Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN KOMPREHENSIF

PRAKTIK KOLABORASI PADA KASUS PATOLOGI DAN KOMPLIKASI

“KEHAMILAN GAMMELI”

Disusun Oleh

DINA ALVIONITA
P0 5140420 002

Pembimbing

ELSE SRI RAHAYU, S.ST, M.Tr. Keb

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU JURUSAN KEBIDANAN


PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
TAHUN 2020/2021
HALAMAN PENGESAHAN

LEMBAR PENGESAHAN

“KEHAMILAN GAMMELI”

Disusun oleh :
Dina Alvionita
P0 5140420 002

Telah disetujui oleh pembimbing pada tanggal:


Menyetujui, April 2021

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Else Sri Rahayu, S.ST, M.Tr. Keb Yenny Rosmita,Amd.Keb


NIP. 197706152006042031

Mengetahui,

Ketua Jurusan Ketua Prodi

Yuniarti, SST,M.Kes Diah Eka Nugraheni,M.Keb


NIP. 198006052001122001 NIP. 198012102002122002

i
KATA PENGANTAR

Segala puji kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
Laporan Komprehensif Stase X ini dengan judul “Kehamilan Gamelli”. Semoga
Laporan Komprehensif Stase X ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan untuk
kepentingan proses belajar. Bersama ini kami juga menyampaikan terima kasih
kepada dosen saya yang telah membimbing kami untuk menyelesaikan Laporan
Komprehensif Stase X ini. Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu
meminta maaf dan memohon permakluman bila mana Laporan Komprehensif
Stase X ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami buat kurang tepat. Dalam
penyusunan Laporan Komprehensif Stase X ini tentu jauh dari sempurna, oleh
karena itu segala kritik dan saran sangat kami harapkan demi perbaikan dan
penyempurnaan Laporan Komprehensif Stase X ini dan untuk pelajaran bagi kita
semua dalam pembuatan di masa mendatang. Semoga dengan adanya tugas ini
kita dapat belajar bersama demi kemajuan kita dan kemajuan ilmu pengetahuan.
Bengkulu, April 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ii
KATA PENGANTAR......................................................................................iii
DAFTAR ISI....................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...............................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................3
C. Tujuan............................................................................................4
D. Ruang Lingkup..............................................................................4
E. Manfaat..........................................................................................5

BAB II TINJAUAN TEORI DAN KASUS

A. Konsep Dasar Kontrasepsi (KB)....................................................6


B. KB Suntik......................................................................................11
C. Tinjauan Kasus...............................................................................22

BAB III PEMBAHASAN

A. Pengkajian......................................................................................26
B. Analisis..........................................................................................27
C. Penatalaksanaan.............................................................................27

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan....................................................................................29
B. Saran..............................................................................................29

iii
DAFTAR PUSTAKA 31BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan ibu hamil adalah salah satu aspek yang penting untuk

diperhatikan dalam siklus kehidupan seorang perempuan karena sepanjang

masa kehamilannya dapat terjadi komplikasi yang tidak diharapkan. Setiap

ibu hamil akan menghadapi resiko yang bisa mengancam jiwanya. Oleh

karena itu, setiap ibu hamil memerlukan asuhan selama masa

kehamilannya (WHO, 2018).

Penyebab kematian ibu terbanyak masih di dominasi perdarahan

(30.3%), disusul hipertensi dalam kehamilan (27.1%), infeksi (7%),

Penyebab lain-lain 45% cukup besar termasuk didalamnya penyebab

penyakit non obstetrik. Kematian maternal yang tinggi juga disebabkan

oleh tingginya angka kehamilan yang tidak diharapkan. Lebih kurang 65%

kehamilan masih terjadi karena “4 terlalu” yang berhubungan dengan

kehamilan “terlalu muda (kurang dari 20 tahun), “terlalu tua: (lebih dari 35

tahun),”terlalu sering (jarak kehamilan kurang dari 2 tahun, “terlalu

banyak” (lebih dari 3 anak). Sebagian besar kematian ibu dapat dicegah

apabila mendapat penanganan yang adekuat di fasilitas pelayanan

kesehatan (Kemenkes RI, 2018).

Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan patologis yang dapat

mempengaruhi keadaan ibu dan janin. Dengan demikian, untuk

menghadapi kehamilan resiko harus diambil sikap proaktif seperti (aktif

1
1

dalam kegiatan), berencana dengan upaya promotif seperti (penyuluhan

kesehatan) dan preventif seperti (kegiatan pencegahan terhadap suatu

masalah kesehatan) sampai dengan waktunya harus diambil sikap tegas

dengan cepat untuk dapat menyelamatkan ibu dan bayinya (Manuaba,

2010).

