PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan pendidikan
Diploma DIII Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kendari
oleh :
MILASARI
P00320019019
i
ii
iii
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. INDENTITAS
1. Nama Lengkap : Mila sari
2. Tempat/ Tanggal Lahir : Kendari/05 mei 2001
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Suku/ Kebangsaan : Tolaki
6. Alamat : Jl.n manunggal 1 teplan
7. No. Telp/ Hp : 082241710213
II. PENDIDIKAN
1. Taman Kanak Kanak Idata Kendari Barat
2. Sekolah Dasar Negeri 14 Kendari Barat Tamat Tahun 2013
3. Sekolah Menengah Pertama 02 Kendari Barat Tahun 2016
4. Sekolah Menengah Kejuruan Kesehatan Mandongga Kendari 02 Kendari
Tamat Tahun 2019
5. Poltekkes Kemenkes Kendari
v
MOTO
Milasari
vi
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillahirabbil`alamin,
segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan
Rahmat serta hidayah-Nya bagi kita semua. Berkat ridho dan petunjuk dari-Nya
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, terkhusus dosen pembimbing I dan
Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penulisan dan penyelesaian Karya Tulis Ilmiah penelitian
Kemenkes Kendari
Keperawatan
3. Ibu Dewi Sartiya Rini, M.Kep.,Sp.Kep.MB dan Ibu Fitri Wijayati, S.Kep.,
vii
4. Ibu Sitti Muhsinah, S.Kep., Ns., M.Kep.,Sp.KMB selaku penguji I, ibu Reni
Devianti Usman, M. Kep, Sp. KMB, selaku penguji II, dan ibu Dali, SKM.,
M.Kes, selaku penguji III yang akan menguji dalam sidang Karya Tulis
Ilmiah ini.
5. Direktur Rumah Sakit Umum Aliyah 2 Kendari yang telah memberi izin
6. Segenap dosen dan seluruh Civitas masih banyak kekurangan, maka dariitu
7. Kedua orang tua saya tercinta ibu saya Siti Marwiah dan ayah saya Mardin
yang turut serta memberikan dukungan, semangat dan doa yang begitu tulus
bagi penulis.
Penulis menyadari dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak
kekurangan, maka dariitu penulis berharap adanya masukan kritik maupun saran
Penulis
viii
ABSTRAK
kebutuhan aktivitas yaitu kemampuan seseorang dalam bergerak secara bebas tanpa
adanya hambatan dalam memenuhi kebutuhan hidup sehat. Pasien post operasi akan
mengalami hambatan dalam beraktivitas karena setalah menjalani operasi, klien
akan merasakan nyeri pada luka operasi. Kondisi ini juga ditemukan pada pasien
dengan post operasi lipoma. Tujuan penelitian ini adalah mampu melakukan asuhan
keperawatan pada klien post operasi Lipoma dalam pemenuhan kebutuhan aktivitas
di rumah sakit Aliyah 2 Kota Kendari. Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif yang di lakukan dengan pendekatan asuhan keperawatan yang meliputi
pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi
keperawatan, dan evaluasi keperawatan dengan tujuan untuk mendeskripsikan atau
memaparkan tentang studi kasus atau keadaan secara objektif dan menganalisis
lebih mendalam tentang asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan
pemenuhan kebutuhan akvitias di RS.Aliyah 2 Kota kendari. Sampel pada
penelitian ini sebanyak 1 orang responden post operasi lipoma yang mengalami
gangguan kebutuhan aktivitas. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 17 juni
2022 sampai dengan 19 juni 2022 di ruang rawat inap RSU Aliyah 2 Kota Kendari.
Penelitian ini menggunakan format Asuhan Keperawatan yang berfokus pada
kebutuhan akvitias. Intervensi yang dilakukan pada penelitian ini dukungan
mobilisasi adapun hasil penelitan setelah melakukan intervensi selama tiga hari
adalah terjadi peningkatan kemampuan melakukan aktivitas dari berbaring ke
duduk namun belum ada perubahan kekuatan otot klien dikarenakan klien masih
merasakan nyeri luka operasi pada area punggung kiri. Penelitian ini di harapkan
dapat menjadi tambahan pengetahuan dan pengalaman dalam mengaplikasikan
hasil riset keperawatan, khususnya studi kasus pada pasien dengan gangguan
pemenuhan kebutuhan aktivitas.
ix
DAFTAR ISI
SAMPUL ................................................................................................................. i
MOTO ............................................................................................................ vi
ABSTRAK ............................................................................................................... ix
x
G.Metode pengumpulan data ................................................................................ 38
B.Pembahasan ....................................................................................................... 56
A.Kesimpulan ....................................................................................................... 63
B.Saran .................................................................................................................. 64
LAMPIRAN ........................................................................................................... 67
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran :
2. Halaman Persetujuan
xii
DAFTAR TABEL
Tabel :
2. Analisa Data
3. Intervensi Keperawatan
4. Implementasi Keperawatan
5. Evaluasi Keperawatan
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang di butuhkan oleh
dan rasa nyaman, kebutuhan rasa cinta, memiliki dan dimiliki, kebutuhan harga
diri dan kebutuhan aktulisasi diri. Salah satu kebutuhan fisiologis adalah
gangguan kebutuhan aktivitas antara lain penelitian yang dilakukan oleh Fitriani
(2019) diketahui bahwa pada kasus persarafan khususnya pasien stroke akan
seperti perawatan diri, makan dan minum. Penelitian lain yang juga berfokus
yang menyatakan bahwa pasien dengan kondisi post operasi juga mengalami
Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Anggrani (2018) menyatakan juga
karenakan kualitas tidur setalah menjalani operasi serta rasa nyeri yang
1
dirasakan pada luka operasi. Kondisi ini juga ditemukan pada pasien dengan
post operasi lipoma. Berdasarkan penelitian dari Jaime, 2019 diketahui bahwa
Lipoma relatif jarang ditemui di kepala dan Ieher dengan tempat manifestasi.
