Anda di halaman 1dari 125

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN.

F DENGAN DIAGNOSA MEDIS


GASTROENTERITIS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN
CAIRAN DAN ELEKTROLIT DI RUMAH SAKIT
UMUM ALIYAH 1 KOTA KENDARI

KARYA TULIS ILMIAH

OLEH

MIFTHAKHUL JANNA GAMAL


P003200190075

JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES KENDARI
T.A 2022
ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN. F DENGAN DIAGNOSA MEDIS
GASTROENTERITIS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN
CAIRAN DAN ELEKTROLIT DI RUMAH SAKIT
UMUM ALIYAH 1 KOTA KENDARI

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan pendidikan Program


Diploma III Keperawatan

OLEH

MIFTHAKHUL JANNA GAMAL


P003200190075

JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES KENDARI
T.A 2022

i
ii
iii
i
MOTTO

Lillah, Billah, Fillah

Apapun yang terjadi , susah senang dijalani

v
RIWAYAT HIDUP

1. IDENTITAS
1. Nama Lengkap : MIFTHAKHUL JANNA GAMAL
2. Tempat/ Tanggal Lahir : Kendari, 04 Mei 2001
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Suku/ Kebangsaan : Bungku/ Indonesia
6. Alamat : Desa Laroue
7. No. Telp/ Hp 082271439098
2. PENDIDIKAN
1. SDN 1 Laroue Tahun 2013
2. SMPN 4 Bungku Timur Tahun 2016
3. SMAN 1 Bungku Tengah Tahun 2019
4. Poltekkes Kemenkes Kendari 2022

v
ABSTRAK

Miftakhul Janna Gamal ( P003200190075) dengan judul “Asuhan Keperawatan


Pada Anak Dengan Diagnosa Medis Gastroenteritis Dalam Pemenuhan
Kebutuhan Cairan Dan Elektrolit DiRumah Sakit Umum Aliyah 1 Kota
Kendari” . Dibimbing oleh Bapak H. Taamu, A.Kep., S.Pd., M.Kes dan Ibu Fitri
Wijayati, S.Kep.,Ns.,M.Kep. Gastroenteritis pada anak adalah peradangan pada
lambung, usus kecil dan usus besar dengan berbagai kondisi patologis dari saluran
gastrointestinal dengan manifestasi diare, dengan atau tanpa disertai muntah, serta
ketidaknyamanan abdomen. Berdasarkan data dari RSU Aliyah 1 Kota Kendari
diketahui bahwa pasien anak dengan penyakit Gastroenteritis sering dijumpai,
Berdasarkan data rekam medik rumah sakit aliyah 1 kota kendari didapatkan
bahwa persentase pasien anak dengan Gastroenteritis yang masuk dan menjalani
perawatan selama tahun 2020 sebanyak 75 kasus dan ditahun 2021 yang
menderita penyakit gastroenteritis menjadi meningkat yaitu sebanyak 94 kasus.
Dari data tersebut kebanyakan pasien yang menjalani perawatan diruangan
umumnya mengalami kekurangan cairan dan elektrolit. Penyakit gastroenteritis
apabila tidak mendapatkan penanganan secara cepat dan tepat akan menyebabkan
dehidrasi, karena mengingat bahaya yang ditimbulkan gastroenteritis yaitu
hipovolemia yang bisa berdampak kematian. Tujuan Untuk mendapatkan
gambaran secara umum pada Asuhan Keperawatan anak dengan diagnosa medis
Gastroenteritis dalam pemenuhan kebutuhan Cairan dan Elektrolit Dirumah Sakit
Umum Aliyah 1 Kota Kendari. Metode penelitian ini menggunakan Goggle
cendekia, referensi dari buku untuk menemukan review. Hasil manajemen cairan
terbukti memiliki pengaruh yang besar dalam setiap tindakan maupun pencegahan
dehidrasi terhadap kasus diare, dari dehidrasi ringan sampai yang berat
manajemen hipovolemia merupakan tindakan paling tepat dan utama dalam
penagananan pencegahan dehidrasi pada penderita penyakit gastroenteritis.
Kata Kunci : manajemen hipovolemi, Diare
Daftar pustaka : 19(2017-2021)

v
ABSTRACT

Miftakhul Janna Gamal ( P003200190075) with the title "Nursing Care for
Children with a Medical Diagnosis of Gastroenteritis in Fulfilling Fluid and
Electrolyte Needs at Aliyah 1 General Hospital, Kendari City". Supervised by Mr.
H. Taamu, A.Kep., S.Pd., M.Kes and Mrs. Fitri Wijayati, S.Kep., Ns., M.Kep.
Gastroenteritis in children is inflammation of the stomach, small intestine and
large intestine with various pathological conditions from the gastrointestinal tract
with diarrhea manifestations, with or without vomiting, and abdominal
discomfort. Based on data from RSU Aliyah 1 Kendari City, it is known that
pediatric patients with gastroenteritis are often found. suffering from
gastroenteritis has increased as many as 94 cases. From these data, most patients
undergoing treatment in the room generally experience fluid and electrolyte
deficiencies. Gastroenteritis if not treated quickly and appropriately will cause
dehydration, because considering the dangers caused by gastroenteritis, namely
hypovolemia which can result in death. Objective To get a general overview of
the nursing care of children with a medical diagnosis of gastroenteritis in meeting
the needs of fluids and electrolytes at the Aliyah 1 General Hospital, Kendari
City. This research method uses scholar's Goggle, references from books to find
reviews. The results of fluid management are proven to have a major influence in
every action and prevention of dehydration in cases of diarrhea, from mild to
severe dehydration, management of hypovolemia is the most appropriate and main
action in the prevention of dehydration in patients with gastroenteritis.
Keywords: management of hypovolemia, diarrhea
Daftar pustaka : 19(2017-2021)

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-
nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul
“Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Diagnosa Medis Gastroenteritis Dalam
Pemenuhan Kebutuhan Cairan Dan Elektrolit Di RSU Aliyah 1 Kota Kendari“.

Penulisan karya tulis ilmiah ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah
satu syarat untuk mencapai gelar Ahli Madya Keperawatan pada Program Studi
Keperawatan. Karya tulis ilmiah terwujud atas bimbingan dan pengarahan dari
Bapak H. Taamu, A.Kep., S.Pd., M.Kes selaku pembimbing I dan Ibu Fitri
Wijayati, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku pembimbing II yang penuh kesabaran dan
keikhlasan membimbing penulis sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat
terselesaikan.

Pada kesempatan ini penulis tidak lupa juga mengucapkan banyak terima
kasih dan penghargaan kepada :

1. Bapak Teguh Fathurrahman, SKM,MPPM selaku Direktur Poltekkes


Kemenkes Kendari
2. Direktur Rumah Sakit Umum Aliyah 1 Kota Kendari yang telah
memberikan izin dalam kegiatan studi kasus
3. Staf dan tenaga medis khususnya diruang Perawatan Rumah Sakit
Umum Aliyah 1 Kota Kendari.
4. Bapak Abdul Syukur Bau, S.,KepNs.,MM Selaku ketua jurusan
Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kendari.
5. Ibu Hj. Sitti Rachmi Misbah, S.Kep.,M.Kes selaku penguji I, Ibu Lena
Atoy, SST.,MPH selaku penguji II dan Ibu Hj. Nurjannah, B.SC,S.Pd.,
M.Kes selaku penguji III yang telah membantu dan mengarahkan penulis
dalam ujian proposal sehingga ujian ini dapat lebih terarah.
6. Bapak/Ibu Dosen Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Keperawatan
yang turut membekali ilmu pengetahuan pada penulis selama kuliah.
7. Teristimewa kepada orang tua saya Bapak Moh. Taher Gamal dan Ibu
saya Herna serta adik- adik saya Fayes Gamal Dan Syafik Gamal dan

i
juga keluarga besar saya dengan penuh cinta dan kasih sayangnya selama
ini dengan ikhlas mengasuh dan mendidik serta memberikan dukungan
moral maupun material, semangat dan dukungan serta doa yang tulus
kepada penulis agar menjadi orang yang dapat membanggakan keluarga.
Terima kasih untuk setiap tetesan keringat yang tidak dapat penulis ganti
dengan apapun, terimakasih sudah menjadi orang tua dan saudara yang
baik untuk penulis selama ini.
8. Kepada teman terdekat saya Marshanda, cahyani sari, sariya safitri, dan
puji setya astuti yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada
penulis
9. Kepada teman –teman angkatan 2019 yang telah memberikan bantuan dan
motivasi serta dukungan selama penulis menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
ini.
10. Terakhir pada almamaterku “ Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari “
yang telah menjadikan salah satu mahasiswa di institusi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah
ini masih banyak terdapat kekurangan, jadi setiap kritikan maupun saran
dari pihak yang bersifat membangun penulis akan menerima dengan
senang hati.
Akhir kata semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua khususnya bagi pengembang ilmu pengetahuan dan peneliti
selanjutnya di Poltekkes Kemenkes Kendari serta kiranya Allah SWT
selalu memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua, aamiin.

Kendari, 29 juni 2022

Penulis

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI...........................................................iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN............................................iv
MOTTO................................................................................................................v
RIWAYAT HIDUP.............................................................................................vi
ABSTRAK............................................................................................................vii
ABSTRACT........................................................................................................viii
KATA PENGANTAR.........................................................................................x
DAFTAR ISI........................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................xii
DAFTAR TABEL...............................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................5
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................6
D. Manfaat Penulisan........................................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................9


A. Tinjauan Umum Gastroenteritis...................................................................9
B. Tinjauan Umum Kebutuhan Cairan dan Elektrolit......................................13
C. Tinjauan Asuhan Keperawatan....................................................................28
BAB III METODE STUDI KASUS...................................................................37
A. Rancangan Penelitian...................................................................................37
B. Tempat dan waktu penelitian.......................................................................37
C. Populasi dan sampel.....................................................................................38
D. Fokus Studi..................................................................................................39
E. Definisi Operasiol dan kriteria objektif.......................................................39
F. Instrumen Studi Kasus.................................................................................40

x
G. Analisis dan penyajian data..........................................................................41
H. Etika penelitian............................................................................................41

BAB IV HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Studi Kasus........................................................................................43
B. Pembahasan................................................................................................61
C. Keterbatasan Studi Kasus...........................................................................71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................73


A. Kesimpulan.................................................................................................73
B. Saran...........................................................................................................74

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................92

x
DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 4.1........................................................................................................45

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 sumber air tubuh....................................................................................21

Tabel 2.2 standar volume pengeluaran urine.........................................................23

Tabel 2.3 besar IWL menurut usia........................................................................23

Tabel 2.4 pemberian oralit sesuai usia..................................................................25

Tabel 4.1 hasil laboratorium.................................................................................50

Tabel 4.2 analisa data...........................................................................................52

Tabel 4.3 intervensi keperawatan..........................................................................54

Tabel 4.4 implementasi keperawatan....................................................................56

Tabel 4.5 evaluasi keperawatan............................................................................60

x
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN SOP..................................................................................................76

LAMPIRAN SAP..................................................................................................81

LAMPIRAN FOTO DOKUMENTASI................................................................84

LAMPIRAN LEAFLET........................................................................................87

LAMPIRAN JUDUL PROPOSAL.......................................................................88

LAMPIRAN SURAT IZIN PENELITIAN...........................................................89

LAMPIRAN SURAT TELAH MENELITI..........................................................90

LAMPIRAN SURAT BEBAS PUSTAKA...........................................................91

LAMPIRAN FORMAT PENGKAJIAN ANAK..................................................92

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Cairan merupakan komponen terbesar dalam tubuh manusia dimana

dalam tubuh terdiri dari dua jenis cairan yaitu cairan intra seluler dan cairan

ekstra seluler. Cairan intra seluler merupakan cairan yang berada dalam sel

sedangkan cairan ekstra seluler adalah cairan yang berada di luar sel. (Nurlina,

2018)

Kebutuhan cairan dan elektrolit sangat diperlukan oleh tubuh untuk

mengangkat zat makanan kedalam sel sisa metabolisme, zat pelarut elektrolit dan

non elektrolit, memelihara suhu tubuh, mempermudah eliminasi, dan membantu

pencernaan. Asupan cairan yang tidak memadai pada anak dapat memberikan

manifestasi klinis seperti pusing, lesu, gangguan konsentrasi dan penurunan

fungsi kognitif bahkan dehidrasi lebih lanjut dan juga dapat menyebabkan

penurunan aktivitas saraf simpatik serta gangguan termoregulasi tubuh.Pada anak

1 tahun pertama volume total air di dalam tubuhnya sebanyak 65-80%. Anak 1-3

tahun memerlukan cairan sebanyak 1300 ml/hari , anak 4-8 tahun memerlukan

1700 ml/hari, anak 9-13 tahun memerlukan 2400 ml/hari.(Prawitasari,Titis,dkk

2020)

Kebutuhan cairan dan elektrolit pada anak sangat penting karena anak

lebih mudah mengalami dehidrasi dibanding orang dewasa karena memiliki

sensibilitas rasa haus yang lebih rendah dari orang dewasa. Salah satu penyakit

yang biasa timbul pada anak dengan gangguan kekurangan cairan dan elektrolit

yaitu gastroenteritis pada anak(GEA).


1
Gastroenteritis pada anak adalah peradangan pada lambung, usus kecil

dan usus besar dengan berbagai kondisi patologis dari saluran gastrointestinal

dengan manifestasi diare, dengan atau tanpa disertai muntah, serta

ketidaknyamanan abdomen (Pritiwi, 2021). Gastroenteritis akut pada anak

adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut dengan

kerusakaan erosi pada bagian superficial. Gastroenteritis akut pada anak sering

ditandai dengan diare serta muntah yang mengakibatkan anak kehilangan cairan

dan elektrolit yang dapat menimbulkan dehidrasi dan gangguan keseimbangan

cairan dan elektrolit. (I. M. Sari, 2019).

Menurut World Health Organization 018 (WHO) penyakit

Gastroenteritis pada anak diderita oleh 66 juta orang didunia penyakit ini

termasuk penyakit yang berbahaya didunia karna hampir dapat menyerang

kalangan kelompok manusia. (Sri Sulastri, 2019).

Gastroenteritis merupakan penyebab pertama tingginya angka kesakitan

dan kematian anak di dunia. Menurut World Health Organisation (WHO)

gastroenteritis adalah penyakit terbesar kedua yang menyebabkan kematian

terhadap anak. Sekitar 1,5 juta persoalan gastroenteritis ditemukan tiap tahunnya

di dunia.(Kriswantoro et al., 2021)

Kematian anak di Indonesia sangat tinggi.Indonesia menduduki

rangking keenam dengan angka kejadian sebesar 6 juta anak yang mati

pertahunnya. Kematian anak dan balita disebabkan oleh penyakit diare, bahkan

untuk mendiagnosis diare, maka pemeriksaan antigen secara langsung dari tinja

mempunyai nilai sensitifitas mencapai 70-90% (Aslinda, 2017)

2
Data Departemen Kesehatan RI menunjukkan pada tahun 2018

penderita Gastroenteritis Akut pada anak di Indonesia yang ditangani sebanyak

(6,8%) dari jumlah penderita Gastroenteritis Akut pada anak keseluruhan yang

tercatat berjumlah 6.897.463 orang, yang ditangani 4.017.861 orang.