Ibu hamil yang termasuk golongan dengan kehamilan resiko tinggi

adalah ibu dengan riwayat kehamilan dan persalinan yang sebelumnya

kurang baik, misalnya riwayat keguguran, perdarahan pasca kelahiran,

lahir mati, tinggi badan ibu hamil kurang dari 145 cm, ibu hamil yang

kurus atau berat badan kurang, usia ibu hamil kurang dari 20 tahun atau

lebih dari 35 tahun, sudah memiliki 4 anak atau lebih, jarak antara dua

kehamilan kurang dari 2 tahun, ibu menderita anemia atau kurang darah,

perdarahan pada hehamilan, tekanan darah yang meninggi dan sakit kepala

hebat dan adanya bengkak pada tungkai, kelainan letak janin atau bentuk

panggul ibu tidak normal, riwayat penyakit kronis seperti diabetes, darah

tinggi, asma dan lain-lain (Christian, 2017).

Penyebab dari kejadian kehamilan resiko tinggi pada ibu hamil

adalah karena kurangnya pendidikan kesehatan ibu tentang kehamilan

resiko tinggi, dan pendidikan yang rendah. Dengan adanya pendidikan ibu

tentang tujuan atau manfaat pemeriksaan kehamilan dapat memotivasinya

untuk memeriksakan kehamilan secara rutin, tentang cara pemeliharaan

kesehatan dan hidup sehat meliputi jenis makanan bergizi, menjaga

kebersihan diri, serta pentingnya istirahat cukup dapat mencegah pada


2

timbulnya komplikasi, di samping tetap mempertahankan derajat

kesehatan yang sudah ada. Selain itu ibu dapat meningkatkan pendidikan

tentang tanda kehamilan resiko tinggi baik melalui tenaga kesehatan

terutama bidan, petugas posyandu, media massa (televisi, koran, dll),

sehingga dapat mengenal resiko kehamilan dan menhujungi bidan atau

dokter sedini mungkin mendapatkan Asuhan Antenatal (Rochjati, 2017).

Faktor waktu dan transportasi merupakan hal yang sangat menentukan

dalam merujuk kasus risiko tinggi. Oleh karenanya deteksi faktor risiko

pada ibu baik oleh tenaga kesehatan maupun masyarakat merupakan salah

satu upaya penting dalam mencegah kematian dan kesakitan. Untuk

menghindari risiko komplikasi pada kehamilan dan persalinan, setiap ibu

hamil memerlukan asuhan antental sebanyak minimal 4 kali, yaitu satu

kali pada trimester pertama (usia kehamilan 0-12 minggu), satu kali pada

trimester kedua (usia kehamilan 12-24 minggu), dan dua kali pada

trimester ketiga (usia kehamilan 24 minggu sampai persalinan).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di latar belakang diatas dirumuskan masalah

yaitu bagaimana cara memberikan Asuhan Kebidanan kolaborasi pada

kasus patologis kehamilan.


3

C. Tujuan

1. Tujuan umum

Melaksanakan dan menerapkan Asuhan Kebidanan kolaborasi pada

kasus patologi Kehamilan Pada Ny. “R“ Usia 28 th tahun G2P1A0

dengan kehamilan gamelli di Puskesmas Kota Tais.

2. Tujuan khusus

a. Melaksanakan pengkajian pada kasus Ny. “R“ Usia 28 tahun

G2P1A0 dengan Kehamilan Gamelli.

b. Mengidentifikasi diagnosa/masalah kebidanan berdasarkan data

subyektif dan data obyektif pada kasus Ny. “R“ Usia 28 tahun

G2P1A0 dengan Kehamilan Gamelli.

c. Merencanakan tindakan yang akan dilakukan pada kasus Ny.

“R“ Usia 28 tahun G2P1A0 dengan Kehamilan Gamelli.

d. Melaksanakan tindakan untuk menangani kasus Ny. “R“ Usia 28

tahun G2P1A0 dengan Kehamilan Gamelli.

e. Melakukan evaluasi untuk menangani kasus Ny. “R“ Usia 28

tahun G2P1A0 dengan Kehamilan Gamelli.

D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup laporan komprehensif ini adalah pelaksanaan

pelayananan kebidanan yang berfokus pada kolaborasi penangan kasus

patologis.
4

E. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman

secara langsung, sekaligus penanganan dalam menerapkan ilmu yang

diperoleh selama pendidikan. Selain itu, menambah wawasan dalam

menerapkan Asuhan Kebidanan Holistik Pada pemberian KB suntik 3

bulan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Mahasiswa

Dapat memperoleh gambaran dalam memberikan Asuhan

Kebidanan kolaborasi penangan kasus patologis.

b. Bagi Bidan Pelaksana di Puskesmas

Diharapkan dapat menerapkan ilmu yang diperoleh dalam

melakukan pelayanan kebidanan terutama pada Asuhan Kebidanan

kolaborasi penangan kasus patologis.


