Anda di halaman 1dari 54

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang latar belakang tujuan penulis, ruang

lingkup, metode penulisan dan sistematika penulisan. Pada Asuhan Keperawatan Tn.D dengan

Ca Prostat di lantai VI Paviliun Darmawan RSPAD Gatot Soebroto Jakarta

A. Latar Belakang

Kanker adalah semua penyakit yang melibatkan sel yang telah berubah sedemikian rupa

namun masih dapat bermultiplikasi, tumbuh dan menyebar. Pertumbuhan kanker berawal dari

tingkat molekuler dan dapat berawal dari mutase atau rusaknya satu atau lebih genome. Sel

kanker berbeda dari sel normal dalam penampakan, pertumbuhan dan fungsi. Perubahan dari sel

normal menjadi neoplastic adalah sebuah proses. Pertumbuhan kanker adalah sebuah rangkaian

kejadian yang umumnya muncul dalam beberapa tahun. Manifestasi klinis yang muncul

merupakan tingkat akhir dari pertumbuhan alami kanker. (Joyce, Black ,2014)

Kanker prostat adalah keganasan tersering dan penyebab kematian karena kanker paling

utama pada pria di negara Barat, menyebabkan 94.000 kematian di Eropa pada 2008 dan lebih

dari 28.000 kematian di Amerika Serikat pada 2012. Data di Amerika Serikat menunjukan

bahwa lebih dari 90% Kanker protat ditemukan pada stadium dini dan regional, dengan angka

kesintasan ( Survival rate) 5 tahun mendekati 100%. Angka ini jauh lebih baik dibandingkan 25

tahun lalu, yang mencapai 69%. (Kemenkes,2015)

World Health Organization(WHO) pada tahun 2012 memperkirakan 1,1 juta pria di

seluruh dunia terdiagnosis kanker prostat dan 307.000 diantara meninggal dunia. Menurut data

International Agency for Reseacrh on Cancer (IARC) di Indonesia pada tahun 2012 kasus kanker
prostat tercatat 13.600 kasus dengan angka kematian hingga 9.191 kasus. Prevalensi kanker

prostat di Indonesia tahun 2013 sebesar 25.012 penderita. (Lubis dkk, 2018; Solang dkk, 2016;

Infodatin, 2016)

Berdasarkan data yang diperoleh dari medical record di Lantai VI Paviliun Darmawan

RSPAD Gatot Soebroto dalam 3 bulan terakhir terhitung dari bulan juni 2019 hingga bulan

Agustus 2019 tercatat jumlah pasien yang dirawat dengan penyakit Ca Prostat sebanyak 21 orang

dari jumlah pasien yang dirawat sebanyak 441 orang.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis ingin mengetahui bagaimana Asuhan

Keperawatan pada Tn. D dengan Ca Prostat di lantai VI Paviliun Darmawan RSPAD Gatot

Soebroto dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penulisan makalah ilmiah ini adalah untuk mempelajari dan

menerapkan asuhan keperawatan pada Tn. D dengan Ca Prostat di Lantai VI Paviliun

Darmawan RSPAD Gatot Soebroto dengan menggunakan proses keperawatan.

2. Tujuan Khusus

Sedangkan tujuan khusus penulisan makalah ini adalah agar penulis mampu:

a. Memahami tentang konsep dan teori Ca Prostat

b. Memahami tentang asuhan keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa

keperawatan, perencanaan, penatalaksanaan dan evaluasi pada Ca Prostat.

c. Menerapkan asuhan keperawatan pada Tn. D dengan Ca Prostat.


d. Mengidentifikasi adanya kesenjangan asuhan keperawatan yang terdapat pada

teori dan kasus.

e. Mengidentifikasi faktor penunjang dan penghambat serta alternative

pemecahan masalah dalam memberikan asuhan keperawatan pada setiap

langkah proses keperawatan.

f. Mendokumentasikan asuhan keperawatan pada pasien Ca Prostat.

g. melakukan pengumpulan data untuk merumuskan diagnosis keperawatan

h. Membuat rencana keperawatan pada pasiendengan Ca Prostat untuk dilakukan

tindakan keperawatan

i. Melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien dengan Ca Prostat sesuai

rencana keperawatan yang telah disusun

j. Melaksanakan evaluasi keperawatan pada pasien dengan Ca Prostat

2. Ruang Lingkup

Makalah ini hanya membahas tentang Asuhan keerawatan pada Tn. D dengan Ca

Prostat di lantai VI Paviliun Darmawan RS Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto

yang dilaksanakan selama 3 hari mulai tanggal 13 sampai 15 Agustus 2019 dengan

menggunakan pendekatan proses keperawatan

3. Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ilmiah ini adalah :

a. Metode deskriptif, metode studi kasus penulis mengambil satu kasus dengan

Ca Prsotat dam diberikan asuhan keperawatan dengan menggunakan


pendekatan proses keperawatan dalam pengumpulan data, teknik yang

digunakan adalah data primer didapat dari pasien langsunng, data sekunder

diperoleh dari keluarga, rekan medik dan tenaga kesehatan.

b. Studi kepustakaan, yaitu penulis mempelajari buku sumber dan jurnal yang

berhubungan dengan Ca Prostat

4. Sistematika Penulisan

Bab satu : Pendahuluan terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, ruang lingkup,

metode penulisan dan sistematika penulisan. Bab dua : Konsep asuhan keperawatan

pada pasien dengan Ca Prostat yang terdiri dari pengertian patofisiologi,

penatalaksanaan, pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi. Bab tiga: tinjauan kasus terdiri dari pengkajian, diagnosis keperawatan,

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Bab empat: pembahasan yang dimulai dari

pengkajian, diagnosis keperawatan, pelaksanaan dan evaluasi. Bab lima: penutup

terdiri dari kesimpulan dan saran


BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi

Kanker prostat adalah kanker yang mempengaruhi kelenjar prostat, yakni kelenjar

penghasil cairan mani dan berperan dalam kontrol urine pada pria. Proliferasi sel kanker

biasanya berbentuk adenokarsinoma dan berasal dari kelenjar prostat posterior (Bilotta,

2012)

Kanker prostat adalah kanker yang berasal dari organ prostat; hampir semua

kanker prostat berasal dari sel-sel kelenjar, dikenal dengan istilah adenokarsinoma

prostat. (American Cancer Society, 2018)

Kanker prostat adalah jenis kanker yang terjadi pada prostat laki laki. Prostat

merupakan sebuah kelenjar seukuran buah kenari yang berbentuk kecil dan berfungsi

sebagai tempat untuk menghasilkan semen (air mani). (Ariani,2015)

B. Etiologi

Etiologi kanker prostat belum diketahui secara pasti. Namun yang

menghubungkan kanker ini dengan radang atau hormon. Walaupun demikian, sekitar

75% kanker prostat ditemukan pada bagian posterior dari pada lobus medius dan hamper

seluruhnya mulai dari bagian yang dekat dengan simpai. Ada dugaan bahwa terdapat 3
kali lebih besar kasusnya karena ada riwayat ayah atau kakek menderita kanker prostat.

Karsinoma prostat ini merupakan tumor ganas yang sering ditemukan pada pria dewasa

(50% dari seluruh tumor ganas pria) usia diatas 50 tahun dan akan meningkat tajam pada

usia diatas 80 tahun.

C. Patofisiologi

Pertumbuhan sel abnormal (adenokarsinoma) yang terdiferensiasi di sel parenkim

kelenjar prostat secara infiltrate di bagian kapsul/pembungkusnya. Bagian yang sering

terserang adalah lobus posterior dan membentuk massa sehingga prostat membesar seperti

hyperplasia. Hal tersebut diikuti terjadinya penekanan di semi vesika urinaria atau

penyempitan uretra. Sel abnormal biasanya menyebar secara lateral otot anus/rectum melalui

hematogen dan kelenjar limfe. Hal ini mengakibatkan terjadinya metastasis ke paru-paru,

otak, tulang, dan organ-organ lain.

