PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kandung empedu atau di dalam saluran empedu, atau pada kedua- duanya. Sebagian
besar batu empedu, terutama batu kolesterol, terbentuk di dalam kandung empedu.
memiliki batu empedu akan merasakan nyeri pada abdomen atas dan sekitas
punggung ke bahu kanan ( Jurnal Kesehatan Meditory Vol.2 no.1, NANDA NIC-
NOC 2015:173)
Di Negara Barat, batu empedu mengenai 10% - 15% dan banyak menyerang
orang dewasa dan lanjut usia . Kebanyakan kolelitiasis tidak bergejala atau bertanda.
Angka kejadian penyakit batu empedu dan penyakit saluran empedu di indonesia
diduga tidak berbeda jauh dengan angka di negara lain di asia tenggara .Di negara
Barat , 80% batu empedu adalah batu kolesterol, tapi angka kejadian batu pigmen
meningkat akhir akhir ini. Sebalikya di Asia timur , lebih banyak batu pigmen
20 juta jiwa menderita batu empedu. Di Inggris, terdapat 4,1 juta penderita batu
empedu. Wanita berpotensi menderita batu empedu 2,6 kali lebih banyak dari
pria. Risiko terkena batu empedu berkaitan dengan riwayat mela hirkan anak, terapi
pengganti estrogen dan penggunaan kontrasepsi oral, namun tidak berhubungan
M.Djamil 83 kasus. RSI Siti Rahmah 271 kasus. Risiko untuk terkena kolelitiasis
meningkat sejalan dengan bertambahnya usia. Orang dengan usia > 40 tahun lebih
cenderung untuk terkena kolelitiasis dibandingkan dengan orang degan usia yang
lebih muda. (Jurnal Kesehatan Meditory Vol2 no.1). Berdasarkan pencatatan dan
laporan yang diperoleh dari catatan register di Ruang Perawatan Bedah Lantai V
RSPAD di peroleh data terakhir agustus 2019 dari jumlah klien yang masuk
perawatan sebanyak 960 orang. Diperoleh data bahwa klien yang menderita batu
keperawatan pada klien dengan batu empedu, dengan menggunakan metode proses
nyeri, Kekurangan volume cairan, nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, kurang
dan kriteria hasil, setelah itu dilakukan pelaksanaan sesuai dengan perencanaan dan
terakhir dilakukan evaluasi sesuai dengan kriteria hasil untuk mengetahaui apakah
Setelah mendapat data di atas , maka penulis tertarik mengambil kasus ini
Ny.Y di Paviliun Eri Sudewo dikarenakan permasalahan pada Ny.Y sesuai dengan
definisi yang disebutkan diatas pada bagian abdomen atas dan sekitar punggung ke
bahu kanan untuk mengatasi masalah diatas perawat sangat penting dalam
memberikan asuhan keperawatan yang tepat sesuai dengan standar - standar praktik
keperawatan yang telah dibuat oleh Katim. Selain itu dari segi promotif dimana
melakukan control dan latihan rehabilitasi untuk mencegah komplikasi yang mungkin
terjadi. untuk itu penulis membuat makalah ilmiah dengan judul Asuhan Keperawatan
pada Ny. Y dengan Batu Empedu di Ruang Pavilliun Eri Sudewo Lantai V RSPAD
Gatot Soebroto.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
keperawatan.
