(Studi kasus Hepatitis B, Anemia Ringan dan jarak kehamilan < 2 tahun)
Disusun Oleh:
NIM : 16070015
TAHUN 2019
MOTTO
2. Keinginan tidaklah harus sesuai harapan, karena allah lebih tau apa yang terbaik
untuk kita.
3. Ketika kamu mulai lelah dengan keadaan dan ingin menyerah , ingatlah banyak
orang yang berharap kamu menjadi wanita kuat dan berguna bagi semua.
4. Tidak adak masalah yang tidak bisa diselesaikan selama ada komitmen bersama
untuk menyelesaikannya.
6. Sesungguh waktu adalah hidup dan hidup adalah waktu. Sejauh mana kita bisa
7. Jadilah diri sendiri jangan menjadi orang lain, walaupun dia terlihat lebih baik
dari kita.
HALAMAN PERSEMBAHAN
1. Allah SWT, tak hentinya aku bersyukur padanya yang senantiasa memberikan
2. Terimakasih untuk orang tuaku tercinta Bapak Casmudi dan Ibu Sulastri inspirasi
terbesar dalam hidup saya yang tak pernah lelah mendoakan dan menyayangi atas
dukungannya.
4. Kakek dan Nenek, Terimakasih atas do’a yang selalu dipanjatkan saat saya akan
berangkat untuk belajar, dan terimakasih selama saya masih kecil sudah
membimbing saya sudah merawat saya saat ibu saya sedang tidak ada dirumah.
kesabaran dan sudah memberikan waktu serta nasehat yang tiada henti, sudah 3
tahun menjadi bimbingan akademik dan pembimbing tugas akhir ini yang sangat
6. Ibu kusniyati, S.ST terimakasih telah membimbing dan membantu tugas akhir ini,
7. Kekasih tercinta Ali Zaenal Abidin yang selalu mendoakan saya dan beri
8. Teman-teman satu bimbingan KTI yang akan terlupakan, Ela tamala, Siti
wahyuningsih,retno
9. Teman-teman dekatku yang mngorbankan waktu dan tenaga,selalu menjadi
laela.
10. Teman-teman kelas A yang tiga tahun ini kita bersama-sama menuntut ilmu
Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas semua berkat dan rahmat Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul
Anemia Ringan dan Jarak Kehamilan < 2 Tahun).” sebagai salah satu syarat
menyelesaikan pendidikan Ahli Madya Kebidanan pada Program Studi Kebidanan Prodi
Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, karena itu pada
Bersama Tegal.
Tegal.
3. Ibu Nilatul Izah, S.ST., M.Keb selaku Ka. Prodi DIII Kebidanan Politeknik
4. Ibu Seventina Nurul Hidayah, S.SiT., M.Kes selaku Pembimbing I yang telah
ABSTRAK
Kematian Ibu (AKI) yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal tahun
2017 terdapat 14 kasus kematian ibu. Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas
Warureja Kabupaten Tegal tahun 2017, jumlah ibu hamil 1273 orang, dengan resiko tinggi
terdapat 419 orang, diantaranya ibu hamil yang mengalami anemia terdapat 25 orang, dan
Hepatitis terdapat 4 orang, sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) pada tahun 2017 dengan
5 kasus kematian bayi yang disebabkan Asfiksia total 2 kasus, BBLR 2 kasus, dan penyakit
lainnya total 1 kasus.
Tujuan dalam penelitian ini adalah mampu melakukan asuhan kebidanan
komprehensif dengan hepatitis B, anemia ringan dan jarak kehamilan kurang dari 2 tahun
sesuai dengan standar kebidanan dengan menerapkan manajemen kebidanan 7 langkah
varney dan data perkembangan SOAP.
Obyek studi kasus ini adalah pada ibu hamil Ny.K umur 26 tahun G3 P2 A0 dengan
hepatitis B, anemia ringan dan jarak kehamilan kurang dari 2 tahun. Pengkajian kasus pada
ibu hamil, bersalin, nifas dan BBL pada Ny. K yaitu tanggal 6 Agustus 2018 sampai 5
Oktober 2018 di Puskesmas Warureja Kabupaten Tegal. Asuhan tersebut dijabarkan secara
menyeluruh dimulai sejak pasien hamil TM III (umur 34 minggu + 2 hari), dan nifas normal
(3 hari post partum sampai 6 minggu post partum).
Dari data semua yang diperoleh penyusun selama melakukan Asuhan Kebidanan
Komprehensif pada Ny. K sejak umur kehamilan 34 minggu + 2 hari, pada saat bersalin
sampai masa nifas 6 minggu post partum. Penyusun menyimpulkan bahwa masa kehamilan,
bersalin, dan nifas Ny. K berlangsung normal.
Kata Kunci : Asuhan Kebidanan Komprehensif, Hepatitis B, Anemia ringan dan jarak
kehamilan < 2 tahun
Daftar Pustaka : 68 pustakawan (2002-2017)
DAFTAR ISI
Halaman
MOTTO ........................................................................................................... v
ABSTRAK....................................................................................................... x
DAFTAR ISI.................................................................................................... xi
Lahir ...................................................................................... 54
1. Pengertian ............................................................................. 67
3. Insiden ................................................................................... 67
6. Persalinan ..................................................................................... 72
7. Nifas .............................................................................................. 85
a. Pengertian Nifas..................................................................... 85
b. Tujuan asuhan masa nifas ...................................................... 86
e. Perubahan fisiologis............................................................... 88
f. Perubahan psikologi............................................................... 94
i. Peran dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas .............. 101
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut WHO setiap tahun sekitar 160 juta perempuan di seluruh dunia hamil,
dengan sebagian besar kehamilan ini berlangsung dengan aman. Namun sekitar 15%
Keberhasilan upaya kesehatan ibu, di antaranya dapat dilihat dari indikator Angka
Kematian Ibu (AKI). Kematian ibu atau kematian maternal adalah kematian seorang
ibu waktu hamil atau dalam waktu 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan, tidak
tergantung pada tempat atau usia kehamilan. Indikator umum yang digunakan dalam
kematian ibu adalah Angka Kematian Ibu (Maternal Mortality Ratio ) yaitu jumlah
kematian ibu dalam 100.000 kelahiran hidup. Angka ini mencerminkan resiko obstetrik
yang dihadapi oleh seorang ibu sewaktu ia hamil. Kematian ibu di bagi menjadi
kematian langsung dan tidak langsung. Kematian ibu langsung adalah sebagai akibat
komplikasi kehamilan, persalinan, atau masa nifas dan segala intervensi atau
penanganan tidak tepat dari komplikasi tersebut. Kematian ibu tidak langsung
merupakan akibat dari penyakit yang sudah ada atau penyakit yang timbul sewaktu
Program One Student One Client (OSOC) merupakan program yang diluncurkan
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam upaya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI)
di Jawa Tengah yang cukup tinggi. Program OSOC ini merupakan kegiatan
pendampingan ibu hamil dinyatakan hamil sampai masa nifas selesai bahkan bila
memungkinkan dimulai sejak persiapan calon ibu sehingga mengarah pada
masyarakat Jawa Tengah, dan Program OSOC ini merupakan sumbangsih dan bentuk
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, mencatat angka kematian ibu (AKI)
sepanjang tahun 2017 ada penurunan cukup signifikan. Pada tahun 2017 angkanya
adalah 88,58 % per 100.000 kelahiran atau menurun sekitar 21 % dibanding tahun
2016. Padahal ditahun 2013 AKI Jateng masih 118,68 % per 100.000 kelahiran hidup,
tahun 2014 sejumlah 118 % tahun 2015 sejumlah 111,16 % dan tahun 2016 sejumlah
Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan jumlah kematian bayi (0-11 bulan) per
1.000 kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. AKB menggambarkan tingkat
bayi, tingkat pelayanan antenatal, status gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan program
KIA dan KB, serta kondisi lingkungan dan sosial ekonomi. (Profil Kesehatan Provinsi
Jumlah kasus Angka Kematian Bayi (AKB) Provinsi Jawa Tengah pada tahun
2016 sebesar 99,9 % per 1.000 kelahiran hidup sama dengan AKB tahun 2015 (Dinkes
Anemia dalam kehamilan ialah kondisi ibu dengan kadar Hemoglobin dibawah
11 gr% pada trimester 1 dan 3 atau kadar < 10,5 gr% pada trimester 2. Nilai batas
tersebut dan perbedaannya dengan kondisi wanita tidak hamil terjadi karena
sedangkan di Amerika hanya 6 % kekurangan gizi dan perhatian yang kurang terhadap
anemia dalam kehamilan. banyak anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi
besi dan perdarahan akut bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi. Pada
abortus, partus immatur, atau prematur) gangguan proses persalinan (partus lama,
perdarahan, atonia uteri), gangguan pada masa nifas (sub involusi uteri, daya tahan
terhadap infeksi, strees dan produksi ASI rendah) serta morbiditas pada janin (termasuk
kematian preinatal).
kurang memadai gejala yang menyertai orang yang terkena Hepatitis yaitu mual-mual,
terdapat 5,3 juta ibu hamil Hepatitis B (HbsAg) reaktif. maka setiap tahun diperkirakan
terdapat 150 ribu bayi yang berpotensi mengalami Hepatitis kronis (sirosis atau kanker
sebanyak 7,1 % menurut Rikesda tahun 2017. Strategi pencegahan yang dilakukan
yakni, ibu hamil diperiksa skrining Hepatitis B, dan bagi ibu hamil yang terinfeksi
dari ibu hamil yang HbsAg reaktif, mendapat tambahan vaksin Hepatitis B immune
Globuline (HBIG) kurang dari 24 jam setelah kelahiran, dan menyarankan ibu hamil
positif hepatitis B bisa menularkan virus kepada bayinya yang berada dalam
kandungan. Ketika ibu hamil yang positif hepatitis B tapi tidak terdeteksi, maka bayi
yang akan lahir beresiko tinggi terkena penyakit menular tersebut. Virus hepatitis B
yang menyerang hati menyebabkan kerusakan hati kronis bila tidak segera ditangani,
sirosis hati bisa berujung kanker hati, untuk menghindari itu, ibu hamil dianjurkan
untuk melakukan cek darah. Jika diemukan virus hepaitis B pada ibu, ada penanganan
diaksanakan di Plaza kuningan Jakarta hari jum’at 27 juli 2018, ketua PB perhimpunan
peneliti hati indonesia bapak Irsan Hakim menjelaskan “di dalam kandungan jika ibu
terkena hepatitis B, maka bayi tidak diintervensi, bayi baru diintervensi setelah lahir.”
Mangun Kusumo Jakarta menambahkan, ada intervensi yang diberikan pada ibu hamil
yang positif hepatitis B. “ Walau ibu sudah divaksin dan dikasih immunoglobin
(Antibodi), bayi bisa terkena hepatitis B juga, intervensi pada ibu yaitu ibunya minum
obat selama tiga bulan jelang melahirkan.” Intervensi yang dilakukan pada ibu hamil
tersebut merupakan kebijakan baru dari perhimpunan peneliti hati indonesia untuk
menangani kasus hepatitis pada ibu hamil, tapi belum jadi kebijakan pemerintah. “Kita
pemeberian obat pada ibu hamil selama tiga bulan jelang melahirkan yang harus
Adapun data (AKI) yang diperoleh dari Dinkes Kesehatan Kabupaten Tegal
tahun 2017 terdapat 14 kasus per 244225 kelahiran hidup, mengalami penurunan angka
kematian ibu dari tahun 2016 yang mencapai 27 per 244225 kelahiran hidup. (Dinkes
lima tahun terakhir cenderung naik. AKB tahun 2016 yaitu sebesar 9,7 per 1.000
kelahiran hidup (262 kematian bayi dari 26,919 ke;ahiran hidup). (Dinkes Kabupaten
Tegal, 2016).
kemudian di Puskesmas Warureja pada tahun 2016 terdapat kasus kematian ibu
sebanyak 1 orang disebabkan oleh penyakit jantung, sedangkan pada tahun 2017 angka
kematian ibu meningkat sebanyak 3 orang, disebabkan oleh intra cranial haemoragi di
Desa Kedungjati 1 kasus, gagal jantung di Desa Kedungkelor 1 kasus, dan ginjal di
Desa Banjaragung 1 kasus. Sedangkan angka kematian bayi sebanyak 5 kasus yang
Desa Banjaragung dan Kreman, lain-lain 1 kasus di Desa Demangharjo. Data sasaran
ibu hamil sebanyak 1273 ibu hamil, sasaran ibu bersalin sebanyak 1215, sasaran bayi
sebanyak 1157 bayi. Data kunjungan antenatal care tahun 2017 yaitu dengan jumlah ibu
hamil sebanyak 1268, K1 sebanyak 1268, K4 sebanyak 1198, data kunjungan nifas
tahun 2017 KF1 sebanyak 1210, KF2 sebanyak 1209, KF3 sebanyak 1208. Kemudian
jumlah ibu hamil yang termasuk faktor resiko tinggi ada 419 dengan faktor umur < 20
tahun dan > 35 tahun sebanyak 166 orang, KEK 61 orang , jarak kelahiran < 2 tahun
30 orang, hipertensi 9 orang, pre eklamsia berat 8 orang, Hepatitis 4 orang pada bulan
November tahun 2017 diketahui ibu hamil yang melakukan pemeriksaan HB yaitu ada
88 orang dan dari data tersebut diketahui ibu ibu hamil dengan Anemia ada 25 orang.
kegiatan ini merupakan bagian dari program kesehatan ibu dan anak sebagai bentuk
intervensi pada tahap awal siklus hidup manusia. Beberapa kegiatan dalam kelas ibu
hamil seperti senam ibu hamil, latihan pernafasan pada persalinan, dan cara menyusui
bayi juga diberikan agar ibu hamil berminat untuk menikmati kelas ibu hamil tersbut.
Ada juga program motivator KIA, motivator itu nantinya akan memberikan
pendampingan kepada ibu hamil di desa setempat. Terutama mereka yang mengalami
kehamilan dengan resiko tinggi. Motivator juga bisa membatu melakukan sosialisasi
adanya motivator inilah artinya akan memudahkan ibu hamil untuk konsultasi atau
pemerintah indonesia di 6 provinsi (Jwa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur,
Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan) sejak dari tahun 2011-2016 salah satu keluaran
dari program EMAS yaitu berfungsi sistem rujukan kegawat-daruatan ibu dan BBL
yaitu 10-30 kabupaten selama 5 tahun, agar kematian ibu dan BBL (Neonatal) dapat
dicegah sebanyak-banyaknya.
dan kolaborasi dua arah antara Dinas Kesehatan atau fasilitas kesehatan baik itu
puskesmas dan rumah sakit dengan masyarakat umum, rujukan melalui teknologi
informasi berbasis web, aplikasi mobile, SMS dan telepon (suara). Kesalahan yang
sering terjadi dalam proses rujukan sejari emas adalah kesalahan dalam format sms dan
kode Rumah sakit sehingga data yang ditampilkan di sijari emas tidak sesuai dengan
perujuk.
Menurut data sijariEMAS perwilayah Provinsi Jawa tengah yaitu jumlah data
Kabupaten Tegal tahun 2016 untuk jenis rujukan ibu dan bayi ada 1904 ibu dan 32
bayi, dan pada tahun 2017 jenis rujukan ibu dan bayi ada 897 ibu dan 11 bayi,
mengalami penurunan pada tahun 2018 yaitu 306 ibu dan 2 bayi. Pada tahun 2016
untuk sumber rujukan dari Puskesmas di Kabupaten Tegal ada 1904 ibu dan 32 bayi,
tahun 2017 ada 897 ibu dan 11 bayi, dan pada tahun 2018 ada 306 ibu dan 2 bayi.
Penerima rujukan pada tahun 2016 ada 1904 ibu diantara yaitu PKM. Lebaksiu 1, RS.
Mitra Siaga 1, RS.PKU. Muhammadiyah 105, RSIA. Pala Raya Tegal 343, RSU.
Adella 231, RSUD. Islam Harapan Anda 1, RSUD Dr.Soesilo 1218, RSUD. Kardinah
3, RSUD. Suradadi 1, dan untuk bayi ada 32 diantaranya yaitu RSUD. PKU.
Muhammadiyah 4, RSUD. Kardinah 2, RSUD. Dr. Soesilo 26 bayi, dan pada tahun
2017 ada 897 ibu diantaranya yaitu RSI.PKU.Muhammadiyah 23, RSIA Pala Raya 193,
RSU. Adella 79, RSUD.Dr.Soesilo 601, RSUD, dan pada bayi ada 11 yaitu di RSUD.
Dr.Soesilo. pada tahun 2018 ada 306 ibu yaitu diantaranya RSI.PKU.Muhammadiyah
3, RSU.Adella 63, RSUD.Dr.Soesilo 240 ibu, dan pada bayi ada 2 yaitu di
RSUD.Dr.Soesilo. kasus rujukan Maternal pada tahun 2016 yaitu jumlahnya 444 untuk
kasus KPD, kasus Partus macet ada 3 , PE/B 296, Perdarahan 225, mengalami
penurunan pada tahun 2017 yaitu sebanyak 314 untuk KPD, Partus macet ada 2, PE/B
155 , dan Perdarahan 140, pada tahun 2018 juga mengalami penurunan yaitu ada 91
untuk kasus KPD, Partus macet 2 kasus, PE/B 46 kasus, Perdarahan 65 kasus. Kasus
rujukan Neonatal pada tahun 2016 berjumlah 5 kasus Asfiksia, BBLR 13 kasus, dan
Sepsis ada 3 kasus, mengalami penurunan pada tahun 2017 yaitu sebanyak 3 kasus
Asfiksia, BBLR 2, pada tahun 2018 sebanyak 1 kasus yaitu Asfiksia di bulan januari.