D. Manifestasi Klinis

Gejala jarang muncul pada stadium awal. Tanda dan gejala kanker prostat biasanya

tampak setelah stadium lankiit, yaitu adanya pembesaran prostat, karena pada permulaan

sulit diraba dalam pemeriksaan rectal touche. Adapun beberapa tanda dan gejala lainnya:

1. Gangguan saluran kencing

a. Retensi urine

b. Nokturia
c. Hematuria

2. Gangguan sistem lain

a. Nyeri di daerah rectum (metastasis ke rectum perineum)

b. Sesak napas/napasnya terengah engah

c. Berat badan turun

E. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien dengan kanker prostat, meliputi:

1. Biopsi dengan jarum lewat perennial atau transrektal

2. Biopsi dengan membuka jaringan kulit

3. Kistokopi

4. Pelvic CT Scan

5. Transrektal Ultrasonografi

6. Laboratorium

a. Alkali Phospatase

b. PAP (Prostatic Acid Phosphatase)

c. Serum TAP (Total Acid Phospatase)

d. Hb, Leukosit, Trombosit

F. Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian Pra operasi porstatektomi. (Harmilah,2020)

Pengkajian ini dilakukan sejak pasien ini MRS sampai saat operasinya, yang meliputi:

a. Identitas pasien
Meliputi nama, jenis kelamin, umur, agama/kepercayaan, status perkawinan,

pendidikan, pekerjaan, Suku/bangsa, alamat, no register, dan diagnosis medis.

b. Riwayat penyakit sekarang

Pada Pasien kanker prostat keluhan yang ada adalah frekuensi, nokturia,

urgensi, dysuria, pancaran melemah, rasa tidak lampias/puas sehabis miksi,

hesistensi, intermitensi, dan waktu miksi memanjang, dan akhirnya menjadi

retensi urine.

c. Riwayat penyakit dahulu

Apakah ada penyakit yang berhubungan dengan saluran perkemihan, misalnya

ISK (Infeksi saluran kencing) yang berulang. Penyakit kronis yang pernah

diderita. Operasi yang pernah dialami, adanya riwayat penyakit DM dan

Hipertensi.

d. Riwayat penyakit keluarga

Adanya riwayat keturunan dari salah satu anggota keluarga yang menderita

penyakit kanker prostat. Anggota keluarga yang menderita DM, asma, atau

Hipertensi.

e. Riwayat psikososial

Kebanyakan pasien yang akan menjalani operasi akan muncul kecemasan,

Kecemasan ini muncul karena ketidaktahuan tentang prosedur pembedahan.

Tingkat kecemasan dapat dilihat dari perilaku pasien, tanggapan pasien

tentang sakitnya.

f. Pola fungsi kesehatan


Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat: pasien ditanya tentang kebiasaan

merokok, penggunaan tembakau, penggunaan obat-obatan, penggunaan

alcohol, dan upaya yang biasa dilakukan dalam mempertahankan kesehatan

diri (pemeriksaan kesehatan berkala, gizi makanan yang adekuat).

g. Pola nutrisi dan metabolisme

Pasien ditanya frekuensi makan, jenis makanan, makanan pantangan, jumlah

minimum tiap hari, jenis minuman, kesulitan menelan atau keadaan yang

mengganggu nutrisi seperti nausea, stomatitis, anoreksia, dan muntah. Pada

pola ini umumnya tidak mengalami gangguan atau masalah.

h. Pola eliminasi

Pasien ditanya tentang pola berkemih termasuk frekuensinya, ragu-ragu,

menetes-netes, jumlah pasien harus bangun pada malam hari untuk berkemih,

kekuatan sistem perkemihan. Pasien juga ditanya apakah mengejan untuk

mulai atau mempertahankan aliran kemih. Pasien ditanya tentang defekasi,

apakah ada kesulitan seperti konstipasi akibat dari prostitusi prostat ke dalam

rectum.

i. Pola tidur dan istirahat

Pasien ditanya lamanya tidur, adanya waktu tidur yang berkurang karena

frekuensi miksi yang sering terjadi pada malam hari (nokturia). Kebiasaan

tidur memakai bantal atau situasi lingkungan waktu tidur juga perlu

ditanyakan. Upaya mengatasi kesulitan tidur.

j. Pola aktivitas
Pasien ditanya aktivitasnya sehari-hari, aktivitas penggunaan waktu senggang,

kebiasaan berolah raga. Apakah ada perubahan sebelum sakit dan selama

sakit. Pada umumnya aktivitas sebelum operasi tidak mengalami gangguan,

pasien pasien masih mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari sendiri.

k. Pola hubungan dan peran

Pasien ditanya bagaimana hubungannya dengan anggota keluarga, pasien lain,

perawat, atau dokter. Bagaimana peran pasien dalam keluarga. Apakah pasien

dapat berperan sebagai mana seharusnya.

l. Pola persepsi dan konsep diri

Meliputi informasi tentang perasaan atas emosi yang dialami atau dirasakan

pasien sebelum pembedahan. Biasanya muncul kecemasan dalam menunggu

operasi. Tanggapan pasien tentang penyakit dan dampak pada dirinya. Koping

pasien dalam menghadapi penyakitnya, apakah ada perasaan malu dan merasa

tidak berdaya.

m. Pola tata nilai dan kepercayaan

Agama yang dianut, kegiatan dalam keagamaan

n. Pemeriksaan fisik

i) Status..kesehatan..umum

Keadaan penyakit, kesadaran, pernapasan, tekanan darah, suhu tubuh,

nadi.

ii) Kulit

Apakah tampak pucat, bagaimana permukaannya, adakah kelainan

pigmentasi, keadaan rambut dan kuku pasien.


iii) Kepala

Bentuk bagaimana, simetris atau tidak, adakah benjolan. Nyeri kepala atau

trauma pada kepala.

iv) Muka

Bentuk simetris atau tidak adakah edema, otot rahang bagaimana

keadaannya, begitu pula bagaimana otot mukanya.

v) Mata

Bagaimana keadaan alis mata, kelopak mata edema atau tidak, pada

konjungtiva terdapat atau tidak hiperemi dan perdarahan. Selera tampak

icterus atau tidak.

vi) Telinga

Ada atau tidak keluar secret, serumen atau benda asing. Bagaimana

bentuknya adakah gangguan pendengaran.

vii) Hidung

Kaji bentuk hidung, adakah pengeluaran secret, adakah obstruksi atau

polip, aoakah hidung berbau dan adakah pernapasan cuping hidung.

viii) Mulut dan faring

Adakah karies gigi, bagaimana keadaan gusi apakah ada perdarahan atau

ulkus

ix) Leher

Adakah pembesaran kelenjar limfe

x) Toraks

Adakah ginekomastia
xi) Paru

Apakah ada pencembungan atau penarikan. Periksa pergerakan dan suara

napas. Apakah ada suara napas tambahan, seperti ronchi, wheezing

xii) Jantung

Bagaimana pulsasi jantung (tampak atau tidak). Bagaimana dengan iktus

atau getarannya.

xiii) Abdomen

Bagaimana bentuk abdomen, pada pasien dengan keluhan retensi,

umumnya ada penonjolan kandung kemih pada supra pubik. Apakah ada nyeri

tekan.

xiv) Genetalia dan anus

Pada pasien biasanya terdapat hernia. Pembersaran prostat dapat teraba

pada saat rectal touche.

xv) Ekstemitas dan tulang belakang

Apakah ada pembengkakan pada sendi. Jari-jari tremor apa tidak. Apakah

ada infus pada tangan. Pada sekitar pemasangan infus ada tanda tanda infeksi

seperti merah atau bengkak.

2. Pengkajian post operasi Prostatektomi

a. Keluhan utama

Keluhan pada pasien berbeda, akan tetapi kemungkinan jeluhan yang bisa

timbul, pada pasien pos operasi prostatektomi adalah keluhan tidak nyaman, nyeri
karena spasme kandung kemih, atau karena adanya bekas insisi pada waktu

pembedahan.

b. Keadaan umum

Kesadaran, GCS, ekspresi wajah pasien, suara bicara.

c. Sistem respirasi

Bagaimana pernapasan pasien, ada apa sumbatan pada jalan napas atau tidak.

