Anda di halaman 1dari 21

1

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

ANTI-GAGAL “Pendampingan Bagi Penderita Gagal Ginjal”

BIDANG KEGIATAN:

PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Diusulkan oleh:

Yosepha Angelina Pisca 71414022 Tahun angkatan 2014

Monicaningtyas Inferlambang 71413013 Tahun angkatan 2013

Faustina Toni Gemati 71414006 Tahun angkatan 2014

Harnanda Ika Ayang Sari 71415007 Tahun angkatan 2015

UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA

MADIUN

2016
2

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ………………………………………………….. i

HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………... ii

DAFTAR ISI …………………………………………………………….. iii

BAB I. Pendahuluan …………………………………………………….. 1

BAB II. Gambaran Umum Masyarakat …………………………………. 3

BAB III. Metode Pelaksanaan …………………………………………... 5

BAB IV. Pelaskanaan Program …………………………………………. 7

4.1. Anggaran Pelaksanaan Program …………………………………

4.2. Jadwal Kegiatan ………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………


3
4

BAB I
PENDAHULUAN

Sehat merupakan sebuah kondisi yang diinginkan oleh semua


manusia. Sehat secara fisik dan psikis diperlukan oleh manusia agar mereka
bisa beraktivitas dengan normal dan menjalankan fungsinya secara optimal.
Kualitas hidup yang baik dan kesejahteraan psikologis hanya dapat dicapai
jika manusia sehat secara fisik maupun psikis. Akan tetapi manusia tidak
dapat melepaskan diri sepenuhnya dari kondisi sakit secara fisik, baik sakit
yang ringan maupun sakit yang berat. Kondisi sakit secara fisik, akan
mempengaruhi kualitas hidup dan kesejahteraan psikologis manusia.
Beberapa tahun terakhir terjadi perubahan pola penyakit di Indonesia,
yaitu dengan meningkatnya tren penderita penyakit katastropik. Penyakit
katastropik merupakan penyakit memerlukan penanganan berbiaya tinggi
serta menimbulkan komplikasi yang dapat membahayakan jiwa penderitanya.
Penyakit katatrospik ini antara lain: penyakit ginjal, penyakit jantung,
penyakit syaraf, kanker, diabetes militus, dan haemofilia. Mengutip data
sebaran kasus dari BPJS, hingga triwulan III tahun 2015, kasus gangguan
sistem saluran kemih menempati urutan ketiga dengan jumlah sebanyak
3.094.915 kasus.
Ginjal merupakan organ penting dalam tubuh yang mengatur volume,
komposisi, dan distribusi cairan tubuh manusia. Kerusakan pada ginjal
membuat sampah metabolisme tertimbun dalam tubuh manusia. Hingga kadar
tertentu, sampah metabolisme tersebut dapat meracuni tubuh, yang
selanjutnya akan menimbulkan kerusakan jaringan tubuh, bahkan kematian.
Bagi seseorang yang mengalami kerusakan ginjal, memburuknya fungsi
ginjal bisa dihambat dengan melakukan pengobatan secara teratur. Selama ini
dikenal dua metode penanganan gagal ginjal, yaitu dengan melakukan
transplantasi ginjal atau dengan dialisis atau cuci darah.
Perawatan gagal ginjal melalui cuci darah memang dapat mencegah
kematian, tetapi tidak dapat menyembuhkan atau memulihkan fungsi ginjal.
Penderita gagal ginjal harus menjalani terapi dialisis sepanjang hidupnya
5