BAB II

TINJAUAN TEORI DAN KASUS

A. Kehamilan Gameli

1. Pengertian

Kehamilan kembar adalah satu kehamilan dengan dua janin.

Kehamilan tersebut selalu menarik perhatian wanita itu sendiri, dokter

dan masyarakat. Kehamilan kembar dapat memberikan resiko yang

lebih tinggi terhapap bayi dan ibu. Oleh karena itu, dalam menghadapi

kehamilan kemmbar harus dilakukan pengawasan hamil yang lebih

intensif. Frekuensi kehamilan kembar mengikuto rumus dari Herlin,

yaitu, untuk hamil kembar, pangkat dua untuk kehamilan tiga

sedangkan kuadranplet pangkat tiga (Manuba, 2015).

Kehamilan multipel (multiple pregnancy) adalah suatu kehamilan

dengan dua janin atau lebih. Sering disebut juga sebagai kehamilan

kembar (twin pregnancy). Kehamilan tersebut selalu menarik perhatian

baik bagi klien, dokter, perawat, bidan maupun masyarakat pada

umumnya.

1
1

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan

didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan

ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Kehamilan

normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 9 bulan

menurut kalender Internasional (Wiknjosatro, 2015). Kehamilan

merupakan hal fisiologis yang terjadi pada seorang wanita. Meskipun

demikian, semua jenis kehamilan memiliki resiko terjadinya

komplikasi pada masa persalinan atau bahkan masa kehamilan itu

sendiri. Salah satu contoh wanita yang beresiko selama kehamilan

adalah wanita yang hamil kembar.

2. Etiologi

Menurut Mellyna (2007) kehamilan gemelli dapat dipengaruhi oleh

beberapa faktor antara lain:

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah : bangsa, umur dan

paritas sering mempengaruhi kehamilan 2 telur

b. Faktor obat-obat induksi ovulasi profertil, domid dan hormon

gonadotropin dapat menyebabkan kehamilan dizigotik dan kembar

lebih dari dua

c. Faktor keturunan

d. Faktor yang lain belum diketahui

Bangsa, hereditas, umur dan paritas hanya mempunyai pengaruh

terhadap kehamilan kembar yang berasal dari 2 telur, juga hormon

gonadotropin yang dipergunakan untuk menimbulkan ovulasi


2

dilaporkan menyebabkan kehamilan dizigotik. Faktor-faktor tersebut

dan mungkin pula faktor lain dengan mekanisme tertentu

menyebabkan matangnya 2 atau lebih folikel de graff atau

terbentuknya 2 ovum atau lebih dalam satu folikel. Kemungkinan

pertama dibuktikan dan ditemukan 21 korpora lutea pada kehamilan

kembar. Pada fertilisasi in vitro dapat pula terjadi kehamilan kembar,

jika telur-telur yang diperoleh dapat dibuahi lebih dari satu, jika semua

embrio yang kemudian dimasukan kedalam rongga rahim ibu tumbuh

berkembang lebih dari satu. Pada kembar yang berasal dari satu telur,

faktor bangsa, hereditas, umur dan paritas tidak atau sedikit sekali

mempengaruhi kehamilan kembar itu. Diperkirakan disini sebabnya

ialah faktor penghambat pada masa pertumbuhan dini hasil konsepsi.

Faktor penghambat yang mempengaruhi segmentasi sebelum

blastula terbentuk,menghasilkan kehamilan kembar dengan 2 amnion,

2 korion dan 2 plasenta seperti pada kehamilan kembar dizigotik

3. Patofisiologi

Menurut Manuaba (2015) kehamilan kembar dibagi menjadi dua.

Monozigot, kembar yang berasal dari satu telur dan dizigot kembar

yang berasal dari dua telur. Dari seluruh jumlah kelahiran kembar,

sepertiganya adalah monozigot. Kembar dizigot berarti dua telur

matang dalam waktu bersamaan, lalu dibuahi oleh sperma. Akibatnya,

kedua sel telur itu mengalami pembuahan dalam waktu bersamaan.

Sedangkan kembar monozigot berarti satu telur yang dibuahi sperma,


3

lalu membelah dua. Masa pembelahan inilah yang akan berpengaruh

pada kondisi bayi kelak.

