PENDAHULUAN
Pada Bab ini penulis akan menguraikan tentang latar belakang tujuan penulis, ruang
A. Latar Belakang
makanan atau minuman yang cepat saji yang tidak diketahu bagaimana cara
Ginjal adalah salah satu organ yang memegang kunci peran dalam tubuh, tidak
merupakan organ penting yang berfungsi menjaga komposisi darah yaitu dengan
dalam tubuh, menjaga level elektrolit seperti sodium, potasium dan fosfat tetap
mengendalikan tekanan darah, membuat sel darah merah dan menjaga tulang
Salah satu masalah ginjal yang dihadapi oleh masyarakat di Negara maju
penurunan fungsi ginjal yang terjadi secara perlahan dalam waktu yang menahun
bersifat progesif dan irreversible, umumnya tidak dapat pulih, dimana tubuh
menyebabkan kematian sebesar 1,5 juta jiwa setiap tahunnya (WHO 2016). Badan
kronik pada tahun 2015 telah meningkat 50 % dari tahun sebelumnya. Prevalensi
gagal ginjal di Amerika Serikat meningkat 50 % di tahun 2016 dan jumlah orang
yang gagal ginjal yang dirawat dengan dialisis dan transplantasi diproyeksikan
meningkat dari 390.000 di tahun 2010, dan 651.000 dalam tahun 2015. Data
karena gangguan ginjal kronis artinya 1140 dalam 1 juta orang Amerika adalah
Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 dan 2018 menunjukan bahwa
diagnosis dokter pada tahun 2013 adalah 0,2% dan terjadi peningkatan pada tahun
2018 sebesar 0,38%. Untuk (Kemenkes RI, 2017). Hasil Riset Kesehatan Dasar
pasien usia lima belas tahun keatas di Indonesia yang didata berdasarkan jumlah
kasus yang didiagnosis dokter adalah sebesar 0,2%. Prevalensi gagal ginjal kronik
kelompok umur 25-34 tahun (2,28%), umur 35-44 (3,31%) diikuti umur 45-54
tahun (5,64%) , umur 55-64 tahun (7,21%), umur 65-74 (8,23%), umur 75+
(7,48%). Prevalensi pada laki-laki (4,17%) lebih tinggi dari perempuan (3,52%).
Darmawan RSPAD Gatot Soebroto dam 3 bulan terakhir, terhitung dari bulan
Juni 2019 sampai dengan bulan Agustus 2019 tercatat jumlah pasien yang dirawat
dengan penyakit Chronik Kidney Disease sebanyak 28 orang dari jumlah pasien
yang dirawat sebanyak 459 orang atau sekitar 6,1%. Banyak masalah yang dapat
Tanda dan gejalanya yang muncul pada pasien Chronik Kidney Disease : edema,
lemah gatal-gatal pada kulit, letargi, anoreksia : mual dan mutah, kulit berwarna
pucat karena anemia. Bila ginjal sudah tidak dapat dipertahankan keseimbangan
keperawatan yang telah dibuat oleh Katim. Selain itu dari segi promotif dimana
proses keperawatan.
B. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus :
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Sedangkan tujuan khusus penulisan makalah ini adalah agar penulis mampu:
CKD on HD.
5
C. Ruang Lingkup
Soebroto Jakarta yang dilaksanakan selama tiga hari dari tanggal 3 sampai 5
Agustus 2019.
D. Metode Penulisan
1. Metode deskriptif, tipe studi kasus dengan mengambil salah satu kasus dengan
digunakan adalah data primer diperoleh langsung dari klien sedangkan data
E. Sistematika Penulisan
Bab satu : Pendahuluan terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, ruang
lingkup, metode penulisan dan sistematika penulisan. Bab Dua : konsep asuhan
6
dan evaluasi. Bab Tiga : tinjauan kasus terdiri dari pengkajian, diagnosa
BAB II
TINJAUAN TEORI
Pada bab ini penulis akan menguraikan tinjauan teori asuhan keperawatan pada klien
A. Pengertian
Chronik Kidney Desease adalah suatu gangguan pada ginjal ditandai dengan
abnormalitas struktur ataupun fungsi ginjal yang berlangsung lebih dari 3 bulan.
Chronik Kidney Desease adalah CKD adalah kerusakan pada fungsi ginjal
cairan dan elektrolit dalam tubuh, yang berakibat fatal pada uremis yaitu kelebihan
Dari ketiga pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Cronic Kidney
progresif dan ireversible yang berlangsung lebih dari 3 bulan, yang menyebabkan
berakibat fatal pada uremis yaitu kelebihan urea dan sampah nitrogen di dalam
darah.
