Disusun Oleh :
Jurusan Kebidanan
2017/2018
LAPORAN SEMINAR KASUS
Disusun Oleh :
Jurusan Kebidanan
2017/20
i
LEMBAR PERSETUJUAN
ii
LEMBAR PENGESAHAN
iii
KATA PENGANTAR
iv
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis, juga semua pihak
yang membacanya. Aamiin.
Penyusun
v
DAFTAR ISI
Halaman sampul.....................................................................................i
Lembar persetujuan...............................................................................ii
Kata pengantar.......................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Tujuan................................................................................................2
2.3 Abortus.........................................................................................….13
2.4 Molahidatidosa......……………………………………………………..15
3.1 Hasil..................................................................................................20
3.2 Pembahasan.....................................................................................29
4.1 kesimpulan........................................................................................33
4.2 saran.................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan
1. Tujuan umum :
Untuk mengurangi komplikasi yang disebabkan oleh status gizi
tinggi/obesitas.
2. Tujuan khusus :
a. Untuk memberikan asuhan yang tepat dan menyeluruh.
b. Untuk mengurangi komplikasi pada bayi akibat obesitas seperti
hipoksia, Makrosomia.
c. Untuk mengurangi komplikasi pada ibu akibat obesitas seperti
hipertensi, diabetes, infeksi dan perdarahan.
d. Untuk meminimalisir penyulit pada saat proses persalinan seperti
DKP.
e. Untuk mengurangi angka kejadian abortus berulang pada Ibu.
2
BAB II
KAJIAN TEORI
pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan
antenatal care adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini
sehat dan aman diperlukan kesiapan fisik dan mental ibu, sehingga ibu
3
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
4
l. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, dan persalinan yang aman
Selain tujuan antenatal care juga memiliki tiga fungsi yaitu yang
bila perlu. Fungsi yang terakhir adalah untuk memantau kesehatan selama
(Padila, 2014).
pengukuran tekanan darah, lingkar lengan atas (LiLA). Selain itu dilakukan
juga pengukuran tinggi fundus uteri, hitung denyut jantung janin (DJJ),
kesehatan janin. Untuk mendukung kesehatan ibu dan janin diberikan juga
5
imunisasi Tetanus Toxoid (TT), pemberian tablet tambah darah/tablet besi
tetanus toxoid (TT), pemberian obat rutin seperti tablet Fe, kalsium,
pemeriksaan fisik yang terarah serta penyuluhan bagi ibu hamil. Kegiatan
6
2.1.7 Jadwal Kunjungan Ibu Hamil
minggu) = K1.
b. Minimal 1 (satu) kali pada trimester kedua (antara minggu ke 14-28) =K2.
c. Minimal 2 (dua) kali pada trimester ketiga (antara minggu ke 28-36 dan
terhadap perlindungan ibu hamil dan janin, berupa deteksi dini faktor
7
2. Pemeriksaan tekanan darah.
9. Tatalaksana kasus
2.2 Obesitas
2.2.1 Pengertian Obesitas
8
Ada beberapa metode yang biasa digunakan untuk menetapkan berat
badan yang di inginkan individu dan untuk mendefinisikan obesitas secara klinis.
Indeks masa tubuh (IMT) merupakan prediksi derajat lemak tubuh dan
pengukurannya di rekomendasikan federal untuk mengklasifikasikan kelebihan
berat badan dan obesitas. IMT di hitung dengan membagi berat badan dalam
kilogram dengan kuadrat tinggi badannya dalam meter atau mengalihkan berat
badan dalam pons dengan 703 lalu dibagi kuadrat tinggi badan dalam inci
kuadrat. (Varney, 2010)
Klasifikasi IMT yang dapat digunakan untuk membantu dalam perhitungan IMT
untuk menentukan apakah berat badan individu sesuai dengan tinggi badannya.
Kriteria IMT
Berat Badan Kurang < 18,5 kg/m2
9
2.2.2 Obesitas Dalam Kehamilan
10
2.2.3 Pencegahan Obesitas Saat Kehamilan
Pencegahan lainnya adalah dengan cara membatasi kalori. Cara ini memang sering
jadi kontraversi karena, di sisi lain, janin membutuhkan nutrisi lebih. Pengurangan kalori
ditakutkan akan mengganggu perkembangan janin. Yang terpenting, komposisi
makanan harus seimbang. Selain mengatur pola makan, dianjurkan untuk melakukan
aktivitas fisik. Jalan pagi sangat baik untuk menjaga konsisi ibu tetap sehat.Bila saat
kehamilan mengalami obesitas, perlu dilakukan penanganan khusus. Sang ibu pun
harus bersikap tenang karena sikap tenang sangat bermanfaat bagi perkembangan
janin. Pilihlah klinik atau rumah sakit dengan fasilitas lengkap. Ini sebagai antisipasi jika
ibu membutuhkan tindakan medis yang lebih kompleks.