Apakah perlu dipasang O2. Frekuensi napas, irama napas, suara napas. Ada

wheezing dan ronchi atau tidak. Gerakan otot dibantu seperti gerakan cuping

hidung, gerakan dada dan perut.

d. Sistem sirkulasi

Periksa nadi (Tadikardia/bradikardi,irama), tekanan darah, suhu tubuh, monitor

jantung (EKG)

e. Sistem gastrointestinal

Tanyakan frekuensi defekeasi, inkontinensia alvi, konstipasi/obstipasi, bagaimana

dengan bising usus, sudah flatus apa belum, apakah ada mual dan muntah.

f. Sistem musculoskeletal

Bagaimana aktivasi pasien sehari-hari setelah operasi. Bagaimana memenuhi

kebutuhannya. Apakah terpasang infus dan dibagian mana dipasang serta keadaan

disekitar daerah yang terpasang infus. Keadaan ekstremitas.

g. Sistem eliminasi

Apa ada ketiknyamanan pada suprapubic, kandungan kemih penuh. Masih ada

gangguan miksi seperti retensi. Kaji apakah ada tanda-tanda perderahan, infeksi.
Memakai kateter jenis apa. Irigasi kandung kemih. Warna urine dan jumlah

produksi urine tiap hari. Bagaimana keadaan sekitar daerah pemasangan kateter.

h. Terapi yang diberikan setelah operasi

Infus yang terpasang, obat-obatan seperti antibiotika, analgesic, cairan irigasi

kandung kemih.

i. Diagnosis Keperawatan

1) Perubahan pola eliminasi (BAK): retensi urine berhubungan dengan obstruksi

saluran kencing uretra, tonus kandung kemih menurun

2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan meningkatnya

metabolisme (proliferasi sel-sel kanker), intake kurang adekuat.

3) Nyeri berhubungan dengan infiltrasi tumor ke organ tulang dan rectum/perennial.

4) Intoleransi aktivitas dan gangguan mobilisasi berhubungan dengan hipoksia

jaringan, malnutrisi, kelelahan dan kompresi susunan saraf karena proses

metastasi.

5) Defisit perawatan diri berhubungan dengan intoleransi beraktivitas.

6) Gangguan seksual berhubungan dengan efek samping pengobatan: kemoterapi,

terapi radiasi, operasi, nyeri

j. Intervensi

Diagnosa 1 : Perubahan pola eliminasi (BAK): retensi urine berhubungan dengan


obstruksi saluran kencing uretra, tonus kandung kemih menurun

Tujuan : Pola eliminasi (BAK) kembali normal

Kriteria Hasil:

1. Interval BAK normal

2. Dalam catatan tidak ada perabaan kandung kemih yang penuh setelah BAB

3. Intake dan output seimbang

4. Tidak ada catatan tentang keluhan urine menetes, kandung kemih penuh

Diagnosa 2 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan meningkatnya metabolism (akibat proliferasi sel-sel kanker), intake

kurang adekuat.

Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi

Kriteria hasil :

1. Ada respons positif terhadap makanan favorit

2. Kebersihan mulut terkontrol

3. Adanya kenaikan berat badan setelah keinginan/nafsu makan meningkat

Diagnosa 3 : Nyeri berhubungan dengan infiltrasi tumor ke organ tulang

dan rectum/perineal (penyakitnya) dan pengobatan modalitas (utama)

Tujuan: Nyeri berkurang/hilang

Kriteria hasil: Nyeri hilang yang ditandai dengan tidak ada keluhan nyeri

Diagnosa 4 : Intoleransi aktivitas dan gangguan mobilisasi berhubungan


dengan hipoksia jaringan, malnutrisi, dan kelelahan dan kompresi susunan

syaraf karena proses metastasis.

Tujuan : Mobilitas fisik membaik

Kriteria hasil : Mobilisasi fisik membaik ditandai dengan: pasien

mencoba untuk melakukan aktivitas pasif dan secara bertahap melakukan

aktivitas aktif.

Diagnosa 5 : Gangguan seksual berhubungan dengan efek samping

pengobatan: kemoterapi, terapi radiasi, operasi, nyeri.

Tujuan : Tidak ada gangguan fungsi seksual

Kriteria hasil : dapat memodifikasi fungsi seksualnya dengan rileks dan

gembira, yang ditandai dengan pasien mau mendiskusikan alternative

pendekatan yang tepat untuk mengekspresikan seksualnya.


BAB III

TINJAUAN KASUS

Pada bab ini penulis akan membuat asuhan keperawatan pada Tn. D. pasien dengan Ca

Prostat mulai dari pengkajian, diagnosis, rencana keperawatan, pelaksanaan keperawatan

dan evaluasi,

A. Pengkajian

Pengkajian ini dilaksanakan pada tanggal 13 Agustus 2019 pasiendengan

diagnosis medis Ca Prostat di lantai VI Paviliun Darmawan RSPAD Gatot

Soebroto. Pasien masuk tanggal 07 Agustus 2019 dan di peroleh data sebagai

berikut:

1. Identitas Pasien

Pasien bernama Tn D Jenis kelamin laki laki usia 61 tahun status

perkawinan menikah, agama Kristen Katolik, suku bsngsa betawi. Bahasa

yang digunakan Bahasa Indonesia alamat Jl Johar Baru utara I/29 RT

010/003 Jakarta Pusat Sumber informasi didapat dari pasien dan keluarga

2. Resume

Pasien datang ke IGD RSPAD Gatot Soebroto pada tanggal 07 Agustus

2019 pukul 09.40 WIB dengan keluhan mual dan muntah,nyeri pada

kemaluan, sulit untuk buang air kecil dan, kemaluan bengkak sejak 3 hari
SMRS. Pasien tidak memliki riwayat penyakit Kesadaran compos mentis,

GCS 15, terpasang infus NaCL di tangan kiri , ADL dibantu, tekanan

darah 125/80, nadi 88x/mnt, frekuensi nafas 18x/mnt, suhu 37,1’c. Lalu

Pada pukul 15.20 masuk ke ruangan Paviliun Darmawan lantai VI dengan

diagnosis medis Ca Prostat Keadaan umum composmentis TTV TD:

130/70 mmHg, N : 90 x/ mnt RR: 24x/mnt, suhu 36’9 C terpasang infus

NaCL 0,9% 500cc/ 8 jam ditangan kiri dan nasal oksigen. Hasil lab

Leukosit 15460

Hemoglobin 5,8 g/dl Eritrosit 2.2 Hematokrit 17%Ureum 217

Kreatinin 8.26. Masasalah keperwatan yang didapat nyeri akut b.d agen

pencedera fisiologis, dan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d mual.

Tindakan yang sudah dilakukan yaitu mengkaji ttv, memberikan oksigen

3ltr, memberikan posisi semi fowler, menganjurkan teknik relaksasi napas

dalam.

3. Riwayat kesehatan

a. Riwayat kesehatansekarang

Keluhan saat ini yaitu sulit buang air kecil,nyeri pada kemaluan

dan bengkak, dan mual muntah.

b. Riwayat kesehatan lalu

Pasien mengatakan dulu terjadi kecelakaan terpapar bahan kimia

,dan ada bekas luka bakar di sekujur tubuh


c. Riwayat kesehatan keluarga (Genogram)

sakit tua sakit tua sakit tua sakit tua

kecelakaan sehat
66
65 th th

Ca Prostat
61 th 60 th

sehat

39 th 35
th

sehat sehat

Keterangan gambar

: laki-laki : perempuan

: meninggal : Pasien

: tinggal dalam satu rumah


d. Riwayat psikososial dan spiritual

Orang yang terdekat dengan pasien adalah anaknya. Pola

komunikasi dalam keluarga 2 arah, tidak mengikuti kegiatan

kemasyarakatan, yang membuat keputusan adalah anaknya,

dampak penyakit terhadap keluarganya keluarga merasa sedih

karena pasien sakit dan harus dirawat. Masalah yang

mempengaruhi pasien saat ini yaitu tidak dapat beraktivitas seperti

biasanya. Tidak ada nilai yang bertentangan dengan kesehatan dan

aktivitas agama/kepercayaan.

e. Pola kebiasaan sehari hari

1. Pola Nutrisi

Sebelum sakit, frekuensi makan 3x/ hari, pasien makan

menghabiskan 1 porsi, tidak ada makanan yang tidak disukai, tidak

ada makanan yang membuat alergi, tidak ada makanan pantangan,

tidak menggunakan alat bantu

Saat ini, frekuensi makan tidak tentu karena nafsu makan pasien

menurun. Pasien makan habis ½ porsi. Tidak ada makanan yang

tidak disukai, tidak ada makanan yang membuat alergi, tidak ada

makanan pantangan, tidak menggunakan alat bantu.