a. Anatomi
Ginjal adalah organ utama pada sistem perkemihan. Pada umumnya, setiap
manusia memiliki 2 buah ginjal yang terletak di kanan dan kiri. Ginjal
berbentuk seperti kacang polong, dengan panjang sekitar 7-12 cm (5 inci) dan
lumbalis ke-3, ginjal kanan sedikit lebih rendah dari ginjal kiri dikarenakan
adanya lobus hepatis dextra yang besar.Ginjal dibedakan atas 2 struktur yaitu
1) Struktur makroskopis
a)Kapsula Renalis
Adalah bagian anatomis terluar dari ginjal dan merupakan lapisan halus
b)Kapsula Renalis
c)Hilus
d)Medula
e)Pelvis Renalis
Adalah bagian akhir atau penampung urine yang masuk melalui papilla
2) Struktur Mikroskopis
Setiap satu ginjal tersusun dari ±1.000.000 nefron, sehingga jumlah kedua
ginjal adalah ± 2.000.000 nefron. Setiap satu nefron tersusun atas bagian-
glomerulus
masih diperlukan
d)Tubulus Distal yaitu area reabsorpsi cairan atas kendali Anti Deuretik
b. Fisiologi
Ginjal merupakan salah satu organ yang mempunyai fungsi vital bagi
cairan, tetapi selain itu ginjal memiliki fungsi yang lain, yaitu sebagai berikut :
produksi ADH dari kelenkar hipofise, hal ini dilakukan gijal pada saat
plasma
di dalam cairan bila jumlahnya sedikit, jadi hal ini yang menjadikan
Urine yang bersifat agak asam disebabkan oleh campuran makanan. Urine
B. Patofisiologi
Menurut NANDA NIC NOC Jilid 2 adalah sebagai berikut : Gagal ginjal merupakan
suatu keadaan klinis kerusakan ginjal yang progresif dan irreversibel dari berbagai
Pada saat fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme protein yang normalnya
tertimbun produk sampah metabolik, sehingga kerja ginjal akan semakin berat.
Banyak masalah muncul pada gagal ginjal sebagai akibat dan penurunan jumlah
mengakibatkan kadar kreatinin serum, nitrogen, urea darah (BUN) meningkat. Ginjal
juga tidak mampu mengencerkan urine secara normal. Sehingga tidak terjadi respon
ginjal yang sesuai terhadap perubahan masukan cairan dan elektrolit sehingga terjadi
12
tahanan natrium dan cairan. (Brunner & Suddarth, 2013). Asidosis metabolik dapat
hidup eritrosit dalam suasana uremia toksik, defisiensi besi, asam folat dan lain-lain
akibat nafsu makan yang berkurang, perdarahan paling sering pada saluran cerna dan
peningkatan kadar fosfat serum dan penurunan kadar serum kalsium. Sehingga
(pruritis), butiran uremik, suatu penumpukkan kristal urea di kulit. Serangan uremik
tidak umum karena pengobatan dini dan agresif. Gejala gastrointestinal, anoreksia,
umum secara bertahap akan lebih mengantuk. Neurologi : kelemahan dan keletihan,
disorientasi, kelemahan pada tungkai, perubahan perilaku, rasa panas pada kaki.
13
berikut:
Tahap 1 yaitu kerusakan ginjal dengan GFR normal atau meningkat (>90 ml/ min /
1,73 m² ).
C. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medis
propanolol dan klonidin. Obat diuretik yang dipakai adalah furosemid (lasix).
glukonat 10% intravena dengan hati-hati sementara EKG terus diawasi. Bila
kadar K+ tidak dapat diturunkan dengan dialisis, maka dapat digunakan resin
gejal
penanganan hemodialisis.
f. Dialisis : suatu proses dimana solut dan air mengalir difusi secara pasif
kompartemen lainnya.
ureter terletak di sebelah anterior dari pembuluh darah ginjal, dan lebih
2. Penatalaksanaan Keperawatan
hari, batasi masukan kalium sampai 40-60 mEq/hr, mengkaji daerah edema.
15
3. Penatalaksanaan diit
penumpukan hasil akhir toksik. Tetapi apabila ingin mengkonsumsi protein harus
memilih protein yang memiliki nilai biologis tinggi (produk susu, telur, daging).
Batasi makanan dan cairan yang mengandung kalium dan fosfor (pisang, buah
dan jus-jusan serta kopi). Biasanya cairan yang diperbolehkan adalah 500-600 ml
untuk 24 jam. Pemberian vitamin juga penting karena diet rendah protein tidak
cukup memberikan komplemen vitamin yang diperlukan. Selain itu, pada pasien
dialisis kemungkinakan kehilangan vitamin dengan larut dalam air melalui darah
1. Urine
Volume : Biasanya kurang dari 400 ml / 24 jam (oliguria) atau urine tidak ada
(anuria)
Warna : Secara abnormal urine keruh mungkin disebabkan oleh pus bakteri,
Berat jenis : Kurang dari 1,05 (menetap pada 1,010 menunjukkan kerusakan
ginjal berat).
stadium
16
Natrium : Lebih besar dari 40 g/dl, karena ginjal tidak mampu mereabsorpsi
kerusakan glomerulus bila SDM dan fragmen juga ada. Derajat rendah
proteinuria (1 – 2 +).
2. Darah
azotemia.
kemampuan ginjal untuk mengekskresi hidrogen dan amonia atau hasil akhir
Kalium : Peningkatan normal (3,5- 5,5 g/dL) sehubungan dengan rotasi sesuai
SDM) pada tahap akhir pembahan EKG mungkin tidak terjadi sampai umum
3. Osmolalitas serum : lebih besar dari 285 mos m/kg. Sering kali sama dengan urine.
kondisi tertentu, dan juga berfungsi untuk mengetahui adanya tumor, penyakit polikistik
ginjal.
