NIM. P07120520037
NIM. P07120520037
Review literatur ini adalah hasil karya peneliti sendiri, dan semua sumber yang
NIM : P07120520037
Tanda Tangan:
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
Penulisan review literatur ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat
untuk mencapai gelar Ners pada Program Studi Profesi Ners Jurusan Keperawatan
pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu dan pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada:
3. Harmilah, S.Pd., S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.MB, selaku Ketua Prodi Profesi Ne
memberikan support.
5. Rosa Delima Ekwantini, S.Kp., M.kes selaku ketua dewan penguji yang telah
review ini.
6. Agus Sarwo Prayogi, S.Kep., Ns., M.H.Kes, selaku Pembimbing Utama yang
8. Orang tua, keluarga dan teman-teman peneliti yang telah memberikan bantuan
9. Pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas
segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga Karya Tulis Ilmiah
Yogyakarta 2021
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
LITERATURE REVIEW
ABSTRAK
Latar Belakang: Salah satu pengobatan gagal ginjal kronik (GGK) stadium akhir
adalah dengan dialisis, Hemodialisis (HD) merupakan salah satu terapi pengganti
ginjal dengan menggunakan prinsip difusi dan ultrafiltrasi untuk mengeluarkan
zat terlarut yang tidak diinginkan,Terdapat beberapa dampak pada seseorang yang
menjalani hemodialisa, salah satunya adalah fatigue atau keletihan Fatigue
merupakan perasaan subyektif yang tidak nyaman berupa kelelahan, kelemahan,
dan penurunan energi dan merupakan keluhan utama pasien dengan dialisis
(prevalensinya mencapai 60-97%), dan salah satu cara untuk mengatasi fatigue
adalah dengan breathing exercise. Tujuan: untuk melakukan review terapi
breathing exercise dalam mengatasi fatigue pasien gagal ginjal kronik yang
menjalani hemodialisa. Metodologi: Penelusuran artikel menggunakan data base
penelitian keperawatan dan kesehatan yaitu Pubmed, Proquest, Google Schollar,
dan Portal Garuda untuk menemukan artikel artikel sesuai kriteria inklusi dan
ekslusi kemudian dilakukan review. Hasil: berdasarkan hasil telaah dari 20 jurnal
maka didapatkan bahwa rata-rata pasien yang melakukan breathing exercise dapat
mengalami penurunan level fatigue. Kesimpulan: bahwa breathing
exercise/latihan pernapasan dapat menurunkan level fatigue pada pasien GGK
yang menjalani hemodialisa.
Keterangan:
....1) : Mahasiswa Profesi Ners Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
....2) : Dosen jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
....3) : Dosen Jurusan Keperawatan poltekkes Kemenkes Yogyakarta
LITERATURE REVIEW
ABSTRACT
Background: One of the treatment for end-stage chronic kidney failure (CKD) is
dialysis, Hemodialysis (HD) is a renal replacement therapy using the principles of
diffusion and ultrafiltration to remove unwanted solutes, There are several effects
on someone undergoing hemodialysis, One of them is fatigue. Fatigue is an
uncomfortable subjective feeling in the form of fatigue, weakness, and decreased
energy. and is the main complaint of patients on dialysis (prevalence reaches 60-
97%), and one way to overcome fatigue is by breathing exercise. Objective: to
review breathing exercise therapy in overcoming fatigue in chronic kidney failure
patients undergoing hemodialysis. Methodology: Search articles using nursing
and health research databases, namely Pubmed, Proquest, Google Schollar, and
Garuda Portal to find articles according to inclusion and exclusion criteria, then a
review is carried out. Result: Based on the results of a review of 20 journals, it
was found that the average patient who did breathing exercise could experience a
decrease in fatigue levels. Conclusion: that breathing exercise can reduce fatigue
levels in CKD patients undergoing hemodialysis.
Desricption:
....1) : College Student Of Departement Of Nursing Poltekkes
Kemenkes Yogyakarta
....2) : Lecturer of Departement of Nursing Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
....3) : Lecturer of Departement of Nursing Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dan peningkatan kadar kreatinin dalam darah, yang umumnya berakhir pada
bahwa kurang dari 10% orang dengan CKD mengenali penyakit mereka.
Pasien dengan CKD dirawat untuk jangka waktu yang cukup lama dengan diet
pembatasan asupan natrium, kontrol fosfat dan pengobatan yang tepat sesuai
penurunan fungsi ginjal yang progresif dan tidak dapat diubah. Ketika fungsi
ginjal turun ke tingkat 10-15% dari normal, ia telah mencapai stadium akhir
dengan 2013.
terlarut yang tidak diinginkan (Alwi et.al 2015). Berdsarkan data, tercatat
yaitu dari 359 orang di tahun 2017 menjadi 2.730 pasien baru pada tahun 2018
salah satunya adalah fatigue atau keletihan. Fatigue adalah perasaan subyektif
yang tidak nyaman berupa kelelahan, kelemahan, dan penurunan energi dan
97%). Fatigue yang dialami merupakan salah satu masalah keperawatan yang
energy untuk skeletal dan mengakibatkan fatigue (Muz et al., 2017; Auliasari
BM et,al 2020). Fatigue yang tidak diobati dapat berdampak pada kualitas
lain, penurunan energi fisik dan mental, penarikan sosial, dan depresi.
stimulasi elektrik (Soliman, 2015, Black & Hwaks, 2014 ; Sari RY et al,2018)
keluhan seperti fatigue, nyeri, gangguan tidur, stress dan kecemasan. Secara
otot menjadi rileks. Breathing exercise membuat tubuh kita mendapatkan input
oksigen yang adekuat. dimana oksigen memegang peran penting dalam sistem
respirasi dan sirkulasi tubuh. Saat kita melakukan breathing exercise, oksigen
mengalir ke dalam pembuluh darah dan seluruh jaringan tubuh, membuang
oksigen yang masuk dan disuplay ke seluruh jaringan sehingga tubuh dapat
exercise juga dapat dilakukan semua pasien gagal ginjal kronik yang menjalani
tidak memerlukan biaya besar, serta dapat dilakukan oleh pasien yang memiliki
fatigue pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa. Dengan
menurunnya fatigue pada pasien melalui terapi breathing exercise maka dapat
B. Rumusan Masalah
menjalani hemodialisa”
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
breathing exercise dalam mengatasi fatigue pasien gagal ginjal kronik yang
menjalani hemodialisa.