(biasanya 1-3 kali seminggu) atau sampai mendapat ginjal baru melalui
operasi pencangkokan ginjal. Sedangkan penanganan gagal ginjal melalui
transplantasi ginjal masih sulit dilakukan, karena banyak kendala seperti
ketersediaan donor ginjal, teknik operasi, serta perawatan pasca operasi.
Penderita gagal ginjal di Madiun cukup banyak, dan terus mengalami
kenaikan. Hal itu terindikasi dari tren angka penderita gagal ginjal yang
memeriksakan diri ke Unit Hemodialisa RSUD Dr. Soedono Madiun. Unit
Hemodialisa RSUD Dr. Soedono Madiun telah dibuka sejak tahun 2014. Data
menunjukkan hingga saat ini rata-rata pasien yang melakukan cuci darah
sebanyak 18 orang setiap hari.
Cuci darah identik dengan proses medis untuk menghilangkan
kelebihan kotoran dan air di dalam darah. Seseorang yang kehilangan fungsi
ginjalnya antara 85-90 persen wajb melakukan cuci darah agar terhindar dari
beragam komplikasi yang fatal. Biaya yang dikeluarkan pasien setiap kali
cuci darah sebesar kurang lebih Rp 750.000. Hal ini tentu akan
mempengaruhi kesejahteraan psikologi penderita gagal ginjal, terutama
penderita dari kalangan ekonomi lemah.
Kondisi semacam itu membuat kualitas hidup dan kesejahteraan
psikologi penderita gagal ginjal rentan menjadi buruk. Penerimaan diri
penderita gagal ginjal akan membatu peningkatan kualitas hidup dan
kesejahteraan psikologi mereka. Penerimaan diri bisa diusahakan salah
satunya melalui psikoedukasi. Psikoedukasi adalah pendekatan psikologi
yang melibatkan proses pendidikan.
Melihat latar belakang semacam itu, kami berencana membuat
Kegiatan Pengabdian Kepada masyarakat (PKM) bagi para penderita gagal
ginjal di Madiun. Kegiatan ini akan kami lakukan dalam bentuk
pendampingan psikologi bagi penderita gagal ginjal dengan metode
psikoedukasi. Kegiatan ini kasi sebut ANTI-GAGAL “Pendampingan Bagi
Penderita Gagal Ginjal”. Kegiatan ANTI-GAGAL dilakukan dengan tujuan
membantu penderita gagal ginjal agar lebih mampu menerima dirinya, lebih
positif memandang hidup, dan lebih disiplin menjalani pengobatan.
6

BAB II
GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN

Baik di negara maju maupun negara berkembang, penyakit kronik


tidak menular seperti penyakit kardio-vaskuler, hipertensi, diabetes militus, dan
penyakit ginjal kronik, kasusnya meningkat jauh lebih besar daripada penyakit
menular (Rindiastuti, 2008). Di Indonesia, menurut WHO penyakit hipertensi dan
gagal ginjal selalu mengalami peningkatan tiap tahunnya. Berdasarkan Pusat Data
& Informasi Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia, jumlah pasien gagal
ginjal kronik diperkirakan sekitar 50 orang per satu juta penduduk, 60% nya
adalah usia dewasa dan usia lanjut. Data dari PT Askes pada tahun 2009
menyampaikan bahwa jumlah gagal ginjal di Indonesia mencapai 350 per satu juta
penduduk, saat ini terdapat sekitar 70000 pasien gagal ginjal kronik yang
memerlukan cuci darah. (www.ikc.or.id).
Pasien gagal ginjal di Madiun cukup banyak. Dikutip dari Radar
Madiun (6 Februari 2016), dalam sepekan sejak dibuka Klinik Hemodialisa (HD)
RSUD Kota Madiun, rata-rata pasien yang melakukan cuci darah sebanyak 18
orang. Pasien cuci darah di Klinik HD RSUD Kota Madiun mayoritas terdiagnosa
gagal ginjal dan rata-rata pasien tersebut sudah mengalami gagal ginjal stadium
lima.
Keprihatinan yang dirasakan oleh pasien penderita gagal ginjal tidak
hanya secara psikis. Secara fisik yang bisa dikatakan lemah, mereka harus
mengantri di rumah sakit, jarak yang ditempuh untuk sampai ke Klinik HD cukup
jauh, dan juga harus menahan rasa sakit yang dirasakan serta yang paling utama
adalah masalah biaya yang harus dikeluarkan untuk perjalanan dan pengobatan.
Tidak hanya berkorban secara fisik dan tenaga, pasien gagal ginjal pun juga harus
berkorban akan keadaan yang ada di Klinik HD tersebut. RSUD Kota Madiun
sampai saat ini melayani dua kali proses cuci darah, yakni mulai pukul 06.30
hingga 11.00 dan pukul 14.00 hingga selesai. Alat cuci darah yang ada di Klinik
HD RSUD Kota Madiun baru tersedia empat unit dari kapasitas total 12 mesin.
Keprihatinan tersebut tidak hanya dirasakan oleh pasien gagal ginjal
saja namun juga dirasakan oleh pihak keluarga. Selain itu keluarga juga merasa
7

