangannya berada di bawah garis merah (BGM) adalah
balita yang mempunyai berat badan di bawah garis merah dan apabila dibandingkan ke
dalam tabel NHCS adalah balita dengan status gizi kurang dan buruk.
6 5 5 5 5 5
Persentase
5 5 5 5 5 5 5
4
3
2
1 0,87 0,63 0,68 0,5 0,46 0,56 0,4 0,9 0,5 0,93
0 0,2
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Tahun
Target Pencapaian
Dari tabel diatas terlihat bahwa adanya penurunan balita dibawah garis merah
pada tahun 2021 dengan cakupan BGM/D adalah sebanyak 85 orang (0,20%)
mengalami peningkatan. Target cakupan BGM tahun 2020 adalah 5%.
2) Pelayanan Gizi
Cakupan balita mendapat kapsul vitamin A 2 kali per tahun
Kegiatan pendistribusian vitamin A untuk bayi (6-11 bulan) dengan
sasaran 8.352 orang tercakup sejumlah 50,2% (4.195 orang) pada tahun 2021.
Pendistribusian kapsul vitamin A untuk anak balita (12-59 bulan) pada tahun
2021 yaitu 56,3% (sasaran 34.694 orang, cakupan 19.543 orang), mengalami
penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2020. Perkembangan cakupan balita
mendapat kapsul vitamin A 2 kali per tahun di Kota Dumai dari tahun 2011
sampai dengan 2021 berfluktuasi dan tahun 2021 cenderung mengalami
penurunan, hal ini disebabkan karena pandemi Covid 19, dimana kegiatan
posyandu tidak berjalan seperti terlihat pada grafik berikut ini.
Grafik 6.26. Cakupan Balita Mendapat Kapsul Vitamin A 2 Kali Per Tahun Dari
Tahun 2011 s/d 2021
94,6
92,07 91,13 90,9
100 90 93,0390 90 90 90 90,5590 90 90 90 95 95
91,26 89,16 92,2
80 66,7
55,15
60
40
20
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Tahun
Target Pencapaian
Vitamin A ibu nifas tahun 2021 sebesar 92,6% (dengan sasaran 8.770, cakupan
8.119 orang), terjadi penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2020 dengan
cakupan 94,9%. Cakupan ibu nifas mendapat vitamin A pada tahun 2021, tidak
mencapai target indikator tahun 2021 sebesar 95%. Perkembangan cakupan ibu
nifas mendapat kapsul vitamin A Kota Dumai dari tahun 2011 sampai dengan
2021 fluktuatif dan tahun 2021 mengalami penurunan, seperti terlihat pada
grafik berikut ini.
Grafik 6.27 Cakupan Ibu Nifas mendapat kapsul Vitamin A Tahun 2011 - 2021
80
70
60
50
40
30
20
10
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Tahun
Target Pencapaian
(Fe I dan Fe III) di Kota Dumai dari tahun 2011 sampai dengan 2021
berfluktuasi dan cenderung menurun seperti terlihat pada grafik berikut
ini.
95,56
94 94,98 93,6 94,01
93,2
92 92,78 91,91 93,95
90 90 90 90 90 90,61
90 89,82 90 89,8
88
86
84
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Tahun
Target Pencapaian Fe 1 Pencapaian Fe 3
Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada balita dari keluarga miskin
Pemberian MP ASI dilakukan secara bertahap sesuai dengan tahapan usia
bayi. Awalnya makanan yang bertekstur lunak seperti bubur susu lalu kemudian
bubur saring. Setelah itu, bubur lembek seperti bubur biasa dan nasi tim. Sampai
pada akhirnya makan padat berupa nasi atau makanan keluarga. Masing- masing
anak mendapat MP-ASI berupa biskuit dengan pemberian 80 gram/hari selama
90 hari dengan energi total sebesar 540 kalori per kotak yang berisi 12 keping
biskuit . Pada tahun 2021 tidak tersedia makanan pendamping ASI bagi balita
keluarga miskin.
90
80 80 80 80 80 85 85
80 78,2
Persentase
70 70 75
78,77 73,97
60 61,86 60,32 55,03 62
50 67 60,4
40 50,78 47,38 38,8
30 39,6
20
10
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Tahun
Target Pencapaian
memberikan imunisasi Tetanus diphteri (Td) bila diperlukan, pemberian tablet zat
besi minimal 90 tablet selama kehamilan, test laboratorium (rutin dan khusus),
tatalaksana kasus, serta temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K), serta KB pasca persalinan.
Pelayanan kesehatan ibu hamil diwujudkan melalui pemberian
pelayanan antenatal sekurang – kurangnya empat kali masa kehamilan, dengan
distribusi waktu minimal satu kali pada trimester pertama (usia kehamilan 0-12
minggu), satu kali pada trimester dua (12-24 minggu), dan dua kali pada
trimester ketiga usia kehamilan 24 minggu sampai persalinan. Pelayanan
antenatal disebut lengkap apabila dilakukan oleh tenaga kesehatan serta
memenuhi standar tersebut. Standar waktu pelayanan antenatal tersebut
dianjurkan untuk menjamin perlindungan kepada ibu hamil, berupa deteksi dini
faktor risiko, pencegahan dan penanganan komplikasi.
Hasil pencapaian program pelayanan kesehatan ibu dapat dinilai dengan
menggunakan indikator cakupan K1 dan K4 yang dihitung dengan membagi
jumlah ibu hamil yang melakukan pemeriksaan antenatal pertama kali oleh
tenaga kesehatan (untuk penghitungan indikator K1) atau jumlah ibu hamil yang
melakukan pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali sesuai standar oleh tenaga
kesehatan di status wilayah pada kurun waktu tertentu (untuk penghitungan
indikator K4) dengan jumlah sasaran ibu hamil yang ada di wilayah kerja dalam 1
tahun.