2. Tujuan khusus
hemodialisa
D. Ruang Lingkup
1. Secara Teoritis
menjalani hemodialisa.
2. Secara Praktis
a. Bagi pasien
Hasil analisa ini bisa dijadikan untuk pasien gagal ginjal kronik
b. Bagi perawat
hemodialisa.
d. Bagi Mahasiswa
e. Bagi Peneliti
METODE PENELITIAN
bahan penelitian lainnya terkait dengan topik tertentu. Desain penelitian ini
(Jing et al., 2018). Pencarian literatur dalam penelitian ini berasal dari
2. Waktu Publikasi
ini kurun waktu yang digunakan adalah publikasi antara tahun 2011-2021.
3. Menetapkan Pertanyaan Penelitian
framework PICO, PIO, atau PEO (Frandsen, Lindhart, & Eriksen., 2020).
penelitian yaitu “Bagaimana fatigue pada pasien gagal ginjal kronik yang
atau PEO) dapat digunakan sebagai dasar untuk kata kunci dalam strategi
2021
review
skripsi, Tesis
Google
Proquest Pubmed Garuda
Schollar
Penelusuran Fulltext
2011-2021 25
16
1 1 2
Total 20 Jurnal
5. Strategi Penelusuran Publikasi
1. Breathing Exercise
2. Fatigue
3. Hemodialysis
4. #1 AND #2 AND #3
b) Pemilihan Artikel
Artikel yang sudah masuk dalam kriteria inklusi yang dianalisa dan
tabel ringkasan pustaka. Rangkuman artikel terdiri dari judul penelitian, nama
peneliti, tahun penelitin dan tempat publikasi artikel, besar sampel, metode
naratif. Pada bagian ini peneliti menggunakan pola pikir induktif (dari khusus
sumber bacaan lainnya. Selain itu peneliti juga mengulas kelemahan dan
Hasil sintesis ini pada dasarnya adalah berupa data, fakta atau informasi, atau
ide baru, yang belum pernah ditulis oleh peneliti lainnya tidak hanya sekedar
E. Penyusunan Laporan
review
menjalan hemodialisa
RINGKASAN PUSTAKA
Untuk mencari artikel, penulis melakukan pencarian menggunakan kata kunci yang telah
disusun. Setelah dilakukan seleksi berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi terdapat 20 artikel
kemudian dianalisis. Dibawah ini merupakan 20 daftar artikel yang di ekstraksi dalam bentuk
tabel:
Effect of Deep Mesir 100 Rentang usia Kelompok Kelompok Metode yang Hasil penelitian
Breathing sampel, sampel 18-60 intervensi kontrol digunakan menunjukkan
Exercise kelompok tahun diberikan mendapatkan adalah a bahwa latihan
Training on intervensi intervensi perawatan randomized pernapasan dapat
Fatigue' Level berjumlah latihan konvensional quasi- menurunkan
among 50 sampel, pernapasan di RS/ tidak experimental tingkat fatigue
Maintenance dan sebanyak 2 kali mendapatkan design with pada kelompok
Hemodialysis kelompok sehari selama 4 intervensi parallel intervensi, dan
Patients: kontrol 50 minggu latihan groups/ signifikan secara
Randomized sampel berturut-turut. pernapasan dengan alat statistik
Quasi- ukur Fatigue perbedaan dalam
experimental Assessment kelompok
Study/Hamed.L Scale (FAS) intervensi
A dan Aziz dinyatakan
TMA (2020) sebelum dan
sesudah
intervensi
(P<0,001).
The Effects Of Malaysia 47 sampel, Rentang usia Kelompok - Metode yang Hasil penelitian
Breathing dan sampel 39-72 intervensi digunakan ini menunjukkan
Exercise In semuanya tahun dimana mendapatkan adalah bahwa ada
Reducing The termasuk rata-rata usia intervensi penelitian penurunan yang
Number Of dalam sampel berada Latihan ekperimental signifikan dalam
Symptoms And kelompok pada rata-rata pernapasan yang dengan pre beban gejala dan
Level Of intervensi 56 tahun dilakukan test dan post keparahan
Symptoms selama 20 menit tes/ dengan termasuk gejala
Severity Among selama alat ukur fatigue) dengan
Patients setiap sesi Symptom nilai ( p=<0,01).
Undergoing dialisis selama 8 Index (DSI) Yang berarti ada
Hemodialysis/ minggu penurunan yang
Vasudevan.L signifikan dalam
et.al (2020) beban gejala dan
tingkat keparahan
pasca intervensi.
The effects of Jambi 76 sampel Rentang usia Kelompok Kelompok Metode yang Hasil penelitian
relaxation yang dtampilkan intervensi kontrol digunakan ini menunjukkan
breathing on terbagi hanya dalam diberikan diberikan adalah bahwa
fatigue in menjadi bentuk usia intervensi intervensi kuantitatif teknik relaksasi
patients with kelompok dari 21 tahun - relaksasi nafas teknik dengan quasi nafas dalam
chronic kidney intervensi >35 tahun dalam selama imajinasi eksperimen, memiliki
disease dan 15 menit terbimbing non efek pada
undergoing kelompok selama kurang ekuivalen, pengurangan
hemodialysis/Su kontrol lebih 10 pre test kelelahan pada
tinah dan menit. dan post tes/ pasien penyakit
Azhari.R (2020) dengan alat ginjal kronis yang
ukur fatigue menjalani
assessment hemodialisa
scale (FAS) dengan nilai p =
0,043 (<0,05).
The Effect of Banten 28 sampel, Rentang usia Kelompok - Metode yang hasil penelitian
Breathing dan sampel 32-60 intervensi akan digunakan ini menunjukkan
Exercise and semuanya tahun dimana diberikan adalah Pre- adanya pengaruh
Range of termasuk sebagian besar intervensi Experimenta yang signifikan
Motion (ROM) dalam sampel berada latihan napas l antara
Exercise kelompok pada rata-rata dan latihan One Group latihan
towards the intervensi 54-60 tahun Range of Pretest pernapasan dan
Decrease of Motion (ROM). Posttest/ latihan Range of
Intradialysis Waktu latihan dengan alat Motion (ROM).