tertekan secara psikis karena melihat penderita tidak berdaya, menahan rasa sakit
dan tidak mampu melakukan kegiatan yang sebagaimana semestinya. Dalam hal
ekomoni keluarga juga harus mengeluarkan banyak biaya untuk proses
pengobatan dan memenuhi kebutuhan lainnya.
Kondisi psikologis pasien gagal ginjal menjadi suatu hal yang perlu
diperhatikan lebih mendalam. Ketidaksiapan pasien untuk menerima keadaan
dirinya yang berbeda dari sebelumnya, biasanya membuat pasien sulit untuk
beradaptasi. Penyesuaian diri ini juga membuat kualitas hidup pasien menjadi
menurun. Tidak hanya itu, pasien juga menjadi lebih sulit untuk memandang
positif hidupnya saat ini karena pasien merasa bahwa dirinya sudah tidak
dibutuhkan oleh lingkungan sekitarnya. Selain itu, kegembiraan yang dirasakan
oleh pasien gagal ginjal juga sangat mempengaruhi kualitas hidupnya dan
bagaimana ia memandang dirinya setelah menderita gagal ginjal.
Tidak banyak penderita gagal ginjal yang mampu menerima keadaan
dirinya saat ini. Butuhnya dukungan dan perhatian yang lebih dari orang-orang
yang ada di sekitarnya, sangat diperlukan oleh pasien gagal ginjal. Perhatian
khusus sangat dibutuhkan untuk menumbuhkan rasa penerimaan di lingkungan
masyarakat dan menumbuhkan harga diri pasien. Keluarga juga memerlukan
dukungan secara psikis agar dapat mendukung dan memberi semangat kepada
anggota keluarga yang menjadi pasien gagal ginjal.

BAB III
METODE PELAKSANAAN

Pendampingan yang kami lakukan dalam program kreativitas


mahasiswa ini dilakukan dengan metode psikoedukasi. Seperti yang sudah
disampaikan sebelumnya, psikoedukasi merupakan suatu pendekatan psikologi
yang berusaha membantu individu dalam bentuk pembelajaran/pendidikan.
Pendampingan ini direncanakan berlangsung selama 3 (tiga) bulan.
Pendampingan dibagi ke dalam 3 tahap, yaitu rapport/ pendekatan awal,
perlakuan, dan terminasi. Pendampingan akan dilakukan satu minggu sekali untuk
setiap penderita gagal ginjal yang kami damping. Dua minggu pertama
8

