Anda di halaman 1dari 6

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut undang-undang republik indonesia nomor 36 tahun 2014 tentang

tenaga kesehatan menjelaskan bahwa kesehatan sebagai hak asasi manusia harus

diwujudkan dalam bentuk pemberian berbagai pelayanan kesehatan kepada

seluruh masyarakat, melalui pelenggaraan pembangunan kesehatan yang

menyeluruh oleh pemerintah. Pemerintahan daerah dan masyarakan secara

terarah, terpadu dan berkesinambungan, adil dan merata,serta aman, berkualitas

dan terjangkau oleh masyarakat. Untuk memenuhi hak dan kebutuhan kesehatan

setiap individu, memeratakan pelayanan kepada keseluruh masyarakat.

Memberikan pelindungan dan kepastian hukum kepada tenaga kesehatan dan

masyarakat dalam menerima upaya pelayanan kesehatan perlu pengaturan

mengenai tenaga kesehatan terkait dengan perencanaan kebutuhan, pengadaan,

penggunaan, pembinaan dalam pengawasan mutu tenaga kesehatan. (Kemenkes

RI, 2014). --- KTI BAB 1 AJIRNA

Salah satu masalah kesehatan yang perlu pembinaan dan pengawasan adalah

Penyakit Ginjal yang mana penyakit tersebut merupakan masalah kesehatan dunia

dengan beban biaya kesehatan yang tinggi. Padahal, penyakit dapat dicegah

dengan melakukan upaya pencegahan, pengendalian dan tatalaksana Hipertensi

dan Diabetes Melitus sesuai standar. Penyakit Ginjal adalah kelainan yang

mengenai organ Ginjal. Penyakt ini timbul akibat berbagai faktor, misalnya

infeksi, tumor, kelainan bawaan, penyakit metabolik atau degeneratif, dan lain-
2

lain. Penyakit Ginjal biasanya timbul secara perlahan dan sifatnya menahun, salah

satu contoh dari penyakit ginjal adalah Batu ginjal (Nefrolitiasis). (Kemenkes RI,

2018). --- Jpg Kemenkes 1

Nefrolitiasis (batu ginjal) merupakan salah satu penyakit ginjal, dimana

ditemukannya batu yang mengandung komponen kristal dan matriks organik yang

merupakan penyebab terbanyak kelainan saluran kemih. (Hanley JM et al., 2012)

-- 1080-1675-1-PB

Dalam istilah kedokteran penyakit batu ginjal disebut dengan Nefrolitiasis

adalah penyakit yang berasal dari gumpalan kecil dan keras yang terbentuk di

dalam ginjal. Batu ginjal dapat disebabkan oleh berbagai hal. Pada skenario yang

umum, batu ginjal terbentuk ketika urin berkonsentrasi, mineral mengkristal dan

menggumpal. Sakit batu ginjal biasanya dimulai pada sisi tubuh atau punggung,

dibawah pinggul serta bergerak ke perut bagian bawah dan pangkal paha. Rasa

nyeri sering berubah seiring pergerakan batu ginjal pada saluran urin. Penyakit

batu ginjal tegolong penyakit gagal ginjal akut. Batu ginjal dapat ataupun tidak

menyebabkan tanda dan gejala sampai batu tersebut bergerak didalam ureter pipa

yang menghubungkan ginjal dan kandung kemih. Batu ginjal terbentuk ketika

komponen urin cairan dan berbagai mineral dan asam hilang keseimbangan.

Ketika hal ini terjadi, urin terdapat lebih banyak zat yang mengkristal, seperti

kalsium, oxalate dan uric acid, daripada cairan. (Intan Russari, 2016) --- 44-111-

1-PB
3

Pada tahun 2011 sekitar 113.136 pasien di Amerika Serikat mengalami  End

Stage Renal Diseasse (ESDR), penyebab utamanya adalah diabetes dan hipertensi

dengan jumlah kasus terbanyak ditemukan pada usia lebih dari 70 tahun.

Sedangkan Menurut data dari European Association of Urologi (EAU) pada tahun

2015 di negara-negara eropa seperti Swedia, Kanada dan Ameriksa Serikat data

penyakit batu ginjal lebih dari 10% dan dilaporkan 2 tahun ini meningkat.

(Kemenkes RI, 2017).

Berdasarkan sumber data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 di

Indonesia prevalensi penyakit batu ginjal sebesar 0,6% per tahun (Rasmaliah,

Jemadi, & Sinta, 2016). Berdasarkan jenis kelamin, prevalensi gagal Ginjal pada

laki-laki (0,3%) lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan (0,2%).

Berdasarkan karakteristik umur prevalensi tertinggi pada kategori usia di atas 75

tahun (0,6%), dimana mulai terjadi peningkatan pada usia 35 tahun ke atas.

