Anda di halaman 1dari 64

REVIEW LITERATUR

EFEKTIVITAS BREATHING EXERCISE TEEHADAP PENURUNAN


LEVEL FATIGUE PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG
MENJALANI HEMODIALISA

ELVA NUZULA RAHMAH

NIM. P07120520037

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2021
REVIEW LITERATUR

EFEKTIVITAS BREATHING EXERCISE TEEHADAP PENURUNAN


LEVEL FATIGUE PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG
MENJALANI HEMODIALISA

Dianjukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ners

ELVA NUZULA RAHMAH

NIM. P07120520037

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2021
HALAMAN PERSYARATAN ORISINALITAS

Review literatur ini adalah hasil karya peneliti sendiri, dan semua sumber yang

dikutip maupun dirujuk telah peneliti nyatakan dengan benar.

Nama : Elva Nuzula Rahmah

NIM : P07120520037

Tanda Tangan:

Tanggal : 17 September 2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

berkat dan rahmat-Nya, peneliti dapat menyelesaikan review literatur ini.

Penulisan review literatur ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat

untuk mencapai gelar Ners pada Program Studi Profesi Ners Jurusan Keperawatan

Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. Review literatur ini terwujud atas bimbingan,

pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu

persatu dan pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih

kepada:

1. Joko Susilo, SKM, M.Kes, selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

yang sudah memberikan izin melakukan penelitian.

2. Bondan Palestin, SKM, M. Kep, Sp.Kom, selaku Ketua Jurusan Keperawatan

yang sudah memberikan izin melakukan penelitian dan memberikan support.

3. Harmilah, S.Pd., S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.MB, selaku Ketua Prodi Profesi Ne

4. rs Jurusan Keperawatan yang sudah memberikan izin melakukan penelitian dan

memberikan support.

5. Rosa Delima Ekwantini, S.Kp., M.kes selaku ketua dewan penguji yang telah

bersedia menguji dan memberikan banyak masukan dalam seminar literatur

review ini.

6. Agus Sarwo Prayogi, S.Kep., Ns., M.H.Kes, selaku Pembimbing Utama yang

telah membimbing dan banyak memberikan masukan dalam penyusunan

review literatur ini.

7. Dr.Catur Budi Susilo, S.Pd., S.Kp., M.Kes, selaku Pembimbing Pendamping


yang telah membimbing dan banyak memberikan masukan dalam penyusunan

review literatur ini.

8. Orang tua, keluarga dan teman-teman peneliti yang telah memberikan bantuan

dukungan material dan moral.

9. Pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu menyelesaikan review literatur ini.

Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas

segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga Karya Tulis Ilmiah

ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.

Yogyakarta 2021
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
LITERATURE REVIEW

EFEKTIVITAS BREATHING EXERCISE TEEHADAP PENURUNAN


LEVEL FATIGUE PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG
MENJALANI HEMODIALISA
Elva Nuzula Rahmah1) Agus Sarwo Prayogi2) Catur Budi Susilo3)
Profesi Ners Poltekkes kemenkes Yogyakarta
Jl. Tatabumi No.3 Banyuraden, Gamping, Sleman
Email: vael525@gmail.com

ABSTRAK
Latar Belakang: Salah satu pengobatan gagal ginjal kronik (GGK) stadium akhir
adalah dengan dialisis, Hemodialisis (HD) merupakan salah satu terapi pengganti
ginjal dengan menggunakan prinsip difusi dan ultrafiltrasi untuk mengeluarkan
zat terlarut yang tidak diinginkan,Terdapat beberapa dampak pada seseorang yang
menjalani hemodialisa, salah satunya adalah fatigue atau keletihan Fatigue
merupakan perasaan subyektif yang tidak nyaman berupa kelelahan, kelemahan,
dan penurunan energi dan merupakan keluhan utama pasien dengan dialisis
(prevalensinya mencapai 60-97%), dan salah satu cara untuk mengatasi fatigue
adalah dengan breathing exercise. Tujuan: untuk melakukan review terapi
breathing exercise dalam mengatasi fatigue pasien gagal ginjal kronik yang
menjalani hemodialisa. Metodologi: Penelusuran artikel menggunakan data base
penelitian keperawatan dan kesehatan yaitu Pubmed, Proquest, Google Schollar,
dan Portal Garuda untuk menemukan artikel artikel sesuai kriteria inklusi dan
ekslusi kemudian dilakukan review. Hasil: berdasarkan hasil telaah dari 20 jurnal
maka didapatkan bahwa rata-rata pasien yang melakukan breathing exercise dapat
mengalami penurunan level fatigue. Kesimpulan: bahwa breathing
exercise/latihan pernapasan dapat menurunkan level fatigue pada pasien GGK
yang menjalani hemodialisa.

Kata kunci: Breathing Exercise, fatigue, hemodialisa

Keterangan:
....1) : Mahasiswa Profesi Ners Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
....2) : Dosen jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
....3) : Dosen Jurusan Keperawatan poltekkes Kemenkes Yogyakarta
LITERATURE REVIEW

THE EFFECTIVENESS OF BREATHING EXERCISE ON DECREASING


FATIGUE LEVEL IN CHRONIC KIDNEY FAILURE PATIENTS
UNDERGOING HEMODIALYSIS

Elva Nuzula Rahmah1) Agus Sarwo Prayogi2) Catur Budi Susilo3)


Profesi Ners Poltekkes kemenkes Yogyakarta
Jl. Tatabumi No.3 Banyuraden, Gamping, Sleman
Email: vael525@gmail.com

ABSTRACT
Background: One of the treatment for end-stage chronic kidney failure (CKD) is
dialysis, Hemodialysis (HD) is a renal replacement therapy using the principles of
diffusion and ultrafiltration to remove unwanted solutes, There are several effects
on someone undergoing hemodialysis, One of them is fatigue. Fatigue is an
uncomfortable subjective feeling in the form of fatigue, weakness, and decreased
energy. and is the main complaint of patients on dialysis (prevalence reaches 60-
97%), and one way to overcome fatigue is by breathing exercise. Objective: to
review breathing exercise therapy in overcoming fatigue in chronic kidney failure
patients undergoing hemodialysis. Methodology: Search articles using nursing
and health research databases, namely Pubmed, Proquest, Google Schollar, and
Garuda Portal to find articles according to inclusion and exclusion criteria, then a
review is carried out. Result: Based on the results of a review of 20 journals, it
was found that the average patient who did breathing exercise could experience a
decrease in fatigue levels. Conclusion: that breathing exercise can reduce fatigue
levels in CKD patients undergoing hemodialysis.

Key Words: Breathing exercise, fatigue, hemodialysis

Desricption:
....1) : College Student Of Departement Of Nursing Poltekkes
Kemenkes Yogyakarta
....2) : Lecturer of Departement of Nursing Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
....3) : Lecturer of Departement of Nursing Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gagal Ginjal Kronik (GGK) merupakan penurunan fungsi pada ginjal

yang progresif yang ditandai dengan penurunan laju filtrasi glomerulus/LFG

dan peningkatan kadar kreatinin dalam darah, yang umumnya berakhir pada

gagal ginjal irreversibel , dimana sebagian besar disebabkan karena diabetes

dan hipertensi yang harus mengkonsumsi obat secara rutin. Biasanya

asimptomatik dan sering terdiagnosis pada stadium lanjut. Telah ditemukan

bahwa kurang dari 10% orang dengan CKD mengenali penyakit mereka.

Pasien dengan CKD dirawat untuk jangka waktu yang cukup lama dengan diet

pembatasan asupan natrium, kontrol fosfat dan pengobatan yang tepat sesuai

dosis. Namun, setelah berbulan-bulan atau bertahun-tahun telah terjadi

penurunan fungsi ginjal yang progresif dan tidak dapat diubah. Ketika fungsi

ginjal turun ke tingkat 10-15% dari normal, ia telah mencapai stadium akhir

(Gerogianni & Babatsikou, 2019).

Menurut WHO (World Health Organization) (2018), pasien yang

menderita gagal ginjal kronis telah meningkat 50% dari tahun sebelumnya,

secara global kejadian gagal ginjal kronis lebih dari 500 juta orang dan yang

harus menjalani hidup dengan bergantung pada cuci darah (hemodialisa)

adalah 1,5 juta orang (WHO, 2018).

Berdasarkan dari hasil riset kesehatan dasar (Kemenkes) 2018, populasi

umur > = 15 tahun di Indonesia yang terdiagnosis mengalami gagal ginjal


kronik (GGK) stadium V sebesar 3,8% naik sebesar 1,8% dibandingkan

dengan 2013.

Salah satu pengobatan gagal ginjal stadium akhir adalah dengan

dialisis. Hemodialisis (HD) merupakan salah satu terapi pengganti ginjal

dengan menggunakan prinsip difusi dan ultrafiltrasi untuk mengeluarkan zat

terlarut yang tidak diinginkan (Alwi et.al 2015). Berdsarkan data, tercatat

bahwa ada 132.142 orang yang aktif menjalani hemodialisadi indonesia. Di

DIY sendiri terdapat peningkatan pasien baru yang menjalani hemodialisa

yaitu dari 359 orang di tahun 2017 menjadi 2.730 pasien baru pada tahun 2018

(Indonesian Renal Registry, 2018).

Terdapat beberapa dampak pada seseorang yang menjalani hemodialisa,

salah satunya adalah fatigue atau keletihan. Fatigue adalah perasaan subyektif

yang tidak nyaman berupa kelelahan, kelemahan, dan penurunan energi dan

merupakan keluhan utama pasien dengan dialisis (prevalensinya mencapai 60-

97%). Fatigue yang dialami merupakan salah satu masalah keperawatan yang

memerlukan penanganan karena kondisi tersebut dapat menyebabkan

berkurangnya kemampuan menyelesaikan masalah, memicu gangguan

kardiovaskular, mempengaruhi aktivitas sehari hari dan kelangsungan hidup

pasien hemodialisa (Dermawan et al.,2019).

Terdapat beberapa kondisi yang dapat mempengaruhi kondisi fatigue

pada pasien hemodialisis yaitu uremia, anemia, malnutrisi, depresi, dan

kurangnya aktivitas fisik. Uremia pada pasien hemodialisis dapat menyebabkan


pasien kehilangan nafsu makan, mual, muntah, kehilangan energi dan protein,

dan penurunan produksi karnitin yang menyebabkan penurunan produksi

energy untuk skeletal dan mengakibatkan fatigue (Muz et al., 2017; Auliasari

BM et,al 2020). Fatigue yang tidak diobati dapat berdampak pada kualitas

hidup, mengarah pada kelemahan meningkatnya ketergantungan pada orang

lain, penurunan energi fisik dan mental, penarikan sosial, dan depresi.

(Davey et al., 2019).

Metode penanganan terhadap kelelahan atau fatigue dilakukan kedalam

dua cara yaitu farmakologi dan nonfarmakologi. Terapi farmakologis yang

diberikan mencakup penambahan L-carnitine, vitamin C dan eritropoetin serta

pengobatan untuk mengatasi anemia. Sedangkan terapi non farmakologis yang

dapat digunakan yaitu exercise, yoga, relaksasi, akupresur, akupunktur,

stimulasi elektrik (Soliman, 2015, Black & Hwaks, 2014 ; Sari RY et al,2018)

dan Breathing exercise (Djamaludin D et al,2021).

Breathing exercise adalah teknik penyembuhan yang alami dan

merupakan bagian dari strategi holistic self-care untuk mengatasi berbagai

keluhan seperti fatigue, nyeri, gangguan tidur, stress dan kecemasan. Secara

fisiologis, breathing exercise akan menstimulasi sistem saraf parasimpatik

sehingga meningkatkan produksi endorpin, menurunkan heart rate,

meningkatkan ekspansi paru sehingga dapat berkembang maksimal, dan otot-

otot menjadi rileks. Breathing exercise membuat tubuh kita mendapatkan input

oksigen yang adekuat. dimana oksigen memegang peran penting dalam sistem

respirasi dan sirkulasi tubuh. Saat kita melakukan breathing exercise, oksigen
mengalir ke dalam pembuluh darah dan seluruh jaringan tubuh, membuang

racun dan sisa metabolisme yang tidak terpakai, meningkatkan metabolisme

dan memproduksi energi. Breathing exercise akan memaksimalkan jumlah

oksigen yang masuk dan disuplay ke seluruh jaringan sehingga tubuh dapat

memproduksi energi dan menurunkan level fatigue (Septiwi, 2013). Breathing

exercise juga dapat dilakukan semua pasien gagal ginjal kronik yang menjalani

hemodilisa dikarenakan ini merupakan teknik yang mudah dilakukan, mudah

dipelajaris serta tidak memerlukan pelatihan khusus, tidak membahayakan, dan

tidak memerlukan biaya besar, serta dapat dilakukan oleh pasien yang memiliki

kelumpuhan/masalah pada tangan maupun kaki.

Bersasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk membahas mengenai

literature review tentang breathing exercise terhadap penurunan fatigue pada

pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa. Sebelum menyusun

literature review peneliti sudah membaca banyak dari penelitian yang

mendapatkan hasil bahwa terapi breathing exercise dapat menurunkan level

fatigue pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa. Dengan

menurunnya fatigue pada pasien melalui terapi breathing exercise maka dapat

pula meningkatkan kualitas hidup pasien tersebut.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah breathing exercise dapat


berpengaruh dalam penurunan fatigue pada pasien gagal ginjal kronik yang

menjalani hemodialisa”

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan review terapi

breathing exercise dalam mengatasi fatigue pasien gagal ginjal kronik yang

menjalani hemodialisa.

2. Tujuan khusus

a. Untuk menganalisa prosedur tingkat fatigue pada pasien gagal ginjal

kronik yang menjalani hemodialisa

b. Untuk menganalisa prosedur pengaruh dari terapi breathing exercise

dalam mengatasi fatigue pasien gagal ginjal kronik yang menjalani

hemodialisa

D. Ruang Lingkup

Adapun ruang lingkup penelitian dalam Literature Review ini yaitu

mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah (Sistem Perkemihan) dan semua

jenis penelitian terkait penerapan breathing exercise terhadap fatigue pasien

gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa.


E. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

Diharapkan dari literature review ini dapat bermanfaat untuk

menambah ilmu pengetahuan tentang pengaruh breathing exercise

terhadap penurunan fatiguen pada pasien gagal ginjal kronik yang

menjalani hemodialisa.

2. Secara Praktis

a. Bagi pasien

Hasil analisa ini bisa dijadikan untuk pasien gagal ginjal kronik

yang menjalani hemodialisa sebagai tindakan mandiri untuk mengatasi

fatigue terhadap dirinya untuk membantu proses kualitas hidupnya.

b. Bagi perawat

Hasil analisa ini bisa dijadikan intervensi mandiri sebagai

tindakan keperawatan dalam mengatasi fatigue pada pasien gagal ginjal

kronik yang menjalani hemodialisa

c. Bagi institusi pendidikan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan seebagai kajian literature

review untuk kepustakaan dan menambah ilmu pengetahuan terutama

pada mata kuliah keperawatan medikal bedah (sistem perkemihan) dalam

mengurangi fatigue pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani

hemodialisa.
d. Bagi Mahasiswa

Dapat meningkatkan pengetahuan dalam memberikan

pelaksanaan asuhan keperawatan pasien gagal ginjal kronik, serta dapat

memberikan pengalaman, dan menambah pengetahuan tetang tindakan

asuhan keperawatan pasien gagal ginjal kronik.

e. Bagi Peneliti

Diharapkan dari hasil literatur review ini dapat memperdalam

pengetahuan peneliti tentang pengaruh breathing exercise terhadap

penurunan fatigue pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani

hemodialisa dan dapat mengembangkan kemampuan dalam penelitian,

serta dapat mengaplikasikan tindakan tersebut dikemudian hari.


BAB II

METODE PENELITIAN

A. Desain dan Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian literature review yakni sebuah

jenis penelitian yang berupaya memeriksa, menganalisa, mengevaluasi, dan

mensintesiskan atau menggabungkan berbagai temuan penelitian, teori, dan

bahan penelitian lainnya terkait dengan topik tertentu. Desain penelitian ini

membutuhkan keterampilan mengidentifikasi topik, mencari, menganalisis,

dan menghubungkan berbagai penelitian dalam satu perspektif yang bermakna

dan koheren (Efron & Ravid, 2019).

B. Metode Pengumpulan Data

1. Sumber Data Base Penelitian

Pemilihan database literatur disesuaikan dengan topik pembahasan

(Jing et al., 2018). Pencarian literatur dalam penelitian ini berasal dari

Google Scholar, Pubmed, Proquest, dan Garuda dengan kata kunci

breathing exercise, fatigue, dan hemodialysis.

2. Waktu Publikasi

Pencarian berbatas dalam kurun waktu tertentu, dalam penelitian

ini kurun waktu yang digunakan adalah publikasi antara tahun 2011-2021.
3. Menetapkan Pertanyaan Penelitian

Langkah pertama untuk menemukan penelitian yang efisien adalah

mengajukan pertanyaan klinis yang dirancang dengan baik berdasarkan

framework PICO, PIO, atau PEO (Frandsen, Lindhart, & Eriksen., 2020).

Pertanyaan penelitian ini ditentukan dengan menggunakan framework

PEO yaitu singkatan dari Population – Exposure (intervensi/ paparan) –

Outcome (luaran/ hasil).

Tabel 1. Framework PEO Untuk Menentukan Pertanyaan

Population Exposure Outcome


Hemodialysis Breathing Exercise Fatigue

Berdasarkan framework tersebut, maka didapatkan pertanyaan

penelitian yaitu “Bagaimana fatigue pada pasien gagal ginjal kronik yang

menjalani hemodialisa setelah dilakukan breathing exercise?” Komponen

yang diidentifikasi dalam menentukan pertanyaan penelitian (PICO, PIO

atau PEO) dapat digunakan sebagai dasar untuk kata kunci dalam strategi

pencarian (Dobbins, 2017).

Tabel 2. Kata Kunci atau Keywords


Population Exposure Outcome

Hemodialysis Breathing exercise Fatigue

4. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Tabel 3. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Kriteria Inklusi a) Artikel/ sumber informasi terbit tahun 2011-

2021

b) Artikel teks lengkap (full text)

c) Artikel/ sumber informasi berbahasa

Indonesia atau Inggris

d) Original artikel penelitian bukan literature

review

e) Jurnal memuat tentang breathing exercise

untuk fatigue pada pasien gagal ginjal kronik

yang menjalani hemodialisa


Kriteria Eksklusi a) Laporan penelitian dalam bentuk monograf

skripsi, Tesis

Setelah dilakukan seleksi berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi

selanjutnya diekstraksi dalam bentuk skema seperti dibawah ini:

Google
Proquest Pubmed Garuda
Schollar
Penelusuran Fulltext

2011-2021 25
16

sesuai dengan kriteria Gambar 1. Skema Penelitian Artikel Berdasarkan


Kriteria Inklusi dan Eksklusi
1 1 2
inklusi dan eksklusi

Eligible untuk dianalisis

1 1 2

Total 20 Jurnal
5. Strategi Penelusuran Publikasi

a) Strategi Pencarian Literatur

Ketersediaan waktu melakukan rapid review akan secara

signifikan mempengaruhi sejauh mana pencarian komprehensif

dilakukan untuk semua bukti yang tersedia (Dobbins, 2017). Strategi

pencarian literatur menggunakan database yang dikembangkan dari

pertanyaan penelitian (Pham, et al., 2014).

Tabel 4. Strategi Pencarian pada Data Based

Strategi Pencarian pada Data Based


Langkah pencarian artikel melalui databased

1. Breathing Exercise

2. Fatigue

3. Hemodialysis
4. #1 AND #2 AND #3

b) Pemilihan Artikel

Proses skrining digunakan untuk menilai relevansi penelitian

yang diidentifikasi dalam pencarian. Penelitian yang memenuhi syarat

akan dimasukkan jika memang secara luas menggambarkan

penggunaan metodologi sesuai dengan lingkup yang diinginkan untuk

diidentifikasi dan mengkarakterisasi literatur atau bukti berdasarkan

topik yang luas (Pham, et al., 2014).

Pencarian jurnal dan sumber informasi menggunakan database

Google Scholar, pubmed, Proquest dan Garuda yang diakses secara


online sesuai dengan langkah pencarian artikel dengan memasukkan

padanan kata dari keyword 4 yaitu gabungan antara keyword 1, 2 dan 3

“Breathing exercise AND fatigue AND hemodialysis” yaitu

menggunakan “Breathing exercise fatigue patient hemodialysis”

dengan LIMIT publication date 2011-2021.

C. Merangkum dalam Tabel Ringkasan Pustaka

Artikel yang sudah masuk dalam kriteria inklusi yang dianalisa dan

disintesis kemudian akan dirangkum dalam bab selanjutnya dalam bentuk

tabel ringkasan pustaka. Rangkuman artikel terdiri dari judul penelitian, nama

peneliti, tahun penelitin dan tempat publikasi artikel, besar sampel, metode

penelitian, alat yang digunakan selama penelitian, hasil dan kesimpulan

penelitian lengkap dengan nilai serta signifikannya. Kemudian tabel

rangkuman hasil penelitiannya, diharapkan akan ditemukan sebuah

kesimpulan yang dapat dijadikan dasar dalam melakukan pembahasan.

D. Analisis dan Sintesis

Analisis dan sintesis dalam penelitian ini menggunakan metode

naratif. Pada bagian ini peneliti menggunakan pola pikir induktif (dari khusus

ke umum) dan deduktif (dari umum ke khusus). Analisis yang dilakukan

dalam penelitian ini berupa menguraikan permasalahan yang ditemukan serta

membuat perbandingan-perbandingan antara satu sumber bacaan dengan

sumber bacaan lainnya. Selain itu peneliti juga mengulas kelemahan dan

kelebihan yang ditemukan dalam sumber-sumber bacaan, serta menjelaskan


manfaat yang bisa dipetik dari sumber tulisan yang ada. Hasil dari

perbandingan tersebut kemudian disatukan menjadi suatu kesatuan yang utuh

dan menyeluruh. Cara untuk menganalisis permasalahan dalam sumber

bacaan penelitian ini ditulis secara singkat dan padat.

Sedangkan dalam sintesis peneliti mengemukakan ide atau gagasan

baru untuk memecahkan masalah yang ditemukan. Peneliti memberikan

komentar, membahas, atau bentuk lainnya secara argumentative yang luas.

Hasil sintesis ini pada dasarnya adalah berupa data, fakta atau informasi, atau

ide baru, yang belum pernah ditulis oleh peneliti lainnya tidak hanya sekedar

mengumpulkan informasi saja.

E. Penyusunan Laporan

1. Mencari tema yang ingin di angkat sebagai laporan literatur

review

2. Mencari, dan membaca jurnal/artikel tentang tema yang ingin

diangkat, yaitu jurnal yang membahas tentang pengaruh breathing

exercise terhadap penurunan fatigue pada pasien gagal ginjal

kronik (GGK) yang menjalani hemodialisa yang sudah

ditentukan kriteria inklusi dan ekslusinya.

3. Membuat Ringkasan Pustaka jurnal yang ingin di analisis ( jurnal

yang membahas pengaruh breathing exercise terhadap penurunan

fatigue pada pasien GGK yang menjalani hemodialisa)

4. Melakukan analisis terhadap jurnal/artikel yang diteliti


5. Membuat kesimpulan jurnal/atikel yang diteliti

6. Melakukan konsultasi dengan pembimbing untuk hasil literatur review

pengaruh breathing exercise terhadap penurunan fatigue pada pasien GGK

yang menjalan hemodialisa

7. Melakukan seminar hasil laporan literatur review yang berjudul pengaruh

breathing exercise terhadap penurunan fatigue pada pasien GGK yang

menjalan hemodialisa

8. Melakukan perbaikan hasil laporan literatur review

9. Mengumpulkan hasil laporan literatur review


BAB III

RINGKASAN PUSTAKA

Untuk mencari artikel, penulis melakukan pencarian menggunakan kata kunci yang telah

disusun. Setelah dilakukan seleksi berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi terdapat 20 artikel

kemudian dianalisis. Dibawah ini merupakan 20 daftar artikel yang di ekstraksi dalam bentuk

tabel:

Tabel 3.1 Ringakasan Pustaka

Studi/Penulis Tempat Besar Rentang usia Kelompok Metode Outcome


Penelitian sampel Intervensi Kontrol penelitian/al
at ukur
Benefits of a Amerika 94 sampel, Rentang usia Kelompok - Metode yang Hasil penelitian
Holistic dan sampel 26-88 intervensi digunakan ini menunjukkan
Breathing semuanya tahun dimana diberikan adalah bahwa 27%
Technique in termasuk rata-rata usia intervensi deskriptif pasien
Patients on dalam sampel berada relaksasi napas studi kasus menyatakan
Hemodialysis/ kelompok pada rata-rata sederhana dengan alat tingkat kelelahan
Stanley, R., intervensi 67 tahun ukur the dan energi
Leither, T.W., Kidney mereka
& Sindelir, C. Disease meningkat
(2011) Quality of (mengalami
Life penurunan
(KDQOL) fatigue) setelah
melakukan
intervensi.