C. RuangLingkup
Makalah ini membahas asuhan keperawatan pada Ny. Y dengan batu empedu
D. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ilmiah ini adalah Metode
deskriptif, tipe studi kasus dimana penulis mengambil satu kasus dengan batu empedu
dan diberikan asuhan keperawatan dengan menggunakan pendekatan proses
wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik. Sumber data yang digunakan adalah
data primer di dapat dari klien langsung, data sekunder di peroleh dari keluarga,
E. Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun secara sistematik terdiri dari lima bab yaitu :
Bab satu: Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, ruang
lingkup, metode penulisan dan sistematika penulisan. Bab dua: Tinjauan teori yang
intervensi, implementasi dan evaluasi. Bab empat: Pembahasan yang terdiri dari
evaluasi. Bab lima: Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Penyakit
1. Pengertian
Batu empedu adalah struktur kristalin yang dibentuk oleh pengerasan atau
kandung empedu yang pada umumnya kandungannya adalah kolesterol (Nanda NIC-
ditemukan di dalam kandug empedu atau di dalam duktus koledokus atau pada
keduanya, sebagian besar batu empedu adalah batu kolesterol. (Sjamsuhidajat, 2017)
Dari ketiga pengertian diatas dapat disumpulkan bahwa batu empedu adalah
batu yang terdapat pada kandung empedu terbentuk dari kolesterol yang mengeras
2. Etiologi
Secara umum, etiologi batu masih belum diketahui secara pasti. Sejauh ini dari
terjadi (misal total parenteral nutrisi : rendah lemak, diet pengurangan BB) (Black
Penyebab pasti dari kolelithiasis atau batu empedu belum diketahui, Satu teori
membentuk batu. Tipe lain batu empedu adalah pigmen. Batu pigmen tersusu oleh
kalisum dan bilirubin, yang terjadi ketika bilirubin bebas berkombinasi dengan
kalsium. (Nanda NIC-NOC 2015 jilid 2 hal 173). Faktor yang mempengaruhi
timbulnya serangan kolelitiasis akut adalah bila batu tersebut menutup saluran keluar
duktus sistikus ,akan terjadi stasis bilier, pembengkakan, radang akut, yang dapat
berlanjut menjadi empiema dan perforasikandung empedu. Keluhan utaa yaitu nyeri
akut pada abdomen kanan atas, yang kadag menjalar ke daepah skapula kanan
(Sjamsuhidahjat, 2017)
3. Patofisiologi
empedu harus manjadisuper jenuh dengan kolesterol atau kalsium, kedualarutan harus
mengendap dengan cepat dari cairan sebagai kristal solid, ketiga Kristal harus dating
bersama dan menyatu dan membentuk batu. Secara umum tiga tipe batu empedu yaitu
: kolesterol, pigmen dan campuran. Batu kolesterol adalah tipe paling umum, insiden
meningkat dengan usia, prevalensi lebih tinggi pada wanita . Batu biasanya halus dan
kuning keputihan sampai coklat. Batu pigmen ada sekitar 30% orang dengan
kolelitiasis di AS. Pada orang ini empedu mengandung bilirubin tidak terkonjugasi
berlebihan, batu pigmen mungkin hitam ( berhubungan dengn hemolisis dan sirosis)
atau kalsium bilirubin seperti tanah ( berhubungan dengan infeksi di dalam sistem
dengan batu empedu kolesterol mengindikasi bahwa empedu super jenuh dengan
mengapa membentuk batu empedu . statis kandung empedu mungkin mengarah pada
kandung empedu terjadi seperti TPN: rendah lemak, diet pengurangan BB, cedera
Lebih khusus TPN tanpa asupan oral lebih dari 1 bulan berhubungan degan
pembentukan endapan batu empedu. Ketertundaan pengosongan kandung empedu
mungkin berkorelasi dengan faktor hormonal. Pada wanita hamil , hormon esterogen
meningkat, yang menngakakan ambilan diet kolesterol dan sekresi kolesterol bilier.
Sekitar 75% pasien, batu empedu terdiri atas kolesterol, dan sisanya merupakan
(supersaturasi) dalam larutan lumpur. Kristal kolesterol ini merupakan prekursor batu
phosphatidylcholine adalah:
selama kehamilan
empedu pada penyakit Crohn’s atau setelah reseksi ataupun selama puasa dan
nutrisi parenteral
berulang (kolik bilier), biasanya nyeri tersebut dapat menjalar ke punggung belakang.
