PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang latar belakang tujuan penulis, ruang
lingkup, metode penulisan dan sistematika penulisan. Pada Asuhan Keperawatan Tn.D dengan
A. Latar Belakang
Kanker adalah semua penyakit yang melibatkan sel yang telah berubah sedemikian rupa
namun masih dapat bermultiplikasi, tumbuh dan menyebar. Pertumbuhan kanker berawal dari
tingkat molekuler dan dapat berawal dari mutase atau rusaknya satu atau lebih genome. Sel
kanker berbeda dari sel normal dalam penampakan, pertumbuhan dan fungsi. Perubahan dari sel
normal menjadi neoplastic adalah sebuah proses. Pertumbuhan kanker adalah sebuah rangkaian
kejadian yang umumnya muncul dalam beberapa tahun. Manifestasi klinis yang muncul
merupakan tingkat akhir dari pertumbuhan alami kanker. (Joyce, Black ,2014)
Kanker prostat adalah keganasan tersering dan penyebab kematian karena kanker paling
utama pada pria di negara Barat, menyebabkan 94.000 kematian di Eropa pada 2008 dan lebih
dari 28.000 kematian di Amerika Serikat pada 2012. Data di Amerika Serikat menunjukan
bahwa lebih dari 90% Kanker protat ditemukan pada stadium dini dan regional, dengan angka
kesintasan ( Survival rate) 5 tahun mendekati 100%. Angka ini jauh lebih baik dibandingkan 25
World Health Organization(WHO) pada tahun 2012 memperkirakan 1,1 juta pria di
seluruh dunia terdiagnosis kanker prostat dan 307.000 diantara meninggal dunia. Menurut data
International Agency for Reseacrh on Cancer (IARC) di Indonesia pada tahun 2012 kasus kanker
prostat tercatat 13.600 kasus dengan angka kematian hingga 9.191 kasus. Prevalensi kanker
prostat di Indonesia tahun 2013 sebesar 25.012 penderita. (Lubis dkk, 2018; Solang dkk, 2016;
Infodatin, 2016)
Berdasarkan data yang diperoleh dari medical record di Lantai VI Paviliun Darmawan
RSPAD Gatot Soebroto dalam 3 bulan terakhir terhitung dari bulan juni 2019 hingga bulan
Agustus 2019 tercatat jumlah pasien yang dirawat dengan penyakit Ca Prostat sebanyak 21 orang
Keperawatan pada Tn. D dengan Ca Prostat di lantai VI Paviliun Darmawan RSPAD Gatot
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penulisan makalah ilmiah ini adalah untuk mempelajari dan
2. Tujuan Khusus
Sedangkan tujuan khusus penulisan makalah ini adalah agar penulis mampu:
tindakan keperawatan
2. Ruang Lingkup
Makalah ini hanya membahas tentang Asuhan keerawatan pada Tn. D dengan Ca
yang dilaksanakan selama 3 hari mulai tanggal 13 sampai 15 Agustus 2019 dengan
3. Metode Penulisan
a. Metode deskriptif, metode studi kasus penulis mengambil satu kasus dengan
digunakan adalah data primer didapat dari pasien langsunng, data sekunder
b. Studi kepustakaan, yaitu penulis mempelajari buku sumber dan jurnal yang
4. Sistematika Penulisan
Bab satu : Pendahuluan terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, ruang lingkup,
metode penulisan dan sistematika penulisan. Bab dua : Konsep asuhan keperawatan
evaluasi. Bab tiga: tinjauan kasus terdiri dari pengkajian, diagnosis keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Bab empat: pembahasan yang dimulai dari
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Kanker prostat adalah kanker yang mempengaruhi kelenjar prostat, yakni kelenjar
penghasil cairan mani dan berperan dalam kontrol urine pada pria. Proliferasi sel kanker
biasanya berbentuk adenokarsinoma dan berasal dari kelenjar prostat posterior (Bilotta,
2012)
Kanker prostat adalah kanker yang berasal dari organ prostat; hampir semua
kanker prostat berasal dari sel-sel kelenjar, dikenal dengan istilah adenokarsinoma
Kanker prostat adalah jenis kanker yang terjadi pada prostat laki laki. Prostat
merupakan sebuah kelenjar seukuran buah kenari yang berbentuk kecil dan berfungsi
B. Etiologi
menghubungkan kanker ini dengan radang atau hormon. Walaupun demikian, sekitar
75% kanker prostat ditemukan pada bagian posterior dari pada lobus medius dan hamper
seluruhnya mulai dari bagian yang dekat dengan simpai. Ada dugaan bahwa terdapat 3
kali lebih besar kasusnya karena ada riwayat ayah atau kakek menderita kanker prostat.
