R DENGAN GASTROENTERITIS
Oleh :
NIM. P00320018062
JURUSAN KEPERAWATAN
2021
i
ii
iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
NIM :P00320018062
KENDARI
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini
atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
tersebut.
iv
RIWAYAT HIDUP
I. INDENTITAS
4. Agama : Islam
II. PENDIDIKAN
v
MOTTO
“Yakin lah, ada sesuatu yang menantimu setelah sekian banyak kesabaran (yang
kau jalani), yang akan membuatmu terpana sehingga kau lupa betapa pedihnya
rasa sakit”
“Lakukan apapun yang kau inginkan selagi tidak merugikan orang lain. Jangan
pernah takut pada manusia, tapi takutlah pada allah subhanahu wa ta’ala”
vi
ABSTRAK
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
Hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul
Dalam Pemenuhan Kebutuhan Cairan Dan Elektrolit Di Ruang Rawat 2 Rsu Aliyah 3
Kota Kendari.”
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah
satu syarat untuk mencapai gelar Ahli Madya Keperawatan pada Program Studi
S.Kep.,Ns.,M.Sc selaku pembimbing I dan Ibu Lena Atoy, SST., MPH. selaku
Pada kesempatan ini penulis tidak lupa juga mengucapkan banyak terima
2. Direktur Rumah Sakit Umum Aliyah 3 Kota Kendari yang telah memberikan izin
3. Staf dan tenaga medis khususnya di ruang perawatan Rumah Sakit Umum Aliyah
3 Kota Kendari.
4. Bapak Indriono Hadi, S.Kep., Ns., M.Kep Selaku Ketua Jurusan Keperawatan
viii
5. Indriono Hadi, S.Kep., Ns., M.Kep selaku penguji I, Bapak H. Taamu, A.Kep.,
S.pd., M.Kes selaku penguji II, dan ibu fitri wijayanti, S.Kep., Ns., M.Kep selaku
penguji III yang telah membantu dan mengarahkan penulis dalam ujian Proposal
7. Teristimewa kepada orang tua saya Bapak Alibasa dan Ibu Nelfia serta kakak
saya Arif ardiansya dan adik-adik saya Cin Yang Lo, Mutiara, Ferdiansya Dan
Anindiya dengan penuh cinta dan kasih sayangnya selama ini dengan iklas
material, semangat dan dukungan serta doa yang tulus kepada penulis agar
menjadi orang yang dapat membanggakan untuk mereka. Terima kasih untuk
setiap tetesan keringat yang tidak dapat penulis ganti dengan apapun, terimakasih
sudah menjadi orang tua dan saudara yang baik untuk penulis selama ini.
8. Kepada teman seperjuangan Waode Ayu Sundari, Iyda Lesari, Waode Ananda
Sari, Dan Laode Ronaldi Hutami yang telah memberikan dukungan dan motivasi
kepada penulis
9. Kepada teman terdekat saya Nova rahmayanti, Riska sulistiya ningrum, Nurul
Zeika Hairunnisa dan serta teman-teman angkatan 2018 yang telah memberikan
bantuan dan motivasi serta dukungan selama penulis menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah ini.
ix
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya tulis Ilmiah ini masih
banyak terdapat kekurangan, jadi setiap kritikan maupun saran-saran dari pihak yang
Akhir kata semoga Karya Tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua
Poltekkes Kemenkes Kendari serta kiranya Tuhan selalu memberi rahmat kepada
semua, aamiin.
penulis
x
DAFTAR ISI
xi
5. Patofisologi gastroenteritis ........................................................................... 36
6. Pathway penyimpangan kebutuhan dasar manusia pada gastroenteritis ...... 38
C. Analisis tindakan keperawatan : pemberian asupan cairan oral....................... 45
BAB III METODOLOGI PENULISAN ................................................................. 48
A. Rancangan studi kasus ..................................................................................... 48
B. Subyek studi kasus ........................................................................................... 48
C. Fokus studi ....................................................................................................... 48
D. Definisi operasional ......................................................................................... 48
E. Tempat dan waktu ............................................................................................ 50
F. Pengumpulan data ............................................................................................ 50
G. Penyajian data .................................................................................................. 52
BAB IV HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN ....................................... 53
A. Hasil Studi Kasus ............................................................................................. 53
1. Pengkajian .................................................................................................... 53
a. Riwayat Keluarga/ Genogram (diagram 3 generasi) .................................... 53
B. Pembahasan ...................................................................................................... 63
BAB V PENUTUP ..................................................................................................... 71
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 71
B. Saran ................................................................................................................. 72
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 74
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR TABEL
Akut.