Tumor mampu menjadi lebih besar tanpa disadari oleh penderita. Penyakit ini
tumbuh sangat lambat, sehingga dalam hitungan tahun tidak disadari karena
gejala yang ada sudah dirasakan kronis sehingga penderita menjadi terbiasa
Berdasarkan data dari rekam medic Rumah Sakit Aliyah 2 Kota Kendari
tahun 2021 diketahui bahwa post operasi menjadi kasus dengan angka kejadian
tertinggi yaitu 258 kasus dengan keluhan yang paling sering dialami individu
adalah gangguan rasa nyaman dan gangguan aktivitas. Data ini sesuai dengan
penelitian oleh Miarli et al (2019) yang menyatakan bahwa pasien post operasi
yang dapat dilakukan pada pasien dengan gangguan kebutuhan aktivitas antara
2
kemampuan berjalan, pengunaan alat bantu dalam pergerakan, dyspnea setalah
Penelitian yang dilakukan oleh Irsan Prayoga (2018) diketahui bahwa terapi
dilakukan pasca operasi antara lain mengubah posisi tidur yang nyaman tiap 2
dari tindakan ini yaitu menurunkan insiden komplikasi pada integument dan
Ambulasi dini di lakukan 6 jam pada pasien pasca operasi di mulai dari latihan
tungkai, latihan kaki dan miring kanan dan kiri secara bertahap dan sesuai
duduk di tempat tidur dan duduk di sisi tepi tempat tidur. lalu 48 jam setelah
operasi mulai dengan latihan turun dari tempat tidur, berdiri di sisi tempat tidur
3
memperhatikan keadaan umum responden. Manfaat dari ambulasi dini pada
masalah sirukulasi.
penelitian dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Tn.T Dengan Post Operasi
B. RUMUSAN MASALAH
masalah dalam penelitian ini adalah “bagaimana asuhan keperawatan pada Tn.T
Kendari
2. Tujuan khusus
4
b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Tn.T Post Operasi
2 Kota Kendari
Kota Kendari
2 Kota Kendari
Kendari
2 Kota Kendari
aktivitas
5
3. Bagi pengembangan ilmu dan teknologi keperawatanya
pada gangguan kebutuhan aktivitas yang di lakukan pada penelitian ini bisa
4. Bagi peneliti
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi lipoma
Lipoma adalah suatu tumor (benjolan) jinak yang berada dibawah kulit yang
terdiri dari lemak. Biasanya lipoma dijumpai pada usia lanjut (40-60 tahun),
namun juga dapat dijumpai pada anak-anak. Karena lipoma merupakan lemak,
maka dapat muncul dimanapun pada tubuh ini. Jenis yang paling sering adalah
di kepala, leher, bahu, badan, punggung, atau lengan. Jenis yang lain adalah
yang letaknya lebih dalam dari kulit seperti dalam otot, saraf, sendi, ataupun
tendon. Gejala Klinis Lipoma bersifat lunak pada perabaan, dapat digerakkan,
dan tidak nyeri. Pertumbuhannya sangat lambat dan jarang sekali menjadi
ganas. Lipoma kebanyakan berukuran kecil, namun dapat tumbuh hingga lebih
merupakan operasi kecil, yaitu dengan cara menyayat kulit diatasnya dan
7
2. Ciri- ciri lipoma
Lipoma adalah benjolan lemak yang tumbuh secara lambat di antara kulit dan
lapisan otot.Lipoma bisa muncul di bagian tubuh manapun. Berikut ini adalah
2. Jika ditekan menggunakan jari, lipoma akan mudah bergerak, serta terasa
lembek.
3. Lipoma terletak di bawah kulit dan biasa muncul di area punggung, paha,
4. Jika lipoma tumbuh makin besar dan mengandung banyak pembuluh darah
Lipoma tidak memerlukan perawatan karena biasanya tidak berbahaya dan tidak
bersifat kanker, namun operasi pengangkatan lipoma bisa dilakukan jika lipoma yang
diderita tumbuh besar dan mulai menimbulkan rasa sakit (Marianti, 2017).
2.1 Lipoma pada pingang 2.2 lipoma pada tangan 2.3 lipoma pada
punggung
2.2
8
3. Morfologi
Lipoma biasanya membentuk massa berwarna kuning yang lunak. Lesi superfisial
cenderung berbatas tegas, sedang lesi yang terletak lebih dalam cenderung berbatas
tidak tegas. Secara makroskopis sebagian lipoma terdiri dari atas jaringan adiposa
matur yang tidak dapat dibedakan dengan lemak normal (Robbbins, 2016).