11
1. Kurangi konsumsi sayuran dengan bumbu kacang yang digoreng, ganti
bumbu kacang yang disangrai.
2. Batasi konsumsi sayuran dengan bumbu kelapa yang berlebih ( seperti,
urapan) , atau santan kental
3. Batasi konsumsi sayuran dengan dressing keju yang berlebih, contohnya
salat.
4. Konsumsi sayuran dengan cara direbus, dikukus, dalam bentuk segar.
(Purwitasari, 2009 )
b. Buah – buahan
1. Konsumsi buah – buahan dalam bentuk segar.
2. Kurangi konsumsi buah – buahan yang berlemak. ( Purwitasari, 2009 )
c. Nasi, Sereal, dan Roti
1. Kalau bisa konsumsi nasi beras tumbuk atau nasi agar roti yang
mengandung bekatul atau havermouth.
2. Batasi sereal dan krackkers yang berminyak atau yang mengandung
lemak lebih dari 2 potong/hari.
3. Batasi kebiasaan sarapan dengan roti mentega dan susu full
cream.(Purwitasari, 2009 )
d. Susu
1. Gunakan susu skim, susu kedelai, atau yougurt yang rendah lemak
2. Pilih keju rendah lemak misalnya Cottage Cheese.
3. Pilih es krim yang tidak mengandung susu, misalnya es krim yang
terbuat dari sari buah.
4. Pilih makanan pencuci mulut yang terbuat dari makanan berserat seperti
agar – agar dengan saus dari susu skim. ( Purwitasari, 2009 )
e. Protein
1. Pilih daging tidak berlemak dan berwarna cerah, seperti daging ayam kampung (
tanpa kulit), ikan dll.
2. Hindari konsumsi jerowan, daging berlemak, otak, kepala, dan brutu ayam.
3. Tingkatkan konsumsi protein nabati sebagai penganti, seperti tahu, tempe,
kacang hijau, dll.
4. Batasi konsumsi lauk yang digoreng, diolah dengan santan kental.
5. Masak dengan cara merebus, memanggang, menumis, mepepes. (Purwitasari,
2009)
12
f.Lemak
Kurangi konsumsi minyak goreng sampai 1 sendok makan/hari ( 10 gram).
(Purwitasari, 2009 )
2.3 Abortus
Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum janin dapat hidup di dunia luar,
tanpa mempersoalkan penyebabnya. Bayi baru mungkin hidup di dunia luar bila
berat badannya telah mencapai > 500 gram atau umur kehamilan > 20 minggu.
Abortus dapat pula diartikan sebagai berakhirnya kehamilan melalui cara apapun
sebelum janin mampu bertahan hidup. Selain itu abortus dapat diartikan sebagai
pengeluaran hasil pembuahan (konsepsi) dengan berat badan janin < 500 gram atau
kehamilan kurang dari 20 minggu.
Lebih dari 80% abortus terjadi pada minggu pertama, dan setelah itu angka
ini cepat menurun. Kelainan kromosom merupakan penyebab, pada paling
sedikit seperuh dari kasus abortus dini ini, dan setelah itu insidennya juga
menurun. Faktor penyebab terjadinya abortus dibagi menjadi beberapa faktor
yaitu :
a. Faktor janin
Perkembangan zigot abnormal.Temuan morfologis tersering pada abortus
spontan dini adalah kelainan perkembangan zigot, mudigah, janin bentuk awal,
atau kadang-kadang plasenta.Disorganisasi morfologis pertumbuhan ditemukan
pada 40% abortus spontan sebelum minggu ke-20.
b. Usia ibu
Usia yang aman untuk kehamilan dan persalinan adalah usia 20-30 tahun.
Kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia di bawah 20
tahun ternyata 2 sampai 5 kali lebih tinggi dari pada kematian maternal yang
13
terjadi pada usia 20 sampai 29 tahun. Kematian maternal meningkat kembali
sesudah usia 30 sampai 35 tahun.
c. Parietas
Risiko abortus semakin tinggi dengan bertambahnya paritas ibu, hal ini
mungkin karena adanya faktor dari jaringan parut pada uterus akibat kehamilan
berulang. Jaringan parut ini mengakibatkan tidak adekuatnya persedian darah
ke plasenta yang dapat pula berpengaruh pada janin.
d. Infeksi
Adanya infeksi pada kehamilan dapat membahayakan keadaan janin dan ibu.