Masa pembelahan sel telur terbagi dalam empat waktu, yaitu 0 – 72

jam, 4 – 8 hari, 9-12 dan 13 hari atau lebih. Pada pembelahan pertama,

akan terjadi diamniotik yaitu rahim punya dua selaput ketuban, dan

dikorionik atau rahim punya dua plasenta. Sedangkan pada

pembelahan kedua, selaput ketuban tetap dua, tapi rahim hanya punya

satu plasenta. Pada kondisi ini, bisa saja terjadi salah satu bayi

mendapat banyak makanan, sementara bayi satunya tidak. Akibatnya,

perkembangan bayi bisa terhambat. Lalu, pada pembelahan ketiga,

selaput ketuban dan plasenta masing-masing hanya sebuah, tapi bayi

masih membelah dengan baik.

Pada pembelahan keempat, rahim hanya punya satu plasenta dan

satu selaput ketuban, sehingga kemungkinan terjadinya kembar siam

cukup besar. Pasalnya waktu pembelahannya terlalu lama, sehingga sel

telur menjadi berdempet. Jadi kembar siam biasanya terjadi pada

monozigot yang pembelahannya lebih dari 13 hari. Dari keempat

pembelahan tersebut, tentu saja yang terbaik adalah pembelahan

pertama, karena bayi bisa membelah dengan sempurna. Namun,

keempat pembelahan ini tidak bisa diatur waktunya. Faktor yang

mempengaruhi waktu pembelahan, dan kenapa bisa membelah tidak

sempurna sehingga mengakibatkan dempet, biasanya dikaitkan dengan

infeksi, kurang gizi, dan masalah lingkungan.


4

4. Jenis Kehamilan Gamelli

Kehamilan kembar dibagi menjadi 2 macam, yaitu:

a. Kamilan kembar monozygotic

Kehamilan kembar yang terjadi dari satu telur disebut

kembar monozygotic atau disebut juga identik, homilog atau

uniovuler. Kira-kira sepertiga kehamilan kembar adalah

minozygotik. Jenis kehamilan kedua anak sama, rupanya sama

ayau bayangan cermin, mata kuping, rambut, gigi, kulit, ukuran

antropologikpun sama. Kamilan kembar monozygotic mempunyai

1 plasenta, 1 korion homolog, uniovuler, identik dan 1 atau 2

amnion. Pada Kamilan kembar monoamniotik kematian bayi

sangat tinggi karena lilitan tali pusat

b. Kehamilan kembar dizygotik

Kira-kira dua pertiga kehamilan kembar dizygotik yang berasal

dari dua sek telur disebut juga heterolog, binovuler atau fraternal.

Jenis kelamin sama atau berbeda, mereka dalah anak-anak lain

dalam satu keluarga. Kembar dizygotik mempunyai biovuler,

heterolog, fraternal, 2 plesenta, 2 korion dan 2 amnion, kadang-

kadang 2 plasenta menjadi satu.

5. Tanda dan Gejala

a. Pada kehamilan kembar distensi uterus berlebihan, sehingga

melewati batas toleransinya dan seringkali terjadi partus


5

prematurus. Usia kehamilan makin pendek dan makin banyaknya

janin pada kehamilan kembar.

b. Kebutuhan ibu akan zat-zat makanan pada kehamilan kembar

bertambah sehingga dapat menyebabkan anemia dan penyakit

defisiensi lain.

c. Frekuensi hidramnion kira-kira sepuluh kali lebih besar pada

kehamilan kembar daripada kehamilan tunggal.

d. Frekuensi pre-eklamsia dan eklamsia juga dilaporkan lebih sering

pada kehamilan kembar.

e. Solusio plasenta dapat terjadi, seperti sesak nafas, sering kencing,

edema dan varises pada tungkai bawah dan vulva.

6. Pertumbuhan Janin Kembar

a. Berat badan 1 janin kehamilan kembar rata – rata 1000 gram lebih

ringan dari jenis tunggal

b. Berat badan baru lahir biasanya pada kembar dua di bawah 2500

gram, triplet dibawah 2000 gram, kuadriplet 1500 gram, dan

quintuplet dibawah 1000 gram

c. Berat badan masing – masing janin dari kehamilan kembar tidak

sama, umumnya berselisih antara 50 sampai 1000 gram, dan

karena pembegian sirkulasi darah tidak sama, maka yang satu lebih

kurang tumbuh dari yang lainnya

d. Pada kehamilan kembar dizigotik :Dapat terjadi janin yang satu

meninggal dan janin yang lain tumbuh sampai cukup bulan. Janin
6

yang mati bisa diresorbsi ( Kalau pada kehamilan muda ), atau

pada kehamilan yang agak tua, janin jadi pipih yang disebut fetus

papyraseus atau kompresus.

e. Pada kehamilan kembar monozogotik : Pembuluh darah janin yang

satu beranastomis dengan janin yang lainnya, karena itu setelah

bayi satu lahir tali pusat harus diikat untuk menghindari

pendarahan. Karena itu janin yang satu dapat terganggu

pertumbuhannya dan menjadi monstrum, seperti akardiakus dan

kelainan lainnya. Dapat terjadi sindroma transfuse fetal : pada janin

yang mendapat darah lebih banyak terjadi

hidramnion,polisitemia,oedema, dan pertumbuhan yang baik.