Pada tahun 2021 cakupan pelayanan ibu hamil K1 di Kota Dumai adalah
sebesar 91,6%. Sedangkan cakupan pelayanan ibu hamil K4 sebesar 88,5% dari
9.187 perkiraan ibu hamil. Bila dibandingkan dengan target sasaran Kota Dumai
Tahun 2021 sebesar 95% untuk K1 dan 95% untuk K4, maka pencapaian
persentase cakupan kunjungan ibu hamil K1 dan K4 tidak mencapai target. Hal
ini disebabkan karena pandemi Covid 19, sehingga ibu hamil takut ke pelayanan
kesehatan untuk memeriksakan kehamilan. Perkembangan persentase cakupan
kunjungan ibu hamil K4 di Kota Dumai dari tahun 2011 sampai dengan 2021
60
71,6
40
20
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2020
Tahun
Target Pencapaian
60
50
40
30
20
10
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Tahun
Target Pencapaian
70
60
50
40
30
20
10
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Tahun
Target Pencapaian
Dari 1.301 kasus ibu hamil resiko tinggi/komplikasi tersebut dijumpai kematian
maternal sebanyak 22 orang (AKI= 263 per 100.000 kelahiran hidup).
Neonatus risti/komplikasi meliputi asfiksia, prematur ikterus, sepsis, BBLR
(Berat Badan Lahir < 2.500 gram), sianosis, dan kelainan kongenital. Neonatus
risti/komplikasi yang ditangani adalah neonatus risti/komplikasi yang mendapat
pelayanan oleh tenaga kesehatan yang terlatih yaitu dokter dan bidan di
polindes, puskesmas, rumah bersalin dan rumah sakit.
hari ke 8 – 28 hari.
Dalam melaksanakan pelayanan neonatal, petugas kesehatan di samping
melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling perawatan
bayi kepada ibu. Pelayanan tersebut meliputi pelayanan kesehatan neonatal
dasar (tindakan resusitasi, pencegahan hipotermia, pemberian ASI dini eksklusif,
pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali pusat, kulit dan pemberian
imunisasi); pemberian vitamin K; Manajemen Terpadu Balita Muda (MTBM); dan
penyuluhan perawatan neonatus di rumah menggunakan buku KIA.
Pada tahun 2021 cakupan kunjungan neonatal pertama (KN1) sebesar
96,9% (8.095 neonatus) dari 8.352 perkiraan jumlah neonatus. Sedangkan
untuk cakupan kunjungan neonatal ketiga (KN Lengkap) adalah sebesar 90,9%
(7.589 neonatus). Bila dibandingkan dengan target sasaran tahun 2021 yakni
sebesar 95%, maka angka tersebut telah melebihi target. Perkembangan
cakupan kunjungan neonatal ketiga (KN Lengkap) dari tahun 2011 s/d 2021 di
Kota Dumai mengalami fluktuasi seperti terlihat pada grafik berikut ini.
Grafik 6.33. Cakupan Kunjungan Neonatus Ketiga (KN Lengkap)
Kota Dumai Dari Tahun 2011 s/d 2021
60
55
50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Tahun
KN 1 KN 3 Lengkap Target
110 99,2
100 92,4790 94,62 100 100 100
90 90 90
90 81,89 85,75 90,97 90 90 90 90
84,32 86,2 99,5
80
70
Persentase
60 73,5
50
40 39,9
30
20
10
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Tahun
Target Pencapaian
100 92,18 95
95 94,85 9595,7 95
96,96 95,97
95 96,8
95 100 100 100 100 100
90 96,9
80 95,8
Persentase
70 85,4
60
50 48,3
40
30
20
10
0 0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Tahun
Target Pencapaian
Menurut hasil penelitian, usia subur seorang wanita biasanya antara 15–49
tahun. Oleh karena itu untuk mengatur jumlah kelahiran atau menjarangkan
kelahiran, wanita/pasangan ini lebih diprioritaskan untuk menggunakan alat/cara
KB. Tingkat pencapaian pelayanan keluarga berencana dapat dilihat dari cakupan
peserta KB yang sedang/pernah menggunakan alat kontrasepsi dan jenis
kontrasepsi yang digunakan akseptor.
80 70,55 74,8
70 70 7075 75,27
70 70
70 70
71,9 70 70 73,6
70 75
60 79,06
40
20
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Tahun
Target Pencapaian
70
60
50
40 43
30
20
10
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Tahun
Target Pencapaian
Posyandu Mandiri
Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) merupakan salah satu upaya
kesehatan berbasis masyarakat (UKBM) yang ada di masyarakat. Pembinaan
posyandu merupakan upaya untuk meningkatkan peran serta masyarakat
bersama kader. Pada tahun 2021 posyandu di Kota Dumai berjumlah 197
posyandu, dengan 5 strata posyandu purnama dan 192 posyandu mandiri.
Desa/kelurahan siaga aktif
Berdasarkan hasil pembinaan dan penilaian kelurahan siaga aktif dari 33
Kelurahan yang ada di Kota Dumai pada tahun 2021 terdapat 33 kelurahan siaga
Aktif (100%). Meskipun telah mencapai target 100% Kelurahan siaga aktif, status
madya sebanyak 13 kelurahan, Purnama 18 kelurahan, Mandiri 2 kelurahan.
Dukungan dari pihak pemerintahan Kota Dumai, baik dari Kecamatan, Kelurahan
dan lintas sektor lainnya perlu untuk terus ditingkatkan. Hal ini diperlukan agar
kelurahan siaga aktif dapat benar-benar menjalankan fungsinya sebagaimana
mestinya. Karena apa bila Kelurahan siaga aktif berjalan dengan baik, banyak
permasalahan kesehatan di kelurahan akan teratasi.
BAB VII
PENGENDALIAN PENYAKIT
Angka kesakitan untuk Kota Dumai berasal dari data dasar yang diperoleh
dari fasilitas sarana pelayanan kesehatan melalui sistem pencatatan dan
pelaporan rutin baik dari puskesmas maupun rumah sakit. Penyakit menular,
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, dan penyakit tidak menular
merupakan masalah kesehatan utama di Indonesia dan juga di Kota Dumai.