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
gejalah diare, dengan atau tanpa disertai muntah, dan sering kali disertai
peningkatan suhu tubuh. Diare yng dimaksud adalah buang air besar berkali-kali
(dengan jumlah yang melebihi 4 kali, dan bentuk feses yang cair, dapat disertai
Menurut data dari world health organization (WHO) dan united nations
children’s fund (unicef), pada tahun 2017 terdapat 1,87 juta orang meninggal
akibat kasus gastroenteritis setiap tahunnya di seluruh dunia dan lebih dari 5000
yang terjadi pada orang dewasa setiap tahunnya dengan angka pasien dirawat inap
tahun 2017 yaitu terdapat 411 penderita per 100 penduduk. Menurut Reno (2017)
1
Dines kesehatan provinsi Sulawesi Tenggara menyatakan pada tahun 2017
kasus Gastroenteritis
Dari data rumah sakit umum aliyah 3 tahun 2020 diperoleh pasien yang
tubuh tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah
merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan
elektrolit melibatkan komposisi (pelarut) dan zat tertentu (zat pelarut). Elektrolit
disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam
melalui makanan, minuman dan cairan intravena (IV) dan distribusi ke seluruh
bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektorlit berarti adanya distribusi yang
normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalm seluruh bagian tubuh.
Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya
jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya.
(wahyudi,2016)
Dehidrasi adalah suatu keadaan penurunan total air di dalam tubuh karena
hilangnya cairan secara patologis, asupan air tidak adekuat, atau kombinasi
2
keduanya. Dehidrasi terjadi karena pengeluaran air lebih banyak daripada jumlah
yang masuk, dan kehilangan cairan ini juga disertai dengan hilangnya elektrolit.
Asupan cairan oral adalah tindakan pemberian cairan yang berupa larutan
gula garam atau oralit yang bertujuan untuk memenuhi atau mengganti cairan
tubuh yang hilang. Pemberian segera asupan cairan oral memungkinkan dehidrasi
B. Rumusan masalah
Akut Dalam Pemenuhan Kebutuhan Cairan Dan Eletrolit Di Ruang Rawat 2 Rumah
3
C. Tujuan
Tujuan umum :
Tujuan khusus :
4
1) Masyarakat
3) Penulis
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dari kebutuhan dasar manusia secara fisiologis yang memiliki peran penting
dalam tubuh, hampir 90% dari total berat badan tubuh dan sisanya merupakan
bagian padat dari tubuh. berdasarkan umur kategori persentase cairan tubuh
adalah bayi baru baru lahir 75% dari total berat badan, pria dewasa 57% dari
total berat badan, wanita dewasa 55% dari total berat badan, dan dewasa tua
45% dari total berat badan. Presentase cairan tubuh bervariasi, tergantung
pada faktor usia, lemak dalam tubuh dan jenis kelamin. Jika lemak tubuh
sedikit, maka cairan dalam tubuh pun lebih besar. Wanita dewasa mempunyai
jumlah cairan lebih sedikit dibanding pria karena pada wanita dewasa jumlah
Menurut wahyudi (2016), total jumlah volume cairan tubuh (total body
water/TBW) kira-kira 60% dari berat badan pria dan 50% dari berat badan
wanita. Jumlah volume ini tergantung kandungan lemak badan dan usia.
Lemak jaringan sangat sedikit menyimpan cairan, dimana lemak pada wanita
lebih banyak dari pria sehingga jumlah volume cairan lebih rendah dari pria.
