Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit CKD (Chronic Kidney Disease) merupakan suatu masalah kesehatan

di seluruh dunia. Centerfor Disease Control (CDC) and Prevention and Health

Promotion diperkirakan bahwa dalam jangka 1999-2010 terdapat lebih dari 10%

Amerika Serikat atau kurang lebih 20 juta orang yang mengidap penyakit CKD

(Chronic Kidney Disease) dengan beberapa tingkat keparahan .Data terbaru dari US

NCHS (National Center for Health Statistics America) tahun 2012 menunjukkan

bahwa penyakit ginjal masih penyebab kematian terbanyak yang menduduki peringkat

10 besar di Amerika.. Laporan USRDS (The United States Renal Data System) tahun

2013 menunjukan penderita penyakit ginjal kronis tahap ahkir pada tahun 2011

Amerika Serikat sebesar 1.924 per 1 juta penduduk, di Singapura sebesar 1.661 per 1

juta penduduk, dan di Jepang sebesr 2.309 per 1 juta penduduk per tahun. (Stefanus

Daud Fay, 2017)

Berdasarkan Riskesdas tahun 2013,prevalensi gagal ginjal kronis berdasar

diagnosis dokter di Indonesia sebesar 0,2%. Prevalensi tertinggi di Sulawesi Tengah

sebesar 0,5 %, diikuti Aceh, Gorontalo, dan Sulawesi Utara masing- masing 0,4 %.

Sementara Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Lampung, Jawa Barat,

Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur masing–masing 0,3 %. Provinsi

Sumatera Utara sebesar 0,2%.(Emma Veronika hutagoal, 2017)


Provinsi Jawa Barat memiliki persentase pasien ginjal kronis sebesar 0,3%.

Prevalensi pasien ginjal kronis meningkat pada usia dewasa pertengahan. Pada usia 35-

44 tahun sebesar 0,3%, umur 45-54 tahun sebesar 0,4%, umur 55-74 tahun sebesar

0,5%, dan paling tinggi pada usia di atas 75 tahun yaitu 0,6%. Dalam menentukan

prevalensi pasien ginjal kronis terdapat perbedaan jenis kelamin. Laki-laki lebih

banyak prevalensinya daripada perempuan yaitu laki-laki 0,3% dan perempuan 0,2%.

Masyarakat pedesaan memiliki prevalensi 0,3%, tidak bersekolah 0,4%, wiraswasta

dan nelayan/buruh/petani 0,3%. Berdasarkan hal tersebut maka, dapat dilihat bahwa

CKD lebih banyak diderita oleh masyarakat Indonesia .(Kurniasih Ayu Archentari,

Vista Gasela, Nadya Ariyani Hasanah Nuriyyatiningrum, 2017)

Gagal Ginjal Kronik (GGK) merupakan salah satu penyakit yang menjadi

masalah besar di dunia. Gagal ginjal kronik menyebabkan fungsi organ ginjal

mengalami penurunan hingga akhirnya tidak mampu melakukan fungsinya dengan

baik . Gangguan Gagal Ginjal Kronis (GGK) menyebabkan perubahan pada kondisi

fisik pasien akibat sindrom uremik, terjadinya gangguan fungsi pengaturan dan

ekskresi, kelainan volume cairan, ketidakseimbangan asam basa serta gangguan pada

sistem tubuh lainnya.(Alfians R Belian Ali, Gresty N M Masi, 2017)

Gagal ginjal kronik atau Chronic Kidney Disease merupakan kerusakan ginjal

progesif yang berakibat fatal dan ditandai dengan uremia (urea dan limbah nitrogen

lainnya yang beredar dalam darah serta komplikasinya jika tidak dilakukan dialisis

atau transplantasi ginjal.(Sri Hananto Ponco Nugroho, 2015)


Kegagalan fungsi ginjal dapat menyebabkan komplikasi gangguan kesehatan

lainnya, salah satunya adalah kondisi kelebihan cairan yang merupakan faktor pemicu

terjadinya gangguan kardiovaskuler bahkan bisa menyebabkan kematian yang terjadi

pada pasien GGK.(Fany Angraini, 2016)

Adapun efek samping pada saat hemodialisis seperti hipotensi, mual, muntah,

dan pruritus. Perubahan kondisi fisik tersebut akan berdampak pada status fugsional

yang dapat dilihat pada kesejahteraannya seperti fisik, sosial/keluarga, emosional,

fungsional dan spritual (Riri Amalina, Kusman Ibrahim, 2018)

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Untuk memperoleh pengalaman secara nyata dalam aplikasi Asuhan

Keperawatan secara langsung dan Komprehensif meliputi aspek bio-psiko-sosial

spiritual dengan pendekatan proses keperawatan serta menentukan prioritas masalah.

