Anda di halaman 1dari 5

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Ginjal adalah salah satu organ sistem kemih atau uriner (traetsu urinalius) 
yang bertugas menyaring dan membuang cairan, sampah metabolisme dari dalam
tubuh seperti diketahui setelah  sel-sel tubuh mengubah, makanan menjadi energi,
maka akan dihasilkan  pula sampah sebagai hasil sampingan dari proses
metabolisme tersebut yang harus dibuang segera agar tidak meracuni tubuh. Gagal
ginjal kronis merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan ireversibel
dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan
keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan
sampah nitrogen lain dalam darah). (Brunner & Suddarth, 2007).
Penyakit gagal ginjal kronis merupakan suatu proses patofisiologi dengan
etiologi yang beragam. Mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif,
dan pada umumnya berakhir secara keadaan klinis yang ditandai dengan
penurunan fungsi ginjal yang irravesible, pada suatu derajat yang memerlukan
tranplantasi ginjal. (Suwitra, 2006).
Tindakan HD saat ini mengalami perkembangan yang cukup pesat, namun
masih banyak penderita mengalami masalah medis saat menjalani HD.
Komplikasi yang sering terjadi pada penderita yang menjalani HD adalah
gangguan hemodinamik (Landry dan Oliver, 2006). Tekanan darah umumnya
menurun dengan dilakukannya ultrafiltrasi (UF) atau penarikan cairan saat HD.
Hipotensi intradialitik terjadi pada 20-30% penderita yang menjalani HD reguler
(Tatsuya et al., 2004). Penelitian terhadap pasien dengan HD reguler yang
dilakukan di Denpasar, mendapatkan kejadian hipotensi intradialitik sebesar
19,6% (Agustriadi, 2009)
Seiring perkembangan jaman, kebutuhan masyarakat terus berkembang
dan masyarakat mulai memasukkan kebutuhan-kebutuhan baru sebagai kebutuhan
dasar diantaranya adalah kebutuhan akan pelayanan kesehatan. Sebab masyarakat
mulai menyadari akan arti pentingnya kesehatan, dengan banyaknya bermunculan

Program Studi Ilmu Keperawatan


Sumatera Utara Tahun 2017
2

jenis penyakit baru yang mengancam keselamatan nyawa manusia (Mananta,


2010).
Pelayanan rumah sakit setidaknya terbagi menjadi dua bagian besar yaitu
pelayanan medis dan pelayanan yang bersifat non-medis, sebagai contoh
pelayanan medis dapat terdiri dari pemberian obat, pemberian makanan, asuhan
keperawatan, diagnosa medis, dan lain-lain. Adapun pelayanan yang bersifat non-
medis seperti proses penerimaan, proses pembayaran, sampai proses administrasi
yang terkait dengan klien yang merupakan bentuk pelayanan yang tidak kalah
pentingnya (Purwanto, 2010).
Pelayanan yang bersifat medis khususnya di pelayanan keperawatan
mengalami perkembangan teknologi informasi yang sangat membantu dalam
pendokumentasian asuhan keperawatan di mulai dari pemasukan data secara
digital ke dalam komputer, intervensi apa yang sesuai dengan diagnosis yang
sudah ditegakkan sebelumnya, hingga hasil keluaran apa yang diharapkan oleh
perawat setelah klien menerima asuhan keperawatan, dan semua proses tersebut
tentunya harus sesuai dengan NANDA, NIC, dan NOC yang sebelumnya telah
dimasukkan ke dalam data base program aplikasi yang digunakan (Purwanto,
2010).
Prevalensi gagal ginjal kronik menurut United State Renal Data
Sistem (USRDDS) pada tahun 2014 adalah sekitar 10-13 % didunia.
Berdasakan survei dari Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI)
menyebutkan bahwa Indonesia merupakan negara dengan prevalensi penyakit
gagal ginjal kronik yang cukup tinggi, yaitu sekitar 30,7 juta penduduk.
Menurut data PT Askes, ada sekitar 14,3 juta orang penderita gagal ginjal tahap
akhir saat ini menjalani pengobatan yaitu dengan prevalensi 433 per jumlah
penduduk, Jumlah ini akan meningkat hingga melebihi 200 juta pada tahun
2025 ( Febrian, 2014 )
Berdasarkan hal tersebut maka Program Pendidikan Profesi Ners
mengembangkan suatu program sebagai salah satu mata ajar pada akhir kegiatan
mahasiswa profesi yakni Praktik Belajar Lapangan Komprehensif (PBLK)
memberikan kesempatan untuk meningkatkan kemampuan dalam