6
Usia juga berpengaruh terhadap TBW dimana makin tua usia makin sedikit
kandungan airnya. Sebagai contoh pada tabel 2.1 volume cairan tubuh :
Air memiliki molekul yang kecil, sangat mudah berdifusi dan bersifat
membentuk benda cair. Fungsi vital air adalah pelarut yang sangat baik karena
air tubuh yang keluar akan sama dengan jumlah air yang masuk. Tabel 2.2
Sumber Jumlah
7
2. Sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan cairan dan elektrolit
a. Ginjal
besar dalam mengatur kebutuhan cairan dan elektrolit. Hal ini terlihat
b. Kulit
dengan proses pengaturan panas. Proses ini diatur oleh pusat pengatur
8
vasokontriksi. Proses pelepasan panas dapat dilakukan dengan cara
c. Paru
kemampuan bernapas.
d. Gastrointestinal
9
Pengaturan keseimbangan cairan dapat melalui sistem endokrin, seperti
a. ADH
eksrasel.
b. Aldosteron
angiotensin renin
c. Prostaglandin
d. Glukokortikoid
retensi natrium
10
e. Mekanisme rasa haus
yaitu
3. Filtrasi adalah perpindahan air dan subtansi yang dapat larut secara
11
4. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan eletrolit
elektrolit.
kehilangan cairan
5. Sakit : pada keadaan sakit terdapat banyak sel yang rusak, sehingga untuk
kebutuhan cairan
12
5. Asuhan keperawatan
A. Pengkajian
1. Riwayat keperawatan
penggunaan obat
3. Pengkajian fisik
13
kesadaran, dan adanya refleksi), dan sistem gastrointestinal
B. Diagnose
• Evaporasi
14
• Efek agen farmakologi (mis. Kortikosteroid, chlorpropamide,
C. Perencanaan
• Anjurkan
memperbayak
pemberian
asupan cairan
oral
15
Kolaborasi
• Kolaborasi
pemberian cairan
IV isotonis (mis,
Nacl,RL)
• Monitor Intake
dan output calran
• Monior tanda
hemokonsentrasi
(mis. kadar
natrium, BUN,
hematokrit, berat
jerirs unne)
16
• monitor tanda
peningkatan
tekanan onkotik
plasma (mis.
kadar proteln dan
albumin
meningkat)
• Monitor
kecepatan infus
secara ketat
• Monitor efek
samping dluretk
(mis. hipotensi
ortortostatik,
hlpovolemla,
hlpovolemiA
,hiponatremla)
Terapeutik
• Timbang berat
badan setiap hari
pada waktu yang
sama
• Batasin asupan
cairan dan garam
• Tinggikan kepala
tempat tidur 30-
40
Edukas
• Anjurkan
melapor jika
haluaran urin
<0.5 mL/kg/jam
dalam 6 jam
• Anjurkan
melapor jika BB
bertambah > 1
kg dalam sehari
• Ajarkan cara
17
mengukur dan
mencatat asupan
dan haluaran
cairan
• Ajarkan cara
membatasi
cairan
Kolaborasi
• Kolaborasi
pemberian
diuretic
• Kolaborasi
penggantian
kehilangan
kalium akibat
diuretic
• Kolaborasi
pemberian
continuous renal
replacement
therapy (CRRT),
Jika perlu
D. Pelaksanaan keperawatan
• Standar infuse
18
• Infuse set
• Pengalas
• Tourniquet/pembendung
• Kapas alcohol
• Plester
• Gunting
• Kasa steril
• Betadine
• Sarung tangan
Prosedur kerja :
• Cuci tangan
• Letkkan pengalas
19
• Desinfektan daerah yang akan ditusuk
• Buka tetesan
dengan plaster
• Cuci tangan
2. Tranfusi darah
perfusi jaringan
• Standar infuse
• Tranfusi set
• NaCl 0,9 %
20
• Pengalas
• Tourniquet/pembendung
• Kapas alcohol
• Plester
• Gunting
• Kasa steril
• Betadine
• Sarung tangan
Prosedur kerja :
• Cuci tangan
• Letkkan pengalas
21
• Cek apakah sudah mengenai vena (cirinya adalah daerah keluar
• Buka tetesan
plaster
• Cuci tangan
E. Evaluasi keperawatan
dalam btas normal, berat badan seusia dengan tinggi badan atau tidak
sebagainya.