Fatigue Level in Pernapasan ukur Fatigue terhadap
Hemodialysis dilakukan dua Severity penurunan
Unit at Dr. kali, sebelum Scale (FSS) tingkat kelelahan
Adjidarmo dan sesudah intradialisis
Hospital, (ROM) dengan nilai
Banten/Djupri.D (p<0,05).
R et.al (2019)
Preliminary Malaysia 55 sampel, Rentang usia Kelompok Kelompok Metode yang Hasil penelitian
study of an kelompok sampel 40-74 intervensi kontrol digunakan ini menunjukkan
exercise intervensi tahun dimana mendapatkan diminta untuk adalah bahwa terdapat
programme for berjumlah rata-rata usia intervensi napas mempertahank kuantitatif perubahan tingkat
reducing fatigue 28 sampel, sampel berada dalam yang an gaya hidup dengan fatigue sebelum
and improving dan pada rata-rata dilakukan mereka quasi- dan setelah
sleep among kelompok 57 tahun sebanyak tiga seperti eksperimen dilakukan
long-term kontrol 27 kali seminggu biasanya non- intervensi yaitu,
haemodialysis sampel selama 12 selama ekuivalen pada kelompok
patients/ minggu periode pre test and intervensi nilai
Maniam.R et.al penelitian post test/ Fatigue sebelum
(2014) dengan alat dilakukan latihan
ukur FACIT dengan nilai
fatigue scale 30.0 ± 10.9 dan
setelah ilatihan
40.5 ± 7.9. yang
berarti tingkat
fatigue berkurang
.
Slow Deep Lampung 56 sampel, Usia tidak Kelompok Kelompok Metode yang Hasil penelitian
Breathing kelompok dicantumkan intervensi kontrol diagunakan menunjukkan
Berpengaruh intervensi penulis diberikan mendapatkan adalah adanya perbedaan
Terhadap berjumlah intervensi slow perawatan kuantitatif signifikan skor
Fatigue Pada 28 sampel, deep breathing konvensional dengan fatigue sebelum
Pasien Dengan dan di RS/ tidak desain quasi dan setelah
Gagal Ginjal kelompok mendapatkan experimental dilakukan slow
Kronik Yang kontrol intervensi pre-post test deep breathing
Menjalani berjumlah slowdeep with control dengan nilai (p
Hemodialisis/ 28 sampel breathing grup/dengan value 0.000).
Hasanah U dan alat ukur
Livana PH FACIT
(2021) fatigue scale
Penurunan Nusa 60 sampel, Rentang usia Kelompok - Metode yang Hasil penelitian
Tingkat Tenggara dan sampel 17->65 intervensi digunakan ini menunjukkan
Kelelahan Barat semuanya tahun dimana mendapatkan adalah pre- bahwa sebelum
Pasien Gagal termasuk sebagian besar intervensi experimental dilakukan
Ginjal Yang dalam sampel berada relaksasi napas one group intervensi dari 60
Menjalani kelompok pada rata-rata dalam yang pre-test and responden, (yang
Hemodialisis intervensi 36-45 tahun dilakukan dalam post- mengalami
Melalui Promosi durasi 1 sampai test/dengan kelelahan ringan
Kesehatan 5 siklus. Setiap alat ukur 1 orang, sedang
Teknik siklus dilakukan Subjective 35, berat 24), dan
Relaksasi Nafas selama 5 menit Self Rating setelah dilakukan
Dalam/ Jafar.Sr dengan jeda Test (SSRT) intervensi tingkat
(2019) istirahat selama kelelahan
10-15 menit. menurun menjadi
( kelelahan ringan
ringan 28, sedang
32, dang berat 0 ).
Analisis
hubungan tingkat
kelelahan
sebelum dan
setelah intervensi
menggunakan
wilcoxon signed
rank test
menunjukkan
bahwa dari 60
responden
negative rank
yaitu responden
yang mengalami
penurunan
sebanyak 45, nilai
mean rank
negative adalah
23, dengan nilai p
< α (0,05) . Hal
ini berarti
terdapat
perbedaan tingkat
kelelahan
sebelum dan
setelah diberikan
intervensi.
Pengaruh Lampung 30 sampel, Rentang usia Kelompok - Metode yang Hasil penelitian
Breathing dan dituliskan intervensi digunakan menunjukkan
Exercise semuanya penulis hanya diberikan adalah bahwa adanya
Terhadap Level termasuk dengan angka intervensi kuantitatif, pengaruh
Fatigue Pasien dalam <50->50 breathing dengan breathing
Hemodialisis/Dj kelompok dimana rata- exercise pendekatan exercise terhadap
amaludin.D et.al intervensi rata usia quasi level fatigue
(2021) sampel berada eksperimen/ (menurunya level
pada rata-rata dengan alat fatigue) pasien
>50 tahun ukur hemodialysis
Fatigue dengan nilai (p
Severity value 0,000).
Scale
Deep Breathing Lampung 80 sampel, Rentang usia Kelompok - Metode yang Hasil penelitian
Berpengaruh dan dituliskan intervensi digunakan menunjukkan
Terhadap semuanya penulis hanya diberikan adalah bahwa terdapat
Tingkat termasuk dengan angka intervensi deep kuantitatif pengaruh yang
Kelelahan Pada dalam <50->50 breathing dengan signifikan antara
Pasien kelompok dimana selama 15 kali pendekatan level fatigue
Hemodialisis/A intervensi sebagian besar diselingi quasi sebelum dan
ntoro.B et.al sampel berada istirahat singkat experiment sesudah deep
(2021) pada rata-rata setiap 5 kali. One Group breathing dengan
53-60 tahun Pretest- nilai p-value
Posttest / 0.000 (p < 0,05).
dengan alat
ukur
(FACIT)
Fatigue
Scale
Pengaruh Makassar 25 sampel, Rentang usia Kelompok - Metode yng Hasil penelitian
Breathing dan sampel adalah intervensi digunakan menunjukkan
Exercise semuanya 26-71 tahun diberikan adalah Quasi bahwa terdapat
Terhadap Level termasuk dimana rata- intervensi eksperimen pengaruh
Fatigue Pasien dalam rata usia breathing One Group breathing
Gagal Ginjal kelompok sampel berada exercise yang Pretest exercise terhadap
Yang Menjalani intervensi pada rata-rata dilakukan 2 kali Postest/ level fatigue pada
Hemodialisis/Sa 49 tahun seminggu dengan alat pasien yang
fruddin.S Dan selama 4 ukur tidak menjalani
Asnaniar.Ws minggu. disebutkan hemodialisis
(2019) dengan nilai p =
0.000.