1. Lipoma konvensional (lipoma yang paling umum terjadi, terbentuk dari lemak
putih),
yang berserat)
darah)
4. Atipical lipoma (lipoma yang terbentuk dari lemak yang lebih dalam pada sel-
5. Spndel Cell Lipoma (lipoma yang berisi lapisan lemak dengan sel-sel yang
7. Pleomorpik lipoma (lipoma yang berisi lapisan lemak dengan sel-sel dari
9
8. Oseteo lipoma (lipoma yang berisi jaringan lemak dan struktur jaringan tulang
5. Penyebab lipoma
Penyebab lipoma belum dapat diketahui dengan pasti, tetapi ada beberapa hal yang
2. Luka atau fisik seperti hantaman benda tumpul pada bagian tubuh tertentu dapat
3. Orang berusia 40-60 tahun berisiko lebih besar terkena lipoma karena di rentang
usia ini diduga kerap mengalami perubahan sistem Metabolisme serta gaya
hidup.
4. Obesitas
5. Mengkonsumsi alcohol
6. Kurangnya aktivitas
6. Pencegahan lipoma
berolahraga secara teratur, maka berat badan dapat dikendalikan, kadar gula darah juga
dapat dijaga agar tidak terlalu tinggi dan lemak tubuh bisa terbakar. Selain olahraga,
diet dengan makanan sehat dan menghindari alkohol juga disarankan untuk mencegah
lipoma
10
B. KONSEP DASAR KEBUTUHAN AKTIVITAS
Kebutuhan dasar manusia menurut Abraham maslow atau yang di sebut hierarki
lainnya.
Kebutuhan keselamatan dan rasa aman yang di maksud adalah aman dari
berbagai aspek baik fisiologis mau pun psikologis, kebutuhan ini meliputi
kebutuhan perlindungan diri udara dingin, panas, kecelakaan dan infeksi. Bebas
dari rasa takut dan kecemasan , bebas dari perasaan terancam dari pengalami
c. Kebutuhan rasa cinta, memiliki dan di miliki (love anda belonging needs)
Kebutuhan rasa cinta adalah kebutuhan saling memiliki dan di miliki terdiri dari
memberi dan menerima kasih sayang, perasaan dimiliki dan hubungan yang
Kebutuhan harga diri ini meliputi perasaan tidak tergantung pada orang lain,
11
Kebutuhan aktualisasi merupakan kebutuhan tertinggi dalam piramida hirarki
maslow yang meliputi dapat mengenal diri sendiri dengan baik (mengenal dan
kesejahterajaan dan bebas untuk berkembang menuju potensi yang leboh besar.
Sebaliknya, jika proses pemenuhan kebutuhan ini terganggu maka akan timbul
kondisi patologis. Oleh karena itu, dengan konsep kebutuhan dasar maslow akan di
peroleh persepsi yang sama bahwa untuk beralih kebutuhan yang lebih tinggi,
kebutuhan dasar yang ada di bawahnya harus terpenuhi terlebih dahulu. (ARIANTI,
2019)
Aktivitas maupun latihan di defenisikan sebagai suatu aksi energik atau keadaan
memerlukan tindakan- tindakan tertentu yang tepat baik oleh klien maupun perawat.
bergerak dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Aktvitas adalah suatu energy dan
12
3. Penyebab terjadinya imobilisasi
1. Gaya hidup
2. Proses penyakit
3. Kebudayaan
kuat dari pada, orang yang memiliki kebudayaan tidak pernah berjalan jauh.
4. Tingkat energy
5. Usia
Usia dapat mempengaruhi aktivitas pada usia yang berbeda karena kemampuan
atau kematangan fungsi alat gerak sejalan dengan perkembangan usia. Usia
dewasa akan lebih baik pada kemampuan fungsi alat gerak dari usia lanjut.
13
masa otot serta terjadinya penurunan stabilitas dan keseimbangan. Efek dari
yang tidak berlemak, masa otot berkurang tidak strabil untuk mempertahankan
aktivitas tanpa meningkatnya kelemahan. Jika mobilisasi terus terjadi dan lien tidak
mampu melakukan latihan maka akan terus terjadi kehilangan masa otot. Kelamahan
otot juga terjadi karena imobilisasi, dan imobilisasi lama sering menyebabkan atrofi
angguran di mana atrofi angguran (disuse atrophy) adalah respon yang dapat di
a) defenisi mobilisasi
selekas mungkin pada pasien pasca operasi dengan membimbing pasien untuk dapat
melakukan aktivitas setelah proses pembedahan dimulai dari latihan ringan di atas tempat
tidur (latihan pernapasan, latihan batuk efektif dan menggerakkan tungkai) sampai
dengan pasien bisa turun dari tempat tidur, berjalan ke kamar mandi (Suddarth, 2017)
Mobilisasi dini post operasi lipoma adalah suatu pergerakan, posisi atau
adanya kegiatan yang dilakukan pasien setelah operasi. Untuk mencegah komplikasi post
operasi lipoma pasien harus segera dilakukan mobilisasi sesuai dengan tahapannya. Oleh
karena pasien disarankan tidak malas untuk bergerak pasca operasi. Semakin cepat
bergerak akan semakin baik, namun mobilisasi dini harus tetap dilakukan secara hati-hati.
merupakan faktor yang menonjol dalam mempercepat pemulihan pasca bedah. Dengan
demikian mobilisasi dini adalah suatu upaya yang dilakukan guna mempertahankan
14
kemandirian selekas mungkin dengan cara membimbing pasien untuk mempertahankan
fungsi fisiologi.