22
B. Tinjauan tentang gastroenteritis
1. Pengertian gastroenteritis
saluran gastrointestinal dapat terjadi pada semua usia, mulai dari bayi, anak-
anak, dewasa hingga lansia berisiko mengalami gejalah yang berat. (hurst,
marlene 2016)
memiliki tanda dan gejalah diare, dengan atau tanpa disertai muntah, serta
yaitu :
23
1) Mulut
dibantu oleh ptyalin,yaitu enzim yang dikrluarkan oleh kelenjar saliva untuk
bibir,pipi,gigi (gigi susu dan gigi tetap),lidah, dan kelenjar ludah. Mulut
a) Bagian luar yang sempit (vestibula), yaitu ruang di antara gusi, gigi
2) Faring
infeksi. Di sini, terletak persimpangan antara jalan napas dan jalan makanan
yang letaknya di belakang rongga mulut dan hidung. Di depan ruas tulang
24
yang sama, jalan udara akan ditutup sementara. Pada proses permulaan
pernapasan. Dalam hal ini, terjadi persilangan antara jalan makanan dengan
esophagus.
3) Esophagus
lambung dan panjangnya +- 25 cm, dimulai dari faring sampai pintu masuk
25
mukosa simpleks yang berfungsi untuk mencegah sekresi mukosa oleh
terdapat spinker kardiak yang dibentuk oleh lapisan otot sirkuler esophagus.
Spinkter ini terbuka secara refleks pada akhir proses menelan. Tunika
4) Lambung (gaster)
di depan pankreas dan limfa, serta menempel di sebelah kiri fundus uteri.
waktu.
26
Fungsi lambung adalah menampung menghancurkan, dan
getah lambung.
Sekresi getah lambung mulai terjadi pada saat orang mulai makan.
Ketika kita melihat dan mencium bau makanan, pada saat itu pula sekresi
menyebabkan dinding.
27
getah lambung ini dapat dihalangi oleh sistem saraf simpatis, yang dapat
juga muncul saat terjadi gangguan emosi, seperti marah dan rasa takut.
wave). Ini merupakan gerak sel otot polos yang dimulai otot sirkulasi
halus dengan bantuan aksi getah usus. Usus halus adalah bagian dari sistem
pencernaan yang berpangkal pada pylorus dan berakhir pada seikum dengan
28
lapisan otot yang memanjang (m. longitudinal), dan lapisan serosa (sebelah
luar).16
intestinum.
29
Sementara itu, yeyenum dan ileum mempunyai panjang
bagian ini terdapat katup valvula seikalis atau valvula bauk ini yang
30
c) Kelenjar dalam usus halus Di dalam usus halus terdapat kelenjar
yakni:
kali per menit. Kontraksi ini mengubah pola lekukan dan lipatan
31
(5) Sfingter ileosekalis: Sfinger ileosekalis melemas bila gerak
mendorong feses cair dalam usus asenden dan transversum, kemudian air
a. Sekum (usus buntu), yaitu kantong lebar yang terletak pada fossa
iliaka dekstra. Pada bagian bawah dari organ ini adalah sekum
daerah antara 1/3 bagian kanan dan 1/3 bagian tengah garis
kanan sampai setelah kanan abdomen. Panjang dari bagian ini ±13
32
Lengkung ini disebut fleksura hepatica (fleksura koli dekstra) dan
bawah abdomen bagian kiri dari atas ke bawah. Dari depan fleksura
7) Rektum Organ
depan os sacrum dan os koksigis. Rektum terdiri dari dua bagian, yaitu
33
b. Rektum analis rekti; bagian sebelah bawah ditutupi oleh serat-serar
ani eksternus).
(ambeien).
8) Anus
rektum dengan dunia luar (udara luar) dan terletak di dasar pelvis. Dinding
3. Etiologi gastroenteritis
1. Faktor Infeksi
34
escherichian coli (EHEC). Bakterinya penyebab diare di Indonesia
lambia, cryptosporidium)
obstruksi usus.
4. Manifestasi klinis
a. Munta-muntah
35
e. nyeri perut atau kram perut
cekung, lidah kering, tulang pipi menonjol, turgor kulit menurun, dan
suara serak)
5. Patofisologi gastroenteritis
yaitu Proses terjadinya diare dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain
infeksi bakteri, malabsorpsi atau sebab yang lain. Faktor infeksi, proses ini
yang terikat pada mukosa usus dan menyebabkan sekresi aktif anion klorida
ke dalam lumen usus yang diikuti air, ion karbonat, kation, natrium dan
usus berupa nekrosis dan ulserasi. Diare bersifat sekretori eksudatif, cairan
36
meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke rongga usus yang
dari diare dapat menyebabkan kehilangan cairn dan eletrolit (dehitrasi) yang
37
6. Pathway penyimpangan kebutuhan dasar manusia pada gastroenteritis
38
7. Asuhan keperawatan
a. Pengkajian
cair. Keluhan utama yang menyertai dapat di lihat pada manifestasi klinis.