Sedangkan janin kedua terlihat kecil, anemis, dehidrasi,

oligohidrami, dan mikrokardia, karena kurang mendapat darah.

7. Letak Pada Presentasi Janin

Pada kehamilan kembar sering terjadi kesalahan presentasi dan

posisi kedua janin. Begitu pula letak janin kedua, dapat berubah

setelah janin pertama lahir, misalnya : dari letak lintang dapat berubah

menjadi letak sungsang atau letak kepala. Berbagai kombinasi letak,

presantasi dan posisi bisa terjadi. Yang paling sering di jumpai adalah :

a. Kedua janin dalam letak membujur, presentasi kepala ( 44-47%)

b. Letak membujur, presentasi kepala bokong ( 37-38%)

c. Keduanya presentasi bokong ( 8-10 )

d. Letak lintang dan presentasi kepala ( 5-5,3%)


7

e. Letak lintang dan presentasi bokong ( 1,5-2%)

f. Dua-duanya letak lintang ( 0,2-0,6%)

g. Letak dan presentasi “69” adalah letak yang berbahaya, karena

dapat terjadi kunci-mengunci (Interlocking)

8. Penatalaksanaan

a. Penanganan dalam kehamilan

1) Perawatan prenatal yang baik untuk mengenal kehamilan

kembar dan mencegah komplikasi yang timbul dan bila

diagnosisi telah ditegakkan pemeriksaan ulangan harus lebih

sering x seminggu pada kehamilan lebih dari 32 minggu

2) Setelah kehamilan 30 minggu, koitus dan perjalanan jauh lebih

baik dihindari karena akan merangsang partus prematurus

3) Pemakaiaan korset gurita yang tidak terlalu kuat diperbolehkan

supaya terasa lebih ringan

4) Periksa darah lengkap Hb dan golongan darah

b. Penanganan persalinan dalam hamil kembar

1) Karena penyulit kehamilan kembar terjadi kontraksi otot rahim,

kelambatan persalinan dan pendarahan postpartum, dan bayi

premature, maka persiapan darah ibu peril dilakukan dan

pertolongan bayi premature dengan lebih baik.

2) Pada umumnya anak kedua lahir dalam waktu 10-15 menit.

Bila kedudukan anak kedua membujur, dapat ditunggu sampai


8

terjadi his, selanjutnya ketuban dipecahkan dan persalinan

ditolong spontan belakang kepala atau pertolongan letak

sungsang.

3) Apabila anak kedua letak lintang dapat dilakukan versi luar

menjadi letak membujur seandainya letak lintang disertai gawat

janinmaka versi ekstrasi merupakan pilihan pertama. Indikasi

lainnya untuk versi ekstrasi letak lintang adalah bila ketuban

pecah desertai prolaksus funikuli atau solusio plasenta.

4) Dalam pertolonhan persalinan hamil kembar dapat dilakukan

operasi persalinan hamil kembar dapat dilakukan persalinan

primer bila berhadapan dengan:

5) Hamil kembar dengan anak satu lintang

6) Prolaksus funikuli

7) Plasenta plevia. (Manuaba, 1998:267).

9. Komplikasi

a. Pada ibu: anemia, abortus, dan pre eklamsi, hidroamnion, kontraksi

hipotonok, retensi plasenta, pendarahan pasca persalinan

b. Pada janin: plasenta plevia, solusio plasenta, isuensi plasenta,

partus prematurus, bayi mal presentasi, prolaps tali pusat,

kelaianan congenital.

B. Tinjauan Kasus

1. Data Subjektif

PENGKAJIAN:
9

Tanggal : 20 April 2021


Jam : 09.00 WIB
Tempat : Puskesmas Kota Tais

a. Identitas Pasien

Istri Suami
Nama : Ny.R Nama : Tn. H
Umur : 28 tahun Umur : 30 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : swasta
Suku bangsa : Jawa Suku Bangsa : Serawai
Alamat : Dusun Baru Alamat : Dusun Baru

b. Anamnesa

Ny.R mengatakan:

1) Ia ingin memeriksakan kehamilannya

2) Ini merupakan kehamilan keduanya dan tidak pernah

mengalami keguguran, dimana anak pertamanya berusia 7

tahun lahir cukup bulan, dengan BB 3.500gr di tolong oleh

bidan.