(KEMENKES,2018)

Berdasarkan data dari RSU Aliyah 1 Kota Kendari diketahui bahwa

pasien anak dengan penyakit Gastroenteritis sering dijumpai, Berdasarkan data

rekam medik rumah sakit aliyah 1 kota kendari didapatkan bahwa persentase

pasien anak dengan Gastroenteritis yang masuk dan menjalani perawatan selama

tahun 2020 sebanyak 75 kasus dan ditahun 2021 yang menderita penyakit

gastroenteritis menjadi meningkat yaitu sebanyak 94 kasus. Dari data tersebut

kebanyakan pasien yang menjalani perawatan diruangan umumnya mengalami

kekurangan cairan dan elektrolit. ( RSU.Aliyah 1 Kota Kendari )

Gastroenteritis sering sekali menyerang balita dan anak-anak karena

daya tahan tubuh pada anak masih lemah, sehingga dapat dengan mudah bakteri

penyebab diare serta muntah berkelanjutan yang akan meningkatkan dehidrasi

(kekurangan cairan ). Dehidrasi yang terjadi pada anak dapat mengakibatkan

kematian jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat, dehidrasi akan semakin

parah bila ada tambahan dengan keluhan lainnya seperti misalnya mencret dan

panas karena kehilangan cairan tubuh lewat penguapan. Gastroenteritis sampai

saat ini masih merupakan penyakit yang sangat berbahaya dan terjadi hamper

diseluruh daerah geografis didunia dan bias menyerang seluruh kelompok usia,

baik laki-laki ataupun perempuan, gastroenteritis sering sekali dianggap remeh

3
atau dianggap sebagai penyakit biasa, kenyataanya ditingkat global dan nasional

fakta menunjukkan sebaliknya.(Sulastri, 2019).

Salah satu akibat yang ditimbulkan dari penyakit gastroenteritis adalah

kekurangan cairan dan elektrolit. Kekurangan cairan dan elektrolit merupakan

salah satu kebutuhan dasar manusia fisiologis yang harus dipenuhi. Apabila

penderita telah banyak mengalami kehilangan cairan dan elektrolit, maka

terjadilah gejala dehidrasi. Terutama Diare pada anak perlu mendapatkan

penanganan yang cepat dan tepat sehingga tidak mempengaruhi tumbuh

kembang anak. Sebagian dari penderita (1 – 2%) akan jatuh kedalam dehidrasi

dan kalau tidak segera ditolong 50-60% diantaranya dapat meninggal (Aslinda,

2017)

Penyebab Gastroenteritis pada anak salah satunya ialah Infeksi berbagai

macam virus :enterovirus,echoviruses,adenovirus,dan rotavirus, dan penyebab

diare terbanyak pada anak adalah virus Rotavirus.(Pritiwi, 2021)

Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada pasien gastroenteritis

yaitu diare yang ditandai dengan pengeluaran feses yang sering,lunak,dan tidak

berbentuk. Hipovolemia yang ditandai dengan penurunan volume cairan

intravaskuler,intertisial, dan atau intraseluler. Nausea yang ditandai dengan

perasaan tidak nyaman bagian belakang tenggorok atau lambung yang dapat

mengakibatkan muntah.(tim pokja SDKI DPP PPNI, 2017)

Salah satu kebutuhan yang akan dipenuhi yaitu kebutuhan cairan dan

elektrolit. Cairan dan elektrolit merupakan bagian yang sangat dibutuhkan oleh

tubuh karena sangat saling bergantung.

4
Adapun Peran perawat dalam pemenuhan kebutuhan cairan yaitu

Perawat dapat dengan cepat mengatasi ketidak seimbangan cairan dengan

memberikan oralit dan perawat dapat melakukan asuhan keperawatan sesuai

dengan kondisi pasien, serta perawat dapat melakukan monitoring pasien dengan

terapi cairan.

Berdasarkan latar belakang diatas gastroenteritis merupakan penyakit

yang sering menyerang semua golongan baik dewasa,lansia,remaja ataupun

anak- anak dan balita. Penyakit ini sering dianggap remeh oleh masyarakat

faktanya penyakit ini adalah penyakit yang berbahaya dan dapat menimbulkan

kematian.penyebab klinis yang terjadi pada pasien gastroenteritis pada anak yaitu

kekurangan volume cairan dan elektrolit. Maka dari itu peneliti tertarik

melakukan studi kasus dengan judul “Asuhan Keperawatan pada anak dengan

gastreoenteritis dalam pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit di RSU

Aliyah 1 Kota Kendari”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana penatalaksanaan Asuhan

Keperawatan pada klien anak dengan diagnosa medis Gastroenteritis dalam

pemenuhan cairan dan elektrolit di Rumah Sakit Umum Aliyah 1 ?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

5
Adapun tujuan umum penelitian ini adalah untuk menerapkan Asuhan

Keperawatan pada anak dengan diagnosa medis Gastroenteritis dalam

pemenuhan kebutuhan Cairan dan Elektrolit.

2. Tujuan Khusus

a. Dapat melaksanakan pengkajian pada klien anak dalam pemenuhan

caiaran dan elektrolit di RSU Aliyah 1 Kota Kendari

b. Dapat merumuskan diagnosa keperawatan pada klien anak dalam

pemenuhan kebutuhan Cairan dan Elektrolit di RSU Aliyah 1 Kota

Kendari

c. Dapat melaksanakan intervensi keperawatan pada klien anak dalam

pemenuhan kebutuhan Cairan dan Elektrolit di RSU Aliyah 1 Kota

Kendari

d. Dapat melaksanakan implementasi keperawatan pada klien anak

dalam pemenuhan kebutuhan Cairan dan Elektrolit di RSU Aliyah 1

Kota Kendari

e. Dapat melaksanakan evaluasi keperawatan pada klien anak dalam

pemenuhan kebutuhan Cairan dan Elektrolit di RSU Aliyah 1 Kota

Kendari

D. Manfaat Studi kasus

1. Manfaat teoritis

6
Dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan keperawatan

khususnya bagi civitas akademik Poltekkes Kemenkes Kendari tentang asuhan

keperawatan pada anak dengan diagnosa medis gastroenteritis dalam

pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit.

2. Manfaat Aplikasi

a. Bagi institusi tempat penelitian

Dapat memberikan informasi kepada instansi terkait Asuhan

keperawatan pada klien anak dengan diagnosa medis Gastroenteritis dalam

pemenuhan kebutuhan Cairan dan Elektrolit contohnya seperti diare pada

anak

b. Bagi keluarga dan masyarakat

Dapat memberikan informasi berupa edukasi kepada keluarga dan

masyarakat terkait dengan Asuhan keperawatan pada klien anak dengan

diganosa medis Gastroenteritis dalam pemenuhan kebutuhan Cateiran dan

Elektrolit’

c. Bagi pengembang ilmu dan teknologi keperawatan.

Dapat memperkaya ilmu pengetahuan keperawatan dan

menambah wawasan terkait bagaiamana menangani masalah pada anak

yang megalami gastroenteritis seperti memberikan kebutuhan cairan yang

cukup

d. Bagi peneliti

Dapat menambah pengetahuan dalam memberikan pemenuhan

7
kebutuhan cairan dan elektrolit pada pasien gastroenteritis pada anak.

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Gastroenteritis

1. Pengertian Gastroenteritis Pada Anak

Gastroenteristis akut pada klien anak sering ditandai dengan diare dan

pada beberapa kasus muntah-muntah yang berakibat kehilangan cairan

elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan keseimbangan

elektrolit.

Diare akut pada klien anak ialah buang air besar pada bayi atau anak

lebih dari 3 kali perhari dan disertai perubahan konsistensi tinja menjadi

cair atau tanpa lendir dan darah yang berlangsung kurang dari satu minggu.

Pada bayi yang minum ASI sering frekuensi buang air besarnya lebih dari 3

– 4 kali per hari, kondisi ini tidak dapat disebut diare, tetapi masih bersifat

fisiologis atau normal. Selama berat badan bayi meningkat normal, hal

tersebut tidak termasuk diare, tetapi intoleransi laktosa akibat belum

sempurnanya perkembangan saluran cerna. Untuk bayi yang minum ASI

secara eksklusif . (I. M. Sari, 2019)

Keseimbangan cairan dan elektrolit ditentukan oleh intake atau

masukan cairan dan output atau pengeluaran cairan. Kebutuhan cairan pada

klien anak setiap hari antara 1800-2500ml/hari.( Effendi, 2017)

9
2. Etiologi

Sekarang ini, dengan kemajuan di bidang teknik laboratorium kuman-

kuman patogen telah dapat diidentifikasikan dari penderita diare sekitar 80

% pada kasus yang datang disarana kesehatan dan sekitar 50 % kasus

ringan di masyarakat. Pada saat ini telah dapat diidentifikasi tidak kurang

dari 25 jenis mikroorganisme yang dapat menyebabkan diare pada anak

dan bayi. Penyebab infeksi utama timbulnya diare umumnya adalah

golongan virus, bakteri dan parasit. Dua tipe dasar dari diare akut oleh

karena infeksi adalah non inflammatory dan inflammatory. (I. M. Sari,

2019)

3. Manifestasi Klinik (Ajis, 2018)

a. Konsistensi feces cair (diare) dan frekuensi defekasi semakin sering

b. Muntah (umumnya tidak lama)

c. Demam (mungkin ada, mungkin tidak)

d. Kram abdomen

e. Membrane mukosa kering

f. Fontanel cekung (bayi)

g. Berat badan menurun

h. Rewel

4. Komplikasi

a. Dehidrasi pada klien anak ( ringan,sedang, dan berat)

b. Kejang pada klien anak

10
5. Penatalaksanaan

a. Gastroenteritis Akut Menurut Hirlan dalam Aru (2009), faktor utama

adalah dengan menghilangkan etiologinya, diet lambung dengan porsi

kecil dan sering. Obat-obatan di tujukan untuk mengatur sekresi asam

lambung berupa antagonis reseptor H2, inhibitor pompa proton,

antikolinergik dan antasid juga di tujukan sebagai sifoprotektor berupa

ukral fat dan prostaglandin.

Penatalaksanaan sebaiknya meliputi pencegahan terhadap

setiap pasien dngan resiko tinggi, pengobatan terhadap penyakit yang

mendasari dan menghentikan obat yang dapat menjadi penyebab, serta

dengan pengobatan suportif. Pengobatan dapat di lakukan dengan

pemberian antasida dan antagonis H2 sehingga mencapai pH lambung

4 meskipun hasilnya masih jadi perdebatan, tetapi pada umumnya

tetap di anjurkan.

Pencegahan ini terutama bagi pasien yang menderita penyakit

dengan keadaan klinis yang berat. Untuk pengguna aspirin atau

antiinfalamsi non steroid pencegahan yang terbaik adalah dengan

misaprostol dan derviat prostaglandin. Pemberian antasida, antagonis

H2 dan sukralfat tetap di anjurkan walapun efek terapeutiknya masih

di ragukan. Biasanya perdarahan akan segera berhenti bila keadaan si

pasien membaik dan lesi mukosa akan segera normal kembali, pada

sebagian pasien bisa mengancam jiwa.

11
Tindakan-tindakan itu mialnya dengan endoskopi skleroterapi,

embolisasi arteri gastrika kiri atau gastrektomi. Gastrektomi sebaiknya

di lakukan hanya atas dasar absolut.

Penatalaksanaan medikal untuk gastritis akut di lakukan

dengan menghindari alkohol dan makanan yang dapat meningkatkan

asam lambung sampai gejala berkurang. Bila gejala menetap,

diperlukan cairan intravena. Bila terdapat perdarahan, penatalaksanaan

serupa dengan pada hemoragik saluran gastroentestinal atas.

b. Gastroenteritis Kronis Penatalaksanaan untuk gastroenteritis kronis

adalah di tandai oleh epitel kelenjar di sertai sel parietal dan chiefcell.

Dinding lambung menjadi tipis dan mukosa mempunyai permukaan

yang rata, gastritis kronis ini di golongkan menjadi dua kategori tipe A

(Altrofik atau fundal) Dan tipe B (Antral ).

Gastroenteritis kronis tipre A disebut juga gastritis altrofik atau

fundal, karena gastritis pada bagian fundus lambung. Gastroenteritis

kronis tipe A merupakan suatu penyakit autoimun yang di sebabkan

oleh adnya auto anti body terhadap sel parietal kelenjar lambung dan

faktor instrinsik tidak adanya sel parietal dan chiefcell. Gastroenteritis

kronis tipe B disebut juga sebagai gastritis antral karena umumnya

mengenai daerah atrium lambung da lebih sering terjadi di bandingkan

dengan gastritis kronis tipe A.

Penyebab utama gastritis kronis tipe B adalah infeksi kronis

oleh Helicobacter pylori, faktor etiologi gastritis kronis lainnya

12
adalah

13
asupan alkohol berlebihan, merokok, dan refluk yang dapat

mencetuskan terjadinya ulkus peptikum dan karsinoma. Pengobatan

gastritis kronis berfariasi, tergantung pada penyakit yang dicurigai.

Bila terdapat ulkus duodenum, dapat di berikan antibiotic untuk

membatasi Helicobacter pylori.

Namun demikian, lesi tidak selalu muncul dengan gastritis

kronis alkohol dan obat yang diketahui mengiritasi lambung harus

dihindari. Bila terjadi anema defisiensi besi (yang di sebabkan oleh

perdarahan kronis), Maka penyakit ini harus di obati, pada anemia

pernisiosa harus diberi pengobatan vitamn B12 dan terapi yang sesuai

(Aru, 2009).

Gastroenteritis kronis di atasi dengan memodifikasi diet dan

meningkatkan istirahat, mengurangi dan memilih farmako terapi.

Helicobacter pylori dapat diatasi dengan antibiotik (tetrasiklin atau

amoksilin) dan garam bismod (peptobismol). Pasien dengan gastritis

tipe A biasanya mengalami malabsorbsi vitamin B12. (S, 2020)

B. Tinjauan Umum Kebutuhan Cairan dan Elektrolit

1. Pengertian Kebutuhan Cairan dan Elektrolit

Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat

tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan

partikel- partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam

larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke tubuh melalui makanan, minuman,

dan cairan

14
intravena (IV) dan di distribusikan ke seluruh tubuh (Haswita, Reni

Sulistyowati, 2017).(Effendi, 2017)

Keseimbangan cairan dan elektrolit merupakan salah satu faktor

yang diatur dalam homeostatis. Keseimbangan cairan sangat penting karena

diperlukan untuk kelangsungan hidup organisme. Keseimbangan diperlukan

oleh tubuh adalah dimana input=output. Distribusi cairan dibagi menjadi 2

yaitu :

a. Cairan ekstrasel

Terdiri dari cairan interstisial (CIS) dan cairan intravaskuler.

Cairan intersial mengisi ruang yang berada di antara sebagian besar sel

tubuh dan menyusun sebagian besar cairan tubuh. Cairan intravaskuar

terdiri dari plasma, bagian cairan limfe yang mengandung air tidak

berwarna dan darah mengandung suspense leukosit, eritrosit, dan

trombosit.

b. Cairan intrasel

Merupakan cairan didalam membrane sel yang berisi substansi

terlarut atau solut yang penting untuk keseimbangan cairan dan

elektroltrolit serta untuk metabolisme. Kompartemen cairan intrasel

memiliki banyak solut yang sama dengan cairan yang berada di ruang

ekstrasel. Namun proporsi kalium lebih besar didalam cairan intrasel

dari pada dalam cairan ekstrasel(A.Aziz Alimul H,2009).

