PENDAHULUAN
1
penatalaksanaannya dilakukan dengan tindakan dialisis dan transplantasi
ginjal (Schatell&Witten,2012).
Hemodialisis (HD) adalah suatu prosedur dimana darah dikeluarkan
dari tubuh penderita dan beredar dalam sebuah mesin di luar tubuh yang
disebut dialiser. Frekuensi tindakan HD bervariasi tergantung berapa
banyaknya fungsi ginjal yang tersisa, rata–rata penderita menjalani HD dua
kali dalam seminggu, sedangkan lama pelaksanaan hemodialisa paling
sedikit tiga sampai empat jam tiap sekali tindakan terapi (Melo, Ribeiro &
Costa , 2015).
Pengontrolan cairan sangat penting guna mengurangi risiko kelebihan
volume cairan antara waktu dialisis. Pengontrolan cairan pada pasien
hemodialisis adalah faktor penting yang dapat menentukan keberhasilan
terapi. Kesuksesan hemodialisis tergantung pada kepatuhan pasien. Pasien
hemodialisis yang tidak mematuhi pengontrolan cairan dapat mengalami
komplikasi(Wijayanti et al., 2017).
Di Indonesia angka kejadian gagal ginjal kronis berdasarkan data dari
Riskesdas pada tahun 2013, prevalensi gagal ginjal kronis 0,2% dari
penduduk Indonesia. Hanya 60% dari pasien gagal ginjal kronis tersebut
yang menjalani terapi dialisis). Di Provinsi Sumatera Barat prevalensi
penyakit gagal ginjal kronis 0,2% dari penduduk dari pasien gagal ginjal
kronis di Indonesia, yang mencakup pasien mengalami pengobatan, terapi
penggantian ginjal, dialysis peritoneal dan Hemodialisis pada tahun 2013
(Riskesas, 2013).
Hemodialisis yang dilakukan oleh pasien dapat mempertahankan
kelangsungan hidup sekaligus akan merubah pola hidup pasien (Ignatavicus
& Workman, 2009). Pasien yang menjalani hemodialisis mengalami
berbagai masalah yang timbul akibat tidak berfungsinya ginjal. Hal ini
menjadi stressor fisik yang berpengaruh pada berbagai dimensi kehidupan
pasien yang meliputi biologi, psikologi, sosial, spiritual (biopsikososial).
Kelemahan fisik yang dirasakan seperti mual, muntah, nyeri, lemah otot dan
2
edema merupakan sebagian dari manifestasi klinik dari pasien yang
menjalani hemodialisis (Arif & Kumala, 2011).
1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Melaporkan asuhan keperawatan keperawatan dengan focus
utama Tn. J dengan Diagnosa medis CKD di Ruang Cempaka RSU
Kabupaten Tangerang.
3
1.3.2. Tujuan Khusus
Tujuan Khusus dalam laporan ini adalah :
1.3.2.1 Dilakukan pengkajian umum pada Tn. J dengan Diagnosa
medis CKD meliputi riwayat kalien, mancakup keluhan
utama, riwayat kesehatan, pemeriksaan Fisik.
1.3.2.2 Dilakukan analisa data mengenai pengkajian yang sudah
dilakukan umtuk menemukan dan memprioritaskan
masalah.
1.3.2.3 Dibuat rencana asuhan keperawatan sesuai dengan
kebutuhan klien terutama pada pengontrolan cairan.
1.3.2.4 Dilakukan implementasi keperawatan dengan implementasi
pengaruh penyuluhan manfaat bartocar terhadap pasien
CKD on HD.
1.3.2.5 Dilakukan evaluasi keperawatan untuk menentukan
keberhasilan dalam pemberian asuhan keperawatan.
1.4. Manfaat
Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk :
1.4.2. Penulis
Sebagai pengembangan kemampuan Kelompok dan dapat
mengaplikasikan ilmu yang telah didapat dari profesi Ners ini dan
dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan bagi Kelompok dalam
Asuhan Keperawatan pada Tn. J dengan Diagnosa medis CKD di
Ruang Cempaka RSU Kabupaten Tangerang.
4
DAPUS BAB 1
Black Joyce, M., & Hawks, J.H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8, Buku.
2. Singapore : Elsevier. Dicetak indonesia : CV. Pentasada Media Edukasi
Pranawa. 1993. Anemia pada Gagal Ginjal Kronik. Majalah Ilmu Penyakit Dalam.
Surabaya. 1 (19) : 31-32.