Saran dan tujuan dari OSOC itu sendiri diharapkan mengupayakan preventif dan
promotif dalam rangka meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Adanya pendampingan
hingga 40 hari masa nifas. Adanya deteksi dini terhadap faktor resiko maupun
komplikasi yang terjadi pada masa kehamilan, persalinan, dan masa nifas untuk
dilakukan penanganan secara cepat dan tepat. Adanya kerja sama dan koordinator yang
dulai dari kehamilan, persalinan, nfas, KB, pasca persalinan, maka penulis tertarik
untuk menyusun karya tulis ilmiah dengan judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif
pada NY. K umur 26 tahun GIII PII A0 dengan Hepatitis B, Anemi ringan, dan Jarak
Kehamilan < 2 Tahun di Puskesmas Warureja Kabupaten Tegal” dengan tujuan dapat
menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dengan cara pendekatan dengan pasien sedini
mungkin sejak kehamilan untuk membuat skrining awal sehingga jika terjadi
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
bersalin, nifas dan bayi dengan Hepatitis B, Anemia ringan dan jarak kehamilan <
tahun 2018.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat melakukan pengkajian data pada Ny. K umur 26 tahun GIII PII A0 di
tahun 2018.
b. Dapat menegakkan diagnosa kebidanan pada Ny. K umur 26 tahun GIII PII A0
c. Dapat menentukan antisipasi masalah yang terjadi pada Ny. K umur 26 tahun
d. Dapat menentukan perlu tidaknya tindakan segera yang harus dilakukan pada
Ny. K umur 26 tahun GIII PII A0 di rumah Ny. K Desa Sidamulya Wilayah
tahun 2018.
f. Dapat melaksanakan perencanaan yang telah dibuat dalam tindakan nyata pada
Ny. K umur 26 tahun GIII PII A0 di rumah Ny. K Desa Sidamulya Wilayah
g. Dapat melakukan evaluasi pada Ny. K umur 26 tahun GIII PII A0 di rumah
2018.
D. Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup dari laporan studi kasus ini untuk melakukan asuhan kebidanan
komprehensif pada :
1. Sasaran
Sasaran dalam Karya Tulis Ilmiah ini adalah Ny. K umur 26 tahun GIII PII
2. Tempat
3. Waktu
OSOC.
komprehensif pada ibu hamil, bersalin, dan nifas, bayi baru lahir, dan keluarga
berencana dan dapat megaplikasikan teori yang telah di dapat selama masa
pendidikan.
kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil, bersalin, dan nifas, bayi baru lahir
pengetahuan tentang asuhan kebidanan komprehensif pada ibu hamil, bersalin, dan
untuk melakukan pemeriksaan kesehatan selama hamil, persalinan, dan nifas, bayi
1. Wawancara
Yaitu suatu metode yang dipergunakan untuk mengumpulkan data, dimana peneliti
pencutian/responden.
2. Observasi
Yaitu suatu hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari
3. Pemeriksaan fisik
TTV.
4. Dokumentasi
Yaitu semua bentuk informasi yang berhubungan dengan dokumen atau catatan
5. Kepustakaan
Yaitu bahan-bahan pustaka merupakan hal yang sangat penting dalam menunjang
G. Sistematika Penelitian
Proposal Kaya Tulis Ilmiah ini disusun secara sistematika terdiri dari :
1. Bab 1 Pendahuluan
pembaca, peneliti, dan pemerhati tulisan karya tulis ilmiah komprehensif untuk
memberikan gambaran awal tentang permasalahan yang akan dikupas dan diberikan
Bab pendahuluan ini terdiri atas : latar belakang, rumusan masalah, tujuan,
sedemikian rupa dari berbagai sumber yang relevan, autentik, dan actual. Kerangka
teoti medis, tinjauan teori asuhan kebidanan, landasan hukum kewenangan bidan.
3. Bab III Tinjauan Kasus
kasus yang diambil adalah kasus komprehensif mulai dari hamil, bersalin, dan nifas
(3 hari, 8 hari, 2 minggu, 6 minggu). Asuhan kebidanan ditulis sesuai dengan urutan
manajemen kebidanan 7 langkah Varney, yaitu mulai dari pengumpulan data sampai
4. Bab IV Pembahasan
Berisi tentang perbandingan teori dan kenyataan pada kasus yang disajikan sesuai
5. Bab V Penutup
6. Daftar Pustaka
7. Lampiran
TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN MEDIS
Setiap wanita yang memilki organ reproduksi sehat dan telah mengalami
menstruasi serta melakukan hubungan seksual dengan seorang pria yang organ
proses pembuahan dalam rngka melanjutkan keturunan yang terjadi secara alamiah
a. Pengertian kehamilan
1). Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterin mulai
2010).
2). Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya
hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari
Kehamilan berawal dari proses pembuahan, yaitu bertemunya sel telur wanita
Setiap bulan, saat ovulasi, seorang wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur
vagina dan berjuta-juta sel mani (Sperma) begerak memasuki rongga rahim
lalu masuk ke saluran telur. Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi
untuk mencairkan zat-zat yang melindungi ovum. Kemudian, pada tempat yang
paling mudah dimasuki, masuklah satu sel mani untuk kemudian bersatu
Ovum yang telah dibuahi segera membelah diri sambil bergerak (dengan
bantuan rambut getar tuba) menuju ruang rahim. Ovum yang telah dibuahi tadi
nidasi, di perlukan waktu kira-kira 6-7 hari. Untuk menyuplai darah dan zat-zat
makanan bagi mudigah dan janin, di persiapkan uri (plasena). Jadi, dapat di
katakan bahwa untuk setiap kehamilan harus ada ovum (sel telur), spermatozoa
c. Tanda-tanda Kehamilan
minggu.
c) Bagian-bagian janin
serta bagian kecil janin (lengan dan kaki) dapat diraba dengan jelas
pada usia kehamilan lebih tua (trimester terakhir). Bagian janin ini
d) Kerangka janin
a) Amenorea
persalinan.
akhir triwulan pertama dan sering terjadi pada pagi hari maka disebut
hiperemesis gravidarum.
c) Megidam (ingin makanan khusus)
suatu bau-bauan.
d) Pingsan
f) Payudara
g) Miksi sering
h) Pigmentasi kulit
perut.
i) Varises
Dapat terjadi pada kaki, betis, dan vulva, biasanya dijumpai pada
triwulan akhir.
a) Pembesaran perut
keempat kehamilan.
b) Tanda Hegar
c) Tanda Goodel
bibir.
d) Tanda Chadwicks
e) Tanda Piscaseck
dalam cairan ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan pemeriksa. Hal
seperti bentuk janin saja tidak cukup karena dapat saja merupakan
myoma uteri.
peredaran darah ibu (pada plasma darah), dan disekresi pada urine ibu.
Hormon ini dapat mulai dideteksi pada 26 hari setelah konsepsi dan
meningkat dengan cepat pada hari ke 30-60, tingkat tertinggi pada hari
mengacu pada kombinasi tanda-tanda tidak pasti, tanda mungkin, dan tanda
a) Bahan pita ukur yang digunakan adalah bahan yang tidak mudah kendor
atau mulur.
sebenarnya.
tepi atas simpisis pubis dan dengan tetap menjaga pita ukur menempel
pada dinding abdomen yang diukur, tempatkan ujung yang lain pada
palpasi, salah satu palpasi yang sering digunakan adalah menurut Leopold
dan untuk TFU dapat dilakukan dengan cara Mc. Donald dengan
dengan rumus (TFU dalam cm) – n x 155 = gram bila kepala belum masuk
a) Leopold I
Bertujuan untuk mengetahui TFU dan bagian janin yang ada difundus.
b) Leopold II
Bertujuan untuk mengetahui janin yang ada disebelah kanan dan kiri ibu.
c) Leopold III
d) Leopold IV
b) Gambaran yang terlihat yaitu adanya rangka janin dan kantong kehamilan.
kehamilan.
(Sulistyawati. 2012).
dan fisiologi pada ibu hamil, sehingga dapat menunjang perkembangan dan
a) Sistem Reproduksi
1) Uterus
2) Serviks Uteri
4) Ovarium
b) Sistem Payudara
hamil naik.
3) Prolaktin
4) Estrogen
5) Progesteron
payudara.
d) Sistem Kekebalan
kehamilan.
e) Sistem Perkemihan
ibu sering kencing. Trimester II kehamilan dimana uterus telah keluar dari
rongga pelvis gejala sering kencing tidak dijumpai lagi. Trimester III, bila
kepala janin mulai turun ke PAP, keluhan sering kencing timbul lagi karena
f) Sistem Pencernaan
sehingga makanan lama berada di usus. Hal ini baik untuk reabsorbsi, tetapi
g) Sistem Muskuloskeletal
biasanya menjadi salah satu ciri pada ibu hamil. Lordosis progresif
i) Sistem Integumen
terkahir. Berat badan wanita hamil naik 6,5 – 16,5 kg, rata-rata 12,5 kg,
l) Sistem Pernafasan
metabolisme janin.
m) Sistem Persyarafan
1). Kompresi syaraf panggul atau stasis vaskuler akibat pembesaran uterus
4). Akroestesia (rasa gatal di tangan) yang timbul akibat posisi tubuh yang
(Nugroho, dkk.2014).
f. Perubahan Psikologis Ibu Hamil
terhadap kondisi kesehatan fisik dan psikologis ibu hamil. Pada ibu hamil
kesejahteraan fisik dan psikologis yang baik. Sementara pada ibu hamil dengan
dan muntah pada pagi hari, lemah, lelah dan membesarnya payudara. Ibu
merasa tidak sehat dan sering kali membenci kehamilanny. Banyak ibu yang
pada awal kehamilannya ibu berharap untuk tidak hamil. Pada trimester
Trimester kedua biasanya adalah saat ibu merasa sehat. Ibu sudah
mengatur diri lebih baik, kondisi atau keadaan ibu lebih menyenangkan, ibu
sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya.
Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan dua hal yang
persalinan. Sering kali ibu merasa khawatir atau takut apabila bayi yang
melindungi bayinya dan akan menghindari orang atau benda apa saja yang
takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu
makanan yang megandung nilai gizi bermutu tinggi, gizi pada waktu hamil harus
yang mengandung protein, zat besi, dan minuman cukup cairan (menu
seimbang).
Kebutuhan fisik ibu hamil trimester I, II, dan III, natara lain :
1. Oksigen
2. Nutrisi
yang megandung nilai gizi bermutu tinggi, gizi pada waktu hamil harus
sehari menjadi 4-5 kali waktu makan. Penmbahan energi ibu hamil
gemuk tidak boleh lebih dari 300 kkal/hari. Makanan yang kaya akan
bahan tersebut.
2). Hindari ikan mentah seperti sishi.
produk prternakan.
5). Masak makanan siap saji atau hasil ternak siap makan sampai
dihangatkan.
6). Jangan minum susu sapi, kambing, atau biri-biri yang tidak
dipasteurisasi.
8). Buang makanan yang berjamur dan kentang yang sudah berakar.
3. Personal Hygiene
penting untuk dijaga oleh seorang ibu hamil. Personal hygiene buruk dapat
a) Sebaiknya ibu hamil mandi, gosok gigi dan ganti pakaian minimal 2
kali sehari.
4. Pakaian
5. Eliminasi
Ibu hamil sering buang air kecil pada trimester I dan III kehamilan.
Kebutuhan ibu hamil akan rasa nyaman terhadap masalah eliminasi juga
2). Gunakan pembalut untuk mencegah pakaian dalam yang basah dan
6. Seksual
Beberapa tips untuk wanita hamil yang ingin berhubungan seksual dengan
suaminya :
1). Pilih posisi yang nyaman dan tidak menyebabkan nyeri bagi wanita
hamil.
2). Sebaiknya gunakan kondom, karena prostaglandin yang terdapat
4). Apabila bangun tidur, miring dulu baru kemudian bangkit dari tempat
tidur.
8. Exercise/senam hamil
adalah terapi gerakan latihan gerak uidur siang ntuk mempersiapkan ibu
hamil, secara fisik atau mental, pada persalinan cepat, aman dan sopan.
9. Istirahat/tidur
istirahat/tidur ibu hamil akan terlihat pucat, lesu, dan kurang gairah.
Usahakan tidur malam ± 8 jam dan ± 1 jam . posisi tidur yang sangat
dianjurkan adalah tidur miring ke kiri, posisi ini berguna untuk mencegah
varices, sesak nafas, bengkak pada kaki, serta dapat memperlancar
2014).
observasi, edukasi, dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh
suatu proses kehamilan dan persiapan persalinan yang aman dan memuaskan.
(Walyani, 2015).
a) Pemeriksaan pertama
b) Pemeriksaan ulang
persalinan.
ketentuan :
2). 1 kali pada trimester dua dan 2 kali pada trimester ketiga (K4).
(Walyani, 2015).
(a) Pengukuran tinggi badan cukup 1 kali dan penimbangan berat badan
badan cukup satu kali, bila tinggi badan < 145 cm, maka faktor resiko
kenaikan berat badan ibu hamil minimal rata-rata 6,5 kg, LILA 23,5.
(b) Pengukuran tekanan darah (T2)
Tekanan darah normal 120/80 mmHg. Bila tekanan darah lebih besar
Bila < 23,5 cm menunjukan ibu hamil menderita kurang energi kronis
(ibu hamil KEK) dan beresiko melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR).
Apabila trimester III bagian bawah janin bukan kepala atau kepala
masalah lain. Bila denyut jantung janin kurang dari 120 x/menit atau
lebih dari 160 x/menit menunjukan ada tanda gawat janin, segera
rujuk.
yaitu nyeri, kemerah-merahan dan bengkak untuk 1-2 hari pada tempat
pemberian tablet tambah darah (Fe) pada ibu hamil dan nifas, karena
pertumbuhan janin.
bila diperlukan.
(Anemia)
menyusu dini (IMD), nifas, perawatan bayi baru lahir, ASI ekslusif,
hamil.
apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu.
banyak, dan kadang-kadang, tetapi tidak selalu, disertai dengan rasa nyeri.
Perdarahan semacam ini bisa berarti plasenta previa atau abrupsi plasenta.
membran atau meningkatnya tekanan intra uteri, juga karena adanya infeksi
3). Kejang
keadaan dan terjadinya gejala-gejala sakit kepala, mual, nyeri ulu hati
4). Gerakan janin kurang atau tidak ada (minimal 3 kali dalam 1 jam)
Ibu mulai merasakan gerakan janin selama bulan ke-5 ataua ke-6.
Janin harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam 1 jam jika ibu berbaring
atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik.
5). Demam Tinggi
gejala-gejala penyakit.
mengancam keselamatan jiwa adalah yang hebat, menetap, dan tidak hilang
setelah istirahat. Hal ini bisa berarti kehamilan ektopik, abortus, penyakit
radang pelvik, iritasi uterus, infeksi saluran kemih atau infeksi lainnya.
sakit kepala hebat yang menetap dan tidak hilang setelah istirahat. Kadang-
kadang sengan sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin menemukan
banyak jenis virus yang menyebabkan infeksi pada seseorang dengan memberikan
dampak sosial ekonomi yang besar, karena penyakit ini menyebabkan infeksi pada
populasi dalam skala dunia, dan variasi penampilan kliniknya yang sedemikian
beraneka ragam (bisa dalam bentuk hepatitis akut, hepatitis kronis dan aktif,
hepatitis kronis aktif, sirosis hati atau kanker hati). Namun, kita dapat bersyukur
karena para ilmuan kini telah dapat mengungkap karakteristik virus ini secara lebih
terperinci sehingga pola tingkah lakunya sudah dapat diketahui dengan baik.
a. Pengertian Hepatitis
Hepatitis adalah istilah umum yang berarti radang hati”Hepa” berarti hati dan
disebabkan oleh virus, bakteri, dan parasit. (Faisal yatim, 2007). Sedangkan
inflamasi hepar. Ibu bisa mendapat hepatitis dari paparan darah terinfeksi seperti
tahan tubuh. Seperti infeksi HIV, diperkirakan dalam setahun, jutaan manusia
meninggal karena terinfeksi virus Hepatitis B dan penderita baru terinfeksi virus
Hepatitis B tetap terjadi 4 minggu juta orang setiap tahunnya. (Faisal yatim,
2007).
demam ringan. Hanya 30% penderita yang mengalami gejala tersebut. (Achmad
Feryanto, 2012).
sebagai berikut :
1). Kuning pada kulit dan sklera mata, mual, muntah, demam, nyeri perut,
lemas, kembung, perut bengkak, warna air kencing (biasanya seperti air teh).
1. Fase Inkubasi
Merupakan waktu antara masuknya virus dan timbulnya gejala atau ikterus.
Fase inkubasi Hepatitis B berkisar antara 15-180 hari dengan rata-rata 60-
90 hari.
ikterus, mudah lelah, sakit kepala, mual muntah, atritis (flu), nyeri abdomen
3. Fase ikterus
Ikterus muncul setelah 5-10 hari, tetapi dapat juga muncul bersamaan
dengan munculnya gejala. Banyak kasus pada fase ikterus tidak terdeteksi.
hati tetap ada. Muncu perasaan sudah lebih sehat dan kembalinya nafsu
yang dapat menimbulkan resiko tinggi pada ibu dan bayi. Pada ibu dapat
yang serius umunya tidak terjadi pada neonatus, tetapi pada masa dewasa.