2. Pola eliminasi

Selama sakit BAK tidak tentu, warna kuning pekat gelap,

terpasang kateter keluhan bak yaitu kemaluan terasa nyeri dan


bengkak . Selama sakit BAB tidak lancar, warna feses hitam

gelap dan konsistensi keras

3. personal hygine

Sebelum sakit, pasien mandi 2x/hari, waktu pagi dan sore. Saat

ini mandi 1x/hari. Waktu pagi hanya di lap. Sebelum sakit oral

hygine 2x/hari waktu pagi hari dan malam hari, saat ini pasien

hanya oral hygine 1x/hari pada pagi hari. Sebelum sakit pasien

cuci rambut 2x/hari, saat ini belum cuci rambut terhitung dari

awal masuk

4. Pola istirahat

Sebelum sakit, pasien tidur siang 2-3 jam/hari, lama tidur

malam 6-7 jam/hari, kebiasaan sebelum tidur menonton TV.

Saat ini pasien tidur siang tidak tentu berapa lamanya. Saat ini

pasien lama tidur malam 4-5 jam dan sering terbangun.

4. Pengkajian fisik

a. Pemeriksaan umum

BB sebelum sakit 62 kg, setelah sakit 55 kg, TB 168 cm tekanan

darah 130/70 mmHg, Nadi 90x/mnt, frekuensi nafas 24x/mnt, suhu

tubuh 36,9’c. Tidak ada pembesaran getah bening

b. Sistem penglihatan

Posisi mata simetris, kelopak mata normal, pergerakan bola mata


normal. Sklera anikterik, pupil isokor, otot-otot mata tidak ada

kelainan, fungsi penglihatan normal. Tidak memakai kacamata.

c. Sistem pendengaran

Daun telinga normal kondisi telinga tengah normal, tidak ada

cairan dari telinga tidak ada perasaan penuh ditelinga tidak ada

biritus, fungsi pendengaran normal tidak ada gangguan

keseimbangan, tidak memakai alat bantu dengar.

d. Sistem wicara

Normal, tidak ada aphsia aphonia, dhyspasia

e. Sistem pernapasan

Jalan napas bersih tidak ada sumbatan, pasien sedikit sesak,

terpasang nasal kanul 3ltr, frekuensi 20x/mnt, irama teratur, jenis

pernapasan spontan, suara napas vesikuler, tidak nyeri saat

bernapas.

f. Sistem kardiovaskuler

Sirkulasi perifer, nadi 90x/mnt, irama teratur, tekanan darah

130/70 mmHg, tidak ada distensi vena jugularis, temperature kulit

hangat, warna kulit pucat pengisian kapiler > dari 3 detik. Terdapat

edema pada daerah tungkai atas dan tungkai bawah. Sirkulasi

jantung kecepatan denyut apical 86x/mnt irama teratur tidak ada

kelainan bunyi jantung, tidak ada nyeri dada.


g. Sistem hematologi

Pasien tampak pucat, tidak ada perdarahan, seperti petechie,

perdarahan gusi

h. Sistem saraf pusat

Tidak ada kelainan vertigo, migrain, kesadaran compos mentis,

GCS: E4 M6 V5 tidak ada tanda-tanda peningkatan TIK. Tidak

ada gangguan persarafan reflex fisiologis normal dan reflek

patologis normal.

i. Sistem pencernaan

Gigi pasien bersih tidak menggunakan gigi palsu, lidah sedikit

kotor, pasien ada mual dan muntah, tidak diare warna feses hitam

konsistensi padat, abdomen lembek

j. Sistem integument

Turgor kulit kurang elastis, kulit hangat kulit pucat

5. Data tambahan

Pasien dan Keluarga belum paham tentang penyakit pasien

6. Data penunjang

a. Hasil USG Abdomen

Massa prostat karakteristiknya maligna suspect menginflitrasi

dinding dasar buli menyebabkan hidrirefrosis grade III

b. Hasil Radiologi

-Infiltrat millier dikedua lapang dada

- COL dengan tip pada proyeksi vena cava


c. Hasil lab :

Hasil laboratium 7 Agustus 2019

Hematologi Saat ini Nilai Rujukan

Leukosit 15460 (4500-10500 /ul)

Hemoglobin 5,8 g/dL (12-16g/dl)

Eritrosit 2.2 (4,3-6,0 juta/ul)

Hematokrit 17% (37-47%)

Ureum 217 (20-50mg/dl)

Kreatinin 8.26 (0,5-1,5mg/dl)

7. Penatalaksanaan

Vit K 1 ampul 1x1 Vitamin B12 (Per oral) 3x1

Furosemide 1x1 Asam Folat (Per oral)

Omeprazole 2x40mg/12 jam iv Terpasang NaCl 500 ml

Ketorolac 2x1

8. Data Fokus

a. Data subyektif

1) Pasien mengatakan sedikit sesak


2) Pasien mengatakan mual

3) Pasien mengatakan tidak nafsu makan

4) Pasien mengatakan sudah pernah operasi biopsy

5) Pasien mengatakan kemaluannya bengkak sejak 3 hari SMRS

6) Pasien mengatakan pusing

7) Pasien mengatakan sedikit sesak

8) Pasien mengatakan lemas

9) Pasien mengatakan nyeri di daerah punggung skala nyeri 3

10) Pasien mengatakan tidak dapat istirahat dengan nyaman

11) Pasien mengatakan sulit untuk BAK

12) Keluarga pasien mengatakan pasien input kurang lebih 1200cc

13) Pasien mengatakan belum paham tentang penyakitnya

14) Pasien mengatakan belum mencuci rambut sejak masuk rumah

sakit

b. Data Obyektif

1) TTV TD : 130/70 mmHg, Nadi 90x/mnt, frekuensi respirasi

24x.mnt, suhu 36,9’C

2) Kesadaran compos mentis, GCS 15 E=4 B=6 M=5

3) Pasien tampak lemas

4) Pasien tampak meringis kesakitan

5) ADL pasien dibantu

6) Pasien tampak gelisah


7) Rambut pasien tampak kotor

8) Mukosa bibir kering

9) Turgor kulit kurang elastis

10) Badan pasien sedikit bau

11) Kuku pasien tampak panjang

12) Terpasang infus NaCl 0,9% 8 jam ditangan kiri

13) Pasien tampak sesak

14) Terpasang nasal kanul oksigen 3 lt

15) Pasien terpasang kateter folley no 18

16) Terdapat luka post op biopsy dan tampak sedikit nanah

17) BAB berwarna Hitam gelap dan keras

18) Warna kulit pucat Hb= 5

19) terdapat mual muntah

20) Terpasang CDL

21) Kekuatan otot

4444 4444

4444 4444

22) BB sebelum sakit = 62 kg

BB setelah sakit = 55 kg

23) Output 220 cc

24) IMT 16.1 dibawah normal

25) IWL 825


26) Hasil USG Abdomen

Massa prostat karakteristiknya maligna suspect menginflitrasi

dinding dasar buli menyebabkan hidrirefrosis grade III

27) Hasil Radiologi

-Infiltrat millier dikedua lapang dada

- COL dengan tip pada proyeksi vena cava

28) Hasil lab :

Hasil laboratium 7 Agustus 2019

Hematologi Saat ini Nilai Rujukan

Leukosit 15460 (4500-10500 /ul)

Hemoglobin 5,8 g/dL (12-16g/dl)

Eritrosit 2.2 (4,3-6,0 juta/ul)

Hematokrit 17% (37-47%)

Ureum 217 (20-50mg/dl)

Kreatinin 8.26 (0,5-1,5mg/dl)


9. Analisis data

NO. DATA MASALAH


ETIOLOGI
1. DS : Perfusi jaringan Hipoksia
1. Pasien mengatakan pusing
tidak efektif jaringan
2. Pasien mengatakan sesak

DO :
1. TTV TD : 130/70 mmHg
N : 90X/ mnt
RR : 24 x / mnt
S: 36,4 c
3. terdapat mual dan muntah
4. terpasang nasal kanul
5. Terpasang CDL
6. Konjungtiva Anemis
7. HB 5,8 g/dL
8. Eritrosit 2.2 juta /ul

2.