3) Hari pertama haid terakhir yaitu pada 5-12-2020 (12-09-2021)

4) Ia sudah pernah melakukan USG pada bulan maret dan di

dapatkan hasil ia hamil anak kembar

5) Keluarganya ada yang memiliki riwayat anak kembar


10

6) Sebelum hamil kedua ia menggunakan KB suntik 3 bulan.

7) Tidak memiliki riwayat penyakit diabetes, hipertensi, IMS dan

ia tidak pernah mengalami kecelkaan seperti jatuh dari motor

atau pun tergelincir yang menyebabkan cidera pada tulang

punggung

8) Keluarganya juga tidak memiliki riwayat penyakit diabetes,

hipertensi, IMS dan penyakit lainnya.

9) Ia makan 3x/hari, ia banyak mengkonsumsi sayuran, tetapi ia

belum mau mengkonsumsi ikan karena aromanya.

10) Minum ±5-8 gelas/hari.

11) BAB 1 kali di pagi hari dan BAK ±3-5 kali/hari

12) Ia tidak berolahraga akan tetapi ia melakukan aktivitas sehari-

hari seperti menyapu, mencucui piring dan mencuci baju.

13) Keluarganya merasa senanga dengan kehamilannya saat ini.

2. Data Objektif

a. Pemeriksaan Umum:

a) Keadaan umum : Baik

b) Kesadaran : Composmentis

c) TD :100/70mmhg

d) Nadi : 56x/mnt

e) Suhu : 36,2o C

f) R : 20x/mnt

g) BB : 71 kg
11

h) LILA : 25 cm

b. Pemeriksaan Fisik

1) Muka : tidak ikterik dan tidak ada oadem

2) Mata : konjungtifa tidak anemis dan sklera tidak ikterik

3) Hidung : tidak terdapat pembengkakan polip dan tidak

terdapat sekret

4) Mulut : tidak terdapat karies dan tidak ada perdarahan gusi

5) Bibir : tidak pucat dan tidak terdapat perdarahan gusi

6) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar

limfe, dan vena jugularis.

7) Abdomen :

a) TFU : 24 cm

b) Leopold 1 : teraba bagian bulat dan tidak melenting (bokong)

c) Lepold II : teraba bagian kecil pada sebelah kiri perut ibu

(bagian ekstremitas) dan terapa bagain yang keras dan terdapat

tahanan pada perut kanan ibu (punggung)

d) Leopold III : terapa bagaian keras, bulat dan melenting dan

masih bisa di goyangkan/belum masuk PAP (kepala)

e) Kesimpulan palpasi: Terapa 1 Bokong dan 1 kepala

f) DJJ : +

8) Ekstremitas : Simetris, tidak ada varises, tidak ada oedem, reflek

patela (+)
12

9) Genetalia : Tidak dilakukan pemeriksaan, ibu mengatakan

bahwa ia tidak mengalami keputihan

c. Pemeriksaan Penunjang

HB: 13,3g/dL

3. Analisis

Ny. R usia 28 tahun KU baik, G2P1A0, UK 20 Minggu, Janin ganda

hidup, intra uterin dangan kehamilan Gamelli.

4. Penatalaksanaan

a. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan ibu keadaaan

umum baik, kesadaran composmentis, tanda-tanda vital dan

pemeriksaan fisik dalam batas normal. Ev. Ibu mengerti dengan hasil

pemeriksaan

b. Memberikan edukasi tentang gizi ibu hamil dimana kebutuhan gizi

pada ibu hamil lebih besar dari biasanya apalagi ibu hamil kembar,

karena di gunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin,

organ-organ dalam kehamilan dan memenuhi kebutuhan ibu serta

persiapan laktasi, sebaiknya ibu banyak mengkonsumsi makanan

tinggi protein untuk pembentukan jaringan tubuh janin seperti tempe,

tahu, ikan telur. Selin itu ibu sebaiknya mempertahankan kebiasan

baik mengkonsumsi sayuran untuk menjegah terjadinya susah BAB


13

serta mencukupi kebutuhan vitamin dan mineral untuk ibu dan janin.