6. Sinar x ginjal, ureter, kandung kemih: Menunjukkan ukuran dan struktur ginjal,
ureter dan kandung kemih. Menunjukkan adanya abnormalitas seperti kista, tumor, atau
batu
8. Ultrasono ginjal : menentukan ukuran ginjal dan adanya massa. Kista obstruksi
9. Biopsi ginjal : dilakukan ketika kerusakan ginjal atau proteinuria mencapai rentang
kemih dan mengidentifikasi aliran balik ke dalam ureter atau retensi yang
D. Pengkajian
18
1. Neurosensori
Sakit kepala, penglihatan kabur, kram, rasa terbakar, mati rasa, kesemutan dan
2. Pernapasan
Napas pendek, dispnea terjadi mendadak pada malam hari tanpa diketahui
3. Aktivitas/Istirahat
Keletihan yang luar bias, kelemahan, malaise, gangguan tidur yaitu insomnia
4. Makanan/Cairan
anoreksia, nyeri ulu hati, mual, muntah, distensi abdomen, napas berbau amonia
5. Eliminasi
6. Higiene
7. Nyeri/Ketidaknyamanan
Nyeri panggul, sakit kepala, kram otot atau nyeri pada tungkai yang memburuk
8. Seksualitas
9. Interaksi Sosial
19
E. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan pertukaran gas b.d kongesti paru, penurunan curah jantung, penurunan
3. Kelebihan volume cairan b.d penurunan haluaran urine, diet berlebih dan retensi
keperawatan, penetapan tujuan dan kriteria evaluasi. Menurut (NANDA NIC NOC
1. Gangguan pertukaran gas b.d kongesti paru, penurunan curah jantung penurunan
adekuat
20
Intervensi:
e) Lakukan suction
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia, mual dan
Kriteria hasil : Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan, berat
peningkatan fungsi pengecapan dan menelan, tidak ada penurunan berat badan
yang berarti.
Intervensi :
bersih)
b) Kaji pola diet nutrisi pasien : riwayat diet, makanan kesukaan, hitung kalori.
c) Kaji faktor yang berperan dalam merubah masukan nutrisi : anoreksia, mual
atau muntah, diet yang tidak menyenangkan bagi pasien, depresi, kurang
d) Tingkatkan masukan protein yang mengandung nilai biologis tinggi sel telur,
Kriteria Hasil : Menunjukkan turgor kulit normal tanpa ada edema, melaporkan
adanya kemudahan dalam bernafas atau tidak terjadi nafas pendek, menunjukkan
Intervensi :
turgor kulit dan adanya edema, distensi vena leher, tekanan darah, denyut
Kriteria Hasil :
22
Intervensi:
e) Berikan analgetik
Kriteria Hasil : Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan, tidak ada luka/lesi
pada kulit
Intervensi :
berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi
23
Intervensi :
BAB III
TINJAUAN KASUS
Pada bab ini penulis akan menbuat asuhan keperawatan pada Tn.A klien dengan Chronic
Kidney Desease mulai dari pengkajian, diagnosa, rencana, pelaksanan dan evaluasi.
A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 3-5 Agustus 2019 pada pukul 11.00 wib dilantai
tanggal 31 Juli 2019 pada pukul 07.00 wib. Nomor registrasi 915268 dengan
berikut.
1. Identitas klien
Klien bernama Tn. A, laki-laki, usia 50 tahun, status menikah, beragama kristen
katolik, suku bangsa Jawa, pendidikan SMA, bahasa yang digunakan bahasa
010/011 Jakarta Pusat sumber biaya BPJS Mandiri, sumber informasi diperoleh
2. Resume
Pada tanggal 30 Juli 2019, Klien datang ke IGD pukul 02.00 WIB dengan
keluhan sulit buang air kecil, setiap buang air kecil hanya sedikit- sedikit dan
terasa sakit, tampak adanya edema pada ekstremitas bawah kanan dan kiri, dan
dibantu, nilai motorik 5555 5555 tekanan darah 150/90 mmHg, nadi
3333 3333
75x/menit, frekuensi nafas 19x/menit, suhu :37,5°c. Lalu masuk ke ruangan
paviliun darmawan lantai VI pada tanggga 31 Juli 2019 dengan diagnosa CKD
ON HD. Klien melakukan HD 2x/minggu pada hari selasa dan jumat. Dengan
hematokrit : 42 %, eritrosit : 5.0 juta / ul, leukosit: 9980 / ul, trombosit: 190.000 /
ul, bilirubin total : 2.00 mg/dl, albumin: 3.0 g/ dl, ureum : 110 mg/dl, kreatinin :
3,3 mg/dl, natrium : 135 mEq/l, kalium : 4,8 mEq/, klorida : 106 mEq/l. Hasil
USG : Ginjal , vesika urinaria, dan prostat, kedua ginjal ukuran membesar, ureter
proximal melebar, tidak ada batu. Masalah keperawatan yaitu Retensi urine,
dilakukan yaitu memasang kateter urine dan urine keluar 50 ml, mengukur TTV,
memberi terapi obat Cefotaxime 1gr 2x1 (injeksi intravena), dan Paracetamol
500mg (per oral), memberi posisi semi fowler pada klien dan memantau input
3. Riwayat keperawatan
Keluhan utama sulit buang air kecil, pada saat buang air kecil hanya sedikit-
Amlodipin 1x10mg. Klien tidak ada alergi terhadap makanan, obat, binatang
sakit tua
th
th
sakit tua sakit tua sakit tua
sehat sehat
65 th 60 th 50
th 43
th
sehat sehat
50 th 45 th
CKD ON HD sehat
25 th 20 th 17 15
th th
Keterangan gambar
: laki-laki : perempuan
: meninggal
: Klien
Riwayat yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang menjadi faktor
Orang yang terdekat dengan klien adalah istrinya. Pola komunikasi dalam
sedih karena klien sakit dan harus dirawat. Masalah yang mempengaruhi klien
saat ini adalah klien tidak dapat melakukan aktivitas seperti biasanya.