Mobilisasi dini dapat dilakukan pada kondisi pasien yang membaik. Pada
pasien post operasi lipoma 6 jam pertama dianjurkan untuk segara menggerakkan anggota
tubuhnya. Gerak tubuh yang bisa dilakukan adalah menggerakkan lengan, tangan, kaki
dan jari-jari. Mobilisasi secara bertahap sangat berguna untuk membantu jalannya
penyembuhan pasien. Miring kanan dan kiri sudah dapat dimulai sejak 6-10 jam setelah
pasien sadar, latihan pernapasan dapat dilakukan pasien sambil tidur terlentang setelah
dapat kembali normal dan dapat memenuhi kebutuhan gerak harian., memberikan
tempat tidur (seperti belajar untuk menggerakkan jari, tangan dan menekuk
lutut).
2 Kemudian setelah 6-10 jam, pasien diharuskan bisa miring kekiri dan
kekanan.
3 Jika sudah 24 jam, pasien dianjurkan untuk dapat mulai belajar untuk duduk.
15
d) Jenis rentang gerak
Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan
persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat
Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara
menggerakkan kakinya.
Berguna untuk memperkuat otot-otot dan sendi dengan melakukan aktifitas yang
penyembuhan luka menjadi lama, menambah rasa sakit, badan menjadi pegal
dan kaku, kulit menjadi lecet dan luka, terjadi luka di punggung, dan dapat
Namun perlu kita perhatikan juga bahwa mobilisasi dilakukan pada Pasien
dengan tirah baring (tidak memiliki kemampuan untuk bangun dari tempat
tidur).
16
D. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN
a. Pengumpulan data
1) Identitas klien
b. Riwayat kesehatan
Tanyakan pada klien keluhan apa yang di rasakan, jika keluhan yang di
rasakan klien lebih dari satu, tanyakan keluhan yang sangat menganggu
beraktivitas.
17
nyeri, kelemahan otot, kelelahan, tingkat mobilitas dan imobilitas, daerah
musculoskeletal.
Tanyakan pada klien atau keluarga mengenai penyakit yang pernah di derita
Biasanya klien tidak akan mampu melakukan aktivitas dan perawatan diri
Klien biasanya akan lebih banyak ridur dan isrtahat karena semua sistem
f. Pemeriksaan fisik
18
1). Kesadaran umum
Keadaan secara umum yang tampak dari fisik klien ketika perawat
dll).
c) Suhu : hipertermi/hipotermi
3).pemeriksaan wajah
a) Mata
b) Hidung
Inspeksi dan palpasi : amati bentuk tulang hidung dan posis septum
c) Mulut
19
Amati bibir : kelainan konginetal (labioscisis, palatoscisis, atau
(ada/tidak ).
d) Telinga
perdarahan.
a. Kepala
tdak )
b. Leher
a. Pemeriksaan paru
20
Inspeksi
chest).
lordosis).
d) Keadaan kulit
cuping hidung.
darah ).
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
21
c) Suara tambahan terdengar : rales,ronchi, wheezing, pleural
b. Pemeriksaan jantung
teraba )
Perkusi :
Auskultasi :
murmur.
a) Inspeksi
kesimetrisan
b) Auskultasi
c) Palpasi
22
Palpasi hepar : diskrisikan : nyeri tekan, pembesaran, perabaan (keras/
d) Perkusi
a. Genetelia pria
tekaan.
b. Pada wanita
Inspeksi
23
Apakah ada peningkatan suhu tubuh, nyeri kepala, kaku kuduk, mula
R. achiles.
Menanyakan pada pasien/ klien kegiatan rutin sebelum saktit dan stelah
berjalan sebelum dan setelah sakit, pengunaan alat bantu dalam pergerakan
24
2. Diagnosa keperawatan
lelah, merasa lemah, tekanan darah berubah >20 % dari kondisi israhat.
3. Perencanaan keperawatan
kekuatan otot menurun, rentang gerak menurun. Didapatkan luaran keperawatan utama
25
g) Gerakan tidak terkoordinasi dari meningkat menjadi menurun
a) Berat badan
b) Fungsi sensaori
c) Keseimbangan
d) Konsevasi energy
e) Koordinasi pergerakan
f) Motivasi
g) Pergerakan sendi
h) Status neorologis
i) Status nutrisi
j) Toleransi aktivitas
sebagai berikut :
Intervensi utama :
Observasi
26
1. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
Terapeutik
1. Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu (mis. Pagar tempat tidur
Edukasi
tidur, duduk di sisi tempat tidur, pindah dari tempat tidur ke kursi)
menurun yaitu :
1. dukungan ambulasi
27
4. dukungan perawatan diri : BAB /BAK
25. pembidaian
28
29. pengekangan fisik
terbatas, mengeluh lelah, merasa lemah, tekanan darah berubah >20 % dari kondisi
meningkat
29
10) dispnea saat aktivitas dari meningkat menjadi menurun
Adapun label luaran tambahan dari diagnosa Intoleransi aktivitas b.d kelemahan d.d
keluhan aktivitas terbatas, mengeluh lelah, merasa lemah, tekanan darah berubah
1) Ambulasi
2) Curah jantung
3) Konsevasi energi
4) Tingkat keletihan
keluhan aktivitas terbatas, mengeluh lelah, merasa lemah, tekanan darah berubah
Intervensi utama :