15
Berdasarkan perhitungan energy expenditure rata-rata pada

pasien yang dirawat di rumah sakit didapatkan kebutuhan cairan perhari

sebagai berikut:

o Bayi 1 hari = 50 ml H2O/kgBB/hari

o Bayi 2 hari = 75 ml H2O/kgBB/hari

o Bayi ≥ 3 hari = 100 ml H2O/kgBB/hari

o Berat badan 10 kg pertama = 100 ml H2O/kgBB/hari

o Berat badan 10 kg kedua =1000 ml H2O/kgBB/hari

o Berat badan ≥ 20 kg = 1500 ml H2O/kgBB/hari

1. Komponen Cairan Tubuh Cairan tubuh mengandung:

a. Oksigen yang berasal dari paru-paru

b. Nutrisi yang berasal dari saluran pencernaan

c. Produk metabolisme seperti karbon dioksida d. Ion-ion yang

merupakan bagian dari senyawa atau moloekul atau disebut juga

elektrolit. (Tarwoto dan Wartonah,2010)

2. Fungsi Cairan

a. Mempertahankan panas tubuh dan pengaturan temperature tubuh.

b. Transportasi nutrisi ke sel.

c. Transport hasil sisa metabolism

d. Transpor hormone.

e. Pelumas antar organ

f. Mempertahankan tekanan hidrostatik dalam sistem kardiovaskular.

(Tarwoto dan Wartonah,2010).

16
3. Konsentrasi Cairan

a. Osmolaritas

Adalah konsentrasi larutan atau partikel terlarut per liter

larutan, diukur dalam miliosmol.

b. Tonistas

Merupakan osmolaritas yang menyebabkan pergerakan air dan

kompartemen ke kompartemen yang lain. (Tarwoto dan

Wartonah,2010)

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keseimbangan Cairan Dan

Elektrolit

a. Usia

Variasi usia berkaitan dengan luas permukaan tubuh,

metabolisme yang diperlukan dan berat badan.

b. Temperature lingkungan

Panas yang berlebihan menyebabkan berkeringat. Seseorang

dapat kehilangan NaCl melalui keringat sebanyak 15-3- gram/hari.

c. Diet

Pada saat tubuh kekurangan nutrisi, tubuh akan memecah

cadangan energy, proses ini menimbulkan pergerakan cairan dari

interstial ke intraseluler.

17
d. Stress

Stress dapat menimbulkan peningkatan metabolisme sel,

konsentrasi darah dan glikosis otot, mekanisme ini dapat

menimbulkan retensi sodium dan air.

e. Penyakit

Trauma pada jaringan dapat menyebabkan kehilangan cairan

sel/jaringan yang rusak misalnya, luka robek atau luka bakar. Pasien

yang menderita diare juga mengalami saluran gastrointestinal.

Gangguan jantung dan ginjal juga dapat menyebabkan

ketidakseimbangan cairan. Saat aliran darah keginjal menurun

karena pompa jantung menurun, tubuh akan melakukakan

“penimbunan”cairan dan natrium sehingga terjadi retensi cairan dan

kelebihan beban cairan (hipovolemia).

f. Tindakan medis

Beberapa tindakan medis menimbulkan efek sekunder terhadap

kebutuhan cairan. Tindakan pengisian cairan lambung dapat

menyebabkan penurunan kadar kalsium dan kalium.

g. Pengobatan

Penggunaan beberapa obat seperti deuretik maupun laksatif

secara berlebihan dapat menyebabkan peningkatan kehilangan

cairan dalam tubuh. Akibatnya, terjadi defisit cairan tubuh. Selain

itu, penggunaan deuretik menyebabkan kehilangan natrium

sehingga kadar kalium akan meningkat

18
h. Pembedahan

Klien yang beresiko tinggi mengalami ketidakseimbangan

cairan, beberapa klien dapat kehilangan banyak darah selama

periode operasi.

i. Sakit

Pada keadaan sakit terdapat banyak sel yang rusak, sehingga

untuk memperbaiki sel yang rusak tersebut dibutuhkan adanya

proses pemenuhan kebutuhan cairan yang cukup. Keadaan sakit

menimbulkan ketidakseimbangan hormonal, yang dapat menganggu

kesesimbangan kebutuhan cairan.

Menurut Insersible Water Loss (IWL)

- Anak 60-70%BB

- Bayi 75-80% BB

Rumus IWL untuk anak-anak

IWL = (30-Usia Anak dalam Tahun) x kg/BB/24 jam

Jika ada kenaikan suhu

IWL = Nilai IWL Normal + 200 (Suhu tinggi -

36,8℃) 36,8℃ adalah nilai konstanta

5. Sistem yang berperan dalam kebutuhan cairan dan elektrolit

Pengaturan kebutuhan cairan dan elektrolit dalam tubuh diatur

oleh ginjal, kulit,paru, dan gastrointerstinal.

19
a. Ginjal

Ginjal merupakan organ yang memiliki peran cukup besar

dalam mengatur kebutuhan cairan dan elektrolit. Hal ini terlihat

pada fungsi ginjal, yaitu sebagai pengatur air, pengatur konsentrasi

garam dalam darah, pengatur keseimbangan asam-basa, dan

ekskresi bahan buangan atau kelebihan garam. Proses pengaturan

kebutuhan keseimbangan air ini diawali oleh kemampuan bagian

ginjal, seperti glomerulus, dalam menyaring cairan. Rata-rata setiap

satu liter darah mengandung 500cc plasma yang mengalir melalui

glumerulus, 10 persennya disaring keluar. Cairan yang tersaring

(filtrat glomerulus), kemudian mengalir melalui tubuli renalis yang

selselnya menyerap semua bahan yang dibutuhkan. Jumlah urine

yang diproduksi ginjal dapat dipengaruhi oleh ADH dan aldosteron

dengan ratarata 1 ml/kg/bb/jam.

b. Kulit

Kulit merupakan bagian penting pengaturan cairan yang

terkait dengan proses pengaturan panas. Proses ini diatur oleh pusat

pengatur panas yang disarafi oleh vasodilatasi dan vasokontriksi.

Proses pelepasan panas dapat dilakukan dengan cara penguapan.

Jumlah keringat yang dikeluarkan tergantung pada banyaknya darah

yang mengalir melalui pembuluh darah dalam kulit. Proses

pelepasan panas lainnya dapat dilakukan melalui cara pemancaran

panas ke udara sekitar, konduksi (yaitu, pengalihan panas ke benda

20
yang

21
disentuh), dan konveksi (yaitu,pengaliran udara panas ke

permukaan yang lebih dingin). Keringat merupakan sekresi aktif

dari kelenjar keringat di bawah pengendalian saraf simpatis.

Melalui kelenjar keringat ini suhu dapat diturunkan dengan jumlah

air yang dapat dilepaskan, kurang lebih setengah liter sehari.

Perangsangan kelenjar keringat yang dihasilkan dapat diperoleh

melalui aktivitas otot, suhu lingkungan, dan kondisi suhu tubuh

yang panas. Disebut juga isensible water loss (IWL) sekitar 15-20

ml/24jam.

c. Paru-paru

Organ paru berperan mengeluarkan cairan dengam

menghasilkan insensible water loss kurang lebih 400 ml/hari. Proses

pengeluaran cairan terkait dengan respons akibat perubahan upaya

kemampuan bernafas. Meningkatnya cairan yang hilang sebagai

respons terhadap perubahan kecepatan dan kedalaman nafas akibat

pergerakan atau demam.

d. Gastrointestinal

Gastrointestinal merupakan organ saluran pencernaan yang

berperan dalam mengeluarkan cairan melalui proses penyerapan

dan pengeluaran air. Dalam kondisi normal, cairan yang hilang

dalam sistem ini sekitar 100-200 ml/hari. Perhitungan IWL secara

keseluruhan adalah 10-15 cc/kgBB/24jam dengan kenaikan 10%

dari IWL pada setiap kenaikan temperatur 1 derajat Celcius.

22
6. Pengaturan Volume Cairan

23
Keseimbangan cairan dalam tubuh dihitung dari

keseimbangan antara jumlah cairan yang masuk dan jumlah cairan

yang keluar.

a. Asupan cairan

Asupan cairan dapat langsung berupa cairan atau di tambah

dari makanan lain. Pengaturan mekanisme keseimbangan cairan ini

menggunakana mekanisme haus. Pusat pengaturan rasa haus dalam

rangka mengatur keseimbangan cairan adalah hipotalamus. Apabila

terjadi ketidakseimbangan volume cairan tubuh dimana asupan

cairan kurang atau adanya perdarahan, maka curah jantung

menurun, menyebabkan terjadinya penurunan tekanan darah.

Air memiliki molekul yang kecil, sangat mudah berdifusi

dan bersifat polar ( senyawa elekton) sehingga berkohesi satu dan

lainnya membentuk benda cair. Fungsi vital air adalah pelarut yang

sangat baik karena molekulnya dapat bergabung dengan tubuh

selalu diupayakan konstan karena air tubuh yang keluar akan sama

dengan jumlah air yang masuk.(Alisaputri, 2021) Tabel 2.1 sumber

air tubuh

Sumber jumlah

Air minum 1.500-2.000ml/hari

Air dalam makanan 700 ml/hari

Air dari hasil metabolism 200 ml/hari

tubuh

24
Jumlah 2.400-2.900 ml/hari

25
b. Pengeluaran cairan

Pasien dengan ketidakadekuatan pengeluaran cairan

memerlukan pengawasan asupan dan pengeluaran cairan secara

khusus. Peningkatan jumlah dan kecepatan pernafasan, demam,

keringat, diare dapat menyebabkan kehilangan cairan secara

berlebihan. Kondisi lain yang dapat menyebabkan kehilangan cairan

secara berlebihan adalah muntah secara terus menerus.

Hasil pengeluaran cairan menurut (Saputri, 2021) yaitu :

1) Urine

Pembentukan urine terjadi di ginjal dan dikeluarkan melalui

vesika urinaria (kandung kemih). Proses ini merupakan proses

pengeluaran cairan tubuh yang utama. Cairan dalam ginjal disaring

di glomerolus dan dalam tubulus ginjal untuk kemudian diserap

kembali ke dalam aliran darah. Hasil ekskresi terakhir proses ini

disebut urine. Dalam kondisi normal output urine sekitar 1400-1500

ml per 24 jam, atau sekitar 30 – 50 ml per jam.

Tabel 2.2 Standar Volume pengeluaran urine

Usia Volume urin (ml/kg/bb/jam)

Bayi lahir 10-90

26
Bayi 80-90

Anak – anak 50

Sumber : Wong. Donna L (2008)

Tabel 2.3 Besar IWL menurut usia

Usia Besar IWL ( mg/kgBB/hari)

Baru lahir 30

Bayi 50-60

Anak- anak 40

Remaja 30

Dewasa 20

( Tamsuri Anas, 2008)

2) Keringat

Keringat terbentuk bila tubuh menjadi panas akibat pengaruh

suhu panas. Keringat banyak mengandung garam,urea,asam laktat,

dan ion kalium. Banyaknya jumlah keringat yang keluar akan

mempengaruhi kadar natrium dalam plasma.

3) Feses

Feses yang keluar mengandung air dan sisanya berbentuk

padat. Pengeluaran air melalui feses merupakan pengeluaran cairan

27
yang paling sedikit jumlahnya. Jika cairan yang keluar melalui feses

jumlahnya berlebihan, maka dapat mengakibatkan tubuh menjadi

lemas. Jumlah rata-rata pengeluaran cairan melalui feses antara

100- 200 ml perhari, yang diatur melalui mekanisme reabsorbsi di

dalam mukosa usus besar (Kolon).

7. penatalaksanaan medis

Penatalaksanaan medis pada klien anak dengan gastroenteritis

meliputi : pemberian cairan, dan pemberian obat-obatan,pemberian

cairan,pemberian cairan pada klien anak dengan gastroenteritis dengan

memperhatikan derajat dehidrasinya dan keadaan umum.

a. Pemberian cairan

Klien anak dengan dehidrasi ringan dan sedang cairan yang di

berikan peroral yaitu cairan yang berisikan NaCl dan Na HCO3,

KCL dan glukosa pada diare akut.

Tabel 2.4 pemberian oralit berdasarkan usia atau berat

badan dalam tiga jam pertama. (Lisa, 2019)

Sampai 4 bulan 4-12 bulan 12-24 bulan 2- 5 tahun

( < 6 kg ) ( 6-< 10 kg ) ( 10-< 12 kg) ( 12-19 kg)

200-400 ml 400-700 ml 700-900 ml 900-1400

ml

( nursalam,2013)

28
Apabila anak menginginkan lebih dari yang diberikan,

dapat ditambhakan pemberian. Anak dibawah enam bulan yang

tidak mengonsumsi ASI, dapat memberikan air matang sekitar

100-200 ml selama periode ini

b. Cairan parenteral

Sebenarnya ada beberapa jenis cairan yang di perlukan

sesuai dengan kebutuhan pasien, tetapi semuanya itu tergantung

tersedianya cairan setampat. Pada umumnya cairan Ringer Laktat

(RL) di berikan tergantung berat / ringan dehidrasi, yang di

perhitungkan dengan kehilangan cairan sesuai dengan umur dan

berat badannya.

Menghitung balance cairan anak tergantung tahap

umur,untuk menentukan air metabolisme, menurut Iwasa

M,Kogoshi S dalam Fluid Theraphy Bunko don (1995) dari

PT.Otsuka Indonesia (KONDORURA, 2018) yaitu :

Usia balita (1-3 tahun) : 8cc/kgBB/hari

Usia 5-7 tahun :8-8,5cc/kgBB/hari

Usia 7-11 tahun :6-7cc/kgBB/hari

Usia 12-14 tahun :5-6cc/kgBB/hari

Untuk IWL (insensible wter loss) pada anak = (30-usia anak

dalam tahun)X CC/kgBB/hari

Rumus IWL : 378cc + (30-usia) x BB

Rumus IWL kenaikan suhu : IWL + 200( suhu tinggi-36,8 C

29
Cara menghitung balance cairan :

Jumlah intake-jumlah output ( termasuk IWL)

Intake berupa : minum,infus, dan obat-obatan

Output berupa : urine, feses,muntah, IWL

8. Gangguan Keseimbangan Elektrolit

Hiponatremia Kondisi hiponatremia apabila kadar natrium

plasma di bawah 130mEq/L. Jika kadar < 118 mg/L maka akan

timbul gejala kejang, koma. Hiponatremia ini dapat disebabkan oleh

euvolemia (SIADH, polidipsi psikogenik), hipovolemia (disfungsi

tubuli ginjal, diare, muntah, third space losses, diuretika),

hipervolemia (sirosis, nefrosis). Koreksi hiponatremia yang sudah

berlangsung lama dilakukan secara perlahan-lahan, sedangkan untuk

hiponatremia akut lebih agresif

Dosis NaCl yang harus diberikan, dihitung melalui rumus

berikut:

NaCl = 0,6( N-n) x BB

N = Kadar Na yang diinginkan

n = Kadar Na sekarang

BB = berat badan dalam kg

30
2. Menurut Effendi (2017) Klasifikasi Tingkat Dehidrasi Anak Dengan

Gastroenteritis.

Klasifikasi
Tanda-Tanda\Gejala diare Pengobatan diare
diare

Terdapat beberapa
tanda/gejala
 Letargis/tidak sadar
 Mata cekung
Dehidrasi Beri cairan untuk diare
 Tidak bisa minum atau
Berat dengan dehidrasi berat
malas minum
 Cubitan kulit perut
kembali sangat lambat(≥2
detik)

 Beri anak cairan


dengan makanan
 Rewel, gelisah
untuk dehidrasi
 Mata cekung
riingan
Dehidrasi  Minum dengan lahap,
 Setelah dehidrasi,
Sedang/Ringan haus
nasehati ibu untuk
 Cubitan kulit kembali
penanganan di rumah
dengan
dan kapan kembali
segera

31
 Beri cairan dan
makanan untuk
Tidak terdapat cukup tanda
menangani diare
 Tidak terdapat cukup
rumah
tanda untuk
Tahap Dehidrasi  Nasihati ibu kapan
diklasifikasikan sebagai
kembali segera
dehidrasi ringan atau
 Kunjungan ulang
berat
dalam waktu 5 hari
jika tidak membai

C. Tinjauan Asuhan Keperawatan

Asuhan keperawatan adalah proses atau rangkaian kegiatan pada

praktik keperawatan yang diberikan secara langsung kepada klien di berbagai

tatanan pelayanan kesehatan. Dilaksanakan berdasarkan kaidah-kaidah

keperawatan sebagai suatu profesi yang berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan

berbentuk layanan bio, psiko, sosial, dan spiritual secara komprehensif yang

bertujuan bagi individu, keluarga, dan masyarakat. (Asmadi, 2008).