b. Diagnose
Menurut Muttaqin & Sari (2011) yang disesuaikan dengan buku SDKI
yaitu:
39
6. Ansietas b.d ancaman terhadap kematian
c. Perencanaan
Intervensi :
Manajemen diare
Observasi
- Identifikasi penyebab diare
- Identifikasi riwayar pemberian makanan
- Monitor warna, volume, frekuensi dan konsistensi tinja
Terapeutik
- Berikan asupan cairan oral
- Pasang jalur intravena
Edukasi
- Anjurkan makan porsi kecil dan sereing secara bertahap
- Anjurkan menghindari makanan pembentuk gas, pedas, dan
mengandung laktosa
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat pengeras feses
40
• Tekanan darah membaik
• Berat badan membaik
• Intake cairan membaik
• Membrane mukosa membaik
Intervensi :
Manajemen Hipovolemia
Observasi
Intervensi :
41
Manajemen nutrisi
1. Observasi
Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologi, agen pencedera kimiawi, agen
pencedera fisik,
Intervensi :
Manajemen nyeri
1. Observasi
• identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
• identifikasi skala nyeri
• identifikasi respon non- verbal
• identifikasi pengaruh nyeri terhadap kualitas hidup
2. Terapeutik
• berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis
kompres hangat)
3. Edukasi
• jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
42
• jelaskan strategi meredakan nyeri
• ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasanyeri
4. Kolaborasi
kolaborasi pemberian analgetik,jika perlu
Intervensi :
Manajemen hipertermia
1. Observasi
43
Intervensi :
Edukasi proses penyakit
1. Observasi
• Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
2.Terapeutik
− Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
− Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
− Berikan kesempatan untuk bertanya
3.Edukasi
• Jelaskan penyebab dan faktor risiko penyakit
• Jelaskan proses patologis nunvulnya penyakit
• Jelaskan tanda dan gejala yang di timbukan penyakit
• Jelaskan kemungkinan terjadi komplikasi
• Anjurkan cara meredakan atau mengatasi gejala yang dirasakan
• Ajarkan meminimalkan efek samping dari intervensi atau
pengobatan
• Informasijkan kondisi pasien saat ini
• Anjurkan melapor jika merasakan tanda dan gejalah memberat atau
tak biasa
Intervensi :
Reduksi ansietas
1. Observasi
• Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
• Monitor tanda-tanda ansietas
2. Terapeutik
− Dengarkan dengan penuh perhatian
− Gunakan pendekatan yang tenang dan menyakinkan
3. Edukasi
44
• Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien
• Anjurkan mengungkapkan perasaan dan presepsi
4. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat ansietas, jika perlu
d. Pelaksanaan
Tahap ini merupakan realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang telah
e. Evaluasi
b. Dasar pemikiran
Pada pria dewasa 55-60 % berat tubuh adalah air, pada perempuan
45
sebagian dari kehidupan manusia sehingga asupan air (sebaiknya
memiliki masalah pada jantung dan ginjal serta pada orang lanjut usia
• Bahan :
− 1 liter air
• Cara :
− Siapkan 1 liter air dalam wadah yang steril. Masak air terlebih
46
Pemberian asupan cairan oral 3 kali sehari seperti minum air biasa
makan akan timbul masalah pada jantung dan ginjal akibat kekurangan
asupan cairan
f. Hubungan tindakan keperawatan asupan cairan oral dengan sdki dan slki
a. Penelitian terkait
Jurnal Strategi terapi cairan pada dehidrasi oleh eri leksana 2015
47
BAB III
METODOLOGI PENULISAN
pemenuhan kebutuhan cairan dan elektolit yang dirawat di ruang rawat 2 rumah
C. Fokus studi
D. Definisi operasional
dipilih peneliti.
