DISUSUN OLEH :
RAHMAWATI 14120190235
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanallahu Wa Ta’ala, Rabb Penguasa
alam, Rabb yang tiada henti-hentinya memberikan kenikmatan dan karunia kepada semua
makhluk-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah “Komunikasi Informasi dan
Edukasi Kesehatan”. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad
SAW, keluarganya, para sahabatnya, serta orang-orang yang mengikuti risalahnya hingga akhir
zaman.
Alhamdulillah, dengan izin Allah kami telah menyelesaikan tugas makalah Komunikasi
Informasi dan Edukasi Kesehatan “Konsep, Strategi dan Perencanaan Komunikasi Informasi dan
Edukasi Kesehatan”. Penyusunan makalah ini dapat terwujud tak lepas dari bimbingan,
pengarahan dari dosen mata kuliah ini.
Penyusun menyadari dalam makalah ini masih banyak kekurangan, karena keterbatasan
kemampuan maupun pengalaman kami. Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi memperbaiki kekurangan ataupun kekeliruan yang ada. Harapan kami semoga
makalah ini dapat bermanfaat bari para mahasiswa kesehatan masyarakat untuk menambah
wawasan dalam bidang kesehatan.
Kelompok 7
DAFTAR PUSTAKA
BAB I ................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
BAB II ................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 3
PENUTUP .......................................................................................................................... 10
Kesimpulan ............................................................................................................. 10
PENDAHULUAN
Komunikasi adalah penyampaian pesan secara langsung ataupun tidak langsung melalui
saluran komunikasi kepada penerima pesan, untuk mendapatkan suatu efek (DEPKES, 1984).
Menurut Efendy (1998), komunikasi adlah pertukaran pikiran atau keterangan dalam
rangka menciptakan rasa saling mengerti dan saling percaya, demi terwujudnya hubungan yang
baik antara seseorang dengan orang lain. Komunikasi adalah pertukaran fakta, gagasan, opini
atau emosi antar dua orang atau lebih.
Komunikasi kesehatan adalah usaha yang sistematis untuk mempengaruhi secara positif
perilaku kesehatan masyarakat, dengan menggunakan berbagai prinsip dan metode komunikasi,
baik menggunakan komunikasi antar pribadi maupun komunikasi massa.
Edukasi adalah proses perubahan perilaku ke arah yang positif (DEPKES RI,1990).
Menurut Effendy (1998), pendidikan kesehatan merupakan salah satu kompetensi yang dituntut
dari tenaga kesehatan, karena merupakan salah satu peranan yang harus dilaksanakan dalam
setiap memberikan pelayanan kesehatan, baik itu terhadap individu, keluarga, kelompok ataupun
masyarakat.
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
Sedangkan menurut Anton M. Meliono (1990), "Informasi adalah data yang telah
diproses untuk suatu tujuan tertentu. Tujuan tersebut untuk menghasilkan sebuah keputusan".
Secara umum informasi adalah sekumpulan fakta-fakta yang telah diolah menjadi bentuk data,
sehingga dapat menjadi lebih berguna dan dapat digunakan oleh siapa saja yang membutuhkan
data tersebut sebagai pengetahuan ataupun dapat digunakan dalam pengambilan keputusan.
1. Pengertian
Edukasi adalah proses perubahan perilaku ke arah yang positif. Pendidikan kesehatan
merupakan kompetensi yang dituntut dari tenaga kesehatan karena merupakan salah satu peranan
yang harus dilaksanakan dalam setiap memberikan pelayanan kesehatan.
2. Tujuan
3. Sasaran KIE
a. Anak
b. Orangtua
c. Keluarga
d. Guru
e. Masyarakat
Menurut Hanim (2011) ada tiga strategi yang biasa digunakan sebagai dasar pelaksanaan
kegiatan KIE kesehatan, yaitu :
1. Advokasi
Mencari dukungan dari para pengambil keputusan untuk meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan, sehingga KIE kesehatan dapat tercapai. kelompok sasaran untuk strategi
advokasi ini biasa dikenal dengan istilah “kelompok sasaran tersier”. Bentuk operasional
dari strategi advokasi ini biasanya berupa pendekatan kepada pimpinan/institusi tertinggi
setempat.
