CHOLELITIAS(BATU EMPEDU)
RSUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA
Disusun Oleh :
Wahyudi
NIM: PO.62.20.1.22.049
2023
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pengertian
Menurut Doenges, Marilyn, E (1999) kolelitiasis adalah inflamasi akut atau kronis dari
kandung empedu, biasanya berhubungan dengan batu empedu yang tersangkut pada
duktus kistik, menyebabkan distensi kandung empedu. Kolelitiasis atau
koledokolitiasis merupakan adanya batu dikandung empedu atau pada saluran kandung
empedu yang umumnya komposisi utamanya adalah kolesterol (wiliams, 2005).
Cholelitiasis merupakan adanya batu dikandung empedu, atau pada saluran kandung
empedu yang pada umumnya komposisi utamanya adalah kolesterol (Williams,2003).
Cholelitiasis merupakan adanya atau pembentukan batu empedu, batu ini mungkin
terdapat dalam kandung empedu (cholecystolithiasis) atau dalam ductus choledochus
(choledocholithiasis).Cholelitiasis (kalkuli/kalkulus, batu empedu) merupakan suatu
keadaan dimana terdapatnya batu empedu di dalam kandung empedu (vesica fellea)
yang memiliki ukuran,bentuk dan komposisi yang bervariasi
B. Etiologi
C. Patofisiologi
Terjadinya Presipitasi/pengendapan
Terbentuk batu empedu (batu ini tidak dapat dilarutkan tetapi harus dikeluarkan
melalui operasi)
2. Batu Kolestrol
Kolestrol merupakan unsure normal pembentukan empedu dan berpengaruh
dalam pembentukan empedu. Kolestrol ini sebagai pembentuk empedu bersifat
tidak larut dalam air, pasien penderita batu empedu akan terjadi penurunan sintesis
asam empedu dan peningkatan sintesis kolestrol dalam hati, keadaan ini
mengakibatkan supersaturasi getah empedu yang jenuh oleh kolestrol yang
kemudian keluar dari getah empedu dan mengendap serta membentuk batu dan
menjadi iritan yang menyebabkan peradangan dalam kandung empedu (Smeltzer,
Suzanne C, 2000)
Kolestrol
Pembentukan empedu
Pengendapan kolestrol
Batu empedu.
D. Pemeriksaan Penunjang
1) pemeriksaan laboratorium
2) pemeriksaan foto polos abdomen
3) ultrasonografi
4) pemeriksaan kolisistografi oral
5) dan pemeriksaan sonogram
E. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan medis
a. Litotripsi
1. Litotripsi syok-gelembung ekstrakorporeal: kejutan gelombang berulang yang
diarahkan pada batu empedu yang terletak di dalam kandung empedu atau
duktus komunis untuk memecahkan batu empedu.
2. Litotripsi syok-gelembung intrakorporeal: batu dapat dipecahkan dengan
ultrasound, tembakan laser, atau litotripsi hidrolik tang dipasang melalui
endoskopi yang diarahkan pada batu empedu.
b. Penatalaksanaan pembedahan
1. Koleksistektomi: kandung empedu diangkat setelah ligasi duktus sistikus dan
arteri sistikus.
2. Minikoleksistektomi: kandung empedu diangkat melalui insisi 4cm.
3. Koleksistektomi laparoskopi: dilakukan melalui insisi kecil atau pungsi yang
dibuat melalui dinsing abdomen dalam umbilicus.
Penatalaksanaan keperawatan
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan. Disini, semua data – data
dikumpulkan secara sistematis guna menentukan status kesehatan klien saat ini.
Pengkajian harus dilakukan secara komprehensif terkait dengan aspek biologis,
psikologis, sosial, maupun spritual klien. Tujuan pengkajian adalah untuk
mengumpulkan informasi dan membuat data dasar klien. Metode utama yang dapat
digunakan dalam pengumpulan data adalah wawancara, observasi, dan pemeriksaan
fisik serta diagnostik. (Asmadi, 2008)
1. Identitas pasien Meliputi: nama, umur, jenis kelamin, alamat, tempat tinggal,
tempat tanggal lahir, pekerjaan dan pendidikan. Kolelitiasis biasanya ditemukan pada
20 -50 tahun dan lebih sering terjadi anak perempuan pada dibanding anak laki –
laki. (Cahyono, 2014)
2. Keluhan utama Merupakan keluhan yang paling utama yang dirasakan oleh klien
saat pengkajian. Biasanya keluhan utama yang klien rasakan adalah nyeri abdomen
pada kuadran kanan atas, dan mual muntah.