Ev. Ibu mengerti dengan penjelasan yang di berikan

c. Menjelaskan pada ibu tanda bahaya kehamilan yaitu adanya

Perdarahan jalan lahir, Sakit kepala yang hebat dan menetap,

Pengelihatan kabur, Bengkak pada wajah dan tangan, Nyeri perut

yang hebat, Keluar cairan pervaginam / ketuban, Janin kurang

bergerak seperti biasannya, Demam tinggi, Anemi berat (HB

<11g/dL). Ev. Ibu mengerti dengan penjelasan yang di berikan

d. Memberikan Tabelet Fe 1x1, dimana ibu hamil wajib mengkonsumsi

tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan bila ibu

masih terasa mual saat mengkonsumsi tablet Fe, ibu dapat

mengkonsumsi tablet Fe bersama dengan Air perasan jeruk . Ev. Ibu

mengerti dan akan mengkonsumsi tablet Fe. Ev. Ibu mengerti dan

berswdia untuk mengkonsumsi tablet fe

e. Menganjurkan ibu untuk datang kembali 1 bulan berikutnya, Ev. Ibu

mengerti dan akan memeriksakan kehamilannya.

f. Menyarankan Ny.R untuk melakukan pemeriksaan USG pada usia 7

bulan, untuk melihat keadaan Janin dan menentukan rencana

persalinan. Ev. Ibu mengerti dan akan memeriksakan kehamilannya


14
BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengkajian

Dalam memberikan asuhan kebidanan dilakukan pengkajian data

subjektif, data objektif sehingga didapatkan data yang tepat, akurat dan

lengkap. Setelah itu dirumuskan diagnosa dan masalah kebidanan yang

sesuai dengan kondisi klien sehingga dapat menentukkan perencanaan dan

implementasi kebidanan yang sesuai dengan kasus. Evaluasi dilakukan

setiap selesai memberikan asuhan kebidanan untuk mengetahui kefektifan

asuhan yang diberikan.

Ny. R usia 28 tahun datang ke Kota Tais untuk melakukan

pemeriksaan rutin pada kehamilannya, ini merupakan kunjungan ke-1

Ny.R untuk memeriksakan kehamilannya di Puskesmas, sebelumnya ia

memeriksakan kehamilanya di PMB, datang pada hari Selasa, 20 April

2021 pukul 09.00 WIB. Ny. T masuk ke ruang KIA, kemudian dilakukan

anamnesa dan pemeriksaan kehamilan.

Dari hasil pengkajian bahawa Ny. R sudah memasuki kehamilan

trimester II, dimana pada trimester ini ibu sudah merasa nyaman dengan

kehamilannya dimana ia sudah tidak merasa mual muntah lagi akan tetapi

Ny.R masih takut dan cemas untuk mengkonsumsi ikan karena aromanya

yang amis karena ia akan merasa mual jika mencium bau yang tajam.

1
1

hasil analisa hubungan antara gemelli dengan hiperemesis gravidarum di

RSUD Haji Makassar 2018, Ibu hamil dengan gemelli yang menderita

hiperemesis gravidarum sebanyak 4 (100%), dan ibu hamil dengan gemelli

yang tidak menderita hiperemesis gravidarum tidak ada. Tidak semua ibu

hamil yang mengalami hiperemesis disebabkan oleh kehamilan gemelli

karena banyak faktor yang menyebabkan terjadinya hiperemesis seperti

faktor prediposisi kehamilan primigravida dan mola hidatidosa , faktor

organik seperti allergi, dan faktor psikolois. Akan tetapi kemungkinan

penyebab hiperemesis gravidarum pada ibu gamelli karena Hormon

Chorionic Gonadotropin (HCG) dibentuk berlebihan sehingga

menyebabkan terjadinya hiperemesis gravidarum (Subriani, 2018).

Selain itu terjadinya kecemasan antenatal dikaitkan dengan faktor

paritas, status obstetri, usia kehamilan, dukungan keluarga dan perilaku

kesehatan. Pentingnya identifikasi kecemasan antenatal pada setiap

kunjungan pemeriksaan kehamilan agar dapat merencanakan asuhan

kebidanan yang tepat serta mengembangkan intervensi dengan

memperhatikan kesehatan mental ibu yang terintegrasi dalam asuhan

kebidanan secara holistik (Hanifah, 2019).

Hasil penelitian Rinata & Andayani (2018), juga menyatakan

bahwa Ada hubungan antara usia, paritas, pendidikan dan dukungan

keluarga dengan kecemasan ibu, dimana hal ini dapat di atasi bila adanya

dukungan dari keluarga maupun suami serta dukungan tenaga kesehatan.