A. Penyakit Menular Langsung
a. Diare dan Penyakit Infeksi Saluran Pencernaan
Penyakit Diare merupakan penyakit yang mudah menular dan sering
menimbulkan wabah serta penyebab kematian, merupakan penyakit berbasis
lingkungan. Kematian Penyakit Diare disebabkan karena dehidrasi
(kekurangan cairan) akibat lambatnya mendapat pertolongan. Keterbatasan
sarana sanitasi dasar yang dimiliki masyarakat seperti ketersediaan sarana air
bersih, jamban keluarga, pembuangan limbah serta perilaku hidup bersih &
sehat (PHBS) masyarakat mempunyai kontribusi besar terhadap munculnya
kasus Diare. Hal tersebut mengakibatkan kejadian penyakit Diare masih
merupakan masalah kesehatan masyarakat di Kota Dumai sehingga masih
terus perlu mendapatkan prioritas program kesehatan.
Angka Kesakitan Diare semua umur di Kota Dumai selama tahun 2021
sebanyak 2.614 penderita atau IR sebesar 8,14/1000 penduduk. Dari target
penemuan penderita diare sebesar 8.673 penderita, dengan angka penemuan
kasus (CDR) sebesar 30,14%. Kasus diare ditemukan di fasilitas pelayanan
kesehatan sebanyak 2.614 penderita (30,14%). Angka kematian diare tidak
ada atau CFR = 0 %
Grafik 7.39. Incidence Rate (IR) Diare di Kota Dumai dari Tahun
2011 sampai dengan 2021
45
b. Pneumonia
Pneumonia adalah infeksi akut, radang paru yang disebabkan oleh
bakteri dengan gejala panas tinggi disertai batuk berdahak, napas cepat
(frekuensi nafas> 50 kali permenit), sesak dan gejala lainnya (sakit kepala,
gelisah dan nafsu makan berkurang). Pneumonia merupakan penyebab
kematian utama pada anak dibawah 5 tahun (balita).
Pada tahun 2021 jumlah penemuan penderita Pneumonia balita
sebanyak 114 kasus dari 1.149 (estimasi 2,67% dari balita)jumlah perkiraan
penderita Pneumonia, dengan CDR 9,92 %. Bila dibandingkan dengan target
program tahun 2021 dimana CDR Pneumonia sebesar 40%, maka pencapaian
CDR Pneumonia Kota Dumai tidak mencapai target. Dari 114 penderita
pneumonia yang ditemukan seluruhnya mendapatkan pengobatan standart
(100%) dan 100% penderita pnemonia telah ditindaklanjuti dengan
kunjungan rumah melalui care seeking. Pada tahun 2021 ditemukan 1
kematian akibat pneumonia pada balita atau CFR 0,88%. Angka tersebut lebih
rendah dari target program angka kematian akibat pneumonia < 5 %.
60
Per 1.000 Balita
47,99 50,1
50
40 32,31
30 25,01 27,14 25,76 26,6326,63 25,43
20 20,6
10 9,92
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Tahun
c. Kusta
Penyakit kusta adalah salah satu penyakit menular langsung yang
menimbulkan masalah yang sangat kompleks, disamping dari segi medis
dapat menimbulkan cacat fisik yang permanen tetapi juga meluas sampai
masalah sosial dan ekonomi. Penyakit kusta dapat di atasi apabila
mendapatkan pengobatan secara dini dapat cepat disembuhkan dan tidak
sampai menimbulkan cacat permanen.
Permasalahan kesehatan masyarakat yang dihadapi dalam
pencegahan dan pengendalian penyakit kusta adalah masih banyaknya
masyarakat yang belum mengerti mengenai penyakit kusta, terutama dalam
mengenal tanda-tanda dini serta akibatnya penderita tidak cepat mendapat
pengobatan sehingga menimbulkan cacat permanen dan rantai penularan
penyakit yang terus terjadi.
Disamping itu masih ada juga stigma terhadap penderita kusta, yakni
sebagian masyarakat menganggap kusta adalah penyakit yang tak bisa
disembuhkan, penyakit kutukan, sehingga penderita kusta mengasingkan diri
atau bahkan dikucilkan oleh keluarga dan masyarakat. Hal ini menyebabkan
petugas sulit untuk menjaring penderita kusta di masyakat.
Kegiatan penemuan dan pengobatan kusta di Kota Dumai
dilaksanakan melalui berbagai upaya penjaringan penderita dengan case
survei, survei anak sekolah maupun pemeriksaan dan pembinaan kontak
serumah serta melalui sarana kesehatan. Kasus baru kusta ditemukan pada
tahun 2021 sebanyak 5 kasus, 5 kasus MB (Multy Baciller) dan 0 kasus PB
(pausi Basiler) dengan angka penemuan kasus baru (NCDR New Case
Detection Rate) 1,56/100.000 penduduk. Penderita kusta anak < 15 tahun
ditemukan 0 kasus. Penderita Kusta yang diberikan pengobatan MDT (Multi
Drug Treatment) selama tahun 2021 (kasus terdaftar) sebanyak 8 penderita,
dengan 8 kasus klasifikasi penderita tipe MB (Mulity Baciller), 0 penderita tipe
PB (Pausi Baciller). Pada tahun 2021 angka prevalensi kusta di Kota Dumai
sebesar 0,2 per 10.000 penduduk. Kasus kusta baru yang ditemukan pada
tahun 2021 sebanyak 5 kasus (0 kasus PB, 5 kasus MB). Bila dibandingkan
dengan tahun 2020, di mana angka prevalensi kusta sebesar 0.1 per 10.000
penduduk, terlihat ada peningkatan angka prevalensi kusta pada tahun 2021.
Tahun 2021, penderita kusta pada anak < 15 tahun ditemukan 0 penderita.
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0,8
0,6 0,6
0,6 0,44
0,4 0,29 0,23 0,3 0,25 0,3
0,19
0,2 0,2
0,1
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Tahun
Pencapaian Target
d. TB Paru
Penyakit TB Paru merupakan penyakit menular langsung disebabkan
oleh infeksi bakteri Mycobacterium Tuberculosis. Di Indonesia penyakit TBC
masih menjadi masalah utama kesehatan masyarakat. Jumlah kasus TBC di
Indonesia menduduki peringkat ke 3 (tiga) terbanyak di dunia, setelah India
dan Tiongkok. Indonesia penyumbang 60% dari seluruh kasus TB di
dunia.Target Pemerintah untuk eliminasi TB pada tahun 2030 dan Indonesia
Bebas TB pada tahun 2050. Setiap satu penderita TBC BTA positif akan
menularkan 10-15 orang penduduk setiap tahun.