Defisit nutrisi
DS :
Faktor psikologis
1. Pasien mengatakan mual
2. Pasien mengatakan tidak nafsu makan
DO :
1. Pasien tampak lemas
2. BB Sebelum sakit 62 kg
3. BB sekarang 55 kg
4. HB 5,8 g/dL
5. IMT 16,1
6. Turgor kulit kurang elastis

DS: Hipervolemia Gangguan

1. Pasien mengatakan minum kurang lebih mekanisme


1200 cc per hari
regulasi
3. 2. Pasien mengatakan bb terakhir sebelum
sakit 62 kg
3. Pasien mengatakan kemaluannya bengkak
sejak 3 hari SMRS
4. Pasien mengatakan nyeri pada kemaluan
dan sulit untuk buang air kecil
DO:
1. TerpasangFolley Kateterno 18
2. Output 220 ml
3. Turgor kulit kurang elastis
4. Edema pada kemaluan
5. IWL 825
6. Pasien terpasang infus NaCl 500ml
7. Hasil lab tanggal 7 Agustus 2019
Ureum : 217
Kreatinin : 8.26

4. DS : - Resiko infeksi Efek prosedur

1.Pasien mengatakan sudah pernah operasi invasif


biopsy

DO :

1. Terdapat luka Biopsi


2. Hasil leukosit 15,460
3. Suhu tubuh 36,9 C
5. DS : Nyeri Akut Agen pencedera
1. Pasien mengatakan nyeri di daerah
fisiologis
punggung
2. Pasien mengatakan tidak dapat istirahat
dengan nyaman

DO:

1.TTV TD : 130/70 mmHg ,Nadi : 90X/ mnt,


RR : 24 x / mnt, S: 36,4 c

2. Pasien tampak meringis kesakitan


P: menggerakan badan
Q: Seperti di tusuk-tusuk
R: Di bagian punggung
T: Sekitar 5 menit dan hilang timbul

DS:
1. Pasien mengatakan lemas

DO:
Intoleransi
6. 1.Kesadaran composmentis
2. Pasien tampak lemah aktivitas Kelemahan

3. GCS 15
4. HB: 5,8 g/dl
5. Kekuatan otot
4444 4444
4444 4444

DS:Pasien mengatakan belum membersihkan


7 Defisit perawatan Kelemahan

rambut sejak masuk rumah sakit diri

DO:

1. ADL Pasien dibantu


2. Badan pasien sedikit bau dan lengket
3. Rambut pasien tampak kotor
4. Kuku pasien tampak kotor

10. Diagnosa Keperawatan

Setelah analisis data, maka selanjutnya penulis menetapkan diagnosis

keperawatan sesuai dengan prioritas masalah sebagai berikut:

a. Perfusi jaringan tidak efektif berhubungan dengan hipoksia

jaringan

b. Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis

c. Hipervolemia berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi

d. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis

e. Resiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasive

f. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan

g. Defisit perawatan diri berhubungan dengan Kelemahan


11. Perencanaan, Pelaksanaan, dan Evaluasi

Setelah diagnosis keperawatan ditetapkan selanjutnya penulis membuat

perencanaan, dilanjutkan dengan pelaksanaan dan evaluasi untuk setiap

diagnosis sesuai dengan priortas masalah sebagai berikut:

A. Perfusi jaringan tidak efektif berhubungan dengan hipoksia

jaringan

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam

diharapkan perfusi jaringan efektif

Kriteria Hasil:

1). Tekanan systole dan diastole dalam rentang normal

2) Tidak ada sianosis

3)Tidak ada sesak

4) Konjungtiva tak anemis

Percencanaan:

1) Observasi TTV

2) Kaji adanya tanda-tanda sianosis

3) Memberikan oksigen 3 ltr via nasal kanul

4) Lakukan Tindakan tranfusi PRC

5) Batasi gerakan kepala pasien

6) Terapi Haemodialisa

Pelaksanaan:

Pada tanggal 13 Agustus 2019


Pada pukul 11.00 Mengkaji keadaan umum pasien hasil keadaan

pasien composmentis dan tampak lemah. Pada pukul 11.10 melakukan

pengukuran TTV hasil: Tekanan darah 131/81 mmHg, Nadi 100x/mnt,

Suhu 36,4’c frekuensi pernapasan 23x/mnt. Pada pukul 13.00

nelakukan pemberian tranfusi darah PRC 188 CC, suhu 36,5’c. pada

pukul 13.10 menganjurkan kepada pasien untuk tidak banyak

menggerakan kepala.

Pada tanggal 14 Agustus 2019

Pada pukul 08.00 melakukan pengukuran TTV Hasil: Tekanan darah

119/78 mmHg, Nadi 80x/mnt, Suhu 36,4’c, frekuensi pernafasan

21x/mnt. Pada pukul 10.00 melakukan tranfusi darah PRC 181 CC

suhu 36.5.6’c. Pada pukul 14.00 Melakukan pengukuran TTV hasil:

Tekanan darah 118/70 mmHg, Nadi 88x/mnt, suhu 36,7’c frekuensi

pernapasan 19x/mnt.

Pada tanggal 15 Agustus 2019

Pada pukul 14.00 mengantarkan pasien untuk Haemodialisa. Pada

pukul 17.00 memonitor hasil lab, hasil Hb 6.5 g/dl, eritrosit 2.6 juta/ul.

Pada pukul 19.00 menjemput pasien dari Haemodialisa ke ruang

Paviliun Darmawan lantan VI. Pada pukul 19.30 Melakukan

pengukuran TTV Hasil Tekanan darah 128/76 mmHg, Nadi 87x/mnt,

Suhu 36,7’c Frekuensi pernapasan 20x/mnt


Evaluasi

Pada tanggal 15 Agustus 2019

S:Pasien mengatakan kepalanya masih sedikit pusing

O: Pasien tidak ada sesak, TTV dalam batas normal, tidak ada tanda-

tanda sianosis

A: Tujuan tercapai sebagian, masalah belum teratasi

P: Tindakan dilanjutkan

B. Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam

diharapkan nutrisi Adekuat

Kriteria hasil:

1) Pasien tidak mual dan muntah

2) Nafsu makan meningkat

3) BB mengalami peningkatan

4)Hb normal : 12.0 – 16.0 g/dl

5) BB meningkat

Perencanaan:

1) Anjurkan pasien untuk makan sedikit tapi sering

2) Anjurkan pasien untuk makan selagi hangat

3) Anjurkan pasien untuk makan makanan kesukaan


4) Kolaborasi pemberian Asam folat dan Vitamin B12

Pelaksanaan:

Pada tanggal 13 Agustus 2019

Pukul 09.00 Mengkaji adanya mual dan muntah. Hasil pasien

mengatakan masih mual. 09.10 Menganjurkan kepada pasien untuk

makan sedikit tapi sering. Hasil pasien mengikuti instruksi. Mengkaji

makanan kesukaan pasien, hasil pasien menyukai makanan yang tidak

terlalu asin. Menganjurkan pasien untuk makan selagi hangat. Pada

pukul 13.00 Melakukan pemberian obat oral Asam folat dan Vitamin

B12 dan menginjeksi Omeprazole 40mg . Hasil: Obat masuk dengan

lancar.

Pada tanggal 14 Agustus 2019

Pukul 09.00 mengkaji adanya mual dan muntah. Hasil pasien

mengatakan mual berkurang dan tidak ada muntah. 09.10

menganjurkan pasien untuk makan sedikit tapi sering, hasil pasien

mengikuti instruksi. Pukul 12.30 Melakukan pemberian obat oral

Asam folat dan Vitamin B12. Hasil obat diminum dengan lancar.