Tujuan advokasi :
a. Meningkatkan kesadaran mengenai besar dan seriusnya permasalahan.
b. Mengurangi dan menghilangkan praktek-praktek diskriminatif dan hambatan-
hambatan kebijakan yang menghalangi upaya-upaya pencegahan dan pengobatan.
c. Kampanye untuk aksi yang efektif dan berkelanjutan.
Bentuk – Bentuk Advokasi Networking sebenarnya merupakan membuat dan menjaga
kontak dengan individu dan organisasi lain yang berbagi dan mendukung tujuan advokasi
dan dapat membantu mencapainya.
a. Melalui Media
Media mengacu pada chanel komunikasi, termasuk cetak ataupun
elektronik, misalnya internet, koran, jurnal, majalah, radio dan televisi.
b. Melalui Internet
Teknologi internet merupakan alat yang dapat digunakan yang secara
strategis usaha menarik target sasaran secara mutakhir dan organisir. Tetapi
penggunaanya lebih efektif bila merupakan komplemen dan suplemen bukan
sebagai pengganti cara yang lebih tradisional.
2. Bina Suasana
Membuat lingkungan sekitar bersifat positif terhadap tujuan KIE kesehatan yang
ingin dicapai yaitu peningkatan pengetahuan yang diikuti perubahan perilaku. Strategi ini
biasanya digunakan untuk kelompok sasaran para pimpinan masyarakat atau orang-orang
yang mempunyai pengaruh besar terhadap pengetahuan dan perilaku kelompok sasaran
utama. kelompok sasaran untuk strategi bina suasana ini bias dikenal dengan istilah
“kelompok sasaran sekunder”. Bentuk operasional dari strategi ini biasanya berupa
pelatihan, sosialisasi program, pertemuan-pertemuan dan dapat memanfaatkan metode
komunikasi modern dan formal maupun metode sederhana dan informal.
a. Untuk mencairkan suasana pelatihan, agar setiap peserta dapat saling mengenal
dan bebas berpartisipasi dan mengemukakan pendapatnya.
b. Menghilangkan rasa ketegangan dan sebagai penyegar otak serta fisik disaat
individu mulai jemu atau mengalami penurunan kemampuan menyerap
kemampuan yang telah diberikan.
Terdapat tiga kategori proses bina suasana, yaitu (a) bina suasana individu, (b) bina
suasana kelompok dan (c) bina suasana publik.
3. Pemberdayaan Masyarakat
Dalam upaya promosi kesehatan, pemberdayaan masyarakat merupakan bagian
yang sangat penting dan bahkan dapat dikatakan sebagai ujung tombak. Pemberdayaan
adalah proses pemberian informasi kepada individu, keluarga atau kelompok (klien)
secara terus-menerus dan berkesinambungan mengikuti perkembangan klien, serta proses
membantu klien, agar klien tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar
(aspek knowledge), dari tahu menjadi mau (aspek attitude) dan dari mau menjadi mampu
melaksanakan perilaku yang diperkenalkan (aspek practice). Oleh sebab itu, sesuai
dengan sasaran (klien)nya dapat dibedakan adanya (a) pemberdayaan individu, (b)
pemberdayaan keluarga dan (c) pemberdayaan kelompok/masyarakat.
Dalam mengupayakan agar klien tahu dan sadar, kuncinya terletak pada
keberhasilan membuat klien tersebut memahami bahwa sesuatu (misalnya Diare) adalah
masalah baginya dan bagi masyarakatnya. Sepanjang klien yang bersangkutan belum
mengetahui dan menyadari bahwa sesuatu itu merupakan masalah, maka klien tersebut
tidak akan bersedia menerima informasi apa pun lebih lanjut. Saat klien telah menyadari
masalah yang dihadapinya, maka kepadanya harus diberikan informasi umum lebih lanjut
tentang masalah yang bersangkutan. Perubahan dari tahu ke mau pada umumnya dicapai
dengan menyajikan fakta-fakta dan mendramatisasi masalah. Tetapi selain itu juga
dengan mengajukan harapan bahwa masalah tersebut bisa dicegah dan atau diatasi. Di
sini dapat dikemukakan fakta yang berkaitan dengan para tokoh masyarakat sebagai
panutan (misalnya tentang seorang tokoh agama yang dia sendiri dan keluarganya tak
pernah terserang Diare karena perilaku yang dipraktikkannya). Bilamana seorang
individu atau sebuah keluarga sudah akan berpindah dari mau ke mampu melaksanakan,
boleh jadi akan terkendala oleh dimensi ekonomi. Dalam hal ini kepada yang
bersangkutan dapat diberikan bantuan langsung. Tetapi yang seringkali dipraktikkan
adalah dengan mengajaknya ke dalam proses pemberdayaan kelompok/masyarakat
melalui pengorganisasian masyarakat (community organization) atau pembangunan
masyarakat (community development). Untuk itu, sejumlah individu dan keluarga yang
telah mau, dihimpun dalam suatu kelompok untuk bekerjasama memecahkan kesulitan
yang dihadapi. Tidak jarang kelompok ini pun masih juga memerlukan bantuan dari luar
(misalnya dari pemerintah atau dari dermawan). Di sinilah letak pentingya sinkronisasi
promosi kesehatan dengan program kesehatan yang didukungnya dan program-program
sektor lain yang berkaitan. Hal-hal yang akan diberikan kepada masyarakat oleh program
kesehatan dan program lain sebagai bantuan, hendaknya disampaikan pada fase ini,
bukan sebelumnya. Bantuan itu hendaknya juga sesuai dengan apa yang dibutuhkan
masyarakat.