Untuk mengetahui penyebab dari nyeri ulu hati tersebut perlu dilakukan USG
peradangan baik akut maupun kronis pada kandung empedu tersebut. Selain itu
melalui pemeriksaan USG juga diidentifikasi adanya batu pada kandung empedu.
mengidentifikasi adanya pelebaran saluran empedu. Sumbatan bisa terjadi jika batu
yang ada di kandung empedu menyumbat pada saluran empedu tersebut. Data yang
ada pada kami 20 % pasien dengan keluhan nyeri ulu hati atau nyeri perut disebabkan
karena gangguan pada kandung empedunya baik berupa batu di kandung empedu atau
peradangan pada kandung empedu itu sendiri ( Syam Ari Fahrial, 2012)
Tanda dan gejala yang terjadi diktip dari (Nanda NIC-NOC 2015 jilid 2 hal 173).
a. nyeri tekan kuadran kanan atas atau menjalar ke punggung dan bahu kanan
gejala yang khas, yaitu getah empedu yang tidak lagi dibawa ke dalam duodenum
akan diserap oleh darah dan penyerapan empedu ini membuat kulit dan membran
mukosaberwarna kuning .keadaan ini sering disertai dengan gejala gatal gatal pada
kulit
d. perubahan warna urine dan feses. Urin akan tampak lebih gelap dan fese ampak
5. Penatalaksanaan
sebagai berikut:
a. Penatalaksanaan Medis
1) Laparaskopi, menandakan stadium lanjut atau kandung empedu dengan batu besar,
berdiameter lebih dari 2 cm kelebihan yang diperoleh pasien luka dengan operasi
gastroskop dengan echoprobediujung skop yang dapat terus berputar. EUS akan
memberikan gambaran pencitraan yang jauh lebih jelas sebab ditepatkan di organ
yang diperiksa.
7) MRCP (Magnetic Resonance Cholangio Pancreatography), teknik pencitraan
dengan gema magnet tanpa menggunakan zat kontras, intrumen dan radiasi ion.
2000. 459-464.)
b. Penatalaksanaan Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas klien (nama, umur, alamat, tempat tanggal lahir, pekerjaan, hobi).
(kolangitis).
c. Penyakit yang pernah diderita (Peradangan pada sistem pencernaan, batu ginjal,
sebagai berikut:
1) Aktivitas/ Istirahat
Gejala : kelemahan.
Tanda : gelisah.
2) Sirkulasi
3) Eliminasi
4) Makanan/ Cairan
bersendawa.
dalam 30 menit.
Tanda : nyeri lepas, otot tegang atau kaku bila kuadran kanan atas
ditekan.
6) Pernafasan
7) Keamanan
8) Penyuluhan/ Pembelajaran
ketepatan 70-90%
f. Foto abdomen: Menyatakan gambaran radiologi (klasifikasi) batu empedu,
2. Pathway
3. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut atau kronis berhubungan dengan agen cedera biologis obstruksi
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan risiko tinggi terhadap
4. Perencanaan Keperawatan
keperawatan, penetapan tujuan dan kriteria evaluasi. Menurut (Joyce M.Black: 2014)
sebagai berikut :
1. Nyeri akut atau kronis berhubungan dengan agen cedera biologis obstruksi duktus,
proses inflamasi.
Kriteria evaluasi :
Kriteria evaluasi :
c) TTV stabil.
Perencanaan:
e) Berikan cairan IV
f) Kaji pendarahan yang tak biasanya. Contoh: Pendarahan yang terus - menerus.
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan risiko tinggi terhadap
Kriteria evaluasi :
Perencanaan :
Kriteria hasil :
a) Pasien mengekspresikan pengertian mengenai proses penyakit, kebutuhan aturan
Perencanaan:
Tujuan : klien terbebas dari cidera dan infeksi setelah pembuangan batu endoskopik
Kriteria hasil :
Perencanaan:
pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap
perencanaan. Tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien dapat berupa tindakan
strategi tindakan dilakukan. Selain itu juga dalam pelaksanaan tindakan semua
tindakan yang dilakukan pada klien dan respon klien pada setiap tindakan
waktu tindakan dilakukan, tindakan dan respon klien serta diberi tanda tangan sebagai
6. Evaluasi Keperawatan
seberapa jauh tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai berdasarkan standar atau
kriteria yang telah ditetapkan. Evaluasi merupakan aspek penting didalam proses
diakhiri atau ditinjau kembali atau dimodifikasi. Evaluasi proses keperawatan ada dua
yaitu evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi proses adalah evaluasi yang
mengukur sejauh mana pencapaian yang ditetapkan dan dilakukan pada akhir asuhan
keperawatan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PEGKAJIAN KEPERAWATAN
Pengkajian dilakukan pada tanggal 6 Agustus 2019 klien masuk dengan diagnosa
medik Batu empedudi Ruang Perawatan Bedah Lantai V RSPAD Gatot Soebroto.