Mekanisme koping saat ini klien mempunyai masalah yaitu tidur dan
sangat dipikirkan saat ini klien tidak dapat beraktivitas seperti biasanya. klien
setelah mengalami perawatan klien ingin cepat sembuh dan berkumpul dengan
anaknya. Tidak ada nilai yang bertentangan dengan kesehatan dan aktivitas
agama/kepercayaan, yang dilakukan saat ini adalah berdoa sebelum dan sesuai
Rumah klien jauh dari jalan raya dan pasar. Ventilasi rumah baik dan keadaan
rumah klien jauh dari keramaian. Tidak ada kondisi lingkungan rumah yang
f. Pola kebiasaan
1) Pola nutrisi
makanan yang disukai klien makanan yang asin, tidak ada makanan yang
tidak disukai, tidak ada makanan yang membuat alergi, tidak ada makanan
Saat ini, Frekuensi makan 3 x /hari nafsu makan klien menurun. Klien
makan habis ¾ porsi, tidak ada makanan yang tidak disukai. Tidak ada
makanan yang membuat alergi dan makanan yang di larang adalah tinggi
garam dan tinggi protein. Makanan sehat diet makan lunak, makanan diit
2) Pola eliminasi
Sebelum sakit klien bak dengan frekuensi 5 – 6 x /hr warna kuning jernih
ada keluhan saat bak yaitu sakit dan nyeri, tidak menggunakan alat bantu.
Saat ini klien bak frekuensi tidak tentu, warna kuning jernih, keluhan bak
keluar hanya sedikit-sedikit dan nyeri, sebelum sakit bab klien 1 x /hr.
Waktu pagi hari, warna kuning, konsistensi lunak, tidak ada keluhan dan
Waktu tidak tentu, warna kecoklatan, konsistensi lunak tidak ada keluhan
Sebelum saat, klien mandi 2 x /hari, waktu pagi dan sore. Saat ini mandi 1
x /hari. Waktu pagi hanya dilap saja. Sebelum sakit, klien oral hygiene 3
x/hari waktu pagi hari, saat ini klien hanya oral hygiene 1/hari pada pagi
hari. Sebelum sakit klien cuci rambut, frekuensi 2 x/ hati, saat ini klien
jam/hari kebersihan sebelum tidur menonton TV. Saat ini, lama klien tidur
siang tidak tentu, sering terbangun. Saat ini klien lama tidur malam 2 – 3
anaknya.
tidak ada. Saat ini klien tidak bekerja karena sedang dirawat di RS, klien
Klien tidak pernah merokok dan tidak mengkonsumsi minuman keras atau
NAPZA
4. Pengkajian fisik
Berat badan sebelum sakit 60 kg, berat badan saat ini 50kg, tinggi badan
x /menit suhu tubuh 36oC, keadaan umum sedang, tidak ada pembesaran
b. Sistem Penglihatan
Posisi mata simetris, kelopak mata normal, pergerakan bola mata normal.
mata tidak ada kelainan, fungsi penglihatan kabur. Tidak ada tanda-tanda
30
radang tidak memakai kaca mata baca , tidak menggunakan lensa kontak,
c. Sistem pendengaran
Daun telinga normal kondisi telinga tengah normal, tidak ada cairan dari
telinga tidak ada perasaan penuh ditelinga tidak ada biritus, fungsi
bantu dengar.
d. Sistem wicara
e. Sistem pernapasan
Jalan napas bersih tidak ada sumbatan, tidak sesak napas, tidak menggunakan
spontan, dalam, tidak batuk, tidak ada sputum, suara napas vesikuler, tidak
f. Sistem kardiovaskuler
Sirkulasi perifer, nadi 88 x/menit, irama teratur, tekanan darah 150/90 mmHg
tidak ada distensi Vena Jugularis, kanan dan kiri temperatur kulit hangat,
warna kulit pucat pengisian kapiler > dari 3 detik. Terdapat edema pada
daerah tungkai atas dan tungkai bawah. Sirkulasi jantung kecepatan denyut
apical 86 x /menit irama teratur tidak ada kelainan bunyi jantung, tidak ada
nyeri dada.
g. Sistem hematologi
Klien tampak pucat, tidak ada perdarahan, seperti petechie, purpura mimisan,
Tidak ada keluhan vertigo, migran, kesadaran compos mentis, GCS : E:4, M 6
: V:5 tidak ada tanda-tanda peningkatan TIK. Tidak ada gangguan persarafan
i. Sistem pencernaan
Gigi klien bersih, tidak menggunakan gigi palsu, ada stomatitis, lidah bersih
saliva normal, klien kadang mual dan muntah tidak ada, ada nyeri pada
konsistensi setengah padat tidak ada konstipasi, abdomen lembek, dan hepar
tidak teraba.
j. Sistem endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, nafas tidak berbau keton, tidak ada luka
gangren.
k. Sistem urogenital
Klien bak sedikit-sedikit, balance cairan, intake : 1200 cc/24 jam output:
urine: 100/ 24 jam, IWL 750/24 jam. Balance : +350 cc / 24 jam, terdapat
retensi pada pola kemih bak warna kuning jernih, tidak terdapat distensi
kandung kemih.
l. Sistem integumen
Turgor kulit kurang elastis, kering sedikit bersih, kulit hangat,warna kulit
m.Sistem muskoleskeletal
Klien mengalami kesulitan dalam pergerakan karena cepat lelah dan nyeri saat
5. Pemeriksaan penunjang
Kimia Klinik
Hasil USG tanggal 1 Agustus 2019 : Ginjal dan vesika urinaria, kedua ginjal
oral
7. Data fokus
a. Data Subjektif
b. Data Objektif
2) Kesadaran komposmentis
14) Intake : 1200 cc/24 jam output: urine: 100/ 24 jam, IWL 750/24 jam.