Pengaruh Jawa Barat 16 sampel, Rentang usia Kelompok - Metode yang Hasil penelitian
Breathing dan dituliskan intervensi digunakan menunjukkan
Exercise semuanya penulis hanya diberikan adalah kuasi bahwa rata-rata
Terhadap termasuk dengan angka intervensi eksperiment tingkat fatique
Penurunan dalam 20->30 tahun breathing al pre and setelah dilakukan
Tingkat Fatigue kelompok dimana exercise post test intervensi
Pada Pasien intervensi sebagian besar Tindakkan tanpa menurun .dengan
Hemodialisa/Ma sampel dalam breathing kelompok hasil uji statistik
esaroh (2021) usia >30 tahun exercise yang kontrol./ didapatkan nilai
dilakukan 4 dengan alat 0,000 maka dapat
(empat) kali ukur FACIT disimpulkan ada
sehari, sekali fatigue scale perbedaan
tindakan selama signifikan antara
15 menit, tingkat fatique
dilakukan 15 sebelum dan
menit di jam setelah intervensi.
pertama, 15
menit jam
kedua, 15 menit
jam ketiga, 15
menit jam
keempat
Pengaruh Kendari 20 sampel, Rentang usia Kelompok - Metode yang Hasil penelitian
Pursed Lip dan sampel yaitu intervensi digunakan menunjukkan
Breathing semuanya 21-68 tahun mendapatkan adalah bahwa terdapat
Terhadap termask dimana intervensi kuantitatif perbedaan yang
Fatiguepasien dalam sebagian besar breathing dengan quasi signiifkan antara
Ggk Di Ruang kelompok sampel dalam exercise yang ekperimen fatigue sebelum
Hemodialisa intervensi usia 37-44 dilakukan dalam pre and post dan setelah
Rsud tahun 5 menit dengan test tanpa dilakukan pursed
Bahteramas/ 7 kali kelompok lips breathing
Indrayana.M pengulangan. kontrol/ dengan hasil uji T
et.al (2018) dengan alat berpasangan
ukur Visual (Paired Sampel
Analogue T-Test) di
Fatigue dapatkan nilai p
Scale 0.000 ( p <
0.000).
Napas Dalam Bandung 26 sampel, Usia tidak Kelompok - Metode yang Hasil penelitian
Menurunkan dan dicantumkan intervensi digunakan menunjukkan
Tingkat semuanya penulis diberikan adalah bahwa tingkat
Kelelahan termasuk intervensi Quasy kelelahan pada
Pasien Post dalam relaksasi napas experiment pasien post
Hemodialisis Di kelompok dalam pre-post test hemodialisis
Ruang intervesni tanpa setelah dilakukan
Hemodialisis kelompok latihan napas
Rumah kontrol/ dalam menurun
Sakit/Astuti dengan alat dengan nilai nilai
et.al (2016) ukur p sebesar 0,002.
Fatigue Yang berarti
Severity terdapat pengaruh
Scale (FSS). antara napas
dalam terhadap
tingkat kelelahan
pada pasien post
hemodialisis
Efektifitas Palembang 30 sampel, Rentang usia Kelompok - Metode yang Hasil penelitian
Progressive semuanya sampel yaitu intervensi digunakan menunjukkan
Muscle termasuk 42-56 tahun breathing adalah bahwa nilai rata-
Relaxation dalam exercise Randomized rata tingkat
(Pmr) Dan kelompok diberikan Clinical fatigue pasien
Relaxation intervensi intervensi Trial (RCT) sebelum
Breathing namun 10 breathing pre dan post melakukan RBE
Exercise (RBE) orang exercise test three yaitu 6.65 dan
Terhadap kelompok sebanyak 2 kali group/ sesudah
Tingkat Fatigue progressiv seminggu dengan alat dilakukan RBE
Dan Selfcare e muscle selama 10-20 ukur Piper 3.77 dengan nilai
Pasien relaxation menit pada Fatigue p (value = 0,000)
Ggk/Fari.AI (PMR), 10 waktu yang Scale (PFS) yang berarti
st.al (2019) orang sama selama 8 terdapat
kelompok minggu. perbedaan tingkat
relaxation fatigue sebelum
breathing dan sesudah
exercise dilakukan
(RBE), dan intervensi.
10 orang
kelompok
progressiv
e muscle
relaxation
(PMR) dan
relaxation
breathing
exercise(R
BE)
Pengaruh Medan 40 sampel, Rentang usia Kelompok - Metode yang Hasil penelitian
Akupresur dan dan sampel yaitu intervensi digunakan menunjukkan
Latihan Napas semuanya 25->46 tahun mendapatkan adalah bahwa ada
Dalam Terhadap termasuk intervensi kuantitatif perbedaan rata-
Fatigue dan dalam akupresur dan dengan rata antara nilai
Kualitas Tidur kelompok latihan napas desain quasi fatigue sebelum
Pasien intervensi dalam eksperimen dan sesudah. Data
Hemodialisa di one group hasil perhitungan
Murni Teguh pretest- Wilcoxon dengan
Memorial postest/ p sebesar (value
Hospital/Simatu dengan alat = 0,000).
pang.LL dan ukur yang
Sinaga.RM dibagi
(2020) menjadi 3
kategori
yaitu fatigue
ringan,
sedang, berat
Pengaruh Surabaya 36 sampel, Usia Kelompok Kelompok Metode yang Hasil penelitian
Latihan Fisik kelompok dituliskan intervensi kontrol digunakan menunjukkan
Kombinasi intervensi hanya dengan mendapatkan mendapatkan adalah bahwa pada
Nafas Dalam berjumlah keterangan, intervensi perawatan Quasy- kelompok
Terhadap 18 sampel, dewasa akhir, latihan fisik konvensional Experiment intervensi tingkat
Tingkat Fatigue dan lansia awal kombinasi napas di RS/ tidak dengan fatigue dengan
Pada Pasien kelompok dan lansia dalam mendapatkan pendekatan analisa uji
Hemodialisis Di kontrol 18 akhir. intervensi the untreated Wilcoxon signed
Rumah Sakit sampel latihan fisik control rank test vnilai p
Islam Jemursari kombinasi group design (value= 0,000)
Surabaya Tahun napas dalam with yang berarti
2018/Sari.RY dependent Latihan fisik
et.al (2018) pre-test and kombinasi nafas
post test/ dalam
dengan alat berpengaruh
ukur Facit menurunkan
Fatigue tingkat fatigue.