Karsinoma prostat ini merupakan tumor ganas yang sering ditemukan pada pria dewasa
(50% dari seluruh tumor ganas pria) usia diatas 50 tahun dan akan meningkat tajam pada
C. Patofisiologi
terserang adalah lobus posterior dan membentuk massa sehingga prostat membesar seperti
hyperplasia. Hal tersebut diikuti terjadinya penekanan di semi vesika urinaria atau
penyempitan uretra. Sel abnormal biasanya menyebar secara lateral otot anus/rectum melalui
hematogen dan kelenjar limfe. Hal ini mengakibatkan terjadinya metastasis ke paru-paru,
D. Manifestasi Klinis
Gejala jarang muncul pada stadium awal. Tanda dan gejala kanker prostat biasanya
tampak setelah stadium lankiit, yaitu adanya pembesaran prostat, karena pada permulaan
sulit diraba dalam pemeriksaan rectal touche. Adapun beberapa tanda dan gejala lainnya:
a. Retensi urine
b. Nokturia
c. Hematuria
E. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien dengan kanker prostat, meliputi:
3. Kistokopi
4. Pelvic CT Scan
5. Transrektal Ultrasonografi
6. Laboratorium
a. Alkali Phospatase
F. Asuhan Keperawatan
Pengkajian ini dilakukan sejak pasien ini MRS sampai saat operasinya, yang meliputi:
a. Identitas pasien
Meliputi nama, jenis kelamin, umur, agama/kepercayaan, status perkawinan,
Pada Pasien kanker prostat keluhan yang ada adalah frekuensi, nokturia,
retensi urine.
ISK (Infeksi saluran kencing) yang berulang. Penyakit kronis yang pernah
Hipertensi.
Adanya riwayat keturunan dari salah satu anggota keluarga yang menderita
penyakit kanker prostat. Anggota keluarga yang menderita DM, asma, atau
Hipertensi.
e. Riwayat psikososial
tentang sakitnya.
minimum tiap hari, jenis minuman, kesulitan menelan atau keadaan yang
h. Pola eliminasi
menetes-netes, jumlah pasien harus bangun pada malam hari untuk berkemih,
apakah ada kesulitan seperti konstipasi akibat dari prostitusi prostat ke dalam
rectum.
Pasien ditanya lamanya tidur, adanya waktu tidur yang berkurang karena
frekuensi miksi yang sering terjadi pada malam hari (nokturia). Kebiasaan
tidur memakai bantal atau situasi lingkungan waktu tidur juga perlu
j. Pola aktivitas
Pasien ditanya aktivitasnya sehari-hari, aktivitas penggunaan waktu senggang,
kebiasaan berolah raga. Apakah ada perubahan sebelum sakit dan selama
perawat, atau dokter. Bagaimana peran pasien dalam keluarga. Apakah pasien
Meliputi informasi tentang perasaan atas emosi yang dialami atau dirasakan
operasi. Tanggapan pasien tentang penyakit dan dampak pada dirinya. Koping
pasien dalam menghadapi penyakitnya, apakah ada perasaan malu dan merasa
tidak berdaya.
n. Pemeriksaan fisik
i) Status..kesehatan..umum
nadi.
ii) Kulit
Bentuk bagaimana, simetris atau tidak, adakah benjolan. Nyeri kepala atau
iv) Muka
v) Mata
Bagaimana keadaan alis mata, kelopak mata edema atau tidak, pada
vi) Telinga
Ada atau tidak keluar secret, serumen atau benda asing. Bagaimana
vii) Hidung
Adakah karies gigi, bagaimana keadaan gusi apakah ada perdarahan atau
ulkus
ix) Leher
x) Toraks
Adakah ginekomastia
xi) Paru
xii) Jantung
atau getarannya.
xiii) Abdomen
umumnya ada penonjolan kandung kemih pada supra pubik. Apakah ada nyeri
tekan.