400.000 /ul)
Kimia Klinik
8. Analisa data
DO :
1. Kesadaran komposmentis
N : 88 x /menit Rr : 20 x/menit
Kg
36
6. IMT = BB/TB²
7. Albumin : 3.0 g/ dl
8. Konjungtiva anemis
DO :
N : 88 x /menit Rr : 20 x/menit
: 3.0 g/ dl
: 110 mg/dl
(20-50 mg/dl)
: 3,3 mg/dl
: 135 mEq/l
(135 – 145 mE
pinggang fisiologis
dengan nyaman
DO:
N : 88 x /menit Rr : 20 x/menit
Q: Seperti di tusuk-tusuk
R: Di bagian pinggang
S : Skala 3
4. DS : Gangguan Gangguan
DO :
1. Kesadaran composmentis
88x/menit RR :20x/menit
ditempat tidur
6. GCS 15
7. Kekuatan otot
DS:
5.
1. Klien mengatakan klien sulit Gangguan Kelebihan
sedikit-sedikit
DO:
1. Kesadaran composmentis
40
B. Diagnosa keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake yang tidak
dilanjutkan dengan pelaksanaan dan evaluasi untuk setiap diagnosa sesuai dengan
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake yang tidak
Kriteria Hasil :
g) BB meningkat
41
Perencanaan :
e) Berikan obat asam folat 5mg (1x1) PO, vit b12 50mg (3x1) PO dan
omeprazole 40 mg iv.
Pelaksanaan:
Pukul 10.00 mengkaji keadaan umum klien, hasil keadaan klien komposmentis
dan tampak lemah. Pukul 11.00 mengkaji adanya mual dan muntah hasil klien
mengatakan mual tetapi tidak ada muntah. Pukul 11.30 memberikan obat
dan tidak ada tanda-tanda alergi. Pukul 12.00 menganjurkan klien makan sedikit
tapi sering hasil klien menghabiskan makan ¾ porsi. Pukul 12.30 memberikan
obat asam folat 5 mg dan vitamin b12 50 mg melalui oral hasil klien minum
Pukul 09.00 mengkaji keadaan umum klien, hasil keadaan klien komposmentis
dan masih tampak sedikit lemah. Pukul 09.10 mengkaji adanya mual dan
muntah hasil klien mengatakan mual berkurang dan tidak ada muntah. Pukul
lancar tanpa hambatan dan tidak ada tanda-tdan alergi. Pukul 12.00
menganjurkan klien makan sedikit tapi sering hasil klien menghabiskan makan
½ porsi. Pukul 12.30 Memberikan obat asam folat 5 mg dan vitamin b12 50 mg
melalui oral hasil klien minum obat dengan lancar tidak ada tanda- tanda alergi.
Pukul 14.00 mengkaji keadaan umum klien, hasil keadaan klien komposmentis
dan tampak bersemangat. Pukul 14.10 mengkaji adanya mual dan muntah hasil
klien mengatakan mual dan muntah tidak ada. Pukul 16.00 menganjurkan klien
makan sedikit tapi sering hasil klien menghabiskan makan 1 porsi. Pukul 18.00
memberikan obat asam folat 5 mg dan vitamin b12 50 mg melalui oral hasil
klien minum obat dengan lancar tidak ada tanda- tanda alergi.
Evaluasi
BB tidak terkaji
Kriteria Hasil :
Perencanaan :
Pelaksanaan:
36,5°C RR : 21x/menit. Pada pukul 12.30 mengkaji intake output, hasil cairan
intake : 1200 cc/24 jam output: urine: 100/ 24 jam, IWL 750/24 jam. Balance
+350 cc / 24 jam. Pukul 12.50 mengkaji adanya edema, hasil tampak ada edema
di ekstremitas bawah kanan dan kiri. Pukul 13.00 memberikan prorenal melalui
oral, hasil obat masuk dengan lancar dan tidak ada tanda- tanda alergi.
36,6°C RR : 20x/menit. Pada pukul 13.00 mengkaji intake output, hasil cairan
intake : 1100 cc/24 jam output: urine: 100/ 24 jam, IWL 750/24 jam. Balance :
+250 cc / 24 jam,. Pukul 13.00 mengkaji adanya edema, hasil tampak ada edema
di ekstremitas bawah kanan dan kiri. Pukul 13.10 memberikan prorenal melalui
oral, hasil obat masuk dengan lancar dan tidak ada tanda- tanda alergi.
36,2°C RR : 19x/menit. Pada pukul 17.00 mengkaji intake output, hasil cairan
intake : 1300 cc/24 jam output: urine: 200/ 24 jam, IWL 750/24 jam. Balance :
+350 cc / 24 jam. Pukul 17.20 mengkaji adanya edema, hasil tampak ada edema
di ekstremitas bawah kanan dan kiri. Pukul 17.30 memberikan prorenal melalui
oral, hasil obat masuk dengan lancar dan tidak ada tanda- tanda alergi.