Infeksi dapat menyebabkan abortus, dan apabila kehamilan dapat berlanjut
maka dapat menyebabkan kelahiran prematur, BBLR, dan eklamsia pada ibu.
e. Anemia
Anemia dapat mengurangi suplai oksigen pada metabolisme ibu dan janin
karena dengan kurangnya kadar hemoglobin maka berkurang pula kadar oksigen
dalam darah. Hal ini dapat memberikan efek tidak langsung pada ibu dan janin
antara lain kematian janin, meningkatnya kerentanan ibu pada infeksi dan
meningkatkan risiko terjadinya prematuritas pada bayi.
f. Faktor hormonal
Salah satu dari penyakit hormonal ibu hamil yang dapat menyebabkan
abortus adalah penyakit diabetes mellitus. Diabetes mellitus pada saat hamil
dikenal dengan diabetes meliitus gestasional (DMG). DMG didefinisikan
sebagai intoleransi glukosa yang terjadi atau pertama kali ditemukan pada
saat hamil. Dinyatakan DMG bila glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/dl atau 2
jam setelah beban glukosa 75 gram ≥ 200 mg/dl atau toleransi glukosa
terganggu.
Pada DMG akan terjadi suatu keadaan dimana jumlah atau fungsi insulin
menjadi tidak normal, yang mengakibatkan sumber energi dalam plasma ibu
bertambah. Melalui difusi terfasilitasi dalam membran plasenta, dimana sirkulasi
janin juga ikut terjadi komposisi sumber energi abnormal yang menyebabkan
kemungkinan terjadi berbagai komplikasi yang salah satunya adalah abortus
spontan.
14
2.3.3 Patofisiologi Abortus
Abortus biasanya disertai oleh perdarahan ke dalam desidua basalis
dan nekrosis di jaringan dekat tempat perdarahan. Ovum menjadi terlepas,
dan hal ini memicu kontraksi uterus yang menyebabkan ekspulsi. Sebelum
minggu ke-10, ovum biasanya dikeluarkan dengan lengkap. Hal ini disebabkan
karena sebelum minggu ke-10 vili korialis belum menanamkan diri dengan erat
ke dalam desidua, hingga ovum mudah terlepas keseluruhannya. Antara
minggu ke 10-12 korion tumbuh dengan cepat dan hubungan vili korialis
dengan desidua makin erat, hingga mulai saat tersebut sering sisa-sisa korion
(plasenta) tertinggal jika terjadi abortus. Apabila kantung dibuka, biasanya
dijumpai janin kecil yang mengalami maserasi dan dikelilingi oleh cairan, atau
mungkin tidak tampak janin didalam kantung dan disebut “blighted ovum”.
hidropik sehingga terlihat seperti buah anggur yang bergerombol. Pada mola
bervariasi.
hidatidosa dibagi menjadi mola komplet dan mola parsial. Pada mola
komplet, secara umum vili korialis terlihat sebagai vesikel-vesikel jernih yang
15
oleh sperma haploid yang menduplikasikan kromosomnya sendiri setelah
kariotipe menjadi 46,XX dengan 2 set kromosom berasal adari ayah. Pada
keadaan lain dapat juga terjadi pola kromosom mungkin menjadi 46,XY
karena fertilisasi.
a Perdarahan pervaginam
c Hipertiroidisme
d Hiperemesis gravidarum
e Preeklampsia
16
pembuluh darah maternal sehingga terjadi pembesaran uterus karena
terlalu banyak darah sehingga darah keluar melalui vagina.
pada kasus mola komplet dan 8 – 11% oada kasus mola inkomplet. Hal ini
muntah yang berat Hal ini terjadi pada 4 % pasien dengan mola hidatidosa
17
2.4.3.2. Status Gizi
Status gizi berkaitan dengan tinggi badan, berat badan, dan BMI ibu
sebelum hamil dan saat hamil. Faktor gizi yang berkaitan dengan kejadian
BBLR.