Berdasarkan strata pendidikan, prevalensi gagal Ginjal tertinggi pada masyarakat

yang tidak sekolah (0,4%). Sementara Berdasarkan masyarakat yang tinggal di

pedesaan (0,3%) lebih tinggi prevalensinya dibandingkan di perkotaan (0,2%).

Sebagaian penderita batu ginjal memiliki dasar genetic, tetapi sebagian lagi sangat

tergantug dari factor lingkungan atau factor gizi (Zamzami, 2018). Di Indonesia

penyakit batu saluran kemih masih menempati kedudukan terbesar dari jumlah

pasien-pasien di rumah sakit. Prevalensi tertinggi penyakit batu ginjal yaitu di

daerah Yogyakarta (1,2%), di ikuti Aceh (0,9%), Jawa barat, Jawa Tengah dan

Sulawesi tengah masing-masing (0,8%) (Saputra , Alvarino, & Bactiar, 2019).

(Kemenkes RI, 2017). --- JPG KEMENKES 2 +2A


4

Berdasarkan Indonesian Renal Registry (IRR) tahun 2016, sebanyak 98%

penderita gagal Ginjal menjalani terapi Hemodialisis dan 2% menjalani terapi

Peritoneal Dialisis (PD). Penyebab penyakit Ginjal kronis terbesar adalah

nefropati diabetik (52%), hipertensi (24%), kelainan bawaan (6%), asam urat

(1%), penyakit lupus (1%) dan lain-lain. (Kemenkes RI, 2018). --- Jpg Kemenkes

1A

Adapun data prevelensi di Aceh pada tahun 2018 menyatakan jumlah data

pasien Batu Ginjal tidak ditemukan melainkan jumlah data pasien termasuk

kedalam jumlah pasien gagal ginjal yang terhitung sejak tahun 2017 mengalami

peningkatan yang sangat signifikan pada tahun 2018. ---

Paparan_dr_Cut_Putri_Arianie_MH_Kes_Direktur_P2PTM_Media_Briefing_Ke

nali_Ga

Berdasarkan uraian latar belakang dan fenomena diatas membuktikan

bahwa diperlukan adanya pemberian asuhan keperawatan secara utuh dengan baik

dan benar melalui dari pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi,

implementasi sampai dengan evaluasi secara menyuluruh dan komprehensif.

Maka dari itu saya sangat tertarik untuk melakukan laporan studi kasus tentang

“Asuhan Keperawatan Batu Ginjal Pada Bpk ”R” Di Ruang Hcu Rumah

Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2021”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan di atas, maka muncul pertanyaan penelitian yaitu

“Bagaimana Asuhan Keperawatan Batu Ginjal Pada Bpk ”R” Di Ruang Hcu

Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2021?”.
5

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien Batu Ginjal untuk

mendapatkan gambaran umum, pengalaman, kemampuan dan untuk

meningkatkan keterampilan sebagai perawat.

1.3.2 Tujuan khusus

a. Melakukan pengkajian asuhan keperawatan Batu Ginjal Pada Bpk ”R” Di

Ruang Hcu Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh

Tahun 2021.

b. Melakukan analisa data dan merumuskan diagnosa asuhan keperawatan

Batu Ginjal Pada Bpk ”R” Di Ruang Hcu Rumah Sakit Umum Daerah dr.

Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2021.

c. Menyusun rencana tindakan asuhan keperawatan Batu Ginjal Pada Bpk ”R”

Di Ruang Hcu Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh

Tahun 2021.

d. Melaksanakan implementasi/tindakan asuhan keperawatan Batu Ginjal Pada

Bpk ”R” Di Ruang Hcu Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin

Banda Aceh Tahun 2021.

e. Melakukan evaluasi hasil dari tindakan asuhan keperawatan Batu Ginjal

Pada Bpk ”R” Di Ruang Hcu Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel

Abidin Banda Aceh Tahun 2021.


6

1.4 Manfaat Penulisan

1.5.1 Manfaat Bagi Penulis

Penulis mendapatkan pengalaman dan dapat menerapkan asuhan

keperawatan pada pasien dengan kasus batu ginjal dan juga untuk menambah

pengetahuan, wawasan dan pengalaman dalam penerapan asuhan keperawatan

medikal bedah pada pasien dengan kasus batu ginjal.

1.5.2 Manfaat Bagi Institusi

Adapun manfaat bagi institusi adalah sebagai lahan baca untuk menambah

wawasan. Dan juga sebagai referensi dalam pembelajaran di institusi.

1.5.3 Manfaat Bagi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan evaluasi yang diperlukan dalam pelaksanaan

praktik keperawatan khususnya penanganan pasien dengan kasus batu ginjal.

1.5.4 Manfaat Bagi Pasien Dan Keluarga

Manfaat bagi pasien dan keluarga adalah untuk mengurangi dampak buruk

dari penyakit batu ginjal bagi pasien dan meningkatkan derajat kesehatan pasien

dan dapat menambah wawasan pengetahuan tentang penyakit batu ginjal.

Anda mungkin juga menyukai