Untuk penanggulangan TBC ini pemerintah memberikan otoritas
terhadap kabupaten/kota. Dalam penanggulangan tuberculosis, WHO telah
menetapkan strategi, yang merupakan strategi cost-efektif yaitu strategi
DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse) yang artinya
pengobatanjangka pendek dengan pengawasan minum obat langsung yang
memberikan angka kesembuhan yang tinggi.
Berbagai intervensi dalam upaya peningkatan penemuan dan
pengobatan TB-Paru dengan Strategi DOTS telah diupayakan melalui
peningkatan penemuan penderita melalui puskesmas, kader kesehatan,
peningkatan kualitas laboratorium, dan peningkatan expansi DOTS ke UPK
swasta yang memberikan kontribusi yang cukup baik dalam peningkatan CDR
(Case Detection Rate) atau angka penemuan kasus.
Pada tahun 2021 , perkiraan kasus TB semua kasus berdasarkan
pemodelan tahun 2020 dari 2.832 kasus ditemukan 610 kasus, sehingga
angka penemuan kasus (CDR) 21,5%dan angka notifikasis kasus (CNR) Case
Notification Rate 190/100.000 penduduk. Perkiraan penemuan TB BTA positif
pada tahun 2021 berdasarkan rata rata kasus BTA (+) selama 3 tahun
berturut – turut yang dihitung berdasarkan rata - rata kasus puskesmas/ rata
– rata seluruh kasus. Perkiraan kasus BTA (+) pada tahun 2021 ada 1.415
kasus, dan ditemukan 361 kasus BTA (+) dengan CDR sebesar 25,51%.
Penemuan kasus TB Paru BTA positif tahun 2021 tidak mencapai target, hal
Tabel 7.24. Cakupan Penemuan Kasus TB Paru Kota Dumai Tahun 2021
240
230 226
220 194
Persentase
210
200
190
178,74
180
170
160 190
150
140
130 136,36 182
120 124,1 126,32
110
100 110
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Tahun
Pencapaian
70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
60 64,84 56,02
50 53,88
40 43
30 29,09 38,17 25,51
20 18,91
10
0 15,46
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Tahun
70 70 70 70 70 70 70 70 70
60 64,84 58,58
70
50 53,88 56,02
40 29,09
30
38,17
15,46 25,51 18,91
20
10
0
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Tahun
Pencapaian Target Nasional
80
Persentase
70 70 70 70
60
50
40
35,3 40
30 29,4
20 21,5
10 12,3
0
2018 2019 2020 2021
Tahun
60 88
66,6
50
40
30
20
9,3
10
0
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Tahun
Target Pencapaian
5 DUMAI BARAT 57 0 45 12 0 0
6 PURNAMA 37 0 33 4 0 0
7 BUKIT KAPUR 43 0 40 3 0 0
8 B.KAYU KAPUR 33 4 29 0 0 0
9 S.SEMBILAM 22 15 34 2 0 0
20 0 0
10 M.KAMPAI 49 0 0
TOTAL 586 23 510 48 0 5
0
E) HIV-AIDS dan IMS
HIV/AIDS dan Penyakit Menular Sexual (PMS) merupakan masalah
kesehatan masyarakat baik ditinjau dari segi kesehatan, politik, maupun sosial
ekonomi. Penanganan kasus Penyakit Menular sexual dan HIV/AIDS yang
efektif bertujuan untuk mengobati dan mencegah penyebaran/penularannya,
mengurangi dan mencegah berperilaku beresiko, serta memastikan mitra
seksualnya diobati secara tepat.
Penemuan penderita HIV (+) dan penderita AIDS di Kota Dumai dilakukan
melalui kegiatan VCT baik mobile maupun statis oleh Puskesmas dan klinik
PPIA melalui pemeriksaan HIV bagi ibu hamil. Konseling testing HIV dilakukan
pada kelompok populasi kunci seperti ibu hamil, WPS (wanita pekerja seks,
LSL (lelaki seks lelaki) , WBP (warga binaan pemasyarakatan), pasien TB,
trans gender, pasien IMS. Sampai dengan akhir tahun 2021, jumlah kumulatif
kasus HIV yang dijumpai di Kota Dumai sebanyak 508 kasus yang terdiri dari
481 kasus lama dan 27 kasus baru yang ditemukan tahun 2021, meninggal
119 kasus, lost of follow up 42 kasus, sehingga kasus HIV yang hidup tahun
2021 ada 347 kasus. Jumlah penduduk beresiko HIV yang merupakan
kelompok usia produktif usia 15 – 59 tahun sebanyak 200.516 orang,
sehingga prevalensi penderita HIV terhadap penduduk beresiko sebesar
0,17%.
2,5
2 2,08
1,5
1,27
1 1 1 1 1 1 1
0,96 1 1 1 1 1
0,75 0,75 0,82
0,7
0,5 0,58
0,42
0,11 0,17
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Target Pencapaian
Bila dibandingkan dengan target Kota Dumai tahun 2021 sebesar < 1%,
maka prevalensi HIV masih dibawah target. Diperlukan upaya percepatan
untuk menekan kasus HIV di kota Dumai.
Melihat potensi Kota Dumai sebagai Kota Jasa dan Industri, maka
tidak tertutup besar kemungkinannya penyakit HIV/AIDS akan menjadi
permasalahan di Kota Dumai. Perkembangan kasus HIV positif dan AIDS di
Kota Dumai dari tahun 2011 sampai dengan 2021 dapat dilihat pada grafik
berikut :
600 508
500 459 481
398 421
400 341
289 305 284 294 303
300 240 255
225
204 196 215
159
200 128 153
86 73 75 108
100 43 43 45 36 49
9 220 929 20 23 20 2516
3336195719233038292210279
0
2009201020112012201320142015201620172018201920202021
HIV KUM HIV AIDS KUM AIDS
508 orang, dan 303 orang penderita AIDS, yang meninggal 119 orang.