Apakah ada pembengkakan pada sendi. Jari-jari tremor apa tidak. Apakah
ada infus pada tangan. Pada sekitar pemasangan infus ada tanda tanda infeksi
a. Keluhan utama
Keluhan pada pasien berbeda, akan tetapi kemungkinan jeluhan yang bisa
timbul, pada pasien pos operasi prostatektomi adalah keluhan tidak nyaman, nyeri
karena spasme kandung kemih, atau karena adanya bekas insisi pada waktu
pembedahan.
b. Keadaan umum
c. Sistem respirasi
Bagaimana pernapasan pasien, ada apa sumbatan pada jalan napas atau tidak.
Apakah perlu dipasang O2. Frekuensi napas, irama napas, suara napas. Ada
wheezing dan ronchi atau tidak. Gerakan otot dibantu seperti gerakan cuping
d. Sistem sirkulasi
jantung (EKG)
e. Sistem gastrointestinal
dengan bising usus, sudah flatus apa belum, apakah ada mual dan muntah.
f. Sistem musculoskeletal
kebutuhannya. Apakah terpasang infus dan dibagian mana dipasang serta keadaan
g. Sistem eliminasi
Apa ada ketiknyamanan pada suprapubic, kandungan kemih penuh. Masih ada
gangguan miksi seperti retensi. Kaji apakah ada tanda-tanda perderahan, infeksi.
Memakai kateter jenis apa. Irigasi kandung kemih. Warna urine dan jumlah
produksi urine tiap hari. Bagaimana keadaan sekitar daerah pemasangan kateter.
kandung kemih.
i. Diagnosis Keperawatan
metastasi.
j. Intervensi
Kriteria Hasil:
2. Dalam catatan tidak ada perabaan kandung kemih yang penuh setelah BAB
4. Tidak ada catatan tentang keluhan urine menetes, kandung kemih penuh
kurang adekuat.
Kriteria hasil :
Kriteria hasil: Nyeri hilang yang ditandai dengan tidak ada keluhan nyeri
aktivitas aktif.
TINJAUAN KASUS
Pada bab ini penulis akan membuat asuhan keperawatan pada Tn. D. pasien dengan Ca
dan evaluasi,
A. Pengkajian
Soebroto. Pasien masuk tanggal 07 Agustus 2019 dan di peroleh data sebagai
berikut:
1. Identitas Pasien
010/003 Jakarta Pusat Sumber informasi didapat dari pasien dan keluarga
2. Resume
2019 pukul 09.40 WIB dengan keluhan mual dan muntah,nyeri pada
kemaluan, sulit untuk buang air kecil dan, kemaluan bengkak sejak 3 hari
SMRS. Pasien tidak memliki riwayat penyakit Kesadaran compos mentis,
GCS 15, terpasang infus NaCL di tangan kiri , ADL dibantu, tekanan
darah 125/80, nadi 88x/mnt, frekuensi nafas 18x/mnt, suhu 37,1’c. Lalu
NaCL 0,9% 500cc/ 8 jam ditangan kiri dan nasal oksigen. Hasil lab
Leukosit 15460
Kreatinin 8.26. Masasalah keperwatan yang didapat nyeri akut b.d agen
dalam.
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatansekarang
Keluhan saat ini yaitu sulit buang air kecil,nyeri pada kemaluan
kecelakaan sehat
66
65 th th
Ca Prostat
61 th 60 th
sehat
39 th 35
th
sehat sehat
Keterangan gambar
: laki-laki : perempuan
: meninggal : Pasien
aktivitas agama/kepercayaan.
1. Pola Nutrisi
Saat ini, frekuensi makan tidak tentu karena nafsu makan pasien
tidak disukai, tidak ada makanan yang membuat alergi, tidak ada
2. Pola eliminasi
3. personal hygine
Sebelum sakit, pasien mandi 2x/hari, waktu pagi dan sore. Saat
ini mandi 1x/hari. Waktu pagi hanya di lap. Sebelum sakit oral
hygine 2x/hari waktu pagi hari dan malam hari, saat ini pasien
hanya oral hygine 1x/hari pada pagi hari. Sebelum sakit pasien
cuci rambut 2x/hari, saat ini belum cuci rambut terhitung dari
awal masuk
4. Pola istirahat
Saat ini pasien tidur siang tidak tentu berapa lamanya. Saat ini
4. Pengkajian fisik
a. Pemeriksaan umum
b. Sistem penglihatan
c. Sistem pendengaran
cairan dari telinga tidak ada perasaan penuh ditelinga tidak ada
d. Sistem wicara
e. Sistem pernapasan
bernapas.