Menanyakan pasien tentang kondisi nya dan pasien mengatakan

makan sudah habis 1 porsi dan rasa mual berkurang


Pada tanggal 15 Agustus 2019

Pukul 15.00 mengkaji adanya mual dan muntah hasil pasien

mengatakan mualm berkurang dan tidak ada muntah. Pukul 15.10

Menganjurkan pasien makan sedikit tapi sering, hasil pasien mengikuti

instruksi. Pada pukul 17.00 memonitor hasil lab, hasil Hb 6,5 g/dl.

Pukul 20.00 memberikan obat oral Vitamin B12, Memonitor pasien

untuk menimbang Berat badan pasien. Hasil : 57kg

Evaluasi:

Pada tanggal 15 Agustus 2019

S: Pasien mengatakan makan sudah mulai habis 1 porsi

. Pasien pasien mengatakan mual berkurang

O: BB pasien mengalami peningkatan yakni 57kg

. Pasien tampak menghabiskan 1 porsi makan

. Hasil lab Hb 6.5 g/dl

A: Tujuan tercapai, masalah teratasi

P: Tindakan dihentikan

C. Hipervolemia berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam

diharapkan volume cairan seimbang.

Kriteria Hasil:

1) Tekanan darah normal (100-120/80-90)

2) Output dan input cairan seimbang (1-2cc/kg BB/jam)


3) Dapat BAK dengan lancar

4) Tidak ada edema

Perencanaan:

1) Kaji TTV pasien

2) Observasi Kateter

3) Observasi intake dan output

4) Kolaborasi pemberian obat diuretic

Pelaksanaan:

Pada tanggal 13 Agustus 2019

Pukul 09.00 melakukan observasi terhadap kateter. Hasil: Kateter

terpasang dengan baik. Observasi urin hasil volume urin 310cc warna

kuning pekat. Input 800

Pada pukul 10.10 Melakukan pengukuran TTV hasil TD: 131/91

mmHg, Nadi 100x/mnt, Suhu 36,6’c frekuensi pernapasan: 23x/mnt..

Pukul 13.00 Melakukan injeksi Furosemide hasil obat masuk dengan

lancar.

Pada tanggal 14 Agustus 2019

Pada pukul 08.00 melakukan pengukuran TTV hasil Tekanan darah

128/76 mmHg, Nadi 87x/mnt, Suhu 36,6’c, frekuensi pernapasan

23/mnt.Pukul 08.30 melakukan observasi kateter hasil: Plester kateter

lepas dan kotor. Melakukan observasi urin hasil: Volume 380cc warna

orange .Input air minum 900 ml ( 1 botol setengah).Pukul 12.30

Melakukan injeksi furosemide hasil obat masuk dengan lancar


Pada tanggal 15 Agustus 2019

Pada pukul 14.00 melakukan pengukuran TTV Hasil: Tekanan darah

115/72 mmHg, Nadi 91x/mnt, suhu 36,6’c, frekuensi pernapasan

20x/mnt.Pukul 16.00 melakukan observasi kateter, hasil: kateter

terpasang dengan baik. Melakukan observasi urin hasil volume 300cc

Warna kuning pekat. Input air minum 750 cc.

Evaluasi

Pada tanggal 15 Agustus 2019

S: Pasien mengatakan untuk BAK masih sulit keluar dan terkadang

sedikit perih

O: Tidak terdapat edema, TTV dalam batas normal, Output dan input

masih belum seimbang

A: Tujuan belum tercapai

P: Tindakan dilanjutkan

D. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam

diharapkan nyeri hilang atau berkurang.

Kriteria Hasil:

1) Pasien tampak rileks

2) TTV dalam batas normal

3) Nyeri berkurang atau hilang

Perencanaan:
1) Kaji nyeri pasien

2) Kaji TTV Pasien

3) Anjurkan teknik relaksasi napas dalam

4) Kolaborasi pemberian analgetic Ketorolac 30 mg

Pelaksanaan:

Pada tanggal 13 Agustus 2019

Pada pukul 10.10 Melakukan pengukuran TTV hasil TD: 131/91

mmHg, Nadi 100x/mnt, Suhu 36,6’c frekuensi pernapasan: 23x/mnt.

Pada pukul 10.50 Mengkaji nyeri pasien. Hasil pasien mengatakan

nyeri apa bila bergerak, nyeri nya seperti ditusuk tusuk, lokasinya di

bagian punggung , skala nyeri 3, waktunya 5 menit dan hilang timbul.

Pada pukul 10.55 menganjurkan teknik relaksasi napas dalam, hasilnya

pasien mengikuti anjuran perawat. Pada pukul 13.00 memberikan obat

ketorolac injeksi 30 mg, hasil obat masuk dengan lancar.

Pada tanggal 14 Agustus 2019

Pada pukul 08.00 melakukan pengukuran TTV Hasil: Tekanan darah

119/78 mmHg, Nadi 80x/mnt, Suhu 36,4’c, frekuensi pernafasan

21x/mnt. Pada pukul 08.30 mengkaji nyeri pasien. Hasil pasien

mengatakan nyeri apa bila bergerak, skala nyeri 2, waktunya sekitar 5

menit dan hilang timbul. Pada pukul 08.35 menganjurkan teknik

relaksasi napas dalam, hasilnya pasien mengikuti anjuran perawat.


Pada pukul 12.30 memberikan obat ketorolac injeksi 30mg, hasil obat

masuk dengan lancar.

Pada tanggal 15 Agustus 2020

Pada pukul 19.30 Melakukan pengukuran TTV Hasil Tekanan darah

128/76 mmHg, Nadi 87x/mnt, Suhu 36,7’c Frekuensi pernapasan

20x/mnt

Evaluasi

Pada tanggal 15 Agustus 2019

S: Pasien mengatakan nyeri berkurang

O: TTV dalam batas normal

. Wajah pasien tampak rileks dan tenang

A: Tujuan tercapai, masalah teratasi

P: Tindakan dihentikan

E. Resiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasif

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam

diharapkan infeksi tidak terjadi

Kriteria hasil:

1) Tidak terdapat tanda tanda infeksi

2) Hasil lab leukosit dalam batas normal

Perencanaan:

1) Monitoring TTV
2) Monitor adanya tanda tanda infeksi, kemerahan gatal

3) Lakukan perawatan luka

4) Monitoring hasil lab leukosit

5) Kolaborasi pemberian antibiotic

6) Kolaborasi pemberian analgetik

Pelaksanaan:

Pada tanggal 13 Agustus 2019

Pada pukul 10.10 Melakukan pengukuran TTV hasil TD: 131/91

mmHg, Nadi 100x/mnt, Suhu 36,6’c frekuensi pernapasan: 23x/mnt.

Pada pukul 12.00 Melakukan perawatan luka, hasil luka tampak bersih

dan kering,

Pada pukul 13.00 melakukan injeksi Cefotaxime 1gr hasil obat masuk

dengan lancar, melakukan injeksi ketorolac Monitoring adanya tanda-

tanda infeksi. Hasil tidak terdapat tanda tanda infeksi

Pada tanggal 14 Agustus 2019

Pada pukul 08.00 melakukan pengukuran TTV hasil Tekanan darah

128/76 mmHg, Nadi 87x/mnt, Suhu 36,6’c, frekuensi pernapasan

23/mnt. Pada pukul 11.00 melakukan perawatan luka, hasil luka

tampak bersih dan kering.monitorin adanya tanda-tanda infeksi hasil

tidak terdapat tanda-tanda infeksi. Pada pukul 12.30 melakukan injeksi

cefotaxime 1gr hasil obat masuk dengan lancar


Pada tanggal 15 Agustus 2019

Pada pukul 14.00 melakukan pengukuran TTV Hasil: Tekanan darah

115/72 mmHg, Nadi 91x/mnt, suhu 36,6’c, frekuensi pernapasan

20x/mnt. Pada pukul 17.00 memonitor hasil lab Leukosit 13,440

juta/ul. Pada pukul 20.00 melakukan injeksi cefotaxime 1gr hasil obat

masuk dengan lancar.