Observasi
30
4. Identifikasi strategi meningkatkan partisipasi dalam aktivitas
Terapeutik
8. Fasilitasi aktivitas fisik rutin (mis. Ambulasi, mobilisasi, dan prawatan diri
), sesuai kebutuhan
atau gerak
11. Tingkatkan aktivitas fisik untuk memelihara berat badan, jika sesuai
13. Fasilitasi aktivitas dengan komponen memori implisit dan emosional (mis.
14. Libatkan dalam permainan kelompok yang tidak kompotitif, terstruktur dan
aktif kecemasan (mis. Vocal grub bola volley ,tenis meja, jogging,
31
berenang, tugas sederhana, permainan sederhana, tugas rutin, tugas rumah
mencapai tujuan
Edukasi
3. Anjurkan cara melakukan aktivitas fisik, sosial, spiritual, dan koknitif dalam
aktivitas
Kolaborasi
1. Manejemen energy
32
2. Dukungan ambulasi
4. Dukungan meditasi
7. Dukungan spiritual
8. Dukungan tidur
33
27. Terapi bantuan hewan
4. Implementasi
klien selama dan sesudah pelaksanaan tindakan dan menilai data yang baru (Tim
Pokja SIKI PPNI, 2018), misalnya pada Ambulasi dini di lakukan 6 jam pada pasien
pasca operasi di mulai dari latihan tungkai, latihan kaki dan miring kanan dan kiri
secara bertahap dan sesuai kemampuan pasien. Kemudian 24 jam setelah operasi
mulai melakukan latihan duduk di tempat tidur dan duduk di sisi tepi tempat tidur.
lalu 48 jam setelah operasi mulai dengan latihan turun dari tempat tidur, berdiri di
sisi tempat tidur di lanjutkan dengan latihan berjalan secara bertahap dengan tetap
34
5. Evaluasi
Evaluasi keperawatan adalah penilaian hasil dan proses, penilaian dilakukan untuk
menentukan seberapa jauh keberhasilan yang telah dicapai sebagai luaran dari
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain penelitian
Desain ini menggunakan metode deskritif yaitu suatu metode yang di lakukan
dengan tujuan utnuk mendeskripsikan atau memaparkan tentang studi kasus atau
B. Subyek studi
Subyek studi kasus dalam penelitian ini adalah individu yang sedang menjalani
4. Pasien post operasi hari ke 2 jam post operasi 13.00 pada tanggal 16 juni
2022
Kriteria eksklusi:
36
C. Tempat dan waktu
Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 17 juni sampai dengan 19 juni
1. Post Operasi lipoma dalam penelitian ini adalah tindakan pembedahan suatu
penuhi agar seseorang dapat bergerak secara bebas dan hidup layaknya
gerak terbatass.
37
6. Perencanaan keperawatan dalam penelitian ini terdiri dari intervensi
mobilitas fisik.
38
Terdiri dari nama pasien, nomor rekam medik, ruang perawatan,
1. Observasi
2. Wawancara
pengamatan langsung
3. Pemeriksaan Fsisik
4. Studi Dokumentasi
laboratorium
39
5. Metode Diskusi
penelitian ini yaitu dengan menganalisis hasil penelitian yang disajikan dalam
I. Etika penelitian
pihak institusi atas pihak lain dengan mengajukan permohonan izin kepada
institusi tempat penelitian. Dalam hal ini pertimbangan etika dalam penelitian
40
3. Beneficience
ketidaknyamanan fisik
4. Full discosure
selengkap-lengkapnya
8. Veracity (kejujuran)
41
BAB IV
medis Post Operasi Lipoma di ruang perawatan RSU Aliyah 2 Kota Kendari dari
tanggal 17 Juni 2022 sampai dengan 19 Juni 2022. Adapun hasil yang diperoleh
I. Pengkajian
a. Biodata
1) Identitas Klien
g) Pendidikan : SMP
2) Identitas Penanggung
c) Pekerjaan : IRT
42
d) Hubungan dengan klien : istri
b. Riwayat kesehatan
Keluhan utama : klien masuk dengan keluhan benjolan pada daerah
punggung kiri klien. Klien baru saja menjalani operasi 1 hari yang
c. Genogram
x x
C C
x x
C C
x
C
Keterangan :
Laki – laki :
Perempuan :
43
Klien :
Garis turunan :
Tinggal serumah :
d. Pemeriksaan fisik
Suhu badan : 36 C
rambut ).