Scale
Pengaruh Jakarta 10 sampel, Rentang usia Kelompok - Metode yang Hasil penelitian
Breathing dan sampel yaitu intervensi digunakan menunjukkan
Exercise semuanya 20-60 tahun mendapatkan adalah quasi bahwa terdapat
Terhadap Level termasuk intevensi eksperimen penurunan level
Fatigue Pasien dalam breathing dengan fatigue setelah
Hemodialisis Di kelompok exercise secara pendekatan dilakukan
Rspad Gatot intervensi teratur selama 4 prepost test intervensi
Subroto minggu design/ dengan. hasil uji
Jakarta/Septiwi. dengan alat T berpasangan
C (2013) ukur (paired t test)
Fatigue didapatkan nilai p
Visual 0,000 (p < 0,05)
Numeric sehingga dapat
Scale disimpulkan
bahwa terdapat
perbedaan yang
signifikan antara
level fatigue
sebelum dan
sesudah breathing
exercise.
Observasi Bandung 3 sampel, Usia sampel Kelompok - Metode yang Hasil studi
Latihan dan yaitu , 60 intervensi digunakan menujukkan, skor
Relaksasi Nafas semuanya tahun dan 52 mendapatkan adalah rata-rata fatigue
Pada Pasien termasuk tahun intervensi rancangan hari pertama
Chronic Kidney dalam relaksasi napas penelitian sebelum latihan
Diseases kelompok selama 2 hari studi kasus/ relaksasi nafas
Dengan intervensi dengan alat 59.6 dan skor
Fatigue/Roharti. ukur rata-rata setelah
SE et.al (2020) Fatigue latihan relaksasi
Severity nafas adalah 55.6,
Scale (FSS). skor rata-rata
fatigue hari kedua
sebelum latihan
54.6 dan setelah
latihan 49,00
yang berarti
latihan relaksasi
nafas yang
dilakukan pasien
dapat
menurunkan level
fatigue yang
dirasakan pasien.
Penerapan Slow Semarang 2 sampel, Penulis tida Kelompok - Metode yang Hasil studi
Deep Breathing dan mencantumka intervensi digunakan menunjukkan
Untuk semuanya n usia mendapatkan adalah bahwa ada
Menurunkan termasuk intervensi slow rancangan perubahan pada
Keletihan Pada dalam deep berathing penelitian tingkat keletihan
Pasien Gagal kelompok yang dilakukan studi kasus/ yang awalnya
Ginjal Kronik/ intervensi dengan cara dengan alat mengalami
Pertiwi.RA et.al tarik nafas ukur skala keletihan sedang
(2020) dalam selama 3 fatiguepiper menjadi keletihan
detik secara (instrumen ringan setelah
perlahan/lambat pengukuran diberikan terapi
kemudian fatigue) Slow Deep
keluarkan/buang Breathing selama
nafas secara 3 hari.
perlahan selama
3 detik, metode
ini dilakukan
selama 10-15
menit.
BAB IV
beberapa kriteria yang sudah ditentukan. Artikel yang didapat berjumlah 20 artikel
sesuai dengan yang ada di ringkasan pustaka, semua artikel tersebut membahas
tentang pengaruh breathing exercise terhadap penurunan fatigue pada pasin GGK
Penelitian yang dilakukan oleh Stanley, R., Leither, T.W., & Sindelir, C.
melakukan latihan pernapasan yaitu seperti kualitas tidur, ansietas dam fatigue.
Dalam hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 27% pasien menyatakan tingkat
responden diminta untuk: pertama Baik duduk/berdiri/ atau berbaring, jaga agar
merata/teratur, kelima fokus pada cara inhalasi dan ekhalasi bukan pada
banyaknya udara yang dihirup karena Paru-paru akan mendapatkan banyak udara,
dan oksigennya bertukar lebih baik di paru-paru jika bernapas lebih lambat. ke
enam bernapaslah secara normal namun lebih lambat. Intervensi ini dapat
yaitu selain membahas manfaat latihan pernapasan untuk fatigue disini peneliti
juga membahas manfaat lain yang bisa dirasakan responden yang melakukan
intervensi seperti kualitas tidur dan ansietas. Peneliti juga sudah menyertakan
kekurangan dalam penelitian ini adalah peneliti tidak menyertakan saran untuk
pihak terkait.
Penelitian yang dilakukan oleh Hamed.LA dan Aziz TMA (2020) yaitu
Intervensi latihan napas ini dilakukan pada 3 sesi yaitu pre, Intra dan post
hemodialisa. Saat pre hemodialisa responden diminta untuk menutup mata dan
diminta untuk duduk atau berbaring dengan nyaman sesuai keinginan pribadi
tanpa menyilangkan tangan atau kaki, lalu meletakkan telapak tangan dengan satu
tangan di atas perut, di bawah tulang rusuk dan tangan kedua di tengah dada.
Responden di intruksikan untuk membayangkan bahwa perut adalah balon yang
kategori yaitu usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan status
perkawinan), dan pertanyaan data klinis (awal dan penyebab penyakit ginjal,
durasi perawatan hemodialisis, jumlah dan durasi setiap sesi hemodialisis, serta
sampel penelitian yang terbagi menjadi 2 kelompok yaitu intervensi 50 orang dan
kontrol 50 orang sehingga hasil penelitian akan lebih terlihat jelas bagaimana
keadaan fatigue bagi responden melakukan latihan napas dan tidak, peneliti juga
menyertakan tabel frekuensi dan analisis sehingga hasil penelitian akan lebih
mudah dipahami oleh pembaca dan nilai proporsi masing-masing variabel dapat
terlihat, serta menyertakan bagaimana tahapan intervensi latihan pernapasan
dilakukan sehingga efektif dapat menurunkan level fatigue. Diakhir peneliti sudah
penelitian.
yang dilakukan selama 20 menit selama setiap sesi dialisis selama 8 minggu.