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan suatu tahap awal dari asuhan keperawatan yang

sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data, baik dari data

primer maupun data sekunder.(Kondorura, 2018)

Macam-macam data yang digunakan seperti :

a. Identitas pasien/biodata

32
Meliputi nama lengkap,tempat tinggal,jenis kelamin, tanggal

lahir,umur, tempat lahir, asal dan suku bangsa, nama orang tua, dan

penghasilan. Pada pasien diare akut sebagian besar adalah anak yang

berumur dibawah 2 tahun. Insiden paling penting pada umur 6-11 bulan

karena pada masa ini mulai diberikan makanan pendamping.

b. Riwayat kesehatan meliputi :

1. Riwayat imunisasi terutama campak, karena diare lebih sering terjadi

atau berakibat pada anak-anak dengan atau yang baru menderita

campak dalam 4 minggu terakhir, sebagai akibat dari penurunan

kekebalan pada pasien.

2. Riwayat alergi terhadap makanan atau obat-obatan ( antibiotic).

Karena factor ini merupakan salah satu kemungkinan penyebab

terjadinya diare

3. Riwayat penyakit yang sering terjadi pada anak berusia dibawah 2

tahun biasanya ada batuk, pans, pilek, dan kejang yang terjadi

sebelum, selama atau setelah diare. Informasi ini diperlukan untuk

melihat tanda atau gejala infeksi lain yang menyebabkan diare seperti

tonsillitis, faringitis, bronco pneumonia, dan ensefalitis.

4. Pemeriksaan fisik

a) Keadaan umum

Baik, sadar ( tanpa dehidrasi), gelisah, rewel ( dehidrasi

ringan atau sedang ), lesu, lunglai, atau tidak sadar ( dehidrasi

berat).

33
b) Berat badan

34
Anak yang diare dengan dehidrasi biasanyan mengalami

penurunan berat badan . penurunan berat badan tersebut dapat

diperkirakan saat anak dirawat dirumah sakit. Sedangkan

dilapangan, untuk menentukan dehidrasi, cukup dengan

menggunakan penilaian keadaan anak.

2. Diagnosa keperawatan

Menurut SDKI ( 2017) Diagnosa keperawatan pada anak-anak dengan

masalah gastroenteritis yaitu sebagai berikut :

1) Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif ditandai

dengan klien anak merasa lemah, dan mengeluh haus

2) Diare berhubungan dengan inflamsi gastrointestinal ditandai dengan

klien anak fesesnya cair.

3. Intervensi keperawatan

Diagnosa keperawatan Luaran Intervensi


keperawatan keperawatan
1. Hipovolemia Setelah dilakukan Manajemen
berhubungan intervensi selama hipovolemia
dengan kehilangan 3x24 jam maka
OBSERVASI
cairan aktif status cairan
membaik dengan  Periksa tanda dan
kriteria hasil : gejala
hipovolemia (
 Turgor kulit
mis. Frekuensi
dari menurun

35
menjadi nadi meningkat,
meningkat nadi teraba
lemah,turgor kulit
 Output urine
menurun,
dari menurun
membran mukosa
menjadi
kering)
meningkat
 Monitor berat
 Berat badan
badan harian
dari meningkat
menjadi TERAPEUTIK
meningkat
 Berikan asupan
 Perasaan cairan oral sesuai
lemah dari kebutuhan
meningkat
 Berikan cairan
menjadi
intravena,jika
menurun
perlu
 Keluhan haus
dari meningkat
menjadi EDUKASI
menurun
 Anjurkan
 Intake cairan memperbanyak
dari memburuk pemberian asupan
menjadi cairan oral
membaik KOLABORASI
 Kolaborasi
 Suhu tubuh
pemberian
dari memburuk
cairan Iv

36
menjadi isotonis (
membaik nacl,Rl )

2. Diare berhubungan Setelah dilakukan Dukungan perawatan


dengan inflamasi intervensi selama diri : BAB/BAK
gastroentestinal 3x24 jam maka
OBSERVASI
eliminasi fekal
membaik dengan  Identifikasi
kriteria hasil : kebiasaan bab dan
bak sesuai usia
 Control
pengeluaran  Monitor integritas
feses dari kulit pasien
menurun
TERAPEUTIK
menjadi
meningkat  Berikan asupan
cairan oral
 Peristaltik
usus dari  Berikan cairan
memburuk intravena
menjadi
membaik

37
TINDAKAN KEPERAWATAN :

PEMBERIAN L.BIO

1. Pengertian L.BIO

L.Bio merupakan suplemen yang dapat membantu sistem pencernaan tetap sehat
dengan mengurangi pertumbuhan bakteri jahat. L.bio sediaan serbuk dapat dilarutkan
ke dalam air untuk membantu mengganti cairan yang keluar.

Tujuan

 Untuk mencegah dehidrasi

 Untuk mengganti cairan dan elektrolit

 Untuk mempertahankan keseimbangan elektrolit dalam tubuh.

2. Alat dan bahan

 1 gelas air minum ( 200 cc)

 1 buah sendok

 1 bungkus L.bio

3. Prosedur

a) Cara membuat/ mencampur larutan L.bio

 Cuci tangan dengan air dan sabun

 Sediakan satu gelas air minum yang telah dimasak

 Masukkan satu bungkus L.bio

 Aduk sampai sampai benar-benar larut

 Berikan larutan L.bio pada anak

b) Cara memberikan larutan L.bio

38
 Berikan dengan sendok atau gelas

 Berikan sedikit-sedikit sampai habis atau hingga anak tidak kelihatan

haus

 Bila muntah,dihentikan sekitar 10 menit, kemudian lanjutkan dengan

sendok setiap 1 atau 3 menit

 Walau diare berlanjut L.bio tetap diberikan

 Bila larutan L.bio pertama habis, buatkan satu gelas larutan oralit.

4. Implementasi keperawatan

Pelaksanaan/implementasi merupakan realisasi rencana tindakan

keperawatan untuk mencapai tujuan yang telah di tentukan. Kegiatan

meliputi pengumpulan data dan berkelanjutan serta mengobservasi kondisi

klien anak. Pertahankan keseimbangan produksi dan kehilngan cairan pada

klien anak dengan intervensi yang telah di tentukan.(Effendi, 2017)

5. Evaluasi keperawatan

Evaluasi keperawatan Dilakukan dengan membandingkan respon

klien terhadap hasil yang di harapkan dari rencana keperawatan. Tentukan

apakah yang di butuhkan revisi rencana. Setelah intervensi, pantau tanda

vital klien anak untuk mengevaluasi perubahan serta dokumentasikan setiap

selesai tindakan.(Effendi, 2017)

Evaluasi dapat dilakukan menggunakan SOAP sebagai pola pikirnya.

S : Respon subjektif pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah

dilaksanakan

39
O : Respon objektif pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah

dilaksanakan

A : Analisa ulang data subjektif dan objektif untuk menyimpulkan apakah

masalah teratasi, masalah teratasi sebagian, masalah tidak teratasi atau

muncul masalah baru.

P : Perencanaan atau tindak lanjut berdasarkan hasil analisa pada respon

pasien.

Adapun ukuran pencapain tujuan pada tahap evaluasi meliputi :

1. Masalah teratasi, jika pasien menunjukkan perubahan sesuai dengan tujuan

dan kriteria hasil yang telah ditetapkan.

2. Masalah teratasi sebagian, jika pasien menunjukan sebagian dari kriteria

hasil yang telah ditetapkan

3. Masalah belum teratasi, jika pasien tidak menunjukkan perubahan dan

kemajuan sama sekali yang sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil yang

telah ditetapkan.

4. Muncul masalah baru, jika pasien menunjukkan adanya perubahan kondisi

atau munculnya masalah baru.

40
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Dalam melakukan penelitian penulis menggunakan proses pendekatan

keperawatan yang terdiri dari pengkajian, analisis data, perumusan diagnosis

keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dengan menggunakan

metode dekskriptif yaitu pemaparan kasus untuk memecahkan suatu masalah

dalam keperawatan dari tahap pengkajian sampai dokumentasi keperawatan (V.

N. Sari, 2021).

Pada penelitian ini merupakan studi kasus terkait dengan Asuhan

Keperawatan dalam Pemenuhan kebutuhan Cairan dan Elektrolit.

B. Tempat dan waktu penelitian

1. Tempat

Penelitian ini dilakukan diruang perawatan anak Rumah Sakit Umum

Aliyah 1 Kota Kendari

2. Waktu

Studi kasus ini dilakukan pada tanggal 29 juni 2022

41
C. Populasi dan sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang akan diteliti.

Populasi dalam penelitian ini adalah pasien anak gastroenteritis dengan

kebutuhan cairan dan elektrolit

2. Sampel

Sampel dalam studi kasus ini yaitu pasien anak dengan

Gastroenteritis yang mengalami gangguan kebutuhan cairan dan elektrolit

yang dirawat di ruang perawatan anak, dengan kriteria inklusi dan ekslusi.

a) Kriteria inklusi

1) Pasien klien anak gastroenteritis yang mengalami gangguan

cairan dan elektrolit di RSU Aliyah 1 Kota Kendari

2) Dapat berkomunikasi dengan baik

3) Bersedia menjadi responden

4) Orang tua klien/keluarga klien yang kooperatif

b) Kriteria eksklusi

1) Tidak bersedia menjadi responden

2) Pasien anak pulang atau meninggal sebelum 3 hari dari

pengambilan data

3) Pasien anak pindah ruang rawat atau dirujuk kerumah sakit lain

42
D. Fokus studi kasus

Asuhan Keperawatan pada anak dengan diagnosa medis Gastroenteritis

dalam pemenuhan kebutuhan Cairan dan Elektrolit

E. Definisi operasional

1. Anak merupakan individu yang berada dalam perubahan perkembangan

yang dimulai dari bayi (0-1 tahun), usia bermain (1-2,5 tahun), pra sekolah

(2,5-5 tahun), usia sekolah (6-12 tahun), hingga remaja (12-18 tahun).

2. Anak gastroenteritis merupakan seseorang yang mengalami dehidrasi dengan

masalah hipovolemia dalam pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit

dengan rentang usia 6-12 tahun.

3. Asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan cairan adalah serangkaian

proses interaksi antara perawat dan pasien untuk mengatasi masalah dalam

pemenuhan kebutuhan cairan terdiri dari :

a.) Pengkajian

Pengkajian meliputi pengkajian riwayat kesehatan

(keperawatan), pengukuran klinis (berat badan harian, tanda vital, serta

asupan, dan haluaran cairan), pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan

laboratorium untuk mengevaluasi keseimbangan cairan dan elektrolit

b.) Diagnosis Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respon

individu sebagai dasar dalam memilih intervensi yang akan di lakukan.

43
c.) Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan adalah segala tindakan yang di

rencanakan perawat yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian

klinis untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

d.) Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan adalah segala treatment yang

direncanakan perawat yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian

klinis untuk mencapai tujuan/luaran (outcome) yang di harapkan.

e.) Evaluasi Keperawatan

Evaluasi keperawatan adalah langkah terakhir dari asuhan

keperawatan pada pasien, untuk mengetahui seberapa berhasil tindakan

dari tujuan yang telah di tetapkan perawat sesuai dengan masalah yang

timbul.

4. Masukan intake merupakan keadaan dimana seseorang yang mengalami

dehidrasi dengan konsistensi sedang maupun berat dapat membantu

mengganti cairan yang hilang dengan melakukan teknik pemberian melalui

oral maupun intravena pada anak yaitu air mineral, susu formula, cairan

infus yang tidak berlebihan maupun dalam kehidupan sehari- hari.

F. Instrument

1. Format askep

2. Tensi meter, termometer

3. Timbangan, alat ukur spo2

4. Dokumentasi

44
G. Analisis dan penyajian data

Analisis data ini dilakukan secara deskriptif menggunakan prinsip

management Asuhan keperawatan anak. Analisa data dimulai dari berbagai

sumber yaitu wawancara,observasi, rekam medic, dan dokumentasi. Dan dalam

bentuk Asuhan keperawatan anak menggunakan 5 langkah yaitu mulai dari

Pengkajian sampai dengan Evaluasi (SOAP).

H. Etika penelitian

Sebelum melakukan penelitian, peneliti mengajukan permohonan izin

kepada Direktur RSU Aliyah 1 Kota Kendari dengan memperhatikan masalah

etika sebagai berikut:

1. Prinsip manfaat(KONDORURA, 2018)

a. Bebas dari penderitaan

Penelitian harus dilaksanakan tanpa mengakibatkan kepada subjek,

khususnya jika menggunakan tindakan khusus

b. Bebas dari eksploitasi

Partisipasi subjek dalam penelitian, harus dihindarkan dari keadaan

yang tidak menguntungkan subjek harus diyakinkan bahwa partisipasinya

dalam peneliatan atau informas i yang telah diberikan, tidak akan

dipergunakan dalam hal-hal yang dapat merugikan subjek dalam bentuk

apapun.

45
c. Resiko ( benefit ratio)

Peneliti harus hati-hati dalam mempertimbangkan resiko dan

keuntungan yang akan berakibat kepada subjek pada setiap tindakan.

2. Prinsip menghargai hak asasi manusia ( respect human dignity)

a. Hak untuk ikut atau tidak menjadi responden ( right to self determination)

Subjek harus diperlakukan secara manusiawai. Subjek mempunyai hak

memutuskan apakah mereka bersedia menjadi subjek atau tidak, tanpa

adanya sanksi apa pun atau akan berakibat terhadap kesembuhannya, jika

mereka seorang klien.

b. Hak untuk mendapatkan jaminan dari perlakuan yang diberikan ( right to

full disclosure). Peneliti harus memberikan penjelasan secar rinci serta

bertanggung jawab jika ada sesuatu yang terjadi kepada responden

c. Informed Concent

Bentuk persetujuan antara responden dan peneliti dengan

memberikan lembar persetujuan, setelah responden memutuskan untuk

berpartisipasi dalam penelitian, peneliti memberikan sebuah surat

persetujuan yang akan ditandatangani oleh responden sebagai bukti bahwa

mereka berpartisipasi dalam penelitian.

46
BAB IV

HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN

Nama : An. F

No. rekam medic 07 31 68

Ruangan/ Rs : Anggrek 6 / Aliyah 1 Kota Kendari

Tanggal masuk : 16 juni 2022

Tanggal pengkajian : 16 juni 2022

Diagnosa Medis : Gastroenteritis (Gea)

A. Hasil Studi Kasus

a. Pengkajian

Nama pasien An.F berusia 6 tahun lahir di Lafeu pada tanggal 28 juni 2016

berjenis kelamin laki-laki beralamatkan di Lafeu. Pasien An.F merupakan

anak kedua dari dua bersaudara dan tinggal bersama orang tuanya yakni

Tn.U yang bekerja di Perusahaan, pendidikan terakhir SMA serta suku tolaki

dan Ny. A sebagai ibu rumah tangga, pendidikan terakhir SMP, suku

bungku. Pasien An. F saat ini di diagnosa Gea oleh dokter di Rumah Sakit

Aliyah 1 Kota Kendari.

b. Keluhan Utama Atau Alasan Masuk Rumah Sakit

Ibu Klien mengatakan bahwa anaknya 5 hari yang lalu BAB cair 5 kali yang

dimana fesesnya berwarna kuning air ampas, demam dan lemas.