(warna putih) tidak ada edema pada kelopak mata, pergerakan bola
mata normal, tidak terdapat nyeri tekan, dan tidak terdapat benjolan
6) Telinga : telinga simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen, tidak
7) Hidung : hidung kiri dan kanan simetris, tidak ada secret, tidak ada
44
8) Tenggorokan dan mulut : fungsi bicara normal, bibir kering, tidak
mengunyah normal.
dada simteris kiri dan kanan, tidak ada tanda jejas, tidak ada massa,
11) Abdomen : tidak ada distensi abdomen, tidak ada nyeri tekan.
kiri
45
m. Kelembaban kulit : kulit klien kering
kejang- kejang.
14) Terapi
2. Cefotaxime 15 r pre op iv
3. Dexametason 2a pre op iv
4. Ondansentaron 1a pre op iv
6. Cefotaxime 16 r /8j iv
7. Ranitidin 1amp /8 j iv
46
e. Pengkajian Kebutuhan Aktivitas sehari- hari
mandiri
mampu
47
d. Kemampuan berjalan : klien kurang mampu berjalan
berdiri tapi tidak bisa dalam waktu yang lama karena area
tempat tidur
badannya lemah
f. Kebutuhan nutrisi
48
d. Penggunaan alat bantu makan : klien menggunakan sendok sebagai
sangat tinggi
a. BAK
• Sebelum sakit :
• Saat sakit :
amoniak.
b. BAB
49
2. Saat sakit : belum melakukan BAB selama sakit
a. Sebelum sakit :
Pasien mengatakan bila tidur pukul 21.00 WIB sampai jam 06.00
b. Setelah sakit :
ruangan panas
Gambaran diri klien menerima dengan keadaan sakitnya saat ini, ideal
diri klien ingin segera sembuh dan pulang ke rumah agar bisa melakukan
k. Keadaan spiritual
Klien beragama Kirsten protestan dan setiap sabtu dan minggu klien ikut
ibadah di greja
50
l. Keadaan sosial / lingkungan
m. Pemeriksaan penunjang
DARAH RUTIN
WBC 9.2 X 10…UL 4.0 - 10
Lymp # 4.1 X 10…UL 0.8 - 4.0
Midh # 0.7 X 10…UL 0.1 – 1.2
Grand # 4.4 X 10…UL 2.0 – 7.0
Lymp % 44.4 % 20.0 – 40.0
Midh % 7.8 % 3.0 – 14. 0
Grand % 47.8 % 50.0 – 70.0
51
II. Klasifikasi data
Data subjektif
skala 5
Data objektif
a) Analisa data
Ds : Gangguan mobilitas
a) klien mengatakan sulit Benjolan di bawah kulit fisiik b/d penurunan
yang terdiri dari lemak kekuatan otot d/d rentang
menggerakan anggota gerak terbatas
kiri.
Nyeri pada area luka
b) Klien mengatakan terasa operasi
Penurunan kemampuan
beraktivitas secara
mandiri
52
yang dioperasi dengan
skala 5
Do :
a) Nampak Rentang gerak
ROM menurun
b) Diagnosa keperawatan
Data subjektif
dengan skala 5
Data objektif
53
IV. Perencanaan keperawatan
54
V. Implementasi keperawatan
55
dalam perawatan diri
mandi, pakaian dan
makan
7. Menjelaskan tujuan
dan prosedur
mobilisasi
Hasi: klien dan
keluarganya nampak
mengerti penjelasan
dari perawat
8. Menganjurkan
melakukan mobilisasi
dini
Hasi: klien perlahan
mengerakkan
badannya dengan
bantuan keluarga/
perawat
9. Mengajarkan
mobilisasi sederhana
yang hatus dilakukan
(mis. Duduk di tempat
tidur, duduk di sisi
tempat tidur, pindah
dari tempat tidur ke
kursi)
Hasil: klien mampu
duduk di tempat tidur
dengan bantuan
keluarga/ perawat
56
melakukan - Klien
gerakan mengatakan
Hasil: klien masih
meminta bantuan merasakan
pada keluarga/ nyeri
perawat saat ingin punggung
melakukan setelah operasi
gerakan dengan skala 4
3. Memonitor
kondisi umum O:
selama melakukan - Nampak klien
mobilisasi perlahan
Hasil : kondisi mampu
umum klien mulai mengerarkkan
membaik ekstremitas kiri
4. Memfasilitasi atas dengan
terapi obat sesuai bantuan
anjuran dokter perawat
Hasi: klien di - Pergerakkan
berikan injeksi klien masih
ketorolac /8 jam terbatas
dan cefotaxim /8 - Kekuatan otot
jam klien pada
5. Memfasilitasi ektremitas kiri
aktivitas = 4/rentang
mobilisasi dengan gerak ROM
alat bantu (mis. cukup
Pagar tempat meningkat
tidur) - TTV :
Hasil: klien TD:120/80
dibantu dalam mmHg
melakukan N : 84x/menit
perubahan posisi S : 36C
dengan bertumpu Rr : 20x/menit
pada pagar tempat
tidur A:
6. Melibatkan Masalah belum
keluarga untuk teratasi
membantu pasien
dalam P:
meningkatkan Intervensi di
pergerakan lanjutkan
Hasil: keluarga
dan perawat selalu
terlibat dalam
aktivitas klien
7. Menjelaskan
tujuan dan
prosedur
mobilisasi
57
Hasi: klien dan
keluarganya
nampak mengerti
penjelasan dari
perawat
8. Menganjurkan
melakukan
mobilisasi dini
Hasi: klien
perlahan
mengerakkan
badannya dengan
bantuan keluarga/
perawat
9. Menganjarkan
mobilisasi
sederhana yang
hatus dilakukan
(mis. Duduk di
tempat tidur,
duduk di sisi
tempat tidur,
pindah dari tempat
tidur ke kursi)
Hasil: klien
perlahan duduk di
tempat tidur dan
berjalan dari
tempat tidur ke
kamar kecil (wc)
dengan bantuan
perawat / keluarga