Klien masuk perawatan tanggal 5 Agustus 2019 dengan nomor register 86-73-98 dan
1. Identitas Klien
Klien bernama Ny. Y jenis kelamin perempuan, usia 45 tahun, menikah, beragama
Islam, suku bangsa sunda, pendidikan D3, bahasa yang digunakan bahasa Indonesia,
pekerjaan karyawan, klien tinggal di Pasar Rebo , Jakarta Timur sumber biaya BPJS
2. Riwayat Keperawatan
Keluhan utama klien saat ini adalah klien merasa nyeri di perut kanan atas menjalar
ke ulu hati. Kronologis keluhan klien merupakan pasien rujukan dari RS Primer
Bintaro yang seblum nya sudah melakuakan pemeriksaan USG dan dinyatakan ada
batu empedu dan di rujuk ke RSPAD untuk dilaksnakan laparascopi dan pelepasan
Klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit sebelumnya tidak ada makanan
yang membuat klien alergi, baik obat maupun binatang. Klien tidak mempunyai
Primer Bintaro satu bulan yang lalu dengan diagnosa yang sama yaitu dengan batu
empedu
Kecelakaan Sakit
Lambung
Jantung
51
54
24 18
Keterangan :
: Laki-laki : Perempuan
: Meninggal : Klien
Klien mengatakan orang yang terdekat dengan klien adalah istri klien, interaksi dalam
keluarga baik, pola komunikasi dalam keluarga dua arah, pembuat keputusan dalam
Dampak penyakit klien terhadap keluarga yaitu keluarga merasa sedih melihat
kondisi klien saat ini. Klien tampak cemas mengenai penyakitnya. Mekanisme koping
terhadap stress dengan tidur/ istirahat. Persepsi klien terhadap penyakitnya: Hal yang
dipikirkan klien saat ini adalah ingin cepat sembuh dan ingin cepat pulang. Harapan
klien setelah menjalani perawatan klien tidak sakit dan dirawat lagi. Perubahan yang
dirasakan setelah jatuh sakit, klien mengatakan merasa cepat lelah. Tidak ada nilai-
bagus dan tempat pembuangan sampah tersedia dengan rutin di angkut oleh dinas
kebersihan, akan tetapi klien banyak menghabiskan waktunya di lokasi tempat klien
1) Pola nutrisi.
Sebelum sakit klien makan 3 x / hari, nafsu makan baik tidak ada mual, muntah, porsi
makan 1 piring. ada makanan yang disukai yaitu buah – buahan yaitu buah durian,
tidak ada makanan yang membuat alergi, klien tidak mempunyai pantangan makanan,
tidak ada diet dan penggunaan obat-obatan sebelum makan, tidak ada penggunaan
alat bantu makan seperti naso gaster tube (NGT). Saat di rumah sakit klien makan 3 x
sehari, nafsu menurun makan, merasa mual ketika ingin makan, porsi makan 1/2
porsi. Tidak ada makanan yang tidak disukai, tidak ada makanan yang membuat
alergi, klien tidak mempunyai pantangan makanan, saat ini klien mendapatkan diet
makanan lunak 1900 kkal/ hari protein 112/ kg BB/ hari dan tidak ada penggunaan
obat-obatan sebelum makan, penggunaan alat bantu NGT saat post ops mulai pukul
2) Pola Eliminasi
Sebelum sakit frekuensi BAK 4-5 x / hari, warna kuning kuning pekat, tidak ada
keluhan, tidak menggunakan alat bantu (kateter), saat dirumah sakit frekuensi BAK
5-6 x / hari warna kuning kuning pekat, tidak ada keluhan dan penggunaan alat bantu
(kateter).