47
c. Riwayat kesehatan

1. Riwayat kesehatan sekarang

Ibu klien mengatakan anaknya BAB cair 5 kali sehari dengan bentuk

feses warna kuning air ampas, dan demam. Waktu timbulnya penyakit

setiap saat, awal munculnya tiba-tiba, dan kondisi saat ini An. F masih

BAB cair demam sudah turun. Usaha yang dilakukan untuk mengurangi

BAB cair dengan mengonsumsi larutan L-Bio.

2. Riwayat kesehatan yang lalu

(khusus untuk usia 6-12 tahun)

a. Pre Natal Care

Ibu klien mengatakan selama kehamilannya tidak mengidam dan

tidak pernah dirawat selama kehamilannya. Tidak pernah terkena

sinar X. Pada saat hamil nafsu makan baik dengan frekuensi makan

3 kali sehari sehaingga waktu hamil berat badan ibu meningkat.

b. Natal

Ibu klien melahirkan ditempat praktek dokter tepatnya di Bungku,

Sulawesi tengah, jenis persalinan yang anak pertama normal mulai

dari jam 02.00-05.00 wita, sedangkan anak kedua lahir dengan

Caesar ( SC ) karena anak kedua tersebut Sungsang dan setelah

lahir Ibu mengalami perdarahan.

48
c. Post Natal Care

Ibu klien mengatakan BB anaknya 2,6 gram, tidak ada penyakit

kuning, kemerahan.

3. Riwayat kesehatan keluarga

Ibu klien mengatakan mertuanya laki-laki memiliki riwayat darah tinggi

4. Riwayat imunisasi

Ibu klien mengatakan kedua anaknya sudah lengkap imunisasinya.

5. Genogram

Ket :
= laki-laki

= perempuan

= ayahnya

= ibunya

= pasien
6. Riwayat tumbuh kembang

49
Berat badan lahir 2,7 gram, sebelum sakit 15 kg dan setelah sakit turun

menjadi 13 kg. ibunya mengatakan bereaksi terkejut terhadap suara

keras umur 3 bulan, berbalik dari telengkup ke telentang umur 5 bulan,

merangkak meraih mainanan atau mendekati seseorang umur 6

bulan,makan kue sendiri umur 8 bulan, dapat berjalanan dengan

dituntun umur 11 bulan, beridiri tanpa berpegangan umur 12 bulan,

bertepuk tangan,melambai-lambai umur 20 bulan, bisa berjalan naik

tangga sendiri umur 24 bulan, melompat kedua kaki diangkat umur 36

bulan, mengenal 2-4 warna umur 48 bulan, menggambar lingkaran,

bicaranta mudah dimengerti umur 60 bulan, mengenal warna-warni

umur 60 bulan, mengenal angka,bisa menghitung angka 5-10,

berpakaian sendiri tanpa dibantu umur 72 bulan.

7. Riwayat nutrisi

a. Pemberian Asi

Ibu klien mengatakan pertama kali menyusui seminggu setelah

melahirkan karena asi tidak keluar pada saat melahirkan. Lama

pemberian asi 2 hari karena anaknya tidak mau menyusui.

b. Pemberian susu formula

Ibu klien mengatakan asi tidak keluar dan An. F sudah terbiasa

mengonsumsi susu formula 10 kali dalam sehari dengan

menggunakan dot.

8. Riwayat psikososial

50
An. F tinggal bersama dengan orang tuanya. Ibu klien menagatakan

pernikahannya baik-baiak saja, hubungan antar keluarga baik. Ibu

klien mengasuh dan merawat anaknya sendiri.

9. Riwayat spiritual

Ibu klien mengatakan anaknya sudah bisa menjalankan ibadah. Ibu

klien mengatakan tidak ada ritual khusus yang dijalankan oleh klien

dan keluarganya.

10.Reaksi hospital

a. Mengapa ibu membawa anaknya ke rumah sakit

Ibu klien menagatakan anaknya dibawa ke rumah sakit karena

anaknya BAB cair 5 kali dalam sehari sejak 5 hari yang lalu.

b. Bagaimana perasaan orang tua saat ini

Orang tua saat ini merasa cemas dan khawatir terhadap kondisi

anaknya.

11.Pemeriksaan fisik

Tingkat kesadaran : composimentis

Keadaan umum klien

Penampilan dihubungkan dengan usia : penampilan baik

Ekspresi wajah, mood,bicara : lemas, meringis

Berpakaian dan kebersihan umum : kebersihan baik

Tanda-tanda vital

Nadi : 112x/menit

51
Suhu : 38,8

Pernapasan : 26x/menit

Antropometri

Berat Badan : 15kg

Tinggi Badan : 106 cm

Kepala : normal

Rambut : berwarna hitam, nampak bersih

Mata : sclera tidak ikterik, reflex pupil normal

Mulut : nampak bersih, tidak ada karies

Mukosa Bibir : nampak mukosa bibir kering

Telinga : struktur utuh dan tidak ada pengeluaran

cairan

Hidung : hidung bersih, tidak ada polip

Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

Bentuk Dada : normal

Nyeri Tekan Abdomen : ada nyeri tekan

Bunyi Usus Peristaltic : meningkat

Kulit : teraba hangat

Anus : kemerahan, tidak ada pembekakan.

12. Aktivitas sehari-hari

52
a. Cairan

Sebelum sakit minuman An. F air putih, frekuensi minum 10 kali

sehari. Setelah sakit frekuensi minum berkurang 7 kali sehari dan

kadang tidak dihabiskan,intake cairan intravena RL 500cc,intake

oral zink 5cc,PCT 150cc,intake oral 200cc.

b. Eliminasi bab/bak

Sebelum sakit An. F bab 2 kali dalam sehari dengan konsistensi

lunak. Setelah sakit An. F bab 5 kali sehari.

c. Istrahat dan tidur

Sebelum sakit An. F cepat tidur pada jam 21.00 wita,Setelah sakit

An.F tidurnya tidak menentu, apabila An.F susah tidur ibu klien

mengatakan biasanya menggendong anaknya.

d. Personal hygiene

Sebelum sakit An.F mandi 2 kali sehari dan selalu cuci rambut.

Setelah sakit An.F hanya dibersihkan menggunakan tissue basah

dan tidak cuci rambut.

13.Pemeriksaan tingkat

perkembangan Usia 6 tahun

Motoric kasar : An.F sudah bisa lompat dengan 1 kaki, lompat

jauh,dan bermain bola bersama temannya.

Motoric halus : An.F sudah bisa berhitung, mencuci tangan, dan

sebagainya.

53
Bahasa : An.F sudah bisa membedakkan benda yang

berbeda, sudah bisa membaca, bisa bermain tebak-tebakan.

Personal social : An.F sudah bisa menyimpan mainannya

sendriri, sudah bisa berteman atau bergaul, sudah bisa berpakain

sendiri.

Tes diagnostic

1) Laboratorium

Hasil Laboratorium Anak F ( usia 6 tahun )

Tabel 4.1
Hasil Laboratorium Anak F

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan Keterangan


Darah rutin
WBC 16.5 x 10..UL 4.0-12 H
Lymp# 1.6 x 10..UL 0.8-4.0
Midh# 1.4 x 10..UL 0.1-1.2
Grand# 13.5 x 10..UL 2.0-7.0 H
Lymp % 9.9 % 20.0-40.0 L
Midh% 8.3 % 3.0-14.0
Grand% 81.8 % 50.0-70.0 H

HGB 12.8 g/dL 12-16

RBC 4.79 x 10..UL 4.20-5.50


HCT 39.5 % 37.0-43.0
MCV 82.5 fL 80.0-100.0

54
MCH 26.8 Pg 27.0-34.0 L
MCHC 32.5 g/dL 32.0-36.0
RDW-CV 13.2 % 11.0-16.0
RDW-SD 33.1 fL 35.0-56.0 L

PLT 291 x 10..UL 150-400


MPV 7.6 fL 6.5-12
PDW 15.0 9.0-17.0
PCT 0.221 % 0.108-0.282
P-LCR 12.5 % 10-30
Sumber : data primer 2022

Terapi saat ini


Cairan Iv RL 500cc, Pct infus 150mg/8jam, helixim sirup 30ml,
zink sirup 5cc,, L.Bio 1x1 sachet, curcuma sirup 60 ml 1x1, susu
600ml, air aqua sedang 600ml

55
Analisa Data Anak F ( Usia 6 tahun )
Tabel 4.2
Analisa Data Anak F

Data Etiologi Masalah


Ds Diare Hipovolemia
1. Ibu klien mengatakan
anaknya BAB cair 5 kali
dalam sehari Frekuensi BAB meningkat
Do
1. Klien nampak lemas Hilang cairan dan
2. Klien nampak pucat
3. Turgor kulit kering elektrolit
4. Mukosa bibir kering
5. Volume urin menurun Gangguan keseimbangan
menjadi 1000cc cairan dan elektrolit
6. Nadi teraba lemah
7. Suhu tubuh meningkat
8. Konsentrasi urin Dehidrasi

meningkat
Menjadi kuning pekat.
9. Berat badan turun tiba- Hipovolemia

tiba
10. Tanda-tanda vital
Suhu : 38,8
Nadi: 112x/menit
Pernapasan : 26x/menit

56
2) Diagnosa keperawatan

Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif

Ditandai dengan :

Data subjektif :

a. Ibu klien mengatakan anaknya BAB cair 5 kali dalam sehari,

Data objektif :

a. Klien nampak lemas

b. Klien nampak pucat

c. Turgor kulit kering

d. Mukosa bibir kering

e. Volume urin menurun

f. Suhu tubuh meningkat

g. Berat badan tiba-tiba menurun

h. Hematokrit meningkat

i. Nadi terasa lemah

j. Konsentrasi urin meningkat

k. Tanda-tanda vital

l. Suhu : 38,8

m. Nadi: 112x/menit

n. Pernapasan : 26x/menit

57
3) Intervensi keperawatan

Nama pasien : An.F

Tanggal lahir : 28 juni 2016

Jenis kelamin : laki-laki

No.rekam medic:07 31 68

Diagnosa : Gea

Intervensi Keperawatan Anak F ( Usia 6 tahun )


Tabel 4.3
Intervensi Keperawatan Anak

Diagnosa Luaran keperawatan Intervensi keperawatan


Hipovolemia Setelah dilakukan intervensi Manajemen hipovolemia
berhubungan selama 3x24 jam maka status OBSERVASI
dengan cairan membaik dengan  Periksa tanda dan
kehilangan kriteria hasil : gejala hipovolemia (
cairan aktif  Turgor kulit dari menurun mis. Frekuensi nadi
menjadi meningkat meningkat, nadi
 Output urine dari menurun teraba lemah,turgor
menjadi meningkat kulit menurun,
 Berat badan dari menurun membran mukosa
menjadi meningkat kering)
 Perasaan lemah dari  Monitor intake dan
meningkat menjadi output cairan
menurun  Monitor berat badan
harian

58
 Keluhan haus dari TERAPEUTIK
meningkat menjadi  Berikan asupan cairan
menurun oral sesuai kebutuhan
 Intake cairan dari EDUKASI
memburuk menjadi  Anjurkan
membaik memperbanyak
 Suhu tubuh dari memburuk pemberian asupan
menjadi membaik cairan oral
KOLABORASI
 Kolaborasi pemberian
IV isotonis ( mis,
Nacl,RL )

59
4) Implementasi keperawatan
Implementasi Keperawatan Anak F ( Usia 6 tahun ) dengan Diare

Tabel 4.4

Implementasi Keperawatan

No Hari/tgl Jam Implementasi


1 Kamis,16- 08.00 1. Memeriksa tanda dan gejala hipovolemia
06-2022 (mis. Frekuensi nadi meningkat,turgor kulit
menurun, membran mukosa kering.
Hasil :
Nadi teraba lemah, mukosa bibir
kering,turgor kulit jelek
2. Memberikan cairan asupan oral sesuai
11.00 kebutuhan
Hasil :
Anak diberikan zink 5cc, pct 1gr/100ml,
helixim sirup 150ml, L.bio 1gr, dan
curcuma sirup 60ml,air aqua sedang 600ml,
Susu 200ml, RL 500cc.
Intake :1.517cc
Output :1560cc
Bab : 200cc
Urin : 1000
Iwl : 360cc
Iwl suhu tinggi : 760cC
3. Menganjurkan memperbanyak asupan
11.10 cairan oral

60
Hasil :
Keluarga klien diberikan tentang penjelasan
atau edukasi terkait dengan penyakit diare
menggunakan leaflet.
4. Mengkolaborasi pemberian cairan Iv
14.00 isotonis ( mis. Nacl, Rl )
Hasil :
Klien diberikan cairan Iv RL 17tpm.
5. Memonitor berat badan
14.20 harian
Hasil :
BB anak.F 13 kg
Suhu badan : 38,8
Spo2 : 96
Nadi : 112x/mnt
Pernapasan :26x/mnt
Gcs : 15

2 Jum’at 17- 08.00 1. Memeriksa tanda dan gejala


06-2022 hipovolemia( mis. Frekuensi nadi
meningkat,turgor kulit
menurun,membran mukosa kering. Hasil
: turgor kulit mulai membaik,nadi mulai
membaik,membrane mukosa
nampak lembab
2. Memberikan cairan asupan oral sesuai
09.40 kebutuhan
Hasil : Anak diberikan zink 5cc,helixim
sirup 150ml, L.bio 1gr, dan curcuma
sirup
60ml, intake oral 250cc, RL 500cc

61
Intake : 966cc
Output :1460cc
Bab : 100cc
Urin : 1000
Iwl : 360cc
12.30 2. Mengkolaborasi pemberian cairan Iv
isotonis ( mis. Nacl, Rl )
Hasil :Klien diberikan cairan Iv RL 17tpm.
Selama hari keduaa di Rs habis 3 botol
cairan RL
3. Memonitor berat badan
harian Hasil :BB anak.F 13
14.00 kg,
Suhu badan : 36,0
Spo2 : 96
Nadi : 78x/mnt
Pernapasan :22x/mnt
Gcs : 15

3 Sabtu, 18- 09.00


06-2022 1. Memeriksa tanda dan gejala hipovolemia
(mis. Frekuensi nadi meningkat, turgor
kulit menurun, membran mukosa kering.
Hasil : turgor kulit membaik, nadi,
membaik, membrane mukosa nampak
lembab
10.00 2. Memberikan cairan asupan oral sesuai
kebutuhan
Hasil : Anak diberikan helixim sirup
150ml, L.bio 1 sachet, dan curcuma sirup

62
60ml, air aqua sedang 300ml, Susu
200ml, RL 500cc
Intake : 1.211cc
Output :1.510
Urin :1000
Bab : 150cc
Iwl : 360cc
3. Mengkolaborasi pemberian cairan Iv
isotonis (mis. Nacl, Rl) Hasil : Klien
12.30 diberikan cairan Iv Rl 20tpm. Selama hari
ketiga di Rs habis 4 botol cairan RL
4. Memonitor berat badan
harian Hasil : BB anak.F 15
kg, Suhu badan : 36,0
Spo2 : 99
Nadi : 82x/mnt
Pernapasan :22x/mnt
Gcs : 15

63
5. Evaluasi Keperawatan

Nama pasien : An.F

Tanggal lahir : 28 juni 2016

Jenis kelamin : laki-laki

No.rekam medic :07 31 68

Diagnosa : Gea

Evaluasi Keperawatan Anak F (Usia 6 tahun) dengan Diare

Tabel 4.5

Evaluasi Keperawatan

No Hari / tanggal Evaluasi


1. Kamis,16- Subjektif :
06-2022 Ibu klien mengatakan anaknya masih bab 5 kali sehari
dengan konsistensi cair dan berampas.
Objektif :
Klien nampak lemah,membrane mukosa nampak
kering, turgor kulit jelek, suhu badan 38,8, nadi
112x/mnt, spo2 98, pernapasan 26x/mnt, berat badan
13kg, intake cairan memburuk, output urine menurun.
Analisis :
Hipovolemia
Planning :
Intervensi 1,2,3 dan 4 dilanjutkan.
2. Jum’at 17 Subjektif :
juni 2022

64
Ibu klien mengatakan anaknya masih BAB cair 3 kali
sehari dengan feses berwarna kuning dan air ampas.
Objektif :
Klien nampak masih sedikit lemas,membrane mukosa
nampak lembab, turgor kulit mulai membaik,suhu
badan 36,0 nadi 78x/mnt, spo2 96, pernapasan 22x/mnt,
berat badan 13kg, intake cairan mulai membaik, output
Sabtu, 18 juni cairan mulai meningkat.
3. 2022 Analisis :
Hipovolemia
Planning :
Intervensi 1,2,3 dan 4 dilanjutkan.
Subjektif :
Ibu klien mengatakan anaknya masih BAB 2 kali
dengan konsistensi lunak tidak cair.
Objektif :
Klien nampak membaik nafsu makan sudah meningkat,
membrane mukosa bibir nampak lembab, turgor kulit
membaik,suhu badan 36,0 nadi 86x/mnt, spo2 99,
pernapasan 22x/mnt, berat badan 15kg, intake cairan
membaik, output cairan meningkat.
Analisis :
Hipovolemia
Planning :
Intervensi 1,2,3 dan 4 dihentikan dan tinggal menunggu
dokter anak visit untuk dibolehkan pulang.