Program Studi Ilmu Keperawatan


STIKes Sumatera Utara 2015
3

mengaplikasikan semua teori dan konsep yang telah di peroleh selama proses
pendidikan. Kegiatan PBLK ini juga diharapkan secara langsung dapat
memberikan masukan untuk peningkatan pelayanan keperawatan pada tempat
yang menjadi lahan praktik
Praktik Belajar Lapangan ini dilakukan di ruang Asoka I, dimulai sejak
tanggal 09 Juni s/d 02 Juli 2017. Kegiatan yang dilakukan selama PBLK ini
mencakup manajemen asuhan keperawatan pada lahan praktik dan pasien kelolaan
tentang penyakit gagal ginjal kronis.
Di Amerika jumlah penderita gagal ginjal kronik meningkat setiap
tahunnya. Pada tahun 2007 jumlah penderita gagal ginjal kronik sekitar 80.000
orang, dan tahun 2010 meningkat menjadi 660.000 orang. Tahun jumlah pasien
gagal ginjal kronik yang cukup tinggi (Hadibroto, 2012)
Berdasarkan data yang diperoleh pada tahun 2013 jumlah pasien gagal
ginjal ialah 17.507 orang, pada tahun 2014 terjadi peningkatan sebanyak 23.261,
pada tahun 2012 terjadi peningkatan sebanyak 24.141 sedangkan pada tahun 2015
penderita gagal ginjal sebanyak 26,732 orang. (Depkes, RI, 2015).
Menurut Depkes RI, (2013) untuk Sumatra Utara jumlah pasien gagal
ginjal pada tahun 2013 jumlah pasien gagal ginjal mencapai 16,241 orang. Dari
data yang diperoleh di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pringadi pasien yang
menderita gagal ginjal kronik pada bulan November 2016 - Februari 2017
sebanyak 112 orang dengan jadwal pasien berulang.
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada Tn. H dengan di ruang
Asoka I, di temukan fenomena kasus terbanyak adalah pasien dengan penyakit
CKD (Chronic Kidney Disease). Sehingga untuk manajemen asuhan keperawatan
dilakukan kepada Tn. H. Hal ini berdasarkan observasi dan diskusi dengan
perawat ruangan bahwa kepada setiap pasien tidak dilakukan secara khusus
persiapan pasien untuk pulang. Saat pasien pulang, pasien hanya diberikan
pendidikan kesehatan secara singkat untuk konsumsi makanan yang tinggi kalori,
rendah protein dan natrium, pembatasan aktivitas, mengingatkan untuk minum
obat serta waktu untuk Hemodialisa ulang.

Program Studi Ilmu Keperawatan


STIKes Sumatera Utara 2017
4

Berdasarkan data di atas, penulis tertarik untuk mengangkat kasus CKD


karena kasus ini merupakan kasus terbesar dalam tiga bulan terakhir yang
ditemukan diruang Asoka I RSUD Dr Pringadi Tahun 2017.

1.2. Tujuan Penulisan


1.2.1. Tujuan Umum
Praktik Belajar Lapangan Komprehensif (PBLK) ini bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan mahasiswa/i dan mendapatkan pendidikan yang jelas
dan mampu dalam mengelola kasus secara mandiri maupun profesional tentang
asuhan keperawatan pada pasien gagal ginjal kronis di Ruang Asoka I RSUD Dr
Pringadi Tahun 2017.
1.2.2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada pasien gagal ginjal
kronik
b. Mampu menetapkan diagnosa keperawatan pada pasien gagal ginjal
kronik
c. Mampu menegakkan intervensi keperawatan pada pasien gagal ginjal
kronik
d. Mampu melakukan implementasi keperawatan pada pasien gagal
ginjal kronik
e. Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada pasien gagal ginjal
kronik

Program Studi Ilmu Keperawatan


STIKes Sumatera Utara 2015
5

1.3. Manfaat Penulisan


1.3.1. Bagi Mahasiswa Keperawatan
Manfaat Praktek Belajar Lapangan Komprehensif terhadap mahasiswa
adalah sebagai latihan untuk mempersiapkan diri menjadi perawat profesional
yang dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif pada pasien.
Selain itu juga melatih mahasiswa mengelola manajemen keperawatan secara
efektif dan efesien.

1. 3.2. Bagi Institusi Pendidikan


Manfaat Praktek Belajar Lapangan Komprehensif bagi institusi pendidikan
adalah untuk menambah referensi terkait dengan konsep dan teori yang dibahas
dalam laporan Praktek Belajar Lapangan Komprehensif sehingga dapat
memfasilitasi mahasiswa calon perawat dalam meningkatkan mutu kompetensi
lulusan institusi yang akan diterjunkan ke dunia kerja.

1.3.2. Bagi lahan Praktik


Manfaat Praktik Belajar Lapangan Komprehensif (PBLK) yaitu
meningkatkan mutu pelayanan di lahan praktek dengan melakukan penerapan
intervensi kasus gagal ginjal kronis sehingga dapat melakukan asuhan
keperawatan pada pasien pasien secara komprehensif.

Program Studi Ilmu Keperawatan


STIKes Sumatera Utara 2017

Anda mungkin juga menyukai