Evaluasi

Pada tanggal 15 Agustus 2019

S: -

O: Tidak terdapat tanda-tanda infeksi

. Hasil lab leukosit 13,440 juta/ul

A: Tujuan tercapai, masalah teratasi

P: Tindakan tetap dilanjutkan

F. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan Kelemahan

Tujuan: Dapat beraktivitas secara mandiri

Kriteria hasil : Mampu beraktivitas sehari-hari secara mandiri,

berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan

darah, nadi dan respirasi, tanda tanda vital menunjukan normal.

Mampu berpindah dengan atau tanpa bantuan. Pola tidur yang teratur

Perencanaan:

1) Kaji adanya faktor yang menyebabkan kelemahan

2) Kaji kemampuan pasien beraktivitas


3) Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik

4) Monitor pola tidur dan lamanya tidur / istirahat pasien.

Pelaksanaan

Pada tanggal 13 Agustus 2019

Pukul 10.40 mengkaji adanya faktor yang menyebabkan kelemahan,

hasil pasien mengalami kelemahan apabila beraktivitas ringan. Pada

pukul 10.45 mengkaji kemampuan pasien, hasil pasien merasa lemah

dalam beraktivitas seperti bangun dari tempat tidur. 10.50 Mengkaji

pola tidur pasien, hasil pasien mengatakan lama tidur siang tidak tentu

dan lama tidur malam 4-5 jam

Pada tanggal 14 Agustus 2019

Pukul 08.50 mengkaji adanya faktor yang menyebabkan kelemahan,

hasil pasien mengalami kelemahan apabila beraktivitas ringan. Pada

pukul 08.55 mengkaji kemampuan pasien, hasil pasien merasa lemah

dalam beraktivitas seperti bangun dari tempat tidur. 09.00 Mengkaji

pola tidur pasien, hasil pasien mengatakan lama tidur siang 2-3 jam

dan lama tidur malam 6 jam

Pada tanggal 15 Agustus 2019

Pukul 19.50 Mengkaji pola tidur pasien, hasil pasien mengatakan

lama tidur siang 1-2 jam dan lama tidur malam 5-6 jam dan sering juga

terbangun.

Evaluasi
Pada tanggal 15 Agustus 2019

S : Pasien mengatakan tidak bisa bila beraktivitas ringan seperti

bangun . dari tempat tidur

O: Pasien tampak masih dibantu dalam beraktivitas

A: Tujuan belum tercapai, masalah belum teratasi

P: Tindakan dilanjutkan

G. Defisit perawatan diri berhubungan dengan Kelemahan

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam

diharapkan tidak terjadi defisit perawatan diri

Kriteria hasil:

1) Rambut bersih

2) Badan pasien tidak bau dan tidak lengket

3) Kuku pasien bersih dan tidak panjang

Perencanaan:

1) Membantu melakukan personal hygine

2) Membersihkan kuku pasien

Pelaksanaan:

Pada tanggal 14 Agustus 2019

Pukul 08.30 Membantu pasien untuk personal hygine. Hasil badan

pasien tidak lengket, rambut pasien bersih, dan badan pasien tidak

berbau. Pukul 09.20 Membersihkan kuku pasien. Hasil kuku pasien

tampak bersih dan tidak panjang.


Evaluasi:

Pada tanggal 15 Agustus 2019

S : tidak terkaji

O: Badan pasien tidak lengket, tidak berbau, rambut pasien tampak. .

bersih dan kuku pasien tampak bersih

A: Tujuan tercapai masalah teratasi

P: Tindakan dihentikan

BAB IV

PEMBAHASAN
Pada pembahasan akan dijelaskan mengenai kesenjangan data antara teori dan kasus, faktor

penunjang dan penghambat dari pengkajian diagnosiskeperawatan, perencanaan, peleksanaan

dan evaluasi.

A. Pengkajian

Pada pengkajian Ca Prostat atau Kanker Prostat terdapat kesenjangan antara teori

dengan kasus Tn D . Pada teori pengkajian Sistem kardiovaskuler disebutkan adanya

takikardi atau bradikardi sedangkan dikasus penulis tidak menemukan tanda-tanda

bradikardi atau takikardi. Pada saat pengkajian penulis menemukan adanya factor

pendukung yaitu pada saat melakukan pengkajian untuk mengumpulkan data tentang

pasien, keluarga pasien sangat kooperatif dalam memberikan informasi yang dibutuhkan

penulis dan adanya kerja sama yang baik antara perawat ruangan sehingga tidak

ditemukan factor penghambat.

B. Diagnosa Keperawatan

Pada teori terdapat 6 diagnosa keperawatan untuk kasus Ca Prostat dan pada kasus

ditemukan 5 diagnosa keperawatan. Diagnosa keperawatan yang terdapat pada teori

namun tidak terdapat pada kasus yaitu

1. Nyeri berhubungan dengan infiltrasi tumor ke organ tulang dan rectum/perennial

2. Intoleransi aktivitas dan gangguan mobilisasi berhubungan dengan hipoksia jaringan

malnutrisi, kelelahan dan kompresi susunan saraf karena proses metastasi

3. Gangguan seksual berhubungan dengan efek samping pengobatan: Kemoterapi, terapi

radiasi, operasi, nyeri.


C. Intervensi

Menurut teori langkah perencanaan meliputi prioritas masalah keperawatan

menerapkan tujuan dan KH serta menyusun rencana tindakan prioritas masalah pada

perencanaan tujuan terdapat kesenjangan yaitu teori tidak ada batasan waktu waktu dalam

mengatasi masalah sedangkan pada kasus untuk mencapai tujuan terhadap masalah

pasien ditetapkan 3x24 jam karena kasus diberikan kesempatan memberikan asuhan

keperawatan pada rencana tindakan pada kasus sesuai dengan diagnosa keperawatan yang

ditemukan dalam menysyusun rencana tindakan dibuat dapat ditindak lanjuti perawat.

D. Implementasi

Pada diagnosis pertama yaitu pola napas tidak efektif b.d penurunan energi, penulis

melakukan tindakan yaitu memonitor tanda-tanda vital, memberikan oksigen 3 liter/menit,

mempertahankan posisi pasien 45°, memonitor frekuensi dan irama pernafasan.

Pada diagnosis kedua yaitu defisit nutrisi b.d faktor psikologis, penulis melakukan tindakan

yaitu mengkaji adanya mual dan muntah, menganjurkan kepada pasien untuk makan sedikit

tapi sering., mengkaji makanan kesukaan pasien, menganjurkan pasien untuk makan selagi

hangat, melakukan pemberian obat oral Asam folat dan Vitamin B12 dan menginjeksi

Omeprazole 40mg

Pada diagnosis ketiga yaitu hipervolemia b.d gangguan mekanisme regulasi, melakukan

observasi terhadap kateter, Observasi urin, Melakukan pengukuran TTV, melakukan injeksi
Furosemide hasil obat masuk dengan lancar.

Pada diagnosis keempat yaitu nyeri akut b.d agen pencederaan fisiologis, penulis melakukan

tindakan yaitu, melakukan pengukuran TTV hasil, mengkaji nyeri pasien, menganjurkan

teknik relaksasi napas dalam, hasilnya pasien mengikuti anjuran perawat, memberikan obat

ketorolac

Pada diagnosis kelima yaitu resiko infeksi b.d tindakan invasif, penulis melakukan

pengukuran TTV, melakukan perawatan luka, hasil luka tampak bersih dan kering, melakukan

injeksi Cefotaxime 1gr, melakukan injeksi ketorolac Monitoring adanya tanda-tanda infeks

Pada diagnosis keenam yaitu intoleransi aktivitas b.d kelemahan, penulis melakukan

mengkaji adanya faktor yang menyebabkan kelemahan, mengkaji kemampuan pasien,

mengkaji pola tidur pasien,

Pada diagnosis ketujuh yaitu defisit perawatan diri b.d kelemahan, penulis membantu pasien

untuk personal hygine, membersihkan kuku pasien.