Effect of Deep Mesir 100 Rentang usia Kelompok Kelompok Metode yang Hasil penelitian
Breathing sampel, sampel 18-60 intervensi kontrol digunakan menunjukkan
Exercise kelompok tahun diberikan mendapatkan adalah a bahwa latihan
Training on intervensi intervensi perawatan randomized pernapasan dapat
Fatigue' Level berjumlah latihan konvensional quasi- menurunkan
among 50 sampel, pernapasan di RS/ tidak experimental tingkat fatigue
Maintenance dan sebanyak 2 kali mendapatkan design with pada kelompok
Hemodialysis kelompok sehari selama 4 intervensi parallel intervensi, dan
Patients: kontrol 50 minggu latihan groups/ signifikan secara
Randomized sampel berturut-turut. pernapasan dengan alat statistik
Quasi- ukur Fatigue perbedaan dalam
experimental Assessment kelompok
Study/Hamed.L Scale (FAS) intervensi
A dan Aziz dinyatakan
TMA (2020) sebelum dan
sesudah
intervensi
(P<0,001).

The Effects Of Malaysia 47 sampel, Rentang usia Kelompok - Metode yang Hasil penelitian
Breathing dan sampel 39-72 intervensi digunakan ini menunjukkan
Exercise In semuanya tahun dimana mendapatkan adalah bahwa ada
Reducing The termasuk rata-rata usia intervensi penelitian penurunan yang
Number Of dalam sampel berada Latihan ekperimental signifikan dalam
Symptoms And kelompok pada rata-rata pernapasan yang dengan pre beban gejala dan
Level Of intervensi 56 tahun dilakukan test dan post keparahan
Symptoms selama 20 menit tes/ dengan termasuk gejala
Severity Among selama alat ukur fatigue) dengan
Patients setiap sesi Symptom nilai ( p=<0,01).
Undergoing dialisis selama 8 Index (DSI) Yang berarti ada
Hemodialysis/ minggu penurunan yang
Vasudevan.L signifikan dalam
et.al (2020) beban gejala dan
tingkat keparahan
pasca intervensi.

The effects of Jambi 76 sampel Rentang usia Kelompok Kelompok Metode yang Hasil penelitian
relaxation yang dtampilkan intervensi kontrol digunakan ini menunjukkan
breathing on terbagi hanya dalam diberikan diberikan adalah bahwa
fatigue in menjadi bentuk usia intervensi intervensi kuantitatif teknik relaksasi
patients with kelompok dari 21 tahun - relaksasi nafas teknik dengan quasi nafas dalam
chronic kidney intervensi >35 tahun dalam selama imajinasi eksperimen, memiliki
disease dan 15 menit terbimbing   non efek pada
undergoing kelompok selama kurang ekuivalen, pengurangan
hemodialysis/Su kontrol lebih 10 pre test kelelahan pada
tinah dan menit. dan post tes/ pasien penyakit
Azhari.R (2020) dengan alat ginjal kronis yang
ukur fatigue menjalani
assessment hemodialisa
scale (FAS) dengan nilai p =
0,043 (<0,05).

The Effect of Banten 28 sampel, Rentang usia Kelompok - Metode yang hasil penelitian
Breathing dan sampel 32-60 intervensi akan digunakan ini menunjukkan
Exercise and semuanya tahun dimana diberikan adalah Pre- adanya pengaruh
Range of termasuk sebagian besar intervensi Experimenta yang signifikan
Motion (ROM) dalam sampel berada latihan napas l antara
Exercise kelompok pada rata-rata dan latihan One Group latihan
towards the intervensi 54-60 tahun Range of Pretest pernapasan dan
Decrease of Motion (ROM). Posttest/ latihan Range of
Intradialysis Waktu latihan dengan alat Motion (ROM).
Fatigue Level in Pernapasan ukur Fatigue terhadap
Hemodialysis dilakukan dua Severity penurunan
Unit at Dr. kali, sebelum Scale (FSS) tingkat kelelahan
Adjidarmo dan sesudah intradialisis
Hospital, (ROM) dengan nilai
Banten/Djupri.D (p<0,05).
R et.al (2019)

Preliminary Malaysia 55 sampel, Rentang usia Kelompok Kelompok Metode yang Hasil penelitian
study of an kelompok sampel 40-74 intervensi kontrol digunakan ini menunjukkan
exercise intervensi tahun dimana mendapatkan diminta untuk adalah bahwa terdapat
programme for berjumlah rata-rata usia intervensi napas mempertahank kuantitatif perubahan tingkat
reducing fatigue 28 sampel, sampel berada dalam yang an gaya hidup dengan fatigue sebelum
and improving dan pada rata-rata dilakukan mereka quasi- dan setelah
sleep among kelompok 57 tahun sebanyak tiga seperti eksperimen dilakukan
long-term kontrol 27 kali seminggu biasanya non- intervensi yaitu,
haemodialysis sampel selama 12 selama ekuivalen pada kelompok
patients/ minggu periode pre test and intervensi nilai
Maniam.R et.al penelitian post test/ Fatigue sebelum
(2014) dengan alat dilakukan latihan
ukur FACIT dengan nilai
fatigue scale 30.0 ± 10.9 dan
setelah ilatihan
40.5 ± 7.9. yang
berarti tingkat
fatigue berkurang
.
Slow Deep Lampung 56 sampel, Usia tidak Kelompok Kelompok Metode yang Hasil penelitian
Breathing kelompok dicantumkan intervensi kontrol diagunakan menunjukkan
Berpengaruh intervensi penulis diberikan mendapatkan adalah adanya perbedaan
Terhadap berjumlah intervensi slow perawatan kuantitatif signifikan skor
Fatigue Pada 28 sampel, deep breathing konvensional dengan fatigue sebelum
Pasien Dengan dan di RS/ tidak desain quasi dan setelah
Gagal Ginjal kelompok mendapatkan experimental dilakukan slow
Kronik Yang kontrol intervensi pre-post test deep breathing
Menjalani berjumlah slowdeep with control dengan nilai (p
Hemodialisis/ 28 sampel breathing grup/dengan value 0.000).
Hasanah U dan alat ukur
Livana PH FACIT
(2021) fatigue scale
Penurunan Nusa 60 sampel, Rentang usia Kelompok - Metode yang Hasil penelitian
Tingkat Tenggara dan sampel 17->65 intervensi digunakan ini menunjukkan
Kelelahan Barat semuanya tahun dimana mendapatkan adalah pre- bahwa sebelum
Pasien Gagal termasuk sebagian besar intervensi experimental dilakukan
Ginjal Yang dalam sampel berada relaksasi napas one group intervensi dari 60
Menjalani kelompok pada rata-rata dalam yang pre-test and responden, (yang
Hemodialisis intervensi 36-45 tahun dilakukan dalam post- mengalami
Melalui Promosi durasi 1 sampai test/dengan kelelahan ringan
Kesehatan 5 siklus. Setiap alat ukur 1 orang, sedang
Teknik siklus dilakukan Subjective 35, berat 24), dan
Relaksasi Nafas selama 5 menit Self Rating setelah dilakukan
Dalam/ Jafar.Sr dengan jeda Test (SSRT) intervensi tingkat
(2019) istirahat selama kelelahan
10-15 menit. menurun menjadi
( kelelahan ringan
ringan 28, sedang
32, dang berat 0 ).
Analisis
hubungan tingkat
kelelahan
sebelum dan
setelah intervensi
menggunakan
wilcoxon signed
rank test
menunjukkan
bahwa dari 60
responden
negative rank
yaitu responden
yang mengalami
penurunan
sebanyak 45, nilai
mean rank
negative adalah
23, dengan nilai p
< α (0,05) . Hal
ini berarti
terdapat
perbedaan tingkat
kelelahan
sebelum dan
setelah diberikan
intervensi.
Pengaruh Lampung 30 sampel, Rentang usia Kelompok - Metode yang Hasil penelitian
Breathing dan dituliskan intervensi digunakan menunjukkan
Exercise semuanya penulis hanya diberikan adalah bahwa adanya
Terhadap Level termasuk dengan angka intervensi kuantitatif, pengaruh
Fatigue Pasien dalam <50->50 breathing dengan breathing
Hemodialisis/Dj kelompok dimana rata- exercise pendekatan exercise terhadap
amaludin.D et.al intervensi rata usia quasi level fatigue
(2021) sampel berada eksperimen/ (menurunya level
pada rata-rata dengan alat fatigue) pasien
>50 tahun ukur hemodialysis
Fatigue dengan nilai (p
Severity value 0,000).
Scale
Deep Breathing Lampung 80 sampel, Rentang usia Kelompok - Metode yang Hasil penelitian
Berpengaruh dan dituliskan intervensi digunakan menunjukkan
Terhadap semuanya penulis hanya diberikan adalah bahwa terdapat
Tingkat termasuk dengan angka intervensi deep kuantitatif pengaruh yang
Kelelahan Pada dalam <50->50 breathing dengan signifikan antara
Pasien kelompok dimana selama 15 kali pendekatan level fatigue
Hemodialisis/A intervensi sebagian besar diselingi quasi sebelum dan
ntoro.B et.al sampel berada istirahat singkat experiment sesudah deep
(2021) pada rata-rata setiap 5 kali. One Group breathing dengan
53-60 tahun Pretest- nilai p-value
Posttest / 0.000 (p < 0,05).
dengan alat
ukur
(FACIT)
Fatigue
Scale
Pengaruh Makassar 25 sampel, Rentang usia Kelompok - Metode yng Hasil penelitian
Breathing dan sampel adalah intervensi digunakan menunjukkan
Exercise semuanya 26-71 tahun diberikan adalah Quasi bahwa terdapat
Terhadap Level termasuk dimana rata- intervensi eksperimen pengaruh
Fatigue Pasien dalam rata usia breathing One Group breathing
Gagal Ginjal kelompok sampel berada exercise yang Pretest exercise terhadap
Yang Menjalani intervensi pada rata-rata dilakukan 2 kali Postest/ level fatigue pada
Hemodialisis/Sa 49 tahun seminggu dengan alat pasien yang
fruddin.S Dan selama 4 ukur tidak menjalani
Asnaniar.Ws minggu. disebutkan hemodialisis
(2019) dengan nilai p =
0.000.
Pengaruh Jawa Barat 16 sampel, Rentang usia Kelompok - Metode yang Hasil penelitian
Breathing dan dituliskan intervensi digunakan menunjukkan
Exercise semuanya penulis hanya diberikan adalah kuasi bahwa rata-rata
Terhadap termasuk dengan angka intervensi eksperiment tingkat fatique
Penurunan dalam 20->30 tahun breathing al pre and setelah dilakukan
Tingkat Fatigue kelompok dimana exercise post test intervensi
Pada Pasien intervensi sebagian besar Tindakkan tanpa menurun .dengan
Hemodialisa/Ma sampel dalam breathing kelompok hasil uji statistik
esaroh (2021) usia >30 tahun exercise yang kontrol./ didapatkan nilai
dilakukan 4 dengan alat 0,000 maka dapat
(empat) kali ukur FACIT disimpulkan ada
sehari, sekali fatigue scale perbedaan
tindakan selama signifikan antara
15 menit, tingkat fatique
dilakukan 15 sebelum dan
menit di jam setelah intervensi.
pertama, 15
menit jam
kedua, 15 menit
jam ketiga, 15
menit jam
keempat
Pengaruh Kendari 20 sampel, Rentang usia Kelompok - Metode yang Hasil penelitian
Pursed Lip dan sampel yaitu intervensi digunakan menunjukkan
Breathing semuanya 21-68 tahun mendapatkan adalah bahwa terdapat
Terhadap termask dimana intervensi kuantitatif perbedaan yang
Fatiguepasien dalam sebagian besar breathing dengan quasi signiifkan antara
Ggk Di Ruang kelompok sampel dalam exercise yang ekperimen fatigue sebelum
Hemodialisa intervensi usia 37-44 dilakukan dalam pre and post dan setelah
Rsud tahun 5 menit dengan test tanpa dilakukan pursed
Bahteramas/ 7 kali kelompok lips breathing
Indrayana.M pengulangan. kontrol/ dengan hasil uji T
et.al (2018) dengan alat berpasangan
ukur Visual (Paired Sampel
Analogue T-Test) di
Fatigue dapatkan nilai p
Scale 0.000 ( p <
0.000).
Napas Dalam Bandung 26 sampel, Usia tidak Kelompok - Metode yang Hasil penelitian
Menurunkan dan dicantumkan intervensi digunakan menunjukkan
Tingkat semuanya penulis diberikan adalah bahwa tingkat
Kelelahan termasuk intervensi Quasy kelelahan pada
Pasien Post dalam relaksasi napas experiment pasien post
Hemodialisis Di kelompok dalam pre-post test hemodialisis
Ruang intervesni tanpa setelah dilakukan
Hemodialisis kelompok latihan napas
Rumah kontrol/ dalam menurun
Sakit/Astuti dengan alat dengan nilai nilai
et.al (2016) ukur p sebesar 0,002.
Fatigue Yang berarti
Severity terdapat pengaruh
Scale (FSS). antara napas
dalam terhadap
tingkat kelelahan
pada pasien post
hemodialisis
Efektifitas Palembang 30 sampel, Rentang usia Kelompok - Metode yang Hasil penelitian
Progressive semuanya sampel yaitu intervensi digunakan menunjukkan
Muscle termasuk 42-56 tahun breathing adalah bahwa nilai rata-
Relaxation dalam exercise Randomized rata tingkat
(Pmr) Dan kelompok diberikan Clinical fatigue pasien
Relaxation intervensi intervensi Trial (RCT) sebelum
Breathing namun 10 breathing pre dan post melakukan RBE
Exercise (RBE) orang exercise test three yaitu 6.65 dan
Terhadap kelompok sebanyak 2 kali group/ sesudah
Tingkat Fatigue progressiv seminggu dengan alat dilakukan RBE
Dan Selfcare e muscle selama 10-20 ukur Piper 3.77 dengan nilai
Pasien relaxation menit pada Fatigue p (value = 0,000)
Ggk/Fari.AI (PMR), 10 waktu yang Scale (PFS) yang berarti
st.al (2019) orang sama selama 8 terdapat
kelompok minggu. perbedaan tingkat
relaxation fatigue sebelum
breathing dan sesudah
exercise dilakukan
(RBE), dan intervensi.
10 orang
kelompok
progressiv
e muscle
relaxation
(PMR) dan
relaxation
breathing
exercise(R
BE)
Pengaruh Medan 40 sampel, Rentang usia Kelompok - Metode yang Hasil penelitian
Akupresur dan dan sampel yaitu intervensi digunakan menunjukkan
Latihan Napas semuanya 25->46 tahun mendapatkan adalah bahwa ada
Dalam Terhadap termasuk intervensi kuantitatif perbedaan rata-
Fatigue dan dalam akupresur dan dengan rata antara nilai
Kualitas Tidur kelompok latihan napas desain quasi fatigue sebelum
Pasien intervensi dalam eksperimen dan sesudah. Data
Hemodialisa di one group hasil perhitungan
Murni Teguh pretest- Wilcoxon dengan
Memorial postest/ p sebesar (value
Hospital/Simatu dengan alat = 0,000).
pang.LL dan ukur yang
Sinaga.RM dibagi
(2020) menjadi 3
kategori
yaitu fatigue
ringan,
sedang, berat
Pengaruh Surabaya 36 sampel, Usia Kelompok Kelompok Metode yang Hasil penelitian
Latihan Fisik kelompok dituliskan intervensi kontrol digunakan menunjukkan
Kombinasi intervensi hanya dengan mendapatkan mendapatkan adalah bahwa pada
Nafas Dalam berjumlah keterangan, intervensi perawatan Quasy- kelompok
Terhadap 18 sampel, dewasa akhir, latihan fisik konvensional Experiment intervensi tingkat
Tingkat Fatigue dan lansia awal kombinasi napas di RS/ tidak dengan fatigue dengan
Pada Pasien kelompok dan lansia dalam mendapatkan pendekatan analisa uji
Hemodialisis Di kontrol 18 akhir. intervensi the untreated Wilcoxon signed
Rumah Sakit sampel latihan fisik control rank test vnilai p
Islam Jemursari kombinasi group design (value= 0,000)
Surabaya Tahun napas dalam with yang berarti
2018/Sari.RY dependent Latihan fisik
et.al (2018) pre-test and kombinasi nafas
post test/ dalam
dengan alat berpengaruh
ukur Facit menurunkan
Fatigue tingkat fatigue.
Scale
Pengaruh Jakarta 10 sampel, Rentang usia Kelompok - Metode yang Hasil penelitian
Breathing dan sampel yaitu intervensi digunakan menunjukkan
Exercise semuanya 20-60 tahun mendapatkan adalah quasi bahwa terdapat
Terhadap Level termasuk intevensi eksperimen penurunan level
Fatigue Pasien dalam breathing dengan fatigue setelah
Hemodialisis Di kelompok exercise secara pendekatan dilakukan
Rspad Gatot intervensi teratur selama 4 prepost test intervensi
Subroto minggu design/ dengan. hasil uji
Jakarta/Septiwi. dengan alat T berpasangan
C (2013) ukur (paired t test)
Fatigue didapatkan nilai p
Visual 0,000 (p < 0,05)
Numeric sehingga dapat
Scale disimpulkan
bahwa terdapat
perbedaan yang
signifikan antara
level fatigue
sebelum dan
sesudah breathing
exercise.
Observasi Bandung 3 sampel, Usia sampel Kelompok - Metode yang Hasil studi
Latihan dan yaitu , 60 intervensi digunakan menujukkan, skor
Relaksasi Nafas semuanya tahun dan 52 mendapatkan adalah rata-rata fatigue
Pada Pasien termasuk tahun intervensi rancangan hari pertama
Chronic Kidney dalam relaksasi napas penelitian sebelum latihan
Diseases kelompok selama 2 hari studi kasus/ relaksasi nafas
Dengan intervensi dengan alat 59.6 dan skor
Fatigue/Roharti. ukur rata-rata setelah
SE et.al (2020) Fatigue latihan relaksasi
Severity nafas adalah 55.6,
Scale (FSS). skor rata-rata
fatigue hari kedua
sebelum latihan
54.6 dan setelah
latihan 49,00
yang berarti
latihan relaksasi
nafas yang
dilakukan pasien
dapat
menurunkan level
fatigue yang
dirasakan pasien.
Penerapan Slow Semarang 2 sampel, Penulis tida Kelompok - Metode yang Hasil studi
Deep Breathing dan mencantumka intervensi digunakan menunjukkan
Untuk semuanya n usia mendapatkan adalah bahwa ada
Menurunkan termasuk intervensi slow rancangan perubahan pada
Keletihan Pada dalam deep berathing penelitian tingkat keletihan
Pasien Gagal kelompok yang dilakukan studi kasus/ yang awalnya
Ginjal Kronik/ intervensi dengan cara dengan alat mengalami
Pertiwi.RA et.al tarik nafas ukur skala keletihan sedang
(2020) dalam selama 3 fatiguepiper menjadi keletihan
detik secara (instrumen ringan setelah
perlahan/lambat pengukuran diberikan terapi
kemudian fatigue) Slow Deep
keluarkan/buang Breathing selama
nafas secara 3 hari.
perlahan selama
3 detik, metode
ini dilakukan
selama 10-15
menit.
BAB IV