Jika terjadi penularan sekitar 60-90 % akan tejadi mengidap kronik VHB
(Hepatitis B) dan 30% kemungkinan akan menderita kanker hati atau sirosis
hepatitis anatara 30-40 % orang terinfeksi virus ini tidak mengalami gejala
apapun, biasanya gejalanya akan timbul bila kekebalan tubuh tidak mampu
Green, 2016).
yang diaksanakan di Plaza kuningan Jakarta hari jum’at 27 juli 2018, ketua
dalam kandungan jika ibu terkena hepatitis B, maka bayi tidak diintervensi,
bayi baru diintervensi setelah lahir.” Irsan Hakim merupakan dr. Spesialis
menambahkan, ada intervensi yang diberikan pada ibu hamil yang positif
ibunya minum obat selama tiga bulan jelang melahirkan.” Intervensi yang
ibu hamil, tapi belum jadi kebijakan pemerintah. “Kita mengharapkan kalau
pada ibu hamil selama tiga bulan jelang melahirkan yang harus dikerjakan.”
Asuhan pada bayi baru lahir yang terlahir dari ibu yang mengalami
dilakukan yaitu dengan diberikan vaksin HBIG pada bayi baru lahir dan
vaksin harus segera diberikan tidak boleh lebih dari 12 jam, karena
vaksin.
binatang sebagai sumber virus alami, belum diketahui, hanya saja virus
jenis bebek. Tetapi pada percobaan, virus Hepadma tidak menimbulkan sakit
pada manusia.
b. Bagian-bagian darah
kronis yang diderita ibu hamil tidak menimbulkan gangguan baik terhadap
adalah melalui pemeriksaan serologi HbsAg secara rutin terhadap ibu hamil.
Dengan diketahuinya status HbsAg ibu (positif atau negatif) maka upaya yang
menjadi lebih terarah. Sebagai contoh, setelah diketahui sang ibu ternyata
a) Kewaspadaan Universal
Hindari hubungan seksual dan pemakaian alat atau bahan dari penderita.
Skrining HbsAg pada ibu hamil, terutama pada daerah dimana terdapat
c) Imunisasi
Bagi bayi yang lahir dari ibu dengan HbsAg positif harus diberikan
vaksinasi HbsAg dalam waktu kurang dari 12 jam setelah di lahirkan tanpa
vaksin yang kurang dari 12 jam dapat meningkatkan antibodi bayi dan
d. Bahaya Hepatitis
Sebagian yang terinfeksi akan sembuh sendiri dan tidak menetap menjadi
kronik, hanya 2-6% menjadi kronik. Namun, apabila telah terinfeksi dari
berkembang menjadi sirosis (yaitu hati terbentuk jaringan perut, mengecil, dan
kanker hati.
a. Setiap orang dengan riwayat ikterik, atau berasal dari kelompok resiko
bayi yang lahir dari ibu yang menderita hepatitis seperti bidan dan dokter
obstetri.
1) Pada ibu hamil dengan HbsAg reaktif tidak dilakukan penangnan khusus
2) Indikasi rawat di rumah sakit adalah bila ibu hamil dengan HbsAg disertai
4) Vaksinasi bayi yang terlahir dari ibu dengan HbsAg positif harus
larutan yang dibuat dari plasma yang mengandung protein. HbsAg yang
Hepatitis B.
5) Setelah mendapatkan vaksinasi lengkap, pada usia antara 9-18 bulan bayi
6) Bayi yang lahir dari ibu dengan Heoatitis B memungkinkan untuk disusui,
Dengan catatan tetap menjaga kebersihan peyudara dan puting susu agar
menjaga daya tahan tubuh kita dan agar terhindar dari penyakit ataupun virus-
membantu dalam pengolahan zat gizi (karbohidrat, lemak, protein, dll) dan
pengaturan diet yang tepat dapat mempercepat pemulihan fungsi hati. Namun
kita tidak perlu berkecil hati karena hati merupakan salah satu bagian tubuh
diet yang tepat untuk penderita hepatitis agar diperoleh pemulihan yang
maksimal.
toleransi penderita.
3) Cukup vitamin dan mineral.
kebutuhan penderita.
seperti ayam dengan kulit, kuning telur, jeroan, udang dan lain-lain.
Penderita mendapat cukup kalori dengan ukuran 30-35 kalori per kg berat
badan atau sekitar 150-175% dari kebutuhan kalori basal. Makanan yang
sebanyak 0,75 g per kg berat badan. Selama ada rasa mual, makanan yang
(kolestasi).
a. Pengertian anemia
1). Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin di bawah 11 gr% pada
2009).
2). Anemia adalah kondisi dimana berkurangnya sel darah merah (eritrosit)
(Tarwoto, 2007).
membutuhkan bahan zat besi, vitamin B12, asam folat, vitamin B6, protein dan
faktor lain. Kekurangan salah satu unsur/bahan pembentukan sel darah merah
dalam darah tepi rata-rata 120 hari. Setelah 120 hari akan mengalami proses
penuaan. Apabila destrusi sel darah merah terjadi sebelum waktunya atau kurang
dari 120 hari disebut hemolisis, biasanya terjadi pada pasien dengan thalasemia
(Tarwono, 2007).
c. Etiologi Anemia
Menurut Atikah (2009), Anemia dalam kehamilan sama seperti yang terjadi pada
5). Kehilangan darah banyak seperti persalinan yang lalu, haid dan lain-lain
6). Penyakit-penyakit kronik seperti TBC paru, cacing usus, malaria dan lain-
lain
anemia yaitu :
2). Pucat
Nutrisi yang baik adalah cara terbaik mencegah terjadinya anemia jika
sedang hamil. Makan- makanan yang tinggi kandungan zat besi (seperti sayuran
berdaun hijau, daging merah, sereal, telur dan kacang tanah) dapat membantu
memastikan bahwa tubuh menjaga pasokan besi yang diperlukan untuk berfungsi
dengan baik. Pemberian vitamin untuk memastikan bahwa tubuh memiliki cukup
asam besi dan folat. Pastikan tubuh mendapatkan setidaknya 27 mg zat besi setiap
hari. Jika mengalami anemia selama kehamilan, biasanya dapat diobati dengan
f. Klasifikasi Anemia
Menurut Atikah, 2009 secara umum anemia dalam kehamilan diklasifikasikan
menjadi :
Adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah.
disebabkan oleh kekurangan zat besi (Fe) serta asam folat dan vitamin B12.
Pemberian makanan atau diet pada ibu hamil dengan anemia pada dasarnya
g. Derajat Anemia
selama kehamilan yaitu selama kehamilan yaitu selama kehamilan trimester I dan
II.
Menurut Manuaba (2007), Bahaya anemia pada kehamilan , persalinan, nifas dan
b) Persalinan prematur
e) Mola hidatidosa
f) Hiperemesis gravidarum
g) Perdarahan antepartum
d) Kala tiga dapat dikutu retensio, dan perdarahan post partum akibat
atonia uteri
e) Kala empat dapat terjadi perdarahan post partum sekunder dan atonia
uteri
3). Pada kala nifas :
dalam rahim akan terganggu. Akibat anemia pada janin antara lain :
a) Abortus
b) Kematian intrauteri
umur ibu hamil maka presentasi anemia semakin besar. Pada penelitian ini
kejadian anemia semakin besar. Karena 80% ibu hamil berusia tidak
2). Paritas
tinggi angka kejadian anemia artinya ibu hamil dengan paritas tinggi
paritas rendah.
bahwa semakin dekat jarak kehamilan, maka akan semakin tinggi angka
kejadian anemia.
4). Pengetahuan
mengatasi anemia pada ibu hamil diharapkan dapat mencegah ibu hamil
dari anemia. Semakin rendah pengetahuan kesehatan reproduksi, maka
memenuhi syarat 5 T (TB, BB, Tekanan darah, Tinggi Fundus, TT, tablet
Fe). Jika pemeriksaan Antenatal Care kurang atau tidak ada sama sekali
sesuai dengan kebutuhan gizi setiap individu untuk hidup sehat dan
golongan bahan makanan yaitu protein hewani dan nabati, sayuran, buah
Menurut Tarwoto dan Wasnindar (2007), cara mengatasi anemia pada ibu
2). Pastikan tanda dan gejala anemia yang terjadi pada ibu hamil
4). Makan yang cukup, 2 kali lipat dari pola makan sebelum hamil
mkanan tinggi zat besi, asupan zat besi. (Tarwoto dan Wasnidar, (2007).
a. Pengertian
a. Yang dimaksud dengan terlalu dekat adalah jarak antara kehamilan satu
dengan berikutnya kurang dari 2 tahun (24 hari). Jarak kehamilan yang
b. Terlalu sering hamil yaitu ibu yang hamil dengan jarak tiap anak kurang dari 2
e. Waktu ibu untuk menyusui dan merawat bayi kurang (BKKBN, 2007).
c. Insiden
lebih dari 89.000 wanita setelah kehamilan kedua. Wanita yang mempunyai jarak
Lebih lanjut interval yang pendek dari jarak kehamilan, mengakibatkan protein
a. Keguguran
b. Anemia
c. Payah jantung
f. Cacat bawaan
Menurut BKKBN, 2007, cara menghindari jarak kehamilan kurang dari 2 tahun
yaitu :
d. Perencanaan kehamilan
1). Fase menunda kehamilan, dimana wanita umur kurang dari 20 tahun
2). Fase menjarangkan kehamilan, dimana wanita umur 20-35 tahun waktu
3). Fase tidak hamil lagi, dimana wanita umur lebih dari 35 tahun tidak boleh
Kegiatan kelas ibu hamil merupakan sarana untuk belajar kelompok tentang
kesehatan ibu hamil, dalam bentuk tatap muka yang bertujuan meningkatkan
dan bayi baru lahir, melalui praktik dengan menggunakan BUKU KIA.
Tujuan kelas ibu hamil diharapkan dapat jadi pedoman dan bahan
pembelajaran bagi fasilitator dalam melakukan fasilitasi pelaksana kelas ibu hamil.
1). Materi pertemuan kelas ibu hamil I pemeriksaan kehamilan agar ibu dan janin
sehat.
2). Materi pertemuan kelas ibu hamil II : persalinan aman, nifas nyaman ibu
c) Proses persalinan
e) KB pasca persalinan
f) Pelayanan nifas
i) Mitos
3). Materi pertemuan kelas ibu hamil III pencegahan penyakit, komplikasi
f) Penyakit malaria
4). Materi penemuan kelas ibu hamil IV Perawatan Bayi Baru Lahir agar Tumbuh
Kembang optimal
e) Cacat bawaan
j) Mitos
k) Akta kelahiran
5). Materi pertemuan kelas ibu hamil V aktivitas pada ibu hamil :
a) Aktifitas
j) Pemantauan
7). PERSALINAN
a. Pengertin Persalinan
1). Persalinan adalah proses pembukaan dan menipisnya serviks dan janin
turun ke dalam jalan lahir, kelahiran adalah proses dimana janin dan
konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup umur kehamilannya dan
dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain dengan
3). Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta, dan ketuban keluar dari
dimulai.
ganglion ini digeser dan ditekan (misalnya oleh kepala janin), maka akan
7. Teori prostaglandin
c. Macam-macam persalinan
berikut :
d. Tanda-tanda persalinan
b) Sifat his teratur, interval makin pendek, dan kekuatan makin besar
kekuatannya bertambah
menimbulkan :
letak, sikap, dan posisi janin, sedangkan yang perlu diperhatikan pada
Jalan lahir terbagi atas dua, yaitu jalan lahir keras dan jalan lahir
lunak. Hal-hal yang perlu diperhatikan dari jalan lahir keras adalah ukuran
dan bentuk tulang panggul, sedangkan yang perlu diperhatikan pada jalan
lahir lunak adalah segmen bawah uterus. Yang dapat meregang, serviks, otot
tetapi setelah dilaktasi lengakp, kekuatan ini cukup penting dalam usaha
f. Tahapan Persalinan
1). Kala I
Menurut Yanti (2010), Kala I atau Kala Pembukaan adalah proses periode
a) Fase laten, yaitu fase pembukaan yang sangat lambat ialah dari 0
b) Fase aktif, yaitu fase pembukaan yang sangat cepat yang terbagi lagi
menjadi:
Kala II atau Kala pengeluaran adalah periode persalinan yang dimulai dari
Kala III atau kala Uri adalah persalinan yang dimulai dari lahirnya bayi
4). Kala IV
Kala IV merupakan masa 1-2 jam setelah placenta lahir yaitu masa
g. Mekanisme Persalinan
bayi dengan mengandalkan posisi, bentuk, bentuk ginjal, seta presentasi janin
lahir. Bagian terendah dari fetus akan menyesuaikan diri terhadap panggul pada
saat turun melalui jalan lahir. Kepala akan melewati rongga pangul dengan
(PAP) biasanya sudah terjadi pada bulan terakhir dari kehamilan, tetapi
Fleksi ini disebabkan karena anak didorong maju dan sebaiknya mendapat
tahanan dari setviks, dinding panggul atau dasar panggul. Akibat dari
bawah simfisis.
kepala terjadi sebagai resultan antara dua kekuatan yaitu sebagai berikut :
bayi memutar ke arah punggung anak untuk menghilangkan torsi pada leher
6). Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai di bawah simfisis dan
lahir, selanjutnya seluruh badan bayi dilahirkan searah dengan sumbu jalan
lahir.
h. Laserasi Jalan Lahir
robekan yaitu :
1). Derajat satu dari mukosa vagina, komisura posterior, kulit perineum, dan
otot perineum .
2). Derajat tiga dari mukosa vagina, komisura posterior, kulit perineum, otot
3). Derajat empat dari mukosa vagina, komisura postterior, kulit perineum, otot
Ada lima aspek dasar, atau Lima Benang Merah, yang penting dan saling
terkait dalam asuhan persalinan yang bersih dan aman. Berbagai aspek tersebut
melekat pada setiap persalinan, baik normal maupun patologis. Lima Benang
Keputusan itu harus akurat, komprehensif dan aman, baik bagi pasien dan
masalah.
e) Menyusun rencana pemberian asuhan atau intervensi untuk solusi
masalah.
kepercayaan dan keinginan sang ibu. Salah satu prinsip dasar asuhan sayang
ibu adalah mengikut sertakan suami dan keluarga selama proses persalinan
lain dalam asuhan selama persalinan dan kelahiran bayi. Tindakan ini harus
diterapkan dalam setiap aspek asuhan untuk melindungi ibu, bayi baru lahir,
mengurangi infeksi karena bakteri, virus dan jamur. Dilakukan pula upaya
HIV/AIDS.
kelahiran bayi.
5). Rujukan
Rujukan adalah kondisi optimal dan tepat waktu ke fasilitas yang
ibu dan bayi baru lahir. Sangat sulit untuk menduga kapan penyulit akan
terjadi sehingga kesiapan untuk merujuk ibu atau bayinya ke fasilitas rujukan
secara optimal dan tepat waktu (jika penyulit terjadi) menjadi syarat bagi
B (Bidan) : pastikan bahwa ibu atau bayi baru lahir didampingi oleh
fasilitas rujukan.
dan bayi dan mengapa ibu atau bayi perlu dirujuk. Jelaskan
tempat rujukan.
fasilitas rujukan.
8). NIFAS
a. Pengertian Nifas
Masa nifas atau puerperperium berasal dari bahasa latinnya yaitu dari kata
1. Masa nifas adalah masa putih kembali, mulai dari persalinan selesai hingga
2. Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta,
seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 mingu . (Siti saleha,
2009).
3. Masa nifas merupakan masa dumulai setelah plasenta lahir dan berakhir
4. Masa nifas merupakan masa setelah melahirkan bayi dan plasenta sampai 6
b. Mengatasi anemia.
nifas selesai dan memelihara bayi dengan baik, sehingga bayi dapat
2009).
Tanda-tanda bahaya pada masa nifas menurut Sri Astuti (2015) yaitu:
3). Pusing
4). Lemas yang berlebihan
7). Kejang-kejang.
Apabila ibu terdapat satu atau lebih tanda bahaya seperti diatas, maka ibu
Menurut Eny Ratna, 2008, adapun tahapan dalam masa nifas adalah sebagai
berikut :
dan berjalan-jalan, dan dalam agama islam dianggap telah bersih dan boleh
eksterna dan interna yang lamanya 6-8 minggu. Alat genetalia tersebut
Remode puerpurium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
tahunan.
e. Perubahan Fisiologis
Menurut Yetty, 2010, adapun perubahan-perubahan dalam masa nifas adalah
sebagai berikut :
a) Involusi Uterus
1. Pengertian
Proses ini dimulai segera setelah plasenta lahir akibat kontraksi otot-
Pada akhir kala III persalinan, uterus berada digaris tengah, kira-
mengandung darah dan sisa jaringan desida yang nekrotik dari dalam
organisme berkembang lebih cepat dari pada kondisi asam yang ada
setiap wanita.
c) Cerviks
Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus. Setelah
besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama
sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam keadaan
e) Perineum
sebagian besar tonusnya sekalipun tetap lebih kendur dari pada keadaan
sebelum melahirkan.
f) Rahim
asupan makanan juga mengalami penurunan selama satu atau dua hari,
terdapat spasine efingter dan edema leher buli-buli sesudah bagian ini
persalinan. Urin dalam jumlah yang besar akan dihasilkan dalam waktu 12-
involusi.