Sedangkan jumlah kasus HIV yang hidup 328 Kasus. AIDS yang hidup 184
kasus. ODHA yang minum ARV (mendapat ART) 181 (28%) kasus dari 646 ODHA
yang layak mendapat ART. Dengan demikian cakupan ODHA mendapat
pengobatan ART tidak mencapai target tahun 2021 sebesar ≥70%. Tahun 2021
jumlah ODHA yang mendapat pengobatan ART sebanyak 38 (100%) orang dari
38 jumlah ODHA yang layak mendapat ART.
2500
2036
2000 16701692
1511
1496
1500 1119
767 843 736
1000 677 690 551
541 488 553 505
500 321 294
126102
0
DK JM BA BT DB PUR BK BKK SS MK
Konfirmasi Jlh diperiksa
Distribusi kasus per bulan Covid-19 pada tahun 2021, dapat dilihat pada
grafik berikut
1000 895
Kasus
723
500
257
305
164 268 48
0 11 1
Jan Feb Mar Aprl Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des
Dari grafik diatas terlihat bahwa puncak kasus (kasus tertinggi) terjadi
pada bulan Mei,Juli, Agustus. Peningkatan kasus terjadi pada saat musim libur.
Sampai dengan tanggal 31 Desember 2021 jumlah kasus terkonfirmasi positif
Covid 19 di kota Dumai sebanyak 7.676 kasus (Incident Rate/IR sebesar 2.389
per 100.000 penduduk) dengan kematian sebanyak 219 kasus atau Case Fatality
Rate (CFR) sebesar 2,9%. Persentase kasus Covid 19 berdasarkan kelompok
umur tahun 2021 dapat dilihat pada grafik berikut :
817,00 270,00
1.409,00
1.899,00
2.239,00
0-2 3-6 7 - 12 13 - 15 16 - 18 19 - 30 31 - 45 46 - 59 60 +
Pasien positif terinfeksi Covid-19 dapat memiliki gejala yang parah dan
memberatkan jika mempunyai komorbid atau penyakit penyerta. Terdapat
beberapa penyakit penyerta yang bisa menyebabkan kematian pada
pasien Covid-19. Penyakit penyerta pada Covid-19 adalah penyakit lain yang
sudah dimiliki oleh seorang pasien sebelum terinfeksi virus corona.
Penyakit penyerta memperburuk perjalanan klinis Covid-19 karena imunnya lebih
rendah. Apalagi jika faktor komorbid tidak terkontrol dengan baik. Tidak
ditemukan kasus kematian kasus kematian Covid 19 pada kelompok umur balita
(0-4 tahun) dan kelompok umur anak (5-11 tahun). Kematian terbanyak terjadi
pada usia lanjut > 59 tahun sebanyak 118 kematian (53,88%).
> 59 thn 98
46-59 thn 71
26-45 thn 48
12 - 25 thn 2 Jlh Kematian
5 - 11 thn 0
0-4 thn 0
0 10 20
30 40 50
60 70 80
90 100
Dari seluruh pasien yang meninggal dengan penyakit penyerta (komorbid) antara
lain Tuberkulosis Paru, Diabetes Mellitus, Hipertensi, Anemia, Pneumonia,
Bronkopneumonia, Jantung, Gagal Ginjal, dan Dyspepsia.
200
b. Rabies
Penyakit Rabies merupakan penyakit tular zoonotik. Kota Dumai
termasuk daerah tertular penyakit rabies dan mobilisasi Hewan Penular
Rabies/HPR (Anjing, Kucing dan Kera) cukup tinggi. Perkembangan jumlah
kasus korban gigitan hewan tersangka rabies dari tahun 2011 sampai dengan
2021 berfluktuasi, di mana pada tahun 2021 jumlah kasus korban gigitan
hewan penular rabies (GHPR) sebanyak 254 kasus. Dari 254 kasus gigitan
HPR, 130 gigitan penular anjing, 101 gigitan penular kucing, 8 gigitan penular
kera. Jumlah kasus GHPR tidak sama dengan jumlah jenis hewan penggigit
disebakan karena ada beberapa GHPR digigit oleh hewan yang sama, karena
hewan tersebut diprovokasi. Penatalaksanaan kasus gigitan HPR dilakukan
sesuai standart.
Dari hasil Penyelidikan epidemiologi terdapat 126 kasus gigitan HPR
yang perlu ditindaklanjuti dengan pemberian VAR dan dari 126 kasus tersebut
seluruhnya atau 100% telah diberikan VAR standar. Kasus gigitan yang
diberikan VAR dosis hari ke 0 sebanyak 126 kasus gigitan, setelah dilakukan
penyelidikan epidemilogi dengan pengamatan terhadap hewan penular rabies
selama 10 hari ada 41 GHPR diberi VAR pada hari ke 7 dan pemberian VAR
hingga hari ke 21 ada 34 kasus gigitan. Pada tahun 2021 tidak ditemukan
pasien yang lyssa/rabies positif dengan demikian angka kematian /CFR 0%.
350
328
300 313
250
266 254
200
Jumlah
Tahun
b. Malaria
Penyakit malaria merupakan penyakit tular vektor yang bisa
menimbulkan kematian dan kejadian luar biasa. Kota Dumai merupakan
daerah low endemisitas malaria. Pada tahun 2005 kecamatan sungai sembilan
terjadi mobilisasi penduduk melalui transmigrasi, pembukaan lahan
perkebunan, pengembangan tambak udang serta penebangan pohon bakau
sebagai industri arang bakau, dengan faktor resiko tersebut maka satu
wilayah Kecamatan Sungai Sembilan menjadi daerah high endemis.
Kota Dumai melaksanakan penemuan penderita malaria melalui Pasif
Case Detection (pasien yang aktif mencari pengobatan, sedangkan petugas
sifatnya menunggu) dan Active Case Detection berupa Mass Blood Survey
(MBS) dan Mass Fever Survey (MFS). Kota Dumai telah melaksanakan
diagnosa dini malaria melalui konfirmasi laboratorium (secara mikroskopis
atau RDT) dan pengobatan dengan ACT (Artemisinin Combination Therapy)
Pada tahun 2021 ditemukan kasus malaria klinis sebanyak 23 kasus.
