Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kolelitiasis atau koledokolitiasis merupakan adanya batu di kandung
empedu, atau pada saluran kandung empedu yang pada umumnya komposisi
utamanya adalah kolesterol (Williams, 2003). Kolelitiasis (kalkulus/ kalkuli,
batu empedu) biasanya terbentuk dalam kandung empedu dari unsur-unsur padat
yang membentuk cairan empedu (Smeltzer, 2002).
Batu empedu merupakan penyakit gastrointestinal yang paling sering
ditemui. Batu empedu tidak lazim dijumpai pada anak-anak dan dewasa muda,
tetapi insidennya semakin sering pada individu berusia di atas 40 tahun. Jumlah
wanita yang menderita penyakit ini adalah empat kali lebih banyak daripada laki-
laki. Biasanya wanita tersebut berusia lebih dari 40 tahun, multipara, dan
obesitas. (http://pphi-online.org/alpha/?p=709).
Penyakit batu empedu saat ini menjadi masalah kesehatan masyarakat di
dunia, karena frekuensi kejadiannya yang tinggi sehingga menyebabkan beban
financial maupun beban social bagi masyarakat. Penyakit ini awalnya sering
ditemukan di Negara Barat dan jarang di Negara berkembang. Tetapi dengan
membaiknya keadaan social-ekonomi, perubahan menu diet ala Barat serta
perbaikan sarana diagnosis khususnya ultrasonografi, prevalensi penyakit
empedu di Negara berkembang termasuk Indonesia cenderung meningkat.
Penyakit batu kandung empedu ini sering ditemukan secara kebetulan saat
melakukan USG perut. (Sjamsuhidayat, 2002). Di Inggris lebih dari 40.000
kolesistektomi dilakukan setiap tahun. Sedangkan di Amerika lebih dari 500.000
setiap tahun. Di Tokyo angka kejadian penyakit ini telah meningkat menjadi dua
kali lipat sejak tahun 1940 (Gianoukus, 2008).
Prevalensi penyakit batu kandung empedu pada suku Indian di Amerika
mencapai tingkat yang tinggi yaitu sekitar 40-70%. Di Asia sendiri prevalensi
penyakit ini berkisar antara 3-15%. Di Indonesia angka kejadian penyakit batu
empedu ini diduga tidak berbeda jauh dengan angka Negara lain yang ada di Asia
Tenggara, hanya saja baru mendapatkan perhatian secara klinis, sementara
penelitian batu empedu masih terbatas (Laurentius, 2006). Dari hasil penelitian
mengatakan bahwa di Negara barat 80% batu empedu adalah batu kolesterol.
Berdasarkan penelitian di RSCM Jakarta dari 51 pasien di bagian Hepatologi,
ditemukan 73% pasien yang menderita penyakit batu empedu pigmen dan batu
kolesterol pada 27% pasien (divisi Hepatologi, Departemen IPD, FKUI/RSCM
Jakarta, Mei 2009)

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang
penulis buat adalah bagaimana proses asuhan keperawatan pada klien dengan
kolelitiasis.

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien dengan
kolelitiasis.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada klien dengan
kolelitiasis.
b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan
kolelitiasis.
c. Mampu melakukan perencanaan keperawatan pada klien dengan
kolelitiasis.
d. Mampu melakukan pelaksanaan keperawatan pada klien dengan
kolelitiasis.
e. Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada klien dengan
kolelitiasis.
f. Mampu mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan pada klien
dengan kolelitiasis.

1.4 Manfaat

Menambah ilmu pengetahuan dalam penatalaksanaan asuhan


keperawatan pada klien dengan kolelitiasis.

1.5 Metoda
1.5.1 Metoda Penulisan Laporan
Penulis menggunakan metoda deskriptif dengan pembahasan
menggunakan pendekatan proses keperawatan.
1.5.2 Cara Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penyusunan makalah pada klien
dengan kolelitiasis diperoleh dari berbagai studi literatur terbaru yang
ada.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KONSEP TEORI


2.1.1 Definisi
Kolelitiasis atau koledokolitiasis merupakan adanya batu di
kandung empedu, atau pada saluran kandung empedu yang pada umumnya
komposisi utamanya adalah kolesterol (Williams, 2003).
Kolelitiasis (kalkulus/ kalkuli, batu empedu) biasanya terbentuk dalam
kandung empedu dari unsur-unsur padat yang membentuk cairan empedu.
Ada dua tipe utama batu empedu, yaitu:
a. Batu pigmen
Terbentuk bila pigmen yang tidak terkonjugasi dalam empedu
mengadakan pengendapan sehingga terjadi batu.
b. Batu kolesterol
Kolesterol merupakan unsure normal pembentuk empedu
bersifat tidak larut dalam air. Getah empedu yang jenuh oleh kolesterol
merupakan penyebab timbulnya batu empedu dan berperan sebagai
iritan yang menyebabkan peradangan dalam kandung empedu
(Smeltzer, 2002)

2.1.2 Etiologi
a. Minum minuman yang mengandung alkohol
b. Traumatik, misalnya ERCP, trauma langsung, sfingterotomi
endoskopik, dan perforasi ulkus duodenum
c. Gangguan metabolik, antara lain hipertriglisemia, hiperkalsemia,
dan gagal ginjal
d. Obat, antara lain DDI (dideoksisitosin), DDC (dideoksiinosin),
asam valproat, asetaminofen, dll
e. Infeksius, antara lain virus (paramiksovirus, rubella, adenovirus,
HIV), bakteri (Mycoplasma, Mycobacterium tuberculosis)
f. Penyakit jaringan ikat (SLE, sarkoidosis) dan penyebab yang
idiopatik (Graber, 2006).

Anda mungkin juga menyukai