Kadar estrogen menurun 10% dalam waktu sekitar 3 jam post partum.
berangsur-angsur hilang.
6). Perubahan tanda-tanda vital
a. Suhu
Suhu hari (24 jam) post partum suhu badan akan naik sedikit
b. Nadi
c. Tekanan darah
d. Pernafasan
denyut nadi. Bila suhu dan denyut nadi tidak normal, pernafasan jika
nafas.
estrogen, volume darah kembali kepada keadan tidak hamil. Jumlah sel
selama masa nifas, namun kadarnya masih tetap lebih tinggi dari pada
3-7 post partum dan kembali normal dalam 4-5 minggu post partum. (Yetty,
2010).
f. Perubahan Psikologi
Proses adaptasi psikologi pada seorang ibu sudah dimulai sejak dia
hamil. Wanita hamil dan akan mengalami perubahan psikologi yang nyata
bayi yang dikandungnya sebagai bagian dari dirinya. Seorang wanita setelah
sebelumnya menjalani fase sebagai anak kemudian berubah menjadi istri, dan
sebentar lagi dia harus sersiap menjadi ibu. Proses adaptasi ini memerlukan
masa nifas juga merupakan salah satu fase yang memerlukan adaptasi psikologi.
Ikatan antara ibu dan bayi yang sudah lama terbentuk sebelum kelahiran akan
semakin mendorong wanita untuk menjadi ibu yang sebenarnya. Inilah
pentingnya rawat gabung atau rooming in pada ibu nifas agar ibu dapat leluasa
menumpuhkan segala rasa kasih sayang kepada bayinya tidak hanya dari segi
Tanggung jawab bertambah dengan hadirnya bayi yang baru lahir. Dorongan
serta perhatian anggota keluarga lainnya merupakan dukungan positif untuk ibu.
sebagai berikut :
Pada fase ini, ibu sedang berfokus terutama pada dirinya sendiri. Ibu
akan berulang kali menceritakan proses persalinan yang dialaminya dari awal
sendiri. Ketidaknyamanan fisik yang dialami ibu pada fase ini seperti mules,
nyeri pada jahitan, kurang tidur dan kelelahan merupakan sesuatu yang tidak
dapat dihindari. Hal tersebut membuat ibu perlu cukup istirahat untuk mencegah
lingkungannya. Kehadiran suami atau keluarga sangat di perlukan pada fase ini.
bayinya misal jenis kelamin tertentu, warna kulit, jenis rambut dan lain-lain.
b) Ketidaknyamanan sebagai akibat dari perubahan fisik yang dialami ibu
misal rasa mules karena rahim berkontraksi untuk kembali pada keadaan
d) Suami atau keluarga yang mengkritik ibu tentang cara merawat bayi dan
cenderung melihat saja tanpa membantu, Ibu merasa tidak nyaman karena
Pada fase ini ibu timbul rasa khawatir akan ketidaknyamanan dan rasa
memahami bahwa bayi butuh di susui sehingga siap terjaga untuk memenuhi
kebutuhan bayinya. Ibu akan lebih percaya diri dalam menjalani peran
barunya, pendidikan kesehatan yang kita berikan pada fase sebelumnya akan
sangat berguna bagi ibu. Dukungan suami dan keluarga masih di perlukan
a. Gizi
Menurut buku yang ditulis oleh Atikah (2009), ibu dengan pasca
b. Kebersihan diri
air.
4. Menyarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebel
5. Pada ibu post section caesaria (SC) luka tetap dijaga agar tetap bersih
c) Kebersihan bayi
2. Mengganti pakaian bayi tiap habis mandi dan tiap kali basah atau kotor
karena BAB/BAK.
3. Menjaga pantat dan daerah kelamin bayi agar selalu bersih dan kering.
istirahat pada siang kira-kira 2 jam dan malam 7-8 jam. (Suherni,
2009).
Menurut Reni (2015), kunjungan masa nifas dilakukan paling sedikit empat kali
uteri.
d) Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.
persalinan.
penyulit.
merawat tali pusat, dan bagaimana menjaga bayi agar tetap hangat.
persalinan.
penyulit.
merawat tali pusat, dan bagaimana menjaga bayi agar tetap hangat.
3). Memfasilitasi hubungan dan ikatan batin antara ibu dan bayi.
4). Memulai dan mendorong pemberian ASI. (Eny Retna, dkk. 2010).
Menurut buku yang ditulis oleh Elisabeth, dkk (2015). Pada persalinan
normal adalah berkemih dan buang air besar tidak mengalami hambatan
dilakukan dan diberikan obat rangsangan per oral atau per rektal.
Menurut Saleha (2009), masa nifas atau puerperium adalah masa setelah
Menurut teori Yetty (2010), pada kebijakan program nasional masa nifas
pada 6 hari setelah persalinan yaitu : memastikan involusi uteri berjalan normal
tidak ada bau, menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan
tanda-tanda penyulit pada bagian payudara ibu, memberikan konseling pada ibu
mengenai asuhan pada bayi tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat
bayi sehari-hari.
a) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang
kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37
Menurut Jenny J. S. Sondakh, 2013 bayi baru lahir normal dikatakan normal
5). Bunyi jantung dalam permenit kurang lebih 180x/menit, kemudian turun
7). Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup terbentuk
10). Genetalia: testis sudah turun (bayi laki-laki) dan labiya mayora telah
12). Eliminasi, urin, dan mekonium normalnya keluar pada 24 jam pertama.
Menurut muslihatun, dkk. (2009), masa neonatal adalah masa sejak lahir
sampai 4 minggu (28 hari) setelah melahirkan neonatus adalah berumur 0 (baru
lahir) samapi dengan usia 1 bulan sesudah lahir. Neonatus dini adalah bayi
berusia 0-7 hari, neonatus lanjut adalah bayi berusia 7-28 hari.
Bayi lahir normal adalah bayi yang lahir cukup bulan, 38-42 minggu
dengan berat badan sekitar 2500-4000 gram dan panjang badan sekitar 50-55
Pengkajian pertama pada seorang bayi yang di lakukan pada saat lahir
gunakan untuk mengevaluasi bayi batu lahir pada menit pertama dan kelima
No Tampilan 0 1 2
a) Pencegahan infeksi
infeksi beriku :
1). Cuci tangan dengan seksama dan setelah bersentuhan dengan bayi.
2). Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi.
3). Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama klem,
gunting, penghisap lendir DeLee, alat resusitasi dan benang tali pusat
digunakan.
Segera setelah lahir, letakan bayi di atas kain bersih dan kering yang
2). Letakan bayi di dada ibu agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi.
1. Bagi bayi
lahir.
2. Bagi ibu
a. Pengaruh Oksitosin
produksi ASI.
b. Pengaruh prolaktin
e) Berikan Vitamin K1
bayi seperti pada otak, kulit, mata, talipusat, hidung, telinga dan saluran
pencernaan.
f) Perawatan Mata
trachomatis), yang dapat ditularkan dari ibu ke anak saat melahirkan. Cara
pemberiannya yaitu teteskan satu kali pada setiap mata, dan dibiarkan setelah
proses Inisiasi Menyusui Dini dan bayi selesai menyusu, apabila diberikan > 1
g) Pemberian Imunisasi
(kerusakan hati) terhadap bayi, terutama jalur penularan ibu dan bayi,
pemberian imunisasi Hepatitis B 0,5 ml intra muskuler, di paha kanan antero
Vitamin K, pada saat bayi baru berumur 2 jam. Pada bayi yang terlahir dari ibu
a) Semua bayi yang terlahir dari ibu dengan HbsAg positif harus mendapatkan
/HBIG 0,5 ml yang diberikan dengan tempat vaksinasi), saat bayi berusia
Tabel 1.7 Jadwal pemberian Vaksinasi dan Immunoglobulin pada bayi dengan Berat
Badan >2000 Gram yang lahir dari ibu dengan beberapa kemungkinan status
HbsAg. (Dr.J.B.Suharjo, 2010).
Status HbsAg Vaksinasi Vaksinasi Keterangan
ibu Periode Usia bayi
pemberian
Positif Pertama < 12 jam Immunoglobulin
(o,5 ml)
Kedua 1-2 bulan
Ketiga 6 bulan
Tidak diketahui Pertama <12 jam
Kedua 1-2 bulan
Ketiga 6 bulan
Negatif Pertama Sebelum
meninggalkan
rumah sakit
Kedua 1-2 bulan
Ketiga 6-18 bulan
b) Bagi bayi dengan berat badan kurang dari 2.000 gram (prematur) yang
tubuhnya tidak sebaik bayi dengan berat badan lebih dari 2.000 gram, cara
diberikan pada bayi tersebut selama jam pertama setelah kelahiran, sebagian
besar bayi yang baru lahir akan menunjukan usaha bernafas secara sepontan.
Pernafsan pertama pada bayi normal terjadi pada waktu 30 detik setelah
kelahiran. Pernafsan ini timbul sebagai akibat aktivitas normal sistem saraf
pusat dan perifer yang dibantu oleh beberapa rangsangan lainnya. Semua ini
Tekanan rongga dada bayi pada saat melalui jalan lahir pervaginam
didalamnya sehingga tersisa 80-100 ml. Setelah bayi lahir, cairan yang hilang
tutup. Setelah tali pusat dipotong, aliran darah dari plasenta terhenti dan
rendah dari dalam kandungan dan dalam keadaan basah. Bila bayi dibiarkan
dalam suhu kamar 250C, maka bayi akan kehilangan panas melalui evaporasi,
sempurna.
suhu yang labil, kontrol otot yang buruk, mudah terkejut, dan tremor pada
ekstemitas.
6). Perkembangan neonatus terjadi cepat, saat bayi tumbuh, perilaku yang lebih
akan berkembang.
7). Reflek bayi baru lahir merupakan indikator penting perkembangan normal.
Kadar gula darah tali pusat 65 mg/100 ml, akan menurun menjadi 50
mg/100 ml, dalam waktu 2 jam sesudah lahir, energi tambahan yang
diperlukan neonatus pada jam-jam pertama sesudah lahir diambil dari hasil
metabolisme asam lemak sehingga kadar gula akan mencapai 120 mg/100
a. Laju fitrasi glomerulus relatif rendah pada saat lahir disebabkan oleh
ketidakseimbangan cairan.
d. Sebagian besar bayi baru lahir berkemih dalam 24 jam pertama setelah
lahir dan 2-6 kali sehari pada 1-2 hari pertama, setelah itu mereka
e. Urin dapat keruh karena lendir dan garam asam urat, noda kemerahan
(debu batu bata) dapat diamati pada popok karena kristal asam urat.
pembekuan darah.
c. Penyimpanan zat besi ibu cukup memadai bagi bayi sampai 5 bulan
kehidupan ekstraterin, pada saat ini bayi baru lahir menjadi rentan
masuk.
d) Fagotisosis lambat.
jika bayi tersebut menyusu ASI, IgA juga tidak terhadap dalam saluran
GI.
periode.
adaptasi bayi baru lahir dan memastikan bayi dalam keadaan normal atau
mengalami penyimpangan.
2). Kejang.
7). Merintih.
10). Sianosis.
a. Pengertian
keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk
suami istri serta menentukan jumlah anak dalam keluarga. (Suratun,dkk, 2008).
b. Tujuan KB
menekan laju pertumbuhan penduduk dan hal ini tentunya akan diikuti
3). Married Conseling atau nasehat perkawinan bagi remaja atau pasangan
4). Tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera) dan
c. Sasaran KB
Sasaran langsung yaitu : pasanagn Usia Subur (PUS) yaitu pasangan yang
wanitanya berusia 15-49 tahun, karena kelompok ini merupakan pasangan yang
1. Kelompok remaja usia 15-19 tahun, remaja ini memamng bukan merupakan
a) Kondom
jenis kondom yaitu kondom yang terbuat dari karet dan usu domba, dan
(plastic) atau bahan yang sejenis yang kuat, tipis dan elastis. Benda
Selaput kondom yang terbuat dari bahan alami sebagai alat untuk
mencegah kehamilan.
fleksibel dan dapat digerakan pada ujung yang tertutup yang dimasukan
kedalam vagina, dan cincin yang kaku lebih besar pada ujung yang lebih
terlindungi intoitus.
b) Coitus Interuptus
panggung, tetapi belum ada bukti ilmiah yang menyebutkan hal tersebut.
c) Diagfragma
dari bawah sehingga sel mani tidak dapat memasuki saluran serviks, biasanya
1. Tablet vagina.
3. Aerosol.
4. Tissu KB.
Masa subur wanita adalah masa ketika sel telur keluar dari indung
telur, yaitu 14 sebelum haid yang akan datang atau hari ke 12 sampai
hari ke 16. Karena sel sperma hidup 3 hari setelah ejakulasi, maka hari
telur, maka masa subur menjadi 8 hari. Karena siklus menstruasi pada
angsur dan terus menerus. Seperti bentuk tangga satu atau gambaran gigi
a) Pengertian
c) Keuntungan
d) Kekurangan
1). Implant harus dipasang dan diangkat oleh petugas kesehatan yang
terlatih.
e) Kontra indiskasi
1). Hamil.
f) Efek samping
1). Haid menjadi tidak teratur, atau tidak haid sama sekali
2). Darah haid menjadi lebih banyak, atau malah menjadi lebih
sedikit
4). keputihan
7). Jerawat
9). Rasa sakit, infeksi, dan bekas luka di kulit tempat susuk
Persiapan alat :
1). Satu unit implant steril terdiri dari satu atau beberapa kapsul.
4). Spuit.
5). Bisturi.
6). Trokard.
9). Duk.
Cara pemasangan :
a) Saat pemasangan yang tepat adalah pada waktu menstruasi atau 1-2
k) Raba implant yang terpasang dengan telunjuk kiri, dorong trokar pada
2. Pil KB
progesterone / estrogen.
b) Pil sekuensial
tubuh. Dua belas pil pertama hanya mengandung estrogen. Pil ke-13
post partum.
2. Bila lupa meminum pil KB maka harus diminum menjadi dua pil
KB.
beradaptasi.
4. Gagguan dalam bentuk mual muntah sebaiknya diatasi.
yang dililit tembaga, ada pula yang dililit temabaga bercampur perak.
Keuntungan :
4. Suntikan KB
a) Keuntungan KB suntik :
penyebabnya.
4). Hematoma.
1. Manajemen Kebidanan
Yulifah, 2013).
Proses menejemen terdiri dari tujuh langkah yang berurutan yang dimulai
dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi. (Rita Yulifah,
2013).
Menurut Rita Yulifah (2013), proses menejemn terdiri dari 7 langkah yaitu :
sumber yang berkaitan degan kondisi klien dengan cara wawancara dengan
klin, suami, keluarga dan dari catatan dokumentasi pasien untuk memperoleh
data subyektif.
1) Data Subyektif
a) Identitas
1) Nama
(Marni, 2012).
2) Umur
reproduksi sehat yaitu usia 20-35 tahun, bila usia < 20 tahun
menerima tugas dan tanggung jawab sebagai orang tua dan bila
3) Agama
(Ambarwati, 2008).
4) Pendidikan
Menurut Romauli (2011), pendidikan dapat
memberikan konseling.
5) Pekerjaan
6) Alamat
b) Keluhan utama
riwayat persalinan yang lalu buruk maka kehamilan saat ini harus
3) Riwayat Menstruasi
dimulai antara umur 10-16 tahun. Hal ini tergantung pada berbagai
nyeri itu bisa timbul menjelang haid, sewaktu dan setelah haid,
5) Riwayat kesehatan
(Sulistyawati, 2011)
6) Kebiasaan
d) Data Psikologis
hamil. Pada ibu hamil dengan tingkat sosial ekonomi yang baik,
makanannya.
f) Data perkawinan
Menurut varney (2007), pada riwayat perkawinan yang perlu
dikaji adalah beberapa kali menikah, status menikah sah atau tidak,
dengan psikologinya.
h) Data pengetahuan
2) Data obyektif
a) Pemeriksaan umum
(2) Kesadaran
batas tinggi badan minimal bagi ibu hamil untuk dapat bersalin
secara normal adalah 145 cm. Namun, hal ini tidak menjadi
(Handayani, 2017).
(6) LILA
Ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK) adalah ibu hamil dengan
(a) Muka
(Mochtar, 2011).
(b) Mata
(c) Mulut
(d) Gigi/Gusi
(e) Leher
(g) Perut
(h) Genetalia
(i) Ekstremitas
benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah
Potensial
asfiksia berat. Bidan harus waspada dan bersiap-siap mencegah diagnosa atau
benar terjadi.