a. Asuhan keperawatan adalah suatu metode atau cara yang digunakan penulis
48
Yang dilakukan pada pasien dengan gastroenteritis akut dalam pemenuhan
yang di hadapai. Data subjektif : klien mengelu BAB cair disertai darah
pasien mengatakan nyeri kram pada abdomen. Data objektif : klien namak
meringis, klien Nampak lemas, turgor kulit kering, tampak mata cekung dan
sayu, bunyi peristaltic usus 15x/menit dan ada nyeri tekan pada epigastrium
Diagnose pada karya tulis ilmiah ini adalah hipovolemia b.d kehilangan
kebutuhan. Evaluasi yang didapat pada tanggal 17 febuari 2021 adalah klien
49
mengatakan BAB 1x sehari dengan konsistensi lembek, membrane mukosa
lebih dari biasanya (lebih dari 3x/hari) dengan konsistensi tinja encer, cair,
input dan output asupan cair akibat terjadinya pengeluaran yang berlebihan
1. Tempat penelitian
kota kendari
2. Waktu penelitian
F. Pengumpulan data
a. Sumber data
Sumber data terbagi atas dua macam yaitu : 1.) Data primer adalah
data yang didapatkan langsung dari pasien dan keluarga. 2.) Data sekunder
50
adalah data yang didapatkan dari status pasien maupun dari bagian medical
terdekat dengan
seperti perkusi hammer untuk mengetahui antara lain reflex patella; dan
menggunakan steteskop
51
G. Penyajian data
Penyajian data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk tekstular dan
tabular yaitu dengan menggunakan kata-kata secara narasi dan dalam bentuk
tabel.
52
BAB IV
1. Pengkajian
observasi langsung klien, melihat catatan medis dan keperawatan klien pada
perkerjaan sebagai ibu rumah tangga, agama islam, alamat desa amoito siama.
penanggung jawab Ny. H selaku ibu dari klien Ny. R dengan pendidikan
terakhir sastra 1, pekerjaan sebagai guru, alamat Desa Amoito Siama. Alasan
masuk rumah sakit klien masuk rumah sakit dengan keluhan BAB sebanyak
10 kali sehari dengan konsistensi cair disertai darah dan tidak berampas serta
35
53
Keterangan genogram :
= Laki-laki
= Perempuan
= Garis perkawinan
= Garis keturunan
= Klien
Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit serupa dan tidak
merasa lemas, klien mengeluh BAB cair >10x sehari disertai darah, nyeri
kram pada abdomen, klien mengatakan tidak nafsu makan. Data objektif yang
nilai GCS( glas glow coma scale) 15, pemeriksaan tanda-tanda vital
kali/mnt, dan Suhu badan 37,3 °c. tinggi badan 150 cm, berat badan 55 kg,
Imt 24,4, nyeri tekan epigastrik, nyeri skala 6, Nampak klien meringis, turgor
kulit kering.
54
Tinjauan perkebutuhan pasien Ny. R dapat dilihat pada tabel 4.1 Pengkajian
Kebutuhan Dasar
55
Pada pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada tanggal 15 Februari
Darah rutin
WBC 13.0 x 10…UL 4.0-10
H
Lymp# 1.3 x 10…UL 0.8-4.0
Midh# 0.61 x 10…UL 0.1-1.2
Grand# 11.09 x 10…UL 2.0-7.0
Lymp% 10.5 % 20.0-40.0
Midh% 4.7 % 3.0-14.0
H
Grand% 84.8 % 50.0-70.0
HGB 13.5 g/dl 11-16 L
56
Tindakan medik/pengobatan
2. Klasifikasi Data
57
• S : 37,3 °c
Tabel 4.3 klasifikasi data Ny.R
3. Analisa Data
1. Ds : Gastroenteritis Hipovolemia
− klien mengatakan
bab 10 x pagi ini
dengan Gangguan
konsistensi cair gastrointestinal
disertai dengan
darah
− klien mengatakan Frekuensi BAB
nafsu makan meningkat
menurun
Do :
58
4. Diagnosa Keperawatan
5. Rencana Keperawatan
59
6. Implementasi keperawatan
No. Dx Jam Hari I (Senin Jam Hari II (Selasa, Jam Hari III (Rabu,
15 febuari 16 febuari
2021) 2021) 17 febuari 2021
60
:kurang 1.400 cc cairan
lebih 800 Total 1.600 cc
cc balance 3. menganjurk
Total : cairan : an
1.800 cc 113 cc memperbay
Total 3. memberika ak
balance n asupan pemberian
cairan cairan oral asupan
787 cc hasil : cairan oral
3. memberik klien
an asupan minum
cairan cairan oral
oral hasil yang
: klien diberikan
minum 4. menganjur
cairan kan
oral yang memperba