58
2. mengidentifikasi fisiknya cukup
toleransi fisik membaik
melakukan - Klien
gerakan mengatakan
Hasil: klien masih nyeri
meminta bantuan punggung
pada keluarga/ setelah operasi
perawat saat ingin dengan skla 3
melakukan
gerakan O:
3. Memonitor - Nampak klien
kondisi umum perlahan
selama melakukan mampu
mobilisasi mengerarkkan
Hasil : kondisi ekstremitas kiri
umum klien agak atas
membaik - Pergerakkan
4. Memfasilitasi klien masih
terapi obat sesuai terbatas namun
anjuran dokter sudah bisa
Hasi: klien di mengerakkan
berikan injeksi anggota
ketorolac /8 jam tubuhnya
dan cefotaxim /8 - Kekuatan otot
jam klien pada
5. Memfasilitasi ektremitas kiri
aktivitas atas = 4/rentang
mobilisasi dengan gerak ROOM
alat bantu (mis. cukup
Pagar tempat meninngkat
tidur) - TTV :
Hasil: klien TD: 120/80
dibantu dalam mmHg
melakukan N : 84x/menit
perubahan posisi S : 36C
dengan bertumpu Rr : 20x/menit
pada pagar tempat A:
tidur Masalah belum
6. Melibatkan teratasi di lanjutkan
keluarga untuk dengan meminum
membantu pasien obat dan latihan
dalam bergerak di rumah
meningkatkan
pergerakan P:
Hasil: dalam Intervensi di
pergerakan klien hentikan/pasien
di bantu oleh pulang
keluarga/ perawat
7. Menjelaskan Edukasi :
tujuan dan
59
prosedur Melakukan
mobilisasi perawatan luka di
Hasi: klien dan poli RSU Aliyah 2
keluarganya Kendari
nampak mengerti
penjelasan dari
perawat
8. Menganjurkan
melakukan
mobilisasi dini
Hasi: klien mampu
menggerakkan
ekstremitas atas
kiri secara
perlahan dengan
bantuan keluarga/
perawat
9. Mengganjarkan
mobilisasi
sederhana yang
hatus dilakukan
(mis. Duduk di
tempat tidur,
duduk di sisi
tempat tidur,
pindah dari tempat
tidur ke kursi)
Hasil: klien
mampu duduk di
tempat tidur dan
berjalan dari
tempat tidur ke
kamar kecil (wc)
dengan bantuan
perawat/ keluarga
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil studi kasus dan tujuan penulisan studi kasus ini, maka
penulis membahas tentang hasil studi kasus asuhan keperawatan pada klien
60
1. Pengkajian keperawatan
mengatakan skala nyeri yang dirasakan pada area luka operasi =5.
pada ektremitas kiri atas = 4, klien nampak lemah, nampak klien kurang
punggung kiri.
mobilitas fisik akibat luka operasi area lutut ditandai dengan kekuatan
61
Hal ini membuktikan bawah tidak terjadi kesenjangan data subjektif dan
2. Diagnosa keperawatan
makan.
Dari data pengkajian yang diperoleh peneliti, terdapat data klien sulit
posisi duduk, skala nyeri yang dirasakan pada area luka operasi =5, yang
fisik b/d penurunan kekuatan otot, sedangkan data kekuatan otot pada
ektremitas kiri atas =5, klien lemah, klien kurang mampu mengangkat
gangguan mobilitas fisik b/d ketidak bugaran fisik akibat post operasi.
62
berhubungan dengan penurunan kekuatan otot di tandai dengan rentang
3. Intervensi keperawatan
63
otot yaitu setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3x24 jam
Observasi :
Terapeutik :
tidur)
pergerakan
Edukasi :
64
3. Ajarkan mobilisasi sederhana yang hatus dilakukan (mis. Duduk di
tempat tidur, duduk di sisi tempat tidur, pindah dari tempat tidur ke
kursi).
Salah satu tindakannya adalah latihan gerak/ terapi aktivitas baik secara
4. Implementasi keperawatan
Pada hari pertama juma’at 17 juni 2022 pada jam 14.00- 16.15
dengan hasil terdapat nyeri post op pada daerah pungung sebelah kiri
degan hasi klien meminta bantuan pada keluarga/ perawat saat ingin
65
Memfasilitasi terapi obat sesuai anjuran dokter hasil: klien di berikan
bantu (mis. Pagar tempat tidur) dengan hasil klien dibantu dalam
pindah dari tempat tidur ke kursi) dengan hasil klien mampu duduk di
adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya dengan hasil klien mengatakan
anjuran dokter dengan hasil klien di berikan injeksi ketorolac /8 jam dan
alat bantu (mis. Pagar tempat tidur) dengan hasil klien dibantu dalam
66
melakukan perubahan posisi dengan bertumpu pada pagar tempat tidur,
di tempat tidur, duduk di sisi tempat tidur, pindah dari tempat tidur ke
kursi) dengan hasil klien perlahan duduk di tempat tidur dan berjalan
dari tempat tidur ke kamar kecil (wc) dengan bantuan perawat / keluarga
aktivitas mobilisasi dengan alat bantu (mis. Pagar tempat tidur) hasil:
67
mobilisasi hasil klien dan keluarganya nampak mengerti penjelasan dari
pindah dari tempat tidur ke kursi) hasil: klien mampu duduk di tempat
tidur dan berjalan dari tempat tidur ke kamar kecil (wc) dengan bantuan
perawat/ keluarga.