Menurut Wildan (2011), cara ini dilakukan setelah masalah dan diagnosa
Pada langkah ini tugas bidan adalah merumuskan rencana asuhan sesuai
dan aman. Perencanaan ini dapat dilakukan seluruhnya oleh bidan atau
sebagian lagi oleh klien atau anggota tim lainnya. Dalam situasi dimana
dilakukan oleh bidan yang sebagian lagi oleh klien atau anggota tim
kesehatan lainnya, jika bidan tidak melakukan tindakan itu sendiri ia tetap
yang efisien akan berhubungan dengan waktu dan biaya yang dapat
7. Langkah 7 : Evaluasi
sejauh mana keberhasilan asuhan yang kita berikan kepada pasien, dengan
1). S (Subjektif)
2). O (Objektif)
3). A (Assesment/Pengkajian)
4). P (Palnning)
berdasarkan assesment.
asuhan saat ini dan yang akan datang. Rencana asuhan disusun berdasarkan
Pasal 9
meliputi :
Pasal 10
1). Pelayanan kesehatan ibu sebagai mana dimaksud dalam pasal 9 nomer 1
diberikan pada masa pra hamil, kehamilan, masa persalinan, masa nifas, masa
2). Pelayanan kesehatan ibu sebagai mana dimaksud pada ayat 1 meliputi :
c) Pelayanan persalinan
3). Bidan dalam memberikan pelayanan sebagai mana dimaksud pada ayat 2
berwenang unuk :
a) Episiotomi
b) Penjahitan luka
f) Fasilitas/ bimbingan inisiasi menyusui dini dan promosi air susu ibu
ekslusif
g) Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan post partum
Pasal 11
1). Pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 huruf b diberikan
pada bayi baru lahir, bayi, anak balita, dan anak pra sekolah
2). Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan anak sebagai mana dimaksud pada
hipertensi, inisiasi menyusu dini, injeksi vitamin K, perawatan bayi baru lahir
Pasal 12
keluarga berencana
a. Standar I : Pengkajian
d. Standar IV : Implementasi
e. Standar V : Evaluasi
TINJAUAN KASUS
(Studi Kasus Hepatitis B, Anemia Ringan dan Jarak Kehamilan < 2 tahun)
Pada tanggal 6 Agustus 2018 jam 10.00 WIB penulis melakukan asuhan
dilengkapi dengan data yang ada pada status serta data ibu hamil. Data yang diperoleh
1. Pengkajian Data
a. Data Subyektif
agama islam, pendidikan terakhir SMP, pekerjaan Baby Sitter, suami Ny. K
bernama Tn. S umur 28 tahun, suku bangsa jawa, agama islam, pendidikan
terakhir SMP, pekerjaan buruh harian lepas seperti menjadi tukang bangunan,
Tegal.
dengan nifas normal. Keadaan anak saat ini hidup, sekarang berumur 1,5
Febuari 2018 ibu melakukan ANC yang kedua di Bidan Ny. I, ibu
Warureja dan ibu mengatakan rasa mualnya sudah tidak dirasakan lagi
dan ibu hanya merasakan lemas. Sampai saat ini Ny. K sudah melakukan
penambah darah (1 x 250 mg) sebanyak >90 tablet dan ibu sebelum
teratur dan tidak merasakan nyeri haid baik sebelum dan sesudah
selama 1 bulan, ibu berhenti karena lupa minum pil KB selama 3 hari
kulit tubuh dan sklera mata berwarna kuning, demam, air seni seperti
2018 HbsAg Reaktif. Tetapi ibu tidak pernah dan tidak sedang
seperti Kulit tubuh, dan sklera mata berwarna kuning, demam, air seni
seperti teh (Hepatitis) yaitu kaka dari Ny.K. Tetapi ibu mengatakan
dan gatal (IMS). Sering haus, mudah lapar, sering kencing pada
nafas pada udara dingin, debu, mudah lelah, nafas berbunyi mengik
keturunan kembar.
6) Kebiasaan
7) Kebutuhan Sehari-hari
1. Pola nutrisi
jenisnya nasi, lauk, sayur dan tidak ada gangguan. Ibu juga dalam
sehari minum 7-8 gelas perhari dan jenisnya air putih dan teh. Begitu
nasi, lauk, sayur dan tidak ada gangguan. Sehari juga Ny.K minum 8-
9 gelas, jenisnya air putih, teh, susu dan tidak ada gangguan.
2. Pola eliminasi
gangguan ibu juga BAK dalam sehari 5-6 x sehari, dan selama hamil
Ny. K untuk BAK dalam sehari 6-7 x sehari warna kuning jernih dan
3. Pola istirahat
hamil ini waktu untuk isirahat ada peningkatan yaitu siang ± 2 jam,
4. Pola aktivitas
sebagai baby sitter di Jakarta, dan sebelum hamil ini aktivitas yaitu
Ibu mengatakan sebelum hamil dan hamil ini mandi sehari 2x,
sehari 2x.
6. Pola seksual
seminggu 1 kali dan tidak ada gangguan, namun selama hamil ibu
terakhir masih tidur bersama dengan ibu dan suami jarang dirumah.
8) Data psikologis
ibu lupa minum pil KB selama 3 hari berturut-turut, namun ibu mencoba
dan kedua tidak menerima anak yang sedang dikandungnya, suami dan
keluarga mendukung dengan kehamilannya ibu saat ini, dan ibu sudah
selalu berdoa agar bisa bersalin secara normal dan bayinya juga sehat.
b. Data Obyektif
tubuh 36.5oC, tinggi badan 147 cm, berat badan sebelum hamil 55 Kg
ada kelainan, mulut dan gigi bersih, tidak ada caries pada gigi. Tidak
ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis pada leher. Tidak
dengan kehamilan dan terdapat linea nigra, tidak ada luka bekas
kanan ibu teraba panjang, keras, ada tahan yaitu punggung janin, pada
yaitu ekstremitas janin, Leopold III : Pada bagian bawah perut ibu
undus uteri (TFU) : 29 cm, dan dari TFU yang ditemukan Taksiran
sepontan dengan berat badan janin lebih dari 2500 gram, dan pada
Reaktif
2. Interpretasi Data
a. Diagnosa ( nomenklatur)
Ny.K umur 26 tahun GIII PII A0 hamil 34 minggu lebih 4 hari, janin tunggal,
konvergen, dengan hepatitis B, anemia ringan dan jarak kehamilan kurang dari
2 tahun.
1) Data Subyektif
kehamilan yang ketiga dan tidak pernah keguguran. Ibu mengatakan haid
2) Data Obyektif
b. Masalah
c. Kebutuhan
Dari data yang diperoleh dalam kasus ini didapatkan data potensial sebagai
berikut :
Pada ibu : Anemia, plasenta previa, ketuban pecah dini dan resiko
Konsumsi tablet Fe
c. Berikan informasi pada ibu tentang penyakit Hepatitis pada ibu hamil
b. Memberitahu ibu tentang Anemia yaitu suatu keadaan dimana kadar HB dalam
darah kurang dari normal (<11 gr%), pada ibu hamil jika ditangani akan
zat besi seperti ikan, daging merah, telur, hati, susu dan sayuran hijau.
c. Memberi informasi pada ibu tetntang hepatitis pada ibu hamil adalah suatu
infeksi hati/liver dengan ciri penguningan pada kuku, mata dan kulit pada ibu
d. Menganjurkan ibu untuk minum tablet fe vitabion 500mg yaitu 1 kali sehari
diminum dengan air putih pada malam hari menjelam tidur untuk mengurangi
efek mual.
e. Menganjurkan ibu untuk makan makanan yang mengandung zat besi seperti
sayuran yang berdaun hijau (bayam, sawi), hati ayam, telur ayam, makanan
makan karbohisrat tinggi, lemak sedang dan protein, cukup vitamin dan
c. Ibu sudah mengerti tentang Hepatitis pada ibu hamil dan bahayanya
Data perkembangan I
A. Data Subyektif
kehamilan yang ketiga dan tidak pernah keguguran. Ibu mengatakan saat ini tidak
ada keluhan.
B. Data Obyektif
Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan terdapat hasil keadaan umum baik,
Pada pemeriksaan fisik secara inspeksi didapatkan hasil muka tidak oedem
dan tidak ada cloasma gravidarum, konjungtiva pucat, sclera ikterik, mamae
simetris, tegang, membesar, puting susu menonjol, abdomen tidak ada luka bekas
dibawah prosecus xifodeus , bagian fundus teraba bulat lunak tidak melenting
yaitu bokong janin, Leopold II : pada bagian perut kanan ibu teraba agian keras
memanjang ada tahan yaitu bokong dan pada bagian perut kiri ibu teraba bagian
kecil-kecil tidak merata yaitu ekstremitas janin, Leopold III : teraba bagian bulat
keras melenting yaitu kepala janin, Leopold IV : bagian terbawah janin belum
masuk PAP yaitu kovergen. Tinggi Fundus Uteri (TFU) : 31 cm dan dari TFU
gram, DJJ : 143 x/menit, HPL 11-09-2018 dan umur kehamilan 35 minggu lebih
5 hari.
C. Assesment
tunggal hidup inta uterin, letak memanjang, punggung kanan, presentasi kepala,
Konvergen dengan hepatitis B, anemia ringan dan jarak kehamilan kurang dari 2
tahun.
D. Planning
Leopold II : teraba bagian kanan perut ibu yaitu punggung, dan bagian kiri
perut ibu yaitu teraba ekstremitas janin, Leopold III : teraba bagian kepala
janin, Leopold IV : konvergen, DJJ : 143 x/menit, TFU : 31 cm, TBBJ : 2.945
gram.
(ati, telur, tempe tahu, ikan laut seperti sarden, udang, teri, sayuran berdaun
makan karbohisrat tinggi, lemak sedang dan protein, cukup vitamin dan
500mg 1x1 pada pagi hari dan malam hari dengan air putih atau air jeruk
4. Memberitahu ibu untuk rutin mengikuti kelas ibu hamil yang bertujuan agar
dan BBL.
5. Meganjurkan pada ibu untuk istirahat yang cukup yaitu tidur siang ± 2 jam dan
A. Data Subyektif
kehamilan yang ketiga dan tidak pernah mengalami keguguran, ibu mengatakan
B. Data Obyektif
Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan terdapat hasil keadaan umum baik,
Respirasi 22 x/menit, suhu 36,80C, Berat Badan 54 kg, Lila 27 cm, TFU 34 cm,
C. Assesment
konvergen, dengan hepatitis B, anemia ringan dan jarak kehamilan kurang dari 2
tahun.
D. Planning
1. Menganjurkan ibu untuk tetap meminum obat tambah darah yang diberikan
yang banyak mengandung zat besi karena jika kurang mengonsumsi sayuran
hijau atau makanan yang banyak mengandung zat besi dapat menyebabkan
makan karbohisrat tinggi, lemak sedang dan protein, cukup vitamin dan
4. Memberitahu ibu untuk sering melakukan komunikasi bila ada keluhan atau
terlebih dahulu.
4. Meganjurkan pada ibu untuk istirahat yang cukup yaitu tidur siang ± 2 jam dan
Evaluasi : ibu akan periksa lagi minggu depan bersamaan dengan mengecek
kadar darah/Hb.
B. Asuhan Kebidanan Pada Persalinan
1. Perkembangan Kala 1
a. Data Subyektif
dari jalan lahir sejak pukul 12.30 WIB dan ibu langsung menuju ke rumah
bidan desa sidamulya pada jam 16.30 WIB bersama dengan suaminya
berboncengan motor. Ibu mengatakan pada jam 18.30 WIB ibu di bawa ke
langsung di rujuk ke RS. Siaga Medika Pemalang pada jam 19.00 WIB. Ibu
b. Data Obyektif
dalam 10 menit 25 detik teratur. Vulva vagina tidak terdapat kelainan, tidak
ada pembesaran kelenjar bartolini dan varices. Pada anus tidak hemoroid.
vulva tidak ada oedema, didapat Ø 1 cm, portio tebal, ketuban (+),
presentasi kepala, penurunan Hodge III, titik petunjuk UUK, tidak ada
c. Assesment
dengan inpartu kala I fase laten dengan Hepatitis B, Anemia ringan dan jarak
d. Planning
A (Alat) : Alat yang dibawa saat rujukan pada kasus Ny.K yaitu
yang cukup
Jam 20.30 : Pasien tiba di IGD Rs Siaga Medika Pemalang dengan hasil pemeriksaan
9,6 gr%
Jam 22.00 : kontraksi semakin kuat dan ibu di anjurkan untuk sering miring kiri
Jam 01.30 :Bidan melakukan pemeriksaan dalam, di dapatkan hasil pembukaan 5 cm,
Jam 02.20 : kontraksi ibu semakin kuat 4 kali dalam 10 menit lamanya 45 detik, Bidan
penurunan di H.III
Jam 02.40 :Plasenta lahir sepontan , lengkap dan telah dilakukan explorasi dan tidak
Jam 05.00 : Bidan memberikan vaksin HBIG dan vit K 1, HB0 kepada bayi.
Pada kasus ini penulis menguraikan kembali tentang asuhan kebidanan yang
telah dilakukan pada Ny.K di Rumahnya Ny.K, setelah data yang di peroleh saat hamil
dan bersalin kini penulis melanjutkan kembali pengkajian untuk melengkapi data pada
saat BBL, penulis melakukan pengkajian dan observasi dengan klien sebagai catatan
dan hasil yang ada serta status data BBL, data disajikan dalam pengkajian sebagai
a. Data Subyektif
Ibu mengatakan bayinya tidak ada keluhan apapun, bayinya sehat, tidak ada
berikan oleh petugas RSUD Siaga medika langsung setelah bayi lahir. Pada
gangguan, pada BAK frekuensi 4 x bau khas, warna kuning jernih, tidak
ada gangguan.
b. Data Obyektif
tidak cekung, sutura tidak ada molase, muka tidak ikterik, mata simetris,
hidung tidak ada polip, tidak ada pernafasan cuping hidung, bibir
tidak ada kelainan, leher tidak ada pembesaran vena jugularis, pernafasan
teratur, tidak ada pembesaran hepar, tali pusat segar tidak layu, pada
genetalia testis sudah turun ke skrotum, bayi tidak mengalami atresia ani
dan ekstremitas tidak mengalami polidaktil dan sindaktil. Reflek pada bayi
normal. Reflek suching (reflek menghisap) ada dan aktif, reflek rooting
(reflek mencari) ada dan aktif, reflek graps (reflek menggenggam) ada dan
aktif, reflek moro (reflek terkejut) ada dan aktif, reflek tonic neck (reflek
c. Assesment
Bayi Ny.K umur 3 hari lahir spontan jenis kelamin laki-laki menangis kuat
d. Planning
48 x/menit,
2) Memberitahu ibu cara merawat tali pusat yang benar ialah tali pusat
merah, lalu ganti kassanya bila basah atau tiap kali mandi agar tali
Evaluasi : ibu tau cara mengganti dan melindungi tali pusat bayi yang
benar
sinar matahari pada jam 07.00-07.15 WIB selama 15 menit saja agar
keadaan hangat
sekali atau tiap bayi menginginkan dan jika bayi tidur hendaknya
lebih baik jika bayi hanya diberikan ASI saja tanpa tambahan
bayinya, dan selalu di pantau berat badan bayi saat datang ke BPM
a. Data Subyektif
Ibu mengatakan bayinya tidak ada keluhan apapun dan ibu mengatakan
b. Data Obyektif
c. Assesment
Bayi Ny.K umur 8 hari lahir spontan jenis kelamin laki-laki menagis
d. Planning
1). Memberitahu ibu untuk menyusui bayi lebih sering karena kulit bayi
Evaluasi : Ibu tidak tahu bila kulit bayi sedikit kering dan harus
jangan dekat dengan bayi terlebih dahulu atau jika ada yang flu/batuk
anaknya
4). Mengecek bayinya apakah kebutuhan ASI nya tercukupi dengan cara
nyenyak/tidak
a. Data Subyektif
demand, bayinya menetek dengan baik, dan BAB 2 x/hari, BAK 7 x/hari.
b. Data Obyektif
c. Assesment
Bayi Ny.K umur 2 minggu lahir spontan jenis kelamin laki-laki menangis
d. Planning
a) BB = 3600 gram
b) S = 36,80C
c) R = 34 x/menit
d) N = 105 x/menit
2).Memberitahu ibu untuk selalu menjaga kesehatan ibu dan bayinya juga
hendaknya cuci tangan karena bayi sangat rentan dengan penyakit dan
sensitive
Evaluasi : ibu selalu cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi
Evaluasi : ibu mengerti dan akan tetap memberikan ASI saja kepada
a. Data Subyektif
1. Ibu mengatakan bayinya tidak ada keluhan dan bayinya sering menyusu
2. Ibu mengatakan bayinya belum diimunisasi BCG dan Polio 1 di
posyandu
b. Data Obyektif
c. Assesment
Bayi Ny.K umur 6 minggu sepontan jenis kelamin laki-laki menangis kuat
d. Planning
anaknya meskipun anaknya tidak apa yang kita bicarakan, agar anak
atau tidak dan bayi juga harus mendapatkan imunisasi untuk mencegah
kematian (Polio).
Pada kasus ini penulis menguraikan kembali tentang asuhan kebidanan yang telah
dilakukan pada Ny.K di Rumah Ny.K. setalah data yang diperoleh saat hamil, bersalin
dan BBL kini penulis melanjutkan kembali pengkajian untuk melengkapi data pada saat
nifas, penulis melakukan pengkajian dan observasi dengan klien sebagai catatan dan
hasil yang ada serta status data ibu Nifas, data disajikan pada pengkajian sebagai
berikut : pada 3 hari Post Partum, 8 hari Post Partum, 2 minggu Post Partum, dan 6
minggu post partum di Rumah Ny.K desa Sidamulya Kecamatan Warureja Kabupaten
Tegal.
a. Data Subyektif
Ibu mengatakan ini hari ke tiga setelah melahirkan, saat ini merasa lemas, ASI
simetris, puting susu menonjol, ASI sudah keluar banyak. Pada pemeriksaan
palpasi di dapat TFU 3 jari dibawah pusat, kontraksi uterus keras. Lochea
perdarahan 20 cc, terdapat bekas luka/bengkak di lengan atas sebelah kiri ibu
c. Assesment
sedang.
d. Planning
N : 80 x/menit R : 20 x/menit
HB : 8,5 gr%
pertahankan pola istirahat (tidur) yang benar yaitu tidur siang ±2 jam,
malam ±8 jam dan saat bayi sedang tidur sebaiknya ibu juga tidur.