Dalam pelaksanaan semua rencana keperawatan dapat dilaksanakan sesuai dengan

rencana yang telah disusun semua tindakan belum semua dilaksanakan serta respon

pasien setelah tindakan keperawatan dilakukan, dicatat dan didokumentasikan

keperawatan yang mencangkup waktu, tindakan serta respon pasien dan tidak lupa tanda

tangan perawatan yang melakukan tindakan sebagai aspek legal opada pendokumentasian

factor pendukung dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien yang kooperatif
Evaluasi

Setelah melakukan tindakan keperawatan, maka langkah yang terakhir adalah evaluasi

terhadap diagnosis keperawatan yang ditemukan pada pasien. Pada kasus dilakukan dua

macam evaluasi, yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif yaitu

mengevaluasi respon pasien setelah melakukan tindakan keperawatan, sedangkan evaluasi

sumatif yaitu evaluasi yang dilakukan untuk mengukur sejauh mana pencapaian tujuan

berdasarkan kriteria hasil yeng ditetapkan.

Dari 7 diagnosis keperawatan yang ditemukan pada pasien ada 4 diagnosis keperawatan yang

belum teratasi yaitu pola napas tidak efektif b.d penurunan energi, hipervolemia b.d

gangguan mekanisme regulasi, intoleransi aktivitas b.d kelemahan, integritas kulit b.d

kelebihan volume. Sedangkan, defisit nutrisi b.d faktor psikologis, nyeri akut b.d agen

pencederaan fisiologis sudah teratasi.

Pada diagnosis pertama yaitu gangguan perfusi jaringan b.d hipoksia jaringan, pasien

mengatakan kepalanya masih sedikit pusing, pasien tidak ada sesak, TTV dalam batas normal,

tidak ada tanda- tanda sianosis. Tujuan tercapai sebagian, masalah belum teratasi. Tindakan

dilanjutkan.

Pada diagnosis kedua yaitu defisit nutrisi b.d faktor psikologis, pasien mengatakan makan sudah

mulai habis 1 porsi, pasien pasien mengatakan mual berkurangBB pasien mengalami

peningkatan yakni 57kg, pasien tampak menghabiskan 1 porsi makan, Hasil lab Hb 6.5 g/dl.

Tujuan tercapai, masalah teratas. Tindakan dihentikan.

Pada diagnosis ketiga yaitu hipervolemia b.d gangguan mekanisme regulasi, pasien mengatakan

untuk BAK masih sulit keluar dan terkadang sedikit perih, tidak terdapat edema, TTV
dalam batas normal, output dan input masih belum seimbang. Tujuan belum tercapai.

Tindakan dilanjutkan.

Pada diagnosis keempat yaitu nyeri akut b.d agen pencederaan fisiologis, pasien mengatakan

nyeri berkurang, TTV dalam batas normal, wajah pasien tampak rileks dan tenang. Tujuan

tercapai, masalah teratasi. Tindakan dihentikan.

Pada diagnosis kelima yaitu resiko infeksi b.d tindakan invasive, Tidak terdapat tanda-tanda

infeksi, hasil lab leukosit 13,440 juta/ul. Tujuan tercapai, masalah teratasi. Tindakan tetap

dilanjutkan

Pada diagnosis keenam yaitu intoleransi aktivitas b.d kelemahan, pasien mengatakan tidak bisa

bila beraktivitas ringan seperti bangun dari tempat tidur Pasien tampak masih dibantu dalam

beraktivitas. Tujuan belum tercapai, masalah belum teratasi. Tindakan dilanjutkan.

Pada diagnosis ketujuh yaitu defisit perawatan diri b.d kelemahan, tidak terkaji, badan pasien

tidak lengket, tidak berbau, rambut pasien tampak bersih dan kuku pasien tampak bersih.

Tujuan tercapai masalah teratasi. Tindakan dihentikan.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pada pengkajian Ca Prostat atau Kanker Prostat terdapat kesenjangan antara teori

dengan kasus Tn D . Pada teori pengkajian Sistem kardiovaskuler disebutkan


adanya takikardi atau bradikardi sedangkan dikasus penulis tidak menemukan

tanda-tanda bradikardi atau takikardi. Pada saat pengkajian penulis menemukan

adanya factor pendukung yaitu pada saat melakukan pengkajian untuk

mengumpulkan data tentang pasien, keluarga pasien sangat kooperatif dalam

memberikan informasi yang dibutuhkan penulis dan adanya kerja sama yang baik

antara perawat ruangan sehingga tidak ditemukan factor penghambat.

2. Diagnosa keperawatan untuk kasus Ca Prostat pada teori ada 6 sedangkan pada

kasus ditemukan 5 diagnosa keperawatan. Diagnosa keperawatan yang terdapat

pada teori namun tidak terdapat pada kasus yaitu

4. Nyeri berhubungan dengan infiltrasi tumor ke organ tulang dan

rectum/perennial

5. Intoleransi aktivitas dan gangguan mobilisasi berhubungan dengan hipoksia

jaringan malnutrisi, kelelahan dan kompresi susunan saraf karena proses

metastasi

6. Gangguan seksual berhubungan dengan efek samping pengobatan:

Kemoterapi, terapi radiasi, operasi, nyeri.

3. Pada perencanaan prioritas masalah keperawatan menerapkan tujuan dan KH

serta menyusun rencana tindakan prioritas masalah pada perencanaan tujuan

terdapat kesenjangan yaitu teori tidak ada batasan waktu waktu dalam mengatasi

masalah sedangkan pada kasus untuk mencapai tujuan terhadap masalah pasien

ditetapkan 3x24 jam karena kasus diberikan kesempatan memberikan asuhan

keperawatan pada rencana tindakan pada kasus sesuai dengan diagnosa


keperawatan yang ditemukan dalam menysyusun rencana tindakan dibuat dapat

ditindak lanjuti perawat.

4. Pada pelaksanaan, semua rencana keperawatan dapat dilaksanakan sesuai dengan

rencana yang telah disusun semua tindakan belum semua dilaksanakan serta

respon pasien setelah tindakan keperawatan dilakukan, dicatat dan

didokumentasikan keperawatan yang mencangkup waktu, tindakan serta respon

pasien dan tidak lupa tanda tangan perawatan yang melakukan tindakan sebagai

aspek legal opada pendokumentasian factor pendukung dalam memberikan

asuhan keperawatan pada pasien yang kooperatif

5. Pada evaluasi, diagnosis keperawatan yang ditemukan pada pasien. Dari ke 5

diagnosa keperawatan yang di temukan pada pasienTn.D yang belum teratasi

yaitu kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan urin. Sedangkan

pada Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan Hipoksia jaringan, Resiko

infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasif, Defisit nutrisi berhubungan

dengan intake yang tidak adekuat dan Defisit perawatan diri berhubungan dengan

intoleransi aktivitas sudah teratasi.

B. Saran
Setelah penulis menguraikan dan menyimpulkan, penulis dapat mengidentifikasi
kelebihan dan kekurangan yang ada, maka selanjutnya penulis akan menyampaikan
saran yang ditujukan pada perawat ruangan, pasien dan keluarga sebagai berikut:
1. Kerja sama dengan pasien dan keluarga tetap dipertahankan dan ditingkatkan
agar asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien akan lebih optimal
2. Kepada perawat ruangan yang sudah memberikan asuha keperawatan kepala
pasien secara optimal yaitu pendokumentasian tentang pengkajian data pasien
sampai dengan evaluasi yang sudah berjalan baik agar dapat melakukan
evaluasi secara akurat dan valid.
3. Untuk pasien agar dapat lebih kooperatif lagi dan mengikuti apa instruksi
yang diberikan perawat untuk kesehatan nya
4. Untuk keluarga pasien dapat membantu kebutuhan dasar pasien ketika pasien
tidak dapat memenuhi kebutuhannya secara mandiri.

DAFTAR PUSTAKA
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan
indicator Diagnostik. Jakarta:Dewan Pengurus PPNI
Harmilah. (2020). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Perkemihan.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press
Infodatin. (2015). Panduan Penatalaksanaan Kanker Prostat http://kanker.kemenkes.go.id/
(diakses tanggal 6 April 2020)
Nurarif & Kusuma (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan NANDA NIC NOC,

Edisi 2. Jakarta EGC

Anda mungkin juga menyukai