18
BAB III
3.1 Hasil
No register : 43/18
Masuk RS Tgl,Jam : 13 Maret 2018, jam 07.30 WIB
Di Ruang : Periksa
Biodata Ibu Suami
Nama : Ny. S Tn. E
Umur : 35 th 37 th
Pendidikan : S1 S1
Pekerjaan : Guru Guru
Agama : Islam Islam
Suku/ Bangsa : Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia
Alamat : Ponjong, Gunung Kidul Ponjong, Gunung Kidul
Handphone : 085729107xxx 085729107xxx
DATA SUBYEKTIF
1. Kunjungan saat ini kunjungan awal
Keluhan Utama
Ibu mengatakan terlambat haid selama 6 hari dan sudah dilakukan test kehamilan 2x
hasil menunjukan (+)
2. Riwayat Perkawinan
Kawin 1 kali. Kawin pertama umur 26 tahun. Dengan suami sekarang 9 tahun
3. Riwayat Menstruasi
Menarche umur 13 .tahun. Siklus27-28.hari. Teratur. Lama 7 hari. Sifat Darah : encer.
Flour Albus: ya, pada tanggal 1 Febuari 2018,konsistensi kental,tidak berbau, warna
19
putih. Bau khas darah haid Dysmenorhoe : tidak . Banyak Darah : 3x/hari ganti
pembalut
f. Pola aktivitas
Kegiatan sehari-hari : ibu mengatakan mengurus rumah (mencuci, memasak,
mengepel menyapu) dan mengajar di sekolah
Istirahat/Tidur : siang 1 jam, malam 7 jam
Seksualitas :Frekuensi 2x/minggu, tidak ada keluhan
g. Personal Hygiene
Kebiasaan mandi : 2 kali/hari
Kebiasaan membersihkan alat kelamin : pada saat mandi, setelah BAB dan BAK
Kebiasaan mengganti pakaian dalam : setelah mandi
Jenis pakaian dalam yang digunakan : katun
20
5. Imunisasi
Ibu sudah imunisasi TT 2x (1xDiwaktu SD, 1x sebelum menikah)
Persalinan Nifas
Hamil
Tgl Umur Jenis Komplikasi Jenis BB
ke Penolong Laktasi Komplikasi
lahir kehamilan Persalinan Ibu Bayi kelamin Lahir
Tidak Laki-
1 2010 Aterm spontan bidan BBLR 2400gr ya tidak
ada laki
Abortus
2 2015 6mg
completus
Hamil Tidak
3 2016 12mg Dokter
molahidatidosa ada
4 Hamil ini
21
Merokok : ibu mengatakan tidak pernah merokok sama sekali
Minum jamu-jamuan : ibu mengatakn tidak pernah minum jamu-jamuan selama
hamil
Minum-minuman keras. : Ibu mengatakn tidak pernah minum-minuman keras
selama hamil
Makanan/minuman pantang:.ibu mengatakan tidak mempunyai makanan/minuman
pantangan .
Perubahan pola makan
Ibu mengatakan sering nyidam dan nafsu makan tetap
9. Riwayat Psikologi Spiritual
a. Kehamilan ini
Kehamilan ini merupakan kehamilan yang sangat ditunggu ibu maupun suami
dikarenakan ibu mengalami keguguran 2x
b. Pengetahuan ibu tentang kehamillan
Ibu mengatakan saat hamil tidak boleh mengangkat benda-benda berat dan
beraktifitas terlalu berat.
c. Pengetahuan ibu tentang kondisi/keadaan yang dialami sekarang
Ibu mengatakan sedang hamil muda dan ini merupakan hamil yang ke 4
d. Perasaan ibu terhadap kehamilan saat ini
Ibu mengatakan sangat senang dengan kehamilannya saat ini dan khawatir akan
terjadinya abortus berulang karena ibu pernah mengalaminya 2x.
e. Tanggapan keluarga terhadap kehamilan
Ibu mengatakan keluarga sangat senang dan mendukung dengan kehamilannya ini
f. Persiapan/rencana persalinan
Ibu mengatakan belum ada persiapan/ rencana persalinan
DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum baik Kesadaran Compos Mentis
b. Tanda Vital
Tekanan darah : 123/80 mmHg
Nadi : 80 kali per menit
Pernafasan : 20 kali per menit
Suhu : 36,5 ○C
c. TB : 158 cm
22
BB : sebelum hamil 86kg, BB sekarang 87 kg
IMT : 34,93 kg/m2
LLA : 33 cm
d. Kepala dan leher
Oedem Wajah : tidak ada odema wajah
Chloasma gravidarum : tidak ada
Mata : kunjungtiva merah muda, sklera putih
Mulut : bibir merah muda, lembab, bersih
Leher : tidak ada pembengkakan pada tyroid, limfe
Payudara
Bentuk : simetris kanan dan kiri, tidak ada benjolan yang abnormal.