ANALISIS DAN SINTESIS

Pemilihan artikel yang digunakan untuk literatur review dipengaruhi oleh

beberapa kriteria yang sudah ditentukan. Artikel yang didapat berjumlah 20 artikel

sesuai dengan yang ada di ringkasan pustaka, semua artikel tersebut membahas

tentang pengaruh breathing exercise terhadap penurunan fatigue pada pasin GGK

yang menjalani hemodialisa.

Penelitian yang dilakukan oleh Stanley, R., Leither, T.W., & Sindelir, C.

(2011) yaitu meneliti tentang” Benefits of a Holistic Breathing Technique in

Patients on Hemodialysis” dalam penelitian ini membahas berbagai manfaat jika

melakukan latihan pernapasan yaitu seperti kualitas tidur, ansietas dam fatigue.

Dalam hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 27% pasien menyatakan tingkat

kelelahan dan energi mereka meningkat (mengalami penurunan fatigue) setelah

melakukan intervensi latihan pernapasan. Intervensi dilakukan dengan cara

responden diminta untuk: pertama Baik duduk/berdiri/ atau berbaring, jaga agar

tulang belakang selurus mungkin untuk memungkinkan paru-paru mendapatkan

banyak udara, kedua posisikan kepala sehingga jika bersenandung akan

merasakannya di dada, ketiga letakkan lidah Anda di belakang gigi. ke empat

bernapaslah secara normal dan hembuskan dengan sangat lambat dan

merata/teratur, kelima fokus pada cara inhalasi dan ekhalasi bukan pada

banyaknya udara yang dihirup karena Paru-paru akan mendapatkan banyak udara,
dan oksigennya bertukar lebih baik di paru-paru jika bernapas lebih lambat. ke

enam bernapaslah secara normal namun lebih lambat. Intervensi ini dapat

dilakukan kapan saja baik pre/intra/post hemodialisa.

Keunggulan penelitian Stanley, R., Leither, T.W., & Sindelir, C. (2011)

yaitu selain membahas manfaat latihan pernapasan untuk fatigue disini peneliti

juga membahas manfaat lain yang bisa dirasakan responden yang melakukan

intervensi seperti kualitas tidur dan ansietas. Peneliti juga sudah menyertakan

bagaimana tekhnik/langkah-langkah untuk melakukan latihan napas tersebut

sehingga efektif dapat menurunkan level fatigue. Disini peneliti menggunakan 94

orang responden sebagai sampel penelitian. Serta peneliti sudah menyertakan

simpulan dan daftar pustaka yang digunakan dalam penelitian. Sedangkan

kekurangan dalam penelitian ini adalah peneliti tidak menyertakan saran untuk

pihak terkait.

Penelitian yang dilakukan oleh Hamed.LA dan Aziz TMA (2020) yaitu

tentang “Effect of Deep Breathing Exercise Training on Fatigue' Level among

Maintenance Hemodialysis Patients: Randomized Quasi-experimental Study”

pada penelitian ini responden diminta untuk melakukan intervensi breathing

exercise sebanyak 2 kali sehari setidaknya selama 4 minggu berturut-turut.

Intervensi latihan napas ini dilakukan pada 3 sesi yaitu pre, Intra dan post

hemodialisa. Saat pre hemodialisa responden diminta untuk menutup mata dan

mengendurkan otot-otot mereka sebisa mungkin, saat intradialisa responden

diminta untuk duduk atau berbaring dengan nyaman sesuai keinginan pribadi

tanpa menyilangkan tangan atau kaki, lalu meletakkan telapak tangan dengan satu

tangan di atas perut, di bawah tulang rusuk dan tangan kedua di tengah dada.
Responden di intruksikan untuk membayangkan bahwa perut adalah balon yang

mengembang. Setelah itu diintruksikan untuk tarik napas dalam-dalam melalui

lubang hidung dengan menarik/menghembuskan napas, bukan bahu.lalu buang

napas perlahan melalui bibir yang mengerucut seperti bersiul.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Sebelum latihan pernapasan

dalam, skor rata-rata persen kelelahan dikelompok intervensi adalah 66,30±12,19,

dan kelompok kontrol 62,80±13,12. Setelah empat minggu melakukan latihan,

skor rata-rata secara dramatis menurun menjadi 26,25±5,47 di kelompok

intervensi dibandingkan dengan 61,40±11,06 pada kontrol. Yang berarti tingkat

fatigue responden yang melakukan latihan pernapasan mengalami penurunan yang

signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol. Selain itu, signifikan secara

statistic perbedaan dalam kelompok intervensi dinyatakan sebelum dan sesudah

intervensi (P<0,001). Pada penelitian ini karakteristik responden terbagi menjadi 8

kategori yaitu usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan status

perkawinan), dan pertanyaan data klinis (awal dan penyebab penyakit ginjal,

durasi perawatan hemodialisis, jumlah dan durasi setiap sesi hemodialisis, serta

informasi terkait kepatuhan minum obat).