3).Menganjurkan ibu agar tidak melakukan aktivitas yang terlalu berat ataupun
b. Darah haid menjadi lebih banyak, atau malah menjadi lebih sedikit
d. keputihan
f. Sakit kepala
g. Jerawat
h. Payudara nyeri
dimasukkan (diimpant)
j. Depresi
5).Menganjurkan ibu untuk tetap meminum obat tambah darah yang diberikan
oleh bidan
dua jam sekali bayi disusui (One Demand) dan hanya memberikan ASI saja
7).Menanyakan kepada ibu cara menyusui yang benar dan menanyakan apa
Evaluasi : ibu dapat menjelaskan kembali cara menyusui yang benar dan
Evaluasi : tali pusat terbungkus kassa bersih dan tidak terjadi infeksi
makan karbohisrat tinggi, lemak sedang dan protein, cukup vitamin dan
a. Data Subyektif
b. Data Obyektif
puting susu menonjol, ASI sudah keluar banyak, pada pemeriksaan palpasi di
gr%.
c. Assesment
Ny.K umur 26 tahun P2 A0 Post partum 8 hari, dengan Nifas anemia ringan
d. Planning
N : 82 x/menit S: 36,60C
2). Menganjurkan untuk tetap minum tambah darah yang diberikan oleh
bidan
3). Menganjurkan ibu untuk tidak menggantung kakinya saat menyusui agar
Evaluasi : Ibu sudah tahu bagaimana posisi menyusui yang benar seperti
4). Mengajarkan ibu cara melakukan perawatan payudara selama masa nifas
kelingking
j) Keluarkan ASI dengan posisi ibu jari berada diatas payudara dan jari
menyangga payudara
bersih
makan karbohisrat tinggi, lemak sedang dan protein, cukup vitamin dan
atau ada yang ditanyakan seputar masa nifas atau perawatan bayi
jelas misalnya pada perawatan tali pusat bayi, adanya infeksi, dll.
pertahankan pola istirahat (tidur) yang benar yaitu tidur siang ±2 jam,
malam ±8 jam dan saat bayi sedang tidur sebaiknya ibu juga tidur.
a. Data Subyektif
Ibu mengatakan ini sudah 2 minggu setelah melahirkan, ASI yang keluar
b. Data Obyektif
tidak pucat dan oedem, konjungtiva pucat, sclera kuning, payudara simetris,
puting susu menonjol, ASI sudah keluar banya. Pada pemeriksaan palpasi di
c. Assesment
ringan
d. Planning
1). Menganjurkan untuk tetap meminum obat tambah darah yang diberikan
oleh bidan.
makan karbohisrat tinggi, lemak sedang dan protein, cukup vitamin dan
4). Menganjurkan ibu untuk tidak terlalu capek dalam mengerjakan aktivitas
dirumah agar ibu tidak kelelahan dan bisa mengurus anaknya dengan
maksimal
pertahankan pola istirahat (tidur) yang benar yaitu tidur siang ±2 jam,
malam ±8 jam dan saat bayi sedang tidur sebaiknya ibu juga tidur.
6). Menganjurkan untuk selalu melakukan komunikasi bila ada keluhan atau
mengerti.
4. Asuhan 6 minggu Post Partum
a. Data Subyektif
Ibu mengatakan sudah 6 minggu setelah melahirkan, ibu mengatakan tidak ada
keluhan.
b. Data Obyektif
Keadaan umum baik, TD 110 /70 mmHg , Suhu 36,50C, Nadi 80 x/menit,
dada tidak ada benjolan yang abdormal, puting susu menonjol, mamae
membesar, ASI keluar, TFU tidak teraba, tidak ada kontraksi PPV Lochea
Alba, kandung kemih kosong, pada ekstremitas atas dan bawah tidak oedem,
HB : 12 gr%.
c. Assesment
d. Planning
1). Memberitahu ibu hamil pemeriksaan yang telah dilakukan yaitu dalam
keadaan normal
2). Mengobservasi pada ibu bahwa hanya menyusui bayinya dengan ASI
banyak dari pada saat hamil, istirahat yang cukup, atau menyesuaikan
makan karbohisrat tinggi, lemak sedang dan protein, cukup vitamin dan
4). Mengobservasi kepada ibu tentang tanda bahaya nifas yaitu : nyeri ulu
hati, sakit kepala yang menetap, perdarahan pervaginam, tangan dan kaki
pertahankan pola istirahat (tidur) yang benar yaitu tidur siang ±2 jam,
malam ±8 jam dan saat bayi sedang tidur sebaiknya ibu juga tidur.
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis mencoba membahas manajemen kebidanan secara komprehensif
pada Ny. K di Puskesmas Warureja Kabupaten Tegal dengan Hepatitis B, Anemia Ringan,
Jarak Kehamilan kurang dari 2 Tahun. Selain itu juga untuk mengetahui dan membandingkan
adanya kesamaan dan kesenjangan antara teori dengan kasus pada Ny. K dari mulai
Warureja tahun 2018 yang dilakukan sejak tanggal 6 Agustus 2018 sampai 5 Oktober 2018
yaitu sejak usia kehamilan 34 minggu lebih 4 hari sampai dengan 6 minggu post partum
dengan pendekatan menejemen kebidanan 7 Langkah Varney dan data perkembangan SOAP.
Adapun secara rinci pembahasan dimulai dari Kehamilan, Persalinan, Bayi Baru Lahir dan
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil
normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid
Pada pengkajian data subyektif dan obyektif dilakukan secara lengkap yang
a. Data Subyektif
Data subyektif merupakan data atau informasi yang diperoleh dari apa yang
a) Nama
untuk mencegah kekeliruan dengan pasien lain (Marni, 2012). Pada kasus
b) Usia
usia 20-35 tahun, bila usia < 20 tahun biasanya rahim belum tumbuh
ketidaksiapan ibu menerima tugas dan tanggung jawab sebagai orang tua
dan bila usia > 35 tahun biasanya kesehatan atau tenaga ibu sudah
Usia Ny. K tergolong usia yang bukan merupakan faktor dari resiko
c) Agama
harinya selalu menjalankan sholat lima waktu sesuai anjuran islam begitu
d) Pendidikan
konseling dan asuhan yang diberikan ibu mudah mengerti hal itu karena
rasa antusias ibu yang tinggi terhadap kehamilannya, sehingga tidak ada
e) Pekerjaan
Pada kasus Ny. K sebagai Baby sitter dan pekerjaan Tn. S sebagai
hidup dan tingkat perekonomian klien, dapat disimpulkan dalam kasus Ny.
f) Alamat
dan kasus.
2) Keluhan utama
menurut Atikah (2009), pada kehamilan Anemia ringan, dengan gejala lemas,
merasa cepat lelah, mata berkunang-kunang. Dalam hal ini tidak ditemukan
3) Riwayat Obstetri
persalinan yang lalu buruk maka kehamilan saat ini harus diwaspadai .
36 bulan.
satu kali pada trimester pertama (K1), satu kali pada trimester dua dan dua
Dari data yang didapat dari buku KIA milik Ny. K selama hamil
yaitu nyeri, kemerah-merahan dan bengkak untuk 1-2 hari pada tempat
diberikan sudah sesuai, sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan
kasus.
Ferous 0,25 mg asam folat yang diikat dengan laktosa. Tujuan pemberian
tablet tambah darah (Fe) pada ibu hamil dan nifas, karena pada masa
c) Riwayat menstruasi
salah satu perubahan pubertas yang pasti dialami setiap pada anak
10-16 tahun. Hal ini tergantung pada berbagai faktor, termasuk kesehatan
wanita status nutrisi dan berat badan tubuh relatif terhadap tinggi tubuh.
sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu
Pada kasus Ny. K telah mengalami terlambat haid dan timbul tanda-
timbul menjelang haid, sewaktu dan setelah haid, setelah satu-dua hari atau
bulan, ibu berhenti karena lupa minum pil KB selama 3 hari berturut-turut.
implant setelah bersalin, alasannya karena lebih efektif dan bisa mencegah
e) Riwayat kesehatan
riwayat penyakit seperti penyakit infeksi dengan gejala seperti kulit tubuh
dan sklera mata keluarga kuning, demam, air seni seperti teh (Hepatitis),
tetapi ibu dan keluarga tidak pernah menderita penyakit seperti batuk yang
tidak sembuh lebih dari 2 minggu, batuk bercampur darah, keringat dingin
cairan kental/ encer berwarna putih susu/ kuning/hijau berbau dan gatal
(IMS).
sering haus, mudah lapar, sering kencing pada malam hari, mudah
mengantuk, berat badan menurun (DM), sesak nafas pada udara dingin,
debu, mudah lelah, nafas berbunyi mengik (Asma), tekanan darah tinggi,
memiliki bayi yang menderita penyakit genetic. Informasi ini juga dapat
(liver), peradangan hati yang disebabkan oleh virus, bakteri dan parasit.
2006).
muncul pada penderita hepatitis B yaitu kuning pada kulit dan sklera mata,
mual, muntah, demam, nyeri perut, kembung, perut bengkak, warna air
f) Kebiasaan
Minum jamu merupakan salah satu kebiasaan yang beresiko bagi wanita
(Mochtar, 2011).
jamu selama kehamilan, tidak pernah minum obat-obatan selain dar tenaga
dan selama hamil. Dapat disimpulkan Ny. K tidak ada kesenjangan antara
4) Kebutuhan sehar-hari
a) Pola nutrisi
sayuran, sedangkan frekuensi minum 7-8 gelas/ hari, dengan minum air
putih dan teh, dan tidak ada gangguan pada makan dan minum.
megandung nilai gizi bermutu tinggi, gizi pada waktu hamil harus di
makanan yang mengandung protein, zat besi, dan minuman cukup cairan
(menu seimbang).
kasus.
b) Pola eliminasi
Pada Ny. K pola eliminasi sebelum hamil dan saat hamil frekuensi
BAB 1x, warnanya kuning kecoklatan, konsistensi lembek dan tidak ada
gangguan ibu juga BAK dalam sehari 5-6 x sehari, dan selama hamil Ny.
K untuk BAK dalam sehari 6-7 x sehari warna kuning jernih dan tidak ada
gangguan.
sekitar alat kelamin. demikian dapat disimpulkan pada kasus Ny. K tidak
c) Pola istirahat
istirahat/ tidur yang cukup kurang istirahat/ tidur ibu hamil akan terlihat
pucat, lesu dan kurang gairah. Usahakan tidur malam ±8 jam dan ±1 jam.
Pada kasus Ny. K di dapatkan hasil pola istirahat pada Ny. K dalam
batas normal. Dengan demikian antara teori dan kasus tidak ada
kesenjangan.
penting untuk dijaga oleh seorang ibu hamil, personal hygiene buruk dapat
berdampak terhadap kesehatan ibu dan janin, sebaiknya ibu hamil mandi,
gosok gigi dan ganti pakaian minimal 2 kali sehari, menjaga kebersihan
dan kasus.
e) Pola seksual
Pada Ny. K sebelum hamil melakukan hubungan seksual seminggu 1
kali dan tidak ada gangguan, namun selama hamil ibu tidak pernah
kasus.
5) Riwayat psikologi
Pada Ny. K merupakan anak yang tidak diharapkan anak yang tidak di
terhadap kondisi kesehatan fisik dan psikologis ibu hamil. Pada ibu hamil
kesejahteraan fisik dan psikologis yang baik. Sementara pada ibu hamil dengan
hamil diantaranya yaitu status ekonomi dan status sosial karena mempengaruhi
ditentukan oleh suami dan istri. Dengan demikan tidak terdapat kesenjangan
7) Data perkawinan
Menurut varney (2007), pada riwayat perkawinan yang perlu dikaji adalah
beberapa kali menikah, status menikah sah atau tidak, karena bila melahirkan
Menurut Yetti (2010), data sosial budaya untuk mengetahui pasien dan
merugikan pasien pada kasus Ny. K ibu mengatakan keadaan sosial budaya
tidak ada masalah, dengan demikian antara teori dan kasus tidak terdapat
kesenjangan.
9) Data pengetahuan ibu
Berisi tentang data pengetahuan apa saja yang sudah ibu ketahui selama
hamil.
b. Data Obyektif
laboratorium dan uji diagnostik yang lain dirumuskan dalam data fokus untuk
1)Pemeriksaan fisik
147 cm, berat badan saat hamil 55 kg, LILA 27 cm, TD 110/70 mmHg, Nadi
89 x/menit, Respirasi 23 x/menit, Suhu tubuh 36,5 0C. Secara inspeksi, kepala
mesosepal, rambut bersih, tidak rontok, muka tidak pucat dan oedem, mata
simetris konjungtiva pucat, sclera kuning, telinga dan hidung tidak ada
kelainan, mulut dan gigi bersih, tidak ada caries pada gigi, tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis pada leher, tidak ada pembesaran
atau rendah, pengukuran tinggi dan berat badan untuk mengetahui tingkat
kesehatan klien apakah mempunyai berat badan yang normal atau klien
hamil datang pertama kali kunjungan dilakukan untuk mendeteksi tinggi badan
ibu hamil < 145 cm tergolong resiko tinggi, kenaikan berat badan ibu hamil
Dapat disimpulkan dalam kasus Ny. K tidak ada kesenjangan antara teori
dan kasus.
2)Pemeriksaan obstetri
a) Pemeriksaan palpasi
tiga jari dibawah prosecus xifodeus ibu teraba bulat, lunak, tidak melenting
(bokong), leopold II pada perut sebelah kanan ibu teraba panjang, keras, ada
tahanan (punggung), pada perut sebelah kiri ibu teraba bagian-bagian kecil-
kecil, tidak merata (ekstremitas), leopold III pada bagian bawah perut ibu
yaitu kepala belum masuk PAP (konvergen), TFU : 29 cm, TBBJ : 2,635
gram.
palpasi, salah satu palpasi yang sering digunakan adalah menurut Leopold
dan untuk TFU dapat dilakukan dengan cara Mc. Donald dengan
dengan rumus (TFU dalam cm) – n x 155 = gram bila kepala belum masuk
panggul n= 12, bila kepala sudah masuk panggul n=11, sehingga dalam ksus
b) Pemeriksaan Auskultasi
Pada pemeriksaan auskultasi denyut jantung janin : 145 x/menit reguler.
bila lebih dari 160 x/menit disebut takhikardi. Sehingga dalam kasus ini
3)Pemeriksaan penunjang
selama kehamilan yaitu selama kehamilan trimester I dan II, menurut Depkes
sedang 7-8,9 gr%, anemia berat <7 gr%. Sehingga dalam kasus ini tidak ada
2. Interpretasi Data
Pada kasus Ny. K umu 26 tahun G3 P2 A0 hamil 34 minggu lebih 4 hari, janin
tunggal, hidup, intra uterin, letak memanjang, punggung kanan, presentasi kepala,
konvergen, dengan hepatitis B, anemia ringan dan jarak kehamilan kurang dari 2
tahun.
atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data
a. Diagnosa Nomenklatur
P2 A0 hamil 34 minggu lebih 4 hari, janin tunggal, hidup, intra uterin, letak
memanjang, punggung kanan, presentasi kepala, konvergen, dengan hepatitis B,
b. Masalah
Pada kasus ini ditemukan masalah pada Ny. K yaitu ibu mengatakan sering
Menurut Atikah (2009), tanda dan gejala anemia pada ibu hamil yaitu keluhan
lemah, pucat, mudah pingsan, mengalami malnutrisi, cepat lelah, sering pusing,
mata berkunang-kunang.
Menurut Green (2016), tanda dan gejala yang muncul pada penderita hepatitis B
yaitu kuning pada kulit dan sclera mata, mual,muntah, nyeri perut,
lemas,kembung.
Dapat disimpulkan dalam kasus Ny. K dengan keluhan sering merasa lemas
sesuai dengan teori tanda gejala anemia dan tanda gejela pada penderita hepatitis,
c. Kebutuhan
Pada kasus ini dilakukan asuhan sesuai kebutuhan terhadap Ny. K yaitu
diperlukan kebutuhan seperti istirahat yang cukup, kurangi aktivitas yang terlalu
berat, anjurkan kepada ibu untuk mengonsumsi tablet Fe secara rutin dan dengan
sesuai kebutuhan. Dapat disimpulkan dalam kasus Ny. K tidak ada kesenjangan
Dari kasus Ny. K hasil pengkajian dan interpretasi data bahwa Ny. K pada ibu
akan mengalami : kanker hati, hepatitis akut, anemia berat, perdarahan post partum,
Pada bayi akan mengalami : hepatitis virus, kematian janin, BBLR, cacat bawaan,
Kehamilan sendiri tidak memperberat infeksi virus hepatits, akan tetapi jika terjadi
infeksi pada kehamilan bisa mengakibatkan terjadinya hepatitis akut yang dapat
menimbulkan resiko tinggi pada ibu dan bayi. Pada ibu dapat menimbulkan
perdarahan karena. Pada bayi dapat menimbulkan masalah yang serius umunya tidak
terjadi pada neonatus, tetapi pada masa dewasa. Jika terjadi penularan sekitar 60-90 %
akan tejadi mengidap kronik VHB (Hepatitis B) dan 30% kemungkinan akan
menderita kanker hati atau sirosis hati sekitar 40 tahun kemudian. (Prawirohardjo,
2014).