Dalam penelitian ini responden diajarkan teknik pernapasan holistik yang terdiri
dari tiga teknik. Teknik pertama adalah focus tentang pernapasan alami dengan
fokus pada inhalasi yang lambat dan halus dengan kepala menunduk.. Teknik
ini, udara bergerak melalui lubang hidung bergantian selama inhalasi dan
dalam beban gejala dan keparahan termasuk gejala fatigue) pasca intervensi.
Dengan nilai rata-rata beban gejala sebelum intervensi yaitu 11, 28 dan sesudah
intervensi 6,79 dengan nilai ( p=<0,01). Serta nilai rata-rata keparahan yaitu
sebelum intervensi 30,87 dan setelah intervensi 14,60 dengan nilai nilai
( p=<0,01). Yang berarti ada penurunan yang signifikan dalam beban gejala dan
sudah menyertakan tabel frekuensi dan analisis sehingga hasil penelitian akan
lebh mudah dipahami dan peneliti juga menyertakan jurnal/artikel yang dapat
Penelitian oleh Sutinah dan Azhari.R (2020) yaitu meneliti tentang “The
intervensi yaitu (50,18) dan setelah dilakukan teknik relaksasi pernapasan adalah
signifikansi lebih kecil dari 0,05 (p = 0,043 < 0,05), sehingga dapat dinyatakan
dapat disimpulkan bahwa teknik relaksasi nafas dalam memiliki efek pada
pengurangan kelelahan pada pasien penyakit ginjal kronis yang menjalani
sampel peneltian yang terbagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok intervensi dan
tidak diberikan intervensi akan lebih terlihat perbedaannya. Penulis juga sudah
menyertakan tabel frekuensi dan analisis sehingga hasil penelitian akan lebih
mudah dipahami dan lebih terlihat atas proporsi masing-masing variabel yang
diteliti dan terdapat berbagai jurnal/artikel yang dapat mendukung hasil penelitian
penelitian ini adalah peneliti tidak menyebutkan berapa orang responden yang
masuk dalam kelompok intervensi dan berapa orang responden yang masuk dalam
kelompok kontrol.
Penelitian oleh Djupri.DR et.al (2019) yang meneliti tentang “The Effect
napas dan latihan Range of Motion (ROM). Waktu Latihan Pernapasan dilakukan
dua kali, sebelum dan sesudah (ROM). hasil penelitian ini menunjukkan adanya
pengaruh yang signifikan antara latihan pernapasan dan latihan Range of Motion
tabel frekuensi dan analisis sehingga hasil penelitian lebih bisa lebih mudah
dipahami serta porposi masing-masing variabel dapat terlihat. Peneliti juga sudah
diakhir peneliti sudah menyertakan kesimpulan, saran dan daftar pustaka yang
peneliti tidak menjelaskan dengan rinci satu persatu tahapan melaukan ROM dan
breathing exercise.
study of an exercise programme for reducing fatigue and improving sleep among
dengan cara pasien diinstruksikan untuk menarik napas melalui hidung, menahan
terdapat perubahan tingkat fatigue sebelum dan setelah dilakukan intervensi yaitu,
pada kelompok intervensi nilai Fatigue sebelum dilakukan latihan dengan nilai
30.0 ± 10.9 dan setelah ilatihan 40.5 ± 7.9. yang berarti tingkat fatigue berkurang.
Sedangkan pada kelompok kontrol nilai fatigue sebelum intervensi yaitu 34.1 ±
8.3 dan sesudah intervensi menjadi 31.9 ± 9.2 yang berarti tingkat fatigue
tinggi nilai maka semakin menurun tingkat kelelahan. Dalam penelitian ini
karakteristik responden mencakup usia, jenis kelamin, status perkawinan,
kelompok intervensi dan kelompok kontrol, sehingga hasil penelitian akan terlihat
sehingga hasil penelitian akan lebih mudah untuk dipahami dan proporsi masing-
peneliian ini menunjukkan bahwa terdapat perubahan signifikan skor fatigue pada
kelompok intervensi dengan skor rata-rata fatigue sebelum dilakukan slow deep
penurunan fatigue. Sedangkan pada kelompok kontrol skor rata rata fatigue dari
26.93±5 menjadi 28.11±4 yang mana dari hasil kedua kelompok tersebut untuk
kategori mengalami kelelahan yang berat (nilai FACIT >30) namun pada
kelompok kontrol masih tergolong masih mengalami kelelahan yang berat (nilai
hidup semakin baik. Nilai < 30 menunjukkan kelelahan yang berat. Hasil
penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan signifikan skor fatigue sebelum dan
setelah dilakukan slow deep breathing pada kelompok intervensi dengan nilai (p
value 0.000).
Peneliti juga sudah menampilkan tabel frekuensi dan analisis sebelum dan
jelas, peneliti juga sudah menyertakan berbagai jurnal dan artikel lain yang
fatigue pada pasien hemodialisa, serta diakhir penelitian ini penulis menyertakan
kesimpulan dan daftar pustaka. sedangkan kekurangan pada penelitian ini adalah
pada bagian metode, peneliti tidak menjelaskan secara rinci bagaimana cara
untuk melakukan intervensi slow deep breathing (seberapa lama dan berapa kali
mengalami penurunan sebanyak 45, nilai mean rank negative adalah 23, dengan
nilai p < α (0,05) . Hal ini berarti terdapat perbedaan tingkat kelelahan sebelum
menjelaskan berapa kali dan berapa lama intervensi latihan napas dalam yang
efektif untuk menurunkan level fatigue (relaksasi napas dalam dapat dilakukan
dalam durasi 1 sampai 5 siklus. Setiap siklus dilakukan selama 5 menit dengan
jeda istirahat selama 10-15 menit.) dan sudah menampilkan tabel frekuensi dan
analisis sehinggan perbedaan dapat terlihat jelas sebelum dan sesudah dilakukan
intervensi. Peneliti pun sudah menyebutkan berbagai jurnal dan artikel lain yang
fatigue pada pasien hemodialis, dan diakhir penelitian ini penulis sudah
ini adalah jurnal dan artikel yang digunakan sebagai pendukung penelitian ini ada
pada hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai rata- rata fatigue sebeum
dilakukan intervensi 37.23 ± 8.69 dan sesudah intervensi 33.1 ± 8.61. yang
Fatigue Severity Scale dimana hasil menandakan makin tinggi skor, makin tinggi
derajat keparahan dari kelelahan yang dirasakan. Sehingga pada penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa breathing exercise dapat menurunkan level fatigue pada
serta sudah menampilkan tabel frekuensi dan analisis hasil penelitian sehingga
hasil penelitian dapat lebih mudah untuk dipahami. Diakhir penelitian penulis
menurunkan fatigue.