Keunggulan penelitian oleh Hamed.LA dan Aziz TMA (2020) yaitu

menggunakan 2 variabel pada penelitiannya serta 100 orang responden sebagai

sampel penelitian yang terbagi menjadi 2 kelompok yaitu intervensi 50 orang dan

kontrol 50 orang sehingga hasil penelitian akan lebih terlihat jelas bagaimana

keadaan fatigue bagi responden melakukan latihan napas dan tidak, peneliti juga

menyertakan tabel frekuensi dan analisis sehingga hasil penelitian akan lebih

mudah dipahami oleh pembaca dan nilai proporsi masing-masing variabel dapat
terlihat, serta menyertakan bagaimana tahapan intervensi latihan pernapasan

dilakukan sehingga efektif dapat menurunkan level fatigue. Diakhir peneliti sudah

menyertakan kesimpulan, saran, serta daftar pustaka yang digunakan dalam

penelitian.

Penelitian oleh Vasudevan.L et.al (2020) yaitu meneliti tentang “The

Effects Of Breathing Exercise In Reducing The Number Of Symptoms And Level

Of Symptoms Severity Among Patients Undergoing Hemodialysis” dalam

penelitian ini Kelompok intervensi mendapatkan intervensi Latihan pernapasan

yang dilakukan selama 20 menit selama setiap sesi dialisis selama 8 minggu.

Dalam penelitian ini responden diajarkan teknik pernapasan holistik yang terdiri

dari tiga teknik. Teknik pertama adalah focus tentang pernapasan alami dengan

tujuan menjaga kesinambungan kesadaran, teknik kedua adalah "Ujjayi" atau

"Napas Kemenangan," yang merupakan teknik pernapasan sederhana dengan

fokus pada inhalasi yang lambat dan halus dengan kepala menunduk.. Teknik

ketiga adalah pernapasan lubang hidung alternatif,“nadi shodhana;” dalam teknik

ini, udara bergerak melalui lubang hidung bergantian selama inhalasi dan

ekshalasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada penurunan yang signifikan

dalam beban gejala dan keparahan termasuk gejala fatigue) pasca intervensi.

Dengan nilai rata-rata beban gejala sebelum intervensi yaitu 11, 28 dan sesudah

intervensi 6,79 dengan nilai ( p=<0,01). Serta nilai rata-rata keparahan yaitu

sebelum intervensi 30,87 dan setelah intervensi 14,60 dengan nilai nilai

( p=<0,01). Yang berarti ada penurunan yang signifikan dalam beban gejala dan

tingkat keparahan setelah dilakukan intervensi latihan pernapasan. Dalam


penelitian ini karakteristik responden meliputi usia, jenis kelamin, status

pernikahan, pendidikan, keturunan, dan pekerjaan.

Keunggulan penelitian Vasudevan.L et.al (2020) yaitu peneliti

menggunakan 47 orang responden sebagai sampel penelitian. Dalam penelitian

sudah menyertakan tabel frekuensi dan analisis sehingga hasil penelitian akan

lebh mudah dipahami dan peneliti juga menyertakan jurnal/artikel yang dapat

mendukung hasil penelitiannya. Diakhir peneliti sudah menyertakan saran dan

daftar pustaka yang digunakan dalam penelitian. Sedagkan kekurangan dalam

penelitian ini adalah peneliti tidak menyertakan kesimpulan.

Penelitian oleh Sutinah dan Azhari.R (2020) yaitu meneliti tentang “The

effects of relaxation breathing on fatigue in patients with chronic kidney disease

undergoing hemodialysis” dalam penelitian ini kelompok intervensi diberikan

intervensi relaksasi nafas dalam selama 15 menit, Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa rata-rata tingkat skor kelelahan sebelum dilakukan

intervensi yaitu (50,18) dan setelah dilakukan teknik relaksasi pernapasan adalah

(46,45). Sedangkan pada kelompok kontrol rata-rata tingkat skor kelelahan

sebelum intervensi yaitu (71.87) menjadi (72.21) yang menandakan tingkat

fatigue meningkat pada kelompok kontrol. Berdasarkan hasil perhitungan

independent sample t-test, rata-rata kenaikan kelompok eksperimen adalah 52,76

sedangkan peningkatan rata-rata kelompok kontrol adalah 46,45 dan nilai

signifikansi lebih kecil dari 0,05 (p = 0,043 < 0,05), sehingga dapat dinyatakan

bahwa ada pengaruh yang signifikan secara signifikan mengurangi kelelahan

pada kelompok eksperimen dibandingkan dengan kelompok kontrol. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa teknik relaksasi nafas dalam memiliki efek pada
pengurangan kelelahan pada pasien penyakit ginjal kronis yang menjalani

hemodialisa. Dalam penelitian ini karakteristik responden dibagi menjadi 4 yaitu

usia, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan.

Keunggulan penelitian Sutinah dan Azhari.R (2020) yaitu peneliti

menggunakan 2 variabel dalam penelitiannya serta terdapat 76 responden sebagai

sampel peneltian yang terbagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok intervensi dan

kelompok kontrol sehingga perbedaan reponden yang diberikan intervensi dan

tidak diberikan intervensi akan lebih terlihat perbedaannya. Penulis juga sudah

menyertakan tabel frekuensi dan analisis sehingga hasil penelitian akan lebih

mudah dipahami dan lebih terlihat atas proporsi masing-masing variabel yang

diteliti dan terdapat berbagai jurnal/artikel yang dapat mendukung hasil penelitian

tersebut. Diakhir peneliti sudah menyertakan kesimpulan, saran, serta daftar

pustaka yang digunakan dalam penelitian. Sedangkan kekurangan dalam

penelitian ini adalah peneliti tidak menyebutkan berapa orang responden yang

masuk dalam kelompok intervensi dan berapa orang responden yang masuk dalam

kelompok kontrol.

Penelitian oleh Djupri.DR et.al (2019) yang meneliti tentang “The Effect

of Breathing Exercise and Range of Motion (ROM) Exercise towards the

Decrease of Intradialysis Fatigue Level in Hemodialysis Unit at Dr. Adjidarmo

Hospital, Banten” dalam penelitian ini responden diberikan intervensi latihan

napas dan latihan Range of Motion (ROM). Waktu Latihan Pernapasan dilakukan

dua kali, sebelum dan sesudah (ROM). hasil penelitian ini menunjukkan adanya

pengaruh yang signifikan antara latihan pernapasan dan latihan Range of Motion

(ROM) terhadap penurunan tingkat kelelahan intradialisis dengan nilai (p<0,05).


Dalam penelitian ini terbagi menjadi beberapa karakteristik responden yaitu usia, jenis

kelain, pendidikaan, pekerjaan, dan lama menjalani hemodialisa.

Keunggulan penelitian Djupri.DR et.al (2019) adalah peneliti menyertakan

tabel frekuensi dan analisis sehingga hasil penelitian lebih bisa lebih mudah

dipahami serta porposi masing-masing variabel dapat terlihat. Peneliti juga sudah

menyertakan jurnal/artikel terkait yang dapat mendukung hasil penelitiannya serta

diakhir peneliti sudah menyertakan kesimpulan, saran dan daftar pustaka yang

digunakan dalam penelitian. Sedangkan kekurangan dalam penelitian ini yaitu

peneliti tidak menjelaskan dengan rinci satu persatu tahapan melaukan ROM dan

breathing exercise.

Penelitian oleh Maniam.R et.al (2014) yaitu meneliti tentang “Preliminary

study of an exercise programme for reducing fatigue and improving sleep among

long-term haemodialysis patients” dalam penelitian ini intervensi dilakukan

dengan cara pasien diinstruksikan untuk menarik napas melalui hidung, menahan

napas, dan kemudian menghembuskannya perlahan. Ini diikuti dengan latihan

kelenturan, di mana pasien diminta untuk meregangkan otot mereka dengan

lembut sampai ketegangan ringan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

terdapat perubahan tingkat fatigue sebelum dan setelah dilakukan intervensi yaitu,

pada kelompok intervensi nilai Fatigue sebelum dilakukan latihan dengan nilai

30.0 ± 10.9 dan setelah ilatihan 40.5 ± 7.9. yang berarti tingkat fatigue berkurang.

Sedangkan pada kelompok kontrol nilai fatigue sebelum intervensi yaitu 34.1 ±

8.3 dan sesudah intervensi menjadi 31.9 ± 9.2 yang berarti tingkat fatigue

menigkat. Pada penelitian ini menggunakan instrumen FACIT sehingga semakin

tinggi nilai maka semakin menurun tingkat kelelahan. Dalam penelitian ini
karakteristik responden mencakup usia, jenis kelamin, status perkawinan,

pendidikan, pekerjaan dan lama hemodialisa.

Keunggulan penelitian Maniam.R et.al (2014) yaitu peneliti menggunakan

55 responden sebagai sampel penelitian yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu

kelompok intervensi dan kelompok kontrol, sehingga hasil penelitian akan terlihat

perbedaanya bagaimana tingkat kelelahan responden jika melakukan latihan dan

yang tidak. Peneliti juga sudah menyertakan bagaimana langkah-langkah untuk

melakukan intervensi dan peneliti menyertakan tabel frekuensi dan analisis

sehingga hasil penelitian akan lebih mudah untuk dipahami dan proporsi masing-

masing variabel terlihat jelas. Sedangkan kekurangan dalam penelitian adalah

peneliti tidak menyertakan sarat untuk pihak terkait

Penelitian yang dilakukan oleh Hasanah U dan Livana PH (2021) yaitu

meneliti mengenai “Slow Deep Breathing Berpengaruh Terhadap Fatigue Pada

Pasien Dengan Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis”, hasil

peneliian ini menunjukkan bahwa terdapat perubahan signifikan skor fatigue pada

kelompok intervensi dengan skor rata-rata fatigue sebelum dilakukan slow deep

breathing 25,79 menjadi 35,00 dan nilai tersebut menunjukkan terjadinya

penurunan fatigue. Sedangkan pada kelompok kontrol skor rata rata fatigue dari

26.93±5 menjadi 28.11±4 yang mana dari hasil kedua kelompok tersebut untuk

tingkat fatigue lebih terlihat menurun pada kelompok intervensi daripada

kelompok kontrol. Pada kelompok intervensi sudah tidak tergolong dalam

kategori mengalami kelelahan yang berat (nilai FACIT >30) namun pada

kelompok kontrol masih tergolong masih mengalami kelelahan yang berat (nilai

FACIT <30). Penelitian ini menggunakan instrumen kuesioner Skala Kelelahan


FACIT dengan rentang nilai 0–52 dimana semakin tinggi nilai maka kualitas

hidup semakin baik. Nilai < 30 menunjukkan kelelahan yang berat. Hasil

penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan signifikan skor fatigue sebelum dan

setelah dilakukan slow deep breathing pada kelompok intervensi dengan nilai (p

value 0.000).

Keunggulan penelitian Hasanah U dan Livana PH (2021) memiliki 2

variabel dan menggunakan 56 pasien sebagai sampel penelitian (yang sudah

dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok intervensi dan kelompok kontrol )

sehingga hasil penelitian dapat dibandingkan dari kedua kelompok tersebut.

Peneliti juga sudah menampilkan tabel frekuensi dan analisis sebelum dan

sesudah dilakukan intervensi sehingga hasil penelitian dapat dipahami dengan

jelas, peneliti juga sudah menyertakan berbagai jurnal dan artikel lain yang

mendukung hasil penelitian mengenai pengaruh breathing exercise terhadap level

fatigue pada pasien hemodialisa, serta diakhir penelitian ini penulis menyertakan

kesimpulan dan daftar pustaka. sedangkan kekurangan pada penelitian ini adalah

pada bagian metode, peneliti tidak menjelaskan secara rinci bagaimana cara

untuk melakukan intervensi slow deep breathing (seberapa lama dan berapa kali

intervensi itu dilakukan selama penelitian) terhadap pasien, peneliti hanya

menjelaskan tentang bagaimana cara pengisian instrumen penelitian dan peneliti

tidak menyertakan saran untuk pihak terkait.

Penelitian yang dilakukan oleh Jafar.Sr (2019) yaitu meneliti mengai

“Penurunan Tingkat Kelelahan Pasien Gagal Ginjal Yang Menjalani

Hemodialisis Melalui Promosi Kesehatan Teknik Relaksasi Nafas Dalam” hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa sebelum dilakukan intervensi dari 60


responden, (yang mengalami kelelahan ringan 1 orang (1.7%), sedang 35 (58.3%),

berat 24 (40.0%), dan setelah dilakukan intervensi tingkat kelelahan menurun

menjadi ( kelelahan ringan ringan 28 (46.7%), sedang 32 (53.3%), dang berat 0

(0.%) ) yang berarti tingkat kelelahan setelah dilakukan intervensi promosi

kesehatan teknik relaksasi napas dalam menunjukkan bahwa tidak ditemukan

responden yang mengalami kelelahan berat. Analisis hubungan tingkat kelelahan

sebelum dan setelah intervensi menggunakan wilcoxon signed rank test

menunjukkan bahwa dari 60 responden negative rank yaitu responden yang

mengalami penurunan sebanyak 45, nilai mean rank negative adalah 23, dengan

nilai p < α (0,05) . Hal ini berarti terdapat perbedaan tingkat kelelahan sebelum

dan setelah diberikan intervensi.