Areola mammae : hiperpigmentasi
Puting susu : menonjol
Colostrum : belum keluar
e. Abdomen
Bentuk : belum tampak membesar
Bekas luka : tidak ada bekas luka pada abdomen
Striae gravidarum : tidak ada strae gravidarum
Palpasi Leopold : belum teraba.
f. Ekstremitas
Oedem : tidak ada
Varices : tidak ada
Reflek Patela : kaki kanan + kaki kiri +
g. Genetalia Luar : tidak dilakukan pengkajian
h. Anus : tidak hemoroid
2. Pemeriksaan panggul
Tidak dilakukan pengkajian
3. Pemeriksaan Penunjang
Hb : 13,6 gr/dL
Golongan darah : A
GDS : tidak dilakukan
Analisa
Ny. S umur 35 tahun G4P1 Ab2 Ah1 umur kehamilan 5 minggu dengan obesitas riwayat
Abortus dan Molahidatidosa.
23
Masalah : ibu takut mengalami keguguran lagi
ttd
25
No Tindakan Resionalisasi
26
hemoglobin untuk mengetahui apakah
ibu mengalami anemia atau tidak.
Seharusnya juga dilakukan
pemeriksaan GDS karena ibu
mengalami obesitas dan memiliki
keturunan diabetes dari ibu
kandungnya.
4. Memberikan KIE mengenai
Diberikan KIE tersebut sangat penting
pencegahan abortus berulang
dilakukan agar ibu lebih menjaga
yaitu dengan menghindari
lingkungan disekitar rumah, memasak
kotoran kucing, membersihkan
sayur dan daging secara matang dan
rumah, memasak sayuran
melakukan tes TORCH. Hal tersebut
maupun daging secara matang
dilakukan agar ibu tidak kembali
dan menganjurkan ibu dan
mengalami abortus lagi dan dapat
suami untuk melakukan tes
mempertahankan kehamilan serta
TORCH di Rumah Sakit agar
melahirkan bayi yang sehat secara
mendaptakan pelayanan.
normal.
Memberikan KIE kepada ibu
5. Hal ini dilakukan karena ibu mengalami
mengenai diet untuk ibu hamil
obesitas kelas 1, obesitas berkaitan
dengan obesitas.
dengan diabetes. Banyak komplikasi
yang ditimbulkan karena diabetes salh
satunya yaitu makrosomia, infeksi,
abortus, molahidatidosa, hipertensi
gestasional dan lain lain.
Pengenalan mengenai P4K
Hal ini sesuai dengan Depkes tahun
mulai dari dini dan meminta ibu
6. 2008 yang menganjurkan setiap ibu
mendiskusikan dengan suami.
hamil untuk diberikan pengenalan dan
menempel P4K di jendela maupun pintu
rumah.
Menganjurkan ibu untuk rutin
7. beraktivitas fisik 1hari minimal KIE tersebut dilakukan sesuai dengan
30 menit dan menghindari program pemerintah yaitu GERMAS
asap rokok. (gerakan masyarakat hidup sehat). Hal
tersebut mengarah ke upaya promotif
27
dan preventif.
3.2 PEMBAHASAN
28
dengan pelayanan atau standar minimal 10T (Depkes RI, 2010). Pemeriksaan
kadar glukosa sudah dianjurkan oleh bidan yaitu pada saat pemeriksaan ANC
teori (Rayburm,2010) yaitu “Saat ini, kasus diabetes pada masa kehamilan
29
Madiun, dengan ρ value =0,045 nilai coefisien corelasi = 0,319 yang menunjukan
hubungan yang rendah dan berpola positif artinyasemakin tinggi nilai indeks
massa tubuh (obesitas) maka semakin tinggi kadar gula darahnya.
Diet gizi lebih ditekankan karena salah satu faktor risiko dari abortus yaitu
adalah kadar gula darah yang tinggi “Salah satu dari penyakit hormonal ibu
hamil yang dapat menyebabkan abortus adalah penyakit diabetes mellitus.
Diabetes mellitus pada saat hamil dikenal dengan diabetes meliitus gestasional
(DMG). DMG didefinisikan sebagai intoleransi glukosa yang terjadi atau pertama
kali ditemukan pada saat hamil. Dinyatakan DMG bila glukosa plasma puasa ≥
126 mg/dl atau 2 jam setelah beban glukosa 75 gram ≥ 200 mg/dl atau toleransi
glukosa terganggu.”