2

Selain kehamilan kembar lebih rentan untuk terjadi komplikasi

akibat berbaginya sirkulasi plasenta seperti TTTS, IUGR, twin reversed

arterial perfusion (TRAP) serta kelahiran prematur, kelainan kongenital

dan kematian janin intrauterine. Anemia terjadi pada 53.2% ibu. Hal ini

dikarenakan kondisi hemodilusi yang menyebabkan meningkatnya volume

plasma dibandingkan eritrosit sehingga menurunkan konsentrasi

hemoglobin. Selain itu ibu juga dapat mengalami pereklamsi, walaupun

Penyebab preeklampsia masih belum diketahui, selain itu kehamilan

gemelli berisiko 5 kali untuk mengalami persalinan premature

dibandingkan dengan kehamilan tunggal. (Saffira, 2020).

B. Analisis

Ny. R usia 28 tahun KU baik, G2P1A0, UK 20 Minggu, Janin ganda

hidup, intra uterin dangan kehamilan Gamelli.

C. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan yang dilakukan pada Ny. R sudah sesuai dengan

teori dan prosedur tindakan yang dilakukan yaitu menjelaskan mengenai

kebutuhan gizi untuk ibu hamil gameli serta pemeriksaan rutin guna

mencegah terjadinya komplikasi pada kehamilan, persalinan, BBL, serta

masa nifas.
3
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Telah dilaksanakan pengkajian Ny.R usia 28 tahun G2P1A0 dengan

kehamilan gamelli, dimana telah di dapatkan data subjektif dan data

objektif, guna menegakkan diagnosa.

2. Telah di identifikasi diagnosa/masalah kebidanan berdasarkan data

subyektif dan data obyektif dimana Ny.R mengalami kehamilan

gamelli.

3. Telah dilaksanakan tindakan guna mencegah komplikasi yaitu

melakukan konseling gizi, memeberikan tablet fe dan menganjurkan

ibu untuk memerikisakan kehamilannya setiap bulan

4. Telah dilakukan pendokumentasian pada asuhan kehamilan Gamelli

pada Ny. R dalam bentuk SOAP

B. Saran

1. Saran Teoritis

Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman secara

langsung, sekaligus penanganan dalam menerapkan ilmu yang

diperoleh selama pendidikan. Selain itu, menambah wawasan dalam

menerapkan asuhan kebidanan kolaborasi dalam penanganan

komplikasi patologi.

1
1

2. Saran Praktis

a. Bagi Mahasiswa

Diharapkan dapat memperoleh gambaran dalam memberikan

asuhan kebidanan kolaborasi.

b. Bagi Puskesmas

Diharapkan laporan seminar kasus ini dapat dijadikan

dokumentasi di Puskesmas Kota Tais.

c. Bagi Pasien

Asuhan kolaborasi dalam penanganan komplikasi di harapkan

dapat membantu untuk menjegah terjadinya AKI dan AKB.


DAFTAR PUSTAKA

Bagus Gde Manuaba.Prof dr. Ida.2017. Ilmu Kebidanan, Penyakit kandungan,


dan KB.Jakarta: EGC

Holmes. (2011). Buku Ajar Ilmu Kebidanan. EGC jAKARTA.

Huliana, Mellyna. 2007. Panduan Menjalani Kehamilan Sehat. Penerbit Puspa


Swara : Jakarta. Hal : 23

Manuaba, Ida Bagus Gde. 2015. Pengantar Kuliah Obtetri. EGC.

Prawirohardjo. 2005. Ilmu Kebidanan, Jakarta; Tridasa Printer.

Wiknjosastro, Hanifa. 2015. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Hanifah, D. (2019). Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan Antenatal.


Jurnal Kebidanan Malahayati, 5(1), 16–23.
https://doi.org/10.33024/jkm.v5i1.888

Rinata, E., & Andayani, G. A. (2018). Karakteristik ibu (usia, paritas, pendidikan)
dan dukungan keluarga dengan kecemasan ibu hamil trimester III. Medisains,
16(1), 14. https://doi.org/10.30595/medisains.v16i1.2063

Saffira. (2020). Luaran Maternal Dan Neonatal Pada Kehamilan Gemelli Di Rsup
Dr. Kariadi Semarang. Saffira, Adrina Nur, 9(2), 140–147.

Subriani. (2018). Hubungan Mola Hidatidosa dan Gemelli Terhadap Hiperemesis


Gravidarum di RSUD Haji Makassar Tahun 2018. Jurnal Kesehatan Delima
Pelamonia, 2(1), 6–13. Retrieved from
http://awsassets.wwfnz.panda.org/downloads/earth_summit_2012_v3.pdf
%0Ahttp://hdl.handle.net/10239/131%0Ahttps://www.uam.es/gruposinv/mev
a/publicaciones jesus/capitulos_espanyol_jesus/2005_motivacion para el
aprendizaje Perspectiva alumnos.pdf%0Ahttps://www.re

Anda mungkin juga menyukai