Dari 23 kasus 23 dilakukan pemeriksaan mikroskopis dan 23 melalui
8
7,5
7
6,5
6
5,5
5
4,5
4
3,5
3
2,5
2
1,5
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0,5 0,31 0,16 0,29 0,06 0,06 0,06 0,02 0,006 0,01 0,01 0,003
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Tahun
Target API Pencapaian API
Pada tahun 2021 kasus kematian akibat malaria ada 0 kasus atau CFR
= 0%. Untuk menjamin kasus malaria tetap rendah telah dilakukan upaya
untuk mempetahankan kasus, supaya tidak meningkat seperti penemuan
dini, survelailans pasif dan aktif, dan tatalaksana kasus yang tepat
Cakupan konfirmasi laboratorium suspek malaria sebesar 100 %. Untuk
mendukung kebijakan dalam program penendalian malaria yang meliputi
diagnosa malaria secara dini, perlu dipahami penyelenggaraan Sistem
Kewaspadaan Dini (SKD) dengan baik untuk mencegah terjadinya KLB
malaria.
Gejala malaria, dilakukan pemeriksaan darah dengan test anti body
(reagen RDT Rapid Diagnostic Test) dan mikroskopis, dari hasil pemeriksaan
darah dilakukan pengobatan sesuai dengan jenis parasit yang ada .
Kegiatan ini sangat efektif untuk memutuskan rantai penularan
penyakit malaria, kegiatan MBS ini diikuti juga dengan pemberian kelambu
kepada penduduk di daerah endemis sebagai perlindungan personal
terhadap gigitan vektor malaria. Pada tahun 2021 tidak tersedia kelambu
insektisida.
c. Filariasis
target. Perkembangan Angka Acute Flaccid Paralysis (AFP) pada anak usia < 15
tahun dari tahun 2011 sampai dengan 2021 cenderung mengalami penurunani.
Jika dibandingkan penemuan kasus AFP dari tahun 2018, statis ditemukan 4
kasus. Ini menunjukkan bahwa dengan system pelacakan yang sama dan sumber
daya yang ada diharapkan penemuan kasus AFP mengalami peningkatan
penemuan kasus AFP non polio.
5
4,5
4 4
3,83 4
3,32 3,05
2 2 2 2 2 2
1,91 2 2 2 2 2
1
0 0 0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Tahun
Target Pencapaian
E. Pelayanan Imunisasi
Program Imunisasi merupakan salah satu upaya untuk melindungi
penduduk terhadap penyakit tertentu. Karena imunisasi merupakan suatu
upaya untuk menimbulkan/ meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif
terhadap suatu penyakit. Beberapa penyakit menular yang termasuk ke dalam
Penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I) antara lain :
Dari 33 kelurahan yang ada di kota Dumai, semua kelurahan tidak mencapai
UCI. Rencana tindak lanjut mengatasi permasalahan IDL dan UCI tidak
mencapai target di kota Dumai adalah dengan melaksanakan sweeping
imunisasi massal di seluruh wilayah kerja puskesmas di kota Dumai.
Grafik 7.59. Cakupan Pencapaian Imunisasi Dasar Pada Bayi
Di Kota Dumai dari Tahun 2011 s/d 2021
103,37 102,2 101,8 100,6
100,28
100 97,82 97,8 98,5 97,32
90
Persentase
80
70 68,5
60 59,8
50
40
30
20
10
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
BCG 97,82 97,8 98,5 103,37 102,2 97,32 100,28 101,8 100,6 59,8 68,5
DPTHBHib3 99,76 95,82 100,5 99,77 103,7 99,00 99 99,1 97,8 50 49,6
Polio IV 99,38 97,25 101,3 99,96 103,8 93,55 98,67 99 97,7 49,9 52,6
Campak/MR 92,12 95,63 99,5 96,41 95,79 97,38 98,42 95,9 97,3 34,5 44,7
Imunisasi Dasar Lengkap 92,12 95,63 99,5 95,58 94,64 94,21 97,71 92,2 91,1 27,6 36,9
Target UCI 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
60
54,55
40
20
0 0
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Tahun
Target Pencapaian
Antenatal Care (ANC) berkualitas, yang salah satunya dengan imunisasi Td, dan
semua sistem pencatatan dalam pelaksanaan imunisasi Td WUS termasuk ibu
hamil memakai sistem pencatatan yang sama, yaitu T1-T5.
Cakupan imunisasi Td5 pada wanita usia subur tidak hamil (Td5) pada
tahun 2021 hanya 0,13% (2.964 WUS dari 78.951 WUS), hal ini disebabkan
karena imunisasi Td sebagian besar telah diperoleh mulai dari bayi sampai
dengan usia sekolah melalui program imunisasi dasar pada bayi dan Bulan
Imunisasi Anak Sekolah sebanyak 5 (lima kali) dengan status T5.