Sebelum sakit frekuensi BAB 3 hari 1 kali, waktu tidak tentu, warna hitam
konsistensi lembek, tidak ada keluhan, tidak menggunakan laxatif, saat dirumah sakit
frekuensi BAB 1 hari 1 kali warna coklat kehitaman konsistensi lunak, tidak ada
Sebelum sakit frekuensi mandi 2 x / hari, pagi dan sore. Saat dirumah sakit frekuensi
mandi 2 x / hari, pagi dan sore dibantu oleh keluarga dan perawat. Sebelum sakit dan
saat di rumah sakit frekuensi oral hygiene 2 x / hari, pagi dan sore. Cuci rambut,
Sebelum sakit dan saat di rumah sakit frekuensi cuci rambut 2 x/ hari menggunakan
shampo, rambut tampak bersih, tidak kotor dan tidak tampak ketombe dirambut.
Sebelum sakit lama tidur siang klien + 2 jam / hari, lama tidur malam 4 jam / hari,
kebiasaan sebelum tidur klien berdo’a, saat dirumah sakit lama tidur siang + 3 jam,
lama tidur malam + 5-6 jam / hari, kebiasaan sebelum tidur klien berdo’a.
Aktivitas Sebelum sakit klien bekerja sebagai akuntan sebuah klinik kesehatan, klien
berolahraga 1 x / minggu, jenis olahraga senam dan joging, tidak ada keluhan dalam
beraktivitas. Saat di rumah sakit klien tidak bekerja dan tidak berolahraga, klien
Sebelum sakit klien sering mengkonsumsi kopi dan klien tidak merokok, lama
pemakaian +5 tahun. Saat di rumah sakit klien tidak pernah merokok, tidak
3. Pengkajian Fisik
Berat badan klien saat ini 64 kg, sebelum sakit 64 kg, tinggi badan 156 cm, tekanan
darah 125 / 75 mmHg, nadi 81 x / menit, frekuensi napas 18 x / menit, suhu tubuh
36,50C, keadaan umum sakit sedang, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening.
b. Sistem penglihatan
Posisi mata simetris, kelopak mata normal, pergerakan bola mata normal, konjungtiva
anemis, kornea keruh / berkabut, sklera ikterik, pupil isokor, otot-otot mata tidak ada
kelainan, fungsi penglihatan kabur, tidak ada tanda-tanda radang, klien tidak
c. Sistem pendengaran
Daun telinga normal, letak simetris, tidak sakit saat digerakkan, tidak ada serumen,
kondisi telinga tengah tidak ada kemerahan lesi ataupun bengkak, tidak ada cairan
telinga, tidak ada perasaan penuh di telinga, tidak ada tinitus, fungsi pendengaran
normal, dapat mendengarkan gerakan jari dari depan dan belakang telinga, tidak ada
d. Sistem wicara
Klien tidak mengalami kesulitan atau kelainan dalam wicara, bicara jelas, suara dapat
e. Sistem pernafasan
Klien bernafas spontan jalan nafas bersih, pernafasan tidak sesak, tidak menggunakan
otot bantu pernafasan, frekuensi 18 x / menit, irama teratur, pernafasan dalam, tidak
ada batuk, tidak ada sputum, palpasi dada simetris tidak ada pergerakan paru yang
tertinggal, perkusi dada sonor, suara nafas vesikuler, tidak ada nyeri saat bernafas,
f. Sistem kardiovaskuler
Nadi 81 x / menit, irama teratur, tekanan darah 125/75 mmHg, tidak ada distensi vena
jugularis, temperatur kulit hangat suhu 36,5 ºC, warna normal, pengisian kapiler 3
detik, tidak ada sianosis, kecepatan denyut apikal 76 x / menit, irama teratur, tidak
g. Sistem hematologi
Wajah klien tampak pucat dan seluruh tubuh klien tidak tampak ada ganguan, tidak
Tidak ada keluhan sakit kepala, tingkat kesadaran composmentis, GCS : 15 (eye : 4,
tampak gelisah dan tegang, Reflek fisiologis normal, tidak ada reflek patologis.