65
B. Pembahasan

Berdasarkan tujuan dari karya tulis ilmiah ini dan hasil dari studi kasus

yang penulis lakukan dari tanggal 16-18 juni 2022, maka pada bagian ini penulis

akan membahas terkait dengan perbandingan antara teori dan praktek atau kasus

yang didapatkan selama melakukan asuhan keperawatan pada An. F yang

berumur 6 tahun dengan diagnosa Gea sedang dalam pemenuhan kebutuhan

cairan dan elektrolit diruang Anggrek VI Rumah Sakit Aliyah 1 Kota Kendari

yang akan dibahas berdasarkan 5 proses keperawatan yaitu pengkajian, diagnosa,

intervensi, implementasi dan evaluasi.

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan suatu tahap awal dari asuhan keperawatan yang

sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data, baik dari data

primer maupun data sekunder.(Kondorura, 2018).

Pengkajian klien dengan kebutuhan cairan dan elektrolit akan

didapatkan gejala klinis yang fakta/nyata yang mengalami hipovolemia 10%.

Akan tetapi apabila seseorang kehilangan cairan yang lebih banyak akan

memberikan gambaran yaitu : berat badan menurun,demam,turgor kulit

jelek,mukosa bibir kering,gelisah/rewel,merasa haus.

Hasil pengkajian yang dilakukan peneliti pada An.F yang mengalami

gangguan kebutuhan cairan dan elektrolit didapatkan bahwa ibu klien

66
mengatakan anaknya sebelum masuk RS BAB 5 kali /24 jam dengan

konsistensi feses cair berawarna kuning dan air ampas. Ibu klien mengatakan

anaknya tidak muntah hanya saja BAB cair dan berampas. Sebelum sakit

An.F sering mengonsumsi susu dan air minum. Setelah sakit An.F masih

mengonsumsi susu dan air minum hanya saja kadang tidak dihabiskan. Ibu

klien juga mengatakan sebelum sakit anaknyaa BAB 2 kali sehari dengan

konsistensi lunak. Setelah sakit An.F BAB 5 kali/24 jam dengan konsistensi

cair dan berampas. Tidur anak F sebelum sakit rutin dan teratur setelah sakit

tidur An.F tidak teratur dan gelisah.

Hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan pada tanggal 16 juni 2022

pasien nampak lemah,berat badan 13kg,mukosa bibir kering,turgor kulit

jelek,struktur telinga utuh,tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid,terdapat

nyeri tekan pada abdomen,akral teraba hangat,anus tidak ad luka atau

kemerahan.

Pemeriksaan fisik yang didapatkan, terdapat kesenjangan antar teori dan

kasus. Teori mengatakan tanda dan gejala seseorang mengalami dehidrasi

sedang/ringan yaitu, mata cekung,gelisah/rewel,perasaan haus,turgor kulit

jelek. Sedangkan yang didapaatkan pada kasus yaitu turgor kulit

jelek,mukosa bibir kering,nadi teraba lemah,akral teraba hangat,dan tidak

ada pembekakan pada anus.(Effendi, 2017)

BAB yang sering dapat membuat anus dan sekitarnya lecet disebabkan

karena tinja makin lama makin asam akibat banyaknya asam laktat yang

terjadi dari pemecahan laktosa yang tidak dapat diabsorbsi oleh usus. Kulit

67
kemerahan dan teraba hangat itu disebabkan karena ada bakteri yang sering

ditemukan pada diare yaitu e.coli dan salmonella. Karena pada umumnya

diare yang disebabkan oleh bakteri akan membuat seseorang mengalami

demam tinggi yang dapat menyebabkan kulit terasa hangat. Selain itu berat

badan seseorang juga akan menurun dan lemah dikarenakan kurangnya

cairan dan elektrolit didalam tubuh mengalami dehidrasi. Apabila diare

menyebabkan gangguan elektrolit yaitu salah satunya kadar kalium dibawah

normal, jika kadarnya rendah, kontraksi organ-organ tersebut akan terganggu

sehingga menimbulkan keluhan badan lemas.

2. Diagnosa

Diagnosa keperawatan merupakan suatu proses menganalisa data

subjektif dan objektif yang telah didapatkan dari hasil pengkajian ataupun

wawancara untuk menegakkan suatu diagnosa keperawatan. Diagnosa

keperawatan melibatkan suatu proses berpikir kompleks terkait data yang

didapatkan melalui pengkajian,rekam medis, dan pemberian pelayanan

kesehatan.

Masalah keperawatan yang didaptkan pada kasus Gea pada anak dengan

kebutuhan cairan dan elektrolit yaitu :

3) Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif ditandai

dengan klien anak merasa lemah, dan mengeluh haus

4) Diare berhubungan dengan inflamsi gastrointestinal ditandai dengan

klien anak fesesnya cair.

5) Risiko hipovolemia dibuktikan dengan kekurangan intake cairan

68
6) Risiko ketidakseimbangan cairan dibuktikan dengan disfungsi intestinal

7) Risiko syok dibuktikan dengan kekurangan volume cairan.

Pada kasus An.F peneliti menegakkan diagnosa keperawatan yakni

hipovolemia b/d kehilangan cairan aktif yang didukung dengan data-data

sebagai berikut :

1) Hipovolemia b/d kehilangan cairan aktif

Subjektif :

a) Ibu klien mengatakan anaknya mengalami BAB cair 5 kali sehari

b) Ibu klien mengatakan anaknya mengeluh nyeri pada area perutnya.

Objektif :

a) Klien nampak lemas

b) Klien nampak pucat

c) Turgor kulit kering

d) Mukosa bibir kering

e) Volume urin menurun

f) Suhu tubuh meningkat

g) Berat badan tiba-tiba menurun

h) Hematokrit meningkat

i) Nadi terasa lemah

j) Konsentrasi urin meningkat

k) Tanda-tanda vital

l) Suhu : 38,8

m) Nadi: 112x/menit

69
n) Pernapasan : 26x/menit

Berdasarkan data tersebut jika dibandingkan dengan teori menurut

(Sulastri, 2019) terdapat kesamaan dalam menegakkan diagnosa hipovolemia

berhubungan dengan kehilangan cairan aktif. Karna dengan kehilangan cairan

tubuh dalam jumlah yang banyak dapat mengakibatkan dehidrasi yang dapat

berujung dengan kematian jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat.

Maka dari itu, Peneliti memprioritaskan diagnosa keperawatan

hipovolemia dengan kebutuhan cairan dan elektrolit karena merupakan

kebutuhan dasar manusia yang harus terpenuhi. Hal ini didasarka pada teori

hirarki maslow. Kekurangan cairan dan elektrolit pada anak akan

menyebabkan dehidrasi yang bisa berdampak pada kematian apabila tidak

dapat dilakukan penanganan segera.

3. Intervensi keperawatan

Intervensi keperawatan tindakan terapi yang harus dikerjakan oleh

perawat, inrtervensi keperawatan dilakukan untuk membantu kliien mencapai

tujuan yang diharapkan. Intervensi keperawatan disesuaikan dengan kondisi

klien dan fasilitas yang ada, sehingga rencana tidak dapat diselesaikan secara

spesifik,mearesuble, attainable, reaslistid, timed. (SMART). Kemudian akan

dilanjutkan rencana keperawaatan dari hasil diagnosa yang ditegakkan.

Tujuan intervensi keperawatan pertama terhadap diagnosa keperawatan

hipovolemia yaitu setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam

maka manajemen hipovolemia diharapkan Status Cairan membaik dengan

kriteria hasil berdasarkan SLKI (Standar Luaran Keperawatan) : Turgor kulit

70
dari menurun menjadi meningkat, Output urine dari menurun menjadi

meningkat, Berat badan dari meningkat menjadi meningkat, Perasaan lemah

dari meningkat menjadi menurun, Keluhan haus dari meningkat menjadi

menurun, Intake cairan dari memburuk menjadi membaik, Suhu tubuh dari

memburuk menjadi membaik.

Berdasarkan tujuan dari kriteria hasil tersebut maka peneliti menyusun

rencana keperawatan berdasarkan buku SDKI, SLKI, SIKI (3S) sebagai

berikut

: Periksa tanda dan gejala hipovolemia (mis. Frekuensi nadi meningkat, nadi

teraba lemah, turgor kulit menurun, membran mukosa kering), Monitor berat

badan harian, Berikan asupan cairan oral sesuai kebutuhan, Berikan cairan

intravena, jika perlu, Anjurkan memperbanyak pemberian asupan cairan oral,

kolaborasi pemberian IV isotonis (mis, Nacl,RL). (PPNI, 2017)

4. Implementasi

Implementasi adalah langkah keempat dalam proses keperawatan yang

telah direncanakan oleh perawat untuk dilakukaan dalam membantu pasien

untuk mencegah,mengurangi serta menghilangkan respon yang ditimbulkan

oleh masalah kesehatan, serta pelaksanaan tindakan keperawatan.

Implementasi yang didapatkan, terdapat kesenjangan antar teori dan

kasus. Teori yang saya dapatkan dari karya tulis ilmiah yang sebelumnya

membahas tentang kebutuhan cairan dan elektrolit terkait pemberian caiaran

intravena asering 450cc, sedangkan yang didapatkan pada kasus yaitu

pemberian cairan intravena RL 500cc.

71
Implementasi keperawatan yang telah dilakukan oleh peneliti dari

tanggal 16-18 juni 2022 adalah sebagai berikut :

Pada tanggal 16 juni 2022, Memeriksa tanda dan gejala

hipovolemia(mis. Frekuensi nadi meningkat,turgor kulit menurun,membran

mukosa kering. Hasil

: Nadi 112x/mnt, mukosa bibir kering,turgor kulit jelek, Memberikan cairan

asupan oral.Hasil : Anak diberikan zink 5cc, pct 1cc, helixim sirup 150ml,

L.bio 1gr, dan curcuma sirup 60ml,air aqua sedang 600ml, Susu 200ml, cairan

RL 500cc, Intake :1517cc, Output :1560cc, Bab : 200cc, Urin : 1000, Iwl :

360cc, Iwl suhu tinggi: 760cc, Menganjurkan memperbanyak asupan cairan

oral Hasil

: Keluarga klien diberikan tentang penjelasan atau edukasi terkait dengan

penyakit diare. Mengkolaborasi pemberian cairan Iv isotonis ( mis. Nacl, Rl )

Hasil : Klien diberikan cairan IV RL 17tpm. Memonitor berat badan harian

Hasil : BB anak.F 13 kg, Suhu badan : 36,4, Spo2 : 96, Nadi : 112x/mnt,

Pernapasan :26x/mnt, Gcs : 15. Dari hasil tersebut jika disandingkan dengan

karya tulis ilmiah yang sebelumnya membahas tentang kebutuhan yang sama

terdapat kesesuain antara teori dan praktek.

Pada tanggal 17 juni 2022 Memeriksa tanda dan gejala hipovolemia(

mis. Frekuensi nadi meningkat,turgor kulit menurun,membran mukosa kering.

Hasil

: turgor kulit mulai membaik,nadi mulai membaik,membrane mukosa nampak

lembab Memberikan cairan asupan oral Hasil : Anak diberikan zink

72
5cc,helixim sirup 150ml, L.bio 1gr, dan curcuma sirup 60ml, intake oral

250cc, cairan RL 500cc, Intake: 966cc,Output :1460cc Bab : 100cc,Urin :

1000, Iwl: 360cc, Iwl suhu tinggi : 760cc, Mengkolaborasi pemberian cairan

Iv isotonis (mis. Nacl,

73
Rl) Hasil: Klien diberikan cairan Iv RL 17 tpm. Selama hari keduaa di Rs

habis 3 botol cairan RL, Memonitor berat badan harian Hasil: BB anak F 13

kg, Suhu badan: 36,0, Spo2: 96, Nadi: 78x/mnt, Pernapasan: 22x/mnt, Gcs:

15. Dari hasil tersebut jika disandingkan dengan karya tulis ilmiah yang

sebelumnya membahas tentang kebutuhan yang sama terdapat kesesuain

antara teori dan praktek.

Pada tanggal 18 juni 2022 Memeriksa tanda dan gejala hipovolemia

(mis. Frekuensi nadi meningkat,turgor kulit menurun,membran mukosa

kering. Hasil

: turgor kulit membaik, nadi membaik,membrane mukosa nampak lembab

Memberikan cairan asupan oral Hasil: Anak diberikan helixim sirup 150ml,

L.bio 1gr, dan curcuma sirup 60ml, air aqua sedang 300ml, Susu 200ml,

cairan RL 500cc, Intake: 1.211cc, Output: 1.510cc, Urin:1000, Bab: 150cc,

Iwl: 360cc, Iwl suhu tinggi: 760cc. Mengkolaborasi pemberian cairan Iv

isotonis ( mis. Nacl, Rl ) Hasil : Klien diberikan cairan Iv Rl 20tpm. Selama

hari ketiga di Rs habis 4 botol cairan RL, Memonitor berat badan harian Hasil

: BB anak.F 15 kg, Suhu badan: 36,0 Spo2: 99, Nadi82x/mnt Pernapasan

:22x/mnt, Gcs :

15. Dari hasil tersebut jika disandingkan dengan karya tulis ilmiah yang

sebelumnya membahas tentang kebutuhan yang sama terdapat kesesuain

antara teori dan praktek.

Hal ini disesuaikan dengan teori (Wulolo, 2020) tentang pengaruh

manajemen cairan pada pasien diare, dan memang terbukti manajemen cairan

74
memiliki pengaruh besar dalam setiap tindakan untuk pencegahan diare baik

melalui asupan oral maupun intravena.

75
Adapun tindakan kolaborasi yang diberikan pada anak F yaitu dengan

pemberian cairan intravena (RL 500cc/24 jam, paracetamol 150mg, zink sirup

1x10mg, L-Bio 1x1 sachet).