f. Sistem kardiovaskuler
hangat, warna kulit pucat pengisian kapiler > dari 3 detik. Terdapat
perdarahan gusi
patologis normal.
i. Sistem pencernaan
kotor, pasien ada mual dan muntah, tidak diare warna feses hitam
j. Sistem integument
5. Data tambahan
6. Data penunjang
b. Hasil Radiologi
7. Penatalaksanaan
Ketorolac 2x1
8. Data Fokus
a. Data subyektif
sakit
b. Data Obyektif
4444 4444
4444 4444
BB setelah sakit = 55 kg
DO :
1. TTV TD : 130/70 mmHg
N : 90X/ mnt
RR : 24 x / mnt
S: 36,4 c
3. terdapat mual dan muntah
4. terpasang nasal kanul
5. Terpasang CDL
6. Konjungtiva Anemis
7. HB 5,8 g/dL
8. Eritrosit 2.2 juta /ul
2.
Defisit nutrisi
DS :
Faktor psikologis
1. Pasien mengatakan mual
2. Pasien mengatakan tidak nafsu makan
DO :
1. Pasien tampak lemas
2. BB Sebelum sakit 62 kg
3. BB sekarang 55 kg
4. HB 5,8 g/dL
5. IMT 16,1
6. Turgor kulit kurang elastis
DO :
DO:
DS:
1. Pasien mengatakan lemas
DO:
Intoleransi
6. 1.Kesadaran composmentis
2. Pasien tampak lemah aktivitas Kelemahan
3. GCS 15
4. HB: 5,8 g/dl
5. Kekuatan otot
4444 4444
4444 4444
DO:
jaringan
jaringan
Kriteria Hasil:
Percencanaan:
1) Observasi TTV
6) Terapi Haemodialisa
Pelaksanaan:
nelakukan pemberian tranfusi darah PRC 188 CC, suhu 36,5’c. pada
menggerakan kepala.
pernapasan 19x/mnt.
pukul 17.00 memonitor hasil lab, hasil Hb 6.5 g/dl, eritrosit 2.6 juta/ul.
O: Pasien tidak ada sesak, TTV dalam batas normal, tidak ada tanda-
tanda sianosis
P: Tindakan dilanjutkan
Kriteria hasil:
3) BB mengalami peningkatan
5) BB meningkat
Perencanaan:
Pelaksanaan:
pukul 13.00 Melakukan pemberian obat oral Asam folat dan Vitamin
lancar.
Asam folat dan Vitamin B12. Hasil obat diminum dengan lancar.
instruksi. Pada pukul 17.00 memonitor hasil lab, hasil Hb 6,5 g/dl.
Evaluasi:
P: Tindakan dihentikan
Kriteria Hasil:
Perencanaan:
2) Observasi Kateter
Pelaksanaan:
terpasang dengan baik. Observasi urin hasil volume urin 310cc warna
lancar.
lepas dan kotor. Melakukan observasi urin hasil: Volume 380cc warna
Evaluasi
sedikit perih
O: Tidak terdapat edema, TTV dalam batas normal, Output dan input
P: Tindakan dilanjutkan
Kriteria Hasil:
Perencanaan:
1) Kaji nyeri pasien
Pelaksanaan:
nyeri apa bila bergerak, nyeri nya seperti ditusuk tusuk, lokasinya di
20x/mnt
Evaluasi
P: Tindakan dihentikan
Kriteria hasil:
Perencanaan:
1) Monitoring TTV
2) Monitor adanya tanda tanda infeksi, kemerahan gatal
Pelaksanaan:
Pada pukul 12.00 Melakukan perawatan luka, hasil luka tampak bersih
dan kering,
Pada pukul 13.00 melakukan injeksi Cefotaxime 1gr hasil obat masuk
juta/ul. Pada pukul 20.00 melakukan injeksi cefotaxime 1gr hasil obat
Evaluasi
S: -
Mampu berpindah dengan atau tanpa bantuan. Pola tidur yang teratur
Perencanaan:
Pelaksanaan
pola tidur pasien, hasil pasien mengatakan lama tidur siang tidak tentu
pola tidur pasien, hasil pasien mengatakan lama tidur siang 2-3 jam
lama tidur siang 1-2 jam dan lama tidur malam 5-6 jam dan sering juga
terbangun.