i. Sistem pencernaan
Keadaan mulut bersih, gigi caries, tidak menggunakan gigi palsu, tidak ada stomatitis,
lidah tidak kotor, salifa normal, tidak ada muntah, klien merasa mual dan nyeri
daerah perut kuadran kanan menjalar ke ulu hati, bising usus 7 x / menit, tidak ada
diare, warna feces kekuningkuningan, konsistensi feces lembek, tidak ada konstipasi,
j. Sistem endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, nafas tidak berbau keton, tidak ada luka
ganggren.
k. Sistem urogenital
Adanya perubahan pada pola kemih yaitu inkontinensia, BAK warna kuning kuning
pekat/ coklat, adanya ada distensi pada kandung kemih, tidak ada keluhan sakit
pinggang : cairan intake : 1800 ml, output 2150 ml. Balance = -350.
l. Sistem integumen
Turgor kulit baik, temperatur kulit hangat, keadaan kulit baik, tidak ada luka, tidak
ada gatal-gatal. Keadaan rambut tekstur baik dan bersih tidak tampak ketombe
dirambut.
m. Sistem muskuloskeletal
Klien tidak mengalami kesulitan dalam pergerakan, tidak sakit pada tulang sendi,
kulit tidak ada fraktur, tidak ada kelainan bentuk tulang sendi, tidak ada kelainan
55555555
struktur tulang belakang,keadaan tonus otot baik. Kekuatan otot.
55555555
Data tambahan : klien mengatakan baru mengetahui penyakit yang di deritanya saat
ini dan klien tidak mengetahui makanan apa yang boleh dimakan dan tidak boleh
dimakan.
4. Data Penunjang
Kimia Klinik
Kesan : Multiple mini cholecystolisis and one big Stone 27,2 mm, in size at this
Kesan : 1. Gambaran obtruksi biliar dengan pelebaran dustus intra hepatik kanan
kiri,CBD suspek disebabkan oleh lesi batu distal CBD level prepencreatic,
5. Penatalaksanaan
Ceftriaxone 1 x 2 gr
Ranitidine 2 x 500 mg
6. RESUME
Klien datang ke RSPAD Gatot Soebroto pada tanggal 3 Agustus 2019 jam 08.00
rujukan dari rs Primer Bintaro untuk melakukan penanganan lanjutan batu empedu
dan pelepasan ring pada saluaran empedusaat itu klien hanya mengalami keluahan
nyeri pada sekitaran uluhati keadaan umum normal. Hasil lab: hemoglobin 10,9 g/ dl,
hematokrit 34%, leukosit 7680/ ul, trombosit 469.000/ ul, bilirubin total 2.00 mg/ dl,
albumin 3,6 g/ dl, kesimpulan anemia, obstruksi batu empedu. Klien masuk ke Ruang
Perawatan Bedah Lantai V RS RSPAD Gatot Soebroto pada 3 Agustus 2019 dengan
diagnosa batu empedu. Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 4 agustus 2019
klien mengeluh kadang terasa nyeri dibagian perut bagian kanan, skala nyeri 3,
merasa mual, nafsu makan menurun, badan lemas, makan hanya habis ½ porsi,
masuk rumah sakit 64 kg, BB saat ini 64 kg, TB 156 cm. Hasil lab tanggal 25 mei
2018 hemoglobin 10,3 g/ dl, hemotokrit 34 %, eritrosit 4.0 juta/ ul, trombosit 469.000
/ ul, hasil lab tanggal 25 meii 2018 ureum 1.7 mg/ dl, TTV : TD: 125/75 mmHg,
gangguan rasa nyaman nyeri, cemas. Tindakan yang telah dilakukan yaitu mengukur
7. Data Fokus
Data Subjektif :
Klien mengatakan tidak nafsu makan, badan terasa lemas, merasa mual ketika makan.