Keunggulan penelitian Jafar.Sr (2019) yaitu memiliki 2 variabel dan

menggunakan 60 sampel sebagai responden penelitian. Peneliti juga sudah

menjelaskan berapa kali dan berapa lama intervensi latihan napas dalam yang

efektif untuk menurunkan level fatigue (relaksasi napas dalam dapat dilakukan

dalam durasi 1 sampai 5 siklus. Setiap siklus dilakukan selama 5 menit dengan

jeda istirahat selama 10-15 menit.) dan sudah menampilkan tabel frekuensi dan

analisis sehinggan perbedaan dapat terlihat jelas sebelum dan sesudah dilakukan

intervensi. Peneliti pun sudah menyebutkan berbagai jurnal dan artikel lain yang

mendukung hasil penelitian mengenai pengaruh breathing exercise terhadap level

fatigue pada pasien hemodialis, dan diakhir penelitian ini penulis sudah

menyertakan kesimpulan, saran, dan daftar pustaka. Kekurangan pada penelitian

ini adalah jurnal dan artikel yang digunakan sebagai pendukung penelitian ini ada

yang sudah >20 tahun.


Penelitian yang dilaukan oleh Djamaludin.D et.al (2021) yaitu mengenai

“Pengaruh Breathing Exercise Terhadap Level Fatigue Pasien Hemodialisis”

pada hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai rata- rata fatigue sebeum

dilakukan intervensi 37.23 ± 8.69 dan sesudah intervensi 33.1 ± 8.61. yang

berarti adanya pengaruh breathing exercise terhadap level fatigue pasien

hemodialysis dengan nilai (p value 0,000). Penelitian ini menggunakan instrumen

Fatigue Severity Scale dimana hasil menandakan makin tinggi skor, makin tinggi

derajat keparahan dari kelelahan yang dirasakan. Sehingga pada penelitian ini

dapat disimpulkan bahwa breathing exercise dapat menurunkan level fatigue pada

pasien yang menjalani hemodialisa.

Keunggulan penelitian Djamaludin.D et.al (2021) yaitu memiliki 2

variabel dan menggunakan 30 responden sebagain sampel penelitian. Peneliti juga

sudah menampilkan jurnal/artikel lain yang dapat mendukung penelitian tersebut

serta sudah menampilkan tabel frekuensi dan analisis hasil penelitian sehingga

hasil penelitian dapat lebih mudah untuk dipahami. Diakhir penelitian penulis

sudah menyertakan keterbatasan penelitian, saran untuk berbagai pihak, serta

daftar pustaka. Kekurangan pada penelitian ini adalah peneliti tidak

mencantumkan kesimpulan serta peneliti tidak menyebutkan bagaimana dan

berapa lama/kali untuk melakukan intervensi breathing exercise agar dapat

menurunkan fatigue.

Penelitian yang dilakukan oleh Antoro.B et.al (2021) yaitu meneliti

mengenai “Deep Breathing Berpengaruh Terhadap Tingkat Kelelahan Pada

Pasien Hemodialisis” hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebelum dilakukan

interveni nilai rata-rata level fatigue pasien adalah 34.28 dan sesudah intervensi
nilai level fatigue menurun menjadi 23.33 yang berarti terdapat pengaruh yang

signifikan antara level fatigue sebelum dan sesudah deep breathing dengan nilai p-

value 0.000 (p < 0,05) dimana level fatigue menurun setelah dilakukan intervensi

deep breathing. Penelitian ini juga menampilkan hasil tentang berbagai hal yang

dapat mempengaruhi fatigue yaitu usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan

lama hemodialisa. Pada penelitian ini menggunakan instrumen kuesioner FACIT

versi indonesia dimana nilai terendah berarti tingkat kelelahannya menurun, dan

sebaliknya jika score jawaban tinggi maka tingkat kelelahannya meningkat.

Keunggulan penelitian Antoro.B et.al (2021) yaitu peneliti menggunakan 2

variabel dan 80 orang responden sebagai sampel penelitian. Peneliti juga sudah

memuat jurnal/artikel lain yang dapat mendukung hasil penelitiannya. Serta

peneliti sudah menjelaskan berapa kali dan berapa lama intervensi dapat

dilakukan responden (intervensi deep breathing dapat dilakukan selama 15 kali

diselingi istirahat singkat setiap 5 kali( sehingga efektif untuk menurunkan level

fatigue. Pada akhir penelitian peneliti sudah memuat simpulan dan dafatar

pustaka. Kekurangan penelitian ini adalah peneliti tidak mencantumkan saran

untuk pihak terkait.

Penelitian yang dilakukan oleh Safruddin.S Dan Asnaniar.Ws (2019) yaitu

meneliti tentang “Pengaruh Breathing Exercise Terhadap Level Fatigue Pasien

Gagal Ginjal Yang Menjalani Hemodialisis” hasil penelitian menunjukkan bahwa

level fatigue pada pasien yang menjalani hemodialisis sebelum diberikan

breathing exercise adalah 41.16 dimana rata-rata level fatigue berada pada level

berat, rata-rata level fatigue pada pasien yang menjalani hemodialisis sesudah

diberikan breathing exercise adalah 26.36 dimana rata-rata level fatigue berada
pada level sedang, yang berarti terjadi penurunan level fatigue setelah dilakukan

intervensi dan terdapat pengaruh breathing exercise terhadap level fatigue pada

pasien yang menjalani hemodialisis dengan nilai p = 0.000.

Keunggulan penelitian ini adalah peneliti menggunakan 2 variabel. Disini

peneliti sudah menampilkan berbagai jurnal/artikel yang dapat mendukung hasil

penelitiannya, menampilkan karakteristik responden yaitu usia, jenis kelain,

pendidikan, pekerjaan dan lama menjalani hemodilaisa dan sudah menampilkan

tabel frekuensi dan analisis sehinggan hasil penelitian dapat dipahami dengan

mudah. Serta peneliti sudah menyampaikan kapan/berapa kali/lama intervensi

breathing exercise dapat dilakukan (2 kali/hari setiap selesai melaksanakan terapi

hemodialisa) sehingga dapat menurunkan level fatigue. Diakhir peneliti juga

sudah mencantumkan kesimpulan, saran untuk pihak terkait dan daftar pustaka.

Sedangkan kekurangan/keterbatasan pada penelitian ini adalah responden tidak

memenuhi jumlah minimal sampel yaitu hanya 25 orang (minimal sampel 30

orang) dan tida menyebutkan instrumen apa yang digunakan untuk penelitian.

Penelitian yang dilakukan oleh Maesaroh (2021) yaitu meneliti tentang

“Pengaruh Breathing Exercise Terhadap Penurunan Tingkat Fatigue Pada

Pasien Hemodialisa” hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat fatique sebelum

intervensi adalah ringan 2 orang (12,5%), sedang berjumlah 5 orang (31,3%) dan

berat berjumlah 9 orang (56,3%) . sedangkan setelah dilakukan intervensi

breathing exercise adalah ringan 10 orang (62,5%), sedang berjumlah 6 orang

(37,5%) , dan berat 0 orang (0%) yang berarti pada nilai tersebut setelah

dilakukan intervensi responden mengalami penurunan level fatigue dan reaponden

sudah tidak ada lagi yang mengalami fatigue berat. Berdasarkan nilai rata-rata
tingkat fatique sebelum dilakukan intervensi breathing exercise adalah 2,47

dengan standar deviasi 0,743. Dan setelah intervensi didapat rata-rata tingkat

fatique adalah 1,40 dengan standar deviasi 0,507.Terlihat nilai mean perbedaan

antara pengukuran sebelum dan setelah intervensi adalah 1,07. Yang berarti

bahwa terjadi penurunan level fatigue . Hasil uji statistik didapatkan nilai P=

0,000 maka dapat disimpulkan ada perbedaan signifikan antara tingkat fatique

sebelum dan setelah intervensi.

Keunggulan penelitian Maesaroh (2021) adalah peneliti menggunakan 2

variabel untuk penelitiannya. Peneliti juga sudah menampilkan berbagai

jurnal/artikel yang dapat mendukung penelitiannya, berbagai karakteristik

penelitian juga sudah ditampilkan yaitu meliputi jenis kelamin, usia, pekerjaan,

tingkat pendidikan, status perkawinan, lamanya hemodialisa, frekuensi

hemodialisa, mengalami fatique, tingkat fatique sebelum dan setelah intervensi

dan sudah menampilkan tabel frekuensi serta analisis sehingga hasil penelitian

dapat lebih mudah untuk dipahami. Peneliti juga sudah menyebutkan berapa

kali/lama intervensi breathing exercise dapat dilakukan sehingga efektif untuk

menurunkan level fatigue yaitu (Tindakkan breathing exercise dilakukan 4

(empat) kali sehari, sekali tindakan selama 15 menit, dilakukan 15 menit di jam

pertama, 15 menit jam kedua, 15 menit jam ketiga, 15 menit jam keempat) dan

diakhir peneliti sudah mencantumkan kesimpulan dan daftar pustaka.Sedangkan

kekurang pada penelitian ini adalah peneliti tidak mencantumkan saran untuk

pihak terkait dalam penelitiannya serta memiliki keterbatasan sampel yaitu 16

orang.
Penelitian oleh Indrayana.M et.al (2018) yaitu meneliti tentang

“Pengaruh Pursed Lip Breathing Terhadap Fatigue pasien GGK Di Ruang

Hemodialisa RSUD Bahteramas” hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ratarata

nilai fatigue responden sebelum dilakukan pursed lips breathing adalah 4.95

dengan standar deviasi 0.510. setelah dilakukan pursed lips breathing rata-rata

fatigue responden adalah 3.40 dengan standar deviasi 0.821. perbedaan nilai mean

fatigue sebelum dan setelah dilakukan pursed lips breathing adalah 1.55 yang

berarti adanya penurunan level fatigue setelah dilakukan intervensi. Hasil uji T

berpasangan (Paired Sampel T-Test) di dapatkan nilai p 0.000 ( p < 0.000).

sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signiifkan antara

fatigue sebelum dan setelah dilakukan pursed lips breathing.

Keunggulan penelitian oleh Indrayana.M et.al (2018) yaitu

menggunkanan 2 variabel untuk penelitiannya. Peneliti juga sudahmenampilkan

berbagai jurnal/ artikel yang dapat mendukung hasil penelitiannya, didalam

penelitian sudah mencantumkan berbagai karakteristik responden penelitian yaitu

usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan lama menjalani hemodialisa.

Peneliti juga sudah menyertakan berapak kali/lama intervensi pursed lip breathing

dapat dilakukan sehinggan efektif dapat mengurangi fatigue yang dirasakan pasien

yaitu (breathing exercise dapat dilakukan dalam 5 menit dengan 7 kali

pengulangan.) . Serta peneliti sudah mencantumkan tebell frekuensi dan analisis

sehingga hasil penelitian dapat lebih mudah untuk dipahami. Peneliti juga sudah

mencantumkan kesimpulan dan daftar pustaka yang digunakan untuk mendukung

penelitian. Sedangkan kekurangan pada penelitian ini yaitu peneliti tidak


menyertakan saran untuk pihak terkai dan memiliki keterbatasan jumlah sampel

yaitu sampel hanya berjumlah 20 orang.

Penelitian oleh Astuti et.al (2016) yaitu meneliti tentang “Napas Dalam

Menurunkan Tingkat Kelelahan Pasien Post Hemodialisis Di Ruang Hemodialisis

Rumah Sakit” hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebelum dilakukan

intervensi napas dalam pasien yang mengalami kelelahan yaitu 16 orang (61.5%)

dan yang tidak mengalami kelelahan 10 orang (38.5%), namun setelah dilakukan

intervensi napas dalam jumlah responden yang mengalami kelelahan menurun

yaitu berjumlah 6 orang (23.1%) dan yang tidak mengalami kelelahan 20 orang

(76.9%). Bersadarkan dari hasil penelitian tersebut terdapat perubahan tingkat

kelelahan antara sebelum dan sesudah dilakukan napas dalam dan secara statistik

menunjukkan bahwa ada perubahan yang bermakna antara sebelum dan sesudah

dilakukan napas dalam dengan nilai (p = 0,002).