60
50
40 30,82
30
20
10 7,44
0 0
Dari grafik diatas cakupan imunisasi BIAS campak, tahun 2020 hanya
Tahun
Target Pencapaian
BAB VIII
KESEHATAN LINGKUNGAN
43,95%
2,18%
26,17%
13,21%
8,28%
Sumur bor dgn pompa Sumur gali terlindungi
sumur gali dengan pompa PAH
PDAM BPSPAM
Air minum yang berkualitas (layak) adalah air minum yang terlindung
meliputi air ledeng (keran), keran umum, hydrant umum, terminal air,
penampungan air hujan (PAH) atau mata air dan sumur terlindung, sumur
bor atau sumur pompa, yang jaraknya minimal 10 m dari pembuangan
kotoran, penampungan limbah dan pembuangan sampah. Tidak termasuk
air kemasan, air dari penjual keliling, air yang dijual melalui tanki, air
sumur dan mata air tidak terlindung. Persentase penduduk dengan akses
berkelanjutan terhadap air minum layak adalah perbandingan antara
penduduk dengan akses terhadap sumber air minum berkualitas (layak)
dengan penduduk seluruhnya. Persentase rumah tanggga memiliki akses
terhadap air minum layak di Kota Dumai Tahun 2021 sebesar 34,73
% dari target 50% . Setiap tahun belum mencapai target, dapat dilihat
pada grafik di bawah ini :
40
36
35 33
30
25
22
20
15
10
6
5 5
4 4 4
5 3 3 2 2 2 2 3 2 2
2 2 2
1 2
0
DK JM BA BT DB PR BK BKK SS MK Dinkes
1. Menghimbau seluruh warga untuk tidak buang air besar sembarangan baik di
sungai, parit, kebun dan tempat lainnya yang dapat menjadi tempat
perkembangbiakan vektor penyakit,
2. Mendukung dan berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan pemicuan STBM (
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) dan monitoring pasca dilakukannya
pemicuan sehingga terlihat perkembangan akses jamban disetiap kelurahan,
3. Berkoodinasi dan bersinergi dengan seluruh pihak seperti program PNPM,
CSR dari setiap perusahaan dan donatur lokal terkait dalam upaya
menjadikan kelurahan yang ada di kota Dumai menjadi kelurahan Stop
Buang Air Besar Sembarangan (SBS),
4. Membuat larangan secara resmi dengan menempatkan papan media yang
bertuliskan “ Dilarang Keras Buang Air Besar Sembarangan demi kesehatan
dan kebersihan lingkungan kita bersama” di lokasi – lokasi yang masih
banyak Buang Air Besar Sembarangan (BABS),
5. Mengupayakan Agar setiap kelurahan secara bertahap untuk
mendeklarasikan dan mengikrarkan wilayah yang telah Stop Buang Air Besar
Sembarangan ( SBS ) yang dapat memotivasi wilayah lain.
GRAFIK 8.66.
PERSENTASE PENDUDUK YANG MENGGUNAKAN JAMBAN SEHAT
PER PUSKESMAS DI KOTA DUMAI TAHUN 2021
Target
DUMAI 79,5
90%
MK 79,6
SS 54,2
BKK 80,1
BK 78,8
PR 73
DB 87,5
BT 80,6
BA 91,3
JM 78,1
DK 92,9
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Target Pencapaian
10 15 15
11
5
0 2
4
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Tahun
Target Pencapaian
C. Rumah Sehat
Hasil pemeriksaan kualitas lingkungan terhadap 66.516 rumah di Kota
Dumai pada tahun 2021, diperoleh hasil sebanyak 62.576 rumah atau sebesar
88,28% dinyatakan memenuhi syarat kesehatan. Bila dibandingkan dengan
target sasaran tahun 2021 yakni 90%, maka angka tersebut belum mencapai
target. Bila dilihat menurut wilayah kerja puskesmas, persentase capaian rumah
memenuhi syarat (rumah sehat) tertinggi berada di wilayah kerja puskesmas
Dumai Barat yakni sebesar 4.210 rumah(98,87%) sedangkan persentase rumah
sehat terendah berada di wilayah kerja puskesmas Jayamukti sebanyak 5.473
rumah (80,94%).
asrama. Sebagai salah satu jenis tempat pelayanan masyarakat umum yang
mengolah dan menyediaan makanan bagi masyarakat banyak, maka TPM
memiliki potensi yang cukup besar untuk menimbulkan gangguan kesehatan atau
penyakit bahkan keracunan akibat dari makanan yang dihasilkannya. Dengan
demikian kualitas makanan yang dihasilkan ,disajikan dan dijual oleh TP2M harus
memenuhi syarat-syarat kesehatan.
Tujuan pengawasan terhadap TP2M adalah :
1. Upaya pencegahan kejadian luar biasa (KLB) keracunan makanan dan
kesakitan masyarakat akibat makanan yang tidak saniter dan ditangani
dengan baik.
2. Memberikan bimbingan dan pengetahuan kepada pengelola TPM agar
mampu menerapkan persyaratan TPM dan memelihara kebersihan ruang
TP2M.
Tempat Penjualan Makanan dan Minuman dikota Dumai yang ada
sebanyak 1.035 yang tersebar di 7 kecamatan. Dilakukan pengawasan terhadap
aspek kesehatan dengan hasil 684 TPM (66,1%) dinyatakan memenuhi syarat
kesehatan. Bila dibandingkan dengan target sasaran tahun 2021 yakni 70%,
maka angka tersebut belum mencapai target.
MINUMAN 17
2 BERWARNA/ 17 0 0 0
SIRUP
3 KUDAPAN 81 81 81 0 0
JELLY/AGAR 0
4 13 0 0 13
AGAR
OLAHAN 0
5 8 8 8 0
DAGING/SOSIS
6 LAUK PAUK 4 0 0 4 0
MAKANAN 0
7 3 0 0 3
RINGAN
Dari tabel di atas, terlihat 7 jenis sampel takjil diperiksa. Dari sampel
tersebut, jenis makanan yang diperiksa sampelnya ditemukan bahan
tambahan makanan berbahaya.
G. Lingkungan
DERAJAT
LINGKUNGA KESEHATAN
N MASYARAKA KETURUNAN
T
YANKES
Dari ke-4 faktor tersebut di atas yang paling besar pengaruhnya adalah
lingkungan dan prilaku, kemudian baru diikuti oleh pelayanan kesehatan serta
yang paling kecil pengaruhnya keturunan.Hal ini dapat terlihat data penyakit
terbanyak yang terdapat di wilayah kerja puskesmas didominasi oleh penyakit-
penyakit yang berhubungan dengan masalah kesehatan lingkungan.
Untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat dan mencegah
penyakit dan / atau gangguan kesehatan dari faktor risiko lingkungan serta
dalam rangka mendukung pencapaian standar pelayanan minimal
GRAFIK 8.69.