2. Tujuan Khusus

a. Penulis mampu melaksanakan pengkajian secara komprehensif pada klien

Chronic Kidney Disease (CKD) secara bio-psiko-sosial-spiritual dan analisis

data.

b. Menegakan diagnosa keperawatan serta menentukan prioritas masalah.

c. Penulis mampu membuat perencanaan tindakan keperawatan terhadap semua

permasalahan yang ditimbulkan oleh Chronic Kidney Disease (CKD).


d. Penulis mampu melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana

yang telah di tetapkan dan di susun.

e. Penulis mampu mengevaluasi tindakan asuhan keperawatan pada pasien

Chronic Kidney Disease (CKD).

f. Penulis mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan pada kasus Chronic

Kidney Disease (CKD).

C. Metode Telaahan

Metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan laporan ini adalah

metode deskriptif yang berbentuk studi kasus dengan pendekatan proses keperawatan,

dengan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1). Observasi

Adalah penulisan secara langsung melihat, mengamati dan mencatat masalah

yang berhubungan dengan materi pembahasan.

2). Wawancara

Pengumpulan data dengan mengadakan wawancara langsung terhadap klien

dan perawat dan keluarga untuk memperoleh data yang lengkap dari tim kesehatan

yang terkait dalam memberikan asuhan keperawatan.

3). Dokumentasi

Pengumpulan data dilakukan dengan mempelajari catatan-catatan medik yang

ada di Rumah Sakit.


4). Studi Kepustakaan

Penulis mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan kasus Chronic

Kidney Disease (CKD) melalui buku kepustakaan maupun materi perkuliahan yang di

dapat selama pendidikan.

D. Sistematika Penulisan

Dalam sistematika penulisan ini, penulis memberikan gambaran secara umum

mengenai uraian pembuatan Karya Tulis Ilmiah. Sistematika penulisan tersebut

sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Berisikan latar belakang, tujuan, metode, studi kasus dan sistematika

penulisan.

BAB II : TINJAUAN TEORITIS

Memaparkan tentang konsep dasar, meliputi pengertian, anatomi fisioli,

patofisiologi, etiologi dan dampak penyakit Chronic Kidney Disease (CKD) terhadap

kebutuhan manusia.
BAB III : TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

Memaparkan tentang pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, rencana

keperawatan, pelaksanaan, evaluasi dan cacatan perkembangan. Pembahasan yaitu

membandingkan antara teori dan praktek mencari kesenjangan serta upaya pemecahan

kesenjangan tersebut.

BAB IV : KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB ini berisikan kesimpulan dari pelaksanaan asuhan keperawatan

dan formulasi rekomendasi operasional.


DAFTAR PUSTAKA

Alfians R Belian Ali, Gresty N M Masi, V. K. (2017). PERBANDINGAN KUALITAS

HIDUP PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK DENGAN COMORBID FAKTOR

DIABETES MELITUS DAN HIPERTENSI DI RUANGAN HEMODIALISA.

E-Jurnal Keperawatan (e-Kp), 05(02), 1–9. Retrieved from

http://www.albayan.ae

Emma Veronika hutagoal. (2017). Peningkatan Kualitas Hidup Pada Penderita Gagal

Ginjal Kronik Yang Menjalani Terapi Hemodialisa Melalui Psychological

Intervention Di Unit Hemodialisa Rs Royal Prima Medan Tahun 2016. Jumantik,

2(1), 42–59.

Fany Angraini, A. F. P. (2016). Pemantauan Intake Output Cairan pada Pasien Gagal

Ginjal Kronik dapat Mencegah Overload Cairan. Jurnal Keperawatan Indonesia,

19(3), 152–160. https://doi.org/10.7454/jki.v19i3.475

Kurniasih Ayu Archentari, Vista Gasela, Nadya Ariyani Hasanah Nuriyyatiningrum,

A. I. (2017). Harga Diri Dan Kualitas Hidup Pada Pasien Dengan Chronic Kidney

Disease Yang Menjalani Hemodialisis. Jurnal Psikologi, 16(2), 138–146.

Riri Amalina, Kusman Ibrahim, E. E. (2018). GAMBARAN STATUS FUNGSIONAL

PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS YANG MENJALANI

HEMODIALISIS DI RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG. Jurnal

Keperawatan Sriwijaya, 5(1), 12–18.


Sri Hananto Ponco Nugroho. (2015). Hubungan Frekuensi Konsumsi Suplemen Energi

Dengan Stadium Chronic Kidney Disease Di Ruang Hemodialisa RSUD Ibnu

Sina Gresik, 07(01), 1–6.

Stefanus Daud Fay, I. (2017). HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN

MEKANISME KOPING PADA PASIEN CKD (CHRONIC KIDNEY

DISEASE) YANG MENJALANI HEMODIALISA DI RS CONDONG CATUR

YOGYAKARTA. Jurnal Kesehatan “Samodra Ilmu,” 08(01), 63–70.

Anda mungkin juga menyukai