Setiap ibu hamil juga mendaptkan buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) salah
satujuannya yaitu meingkatkan kemandirian keluarga dalam memelihara
kesehatan ibu dan anak. Ibu merupakan kelompok yang rentan terhadap
berbagai masalah kesehatan seperti kesakitan dan gangguan gizi yang
seringkali berakhir dengan kecacatan maupun kematian. Buku KIA disediakan
untuk menjawab kebutuhan ini , yaitu untuk kemandirian keluarga dalam
memeihara kesehatan, mencegah serta menanggulangi masalah kesehatan ibu
dan anak. Buku KIA merupakan instrumen pencatatan dan penyuluhan (edukasi)
bagi ibu dan keluarganya, juga alat komunikasi antar tenaga kesehatan dan
keluarga. Disebut alat edukasi karena didalam buku KIA berisi informasi dan
materi penyuluhan tentang kesehatan ibu dan anak termasuk gizi, yang dapat
membantu keluarga khususnya ibu dalam memelihara kesehatan dirinya sejak
30
hamil sampai anaknya berumur 5 tahun. Disebut alat komunikasi alat tenaga
kesehatan karena dapat memberikan catatan-catatan penting yang dapat dibaca
tenaga kesehatan lain dan ibu serta keluarganya.
minggu lagi atau ketika ada keluhan. Tujuan kunjungan ulang tersebut salah
fisik yang terarah serta penyuluhan bagi ibu hamil. Kegiatan yang dilakukan
Oleh sebab itu asuhan kebidanan dapat ditekankan pada diet gizi bagi ibu
dengan status gizi obesitas. Diet yang maksud lebih terperinci agar tidak
menyebabkan kejadian abortus dan molahidatidosa berulang. Menganjurkan ibu
untuk lebih memperhatikan pola hidupnya terutama yang berkaitan dengan
abortus dan molahidatidosa.
31
BAB IV
4. 1 Kesimpulan
Pelayanan antenatal merupakan pelayanan terhadap individu yang bersifat
preventif care untuk mencegah terjadinya masalah yang kurang baik bagi ibu
maupun janin. Pelayanan antenatal merupakan upaya kesehatan perorangan yang
memperhatikan ketelitian dan kualitas pelayanan medis yang diberikan, agar dapat
melalui persalinan dengan sehat dan aman diperlukan kesiapan fisik dan mental
ibu, sehingga ibu dalam keadaan status kesehatan yang optimal.
Ibu hamil dengan obesitas, riwayat abortus dan molahidatidosa. Dapat
diberikan asuhan yang menyeluruh terutama asuhan khusus yang diberikan yaitu
mengenai diet gizi untuk ibu dengan kasus tersebut dikarenakan banyak komplikasi
yang dapat terjadi seperti molahidatidosa dan abortus. Ibu hamil disarankan untuk
mengatur berat badan agar tetap berada pada kondisi ideal. Peningkatan berat
badan di trimester pertama memang relatif sedikit, tidak naik atau bahkan
berkurang karena muntah-muntah. Peningkatan berat badan yang cukup pesat
terjadi di trimester 2 dan 3, pada periode inilah perlu dilakukan pemantaun ekstra
terhadap berat badan.Seusai persalinan, ragam komplikasi masih menunggu.
Infeksi seusai bersalin akibat banyaknya pembuluh darah si ibu hamil yang
tersumbat sering terjadi
4.2 Saran
4.2.1 Bagi Mahasiswa
Dalam penulisan dan penyusunan laposan seminar kasus ini, tim penulis
menyadari banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kritik dan
saran dari pembaca sangat diperlukan demi kesempurnaan laporan seminar kasus
ini. Mahasiswa diharapkan memiliki wawasan yang lebih luas dan mendalam
mengenai gizi bagi ibu hamil.
32
4.2.2 Bagi Lahan
Diharapkan dapat memberikan kualitas pelayanan yang lebih baik dan selalu
mempertahankan tindakan sesuai SOP (standar operasional prosedur) yang telah
ditentukan oleh Depkes mengenai pelayanan antenatal care.
33
DAFTAR PUSTAKA
Henny Purwandari (2014). Obesity Relationships With Blood Sugar Levels In Level IV
Hospital Employees In Madiun. Nursing Faculty at STIKES Satria Bhakti Nganjuk
diakses pada tanggal 14 Maret 2018.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010 Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Purwitasari, Devi. 2009. Buku Ajar Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta:
Nuha Medika.
34
35
36
37
38
39