Evaluasi
O: Hasil cairan intake : 1300 cc/24 jam output: urine: 200/ 24 jam, IWL 750/24
Kriteria Hasil :
b) TTV normal
Perencanaan :
Pelaksanaan :
S:36,5°c RR: 21x/menit. Pukul 08.15 mengkaji nyeri klien, hasil klien
tusuk, lokasinya di bagian pinggang, skala 3, wkatunya sekitar 3 menit lalu hilang
timbul. Pada pukul 08.30 menganjurkan teknik relaksasi napas dalam, hasilnya
klien mengikuti anjuran perawat. Pada pukul 12.30 memberikan obat tramadol 50
mg per oral, hasil obat diminum dengan lancar tanpa hambatan dan tanpa ada
Pukul 08.20 mengkaji TTV klien, hasil TD :150/90 mmHg N: 80x/menit S:36,6°c
RR : 20x/menit. Pukul 08.30 mengkaji nyeri klien, hasil klien mengatakan nyeri
pinggang, skala 2, waktunya sekitar 3 menit lalu hilang timbul. Pada pukul 08.35
perawat. Pada pukul 12.30 memberikan obat tramadol 50 mg per oral, hasil obat
diminum dengan lancar tanpa hambatan dan tanpa ada tanda- tanda alergi.
Pukul 14.10 Mengkaji TTV klien, hasil TD :160/90 mmHg N: 70x/menit S:36,2°c
RR : 19x/menit. Pukul 14.20 mengkaji nyeri klien, hasil klien mengatakan nyeri
berkurang. Pada pukul 14.30 menganjurkan teknik relaksasi napas dalam, hasilnya
klien mengikuti anjuran perawat. Pada pukul 18.00 memberikan obat tramadol 50
mg per oral, hasil obat diminum dengan lancar tanpa hambatan dan tanpa ada
Evaluasi
Kriteria Hasil :
Perencanaan :
Pelaksanaan
pasien masih belum bisa mobilisasi secara mandiri. Pukul 09.00 melatih
mobilitas fisik klien, hasil pasien masih harus dibantu dalam latihan mobilitas
pasien masih belum bisa mobilisasi secara mandiri. Pukul 09.10 Melatih
mobilitas fisik klien, hasil pasien masih harus dibantu dalam latihan mobilitas
pasien masih belum bisa mobilisasi secara mandiri. Pukul 15.00 Melatih
mobilitas fisik klien, hasil pasien masih harus dibantu dalam latihan mobilitas
Evaluasi
S: Pasien mengatakan pasien masih belum bisa bergerak atau mobilisasi secara
mandiri
Kriteria Hasil :
Perencanaan :
Pelaksanaan
Pukul 08.00 menganjurkan klien menggunakan pakaian yang longgar, hasil klien
mengikuti anjuran dari perawat. Pukul 08.30 menjaga kebersihan kulit, hasil kulit
klien bersih dan tetap kering. Pukul 09.00 memonitor adanya kemerahan, hasil
tidak ada kemerahan di kulit. Pukul 13.15 menganjurkan klien mobilisasi hasil
klien mengikuti anjuran perawat. Pukul 13.20 mengkaji adanya edema , hasil
Pukul 08.20 menganjurkan klien menggunakan pakaian yang longgar, hasil klien
mengikuti anjuran dari perawat. Pukul 08.25 menjaga kebersihan kulit, hasil kulit
klien bersih dan tetap kering. Pukul 12.00 memonitor adanya kemerahan, hasil
tidak ada kemerahan di kulit. Pukul 13.0 menganjurkan klien mobilisasi hasil
klien mengikuti anjuran perawat. Pukul 13.10 mengkaji adanya edema , hasil
Pukul 14.10 menganjurkan klien menggunakan pakaian yang longgar, hasil klien
mengikuti anjuran dari perawat. Pukul 14.15 menjaga kebersihan kulit, hasil kulit
klien bersih dan tetap kering. Pukul 18.00 memonitor adanya kemerahan, hasil
tidak ada kemerahan di kulit. Pukul 18.15 menganjurkan klien mobilisasi hasil
klien mengikuti anjuran perawat. Pukul 18.20 mengkaji adanya edema , hasil
Evaluasi
S: -
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas kesenjangan yang ada pada teori dengan
kesenjangan yang ada pada kasus, mulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan,
A. Pengkajian
Pada pengkajian terdapat kesenjangan antara teori dan kasus. Pada teori pengkajian
pernapasan ditemukan adanya napas pendek, dispnea terjadi mendadak pada malam
52
hari tanpa diketahui penyebabnya, batuk dengan atau tanpa sputum yang kental,
sedangkan pada kasus tidak ditemukan, hal ini karena tidak adanya kelainan pada
napas dimana pernapasan klien : 22x/mnt. Pada teori pengkajian eliminasi ditemukan
(VCUG). Sedangkan pada kasus hanya dilakukan pemeriksaan USG abdomen, dan
darah lengkap. Didapatkan pada pemeriksaan USG abdomen hasilnya yaitu ginjal ,
vesika urinaria, dan prostat, kedua ginjal ukuran membesar, ureter proximal melebar,
tidak ada batu. Analisa gas darah tidak dilakukan pada kasus karena tidak ada tanda-
tanda dari asidosis metabolik yaitu pernapasan cepat, pH menurun dan terjadi
penurunan kasadaran.
Pada saat pengkajian penulis menemukan adanya faktor pendukung yaitu pada saat
kooperatif dalam meberikan informasi yang dibutuhkan penulis dan adanya kerjasama
yang baik antara perawat ruangan sehingga tidak ditemukan faktor penghambat.