Keunggulan penelitian Astuti et.al (2016) yaitu peneeliti menggunakan 2

variabel untuk penelitiannya, peneliti juga sudah mencantumkan berbagai

jurnal/artikel yang dapat mendukung hasil penenlitiannya serta peneliti sudah

mencantumkan tabel analisis sehingga hasil penelitian akan lebih mudah untuk

dipahami. Diakhir peneliti juga sudah mencantumkan kesimpulan dan daftar

pustaka yang digunakan untuk penelitian. Sedangkan untuk kekurangan pada

penelitian yaitu peneliti tidak menyertakan saran untuk pihak terkait, tidak

menjelaskan karakteristik responden yang dilakukan untuk penelitian, serta tidak

menyertakan bagaimana/berapa lama/kapan untervensi napas dalam dilakukan dan

memiliki keterbatas pada jumlah responden yaitu berjumlah 26 orang.


Penelitian oleh Fari.AI st.al (2019) yaitu meneliti tentang “Efektifitas

Progressive Muscle Relaxation (Pmr) Dan Relaxation Breathing Exercise (RBE)

Terhadap Tingkat Fatigue Dan Selfcare Pasien GGK” hasil penelitin

menunjukkan bahwa rata-rata tingkat fatigue pasien sebelum melakukan RBE

yaitu 6.65 dan sesudah dilakukan RBE 3.77 dengan nilai p (value = 0,000) yang

berarti terdapat perbedaan tingkat fatigue sebelum dan sesudah dilakukan

intervensi. Pada penelitian ini responden dilakukan intervensi RBE sebanyak 2

kali seminggu selama 10-20 menit pada waktu yang sama selama 8 minggu. Dan

karakteristik responden dalam penelitian ini menjadi beberapa kategori yaitu usia,

riwayat HD, dan jenis kelamin.

Keunggulan penelitian Fari.AI st.al (2019) adalah peneliti menggunakan 4

variabel serta menjadikan 30 responden sebagai sampel. Peneliti juga sudah

menyertakan jurnal/artikel terkait yang dapat emndukung hasil penelitiannya dan

sudah menyertakan kapan/berapa lama intervensi dilakukan oleh pasein. Diahir

peneliti juga sudah menyertakan kesimpulan, saran, dan daftar pustaka yang dapat

mendukung penelitiannya.

Penelitian oleh Simatupang.LL dan Sinaga.RM (2020) yaitu meneliti

tentang “Pengaruh Akupresur dan Latihan Napas Dalam Terhadap Fatigue dan

Kualitas Tidur Pasien Hemodialisa di Murni Teguh Memorial Hospital” hasil

penelitian menunjukkan bahwa sebelum dilakukan inervensi jumlah responden

yang mengalami fatigue ringan berjumlah 0 orang (0%), fatigue sedang 7 orang

(17/5%) dan fatigue berat 33 orang (82.5%), sedangkan setelah dilakukan

intervensi akupresur dan latihan napas dalam responden yang mengalami fatigue

ringan menjadi 0 orang (0%) dan pada level fatigue ringan meningkat menjadi 23
orang (57.5%) dan fatigue berat menurun menjadi 17 orang (42.5%). Berdasarkan

nilai rata-rata (mean) fatigue sebelum intervensi adalah 36.9 dan nilai fatigue

setelah dilakukan intervensi yaitu 54.8 hasil tersebut secara statistik deskriptif

menunjukkan bahwa ada perbedaan rata-rata antara nilai fatigue sebelum dan

sesudah. Data hasil perhitungan Wilcoxon dengan p sebesar 0,000, dimana p

value lebih kecil dari nilai batas kritis 0,05 (p< α) yang berarti terdapat pengaruh

akupresur dan latihan napas dalam terhadap fatigue. Dalam penelitian ini

karakteristik responden dibagi menjadi 3 yaitu berdasarkan usia, jenis kelamin,

dan lama menjalani hemodialisa.

Keunggulan penelitian Simatupang.LL dan Sinaga.RM (2020) yaitu

peneliti menggunakan 4 variabel dan 40 responden sebagai sampel penelitian.

Dala penelitian sudah mencanttumkan tabel frekuensi dan analisis sehingga hasil

penelitian akan lebih mudah dipahami oleh pembaca. Peneliti juga sudah

menyertakan jurnal/artikel yang dapat memperkuat hasil penelitiannya dan sudah

menyertakan kesimpulan, saran, dan daftar pustaka dalam penelitiannya.

Sedangkan kekurangan penelitian ini adalah peneliti tidak menyertakan

tahap/bagaima/kapan/dan berapa lama intervensi dilakukan terhadap responden

sehinggan efektif dapat menurunkan level fatigue.

Penelitian oleh Sari.RY et.al (2018) yaaitu meneliti tentang “Pengaruh

Latihan Fisik Kombinasi Nafas Dalam Terhadap Tingkat Fatigue Pada Pasien

Hemodialisis Di Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya Tahun 2018” pada hasil

penelitian menunnukkan bahwa pada kelompok intervensi sebelum dilakukan

latihan sebanyak 13 orang(72,2%) mengalami fatigue berat dan 5 orang (27.8%)

mengalami fatigue ringan , namun setelah dilakukan latihan, kelompok intervensi


hampir seluruhnya 17 orang (94,4%) fatigue ringan dan hanya tersisa 1 orang

(5.6%) yang masih mengalami fatigue berat, yang berarti level fatigue yang

dialami responden lebih banyak yang mengalami penurunan. Sedangkan untuk

kelompok kontrol sebagian besar tetap mengalami fatigue berat. Dalam penelitian

ini karakteristik responden terbagi menjadi usia, jenis kelain, status

pernikahan,pendidikan, pekerjaan dan lama menjalani HD.

Keunggulan pada penelitian Sari.RY et.al (2018) adalah peneliti

menggunakan 2 variabel dan menyertakan 36 responden sebagai sampel penelitian

dimana dalam sampel tersebut terbai menjadi 2 kelompok yaitu kelompok

intervensi dan kelompok kontrol, sehingga hasil penelitian akan lebih terlihat

bagaimana keadaan fatigue pasien yang menggunakan latihan fisik kombinasi

napas dalam dan yang tidak. Peneliti juga sudah menampilkan hasil penelitian

dengan tabel frekuensi dan analisis sehingga untuk hasil penelitian akan lebih

mudah untuk dipahami. Didalam penelitian sudah terdapat jurnal/artikel terkait

yang dapat mendukung penelitiannya serta diakhir peneliti sudah mencantumkan

kesimpulan, saran untuk pihak terkait, dan daftar pustaka yang digunakan dalam

penelitian. Sedangkan kekuranag dalam penelitian ini adalah peneliti tidak

menyertakan bagaimana cara untuk melakakukan intervensi latihan fisik

kombinasi napas dalam sehingga pembaca mungkin akan kebingungan latihan

fisik kombinasi napas dalam seperti apa yang dapat menurunkan fatigue pasien.

Penelitian oleh Septiwi. C (2013) yaitu meneliti tentang “Pengaruh

Breathing Exercise Terhadap Level Fatigue Pasien Hemodialisis Di RSPAD

Gatot Subroto Jakarta” Hasil penelitian menunjukkan bahwa level fatigue

responden sebelum dilakukan breathing exercise adalah 5,70 dengan standar


deviasi 0,95. Setelah dilakukan breathing exercise rata-rata level fatigue

responden adalah 3,80 dengan standar deviasi 1,23. Perbedaan nilai mean level

fatigue sebelum dan setelah dilakukan breathing exercise adalah 1,90, sehingga

dari nilai tersebut terlihat responden mengalami penurunan level fatigue setelah

dilakukan intervensi. Hasil uji T berpasangan (paired t test) didapatkan nilai p

0,000 (p < 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang

signifikan antara level fatigue sebelum dan sesudah breathing exercise. intevensi

breathing exercise ini dilakukan responden secara teratur selama 4 minggu.

Keunggulan penelitian Septiwi. C (2013) adalah peneliti menggunakan 2

variabel dan peneliti sudah menyertakan berbagai jurnal/artikel yang dapat

mendukung hasil penelitiannya, peneliti sudah mencantumkan tabel frekuensi dan

analisis sehingga hasil penelitian akan lebih mudah dipahami. Peneliti juga sudah

menyertakan simpulan dan daftar pustaka yang digunakan untuk penelitian.

Sedangkan kekurangan penelitian ini adalah peneliti tidak menyertakan saran

untuk pihak terkait.

Penelitian oleh Roharti.SE et.al (2020) yaitu meneliti tentang “Observasi

Latihan Relaksasi Nafas Pada Pasien Chronic Kidney Diseases Dengan Fatigue”

pada penelitian ini dilakukan intervensi selama 2 hari, hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa skor rata-rata fatigue hari pertama sebelum latihan relaksasi

nafas 59.6 dan skor rata-rata setelah latihan relaksasi nafas adalah 55.6, skor rata-

rata fatigue hari kedua sebelum latihan 54.6 dan setelah latihan 49, 00 yang berarti

latihan relaksasi nafas yang dilakukan pasien dapat menurunkan level fatigue

yang dirasakan pasien.


Keunggulan pada penelitian Roharti.SE et.al (2020) Dalam penelitian

sudah menyertakan jurnal/artikel yang dapat mendukung hasil pnelitiannya, serta

sudah menyertakan kesimpulan dan daftar pustaka pada penelitian. Sedangkan

kekurangan pada penelitian yaitu bahwa penelitian ini memiliki keterbatasan

responden yang hanya berjumlah 2 orang dan peneliti juga tidak menyertakan

bagaimana intervensi dilakukan serta kapan/berapa lama intervensi dilakukan

sehingga efektif dapan menurunkan level fatigue. Peneliti juga belum

menyertakan saran untuk pihak terkait.

Penelitian oleh Pertiwi.RA et.al (2020) yaitu meneliti tentang “Penerapan

Slow Deep Breathing Untuk Menurunkan Keletihan Pada Pasien Gagal Ginjal

Kronik” , pada penelitian ini dilakukan intervensi slow deep berathing dengan

cara tarik nafas dalam selama 3 detik secara perlahan/lambat kemudian

keluarkan/buang nafas secara perlahan selama 3 detik, metode ini dilakukan

selama 10-15 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perubahan pada

tingkat keletihan yang awalnya mengalami keletihan sedang menjadi keletihan

ringan setelah diberikan terapi Slow Deep Breathing. Hal ini dibuktikan dengan

data responden 1 dan 2 sebelum dilakukan intervensi nilai fatigue berada dalam

level 4, sedangkan setelah dilakukan intervensi level fatigue kedua responden

menurun menjadi 3 dan 2 selama 3 hari.

Keunggulan penelitian Pertiwi.RA et.al (2020) yaitu peneliti sudah

menyertakan jurnal/artikel terkait yang dapat mendukung hasil penelitiannya

peneliti juga sudah menyertakan tabel frekuensi, diakhir juga peneliti sudah

menyertakan kesimpulan dan daftar pustaka dalam penelitiannya. Sedangkan


untuk kekurangan dalam penelitian ini adalah peneliti belum menyertakan saran

untuk pihak terkait.

Semua penelitian diatas sama-sama menunjukkan bahawa intervensi

breathing exercise dapat menurunkan level fatigue pada pasien GGK yang

menjalani hemodilisa, penelitian yang dilakukan oleh Stanley, R., Leither, T.W, &

Sindelir, C. (2011), Roharti.SE et.al (2020), Pertiwi.RA et.al (2020), dan Fari.AI

et.al (2019) adalah penelitian yang menggunakan metode studi kasus kecuali

penelitian oleh Fari.AI et.al (2019) merupakan penelitian yang menggunakan

eksperimen dan penelitian ini hanya ada kelompok intervensi tidak terdapat

kelompok kontrol, serta penelitian dilakukan ditempat yang berbeda-beda, hanya

saja pada penelitian Stanley, R., Leither, T.W., & Sindelir, C. (2011) lebih banyak

memiliki responden penelitian yaitu 94 orang, Fari.AI st.al (2019) 30 orang,

sedangkan dua penelitian lainnya jumlah responden berjumlah 2-3 orang saja.