interveni nilai rata-rata level fatigue pasien adalah 34.28 dan sesudah intervensi
nilai level fatigue menurun menjadi 23.33 yang berarti terdapat pengaruh yang
signifikan antara level fatigue sebelum dan sesudah deep breathing dengan nilai p-
value 0.000 (p < 0,05) dimana level fatigue menurun setelah dilakukan intervensi
deep breathing. Penelitian ini juga menampilkan hasil tentang berbagai hal yang
dapat mempengaruhi fatigue yaitu usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan
versi indonesia dimana nilai terendah berarti tingkat kelelahannya menurun, dan
variabel dan 80 orang responden sebagai sampel penelitian. Peneliti juga sudah
peneliti sudah menjelaskan berapa kali dan berapa lama intervensi dapat
diselingi istirahat singkat setiap 5 kali( sehingga efektif untuk menurunkan level
fatigue. Pada akhir penelitian peneliti sudah memuat simpulan dan dafatar
breathing exercise adalah 41.16 dimana rata-rata level fatigue berada pada level
berat, rata-rata level fatigue pada pasien yang menjalani hemodialisis sesudah
diberikan breathing exercise adalah 26.36 dimana rata-rata level fatigue berada
pada level sedang, yang berarti terjadi penurunan level fatigue setelah dilakukan
intervensi dan terdapat pengaruh breathing exercise terhadap level fatigue pada
tabel frekuensi dan analisis sehinggan hasil penelitian dapat dipahami dengan
sudah mencantumkan kesimpulan, saran untuk pihak terkait dan daftar pustaka.
orang) dan tida menyebutkan instrumen apa yang digunakan untuk penelitian.
intervensi adalah ringan 2 orang (12,5%), sedang berjumlah 5 orang (31,3%) dan
(37,5%) , dan berat 0 orang (0%) yang berarti pada nilai tersebut setelah
sudah tidak ada lagi yang mengalami fatigue berat. Berdasarkan nilai rata-rata
tingkat fatique sebelum dilakukan intervensi breathing exercise adalah 2,47
dengan standar deviasi 0,743. Dan setelah intervensi didapat rata-rata tingkat
fatique adalah 1,40 dengan standar deviasi 0,507.Terlihat nilai mean perbedaan
antara pengukuran sebelum dan setelah intervensi adalah 1,07. Yang berarti
bahwa terjadi penurunan level fatigue . Hasil uji statistik didapatkan nilai P=
0,000 maka dapat disimpulkan ada perbedaan signifikan antara tingkat fatique
penelitian juga sudah ditampilkan yaitu meliputi jenis kelamin, usia, pekerjaan,
dan sudah menampilkan tabel frekuensi serta analisis sehingga hasil penelitian
dapat lebih mudah untuk dipahami. Peneliti juga sudah menyebutkan berapa
(empat) kali sehari, sekali tindakan selama 15 menit, dilakukan 15 menit di jam
pertama, 15 menit jam kedua, 15 menit jam ketiga, 15 menit jam keempat) dan
kekurang pada penelitian ini adalah peneliti tidak mencantumkan saran untuk
orang.
Penelitian oleh Indrayana.M et.al (2018) yaitu meneliti tentang
nilai fatigue responden sebelum dilakukan pursed lips breathing adalah 4.95
dengan standar deviasi 0.510. setelah dilakukan pursed lips breathing rata-rata
fatigue responden adalah 3.40 dengan standar deviasi 0.821. perbedaan nilai mean
fatigue sebelum dan setelah dilakukan pursed lips breathing adalah 1.55 yang
berarti adanya penurunan level fatigue setelah dilakukan intervensi. Hasil uji T
Peneliti juga sudah menyertakan berapak kali/lama intervensi pursed lip breathing
dapat dilakukan sehinggan efektif dapat mengurangi fatigue yang dirasakan pasien
sehingga hasil penelitian dapat lebih mudah untuk dipahami. Peneliti juga sudah
Penelitian oleh Astuti et.al (2016) yaitu meneliti tentang “Napas Dalam
intervensi napas dalam pasien yang mengalami kelelahan yaitu 16 orang (61.5%)
dan yang tidak mengalami kelelahan 10 orang (38.5%), namun setelah dilakukan
yaitu berjumlah 6 orang (23.1%) dan yang tidak mengalami kelelahan 20 orang
kelelahan antara sebelum dan sesudah dilakukan napas dalam dan secara statistik
menunjukkan bahwa ada perubahan yang bermakna antara sebelum dan sesudah
mencantumkan tabel analisis sehingga hasil penelitian akan lebih mudah untuk
penelitian yaitu peneliti tidak menyertakan saran untuk pihak terkait, tidak
yaitu 6.65 dan sesudah dilakukan RBE 3.77 dengan nilai p (value = 0,000) yang
kali seminggu selama 10-20 menit pada waktu yang sama selama 8 minggu. Dan
karakteristik responden dalam penelitian ini menjadi beberapa kategori yaitu usia,
peneliti juga sudah menyertakan kesimpulan, saran, dan daftar pustaka yang dapat
mendukung penelitiannya.