Klien mengeluh kadang terasa nyeri pada perut sebelah kanan biasanya pada pagi hari
ganguan pada lambung dan klien hanya mengkonsusmsi obat lambung. klien
seperti di tusuk tusuk. R : menyebar dari abdomen kuadran kanan atas ke ukluhati,
S : nyeri ringan skala 3 T : nyeri hilang timbul dan saat bergerak nyeri bertahan
Data Objektif :
Klien makan habis ½ porsi, BB sebelum masuk rumah sakit 64 kg, BB saat dirumah
sakit 64 kg klien tampak lemas dan tidak nafsu makan, klien meringis kesakitan
ketika nyeri datang, klien tampak gelisah dan tegang,. Konjungtiva anemis, turgor
kulit baik, intake : 1800 ml output : 2150 ml balance : - 350 ml, klien tampak
terpasang infus RL 20 tpm. TTV : TD: 125/75 mmHg, Nadi: 81 x / menit, Suhu :
8. Analisa Data
No Data Masalah Etiologi
1. DS : ansietas Terkait pemaparan
oprasi.
DO :
cemas .
DS :
2.
1) Klien mengeluh kadang
Gangguan Rasa Proses Inflamasi
terasanyeri pada perut
Nyaman Nyeri akibat sumbatan
sebelah kanan biasanya
batu empedu
pada pagi hari skala nyeri
3.
DO:
nyeri timbul.
Multiple mini
chronic cholecystitis
POST OPS
DS :
perut..
nyeri 3-4.
berlangsung kurang
DO :
nyeri.
2) Tampak 3 luka
pembedahan masing
masing 2 cm 3 cm dan 4
cm.
dan bergerak
DS :
4. DO :
abdomen pembedahan
DO
Setelah dilakukan analisa data, maka diagnosa keperawatan yang ditemukan pada
1. Pra operasi
2. Post operasi.
tindakan pembedahan.
pemasangan drain
E. Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi
dilanjutkan dengan pelaksanaan dan evaluasi untuk setiap diagnosa sesuai dengan
ansietasdapat di atasi.
Kriteria hasil : a) melaporkan klien tenang dan rilex, b) klien menunjukan kesiapan
operasi,c) anajurkan klien untuk banyak berdoa dan istrahat yang cukup.
Pelaksanaan :
Pukul 08.00 WIB melakukan pengkajian kepadaNy.Y, klien bernama Ny Nilam, usia
54 tahun dirawat dengan batu empedu, Pukul 08.30 WIBmengkaji tingkat kecemasan
klien, klien masih merasa cemas dan khwatir, mengukur TTV : TD: 125/75 mmHg,
edukasi tentang penyakit batu empedu. Pukul 09.15 WIB mengkaji keadaan umum
klien, kesadaran compos mentis, adanya distensi pada abdomen, pukul 10.30 WIB
Evaluasi
S : Klien mengatakan merasakan tenang dan rilex serta siap menajalni operasi.
2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses inflamasi Pra operasi.
hilang timbul), b) Tingkatkan tirah baring biarkan klien melakukan posisi yang
nyaman, c) Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam, d) kolaborasi dengan dokter untuk
Pukul 08.30 WIB mengukur TTV : TD: 140/80 mmHg, Nadi: 78x/menit,
dalam kepada klien, klien mampu mempraktikan cara relaksasi nafas dalam, Pukul
09.30 WIB. mengkaji karakteristik nyeri, tidak tampak adanya nyeri pada klien, klien
mengatakan hanya mual saja jika terasa nyeri biasanya pada pagi hari nyeri dibagian
perut kanan atas menjalar ke ulu hati seperti melilit ±5 menit merasakan nyeri tetapi
saat ini sudah berkurang. Pukul 09.35 menyarankan klien untuk rileks dan mengatur
untuk posisi yang nyaman, klien mengerti dan tampak rileks.Pukul 10.15 WIB WIB
Evaluasi
3. Ganguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan prosedur pembedahan Post Ops.
hilang timbul), b) Tingkatkan tirah baring biarkan klien melakukan posisi yang
nyaman, c) Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam, d) kolaborasi dengan dokter untuk
Pelaksanaan
Pukul 08.30 WIB mengukur TTV : TD: 140/80 mmHg, Nadi: 78x/menit, Suhu:
36,50C, RR : 20x/menit. Pukul 08.45 WIB mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam
kepada klien, klien mampu mempraktikan cara relaksasi nafas dalam, Pukul 09.30
WIB. mengkaji karakteristik nyeri, tidak tampak adanya nyeri pada klien, klien
mengatakan hanya mual saja jika terasa nyeri biasanya pada pagi hari nyeri dibagian
perut kanan atas menjalar ke ulu hati seperti diiris iris ±5 menit merasakan nyeri
tetapi saat ini sudah berkurang. Pukul 09.35 menyarankan klien untuk rileks dan
mengatur untuk posisi yang nyaman, klien mengerti dan tampak rileks. Pukul 10.15
WIB WIB mengukur TTV : TD: 120/70 mmHg, Nadi : 88x/menit, Suhu:36,10C,
RR : 18x/menit.