B. Diagnosa Keperawatan
Pada teori ditemukan diagnosa keperawatan. Diagnosa keperawatan yang ada pada
1. Gangguan pertukaran gas b.d kongesti paru, penurunan curah jantung, penurunan
Sedangkan diagnosa yang ada pada kasus tetapi tidak ada pada teori adalah :
C. Perencanaan
Dalam perencanaan meliputi prioritas masalah, tujuan dan kriteria hasil serta rencana
tindakan. Pada teori dan kasus ditemukan kesenjangan. Dalam pencapaian tujuan
pada kasus, penulis menetapkan batasan waktu, sedangkan pada teori tidak ada
batasan waktu dalam pencapaian tujuan. Waktu yang ditentukan penulis pada kasus 3
selama 3 hari. Hal ini berdampak pula pada penetapan kriteria disesuaikan dengan
Setelah menetapkan tujuan, pada rencana asuhan keperawatan tujuan/ hasil yang
diharapkan harus berdasarkan respon klien dan yang diamati oleh perawat (Kozier
aktivitas berikut terlebih dahulu: menetapkan prioritas, mentapkan tujuan/ hasil yang
Menurut Maslow prioritas yang pertama ialah masalah yang mengancam kehidupan
pasien itu sendiri yaitu kebutuhan fisologis. Contohnya: kebutuhan fisiologis masalah
suhu dan kenyamanan fisik. Prioritas yang kedua ialah masalah yang mengganggu
keamanan dan kenyamanan, misalnya lingkungan, bahaya dan takut. Prioritas yang
ketiga menurut maslow ialah masalah berhubungan dengan cinta dan mencintai.
Contohnya: isolasi sosial dan kehilangan orang yang dicintai. Prioritas yang keempat
rambut. Prioritas yang kelima ialah masalah yang mengganggu pencapaian tujuan
perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake output tidak adekuat (mual
dan muntah). Dikarenakan pada klien ditemukannya gejala penurunan berat badan
yang drastis yaitu 10 kg, nafsu makan klien yang tidak meningkat, merasa mual
ketika makan, untuk itu harus dilakukan pemberian makan sedikit tapi sering,
motivasi klien agar tidak terjadi penurunan berat badan kembali, menganjurkan klien
untuk menghindari makanan yang mengandung garam tinggi dan protein tinggi,
kolaborasi pemberian makanan diit rendah natrium, dan diit rendah protein dengan
ahli gizi, timbang berat badan untuk mengontrol status nutrisi klien dan berikan
makan sesuai jadwal yang sudah ditentukan. Perencanaan pada diagnosa keperawatan
kelebihan volume cairan yang ada pada teori tidak semua ditulis pada kasus, yaitu :
identifikasi cairan, tingkatkan dan dorong hygiene oral dengan sering, rencana ini
tidak ditulis karena disesuaikan dengan keadaan pasien. Hal ini perlu diprioritaskan
yang pertama karena dari masalah nutrisi tersebut dapat mengancam keselamatan
klien
Dikarenakan pada klien ditemukan edema pada ektremitas bawah kanan dan kiri,
55
intake output yang tidak seimbang, dan juga nilai kreatinin yang tinggi yaitu 3,3
mg/dl, untuk itu menurut teori harus dilakukan monitor intake dan outpun cairan pada
klien, timbang berat badan setiap hari, kaji adanya edema, kolaborasi pemberian
rendah garam, dan rendah protein, tetapi pada kasus tidak dilakukan timbang berat
badan setiap hari, dikarenakan menyesuaikan dengan kondisi klien. Hal ini
keselamatan klien.
Prioritas ketiga yaitu nyeri akut b.d agen pencederaan fisiologis. Dikarenakan
klien mengeluhkan nyeri dengan karakteristik nyeri pada bagian pinggang dengan
skala 3. Hal ini perlu diprioritaskan ketiga karena nyeri dapat menimbulkan
penurunan kondisi klien yang dapat mengganggu pola kebiasan baik klien, untuk itu
diharuskan lakukan relaksasi nafas dalam, atur posisi yang nyaman untuk klien dan
anjurkan klien untuk dapat mengontrol gangguan nyeri dengan minum obat secara
Prioritas keempat yaitu gangguan mobilitas fisik b.d gatau apa dah. Dikarenakan
klien mengatakan ADL dibantu, dan sulit untuk bergerak dikarenakan merasa sakit
pada saat bergerak berlebihan. Hal ini perlu diprioritaskan keempat karena gangguan
mobilitas fisik dapat menimbulkan kondisi klien yang dapat mengganggu pola
kebiasan baik klien, untuk itu diharuskan latih mobilitas fisik, dan ajarkan klien ubah
posisi.
Prioritas kelima yaitu gangguan integritas kulit b.d kelebihan volume cairan.
Dikarenakan ekstremitas klien bawah kanan dan kiri tampak adanya edema, dan juga
turgor kulit tidak elastis. Hal ini perlu diprioritaskan kelima atau terakhir karena
56
gangguan integritas kulit tidak menimbulkan dampak yang serius daripada masalah-
masalah sebelumnya.
yang ditemukan pada klien dalam menyusun rencana tindakan disusun secara
sistematis, operasional, agar rencana yang dibuat dapat ditindaklanjuti oleh perawat
dinas sore dan dinas malam. Dalam perencanaan penulis tidak mengalami hambatan
karena setiap rencana disusun sesuai dengan kondisi klien dan mengacu pada teori
serta mendapat dukungan dan kerjasama dari klien dan perawat ruangan.