Evaluasi
Pada tanggal 15 Agustus 2019
P: Tindakan dilanjutkan
Kriteria hasil:
1) Rambut bersih
Perencanaan:
Pelaksanaan:
pasien tidak lengket, rambut pasien bersih, dan badan pasien tidak
S : tidak terkaji
P: Tindakan dihentikan
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada pembahasan akan dijelaskan mengenai kesenjangan data antara teori dan kasus, faktor
dan evaluasi.
A. Pengkajian
Pada pengkajian Ca Prostat atau Kanker Prostat terdapat kesenjangan antara teori
bradikardi atau takikardi. Pada saat pengkajian penulis menemukan adanya factor
pendukung yaitu pada saat melakukan pengkajian untuk mengumpulkan data tentang
pasien, keluarga pasien sangat kooperatif dalam memberikan informasi yang dibutuhkan
penulis dan adanya kerja sama yang baik antara perawat ruangan sehingga tidak
B. Diagnosa Keperawatan
Pada teori terdapat 6 diagnosa keperawatan untuk kasus Ca Prostat dan pada kasus
menerapkan tujuan dan KH serta menyusun rencana tindakan prioritas masalah pada
perencanaan tujuan terdapat kesenjangan yaitu teori tidak ada batasan waktu waktu dalam
mengatasi masalah sedangkan pada kasus untuk mencapai tujuan terhadap masalah
pasien ditetapkan 3x24 jam karena kasus diberikan kesempatan memberikan asuhan
keperawatan pada rencana tindakan pada kasus sesuai dengan diagnosa keperawatan yang
ditemukan dalam menysyusun rencana tindakan dibuat dapat ditindak lanjuti perawat.
D. Implementasi
Pada diagnosis pertama yaitu pola napas tidak efektif b.d penurunan energi, penulis
Pada diagnosis kedua yaitu defisit nutrisi b.d faktor psikologis, penulis melakukan tindakan
yaitu mengkaji adanya mual dan muntah, menganjurkan kepada pasien untuk makan sedikit
tapi sering., mengkaji makanan kesukaan pasien, menganjurkan pasien untuk makan selagi
hangat, melakukan pemberian obat oral Asam folat dan Vitamin B12 dan menginjeksi
Omeprazole 40mg
Pada diagnosis ketiga yaitu hipervolemia b.d gangguan mekanisme regulasi, melakukan
observasi terhadap kateter, Observasi urin, Melakukan pengukuran TTV, melakukan injeksi
Furosemide hasil obat masuk dengan lancar.
Pada diagnosis keempat yaitu nyeri akut b.d agen pencederaan fisiologis, penulis melakukan
tindakan yaitu, melakukan pengukuran TTV hasil, mengkaji nyeri pasien, menganjurkan
teknik relaksasi napas dalam, hasilnya pasien mengikuti anjuran perawat, memberikan obat
ketorolac
Pada diagnosis kelima yaitu resiko infeksi b.d tindakan invasif, penulis melakukan
pengukuran TTV, melakukan perawatan luka, hasil luka tampak bersih dan kering, melakukan
injeksi Cefotaxime 1gr, melakukan injeksi ketorolac Monitoring adanya tanda-tanda infeks
Pada diagnosis keenam yaitu intoleransi aktivitas b.d kelemahan, penulis melakukan
Pada diagnosis ketujuh yaitu defisit perawatan diri b.d kelemahan, penulis membantu pasien
rencana yang telah disusun semua tindakan belum semua dilaksanakan serta respon
keperawatan yang mencangkup waktu, tindakan serta respon pasien dan tidak lupa tanda
tangan perawatan yang melakukan tindakan sebagai aspek legal opada pendokumentasian
factor pendukung dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien yang kooperatif
Evaluasi
Setelah melakukan tindakan keperawatan, maka langkah yang terakhir adalah evaluasi
terhadap diagnosis keperawatan yang ditemukan pada pasien. Pada kasus dilakukan dua
macam evaluasi, yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif yaitu
sumatif yaitu evaluasi yang dilakukan untuk mengukur sejauh mana pencapaian tujuan
Dari 7 diagnosis keperawatan yang ditemukan pada pasien ada 4 diagnosis keperawatan yang
belum teratasi yaitu pola napas tidak efektif b.d penurunan energi, hipervolemia b.d
gangguan mekanisme regulasi, intoleransi aktivitas b.d kelemahan, integritas kulit b.d
kelebihan volume. Sedangkan, defisit nutrisi b.d faktor psikologis, nyeri akut b.d agen
Pada diagnosis pertama yaitu gangguan perfusi jaringan b.d hipoksia jaringan, pasien
mengatakan kepalanya masih sedikit pusing, pasien tidak ada sesak, TTV dalam batas normal,
tidak ada tanda- tanda sianosis. Tujuan tercapai sebagian, masalah belum teratasi. Tindakan
dilanjutkan.