pasien tidak mengalami kekauan sendi, dan kekuatan otot pasien cukup
5. Evaluasi
68
oleh peneliti dari hari pertama sampai hari ketiga penelitian diketahui
masih di angka 4 karena nyeri pada area luka operasi masih terasa
tiga hari karena pasien pulang ke rumah pada hari ketiga intervensi.
69
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
maka disimpulkan :
1. Pengkajian keperawatan
2. Diagnosa keperawatan
Tn.T adalah gangguan mobilitas fisik b/d penurutan kekuatan otot d/d
3. Intervensi keperawatan
70
4. Implentasi keperawatan
dengan skala 5. Pada hari kedua, klien mulai melakukan perubahan posisi
dengan bantuan oranglain walaupun masih terasa nyeri dengan skala 4. Pada
walaupun masih dengan bantuan, nyeri masih terasa di skala 3 dan kekuatan
otot masih 4.
5. Evaluasi keperawatan
ekstremitas kiri atas walaupun masih dengan bantuan, dan kekuatan otot
B. Saran
berikut :
71
pemeriksaan dan tindakan keperawatan terutama pada klien dengan masalah
kebtuhan asktivitas.
untuk memudahkan bagi penulis dan peniliti dalam melakukan praktek klinik
Diharapkan bagi peneliti lain yang akan melanjutkan dapat menjadikan hasil
penelitian ini sebagai data dan informasi dasar untuk melaksanakan penelitian
lanjut lebih banyak lagi tentang pos op lipoma dan mencari jurnal yang lebih
banyak dengan metode yang lebih baik sehingga di dapatkan hasil penulisan
yang lebih optimal yang dapat memberi informasi yang lebih luas kepada
72
DAFTAR PUSTAKA
73
abdul wahab sjahranie samarinda Oleh. In Journal of Chemical Information
and Modeling (Vol. 21, Issue 1).
Prayoga, I. (2018). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post Operasi Apendiktomi
Dalam Pemenuhan Kebutuhan Mobilitas Fisik Di Ruang Melati Rsud Kota
Kendari Karya.
Raharjo, V. (2019). Kebutuhan Aktivitas. Analisis Standar Pelayanan Minimal
Pada Instalasi Rawat Jalan Di RSUD Kota Semarang, 3, 103–111.
Rizky, A. A. (2021). pengelolaan gangguan mobilitas fisik pada post op lipoma di
desa kertosar kecamatan jumo kabupaten temanggung. 6.
Robbbins, D. (2016). buku suku dasar patologis penyakit, penerbit buku kedokteran
egc, jakarta.
Safma, S. (2019). Asuhan Keperawatan Pada Ny.T Dengan Ca Mammae Komlikasi
Metastasis Tulang Di Ruang Inap Ambun Suri Lantai II RSUD DR. Achmad
Mochtar Bukittinggi. Stikes Perintis Padang, 28–30.
Sjamsuhidajat. (2016). buku ajar ilmu bedah, cetakan 1, penerbit buku kedokteran
egc, jakarta.
Suddarth, B. &. (2017). konsep mobilisasi dini.
Tim Pokja SIKI PPNI, D. (2018). Standar Intervensi Keperawatn Indonesia (1st
ed). Jakarta Selatan : Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Wahyuni, S. (2017). Pengaruh Ambulasi Dini Terhadap Pemulihan Pasien Post
Operasi Abdomen Di Rs. Kota Medan. Balita BGM, X, 1–5.
Zakiyyah, S. (2016). Pengaruh Mobilisasi Progresif Level I Terhadap Risiko
Dekubitus Dan Perubahan Saturasi Oksigen Pada Pasien Kritis Terpasang
Ventilator Di Ruang Icu RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Masters Thesis,
Program Pascasarjana Undip., 13–87.
74
LAMPIRAN
75
Lampiran surat izin pengambilan data awal
76
Lampiran permohonan izin penelitian
77
Lampiran surat izin penelitian LITBANG provinsi Sulawesi tenggara
78
Lampiran surat keterangan telah meneliti
79
lampiran surat permintaasn menjadi responden
80
Lampiran persetujuan/ informed consent
81
Lampiran surat keterangan bebas administrasi
82
Lampiran Bebas Pustaka
83
Lampiran asuhan keperawatan
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
Dokumentasi Penelitian
melakukan tindakan asuhan keperatan pada tn.T / melakukan latihan gerak pada
tn.T dari duduk ke berdiri hingga berdiri
101
Lampirran standar operational procedure (SOP)
102
103
104