Bahaya anemia pada kehamilan, persalinan, nifas dan janin yaitu anemia berat,
perdarahan post partum, persalinana prematur, mudah terjadi infeksi, ketuban pecah
Resiko jarak kehamilan kurang dari 2 tahun yaitu keguguran, anemia, BBLR, cacat
Menurut Sulistyawati (2012), pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau
mengamati kondisi klien. Bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa atau
kebutuhan klien, setelah bidan merumuskan tindakan yang perlu dilakukan untuk
mengantisipasi diagnosa atau masalah potensial pada tahap sebelumnya. Bidan juga
dan rujuk. Dapat disimpulkan dalam kasus Ny. K ada kesenjangan antara teori
dengan kasus.
Alasannya karena teori dengan kasus tidak sesuai dan tidak terjadi pada ibu
dengan masalah-masalah yang mungkin akan terjadi seperti yang dijelaskan pada
Menurut Wildan (2011), cara ini dilakukan setelah masalah dan diagnosa
mengantisipasi dan menentukan kebutuhan apa saja yang akan diberikan pada pasien
kolaborasi dengan Dokter Sp.PD dan Dokter Sp.OG, konsumsi tablet Fe dan
pemantauan Gizi ibu hamil. Hal ini karena ibu mempunyai diagnosa potensial. Dapat
5. Intervensi
Pada langkah ini penulis memberikan asuhan sebagai berikut: Beritahu ibu hasil
pemeriksaan yang telah dilakukan, beritahu ibu tentang bahaya anemia, berikan
informasi pada ibu tentang penyakit Hepatitis pada ibu hamil, beritahu ibu tentang
pendidikan kesehatan jarak kelahiran kurang dari 2 tahun, anjurkan ibu untuk minum
obat tambah darah, beritahu ibu makanan yang mengandung zat besi, beritahu ibu
tentang diit hepatitis, beritahu ibu tentang tanda bahaya TM III, beritahu ibu untuk
Dalam tahap perencanaan ini tidak ada hambatan yang dijumpai, sehingga tidak
6. Implementasi
Pada kasus ini penulis memberikan asuhan berdasarkan keluhan pasien antara
lain: memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, memberitahu ibu
tentang bahaya anemia, memberikan informasi pada ibu tentang penyakit Hepatitis
pada ibu hamil, memberitahu ibu tentang pendidikan kesehatan jarak kelahiran
kurang dari 2 tahun, menganjurkan ibu untuk minum obat tambah darah,
memberitahu ibu makanan yang mengandung zat besi, memberitahu ibu tentang diit
hepatitis, memberitahu ibu tentang tanda bahaya TM III, beritahu ibu untuk periksa/
Menurut Achmad Feryanto (2012), tanda dan gejala yang mungkin muncul pada
penderita hepatitis B yaitu kuning pada kulit dan sklera mata, mual, muntah, demam,
nyeri perut, kembung, perut bengkak, warna air kencing seperti air teh.
bidan tidak melakukan tindakan itu sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk
waktu dan biaya yang dapat meningkatkan mutu dan asuhan klien. Asuhan yang
telah diberikan dalam Ny. K tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus,
karena sesuai dengan asuhan yang diberikan pada ibu hamil TM III.
7. Evaluasi
Pada kasus ini evaluasi dilakukan setelah rencana tindakan dilakukan atau
diberikan, setelah dilakukan tindakan pada Ny. K hasilnya adalah ibu sudah tahu
hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, ibu sudah mengerti tentang anemia, ibu
sudah mengerti tentang hepatitis pada ibu hamil dan bahayanya, ibu sudah mengerti
tentang bahaya dari jarak kelahiran kurang dari 2 tahun, ibu mengerti dan bersedia
oleh bidan, ibu sudah mengerti tentang tanda bahaya TM III, ibu mengatakan
bersedia dengan anjuran yang diberikan, ibu bersedia untuk kunjungan ulang yaitu
keberhasilan asuhan yang kita berikan kepada pasien, dengan pengobatan yang
Pada Ny. K setiap asuhan sudah dilakukan sesuai dengan rencana yang dilakukan
secara efektif. Sehingga tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus.
Tabel Cacatan kunjungan kehamilan
1. Catatan persalinan
a. Data Subyektif
kencengnya semakin sering dan teratur, dan keluar cairan dari jalan lahir.
Data pada jam 16.30 Ny. K datang ke rumah bidan dan pada jam 18.30 WIB Ny.
detik pada pukul 19.00 dan setelah di lakukan konsultasi dokter akhirnya Ny. K
di rujuk ke RS. Siaga Medika Pemalang , karena kehamilan Ny. K disertai dengan
Hepatitis.
(janin dan plasenta) yang telah cukup umur kehamilannya dan dapat hidup di luar
kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain dengan bantuan atau dengan
b. Data Obyektif
baik, kesadaran composmetis tekanan darah 110/70 mmHg, suhu 36,5 0C, nadi 82
x/menit, respirasi 20 x/menit sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan
kasus.
normalnya keadaan umum baik sehingga dapat di kaji untuk mengamati keadaan
pasien keseluruhan.
Pada pemeriksaan Leopold pada Ny. K di temukan Lopold 1 pada bagian
janin, bulat, lunak, tidak melenting yaitu bokong janin, Leopold II bagian perut
kanan ibu teraba bagian keras memanjang ada tahanan yaitu bokong dan pada
bagian perut kiri ibu teraba bagina kecil-kecil tidak merata yaitu ekstremitas
janin, Leopold III teraba bagian buat, keras, melenting yaitu kepala janin,
pucat, sklera kuning. Pada pemeriksaan palpasi didapatkan TFU 35 cm, TBBJ
dalam 10 menit 25 detik teratur. Vulva vagina tidak terdapat kelainan, tidak ada
pembesaran kelenjar bartolini dan varices. Pada anus tidak hemoroid. Setelah
oedema, didapat Ø 1 cm, portio tebal, ketuban (+), presentasi kepala, penurunan
Hodge III, titik petunjuk UUK, tidak ada bagian yang terkemuka, HB 10,2 gr%.
c. Assesment
hasil analisis dan interpretasi data subyektif dan obyektif dalam satu identifikasi.
minggu janin tunggal, hidup intra uterin, letak memanjang, punggung kanan,
presentasi kepala, divergen dengan inpartu kala I fase laten dengan Hepatitis B,
dimulai dari pembukaan 0 sampai 3 cm membutuhkan waktu 8 jam, dan fase aktif
yang terbagi lagi menjadi fase Accelerasi (fase percepatan) dari pembukaan 3 cm
sampai 4 cm yang dicapai dalam 2 jam, fase Dilaktasi Maksimal dari pembukaan
d. Planning
saat ini dan yang akan datang. Rencana asuhan disusun berdasarkan hasil analisis
ibu support mental persiapan rujukan seperti BAKSO KUDA jika suatu akan
Tindakan yang tenaga medis berikan kepada Ny. K memberitahu ibu bahwa
kondisi ibu dan janin baik semua, memberitahu ibu bahwa ibu akan dirujuk ke
Rumah Sakit sehubungan dengan hasil pemeriksaan bahwa ibu positif Hepatitis
B, memberikan ibu support mental bahwa ibu tidak perlu khawatir menghadapi
persalinan karena ibu akan di tangani oleh dokter melakukan persiapan BAKSO
membawa HbIG untuk di bawa ke rumah sakit agar bayi langsung di berikan
imunisasi HbIG segera setelah lahir 1 jam sebelum imunisasi HB0. Dalam hal ini
tindakan dan teori sesuai sehingga tidak terjadi kesenjangan anatara teori dan
kasus.
C. Asuhan Bayi Baru Lahir
a. Data Subyektif
Ibu mengatakan bayinya lahir tanggal 23 Agustus 2018 jam 02.35 WIB, ibu
Menurut Saefudin (2009), asuhan bayi baru lahir adalah asuhan yang
diberikan pada bayi tersebut selama jam pertama setelah kelahiran, sebagian
besar bayi yang baru lahir akan menunjukan usaha bernafas secara sepontan.
Dalam hal ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dengan
kasus.
b. Data Obyektif
Pada pemeriksaan fisik bayi di dapatkan hasil keadaan umum bayi baik,
bahwa kepala bayi berbentuk mesochepal, ubun-ubun rata tidak cekung, sutura
tidak ada molase, muka tidak ikterik, mata simetris, hidung tidak ada polip,
tidak ada pernafasan cuping hidung, bibir kemerahan, tidak ada labioskisis
maupun labiopalatoskisis, telinga simetris, tidak ada kelainan, leher tidak ada
tali pusat segar tidak layu, pada genetalia testis sudah turun ke skrotum, bayi
tidak mengalami atresia ani dan ekstremitas tidak mengalami polidaktil dan
sindaktil. Reflek pada bayi normal. Reflek suching (reflek menghisap) ada dan
aktif, reflek rooting (reflek mencari) ada dan aktif, reflek graps (reflek
menggenggam) ada dan aktif, reflek moro (reflek terkejut) ada dan aktif,
Menurut Jenny J.S (2013), berat badan lahir bayi antara 2500-4000 gram,
panjang badan 48-50 cm, lingkar dada 32-34 cm, lingkar kepala 33-35 cm,
dapat terjadi cacat bawaan, bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian
perinatal.
Dari kasus ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dengan
kasus karena sesuai dengan gambaran umum bayi baru lahir normal.
c. Assesment
Bayi Ny. K umur 3 hari jenis kelamin laki-laki menangis kuat, keadaan baik
Menurut Yeyeh (2013), bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam
presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia
2500-4000 gram, nilai apgar >7 dan tanpa cacat bawaan. Pada kasus ini tidak
saat ini dan yang akan datang. Rencana asuhan disusun berdasarkan hasil
Perencanaan yang dilakukan pada asuhan pada bayi baru lahir 3 hari pada
bayi Ny. K seperti : memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan,
memberitahu ibu cara merawat tali pusat yang benar, memberitahu ibu cara
bayi.
Menurut JNPK-KR (2008), asuhan bayi baru lahir antara lain pencegahan
pemberian Imunisasi HBIG 1 jam sebelum imunisasi HB0. Sehingga tidak ada
a. Data Subyektif
Ibu mengatan bayinya tidak ada keluhan apapun dan ibu mengatakan
Menurut JNPK-KR (2008), tanda bahaya bayi baru lahir adalah tidak dapat
menetek, kejang, bayi bergerak hanya jika dirangsang, kecepatan nafas (> 60
kali/menit)/ lambat (< 30 kali/menit), tarikan dinding dada yang dalam, suhu
aksila demam (> 37,50C)/ dingin (< 360C), merintih, nanah banyak dimata,
gram, PB 48 cm, LILA 10 cm, LIKA/LIDA 34/33 cm, BAB 2x/hari, BAK 7
x/hari
Pengkajian ini bertujuan untuk mengkaji adaptasi bayi baru lahir dan
Dari kasus ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dengan
kasus karena sesuai dengan gambaran umum bayi baru lahir normal.
c. Assesment
Bayi Ny. K umur 8 hari, jenis kelamin laki-laki dengan bayi baru lahir
normal.
Menurut Jenny J.S (2013) bayi lahir normal adalah berat badan lahir bayi
antara 2500-4000 gram, panjang badan bayi 48-50 cm, lingkar kepala bayi 33-
Pada kasus ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dengan kasus.
d. Planning
Perencanaan yang dilakukan pada asuhan pada bayi baru lahir 8 hari pada
bayi Ny. K seperti: memberitahu ibu untuk menyusui bayi lebih sering,
menganjurkan ibu untuk selalu menjaga kehangatan bayi, memberitahu ibu jika
ibu/anggota keluarga sedang sakit hendaknya jangan dekat dengan bayi terlebih
dahulu, mengecek bayinya apakah kebutuhan ASI nya tercukupi atau tidak.
Menurut Wildan (2008), planning/perencaan dilakukan dengan
standar asuhan kebidanan pada bayi baru lahir. Dengan demikian tidak
a. Data Subyektif
demand, bayinya menetek dengan baik, dan BAB 2 x/hari, BAK 7 x/hari.
Pada kasus ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dengan
kasus.
b. Data Obyektif
menyeluruh. Pengkajian ini bertujuan untuk mengkaji adaptasi bayi baru lahir
(Muslihatun, 2010).
Dari kasus ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dengan
kasus karena sesui dengan gambaran umum bayi baru lahir normal.
c. Assesment
Bayi Ny. K umur 2 minggu, jenis kelamin laki-laki dengan bayi baru lahir
normal.
Menurut muslihatun, dkk (2009), masa neonatal adalah masa sejak lahir
sampai 4 minggu (28 hari) setelah melahirkan neonatus adalah berumur 0 (baru
lahir) samapi dengan usia 1 bulan sesudah lahir. Neonatus dini adalah bayi
berusia 0-7 hari, neonatus lanjut adalah bayi berusia 7-28 hari.
Pada kasus ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dengan kasus.
d. Planning
Perencanaan yang dilakukan pada asuhan bayi baru lahir 2 minggu pada
bayi Ny. K seperti : memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan,
Menurut JNPK-KR (2008), tanda bahaya bayi baru lahir adalah tidak dapat
menetek, kejang, bayi bergerak hanya jika dirangsang, kecepatan nafas (> 60
kali/menit)/ lambat (< 30 kali/menit), tarikan dinding dada yang dalam, suhu
aksila demam (> 37,50C)/ dingin (< 360C), merintih, nanah banyak dimata,
a. Data Subyektif
Ibu mengatakan bayinya tidak ada keluhan dan bayinya sering menyusu,
dan ibu mengatakan bayinya belum di imunisasi BCG dan Polio 1 di posyandu.
Menurut Saefudin (2009), asuhan bayi baru lahir adalah asuhan yng
diberikan pada bayi tersebut selama jam pertama setelah kelahiran, sebagian
besar bayi yang lahir akan menunjukan usaha bernafas secara sepontan.
Pada kasus ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dengan
b. Data Obyektif
Menurut Jenny J.S (2013), berat badan lahir bayi antara 2500-4000 gram,
panjang badan 48-50 cm, lingkar dada 32-34 cm, lingkar kepala 33-35 cm,
bunyi jantung pertama ± 180 x/menit, kemudian turun sampai 140-120 x/menit.
Pada bayi berumur 30 menit, pernafasan cepat pada menit-menit pertama kira-
intrakostal, serta rintihan hanya berlangsung 10-15 menit, eliminasi, urine dan
Dari kasus ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dengan
kasus karena sesuai dengan gambaran umum bayi baru lahir normal.
c. Assesment
Bayi Ny. K umur 6 minggu jenis kelamin laki-laki dengan bayi sehat.
Menurut Yeyeh (2013), bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam
presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia
kehamilan genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu, dengan berat badan
2500-4000 gram, nilai apgar >7 dan tanpa cacat bawaan. Pada kasus ini tidak
Pada kasus ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dengan kasus.
d. Planning
standar asuhan kebidanan pada bayi baru lahir. Dengan demikian tidak
Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, serta
selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum
a. Data subyektif
Pada kasus yang penulis ambil didapatkan data subyektif, Ibu mengatakan masih
Menurut buku yang ditulis oleh Elisabeth, dkk (2015). Pada persalinan normal
adalah berkemih dan buang air besar tidak mengalami hambatan apapun.
Sedangkan bila 3-4 pasca persalinan belum BAB, sebaiknya dilakukan dan diberikan
obat rangsangan per oral atau per rektal. Dengan demikian tidak ada kesenjangan
Pada kasus yang penulis ambil didapatkan data subyektif ibu pada pola nutrisi
yaitu makan ½ piring habis (nasi, sayur, lauk, buah), minum air putih 1 gelas.
Menurut buku yang ditulis oleh Atikah (2009), ibu dengan pasca persalinan harus
mengonsumsi makanan yang bermutu, bergizi dan cukup kalori. Sebaiknya, makan-
Sedangkan menurut buku yang ditulis oleh Saifuddin (2009), ibu menyusui harus
mengonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari, makan dengan diet seimbang
sedikitnya 3 liter air setiap hari. Dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara teori
dan kasus.
b. Data obyektif
Menurut Yetti (2010), Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas.
Lochea mengandung darah dan sisa jaringan desidua yang nekrotik dari dalam
berkembang lebih cepat dari pada kondisi asam yang ada pada vagina normal.