3. Riwayat kesehatan 1) Riwayat kesehatan sekarang Merupakan pengembangan diri
dari keluhan utama melalui metode PQRST, paliatif atau provokatif
(P) yaitu focus utama keluhan klien, quality atau kualitas (Q) yaitu bagaimana nyeri
dirasakan oleh klien, regional (R) yaitu nyeri menjalar kemana, Safety (S) yaitu posisi
yang bagaimana yang dapat mengurangi nyeri atau klien merasa nyaman dan Time
(T) yaitu sejak kapan klien merasakan nyeri tersebut.
2) Riwayat kesehatan dahulu kaji apakah klien pernah menderita penyakit sama atau
pernah memiliki riwayat penyakit sebelumnya.
4. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan umum. Pemeriksaan tingkat kesadaran, tanda–tanda vital yaitu
tekanan darah, nadi, RR, dan suhu.
Diagnosa Keperawatan
Rasa nyaman(D.0074) (nyeri) berhubungan dengan spasme kandung kemih
No Diagnosa
Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
1. Rasa nyaman(D.0074) Tj: a. Observasi dan catat lokasi,beratnya
(nyeri) berhubungan (skala 1-0) dan karakter nyeri
dengan spasme kandung Nyeri pada perut kuadran kanan
(menetap, hilang timbul, kolik)
kemih terkontrol
b. Jelaskan pada klien tentang sebab
akibat terjadinya nyeri dan cara
mengatasi nyeri
KH :
c. Tingkatkan mobilisasi dan beri
- Pasien merasa nyaman dan posisi yang nyaman bagi pasien
tidak merasa nyeri d. Gunakan sprei halus dan rapi,
- Klien melaporkan nyerinya cairan kelamin, minyak mandi,
berkurang dan atau hilang kompres air hangat atau dingin
(skala 0-3) sesuai indikasi.
- Ekspresi wajah tenang e. Berikan pengetahuan tekhnik
relaksasi latihan napas dalam, dan
berikan waktu istirahat.
f. Kolaborasi dengan tim dokter
dalam pemberian terapi
selanjutnya
2. Rasa nyaman(D.0074) Tj : Untuk mengurangi ansietas dan Tj : Untuk mengurangi ansietas dan
(nyeri) berhubungan dapat segera dilakukan tindakan dapat segera dilakukan tindakan
dengan spasme kandung
infasif infasif
kemih
Kh :
- Ansietas teratasi dan tindakan
Kh :
infasif dapat dilakukan
- Ansietas teratasi dan tindakan
- Dapat mengidentifikasi
infasif dapat dilakukan
verbaslisasi, dan
- Dapat mengidentifikasi
mendemonstrasikan teknik
verbaslisasi, dan
menurunkan kecemasan
- Menunjukkan postur, ekspresi mendemonstrasikan teknik
wajah, perilaku, tingkat menurunkan kecemasan
aktifitas yang menggambarkan - Menunjukkan postur, ekspresi
kecemasan menurun wajah, perilaku, tingkat
Mampu mengidentifikasi dan aktifitas yang menggambarkan
verbalisasi penyebab cemas
kecemasan menurun
Mampu mengidentifikasi dan
verbalisasi penyebab cemas
H. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan perbandingan
yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati dan tujuan atau kriteria
hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. Evaluasi dilakukan secara
berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya. Jika hasil
evaluasi menunjukan tercapainya tujuan dan kriteria hasil, klien bisa keluar dari siklus
proses keperawatan.
Sudoyo, A.W., dkk. (2006). Buku ajar ilmu penyakit dalam edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universittas Indonesia.
Sudoyo, A.W., dkk. (2009). Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid I edisi IV. Jakarta: Internal
Publishing.
http://medicastore.com/penyakit/67/Batu_Empedu.html
http://repository.poltekeskupang.ac.id/1481/1/KARYA%20TULIS%20ILMIAH%20MAXIM
US%20NABU-dikonversi.