pendampingan adalah tahap rapport/ pendekatan awal, enam minggu berikutnya


adalah tahap perlakuan, sedangkan dua minggu setelah itu masuk ke dalam tahap
terminasi/ pengakhiran pendampingan.
Pendampingan ini tidak hanya kami lakukan bagi penderita gagal
ginjal saja tetapi juga untuk keluarga mereka. Kami melihat bahwa keluarga
penderita gagal ginjal juga perlu ambil bagian dalam kegiatan nii karena
merekalah yang akan hidup bersama para penderita gagal ginjal tersebut
sepanjang hari. Kualitas hidup, kesejahteraan psikologis, dan penerimaan diri
penderita gagal ginjal tidak dapat dipisahkan dari bagaimana keluarga
memperlakukan para penderita.
Pada dua minggu terakhir, kami akan melakukan evaluasi atau
terminasi untuk mengakhiri kegiatan pendampingan. Terminasi merupakan tahap
pengakhiran dan tahap pemutusan hubungan secara formal dengan masyarakat
atau kelompok sasaran. Sebuah proses pengembangan masyarakat seringkali pada
tahap ini dilakukan bukan karena masyarakat sudah dapat dianggap mandiri, tetapi
tahap ini harus dilakukan karena program sudah harus dihentikan, sesuai dengan
jangka waktu yang telah ditetapkan sebelumnya (Isbandi;2001). Diharapkan pada
tahap ini, penderita gagal ginjal mampu untuk menerima keadaan dirinya dan
lebih bisa memaknai hidupnya walaupun sedang sakit.
Bagi pasien penderita penyakit kronis, yang sangat kecil
kemungkinannya untuk pulih, pendampingan dengan metode psikoedukasi dapat
memberi pandangan baru sehingga dapat meningkatkan harapan para penderita.
Walaupun tidak ada care yang dapat menolong, kami menekankan untuk
memberikan care sebaik-baiknya.
Pendampingan akan dilakukan dengan cara mengunjungi para
penderita gagal ginjal satu persatu di rumah mereka. Pendekatan ini kami sebut
pendekatan home visit. Pendekatan ini dilakukan agar pendampingan bisa
dilakukan secara lebih efektif. Selain itu home visit memungkinkan pendamping
bisa menemui para masyarakat sasaran. Hal ini perlu dipertimbangkan karena para
penderita gagal ginjal tidak mudah dikumpulkan bersama, mengingat jadwal cuci
darah yang bisa sewaktu – waktu terjadi.
9

Pada akhir kegiatan, setelah melakukan pendampingan kepada pasien


gagal ginjal dan kepada keluarga mereka, kami akan membuat seminar di minggu
ketiga bulan ketiga. Seminar tersebut dilaksanakan dengan tujuan agar masyarakat
umum diharapkan semakin menjaga kesehatannya baik secara psikis maupun
fisik. Kami juga akan melaporkan kegiatan pendampingan kami kepada
masyarakat guna menunjukkan kepada masyarakat untuk tetap mempunyai
pikiran yang positif dalam memandang hidupnya meskipun sedang mengalami
sakit.

BAB IV

ANGGARAN BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

A. Tabel Anggaran Biaya


NO JENIS PENGELUARAN BIAYA (Rp.)
1 Peralatan penunjang
a. Modul (Buku-bukuPenunjang) 1.000.000
b. Alat Peraga 1.000.000
c. Poster Kesehatan 150.000
2 Bahan habis pakai
a. ATK 100.000
b. Kertas A4 160.000
3 Perjalanan (Transpotasi untuk kunjungan pasien
Madiun-Ngawi-Ponorogo-Magetan PP)
a. Sewa mobil + Sopir (@Rp 400.000 x 10 hari) 4.000.000
b. Snack dan makan (@Rp 100.000 x 12 hari) 1.440.000

4 Lain-Lain
a. Modem Wi-Fi 400.000
b. Pembuatan laporan 300.000
c. Publikasi : Seminar tentang “Kesehatan Ginjal” 3.500.000
TOTAL Rp. 12.000.000
10

TABEL JADWAL KEGIATAN

BULAN KE-
1 2 3
N JENIS KEGIATAN
MINGGU KE-
O
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Rapport/Pendekatan
2 Perlakuan
3 Terminasi/Evaluasi
4 Seminar
5 Laporan
11

DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Psikologi Volume 11 Nomor 1, Juni 2013, Gambaran Makna Hidup Pasien
Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisa.

Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba (Sosial dan Humaniora), Tahun


2015, Hubungan Health Belief dengan Perilaku Compliance pada Pasien
Penderita Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisa di Rumah Sakit Al-
Islam Bandung.
12

Biodata Ketua Kelompok


13

Biodata Anggota Kelompok


14

Biodata Anggota Kelompok


15

Biodata Anggota Kelompok


16

Biodata Dosen Pendamping

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Bernadeta Dhaniswara
Widyaningsih,M.Si
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Psikologi
4 NIDN 0730117602
5 Tempat dan Tanggal Sleman,Yogyakarta, 30 November 1976
Lahir
6 E-mail dhniswara@staff.widyamandala.ac.id
7 Nomor Telepon/HP 085736293288

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA S1 S2
Nama SD III IKIP SMP III Sekip, SMA Stella Univ. Univ.
Institusi Pakem, Sleman, Duce I Soegijapran Gadjah
Sleman, Yogyakarta Yogyakarta ata,Semara Mada
Yogyakarta ng
Jurusan - - IPA Psikologi Magister
Psikologi
Tahun 1983-1988
1988 1988-1991 1991-1993 1994-2000
2000 2000-2006
Masuk-
Lulus

C. Pemakalah Seminar Ilmiah


No Nama Pertemuan Judul Artikel Ilmiah Waktu dan
Ilmiah/Seminar Tempat
1 Collaboration Indigenous Understanding The Universitas
Research Programming and Learning Process of Maulana Malik
Internationally Publishing Student Affirmative Ibrahim Malang,
Programm (ADEM) of 13
13-15 Juni 2014
Papua in The Context of
Indigenous Psychology

Semua data yang saya inginkan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyarataan dalam pengajuan Hibah PKM-Pengabdian
PKM Kepada Masyarakat.
yarakat.

Madiun, 7 November 2016


Dosen Pendamping

B. Dhaniswara W., M.Si


M.Si.
17

Lampiran 3.3 Justifikasi Anggaran Kegiatan

1. Peralatan penunjang
No Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Jumlah (Rp)
1 Modul 4 Rp.250.000 Rp.1.000.000
2 Alat Peraga 4 Rp.250.000 Rp.1.000.000
3 Poster Kesehatan 10 Rp. 15.000 Rp. 150.000
SUB TOTAL Rp.2.150.000

2. Bahan Habis Pakai


No Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Jumlah (Rp)
1 ATK 10 Rp.10.000 Rp. 100.000
2 Kertas A4 4 (rim) Rp.40.000 Rp. 160.000
SUB TOTAL Rp. 260.000

3. Perjalanan
No Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Jumlah (Rp)
1 Sewa Mobil (Madiun- 10 Rp.300.000 Rp.3.000.000
Magetan-Ponorogo-Ngawi)
2 Sopir 10 Rp.100.000 Rp.1.000.000
3 Konsumsi Anggota 12 Rp.120.000 Rp.1.440.000
SUB TOTAL Rp.5.440.000

4. Lain-lain
No Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Jumlah (Rp)
1 Modem Wi-Fi 1 Rp. 400.000 Rp. 400.000
2 Pembuatan laporan 1 Rp. 300.000 Rp. 300.000
3 Publikasi : Seminar tentang 1 Rp.3.500.000 Rp. 3.500.000
“Kesehatan Ginjal”
SUB TOTAL Rp. 4.200.000
TOTAL KESELURUHAN Rp.12.000.000
18

Lampiran 3.4 Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas

Alokasi
N Program Bidang Uraian
Nama/NIM Waktu
o Studi Ilmu Tugas
(jam/minggu)
1 Yosepha A. Pisca Psikologi Psikologi 2 jam/minggu Pendamping
individu
2 Monicaningtyas I. Psikologi Psikologi 2 jam/minggu Pendamping
individu
3 Faustina Toni G. Psikologi Psikologi 2 jam/minggu Pendamping
individu
4 Harnanda Ika A. Psikologi Psikologi 2 jam/minggu Pendamping
individu
19

Lampiran 3.5 Surat Pernyataan Ketua Pelaksana


20
21

Lampiran 6. Denah Detail Mitra Kerja

Anda mungkin juga menyukai