Lochea mempunyai bau yang amis (anyir) meskipun tidak terlalu menyengat dan
pada pemeriksaan fisik ibu di dapatkan hasil keadaan umum ibu baik, kesadaran
composmetis, Tekanan darah 100/70 mmHg, suhu 36,5 0C, nadi 80 x/menit,
puting susu menonjol, ASI sudah keluar. Pada pemeriksaan palpasi di dapat Tinggi
Fundus Uteri 3 jari dibawah pusa, kontraksi uterus keras, PPV lochea sanginolenta,
HB : 8,5 gr%.
c. Assesment
Menurut Saleha (2009), masa nifas atau puerperium adalah masa setelah partus
selesai sampai pulihnya kembali alat-alat kandungan seperti sebelum hamil, lamanya
masa nifas ini yaitu kira-kira 6-8 minggu. Pada Assesment ini Ny. K umur 26 tahun
PIII A0 3 hari post partum dengan nifas Anemia sedang . dengan demikian tidak
d. Planning
Menurut Reni (2015), kunjungan masa nifas dilakukan paling sedikit 4 kali
kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir, untuk
mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi, yaitu pada 6-8
jam post partum, 6 hari post partum, 2 minggu post partum dan 6 minggu post
partum. Pada jadwal kunjungan nifas yang minimal 4 kali : yaitu 3 hari, 8 hari, 2
minggu, 6 minggu post partum. Asuhan yang diberikan penulis pun disesuaikan
Asuhan yang diberikan pada masa nifas hari ke-3 adalah memberitahu ibu hasil
yang melelahkan dan terlalu berat, memberitahu ibu efek samping dari KB implant,
menganjurkan ibu untuk tetap meminum obat tambah darah, memberitahu tahu ibu
tentang pemberian ASI Eksklusif, menanyakan kepada ibu apakah sudah bisa cara
menyusui yang benar, memastikan tali pusat tidak terjadi infeksi , menganjurkan ibu
untuk melakukan Diet Hepatitis. Dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara
a. Subyektif
Pada kasus yang penulis ambil pada data subyektif, ibu mengatakan masih
Menurut Suherni (2009), ibu nifas sebaiknya istirahat yang cukup untuk
mengurangi kelelahan, tidur siang atau istirahat selagi bayi tidur, mengatur kegiatan
rumahnya sehingga dapat menyediakan untuk istirahat pada siang kira-kira 2 jam
Dalam hal ini Ny. K tidak ditemukan kesenjangan antara teori dengan kasus.
b. Obyektif
Pada kasus yang penulis ambil didapatkan data obyektif sebagai berikut
110/80 mmHg, suhu 36,6 0C, nadi 82 x/menit, Respirasi 22 x/menit. Muka tidak
pucat tidak oedem, konjungtiva pucat, sclera kuning, payudara simetris, puting
susu menonjol, ASI sudah keluar banyak. Pada pemeriksaan palpasi di dapat
Menurut buku yang ditulis oleh Yetti (2010), pada hari ke 4-7 hari
lendir yaitu lochea sanginolenta. Dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan
c. Assesment
Ny. K umur 26 tahun P3 A0 8 hari Post Partum dengan nifas anemia ringan.
Menurut teori Reni (2015), masa nifas merupakan masa setelah melahirkan
bayi dan plasenta sampai 6 minggu atau 49 hari. Dalam hal ini tidak terdapat
Menurut teori Yetty (2010), pada kebijakan program nasional masa nifas
pada 6 hari setelah persalinan yaitu : memastikan involusi uteri berjalan normal
tidak ada bau, menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan
tanda-tanda penyulit pada bagian payudara ibu, memberikan konseling pada ibu
mengenai asuhan pada bayi tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat
bayi sehari-hari.
Asuhan yang diberikan pada 8 hari post partum adalah memberitahu ibu
hasil pemeriksaan, menganjurkan ibu untuk tetap minum obat tambah darah,
bila ada keluhan atau ada yang ditanyakan, menganjurkan ibu untuk mengurangi
aktifitas yang melelahkan. Dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara teori
dan kasus.
a. Subyektif
Pada kasus yang penulis ambil pada data subyektif, ibu mengatakan ASI
Menurut teori Siti Saleha (2009), masa nifas adalah masa sesudah
persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, serta selaput yang diperlukan untuk
mengonsumsi tambahan 500 kalori setiap hari, makan dengan diet seimbang
untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang cukup, minum sedikitnya
3 liter air setiap hari. Dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan anatara teori dan
kasus.
b. Obyektif
Pada kasus yang penulis ambil didapat data obyektif yaitu : keadaan umu
ibu baik, kesadaran composmentis, tanda vital: Tekanan darah 110/80 mmHg,
Suhu 36,50C, Nadi 80 x/menit, Respirasi 20 x/menit, muka tidak pucat dan
menonjol, ASI sudah keluar banyak. Pada pemeriksaan palpasi di dapat TFU
kuningan, HB : 10 gr%
Menurut buku yang ditulis Yetty (2010), pada hari ke 7-14 pasca persalinan
darah yang keluar berwarna kuning kecoklatan, cairan tidak berdarah lagi.
Dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus.
c. Assesment
ringan.
Menurut teori Siti Saleha (2009), masa nifas adalah masa sesudah
persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, serta selaput yang diperlukan untuk
utnuk tidak terlalu capek dalam mengerjakan aktivitas dan pertahankan pola
saat ini dan yang akan datang. Rencana asuhan disusun berdasarkan hasil
analisis dan interpretasi data. Pada kunjungan 2 minggu post partum tidak
a. Data subyektif
Menurut Eny retna (2010), masa nifas merupakan masa dimulai setelah
plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan
Dalam hari ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan
kasus.
b. Data obyektif
simetris, konjungtiva merah muda, sklera kuning, dada tidak ada benjolan
yang abdormal, puting susu menonjol, mamae membesar, ASI keluar, TFU
tidak teraba, tidak ada kontraksi, PPV Lochea Alba, kandung kemih kosong,
Menurut Yetti (2010), lochea adalah esksresi cairan rahim selama masa
nifas, Lochea Alba berwarna putih pada hari 2-6 minggu post partum.
Dalam hal ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan
kasus.
c. Assesment
Menurut saleha (2009), masa nifas sesudah persalinan dan kelahiran bayi,
dengan 6 minggu post partum dengna nifas normal. Sehingga tidak ada
d. Planning
mengobservasi pada ibu bahwa hanya menyusui bayinya dengan ASI Ekslusif,
ibu untuk melakukan diet hepatitis, mengobservasi kepada ibu tentang tanda
Pada kunjungan 6 minggu post partum terjadi normal sehingga tidak ada
PENUTUP
A. Kesimpulan
mengumpulkan data baik subyektif, karena klien dapat bekerja sama sehingga
kehamilan, persalinan, nifas, dan BBL pada Ny. K secara komprehensif tidak
2. Pada langkah interpretasi data sesuai dengan data Subyektif dn Obyektif yang
a. Kehamilan
Ny. K umur 26 tahun G3P2A0 hamil 34 minggu 4 hari, janin tunggal, hidup,
minggu.
b. Persalinan
Interpretasi data pada persalinan adalah Ny. K umur 26 tahun G3P2A0 hamil 37
minggu, janin tungal, hidup intra uterin, letak memanjang, punggung kanan,
e. Nifas
Interpretasi data pada masa nifas adalah Ny. K umur 26 tahun P3A0 dengan
Intrepretasi data pada BBL dalah bayi Ny. K umur 3 hari, 8 hari, 2 minggu, 6
Pada masalah ibu hamil sudah di berikan konseling sesuai kebutuhan dengan
baik dan ibu diberi dukungan mental, pada persalinan, nifas dan BBL tidak ada
masalah sehingga interpretasi ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.
3. Pada langkah diagnosa potensial terhadap Ny. K pada kehamilan dan persalinan,
4. Pada langkah ini tidak ditemukan antisipasi penangnan segera karena kasus Ny. K
tidak di temukan diagnosa potensial yang muncul pada kehamilan persalinan, nifas
dan BBL pada Ny. K, sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.
persalinan, nifas dan BBL pada Ny. K dapat dialkukan rencana tindakan secara
penyeluruh dan sesuai teori yang ada. Sehingga tidak ada kesenjangan antara teori
dan kasus.
pada Ny. K adalah asuhan kehamilan resiko tinggi , dengan dilakukannya dari
penunjang.
7. Pada langkah ini hasil akhir pada asuhan kebidanan secara komprehensif, ibu
melahirkan dengan selamat dan bayinya juga selamat berjenis kelamin laki-laki,
serta dapat melewati masa nifas selama 6 minggu post partum dengan normal. Serta
tidak ditemukan kegawadaruratan pada Ny. K, sehingga tidak ada kesenjangan
B. Saran
1. Untuk penulis
Dengan adanya pembuatan karya tulis ilmiah ini, mahasiswa diharapkan bisa
memberikan pelayanan ibu hamil, bersalin, nifas dan BBL, yang terbaik di
masyarakat dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Dan dengan
adanya program One Student One Client (OSOC) yang bertujuan untuk menurunkan
angka kematian ibu dan bayi, juga menjadikan program baru untuk mahasiswa
lebih mengetahui kondisi angka di lapangan dan juga diharapkan mahasiswa mampu
mengaplikasikan jiwa pengabdian sebagai bidan di masa yang akan datang dan
persalinan secara dini ibu hamil, persalinan, nifas dan BBL dengan faktor resiko.
a. Mampu mendeteksi secara dini ibu hamil, persalinan, nifas dan BBL dengan
resiko tinggi dengan cara melakukan pemeriksaan rutin pada seluruh ibu hamil
b. Mengkaji lebih dalam pada ibu hamil, dengan penyakit infeksi Hepatitis dan
dengan pengawasan.
3. Bagi istitusi
4. Untuk masyarakat
Diharapkan untuk masyarakat agar kebih memahami dan mengerti akan bahaya
hamil beresiko tingg serta di harapkan pula untuk ibu hamil selalu memantau
menjaga keadaannya sehingga tidak terdapat resiko yang membahayakan bagi ibu
dan janin.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sumber Buku :
Ambarwati, Eny Ratna. 2008. Asuhan Kebidanan (Nifas). Yogyakarta: Mitra Cendikia.
. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Nuha Medika.
Astutik, Reni Yuli. 2015. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan Menyusui.
Jakarta: TIM.
, Sri, dkk. 2015. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Jakarta: Erlangga.
Angraeni, Yetti. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta: Pustaka Rihama.
Arief, Nurhaeni. 2010. Kehamilan dan Kelahiran Sehat. Yogyakarta: Pyramedia
Yogyakarta.
Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC.
BKKBN. 2007. Hindari Kehamilan 4 Terlalu. http://www.bkkbn.co.id.
Cahyono, J.B. Suharjo B. 2010. Hepatitis B Cegah Kanker Hati. Yogyakarta :
KANISIUS.
Chapman, Vicky. 2006. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Kelahiran. EGC.
Depkes RI. 2009. Penanganan Fasilitator Kelas Ibu hamil.
Dewi, Vivian Nanny Lia, Sunarsih, Tri. 2011. Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Jakarta:
Salemba Medika.
Feryanto, Achmad. 2012. Asuhan Kebidanan Patologis. Jakarta: Salemba Medika.
Hani, Ummi. 2010. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta: Salemba
Medika.
Hidayat, A. 2008. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
JNPK-KR, 2008. Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusui Dini. Jakarta:
Jaringan Nasional Pelatihan Klinik-Kesehatan Reproduksi.
Kuswanti, Ina. 2014. Asuhan Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kusmiyati. 2009. Panduan Lengkap Perawatan Kehamilan. Yogyakarta: Fitramaya.
Kemenkes RI. 2016. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Kemenkes dan JICA.
Kepmenkes No. 938/Menkes/SK/VIII/2007. Standar Asuhan Kebidanan. Depkes : RI.
No. 1464/Menkes/Per/X/2010. Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan.
Depkes : RI.
Kemenkes RI. 2014. Buku Kesehatan Ibu Dan Anak. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
Manuaba, IB,DK. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC.
.2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta: EGC.
Mochtar, R. 2011. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC.
. 2015. SINOPSIS OBSTETRI. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Maryunani, A. 2008. Buku Saku Asuhan Bayi Baru Lahir (Asuhan Neonatal). Jakarta:
Trans Info Media.
Marni. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas (Peurperium care). Yogyakarta:
Pustaka Belajar.
Muslihatun, dkk. 2009. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta: Fitramaya.
Nugroho, Taufan, dkk. 2014. Buku Ajar Askeb 1 Kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan dan
Nasional. Jakarta: PT Bina Pustaka.
. 2011. Ilmu Kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka.
.2009. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: PT.
Bina Pustaka.
Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta: PT.
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Proverawati, Atikah, Siti Askuah. 2009. Buku Ajar Gizi Untuk Kebidanan. Yogyakarta:
Nuha Medika.
. 2011. Anemia Dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Pantikawati, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan 1 (Kehamilan). Yogyakarta: Nuha Medika.
Profil Puskesmas Warureja. 2017, Data Angka Kematian Ibu & Bayi. Puskesmas
Warureja.
Rukiyah, Ai Yeyeh. 2013. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: TIM.
. 2009. Asuhan Kebidanan 1. Jakarta: TIM.
. 2010. Asuhan Kebidanan Patologi 4. Jakarta: CV. Trans Info Media.
. 2011. Asuhan Kebidanan III (Nifas). Jakarta: Trans Info Media.
Romauli, S. 2011. Asuhan Kebidanan 1 (Konsep Dasar Asuhan Kehamilan).
Yogyakarta: Niha Medika.
Saifuddin, Abdul Bari. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Saleha, Siti. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
Suherni. 2009. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramenya.
Sondakh, Jenny JS. 2013. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta:
Erlangga.
Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta:
C.Vandi Offset.
Dan Esti Nugraheny. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin.
Jakarta: Salemba Medika.
. 2012. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba
Medika.
. 2013. Pelayanan Kelaurga Berencana. Jakarta: Salemba Medika.
Saratun, dkk. 2008. Pelayanan Keluarga Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi.
Jakarta: CV. Trans Info Medika.
Sibagariang, Eva. 2010. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jaringan: TIM.
Suharjo. 2010. Perencanaan Pangan dan Gizi. Jakarta: Bumi Aksara.
Tarwoto, Wasnindar, dkk. 2007. Buku Saku Anemia Pada Ibu Hamil. Jakarta: Trans Info
Media.
Wahyuddin, Amirudin. 2004. Studi Kasus Kontrol Ibu Anemia. 200. Jurnal
http:// med.unhas.ac.id/index.php?...studi-kasus-kontrol...anemia-ibu...
Wulanda, Ayu Febri. 2011. Biologi Reproduksi. Jakarta: Salemba Medika.
Walyani, Elizabeth Siwi. 2015. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Yogyakarta:
Pustaka Baru Press.
WHO (2013). Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan
Rujukan. Jakarta.
Wildan, Moh dan A, Aziz Alimul. 2011. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta: Salemba
Medika.
Winkjosastro, Hanifa. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Verney. 2007. Manajemen Asuhan Kebidanan. Jakarta: Pusat Pengembangan
Keperawatan Colaus.
Varney, Helen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Volume 2. Jakarta: EGC.
Yanti. 2010. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta: Pustaka Kehamilan.
Yatim, dr. Faial. 2007. Macam-macam Penyakit Menular dan Cara Penularannya.
Jakarta: Pustaka Obor Power.
Yulifah, Rita dan Surachmindari. 2013. Konsep Kebidanan untuk Pendidikan
Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
Yetti, 2010. Asuhan Kebidanan Normal. Yogyakarta: Nuha Medika.
2. Sumber Internet :
https://www.slideshare.net/ssuser200d5e/hasil-riskesdas-riset-kesehatan-dasar-tahun-2018
http://www.depkes.go.id/article/view/17072800006/150-ribu-orang-potensial-alami-
hepatitis-kronis.html
http://jateng-dashboard.rujukan.net/dash2.1/index.php
http://sijariemass.blogspot.com/2016/05/sijariemas.html
https://id.scribd.com/doc/56861754/Diet-Pada-Hepatitis
Https://m.liputan6.com/health/read/3601716/begini-penangnan-ibu-hamil-yang-positif-hepatitis-
b.
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PADA NY.K DENGAN HEPATITIS B, ANEMIA RINGAN
DAN JARAK KEHAMILAN KURANG DARI 2 TAHUN
DI PUSKESMAS WARUREJA KABUPATEN TEGAL
TAHUN 2018
Abstrak
Kematian Ibu (AKI) yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal tahun 2017 terdapat 14
kasus kematian ibu. Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Warureja Kabupaten Tegal tahun 2017,
jumlah ibu hamil 1273 orang, dengan resiko tinggi terdapat 419 orang, diantaranya ibu hamil yang mengalami
anemia terdapat 25 orang, dan Hepatitis terdapat 4 orang, sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) pada tahun
2017 dengan 5 kasus kematian bayi yang disebabkan Asfiksia total 2 kasus, BBLR 2 kasus, dan penyakit
lainnya total 1 kasus.
Tujuan dalam penelitian ini adalah mampu melakukan asuhan kebidanan komprehensif dengan
hepatitis B, anemia ringan dan jarak kehamilan kurang dari 2 tahun sesuai dengan standar kebidanan dengan
menerapkan manajemen kebidanan 7 langkah varney dan data perkembangan SOAP.
Obyek studi kasus ini adalah pada ibu hamil Ny.K umur 26 tahun G3 P2 A0 dengan hepatitis B,
anemia ringan dan jarak kehamilan kurang dari 2 tahun. Pengkajian kasus pada ibu hamil, bersalin, nifas dan
BBL pada Ny. K yaitu tanggal 6 Agustus 2018 sampai 5 Oktober 2018 di Puskesmas Warureja Kabupaten
Tegal. Asuhan tersebut dijabarkan secara menyeluruh dimulai sejak pasien hamil TM III (umur 34 minggu + 2
hari), dan nifas normal (3 hari post partum sampai 6 minggu post partum).
Dari data semua yang diperoleh penyusun selama melakukan Asuhan Kebidanan Komprehensif pada
Ny. K sejak umur kehamilan 34 minggu + 2 hari, pada saat bersalin sampai masa nifas 6 minggu post partum.
Penyusun menyimpulkan bahwa masa kehamilan, bersalin, dan nifas Ny. K berlangsung normal.