Tindakan keperawatan yang dilakukan sesuai dengan buku SDKI, SIKI,

SLKI (3S) dan sesuai dengan intervensi yang telah ditetapkan.

5. Evaluasi

Setelah peneliti melakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam,

Maka tujuan yang telah direncanakan peneliti dengan kriteria hasil yaitu

turgor kulitnya membaik, output urin meningkat, berat badan meningkat,

intake cairan membaik, suhu tubuh membaik, sudah tercapai.

Berdasarkan tujuan dari kriteria hasil tersebut maka turgor kulit anak

dari memburuk menjadi membaik, output urin anak dari menurun menjadii

meningkat, berat badan anak dari menurun menjadi meningkat, intake cairan

anak dari memburuk menjadi membaik, suhu tubuh anak dari memburuk

menjadi membaik sudah tercapai atau sudah teratasi.

Evaluasi adalah langkah terakhir sebagai pengukuran keberhasilan

tindakan tersebut. Dalam evaluasi ini peneliti menggunakan metode sesuai

teori yaitu SOAP (Subjektif, Objektif, Assesment, Planning). Pada diagnosa

hipovolemia sesuai dengan luaran atau tujuan yang akan dicapai maka setelah

diberikan tindakan keperawatan, hasil evaluasi yang didapatkan pada tanggal

16-18 juni 2022 adalah sebagai berikut:

Pada tanggal 16 juni 2022 didapatkan data Subjektif: Ibu klien

mengatakan anaknya masih bab 5 kali sehari dengan konsistensi cair dan

76
berampas. Objektif: Klien nampak lemah, membrane mukosa nampak kering,

turgor kulit jelek,suhu badan 38,8, nadi 112x/mnt, spo2 98, pernapasan

26x/mnt, berat badan 13kg, intake 1.517, output 1.560cc, Analisis

:Hipovolemia, Planning :Intervensi 1,2,3 dan 4 dilanjutkan.

Pada tanggal 17 juni 2022 didapatkan data Subjektif: Ibu klien

mengatakan anaknya masih BAB cair 3 kali sehari dengan feses berwarna

kuning dan air ampas. Objektif: Klien nampak masih sedikit lemas,membrane

mukosa nampak lembab, turgor kulit mulai membaik,suhu badan 36,0 nadi

78x/mnt, spo2 96, pernapasan 22x/mnt, berat badan 13kg, intake 966cc,

output 1460cc, Analisis: Hipovolemia. Planning: Intervensi 1,2,3 dan 4

dilanjutkan

Pada tanggal 18 juni 2022 didapatkan data Subjektif: Ibu klien

mengatakan anaknya masih BAB 2 kali dengan konsistensi lunak tidak cair.

Objektif: Klien nampak membaik nafsu makan sudah meningkat, membrane

mukosa bibir nampak lembab, turgor kulit membaik,suhu badan 36,0 nadi

86x/mnt, spo2 99, pernapasan 22x/mnt, berat badan 15kg, intake 1.211cc,

output 1.510cc Analisis: Hipovolemia. Planning: Intervensi 1,2,3 dan 4

dihentikan dan tinggal menunggu dokter anak visit untuk dibolehkan pulang.

77
C. Keterbatasan Studi Kasus

Keterbatasan studi kasus yang dilakukan selama 3 hari diruang Anggrek

Rumah Sakit Aliyah 1 Kota Kendari, diantaranya dari segi sumber informasi dan

referensi yang diperoleh peneliti dari buku atau jurnal-jurnal terkait dengan

Gastreoenteritis pada anak dan kebutuhan cairan dan elektrolit mengenai

manajeman hipovolemia memilih tahun terbit yang sudah hamper tidak dapat

digunakan sebagai pustaka KTI, sehingga teori yang dijelaskan peneliti dalam

kasus ini masih sangat terbatas.

78
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah melakukan asuhan keperawatan dengan studi kasus melalui 5

proses keperawatan selama 3x24 jam di Rumah Sakit Aliyah 1 Kota Kendari

Ruang Anggrek VI selama 4 hari mulai tanggal 16 juni sampai 19 juni 2022

dengan melakukan penerapan asuhan keperawatan pada An.F dengan diagnosa

medis Gastroenteritis dalam pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit dapat

dilaksanakan berdasarkan teori SDKI,SLKI dan SIKI, yang dibuat sesuai dengan

kondisi pasien dan berdasarkan tahapan proses keperawatan yakni pengkajian,

diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi. Maka penulis mengambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Pada hasil pengkajian keperawatan An.F berdasarkan pernyataan ibunya

An.F BAB 5 kali dalam sehari dengan konsistensi feses cair berwarna

kuning air ampas secara tiba-tiba. Berdasarkan hasil pemeriksaan tanda-

tanda vital didapatkan suhu 38,8c, nadi 112x/mnt, peranapasan

26x/mnt,Spo2 98%, BB 13kg.

2. Diagnosa keperawatan utama pada An.F adalah Hipovolemia berhubungan

dengan kehilangan cairan aktif.

3. Perencanaan keperawatan pada An.F berdasarkan intervensi keperawatan

Indonesia (SIKI) yaitu manajemen hipovolemia dengan kriteria hasil

79
berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) yaitu Status

Cairan membaik.

4. Implementasi keperawatan dilakukan untuk mengatasi masalah

keperawatan selama 3x24 jam berupa tindakan memeriksa tanda dan gejala

hipovolemia, memonitor intake dan output cairan, memonitor berat badan

harian, memberikan asupan cairan oral, menganjurkan memperbanyak

asupan cairan oral,mengkolaborasi pemberian cairan IV isotonis (mis.

Nacl, RL).

5. Hasil evaluasi pada An.F setelah dilakukan implementasi selama 3 hari

menunjukkan bahwa pada hari ketiga masalah status cairan pada anak F

dapat teratasi ditandai dengan ibu klien mengatakan anaknya sudah tidak

BAB cair dan sudah lebih baik dari sebelumnya.

6. Setelah dilakukan penerapan pemberian obat oral L-Bio 1 sachet dalam

sehari menunjukkan bahwa tindakan keperawatan mampu mengatasi

masalah diare pada anak.

B. Saran

Dalam pemberian Asuhan keperawatan pada klien dengan diagnosa medis

Gastreoenteritis dalam pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit. Peneliti

menyarankan :

1. Bagi Rumah Sakit

Diharapkan rumah sakit dapat meningkatkan dalam pemberian pelayanan

kesehatan yang lebih baik lagi, serta meningkatkan pelayanan penyedian

fasilitas atau sarana dan prasarana pelayanan kesehatan yang lebih

80
memadai

81
untuk proses penyembuhan klien, khususnya untuk klien dengan masalah

kesehatan Gastroenteritis pada anak.

2. Bagi institusi pendidikan

Diharapkan institusi dapt lebih meningkatkan mutu pendidikan sehingga

menghasilkan perawat yang profesional, mandiri, dan inofatif terutama

dalam pemberian pelayanan asuhan keperawatan pada klien dengan

masalah kesehatan Gastroenteritis pada anak.

3. Bagi profesi keperawatan

Diharapkan para perawat memiliki keterampilan dan tanggung jawab yang

lebih dalam pemberian pelayanan asuhan keperawatan. Serta mampu

menjalin kerja sama dengan tim kesehatan yang lain dan keluarga klien

untuk mempercepat penyembuhan klien, khususnya klien dengan masalah

kesehatan Gastroenteritis pada anak.

4. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan peneliti lain yang akan melakukan penelitian dapat menjadikan

hasil penelitian ini sebagai data dan informasi dasar untuk melaksanakan

penelitian selanjutnya.

82
DAFTAR PUSTAKA

Ajis, H. (2018). Asuhan Keperawatan Gastroenteritis pada Tn. A di Ruang Inap

Puskesmas Kambang. 1–82. http://repo.stikesperintis.ac.id/168/1/48 HASYIM

AJIS.pdf

Alisaputri, F. (2021). asuhan keperawatan pada ny. r dengan gastroenteritis akut

dalam pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit diruang rawat 2 RSU aliyah

3 kota kendari.

Aslinda. (2017). Penerapan Askep Pada Pasien An . I Dengan Gastroenteritis Akut

Dalam Pemenuhan Kebutuhan Cairan Dan Elektrolit. Health, Journal Of

Elektrolit, Cairan, 1(2), 107–112.

Effendi, A. (2017). Asuhan Keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan cairan dan

elektrolit.

Kondorura, maria ayu. (2018). asuhan keperawatan pada An. m dengan diare dalam

pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit diruang arafah rumah sakit umum

aliyah 2 kota kendari.

Kriswantoro, A., Munawaroh, S., & Nasriati, R. (2021). Studi Literatur: Asuhan

Keperawatan Gastroenteritis Pada Anak Dengan Masalah Hipovolemia. Health

Sciences Journal, 5(1), 30. https://doi.org/10.24269/hsj.v5i1.666

Lisa. (2019). asuhan keperawatan pada anak dengan diare dalam pemenuhan

kebutuhan cairan dan elektrolit diruang mawar dirsud kota kendari.

Nurlina. (2018). penerapan asuhan keperawatan pada pasien Ny. Y dengan gagal

ginjal kronik (ggk) dalam pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit diruang

83
hemodialisa rsud labuangbaji makassar tahun 2018 politeknik kesehatan

makassar.

Pritiwi, D. (2021). Laporan Pendahuluan Gastroenteritis Pada Anak. 6.

S, A. (2020). Sistem Pencernaan Gastritis Di Ruang Perawatan Anggrek Blud RS

Benyamin.

Saputri, firawati ali. (2021). Asuhan Keperawatan Pada Ny R Dengan Gastroenteritis

Akut Dalam Pemenuhan Kebutuhan Cairan Dan Elektrolit Di Ruang Rawat 2

Rsu Aliyah 3 Kota Kendari.

Sari, I. M. (2019). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Anak Dengan Gastroenteritis Di

Rumah Sakit Samarinda Medika Citra. Junal Kesehatan Masyarakat, 5(1), 85.

Sari, V. N. (2021). Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. S Dengan Kasus

Gastroenteritis Akut Diruang Melati Rsd Balung Jember.

Sri Sulastri. (2019). Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Diagnosa

Gastroenteritis. Jurnal Ilmiah Cerebral Medika, 1(2).

Sulastri, S. (2019). Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Diagnosa

Gastroenteritis. 1, 6. http://jurnal.akperkesdam-

padang.ac.id/index.php/JICM/article/view/60/46

tim pokja SDKI DPP PPNI. (2017). tim pokja SDKI DPP PPNI. standar diagnosis

keperawatan indonesia definisi dan indikator diagnostik.jakarta dewan

pengurus PPNI.

Wulolo, hendryco wirabakti. (2020). literatur review pengaruh manajemen cairan

dalam penatalaksanaan dehidrasi pada pasien diare.

84
LAMPIRAN

SOP PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL

Pengertian :

Nadi, suhu/temperature dan respiration rate (RR) adalah pengkajian dasar

pasien, yang diambil dan didokumentasikan dari waktu ke waktu yang

menunjukkan perjalanan kondisi pasien. Nadi, suhu dan RR disebut dengan

tanda vital (vital sign) atau cardinal symptoms karena pemeriksaan ini

merupakan indikator yang diperlukan untuk mempertahankan kehidupan.

Tujuan :

Pemeriksaan tanda-tanda vital yang dilakukan ole perawat digunakan untuk

memantau perkembangan pasien

PEMERIKSAAN SUHU

Persiapan alat

1. Sarung tangan/handscoen

2. Thermometer (raksa, digital/elektrik)

3. Tissue

4. Bullpen

5. Bengkok

6. Lembar dokumentas

85
Persiapan perawat :

1. Memperkenalkan diri

2. Menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan

3. Memberikan posisi yang nyaman pada pasien

Persiapan lingkungan :

1. Ciptakan lingkungan yang nyaman

Prosedur tindakan

1. Cuci tangan

2. Minta klien untuk duduk atau berbaring, pastikan klien merasa nyaman

3. Gulung lengan baju klien atau buka baju atas sampai axila terlihat

4. Keringkan daerah axila dengan tissu

5. Pastikan thermometer siap (jika menggunakan thermometer raksa suhu awal

<35°C)

6. Pasang thermometer pada daerah tengah axila, minta klien untuk

menurunkan lengan atas dan meletakkan lengan bawah diatas dada

7. Jelaskan pada klien bahwa pengukuran akan berlangsung selama 5 menit

atau sampai alarm berbunyi pada thermometer elektrik

8. Ambil thermometer dan baca hasilnya

9. Bersihkan termometer dengan kapas alkohol atau dengan menggunakan

sabun-savlon-air bersih lalu keringkan dengan tissue

10. Rapikan klien

11. Mencuci tangan

12. Dokumentasikan hasil pemeriksaan

86
PEMERIKSAAN FREKUENSI NAPAS

Prosedur Tindakan

1. Bantu klien membuka baju, jaga privasi klien

2. Posisikan pasien untuk berbaring/duduk, pastikan klien merasa nyaman

3. Lakukan inspeksi atau palpasi dengan kedua tangan pada punggung / dada

untuk menghitung gerakan pernapasan selama minimal 1 menit

4. Dokumentasikan hasil

pemeriksaan PEMERIKSAAN NADI

Prosedur Tindakan

1. Cuci tangan

2. Bantu pasien untuk duduk atau berbaring, pastikan pasien merasa nyaman.

3. Gunakan ujung dua atau tiga jari (jari telunjuk, jari tengah dan jari manis )

untuk meraba salah satu dari 9 arteri.

4. Tekan arteri radialis untuk merasakan denyutan

5. Kaji jumlah, kualitas, dan ritme nadi

6. Gunakan jam tangan, untuk menghitung frekuensi nadi selama minimal 30

detik

7. Hitung frekuensi nadi selama 1 menit penuh apabila ditemukan kondisi

abnormal

8. Dokumentasikan hasil pemeriksaan

87
SOP PEMBERIAN CAIRAN ORAL

Pengertian :

Pemberian minum kepada pasien secara langsung melalui mulut/oral sesuai daftar

minuman/diit pasien

Tujuan :

1. Memberikan minum pasien tepat waktu dan sesuai kebutuan diitnya

2. Membantu memenui kebutuhan cairan pasien

Persiapan Alat

1. Air mineral

2. Tissue

3. Sedotan

Tahap Orientasi :

1. Memperkenalkan diri

2. Menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan

3. Memberikan posisi yang nyaman pada pasien

4. Ciptakan lingkungan yang nyaman

88
Fase Kerja

1. Mencuci tangan

2. Mendekatkan air mineral didekat pasien

3. Memberi tahu pasien dan memberi penjelasan

4. Membuka tutup botol dan memasukan sedotak ke air mineral

5. Anjurkan klien untuk minum sesuai kebutuhan

6. Rapikan pasien

7. Rapikan alat

8. Mencuci tangan

9. Dokumentasikan hasil tindakan

Fase Terminasi

1. Melakukan evaluasi

2. Menyampaikan rencana tindak lanjut

3. Mencuci tangan

4. berpamitan

89
SATUAN ACARA PENYULUHAN DIARE ( SAP )

Topik : Diare
Sub Topik : Diare pada anak
Sasaran : An.”F”
Tempat : Ruang anggrek VI
Hari/Tanggal : 16 Juni 2022
Waktu : -+ 30 menit
1. PENGERTIAN
Diare adalah sebuah kondisi ketika pengidapnya buang air besar (BAB) lebih
sering dari biasanya. Seseorang dikatakan diare apabila mengalami BAB lebih dari
tiga kali dalam satu hari, dan juga fesesnya yang cair.
2. TUJUAN
a. Tujuan umum
• Memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga Tn “ U” tentang
diare pada anak
b. Tujuan khusus
• Mengetahui pengertian diare pada anak
• Mengetahui klasifikasi diare pada anak
• Mengetahui cara mencegah diare pada anak
• Mengetahui komplikasi diare pada anak

Tahap 1 Kegiatan Kegiatan peserta Waktu


penyuluhan/mahasiswa
Pendahuluan 1. Mengucapkan salam, 1.Menjawab 5 Menit
1.Perkenalan memperkenalkan diri. salam
2.Tujuan 2. Menjelaskan tujuan 2.Menyimak
3.Kontrak waktu kegiatan yang akan 3.Menyimak
dilakukan.