Pada diagnosis kedua yaitu defisit nutrisi b.d faktor psikologis, pasien mengatakan makan sudah
mulai habis 1 porsi, pasien pasien mengatakan mual berkurangBB pasien mengalami
peningkatan yakni 57kg, pasien tampak menghabiskan 1 porsi makan, Hasil lab Hb 6.5 g/dl.
Pada diagnosis ketiga yaitu hipervolemia b.d gangguan mekanisme regulasi, pasien mengatakan
untuk BAK masih sulit keluar dan terkadang sedikit perih, tidak terdapat edema, TTV
dalam batas normal, output dan input masih belum seimbang. Tujuan belum tercapai.
Tindakan dilanjutkan.
Pada diagnosis keempat yaitu nyeri akut b.d agen pencederaan fisiologis, pasien mengatakan
nyeri berkurang, TTV dalam batas normal, wajah pasien tampak rileks dan tenang. Tujuan
Pada diagnosis kelima yaitu resiko infeksi b.d tindakan invasive, Tidak terdapat tanda-tanda
infeksi, hasil lab leukosit 13,440 juta/ul. Tujuan tercapai, masalah teratasi. Tindakan tetap
dilanjutkan
Pada diagnosis keenam yaitu intoleransi aktivitas b.d kelemahan, pasien mengatakan tidak bisa
bila beraktivitas ringan seperti bangun dari tempat tidur Pasien tampak masih dibantu dalam
Pada diagnosis ketujuh yaitu defisit perawatan diri b.d kelemahan, tidak terkaji, badan pasien
tidak lengket, tidak berbau, rambut pasien tampak bersih dan kuku pasien tampak bersih.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pada pengkajian Ca Prostat atau Kanker Prostat terdapat kesenjangan antara teori
memberikan informasi yang dibutuhkan penulis dan adanya kerja sama yang baik
2. Diagnosa keperawatan untuk kasus Ca Prostat pada teori ada 6 sedangkan pada
rectum/perennial
metastasi
terdapat kesenjangan yaitu teori tidak ada batasan waktu waktu dalam mengatasi
masalah sedangkan pada kasus untuk mencapai tujuan terhadap masalah pasien
rencana yang telah disusun semua tindakan belum semua dilaksanakan serta
pasien dan tidak lupa tanda tangan perawatan yang melakukan tindakan sebagai
dengan intake yang tidak adekuat dan Defisit perawatan diri berhubungan dengan
B. Saran
Setelah penulis menguraikan dan menyimpulkan, penulis dapat mengidentifikasi
kelebihan dan kekurangan yang ada, maka selanjutnya penulis akan menyampaikan
saran yang ditujukan pada perawat ruangan, pasien dan keluarga sebagai berikut:
1. Kerja sama dengan pasien dan keluarga tetap dipertahankan dan ditingkatkan
agar asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien akan lebih optimal
2. Kepada perawat ruangan yang sudah memberikan asuha keperawatan kepala
pasien secara optimal yaitu pendokumentasian tentang pengkajian data pasien
sampai dengan evaluasi yang sudah berjalan baik agar dapat melakukan
evaluasi secara akurat dan valid.
3. Untuk pasien agar dapat lebih kooperatif lagi dan mengikuti apa instruksi
yang diberikan perawat untuk kesehatan nya
4. Untuk keluarga pasien dapat membantu kebutuhan dasar pasien ketika pasien
tidak dapat memenuhi kebutuhannya secara mandiri.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan
indicator Diagnostik. Jakarta:Dewan Pengurus PPNI
Harmilah. (2020). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Perkemihan.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press
Infodatin. (2015). Panduan Penatalaksanaan Kanker Prostat http://kanker.kemenkes.go.id/
(diakses tanggal 6 April 2020)
Nurarif & Kusuma (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan NANDA NIC NOC,