diberikan yak
4. menganju pemberian
rkan asupan
memperb cairan oral
ayak hasil :
pemberia klien
n asupan minum air
cairan putih
oral hasil 5. mengkolab
: klien orasi
minum pemberian
air putih cairan IV
5. mengkola isotonis
borasi (mis,
pemberia Nacl,RL)
n cairan hasil :
IV terpasang
isotonis infus RL
(mis, 28 tpm
Nacl,RL)
hasil :
terpasang
infus RL
28 tpm
Tabel 4.5 implementasi keperawatan Ny. R Dengan Gastroenteritis Akut
61
7. Evaluasi Keperawatan
No. Dx Jam Hari I (senin Jam Hari II (Selasa, Jam Hari III (rabu,
15 febuari 16 febuari 17 febuari
2021) 2021) 2021)
Evaluasi Evaluasi Evaluasi
62
A : masalah
belum
teratasi
P : intervensi
dilanjutkan
Tabel 4.6 Evakuasi Ny. R Dengan Gastroenteritis Akut
B. Pembahasan
1. Pengkajian
Berdasarkan tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini dan hasil studi
kasus yang penulis lakukan dari tanggal 15-17 Februari 2021, maka pada
bagian ini penulis akan membahas tentang perbandingan antara teori dan
Umum Aliyah 3 Kota Kendari yang akan dibahas berdasarkan tahapan proses
klien baik data subjektif maupun data objektif. Teknik pengumpulan data
medik. Selain tahap ini, penulis tidak mendapatkan hambatan yang cukup
berarti karena klien cukup kooperatif dan dapat di ajak kerjasama dalam
63
Menurut Sartun, Lusianah 2010, pengkajian pada pasien gastroenteritis
akut, ditemukan BAB lebih dari 3 kali sehari, BAB > 4 kali dan cair (diare
tanpa dehidrasi), BAB 4-10 kali dan cair (dehidrasi ringan/ sedang), atau
BAB > 10 kali (dehidrasi berat), suhu badan meningkat, nafsu makan
berkurang, anus kadang lecet, muntah, nyeri perut atau kram perut, dehidrasi
: berat badan menurun, mata cekung, lidah kering, tulang pipi monjol, turgor
Akut Keluhan utama yaitu klien BAB dengan frekuensi 10x sehari dengan
konsistensi cair dan disertai darah, nyeri kram pada abdomen. Keluhan lain
yaitu pasien mengatakan kurang nafsu makan, pasien tampak meringis, klien
tampak lemas, dan turgor kulit kering, porsi makan berkurang dari seperti
tidak anemis, tampak cekung dan sayu, bibir : simetris atas dan bawah,
mukosa bibir kering, abdomen adanya nyeri tekan, bunyi peristaltic usus
15x/menit.
a. Data yang ditemukan dalam studi kasus tetapi tidak terdapat dalam
64
Pasien tampak meringis, peneliti menilai bahwa data ini ditemukan
b. Data yang tidak ditemukan dalam studi kasus tetapi terdapat dalam
2. Anus kadang lecet, penulis menilai bahwa data ini tidak ditemukan
menyatakan secara verbal, tidak ada nyeri dan perih disekitar anus.
2. Diagnosa Keperawatan
Menurut
65
hipovolemia adalah keadaan dimana seseorang mengalami atau
ditegakan oleh penulis karena pada saat pengkajian di Rumah Sakit Umum
Aliyah 3 Kota Kendari ditemukan klien mengatakan BAB lebih dari 10x
sehari dengan konsistensi cair disertai darah, kurang nafsu makan, mata
dengan kondisi klien saat pengkajian, interprestasi data, dan hasil analisa data
tersebut, manusia adalah makluk unik, dalam hal ini respon terhadap keluhan
3. Perencanaan
66
dan elektolit di Ruang Rawat 2 Rumah Sakit Umum Aliyah 3 selama
4. Implementasi
dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan
67
intervensi keperawatan yang diimplementasikan pada hari kedua adalah
5. Evaluasi
dilakukan tindakan keperawtan pada hari rabu, 15 febuari 2021 dengan data
klien mengatakan BAB lebih dari 15x/sehari di dukung dengan data objektif
klien Nampak lemah, klien Nampak pucat, membrane mukosa kering, turgor
TB :150 cm balance cairan : - 787 cc. Evaluasi hari pertama masalah belum
teratasi, sesuai dengan rencana keperawatan yang sudah penulis buat sehingga
68
menganjurkan memperbanyak asupan cairan oral, mengkolaborasikan
Hasil evaluasi hari kedua dilakukan pada hari selasa, 16 febuari 2021.