Perencanaan dapat diartikan sebagai: (1). Perumusan atau pemberian definisi terhadap
tujuan dan sasaran organisasi; (2). Aktivitas untuk mengembangkanstrategi menyeluruh dari
organisasi untuk mencapai tujuan; (3). Aktivitas untukmengembangkan hirarki rencana yang
komprehensif sehingga dapat mengintegrasikan dan mengkoordinasikan suatu aktivitas; dan (4).
Aktivitas yang berorientasi pada end (apa yang akan kita buat) sesuai dengan apa yang telah
dirumuskan dalam means (bagaimana cara membuatnya). Secara sederhana, bahwa perencanaan
komunikasi kesehatan adalah proses dalam mengembangkan strategi agar dapat mencapai tujuan
yang kita inginkan.
Menurut Arum (2009), proses KIE memiliki beberapa tahapan perencanaan, yaitu:
1. Menentukan Tujuan
Agar tujuan dapat dicapai dan dijalankan sesuai dengan apa yang diinginkan,
maka tujuan harus dibuat dengan persyaratan, specific, measurable,
appropriate,reasonable, time bound.
Sasaran KIE tidak selalu sama, oleh karena itu harus menetapkan sasaran
langsung dan tidak langsung. Menurut Hartonto (2004), sasaran KIE dapat
dikelompokkan menjadi tiga yaitu : KIE massa, KIE kelompok, dan KIE perorangan.
4. Menentukan metode
5. Menentukan Media
Teori pendidikan mengatakan bahwa belajar yang paling mudah adalah dengan
menggunakan media, oleh karena itu hampir semua program pendidikan kesehatan selalu
menggunakan berbagai media. Media yang digunakan harus tergantung dari jenis
sasarannya, tingkat pendidikan sasaran, aspek yang ingin dicapai, metode yang digunakan
dan sumber daya yang ada. Menurut Hartanto (2004), berdasarkan media yang
digunakan, kegiatan KIE dapat diperinci sebagai berikut : melalui radio, televisi, mobil
unit penerangan, surat kabar, film, dan slide.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Konsep dari komunikasi, informasi dan edukasi mencakup pengertian, tujuan dan sasaran dari
komunikasi, informasi dan edukasi
2. Strategi dari komunikasi, informasi dan edukasi ada empat macam strategi menurut AED yaitu
strategi berdasarkan media, strategi desain instruksional, strategi partisipasi dan strategi
pemasaran.
3. Perencanaan dari komunikasi, informasi dan edukasi ada 7 tahapan perencanaan menurut
Arum pada tahun 2009 yaitu menentukan tujuan, menentukan sasaran KIE, menentukan isi KIE,
menentukan metode, menentukan media, menyusun rencana evaluasi dan menyusun jadwal
pelaksanaan.
DAFTAR PUSTAKA
Liliweri,Alo. (2007). Dasar-dasar Komunikasi Kesehatan. Pustaka Pelajar
Idris, F & Yusriani (Eds.). (2019). Buku Ajar Dasar Komunikasi Kesehatan (Revisi II). FKM
UMI
Novalina,Mei (2013). Pengaruh Kegiatan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) Terhadap
Tindakan Kesehatan Reproduksi Remaja Di SMA Negeri 17 Medan Tahun 2013 [Universitas
Sumatera Utara]. https://www.usu.ac.id/id/fakultas.html