Tanggal 31mei2018
Pukul 08.30 WIB mengukur TTV : TD: 120/70 mmHg, Nadi: 78 x/menit, Suhu:
36,80C, RR : 22 x/menit. Pukul 10.35 WIB mengkaji keadaan umum klien, klien
tampak rileks, kesadaran compos mentis nyeri masih ada saat bergerak. Pukul 10 40
WIB mendampingi klien untuk relaxsasi nafas dalam, Pukul 12.15 WIB kolaborasi
pemberian obat driftramadol 500mg, Pukul 13.30 WIB mengukur TTV : TD: 120/80
Tanggal 01 Juni2016
Pukul 08.30 WIB mengukur TTV : TD: 120/70 mmHg, Nadi: 78 x/menit, Suhu:
36,1C, RR : 22 x/menit. Pukul 10.35 WIB mengkaji keadaan umum klien, klien
tampak rileks, kesadaran compos mentis nyeri mulai berkurang. Pukul 12.15 WIB
kolaborasi pemberian obat driftramadol 500 mg, obat diminum tidak ada alergi tidak
muntah. Pukul 13.30 WIB mengukur TTV : TD: 125/80 mmHg, Nadi : 84 x/menit,
Suhu:36,60C, RR : 18 x/menit.
Evaluasi
Tanggal 02 Juni2016
Kriteria hasil : a) tidak ada tanda tanda infeksi pada luka, b) tidak ada pus, c) luka
Pukul 08.15 kajitanda tanda infeksi pada luka. Observasi keadan kulitpada sekitar
luka, pukul 10.00 WIB kolaborasi pemberian injeksi antibiotik ceftriaxone 2 gr, 10.15
Pukul 09.15 mengobservasi keadaan luka klien, tidak terdapat tanda tanda infeksi
pada luka, luka tampak kering dan bersih, pukul 10.00 WIBkolaborasi pemberian
antibiotik injeksi ceftriaxone 2 gr,Pukul 10.10 observasi tanda tanda alergi, tidak
Tanggal 02 mei2018
Pukul 09.15 melakuakan perawatan luka, tidak terdapat tanda tanda infeksi pada
luka, luka tampak kering dan bersih pukul 10.00 WIB kolaborasi pemberian injeksi
antibiotik pukul 10.10 kaji tanda tanda alergi, tidak terdapat alergi.
Evaluasi
Tanggal 02 mei2018
S : Klien mengatakan merasa nyaman dengan luka yang bagus tidak terjadi infeksi
drainase
Kriteria hasil : a) integritas kuliat baik, luka tidak melebar, b) perfusi jaringan baik
Perencanaan : a)observasi kulit disekitar luka wrna luka, karakteristik luka, jaringan
nekrotik, granulasi, dan tanda rtanda infeksi, b) berikan posisi yeng mengurangi
Pelaksanaan
Tanggal 30 mei 2018
Pukul 08.30 WIB observasi kulit di sekitar luka, tidak ada tansda tanda infeksi, tdiak
ada cairan merembes, pukul 09.00 memberikan posisi yang nyaman bagi klien dan
Pukul 08.30 Wib kaji kulit sekitar luka, tidak ada tanda infeksi dan tidak ada cairan
merember, luka bersi dan kering, pukul, 1200 WIB monitoring draines terdapat
pendarahan 10cc.
Pukul 08.00 obsrvasi kulit di sekitar luka, pukul 09.00 Wib kolaborasi melakukan
perawatan draine, dan monitor pendarahan 10cc, pukul 12.00 WIB berika posisi