darah, Nampak klien lemah, Nampak klien pucat, membrane mukosa kering,
kg TB : 150 cm, dan balance cairan : 113 cc. Sesuai dengan rencana
adalah memeriksa tanda dan gejalah hipovolemia, memonitor output dan input
RL).
Hasil evaluasi hari ketiga dilakukan pada hari rabu, 17 febuari 2021.
cc. Sesuai dengan rencana keperawatan yang sudah penulis buat sehingga
intervensi yang dilakukan selama 3x24 jam teratasi dengan pasien dapat
pulang disebabkan tidak adanya lagi keluhan utama maupun yang menyertai
sehingga disimpulkan untuk tetap beristirahat dan menjaga pola hidup sehat
dirumah
69
6. Analisa intervensi keperawatan
asupan cairan oral. Hari I pasien di berikan asupan cairan oral sebanyak 1
gelas setara dengan 250 ml pada jam 09.00 dan dilakukan evaluasi pada jam
13.15 ditemukan data pasien Nampak pucat, membrane mukosa kering, turgor
kulit kering, balane cairan – 787 cc. dan diberikan lagi asupan cairan oral
sebanyak 1 gelas dan menganjurkan minum jika merasa haus. Hari II pasien di
berikan asupan cairan oral sebanyak 1 gelas setara dengan 250 ml pada jam
08.45 dan dilakukan evaluasi pada jam 13.30 ditemukan data pasien Nampak
pucat, membrane mukosa kering, turgor kulit sedang, balane cairan 113 cc.
dan diberikan lagi asupan cairan oral sebanyak 1 gelas dan menganjurkan
minum jika merasa haus. Hari III pada jam 21.15 penulis melakukan
C. Keterbatasan Penelitian
melakukan mengukur berat badan tidak ada alat pengukur berat badan di ruang
perawatan dan output cairan pada saat BAB dan BAK peneliti hanya mengetahui
frekuensi dan tidak melihat volume atau banyaknya feses dan urien yang keluar.
70
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Rumah Sakit Umum aliyah 3 Kota Kendari penulis menggunakan tahap proses
keperawatan.
1. Dalam pengkajian terdapat kesenjangan antara konsep teori dan studi kasus
yang ditemukan pada data pasien Ny. R dengan gastroenteritis akut. Pada
konsep teori data yang tidak ditemukan dalam studi kasus adalah demam,
anus kadang lecet dan diuresis. Sedangkan data yang ditemukan dalam studi
intake cairan.
3. Intervensi keperawatan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini penulis buat
yaitu : Periksa tanda gejalah hipovolemia, Monitor intake dan output cairan,
71
pemberian asupan cairan oral dan Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis
(mis, Nacl,RL)
Monitor intake dan output cairan, Hitung kebutuhan cairan, Berikan asupan
evaluasi pada tanggal 17 Februari 2021 yaitu teratasi dengan pasien dapat
pulang disebabkan tidak adanya lagi keluhan utama maupun yang menyertai
sehingga disimpulkan untuk tetap beristirahat dan menjaga pola hidup sehat
dirumah.
B. Saran
akut dalam Pemenuhan gangguan cairan dan elektrolit di ruang rawat 2 Rumah Sakit
72
Umum Aliyah 3 Kota Kendari. Ada beberapa saran yang dapat penulis sampaikan
yaitu :
1. Bagi peneliti
Semoga Karya Tulis Ilmiah yang sederhana ini dapat menjadi bacaan
Peneliti berharap agar hasil penelitian ini dapat menambah keluasan ilmu dan
3. Bagi klien/keluarga
pengalaman dalam menolong diri sendiri serta sebagai acuan bagi keluarga untuk
73
DAFTAR PUSTAKA
74
75
76
77
78
79
80
81