90
3.Menjelaskan waktu
yang akan dibutuhkan.

Tahap 2 Kegiatan Kegiatan peserta 10


penyuluhan/mahasiswa menit
1. Pengertian 1. .Menjelaskan 1.Menyimak
diare pada anak pengertian diare
2. Tanda dan pada anak
gejala diare 2. Menjelaskan tanda
pada anak’ dan gejala diare
3. .Komplikasi pada anak.
diare pada anak 3. Menjelaskan
komplikasi diare
pada anak

Penutup

PELAKSANAAN
1.Metode
• Ceramah
• Diskusi
• Tanya jawab
2.Media
• Leaflet
3. Garis besar materi (terlampir) :

91
• Definisi diare pada anak
• Klasifikasi diare pada anak
• Etiologi dan faktor resiko diare pada anak
• Gejala diare pada anak
• Pencegahan diare pada anak

4. KRITERIA EVALUASI
• Keluarga dapat menjelaskan tentang pengertian diare dengan bahasa
sendiri dan benar
• Keluarga dapat menjelaskan klasifikasi diare
• Keluarga dapat mengerti tentang etiologi dan faktor risiko diare pada
anak
• Dapat mengerti tentang gejala diare pada anak
• Keluarga dapat menjelaskan bagaimana cara mencegah diare pada anak

92
DOKUMENTASI
16 JUNI 2022 (PENGKJIAN)

(Melakukan pemeriksaan suhu badan)

(melakukan pemeriksaan spo2)

93
17 juni 2022 (melakukan intake cairan anak F)

18 juni 2022 (memberikan asupan cairan anak F)

94
(mengukur berat badan anak F)

95
LEAFLET DIARE

96
97
98
99
10
FORMAT PENGKAJIAN ANAK
POLTEKKES KEMENKES KENDARI
IDENTITAS PASIEN IDENTITAS ORANG TUA
Nomor RM : Identitas Ayah Ibu
Nama : Nama
Tempat, Tanggal Lahir : Usia
Jenis Kelamin : L/P Pekerjaan
Pendidikan : Pendidikan
Alamat : Alamat
Tanggal Masuk RS : Suku
Tanggal Pengkajian : jam: Agama
Diagnosis Medis :

Identitas Saudara Kandung


No Nama Usia Hub. keluarga Status Kesehatan
1
2
3
4
5
Keluhan Utama

RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU


Riwayat Kelahiran
1. Prenatal
- Usia Ibu saaat hamil :  < 20 tahun  20-35 tahun  >35 tahun
- Kenaikan BB selama Kehamilan..........Kg
- Persepsi kehamilan :  Kehamilan direncanakan  Kehamilan tidak direncanakan
- Antenatal Care :  Tidak  Ya, jumlah kunjungan .........................
- Keluhan Ibu selama kehamilan:  Tidak  Ya ( perdarahan  PHS  infeksi  ngidam  demam)
- Konsumsi obat selama kehamilan: .....................................
- Riwayat injury selama kehamilan:  Tidak  Jatuh  Kecelakaan  Lainnya ...................
- Riwayat hospitalisasi :  Tidak  Ya
- Pernah ada riwayat :  Terkena sinar X,  Menerima terapi perlindungan penyakit,

10
 Melakukan meditasi selama kehamilan
- Pemeriksaan penunjang kehamilan:  Tidak  Ya: ( Rubella  Hepatitis  CMV  GO
 Herpes HIV Lainnya: )
- Imunisasi :  Tidak  Ya : (Jenis Imunisasi: ,Jumalah Pemberian:
Usia kehamilan:
- Golongan Darah Ibu: ,Golongan Darah Ayah:
2. Intranatal
- Tempat Pesalinan :  RS  klinik  rumah
- Riwayat persalinan :  Spontan  SC  Dengan alat bantu ......................
- Lama persalinan :
- Penolong Persalinan :  Dokter  Bidan  Lainnya:…………………….…….
- Usia kelahiran........................minggu
- Komplikasi : .............................................................................................
3. Postnatal
- Pertumbuhan bayi saat lahir: BBL......gram, PB:........cm, LK:........cm, LP:.........cm, LD:...........cm
- APGAR Score: .......................
- Pengeluaran Meconium:  <24 Jam  >24 Jam
- Kelainan Kongenital:  Tidak  Ya
- Penyakit yang dialalmi bayi:  ikterus  kebiruan  kemerahan  problem menyusui
 BB tidak stabil  Lainnya:
- Apakah bayi meninggalkan RS dengan ibunya:  Ya  Tidak

Riwayat Penyakit Terdahulu (Untuk semua usia)


1. Penyakit yang pernah dialami :
2. Riwayat Operasi :  Tidak  Ya,
3. Riwayat Penggunaan obat :  Tidak Ya, Jenis obat…………………………..……
4. Riwayat Injury/kecelakaan :  Tidak  Ya, sebutkan…………………………………
5. Riwayat Alergi :  Tidak  Ya, sebutkan………………………………….
6. Riwayat Hospitalisasi :  Tidak  Ya,
7. Reaksi Hospitalisasi :

Riwayat Keseshatan Keluarga


1. penyakit keturunan dalam keluarga:……………………....................................
2. Penyakit pada anggota keluarga:  alergi  asma  TBC  hiperetensi  panyakit jantung  stroke 
anemia  hemopilia  arthritis  migrain  DM  kanker  dan gangguan emosional.
3. Bagan genogram

Riwayat Imunisasi
 BCG

10
 DPT 1  DPT 2  DPT 3
 Hepatitis 1  Hep 2  Hep 3  Hep 4
 Polio 1  Polio 2  Polio 3  Polio 4
 Campak
 Lainnya
Riwayat Perkembangan Tiap Tahap
Usia anak saat:
a) Berguling..................................................................................Bulan
b) Duduk.......................................................................................Bulan
c) Merangkak................................................................................Bulan
d) Berdiri.......................................................................................Bulan
e) Berjalan.....................................................................................Bulan
f) Senyum kepada orang lain pertama kali...................................Bulan
g) Bicara pertama kali...................................................................Bulan
h) Berpakaian tanpa bantuan.........................................................Bulan
Perkembangan anak dibanding dengan saudara:  Lebih cepat  Lebih lambat
Riwayat Nutrisi
1. Pemberian ASI
- Pertama kali disusui : …………………………
- Cara pemberian :  menyusui langsung  Dot  Sendok  Cup Feeder
- Lama pemberian : …………………………
- ASI diberikan sampai usia : …………………………
2. Pemberian Susu Formula
- Alasan pemberian : …………………………
- Jumlah pemberian : …………………………
- Cara Pemberian :  Dot  Sendok
3. Pemberian Makanan Tambahan
- Pertama kali diberikan usia :
- Jenis :

Riwayat Psikososial
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
………………………………

Riwayat Spiritual
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
………………………………

RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG


1. Waktu timbulnya penyakit : Hari/tanggal ………………jam…………………

10
2. Awal munculnya keluhan :  tiba-tiba  Berangsur-angsur
3. Keadaan penyakit :  membaik  bertambah parah  sama dengan sebelumnya
4. Usaha yang dilakukan untuk mengurangi keluhan : ……………………………
5. Kondisi saat dikaji :
P
:…………………………………………………………………………………………………………
…….…...
Q
:…………………………………………………………………………………………………………
…….…...
R
:…………………………………………………………………………………………………………
…….…...
S
:…………………………………………………………………………………………………………
…….…...
T
:…………………………………………………………………………………………………………
…….…...
Aktivitas Sehari-Hari
1. Nutrisi
Keterangan Sebelum Sakit Selama Sakit
Jenis makanan
Cara pemberian
Frekuensi makan
Porsi yang dihabiskan
Komposisi menu
Pantangan
Kesulitan Makan

2. Cairan
Keterangan Sebelum Sakit Selama Sakit
Jenis minuman
Frekuensi minum
Kebutuhan cairan dalam 24 jam

3. Eliminasi
BAB Sebelum Sakit Selama Sakit
Cara (melalui anus/stoma)
Frekuensi
Konsistensi
Warna/bau
Kesulitan

10
Upaya menangani

BAK Sebelum Sakit Selama Sakit


Cara (spontan/kateter)
Frekuensi
Warna/bau
Kesulitan
Upaya menangani
4. Aktivitas dan Istirahat
Istirahat dan tidur Sebelum Sakit Selama Sakit
Lama tidur Siang: Malam: Siang: Malam:
Kebiasaan sebelum tidur
Kesulitan tidur

Aktivitas Sebelum Sakit Selama Sakit


Aktivitas (mandiri/dibantu)
Pergerakan (Bebas/terbatas)
Masalah Pergerakan

Penilaian Nyeri - Skala nyeri : …………………………………


- Lokasi :………………………………….
- Durasi : …..…………………………….
- Frekuensi : …………………………………
- Karakteristik :…………………………………
- Nyeri hilang, bila :
 Minum obat
 Istirahat
 Mendengarkan music
 Berubah posisi/tidur
Tidak Nyeri Nyeri Sangat  Lain-lain, sebutkan:…………………..……….
Nyeri Ringa Sedang Nyeri

PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran Tanda-Tanda Vital
GCS E: .........M: ....... V: ....... - TD : mmHg - S: °C
Kesadaran  Compos Mentis  Somnolen  Sopor Koma - N: x/menit - SaO2: %
 Sopor  Apatis  Koma - P: x/menit
Antropometri BB: , PB: cm , LK: cm , LLA: cm, LP: LD:
1. Kepala - Bentuk kepala :  Normocephali  Mikrocephali  Makrocephali
- Keadaan rambut :
- Bentuk wajah :
- Lainnya :
Mata - Bentuk :  Simetris  Asimetris

10
- Konjungtiva :  Anemis  Merah muda
- Sklera ikterik :  Tidak  Ya
- Kelopak mata :  Cekung  Normal  edema
- Refleks cahaya :  Tidak  Ada
- Lainnya :
Telinga - Bentuk :  Simetris  Asimetris  Sekret
- Lainnya :
Hidung - Bentuk :  Simetris  Asimetris
- Mukus :  Ya  Tidak
- Pernafasan cuping hidung:  Ya  Tidak
- Lainnya
Mulut - Bentuk :  Tidak ada kelainan  Bibir Sumbing Stomatitis
- Mukosa Bibir :  Kering  Lembab
- Lainnya:
Leher - Pembesaran Kelenjar Tiroid :  Ya  Tidak
- Pembesaran Jugularis Vena Pressure :  Ya  Tidak
- Tonsil :  Normal  Kemerahan  Pembesaran
- Lainnya :
2. Dada dan Paru-paru - Inspeksi
 Bentuk :  Normal  Pigeon Chest  Barel Chest  Turner Chest
 Pergerakan dinding dada:  Simetris  Asimetris
 Retraksi:  Ya  Tidak
 Respirasi:  Spontan tanpa alat bantu  Dengan alat bantu……..…
- Palpasi : Vocal Fremitus  Simetris  Asimetris
- Perkusi :  Sonor  Hipersonor  Dullness
- Auskultasi :  Vesikuler  Ronkhi  Wheezing
3. Jantung - Inspeksi: .......................................................................................................
- Palpasi:..........................................................................................................
- Auskultasi:  BJ 1 & BJ 2 Normal  Murmur  Gallop
- Perkusi:………………………………………………………………………
…….
- Lainnya:
4. Abdomen - Inpeksi
 Tali Pusat:  Basah  Kering  Berbau
 Berdarah  Keluaran
Cairan……………………
 Distensi Abdomen :  Ya  Tidak
 Bentuk: ……………………………………..
 Lainnya:
- Auskultasi : Bising usus =..................x/menit
- Palpasi
 Supel :  Ya  Tidak
 Hepatomegali :  Ya  Tidak

10
 Spleenomegali :  Ya  Tidak
 Teraba Masa :  Ya  Tidak
 Turgor Kulit :  Lambat  Cepat
- Perkusi :  Tympani  Hypertimpani
5. Anus dan Genitalia - Laki-Laki :  Ya  Tidak
- Perempuan :  Ya  Tidak
- Anomalirectal :  Ya  Tidak
- Kebersihan :  Bersih  Kurang Bersih
- Abnormalitas lain : Sebutkan
6. Ekstremitas dan - Kelainan tulang:  Tidak  Ya, sebutkan...............................................
Muskuloskeletal - Spina bifida  Normal Abnormal, sebutkan
- Kekuatan otot:

- Lainnya:
7. Kulit dan kuku - Warna Kulit :  Pink  Pucat  Kuning
 kulit tipis nampak pembuluh darah  Mottled
- Sianosis :  Tidak  Ya, Lokasi………………………
- Ptekie :  Tidak  Ya, Lokasi………………………
- Kemerahan :  Tidak  Ya, Lokasi………………………
- Tanda lahir :  Tidak  Ya, Lokasi………………………
- Turgor Kulit :  Elastis  Tidak elastis
- Edema :  Tidak  Ada, Lokasi………………………
- CRT.....................................detik
- Lainnya :……………………………
8. Kebersihan Diri - Mandi : Frekuensi :  Mandiri  Dengan bantuan
- Sikat Gigi : Frekuensi :  Mandiri  Dengan bantuan
- Keramas : Frekuensi :  Mandiri  Dengan bantuan
9. Luka Beri tanda (arsir) pada lokasi luka
Karakteristik luka:……

10. Respon Inflamasi - Kemerahan :  Tidak,  Ada, lokasi


…………………………
- Bengkak :  Tidak,  Ada, lokasi
………………………….
- Panas :  Tidak,  Ada, lokasi
………………………….
- Bau :  Tidak,  Ada, lokasi
………………………….
- Pengeluaran :  Tidak,  Ada, lokasi
………………………….

10
- Penurunan Fungsi :  Tidak,  Ada, lokasi
………….……………….
-
PEMERIKSAAN TINGKAT PERKEMBANGAN
Dengan menggunakan DDST atau KPSP
- Motorik Kasar :
…………………………………………………………………………………….
- Motorik Halus
:………...…………………………………………………………………………
….
- Bahasa :
…………………………..………………………………………………………….
- Personal Sosial :
………………………………………………………………………………….…….

HOSPITALISASI
1. Dampak Hospitalisasi
- Anak  Cemas  Takut  Sedih
- Orangtua  Cemas  Takut  Sedih  Merasa bersalah
2. Pengasuh  Ayah  Ibu  Nenek  Orang Lain
 Pengasuh lain
3. Hubungan dengan pengasuh  Harmonis  Tidak harmonis
4. Sumber Dukungan Lain  Sibling  Keluarga Lain  Teman sebaya
5. Keterlibatan Orangtua Saat Anak  Merawat  Menggendong  Berkunjung
Dirawat  Berbicara  Mendongeng/bercerita
6. Kebiasaan/keyakinan keluarga yang
mempengaruhi kesehatan
7. Pengetahuan keluarga terhadap
penyakit
PEMERIKSAAN PENUNJANG

TERAPI SAAT INI

10
Tanggal,................................................ Pukul ........................
Perawat Yang Mengkaji Mengetahui
CI Ruangan

(.............................................................) (....................................................................)
Nama Perawat + Tanda Tangan Nama Perawat + Tanda Tangan

10

Anda mungkin juga menyukai