Pada penelitian ini menggunakan instrumen penelitian yaitu pada penelitian

Stanley, R., Leither, T.W., & Sindelir, C. (2011) intrumen yang digunakan adalah

alat ukur the Kidney Disease Quality of Life (KDQOL), Pertiwi.RA et.al (2020)

menggunakan alat ukur skala fatigue piper, sedangkan Roharti.SE et.al (2020)dan

Fari.AI st.al (2019) memiliki kesamaan yaitu menggunakan alat ukur Fatigue

Severity Scale (FSS) sebagai instrumen penelitian.

Penelitian Sutinah dan Azhari.R (2020), Mariam.R et.al (2014),

Simatupang.LL dan Sinaga.RM (2020), Maesaroh (2021), /Safruddin.S Dan

Asnaniar.Ws (2019), Septiwi. C (2013), Hamed.LA dan Aziz TMA (2020),

Djupri.DR et.al (2019), Hasanah U dan Livana PH (2021), Jafar.Sr (2019),

Antoro.B et.al (2021), Astuti et.al (2016), Sari.RY et.al (2018), Indrayana.M et.al
(2018), Vasudevan.L et.al (2020), Fari.AI st.al (2019), semua penelitian tersebut

sama-sama menggunakan metode/desain penelitian dengan eksperimen, namun

dalam penelitan tersebut terdapat berbagai macam instrumen penelitian maupun

kelompok penelitian.

Penelitian Hamed.LA dan Aziz TMA (2020) dan Sutinah dan Azhari.R

(2020) penelitian ini menggunakan alat ukur Fatigue Assessment Scale (FAS)

sebagai instrumen penelitian, dan menggunakan 2 kelompok sebagai sampel

penelitian yaitu kelompok intervensi dan kelompok kontrol, hanya saja pada

penelitan Hamed.LA dan Aziz TMA (2020) kelompok kontrol tidak diberikan

intervensi apa-apa oleh peneliti sedangkan pada penelitian Sutinah dan Azhari.R

(2020) kelompok kontrol diberikan intervensi tekhnik imajinasi terbimbing

selama 10 menit. Serta penelitian dilakukan ditempat yang berbeda.

penelitian oleh Mariam.R et.al (2014), Hasanah U dan Livana PH (2021,)

Maesaroh (2021), dan Sari.RY et.al (2018) dan Antoro.B et.al (2021) pada

penelitian sama-sama menggunakan istrumen penelitian FACIT fatigue scale, dan

penelitian dilakukan ditempat yang berbeda-beda kecuali penelitian Hasanah U

dan Livana PH (2021) dan Antoro.B et.al (2021) dimana penelitian dilakukan di

lampung, penelitiani ini menggunakan 2 kelompok penelitian yaitu kelompok

intervensi dan kelompok kontrol, kecuali penelitian yang dilaukan oleh Maesaroh

(2021) dan Antoro.B et.al (2021) yang hanya menggunakan kelompok intervensi

sebagai eksperimen penelitian.

Penelitian Djupri.DR et.al (2019), Astuti et.al (2016), Djamaludin.D et.al

(2021) pada penelitian ini alat ukur yang digunakan adalah Fatigue Severity Scale
(FSS). Penelitian ini dilakukan ditempat yang berbeda serta hanya terdapat

kelompok intervensi tanpa kelompok kontrol, lalu penelitian oleh Djupri.DR et.al

(2019), menggunakan responden sebanyak 28 sampel dan Astuti et.al (2016) 26

sampel penelitian.

Penelitian oleh Vasudevan.L et.al (2020), Jafar.Sr (2019), Safruddin.S Dan

Asnaniar.Ws (2019), Indrayana.M et.al (2018), Simatupang.LL dan Sinaga.RM

(2020), Septiwi. C (2013), penelitian ini hanya menggunakan kelompok intervensi

sebagai eksperimen penelitian tidak menggunakan kelompok kontrol,

menggunakan alat ukur penelitian yang berbeda-beda, dan dilakukan ditempat

yang berbeda- beda.

Penelitian Djupri.DR et.al (2019), Sari.RY et.al (2018), Simatupang.LL

dan Sinaga.RM (2020), pada ketiga penelitian ini intervensi yang dilakukan

bukan hanya latihan pernapasan/breathing exercise namun pada penelitian ini

peneliti menambahkan intervensi lain seperti penelitian oleh Djupri.DR et.al

(2019) yang memuat intervensi Range of Motion (ROM) dalam penelitiannya, ),

Sari.RY et.al (2018) yang mengkombinasikan breathing exercise dengan latihan

fisik, serta Simatupang.LL dan Sinaga.RM (2020) yang mengkombinasikan

breathing exercise dengan akupresur didalam penelitiannya.

Secara fisiologis, breathing exercise akan menstimulasi sistem saraf

parasimpatik sehingga meningkatkan produksi endorpin, menurunkan heart rate,

meningkatkan ekspansi paru sehingga dapat berkembang maksimal, dan otot- otot

menjadi rileks. Breathing exercise membuat tubuh kita mendapatkan input

oksigen yang adekuat dimana oksigen memegang peran penting dalam sistem
respirasi dan sirkulasi tubuh. Saat kita melakukan breathing exercise, oksigen

mengalir ke dalam pembuluh darah dan seluruh jaringan tubuh, membuang racun

dan sisa metabolisme yang tidak terpakai, meningkatkan metabolisme dan

memproduksi energi. Breathing exercise akan memaksimalkan jumlah oksigen

yang masuk dan disuplay ke seluruh jaringan sehingga tubuh dapat memproduksi

energi dan menurunkan level fatigue (Septiwi, 2013).


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil dari penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa breathing

exercise/latihan pernapasan dapat menurunkan level fatigue pada pasien

GGK yang menjalani hemodialisa

B. Saran

1. Perawat

Intervensi breathing exercise ini hendaknya dapat menjadi intervensi yang

dilakukan secara rutin kepada pasien GGK yang menjalani

hemodialisa

2. Pasien

intervensi breathing exercise ini diharapkan dapat dilakukan pasien

GGK yang menjalani hemodialisa secara teratur sehingga fatigue yang

dirasakan pasien dapat berkurang.

3. Peneliti selanjutnya

Untuk peneliti selanjutnya agar menambah literatur dalam penelitian

efektifitas breathing exercise dalam menurunkan level fatigue pada

pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa


DAFTAR PUSTAKA

Antoro.B., Erwin.T., Sabtiani. Y., (2021). Deep Breathing Berpengaruh Terhadap


Tingkat Kelelahan Pada Pasien Hemodialisis. Jurnal Keperawatan, 13(2), e-
ISSN 2549-8118; p-ISSN 2085-1049
A. Hamed, L., & Mohamed Abdel Aziz, T. (2020). Effect of Deep Breathing
Exercise Training on Fatigue’ Level among Maintenance Hemodialysis
Patients: Randomized Quasi-experimental Study. Egyptian Journal of Health
Care, 11(4), 634–644. https://doi.org/10.21608/ejhc.2020.169731
Astuti, E, K., & Gatingingsih. Y. (2015). Napas Dalam Menurunkan Tingkat
Kelelahan Pasien Post Hemodialisis Di Ruang Hemodialisis Rumah Sakit.
Https://Id.Scribd.Com/Document/.
Djamaludin, D., Safriany, R., & Sari, R. Y. (2021). Pengaruh Breathing Exercise
Terhadap Level Fatigue Pasien Hemodialisis. Malahayati Nursing Journal,
3(1), 72–81. https://doi.org/10.33024/manuju.v3i1.1636
Djupri, D., Yetti, K., & Masfuri. (2019). The Effect of Breathing Exercise and
Range of Motion (ROM) Exercise towards the Decrease of Intradialysis
Fatigue Level in Hemodialysis Unit at Dr. Adjidarmo Hospital, Banten.
15(IcoSIHSN), 221–225. https://doi.org/10.2991/icosihsn-19.2019.48
Fari, A. I., Sofiani, Y., Warongan, A. W., Kesehatan, F. I., Katolik, U., Charitas,
M., Keperawatan, F. I., & Jakarta, U. M. (2019). Efektifitas Progressive
Muscle Relaxation (PMR) dan Relaxation Breathing Exercise (RBE)
Terhadap Tingkat Fatigue dan Selfcare Pasien GGK. Jurnal Kesehatan
Saelmakers Perdana, 2(1), 99–110.
https://core.ac.uk/download/pdf/189169594.pdf
Hasanah, U., & PH, L. (2021). Slow Deep Breathing Berpengaruh terhadap
Fatigue Pada Pasien Dengan Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani
Hemodialisis. Jurnal Ilmiah Permas : Jurnal Ilmiah Stikes Kendal, 11(1), 5–
6.
Indrayana, M., Armayani, A., & Rahmadania, W. O. (2018). Pengaruh Pursed Lip
Breathing terhadap Fatigue Pasien GGK di Ruang Hemodialisa RSUD
Bahteramas. Health Information : Jurnal Penelitian, 10(2), 88–96.
https://doi.org/10.36990/hijp.v10i2.82
Jafar, S. R. (2019). Penurunan Tingkat Kelelahan Pasien Gagal Ginjal yang
Menjalani Hemodialisis Melalui Promosi Kesehatan Teknik Relaksasi Nafas
Dalam. Jurnal Keperawatan Terpadu (Integrated Nursing Journal), 1(1), 22.
https://doi.org/10.32807/jkt.v1i1.20
Maesaroh.(2021). Pengaruh Breathing Exercise Terhadap Penurunan Tingkat
Fatigue Pada Pasien Hemodialisa. Jurnal Ilmiah Indonesia. 6(1)
Maniam, R., Subramanian, P., Singh, S. K. S., Lim, S. K., Chinna, K., & Rosli, R.
(2014). Preliminary study of an exercise programme for reducing fatigue and
improving sleep among long-term haemodialysis patients. Singapore
Medical Journal, 55(9), 476–482. https://doi.org/10.11622/smedj.2014119
Pertiwi, R. A., & Prihati, D. R. (2020). Penerapan Slow Deep Breathing Untuk
Menurunkan Keletihan Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik. Jurnal Manajemen
Asuhan Keperawatan, 4(1), 14–19. https://doi.org/10.33655/mak.v4i1.77
Rohaeti,S,E. et.al (2020). Observasi Latihan Relaksasi Nafas Pada Pasien Chronic
Kidney Diseases Dengan Fatigue. Jurnal Perawat Indonesia, 4 (1), 67-74
Safruddin, S., & Asnaniar, W. S. (2019). Pengaruh Breathing Exercise Terhadap
Level Fatigue Pasien Gagal Ginjal yang Menjalani Hemodialisis. Jurnal
Ilmiah Kesehatan Pencerah, 8(1), 52–58.
Sari,R,Y. et.al (2018). Pengaruh Latihan Fisik Kombinasi Nafas Dalam Terhadap
Tingkat Fatigue Pada Pasien Hemodialisis Di Rumah Sakit Islam Jemursari
Surabaya Tahun 2018. Proceeding Of Emergency Nursing In Respiratory
Failure And Chocking. ISBN: 798-602-52254-1-3
Septiwi, C. (2013). Pengaruh Breathing Exercise Terhadap Level Fatigue Pasien
Hemodialisis Di Rspad Gatot Subroto Jakarta Cahyu Septiwi Jurusan
Keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong. Jurnal Keperawatan
Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), 8(1), 14–21.
Simatupang, L. L., & Sinaga, R. M. (2020). Pengaruh Akupresur dan Latihan
Napas Dalam Terhadap Fatigue dan Kualitas Tidur Pasien Hemodialisa di
Murni Teguh Memorial Hospital. Jurnal Riset Hesti Medan Akper Kesdam
I/BB Medan, 5(1), 56–60.
https://jurnal.kesdammedan.ac.id/index.php/jurhesti
Stanley, R., Leither, T. W., & Sindelir, C. (2011). Benefits of a Holistic
Breathing. Nephrology Nursing Journal, 38(2), 149–153.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21520693
Sutinah, & Azhari, R. (2020). The Effects of Relaxation Breathing on Fatigue in
Patients with Chronic Kidney Disease Undergoing Hemodialysis.
Malahayati International Journal of Nursing and Health Science, 3(1), 15–
21. http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/nursing/article/view/2335
Vasudevan.L. et.al (2020). The Effects Of Breathing Exercise In Reducing The
Number Of Symptoms And Level Of Symptoms Severity Among Patients
Undergoing Hemodialysi. Journal Of Malaysian Nurses Association. Volume
14, 2020/Issn No: 1823-866

Anda mungkin juga menyukai