JUMLAH KASUS YANG DIRUJUK KE KLINIK SANITASI PERPUSKESMAS KOTA
DUMAI TAHUN 2021
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
DK JM BA BT DB P BK BKK SS MK
DK JM BA BT DB P BK BKK SS MK
JUMLAH KASUS 2918 2275 1789 1467 1271 902 2225 803 2412 1585
DIRUJUK 350 153 129 171 177 281 195 29 300 187
DIOBSERVASI 122 97 95 123 50 141 134 25 145 65
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa cakupan rujukan ke klinik sanitasi
di puskesmas masih rendah. Hal ini dikarenakan kunjungan rawat jalan
puskesmas turun akibat pandemic Covid 19, dan belum memahami kegiatan
layanan kesehatan lingkungan, sehingga koordinasi antara dokter dan perawat
di Poli umum dengan tenaga sanitarian di Puskesmas belum maksimal. Selain
itu tingginya tingkat mobilitas sanitarian ke lapangan sangat mempengaruhi
jumlah rujukan klinik sanitasi. Karena saat dokter poli merujuk pasien,
sanitarian sudah di lapangan.
Persentase pasien yang telah dirujuk dan selanjutnya dilakukan observasi
lapangan juga masih rendah.
GRAFIK 8.70.
PROPORSI FAKTOR PENYEBAB PEMASALAHAN KASUS BERBASIS LINGKUNGAN
HASIL OBSERVASI LAPANGAN DI KOTA DUMAI
TAHUN 2021
LINGKUNGAN DAN
PERILAKU LINGKUNGAN
459= 563=
27,2% 33,4%
PERILAKU
665 = 39,4%
Pada grafik di atas terlihat bahwa lingkungan dan perilaku merupakan faktor
resiko tertinggi penyebab penyakit berbasis lingkungan di Kota Dumai sesuai
dengan konsep HL. Bloom.
H. Upaya Kesehatan Kerja (UKK)
Sebagai implementasi dari Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 pasal 23
yang menyatakan bahwa upaya kesehatan kerja sebagai salah satu dari 15 upaya
kesehatan yang diselenggarakan untuk mewujudkan produktifitas kerja yang
optimal dengan perlindungan tenaga kerja wajib dilakukan setiap tempat
kerja yang mencakup pelayanan kesehatan kerja. Maka atas kesadaran
masyarakat pekerja terbentuklah Pos Upaya Kesehatan Kerja (UKK). Pos ini
sangat diperlukan dalam rangka memperluas jangkauan pelayanan kesehatan
dasar untuk pekerja, mengingat masih banyak angakatan kerja yang bekerja
sektor informal.
Pos Upaya Kesehatan Kerja (UKK) merupakan pos yang dibentuk untuk
memberikan pelayanan Promotif dan preventif serta pelayanan kesehatan dasar
kepada para pekerja. Tujuan dari upaya kesehatan kerja adalah untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pekerja atau karyawan sehingga
produktivitas kerja menjadi meningkat. Pos ini sangat diperlukan dalam rangka
Bagan
1 Batu bata Purnama Pratama 1-April 2008 55 orang Pekerja batu bata
Keladi
Tenun Wan
2 Purnama Purnama Pratama 20-Apr-2011 8 orang Tenun
Ceria
Bukit Petani &
3 Pomroy Bukit timah Pratama 30 Des- 2009 20 orang
Timah peternak
Pekerja pabrik
4 Paramont Jaya Mukti Jaya Mukti Pratama 24 Juni 2011 20 orang
roti
Tahu Jaya Mukti Bukit Pratama 9 Januari 50 orang Pembuatan tahu
5
Tempe Baterem 2018 Tempe
Siomay Jaya Mukti Pratama 17 Desember 20 orang
6 Jaya Mukti Usaha Siomay
Aswad 2018
Jaya Mukti Tanjung Pratama 17 Desember 15 orang
7 Nelayan Nelayan
Palas 2018
Jaya Mukti Pratama 17 Desember 20 orang
8 Petani Teluk Binjai Petani
2018
9 Bukit Mekar Bumi Ayu Bukit Datuk Pratama 22 Maret 2012 18 0rang Petani sayuran
Bunga
10 Bumi ayu Bukit Datuk Pratama 23 Maret 2012 19 orang Petani Sayuran
Tanjung
Dumai Pekerja pabrik
11 Intisari STDI Pratama 25 Juni 2011 35 orang
Barat kopi
Jamu Dumai Pangkalan
12 Pratama Pekerja Jamu
Gendong Barat Sesai
Petani buah dan
13 Sahabat Bukit Kapur Bukit Nenas Pratama 12 Mei 2014 10 orang
sayuran
Srikandi
14 Bukit Kapur Bagan Besar Pratama 30 orang Pertanian
Jaya
Medang
15 Tani Nenas Mundam Pratama 4 Juli 2013 30 orang Petani Nenas
Kampai
Medang
16 Selasih Mundam Pratama 12 Orang Petani Nenas
Kampai
Sungai Lubuk
17 Sukabumi 2 Pratama 8 Januari 2013 23 orang Coconut Oil
Sembilan Gaung
Tunas Bukit Kayu
18 Pratama 15 Orang
Karya Kapur
47.859=55,92%
37.729=44,08%
Laki-laki Perempuan
Pekerja Sakit Dilayani Kasus penyakit umum pada pekerja Kasus diduga penyakit akibat pekerja
BAB IX
KESIMPULAN
Pada tahun 2021, Dinas Kesehatan Kota Dumai dalam melaksakan tugas
pokok dan fungsinya mengalami kendala dalam pelaksanaan program kesehatan
karena terjadinya Pandemi Covid 19. Hal tersebut ditunjukkan dengan tidak
tercapainya Angka Harapan Hidup Waktu Lahir, Cakupan JKN, pelayanan
kesehatan balita, pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar, pelayanan
kesehatan pada usia produktif, pelayanan kesehatan pada usia lanjut, pelayanan
kesehatan pada penderita hipertensi, pelayanan kesehatan orang dengan
terduga tuberkulosis, dan pelayanan kesehatan orang beresiko terinfeksi virus
yang melemahkan daya tahan tubuh manusia (HIV).
Selain itu, sampai dengan tahun 2021 ada beberapa
prestasi/penghargaan yang telah di terima Kota Dumai pada bidang kesehatan
baik tingkat nasional maupun tingkat propinsi, seperti terlihat pada tabel berikut
ini :
Tabel 9.28. Daftar Nama Penghargaan Pada Bidang Kesehatan Yang
Diterima Kota Dumai dari Tahun 2006 sampai dengan 2021
BAB X
PENUTUP