tentang “Pengaruh Akupresur dan Latihan Napas Dalam Terhadap Fatigue dan
yang mengalami fatigue ringan berjumlah 0 orang (0%), fatigue sedang 7 orang
intervensi akupresur dan latihan napas dalam responden yang mengalami fatigue
ringan menjadi 0 orang (0%) dan pada level fatigue ringan meningkat menjadi 23
orang (57.5%) dan fatigue berat menurun menjadi 17 orang (42.5%). Berdasarkan
nilai rata-rata (mean) fatigue sebelum intervensi adalah 36.9 dan nilai fatigue
setelah dilakukan intervensi yaitu 54.8 hasil tersebut secara statistik deskriptif
menunjukkan bahwa ada perbedaan rata-rata antara nilai fatigue sebelum dan
value lebih kecil dari nilai batas kritis 0,05 (p< α) yang berarti terdapat pengaruh
akupresur dan latihan napas dalam terhadap fatigue. Dalam penelitian ini
Dala penelitian sudah mencanttumkan tabel frekuensi dan analisis sehingga hasil
penelitian akan lebih mudah dipahami oleh pembaca. Peneliti juga sudah
Latihan Fisik Kombinasi Nafas Dalam Terhadap Tingkat Fatigue Pada Pasien
Hemodialisis Di Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya Tahun 2018” pada hasil
(5.6%) yang masih mengalami fatigue berat, yang berarti level fatigue yang
kelompok kontrol sebagian besar tetap mengalami fatigue berat. Dalam penelitian
intervensi dan kelompok kontrol, sehingga hasil penelitian akan lebih terlihat
napas dalam dan yang tidak. Peneliti juga sudah menampilkan hasil penelitian
dengan tabel frekuensi dan analisis sehingga untuk hasil penelitian akan lebih
kesimpulan, saran untuk pihak terkait, dan daftar pustaka yang digunakan dalam
fisik kombinasi napas dalam seperti apa yang dapat menurunkan fatigue pasien.
responden adalah 3,80 dengan standar deviasi 1,23. Perbedaan nilai mean level
fatigue sebelum dan setelah dilakukan breathing exercise adalah 1,90, sehingga
dari nilai tersebut terlihat responden mengalami penurunan level fatigue setelah
0,000 (p < 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan antara level fatigue sebelum dan sesudah breathing exercise. intevensi
analisis sehingga hasil penelitian akan lebih mudah dipahami. Peneliti juga sudah
Latihan Relaksasi Nafas Pada Pasien Chronic Kidney Diseases Dengan Fatigue”
pada penelitian ini dilakukan intervensi selama 2 hari, hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa skor rata-rata fatigue hari pertama sebelum latihan relaksasi
nafas 59.6 dan skor rata-rata setelah latihan relaksasi nafas adalah 55.6, skor rata-
rata fatigue hari kedua sebelum latihan 54.6 dan setelah latihan 49, 00 yang berarti
latihan relaksasi nafas yang dilakukan pasien dapat menurunkan level fatigue
responden yang hanya berjumlah 2 orang dan peneliti juga tidak menyertakan
Slow Deep Breathing Untuk Menurunkan Keletihan Pada Pasien Gagal Ginjal
Kronik” , pada penelitian ini dilakukan intervensi slow deep berathing dengan
selama 10-15 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perubahan pada
ringan setelah diberikan terapi Slow Deep Breathing. Hal ini dibuktikan dengan
data responden 1 dan 2 sebelum dilakukan intervensi nilai fatigue berada dalam
peneliti juga sudah menyertakan tabel frekuensi, diakhir juga peneliti sudah
breathing exercise dapat menurunkan level fatigue pada pasien GGK yang
menjalani hemodilisa, penelitian yang dilakukan oleh Stanley, R., Leither, T.W, &
Sindelir, C. (2011), Roharti.SE et.al (2020), Pertiwi.RA et.al (2020), dan Fari.AI
et.al (2019) adalah penelitian yang menggunakan metode studi kasus kecuali
eksperimen dan penelitian ini hanya ada kelompok intervensi tidak terdapat
saja pada penelitian Stanley, R., Leither, T.W., & Sindelir, C. (2011) lebih banyak
sedangkan dua penelitian lainnya jumlah responden berjumlah 2-3 orang saja.
Stanley, R., Leither, T.W., & Sindelir, C. (2011) intrumen yang digunakan adalah
alat ukur the Kidney Disease Quality of Life (KDQOL), Pertiwi.RA et.al (2020)
menggunakan alat ukur skala fatigue piper, sedangkan Roharti.SE et.al (2020)dan
Fari.AI st.al (2019) memiliki kesamaan yaitu menggunakan alat ukur Fatigue
Antoro.B et.al (2021), Astuti et.al (2016), Sari.RY et.al (2018), Indrayana.M et.al
(2018), Vasudevan.L et.al (2020), Fari.AI st.al (2019), semua penelitian tersebut
kelompok penelitian.
Penelitian Hamed.LA dan Aziz TMA (2020) dan Sutinah dan Azhari.R
(2020) penelitian ini menggunakan alat ukur Fatigue Assessment Scale (FAS)
penelitian yaitu kelompok intervensi dan kelompok kontrol, hanya saja pada
penelitan Hamed.LA dan Aziz TMA (2020) kelompok kontrol tidak diberikan
intervensi apa-apa oleh peneliti sedangkan pada penelitian Sutinah dan Azhari.R
Maesaroh (2021), dan Sari.RY et.al (2018) dan Antoro.B et.al (2021) pada
dan Livana PH (2021) dan Antoro.B et.al (2021) dimana penelitian dilakukan di
intervensi dan kelompok kontrol, kecuali penelitian yang dilaukan oleh Maesaroh
(2021) dan Antoro.B et.al (2021) yang hanya menggunakan kelompok intervensi
(2021) pada penelitian ini alat ukur yang digunakan adalah Fatigue Severity Scale
(FSS). Penelitian ini dilakukan ditempat yang berbeda serta hanya terdapat
kelompok intervensi tanpa kelompok kontrol, lalu penelitian oleh Djupri.DR et.al
sampel penelitian.
dan Sinaga.RM (2020), pada ketiga penelitian ini intervensi yang dilakukan
meningkatkan ekspansi paru sehingga dapat berkembang maksimal, dan otot- otot
oksigen yang adekuat dimana oksigen memegang peran penting dalam sistem
respirasi dan sirkulasi tubuh. Saat kita melakukan breathing exercise, oksigen
mengalir ke dalam pembuluh darah dan seluruh jaringan tubuh, membuang racun
yang masuk dan disuplay ke seluruh jaringan sehingga tubuh dapat memproduksi
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Perawat
hemodialisa
2. Pasien
3. Peneliti selanjutnya