D. Pelaksanaan
Pada pelaksanaan semua rencana tindakan dapat dilaksanakan sesuai rencana yang
telah disusun dan disesuaikan dengan kondisi klien. Semua tindakan yang dilakukan
keperawatan. Selain itu juga setiap perawat yang melakukan tindakan mencatat
keperawatan diberi tanggal ketika program tertulis tersebut telah dilaksanakan secara
kelebihan volume cairan rencana tindakan untuk timbang berat badan tidak
dilakukan karena melihat kondisi klien yang tidak memungkinkan untuk ditimbang
berat karena masih terdapat edema yang membuat klien sulit untuk mobilisasi.
57
Faktor pendukung dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien ini adalah
klien sangat kooperatif dan mau menerima tindakan keperawatan yang diberikan
penulis.
E. Evaluasi
evaluasi terhadap diagnosa keperawatan yang ditemukan pada klien. Dari 5 diagnosa
keperawatan yang ditemukan pada klien ada 3 diagnosa keperawatan yang belum
teratasi yaitu kelebihan volume cairan b.d disfungsi ginjal, gangguan mobilitas fisik
b.d gangguan neuromuskuler , dan integritas kulit b.d kelebihan volume. Sedangkan,
nyeri akut b.d agen pencederaan fisiologis, dan ketidakseimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh b.d intake yang tidak adekuat (mual dan muntah) sudah
teratasi.
Dalam evaluasi penulis mengalami hambatan dalam melakukan evaluasi proses dan
mengatasi hal tersebut perawat bekerjasama dengan penanggung jawab ruangan dan
klien serta keluarga, sehingga penulis dapat melakukan evaluasi terhadap setiap
diagnosa keperawatan yang ditemukan. Faktor penunjang klien dan keluarga serta
BAB V
PENUTUP
Pada bab ini penulis akan membuat kesimpulan mengenai beberapa hal yang telah
diuraikan pada bab-bab sebelumnya dan membuat saran yang mungkin dapat bermanfaat
dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan Chronic Kidney Desease.
59
A. Kesimpulan
1. Pada pengkajian, data yang ditemukan sesuai dengan respon klien terhadap
penyakitnya sehingga data yang ditemukan tidak sesuai dengan teori. Hal ini
2. Diagnosa keperawatan yang ditemukan pada kasus disesuaikan dengan data yang
pada kasus hanya ditemukan empat diagnosa keperawatan yang perlu diatasi oleh
terhadap penyakitnya.
3. Perencanaan dibuat sesuai dengan kondisi klien, mulai dari penentuan prioritas,
penetapan tujuan dan kriteria evaluasi serta menyusun rencana tindakan. Pada
melakukan evaluasi hasil rencana tindakan dibuat sistematis dan operasional agar
dapat dilaksanakan oleh perawat dinas sore dan dinas malam atau perawat yang
4. Pelaksanaan pada kasus disesuaikan dengan rencana yang telah dibuat dan semua
meliputi nomor diagnosa yang dilakukan tindakan, waktu, tindakan dan respon
klien serta tanda tangan perawat yang melaksanakan tindakan. Pada pelaksanaan
60
hambatan yang tejadi tidak adanya salah satu dari anggota keluarga yang
diagnosa yang sudah teratasi dan satu diagnosa belum teratasi, karena kondisi
B. Saran
kelebihan dan kekurangan yang ada, maka selanjutnya penulis akan menyampaikan
saran yang ditujukkan pada perawat ruangan, klien dan keluarga sebagai berikut :
1. Kerjasama dengan klien dan keluarga tetap dipertahankan dan ditingkatkan agar
mengandung garam tinggi dan protein tinggi, lakukan pola hidup sehat dan
4. Untuk keluarga klien agar dapat membantu kebutuhan dasar klien ketika klien
DAFTAR PUSTAKA
Aisarsa, Sitifa. Syaiful A., dan Mefri Y. (2018). “Gambaran Klinis Penderita Penyakit
Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis di RSUP Dr. M. Djamil Padang”
. Jurnal Kesehatan Andalas, (hlm. 43).
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan RI (2018). Laporan Hasil Riset Dasar
(RISKESDAS) Indonesia Tahun 2018. Jakarta : Kementrian Kesehatan RI.
file:///C:/Users/User/Downloads/Documents/Hasil-riskesdas-2018_1274.pdf.
(Diakses 7 April 2020).
62
Muttaqin, Arif dan Sari, Kumala. (2011). Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem
Perkemihan. Jakarta: Salemba Medika.
Neliya. (2014) dalam Huzella, Maharani T dan Dwi A.(2018). Asuhan Keperawatan
Pada Klien Gagal Ginjal Koronik Dengan Ketidakefektifan Perfusi Jaringan
Perifer Di Ruang Hemodelisa RSUD Bangul Pasuruan.
Nurarif & Kusuma (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan NANDA NIC
NOC, Edisi 2. Jakarta: EGC
Priyanti D., Farhana N. (2016). Perbedaan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Yang
Bekerja Dan Tidak Bekerja Yang Menjalani Hemodialisis Di Yayasan Ginjal
Diatrans Indonesia. INQUIRY Jurnal IlmiahPsikologi,Vol.7 No.1, Juli 2016,
hlm.41-47
http://journal.paramadina.ac.id/index.php/inquiry/article/view/82/52
Suara Mahyar, dkk. (2010). KONSEP DASAR KEPERAWATAN. Jakarta: CV Trans Info
Media.
63
64